Askep Gangguan Pada Cairan
-
Upload
imam-arni-yusuf -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
Transcript of Askep Gangguan Pada Cairan
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
1/35
askep : GANGGUAN OKSIGENASI
LAPORAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. ARDIAGNOSA MEDIK FEBRILE CONVULSION KEJANG DEMAM
DENGAN MASALAH OKSIGENASI
Di Ruang Anak RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya
Tanggal Praktik : 21 Juli 2012 s.d 3 Agustus 2012
Disusun Oleh :
PRAHASTARI SULISTYONINGRUM
P27824111030 / REGULER
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
PRODI KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
2011 - 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapa menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas individu selama melaksanakan praktik klinik di ruang anak RSUD Dr.
M. Soewandhie Surabaya.
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
2/35
Laporan ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Susilorini, S.KM, M. Kes, selaku Kepala Prodi Kebidanan Kampus Sutomo Surabaya
2. Bapak Edy Cahyono Amd.Kep, selaku kepala ruangan anak RSUD Dr. M. Soewandhie
Surabaya.
3. Ibu Dyah Prima R. S. Kep.Ns, selaku pembimbng ruangan anak RSUD Dr.M. Soewandhie
Surabaya
4. Ibu Rekawati A per Pen selaku pembimbing pendidikan
5. Bapak Rijanto Skep, Ns selaku pembimbing pendidikan
6. Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam penyelesaian tugas individu ini.
Penulis menyadari dalam penyelesaian Asuhan Keperawatan ini, masih terdapat
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk
penyelesaian Asuhan Keperawatan ini.
Surabaya, 24 Juli 2012
Penulis
BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1 PENYAKIT
1.1.1 Pengertian
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
3/35
Kejang demam adalah kejang yang dihubungkan dengan suatu penyakit yang dicirikan
demam tinggi (suhu 38,9 - 40oC) yang berlangsung kurang dari 15 menit, generalisata, dan
terjadi pada anak-anak tanpa kecacatan neurologis. (Panduan Belajar Keperawatan Pediatri,
2001 : 185).
Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang dapat terjadi karena peningkatan suhu
akibat proses ekstrakranium dengan ciri terjadi antara usia 6 bulan4 tahun, lamanya kurang
dari 15 menit dapat bersifat umum dan dapat terjadi 16 jam setelah timbulnya demam.
(Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan, 2008).
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal lebih dari 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses step yang terjadi pada anak usia 3
bulan hingga 5 tahun. (Smart Parents, 2010).
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada bayi atau anak tanpa adanya infeksi sistem
saraf yang pada umumnya terjadi pada usia 6 bulan 5 tahun dan jarang terjadi pada usia 3
bulan. (Nurul Itqiyah, 2008).
Menurut Buku Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2, kejang demam diklasifikasikan
menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Kejang demam sederhana (berlangsung < 15 menit)
2. Kejang demam kompleks (berlangsung > 15 menit)
Kejang demam sering terjadi pada anak usia < 1 tahun sampai dengan 2 atau 5 tahun,
karena pada usia ini otak anak sangat rentan terhadap peningkatan mendadak suhu badan.
(Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan, 2008).
1.1.2 Gejala
Menurut Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI 2006, membuat klasifikasi kejang demam
anak menjadi dua, yaitu:
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure)
Gejala :
Kejang demam berlangsung singkat
Durasi < 15 menit
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
4/35
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
5/35
Menurut Buku Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2, ada tiga hal yang perlu
dikerjakan yaitu:
1. Pengobatan Fase Akut :
Pada waktu kejang, pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan
Jalan napas harus bebas agar oksigenasi terjamin
Perhatikan tanda-tanda vital, seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan, dan fungsi
jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air hangat dan pemberian
antipiretik
Pemberian obat antikejang. Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam
baik secara intravena ataupun secara intrarektal. Bila kejang tidak berhenti setelah diberikan
diazepam, berikan fenitoin. Perlu diperhatikan setelah pemberian fenitoin harus dilakukanpembilasan NaCl karena fenitoin bersifat basa dan dapat menyebabkan iritasi vena. Namun,
bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan fenobarbital yang diberikan tepat
setelah kejang berhenti.
2. Mencari dan Mengobati Penyebab Kejang Demam :
Pemeriksaan cairan serebrospinal atau pemeriksaan pungsi lumbal pada kasus yang dicurigai
terdapat infeksi otak, seperti meningitis.
Melakukan beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan darah lengkap, gula darah, kalium,
magnesium, kalsium, natrium, dan faal hati. Bila perlu rontgen foto tengkorak, EEG,
ensefalopati, dan lain-lain.
3. Pengobatan Profilaksis. Ada dua cara profilaksis, yaitu :
Profilaksis Intermiten :
Adalah profilaksis yang diberikan saat demam. Untuk profilaksis intermiten ini, diberikan
diazepam secara oral dengan dosis 0,30,5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis saat demam.
Diazepam dapat pula diberikan secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5 mg (BB < 10 kg) dan
10 mg (BB > 10 kg) setiap pasien menunjukkan suhu lebih dari 38,5 oC. Efek samping
diazepam adalah ataksia, mengantuk, dan hipotonia.
