Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

86
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di era modern seperti saat ini orang-orang pada umumnya lebih cenderung menggunakan sesuatu yang otomatis dan cepat. Seperti pada contoh nyata orang-orang lebih cenderung menggunakan kendaraan bermotor untuk berpergian, terutama masyarakat yang tinggal di perkotaan. Disana semua orang menggunakan kendaraan bermotor untuk berpergian. Semakin banyak orang yang menggunakan kendaraan ini maka kecelakaan akan cenderung meningkat. Belum lagi para pengemudi kendaraan yang ugal-ugalan mengendarainya. Dan juga kecelakan itu akan menimbulkan cidera tulang atau sering disebut dengan fraktur. Menurut Mansjoer (2000 : 347) fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa atau benturan keras. Dari penelusuran yang didapat dari catatan medical bedah di RSUP DR. M. DJAMIL PADANG pada tahun 2009 terdapat 230 penderita fraktur femur, pada tahun 2010 terdapat 183 penderita fraktur femur, dan data yang terakhir pada tahun 2011 dari bulan januari sampai bulan oktober terdapat 138 penderita fraktur femur. Fraktur femur banyak terjadi dibawah usia 30 tahun dan juga banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki dari pada perempuan. Itu menandakan tingginya tingkat kecelakaan di 1

Transcript of Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Page 1: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era modern seperti saat ini orang-orang pada umumnya lebih cenderung menggunakan

sesuatu yang otomatis dan cepat. Seperti pada contoh nyata orang-orang lebih cenderung

menggunakan kendaraan bermotor untuk berpergian, terutama masyarakat yang tinggal di

perkotaan. Disana semua orang menggunakan kendaraan bermotor untuk berpergian. Semakin

banyak orang yang menggunakan kendaraan ini maka kecelakaan akan cenderung meningkat.

Belum lagi para pengemudi kendaraan yang ugal-ugalan mengendarainya. Dan juga kecelakan

itu akan menimbulkan cidera tulang atau sering disebut dengan fraktur.

Menurut Mansjoer (2000 : 347) fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas

jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa atau benturan

keras.

Dari penelusuran yang didapat dari catatan medical bedah di RSUP  DR. M. DJAMIL

PADANG pada tahun 2009 terdapat  230 penderita fraktur femur, pada tahun 2010 terdapat  183

penderita fraktur femur, dan data yang terakhir pada tahun 2011 dari bulan januari sampai bulan

oktober  terdapat 138 penderita fraktur femur. Fraktur  femur banyak terjadi dibawah usia 30

tahun dan juga banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki dari pada perempuan. Itu menandakan

tingginya tingkat kecelakaan di Indonesia khususnya Padang baik kecelakaan akibat kendaraan

maupun akibat lain.

Penanganan segera fraktur femur ini adalah dengan cara meng-imobilisasi bagian fraktur

yang mana ini adalah salah satu metode mobilisasi fraktur yaitu dengan cara melakukan fiksasi

interna melalui operasi Orif (Smeltzer, 2001 : 2361). Penanganan ini dilakukan untuk mencegah

terjadinya komplikasi.

Peran perawat pada kasus fraktur meliputi sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung

pada klien yang mengalami fraktur, sebagai pendidiki untuk memberikan pendidikan kesehatan

untuk mencegah komplikasi, serta sebagai peneliti dimana perawat berupaya meneliti asuhan

keperawatan kepada klien fraktur melalui melalui metode ilmiah.

1

Page 2: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Mampu menjelaskan konsep dan asuhan keperawatan pada fraktur

2. Tujuaan khusus

Mampu memperoleh gambaran tentang :

Definisi  dari fraktur

Etiologi dari fraktur

Patifisiologi  dari fraktur

Manifestasi klinik pada fraktur

Pemeriksaan penunjang pada fraktur

Pengobatan pada fraktur

Asuhan keperawatan pada fraktur

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa anatomi dan fisiologi anggota gerak bawah ?

2. apa definisi  dari fraktur?

3. Apa etiologi dari fraktur?

4. Apa patofisiologi  dari fraktur?

5. Apa manifestasi klinik pada fraktur?

6. Apa saja pemeriksaan penunjang pada fraktur?

7. Apa saja penatalaksanaan medis dan keperawatan pada fraktur?

8. Apa asuhan keperawatan pada fraktur?

2

Page 3: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI FISIOLOGI

1. Anatomi

Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba intra-seluler. Tulang berasal dari

embrionic hyalin cartilage yang mana melalui proses osteogenesis menjadi tulang.

Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut osteoblast.

Dalam tubuh manusia terdapat 206 tulang yang dapat diklasifikasikan dalam 5

kelompok berdasarkan bentuknya, antara lain :

a. Tulang panjang ( femur, Humerus ) yang terdiri dari batang tebal panjang yang

disebut diafisis dan dua ujung yang disebut epifisis. Disebelah proaksimal dari

epifisis terdapat metafisis. Diantara epifisis dan metafisis terdapat daerah tulang

rawan yang tumbuh, yang disebut lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan.

Tulang panjang tumbuh karena akumulasi tulang rawan dilempeng epifisis. Tulang

rawan digantikan oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh osteoblas, dan tulang

memanjang. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat. Epifisis dibentuk dari

Spongy Bone ( cancellous atau trebecular ). Pada akhir-akhir tahun remaja tulang

rawan habis, lempeng efisis berfusi, dan tulang berhenti tumbuh. Hormon

pertumbuhan, estrogen dan testosteron merangsang pertumbuhan tulang panjang.

Estrogen, bersama dengan testosteron, merangsang pertumbuhan tulang panajang.

Estrogen bersama dengan testosteron, merangsang fusi lempeng efisis. Batang suatu

tulang panjang memiliki rongga yang disebut kanaalis medularis. Kanalis medularis

berisi sumsum tulang.

b. Tulang pendek (carpals ) dengan bentuk yang tidak teratur dan inti dari cancellous

(spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.

c. Tulang pendek datar (tengkorak)

d. Tulang yang tidak berurutan (vetebrata ) sama seperti dengan tulang pendek.

e. Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak disekitar tulang yang

berdekatan dengan persendiaan dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial,

misalnya patella.

3

Page 4: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

2. Fisiologi

Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh

Melindungi organ tubuh ( misalnya jantung, otak, dan paru-paru ) dan jaringan lunak.

Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan )

Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang belakang (hema topoiesis)

Menyimpan garam mineral, misalnya lasium, fosfor.

B. LANDASAN TEORI

1. Definisi

Fraktur adalah terputusnya kontiniutas tulang dan ditentukan oleh jenis dan luasnya

(Brunner &Suddarth, 2008)

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang terjadi karena adanya

tekanan pada tulang yang melebihi absorpsi tulang (Black, 1997)

Fraktur adalah rusak kontinuitas yang disebabkan tekanan eksternal yang datang

lebih besar dari yang dapat diserap tulang.( Linda Juall.C. Dalam Nursing Care Plans

and Dokumentations )

Jadi Fraktur merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik

yang menyebabkan terputusnya kontiniutas jaringan tulang.

2. Etiologi

Menurut “Barbara C.Long” terdapat tiga penyebab fraktur, yakni :

Frakur akibat peristiwa trauma ( jika kekuatan langsung mengenai tulang sehingga

juga menyebabkan kerusakan jaringan lunak di sekitarnya)

- Trauma langsung, contohnya: benturan atau pukulan pada tulang yang

menyebabkan fraktur

- Trauma tidak langsung, contohnya : pasien jatuh dengan lengan ekstensi

sehingga terjadi fraktur pada pergelangan tangan, suprakondiskuler,klavikula.

- Trauma ringan,contohnya: fraktur karena oesteoporosis, infeksi, dan metastase

dari tumor.

4

Page 5: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Fraktur patologis (fraktur yang terjadi karena adanya proses pelemahan tulang akibat

suatu proses penyankit)

Fraktur akibat kecelakaan atau tekanan (hal ini terjadi karena tulang tidak bisa

mengaabsorbsi kekuatan yang menimpanya)

3. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan

ekstremitas,krepitus, pembengkakan okal, dan perubahan warna (Smeltzer,2002).

Gejala umum fraktur menurut Reeves (2001) adalah rasa sakit, pembengkakan, dan

kelainan bentuk.

Tanda dan gejala yang umum ditemukan antara lain :

1. Nyeri terus-menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi.

Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang

untuk meminimalkan gerakan antarfragmen tulang.

