askep
-
Upload
dinny-kurniasih -
Category
Documents
-
view
11 -
download
4
Transcript of askep
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN DIAGNOSA
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
A. PENGKAJIAN
Pasien Ny. N (35 tahun), no. Registerasi 388-56-76, Jenis kelamin perempuan, Bangsa
Indonesia, Pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA), Pekerjaan Ibu rumah
tangga. Klien masuk RS dengan diagnosa CHF. Klien datang dengan keluhan sesak nafas
terus menerus sejak 2 minggu sebelum masuk RS, sesak terasa memberat terutama saat
melakukan aktifitas, klien juga mengatakan pada malam hari terkadang sesak disertai
batuk sehingga klien tidak bisa tidur dengan posisi terlentang. Saat dirawat di RSCM
dikatakan adanya pembesaran jantung dan saat ini rencana dilakukan kateterisasi jantung
untuk mengetahui penyebabnya. Klien juga mengatakan nyeri pada ulu hati seperti di
tekan dan terasa tidak nyaman, nyeri terasa menjalar ke dada sehingga terasa mual namun
muntah di sangkal. Nyeri dada sebelah kiri disangkal, klien mengatakan BAB tidak hitam
dan BAK sedikit ± 300-400 cc/hari dan minum ± 600 cc/hari karena disarankan oleh
dokter. Sendawa asam tidak ada. Riwayat minum jamu atau obat penghilang rasa sakit
disangkal, pasien mengatakan hanya minum obat yang diberikan di poli jantung.
Klien mengatakan dirinya dan keluarganya tidak ada riwayat penyakit DM, Asma, atau
hipertensi namun adiknya meninggal saat kecil karena sakit jantung.
Pola kebiasaan sebelum sakit klien makan 3 kali/hari, nafsu makan baik, dan
menghabiskan 1 porsi makanan, makanan yang tidak disukai tidak ada, klien mengatakan
menyukai makanan berlemak, makanan yang membuat alergi tidak ada. Penggunaan obat
sebelum makan tidak ada, BAK 3-5 kali/hari, berwarna kuning dan tidak ada keluhan,
BAB 1-2 kali/hari, berwarna cokelat dan konsistensi semi padat, mandi 2 kali/hari, sikat
gigi 2 kali/hari, keramas 2 hari sekali, klien jarang tidur siang, lama tidur malam 6-8
jam/hari, kebiasaan sebelum tidur tidak ada, tidak melakukan olahraga, tidak merokok,
tidak minum minuman keras, tidak menggunakan NAPZA.
Pola kebiasaan di rumah sakit: klien makan 3 kali/hari, menghabiskan 1/3 porsi, klien
mengatakan tidak nafsu makan, makanan yang tidak disukai tidak ada, makanan yang
membuat alergi tidak ada, makanan pantangan tidak ada. Klien mendapat diit jantung
1700 kkal. klien terpasang kateter, BAK 1500cc/hari berwarna kuning pekat, BAB 1
kali/hari, berwarna coklat dan konsistensi lunak, mandi 1 kali/hari, mengganti pakaian 1
kali/hari, klien tidak bekerja dan tidak olahraga, tidak merokok, tidak minum minuman
keras, tidak menggunakan NAPZA
Hasil pemeriksaan fisik umum, BB saat ini 67 kg, TB 155 cm, TD 136/92 mmHg, N 88
x/menit, RR 22 x/menit, suhu 360 C, keadaan umum sakit ringan, kesadaran compos
mentis.
Sistem penglihatan: posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata
normal, konjungtiva anemis, kornea normal, sklera anikterik, pupil anisokor, tidak ada
kelainan otot-otot mata, fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda-tanda radang, tidak
menggunakan kacamata, tidak menggunakan lensa kontak, reaksi terhadap cahaya baik,
saat diberi rangsang cahaya, pupil mengecil. Sistem pendengaran normal
Sistem pernafasan, sesak dirasakan, frekuensi napas 22x/menit, irama reguler, suara nafas
vesikuler, ronkhi tidak ada, whezzing tidak ada, sputum tidak ada
Sistem kardiovaskuler: nadi 88 kali/menit, irama ireguler, denyut kuat, TD 136/80 mmHg,
tidak ada distensi vena jugularis, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan,
pengisian kapiler 2 detik, edema tidak ada, kelenjar thyroid tidak teraba, JVP 5+0 cm.