Profilaksis Terus-Menerus dengan Anti Konvulsan Setiap Hari
Berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam berat yang dapat menyebabkan
kerusakan otak tapi tidak mencegah terjadinya epilepsi di kemudian hari. Profilaksis terus
menerus dengan menggunakan fenobarbitol ataupun dengan asam valproat. Profilaksis terus
menerus dapat dipertimbangkan bila terdapat dua kriteria dri empat kriteria yang ada, yaitu:
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
6/35
1. Sudah ada kelainan neurologis atau perkembangan sebelum kejang demam yang pertama
2. Kejang demam > 15 menit dan bersifat fokal
3. Ada riwayat kejang tanpa demam pada orang tua atau saudara
4. Kejang demam pada bayi usia < 12 bulan
1.1.6 Perawatan
Menurut Buku Perawatan Anak Sakit, 2005, beberapa perawatan yang diberikan
kepada anak dengan kejang demam adalah:
1. Baringkan pasien di tempat yang rata, kepala dimiringkan, dan pasang sudip lidah yang telah
dibungkus kasa atau bila ada guedel lebih baik.
2. Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar pasien, lepaskan pakaian yang mengganggu
pernapasan. (saat pasien mengalami kejang).
3. Bila suhu tinggi berikan kompres air hangat secara intensif.
4. Jika kejang tidak segera berhenti, hubungi dokter dan tanyakan perlukah pemberian obat
penenang
5. Setelah pasien sadar dan bangun berikan minum hangat (berbeda dengan pasien tetanus yang
jika kejang tetap sadar).
1.2 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA YANG PRIORITAS
1.2.1 Oksigenasi
Berdasarkan Buku Pengantar KDM : Buku 2, kebutuhan oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem tubuh yang berperan
dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas : saluran pernapasan bagian atas (Hidung, faring,
laring, epiglotis), saluran pernapasan bagian bawah (trakea, bronkus, bronkiolus), dan paru-
paru. Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri dari 3 tahap, yaitu:
1. Ventilasi, merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer
2. Difusi gas, merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan karbon
dioksida di kapiler dengan alveoli
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
7/35
3. Transportasi gas, merupakan proses pendistribusian oksigen kapiler ke jaringan tubuh dan
karbon dioksida jaringan tubuh ke kapiler.
Faktorfaktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, yaitu :
1. Saraf Otonomik
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonomik dapat mempengaruhi kemampuan
untuk dilatasi dan konstriksi.
2. Hormon dan Obat
Semua hormon dapat melebarkan saluran pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis
seperti sulfas atropin dapat melebarkan saluran napas, sedangkan obat yang menghambat
adrenergik tipe beta, dapat mempersempit saluran napas.
3. Alergi Pada Saluran Napas
4. Perkembangan.
Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi.
5. Lingkungan
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen.
6. Perilaku.
Faktor perilaku yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah perilaku dalam
mengonsumsi makanan (Status Nutrisi).
Berdasarkan Buku Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Buku 2 , 2009, berikut
merupakan salah satu dari beberapa masalah tentang kebutuhan manusia terhadap oksigen,
yaitu :
Hipoksia.
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat
defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel, ditandai dengan
adanya warna kebiruan pada kulit (sianosis). Secara umum, hipoksia disebabkan oleh
menurunnya kadar HB, menurunnya perfusi jaringan, atau gangguan ventilasi yang dapat
menurunkan konsentrasi jaringan.
Kebutuhan Oksigen Saat Kondisi Normal dan Saat Sakit
Berdasarkan Buku Perawatan Anak Sakit, 2005, dalam kondisi normal, manusia
membutuhkan 300 cc oksigen per hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc/menit. Sedangkan, pada
saat demam, tiap kenaikan suhu 1oC, mengakibatkan peningkatan metabolisme basal sekitar
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
8/35
10 15 % sehingga kebutuhan manusia terhadap oksigen pun ikut meningkat sekitar 20%
dari kebutuhan normalnya.
Kaitan Dengan Anatomi dan Fisiologinya
INFEKSI INTRACRANIUM
TONSILITIS, OMA, BRONKITIS, DLL
PELEPASAN PIROGEN
SIRKULASI HIPOTHALAMUSWOC Kejang Demam
SIRKULASI HIPOTHALAMUS
PELEPASAN ASAM ARAKHIDONAT
GANGGUAN PERTUKARAN GAS
SESAK SIANOSIS
PO2 MENURUN
PCO2 MENINGKAT
ASIDOSIS RESPIRATORI
SINTESIS PROSTAGLANDIN E2
PIROKSIA (DEMAM)
RESIKO KEJANG BERULANG
GANGGUAN RASA NYAMAN (GELISAH)
PERUBAHAN KESEIMBANGAN POTENSIAL MEMBRAN SEL NEURON
MELUAS KE SELURUH PENGARUH NEUROTRANSMITTER
KEJANG
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
9/35
LEPAS MUATAN LISTRIK
DIFUSI ION KALIUM DAN NATRIUM MELALUI MEMBRAN
PENUMPUKAN SEKRET SPESMA OTOT PERNAPASAN
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS
KECEMASAN ORANG TUA
GANGGUAN SIRKULASI OKSIGEN KE OTAK
KEJANG
< 15 MENIT
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
10/35
> 15 MENIT
BILA TIDAK MENIMBULKAN GEJALA SISA MAKA TIDAK BERBAHAYA
KONTRAKSI OTOT SKELETON
KEB. O2 SUHU TUBUH
GANGGUAN SIRKULASI DARAH SEREBRAL
KELAINAN ANATOMI
EPILEPSI
KERUSAKAN SEL NEURON
PERUSAKAN PERFUSI JARINGAN
GANGGUAN TUMBUH KEMBANG
OEDEM OTAK
HIPOKSEMIA
HIPOTENSI ARBIA
HIPOKSIA
PERMEABILITAS KAPILER
GANGGUAN METABOLISME OTAK
GANGGUAN KESADARAN
SUMBER : www.perawatmasadepan.com
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
11/35
1.2.2 Permasalahan Yang Dapat Terjadi
Masalah yang perlu diperhatikan pada pasien kejang demam adalah
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan kejang yang ditandai oleh
konstriksi pembuluh darah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sel otak
2. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan infeksi yang ditandai dengan
hipertermi disertai dengan kejang
3. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
(Perawatan Anak Sakit, 2005)
1.2.3 Asuhan Yang Diperlukan
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan kejang.