2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian yang tak dapat digunakan dan cenderung

bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid seperti

normalnya. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan

deformitas (terlihat maupun teraba) ekstremitas yang bisa diketahui dengan

membandingkan ekstremitas normal. Ekstremitas tak dapat berfungsi dengan baik

karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya

otot.

3. Pada fraktur tulang panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena

kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling

melingkupi satu sama lain sampai 2,5-5 cm (1-2 inchi).

4. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan

krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. Uji krepitus

dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.

5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma

dan perdarahan yang mengikuti fraktur.

5

Page 6: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Tanda dan gejala menurut Joyce. M. Black, 1993 : 199 yaitu :

1. Deformitas

Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya

perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :

Rotasi pemendekan tulang

Penekanan tulang

2. Bengkak

Edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan

yang berdekatan dengan fraktur

3. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous

4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur

5. Tenderness/keempukan

6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan

kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.

7. Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan)

8. Pergerakan abnormal

9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah

10. Krepitasi.

4. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium :

Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui :

Hb, hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED)

meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P

meengikat di dalam darah.

Radiologi :

X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.

Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untuk mendeteksi

struktur fraktur yang kompleks

6

Page 7: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

5. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

Prinsip Penatalaksanaan Dengan Konservatif & Operatif

Penatalaksanaan Medis

Cara Konservatif

Dilakukan pada anak-anak dan remaja dimana masih memungkinkan terjadinya

pertumbuhan tulang panjang. Selain itu, dilakukan karena adanya infeksi atau

diperkirakan dapat terjadi infeksi. Tindakan yang dilakukan adalah dengan gips dan

traksi.

a. Gips

Gips yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh.

Indikasi dilakukan pemasangan gips adalah :

Immobilisasi dan penyangga fraktur

Istirahatkan dan stabilisasi

Koreksi deformitas

Mengurangi aktifitas

Membuat cetakan tubuh orthotik

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips adalah :

- Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan

- Gips patah tidak bisa digunakan

- Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien

- Jangan merusak / menekan gips

- Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips / menggaruk

- Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama

b. Traksi (mengangkat / menarik)

7

Page 8: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Secara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali

pada ekstermitas pasien. Tempat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga

arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang yang patah.

Metode pemasangan traksi antara lain :

Traksi manual

Tujuannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, dan pada keadaan

emergency

Traksi mekanik, ada 2 macam :

- Traksi kulit (skin traction)

Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk sturktur yang lain misal otot.

Digunakan dalam waktu 4 minggu dan beban < 5 kg.

- Traksi skeletal

Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced

traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat

metal / penjepit melalui tulang / jaringan metal.

Traksi skeletal terbagi pula menjadi beberapa metode:

1. Metode Perkin

Pasien tidur telentang. Satu jari di bawah tuberositas tibia dibor

dengan Steinman pin, lalu ditarik dengan tali. Paha ditopang dengan 3 – 4

bantal. Tarikan dipertahankan sampai 12 minggu lebih sampai terbentuk

kalus yang cukup kuat. Sementara itu tungkai bawah dapat dilatih untuk

gerakan ekstensi dan fleksi

2. Metode balance skeletal traction

Pasien tidur telentang. Satu jari di bawah tuberositas tibia dibor

dengan Steinman pin. Paha ditopang dengan Thomas splint, sedang

8

Page 9: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

tungkai bawah ditopang oleh Pearson attachment. Tarikan dipertahankan

sampai 12 minggu atau lebih sampai tulangnya membentuk kalus yang

cukup. Kadang-kadang untuk mempersingkat waktu rawat, setelah

ditraksi 8 minggu, di pasang gips hemispica atau cast bracing.

3. Traksi kulit Bryant.

Klien tidur telentang di tempat tidur. Kedua tungkai dipasang traksi kulit,

kemudian ditegakkan ke atas, ditarik dengan tali yang diberi beban 1 – 2

kg sampai kedua bokong anak tersebut terangkat dari tempat tidur.

4. Traksi Russel

Klien tidur telentang. Dipasang plester dari batas lutut. Dipasang sling di

daerah popliteal, sling dihubungkan dengan tali yang dihubungkan dengan

beban penarik. Untuk mempersingkat waktu rawat, setelah 4 minggu

ditraksi, dipasang gips hemispica karena kalus yang terbentuk belum kuat

benar.

Pada traksi skeletal sering menggunakan metode Perkin dan

metode balance skeletal traction, pada anak di bawah 3 tahun digunakan

traksi kulit Bryant, sedangkan pada anak usia 3 – 13 tahun dengan traksi

Russell.

Kegunaan pemasangan traksi, antara lain :

- Mengurangi nyeri akibat spasme otot

- Memperbaiki & mencegah deformitas

- Immobilisasi

- Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi)

- Mengencangkan pada perlekatannya

Prinsip pemasangan traksi :

- Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya

tarik

- Berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan

pemberat agar reduksi dapat dipertahankan

9

Page 10: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

- Pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus

- Traksi dapat bergerak bebas dengan katrol

- Pemberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai

- Traksi yang dipasang harus baik dan terasa nyaman

Cara operatif / pembedahan

Pada saat ini metode penatalaksanaan yang paling banyak keunggulannya

mungkin adalah pembedahan. Metode perawatan ini disebut fiksasi interna dan

reduksi terbuka. Pada umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami

cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang mengalami

fraktur. Hematoma fraktur dan fragmen-fragmen tulang yang telah mati diirigasi

dari luka. Fraktur kemudian direposisi dengan tangan agar menghasilkan posisi

yang normal kembali. Sesudah direduksi, fragmen-fragmen tulang ini

dipertahankan dengan alat-alat ortopedik berupa pen, sekrup, pelat, dan paku.

Keuntungan perawatan fraktur dengan pembedahan antara lain :

- Ketelitian reposisi fragmen tulang yang patah

- Kesempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf yang berada

didekatnya

- Dapat mencapai stabilitas fiksasi yang cukup memadai

- Tidak perlu memasang gips dan alat-alat stabilisasi yang lain

- Perawatan di RS dapat ditekan seminimal mungkin, terutama pada kasus-

kasus yang tanpa komplikasi dan dengan kemampuan mempertahankan

fungsi sendi dan fungsi otot hampir normal selama penatalaksanaan

dijalankan

Penatalaksanaan keperawatan

1. Mengelola fraktur tertutup:

10

Page 11: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Menginstruksikan pasien mengenai metode yang tepat untuk mengontrol edema

dan nyeri (misalnya, meningkatkan ke tingkat ekstremitas jantung, mengambil

analgesik yang diresepkan).

Mengambil exercisees untuk menjaga kesehatan otot terpengaruh dan

memperkuat otot-otot yang dibutuhkan untuk mentransfer dan untuk

menggunakan alat bantu (misalnya, kruk)

mengajarkan pasien bagaimana menggunakan alat-alat bantu dengan aman

mengatur untuk membantu pasien memodifikasi lingkungan rumah mereka

sesuai kebutuhan dan untuk mengamankan bantuan pribadi jika diperlukan.

memberikan pengajaran pasien, termasuk perawatan diri, informasi obat,

pemantauan untuk komplikasi potensial, dan dibutuhkan untuk melanjutkan

pengawasan kesehatan.

2. mengelola patah tulang terbuka

tujuan manajemen adalah untuk mencegah infeksi pada luka, jaringan lunak, dan

tulang, dan untuk mempromosikan penyembuhan tulang dan jaringan lunak.

dalam fraktur terbuka, ada risiko dari osteomyelitis, tetanus, dan gangren gas.

mengelola antibiotik IV segera setelah kedatangan pasien di rumah sakit

bersama dengan toksoid tetanus jika diperlukan

melakukan irigasi luka dan debridement

mengangkat ekstremitas untuk meminimalkan edema

mengambil suhu pasien secara berkala, dan memantau tanda-tanda infeksi.

6. Komplikasi

Komplikasi awal, setelah fraktur adalah :

- Syok, yang bisa berakibat fatal setelah beberapa jam setelah cidera

- Emboli lemak

- Sindrom kompartemen yang bisa berakibat kehilangan fungsi ekstimitas

permanen jika tidak segera ditangani.

11

Page 12: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Komplikasi awal lainya yang berhubungan dengan fraktur adalah infeksi, tromboemboli

(emboli paru), dan juga koagulopati intravaskuler diseminata (KID)

Komp1ikasi lambat

Komplikasi lambat yang dapat terjadi setelah fraktur dan dilakukan tindakan adalah :

- Penyatuan terlambat atau tidak ada penyatuan dapat dibantu dengan Stimulasi

elektrik osteogenesis karena dapat mamodifikasi lingkungan jaringan membuat

bersifat elektronegatif sehingga meningkatkan deposisi mineral dan pembentukan

tulang.

