askep DHF

12
 ASKEP DHF BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah kesehatan sangat erat hubungannya dengan lingkungan sehingga tidak menut up kemungkinan seseorang menderita penyakit akibat pengaruh lingkungan. Dengue hemoragic fever atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabka n oleh virus dengue, yang masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. (Christatie, 1995). Kasus demam berdarah mulai merebak sejak tahun 2003. Jumlah penderita merambat n aik, mencapai puncaknya pada bulan Februari dan Maret. Sepanjang Januari – Maret, di seluruh Indonesia terdapat 51.996 orang terserang DBD, dari jumlah itu 603 pe nderita meninggal dunia. (Internet, 2004, Depkes RI). Vektor utama dengue di Indonesia adalah nyamuk aedes aegypti. Vektor ini bersara ng di bejana-bejana yang berisi air jernih, yang menyerang seperti bak mandi, dr um penampung air, kaleng bekas dan lain-lain. Ini dapat terjadi akibat kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk kehidupan sehari-hari dan sanitasi yang k urang baik. Daerah yang sering terjangkit DHF adalah wilayah yang ada penduduknya terserang DHF dan jarak rumahnya berdekatan, karena jarak terbang nyamuk ini + 40-100 mete r. Oleh karena itu perawat sebagai tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab dalam p enanganan DHF dengan cara memberikan asuhan keperawatan yang optimal dan memberi kan penyuluhan tentang pencegahan, penularan dan pemberantasan nyamuk. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik untuk dapat lebih menda lami tentang penyakit DHF, agar menjadi bekal dalam memberikan asuhan keperawata n yang tepat kepada pasien yang menderita DHF, sehingga dapat mengurangi penderi taan dan kematian akibat penyakit DHF. B. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk memperdalam pengertian dan pemahaman tentang penyakit D HF sehingga dapat memberikan asuhan secara tepat dan benar. 2. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan ke perawatan pada pasien dengan DHF. 3. Mengaplikasikan teori yang telah diterima sehingga memperoleh pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF. C. METODE PENULISAN Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah : 1. Studi kepustakaan Penulisan menggunakan beberapa literatur yang digunakan sebagai referensi. 2. Metode pengamatan kasus Dengan cara melakukan pengamatan langsung pada pasien dengan DHF dan menerapkan rencana asuhan yang sesuai dengan masalah yang dialami. D. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan terdiri dari lima bab antara lain Bab I merupakan pendahul uan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistema tika penulisan. Bab II merupakan tinjauan teoritis terdiri dari konsep dasar med ik yang berisikan definisi, anatomi fisiologi darah, klasifikasi DHF, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, test diagnostik, komplikasi, terapi dan penatal aksanaan medik. Konsep asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa kepe rawatan, intervensi keperawatan dan discharge planning, patoflowdiagram. Bab III pengamatan kasus, diawali dengan ringkasan kasus dan dilanjutkan dengan pengkaj ian. Bab IV pembahasan kasus, Bab V kesimpulan dan diakhiri dengan daftar pustak a.

Transcript of askep DHF

Page 1: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 1/12

 

ASKEP DHFBAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGMasalah kesehatan sangat erat hubungannya dengan lingkungan sehingga tidak menut

up kemungkinan seseorang menderita penyakit akibat pengaruh lingkungan.Dengue hemoragic fever atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamukaedes aegypti. (Christatie, 1995).Kasus demam berdarah mulai merebak sejak tahun 2003. Jumlah penderita merambat naik, mencapai puncaknya pada bulan Februari dan Maret. Sepanjang Januari – Maret,di seluruh Indonesia terdapat 51.996 orang terserang DBD, dari jumlah itu 603 penderita meninggal dunia. (Internet, 2004, Depkes RI).Vektor utama dengue di Indonesia adalah nyamuk aedes aegypti. Vektor ini bersarang di bejana-bejana yang berisi air jernih, yang menyerang seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas dan lain-lain. Ini dapat terjadi akibat kebiasaanmasyarakat menampung air bersih untuk kehidupan sehari-hari dan sanitasi yang k