Tujuan : oksigen yang dibutuhkan terpenuhiKriteria hasil : oksigen terpenuhi dan tidak menimbulkan kerusakan otak yang makin berat
(pada demam kejang > 15 menit)
Intervensi :
Anjuran saat anak kejang
Baringkan pasien di tempat yang rata, kepala dimiringkan, dan pasang sudip lidah yang telah
diberi kasa
Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar pasien, lepaskan pakaian yang mengganggu
pernapasan
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
12/35
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
13/35
Ciri-ciri anak usia > 6 bulan bila terjadi stanger anxiety /cemas :
Menangis keras
Pergerakan tubuh yang banyak
Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
2. Masa Todler (2-3 Tahun)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan . Disini respon perilaku anak dengan
tahapnya.
Tahap Protes. Ciri-ciri : menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
Tahap Putus Asa. Ciri-ciri :menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat
bermain, sedih, apatis.
Tahap Pengingkaran/ denial. Ciri-ciri : mulai menerima perpisahan, membina hubungan
secara dangkal, dan anak mulai menyukai lingkungannya
3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun ), ciri-ciri:
Menolak makan
Sering bertanya
Menangis perlahan
Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
Sering kali perawatan di rumah sakit, dipersepsikan anak prasekolah sebagai hukuman.
Sehingga ada perasaan malu, takut dan dapat meninmbulkan reaksi agresif, marah,
berontak,tidak mau bekerja sama dengan perawat.
4. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun
Dampak dan Ciri Perawatan di Rumah Sakit :
Menimbulkan kecemasana karena seringkali memaksa meninggalkan lingkungan yang
dicintai , keluarga, kelompok sosial
Perubahan peran dlm keluarga, kehilangan kelompok sosial, perasaan takut mati, karena
kehilangan kontrol terhadap penyakit yang diderita.
5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat MRS anak cemas
karena perpisahan tersebut terdapat pembatasan aktifitas.
Reaksi yang muncul :
Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
Tidak kooperatif dengan petugas
Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :
Bertanya-tanya
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
14/35
Menarik diri
Menolak kehadiran orang lain
BAB II
TINJAUAN KASUS
Nama Mahasiswa : Prahastari Sulistyoningrum
NIM : P27824111030
Semester : 2
Prodi : D3 Kebidanan Kampus Sutomo Surabaya
Tanggal Pengkajian : 24 Juli 2012 ; Jam : 13.00 WIB
Tempat Praktik : Ruang Anak (Duku) RSUD Dr. M. Soewandhi Surabaya
Tanggal Pasien MRS : 21 Juli 2012 ; Jam : 08.00 WIB
A. PENGKAJIAN
I. DATA SUBJEKTIF
1. BIODATA
a. Bayi / Balita
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
15/35
Nama : An. A.R.
Tanggal Lahir / Usia : 1 Oktober 2011 / 9 Bulan 23 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke : 3
Jumlah Saudara Kandung : 2
b. Orang Tua
IBU AYAH
Nama : Ny. S. Nama : Tn. M.
Usia : 41 Tahun Usia : 41 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMEA / SMA Pendidikan Terakhir : SMP
Agama / Suku Bangsa : Islam / Indonesia Agama / Suku Bangsa : Islam / Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Sopir Taksi
Penghasilan : Tidak Menentu Penghasilan : Tidak Menentu
Alamat : Kedinding Tengah VII Surabaya Alamat : Kedinding Tengah VII Surabaya
Sumber : Dari Orang Tua dan Status Medik Pasien
2. Diagnosa Medik : FC + GEA + Pneumonia + S. Sepsis
3. Keluhan Utama : Batuk
4. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ibu mengatakan anaknya sudah demam sejak 5 hari yang lalu (sekitar jam 11 malam).
Kemudian keesokan paginya, anaknya dibawa ke IGD RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya.
Di IGD, anaknya sempat kejang selam > 30 menit sebanyak 1 kali. Menurut ibu, sebelum
dibawa ke IGD, anaknya sempat kejang > 5 menit sebanyak 1 kali.
