Asesmen dan Prosedur(1)-1.pdf

240
KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI ASESMEN & PROSEDUR

Transcript of Asesmen dan Prosedur(1)-1.pdf

1

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Asesmen & Prosedur

2

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Penerbit© 2012 Perdosri

Cetakan i, mei 2012

isbn: 978-602-18310-0-7

PB PERDOSRIJl. Cakalang raya 28 A

Jakarta Pusattlp. 021-47866390

e-mail: [email protected]

Desain cover & isi : Almadira Kamita

Percetakan: PT. Batu Merah

Jakarta(isi di luar tanggung jawab percetakan)

dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari penerbit.

Editorrosiana Pradanasari Wirawanluh Karunia WahyuniZisjkawati hamzah

Editor Teknissteven setiono

KontributorArif soemarjonoAnita ratnawatidamayanti tinduhdeddy tedjasukmanaFanny AliwargaGunawan Kurniadihening laswatiputraimam subadiira mistivaniJulius Aliwargalestaria Aryantiluh Karunia Wahyunimeisy Andriananuniek nugraheni s.nury nusdwinuringtyasPeni Kusumastutiratna soebadirudy handoyorosiana Pradanasari Wirawanrwahita satyawatisigit Gunartositi Annisa nuhonnis. m. mei Wulantirza Z. taminVitriana

ASESMEN & PROSEDURKedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

3

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Daftar isi

I. ASESMEN KEDOKtERAN FISIK

DAN REhABIlItASI

1. Asesmen Fungsi sensori

2. Asesmen Fleksibilitas dan lingkup

Gerak sendi

3. Asesmen Kekuatan otot

4. Asesmen Kontrol Postural

5. Asesmen sensori-Persepsi dan

Praksis Pada Anak

6. Asesmen Pola Jalan

7. Asesmen Fungsi lokomotor

8. Asesmen Kebugaran Kardiorespirasi

9. Asesmen Gangguan berbahasa

10. Asesmen Fungsi luhur

11. Asesmen Fungsi eksekusi

12. Asesmen Fungsi menelan

13. Asesmen Aktivitas Kehidupan

sehari-hari

14. Asesmen Fungsi bladder

15. Asesmen Fungsi bowel

II. PROSEDUR KEDOKtERAN FISIK

DAN REhABIlItASI

1. taping

2. dry needling

3. spray and stretch

4. injeksi intramuskular

5. injeksi botulinum toxin A

6. injeksi intraartikular

7. Peresepan dan Check-out orthosis

8. Peresepan dan Check-out

Prosthesis

5

6

13

25

47

55

74

79

86

97

107

112

120

33

148

160

167

168

176

180

189

200

203

211

226

4

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

salam sejawat,

seperti halnya ilmu kedokteran yang lain, ilmu Kedokteran Fisik dan rehabilitasi merupakan

seni menggabungkan antara teori dan praktek yang diformulasikan dalam bentuk asesmen

dan prosedur. Pedoman asesmen dan prosedur menjadi sangat penting, terkait peran

dokter spesialis ilmu Kedokteran Fisik dan rehabilitasi dalam berbagai uji fungsi tubuh.

untuk itu, bertepatan dengan momentum perayaan ulang tahun ilmu Kedokteran Fisik

dan rehabilitasi yang ke-25 dan Perhimpunan Kedokteran Fisik dan rehabilitasi yang ke-

30, dengan bangga dan mengucap syukur , kami terbitkan buku Prosedur Kedokteran

Fisik dan rehabilitasi sebagai wujud kesungguhan dan kesatuan pendapat dokter spesialis

ilmu Kedokteran Fisik dan rehabilitasi dalam menjalankan perannya mengembalikan

pasien pada fungsinya yang paling optimal.

Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik berupa materi,

waktu, tenaga, dan pengetahuannya demi terbitnya buku ini. Pada edisi perdana ini, kami

menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Kami sangat mengharapkan masukan untuk

perbaikan di masa yang akan datang, sehingga dalam perjalanannya buku ini benar-benar

dapat menjadi pedoman yang bermanfaat bagi kita semua.

Dr Luh Karunia Wahyuni

Ketua Perdosri 2010 - 2013

Kata pengantar

5

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

asesMen KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

1

6

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

DEFINISI Asesmen fungsi sensori adalah pemeriksaan semua modalitas sensorik yaitu rasa

raba, rasa posisi, suhu, tekan, nyeri, diskriminasi dua titik, stereognosis, kinesthesia,

graphesthesia.

tUjUAN• Memeriksasemuafungsimodalitassensorik

• Menentukandermatomalgangguanfungsisensorik

jENIS PROSEDUR• NottinghamSensoryAssessment

• Two-pointdiscriminationtest

• Monofilamenttest

INDIKASIsemua gangguan sistem saraf pusat maupun perifer

KONtRAINDIKASItidak ada

EFEK SAMPINg/KOMPlIKASItidak ada

PERESEPAN• Dilakukanpadapasienyangkooperatif

• Pasientidakmemilikigangguanfungsiluhur

• Pasientidakmengalamigangguanpemahamanbahasa

Asesmen Fungsi sensori

7

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

• Menjelaskanefeksampingdankomplikasipemeriksaan

3. Pelaksanaan pemeriksaan

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan.

DAFtAR PUStAKA • DeJong,RN1979,TheNeurologicalExamination,NewYork:Harper&Row,pp.44-78.

nottingham sensory Assessment

• Disadurdari:www.nothingham.ac.uk/iwho/documents/nasa_instrction_revised.pdf

• BritishColumbiaProvincialNursingSkinandWoundCommitteeProcedure

• MonofilamentTestingforLossofProtectiveSensationinAdults&Children.Juni

2011.

8

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

NOttINghAM SENSORy ASSESSMENt

A. Pemeriksaan Sensasi Taktil

Alat yang dibutuhkan:

• Kapas

• Neurotip

• Tabungkaca2buah,diisiairhangatdanairdingin

• Penutupmata

Pemeriksaan:

Jika penderita mempunyai masalah komunikasi, tes dimulai dari rasa raba ringan,

tekanan dan nyeri. selama pemeriksaan, mata pasien ditutup dengan penutup mata

• Rasarabaringan:Sentuhkulitpasiendengankapas

• Tekanan:Tekankulitdenganjaritelunjuksehinggamerubahkonturkulit

• Nyeri:Tusukkulitdenganneurotip

• Temperatur:Sentuhkulitdengantabungyangberisiairhangatdandingin

Penilaian:

0 Tidakbisamengidentifikasites

1 Mengidentifikasitestetapitumpul

2 normal

9 tidak bisa dites

B. Pemeriksaan Sensasi Kinestetik/Proprioseptik

Alat yang dipakai:

• Penutupmata

Pemeriksaan:

Pemeriksaan semua aspek gerakan yaitu arah gerakan dan posisi sendi. untuk

pemeriksaan anggota gerak atas, pasien berada dalam posisi duduk, sedangkan

untuk pemeriksaan anggota gerak bawah, pasien berada dalam posisi tidur

telentang. selama pemeriksaan mata pasien ditutup dengan penutup mata.

Penilaian:

0 Absen,tidakmengidentifikasiadanyagerakan

1 Mengidentifikasigerakantetapitidakmengetahuiarahgerakansalah

2 Penderita dapat mengenal arah yang diberi contoh tetapi tidak mengenal posisi baru

3 normal

9 tidak dapat dites

C. Pemeriksaan Stereognosis

Alat yang diperlukan:

• Penutupmata

• Koinmatauang

• Pensil

9

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Sisir

• Gunting

• Gelas

Pemeriksaan:

suatu obyek diletakkan pada tangan penderita maksimal 30 detik. Penderita

dimintauntukmengidentifikasinama,bentuk,bahanmaterialbendatersebut.Sisi

tubuh yang sakit dites lebih dahulu.

Penilaian:

0 Absen

1 beberapa gambaran obyek disebutkan

2 langsung dapat meenyebutkan benda obyek

9 tidak dapat dites

10

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 2__________________________________________________________________

tWO-POINt DISCRIMINAtION tESt

Alat yang dibutuhkan:

• Bendadenganujunglancip(klip,tusukgigi)

• Penggaris

Pemeriksaan:

• Pemeriksamengaturalatperiksasehinggajarakkeduaujungnyaantara5mm,

10mm, 15mm, atau 20mm. Jangan beritahu jarak ini ke pasien.

• Pilihpermukaantubuhyangakandiuji,misalnyabagianbelakangtangan,telapak

tangan, lengan, siku, lutut, dan lainnya.

• Mintapasienmenutupmata.Pemeriksasecarahati-hatidanmantapmenempelkan

kedua ujung runcing alat periksa ke kulit pasien, pastikan kedua ujung tersebut

menyentuh kulit bersamaan.

• Tanyakanapakahpasienmerasakan1titikatau2titikkontak.Ulangitespada

beberapa tempat lain yang sudah ditentukan. Catat data yang didapat.

• Ubahjarakantarakeduaujungruncingalatperiksadanulangites.Ubahterus

jaraknya sampai menemukan jarak dimana pasien dapat membedakan antara 1 titik

dengan 2 titik.

TWO POINT DISCRIMINATION FINDINGS5 mm

1 or 2 points?10 mm

1 or 2 points?15 mm

1 or 2 points?20 mm

1 or 2 points?

Fingertip

Palm

Inner Arm

Knee (cap)

Knee (behind)

Other:

Other:

Other:

Other:

11

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 3__________________________________________________________________

MONOFIlAMENt tESt

Tesmonofilamendilakukanpadapasiendiabetesmellitussertapasienyangmemiliki

gangguansensorikpadakaki.Ketidakmampuanmendeteksimonofilamenini

menandakan pasien kehilangan sensasi proteksi pada kaki. hal ini merupakan faktor

resiko utama untuk terjadinya ulkus diabetik/neuropatik pada kaki.

Alat yang dibutuhkan:

• Semmes–Weinstein5.07(10–gram)monofilament

• Sarungtangan(jikaperlu)

Prosedur:

• Posisikanpasienpadaposisiyangnyaman,mintapasienmelepassepatusertakaos

kaki/stocking.

• Pakaisarungtanganjikaterdapatlukaterbukaataudischargepadaareayangakan

diperiksa

• Sentuhkanmonofilamentpadatangan/lenganpasiensehinggapasienmengerti

rasa seperti apa yang akan dicari pada kaki.

• Mintapasienmenutupmatadanmenyebutkanjikamerasakan“ya”monofilament

pada kaki.

• Sentuhkanmonofilamenpada10titikdisetiapkakisepertiyangditunjukkanpada

diagram dibawah. Apabila terdapat ulkus, callus atau bekas luka pada kaki yang

akandiperiksa,sentuhkanmonofilamentpadaareadisekitarluka.Apabilakaki

pasien sudah diamputasi, lakukan tes pada sebanyak mungkin titik yang tersisa.

• Pegangmonofilamensecarategaklurusdenganpermukaankaki,dansentuhkan

denganmantapkekakisampaimonofilamentertekuk,dantahanselama2detik

• Ulangitessampai3kalipadaareadimanapasientidakdapatmerasakan

monofilamensaatdisentuhkan.

• Cucitangansaatsudahselesai.

Penilaian:

• Apabilakeseluruhanareadapatditesdanpasiendapatmerasakanmonofilamen

pada seluruh area tersebut, maka nilainya adalah 10/10

• Apabilamonofilamentidakdapatdirasakanpadasalahsatuareakaki,halini

menunjukkan adanya kehilangan sensasi protektif pada area tersebut.

• Catatjumlahhasilpositifdanjumlahareayangdiperiksa,mis.6/9yangartinya

pasienmerasakanmonofilamentpada6areadarihanya9areayangdiperiksa

karena ibu jari kaki kiri sudah diamputasi.

12

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Gambar 1: Area pemeriksaan

monofilamentpadakakikanan dan kiri

Gambar 3: semmes-Weinstein

Monofilamen

Gambar 2: Cara menggunakan

monofilamen

13

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

DEFINISItindakan mengukur kemampuan untuk menggerakkan sendi sepanjang lingkup

geraknya.

tUjUAN • Menilaikelentukansuatupersendian,yangdapatdilakukansebagaiupaya

diagnostik kondisi klinis suatu gangguan pada persendian dan struktur yang

mempengaruhinya

• Evaluasikeberhasilansuatuperesepanlatihanperegangan.

jENIS PROSEDUR• Pengukuranlingkupgeraksendi

w inklinometer

w Goniometer

• Pengukuranfleksibilitasdengan:

w schober test

w sit and reach test

w Shoulderflexibilitytest

w tes sentuh jari kaki

INDIKASI• Evaluasikondisiyangberpotensimenyebabkangangguankelentukan,

• Evaluasikondisiketerbatasanlingkupgeraksendi

KONtRA INDIKASI• Peradangansendiakut

• Frakturdisekitarpersendian

• Pasientidakkooperatif

Asesmen lingkup Gerak sendi dan Fleksibilitas

14

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

EFEK SAMPINg / KOMPlIKASI tidak ada

PERESEPAN• Pasiensudahmemungkinkanuntukdilakukanasesmen

• Pemantauanhasilterapidapatdilakukansetiapmingguatautergantungkondisi

pasien.

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Penjelasanpelaksanaandantujuanpemeriksaanpadapasien.

• Persiapanpasien:longgarkanataulepaskanpakaianyangmenutupipersendian

atau bagian tubuh yang akan diperiksa.

• Pasiendimintamelakukanpemanasanpadasendiyangakandiperiksasebelum

pemeriksaan dilakukan

3. Pelaksanaan asesmen (lihat lampiran)

4. mendokumentasikan pelaksanaan dan hasil asesmen

DAFtAR PUStAKA1. Kisner dan Colby. therapeutic exercise. Foundations and techniques, 2nd edition.

FA davis: Philadelphia; 1990.

2. Khan dan brukner. Clinical sport medicine, 3rd edition. mcGraw hill: Australia; 2007

3. American College of sports medicine. ACsm’s Guidelines for exercise testing and

Prescription, 7th edition. lippincott Williams and Wilkins: Philadelphia; 2006.

15

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

PEMERIKSAAN lINgKUP gERAK SENDI DENgAN INKlINOMEtER DAN gONIOMEtER

A. Inklinometer

inklinometri spinal: Pengukuran objektif dari posisi tulang belakang lumbal dan

rentang/lingkup pergerakannya.

Prosedur

dual inklinometer:

• Inklinometerpertamadiletakkandiatassakrumdaninklinometerlainnya

diletakkan di atas prosesus spinosus vertebra t12-l1 ketika pasien berdiri pada

posturtegakyangsantai.Tehnikinimemerlukanindentifikasiletaktonjolan

anatomis sehingga keakuratan pembacaan hasil dalam uji ini berkurang secara

nyata pada pasien-pasien obesitas.

• Pembacaan/pengukuransudutdilakukandenganmemegangkedua

inklinometer pada tempatnya ketika pasien dalam posisi berdiri tegak yang

santai.

• Pasiendiinstruksikanuntukmembungkukkedepansemaksimalmungkin,dan

pengukuran sudut diambil pada posisi membungkuk maksimal.

• Pasiendiinstruksikanuntukterusmembungkukkedepansampaipergerakan

pelvis dibawah kisaran 20% dari posisi kaki yang lurus. Pengukuran ini

digunakanuntukmenentukanfleksibilitashamstring.

• Pembacaaninklinometeryangterletakdiatasmewakiligerakankasar,

sedangkan inklinometer yang dibawah mengukur pergerakan pelvis atau

panggul. Pergerakan lumbar yang sebenarnya diwakili oleh perbedaan antara

kedua pengukuran ini.

inklinometer tunggal:

• Metode1:

menggunakan teknik yang sama seperti diatas kecuali pengukuran inklinometer

harus dibuat di masing-masing lokasi secara terpisah.

Sumber : mayer, et.al. spine 9(6). 1984.