urang baik.Daerah yang sering terjangkit DHF adalah wilayah yang ada penduduknya terserangDHF dan jarak rumahnya berdekatan, karena jarak terbang nyamuk ini + 40-100 meter.Oleh karena itu perawat sebagai tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab dalam penanganan DHF dengan cara memberikan asuhan keperawatan yang optimal dan memberikan penyuluhan tentang pencegahan, penularan dan pemberantasan nyamuk.Berdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik untuk dapat lebih mendalami tentang penyakit DHF, agar menjadi bekal dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada pasien yang menderita DHF, sehingga dapat mengurangi penderitaan dan kematian akibat penyakit DHF.

B. TUJUAN PENULISANAdapun tujuan penulisan makalah ini adalah :1. Untuk memperdalam pengertian dan pemahaman tentang penyakit DHF sehinggadapat memberikan asuhan secara tepat dan benar.2. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF.3. Mengaplikasikan teori yang telah diterima sehingga memperoleh pengalamanyang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF.

C. METODE PENULISANMetode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah :1. Studi kepustakaan

Penulisan menggunakan beberapa literatur yang digunakan sebagai referensi.2. Metode pengamatan kasusDengan cara melakukan pengamatan langsung pada pasien dengan DHF dan menerapkanrencana asuhan yang sesuai dengan masalah yang dialami.

D. SISTEMATIKA PENULISANSistematika penulisan terdiri dari lima bab antara lain Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II merupakan tinjauan teoritis terdiri dari konsep dasar medik yang berisikan definisi, anatomi fisiologi darah, klasifikasi DHF, etiologi,patofisiologi, tanda dan gejala, test diagnostik, komplikasi, terapi dan penatalaksanaan medik. Konsep asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan dan discharge planning, patoflowdiagram. Bab III

pengamatan kasus, diawali dengan ringkasan kasus dan dilanjutkan dengan pengkajian. Bab IV pembahasan kasus, Bab V kesimpulan dan diakhiri dengan daftar pustaka.

Page 2: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 2/12

 

BAB IITINJAUAN TEORITIS

E. KONSEP DASAR MEDIK1. DefinisiDemam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenisvirus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aides aegypti.(Christantie, 1995).Demam berdarah adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejalautama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.(Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, 1999).

2. Anatomi FisiologiDarah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi sangat pentingdalam tubuh yaitu fungsi transportasi darah mempunyai dua komponen yaitu membawa dan menghantar nutrien dan O2 dari susu, paru-paru kepada sel di seluruh tubuhdan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ pembuangan. Peran penting dilakukan oleh darah yaitu pengatur suhu tubuh karena dengan cara konduksi darah membawa panas tubuh dari pusat produksi panas untuk didistribusikan ke seluruh tubuh dan permukaan tubuh, yang pada akhirnya diatur pelepasannya dalam upaya homeostasis suhu. Jumlah darah manusia bervariasi tergantung dari berat badan seseorang.Rata-rata jumlah darah 70 cc/kg, pada orang gemuk angka tersebut makin kecil. Bagian padat darah merupakan 45% dari seluruh volume darah, 55% adalah plasma yangmerupakan komponen cairan darah.• Sel darah merah (eritrosit)

Sel ini berbentuk bulat pipih dengan cekungan di tengahnya tidak mempunyai intisel, diameter 7 mikron, sifat kenyal eritrosit dibuat di dalam sumsum tulang. Didalam sumsum tulang masih berinti, inti dilepaskan sesaat sebelum keluar. Proses pembentukannya diperlukan zat besi, vitamin B12, asam folat, rantai globin yang merupakan senyawa protein. Proses pematangan sel eritrosit diperlukan hormon eritropoetin yang dibuat di ginjal. Umur peredarannya 105-120 hari. Kemudian dihancurkan di organ limpa dan melepaskan zat besi di pigmen bilirubin. Zat besi digunakan untuk proses sintesa sel eritrosit baru. Sedangkan pigmen bilirubin di dalam hati akan mengalami proses konjugasi kimiawi menjadi empedu dan keluar bersama cairan empedu ke dalam usus. Jumlah normal eritrosit pada laki-laki 5,5 jutasel/mm3 dan pada wanita 4,8 juta sel/mm3 darah. Di dalam sel eritrosit didapat hemoglobin, yang adalah suatu senyawa kimiawi yang terdiri atas molekul hem yang