5. Riwayat Prenatal :
Penyakit atau gangguan selam kehamilan : Tidak ada
Upaya untuk mengatasi bila ada gangguan: Tidak ada
Tempat dan frekuensi periksa :
Ibu mengatakan selama hamil ia sudah memeriksakan kandungannya selam 4 kali di
puskesmas kedinding
Imunisasi yang diperoleh dan frekuensinya:
Ibu mengatakan selama hamil ia sudah diimunisasi TT sebanyak 2 kali
Obat atau jamu yang diperoleh selama hamil :
Ibu mengatakan selama hamil ia hanya minum tablet Fe dari puskesmas dan tidak pernah
minum jamu
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
16/35
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
17/35
Menurut ibu, sebelum sakit, anaknya makan nasi tim dan buah-buahan (yang telah
dilembutkan) yang dibuat ibunya sebanyak 2-3 kali perhari. Ibu juga mengatakan bahwa
anaknya biasa menghabiskan 6 botol perharinya (1 botol = 50 cc).
MRS :
Menurut ibu, saat ini anaknya sudah mulai mau makanbanyak dan nafsu makannya pun
meningkat dari pada saat pertama kali masuk RS. Ibu mengatakan anaknya makan nasi 3x
(sesuai dengan yang disediakan oleh RS) dan saat di RS, anaknya hanya menghabiskan
sekitar 3-4 botol (1 botol = 50 cc).
11. Pola Eliminasi :
a. Eliminasi Alvi :
SMRS : 1 kali sehari; konsistensi / bentuk : lembek ; warna : kuning
Ibu mengatakan px BAB di celana dalamnya.
MRS : 1 kali sehari ; konsistensi / bentuk : lembek ; warna : kuning
Ibu mengatakan selama di RS, anaknya menggunakan pampers, sehingga px BAB di
pampers.
b. Eliminasi Urine :
SMRS : Ibu mengatakan pasien sering BAK di celana ; px kencing 3-4 kali perhari
dan bila diukur, anaknya kencing sekitar 1 gelas aqua ukuran kecil yaitu
sekitar 250 cc perharinya ; warna kuning jernih.
MRS : Ibu mengatakan sejak masuk RS, px sering kencing di pampers dan sehari
biasanya ganti sekitar 3-5 kali perharinya ; warna kuming jernih ; banyak-
nya urine yang dikeluarkan (dalam cc) tidak terkaji.
12. Pola Istirahat dan Aktivitas :
a. Kebiasaan Tidur
SMRS : Ibu mengatakan anaknya biasa tidur 12 jam perharinya
MRS : Ibu mengatakan selam di RS, anaknya hanya dapat tidur 8 jam perharinya
karena suasana ruangan yang kurang kondusif
b. Kebiasaan Aktivitas
SMRS : Ibu mengatakan anaknya sering bermain dengan teman, kakak, dan ayahnya.
Ibu juga mengatakan bahwa anaknya sering merangkak di sekitar rumahnya.
MRS : Ibu mengatakan di RS anaknya lebih sering berbaring (tidak tidur) dan duduk
memainkan balon yang dibelikan oleh orang tuanya. Menurut ibu, anaknya
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
18/35
kesusahan untuk merangkak karena terhalang oleh infus yang dipasang di
kakinya.
13. Pola Kebersihan :
SMRS : Ibu mengatakan anaknya mandi sehari 3 kali di kamar mandi rumahnya
dengan menggunakan sabun dan biasanya seusai mandi, ibunya melumuri
tubuh anaknya dengan minyak telon dan bedak bayi.
Ibu juga mengatakan seusai BAB ataupun BAK, setelah anus anaknya diber- sihkan dengan
air, biasanya anus anaknya ditaburi dengan sedikit bedak bayi
MRS : Ibu mengatakan semenjak masuk RS, anaknya hanya diseka 2 kali sehari
menggunakan air hangat (tanpa sabun). Ibu mengatakan setiap kali anaknya ganti
pampers, biasanya ibu membersihkan anus anaknya dibersihkan terlebih dahulu dengan
air (tanpa bedak bayi).
14. Riwayat Kesehatan Anak :
Penyakit yang Pernah Diderita : Demam
Upaya Untuk Mengurangi : Dikompres dan biasanya diberi obat paracetamol
15. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keadaan Kesehatan Keluarga :
Ibu mengatakan kakak pertama dari px pernah mengalami hal yang sama yang disebabkan
oleh penyakit bronkitis
Upaya Untuk Mengurangi :
Bila panas dikompres, kemudian dibawa ke dokter praktik terdekat dan minum obat sesuai
dengan resep dokter
16. Dampak Hospitalisasi Bagi Anak :
Menurut Teori Dampak Hospitalisasi pada anak usia sekitar 1 bulan - 1 tahun :
HOSPITALISASI
STRESSOR FISIK
STRESSOR PSIKIS
KETERBATASAN FISIK PELAYANAN MEDIS PERUBAHAN LINGKUNGAN
CEMAS KARENA KEHILANGAN TEMAN SEPERMAINAN,
CEMAS KARENA PERPISAHAN DENGAN KELUARGA ATAU ORANG TUA
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
19/35
STRESS
MENIMBULKAN REAKSI
CIRI-CIRI:
MENANGIS KERAS, PERGERAKAN TUBUH YANG BANYAK, EKSPRESIWAJAH YANG TIDAK MENYENANGKAN
Menurut Hasil Pengkajian dengan ibu pasien :
Ibu mengatakan pada awalnya anaknya selalu menangis apabila ada seseorang
berpakaian putih dengan memakai scott (baik warna hijau ataupun warna biru) datang
mendekati anaknya. Menurut ibu, anaknya takut bila disuntik lagi padahal mereka datang
hanya untuk mengukur suhu, nadi, dan menanyakan keluhan yang dialaminya anak kepada
ibunya. Namun, sekarang ketakutan anak sudah berkurang, anaknya tidak takut lagi bila ada
suster datang mendekat bahkan anaknya merespon bila diajak bercanda ataupun bermain
walaupun anaknya akan menangis bila anaknya dipegang oleh suster.
