SAP CA Ovarium Kemoterapi

27
PAKET PENYULUHAN Ca OVARIUM dan KEMOTERAPI Di Ruang 9 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

description

Keperawatan Medikal

Transcript of SAP CA Ovarium Kemoterapi

Page 1: SAP CA Ovarium Kemoterapi

PAKET PENYULUHAN

Ca OVARIUM dan KEMOTERAPI

Di Ruang 9 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

PKRS

RSU Dr.SAIFUL ANWAR

MALANG

2012

Page 2: SAP CA Ovarium Kemoterapi

LEMBAR PENGESAHAN

PAKET PENYULUHANCA OVARIUM DENGAN KEMOTERAPI

di RUANG 9 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh:

PSIK BRAWIJAYA

Mengetahui,

Kepala Ruang 9

Tri Agustin P, Amd.Keb

NIP. 19710801 199312 2 001

Preceptor Klinik,

Indah Yuniarti, Amd.Kep

NIP. 19780626 200801 202

2

Page 3: SAP CA Ovarium Kemoterapi

PAKET PENYULUHAN

Judul : Ca Ovarium & Kemoterapi

Sasaran : Pasien, Keluarga pasien, dan Masyarakat

Tempat : Ruang 9 RSSA Malang

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Januari 2013

Alokasi Waktu : 30 menit

Media/Sarana : power point

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

A. Latar Belakang

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan

ginekologi, dan sampai tahun 1998 kanker ovarium merupakan kanker kelima tersering

yang menyebabkan kematian wanita di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru,

kolorektal, payudara, dan pankreas. Insidensinya pada wanita dibawah 50 tahun 5,3 per

100.000 dan meningkat menjadi 41,4 per 100.000 pada wanita di atas 50 tahun (Hurteau,

2001). Di Indonesia kanker ovarium menduduki urutan ke enam terbanyak dari keganasan

pada wanita setelah karsinoma serviks uteri, payudara, kolorektal, kulit dan limfoma

(Djuana, 2001). Pada umumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut. Tumor

membesar dan menyebar keorgan sekitarnya tanpa keluhan. Itulah sebabnya tumor ini

dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam namun mematikan (silen killer). Kanker

ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah menyebar kerongga

peritoneum, pada keadaan seperti ini tindakan pembedahan dan terapi adjuvan sering

kali tidak menolong. Penderita akan meninggal karena malnutrisi dan obstruksi usus halus

akibat tumor intraperitoneal (Hurteau ; Djuana, 2001).

Lima belas sampai dua puluh persen tumor ovarium berasal dari sel germinal dan

teratoma matur merupakan kasus terbanyak (±60%). Tumor ganas sel germinal ovarium

merupakan 5% dari kanker ovarium dan banyak terjadi pada wanita muda dan remaja.

Page 4: SAP CA Ovarium Kemoterapi

Walaupun perjalanan penyakitnya agresif namun umumnya dapat diobati dengan

kemoterapi yang adekuat. Dan walaupun pembedahan memegang peranan penting dalam

mendiagnosis dan sebagai terapi awal, reseksi komplet organ reproduksi jarang diperlukan

pada wanita – wanita yang ingin mempertahankan fungsi reproduksinya. Namun begitu

peran surgical staging dan pembedahan reduksi tumor tidak dapat diabaikan. Informasi

yang didapat dari patologi-pembedahan dapat membantu klinisi dalam penggunaan terapi

adjuvant (Ghersenson, 1992).

Dalam penanganannya, yang sering digunakan adalah kemoterapi.

Kemoterapi adalah tindakan/terapi pemberian senyawa kimia (obat kanker) untuk

mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba

di tubuh pasien (hospes). Kemoterapi sebagai salah satu cara terapi kanker dengan

menggunakan obat untuk membunuh atau meinimalkan proliferasi sel kanker.

Metode pemberian kemoterapi sangat beragam dan tentunya mempunyai efek

samping yang perlu dipahami oleh penderita dan petugas kesehatan.