mempunyai ion Fe, yang berkaitan dengan rantai globin. Hemoglobin berperan mengangkut oksigen (O2). Jumlah hemoglobin pada laki-laki 14-16 g% dan pada wanita 12-14 g%.• Sel darah putih (leukosit)Fungsi sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh dengan cara menghancurkanantigen yang masuk ada 5 jenis leukosit yakni neutrofil, eritrosit, basofil, limfosit, monosit.Leukosit sebagai bala tentara pertahanan mempunyai kekhasan leufosil bersama-sama dengan sistem makrofag jaringan yaitu : hepar, limpa, sumsum tulang, alveoli,paru, mikroglia otak, kelenjar getah bening. Mereka semua melakukan fagositosisterhadap kuman yang masuk jumlah normalnya 5.000-9.000 /m3 darah.• Keping darah (trombosit)Trombosit bukan merupakan sel melainkan berbentuk keping-keping yang merupakan b

agian-bagian kecil dari sel besar. Yang membuatnya yaitu megakaryosit. Trombositdibuat di sumsum tulang, paru-paru dan limpa. Ukurannya kecil sekitar 2-4 mikron. Umur peredarannya 10 hari. Trombosit mempunyai kemampuan untuk melakukan :

Page 3: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 3/12

 

1) Daya aglutinasi (membeku dan menggumpal)2) Daya adhesi (saling melekat)3) Daya agregasi (berkelompok).Jumlah trombosit di dalam tubuh antara 150.000-400.000 keping/mm3 darah. Fungsitrombosit sebagai hemostasis (penghentian aliran darah/ perdarahan) dan pembekuan darah. Trombosit mempunyai 2 zat yaitu prostaglandin dan tromboxan yang segeradikeluarkan bila ada kerusakan dinding pembuluh darah atau kebocoran. Zat ini j

uga menimbulkan efek vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah berkurang dan membantu proses pembekuan darah.• Plasma darahPlasma terdiri dari 91-92% air yang berperan sebagai medium transport, dan 7-9%terdiri dari zat padat (protein seperti albumin, globulin, fibrinogen, juga unsur natrium, kalsium, fosfor besi, asam amino, kolesterol, glukosa dan berbagai enzim).

3. Klasifikasi DHFDHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit (menurut WHO, 1986),

yaitu :a. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji tourniquet (+), trombositopenia dan hemokonsentrasi.b. Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan pada kulitatau di tempat lain.c. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepatdan lemah, hipotensi, gelisah, sianosis.

4. EtiologiPenyebabnya adalah virus dengue, vektornya nyamuk aedes aegypti.

5. Cara PenularanTerdapat tiga faktor yang memegang peran pada penularan infeksi dengue yaitu man

usia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

Page 4: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 4/12

 

6. PatofisiologiSetelah virus dengue masuk ke dalam tubuh maka akan terjadi viremia yang ditandai dengan demam, sakit kepala, muntah, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemiapada tenggorokan, ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem retikuloendotelial seperti pembesaran getah bening, hati dan limpa. Pelepasan zat anafilatoksin, histamin dan serotonin serta aktivasi sistem kalikrein menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler

dan akibatnya terjadi pengurangan volume plasma, penurunan tekanan darah, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia, efusi dan renjatan (syok). Pada renjatan berat volume plasma berkurang sampai 30% atau lebih.Bila terjadi hipovolemik akibat kehilangan plasma dan tidak diatasi dengan segera maka akan kekurangan O2, asidosis metabolik dan kematian. Keluhan yang palingsering ditemukan adalah perdarahan di bawah kulit berupa ptekie. Perdarahan padaDHF umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dangangguan sistem koagulasi.