Sirkulasi jantung: kecepatan denyut jantung apikal 88 x/menit, irama tidak teratur, tidak
ada murmur , tidak ada gallop.
Sistem hematologi : pucat, tidak ada perdarahan.
Sistem saraf pusat : kesadaran compos mentis, GCS = E:4 M:6 V:5, tidak ada tanda-tanda
peningkatan TIK, tidak ada gangguan sistem persyarafan, refleks fisiologis normal, tidak
ada refleks patologis.
Sistem pencernaan: keadaan mulut baik, tidak ada caries, tidak ada gigi palsu, tidak ada
stomatitis, lidah terlihat kotor, saliva normal, tidak ada muntah, tidak ada nyeri daerah
perut, bising usus 10 kali/menit, hepar tidak teraba, tidak ada asites, tidak ada distensi.
Sistem endokrin: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas bau keton tidak ada, tidak ada
luka gangren.
Sistem urogenital: balance cairan 480 cc – 2180 cc = -1700 cc Intake : Minum = 480 cc
Total intake = 480 cc. Output : Urine = 1510 cc, IWL = 670 cc, Total output = 2180 cc.
Tidak ada perubahan pola kemih, BAK berwarna kuning, tidak ada distensi kandung
kemih
Sistem integumen: turgor kulit tidak elastis, kulit kering
Sistem muskuloskletal normal, kekuatan otot ekstremitas atas 5555/5555 dan ekstremitas
bawah 5555/5555.
Hasil USG Abdomen (6/11/2013) : kesan : efusi pleura, tidak tampak nodul pada hepar,
pembesaran hepar 2 Ipm
Hasil Echo (15/11/2013) : kesimpulan : Dilatasi LA, LV, global hipokinetik, MK moderat,
TR mild, FH mild, penurunan fungsi LV, EF 19%
Hasil Konsul Psikiatri : Gangguan panik tanpa asarafobia
Hasil EKG (8/12/2013) : SR, T1Vn V5 – V6 = VES jarang (+)
NA, QRS rate 90x/menit, P wave
Poor R wave V1 – V3
Hasil laboratorium tanggal 9/12/2013
NAMA TEST HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
DARAH PERIFER LENGKAP
Hb 12,5 g/dL 12-15
Hematokrit 38,6 % 36-46
Eritrosit 4,53 10^6/µL 3,6-4,8
Jumlah Trombosit 196 10^3/µL 150-400
Jumlah Leukosit 8,46 10^3/µL 5-10
Laju Endap Darah Mm 0-20
PT + INR
Masa Protrombin (PT)
Pasien 13 Detik 9,8-12,6
Kontrol 11,6 Detik
INR 1,15
Pasien 36,8 Detik 31-42
Kontrol 31,7 Detik
KIMIA KLINIK
SGOT (AST) 17 U/L <27
SGPT (ALT) 11 U/L <34
Kreatinin Darah 1,3 mg/dL 0,6-1,2
Ureum Darah 31 mg/dL <50
Trigliserida 115 mg/dL <150
Kolesterol Total 140 mg/dL 120-200
Kolesterol HDL 22 mg/dL >=40
Kolesterol LDL 103 mg/dL Dewasa : <100
Konsensus lipid
<100 : optimal
100-129 :
130-159 : batas tinggi
160-189 : tinggi
>=190 : sangat tinggi
Gula Darah Sewaktu 81 mg/dL <140
ELEKTROLIT
Na Darah 141 mEq/L 132-147
K Darah 3,55 mEq/L 3,3-5,4
Cl Darah 100,6 mEq/L 97-111
Ca Darah 9,3 mg/dL 8,4-10,2
Mg Darah 2,54 Mg/dl 1,7-2,55
ANTI HIV PENYARING
Metode-1 OD 0,161 CO 0,900 NON REAKTIF
Metode-2 Tidak Dikerjakan
Metode-3 Tidak Dikerjakan
Kesimpulan Anti HIV (Penyaring) : NON REAKTIF
HEPATITIS MARKER
HbsAg 0,46 Index <1,0 : Non Reaktif
Anti HCV 0,050 Index <0,90 : Non Reaktif
ANALISA DATA
Nama klien/usia : Ny. N / 38 Tahun No. RM : 388-56-76
Ruangan/No. Kamar : Ruang Kardio lantai 6 Zona B/617 A
NO. ANALISA DATA MASALAH
DS : klien mengatakan :
- sesak nafas dirasakan makin hari makin berat.
timbul saat istirahat.
