Askep BBLR Print

download Askep BBLR Print

of 19

Transcript of Askep BBLR Print

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan dan BBLR cukup bulan/lebih bulan. BBLR kurang bulan/prematur, biasanya mengalami penyulit, dan memerlukan perawatan yang memadai, BBLR yang cukup/lebih bulan umumnya organ tubuhnya sudah matur sehingga tidak terlalu bermasalah dalam perawatannya. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut WHO pada tahun 2011 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan (WHO, 2011). Angka kejadian di Indonesia Angka kejadian BBLR di Indonesia adalah 10,5% masih diatas angka rata-rata Thailand 9,6% dan Vietnam 5,2%. Tahun 2012 diketahui bahwa jumlah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Barat mencapai 2,21% yang diperoleh dari presentase 18.997 dari 924.105 bayi baru lahir yang di timbang, dengan presentase angka kejadian BBLR pada laki-laki 1,91% dan perempuan 2,06%. Insidensi BBLR di kota cirebon sendiri pada tahun 2012 dengan jumlah data kejadian 3,8% dengan presentase laki-laki 3,7% dan perempuan 3,9%. Sedangkan di wilayah kabupaten cirebon didapatkan data angka kejadian total BBLR dengan presentase 3,0%.

B. Rumusan Masalaha. Apa definisi dari BBLR?b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR?c. Bagaimana tanda dan gejala dari BBLR?d. Apa saja klasifikasi dari BBLR?e. Bagaimana diagnosis dari BBLR?f. Bagaimana patofisiologi dari BBLR?g. Bagaimana penatalaksanaan dari BBLR?h. Bagaimana asuhan keperawatan pada BBLR?

C. Tujuan Penulisana. Untuk mengetahui definisi dari BBLRb. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi BBLRc. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari BBLRd. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari BBLRe. Untuk mengetahui diagnosis dari BBLRf. Untuk mengetahui patofisiologi dari BBLRg. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari BBLRh. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada BBLR

BAB IITINJAUAN TEORIA. Definisi BBLR

Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Unuk keperluan bidan di desa berat lahir masih dapat diterima apabila dilakukan penimbangan dalam 24 jam pertama ( Depkes RI, 2009)Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah neonates dngan berat lahir pada saat keahiran kurang dari 2500 gram. WHO menyebutkan bahwa semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut low birth weight infants atau disebut dengan BBLR. Istilah prematuritas telah diganti dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) karena terdapat 2 bentuk penyebab kelahiran bayi dngan berat badan kurang dari 2500 gram yaitu karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup atau kombinasi dari keduanya (Manuaba, 2010).BBLR sendiri dapat dibagi menjadi 2 golongan, bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu dengan berat lahir 1000-1500 gr dan berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) yaitu dengan berat lahir kurang 1000 gr.Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (premature) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya yaitu tidak mencapai 2500 gr.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya BBLRPenyebab terjadinya bayi BBLR secara umum bersifat multifaktorial, sehingga kadang mengalami kesulitan untuk melakukan tindakan pencegahan. Namun, penyebab terjadinya bayi BBLR adalah kelahiran prematur. Semakin muda usia kehamilan semakin besar risiko jangka pendek dan jangka panjang dapat terjadi.Berikut adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan bayi BBLR secara umum yaitu sebagai berikut.1. Factor ibu :a. Penyakit: Mengalami komplikasi kehamilan, seperti : anemia sel berat, perdarahan antepartum, hipertensi, preeclampsia berat, eklampsia, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan ginjal) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, HIV/AIDS, malaria, TORCHb. Ibu : Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun Kehamilan ganda ( multi gravida) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek ( kurang dari 1 tahun) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnyac. Keadaan social ekonomi Kejadian tertinggi terdapat pada golongan social ekonomi rendah Mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat Keadaan gizi yang kurang baik Pengawasan antenatal yang kurang Kejadian prematuritass pada bayi yang lahir dari perkawinan yangtidak sah, yang ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.d. Sebab lain : Ibu perokok Ibu peminum alcohol Ibu pecandu obat narkotik Penggunaan obat antimetabolik.2. Factor janina. Kelainan kromosom (trisomy autosomal)b. Infeksi janin kronik (inklusi situmegali, rubella bawaan)c. Disautonomia familiald. Radiasie. Kehamilan ganda/ kembar (gamely)f. Aplasia pancreas3. Factor plasentaa. Berat plasenta berukuran atau berongga atau keduanya (hidramnion)b. Luas permukaan berkurangc. Plasentitis vilus ( bakteri, virus dan parasite)d. Infark e. Tumor (korioangioma, mola hidatidosa)f. Plasenta yamg lepasg. Sindrom plasenta yang lepash. Sindrom transfusi bayi kembar (sindrom parabiotik)4. Factor lingkungana. Bertempat tinggal di dataran tinggib. Terkena radiasic. Terpapar zat beracunBerdasarkan tipe BBLR, penyebab terjadinya bayi BBLRdapat digolongkan menjadi sebagai berikut:1. BBLR tipe KMK, disebabkan oleh :a. Ibu hamil yang kekurangan nutrisib. Ibu memiliki hipertensi, preeclampsia, atau anemiac. Kehamilan kembar, kehamilan lewat waktud. Malaria kronik, penyakit kronike. Ibu hamil merokok2. BBLR tipe premature, disebabkan oleh :a. Berat badan yang rendah, ibu hamil yang masih remaja, kehamilan kembarb. Pernah melahirkan bayi premature sebelumnyac. Cervical imcompetence ( mulut rahim yang lemah hingga tak mampu menahan berat bayi dalam rahim)d. Perdarahan sebelum atau saat persalinan ( antepartum hemorrhage)e. Ibu hamil yang sedang sakitf. Kebanyakan tidak diketahui penyebabnya.