- Nekrosis evaskuler tulang terjadi bila tulang kehilangan asupan darah dan mati.

- Reaksi terhadap alat fiksasi internal.

7. WOC

tulang

12

trauma patologis Kecelakaan/tknaan

Pelemahan tulang krna suatu penykit

Tulang tidak bisa mengabsorbsi kekuatan yang menimpanya

langsung Tdk lngsngringan

Benturan/pukulanInfeksi, metatase

tumorTrjatuh dg keadaan ektensi

Pelemahan tulang

Diskontiniutas tulang

Page 13: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

C. LANDASAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengkajian data klinis klien

Tanggal masuk :

Tanggal pengkajian :

Ruang :

13

Perub.jar sekitar

fraktur

Pergeseran fragmen tulang

deformitasLaserasi kulit

MK Gg mobilitas fisik

Gg fungsi

MK nyeri

pendarahaan

Putus vena/arteriMK gg integritas kulit

Spasme otot

Penekanan perfusi jar

Penekanan pmbuluh darah

edema

Protein plasma hilang

Pelepasan histamin

p↗ tek kapiler

MK Shock hipovolemik

Kehlangn volume cairan

MK gg perfusi jaringan

MK risiko infeksi

MK resiko cedera

Page 14: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Pengkaji :

b. Identitas klien

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Agama :

Alamat :

Status :

c. Identitas penanggung jawab

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Agama :

Alamat :

Status :

Hubungan dg klien :

d. Riwayat kesehatan

- Riwayat penyakit sekarang : biasanya klien masuk RS dengan

mengeluhkan nyeri dan ngilu pada daerah yang mengalami fraktur.

- Riwayat penyakit dahulu : kaji klien apakah pernah masuk rumah sakit,

atau pernah mengalami cedera pada anggota gerak.

- Riwayat penyakit keluarga : kaji riwayat kesehatan keluarga klien.

e. Pemeriksaan

Vital sign

TD :

Nadi :

14

Page 15: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Suhu :

Pernafasan :

Pemeriksaan fisik

- Kepala

Inspeksi : lihat apabila kepala mengalami trauma,

pembengkakan, dan luka

Palpasi : raba kepala rasakan apabila terjadi pembengkaka

ketika terbentur.

- Mata

Inspeksi : biasanya tidak terjadi kelainan pada mata apabila

tidak mengalami benturan.

Palpasi : biasany kedua bola mata memiliki kekenyalan yang

sama, dan tidak terdapat pembengkakan.

- Leher

Klien tidak mengalami kaku kuduk

Inspeksi :tidak terdapat benjolan di leher klien

Palpasi : tidak ada pembengkakan getah bening, dan JVP

dalam batas normal.

- Kulit

Biasanya kulit pasien akan pucat, di karena kehabisan darah

maupun karena shock.

- Paru-paru

Inspeksi : dada simetris dan tidak ada kelainan di dada klien

Palpasi : getaran ke dua belah dada klien sama, nafas klien

tidak terasa sesak.

Perkusi : ketika tangan kiri diletakan di atas dada,dan dimulai

dari daerah yang terjauh, setelah di ketuk dengan jari tengah

dan didengarkan bunyi yang ada. Terdengar bunyi sonor. Tapi

15

Page 16: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

apabila terdengar bunyi pekak kemungkinan terjadi pendarahan

di paru.

Auskultasi : ketika stestoskop di letakan di daerah lapang paru,

suara nafas normal, tapi apbila terjadi benturan di dada akan

terdengar suara berat dan sulit untuk bernafas.

- Jantung

Inspeksi : ictus tidak terlihat.

Palpasi : setelah di raba denyutan ictus terasa .

Perkusi : ketika dilakukan pengetukan pada daerah jantung,

terdengar bunyi normsl

Auskultasi : irama dan fruekuensi jantung tedengar teratur.

- Abdomen

Inspeksi : biasanya keadaan perut klien akan normal seperti

biasa.

Auskultasi : dengarkan fruekuensi bising uus, biasanya

fruekeunsi dalam batas normal.

Palpasi : palpasi ginjal dengan cara tangan dikepal kaki pasien

ditekuk dan palpasi di titik eatburney. Biasanya ginjal akan

teraba dan tidak ada pembesaran atau pengerasan.

- Ektremitas atas dan bawah

Biasanya daerah yang mengalami fraktur akan mengalami

edema, nyeri tekan, suhu jaringan akan meningkat, luka robek.

2. NANDA, NIC, NOC

No Diagnosa NOC (Kriteria Hasil) NIC (Interfensi)

1. Nyeri b/d pergeseran

fragmen tulang

-Kontrol Nyeri

Menilai factor

penyebab

Gunakan ukuran

pencegahan

Penggunaan

-Manajemen Nyeri

Lakukan penilaian nyeri

secara komprehensif

dimulai dari lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas,

16

Page 17: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

mengurangi nyeri

dengan non analgesic

Penggunaan analgesic

yang tepat

Gunakan tanda –tanda

vital memantau

perawatan

Laporkan tanda /

gejala nyeri pada

tenaga kesehatan

professional

Menilai gejala dari

nyeri

Gunakan catatan nyeri

Laporkan bila nyeri

terkontrol

-Tingkat Kenyamanan

Melaporkan

Perkembangan Fisik

Melaporkan

perkembangan

psikologi

Mengekspresikan

perasaan dengan

lingkungan fisik

sekitar

Mengekspresikan

perasaan dengan

hubungan social

Mengekspresikan

perasaan secara

intensitas dan

penyebab.

Kaji ketidaknyamanan

secara nonverbal,

terutama untuk pasien

yang tidak bisa

mengkomunikasikanny

a secara efektif

Pastikan pasien

mendapatkan

perawatan dengan

analgesic

Gunakan komunikasi

yang terapeutik agar

pasien dapat

menyatakan

pengalamannya

terhadap nyeri serta

dukungan dalam

merespon nyeri

Pertimbangkan

pengaruh budaya

terhadap respon nyeri

-Pemberian Analgesik

Tentukan lokasi ,

karakteristik, mutu, dan

intensitas nyeri sebelum

mengobati pasien

Periksa order/pesanan

medis untuk obat,

dosis, dan frekuensi

17

Page 18: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

spiritual

Melaporkan kepuasan

dengan tingkatan

mandiri

Mengekspresikan

kepuasan dengan

Kontrol nyeri

-Tingkatan Nyeri

Melaporkan Nyeri

Persen respon tubuh

Frekuensi nyeri

Panjangnya episode

nyeri

Ekspresi nyeri lisan

Ekspresi wajah saat

nyeri

Melindungi bagian

tubuh yang nyeri

Kegelisahan

Ketegangan Otot

Perubahan frekuensi

pernapasan

Perubahan frekuensi

nadi

Perubahan Tekanan

darah

Perubahan ukuran

pupil

Berkeringat

Hilangnya Nafsu

yang ditentukan

analgesik

Cek riwayat alergi obat

Evaluasi kemampuan

pasien dalam

pemilihan obat

penghilang sakit, rute,

dan dosis, serta

melibatkan pasien

dalam pemilihan

tersebut

Tentukan jenis

analgesik yang

digunakan (narkotik,

non narkotik atau

NSAID) berdasarkan

tipe dan tingkat nyeri.

Tentukan analgesik

yang cocok, rute

pemberian dan dosis

optimal.

Utamakan pemberian

secara IV dibanding IM

sebagai lokasi

penyuntikan, jika

mungkin

Hindari pemberian

narkotik dan obat

terlarang lainnya,

menurut agen protokol

Monitor TTV sebelum

18

Page 19: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

makan dan sesudah pemberian

obat narkotik dengan

dosis pertama atau jika

ada catatan luar biasa.

Ajari tentang

penggunaan analgesik,

strategi ke menurunkan

efek samping, dan

harapan untuk

keterlibatan dalam

membuat keputusan

dalam manajemen

nyeri.