17. Riwayat KB : Riwayat ibu tidak terkaji
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
20/35
II. DATA OBJEKTIF
1. Ukuran Antropometri
Berat Badan :
SMRS : 7,5 kg
MRS : 6,8 kg
Panjang Badan : 75 cm
Lingkar Kepala : 47 cm
Lingkar Lengan : 15 cm
BB/U normal : 6,5 - 10,5 kgPB / U normal : 67,576,5 kg
BB / PB normal : 8,111,3 kg
BB / PB kurus : 7,5 -8 kg
BB / PB sangat kurus : < 7,5 kg
2.
Tanda-tanda VitalSuhu : 37oC
Respirasi : 32 x/menit
Nadi : 120 x/menit
Tekanan Darah : - mmHg
3. Kesadaran / Respons Terhadap Lingkungan
Bayi : Tidak Letargis
4. Kepala
Rambut : Hitam bersih
Fontanela mayor / minor : Bentuk normal, tidak ada benjolan atau luka, dan tidak cekung
5. Mata
Keadaan Konjunctiva : Merah Muda
Sclera : Putih, Tidak Ikterus
Reflek Pupil : Isokor (mengecil saat terkena cahaya)
Keadaan Konjunctiva, sclera : Normal
6. Mulut
Jumlah Gigi Susu : 4 terdiri dari 2 gigi seri di atas dan 2 gigi seri di bagian bawah
Keadaan Gigi : Normal dan bersih
Oral Trush : Tidak ada oral trush ; sariawan ()
Keadaan Lain : Bau ()
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
21/35
7. Leher
Infeksi Parotis : () (Tidak ada infeksi parotis)
Gangguan Lainnya : Di tenggorokan terdapat sedikit sekret atau dahak
8. Hidung
Bentuk Hidung : Simetris
Gangguan Lainnya : Pilek () ; Sekret atau Lendir ()
9. Telinga
Bentuk Daun Telinga : Simetris Keadaan Pendengaran : Normal
Keadaan Lain : Serumen ()
10. Dada
Bentuk Dada : Simetris
Pola Nafas : Irreguler
Suara Nafas : Wheezing ; Ronchi
Suara Jantung : S1 S2 Tunggal
Keadaan Paru : Px terkena pneumonia
11. Perut
Bising Usus : 12x/menit
Keadaan Hepar : Tidak Teraba (Tidak Ada Pembesaran)
Keadaan Limpa : Tidak Ada Pembesaran
Keadaan Lain : Tidak Kembung
12. Punggung
Bentuk Punggung : Normal
Gangguan Lain : Tidak Ada Gangguan Lain Pada Punggung
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
22/35
13. Ekstrimitas
Ekstrimitas Atas : Tidak ada kelainan anatomis, fungsi gerak normal, kuku jari
pendek bersih.
Ekstrimitas Bawah : Tidak ada kelainan anatomis, fungsi gerak normal, kuku jari
pendek bersih
14. Genetalia
Bentuk Scrotom, Jumlah Testis : Scrotum tidak ada kelainan, simetris, jumlah testis
sepasang.
Keadaan Lain : Tidak ada gangguan atau kelainan lain
Keadaan Anus : Normal, bersih, dan tidak ada hemorroid
15. Kemampuan Perkembangan
Motorik Halus : Sudah bisa menggenggam atau memegang pegangan pagar di
pinggir tempat tidur, dan sudah bisa menarik-narik tali pada
balon.
Motorik Kasar : Sudah bisa merangkak, berdiri, dan masih belajar berjalan.
Kemampuan Bicara : Sudah bisa memanggil orang tuanya seperti pa........pa
atau ma........ma
Kemampuan Sosialisasi : Pasien bersosialisasi dengan baik, px tertawa dan
tersenyum saat diajak bercanda.
16. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap Tanggal 23 Juli 2012 ; Jam 12.53 WIBNo Nama Pemeriksaan Hasil Normal Analisis
1 Hemoglobin (HB) 9,8 L : 13,217,3 gr%
P : 11,715,5 gr%
Menurun
2 Hematokrit 30,3 L : 4052 %
P : 3547 %
Menurun
3 Lekosit 11.300 L : 3.80010.600 /cmm
P : 960011.000 /cmm
Meningkat
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
23/35
4 Limfosit 47,2 2540 % Meningkat
5 Monosit 3,9 410 % Menurun
6 Granulosit 48,9 4376 % Normal
7 Trombosit 353.000 cmm 150.000500.000 cmm Normal
17. Program Therapi
Selasa, 24 Juli 2012
Infus D5 NS = 31 tpm
Injeksi Ceftriaxone 2 x gr IV
Puyer Batuk 3 x 1
Puyer Diare 3 x 1
Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
Rabu, 25 Juli 2012
Infus D5 NS = 31 tpm
Injeksi Ceftriaxone 2 x gr IV
Injeksi Dexamethasone 3 x 1 mg IV
Injeksi Ranitidin 2 x 10 mg IV
Puyer Batuk 3 x 1
Puyer Diare 3 x 1
Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
B. PENENTUAN MASALAH
Nama : An A.R
Umur : 9 Bulan
Diagnosa : Post Febris Convulsi + Pneumonia
Ruangan : Ruang Anak (Duku) RSUD Dr.M.Soewandhie Surabaya
Tanggal : Selasa, 24 Juli 2012
Jam : 13.00 WIB
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
24/35
1. Diagnosa Keperawatan Yang Terjadi
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit dan cara merawat pasien
Resiko meningkatnya suhu diatas normal
Resiko terjadinya kejang berulang
Gangguan anak dalam tidur dan beraktivitas selama di rumah sakit
Gangguan ibu dalam mempertahankan kebersihan (hygiene) anaknya
2. Diagnosa Keperawatan Yang Prioritas
Gangguan oksigenasi berhubungan dengan inefektifnya bersihan jalan napas yang
diakibatkan oleh meningkatnya sekresi mukus (lendir)
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit dan cara merawat pasien
3. Analisa Data
Nama : An A.R Ruangan : Ruang Anak (Duku)
Umur : 9 Bulan Tgl MRS : 21 Juli 2012
Diagnosa : Post FC + Pneumonia Tgl & Jam Dikaji : 24-07-2012 ; 13.00 WIB
No.
Diagnosa
DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS :
Ibu mengatakan anaknya batuk
berdahak
Proses infeksi pada
paru-paru (karenapneumonia)
Gangguan
oksigenasi
berhubungan
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
25/35
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
26/35
Normal : 380010.600 /cmm
Limfosit
Hasil : 47,2
Normal : 2540 %Monosit
Hasil : 3,9
Normal : 4 -10 %
Granulosit
Hasil : 48,9
Normal : 4376 %
TrombositHasil : 353.000 cmm
Normal : 150.000- 500.000 cmm
2Informasi tentang penyakit yang
diderita oleh anaknya kurang di
mengerti oleh ibu.
Kurang mengetahui cara merawat
anaknya yang sedang sakit
DS :
Ibu mengatakan kurang mengeta-
hui tentang penyakit yang dideri-
ta anaknya dan kurang mengeta-
hui tentang cara merawat anaknya
DO :
Ibu sering bertanya tentang pe-
nyakit anaknya dan pernah dite-
gur oleh dokter karena pernah
salah memberi takaran obat
Kurang mengetahui
cara merawat anaknya
yang sedang sakit
KURANG
PENGETAHUAN
Kurangnya
pengetahuan
orang tua
tentang penyakit
dan cara
merawat pasien
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
27/35
C. PLANNING
Nama : An A.R Ruangan : Ruang Anak (Duku)
Umur : 9 Bulan Tgl MRS : 21 Juli 2012
Diagnosa : Post FC + Pneumonia Tgl & Jam Dikaji : 24-07-2012 ; 13.00 WIB
Nomor
Diagnosa
Rencana
Tujuan Intervensi Rasional
1 Mengurangi lendir atau
sekret yang menghalangi
jalan nafas sehingga
anak
Kriteria Hasil:
TTV :
Suhu : 36 - 37oC
Nadi : 80-150 x/menit
RR : 3060 x/menit
PCP tidak ada
Retraksi dada ()
Respirasi reguler
Ronchi ; Wheezing
Observasi TTV.
Menjelaskan kepada
ibu ataupun keluarga
px tentang tujuan px
dinebule yaitu untuk
mengencerkan dahak.
Memberi tahu ibu
untuk memuasakan
anaknya selama 15
menit sebelum dinebule
serta memberikan
penjelasan tentang
Untuk mengetahui
perkembangan kea-daan
dari kesehatan px.
Dengan diberikan
penjelasan tentang tujuan
nebule ini diharapkan
dapat membuat keluarga
px lebih kooperatif dan
bekerja sama dalam
pelaksanaan nebule ini.
Nomor
Diagnosa
Rencana
Tujuan Intervensi Rasional
1 Ibu dapat menje-
laskan tentang tujuan
px dinebule.
Ibu memuasakan
anaknya 15 menit
tujuan dari tindakan ini
yaitu untuk mencegah
anak muntah
Memberi tahu ibu tentang
cara mengguanakan
Dengan berpuasa
terlebih dahulu selama
15 menit sebelum
dinebule akan mencegah
anak untuk muntah dan
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
28/35
sebelum dinebule.
Ibu dapat memegang
selang nebule kepada
anaknya dengan benarIbu dapat melakukan
vibrasi dan clapping
sendiri setelah
anaknya dinebule
Ibu dapat melakukan
dan mengetahui
tujuan dari
memiringkan anaknya
bila anak batuk atau
muntah saat anak
berbaring
nebule kepada px.
Melakukan vibrasi dan
clapping pada pasien
dengan menggunakan
tutup dot serta
memberikan penjelasan
kepada ibu ataupun
keluarga px tentang tujuan
dari tindakan ini.