C. Tanda dan Gejala BBLRSecara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut :1. Berat kurang dari 2500 gr2. Panjang kurang dari 45cm3. Lingkar dada kurang dari 30cm4. Lingkar kepala kurang dari 33cm5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu6. Kepala lebih besar 7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.8. Otot hipotonik lemah9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea10. Ektremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus11. Kepala tidak mampu tegak12. Pernapasan 40-50 kali/menit13. Nadi 100-140 kali/menitBBLR menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaannya lemah, yaitu sebagai berikut:1. tanda-tanda bayi kurang bulan (KB)a. Kulit tipis dan mengkilap b. Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan sempurnac. Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada punggungd. Jaringan payudara belum terlihat, putting masih berupa titike. Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia minoraf. Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turung. Rajah telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentukh. Kadang disertai dengan pernapasan yang tidak teraturi. Aktivitas dan tangisnya lemahj. Reflex menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah.2. tanda-tanda bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)a. Umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi beratnya kurang dari 2500 grb. Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuatc. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipisd. Bila kurang bulan, jaringan payudara kecil, putting kecil. Bnila cukup bulan, payudara payudara dan puting sesuai masa kehamilane. Bayi pereempuan bila cukup bulanlabia mayora menutupi labia minoraf. Bayi laki-laki testis mungkin lebih turung. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagianh. Menghisap cukup kuat

D. Klasifikasi BBLRAda beberapa cara dalam mengelompokkan bayi BBLR, yaitu :1. Menurut harapan hidupnya :a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 grb. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 1000-1500 grc. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gr2. Menurut masa gestasinya :a. Prematuritas murni: masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).b. Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).

E. Diagnosis BBLRDalam mendiagnosa bayi dengan BBLR maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah tersebut dibawah ini :1. Penghitungan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)2. Penilaian secara klinis : BB, PB, Lingkar dada, dan Lingkar Kepala.

G. Penatalaksanaana. Beri oksigen melalui pipa nasal atau nasal prongs jika terdapat salah satu tanda hipoksemia.b. SuhuLakukanlah perawatan kulit-ke-kulit di antara kedua payudara ibu atau beri pakaian di ruangan yang hangat atau dalam humidicrib jika staf telah berpengalaman dalam menggunakannya. Jika tidak ada penghangat bertenaga listrik, botol air panas yang dibungkus dengan handuk bermanfaat untuk menjaga bayi tetap hangat. Pertahankan suhu inti tubuh sekitar 36,5 37,5 C dengan kaki tetap hangat dan berwarna kemerahan. Biaanya bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR). Bayi yang mengalami ikterus dirawat dalam inkubator. Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut berat dan umur bayi