-Pemberian obat penenang

Intervensi yang dilakukan :

Kaji riwayat kesehatan

pasien dan riwayat

pemakaian obat

penenang

Tanyakan kepada

pasien atau keluarga

tentang pengalaman

pemberian obat

penenang sebelumnya

lihat kemungkinan

alergi obat

tinjau apakah pasien

telah mentaati

pembatasan berkenaan

dg aturan makan,

seperti yang ditentukan

19

Page 20: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

tinjau ulang tentang

contraindikasi

pemberian obat

penenang

Beritahu keluarga

dan/atau pasien tentang

efek pemberian obat

penenang

evaluasi tingkatan

kesadaran pasien dan

refleks normal sebelum

pemberian obat

penenang

periksa TTV dalam

batas normal

Pendokumentasian

respon klien

2. Resiko Cedera b/d fraktur -Status Keamanan Cedera

Fisik

Kekerasan cedera dari

kecelakaan dan

trauma

Kulit lecet

Memar

Terkoyak

Keseleo alat gerak

Fraktur alat gerak

Terganggunya

mobilitas

Terganggunya

-Pencegahan Jatuh

Identifikasi defisit

kognitif atau fisik

pasien yang berpotensi

untuk jatuh

Identifikasi

karakteristik

lingkungan yang

menungkatkan potensi

jatuh ( seperti lantai

yang licin )

Monitor gaya,

keseimbangan berjalan

20

Page 21: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

kesadaran

-Prilaku Keamanan Pribadi

Pasen diharapkan untuk

mengontrol prilaku yang

menyebabkan cedera fisik

Keseimbangan tidur

dan istirahat dengan

aktivitas

Pemilihan pakaian yg

tepat utk beraktivitas

Kebenaran

penggunaan alat bantu

Pengaturan

lingkungan

Hindari perilaku yg

berisiko tinggi

-Status Keamanan Mencegah

Jatuh

Perbaiki cara

penggunaan alat bantu

Penempatan pelindung

untuk mencegah jatuh

Gunakan secara tepat

bangku yang

bersandar dan tangga

Penyesuaian tinggi

tempat tidur jika

dibutuhkan

Kontrol keadan goyah

atau diam

Gunakan pencegahan

dan kelemahan daya

ambulasi

Berikan peralatan yang

menunjang ( seperti alat

bantu jalan ) untuk

mengokohkan jalan

Pertahankan

penggunaan alat bantu

jalan

Kunci korsi roda,

tempat tidur selama

pemindahan pasien

Tempatkan benda-

benda di sekitar pasien

untuk mudah dijangkau

Instruksikan pasien

untuk meminta bantuan

dengan menggunakan

gerakan

Ajarkan pasien

bagaimana berpindah

untuk meminimalisir

trauma

Gunakan tkhnik yang

tepat untuk

memindahkan pasien

dari dank ke tempat

tidur , toilet, kursi roda

dan sebagainya

Tempatkan tanda untuk

mengingatkan staf jika

21

Page 22: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

ketika pengobatan

dapat menyebabkan

resiko jatuh

Gunakan prosedur

pemindahan yang

aman

Kompensasi untuk

keterbatasan fisik

-Deteksi Resiko

Kenali tanda dan

gejala yg

mengindikasikan

risiko

Identifikasi risiko

kesehatan potensial

Lakukan pemeriksaan

sendiri sesuai interval

Dapatkan pengetahuan

ttg riwayat keluarga

Pertahankan info

terbaru tentang

riwayat pribadi

Gunakan sumber

informasi ttg risiko

potensial

Gunakan pelayanan

kesehatan sesuai

kebutuhan

pasien sedang dalam

resiko jatuh

Kolaborasi dengan tim

kesehatan lain untuk

mengurangi efek

samping obat yang bisa

mengakibatkan jatuh

Ajar keluarga tentang

factor resiko yang

berkontribusi pada

jatuh dan bagaimana

mengurangi resiko

jatuh

Kaji keluarga dalam

mengidentifikasi

bahaya dirumah dan

bagaimana

memodifikasikannya

-manajemen lingkungan

Pantau keamanan alat –

alat yang dibawa

pengunjung ke sekitar

klien

Instruksikan

pengunjung dan

petugas kesehatan yang

lain mengenai

informasi keamanan

klien

-kewaspadaan hipertermi

malingna

22

Page 23: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Intervensi yang dilakukan :

Sediakan perlengkapan

emergensi untuk

hipertemia malignan,

setiap protocol, di area

operasi

Tinjau perawatan

emergensi hipertemi

malignan dengan staf,

setiap protocol

Tanyakan pasien

tentang sejarah individu

atau keluarga dari

hipertemi malignan,

unexpected kematian

dari anestesi,

ketidakmampuan otot,

atau demam

postoperatif yang tidak

dijelaskan

Sediakan pendidikan

pasien dan keluarga

tentang pencegahan

yang dibutuhkan untuk

administration anestesi

yang akan datang

3. Ganguan Mobilitas Fisik

b/d kerusakan tulang femur

dan nyeri

-Ambulansi : Berjalan

Pertahanan berat

Berjalan dengan langkah

-Posisi

Klie diharapkan mampu

untuk :

23

Page 24: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

efektif

Berjalan dengan langkah

lambat

Berjalan dengan langkah

sedang

Berjalan dengan cepat

Berjalan dengan langkah

naik

Berjalan dengan langkah

turun

-Ambulansi : Kursi Roda

Berpindah ke dan dari kursi

roda

Mendorong kursi roda

dengan aman

Mendorong kursi roda jarak

pendek

Mendorong kursi roda jarak

sedang

Maneuvers curbs

Maneuvers pintu jalan

-Pergerakan Sendi Aktif

Rahang

Leher

Jari kanan

Jari kiri

Ibu jari kanan

Ibu jari kiri

Pergelangan kanan

Pergelangan kiri

Sediakan tempat

tidur yang

terapeutik

Pelihara

kenyamanan tempat

tidur

Tempatkan dalam

posisi yang

terapeutik

Posisi dalam

mempersiapkan

kesajajaran tubuh.

Hindari terjadinya

amputasi dalam

posisi fleksi

Posisikan untuk

mengurangi

dyspnea (mis. posisi

semi melayang),

jika diperlukan

Fasilitasi pertukaran

udara yang bagus

untuk bernafas

sarankan untuk

peningkatan rentang

latihan

-Terapi Latihan Mobilitas

Sendi

Tentukan batasan

dari perpindahan

sendi dan dampak

24

Page 25: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Siku kanan

Siku kiri

Bahu kanan

Bahu kiri

Mata kaki kanan

Mata kaki kiri

Lutut kanan

Lutut kiri

Pinggang kanan

Pinggang kiri

-Posisi Tubuh Inisiatif Sendiri

Telentang ke telentang

Telentang ke duduk

Duduk ke telentang

Duduk ke berdiri

Berdiri ke duduk

Berdiri ke berlutut

Berlutut ke berdiri

Berdiri ke jongkok

Jongkok ke berdiri

Melengkungkan punggung

Sisi ke sisi

dari fungsinya

Kolaborasi dengan

dokter terapi dalam

perkembangan dan

memutuskan sebuah

program latihan

Tentukan tingkat

motifasi pasien

untuk perawatan

dan pemulihan

perpindahan sendi

Jelaskan kepada

pasien/keluarga

tujuan dan rencana

dari latihan sendi

Kontrol lokasi dan

ketidaknyamanan

dan nyeri selama

beraktifitas/berpind

ah

Mulai pengontrolan

ukuran nyeri

sebelum memulai

latihan sendi

Kenakan pakaian

pasien dengan

pakaian nonresriktif

Lindungi pasien

dari trauma selama

latihan

-terapi aktivitas

25

Page 26: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Intervensi yang dilakukan :

Kolaborasi dengan

terapis dalam

merncanakan dan

memonitor program

aktivitas

Tingkatkan komitmen

pasien dalam

beraktivitas

Bantu mengekplorasi

aktivitas yang

bemanfaat bagi pasien

Bantu mengidentifikasi

sumberdaya yang

dimiliki dalam

beraktivitas

Bantu mengidentifikasi

aktivitas yang disukai

Bantu

pasien/keluarga

dalam beradaptasi

dengan lingkungan

4. Ganguan integritas kulit

b/d laserasi kulit

-Integritas Jaringan : Kulit

dan Membran Mukosa

Menilai kelengkapan struktur

dan fungsi fisiologi normal

kulit dan membran mukosa

Suhu Jaringan

Sensasi

Elastisitas

-Pemeriksaan Kulit

Observasi warna,

kehangatan,

pembengkakan, denyut

nadi, teksture, edema,

dan ulserasi pada

ekstremitas.