16

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Metode2:

Kedua tangan pemeriksa mencakup kedua bagian krista iliaka posterior

dan anterior untuk mengukur mobilitas pelvis. Jari telunjuk salah satu

tangan pemeriksa diletakan pada puncak krista iliaka, paralel dengan lantai.

tangan lainnya memegang inklinometer pada sela vertebra t12-l1. Pasien

melakukan gerakan membungkuk kedepan yang sama setelah pembacaan

awal. Pergerakan total dicatat dari inklinometer. lalu, inklinometer diletakkan

diatas bidang yang menghubungkan ibu jari dan telunjuk untuk menentukan

pergerakan pelvis. Perhitungan kontribusi sendi pelvis dan lumbar terhadap

pergerakan sendi total lalu dikalkulasikan dengan cara yang sama dengan

teknik dual inklinometer.

Perpanjangan lingkup gerak sendi lalu diukur dengan cara yang sama seperti

disebutkan diatas kecuali pergerakan pasien dilakukan ke arah ekstensi.

B. Goniometer

Prosedur:

• Tentukanaksissendiyangakandiukur,lalupasanglenganpanjanggoniometer

pada bagian tubuh yang tidak bergerak dan lengan pendek goniometer pada

bagian tubuh yang bergerak. lakukan pengukuran sepanjang lingkup gerak

sendi.

• Catathasilpengukuran,bandingkankeduasisidannilainormallingkupgerak

sendi.

hasil pemeriksaan:

bandingkan hasil pemeriksaan lingkup gerak sendi sisi kanan dan kiri menggunakan

goniometer.

17

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANFleksi bahu • Terlentang

• Lenganberadadisisi dengan tangan pada posisi pronasi

• Bidangsagital• Subtitusiyangperlu

dihindari: Punggung melengkung Punggung berputar• Goniometer: Aksis pada sisi lateral

sendi di bawah acromion

Kaki 1 paralel dengan midaksilaris badan

Kaki 2 paralel dengan garis tengah humerus

hiperekstensi bahu • Terlungkup• Lenganpadasisi

badan dan tangan pada posisi pronasi

• Bidangsagital• Subtitusiyangperlu

dihindari: mengangkat bahu dari

meja pemeriksaan memutar badan• Goniometer: Aksis pada sisi lateral

sendi di bawah acromion

Kaki 1 paralel dengan midaksilaris badan

Kaki 2 paralel dengan garis tengah humerus

Abduksi bahu

• Terlentang• Lenganpadasisi

badan

• Bidangfrontal(bahuharus rotasi eksternal untuk mendapat hasil maksimum)

• Subtitusiyangperludihindari:

Gerakan badan ke lateral memutar badan• Goniometer: Aksis di anterior sendi

dan sejajar dengan acromion

Kaki 1 paralel dengan midline badan

Kaki 2 paralel dengan midline humerus

rotasi internal bahu • Terlentang• Lengandiabduksi

90o dan siku diangkat dari meja

• Sikudifleksikan90o dan tangan pada posisi pronasi

• Lenganbawahtegak lurus dengan lantai

• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu

dihindari: memanjangkan bahu memutar badan mengubah sudut pada

bahu atau siku• Goniometer: Aksis sepanjang aksis

longitudinal humerus Kaki 1 tegak lurus

dengan lantai Kaki 2 paralel dengan

midline atau lengan bawah

Gambar: Pemeriksaan Goniometer (Courtesy of Dr. J. F. Lehmann)

18

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANrotasi eksternal bahu • Terlentang

• Lengandiabduksi90o dan siku diang-kat dari meja

• Sikudifleksikan90o dan tangan pada posisi pronasi

• Lenganbawahtegak lurus dengan lantai

• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu

dihindari: melengkungkan

punggung memutar badan mengubah sudut pada

bahu atau siku• Goniometer: Aksis sepanjang aksis

longitudinal humerus Kaki 1 tegak lurus dengan

lantai Kaki 2 paralel dengan

midline atau lengan bawah

Fleksi siku • Terlentang• Lenganpadasisi

badan dengan siku diluruskan

• Tanganpadaposisisupinasi

• Bidangsagital• Goniometer: Aksis di sisi lateral sendi

melalui epicondilus humerus

Kaki 1 paralel dengan midline humerus

Kaki 2 paralel dengan midline lengan bawah

hiperekstensi siku • Terlentang• Lenganpadasisi

badan dengan siku diluruskan

• Tanganpadaposisisupinasi

• Bidangsagital• Goniometer: Aksis di sisi lateral sendi

melalui epicondilus humerus

Kaki 1 paralel dengan midline humerus

Kaki 2 paralel dengan midline lengan bawah

Pronasi lengan bawah

• Duduk(atauberdiri)• Lenganpada

sisi dengan siku menempel pada badan

• Sikuditekuk90o

• Lenganbawahpada posisi netral diantara pronasi dan supinasi

• Pergelangantanganpada posisi netral

• Pensidipegangtepat di lipatan tengah telapak tangan

• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu

dihindari: memutar badan menggerakkan lengan mengubah sudut siku menekuk pergelangan

tangan• Goniometer: Aksis melalui aksis

longitudinal lengan bawah

Kaki 1 paralel dengan midline humerus

Kaki 2 paralel dengan pensil (pada sisi ibu jari)

19

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANsupinasi lengan bawah

• Duduk(atauberdiri)• Lenganpada

sisi dengan siku menempel pada badan

• Sikuditekuk90o

• Lenganbawahpada posisi netral diantara pronasi dan supinasi

• Pergelangantanganpada posisi netral

• Pensidipegangtepat di lipatan tengah telapak tangan

• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu

dihindari: memutar badan menggerakkan lengan mengubah sudut siku menekuk pergelangan

tangan• Goniometer: Aksis melalui aksis

longitudinal lengan bawah

Kaki 1 paralel dengan midline humerus

Kaki 2 paralel dengan pensil (pada sisi ibu jari)

Fleksi pergelangan tangan

• Sikuditekuk• Lenganbawahdan

pergelangan tangan pada posisi normal

• Bidangsagital• Goniometer: Aksis diatas dorsum

pergelangan tangan (sejajar dengan tulang metacarpal ke 3)

Kaki 1 pada perten-gahan dorsum lengan bawah

Kaki 2 pada pertenga-han dorsum tangan

ekstensi pergelangan tangan

• Sikuditekuk• Lenganbawahdan

pergelangan tangan pada posisi normal

• Bidangsagital• Goniometer: Aksis pada permukaan

ventral pergelangan tangan (sejajar dengan tulang metacarpal ke 3)

Kaki 1 pada pertenga-han permukaan ventral lengan bawah

Kaki 2 pada pertenga-han telapak tangan

deviasi radial pergelangan tangan

• Lenganbawahpadaposisi pronasi

• Pergelangantanganpada posisi netral

• Bidangfrontal• Goniometer: Aksis diatas permukaan

dorsum pergelangan tangan terpusat pada tulang midcarpal

Kaki 1 pada pertengahan dorsum lengan bawah

Kaki 2 pada tulang metacarpal ke 3

deviasi ulnar pergelangan tangan

• Lenganbawahpadaposisi pronasi

• Pergelangantanganpada posisi netral

• Bidangfrontal• Goniometer: Aksis diatas permukaan

dorsum pergelangan tangan terpusat pada tulang midcarpal

Kaki 1 pada pertengahan dorsum lengan bawah

Kaki 2 pada tulang metacarpal ke 3

20

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANFleksi metacarpophala-ngeal pertama

• Sikusedikitdifleksikan

• Tanganberadapadaposisi supinasi

• Jari-jaridanjempoldiekstensikan

• Bidangfrontal• Goniometer: Aksis pada sisi

lateral sendi metacarpophalangeal

Kaki 1 paralel dengan midline tulang metacarpal pertama

Kaki 2 paralel dengan midline phalanx proksimal

Fleksi metacarpophalangeal 2,3,dan 4

• Sikudifleksikan• Tanganpadaposisi

pronasi• Pergelangantangan

pada posisi netral

• Bidangsagital• Goniometer: Aksis pada pertengahan

dorsum sendi Kaki 1 pada

pertengahan dorsum tulang metacarpal

Kaki 2 pada pertengahan dorsum phalang proksimal

Fleksiinterphalangeal 1

• Sikudifleksikan• Lenganbawahpada

posisi supinasi• Sendiinterphalan-

geal diekstensikan

• Bidangfrontal• Goniometer: Aksis pada sisi lateral

sendi interphalangeal Kaki 1 paralel dengan

midline phalang prok-simal

Kaki 2 paralel dengan midline phalang distal

Fleksi interphalangeal 2, 3 dan 4

• Sikudifleksikan• Lenganbawahpada

posisi pronasi• Sendiinterphalan-

geal diekstensikan

• Bidangsagital• Goniometer: Aksis diatas sisi dorsal

sendi Kaki 1 diatas pertenga-

han dorsum phalang proksimal

Kaki 2diatas pertenga-han dorsum phalang distal

ekstensi panggul • Berbaringpadasatusisi (atau terlentang)

• Tungkaibagianbawah ditekuk untuk support

• Bidangsagital• Gambargarisdarispina

iliaca anterior-superior ke posterior-superior (b-A)

• Tarikgaristegaklurusketrochanter mayor (C-d)

• Aksistengahgoniometer pada trochanter mayor (d)

• Kaki1padagaristegaklurus (C-d)

• Kaki2padabatangfemur (d-e)

21

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANFleksi panggul • Berbaringpada

salah satu sisi atau terlentang (lutut dapatdifleksikansedikit untuk support)

• Bidangsagital• Pindahkantrochanter

mayor dan gambar ulang garis C-d seperti yang disebutkan pada ekstensi panggul

• PeletakanGoniometersama dengan pada ekstensi panggul

Adduksi panggul • Terlentang• Tungkai

diekstensikan dan pada posisi normal

• Bidangfrontal• Tandaikeduaspina

iliaca anterior-superior, dan gambar garis yang menghubungkan keduanya

• Goniometer: Aksis diatas sendi

panggul Kaki 1 paralel dengan

garis antara kedua spina iliaca

Kaki 2 di sepanjang femur

Abduksi panggul • Terlentang• Tungkai

diekstensikan dan pada posisi normal

• Bidangfrontal• Tandaikeduaspina

iliaca anterior-superior, dan gambar garis yang menghubungkan keduanya

• Goniometer: Aksis diatas sendi

panggul Kaki 1 paralel dengan

garis antara kedua spina iliaca

• Kaki2disepanjangfemur

rotasi internal panggul • Dudukatauterlentang (catat posisi mana yang dilakukan saat pemeriksaan)

• Lututdifleksikan90o

• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu

dihindari: memutar badan mengangkat paha dari

meja• Goniometer: Aksis melalui aksis

longitudinal femur Kaki 1 paralel dengan

meja Kaki 2 paralel dengan

tungkai bagian bawah

22

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANrotasi eksternal panggul • Dudukatau

terlentang (catat posisi mana yang dilakukan saat pemeriksaan)

• Lututdifleksikan90o

• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu

dihindari: memutar badan mengangkat paha dari

meja• Goniometer: Aksis melalui aksis

longitudinal femur Kaki 1 paralel dengan

meja Kaki 2 paralel dengan

tungkai bagian bawah

Fleksi lutut

Panah kecil menggambarkan hiperekstensi lutut

• Terlungkup(atauterlentang dengan pangguldifleksikanjika rektus femoris membatasi gerakan)

• Bidangsagital• Goniometer: Aksis melalui sendi lutut Kaki 1 sejajar

pertengahan pahaKaki2sejajarfibula

Dorsofleksipergelangankaki

• Duduk• Lututdifleksikan90o

• Kakiberadapadaposisi 90o terhadap tungkai

• Bidangsagital• Goniometer: Aksis pada telapak kaki Kaki 1 sejajar dengan

fibula Kaki 2 sejajar dengan

tulang metatarsal ke 5

Plantarfleksipergelangan kaki

• Duduk• Lututdifleksikan90o

• Kakiberadapadaposisi 90o terhadap tungkai

• Bidangsagital• Goniometer: Aksis pada telapak kaki Kaki 1 sejajar dengan

fibula Kaki 2 sejajar dengan

tulang metatarsal ke 5

23

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 2__________________________________________________________________

PENgUKURAN FlEKSIBIlItAS

A. Schober test

Prosedur:

• Pasiendimintaberdiritegakdengansantai

• Identifikasibagianpuncaksakrumpadapertemuanantaragarishorizontal

diatas venus dimple dengan vertebra

• Tandai10cmdiatasdan5cmdibawahpuncaksakrumtersebut

• Mintapasienuntukmembungkukkedepansecaramaksimal

• Ukurjarakantaratitikatasdantitikbawah

• Hasilinidikurangi15adalahhasilpengukuranfleksilumbar

Hasil pemeriksaan:

Fleksibilitas lumbal dikatakan normal bila terjadi peningkatan jarak minimal 5 cm

pada saat membungkuk.

lAKi-lAKi (Cm) PeremPuAn (Cm)super > +27 > +30

excellent +17 s/d +27 +21 s/d +30

baik +6 s/d +16 +11 s/d +20

rata-rata 0 s/d +5 +1 s/d +10

sedang -8 s/d -1 -7 s/d 0

buruk -19 s/d -9 -14 s/d -6

sangat buruk < -20 < -15

24

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

B. Sit and Reach test

Prosedur:

• Pasiendudukselonjordilantaidengansepatudilepas,telapakkakimenempel

pada bagian bawah kotak.

• Luruskankedualengankedepandengankeduatangansalingmenumpukdan

telapak tangan menghadap ke bawah.

• Tubuhcondongkedepansejauhmungkinuntukmenyentuhskalapengukur

tanpa menekuk lutut sedekat mungkin. ukurlah jarak antara kedua jari terdekat

atau overlap yang terjadi antara kedua jari tersebut.

Hasil pemeriksaan:

bila ujung jari meraih jarak lebih pendek dari posisi jari kaki, maka skornya negatif,

namun bila jari dapat meraih melebihi posisi jari kaki, maka skornya positif. besar

skor ditentukan oleh posisi ujung jari pada skala pengukur.

C. Shoulder flexibility test

Prosedur:

berdiri dan mengangkat lengan kanan di atas kepala, lalu tekuk siku kanan dan

menyentuh belakang leher dang menyusur tulang punggung ke arah bawah.

lengan kiri diarahkan ke belakang punggung dari arah bawah menyusur tulang

punggung ke arah atas. dekatkan kedua tangan hingga jari-jari saling mendekat

Hasil pemeriksaan:

• Excellent=Jari-jarisalingoverlap

• Baik=Ujungjarisalingbersentuhan

• Rata-rata=Jarakantarkeduaujungjarikurangdari2inchi

• Buruk=Jarakantarkeduaujungjarilebihdari2inchi

D. Tes Sentuh jari Kaki

Prosedur:

Pasien berdiri diatas permukaan yang rata dan membungkuk ke depan sampai

ujung jari tangan menyentuh ke jari kaki dengan lutut ekstensi. Pengukuran diambil

dari ujung jari tangan ke permukaan panggung. nilai ini dapat positif atau negatif.

nilai ini positif jika pasien dapat meraih melampaui permukaan lantai.Sumber :

Kippers, et al. Phys ther. 67(11), 1987

25

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

DEFINISIAsesmen kekuatan otot adalah penilaian kekuatan otot menggunakan tangan/manual

(mmt) atau peralatan khusus.

tUjUAN• Untukmenilaiadanyagangguankekuatanotot.

• Sebagaidasaruntukpenentuanterapi.

