Askep CA Ovarium
-
Upload
sliphi-uwie -
Category
Documents
-
view
64 -
download
3
Transcript of Askep CA Ovarium
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. I 54 TAHUN DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (CA OVARIUM POST
KEMOTHERAPI KE II) DI IPD 35 MRCCC SILOAM HOSPITAL SEMANGGI
I. Identitas Klien
Nama : Ny.I
Umur : 54 Tahun
Alamat : Jalan Kudin GSA RT 01/03 Kel Makasar – Jakarta Timur
Pekerjaan : Pegawai swasta
Suku/Bangsa : Jawa
Tanggal Masuk Rs : 16 - 09 - 2013
Tanggal Dikaji : 17 - 09 - 2013
Diagnosa Medis : Ca Ovarium post kemotherapi ke II, perdarahan GIT
No. Medrec : 0000053999
Agama : Islam
2. Riwayat penyakit
A. Keluhan utama
Saat masuk RS : mual muntah, diare kehitaman
Saat dikaji mahasiswa : mual
B. Riwayat penyakit sekarang
Sejak tanggal 10-09-13 (2 hari post kemoterapi ke II dengan paxus dan carboplatin),
pasien mulai mengeluh mual muntah 1-2x/hari. Sejak satu hari SMRS pasien mengeluh
muntah bertambah setiap kali makan. Pasien juga mengeluh diare 5x sejak tadi malam
berwarna kehitaman konsistensi cair, tidak ada darah, tidak ada lendir. Mual muntah
berkurang apabila minum air hangat dan bertambah apabila makan. Keluhan mual muntah
disertai tidak nafsu makan, lemas dan nyeri ulu hati seperti perih, skala nyeri 3 dari 0-10.
Mual muntah dirasakan sepanjang hari.
C. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien memiliki riwayat operasi endometriosis 2x pada tahun 1986 (disertai
pengangkatan ovarium kanan) dan tahun 1994. Lalu mendapatkan terapi suntik hormon
(pasien tidak ingat jenis hormon apa yang disuntikkan dan tahun berapa menjalaninya).
Sejak tahun 1994-2011 pasien mengatakan tidak ada keluhan. Pada tahun 2012 pasien
mengatakan perutnya mulai membesar dan mengalami perdarahan sekitar 1 pembalut
biasa / hari namun hanya menjalani pengobatan alternative. Sejak bulan agustus pasien
berobat ke MRCCC dan menjalani kemoterapi ke 1 tanggal 19-8-13, dan kemoterapi ke 2
tanggal 9-9-13 dengan paxus dan carboplatin. Obat-obatan yang rutin diminum dirumah
adalah doloneurobion 2x1 tablet, hemobion 2x1 tablet, aspar k 1x300 mg, dan narfos 3x1
tablet 8 mg.
D. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit kanker, jantung,
dm, hipertensi dan asma.
E. Riwayat Reproduksi
Pasien pertama kali menstruasi saat usia 14 tahun, menstruasi dengan keluhan
kadang disertai nyeri haid. Siklus menstruasi satu bulan sekali selama 7-8 hari. Saat usia
27 tahun pasien menjalani operasi endometrosis dan pengangkatan ovarium kanan. Pasien
menikah saat berusia 32 tahun, mempunyai anak saat berusia 34 tahun dengan kelahiran
normal. Saat usia 37 tahun pasien menjalani operasi endometrosis kiri. Pasien tidak pernah
memakai obat-obatan untuk meningkatkan kesuburan dan tidak memakai alat kontrasepsi.
F. Data psikologis
Pasien berkata sudah pasrah dengan penyakitnya sekarang, pasien berharap cepat
sembuh agar dapat kembali berkumpul dengan keluarganya.
G. Data sosial
Pasien dapat berinteraksi dengan baik dengan perawat, dokter dan orang
disekitarnya.
No Aktivitas Di rumah Di rumah sakit
1 Nutrisi
- Makan
- Minum
- Keluhan
3x /hari (1/4 porsi habis)
(nasi, lauk pauk, sayuran)
800cc /hari (air putih)
Mual, muntah, anorexia
Diet peptisol 1500 kkal (6x200cc)
(habis sedikit demi sedikit)
400cc /hari
Mual, anorexia
2 Eliminasi
- BAB
- BAK
5x/hari, kehitaman cair
tanpa ampas
4-5 x/hari
(kuning jernih)
1x/hari, kehitaman cair
6-7 x/hari
(kuning jernih)
3 Istirahat dan tidur
Keluhan
5-6 jam /hari
terbangun karena diare
8-9 jam/hari
tidak ada
4 Personal hygiene
- Mandi
- Gosok gigi
- Keramas
1x /hari
1x /hari
2 hari sekali
1x /hari (diseka)
1x /hari
Belum
- Gunting kuku 1x /minggu Belum
H. Data spiritual
Pasien menganut agama islam dan selalu menjalankan ibadahnya.