7. Tanda dan Gejalaa. Gejala viremia1) Sindrom trias

- Demam tinggi 2-7 hari.- Nyeri/pegal seluruh tubuh.- Ruam, mulai hari ke-3/ke-5 selama 3-4 hari, diawali pada dada, abdomen,anggota gerak, muka, seluruh badan.2) Anorexia, mual, muntah, lemah, rasa tidak nyaman pada epigastrik.b. Tanda-tanda perdarahan :1) Ptekie2) Ekimosis, perdarahan sub konjungtiva3) Epistaksis, perdarahan gusi4) Hematemesis, melena, hematuri5) Uji tourniquet/rumple leed test (+).c. Tanda-tanda syokNadi cepat, halus, kulit lembab dan dingin, TD menurun, gelisah, lemah, sianosis

perifer.

8. Test Diagnostika. Trombositopenia. Penurunan jumlah trombosit < 100.000/mm3 atau < 1-2 trombosit LPb.b. Leukosit pada awal menurun/normal, pada fase syok meningkat.c. Hematokrit meningkat > 20% indikator renjatan.d. Protein plasma menurune. IgM dengue (terdeteksi pada hari ke-5, meningkat sampai ke-3, menghilangsesudah 60-90 hari).f. IgG dengue (pada infeksi primer terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksisekunder hari ke-2).

g. Hiponatremia (pada kasus berat)h. Kelainan pembekuan darah/clotting faktor menuruni. SGOT/SGPT meningkatj. AGD asidosis metabolikk. Thorax foto : pleura effusion.l. USG : hepatomegali, splenomegali.

9. Komplikasia. Pleura effusion, karena meningkatnya permeabilitas dinding kapiler menyebabkan cairan intravaskuler berpindah ke ekstravaskuler dan menempati rongga pleura.b. Perdarahan hebat, karena infeksi virus dengue menyebabkan depresi sumsumtulang.

c. DSS.

10. Therapy dan Penatalaksanaan Medik

Page 5: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 5/12

 

a. Tirah baringb. Diit : makanan lunakc. Pemberian minum 2-3 liter/hari.d. Beri cairan elektrolit secara IV. Jika syok diberikan IV 10-20 ml/kgBB bolus + plasma (NS, RL, DSW: NS = 1:2 / 1:1, plasma) kemudian bila syok menetap beri O2 dan cek Ht, bila Ht meningkat bolus plasma 5% 10-20 ml/kg (boleh ulang),bila Ht tetap tinjau ulang Ht.

e. Bila Ht > 35% transfusi darah lengkap segar (10 ml/kgBB).f. Monitor hasil laboratorium : Ht, trombosit, Hb.g. Pemberian antipiretik dan antibiotik. Bila klien DSS berikan antibiotika, antikoagulan, kortikosteroid, cairan IV. Bila terdapat renjatan yang berat berikan plasma.

F. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. PengkajianPre-Operasia. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan- Kebersihan lingkungan rumah, tempat air, bak, barang-barang bekas, pakaian banyak bergantungan.

- Adanya riwayat demam.- Ada suspect DHF di lingkungan tempat tinggal.b. Pola nutrisi metabolik- Mual, muntah, anoreksia, demam, nyeri epigastrik.c. Pola eliminasi- Apakah ada hematuri, melena.

d. Pola aktivitas dan latihan- Kelemahan fisik- Nyeri otot dan sendi- Pegal-pegal seluruh badan- Klien bedrest.e. Pola tidur dan istirahat

- Sulit tidur karena nyeri di seluruh tubuh.f. Pola persepsi kognitif dan sensori.- Keluhan nyeri/pegal pada sendi, bola mata.- Nyeri epigastrium.