• Untukmengevaluasihasilterapi.

jENIS PROSEDUR• Manualmuscletesting

• Ujikekuatanototdenganmenggunakanperalatankhusus:

w nK-table

w en-tree

w Cybex

w hand held dynamometer

w Pinchmeter

INDIKASI• Pasiendengankelemahanotot

• Pasiendengangangguanmuskuloskeletal

• Pasiendengangangguanneuromuskular

KONtRA INDIKASI• Inflamasidanpascabedahakutpadasistemmuskuloskeletal

• Nyerihebat

• Gangguankardiorespirasi

• Gangguanfungsiluhur

Asesmen Kekuatan otot

26

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Osteoporosis

• Fraktur

EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI tINDAKAN• Fraktur

• Nyeri

• Cederaotot

PERESEPAN• Pasientidakbolehdalamkeadaankondisilelah

• Pasienharusmampumemahamiinstruksi

• Pemantauanhasilterapidapatdilakukansetiapmingguatautergantungkondisi

pasien

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

• Melakukanpemeriksaantandavital(TD,nadi,pernafasan,suhu)danstatusgeneralis

3. Pelaksanaan asesmen

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

DAFtAR PUStAKA1. Jones K, barker K. strength, in: human movement explained. london: butterworth

heinemann, 1996:196-223.

2. Wilder P. muscle development and function. in: Cech, martin. Functional movement

developmentalacrossthelifespan.Philadelphia:WBSaunders.1995:137–158.

3. liberman Js, Pugliese Gn, strauss ne. skeletal muscle: structure, chemistry and

function,in:Downey&Darling’sPhysiologicalBasicofRehabilitationMedicine.Boston

: butterworth-heinemann, 2001: 67-80.

4. Powers sK, howley et. skeletal muscle, structure and function. in: Powers sK, howley

et. exercise physiology. usA : mcGraw hill higher education. 2001: 129-156.

5. de lateur bJ, lehmann JF. therapautic exercise to develop strength and endurance.

in : Kottke FJ, lehmann JF, editors. Krusen’s handbook of physical medicine and

rehabilitation. usA : Wb sauders Company. 1990 : 480-519.

6. Ktzmarzyk Pt. Physical activity and chronic diseases. in: ACsm’s resources.

Philadelphia:William&Wilkins.2006:123-133.

7. Cole tm, barry dt, tobis Js. measurement of musculoskeletal function. in: Kottke FJ,

lehmann JF, editor. Krusen’s handbook of physical medicine and rehabilitation, 4th ed.

Philadelphia : Wb saunders. 1990 : 20-71.

8. bohannon rW. muscle strength testing with handheld dinamometry. in : louis

r Amundsen (ed). muscle strength testing. instrumented and non instrumented

systems.NewYork:ChurchillLivingstone.1990:89-12.

9. SullivanSB,SchmitzTJ.PhysicalRehabilitationAssesment&Treatment.4thed.2001.

10. hislop hJ, montgomery J. daniels and Worthingham’s muscle testing techniques of

manual examination.7thed. 2002. Philadelphia: W.b. saunders.

11. buku Panduan Kegiatan Pelatihan Keprofesian (skills lab) Program studi Pendidikan

27

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

dokter spesialis-1 ilmu Kedokteran Fisik dan rehabilitasi. Program studi ilmu

Kedokteran Fisik dan rehabilitasi Fakultas Kedokteran universitas indonesia. 2010.

12.DeLisa,JoelA.Rehabilitationmedicine,principles&practice.Philadelphia:JB

lippincott Co.,1988.

13. sport medical rehabilitation training. instalasi rehabilitasi medik rsuPn dr. Cipto

mangunkusumo Jakarta. 23-25 Juli 2001

14. braddom rl. Physical medicine and rehabiltation 4th ed. Philadelphia: elsevier

saunders, 2011

28

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

MANUAl MUSClE tEStINg (MMt)

PROSEDUR PEMERIKSAAN:a. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien

b. Prinsip pada pemeriksaan kekuatan otot: Pemeriksa dan pasien harus bekerja sama

jika ingin mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat.

c. lingkungan selama pelaksanakan tes harus tenang dan suhu ruangan harus dibuat

senyaman mungkin (tidak terlalu panas atau terlalu dingin).

d. Periksa apakah terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi/ kontraktur, spastisitas atau

nyeri yang dapat mengganggu hasil asesmen

e. Pemeriksaan dilakukan secara berurutan dari posisi duduk, supine, side lying

kemudian prone.

f. Posisikan pasien dengan hati hati dan upayakan melakukan tes secara berurutan

sehingga perubahan posisi selama dalam tes seminimal mungkin.

g. lakukan pemeriksaan mulai dari posisi melawan gravitasi. Jika pasien tidak mampu,

rubah ke posisi anti-gravitasi. Jika pasien mampu melakukan, lanjutkan dengan

memberikan tahanan. tahanan diberikan pada pertengahan gerakan.

h. Padasaatpemeriksaanfiksasidilakukanpadabagianproksimaldariototprimemover

yang akan dinilai.

PERAlAtAN yANg DIBUtUhKAN:• Fomulirdokumentasiteskekuatanotot

PENIlAIAN• Grade5(normal)

Kemampuan otot bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh melawan gravitasi

serta dapat melawan tahanan maksimal.

• Grade4(good)

Kemampuan otot bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh melawan gravitasi

serta dapat melawan tahanan yang ringan sampai sedang.

• Grade3(fair)

Kemampuan otot bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh melawan gravitasi

namun tidak dapat melawan tahanan yang ringan sekalipun.

• Grade2(poor)

Kemampuan otot bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh tetapi tidak dapat

melawan gravitasi, atau hanya dapat bergerak dalam bidang horisontal.

• Grade1(trace)

otot tidak mampu bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh dalam bidang

horisontal, hanya terlihat gerakan otot minimal atau teraba kontraksi oleh

pemeriksa.

• Grade0(zero)

tidak ada kontraksi otot sama sekali baik pada inspeksi maupun palpasi.

29

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Tabel 1. Asesmen Kekuatan Otot Ekstremitas Atas

30

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

31

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

32

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

33

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Tabel 2. Asesmen Kekuatan Otot Ekstremitas Bawah

34

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

35

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

36

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Disadur dari: braddom rl. Physical

medicine and rehabilitation 4thed

37

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 2__________________________________________________________________

NK-tABlE

nK-table merupakan alat untuk penilaian kekuatan otot quadrisep dan hamstring

dengan hasil akhir satuan kilogram.

Prosedur Pemeriksaan

a. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien

b. Prinsip pada pemeriksaan kekuatan otot: Pemeriksa dan pasien harus bekerja sama

jika ingin mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat.

c. lingkungan selama pelaksanakan tes harus tenang dan suhu ruangan harus dibuat

senyaman mungkin (tidak terlalu panas atau terlalu dingin).

d. Periksa apakah terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi / kontraktur, spastisitas

atau nyeri yang dapat mengganggu hasil asesmen

e. sebelum dilakukan uji kekuatan otot dengan nK-table pasien harus melakukan

pemanasan terlebih dahulu melalui latihan peregangan otot quadrisep dan

hamstring selama 6 detik sebanyak 3 kali pengulangan untuk setiap otot.

f. minta pasien duduk pada nK-table, pastikan bagian posterior lutut terletak di ujung

kursi

g. Kencangkansabukpahauntukfiksasi

h. Atur aksis mekanik pada lutut (di depan fulkrum lutut) dan pada pergelangan kaki

(sedikit di atas maleolus lateralis)

i. Atur kunci pada kaki mekanik, sehingga lutut dapat bergerak ke arah ekstensi antara

90°- 30°

j. letakkan beban pada kaki mekanik sesuai dengan prosedur.

k. Tentukanbeban10RM(repetisimaksimum)melaluiprosestrial&error.

l. setelah uji kekuatan otot selesai, pasien harus melakukan pendinginan kembali

dengan latihan peregangan otot kuadrisep dan hamstring selama 6 detik sebanyak

3 kali pengulangan untuk setiap otot.

38

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 3__________________________________________________________________

EN-tREE

en-tree merupakan alat untuk penilaian kekuatan sekelompok otot secara dinamik

dengan hasil akhir satuan kilogram.

Prosedur Pemeriksaan:

1. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien

2. Prinsip pada pemeriksaan kekuatan otot: Pemeriksa dan pasien harus bekerja sama

jika ingin mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat.

3. lingkungan selama pelaksanakan tes harus tenang dan suhu ruangan harus dibuat

senyaman mungkin (tidak terlalu panas atau terlalu dingin).

4. Periksa apakah terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi / kontraktur, spastisitas

atau nyeri yang dapat mengganggu hasil asesmen

5. sebelum uji kekuatan otot, pasien harus melakukan pemanasan dengan latihan

peregangankelompokototekstensordanfleksorsendilututselama6detik

sebanyak 3 kali untuk masing-masing kelompok otot

6. nilai kekuatan 1 rm pada extremitas sisi sehat, dihitung dengan menggunakan

diagram holten

7. nilai ekstremitas sisi sakit dimulai dari 25%, 50%, 70% dari 1 rm sehingga dicapai

standar protocol

8. lakukan penilaian dengan membandingkan ekstremitas yang sakit dengan yang

sehat

9. setelah uji kekuatan otot selesai, pasien harus melakukan pendinginan kembali

dengan latihan peregangan otot kuadrisep dan hamstring selama 6 detik sebanyak

3 kali pengulangan untuk setiap otot.

berat beban : 4kg

Waktu : 30 second

Jumlah set : 3 set dengan istirahat diantaranya

Precaution : Pemeriksaan pada pasien usia lanjut

39

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 4__________________________________________________________________

CyBEX

Cybex merupakan alat untuk penilaian kekuatan otot individual secara isometrik dan

isokinetik dengan hasil akhir satuan torque.

Pengoperasian alat:

1. Hubungkanstopkontaklistrik,“on”kantombolstabilisator,“on”kantombolHarddisk

komputer (depan dan belakang)

2. Nyalakan“on”komputersampaitimbulgambar“cybexnorm”

3. Tunggugambar“positioncalibrationdialogbox”.Dinamometerdalamposisitegak

luruskeposisihuruf“Z”dibagianbawahdanatasmenunjukke“titikmerah”.Laluklik

tanda√sampaikeluargambar“NORMAPLICATION”

4. Klikduakalipadasystemtoolskemudianpada“positioncalibration”bilakita

menghendaki kalibrasi (kalibrasi untuk speed, weight, tmC weight calibration)

5. Klikduakalipada‘NORMAPLICATION”bilakitamenghendaki“testing”ataupun

“latihan”

6. Klik“gambarorang”untukmemilihnamapasienyangdikehendakiataupun

menuliskan identitas pasien baru

7. Klik“gambarkakiberpanah”untukmemilihpolagerakanyangdikehendakiatau

petunjuk“PATTERNSELECTION”

8. Kliklambang“rightorleft”untukmemilihsisitubuhkananataukirisesuaiyangkita

kehendaki

9. Klik“patientsetup”untukmengatur,melihatalatyangdiperlukandanmemasangalat

tersebut kepada pasien sesuai dengan petubjuk yang tertera pada monitor komputer

tersebut kemudian klik √

10. Klik“setAZ”.Isikolomyangadaatauposisikanekstremitaspasiendiposisi0derajat,

kemudian klik √

11. “SetROM”UntukpengaturanROMsesuaiyangkitakehendaki,sampaikita

mendapatkan“kunci”yangditunjukkandenganhuruf,kemudianklik√

12. Klik“automatprotocolswindow”,kemudianklikprotocoldibagianbawah“datastorage

window”

13. Klik“STOP”untukmembuka(membuatprogramsesuaiyangkitaharapkan)

14. Klik“OPERATINGMODE”untukmemilihjenisgerakanyangdikehendaki(CPM,

isokinetik, dll)

15. Klik“ACTIONTYPE”untukmemilihcarakerjaototyangdikehendaki(misalnya

concentric / eccentric)

16. AturSPEEDpadagerakanekstensidanfleksi

17. Klik“DISLAYTYPE”untukmemilihgambargrafikyangdikehendaki

18. Klik“SETTERMINATION”untukmemilihdanmenentukanberapakaliatauberapalama

gerakandilakukandannseterusnya,kemudianklik√bilasemuasudah“OKE”

19. Klikgambar“LampuHijau”bilapasiendanalatsiapbekerjasesuaiprogram

Kalibrasi Cybex

w no. 1 sampai dengan no. 4 sama

w No.5KlikduakalipadaSystemTools,tunggusampaikeluar“Systemtoolsmenu”lalu

40

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

klik“Calibration”

w No.6Tunggusampaikeluargambar“NORMSYSTEMTOOLSMENU”laluklik“WEIGHT

CALIBRATION”atau“SPEEDCALIBRATION”atau“TMCWEIGHTCALIBRATION”sesuai

dengan kalibrasi yang kita kehendaki

w no. 7 selanjutnya ikuti petunjuk yang tertera pada layar komputer sesuai dengan

kalibrasi yang kita kehendaki.

UPPER BODY

TRUNK & TORSO

LOWER BODY

CHEST PRESS

BACK EXTENSION

LEG EXTENSION

ABDOMINAL

LEG PRESS

TORSO ROTATION

GLUTE

INCLINE PRESS

41

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 5__________________________________________________________________

hAND-hElD DINAMOMEtER

Pengukuran dengan hand-held dinamometer dapat dilakukan melalui 2 macam cara

yaitu: cara make-test dan break-test. make-test dilakukan dengan cara pemeriksa

memegang dinamometer pada posisi yang tetap dan subyek menggerakkan anggota

gerak melawan dinamometer. sedangkan break-test dilakukan dengan cara pemeriksa

menekan dinamometer diatas anggota gerak subyek, sambil subyek melawan alat

hingga melampaui kekuatan maksimal dan subyek menyerah. dimana diketahui make-

test memiliki reliabilitas yang lebih tinggi.

Alat ini memiliki validitas yang baik sepanjang pemeriksa berada dalam kondisi yang

lebih kuat daripada yang diperiksa. dibandingkan dengan alat lain, alat ini memiliki

keunggulan dalam hal praktis mudah dibawa.

beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengukuran kekuatan otot dengan

dinamometer jinjing adalah:

1. Penguji harus menggunakan posisi yang tepat dan tetap untuk tubuh, sendi dan

dinamometer

2. Penguji harus melakukan stabilisasi alat dan subyek yang diuji untuk menghindari

gerakan substitusi

3. Penguji harus memberikan keterangan yang jelas mengenai prosedur pemeriksaan

dan memberikan kesempatan untuk pengenalan dan pasien berlatih sebelum

pemeriksaan

4. Penguji harus memberikan feedback verbal yang konsisten dan subyek harus dapat

melihat bagian tubuh yang diuji

5. sedapat mungkin pemeriksaan dilaksanakan oleh penguji yang sama.

Prosedur Pemeriksaan

1. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien

2. Prinsip pada pemeriksaan kekuatan otot: Pemeriksa dan pasien harus bekerja sama

jika ingin mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat.

3. lingkungan selama pelaksanakan tes harus tenang dan suhu ruangan harus dibuat

senyaman mungkin (tidak terlalu panas atau terlalu dingin).

4. Periksa apakah terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi/ kontraktur, spastisitas

atau nyeri yang dapat mengganggu hasil asesmen

5. sebelum uji kekuatan otot, pasien harus melakukan pemanasan dengan latihan

peregangankelompokototekstensordanfleksorsendilututselama6detik

sebanyak 3 kali untuk masing-masing kelompok otot

6. Pasien duduk di bangku khusus (nK table) dengan sandaran yang disesuaikan

sehinggaposisiduduktepatdenganpangguldanlututfleksi90derajat,bagian

belakanglututtepatpadatepibangku,pahadifiksasipadabangku.Keduatangan

memegang handle bangku

7. Pengukuran kekuatan kontraksi isometrik otot quadrisep dengan dinamometer

jinjing dilakukan dengan metode make-test, yaitu dinamometer dipegang tidak

bergerak oleh pemeriksa. Pasien diminta untuk mengekstensikan lututnya dari

42

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

posisifleksilutut90osampai60osambilberusahamelawantahanandengan

dinamometerpadaposisifleksilutut60derajat

8. ujung dinamometer jinjing diletakkan tegak lurus pada permukaan ekstensor

tungkai bawah tepat di proksimal malleolus

9. Pada setiap tungkai dilakukan satu kali percobaan dan tiga kali pengukuran

kekuatan kontraksi isometrik otot quadrisep, diselingi istirahat 10 detik. nilai

kekuatan otot kuadrisep adalah nilai tertinggi dari tiga kali pengukuran, kemudian

dicatat sebagai kekuatan kontraksi isometric otot quadrisep

10. setelah uji kekuatan otot selesai, pasien harus melakukan pendinginan kembali

dengan latihan peregangan otot kuadrisep dan hamstring selama 6 detik sebanyak

3 kali pengulangan untuk setiap otot.