Oleh karena pentingnya pengetahuan tentang kanker ovarium dan

kemoterapi, maka dalam materi penyuluhan ini akan dijelaskan tentang kanker

ovarium dan kemoterapi.

B. Tujuan instruksional

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui

dan memahami tentang kanker ovarium dan kemoterapi

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:

1. Mengetahui pengertian kanker ovarium

2. Mengetahui penyebab kanker ovarium

3. Mengetahui tanda dan gejala kanker ovarium

4. Mengetahui penanganan kanker ovarium

5. Mengetahui pengertian kemoterapi

6. Mengetahui cara pemberian kemoterapi

7. Mengetahui efek samping kemoterapi

8. Mengetahui jenis-jenis kemoterapi

4

Page 5: SAP CA Ovarium Kemoterapi

C. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian kanker ovarium

2. Penyebab kanker ovarium

3. Tanda dan gejala kanker ovarium

4. Penanganan kanker ovarium

5. Pengertian kemoterapi

6. Cara pemberian kemoterapi

7. Efek samping kemoterapi

5

Page 6: SAP CA Ovarium Kemoterapi

D. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media

Pendahulua

n

5

menit

1. Memberi salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan penyuluhan

dan pokok materi yang akan

disampaikan

4. Menggali pengetahuan keluarga

pasien tentang perawatan masa

nifas

1. Menjawab

salam

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

3. Menjawab

pertanyaan

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

-

Penyajian 15

menit

Menjelaskan materi:

1. Pengertian kanker ovarium

2. Penyebab kanker ovarium

3. Tanda dan gejala kanker

ovarium

4. Penanganan kanker ovarium

5. Pengertian kemoterapi

6. Cara pemberian kemoterapi

7. Efek samping kemoterapi

1. Mendengarkan

dan

memperhatikan

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

PPT

Penutup 10

menit

1. Penegasan materi

2. Memberikan kesempatan kepada

peserta untuk bertanya

3. Meminta peserta untuk

menjelaskan kembali materi yang

telah disampaikan dengan

singkat menggunakan bahasa

peserta sendiri

4. Memberikan pertanyaan kepada

peserta tentang materi yang telah

disampaikan

5. Menutup acara dan

mengucapkan salam

1. Mengajukan

pertanyaan

2. Menjawab

pertanyaan

yang diberikan

oleh penyuluh

3. Membalas

salam

Tanya

Jawab

E. Evaluasi

1. Evaluasi Terstruktur

6

Page 7: SAP CA Ovarium Kemoterapi

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan

saat penyuluhan

Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP

Peserta didik hadir di ruang penyuluhan di ruang 9 RSSA

Jumlah peserta didik yang datang minimal 10 orang

Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan

digunakan

Kesiapan peserta didik meliputi kesiapan menerima penyuluhan

2. Proses, diharapkan:

Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan

Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan

3. Hasil, diharapkan:

Kriteria penilaian yang digunakan adalah, jumlah peserta yang aktif

berpendapat atau yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, dibagi

dengan jumlah seluruh peserta yang hadir dalam penyuluhan, kemudian

hasilnya dikalikan 100%. Sehingga kriteria hasil yang diharapkan:

Pre : 80% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan

pendapat mengenai kanker ovarium dan Kemoterapi sesuai dengan

kemampuan masing-masing peserta

Post : 90% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan

jawaban yang tepat saat diberikan pertanyaan oleh perawat

F. Media

Power point

G. Materi

(terlampir)

7

Page 8: SAP CA Ovarium Kemoterapi

KANKER OVARIUM

1. DEFINISI KANKER OVARIUM

Kanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun ovarium yaitu sel epitelial,

sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari

metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker kolon tapi

tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium (Manuaba, 2004).

Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium atau indung telur yang

disebabkan oleh pertumbuhan cepat serta pembelahan yang terjadi dalam satu

atau kedua kelenjar reproduksi ovarium di mana ova atau telur dan hormon pada

wanita dibuat membelah banyak dan cepat serta menyebar hingga ke jaringan

bahkan ke organ lain. Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita

berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita, menderita kanker ovarium

(Prawirohardjo, 2005).

2. ETIOLOGI

Penyebab kanker ovarium sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Ca

mamae diduga memeliki hubungan terhadap kejadian kanker ovarium pada

wanita. Sebaliknya pada wanita pada wanita yang mengidap Ca ovarium juga

mempunyai faktor resiko mengidap Ca mamae 3-4x lipat. Akan tetapi banyak teori

yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

a. Hipotesis incessant ovulation

Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk

penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel

epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel

tumor.

b. Hipotesis androgen

Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal

ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung

reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi

pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

FAKTOR RESIKO

Penyebab pasti kanker ovarium masih dipertanyakan, beberapa hal yang

diperkirakan sebagai faktor resiko kanker ovarium adalah sebagai berikut:

- Riwayat keluarga kanker ovarium dan kanker payudara

- Riwayat keluarga kanker kolon dan kanker endometrial

8

Page 9: SAP CA Ovarium Kemoterapi

- Wanita diatas usia 50 – 75 tahun

- Wanita yang tidak memiliki anak (nullipara)

- Wanita yang memiliki anak > 35 tahun

- Membawa mutasi gen BRCA1 atau BRCA2

- Sindroma herediter kanker kolorektal nonpolipoid

- Ras kaucasia > Afrika-Amerika

FAKTOR PREDISPOSISI

- Diit tinggi lemak

- Merokok dan alcohol

- Infertilitas

- Riwayat Ca mamae, kolon, dan endometrium

- Nullipara

3. JENIS KANKER OVARIUM

a. Tumor epitelial

Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada

umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma adalah

tumor ganas dari epitelial ovarium (EOC’s : Epitelial ovarium carcinomas)

merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85 – 90% ) dan penyebab kematian

terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial yang secara

mikroskopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker dinamakan sebagai tumor

bordeline atau tumor yang berpotensi ganas (LMP tumor : Low Malignat

Potential).

Beberapa gambaran EOC dari pemeriksaan mikroskopis berupa serous,

mucous, endometrioid dan sel jernih.

b. Tumor germinal

Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur,

umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas,

bentuk keganasan sel germinal terutama adalah teratoma, dysgerminoma dan

tumor sinus endodermal. Insiden keganasan tumor germinal terjadi pada usia

muda kadang dibawah usia 20 tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi

harapan hidup satu tahun kanker ovarium germinal stadium dini hanya

mencapai 10 - 19% sekarang ini 90 % pasien kanker ovarium germinal dapat

disembuhkan dengan fertilitas dapat dipertahankan.

c. Tumor stromal

9

Page 10: SAP CA Ovarium Kemoterapi

Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang

memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang

ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-leydig

termasuk kanker dengan derajat keganasan yang rendah.

4. KLASIFIKASI KANKER OVARIUM

Stadium kanker ovarium menurut FIGO:

Staging Keterangan

I Tumor terbatas pada ovarium

IA

Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada

pertumbuhan tumor di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor

di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga

peritoneum.

IB

Tumor terbatas pada dua ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada

pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, tidak ada sel

tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga

peritoneum.

IC

Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu

faktor yaitu kapsul tumor pecah, pertumbuhan tumor pada

permukaan ovarium, ada sel tumor di cairan asites ataupun

pada bilasan cairan di rongga peritoneum.

II Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis

IIA

Tumor meluas ke uterus dan/atau ke tuba tanpa sel tumor di

cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.

IIB

Tumor meluas ke jaringan/organ pelvis lainnya tanpa sel tumor

di cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.

IIC

Perluasan di pelvis (IIA atu IIB) dengan sel tumor di cairan

asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.

III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan

10

Page 11: SAP CA Ovarium Kemoterapi

tumor pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan/atau

metastasis kelenjar getah bening regional.