1. Kesadaran umum
Kesadaran : composmetis
Keadaaan umum : lemas
2. TTV
TD : 120/80 mmhg R : 18 x /menit BB awal : 57 kg TB: 158 cm
N : 80x /menit S : 36,6ºc BB sakit : 44,5 kg IMT : 17.87
3. Sistem pernafasan
Tidak ada pernafasan cuping hidung, hidung simetris, pergerakan dada simetris, tidak
terdapat penggunaan otot pernafasan tambahan, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing,
tidak ada nyeri tekan pada sinus, tidak ada nyeri tekan pada dada.
4. Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva anemis, tidak ada peningkatan JVP, akral teraba hangat, bunyi jantung S1 dan
S2 reguler murni, tidak terdapat murmur, tidak terdapat gallop, perkusi jantung dullness di
ICS IV-VI mid clavicula kiri, CRT < 2 detik, tidak ada edema, tidak ada clubbing finger.
5. Sistem gastrointestinal
Sklera tidak ikterik, bentuk mulut simetris, mukosa bibir agak kering, warna bibir merah
kecoklatan, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil, kulit abdomen bawah terlihat tegang,
terdapat lesi luka post operasi sekitar 8 cm di lower quadrant, bising usus 11x /menit,
perkusi abdomen timpani di upper quadrant, dullness di lower quadrant, hepar dullness (di
URQ), tidak ada pembesaran hepar, terdapat nyeri tekan di ulu hati, teraba massa di lower
quadrant abdomen sekitar 20 cm, massa teraba padat, tidak dapat digerakan, batas tidak
rata, terdapat nyeri tekan skala 3 dari 0-10 saat ditekan, nyeri menyebar ke pinggang.
6. Sistem genitourinaria
Labia tidak edema, tidak ada nyeri tekan pada vesikaurinaria, terdapat bercak darah
berwarna merah kehitaman di pembalut pasien.
7. Sistem muskuloskeletal dan syaraf
pergerakan baik, terpasang IVFD pada vena metacarpal sinistra, turgor kulit < 2 detik,
kekuatan otot 5/5 5/5 , tidak ada luka di ekstremitas, tidak ada edema ekstremitas, reflek
babinski (-), reflek trisep +/+, bisep +/+, patela +/+,
8. Sistem integumen dan endokrin
Warna kulit sawo matang, turgor < 2 detik, crt < 2 detik, tidak ada lesi, kulit agak kering.
Data penunjang
Tanggal Pemeriksaan Nilai normal
16/9/13 Hematology
- HB : 8.8 g/dL
- HT : 25 %
- Eritrosit : 3.37 uL
- WBC : 2.7 uL
-Trombosit : 365 uL
Biochemistry
SGOT : 42 U/L
SGPT : 45 U/L
Albumin : 3.2 g/dL
Ureum : 21 mg/dL
Creatinin : 0.50 mg/dL
12.0 – 16.0
37.0 – 45.0
4.20 – 5.40
4.00-10.00
150 – 400
15 – 37
27 – 36
3.40 – 5.00
15 – 40
0.6 – 1.0
GDS : 102 mg/dL
Electrolite
- Na : 110 mmol/L
- K : 2.8 mmol/L
- Cl : 83 mmol/L
Feses Rutin
Macroscopic
- Color : brown
- Consistency : liquid
- Mucus : negative
- Blood : negative
Microscopic
- Eritrosit : 10 /HPF
- Leukosit : 4
- Amoeba : not found
- egg worm : negative
- yeast : negative
stool occult blood :
positive
< 200
136 – 146
3.5 – 5.1
98 – 106
negative
negative
0 – 1
1 – 5
negative
negative
negative
17/9/13 Hematology
- HB : 11.7 g/dL
- HT : 32.8 %
- WBC : 3.7 uL
-Trombosit : 288 uL
Electrolite
- Na : 123 mmol/L
12.0 – 16.0
37.0 – 45.0
4.00-10.00
150 – 400
136 – 146
- K : 2.5 mmol/L
- Cl : 95 mmol/L
3.5 – 5.1
98 – 106
18/9/13 Hematology
- HB : 11.0 g/dL
- HT : 30.9 %
- WBC : 2.2 uL
-Trombosit : 271 uL
Electrolite
- Na : 120 mmol/L
- K : 2.0 mmol/L
- Cl : 96 mmol/L
Ca : 7.8 mg/dL
Mg : 1.6 mg/dL
12.0 – 16.0
37.0 – 45.0
4.00-10.00
150 – 400
136 – 146
3.5 – 5.1
98 – 106
8.5 – 10.1
1.8 – 2.4
Terapi
PRC 750 cc
IVFD : NS/8 jam dan NaCl 3% / 24 jam
Narfos 2x8 mg i.v
Panzo 2x1 vial i.v