- Tidur dengan menaikkan bantal
- kadang terbangun malam hari karena sesak
- batuk ada dan tidak berdarah
- adik klien meninggal karena sakit jantung
DO :
- TTV : TD 136/92 mmHg, N 88 x/menit, RR 22
x/menit, suhu 360 C, irama reguler
- pengisian kapiler 2 detik,
- Temperatur akral : dingin
- Hasil ECHO : Dilatasi LA, LV, global
hipokinetik, MK moderat, TR mild, FH mild,
penurunan fungsi LV, EP 19%
Hasil Laboratorium tanggal 09/12/2013
Ureum darah : 31 mg/dL
Kreatinin darah : 1,3 mg/dL
pH:
PCO2:
PO2:
Total CO2 :
Penurunan Curah Jantung
DS : klien mengatakan :
- Sebelum masuk RS kakinya bengkak
- Minum sehari 480 cc/hari
DO :
Gangguan keseimbangan
cairan
- Klien terpasang kateter produksi 2010 cc
- Dapat terapi Lasix 2x40 mg
DS : klien mengatakan :
- nyeri pada ulu hati seperti di tekan dan terasa
tidak nyaman,
- nyeri terasa menjalar ke dada sehingga terasa
mual
- Vas subjektif 2
DO :
- Klien tampak meringis jika terasa nyeri
- Vas objektif 2, nyeri terasa terus menerus,
karakter nyeri terasa perih
- TD 136/92 mmHg, N 88 x/menit, RR 22 x/menit,
suhu 360 C
Gangguan Rasa Nyaman :
Nyeri Ulu Hati
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama klien/usia : Ny. N / 38 Tahun No. RM : 388-56-76
Ruangan/No. Kamar : Ruang Kardio lantai 6/ 617 A
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi
Penurunan Curah Jantung
Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan :
- sesak nafas dirasakan makin hari
makin berat. timbul saat istirahat.
- Tidur dengan menaikkan bantal
- kadang terbangun malam hari
karena sesak
- batuk ada dan tidak berdarah
- adik klien meninggal karena
sakit jantung
DO :
- TTV : TD 136/92 mmHg, N 88
x/menit, RR 22 x/menit, suhu 360
C, irama reguler
- pengisian kapiler 2 detik,
- Temperatur akral : dingin
- Hasil ECHO : Dilatasi LA, LV,
global hipokinetik, MK moderat,
TR mild, FH mild, penurunan
fungsi LV, EP 19%
- Hasil Laboratorium tanggal
Ureum darah : 31 mg/dL
Kreatinin darah : 1,3 mg/dL
pH:
PCO2:
PO2:
10 November 2013
Total CO2 :
Gangguan keseimbangan cairan
Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan :
- Sebelum masuk RS kakinya
bengkak
- Minum sehari 480 cc/hari
DO :
- Klien terpasang kateter produksi
2010 cc
- Dapat terapi Lasix 2x40 mg
10 November 2013
Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri Ulu
Hati, Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan :
- nyeri pada ulu hati seperti di
tekan dan terasa tidak nyaman,
- nyeri terasa menjalar ke dada
sehingga terasa mual
- Vas subjektif 2
DO :
- Klien tampak meringis jika terasa
nyeri
- Vas objektif 2, nyeri terasa terus
menerus, karakter nyeri terasa
perih
- TD 136/92 mmHg, N 88 x/menit,
RR 22 x/menit, suhu 360 C
10 November 2013
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama klien/usia : Ny. N / 38 Tahun No. RM : 388-56-76
Ruangan/No. Kamar : Ruang Kardio lantai 6 Zona B/ 617 A
NO.DIAGNOSA
KEPERAWATANKRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
Penurunan Curah Jantung
Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan :
- sesak nafas dirasakan
makin hari makin berat.
timbul saat istirahat.