IIIA

Metastasis mikroskopik di luar pelvis.

IIIB

Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi < 2 cm.

IIIC

Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi > 2 cm

dan/atau metastasis ke kelenjar getah bening.

IV Metastasis jauh (di luar rongga peritoneum).

Derajat keganasan kanker ovarium

- Derajat 1 : differensiasi baik

- Derajat 2 : differensiasi sedang

- Derajat 3 : differensiasi buruk

Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan

lebih baik

5. TANDA DAN GEJALA

Kanker ovarium sulit terdeteksi, hanya sekitar 10 % dari kanker ovarium yang

terdeteksi pada stadium awal, keluhan biasanya nyeri daerah abdomen disertai

keluhan–keluhan:

Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga abdomen

(ascites)

Gangguan sistem gastrointestinal; konstipasi, mual, rasa penuh, hilangnya

nafsu makan dll

Gangguan sistem urinaria; inkontinensia uri

Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis

Menstruasi tidak teratur

Lelah

Keluarnya cairan abnormal pervaginam (vaginal discharge)

Nyeri saat berhubungan seksual

Penurunan berat badan

6. DETEKSI DINI KANKER OVARIUM

Semakin dini tumor ovarium ditemukan dan mendapat pengobatan harapan

hidup akan semakin baik metode pemeriksaan yang sekarang ini digunakan

sebagai penyaring kanker ovarium adalah:

11

Page 12: SAP CA Ovarium Kemoterapi

a. Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan ovarium untuk

mengetahui bentuk dan ukuran yang abnormal, meskipun pemeriksaan

rektovaginal tidak dapat mendeteksi stadium dini kanker ovarium.

b. Ultrasounografi (USG): Dengan gelombang ultrasound untuk membedakan

gambaran jaringan sehat, kista dan bentuk tumor padat, melalui abdomen

ataupun pervaginam, dimana mampu mendeteksi keganasan dengan keluhan

asimtomatik tapi ketepatan pada stadium dini rendah.

c. Penanda tumor CA-125: Pemeriksaan darah CA-125 digunakan untuk menilai

kadar CA-125 dimana peningkat pada kanker ovarium, wanita dengan kanker

ovarium stadium lanjut terjadi peningkatan CA-125 (>35µ/ml) sekitar 80%

walaupun ketepatan pemeriksaan ini baru mencapai 50 % pada stadium dini,

pada wanita premonopause, kehamilan, endometriosis, fibroid uterine, penyakit

ganguan fungsi hati dan kista ovarium juga terjadi peningkatan kadar CA-125.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Anamnesis dan pemeriksaan fisik pelvik

- Radiologi: USG Transvaginal, CT scan, MRI

- Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial), LDH, HCG, dan

AFP (penanda tumor sel germinal)

- Laparoskopi

- Laparotomi

- Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium

- Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi dan

sigmoidoskopi.

- Foto rontgen dada dan tulang.

- Scan KGB (Kelenjar Getah Bening)

- Scan traktus urinarius

8. PENATALAKSANAAN

a. Operasi

b. Radioterapi

c. Kemoterapi

Kanker ovarium epitelial :

Stadium I : Pilihan terapi stadium I dengan derajat diferensiasi baik sampai

sedang, operasi salpingo-ooforektomi bilateral (operasi pengangkatan tuba

fallopi dan ovarium) atau disertai histerektomi abdominal total

(pengangkatan uterus) dan sebagian jaringan abdominal, harapan hidup

12

Page 13: SAP CA Ovarium Kemoterapi

selama 5 tahun mencapai 90%, pada stadium I dengan diferensiasi buruk

atau stadium Ic pilihan terapi berupa:

- Radioterapi

- Kemoterapi sistemik

- Histerektomi total abdominal dan radioterapi

Stadium II: Pilihan terapi utama operasi disertai kemoterapi atau

radioterapi, dengan terapi ajuvan memperpanjang waktu remisi dengan

harapan hidup selama 5 tahun mendekati 80%.