Inspeksi kulit dan

26

Page 27: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Hidrasi

Pigmentasi

Respirasi

Warna

Tekstur

Ketebalan

Jaringan yang tak luka

Jaringan Perfusi

Pertumbuhan rambut

di kulit

Kelengkapan kulit

-Penyembuhan Luka

Primer

Menilai tingkat regenerasi sel

dan jaringan secara alami

Skin approximation

Pengeringan Purulensi

Pengeringan serosa

dari luka

Pengurangan drainase

dari luka

Pengeringan

seroanginosa dari luka

Pengurangan area

yang kemerahan

Penguranagn edema

luka

Tingginya temperatur

kulit

Bau luka

-Penyembuhan luka :

membran mukosa dari

adanya kemerahan,

panas yang luar biasa,

atau drainase.

Pantau area kulit yang

kemerahan dan rusak.

Pantau adanya sumber

penekanan dan

friksi/pergeseran.

Pantau kulit dari adanya

infeksi, khususnya

didaerah yang edema.

Pantau kulit dan

membran mukosa dari

adanya perubahan

warna dan memar.

Pantau kulit dari adanya

ruam dan lecet.

Catat perubahan pada

kulit dan membran

mukosa.

Ajarkan anggota

keluarga / pemberi

asuhan tentang tanda

kerusakan kulit, jika

diperluka

-Perawatan Daerah Insisi

jelaskan prosedur pada

pasien

inspeksi daerah insis,

adanya kemerahan,

27

Page 28: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Tujuan Sekunder

Menilai tingkat regenerasi sel

dan jaringan pada luka

terbuka

Granulasi

Epitelisasi

Pengeringan purulensi

Pengeringan serosa

Pengurangan drainase

Pengeringan Seroanginosa

Pengurangan area kuit

kemerahan

Edema

Pengurangan area kulit

yang abnormal

Pelepuhan kulit

Maserasi kulit

Nekrosis

Pengelupasan

Bau Luka

Ukuran Luka

bengkak atau tanda

eviscerasi

catat karakteristik

sejumlah drainase

monitor proses

penyembuhan pada

daerah insisi

bersihkan daerah sekitar

insisi dengan larutan

pembersih yang tepat

seka dari daerah bersih

kearah daerah kurang

bersih

monitor insisi untuk

tanda dan gejala infeksi

gunakan teknik steril,

aplikator dengan ujung

katun, lilitan dalam dan

tipis

-Manajemen sensasi perifer

Intervensi yang dilakukan :

Pantau ketajaman/

ketumpulan atau

panas / dingin bagian

perifer pasien ( kulit )

Pantau adanya

Parasthesia : kebas ,

kesemutan ,

hiperparasthesia dan

hipoparasthesia

Instruksikan kepda

28

Page 29: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

pasien / keluarga untuk

selalu memeriksa /

memantau integritas

kulit yang mengalami

cedera / gangguan

sensasi setiap hari

5. Resiko Infeksi b/d

robeknya kulit hingga

menyebabkan perubahan

epidermis/dermis kulit

-Deteksi Resiko

Mengetahui tindakan yang

diambil untuk

mengidentifikasi ancaman

kesehatan diri

Kenali tanda dan

gejala yg

mengindikasikan

risiko

Identifikasi risiko

kesehatan potensial

Cari validasi dari

risiko yg dirasakan

Lakukan pemeriksaan

sendiri sesuai interval

Ikut serta dlm skrining

sesuai interval

Dapatkan pengetahuan

ttg riwayat keluarga

Pertahankan info

terbaru tentang

riwayat keluarga

Pertahankan info

terbaru tentang

-Monitor keabnormalan level

untuk serum

Dapatkan specimen lab

untuk memonitor level

cairan/ elektrolit

( seperti Ht,

BUN,sodium, protein,

potassium

Beri cairan

Promosikan intake oral

Pasang infuse IV

Monitor hasil lab yang

relevan dengan retensi

cairan

-Proteksi Infeksi

Monitor tanda-tanda

dan gejala sistemik

dan local dari infeksi.

Monitor daerah yang

mudah terinfeksi.

Batasi pengunjung.

Lakukan perawatan

kulit untuk area yang

oedem

29

Page 30: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

riwayat pribadi

Gunakan sumber

informasi ttg risiko

potensial

Gunakan pelayanan

kesehatan sesuai

kebutuhan

-Kontrol Resiko

Menyatakan resiko

Memantau faktor

resiko lingkungan

Memantau faktor

resiko perilaku pribadi

Mengembangkan

strategi kontrol risiko

yg efektif

Pantau perubahan

status kesehatan

-Status Nutrisi

Asupan zat gizi

Asupan makanan dan

cairan

Energi

Indeks masa tubuh

Berat badan

Biochemical measures

Inspeksi kulit dan

membran mukosa

yang memerah, panas,

atau kering.

Inspeksi kondisi dari

luka operasi

Tingkatkan intake

nutrisi yang cukup.

Anjurkan intake cairan.

Laporkan kemungkinan

adanya infeksi dalam

upaya pengendalian

infeksi.

-perawatan luka

Intervensi yang dilakukan :

Bersihkan balutan

yang melekat dan

debris

Cukur rambut

sekitar area yang

rusak

Catat karakteristik

luka

Catat karakteristik

drainase

Bersihkan dengan

sabun antibakterial

6 Syok hipovolemik b/d

kehilangan vol cairan

-Deteksi resiko

Indikator :

Kenali tanda dan

-manajemen syok :volume

Intervensi yang dilakukan :

Monitor tanda dan gejala

30

Page 31: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

gejala yg

mengindikasikan

risiko

Cari validasi dari

risiko yg dirasakan

Pertahankan info

terbaru tentang

riwayat keluarga

Pertahankan info

terbaru tentang

riwayat pribadi

Gunakan sumber

informasi ttg risiko

potensial

-keseimbangan elektrolit

dan asam basa

Indikator :

Denyut jantung : DBH*

Irama jantung : DBH

Pernapasan : DBH

Irama napas : DBH

pH Urine DBN

Status kesadaran

Orientasi kognitif

Kekuatan otot

-status infeksi

Indikator :

Ruam

Gelembung pada kulit

yang tidak keras

Demam

perdarahan yang konsisten.

Catat pendarahan tertutup

pada pasien.

Cegah kehilangan darah

(ex : melakukan penekanan

pada tempat terjadi

perdarahan)

Berikan cairan IV, yang

tepat/

Catat Hb/Ht sebelum dan

sesudah kehilangan darah

sesuai indikasi.

Berikan tambahan darah

(ex : platelet, plasma) yang

sesuai.

-manajemen cairan

Intervensi yang dilakukan:

Pertahankan intake yang

akurat

Pasang kateter urin

Monitor status hidrasi

(seperti :kelebapan mukosa

membrane, nadi)

Monitor status

hemodinamik termasuk

CVP,MAP, PAP

Monitor hasil lab. terkait

retensi cairan (peningkatan

BUN, Ht ↓)

Monitor TTV

31

Page 32: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Nyeri

Gangguan kognitif yang

tidak dapat dijelaskan

Monitor adanya indikasi

retensi/overload cairan

(seperti :edem, asites,

distensi vena leher)

-manajemen elektrolit

Intervensi yang dilakukan :

Monitor serum elektrolit

abnormal

Monitor manifestasi

imbalance cairan

Pertahankan kepatenan

akses IV

Berikan cairan sesuai

kebutuhan

Catat intake serta output

secara akurat.

Berikan suplemen elektrolit

(oral, NG, IV) sesuai

anjuran

7 Gg perfusi jaringan b/d

penurunan perfusi jaringan

-integritas jaringan: kulit

dan membran mukosa

Indikator :

Suhu Jaringan

Sensasi

Elastisitas

Hidrasi

Pigmentasi

Respirasi

Warna

Tekstur

Ketebalan

-pemantauan TTV

Intervensi yang di lakukan :

Ukur tekanan darah,

denyut nadi,

temperature, dan status

pernafasan, jika

diperlukan

Catat gejala dan turun

naiknya tekanan darah

Ukur tekanan darah

ketika pasien berbaring,

duduk, dan berdiri, jika

32

Page 33: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Jaringan yang tak luka

Jaringan Perfusi

Pertumbuhan rambut di

kulit

Kelengkapan kulit

-perfusi jaringan

Indikator :

TTV

Output urine

Keseimbangan elektrolit

asam basa

diperlukan

Auskultasi tekanan

darah pada kedua

lengan dan bandingkan,

jika diperlukan

Ukur tekanan darah,

nadi, dan pernafasan

sebelum, selama, dan

setelah beraktivitas,

jika diperlukan

-kewaspadaan sirkulasi

Intervensi yang dilakukan :