2. Diagnosa Keperawatana. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus dengue.b. Resiko tinggi kurang volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler.c. Resiko tinggi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yangkurang akibat anoreksia, mual, muntah.d. Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.

e. Resiko tinggi terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahanakibat dari peningkatan permeabilitas kapiler.f. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

3. Perencanaan Keperawatana. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus dengue.HYD : - Suhu tubuh dalam batas normal (36 – 37 oC).- Klien mengatakan tidak demam lagi.Intervensi :- Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.R/ Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum klien.- Berikan kompres hangat.R/ Membantu menurunkan suhu tubuh dengan cara konduksi.

- Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.R/ Membantu menurunkan suhu tubuh dengan cara konveksi.

Page 6: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 6/12

 

- Anjurkan klien untuk bedrest.R/ Untuk mengurangi penggunaan energi.- Anjurkan klien untuk banyak minum 2-2,5 liter/24 jam.R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehinggaperlu diimbangi dengan asupan cairan yang adekuat.- Observasi dan catat intake output.R/ Mendeteksi adanya ketidakseimbangan cairan tubuh.

- Kolaborasi dengan medik (dokter) untuk pemberian therapi cairan IV dan antipiretik.R/ Pemberian cairan IV untuk mempertahankan status hidrasi yang adekuat, antipiretik membantu menurunkan suhu tubuh.

b. Risiko tinggi kurang volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler.HYD : Tidak terjadi kekurangan volume cairan yang ditandai dengan :- TTV dalam batas normal (TD: 100/70 mmHg-120/80 mmHg, Nadi : 60-100 x/m.- Trombosit 150.000 - 450.000/mm3, Ht 42 - 53%.Intervensi :- Observasi keadaan umum klien (lemah, pucat, takikardia).

R/ Deteksi dini terhadap adanya perubahan status kesehatan.- Beri banyak minum 2-3 liter/24 jam bila tidak ada kontraindikasi.R/ Untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat.- Observasi adanya tanda-tanda syok.R/ Adanya tanda-tanda syok merupakan indikasi kekurangan volume cairan.- Monitor intake-output.R/ Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh.- Observasi adanya tanda-tanda dehidrasi.R/ Deteksi dini terhadap kekurangan volume cairan.- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan IV.R/ Membantu mempertahankan volume cairan intravaskuler.

c. Risiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang akibat anoreksia, mual, muntah.HYD : - Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.- Klien mampu menghabiskan makan sesuai porsi yang diberikan.- Klien tidak mengeluh mual dan muntah, nafsu makan meningkat.Intervensi :- Kaji kebiasaan makan klien di rumah.R/ Untuk mengetahui pola makan klien.- Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.R/ Mengurangi resiko terjadinya muntah.- Berikan makanan dalam keadaan hangat.R/ Mencegah mual dan meningkatkan selera makan.

- Ajarkan dan anjurkan klien untuk melakukan tehnik relaksasi (nafas dalam) bila ada mual.R/ Tehnik napas dalam dapat merelaksasi otot-otot diafragma sehingga dapatmengurangi mual.- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetik.R/ Antiemetik dapat mengurangi mual.

d. Risiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.HYD : Perdarahan tidak terjadi dalam masa perawatan, dengan kriteria :- Trombosit 150.000/uL – 450.000/uL, Ht 42 – 53%.- Tidak ada perdarahan seperti ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hematuri.Intervensi :

- Kaji integritas kulit, membran mukosa, turgor kulit, ekskoriasi.R/ Deteksi dini adanya perdarahan.- Anjurkan klien agar menjaga permukaan kulit tetap kering dan bersih.

Page 7: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 7/12

 

R/ -- Anjurkan klien untuk menjaga agar tidak terbentur.R/ Mencegah terjadinya resiko injury (perdarahan).- Anjurkan klien untuk tidak menyikat gigi, tapi kumur-kumur, bila perlu gunakan sikap gigi dengan bulu yang sangat lembut.R/ Menggosok gigi dengan bulu yang sangat lembut mencegah terjadinya perlukaan.