Stadium III dan IV: Sedapat mungkin massa tumor dan daerah metastasis

sekitarnya diangkat (sitoreduktif) berupa pengeluran asites, omentektomi,

reseksi daerah permukaan peritoneal, dan usus, jika masih memungkinkan

salpingo-ooforektomi bilateral dilanjutkan terapi ajuvan kemoterapi dan

atau radioterapi.

Kanker ovarium germinal :

- Disgerminoma: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dimana kanker

ditemukan dilanjutkan radioterapi atau kemoterapi.

- Tumor sel germinal lainnya: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi

dilanjutkan kemoterapi.

Kanker ovarium stromal :

Operasi yang dilanjutkan dengan kemoterapi.

Kombinasi standar sistemik kemoterapi berupa TP (paclitaxel + cisplatin atau

carboplatin), CP (cyclophosphamide + cisplatin), CC (cyclophosphamide +

carboplatin).

13

Page 14: SAP CA Ovarium Kemoterapi

KEMOTERAPI

1. Definisi

Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk melawan penyakit.

Kemoterapi adalah tindakan/terapi pemberian senyawa kimia (obat kanker) untuk

mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba

di tubuh pasien (hospes). Kemoterapi sebagai salah satu cara terapi kanker dengan

menggunakan obat untuk membunuh atau meinimalkan proliferasi sel kanker.

Kemoterapi adalah suatu bentuk terapi kanker yg mengalami kemajuan cepat

& aplikasi baru. Bahan-bahan kemoterapi adalah obat sitotoksik yg bekerja dalam

berbagai cara pada sel-sel spesifik selama berbagai fase siklus kehidupan sel.

Kemoterapi hampir tidak perah dilakukan bersama dengan terapi pembedahan

karena untuk menghindari efek toksik dari kontak dengan obat-obat tersebut yg

terdapat di dalam darah & cairan tubuh pasien (Gruendemann, 2006).

2. Cara Pemberian Kemoterapi

Menurut Otto (2005) ada 4 cara penggunaan kemoterapi:

a. Terapi adjuvan

Suatu sesi kemoterapi yg digunakan sebagai tambahan dengan modalitas terapi

lainnya (pembedahan, radiasi, & bioterapi) & ditujukan untuk mengobati

mikrometastasis

b. Kemoterapi neoadjuvan

Pemberian kemoterapi untuk mengecilkan tumor sebelum dilakukannya

pembedahan pengangkatan tumor

c. Terapi primer

Obat diberikan sebagai terapi primer untuk pasien kanker yg tidak memiliki

alternatif terapi

d. Kemoterapi kombinasi

Pemberian dua atau lebih zat kemoterapi dalam terapi kanker, yg menyebabkan

setiap pengobatan memperkuat aksi obat lainnya atau bertindak secara sinergis

3. Obat kemoterapi atau agen kemoterapi dibagi beberapa jenis:

14

Page 15: SAP CA Ovarium Kemoterapi

a. Alkylating agent: obat golongan ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA di

inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi

(Cyclophosphamid, Busulfan, Ifosfamid)

b. Antimetabolite: bekerja langsung pada molekul basa inti sel, yang berakibat

menghambat sintesis DNA. (MTX, 5FU, Hydroxyurea)

c. Antimitosis: bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi

hambatan mitosis sel. (Vincrisin, Vinblastin)

d. Antibiotic antracylin: obat golongan ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA

di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi (Doxorubicine,

Daunorubicine)

e. Antibiotic non antracylin: Bleomycin, Mytomicin

f. Antihormonal: Prednison, Tamoxipen

4. Efek Samping Kemoterapi

a. Demam atau infeksi

Kemoterapi akan mengakibatkan penurunan jumlag sel darah putih atau

yang biasa disebut leukosit. Penurunan sel darah putih akan mengakibatkan

kekebalan individu menurun. Kekebalan tubuh yang menurun mengakibatkan

individu mudah sekali terserang berbagai macam penyakit yg dapat

menimbulkan infeksi.