Lakukan penilaian

terhadap sirkulasi perifer

(seperti cek nadi perifer,

edema, pengisian kapiler,

warna dan temperatur

ekstremitas)

Jangan lakukan IV pada

ekstremitas yang punya

masalah sirkulasi

Hindari mengukur TD

pada ekstremitas yang

punya masalah sirkulasi

Hindari pemakaian

tourniket pada ekstremitas

yang punya masalah

sirkulasi

Pertahankan hidrasi yang

adekuat untuk mencegah

peningkatan viskositas

33

Page 34: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

darah

Hindari injury pada area

yang bermasalah

Cegah infeksi pada luka

-manajemen cairan

Intervensi yang dilakukan:

Pertahankan intake yang

akurat

Pasang kateter urin

Monitor status hidrasi

(seperti :kelebapan mukosa

membrane, nadi)

Monitor status

hemodinamik termasuk

CVP,MAP, PAP

Monitor hasil lab. terkait

retensi cairan (peningkatan

BUN, Ht ↓)

Monitor TTV

Monitor adanya indikasi

retensi/overload cairan

(seperti :edem, asites,

distensi vena leher

34

Page 35: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Tn. Budi (25 th) masuk RSUP M. DJAMIL Padang karena mengalami kecelakaan lalu litas dan

mengalami fraktur femur ½ distal sinistra tertutup. Saat ini Tn. Budi dirawat diruang TC dengan

kondisi terpasang parkin traksi dengan beban 7 kg. Tn. Budi mengeluh nyeri dan ngilu pada

daerah fraktur, skala nyeri 5, terbangun pada malam hari karena nyeri. Semua aktifitas dan

pemenuhan kebutuhan Tn. Budi oleh kelarga dan perawat.

A. PENGKAJIAN KESEHATAN DAN 11 FUNGSIONAL GORDON

35

Page 36: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Pengkajian data klinis klien

Tanggal masuk : 01 Januari 2013

Tanggal pengkajian : 02 Januari 2013

Ruang : Trauma Centre

Pengkaji : Ns. A

Identitas klien

Nama : Tn. B

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SLTA

Agama : Islam

Alamat : Pauh

Status : Belum kawin

Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. Abu Bakar

Umur : 65 tahun

Jenis kelamin : Laki - laki

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SLTP

Agama : Islam

Alamat : Pauh

Status : Kawin

Hubungan dg klien : Ayah Klien

Riwayat kesehatan

- Riwayat penyakit sekarang : klien mengeluhkan nyeri dan ngilu pada

daerah yang mengalami fraktur dan klien sering terbangun pada malam

hari karena nyeri.

36

Page 37: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

- Riwayat penyakit dahulu : Sebelumnya Tn. B belum pernah mengalami

kecelakaan dan fraktur.

- Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada riwayat penyakit keluarga dari

klien yang indikasinya berhubungan dengan fraktur.

Pemeriksaan

Pada daerah yang mengalami fraktur tidak ada luka. Akan tetapi klien

merasakan nyeri.dan terdapat pembekakan pada daerah yang patah. Gaya

bicara klien masih normal, dan kesadarannya composimetris. Selain itu tidak

ada masalah yang terjadi pada kulit, kepala, rambut, telinga, hidung,

tenggorokan, kelenjer getah bening, mata, leher, gigi dan mulut. Akan tetapi

kebersihan diri klien agak kurang, hal tersebut disebabkan karna jangkauan

pergerakannya terbatas.

Vital sign

TD : 110/70 mmhg

Nadi :90 x/mnt

Suhu :37,7 oc

Pernafasan : 24 x/mnt

Pemeriksaan fisik

- Kepala

Inspeksi : kepala simetris dan tidak terdapat memar.

Palpasi : tidak terdapat benjolan dan pembengkakan di kepala

klien

- Mata

Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva anemis dan pupil

isokor, bagian bawah mata menghitam dan cekung karena

kurang tidur.

Palpasi : kedua mata memiliki kekenyalan yang sama.

37

Page 38: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

- Leher

Klien tidak mengalami kaku kuduk

Inspeksi :tidak terdapat benjolan di leher klien

Palpasi : tidak ada pembengkakan getah bening, dan JVP

dalam batas normal.

- Kulit

Wajah klien terlihat meringis karena menahan rasa nyeri.

- Paru-paru

Inspeksi : dada simetris dan tidak ada kelainan di dada klien

Palpasi : getaran ke dua belah dada klien sama, nafas klien

tidak terasa sesak.

Perkusi : paru- paru dalam batas normal, terdengar bunyi sonor

Auskultasi : suara dan fruekuensi nafas normal.

- Jantung

Inspeksi : ictus tidak terlihat.

Palpasi : denyutan ictus terasa .

Perkusi : ketika dilakukan pengetukan pada daerah jantung,

terdengar bunyi normal

Auskultasi : irama dan fruekuensi jantung tedengar teratur.

- Abdomen

Inspeksi : tidak terdapat memar pada perut dan tidak terdapat

pembengkakan pada perut klien.

Auskultasi : fruekuesi bising usus dalam batas normal

Palpasi : tidak terjadi pengerasan dan pembesaran pada organ-

organ yang terdapat di abdomen.

- Ektremitas atas

Terdapat beberapa luka ringan pada siku dan pergelangan

tangan klien, dan tidak adak tulang yang patah.

- Ektremitas bawah

Paha bagian kiri klien bengkak, tidak terdapat luka, tapi pada

tulang fermur klien patah.

38

Page 39: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Dan juga terdapat luka lecet di beberapa bagian kaki.

11 Fungsional Gordon

1. Pola Presepsi - Menajemen Kesehatan

Tn B dan keluarga mengetahui tentang fraktur yang dideritanya, terbukti tentang

penerangan keluarga tentang sakit yang sakit yang diderita Tn.B. Tapi keluarga dan

Tn B terkendala dalam pengetahuan perawatan fraktur yang diderita Tn. B.

Sehingga tenaga perawat sangat dibutuhkan dalam kasus ini.

2. Pola Nutrisi – Metabolik

Sebelum mengalami kecelakaan pola makan pasien baik, tapi setelah kecelakaan

terjadi penurunan nafsu makan pasien. Sehingga pasien harus diinfus untuk

membantu asupan Nutrisi dan metabolik pasien.

3. Pola Eliminasi

Pasien mengalami kendala saat BAB. Pasien mengeluhkan tidk teraturnya BAB

setelah terjadi kecelakaan karena pola nutrisinya terganggu. Selain itu, pasien juga

kesusahan dalam mobilisasi saat BAB.

4. Pola aktivitas – latihan

Pasien terganggu dalam aktivitasnya kearena Fraktur yang dideritanya. Pasien

hanya bisa berbaring ditepat tidur, karena apabila bergerak sedikit lansung terasa

nyeri pada fraktur yang dideritanya.

5. Pola Kognitif dan Konseptual

Pasien tidak mengalami kondisi yang abnormal pada alat indranya. Pasien cuman

mengeluh pada daerah fraktur yang duderitanya.

6. Pola Istirahat – Tidur

Pasien mengeluh pola tidurnya terganggu, karena rasa nyeri dan posisi yang tidak

nyaman karena pemasangan prakin traksi. Sehingga pasien merasa lemas dan

kurang segar karena kurang tidur. Selain itu ada lingkaran mata pasien dan cekung

pada mata akibat kurang tidur dan waktu tidur yang tidak teratur.

7. Pola konsep diri

Pasien merasa HDR, karena pasien menganggap menjadi beban terhadap

keluarganya. Semua aktivitas pasien dibantu oleh kelurga dan pasien beranggapan

39

Page 40: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

tidak bisa pulih seperti sediakala. Sehingga pasien merasa hidupnya tak berguna

lagi. Pasien membutuhkan dorongan dan semangat dari orang terdekat.

8. Pola Peran dan hubungan

Pasien tidak terlalu berperan dalam keluarganya dalam pemenuhan ekonomi

keluarga. Karena kepala keluarga dalam keluarga pasien masih hidup. Dalam

kehidupan sehari-hari pasien dikenal baik dan rajin dalam bekerja dan belajar.

Pergaulan dilingkungannya juga tergolong baik. Tapi sejak kecelakaan pasien

cendrung menutup diri dan pendiam.

9. Pola Seksualitas

Tidak terkaji karena status pasien belum kawin.

10. Pola koping / toleransi stres

Pasien stres dalam menjalani perawatan dalam penyakitnya. Pasien stres karena

takut tak bisa menjalni aktivitas sehari-hari seperti biasa lagi. Adakalanya pasien

menangis karena merasa terbaring tak berdaya di rumah sakit.