- Monitor laboratorium (Hb, Ht, Trombosit).R/ -- Anjurkan klien untuk banyak istirahat.R/ Aktifitas klien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.

e. Resiko tinggi terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan.HYD : Tidak terjadi syok hipovolemik, klien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang adekuat selama perawatan dengan kriteria :- Tanda-tanda vital stabil (S : 36 – 37 oC, N : 60-100 x/menit, TD: 100/70 mmHg – 120/80 mmHg, RR : 12-20 x/menit).

- Kulit teraba hangat dan tidak ada sianosis.- Intake dan output seimbang.- Turgor kulit baik, membran mukosa lembab.- Hb > 12 mg%, Ht : 42 – 53 %.- Pengisapan kapiler baik (< 3 detik).Intervensi :- Monitor keadaan umum klien.R/ Mendeteksi sedini mungkin terjadi tanda-tanda pre syok/ syok sehingga dapat segera ditangani.- Observasi tanda-tanda vital setiap 2-3 jam serta pengisian kapiler, membran mukosa, turgor kulit.R/ Tanda-tanda vital dalam batas normal menandakan keadaan umum klien baik.Perawat perlu terus memantau tanda-tanda vital untuk memastikan tidak terjadi p

resyok/syok.- Monitor tanda-tanda perdarahan seperti perdarahan gusi, epistaksis, ptekie.R/ Perdarahan yang cepat diketahui dapat segera diatasi, sehingga klien tidak sampai ke tahap syok hipovolemik.- Anjurkan keluarga/klien untuk segera melapor jika ada tanda-tanda perdarahan.R/ Keterlibatan keluarga untuk segera melaporkan jika terjadi perdarahan pada klien sangat membantu tim perawatan untuk segera melaporkan jika terjadi perdarahan pada klien.- Monitor intake output, catat dan ukur perdarahan yang terjadi dan produksi urine.

R/ Pengukuran dan pencatatan sangat penting untuk mengetahui jumlah perdarahan yang dialami klien, serta untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh.- Pasang infus, beri therapi cairan intravena jika terjadi perdarahan (kolaborasi dengan dokter).R/ Pemberian cairan intravena sangat diperlukan untuk mengatasi kehilangancairan tubuh yang hebat yaitu untuk mengatasi syok hipovolemik.- Cek Hb, Ht, trombosit.R/ Untuk mengetahui kebocoran pembuluh darah yang dialami klien dan merupakan acuan untuk melakukan tindakan lebih lanjut terhadap perdarahan tersebut.- Perhatikan keluhan klien seperti mata berkunang-kunang, pusing, lemak, ekstremitas dingin, sesak nafas.R/ Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh perdarahan tersebut pada klien sehingga tim kesehatan lebih waspada.

- Berikan transfusi sesuai dengan program dokter.R/ Untuk menggantikan volume darah serta komponen darah yang hilang.- Bila terjadi tanda-tanda syok hipovolemik, baringkan klien terlentang at

Page 8: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 8/12

 

au posisi datar.R/ Untuk menghindari kondisi yang lebih buruk.- Berikan therapi oksigen sesuai dengan kebutuhan.R/ Pemberian O2 akan membantu oksigenasi jaringan, karena dengan terjadinyaperdarahan hebat maka suplai O2 ke jaringan terganggu.

f. Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

HYD : Klien akan beraktivitas secara normal 5 hari perawatan, dengan kriteria:- Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti, mandi, eliminasi, dan lain-lain.- Klien berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai tingkat kemampuan.Intervensi :- Kaji tingkat ketergantungan klien.R/ Untuk mengetahui hal-hal yang tidak mampu dilakukan oleh klien sehubungan dengan kelemahan fisiknya.- Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan tingkat keterbatasan klien seperti makan, mandi, eliminasi.