- Tidur dengan menaikkan
bantal
- kadang terbangun
malam hari karena sesak
- batuk ada dan tidak
berdarah
- adik klien meninggal
karena sakit jantung
DO :
Klien menunjukkan curah
jantung yang adekuat
setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
jam
Kriteria Hasil :
- Melaporkan penurunan
dispnea
- TTV dalam batas
normal : TD: 120/80
mmHg, S : 36,0˚C-
37,5˚C, RR:
12-20x/mnt, N : 60-
100x/mnt
- Temperatur akral
1. Auskultasi bunyi jantung,
frekuensi denyut apical, irama
jantung
2. Pantau denyut nadi perifer setiap
-Bunyi jantung S1 dan S2 mungkin
lemah karena menurunnya kerja
pompa jantung, irama gallop
umum (S3 dan S4) dihasilkan
sebagai aliran darah kedalam
serambi yang distensi, murmur
dapat menunjukkan
inkompetensi/stenosis katup.
Irama jantung biasanya takikardi
(meskipun pada saat istirahat)
untuk mengkompensasi
penurunan kontraktilitas
ventrikuler
-Penurunan curah jantung
- TTV : TD 136/92
mmHg, N 88 x/menit,
RR 22 x/menit, suhu 360
C, irama reguler
- pengisian kapiler 2 detik,
- Temperatur akral :
dingin
- Hasil ECHO : Dilatasi
LA, LV, global
hipokinetik, MK
moderat, TR mild, FH
mild, penurunan fungsi
LV, EP 19%
- Hasil Laboratorium
tanggal
Ureum darah : 31 mg/dL
Kreatinin darah : 1,3
mg/dL
pH:
PCO2:
PO2:
hangat
- Tidak ada edema
pitting
- Tidak ada ascites
- CRT < 3 detik
- Irama jantung dan nadi
perifer teraba teratur
dan kuat
- Hasil EKG : sinus
ryhteme, tidak ada
gelombang T datar atau
inverted di I,II, V3-V6
dan terbalik di AVR,
axis jantung normal.
- Hasil Lab dalam batas
normal :
Ureum darah: 20- 40
mg/dl
Kreatinin darah: 0,6 -
1,5 mg/dl
CK ≤175 U/l
Troponin T : < 50
4 jam
3. Ukur tekanan darah setiap 8 jam
4. Inspeksi kondisi kulit terhadap
adanya pucat dan sianosis,
pengisian ulang kapiler, suhu
ekstremitas
5. Pantau haluaran urine, catat
jumlah dan warna urine setiap
klien BAK
6. Evaluasi respons pasien terhadap
mengakibatkan menurunnya
kelemahan/kekuatan pulsasi nadi.
- Indicator klinis dari keadekuatan
curah jantung. Peningkatan beban
kerja jantung dapat diketahui dari
meningkatnya tekanan darah
-Pucat, sianosis, peningkatan waktu
pengisian ulang kapiler, dan
temperatur kulit dingin
menunjukkan adanya perfusi
perifer sekunder terhadap tidak
adekuatnya curah jantung
-Penurunan curah jantung
mengakibatkan gangguan perfusi
ginjal, retensi natrium/air, dan
penurunan haluaran urine.
-memastikan keefektifan terapi
oksigen yang diberikan pada
pasien, adanya bunyi napas
Total CO2 : ng/L : negative
pH: 7,370-7,440,
PCO2: 35,9-45,0
mmHg
PO2: 83,0 – 108 mmHg
Total CO2: 19,0-24,0
mmol/dl
terapi oksigen dan fungsi
pernapasan klien.
7. Pantau adanya kelebihan cairan
(edema dependen/pitting edema
dan ascites)
8. Monitor perubahan pada sensori,
seperti letargi, bingung,
disorientasi, cemas, depresi,
hipotensi atau kram otot
crackles merupakan tanda awal
kongesti paru yang berhubungan
dengan timbulnya gagal jantung
-Edema pitting adalah cara
pemeriksaan edema di mana
edema akan tetap cekung setelah
penekanan ringan dengan ujung
jari dan akan jelas terlihat setelah
retensi cairan minimal sebanyak
4,5 kg. Ascites adalah
penimbunan cairan serosa (mirip
serum) di rongga peritoneum.