11. Pengukuran otot yang lain prosedurnya analog seperti diatas.

43

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 6__________________________________________________________________

PINChMEtER

Pinchmeter adalah alat untuk menguji kekuatan otot-otot tip pinch, lateral pinch dan

three-jaw chuck

Prosedur Pemeriksaan

Tip Pinch:

1. Pasien menjepit ujung pinch meter dengan ujung ibujari dan jari kedua, dan antara

ujung ibu jari dengan ujung jari kedua dan jari ketiga

2. berikan instruksi kepada pasien dan lakukan contoh

3. Ucapkan:“Apakahandasiap?Jepitsekerasyangdapatandalakukan“

4. Saatpasienmelakukangerakanmenjepit,diberikankata-kataseperti“Ayo,lebihkeras

lagi”

5. dilakukan 3 kali gerakan menjepit dan beristirahat diantaranya

6. rerata 3 trial dicatat.

7. bandingkan dengan data normal (tabel 1)

Gambar:Pemeriksaan tip

Pinch

44

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Table 1. Average Performance of All Subjects on Tip Pinch (pounds)

Lateral Pinch:

1. Pasien menjepit pinchmeter diantara bantalan ibujari dan sisi lateral jari kedua

2. instruksi dan prosedur sama dengan saat uji tip pinch

3. bandingkan dengan data normal (tabel 2)

Gambar:Pemeriksaan lateral Pinch

45

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Tabel 2 Average Performance of All Subjects on Key Pinch (pounds)

Three Jaw Chuck:

1. Pasien menjepit pinchmeter diantara bantalan ibujari dan bantalan jari kedua dan

ketiga.

2. instruksi dan prosedur sama dengan saat uji tip pinch

3. bandingkan dengan data normal (tabel 3)

Gambar:Pemeriksaan

three Jaw Chuck

46

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Tabel 3 Average Performance of All subjects on three Jaw Chuck (pound)

Penilaian hasil pemeriksaan

1. skor dibandingkan dengan tangan yang normal atau dengan data normal untuk

meyakinkan apakah pasien memiliki keterbatasan

2. skor pinch dianggap abnormal jika menyebabkan keterbatasan fungsi dan/atau

memiliki sd + 3 dari mean.

Alat Ukur yang digunakan:

Gambar kiri: B&LPinchmeterGambar kanan:

Jtech Pinchmeter

47

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

DEFINISIistilah postur kontrol, balans, equilibrium merupakan sinonim dari suatu konsep

mekanisme dari tubuh sendiri untuk menghindari jatuh atau kehilangan keseimbangan.

tUjUANmenilai adanya disfungsi postur kontrol/masalah balans. Kontrol posisi tubuh

mempunyai tujuan untuk stabilitas dan orientasi.

orientasi postural meliputi :

• Mempertahankankesegarisanyangtepatantarasegmentubuh

• Hubunganantaratubuhdenganlingkungan

• Perluorientasiverticaluntukmengcountergayagravitasi

• Menciptakansuatupersepsidanresponterhadapstimulasiluar

• Stabilitasposturalmeliputistability limits yaitu area dimana seseorang masih dapat

mempertahankan posisi tubuh tanpa merubah base of support.

jENIS PROSEDUR• PediatricBalanceScale(PBS)

• BergBalanceScale

INDIKASI • Disfungsiposturkontrol,misalnyapada:

• CerebralPalsy

• Gangguanmuskuloskeletal

• Gangguanneuromuskular

• Gangguansensoris

• Gangguanbalans

Asesmen Kontrol Postur

48

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

KONtRA INDIKASI• Pasiendengangangguankesadaran

• Pasiendenganafasiasensorik

• Pasiendengandemensia

• Pasiendengangangguanpenglihatanyangtidakterkoreksi

• Pasienyangtidakkooperatif

EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI:Jatuh

PERESEPAN• Pasiensudahmemungkinkanuntukdilakukanasesmen

• Pemantauanhasilterapidapatdilakukantergantungkondisipasien.

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasien/keluargatujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

3. Pelaksanaan asesmen

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

DAFtAR PUStAKA• McCoySW,Ph.D,DeptofRehabilitationMedicineUniversityofWashington,Seattle,

WA, usA

• wDeGraaPetersVB,Blauw-HospersCH,DirksT,BakkerH,Hadders-AlgraM.

development of postural control in typically developing children and children with

cerebralpalsy:Possibilitiesforintervention?.NeuroscienceandBiobehavioral

Review31(2007)1191–1200.www.sciencedirect.com. Cited on August 15, 2011

49

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

PEDIAtRIC BAlANCE SCAlE

Persiapan peralatan

• Kursiygbisadiaturtinggi-rendahnya,dengansandaranpunggungdantanganserta

meja anak

• Stopwatch

• Dingklik6inci

• Penggaris

Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaansertaefeksampingpemeriksaan

Prosedur:

• Uji/tesPBSyangdilakukan:

• Sittostand&Standtosit

• Situnsupported

• Transfers

• Standunsupported,witheyesclosed,withfeettogether,heel-to-toe

• Standononefoot

• Turn3600

• Turntolookbehind

• Retrieveobjectfromfloor

• Placealternatefeetonstool

• Reachforwardwithoutstretchedarm

Catatan : Pbs bisa dilakukan pada anak ≥ 5 tahun.

Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

skor penilaian Pbs ;

0 tidak dapat mengerjakan

1 Kemampuan untuk menyelesaikan hanya sedikit

2 mampu menyelesaikan sebagian

3 hampir sempurna

4 sempurna

skor maksimum 56.

50

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 2__________________________________________________________________

BERg BAlANCE SCAlE

Berg Balance Scale (BBS) digunakan untuk menilai keseimbangan pada orang dewasa

atau otang tua yang memiliki gangguan pada fungsi keseimbangan dengan menilai

performa dalam menjalankan tugas fungsional. bbs terdiri dari 14 penilaian.

Alat-alat yang diperlukan:

Penggaris, 2 kursi standar (1 dengan sandaran tangan, 1 tanpa sandaran tangan),

dingklik, stopwatch, jalur jalan sepanjang 15 kaki/4,5 meter.

Penilaian:

Penilaian berupa skala 0-4, dengan 0 menandakan paling rendah, 4 menandakan fungsi

palingtinggi.Nilaitotal=56.

hasil penilaian:

41-56=Resikojatuhrendah

21-40=Resikojatuhsedang

00-20=Resikojatuhtinggi

untuk penilaian perkembangan fungsi diperlukan perbedaan hasil lebih dari 8 diantara

dua pemeriksaan.

BERG BALANCE SCALE

nama :

tanggal :

lokasi :

Penilai :

HALYANGDINILAI nilAi (0 - 4)

duduk ke berdiri

berdiri tanpa bantuan

duduk tanpa bersandar

berdiri ke duduk

berpindah tempat

berdiri dengan mata tertutup

berdiri dengan kaki dirapatkan

meraih dengan tangan penuh ke depan

mengambil barang dari lantai

berputar untuk melihat ke belakang

berputar 3600

bergantian menaruh kaki di dingklik

berdiri dengan satu kaki di depan

berdiri dengan satu kaki

totAl

51

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Instruksi Umum

Catatlah setiap tugas dan beri instruksi sesuai yang tertulis. Ketika melakukan penilaian,

catatlah respon terendah pada setiap pemeriksaan,

Pada hampir semua pemeriksaan, pasien diminta untuk bertahan dalam posisi

tertentun untuk beberapa waktu. nilai berkurang jika:

• Waktuataujarakyangdiperlukantidakterpenuhi

• Pasienmembutuhkansupervisiselamamengerjakantes

• Pasienmenyentuhsupportlainataumenerimabantuandaripemeriksa.

Instruksi

w duduk ke berdiri

instruksi: Coba berdiri. usahakan tidak menggunakan tangan untuk support

( ) 4 dapat berdiri tanpa menggunakan tangan dan menstabilkan diri secara

mandiri

( ) 3 dapat berdiri sendiri menggunakan tangan

( ) 2 dapat berdiri menggunakan tangan setelah mencoba beberapa kali

( ) 1 membutuhkan bantuan minimal untuk berdiri atau menstabilkan diri

( ) 0 membutuhkan bantuan sedang atau maksimal untuk berdiri

w berdiri tanpa bantuan

instruksi: Coba berdiri selama dua menit tanpa berpegangan

( ) 4 dapat berdiri dengan aman selama 2 menit

( ) 3 dapat berdiri selama 2 menit dengan pengawasan

( ) 2 dapat berdiri selama 30 detik tanpa bantuan dan pegangan

( ) 1 butuh beberapa kali percobaan untuk dapat berdiri selama 30 detik tanpa

bantuan

( ) 0 tidak dapat berdiri selama 30 detik tanpa bantuan

w duduk tanpa bersandar tetapi kaki menapak pada tanah atau dingklik

instruksi: Coba duduk dengan tangan dilipat di depan selama 2 menit

( ) 4 dapat duduk dengan aman stabil selama 2 menit

( ) 3 dapat duduk selama 2 menit dengan pengawasan

( ) 2 dapat duduk selama 30 detik

( ) 1 dapat duduk selama 10 detik

( ) 0 tidak dapat duduk tanpa sandaran selama 10 detik

w berdiri ke duduk

instruksi: Coba duduk

( ) 4 duduk dengan aman dengan menggunakan tangan secara minimal

( ) 3 mengontrol duduk dengan menggunakan tangan

( ) 2 menempelkan bagian belakang kaki ke kursi untuk mengontrol duduk

( ) 1 dapat duduk sendiri, tetapi gerakan duduknya tidak terkontrol

( ) 0 butuh bantuan untuk duduk

w berpindah tempat

instruksi: Atur kursi untuk pivot transfer. minta pasien untuk berpindah satu kali ke

kursi dengan pegangan tangan dan satu kali ke kursi tanpa pegangan tangan. bisa

menggunakan 2 kursi atau 1 kursi dan 1 ranjang.

52

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

( ) 4 dapat berpindah dengan aman dengan penggunaan tangan secara minimal

( ) 3 dapat berpindah dengan aman dengan menggunakan tangan

( ) 2 dapat berpindah dengan bantuan verbal atau supervisi

( ) 1 butuh bantuan 1 orang

( ) 0 butuh 2 orang untuk membantu atau mengawasi agar aman

w berdiri dengan mata tertutup

instruksi: tolong tutup mata anda, dan berdiri tegak selama 10 detik

( ) 4 dapat berdiri dengan aman selama 10 detik

( ) 3 dapat berdiri selama 10 detik dengan pengawasan

( ) 2 dapat berdiri selama 3 detik

( ) 1 tidak dapat menutup mata selama 3 detik tetapi dapat berdiri dengan aman

( ) 0 butuh bantuan agar tidak jatuh

w berdiri dengan kaki dirapatkan

instruksi: rapatkan kaki anda dan berdiri tanpa berpegangan

( ) 4 dapat merapatkan kaki secara mandiri dan berdiri 1 menit dengan aman

( ) 3 dapat merapatkan kaki secara mandiri dan berdiri 1 menit dengan

pengawasan

( ) 2 dapat merapatkan kaki secara mandiri tetapi tidak dapat bertahan selama 30

detik

( ) 1 butuh bantuan untuk mengambil posisi tetapi dapat berdiri selama 15 detik

( ) 0 butuh bantuan untuk mengambil posisi tetapi tidak dapat berdiri selama 15

detik

w meraih dengan tangan penuh ke depan saat berdiri

instruksi: Angkat lengan sampai 90o, buka jari2 dan berusaha meraih ke depan

sejauh mungkin. (pemeriksa menaruh penggaris di ujung jari ketika tangan berada

dalam posisi 90o. Jari tidak boleh menyentuh penggaris saat meraih ke depan.

Jarak yang diukur adalah jarak jari ketika pasien berada di posisi sorong ke depan

maksimal. Jika memungkinkan, minta pasien untuk menggunakan kedua lengan

ketika meraih untuk menghindari putaran badan.)

( ) 4 dapat meraih ke depan dengan mantap sejauh 25cm

( ) 3 dapat meraih ke depan sejauh 12 cm

( ) 2 dapat meraih ke depan sejauh 5 cm

( ) 1 meraih ke depan tetapi butuh pengawasan

( ) 0 kehilangan keseimbangan saat mencoba/membutuhkan bantuan

w mengambil barang dari lantai dari posisi berdiri

instruksi: Ambil sepatu/sandal yang ada di depan kaki anda

( ) 4 dapat mengambil sandal dengan aman dan mudah

( ) 3 dapat mengambil sandal tetapi membutuhkan pengawasan

( ) 2 tidak dapat mengambil sandal namun mencapai 2-5cm dari sandal dan

dapat menjaga keseimbangan.

( ) 1 tidak dapat mengambil sandal dan membutuhkan pengawasan selama

mencoba

( ) 0 tidak dapat mencoba/membutuhkan bantuan untuk menjaga keseimbangan

53

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

w berputar untuk melihat ke belakang selama berdiri

instruksi: lihatlah ke belakang melalui bahu kanan. ulangi melalui bahu kiri.

(Pemeriksa dapat meletakkan barang untuk dilihat tepat di belakang pasien)

( ) 4 dapat melihat ke belakang dari kedua sisi dan merubah tumpuan dengan

baik

( ) 3 dapat melihat ke belakang dari satu sisi saja, sisi yang lain peubahan

tumpuannya kurang baik

( ) 2 hanya dapat melihat kesamping, namun keseimbangan tetap terjaga

( ) 1 membutuhkan bantuan untuk berputar

( ) 0 membutuhkan bantuan untuk menjaga keseimbangan dan mencegah jatuh

w berputar 360o

instruksi: berputar penuh 1 putaran, berhenti, kemudian berputar lagi 1 putaran

penuh ke arah berlawanan.

( ) 4 dapat berputar penuh 360o dengan aman dalam 4 detik atau kurang

( ) 3 dapat berputar penuh 360o dengan aman hanya ke 1 sisi dalam 4 detik atau

kurang

( ) 2 dapat berputar penuh 360o dengan aman tetapi lambat

( ) 1 butuh pengawasan ketat atau bantuan verbal

( ) 0 membutuhkan bantuan saat berputar

w bergantian menaruh kaki di dingklik

instruksi: letakkan setiap kaki secara bergantian diatas dingklik. lanjutakan sampai

setiap kaki telah menyentuh dingklik sebanyak 4 kali.

( ) 4 dapat berdiri sendiri dan menyelesaikan 8 langkah dalam 20 detik dengan

aman

( ) 3 dapat berdiri sendiri dan menyelesaikan 8 langkah dalam >20 detik

( ) 2 mampu menyelesaikan 4 langkah dengan supervisi tanpa bantuan

( ) 1 mampu menyelesaikan >2 langkah dan membutuhkan bantuan minimal

( ) 0 membutuhkan bantuan agar tidak jatuh/tidak mampu mencoba

w berdiri dengan satu kaki di depan

instruksi: (demonstrasikan ke pasien). letakkan satu kaki tepat di depan kaki lainnya.

Apabila tidak dapat meletakkan tepat di depan kaki , coba untuk melangkah cukup

jauh sehingga bagian tumit kaki yang melangkah berada di depan jari-jari kaki yang

dibelakang (untuk dapat mencapai 3 poin, panjang langkah harus melebihi panjang

kaki laiinya, dan lebar antara kedua kaki tidak lebih lebar dari posisi normal pasien

tersebut saat berjalan.)

