ASKEP DM

11
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. “M” DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELLITUS DI POLI PENYAKIT DALAM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Disusun Oleh : PUTRI MAYASARI NIM : 2020091677 AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2012

description

keperawatan

Transcript of ASKEP DM

Page 1: ASKEP DM

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. “M” DENGAN

DIAGNOSA DIABETES MELLITUS DI POLI PENYAKIT DALAM

RSUP DR. SARDJITO

YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

PUTRI MAYASARI

NIM : 2020091677

AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2012

Page 2: ASKEP DM

HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan keperawatan pada pasien Tn. “M” dengan diagnosa medis Diabetes Mellitus

di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yang disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat : Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Mengetahui:

Mahasiawa

( )

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

( ) ( )

Page 3: ASKEP DM

DIABETES MELLITUS

A. Pengertian

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth,

2002).

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang

yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

B. Klasifikasi

Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :

1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)

2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)

3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya

4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

C. Etiologi

1. Diabetes tipe I:

a. Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi

mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya

DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki

tipe antigen HLA.

b. Faktor-faktor imunologi

Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana

antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap

jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu

otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.

c. Faktor lingkungan

Page 4: ASKEP DM

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang

menimbulkan destruksi selbeta.

2. Diabetes Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan

sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik

memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.

Faktor-faktor resiko :

a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)

b. Obesitas

c. Riwayat keluarga

D. Patofisiologi

Karena proses penuaan, gaya hidup, infeksi, keturunan, obesitas dan

kehamilan akan menyebabkan kekurangan insulin atau tidak efektifnya insulin

sehingga sehinga terjadi gangguan permeabilitas glukosa di dalam sel.

Di samping itu juga dapat di sebabkan oleh karena keadaan akut kelebihan

hormon tiroid, prolaktin dan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan

glukosa darah.peningkatan kadar hormon – hoormon tersebut dalam jangka panjang

terutama hormon pertumbuhan di anggap diabetogenik ( menimbulkan diabet ).

Hormon – hormon tersebut merangsang pengeluaran insulin secara berlebihan oleh

sel-sel beta pulau lengerhans paankreas, sehingga akhirnya terjadi penurunan respon

sel terhadap innsulin dan apabila hati mengalami gangguan dalam mengolah glukoosa

menjadi glikogen atau proses glikogenesis maka kadar gula dalam darah akan

meningkat.

Dan apabila ambang ginjal dilalui timbullah glukosuria yang menybebkan

peningkatan volume urine, rasa haus tersimulasi dan pasien akan minum air dalam

jumlah yang banyak ( polidipsi )karena glukosa hilang bersama urine, maka terjadi

ekhilangan kalori dan starvasi seeluler, slera makan dan orang menjadi sering makan (

polifagi ).

Hiperglikemia menyebabkan kadar gula dalam keringat meningkat, keringat

menguap, gula tertimbun di dalam kulit dan menyebabkan iritasi dan gatal – gatal.

Akibat hiperglikemia terjadi penumpukan glukosa dalam sel yang yang merusak

kapiler dan menyebabkan peningkaatan sarbitol yang akan menyebabkann gangguan

fungsi endotel.

Page 5: ASKEP DM

Kebocoran sklerosis yang menyebabkan gangguan – ganguan pada arteri dan

kepiler.

Akibat hiperglikemia terjadi penimbunan glikoprotein dan penebalan

membran dasar sehingga kapiler terganggu yang akan menyebebkan gangguan perfusi

jaringan turun yang mempengaruhi organ ginjal, mata, tungkai bawah, saraf.

( Elizabeth J. Corwin, 2001 )

E. Tanda dan Gejala

Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM

umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan

akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia

terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya

bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan

yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa

kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada

tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.

Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering

ditemukan adalah :

1. Katarak

2. Glaukoma

3. Retinopati

4. Gatal seluruh badan

5. Pruritus Vulvae

6. Infeksi bakteri kulit

7. Infeksi jamur di kulit

8. Dermatopati

9. Neuropati perifer

10. Neuropati viseral

11. Amiotropi

12. Ulkus Neurotropik

13. Penyakit ginjal

14. Penyakit pembuluh darah perifer

15. Penyakit koroner

16. Penyakit pembuluh darah otak

17. Hipertensi

Page 6: ASKEP DM

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang

tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan

inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan,

akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak

terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.

Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada

pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi

akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan

timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi,

kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang

biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat

banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi

sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.

Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala

kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak

lebih jelas.

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Glukosa darah sewaktu

2. Kadar glukosa darah puasa

3. Tes toleransi glukosa

G. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas

insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler

serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar

glukosa darah normal.

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

1. Diet

2. Latihan

3. Pemantauan

4. Terapi (jika diperlukan)

5. Pendidikan

Page 7: ASKEP DM

H. Masalah Keperawatan

1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan

2. Kekurangan volume cairan

3. Gangguan integritas kulit

4. Resiko terjadi injury

Page 8: ASKEP DM

DAFTAR PUSTAKA

Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek

Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made

Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa

YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,

Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia

Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2.

Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002

Sumber:http://www.ilmukeperawatan.com