11. Pola Nilai / kepercayaan

Pasien beragama Islam dan taat dalam menjalankan agamanya. Walapun dalam

keadaan sakit, pasien selalu menjalankan shalat dengan posisi shalat sambil tidur.

Adakalanya ketika shalat, pasien menangis dan meratapi sakit yang dideritanya.

B. ANALISA DATA

NO DATA DIAGOSA

1 DO:

Klien terlihat meringis

Klien terlihat kesakitan ketika area fraktur

dipegang

Keringat klien keluar dan wajah terlihat pucat

Skala nyeri 5

Edema pada area fraktur

TD : 110/70 mmhg

Nyeri b/d pergeseran fragmen

tulang

40

Page 41: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Nadi : 90 x/mnt

Suhu : 37,7 oc

Pernafasan : 24 x/mnt

DS:

Klien mengeluh area fraktur terasa sangat sakit

dan ngilu

Keluarga klien mengatakan klien sering

berteriak secara tiba-tiba dan sewaktu-waktu

2 DO:

Kulit klien terlihat lecet dan memar

Klien terlihat susah bergerak

Area sekitar fraktur terlihat bengkak

DS;

Klien mengatakan area fraktur sangat sakit

kerika disentuh

Klien mengatakan susah bergerak

Resiko Cedera b/d fraktur

3 DO:

Klien tidak bisa atau susah menggerakkan tubuh

pada area fraktur

Klien tidak bisa berjalan

Segala aktifitas klien dibantu oleh keluarga atau

perawat

Pada area fraktur terpasang parkin traksi seberat

7 kg

Adanya edema pada area fraktur

DS:

Klien mengatakan susah bergerak pada area

fraktur

Klien mengatakan bahwa kakinya susah

digerakkan karena nyeri yg dialami

Keluarga mengatakan segala aktivitas klien

Ganguan Mobilitas Fisik b/d

kerusakan tulang femur dan nyeri

41

Page 42: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

dibantu oleh keluarga

C. NANDA, NIC, NOC

No Diagnosa NOC (Kriteria Hasil) NIC (Interfensi)

1. Nyeri b/d pergeseran

fragmen tulang

-Kontrol Nyeri

Menilai factor

penyebab

Gunakan ukuran

pencegahan

Penggunaan

mengurangi nyeri

dengan non analgesic

Penggunaan analgesic

yang tepat

Gunakan tanda –tanda

vital memantau

perawatan

Laporkan tanda /

gejala nyeri pada

tenaga kesehatan

professional

Menilai gejala dari

nyeri

Gunakan catatan nyeri

Laporkan bila nyeri

terkontrol

-Tingkat Kenyamanan

Melaporkan

Perkembangan Fisik

Melaporkan

-Manajemen Nyeri

Lakukan penilaian nyeri

secara komprehensif

dimulai dari lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas,

intensitas dan

penyebab.

Kaji ketidaknyamanan

secara nonverbal,

terutama untuk pasien

yang tidak bisa

mengkomunikasikanny

a secara efektif

Pastikan pasien

mendapatkan

perawatan dengan

analgesic

Gunakan komunikasi

yang terapeutik agar

pasien dapat

menyatakan

pengalamannya

terhadap nyeri serta

dukungan dalam

merespon nyeri

42

Page 43: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

perkembangan

psikologi

Mengekspresikan

perasaan dengan

lingkungan fisik

sekitar

Mengekspresikan

perasaan dengan

hubungan social

Mengekspresikan

perasaan secara

spiritual

Melaporkan kepuasan

dengan tingkatan

mandiri

Mengekspresikan

kepuasan dengan

Kontrol nyeri

-Tingkatan Nyeri

Melaporkan Nyeri

Persen respon tubuh

Frekuensi nyeri

Panjangnya episode

nyeri

Ekspresi nyeri lisan

Ekspresi wajah saat

nyeri

Melindungi bagian

tubuh yang nyeri

Kegelisahan

Pertimbangkan

pengaruh budaya

terhadap respon nyeri

-Pemberian Analgesik

Tentukan lokasi ,

karakteristik, mutu, dan

intensitas nyeri sebelum

mengobati pasien

Periksa order/pesanan

medis untuk obat,

dosis, dan frekuensi

yang ditentukan

analgesik

Cek riwayat alergi obat

Evaluasi kemampuan

pasien dalam

pemilihan obat

penghilang sakit, rute,

dan dosis, serta

melibatkan pasien

dalam pemilihan

tersebut

Tentukan jenis

analgesik yang

digunakan (narkotik,

non narkotik atau

NSAID) berdasarkan

tipe dan tingkat nyeri.

Tentukan analgesik

yang cocok, rute

pemberian dan dosis

43

Page 44: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Ketegangan Otot

Perubahan frekuensi

pernapasan

Perubahan frekuensi

nadi

Perubahan Tekanan

darah

Perubahan ukuran

pupil

Berkeringat

Hilangnya Nafsu

makan

optimal.

Utamakan pemberian

secara IV dibanding IM

sebagai lokasi

penyuntikan, jika

mungkin

Hindari pemberian

narkotik dan obat

terlarang lainnya,

menurut agen protokol

Monitor TTV sebelum

dan sesudah pemberian

obat narkotik dengan

dosis pertama atau jika

ada catatan luar biasa.

Ajari tentang

penggunaan analgesik,

strategi ke menurunkan

efek samping, dan

harapan untuk

keterlibatan dalam

membuat keputusan

dalam manajemen

nyeri.