( ) 4 dapat meletakkan kaki tandem satu sama lain secara mandiri dan

bertahan selama 30 detik

( ) 3 dapat meletakkan kaki di depan kaki lainnya secara mandiri dan bertahan

selama 30 detik

( ) 2 dapat melangkah kecil secara mandiri dan bertahan selama 30 detik

( ) 1 butuh bantuan untuk melangkah tetapi dapat bertahan selama 15 detik

( ) 0 kehilangan keseimbangan saat melangkah atau berdiri

54

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

w berdiri dengan satu kaki

instruksi: berdiri dengan satu kaki selama mungkin tanpa berpegangan

( ) 4 dapat mengangkat kaki secara mandiri dan bertahan >10detik

( ) 3 dapat mengangkat kaki secara mandiri dan bertahan 5-10 detik

( ) 2 dapat mengangkat kaki secara mandiri dan bertahan ≥3 detik

( ) 1 mencoba mengangkat kaki tetapi tidak mampu bertahan selama 3 detik

namun tetap berdiri secara mandiri

( ) 0 tidak mampu mencoba, membutuhkan bantuan untuk mencegah jatuh

( ) NIlAI tOtAl (MAKSIMUM = 56)

55

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

DEFINISIsensori integrasi adalah suatu proses neurologis yang mengintegrasikan sistem

sensoris, visual, auditif, taktil, vestibular, dan proprioseptif sehingga timbul suatu

persepsi yang memungkinkan seorang anak dapat beradapatasi secara optimal dengan

lingkungannya. sedangkan praksis adalah kemampuan seseorang memberi respon

terhadap persepsi sensoris yang diterimanya dengan merencanakan suatu aktivitas,

tahapan geraknya, dan mampu melaksanakan apa yang telah direncanakan.

tUjUAN• Menilaiadanyagangguansensori-persepsi

• Menilaiadanyagangguanpraksis

jENIS PROSEDUR• PemeriksaanKlinis

w romberg test

w heel to toe

w berdiri dengan satu Kaki

w ModifiedPosturalSchilder’sArmExtensionTest

w skipping

w series of Jumps

w high Kneeling

w Antigravity extension

w Pergerakan mata

w slow ramp movement

w sequential Finger

w diadokokinesis

w memproyeksikan tindakan dalam Waktu dan ruang

w Comfort with gravity

Asesmen sensori-Persepsi dan Praksis Pada Anak

56

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

INDIKASI• Kesulitanbelajar

• Gangguanperilaku

• Autisticspectrumdisorders

• AttentionDeficitHyperactiveDisorders,AttentionDeficitDisorder

• Kelainanbipolar,kelainanansietas,psychosocial,posttraumaticstressdisorders

KONtRA INDIKASIAnak yang mempunyai alergi terhadap bahan dan alat yang dipergunakan untuk test.

EFEK SAMPINg/KOMPlIKASIover stimulasi sehingga mempengaruhi perilaku yang ada.

PERESEPANtidak ada

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda pemeriksaan yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

• Menjelaskanefeksampingdankomplikasipemeriksaan

3. Pelaksanaan pemeriksaan

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

DAFtAR PUStAKA1. Ayres (1979). sensory integration and the child los Angeles, Western Psychologycal

services

2. Ayres (1989). sensory integration and Praxis test los Angeles, Western Psychologycal

services

3. DunnW(1999).SensoryProfile,SanAntonio,TX:thePsychologicalCorporation

4. Yack,Sutton,Aquilla(1998).BuildingBridgesthroughSensoryIntegration.

5. William&Shellenberger(1996).HowdoesyourEngineRun:TheAlertProgramfor

self regulation

57

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN __________________________________________________________________

OBSERvASI KlINIS

1. ROMBERg tESt berdiri dengan kaki dirapatkan.

Alat-alat:

stopwatch, busa lembut, dan formulir isian observasi klinis.

Deskripsi:

selama observasi pemeriksaan berdiri dengan kaki dirapatkan (standing with Feet

together atau sFt) penilai mengukur kemampuan anak untuk mempertahankan

posisi berdiri di atas permukaan yang keras dan lembut dengan mata terbuka dan

tertutup.

Tujuan:

Posisi sFt mengukur kontrol postur anak dibawah empat kondisi:

• Mataterbuka,permukaankerasmengukurkontrolposturmenggunakan

petunjuk vestibular, somatosensoris dan visual.

• Matatertutup,permukaankerasmengukurkontrolposturterkaitpadapetunjuk

vestibular dan somatosensoris.

• Mataterbuka,permukaanlembutmengukurkontrolposturterkaitpada

petunjuk visual dan vestibular.

• Matatertutup,permukaanlembutmengukurkontrolposturterkaitpada

petunjuk vestibular.

ASPEK-ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Demonstrasikansemuaaspekdaripemeriksaan,danmemotivasianak

berpartisipasi secara aktif.

• Mulaidengankondisipermukaanlembut.Ketebalanpermukaanlembut

seharusnya antara 2-3 inci (alas tikar lembut diperbolehkan).

• Jarakantarakeduakakitidakbolehmelebihi2inci.

• MulaimenghitungwaktusegerasetelahanakmencapaiposisiSFTdanberhenti

segera setelah kaki anak tidak lagi berada dalam posisi sFt.

• Percobaantidakperludiulangjikanilaimaksimalsudahdicapaipadapercobaan

pertama.

• Tespadapermukaankerasdilakukanjikaanaktersebuttidakdapatmenahan

posisi sFt selama lebih dari 5 detik pada permukaan lembut.

• Catatwaktudalamdetik

• JikaanakmembutuhkanbantuanuntukmencapaiposisiSFT,nilaipada

percobaan pertama dianggap 0.

• Pergerakanpergelangankakiyanghalusmasihdiperbolehkan.

• Hentikanpenghitunganwaktuwalauhanyaterjadisedikitpergeserankakiyang

menyebabkan anak tidak lagi berada dalam posisi sFt.

• Hentikanpenghitunganwaktujikanilaimaksimaltercapai(20detik).

58

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

2. hEEl tO tOE berdiri dengan satu kaki berada di depan kaki yang lainnya.

Alat-alat:

stopwatch, busa lembut, dan formulir isian observasi klinis.

Deskripsi:

Posisi tumit bertemu ujung jari kaki mengukur kemampuan anak untuk

mempertahankan posisi berdiri dengan satu kaki berada di depan kaki yang lainnya

dibawah empat kondisi.

Tujuan:

Pengamatan heel to toe telah dimanfaatkan sejak dulu sebagai alat pengukuran

dari keseimbangan dan kontrol postur. dari sudut pandang postur, posisi heel

to toe lebih sulit daripada posisi romberg. Kondisi mata terbuka, mata tertutup,

permukaan kasar, dan permukaan lembut mengganggu kemampuan anak

mengontrol postur melalui sistem visual, somatosensori dan vestibular.

ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Demonstrasikansemuaaspekdaripemeriksaan,danmemotivasianak

berpartisipasi secara aktif.

• Tungkaiyangdominanharusberadadibelakang,denganjempolkaki

menyentuh tumit dari kaki yang non-dominan / kaki yang berada di depan.

• Catatwaktudalamdetik,mulaipenghitunganwaktusegerasetelahanak

mencapai posisi heel to toe dan hentikan penghitungan segera setelah kaki

anak tidak lagi berada dalam posisi heel to toe.

• Jikaanakmembutuhkanbanuanuntukmencapaiposisi,nilaipercobaan

pertama dianggap 0.

• Pergerakanpergelangankakiyanghalusmasihdiperbolehkan.

• Hentikanpenghitunganwaktuwalauhanyaterjadisedikitpergeserankakiyang

menyebabkan anak tidak lagi berada dalam posisi heel to toe.

PArAmAter mAtA terbuKA -WAKtu dAlAm detiK

mAtA tertutuP -WAKtu dAlAm detiK

Romberg–permukaanlembut(I)

Romberg–permukaanlembut(II)

Nilai Romberg terbaik – permukaan lembut

Catat waktu dalam detik

PArAmAter mAtA terbuKA -WAKtu dAlAm detiK

mAtA tertutuP -WAKtu dAlAm detiK

Romberg–permukaanlembut(I)

Romberg–permukaanlembut(II)

Nilai Romberg terbaik –permukaan keras

JiKA KurAnG dAri 5 detiK, lAKuKAn tes PAdA PermuKAAn KerAs*

59

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Hentikanpenghitunganwaktujikanilaimaksimaltercapai(10detik).

• Percobaantidakperludiulangjikanilaimaksimalsudahdicapaipadapercobaan

pertama.

• Tespadapermukaankerasdilakukanjikaanaktidakdapatmenahanposisiheel

to toe lebih lama dari 5 detik pada permukaan lembut.

PArAmAter mAtA terbuKA -WAKtu dAlAm detiK

mAtA tertutuP -WAKtu dAlAm detiK

Healtotoe–permukaanlembut(I)

Healtotoe–permukaanlembut(II)

Nilai Heal to toe terbaik – permukaan lembut

Penilaian: Catat waktu dalam detik

PArAmAter mAtA terbuKA -WAKtu dAlAm detiK

mAtA tertutuP -WAKtu dAlAm detiK

Healtotoe–permukaanlembut(I)

Healtotoe–permukaanlembut(II)

Nilai Heal to toe terbaik – permukaan keras

JiKA KurAnG dAri 5 detiK, lAKuKAn tes PAdA PermuKAAn KerAs*

3. BERDIRI DENgAN SAtU KAKI Alat-alat:

stopwatch dan formulir isian observasi klinis

Deskripsi

tes berdiri dengan satu kaki menilai kemampuan anak untuk mempertahankan

keseimbangan saat berdiri pada kaki kanan (r)/kiri (l) dengan mata terbuka dan

tertutup.

Tujuan:

berdiri dengan satu kaki sejak lama sudah digunakan dalam megukur keseimbangan

dan kontrol postur. tujuan dari pengamatan ini adalah untuk melengkapi

pengukuran lainnya dari kemampuan anak dalam mengontrol postur.

ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Demonstrasikansemuaaspekdaripemeriksaan,danmemotivasianak

berpartisipasi secara aktif.

• Catatwaktudalamdetik,dimulaisegerasetelahanakmencapaiposisitesdan

hentikan segera setelah kaki yang diangkat menyentuh lantai.

• Penilaianpadausahapertamadianggap0jikaanakmembutuhkanbantuan.

• Pergerakanpergelangankakiyanghalusmasihdiperbolehkan.

• Tidakbolehmelingkarkankakiyangdiangkatpadakakitumpuan

60

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Tidakbolehmelompat

• Hentikanpenghitunganjikaanakkehilangankeseimbangandanterjatuh.

• Hentikanpenghitunganjikanilaimaksimaltercapai(10detik).Tesdilakukan

untuk kedua kaki.

• Hentikanpenghitunganjikaanakmerubahposisikakitumpuan.

• Percobaantidakperludiulangjikanilaimaksimalsudahdicapaipadapercobaan

pertama.

PArAmAter mAtA terbuKA -WAKtu dAlAm detiK

mAtA tertutuP -WAKtu dAlAm detiK

berdiri dengan kaki kanan(i)

berdiri dengan kaki kanan (ii)

nilai berdiri dengan kaki kanan

berdiri dengan kaki kiri(i)

berdiri dengan kaki kiri (ii)

total

Penilaian: Catat waktu dalam detik

PArAmAter YA tidAKmerubah posisi pergelangan kaki untuk mempertahankan

keseimbangan

memperlihatkan kesegarisan ekstremitas bawah yang adekuat

Total

Aspek Kualitatif dari ketiga penilaian postur

Instruksi: Amati dan catat adanya parameter berikut :

(area ungu menunjukkan parameter yang diharapkan)

4. MODIFIED POStURAl SChIlDER’S ARM EXtENSION tESt Alat-Alat:

Formulir isian observasi klinis

Deskripsi:

Pada tes ini, anak diminta untuk mempertahankan posisi berdiri dengan lengan

terulur ke depan dan penguji menggerakkan kepala anak dari satu sisi ke sisi lain.

Tujuan:

tes ini untuk menilai apakah anak dapat menggerakkan kepalanya dari satu sisi ke

sisi lain secara independen dari gerakan badan dan ekstremitas atas atau gerakan

asosiasi lainnya; hal ini mengindikasikan proses proprioseptif yang adekuat.

A. ASPEK QUANTITATIF

Instruksi:

• Anakdimintauntukberdiridanmengulurkankedualengannyakedepan

(bahuflexi90°dengansiku,pergelangantangandanjari-jaridalamkeadaan

ekstensi)

61

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Jarakantarakeduakakitidakbolehlebihdari2inci.

• Katakankepadaanak,“Sayaakanmenutupmatamudanakanmenggerakkan

kepalamu.Jangangerakkankedualenganmu.”

• Letakkankeduatangandiataskeduamataanakdangerakkankepala90°ke

kanan, ke kiri, kemudian ulangi ke kanan dan ke kiri kembali.

• Perhatikanadanyarotasipadabatangtubuhdanekstremitasatas.

rotAsi bAtAnG tubuh/ eKstremitAs AtAs (0)nilAi terbAiK

0 0 - 45 45 - 90 90+rotasi kepala 90° ke kanan (i) 0 -1 +1 2

rotasi kepala 90° ke kanan (ii) 0 -1 +1 2

rotasi kepala 90° ke kiri (i) 0 -1 +1 2

rotasi kepala 90° ke kiri (ii) 0 -1 +1 2

Penilaian: lingkari skor penilaian sesuai dengan rotasi pergerakan batang tubuh atau

ekstremitas atas

B. ASPEK KUALITATIF

PArAmAter YA tidAKGerakan choreoathetoid yang teramati (jari)

turunnya ekstremitas atas

Kehilangan keseimbangan

Adanya tahanan saat kepala digerakkan secara pasif

total

5. SKIPPINg (lOMPAt) Alat-Alat:

Penghitung waktu (5 detik) dan formulir isian observasi klinis

Deskripsi:

selama observasi ini, anak diminta untuk melompat ringan, dari satu kaki ke kaki

lainnya. Penguji mencatat dan menilai kemampuan anak melompat dalam 5 detik.

Tujuan:

Pengamatan ini berhubungan dengan kemampuan anak untuk menghasilkan

gerakan yang membutuhkan koordinasi motorik bilateral dan kemampuan praksis.

A. ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Janganlakukantesinipadaanakdibawah5tahun.

• Lakukanseluruhaspekdalamtesinidanmemotivasianakuntuk

berpartisipasi secara aktif.

• Catatjumlahlompatan,mulaimenghitungketikaanakmulaimelompat.

• Hitung“1”ketikapanggulataulututfleksidalamlompatanpertamadan

Instruksi: Observasi dan catat adanya parameter berikut ini (area ungu mengindikasikan

parameter tipikal atau yang diharapkan)

62

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lanjutkan menghitung setiap kali kaki yang sama melakukan lompatan (tidak

dalam urutan lengkap)

• Stopmenghitungketikaanakmengalamihambatansaatmelompatataujika

ada gerakan tidak lancar atau tidak berurutan (seperti melompat dua kali

dengan kaki yang sama)

• Ulangitesini

PArAmAter JumlAh lomPAtAn dAlAm 5 detiKlompatan (i)

lompatan (ii)

Nilai terbaik

Penilaian: Catat jumlah lompatan dalam 5 detik

B. ASPEK KUALITATIF

Instruksi:

Amati dan catat adanya parameter berikut ini (area ungu mengindikasikan

parameter tipikal atau yang diharapkan)

PArAmAter YA tidAKGerakan lancar (selama gerakan)

Adanya gerakan berkelanjutan (di antara gerakan melompat)

Total

6. SERIES OF jUMPS Alat-Alat:

stopwatch (diatur untuk 5 detik) dan formulir isian observasi klinis

Deskripsi:

Pada tes ini, anak diminta untuk melakukan 3 jenis lompatan yang berbeda (

jumping jack, symmetrical stride jump , reciprocal stride jump) seperti yang

dicontohkan oleh penguji.

Tujuan:

Pengamatan ini berhubungan dengan perencanaan gerak anak dan kemampuan

koordinasi motorik bilateral.

A. ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Janganlakukanpadaanakdibawah6tahun.

• Lakukanseluruhaspekdalamtesinidanmotivasianakuntukberpartisipasi

secara aktif. biarkan anak melakukan 3 kali percobaan untuk masing-masing

jenis lompatan sebelum tes dimulai.

• Anakharusberadadalamposisinetralsebelummelakukanlompatan

• Catatjumalurutanlompatan,mulaipenghitungansegerasetelahanak

63

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

memulai lompatan

• Catatjikaanakbutuhbantuaanuntukdiposisikan

• Untukjumpingjacks,penghitungandilakukansaattanganmenyetuh

tungkai-mulaihitung“1”setelahurutanpertama.Untukstridejumps,

hitung ‘’1’’ ketika lengan atau kaki mengayun ke depan dan lanjutkan hitung

ketika lengan / kaki kembali pada posisi maju.

• Ulangpercobaanuntuksetiaplompatan

Parameter JumlAh lomPAtAn dAlAm 5 detiK nilai terbaikJumping Jacks (i)

Jumping Jacks (ii)

symmetrical stride jump (i)

symmetrical stride jump (ii)

reciprocal stride jump (i)

reciprocal stride jump (ii)

total

Penilaian : Catat jumlah lompatan dalam 5 detik

B. ASPEK KUALITATIF

PArAmAter YA tidAKPergerakan lancar

Gerakan serentak dari ekstremitas atas dan bawah

Gerakan yang berkelanjutan

totAl

Petunjuk: Amati dan catat adanya parameter berikut: (area ungu mengindikasikan parameter yang diharapkan /

parameter typical)

7. hIgh KNEElINg Alat-Alat:

bola tenis, matras (15 x15 persegi) dan formulir isian observasi klinis.

Gambaran:

Pada tes ini, anak diminta untuk berlutut dan menempatkan lengan pada posisi

flexi900danberputar450dariposisigaristengahkearahluar.Padaposisiini,anak

diminta untuk menggapai sebuah bola yang ditempatkan pada jarak tertentu dari

jarinya.

Tujuan:

tujuan dari tes ini adalah menilai kemampuan anak untuk menggunakan

keterampilan kontrol postural antisipasi. tes ini untuk melengkapi tes keseimbangan

yang lain.

64

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

A. ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Lakukanseluruhaspekdalamtesinidanmotivasianakuntukberpartisipasi

secara aktif . tempatkan ujung matras dekat jari anak dan bola pada ujung

matras yang yang berlawanan.

• Catatjikaanakmampuuntukmenggapaidanmenggapaibolamainan

tanpa jatuh atau menyentuh matras.

• Perubahanposisidiperbolehkanasalanakdapatkembalikeposisiawal.

• Lakukanduakalipercobaanuntuksetiapsisi.

• Janganmengulangpercobaanjikaanakberhasilpadapercobaanpertama.

PArAmAter YA(1) tidAK (0)45 derajat untuk r (i)

45 derajat untuk r (ii)

45 derajat untuk l(i)

45 derajat untuk l (ii)

total

Penilaian: CatatYAatau1untuksetiapkalianakdapatmencapaibolatenisdankembalipada

posisi semula.

B. ASPEK KUALITATIF

8. ANtIgRAvIty EXtENSION Alat-Alat:

stopwatch dan formulir isian observasi klinis.

Deskripsi:

selama tes ini, anak diminta untuk secara bersamaan mengangkat kepala, bagian

tubuh atas, lengan, dan tungkai bawah dari posisi tengkurap, sementara lutut dan

siku berada dalam keadaan ekstensi selama mungkin.

Tujuan:

untuk mengamati kemampuan anak untuk mempertahankan posisi ekstensi penuh.

Posisi ini berhubungan dengan fungsi vestibular.

A. ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Lakukanseluruhaspekdalamtesinidanmotivasianakuntukberpartisipasi

secara aktif.

PArAmAter YA tidAKPerubahan posisi namun dapat kembali ke posisi awal

total

Instruksi: Amati dan catat adanya parameter berikut : (area ungu mengindikasikan

parameter yang diharapkan/parameter yang khas)

65

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Arahkananakuntukmelakukanposisiyangdimintadanmenahannyasebisa

mungkin,andabisamenginstrusikananakuntukmenirukanposisi“pesawat

terbang”atau“superman”.

• Catatjikaanakdapatmelakukanposisitersebutsecaramandiri.

• Jikaanakmembutuhkanbantuanuntukmelakukanposisiitu,nilaiawal

percobaanadalah“0”.

• Catatwaktudalamdetik,penghitungandimulailangsungsesaatsetelahanak

berada pada posisi tersebut dan hentikan penghitungan sesaat setelah paha,

badan atas atau ekstremitas menyentuh lantai.

• Selamates,anakdimotivasiuntukmempertahankanposisitersebutselama

dia mampu (berikan pengingat waktu, dll).

• Hentikanpenghitunganwaktubilanilaimaksimaltelahdicapai(30detik).

• Testidakperludiulangbilanilaimaksimaltelahdicapaipadasaattes

pertama kali.

nama WAKtu dAlAm detiK (i) WAKtu dAlAm detiK (ii) totAlekstensi dalam posisi tengkurap

Jumping Jacks (ii)

Penilaian: Catat waktu dalam detik

B. ASPEK KUALITATIF

PArAmAter YA tidAKmengangkat ekstremitas atas dan bawah secara serentak

Kepala berada di tengah

tubuh bagian atas tidak menyentuh permukaan lantai

Panggul dan lutut dalam posisi ekstensi

Paha tidak menyentuh permukaan lantai

melakukan dengan mudah

melakukan tes pertama secara mandiri

Instruksi:

observasi dan catat adanya parameter berikut (area ungu mengindikasikan parameter yang diharapkan / khas):

9. ANtIgRAvIty FlEXION Alat-Alat:

stopwatch dan formulir isian observasi klinis

Deskripsi:

Pada tes ini, anak diminta untuk melengkungkan tubuh pada posisi berbaling

terlentang dan mempertahankan posisi ini selama mungkin.

Tujuan:

untuk menilai aspek dari proses somatosensori dan kemampuan praksis anak.

A. ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Lakukanseluruhaspekdalamtesinidanmotivasianakuntukberpartisipasi

secara aktif.

66

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Arahkananakuntukmelakukanposisiitudanmenahannyasebisamungkin,

anda bisa menginstrusikan anak tersebut untuk berpura-pura menjadi

“sebutirtelur”.

• Catatjikaanakdapatmelakukanposisitersebutsecaramandiri.

• Jikaanakmembutuhkanbantuanuntukmelakukanposisiitu,nilaiawal

percobaanadalah“0”.

• Catatwaktudalamdetik,penghitungandimulailangsungsesaatsetelah

anak berada pada posisi tersebut dan hentikan penghitungan sesaat setelah

kepala, bahu, atau kaki menyentuh lantai.

• Selamates,anakdimotivasiuntukmempertahankanposisitersebutselama

dia mampu (berikan pengingat waktu, dll).

• Hentikanpenghitunganwaktubilanilaimaksimaltelahdicapai(60detik).

• Testidakperludiulangbilanilaimaksimaltelahdicapaipadasaattes

pertama kali.

nAmA WAKtu dAlAm detiK (i) WAKtu dAlAm detiK (ii) totAlSupineflexion

Penilaian: Catat waktu dalam detik

PArAmAter YA tidAKmengangkat ekstremitas atas dan bawah secara serentak

Kepala berada di tengah dan dagu menempel pada dada

bahu tidak menyentuh lantai

Flexi panggul dan lutut

tangan bebas, tidak dalam posisi menahan

melakukan dengan mudah

melakukan posisi secara mandiri

total

Instruksi: observasi dan catat adanya parameter berikut (area ungu mengindikasikan parameter yang diharapkan / khas):

B. ASPEK KUAlItAtIF

10. PERgERAKAN MAtA Alat-Alat:

mainan dan formulir isian observasi klinis

Deskripsi:

menilai kemampuan anak untuk memindahkan tatapan matanya ke arah

yang berbeda sama baiknya dengan kemampuannya untuk mempertahankan

kestabilan tatapan saat pergerakan kepala.

67

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Tujuan:

Untuk untuk menilai kemampuan anak menggunakan pergerakan mata dan

kemampuan stabilitas okular. Kemampuan ini berhubungan dengan fungsi

kemampuan dasar okular.

A. ASPEK KUANTITATIF

Intruksi:

• Arahkananakuntukdudukberhadapandengananda.

• Perlihatkansemuaaspekdarikemampuanmempertahankanmatapada

suatu target saat pergerakan kepala dari atas ke bawah.

• Letakkanmainan12incidariwajahanakdaninstruksikananakuntuk

melihat ke arah mainan dan menggerakkan kepala ke atas dan ke

bawah. ulangi bila usaha pertama tidak berhasil.

• Bilaperlu,perlihatkansemuaaspekdarikemampuanmempertahankan

mata pada suatu target saat menggerakkan kepala dari samping ke

samping.

• Letakkanmainan12inchidariwajahanakdaninstruksikananakuntuk

melihat ke mainan dan menggerakkan kepala dari samping ke samping.

• Ulangibilausahapertamatidakberhasil.

• Bilaperlu,perlihatkansemuaaspekdarikemampuananakuntukmelihat

suatu target di posisi 450 dari garis tengah tubuh saat kepala tidak

bergeerak. bila kepala distabilisasi, sehingga anak dapat menggerakkan

mata tanpa menggerakkan kepala.

• Letakkanmainan12inchidariwajahanakdaninstruksikananakuntuk

melihat ke mainan tapi jangan menggerakkan kepala.ulangi apabila

tidak berhasil pada percobaan pertama.

item YA tidAK JumlAh

mempertahankan mata pada target saat menggerakkan kepala dari atas ke bawah ( i )

mempertahankan mata pada target saat menggerakkan kepala dari atas ke bawah (ii)

mempertahankan mata pada target saan menggerakkan kepala dari samping ke samping (i)

mempertahankan mata pada target saan menggerakkan kepala dari samping ke samping (ii)

mengikuti objek yang digerakkan 45 derajat melewati garis tengah dengan kepala yang tidak bergerak ( i )

mengikuti objek yang digerakkan 45 derajat melewati garis tengah dengan kepala yang tidak bergerak ( ii )

Jumlah

Penilaian: lingkari skor ( iya / tidak ) untuk percobaan 1 dan 2 ( bila perlu ) untuk setiap

68

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

B. ASPEK KUALITATIF

PArAmAter YA tidAKmelakukan dengan baik ( melakukan dengan halus)

melewati garis tengah ( tidak ada pergerakaan tersendat-sendat saat melewati garis tengah )

nyaman dengan tes ( tidak menggosok mata, tidak ada kedipan berlebihan, dll)

Jumlah

Perintah:

observasi dan catat adanya parameter berikut ( indikator area ungu / parameter tipikal )

11. SlOW RAMP MOvEMENt Alat-Alat:

Formulir isian observasi klinis.

Deskripsi:

Pada tes ini, anak diminta untuk meniru gerakan ekstremitas atas yang dilakukan

oleh pemeriksa secara lambat dan bertahap.

Tujuan:

tes ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk mengikuti/meniru pergerakan

halus yang ditampilkan oleh pemeriksa. tujuan observasi adalah untuk

melengkapi observasi lain yang berhubungan dengan proses proprioseptif.

A. ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Mintaanakuntukdudukberhadapandengananda.

• Katakankeanak“Tirukanapayangsayalakukandanlakukanbersama-

samadengansaya”Abduksikanbahu900dengansiku,pergelangan

tangan dan jari-jari dalam posisi ekstensi.

• Dalamwaktu5detik,fleksikansiku,pergelangantangandanjari-jari

hingga jari-jari menyentuh bahu ( catatan bahu dipertahankan pada

posisi abduksi 900 selama tes berlangsung). Kembali ke posisi biasa ( 5

detik )

• Catatkualitasdaripergerakananakdankemampuanuntuk

menampilkan pergerakan secara bersamaan dengan pemeriksa.

• Catatbilaanakmenyelesaikangerakanpadawaktuyangbersamaan

dengan pemeriksa ( atau dalam waktu 1 detik ), selesai sebelum atau

sesudah (dalam 2-3 detik), atau selesai sebelum atau sesudah ( 3 detik

atau lebih).

• Testidakperludiulangbilaskormaksimaltelahdicapaipadapercobaan

pertama.

69

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

B. ASPEK KUALITATIF

PArAmAter YA tidAKGerakan simetris ( Kiri dan Kanan )

Gerakan yang tidak tersendat-sendat ( kisaran waktu)

Kepala di garis tengah

bisa meniru seluruh gerakan pemeriksa

Jumlah

Instruksi: observasi dan catat adanya parameter berikut: (area ungu indikasi yg di harapkan parameter tipikal).

12. SEqUENtIAl FINgER Alat-Alat:

stopwatch (diatur 5 detik), pembatas, dan formulir isian observasi klinis.

Deskripsi :

Pada tes ini, anak diminta untuk meniru pemeriksa saat dia menyentuh setiap

jari tangan ke jempol secara berurutan.

Tujuan :

untuk menentukan kemampuan anak melakukan gerakan berurutan yang

membutuhkan motoric planning dan kemampuan proses somatosensorik.

A. ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Lakukansemuaaspekdaritugas.

• Katakanpadaanak“lihatjarisaya.Perhatikanbahwasayamenyentuh

jari kelingking saya hanya sekali. sekarang saya ingin kamu yang

melakukan. saya akan melihat berapa kali kamu dapat melakukannya

dalamwaktu5detik.”Letakkanpembatasantarakepalaanakdantangan

yang diuji.

• Hitungjumlahjariyangtersentuhsecaraberurutandalamwaktu5detik.

• Bilajarikelingingtersentuhduakali,catatskorpencapaiansebelum

penyentuhan kedua.

• Ulangipadatanganyangsama(percobaankedua).

• Lengkapi2percobaanpadatanganlainnya.

item (i) (ii)menyelesaikan pada waktu bersAmAAn ( atau dalam waktu 1 detik ) 2 2

MenyelesaikanSEBELUMatauSESUDAHpemeriksa(antara2–3detik) 1 1

menyelesaikan sebelum atau sesudAh pemeriksa ( lebih dari 3 detik ) 0 0

Jumlah

Penilaian: Lingkari skor yang sesuai dengan apa yang dikerjakan anak (contoh menyelesaikan dalam 1 detik, 2-3 detik, atau

3 atau lebih detik ) untuk setiap percobaan.

70

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Penilaian : rekam jumlah urutan sentuhan dalam waktu 5 detik.

item

Jumlah sentuhan jempol dengan jari lainnya pada gerakan berurutan

dalam waktu 5 detik tAnGAn KAnAn

Jumlah sentuhan jempol dengan jari lainnya pada gerakan berurutan

dalam waktu 5 detik tAnGAn Kiri

Percobaan (i)

Percobaan (ii)

Jumlah

B. ASPEK KUALITATIF

PArAmAter YA tidAKPergerakan yang lancar ( tidak berhenti diantara pergerakan)

tekanan yang adekuat

tangan yang satunya tidak bergerak (tidak ada gerakan asosiasi)

Jumlah

13. DIADOKOKINESIS Alat-Alat:

stopwatch (diatur 5 detik), pembatas, dan formulir isian klinis.

Deskripsi :

Pada observasi ini, anak diminta untuk melakukan gerakan lengan bawah

berurutan (pronasi-supinasi-pronasi) kanan dan kiri serta kedua lengan bawah

pada waktu yang bersamaan.

Tujuan :

untuk mengukur aspek planning motoric dan kemampuan proses

somatosensorik.

A. ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Lakukansemuaaspekdaritugasdanmemotivasianakuntukberapartisipasi

aktif.

• “Lihatsaya.Sayamaukamumelakukanhalyangsama.Sayaakanmelihat

berapa kali kamu dapat melakukannya dalam waktu 5 detik. tapi kamu

harusmelakukannyadenganbenar.”

• Catatjumlahpergerakan,penghitungandimulaisegerasetelahanak

melakukan gerakan.

• Mulaihitung“1”saatmemulaiurutanpertama(contoh:tepukan

pertama pada paha ).