b. Mual dan muntah

Mual dan muntah juga termasuk efek samping yg paling sering ditemukan

pada pasien dengan kemoterapi. Untuk mengurangi efek tersebut ada beberapa

tips yang bisa dilakukan, antara lain sebelum dilakukan kemoterapi pasien

dianjurkan makan makanan kecil, hindari perut kosong maupun isi perut yg

berlebihan.

c. Rambut rontok

Umumnya rambut rontok akan timbul pada minggu ke-2 dan ke-3 setelah

dilakukan kemoterapi. Selain rontok pada kulit kepala, rambut seperti alis, bulu

mata, dsb juga mengalami kerontokan.

d. Diare atau sembelit

Ada beberapa jenis obat kemoterapi yg dapat menyebabkan diare atau

bahkan sembelit. Disarankan jangan meggunakan obat pencahar atau apapun

tanpa resep dari dokter. Untuk mengatasi sembelit pasien dianjurkan minum 8

gelas air putih per hari dan olahraga semampunya.

15

Page 16: SAP CA Ovarium Kemoterapi

5. Cara Pemberian

Cara pemberian obat sitostatika dapat dilakukan secara :

1. PO : Per Oral

2. SC : Sub Cutan

3. IM : Intra Muscular

4. IV : Intra Vena

5. IT : Intra Thecal

6. IP : Intra Peritoneal / Pleural

Pemilihan vena dan tempat penusukan

Pemilihan vena dan arteri yang tepat serta peralatan yang harus dipakai

ditentukan oleh usia pasien, status vena dan obat yang diberikan melalui infus.

Lakukan pemilihan vena diatas area yang lentur serta pemilihan iv cateter yang

paling pendek dan ukurannya yang paling kecil yang sesuai. Vena yang sering

digunakan adalah : Basillic, cephalica dan metakarpal. Tempat penusukan harus

diganti setiap 72 jam dan vena yang cocok untuk penusukan terasa halus dan

lembut, tidak keras dan menonjol serta memilih vena yang cukup lebar untuk

tempat peralatan, media kemoterapi dapat membuat iritasi pada vena dan jarigan

lunak.

6. Prosedur

a. Persiapan

Sebelum diberikan kemoterapi maka harus dipersiapkan ukuran TB, BB,

luas badan, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, gula darah, urin

lengkap, EKG, foto thorax AP/lateral, Ekokardiografi, BMP.

Periksa protokol dan program terapi yang digunakan, serta waktu

pemberian obat sebelumnya.

Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat.

Periksa adanya inform concernt baik dari penderita maupun keluarga.

Siapkan obat sitostatika

Siapkan cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit.

Pengalas plastik, dengan kertas absorbsi atau kain diatasnya

Gaun lengan panjang, masker, topi, kaca mata, sarung tangan, sepatu

Spuit disposible 5cc, 10cc, 20 cc, 50 cc.

Infus set dan vena kateter kecil

Alkohol 70 % dengan kapas steril

16

Page 17: SAP CA Ovarium Kemoterapi

Bak spuit besar

Label obat

Plastik tempat pembuangan bekas

Kardex (catatan khusus)

b. Cara kerja

Semua obat dicampur oleh staf farmasi yang ahli dibagian farmasi

dengan memakai alat “biosafety laminary airflow” kemudian dikirim ke bangsal

perawatan dalam tempat khusus tertutup. Diterima oleh perawat dengan

catatan nama pasien, jenis obat, dosis obat dan jam pencampuran.

Bila tidak mempunyai biosafety laminary airflow maka, pencampuran

dilakukan diruangan khusus yang tertutup dengan cara :

Meja dialasi dengan pengalas plastik diatasnya ada kertas penyerap atau

kain

Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sepatu.

Ambil obat sitostatika sesuai program, larutkan dengan NaCl 0,9%, D5%

atau intralit.