Membersihkan selang
nebule sebelum dan
sesudah dipakai
Memberi tahu ibu
ataupun keluarga px untuk
memiringkan kepala anak
bila anak batuk atau
muntah saat anak
berbaring serta memberi
penjelasan mengapa hal
tersebut dilakukan
Berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
obat :
dengan diberi penjelasan
tentang tujuan dari
tindakan ini diharapkan
keluarga ataupun ibu
pasien dapat membantu
kelancaran dari
pelaksanaan tindakan ini.
Dengan penjelasan ini
diharapkan ibu pasien
dapat membantu
berjalannya tindakan ini.
Vibrasi dan clapping
berguna untuk
mengeluarkan sekret
yang menyumbat
ataupun menempel di
jalan nafas dan dengan
penjelasan mengenai
tujuan dari tindakan
vibrasi dan clapping,
diharapkan
Nomor
Diagnosa
Rencana
Tujuan Intervensi Rasional
1 Infus D5 NS = 31
tpm
Injeksi Ceftriaxone 2 x
gr IV
Puyer Batuk 3 x 1
Puyer Diare 3 x 1
ibu pasien dapat
mengerti dan
melaksanakan tindakan
ini sendiri.
Membersihkan selang
nebule sebelum dan
sesudah dipakai dapat
mencegah penyebaran
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
29/35
kuman infeksi dari satu
anak ke anak yang lain.
Memiringkan kepala
anak bila anak batuk atau
muntah saat berbaring
bertujuan agar sekret
ataupun muntahan bisa
keluar dan tidak
membuat anak tersedak
Wewenang dalam
pemberian obat untuk
mempercepat
kesembuhan px adalah
milik dokter
2 Pengetahuan orang tua
pasien tentang penyakit
anaknya meningkat
sehingga orang tua
pasien tahu bagaimana
cara merawat anaknya
Mengkaji tingkat
pendidikan orang tua
pasien
Mengkaji tingkat
pengetahuan dan
pemahaman orang tua
pasien tentang
Untuk mengetahui
bahasa apakah yang
digunakan dalam me-
nyampaikan pesan
ataupun pengetahuan
tentang penyakit yang
diderita px.
Nomor
Diagnosa
Rencana
Tujuan Intervensi Rasional
2 Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan,
ibu pasien mengerti
tentang penyakit yang
diderita anaknya dan
mengetahui cara
merawat anaknya
penyakit yang diderita
anaknya
Menjelaskan kepada
keluarga pasien tentang
pengertian, penyebab,
tanda dan gejala,
pengobatan,
pencegahan, dan
komplikasi serta
kebutuhan makanan
Untuk mengetahui
tingkat pengetahuan
orang tua tentang
penyakit yang diderita
anaknya.
Menambah pengetahuan
keluarga px tentang
penyakit yang diderita
oleh px dan tahu
bagaimana cara
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
30/35
dengan diet gizi dengan
memberikan HE.
Memantau bagaimana
cara ibu merawat
anaknya
memperlakukan pasien.
Dengan perawatan dan
penanganan yang baik
dan tepat, akan
mempercepat
kesembuhan px.
D. IMPLEMENTASI
Nama : An A.R Ruangan : Ruang Anak (Duku)
Umur : 9 Bulan Tgl MRS : 21 Juli 2012
Diagnosa : Post FC + Pneumonia Tgl & Jam Dikaji : 24-07-2012 ; 13.00 WIB
Nomor
DiagnosaTanggal Jam Tindakan Keperawatan
Pelak-
sana
1 24 Juli 2012 08.00
08.30
Observasi TTV
Pemeriksaan ulang oleh dokter dan peneri-
maan instruksi serta resep dari dokter.
Nomor
Diagnosa
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Pelak-
sana
1 24 Juli 2012 08.00
dan
13.00
11.35
11.40
11.45
12.00
12.05
Pemberian Obat Oral
Puyer Batuk 1 Bungkus
Puyer Diare 1 Bungkus
Membersihkan selang nebule
Menjelaskan kepada ibu ataupun keluarga
pasien tentang tujuan pasien di nebule
Memberitahu ibu untuk memuasakan anaknya
15 menit sebelum dinebule serta memberikan
penjelasan tentang tujuan dari tindakan ini.
Memberi tahu ibu tentang cara memegang
selang nebule
Melakukan vibrasi dan clapping kepada px
dengan tutup dot serta menjelaskan tujuan dari
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
31/35
13.00
13.30
tindakan ini
Membersihkan selang nebule dengan kapas
alkohol serta merapikan alat
Memberi tahu keluarga ataupun ibu pasien
untuk memiringkan kepala pasien ketika
pasien muntah atau batuk saat pasien sedang
berbaring agar tidak tersedak serta
memberikan penjelasan tentang tujuan
tindakan tersebut dilakukan
25 Juli 2012 16.00
18.30
18.35
Observasi TTV
Memberi tahu ibu pasien untuk memuasakan
anaknya (tidak makan dan tidak minum)
selama 15 menit sebelum dinebule
Mempersiapkan alat untuk nebule dan
membersihkan selang nebule dengan kapas
alkohol
Nomor
Diagnosa
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Pelak-
Sana
1 25 Juli 2012 18.40
18.45
19.00
20.00
20.00
Memantau ibu dalam memegang selang nebule
Melakukan vibrasi dan clapping kepada pasien
dengan tutup dot sesudah anak dinebule
Mengawasi dan memantau tindakan yang
dilakukan bila anak muntah atupun batuk
dalam posisi berbaring
Pemberian Obat Oral :
Puyer Batuk 1 Bungkus
Puyer Diare 1 Bungkus
Injeksi Dexamethasone 1 mg IV
2 24 Juli 2012 13.00 Mengetahui tingkat pendidikan orang tua
pasien dengan menanyakan pendidikan
terakhir serta bahasa apakah yang dimengerti
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
32/35
13.15
13.30
13.45
oleh orang tua ataupun keluarga pasien
Mengkaji tingkat pengetahuan dan
pemahaman orang tua pasien tentang penyakit
yang diderita pasien
Menjelaskan kepada keluarga ataupun ibu
pasien dengan menggunakan bahasa yang
dimengerti oleh keluarga ataupun ibu pasien
tentang penyakit pasien yang meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
pengobatan, pencegahan, dan komplikasi serta
kebutuhan makanan yang sesuai dengan diet
gizi.