• Lanjutkanmenghitungsaattangankembalikeposisitersebutdan

menyentuh paha.

• Hentikanmenghitungapabilakualitasgerakanmenurun

(contoh punggung tangan tidak menyentuh paha)

• Lakukan2kalipercobaanuntuktangankanan,tangankiridankedua-duanya.

Instruksi: Observasi dan catat adanya parameter berikut: (area ungu indikasi yg di harapkan/parameter tipikal).

71

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

item KAnAn dm 5 detiK Kiri dm 5 detiK KEDUANYADM5

detiK JumlAh

Jumalah gerakan (i)

Jumlah gerakan (ii)

Jumlah

B. ASPEK KUALITATIF

PArAmAter YA tidAKGerakan yang lancar

Gerakan berirama

Gerakan lengan bawah ( bahu tidak ikut bergerak )

tangan satunya tidak bergerak (tidak ada gerakan asosiasi)

JumlAh

14. MEMPROyEKSIKAN tINDAKAN DAlAM WAKtU DAN RUANg Alat-Alat:

bola tenis, bola ukuran sedang (diameter antara 6-8 inci), dan formulir isian

observasi klinis.

Penjelasan:

dalam observasi ini, anak diminta untuk melempar bola ukuran sedang atau

bola tenis ke udara, menepukkan kedua telapak tangan sebelum akhirnya

menangkap bola.

Tujuan:

untuk menilai kemampuan motor planning yang berhubungan dengan

feedforward.

A. ASPEK KUANTITATIF

Intruksi:

• Lakukansemuaaspekdalampemeriksaaninidanmemotivasianak

untuk berpartisipasi secara aktif.

• Untukanakdiatas7tahun,mulailahpemeriksaaninidenganbolatenis.

“Sayaakanmelemparkanbolakeudara,tepuklahtangansebanyakyang

kamu mampu kemudian tangkap bolanya. bola harus dapat ditangkap

agardapatdihitung.Maksimaladalah3kalitepukantangan.”

• Untukanakdibawah7tahun,gunakanboladenganukuransedang.

• Catatjumlahtepukantangan.

• Jikaanaktidakmampumenangkapbola,skoradalah0.

• Pemeriksaandapatdiulangsebanyak2kaliuntuksetiapbola.

Penilaian : Catat jumlah urutan dalam waktu 5 detik.

Instruksi : Observasi dan catat adanya parameter berikut: (area ungu indikasi yg di harapkan/ parameter tipikal).

72

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Skoring: Lingkari angka yang sesuai dengan jumlah tepukan tangan (yang dibarengi dengan tangkapan bola) untuk

setiap bola.

Jenis bolA PerCobAAn i PerCobAAn ii totAl

bola tenis 0 1 2 3

bola uk. sedang 0 1 2 3

total

B. ASPEK KUALITATIF

PArAmAter YA tidAKmelihat saat bola datang

mengantisipasi dengan merubah posisi badan terhadap arah bola

menyentuh bola (tetapi tidak menangkap)

tidak dapat menangkap bola (gerakan menangkap terlalu cepat)

tidak dapat menangkap bola (gerakan menangkap terlalu lambat)

total

15. COMFORt WIth gRAvIty Alat-Alat:

Kursi/bola terapi dan formulir isian observasi klinis.

Deskripsi :

Pada observasi ini, anak diminta untuk a) duduk di atas bola terapi/kursi kecil

saat pemeriksa memiringkan sandaran kursi ke belakang, b) melompat dari

kursi orang dewasa dalam 2 situasi, dengan mata terbuka dan mata tertutup;

pemeriksa menilai dan mencatat perilaku anak.

Tujuan:

menilai kemampuan anak untuk memproses kombinasi antara pengalaman

sensoris dengan dampaknya pada perilaku si anak.

A. ASPEK KUANTITATIF

Instruksi:

• Mintaanakuntukdudukdiataskursiataubolaterapi.Instruksikanke

anaktersebut“Sayaakanmemiringkansandarankursi/bolakebelakang.”

saat pemeriksa memiringkan kursi ke belakang, catat reaksi anak

tersebut. Jika anak terlihat tidak nyaman, tanyakan apakah dia baik-baik

saja.

• Mintaanakuntukberdiridiataskursiprangdewasadanmelompat.Catat

apakah anak berhasil melompat. ulangi dengan mata tertutup. Catat

apakah anak berhasil melompat.

Instruksi: Lakukan observasi dan catatlah ada tidaknya parameter-parameter di bawah ini

(area ungu menunjukkan parameter yang diharapkan/tipikal)

73

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Penilaian: Lingkari (1 = Ya; 0 = Tidak) untuk setiap pemeriksaan.

PArAmeter YA tidAK totAldapat beradaptasi dengan sandaran dimiringkan ke belakang 1 0

mampu melompat dari kursi dengan mata terbuka 1 0

mampu melompat dari kursi dengan mata tertutup 1 0

total

B. ASPEK KUALITATIF

PArAmAter YA tidAKmenolak saat sandaran kursi dimiringkan ke belakang

memegang dengan erat tangan/baju terapis

menunjukkan kecemasan, ketakutan dan kegelisahan yang berlebihan

menolak untuk melompat dari kursi dengan mata terbuka

menolak untuk melompat dari kursi dengan mata tertutup

membuka mata saat melompat

memanjat/menuruni kursi

total

Instruksi: Lakukan observasi dan catat adanya parameter berikut

(area ungu menunjukkan parameter yang diharapkan/tipikal):

74

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Asesmen Pola Jalan

DEFINISI Asesmen pola jalan adalah prosedur untuk menilai pola jalan sesuai dengan six

determinant of gait.

determinant of gait terdiri dari:

1. Pelvic rotation in the horizontal plane: swinging hip moves forward faster than

stance hip.

2. Pelvic tilt in the frontal plane: pelvis on side of swinging leg is lowered

3. Earlykneeflexion(15degrees)duringthefirstpartofstance

4. Weighttransferfromtheheeltoflatfootassociatedwithcontrolledplantarflexion

duringfirstpartofstance

5. Latekneeflexion(30-40degrees)duringthelastpartofthestancephase

6. lateral displacement of the pelvis toward the stance limb. to reduce displacement

of Cm

tUjUANmengetahui adanya gangguan pola jalan dan jenis gangguan untuk perencanaan tata

laksana

jENIS PROSEDUR• RivermeadGaitAnalysis

INDIKASIKondisi dengan potensi adanya gangguan pola jalan, misalnya:

• Kelainan,penyakit,cederamusculoskeletal

• Kelainandanpenyakitneuromuskular

KONtRA INDIKASI• Gangguankeseimbangan

75

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Gangguankardiovaskulerberat

• Tidakkooperatif

• Demensiaatauadanyagangguankognitif

EFEK SAMPINg• Fatigue

• Jatuh

BAhAN DAN AlAt • FormEvaluasiPolajalan

DAFtAR PUStAKA:• AyyappaE,MohamedO.ClinicalAssessmentofPathologicalGait.In:LusardiMM,

nielsen CC, editors. orthotics and Prosthetics in rehabilitation 2nd ed. united states

of America: saunders elsevier; 2007. p35-51.

• LordSE,HalliganPW,WadeDT.VisualGaitAnalysis:theDevelopmentofaclinical

assessment and scale. rivermead rehabilitation Centre. 1998.

Gambar 1. siklus gait

Gambar 2. Pembagian siklus gait

76

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Gambar 3. Pergeseran pusat beban pada orang

dengan gait normal

77

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

RIvERMEAD gAIt ANAlySIS

78

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

79

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

DEFINISI sistem lokomotor merupakan istilah lain sistem muskuloskeletal. sistem ini bertanggung

jawab terhadap munculnya respon gerak otot yang diakibatkan perangsangan sistem syaraf.

sistem lokomotor berperan penting untuk menunjang fungsi seseorang disamping

kapasitasfisikdankebugaran.

tUjUANa. menegakkan diagnosis fungsi sistem lokomotor.

b. Mengetahuidefisitfungsiaktivitaskehidupansehari-hariyangdisebabkanoleh

gangguan fungsi lokomotor.

c. untuk manajemen secara komprehensif.

jENIS PROSEDUR• Dynamicgaitanalysis

• FunctionalIndependenceMeasuressubskalaLokomotor

• Timedupandgotest

INDIKASI bila ditemukan kelainan fungsi lokomotor

KONtRA INDIKASI• Penurunankesadaran

• Tidakkooperatif

• Nyerihebatpadapemeriksaanmusculoskeletal

• Fraktur

SIDE EFFECt / KOMPlIKASI tINDAKAN nyeri, karena beberapa tindakan bersifat uji provokatif

Asesmen Fungsi lokomotor

80

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

PERESEPANtidak ada

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda pemeriksaan yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

• Menjelaskanefeksampingdaripemeriksaan

3. Pelaksanaan pemeriksaan

dilakukan secara bertahap dan menyeluruh sesuai dengan regio tubuh dan

dibandingkan kiri dan kanan (sesuai lampiran skema di bawah)

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan

DAFtAR PUStAKA • SpallekM,KuhnW,SchwarzeS,HartmannB.Occupationalmedicalprophylaxisfor

the musculoskeletal system: A function-oriented system for physical examination

of the locomotor system in occupational medicine (Focus(C)). J occup med toxicol.

2007.

• Shumway-CookA,WollacottM.MotorControl:TheoryandPracticalApplications.

baltimore: Williams and Wilkins, 1995

81

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

DyNAMIC gAIt INDEX

Penilaian:

tandai hasil penilaian yang paling rendah yang sesuai dengan keadaan pasien. total

nilai individual maksimum 24. nilai 19 atau kurang berkaitan dengan peningkatan

resiko jatuh pada orang lanjut usia.

1. Gait pada permukaan datar

instruksi: berjalanlah dengan kecepatan normal anda dari sini dampai ke tanda

berikutnya (6 m).

Penilaian: tandai kategori paling rendah yang sesuai dengan pasien

(3) Normal: berjalan 6 m, tanpa alat bantu, kecepatan baik, tidak tampak imbalans,

pola gait normal

(2) Gangguan ringan: berjalan 6 m, menggunakan alat bantu, kecepatan lebih

lambat, terdapat deviasi gait ringan

(1) Gangguan sedang: berjalan 6 m, kecepatan lambat, pola gait abnormal, tampak

imbalans

(0) Gangguan berat: tidak dapat berjalan 6 m tanpa bantuan, deviasi gait berat, atau

tidak seimbang

2. Perubahan kecepatan gait

instruksi: berjalanlah dengan kecepatan normal (sejauh 1,5 m), ketika saya bilang

“mulai”,berjalanlahsecepatmungkin(sejauh1,5m).Ketikasayabilang“melambat”,

berjalanlah selambat mungkin (sejauh 1,5 m)

(3) Normal: dapat mengganti kecepatan berjalan dengan lancar tanpa kehilangan

keseimbangan, tidak ada deviasi gait. terdapat perbedaan kecepatan jalan yang

bermakna antara kecepatan normal, cepat, dan lambat.

(2) Gangguan ringan: mampu merubah kecepatan tetapi tampak deviasi gait

ringan, atau tanpa deviasi gait tetapi tidak dapat mencapai perubahan kecepatan

yang bermakna, atau menggunakan alat bantu.

(1) Gangguan sedang: hanya melakukan sedikit perubahan kecepatan jalan,

atau mencapai perubahan kecepatan disertai dengan deviasi gait, atau merubah

kecepatan tetapi kehilangan keseimbangan namun dapat kembali normal dan

melanjutkan berjalan.

(0) Gangguan berat: tidak dapat merubah kecepatan, atau kehilangan

keseimbangan dan harus berpegangan ke dinding atau orang lain.

3. Gait dengan kepala berputar secara horizontal

Instruksi:Mulailahberjalandengankecepatannormal.Ketikasayaberkata“lihat

kanan”,tetaplahberjalanlurus,namunputarlahkepalakekanan.Tetapmelihatke

kanansampaisayaberkata“lihatkiri”,kemudiantetapberjalanlurusdanputarlah

kepalakekiri.Pertahankanposisikepalakekirisampaisayaberkata“lihatkedepan”,

kemudian tetepa berjalan lurus namun putarlah kepala lurus ke depan.

(3) Normal: memutar kepala dengan lancar tanpa perubahan gait.

82

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

(2) Gangguan ringan: memutar kepala dengan lancar dengan sedikit perubahan

kecepatan gait (mis., gangguan minor terhadap langkah gait atau menggunakan alat

bantu jalan.

(1) Gangguan sedang: memutar kepala dengan perubahan sedang pada kecepatan

gait, melambat, tidak seimbang namun dapat kembali melanjutkan berjalan sendiri.

(0) Gangguan berat: melakukan tugas dengan gangguan gait berat (mis., kehilangan

keseimbangan, berhenti, berpegangan pada dinding.

4. Gait dengan kepala berputar secara vertikal

Instruksi:Mulailahberjalandengankecepatannormal.Ketikasayaberkata“lihatke

atas”,teruslahberjalanlurussambilmelihatkeatas.Tetaplihatkeatassampaisaya

berkata“lihatkebawah”,teruslahberjalanlurussambilmelihatkebawah.Tetaplah

melihatkebawahsampaisayaberkata“lihatluruskedepan”,teruslahberjalanlurus

tetapi kembalikan kepala ke posisi normal.

(3) Normal: memutar kepala dengan lancar tanpa perubahan gait.

(2) Gangguan ringan: memutar kepala dengan lancar dengan sedikit perubahan

kecepatan gait (mis., gangguan minor terhadap langkah gait atau menggunakan

alat bantu jalan.

(1) Gangguan sedang: memutar kepala dengan perubahan sedang pada

kecepatan gait, melambat, tidak seimbang namun dapat kembali melanjutkan

berjalan sendiri..

(0) Gangguan berat: melakukan tugas dengan gangguan gait berat (mis.,

kehilangan keseimbangan, berhenti, berpegangan pada dinding.

5. Gait dengan pivot turn

Instruksi:Mulailahberjalandengankecepatannormal.Ketikasayaberkata“berhenti

danberputar”,berputarlahsecepatmungkinkearahberlawanandanberhenti.

(3) Normal: berputar dengan aman dalam waktu 3 detik dan berhenti dengan

cepat tanpa kehilangan keseimbangan.

(2) Gangguan ringan: berputar >3 detik dan berhenti tanpa kehilangan

keseimbangan,

(1) Gangguan sedang: berputar perlahan, membutuhkan bantuan verbal,

membutuhkan beberapa langkah kecil untuk menjaga keseimbangan ketika

berhenti.

(0) Gangguan berat: tidak dapat berputar dengan aman, membutuhkan bantuan

untuk berputar dan berhenti.

6. Melangkahi halangan

instruksi: mulailah melangkah dengan kecepatan normal. Ketika sampai di kotak

sepatu, langkahilah kotak sepatu itu, jangan berjalan memutarinya, dan terus

berjalan.

(3) Normal: mampu berjalan melangkahi kotak tanpa perubahan kecepatan gait,

tidak tampak imbalans.

(2) Gangguan ringan: mampu melangkahi kotak, namun perlu melambat dan

mengatur langkah untuk melewati kotak dengan aman.

(1) Gangguan sedang: mampu melangkahi kotak tetapi harus berhenti kemudian

melangkahi. membutuhkan bantuan verbal.

(0) Gangguan berat: tidak dapat melakukannya tanpa bantuan.

83

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

7. Berjalan memutari halangan

instruksi: mulailah berjalan dengan kecepatan normal. Ketika sampai di kerucut

pertama (jaraknya sekitar 1,8 m) berjalanlah memutari kerucut tersebut dari sisi kanan.

Ketika sampai di kerucut ke 2 (1,8 m dari kerucut pertama) berjalanlah memutarinya

dari sisi kiri.

(3) Normal: mampu berjalan memutari kerucut dengan aman tanpa merubah

kecepatan gait. tidak tampak imbalans.

(2) Gangguan ringan: mampu memutari kedua kerucut, tetapi perlu melambat dan

mengatur langkah untuk melewatinya.