Sebelum membuka ampul pastikan bahwa cairan tersebut tidak berada

pada puncak ampul. Gunakan kasa waktu membuka ampul agar tidak

terjadi luka dan terkontaminasi dengan kulit. Pastikan bahwa obat yang

diambil sudah cukup, dengan tidak mengambil 2 kali

Keluarkan udara yang masih berada dalam spuit dengan menutupkan

kapas atau kasa steril diujung jarum spuit.

Masukkan perlahan-lahan obat kedalam flabot NaCl 0,9 % atau D5%

dengan volume cairan yang telah ditentukan

Jangan tumpah saat mencampur, menyiapkan dan saat memasukkan obat

kedalam flabot atau botol infus.

Buat label, nama pasien, jenis obat, tanggal, jam pemberian serta akhir

pemberian atau dengan syringe pump.

Masukkan kedalam kontainer yang telah disediakan.

Masukkan sampah langsung ke kantong plastik, ikat dan beri tanda atau

jarum bekas dimasukkan ke dalam tempat khusus untuk menghindari

tusukan.

c. Prosedur cara pemberian kemoterapi

Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan, cara

pemberian, waktu pemberian dan akhir pemberian.

17

Page 18: SAP CA Ovarium Kemoterapi

Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sarung

tangan dan sepatu.

Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik

Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi dibawah daerah

tusukan infus

Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti neoplastik (primperan,

zofran, kitril secara intra vena)

Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9 %

Beri obat kanker secara perlahn-lahan (kalau perlu dengan syringe pump)

sesuai program

Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 0,9%

Semua alat yang sudah dipakai dimasukkan kedalam kantong plastik dan

diikat serta diberi etiket.

Buka gaun, topi, asker, kaca mata kemudian rendam dengan deterjen. Bila

disposible masukkkan dalam kantong plasrtik kemudian diikat dan diberi

etiket, kirim ke incinerator / bakaran.

Catat semua prosedur

Awasi keadaan umum pasien, monitor tensi, nadi, RR tiap setengah jam dan

awasi adanya tanda-tanda ekstravasasi.

7. Syarat pemberian obat Kemoterapi

Sebelum pengobatan dimulai beberapa kondisi pasien harus dipenuhi yaitu :

a. Keadaan umum harus cukup baik

b. Penderita mengerti pengobatan dan mengetahui efek samping yang akan

terjadi

c. Faal ginjal ( kadar ureum < 40 mg % dan kadar kreatinin < 1,5 mg % ) dan faal

hati baik

d. Diagnosis hispatologik diketahui

e. Jenis kanker diketahui sensitif terhadap kemoterapi

f. Hemoglobin > 10 gr %

g. Leucosit > 5000 / ml

h. Trombosit > 100.000 / m

18

Page 19: SAP CA Ovarium Kemoterapi

DAFTAR PUSTAKA

Djuana A, Rauf S, Manuaba IBGF. 2001. Pengenalan dini kanker ovarium. Makalah ilmiah PIT XII POGI Palembang.

Ghersenson DM, 1992. Malignant germ cell tumors of ovary clinical features and management. In: Coppleson DM, Monohan JM, Morrow CP, Tatersal MHN. Gynecology oncology fundamental principles and clinical practice. 2nd edition. London: Churchill Livingstone;935

Gruendemann, B. 2006. Keperawatan Perioperatif. Jakarta. ECG.

Hidayati, S. 2012. Mobile Phone Nursing pada Pasien dengan Kemoterapi. http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/UTS-SIM-SRI%20HIDAYATI.pdf.

Hurteau JA, Williams SJ. 2001. Ovarian germ cell tumor. In: Rubin SC, Sutton GP. Ovarian cancer. 2nd edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins,;371-82

Manuaba, I. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta. EGC.

Otto, S. 2005. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta. ECG.

Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sastrawinata, sulaiman. 1981. Ginekologi. Bandung : Elstar offset

19