R/ Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh klien dalam keadaan lemah dan perawat mempunyai tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari klien tanpamembuat klien ketergantungan perawat.- Beri penjelasan tentang hal-hal yang dapat membantu dan meningkatkan kekuatan fisik klien.R/ Dengan penjelasan yang diberikan pada klien maka klien termotivasi untukkooperatif selama perawatan terutama terhadap tindakan yang dapat mengakibatkankekuatan fisiknya seperti klien mau menghabiskan porsi makannya.- Letakkan barang-barang pada tempat yang mudah terjangkau oleh klien.R/ Membantu klien memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa orang lain.- Dekatkan bel di dekat klien.R/ Agar klien dapat segera meminta bantuan perawat saat membutuhkannya.- Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi.

R/ -

4. Discharge Planninga. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang vektor penyebab dan cara berkembang biaknya. Vektor penyebabnya adalah nyamuk aedes aegypti, biasa menggigit pada siang hari, hidup di air bersih dan tergenang, tempat gelap atau semak-semak.b. Jelaskan tanda dan gejala awal DHF yaitu demam tinggi 2-7 hari, mual, muntah, pegal-pegal seluruh tubuh.c. Jelaskan pada klien dan keluarga untuk segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat bila ada tanda-tanda penyakit DHF.d. Jelaskan tentang tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluargauntuk menghindari DHF, yaitu :

- Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari.- Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yaitu dengan :• Menutup dan menguras tempat penampungan air setiap minggu agar bebas dari jentiknyamuk aedes aegypti.• Membakar, mengubur atau membuang kaleng bekas, botol bekas, tempurung dan sampahlain yang digenangi air sehingga tidak menjadi tempat perindukan nyamuk aedes aegypti.• Rapihkan halaman dan jangan biarkan semak-semak oleh halaman tak terurus.• Bersihkan selokan agar dapat mengalir dengan lancar.• Bersihkan bak mandi setiap minggu.• Tidak membiarkan baju-baju tergantung.• Lakukan penyemprotan nyamuk (fogging) bila perlu serta penggunaan abate.

Page 9: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 9/12

 

 C. Patoflowdiagram

 

BAB IIIPENGAMATAN KASUS

Tn. Y, usia 16 tahun, agama Katholik, belum menikah, masukRSUD A Djemme Masambamelalui UGD tanggal 18-05-2011, dirawat di Ruang Melati 2 dengan diagnosa medikFebris, diagnosa saat pengkajian DHF. Keadaan saat masuk : keadaan umum tampak sedang, kesadaran composmentis. Keluhan utama saat masuk : panas sejak 6 hari yang lalu, ada mual, sakit kepala, badan linu-linu, ada bintik-bintik merah di badan dan kedua kaki.Saat pengkajian tanggal 20-10-2011 pukul 07.30, keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran CM, terpasang infus RL 4 jam/kolf pada lengan kiri. Keluhan : mual sudah berkurang, nafsu makan sudah ada, suhu 36oC, nadi 80 x/menit kuat dan terat

ur, TD. 110/80 mmHg, P. 20 x/menit.Hasil Laboratorium tanggal 18-10-2011Hb : 15,2 mg/dl

Page 10: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 10/12

 

Ht : 45%Leukosit : 4.100Trombosit : 87.000LED : 4Protein : 7,2Albumin : 3,9Bilirubin total : 0,5

SGOT : 215SGPT : 134Gama GT : 51Dengue IgG : positifDengue IgM : positifHasil laboratorium tanggal 19-10-2011Hb : 14,9 mg/dlHt : 43%Trombosit : 103.000Leukosit : 4.300

Klien mendapat therapi Acran Ac 2x1 tab, panadol 1 tab kalau perlu.Adapun masalah keperawatan yang terdapat pada klien adalah :1. Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual.2. Resti kurangnya volume cairan tubuh b.d peningkatan permeabilitas kapiler.3. Resti perdarahan b.d trombositopenia.