-Dapat menunjukkan tidak
adekuatnya perfusi serebral
sekunder terhadap penurunan
curah jantung. Tanda deficit
kalium dan natrium dapat terjadi
sehubungan dengan perpindahan
cairan dan terapi diuretika.
- Istirahat fisik harus dipertahankan
9. Anjurkan klien untuk beristirahat
dengan posisi semi rekumben
pada tempat tidur atau kursi
10. Pantau ulang pemeriksaan
laboratorium, yaitu ureum
darah, kreatinin darah, fungsi
hati, enzim jantung (CK,
CKMB, troponin T), AGD
11. Berikan terapi oksigen
tambahan pada klien sesuai
kolaborasi dengan dokter
12. Berikan obat ascardia 1x4 tab,
simarc 1x3 mg, aldocton 1x 25
mg, plavix 1x4 tab, sesuai
kolaborasi dengan dokter
selama gagal jantaung kongestif
untuk memperbaiki efdisiensi
kontraksi jantung dan
mneurunkan kebutuhan miokard
dan kerja berlebihan
-Peningkatan ureun/ kreatinin darah
menunjukkan hipoperfusi gagal
gnjal, AGD mengetahui adanya
kebutuhan tambahan oksigen,
enzim jantung memantau
perbaikan/perluasan infark
-Meningkatkan sediaam oksigen
untuk kebutuhan miokard untuk
melawan efek hipoksia/iskemia
-Banyaknya obat dapat digunakan
untuk memperthankan
kontraktilitas, preload, afterloa
dan meningkatkan volume
sekuncup
13. Berikan heparin drip 10000 unit
+ NaCl 50 cc per 24 jam dengan
syringe pump sesuai kolaborasi
dengan dokter
14. Pantau ulang pemerikasaan seri
EKG
15. Pantau intake output dan hitung
balance cairan/24jam
-Sebagai antikoagulasi darah,
mencegah pembentukan
tromboemboli di vena atau arteri
-Depresi segmen ST dan datarnya
gelombang T dapat terjadi karena
peningkatan kebutuhan oksigen
miokard, meskipun tidak ada
penyakit arteri
-Keseimbangan cairan positif
berlanjut (intake lebih besar dari
output) menunjukkan kelebihan
cairan dan makin buruknya gagal
jantung.
Gangguan keseimbangan
cairan
Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan :
- Sebelum masuk RS
kakinya bengkak
- Minum sehari 480
cc/hari
DO :
- Klien terpasang kateter
produksi 2010 cc
- Dapat terapi Lasix 2x40
mg
Gangguan Rasa Nyaman :
Nyeri Ulu Hati, Ditandai
dengan :
DS : klien mengatakan :
- nyeri pada ulu hati
seperti di tekan dan
terasa tidak nyaman,
- nyeri terasa menjalar ke
dada sehingga terasa
mual
- Vas subjektif 2
DO :
- Klien tampak meringis
Nyeri teratasi setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 8
jam.
Kriteria Hasil :
a. Klien mengatakan
nyeri hilang dan
terkontrol,
b. Klien tampak rileks,
tidak meringgis, dan
mampu istirahat/tidur
dengan tepat,
c. Tampak memahami
nyeri akut dan metode
a. Catat dan kaji lokasi dan
intensitas nyeri (skala 0-10).
Selidiki perubahan karakteristik
nyeri.
b. Berikan tindakan kenyamanan
(contoh ubah posisi sering,
pijatan lembut).
c. Berikan sokongan (support)
pada ektremitas yang luka.
d. Berikan lingkungan yang
- Untuk mengetahui respon dan
sejauh mana tingkat nyeri
pasien.
- Mencegah pergeseran tulang
dan penekanan pada jaringan
yang luka.
- Peningkatan vena return,
menurunkan edema, dan
mengurangi nyeri.
- Agar pasien dapat beristirahat
jika terasa nyeri
- Vas objektif 2, nyeri
terasa terus menerus,
karakter nyeri terasa
perih
- TD 136/92 mmHg, N 88
x/menit, RR 22 x/menit,
suhu 360 C
untuk
menghilangkannya
d. Skala nyeri 0-1
tenang.
e. Kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian analgetik,
ketorolax 30 mg 1 x 3 sehari.
dan mencegah timbulnya stress
- Untuk mengurangi rasa sakit /
nyeri.