Memantau bagaimana cara ibu merawat dan
memperlakukan anaknya
Nomor
Diagnosa
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Pelak-
Sana
2 25 Juli 2012 15.00
16.00
Melihat dan mengawasi bagaimana cara ibu
merawat dan memperlakukan anaknya
Mengkaji keluhan apa saja yang dialami oleh
pasien dari tadi pagi sampai sekarang dan
upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh ibu
ataupun keluarga pasien untuk membantu
mengatasi beberapa keluhan yang dirasakan
oleh pasien dengan bantuan bimbingan dari
perawat senior.
E. EVALUASI
Nama : An A.R Ruangan : Ruang Anak (Duku)
Umur : 9 Bulan Tgl MRS : 21 Juli 2012
Diagnosa : Post FC + Pneumonia Tgl & Jam Dikaji : 24-07-2012 ; 13.00 WIB
Nomor Tanggal SOAP TTD
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
33/35
Diagnosa
1 24 Juli 2012 : Ibu px mengatakan bahwa anaknya masih batuh
berdahak
: TTV=
Suhu : 37oC
Nadi : 120 x/menit
RR : 32 x/menit
Pola Nafas : Irreguler
PCP ; Tidak ada
Retraksi dada : Tidak ada
Suara nafas : Wheezing ; Ronchi
Muntah darah ()
Tidak ada hasil foto rontgen ataupun hasil dari lab.
Nomor
Diagnosa
Tanggal SOAP TTD
1 24 Juli 2012 Px batuk berdahak (+)
: Tujuan belum tercapai
: Intervensi nomor 1, 3, 5, 6, dan 7 dilanjutkan
Intervensi nomor 9 diganti dengan :
Infus D5 NS = 31 tpm
Injeksi Ceftriaxone 2 x gr IV
Injeksi Dexamethasone 3 x 1 mg IV
Injeksi Ranitidin 2 x 10 mg IV
Puyer Batuk 3 x 1
Puyer Diare 3 x 1
Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
25 Juli 2012 : Ibu px mengatakan bahwa batuk anaknya sudah
berkurang
: TTV =
Suhu : 36,5 oC
Nadi : 110 x/menit
RR : 35 x/menit
Pola Nafas : Irreguler
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
34/35
PCP ; Tidak ada
Retraksi dada : Tidak ada
Suara nafas : Wheezing ; Ronchi
Muntah darah ()
Tidak ada hasil foto rontgen ataupun hasil dari lab.
Dahak Px berkurang
: Tujuan tercapai sebagian
: Intervensi nomor 1, 3, 5, 6, 7, dan 9 dilanjutkan
26 Juli 2012 : Tidak terkaji, Px pulang
: Tidak terkaji, Px pulang
: Tingkat pencapaian tujuan tidak terkaji, Px pulang
Intervensi dihentikan
Nomor
Diagnosa
Tanggal SOAP TTD
2 24 Juli 2012 : Ibu px mengatakan bahwa dirinya sudah mengetahui
tentang penyakit anaknya dan mengetahui cara
merawat ataupun memperlakukan anaknya
: Ibu dapat menjelaskan tentang penyakit anaknya dan
kebutuhan makanan apa yang sesuai dengan diet gizi
(yang sudah ditentukan), walaupun terkadang masih
sering bertanya pada perawat ataupun dokter
: Tujuan tercapai sebagian
: Intervensi nomor 3 dan 4 dilanjutkan
25 Juli 2012 : Ibu px mengatakan bahwa dirinya sudah bisa merawat
anaknya sendiri sesuai dengan instruksi dokter dan
perawat
: Ibu dapat melakukan atau melaksanakan berbagai hal
yang telah diinstruksikan oleh dokter ataupun perawat
: Tujuan tercapai
: Intervensi dihentikan
-
7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan
35/35
DAFTAR PUSTAKA
mul, Aziz. 2008.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba.
________. 2009.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (Buku 2) : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
bry, Ayu Bulan dan Zulfito Marendra. 2010. Smart Parents. Gagasmedia
pita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 Jilid 2. 2000. Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran UI.
uscari, Mary.E. 2001.Panduan Belajar Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.
astiyah. 2005.Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.
ww.Perawatmasadepan.com
ww.Scribd.com
ww.Google.com. Akper Insan Husada. Posted : 01/02/2012
http://www.perawatmasadepan.com/http://www.perawatmasadepan.com/http://www.scribd.com/http://www.scribd.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.scribd.com/http://www.perawatmasadepan.com/