Leukokin 1x1 vial s.c sampai dengan leukosit >4.000 mg/dL
New diatab 2x2 tablet p.o
Doloneurobion 2x1 tablet p.o
KSR 1x1 tablet p.o
Inpepsa 4x15cc p.o
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAHKEPERAWATAN
1 DS:
- pasien mengeluh
mual, tidak nafsu
makan
- pasien
mengatakan
muntah setiap kali
makan
DO:
- terlihat lemas
- riwayat post
kemoterapi ke 2
(tgl 9/9/13)
- konjungtiva anemis
- bb sakit: 44,5 kg
- IMT : 17.87
- nyeri tekan ulu hati
obat kemoterapi
merangsang impuls aferen untuk
meningkatkan mediator 5-HT (mediator
mual muntah) mengirimkan impuls mual
ke CTZ (chemoreseptor trigger zone)
merangsang pusat muntah di medulla
oblongata
peningkatan kontraksi otot lambung
refluks esofagus
muntah
intake kurang
gg. nutrisi kurang dari kebutuhan
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
2 DS:
- pasien mengeluh
diare 5x kehitaman
cair sejak tgl 15-9-
13 malam
- pasien mengeluh
mual, muntah
setiap kali makan
DO:
- konjungtiva anemis
- lemas
- mukosa bibir
efek samping obat kemoterapi
muntah diare GIT bleeding
Cl << Na << Hb, Ht, eritrosit
gg. keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
kering
- kulit agak kering
- hasil hematology
dan electrolit
abnormal (hasil
terlampir di
pengkajian)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b.d diare,
GIT bleeding post kemoterapi
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah post kemoterapi
INTERVENSI
NO Diagnosa
keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Dx 1 Tupan : cairan dan
elektrolit pasien
terpenuhi
Tupen : dalam 2 x
24 jam terjadi
keseimbangan
cairan dan elektrolit
dengan kriteria
- hasil elektrolit
dalam batas normal
Na : 136 – 146
mmol/L
1. Observasi tanda-
tanda vital dan
kaji tanda-tanda
dehidrasi
2. Beri cairan
parenteral sesuai
therapy
3. anjurkan minum
minimal 1500 cc/
hari
4. pantau intake dan
1. peningkatan
tanda-tanda vital
dapat menjadi
gejala dehidrasi
2. memenuhi
kebutuhan cairan
pasien
3. memenuhi
kebutuhan cairan
yang terbuang
lewat output
4. dehidrasi dapat
K : 3.5 – 5.1
mmol/L
Cl : 98 – 106
mmol/L
- perdarahan tidak
terjadi (diare tidak
kehitaman)
- hasil hematology
dalam batas normal
HB: 12.0 – 16.0
g/dL
HT: 37.0 – 45.0 %
Eritrosit: 4.20 –
5.40 /uL
leukosit: 4.00-10.00
/uL
trombosit:150 –
400 /uL
output
5. kolaborasi
pemeriksaan
laboratorium
seperti darah
lengkap dan
elektrolit
6. kolaborasi koreksi
elektrolit dan
transfuse prc jika
dibutuhkan
7. kolaborasi
pemberian obat-
obatan anti diare
meingkatkan laju
glomerulus tidak
adekuat
5. mengetahui perlu
atau tidaknya
koreksi elektrolit
jika dibutuhkan
6. meningkatkan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit segera
7. obat anti diare
menjadikan
proses absopsi
usus kembali
normal
2 Dx 2 Tupan : nutrisi
pasien terpenuhi
Tupen : dalam 2x
24 jam terjadi
peningkatan
asupan nutrisi
dengan kriteria
hasil :
1. kaji makanan
kesukaan klien
2. berikan makanan
sedikit tapi sering selagi
hangat
3. anjurkan makan
1. menentukan variasi
makanan yang dapat
diberikan
2. porsi kecil
meningkatkan masukan
makanan
3. selingan makanan
dapat meningkatkan
-makan 1 porsi
habis
-lemas tidak ada
-BB normal
-anoreksia, mual
berkurang
makanan selingan
4. kolaborasi pemberian
anti emetic
5. kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
diet yang tepat
masukan makanan
4. mengatasi mual
5. membantu
meningkatkan asupan
makanan sesuai diet
yang dapat mengurangi
mual