BAB IVPEMBAHASAN KASUS

Setelah melakukan pengkajian pada Tn. Y dan membandingkan dengan teori, penulis

Page 11: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 11/12

 

mencoba mengemukakan gambaran tinjauan kepustakaan dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan DHF.A. PengkajianMenurut teori, DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masukke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti ini sesuai dengan hasil laboratorium yang didapat pada pasien dimana Dengue IgG dan Dengue IgM positif. Pada teori tanda dan gejala yang muncul : demam, nyeri/pegal seluruh tubuh,

anoreksia, mual, muntah, badan lemah, rasa tidak nyaman pada epigastrik, adanyapetechie. Tanda dan gejala yang muncul pada Tn. Y adalah demam, kepala pusing, mual, linu-linu pada sendi, adanya bintik-bintik merah pada badan dan kedua kaki.Ini sesuai dengan tanda dan gejala pada DHF derajat I.

B. Diagnosa Keperawatan dan PerencanaanDiagnosa keperawatan yang ada pada teori sebagian ada pada Tn. Y seperti :- Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual.- Resti kurangnya volume cairan b.d peningkatan permeabilitas kapiler.- Resti perdarahan b.d trombositopenia.Pada teori juga terdapat diagnosa :- Hipertermi b.d infeksi virus dengue.

- Resti terjadinya syok hipovolemik b.d perdarahan akibat dari peningkatanpermeabilitas kapiler.- Keterbatasan aktivitas b.d kelemahan fisik.Diagnosa ini tidak diangkat karena saat pengkajian klien sudah tidak panas sejak2 hari yang lalu dan sudah mendapat obat antipiretik (panadol). Klien juga sudah mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan tidak terdapat tanda-tanda syok hipovolemik.

C. Implementasi dan Evaluasi KeperawatanIntervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang ditemukan pada pasien ini disesuaikan dengan konsep dan kondisi pasien. Tindakan keperawatandan pelaksanaan medik dapat diberikan pada pasien tanpa adanya hambatan karena a

danya kerjasama yang baik antara pasien dan perawat.Mengingat waktu yang diberikan untuk melakukan pengamatan kasus cukup singkat namun diharapkan dengan adanya asuhan keperawatan yang menyeluruh berkesinambungan, dimana perawat ruangan melanjutkan pemberian asuhan keperawatan, tujuan akhirdan hasil yang diharapkan dapat dicapai dan pasien kembali sehat.

Page 12: askep DHF

5/13/2018 askep DHF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-dhf-55a750cfc55a2 12/12

 

BAB VKESIMPULAN

DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke dalam tubuhpenderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, dimana virus ini dapat menyeran

g semua manusia tanpa adanya golongan umum dan status. Untuk mencegah terjadinyademam berdarah dengue, pemerintah juga sudah mencanangkan program Jumat …..Selain itu juga diharapkan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dengan pemberantasan sarang nyamuk dengan menggunakan cara 3M, yaitu :1. Menguras bak mandi seminggu sekali.2. Menutup rapat tempat penyimpanan air.3. Mengubur kaleng bekas, pecahan botol, dan lainnya yang dapat menampung air.Selain itu juga pemeliharaan kebersihan lingkungan sekitar rumah, jangan biarkanbaju bergantungan, dan lakukan penyemprotan insektisida. Apabila seseorang terkena DHF, yang perlu diperhatikan adalah pemberian cairan guna mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan mencegah dehidrasi dan syok hipovolemi

k.Perawat memegang peranan penting dalam membantu menangani DHF, dengan cara memberikan asuhan keperawatan secara optimal melalui pendekatan proses keperawatan, memberikan informasi berupa penyuluhan DHF dan cara penanggulangannya untuk mengurangi angka kesakitan penderita DHF.

DAFTAR PUSTAKA

Christantie Effendy. Perawatan Pasien DHF. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sri Rezeki H. Hadinegoro dan Hindira Irwin Satari. Demam Berdarah Dengue. FKUI.Jakarta. 1999.

Sylvia A. Price. Orraine M. Wilson. Patofisiologi. Edisi 4. 1994. Jakarta : EGC.