Berat bayiSuhu inkubator (oC) menurut umur

35oC34oC33oC32oC

5 mg

1500-2000 g1-10hr11 hr- 4mg>4 mg

2100-2500 g1-2 hr3hr-3 mg>3 mg

>2500 g1-2 hr>2hr

c. Cairan dan pemberian minum Jika mungkin berikan cairan IV 60 mL/kg/hari selama hari pertama kehidupan. Sebaiknya gunakan paediatric (100 mL) intravenous burette: dengan 60 tetes = 1 mL sehingga, 1 tetes per menit = 1 mL per jam. Jika bayi sehat dan aktif, beri 2-4 mL ASI perah setiap 2 jam melalui pipa lambung, tergantung berat badan bayi. Bayi sangat kecil yang ditempatkan di bawah pemancar panas atau terapi sinar memerlukan lebih banyak cairan dibandingkan dengan volume biasa. Lakukan perawatan hati-hati agar pemberian cairan IV dapat akurat karena kelebihan cairan dapat berakibat fatal. Jika mungkin, periksa glukosa darah setiap 6 jam hingga pemberian minum enteral dimulai, terutama jika bayi mengalami apnu, letargi atau kejang. Bayi mungkin memerlukan larutan glukosa 10%. Mulai berikan minum jika kondisi bayi stabil (biasanya pada hari ke-2, pada bayi yang lebih matur mungkin pada hari ke-1). Pemberian minum dimulai jika perut tidak distensi dan lembut, terdapat bising usus, telah keluar mekonium dan tidak terdapat apnu. Gunakan tabel minum. Hitung jumlah minum dan waktu pemberiannya. Jika toleransi minum baik, tingkatkan kebutuhan per hari. Pemberian susu dimulai dengan 2-4 mL setiap 1-2 jam melalui pipa lambung. Beberapa BBLSR yang aktif dapat minum dengan cangkir dan sendok atau pipet steril. Gunakan hanya ASI jika mungkin. Jika volume 2-4 mL dapat diterima tanpa muntah, distensi perut atau retensi lambung lebih dari setengah yang diminum, volume dapat ditingkatkan sebanyak 1-2 mL per minum setiap hari. Kurangi atau hentikan minum jika terdapat tanda-tanda toleransi yang buruk. Jika target pemberian minum dapat dicapai dalam 5-7 hari pertama, tetesan IV dapat dilepas untuk menghindari infeksi. Minum dapat ditingkatkan selama 2 minggu pertama kehidupan hingga 150-180 mL/kg/hari (minum 19-23 ml setiap 3 jam untuk bayi 1 kg dan 28-34 mL untuk bayi 1,5 kg). Setelah bayi tumbuh, hitung kembali volume minum berdasarkan berat badan terakhir.d. Antibiotika dan Sepsis Faktor-faktor risiko sepsis adalah: bayi yang dilahirkan di luar rumah sakit atau dilahirkan dari ibu yang tidak sehat, pecah ketuban >18 jam, bayi kecil (mendekati 1 kg). Jika terdapat salah satu tanda bahaya atau tanda lain infeksi bakteri berat mulailah pemberian antibiotik.e. Apnea Amati bayi secara ketat terhadap periode apnu dan bila perlu rangsang pernapasan bayi dengan mengusap dada atau punggung. Jika gagal, lakukan resusitasi dengan balon dan sungkup. Jika bayi mengalami episode apnu lebih dari sekali dan atau sampai membutuhkan resusitasi berikan sitrat kafein atau aminofilin. Kafein lebih dipilih jika tersedia. Dosis awal sitrat kafein adalah 20 mg/ kg oral atau IV (berikan secara lambat selama 30 menit). Dosis rumatan sesuai anjuran. Jika kafein tidak tersedia, berikan dosis awal aminofilin 10 mg/kg secara oral atau IV selama 15-30 menit. Dosis rumatan sesuai anjuran. Jika monitor apnu tersedia, maka alat ini harus digunakan.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BBLRA. PengkajianPemeriksaan semua aspek,sebagai berikut1. Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak jaringan sedikit (tipis).2. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari3. Pada bayi laki-laki testis belum turun4. Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol5. Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun lapar bayi tidak menangis, bayi lebih banyak tidur dan lebih malas.6. Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi7. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu8. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gr.9. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 37cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30cm10. Rambut lanugo masih banyak11. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang12. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya13. Tumit mengkilap, telapak kaki halus14. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, klitoris menonjol ( pada bayi perempuan), testis belum turun kedalam skrotum, pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki).15. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.16. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.17. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang. 18. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.Pemeriksaan1. Fisik: Bayi kecil, pergerakan kurang dan lemah, BB < 2500gr, tangis lemahKulit dan kelamin: kulit tipis, transparan, genitalia belum sempurnaLingkaran lengan atas bayi < 9cm. (diukur pada pertengahan lengan atas). Tubuhnya kurang berisi, ototnya lembek dan kulitnya mungkin keriput atau tipis. Mudah tersedak2. Saraf: Reflek menghisap,menelan buruk. Reflek batuk belum sempurna3. Muskuloskeletal: Otot hipotonik, tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi4. Sistem pernapasan: Nafas belum teratur, apnea, frekuensi napas bervariasiSebelum bayi lahir:1. Pada anamnesis sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati2. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan3. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut4. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya5. Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum.Setelah bayi lahir:1. Bayi dengan retaldasi pertumbuhan intra uterin 2. Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu3. Bayi small fordate sama dengan bayi dengan retaldasi pertumbuhan intra uterin 4. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya

B. Diagnosa Keperawatan1) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas neuromuskulerTujuan : pola napas kembali adekuat, RR normal (30-80 x/menit).Kriteria Evaluasi:a. Pola napas menjadi efektif..b. Tidak terjadi sianosis dan apnea.c. Tidak terjadi sesak.d. Napas spontan dan adekuat.e. Saturasi oksigen normal.Intervensi Rasional

Cegah posisi leher yang hiperektensiPosisi hiperektensi dapat mengurangi diameter trakea

Observasi adanya deviasi, atau tanda-tandadistress pernapasanUntuk mencegah atau mendeteksi adanya sianosis,apnea.

Berikan suction Mengurangi akumulasi sekret dari nasofaring, trakea, dan ET

Gunakan teknik suction yang tepat Karena dengan suction tidak tepat dapat menimbulkan infeksi, kerusakan jalan napas, serta perdarahan intraventrikuler

Gunakan asisiten saat melakukan suction Dengan asisten yang mampu memberikan oksigenasi dengan cepat saat melepas insersi keteter.

Cegah posisi tredenbelg Dapat meningkatkan ICP, menurunkan kapasitas paru serta menekan diafragma

Berikan posisi side lying Mencegah aspirasi pada bayi dengan sekret berlebih atau habis makan

Observasi distress respirasi, misal: retraksi, takipneu, apnea, sianosis, Sa O2 rendahJaga suhu lingkungan tetap netralMonitor Po2 sertaSa O2 Untuk menjaga kelembaban O2Mengobservasi keadekuatan O2

2) Ketidakefektifan pengaturan suhu berhubungan dengan imaturitas pengaturan suhu dan keterbatasan lemak subkutanTujuan : suhu tubuh bayi dalam batas normal (36,1-37,70C)Kriteria Evaluasi:a. Tidak terjadi sianosis pada seluruh tubuh.b. Keadaan glukosa darah normalc. Tidak terjadi hipertermid. Akral hangat.Intervensi Rasional

Letakkan bayi diinkubator atau memakaikan pakaian yang cukup hangat serta penutup kepalaUntuk mengatur suhu tubuh agar tetap stabil

Monitor suhu aksila secara teraturUntuk memantau suhu

Monitor adanya tanda-tanda hipertermia, misal: warna kemerahan, keringat dinginMendeteksi adanya peningkatan suhu tubuh

Monitor glukosa serumMeyakinkan bayi dalam kondisi euglikemia

Monitor tanda-tanda sianosisMencegah terjadinya sianosis

3) Risiko infeksi berhubungan dengan imaturitas kekebalan tubuhTujuan : Bayi tidak terpapar oleh mikroorganisme penyebab infeksi. Kriteria Evaluasi:a. Tidak ada tanda- tanda infeksi (tumor, dolor kalor, rubor dan fungtio laesa) pada tubuh klienb. TTV dalam batas normalc. lekosit normald. klien tidak mengalami sepsis.

Intervensi Rasional

Meyakinkan semua petugas kesehatan mencuci tangan sebelum melakukan intervensi, memakai masker serta gaun

Meminimalkan kemungkinan paparan mikroorganisme penyebab infeksi

Meyakinkan semua alat yang akan digunakan dalam keadaan bersih

Menganjurkan ibu untuk memakai gaun sebelum masuk ruangan

Menganjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum kontak dengan bayi

Mengajarkan ibu untuk mengelap payudara dengan air sebelum meneteki bayi

Membatasi waktu kunjungan

4) Risiko gangguan keeimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan fisiologis imaturTujuan :Hidrasi kembali seimbang.Kriteria Evaluasi :a. Turgor kulit elastikb. Tidak ada edemac. Produki urin 1-2 cc/kgBB/jamd. Elektrolit darah dalam bata normale. Membran mukosa lembabf. Turgor kulit elastisg. BB dalam batas normal.

IntervensiRasional

Kaji status hidrasi klien

mengetahui tingkat hidrasi klien dan menentukan intervensi lanjutan.

Timbang berat badan setiap hari.

BB merupakan indikator dari keseimbangan cairan.

Observasi turgor kulit, membran mukosa.

turgor kulit dan membran mukosa kering menunjukan adanya tanda-tanda dehidrasi.

Hitung intake dan output klien per 24 jam.mengetahui tingkat keseimbangan cairan klien.