-Pemberian obat penenang

`````````````````````````````````Inte

rvensi yang dilakukan :

Kaji riwayat kesehatan

pasien dan riwayat

pemakaian obat

penenang

44

Page 45: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Tanyakan kepada

pasien atau keluarga

tentang pengalaman

pemberian obat

penenang sebelumnya

lihat kemungkinan

alergi obat

tinjau apakah pasien

telah mentaati

pembatasan berkenaan

dg aturan makan,

seperti yang ditentukan

tinjau ulang tentang

contraindikasi

pemberian obat

penenang

Beritahu keluarga

dan/atau pasien tentang

efek pemberian obat

penenang

evaluasi tingkatan

kesadaran pasien dan

refleks normal sebelum

pemberian obat

penenang

periksa TTV dalam

batas normal

Pendokumentasian

respon klien

2. Resiko Cedera b/d fraktur -Status Keamanan Cedera -Pencegahan Jatuh

45

Page 46: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Fisik

Kekerasan cedera dari

kecelakaan dan

trauma

Kulit lecet

Memar

Terkoyak

Keseleo alat gerak

Fraktur alat gerak

Terganggunya

mobilitas

Terganggunya

kesadaran

-Prilaku Keamanan Pribadi

Pasen diharapkan untuk

mengontrol prilaku yang

menyebabkan cedera fisik

Keseimbangan tidur

dan istirahat dengan

aktivitas

Pemilihan pakaian yg

tepat utk beraktivitas

Kebenaran

penggunaan alat bantu

Pengaturan

lingkungan

Hindari perilaku yg

berisiko tinggi

-Status Keamanan Mencegah

Jatuh

Perbaiki cara

Identifikasi defisit

kognitif atau fisik

pasien yang berpotensi

untuk jatuh

Identifikasi

karakteristik

lingkungan yang

menungkatkan potensi

jatuh ( seperti lantai

yang licin )

Monitor gaya,

keseimbangan berjalan

dan kelemahan daya

ambulasi

Berikan peralatan yang

menunjang ( seperti alat

bantu jalan ) untuk

mengokohkan jalan

Pertahankan

penggunaan alat bantu

jalan

Kunci korsi roda,

tempat tidur selama

pemindahan pasien

Tempatkan benda-

benda di sekitar pasien

untuk mudah dijangkau

Instruksikan pasien

untuk meminta bantuan

dengan menggunakan

gerakan

46

Page 47: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

penggunaan alat bantu

Penempatan pelindung

untuk mencegah jatuh

Gunakan secara tepat

bangku yang

bersandar dan tangga

Penyesuaian tinggi

tempat tidur jika

dibutuhkan

Kontrol keadan goyah

atau diam

Gunakan pencegahan

ketika pengobatan

dapat menyebabkan

resiko jatuh

Gunakan prosedur

pemindahan yang

aman

Kompensasi untuk

keterbatasan fisik

-Deteksi Resiko

Kenali tanda dan

gejala yg

mengindikasikan

risiko

Identifikasi risiko

kesehatan potensial

Lakukan pemeriksaan

sendiri sesuai interval

Dapatkan pengetahuan

ttg riwayat keluarga

Ajarkan pasien

bagaimana berpindah

untuk meminimalisir

trauma

Gunakan tkhnik yang

tepat untuk

memindahkan pasien

dari dank ke tempat

tidur , toilet, kursi roda

dan sebagainya

Tempatkan tanda untuk

mengingatkan staf jika

pasien sedang dalam

resiko jatuh

Kolaborasi dengan tim

kesehatan lain untuk

mengurangi efek

samping obat yang bisa

mengakibatkan jatuh

Ajar keluarga tentang

factor resiko yang

berkontribusi pada

jatuh dan bagaimana

mengurangi resiko

jatuh

Kaji keluarga dalam

mengidentifikasi

bahaya dirumah dan

bagaimana

memodifikasikannya

-manajemen lingkungan

47

Page 48: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Pertahankan info

terbaru tentang

riwayat pribadi

Gunakan sumber

informasi ttg risiko

potensial

Gunakan pelayanan

kesehatan sesuai

kebutuhan

Pantau keamanan alat –

alat yang dibawa

pengunjung ke sekitar

klien

Instruksikan

pengunjung dan

petugas kesehatan yang

lain mengenai

informasi keamanan

klien

-kewaspadaan hipertermi

malingna

Intervensi yang dilakukan :

Sediakan perlengkapan

emergensi untuk

hipertemia malignan,

setiap protocol, di area

operasi

Tinjau perawatan

emergensi hipertemi

malignan dengan staf,

setiap protocol

Tanyakan pasien

tentang sejarah individu

atau keluarga dari

hipertemi malignan,

unexpected kematian

dari anestesi,

ketidakmampuan otot,

atau demam

postoperatif yang tidak

48

Page 49: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

dijelaskan

Sediakan pendidikan

pasien dan keluarga

tentang pencegahan

yang dibutuhkan untuk

administration anestesi

yang akan datang

3. Ganguan Mobilitas Fisik

b/d kerusakan tulang femur

dan nyeri

-Ambulansi : Berjalan

Pertahanan berat

Berjalan dengan langkah

efektif

Berjalan dengan langkah

lambat

Berjalan dengan langkah

sedang

Berjalan dengan cepat

Berjalan dengan langkah

naik

Berjalan dengan langkah

turun

-Ambulansi : Kursi Roda

Berpindah ke dan dari kursi

roda

Mendorong kursi roda

dengan aman

Mendorong kursi roda jarak

pendek

Mendorong kursi roda jarak

sedang

-Posisi

Klie diharapkan mampu

untuk :

Sediakan tempat

tidur yang

terapeutik

Pelihara

kenyamanan tempat

tidur

Tempatkan dalam

posisi yang

terapeutik

Posisi dalam

mempersiapkan

kesajajaran tubuh.

Hindari terjadinya

amputasi dalam

posisi fleksi

Posisikan untuk

mengurangi

dyspnea (mis. posisi

semi melayang),

49

Page 50: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Maneuvers curbs

Maneuvers pintu jalan

-Pergerakan Sendi Aktif

Rahang

Leher

Jari kanan

Jari kiri

Ibu jari kanan

Ibu jari kiri

Pergelangan kanan

Pergelangan kiri

Siku kanan

Siku kiri

Bahu kanan

Bahu kiri

Mata kaki kanan

Mata kaki kiri

Lutut kanan

Lutut kiri

Pinggang kanan

Pinggang kiri

-Posisi Tubuh Inisiatif Sendiri

Telentang ke telentang

Telentang ke duduk

Duduk ke telentang

Duduk ke berdiri

Berdiri ke duduk

Berdiri ke berlutut

Berlutut ke berdiri

jika diperlukan

Fasilitasi pertukaran

udara yang bagus

untuk bernafas

sarankan untuk

peningkatan rentang

latihan

-Terapi Latihan Mobilitas

Sendi

Tentukan batasan

dari perpindahan

sendi dan dampak

dari fungsinya

Kolaborasi dengan

dokter terapi dalam

perkembangan dan

memutuskan sebuah

program latihan

Tentukan tingkat

motifasi pasien

untuk perawatan

dan pemulihan

perpindahan sendi

Jelaskan kepada

pasien/keluarga

tujuan dan rencana

dari latihan sendi

Kontrol lokasi dan

ketidaknyamanan

dan nyeri selama

beraktifitas/berpind

50

Page 51: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Berdiri ke jongkok

Jongkok ke berdiri

Melengkungkan punggung

Sisi ke sisi

ah

Mulai pengontrolan

ukuran nyeri

sebelum memulai

latihan sendi

Kenakan pakaian

pasien dengan

pakaian nonresriktif

Lindungi pasien

dari trauma selama

latihan

-terapi aktivitas

Intervensi yang dilakukan :

Kolaborasi dengan

terapis dalam

merncanakan dan

memonitor program

aktivitas

Tingkatkan komitmen

pasien dalam

beraktivitas

Bantu mengekplorasi

aktivitas yang

bemanfaat bagi pasien

Bantu mengidentifikasi

sumberdaya yang

dimiliki dalam

beraktivitas

Bantu mengidentifikasi

aktivitas yang disukai

Bantu

51

Page 52: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

pasien/keluarga

dalam beradaptasi

dengan lingkungan

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Fraktur merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik

yang menyebabkan terputusnya kontiniutas jaringan tulang.

Menurut “Barbara C.Long” terdapat tiga penyebab fraktur, yakni :

Frakur akibat peristiwa trauma ( jika kekuatan langsung mengenai tulang sehingga

juga menyebabkan kerusakan jaringan lunak di sekitarnya)

Fraktur patologis (fraktur yang terjadi karena adanya proses pelemahan tulang akibat

suatu proses penyankit)

Fraktur akibat kecelakaan atau tekanan (hal ini terjadi karena tulang tidak bisa

mengaabsorbsi kekuatan yang menimpanya)

Tanda dan gejala menurut Joyce. M. Black, 1993 : 199 yaitu :

Deformitas

52

Page 53: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

Bengkak

Echumosis dari Perdarahan Subculaneous

Spasme otot spasme involunters dekat fraktur

Tenderness/keempukan

Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan

kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.

Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan)

Pergerakan abnormal

Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah

Krepitasi.

Penatalaksanaan medis

a. Cara Konservatif

Gips

Traksi (mengangkat / menarik)

b. Cara operatif / pembedahan

Metode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. Pada

umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan

sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur.

Penatalaksanaan keperawatan

1. Mengelola fraktur tertutup

2. mengelola patah tulang terbuka

Komplikasi

Komplikasi awal, setelah fraktur adalah :

- Syok, yang bisa berakibat fatal setelah beberapa jam setelah cidera

- Emboli lemak

53

Page 54: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

- Sindrom kompartemen yang bisa berakibat kehilangan fungsi ekstimitas

permanen jika tidak segera ditangani.

Komplikasi awal lainya yang berhubungan dengan fraktur adalah infeksi, tromboemboli

(emboli paru), dan juga koagulopati intravaskuler diseminata (KID)

Komp1ikasi lambat

Komplikasi lambat yang dapat terjadi setelah fraktur dan dilakukan tindakan adalah :

- Penyatuan terlambat atau tidak ada penyatuan dapat dibantu dengan Stimulasi

elektrik osteogenesis karena dapat mamodifikasi lingkungan jaringan membuat

bersifat elektronegatif sehingga meningkatkan deposisi mineral dan pembentukan

tulang.

- Nekrosis evaskuler tulang terjadi bila tulang kehilangan asupan darah dan mati.

- Reaksi terhadap alat fiksasi internal.

Diagnosa klien fraktur

1. Nyeri b/d pergeseran fragmen tulang

2. Resiko Cedera b/d fraktur

3. Ganguan Mobilitas Fisik b/d kerusakan tulang femur dan nyeri

4. Ganguan integritas kulit b/d laserasi kulit

5. Resiko Infeksi b/d robeknya kulit hingga menyebabkan perubahan epidermis /

dermis kulit

6. Syok hipovolemik b/d kehilangan vol cairan

7. Gg perfusi jaringan b/d penurunan perfusi jaringan

B. SARAN

Semoga dengan makalah ini memberi manfaat kepada yang membacanya,

terutama untuk mahasiswa keperawatan, supaya mengetahui definisi, etiologi,

54

Page 55: Askep Fraktur Fix FKEP UNAND

patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang,penatalaksanaan medis dan

keperawatan, dan asuhan keperawatan bagi klien yang mengalami fraktur.

55