Atur cairan parenteral dengan ketatmenghindari dehidrasi atau hidrasi berlebihan pada ginjal imatur dan vena yang rapuh.

Kolaborasi pemberian cairan parenteral sesuai dengan instruksimengembalikan status hidrasi klien kembali adekuat.

5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/erhubungan dengan imaturitas reflex menghisapTujuan:kebutuhan nutrisi bayi kembali terpenuhi.Kriteria Evaluasi:a. Klien mendapat kalori dan nutrient esensial yang adekuatb. Berat badan klien meningkat (kira- kira 10-30 gram /hari)c. Kembung tidak adad. Klien dapat menghisap dengan kuat,e. Nilai Hb normalf. Klien menghabiskan susu sesuai dengan instruksi, tidak terdapat residu.g. Protein dan albumin darah dalam batas normalIntervensi Rasional

Monitor tanda intoleransi TPN, terutama protein dan glukosaUntuk mengobservasi tanda-tanda intoleransi TPN

Kaji kesiapan untuk menghisap putting susu ibu, serta kemampuan untuk bernafas saat ituMengetahui kemampuan bayi untuk menetek

Mengikuti prosedur untuk meningkatkan volume dan konsentrasi formulaMencegah intoleransi pada bayi

Menambah dengan PASI bila masukan ASI masih kurangMencegah kekurangan nutrisi

Timbang berat badan setiap hari.mengetahui perkembangan status nutrisi klien

Observasi residu sebelum pemberian susumengetahui tingkat absorbsi usus

Kolaborasi pemberian vitamin sesuai instruksi.membantu pemenuhan nutrisi.

Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (Hb).Hb menunjukan status nutrisi klien.

6) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lemak subkutan minimalTujuan : tidak terjadi kerusakan integritas kulit.Kriteria Evaluasi:a. Tidak ada tanda-tanda iritasi pada kulit bayib. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada kuli bayic. Tidak ada kemerahan pada lipatan kulid. Popok klien tetap kering.

Intervensi Rasional

Observasi keadaan kulit klien.mengetahui secara dini terjadinya iritasi.

Segera ganti pakaian atau popok bayi bila basah, berikan pakaian yang lembut dan menyerap keringatUntuk mencegah iritasi pada kulit

Menjaga kebersihan bayiMenghindari adanya lecet akibat iritasi

Gunakan baby oil pada lipatan kulit.meminimalkan gesekan antar kulit dan mencegah iritasi pada daerah lipatan kulit

Memonitor tanda-tanda lecet atau kemerahan pada saat memandikan atau mengganti popok bayiMengobservasi adanya kerusakan integritas kulit secara dini

7) Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan kondisi krisis. Tujuan : Cemas berkurang Kriteria hasil :a. Orang tua tampak tenangb. Orang tua tidak bertanya-tanya lagi.c. Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan.

IntervensiRasional

Prioritaskan informasi Membantu orang tua mengetahui aspek paling penting dari perawatan, tanda perbaikan, atau penyimpangan pada kondisi bayi.

Dorong orang tua untuk mengajukkan pertanyaan mengenai status bayi

Mengetahui tingkat pengetahuan orang tua.

Jawab pertanayaan, fasilitasi ekspresi kekhawatiran mengenai perawatan dan prognosisUntuk meunjukan rasa empati pada orang tua dan memberi kan pengetahuan pada orang tua

Bersikap jujur, berespon terhadap pertanyaan yang di ajukan dengann jawaban yang benarMeningkatkan rasa percaya dengan orang tua bayi

Dorong ibuu dan ayah untuk sering berkunjung dan menghubungi unit dengan sering.Dengan seringnya orang tua berhubungan dengan tenaga kesehatan orang tua akan lebih banyak mendapatkan informasi tentang kemajuan bayi.

Tekankan aspek positif dari status bayi

Dengan aspek positif yang ada pada bayi akan meningkatkan pengharapan pada orang tua bayi.

BAB IVPENUTUPA. KesimpulanBayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-1500 gram. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. Dari pathway BBLR didapatkan 7 diagnosis keperawatan yaitu :1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas neuromuskuler2. Ketidakefektifan pengaturan suhu berhubungan dengan imaturitas pengaturan suhu dan keterbatasan lemak subkutan3. Risiko infeksi berhubungan dengan imaturitas kekebalan tubuh4. Risiko gangguan keeimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan fisiologis imatur5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/erhubungan dengan imaturitas reflex menghisap6. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lemak subkutan minimal7. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan kondisi krisis. B. SaranDengan adanya makalah ini, semoga para pembaca dapat mengetahui pentingnya melakukan perawatan, meningkatkan pengawasan, dan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR, serta dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan BBLR.1