(1) Gangguan sedang: mampu melewati kerucut tetapi perlu sangat melambat

untuk menyelesaikan tugas, atau membutuhkan bantuan verbal.

(0) Gangguan berat: tidak dapat melewati kerucut, berjalan menabrak satu atau

keduakerucut,ataumembutuhkanbantuanfisik.

8. Menaiki tangga

instruksi: naikilah tangga ini seperti yang anda lakukan di rumah (mis.,

menggunakan pegangan jika perlu). Ketika sudah sampai atas, berputarlah dan

turun kembali.

(3) Normal: menggunakan kaki berganti-gantian, tidak menggunakan pegangan

(2) Gangguan ringan: menggunakan kaki berganti-gantian, harus menggunakan

pegangan.

(1) Gangguan sedang: Kedua kaki pada satu anak tangga, harus menggunakan

pegangan.

(0) Gangguan berat: tidak dapat melakukannya dengan aman.

Lampiran 1 disadur dari: shumway-Cook A, Wollacott m. motor Control: theory and Practical Applications. baltimore: Williams and Wilkins, 1995.

84

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 2__________________________________________________________________

FUNCtIONAl INDEPENDENCE MEASURE (FIM)

Functional independence measure (Fim) subskala lokomotor dan mobilitas; merupakan

skala multidimensi yang menilai lokomotor sebagai salah satu dimensi dari status

fungsional secara keseluruhan. Kriteria penilaian untuk komponen lokomotor pada Fim

yaitu:

nilAi KriteriA PenilAiAn

7mampu berjalan minimal 150 kaki (50 meter) secara mandiri penuh, tanpa adanya bantuan jenis apapun seperti alat bantu jalan atau kursi roda, secara aman dan dalam periode waktu yang wajar / fungsional

6mampu berjalan minimal 150 kaki (50 meter) secara mandiri, namun membutuhkan alat bantu (orthosis, prosthesis, kursi roda, sepatu khusus, tongkat, crutches, walker) atau membutuhkan waktu yang lebih dari wajar atau memiliki kekhawatiran akan keamanan

5 membutuhkan supervisi untuk mengawasi, memberi instruksi atau panduan dalam berjalan atau mengayuh kursi roda minimal 150 kaki (50 meter)

4 membutuhkan bantuan kontak minimal (kontribusi pasien 75% usaha) untuk berjalan atau mengayuh kursi roda minimal 150 kaki (50 meter)

3 membutuhkan bantuan sedang (kontribusi pasien 50%-74% usaha) untuk berjalan atau mengayuh kursi roda minimal 150 kaki (50 meter)

2 membutuhkan bantuan maksimal dari satu orang (kontribusi pasien 25%-49% usaha) untuk berjalan atau mengayuh kursi roda 50 kaki (17 meter)

1membutuhkan bantuan total (kontribusi pasien kurang dari 25% usaha) atau membutuhkan bantuan lebih dari satu orang, atau tidak mampu untuk berjalan atau mengayuh kursi roda minimal 50 feet (17 meter)

85

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 3__________________________________________________________________

tIMED UP AND gO tESt (tUg)

tes ini untuk mengukur fungsi mobilitas secara keseluruhan, menilai kemampuan

transfer (berpindah tempat), berjalan dan merubah arah.

Prosedur:

• Pasiendimintauntukbangkitdariposisidudukdarikursidengantinggistandar,

berjalan 3 meter pada permukaan rata, berputar kemudian berjalan balik kembali ke

posisi duduk, bergerak secepat dan seaman mereka mampu.

• Performadinilaiberdasarkantotalwaktuyangdibutuhkanuntukmenyelesaikan

tugas.

• NilainormalTUGbagiwanitausialanjut(usia65-85tahun)yangtinggaldi

komunitas adalah kurang dari 12 detik.

86

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

DEFINISIAsesmen kebugaran kardiorespirasi adalah pemeriksaan kemampuan maksimal sesaat

untuk menentukan kapasitas fungsi kardiorespirasi dan level aktivitas pada berbagai

kondisi.

tUjUAN• Menentukanketerbatasanfungsikardiorespirasiyangterkaitdenganaktivitas.

• Menentukanlevel/tingkatkebugarankardiorespirasipasien

• Memonitorkeberhasilanterapi.

jENIS PROSEDUR• Submaksimaltes:

w timed up and go test

w uji jalan 6 menit

• Maksimaltes:

w uji naik turun bangku (harvard step test)

w uji latih dengan sepeda statis

w uji latih dengan treadmill

INDIKASI• Orangnormal

• Atlit/olahragawan

• Sedentary

• Geriatri

• Gangguanfungsirespirasi

• Gangguankardiovaskular

• Sebelumperesepanlatihankebugaranpadaorangdifabel

Asesmen Kebugaran Kardiorespirasi

87

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

KONtRAINDIKASI• Gangguanfungsiluhur/demensia

• Pasientidakkooperatif

• Gangguanmusculoskeletalyangmenggangguambulasi

• Khususgangguankardiovaskular:

w Absolut:

• Miokardinfarkakut(2harisetelahserangan)

• Unstabelangina

• Aritmiayangtidakterkontrol

• Stenosisaortayangberat

• Gagaljantungbelumterkontrol

• Emboliparuakut

• Miokarditisatauperikarditis

• AVBlokderajat3

w relatif:

• Stenosisarterikoronerkiri

• Stenosiskatupjantungsedang

• Adagangguanelektrolit

• Hipertensiberat

• Takiaritmiaataubradiaritmia

• Kardiomiopati

• Ketidakmampuanberjalansecarafisikmaupunmental

• BlokAVderajat1–2.

EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI• Eksaserbasiakutgangguanjantungparu

• Hentijantung

• Nyeridada

• Sesaknafasyangtidakdapatditoleransi

• Mual,muntah

• Kejangotottungkai

• Pusingsempoyongan

• Keringatdingin

• Pucat

PERESEPAN• Kondisikardiorespirasistabil

• Pasientidakdiperkenankanmelakukankerjaberat2jamsebelumtesdilaksanakan

• Pasiencukupistirahatpadamalamsebelumnya

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

• Menjelaskanefeksampingpemeriksaan

• Memintadanmenandatanganipersetujuansecaratertulis

88

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

3. Pelaksanaan asesmen

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

DAFtAR PUStAKA• ACVPR.GuidelinesForCardiacRehabilitationandSecondaryPreventionPrograms.3

rd ed. united state, human Kinetics, 1999: 220-222.

• AmericanThoracicSociety.ATSStatement:GuidelinesfortheSix-MinuteWalkTest.

Am J respir Crit Care med 2002; 166: 111-117

• FiorinaC,VizzardiE,LorussoR,MaggioM,DeCiccoG,NodariS,FaggianoPandDei

Cas l. the 6-min walking test early after cardiac surgery. reference values and the

effects of rehabilitation programme. european Journal of Cardio-thoracic surgery

2007; 32: 724-729

• ACSM.ACSM’sGuidelinesforExerciseTestingandPrescription.7thed.Philadelphia,

LippincottWilliams&Wilkins2006.93-109

• TanJC.PracticalManualofPhysicalMedicineandRehabilitation.StLouis.Mosby

1998. 78-89

89

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

TIMED UP AND GO TEST (TUG)

tes ini untuk mengukur fungsi mobilitas secara keseluruhan, menilai kemampuan

transfer (berpindah tempat), berjalan dan merubah arah.

PROSEDUR:

• Pasiendimintauntukbangkitdariposisidudukdarikursidengantinggistandar,

berjalan 3 meter pada permukaan rata, berputar kemudian berjalan balik kembali

ke posisi duduk, bergerak secepat dan seaman mereka mampu.

• Performadinilaiberdasarkantotalwaktuyangdibutuhkanuntukmenyelesaikan

tugas.

• NilainormalTUGbagiwanitausialanjut(usia65-85tahun)yangtinggaldi

komunitas adalah kurang dari 12 detik.

90

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 2__________________________________________________________________

UjI jAlAN 6 MENIt

PERALATAN:

• Pengukurjarak(meter)

• Stopwatch

• 2buahconetandauntukberputar

• Kursi

• Tensimeter,Oksimeterjari.

• Perlengkapanemergency(oksigen,nitrogliserinsublingual,automaticelectronic

defibrillator)

• Area/koridoryangcukupluasuntukjalan(minimalpanjang30meter)

PERSIAPAN PASIEN:

• Pakaianyangdikenakanharusnyaman

• Sepatuataualaskakiyangdigunakanharussesuaiuntukberjalan

• Obat-obatanyangbiasadikonsumsiharusdilanjutkan

• Makananringandapatdikonsumsisebelumtespagihariataupunsorehari

• Pasientidakdiperkenankanmelakukankerjaberat2jamsebelumtesdilaksanakan

PROSEDUR:

1. Persiapan pasien sebelum uji kebugaran/uji latih (informasi persyaratan dan

informed consent)

2. melakukan pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, frekuensi nafas),

VAs, dyspneu scale, angina scale

3. Melakukanpemeriksaanfisikjantung-vaskulerdanparu.

4. mempersiapkan stop watch, tempat uji latih dengan memberi tanda tempat awal

dan jarak yang harus ditempuh serta kursi diantara jarak tempuh untuk tempat

istirahat dan tabung oksigen.

5. Pasien diberi instruksi untuk berjalan secepatnya (bukan berlari) dalam batas

nyaman, dari awal lintasan yang diberi tanda sampai ujung lintasan yang diberi

tanda, pada ujung lintasan pasien memutar balik mengelilingi conus ke arah awal

lintasan.

6. Pasien berjalan selama enam menit. bila merasa lelah atau tidak nyaman pasien

dapat berhenti, duduk atau berdiri menyandar, sampai merasa nyaman untuk

kembali melanjutkan berjalan sampai waktu 6 menit habis. selama pasien berhenti,

stopwatch tetap jalan. setiap i menit berjalan, pendamping menginformasikan

ke pasien sisa waktu yang tersisa (khusus untuk PPoK, tanpa menggunakan suara

bernada memacu pasien untuk berjalan cepat selama uji latih berlangsung).

7. selama pasien berjalan, pendamping mengawasi saturasi oksigen atau tanda vital

lainnya untuk melihat adakah indikasi untuk terminasi latihan.

8. setelah 6 menit berjalan, pasien duduk untuk diperiksa tanda-tanda vital, saturasi

oksigen, skala borg.

9. Jarak yang ditempuh dalam 6 menit dicatat untuk dimasukkan dalam rumus di

bawah.

91

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

HASIL PENGUKURAN:

• Hasilujijalandidapatjarakdalammeter

• DikonversiuntukmendapatnilaiVO2Maxsesuairumusdibawah

• VO2MaxdikonversiuntukmendapatnilaiMetabolicEquivalent(METs)yangakan

dipakai menentukan level energy expenditure

i. Pasien Jantung :

ii. Penyakit Paru :

usAhA sesAK KAKi lelAh

6 0 tidak ada 0 tidak ada

7 sangat, sangat mudah 0,5 tidak nyata 0,5 tidak nyata

8 1 sangat ringan 1 sangat ringan

9 sangat mudah 2 ringan 2 ringan

10 3 sedang 3 sedang

11 ringan 4 sedikit berat 4 sedikit berat

12 5 berat 5 berat

13 sedikit berat 6 6

14 7 sangat berat 7 sangat berat

15 berat 8 8

16 9 9

17 sangat berat 10 sangat, sangat berat 10 sangat, sangat berat

18

19 sangat, sangat berat

20 tidak tertahankan tak tertahankan

INDIKASI TERMINASI UJI LATIH

• Tekanandarahsistolik>200mmHg,Diastolikturun>10mmHg

• SaturasiOksigen<90%atauturun4daribaselineSO2

• SkalaBorg

VO2max=0,03xJarak(meter)+3,98

METs =VO2max/3,5

VO2Max =0,006 x jarak (meter) + 7,38 0,3048

SKALA BORG

92

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 3__________________________________________________________________

HARvARD STEP TEST

PERALATAN:

• Bangkugym(tinggi45cm),atausesuaitinggibadan

• Stopwatch

PROSEDUR:

• Persiapansubyeksebelumujikebugaran(informasipersyaratandaninformed

consent)

• Mengukurtinggibadan,tekanandarah,denyutnadi,danfrekuensipernafasan

• Melakukanpemeriksaanfisikjantungdanparu

• Mempersiapkanmetronom(denganfrekuensi120x/menit),bangkusesuaitinggi

badan, kursi untuk istirahat.

• Subyekdimintaberdirimenghadapbangku,mengangkatsalahsatukakinya

di bangku, tepat pada detak pertama, pada detak ke dua kaki yang lain naik ke

bangku, detak ke tiga kaki pertama turun, diikuti kaki yang lain turun pada detak ke

empat.

• Siklusdiulangterussampaisubyektidakmampumelanjutkan,maksimum5menit.

• Subyekkemudiandipersilahkandudukdikursi,dihitungfrekuensidenyutnadi

sebanyak 3 kali, masing masing 30 detik menit pertama, menit kedua dan menit ke

tiga.

• Indekstingkatkebugaransubyekdihitungdenganrumusujinaikturunbangku

dengan hasil sesuai tabel

PENILAIAN

masukkan ketiga hasil perhitungan denyut nadi ke dalam rumus di bawah ini:

Hasil=30.000÷(nadi1+nadi2+nadi3)

Gender EXCELLENT AboVe AVerAGe AVerAGe beloW

AVerAGe Poor

male >90.0 80.0-90.0 65.0-79.9 55.0-64.9 <55

Female >86.0 76.0-86.0 61.0-75.9 50.0-60.9 <50

Gambar disadur dari: http://www.brianmac.

co.uk/havard.htm

93

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 4__________________________________________________________________

UjI lAtIh DENgAN SEPEDA StAtIS

A. UJI LATIH DENGAN SEPEDA STATIS MONARK (ASTRAND TEST)

Peralatan:

• Cycleergometer

• Monitordenyutnadi

• Timbangan

• Stopwatch

Pelaksanaan:

• Persiapanpasiensebelumujikebugaran/ujilatih(informasipersyaratandan

informed consent)

• Melakukanpemeriksaantandavital(tekanandarah,denyutnadi,frekuensinafas,

VAs, dyspneu scale, angina scale), tinggi badan, berat badan.

• Melakukanpemeriksaanfisikjantung-vaskulerdanparu.

• Penderitadimintamelakukanwarming-updenganstretchingotottungkai

bawah selama 3-5 menit.

• Catatdenyutnadiistirahat,bila>100/menitulangsetelah8menit

• Penderitadimintanaiksepedastatisdanmengayuhdengankecepatan50rpm

tanpa beban selama 1-2 menit untuk pemanasan

• Bebankemudianditingkatkanhinggadenyutnadimencapai125-170x/menit

(atau mencapai 5-6 menit), nadi setiap menit dihitung dan tekanan darah diukur

setiap 3 menit.

• Biladalam6menitnadi<120x/menit,makabebanditingkatkan1Kp.

• Setelahtargettercapainadidiukurpadamenitke5dan6tes,hitungrata-

ratanya.

• Pelanpelanbebanditurunkansampaikenoldenganmengayuhpelanpelan,

lalu di stop setelah 2-3 menit.

Penilaian:

• VO2maxditentukanmelaluinormogram,dikalikandenganfaktorkoreksi

menurut umur

Gambar: sepeda monarkdisadur dari: http://www.docstoc.com

94

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Gambar: ModifiedAstrand-

ryhming normogram

Disadur dari: http://www.brianmac.

co.uk/cycle6min.htm

95

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

B. UJI LATIH DENGAN SEPEDA STATIS EN-CYCLE (SYMPTOM LIMITED TEST)

Peralatan:

• Cycleergometer

• Monitordenyutnadi

• Timbangan

• Stopwatch

Pelaksanaan:

• Persiapanpasiensebelumujikebugaran/ujilatih(informasipersyaratandan

informed consent)

• Melakukanpemeriksaantandavital(tekanandarah,denyutnadi,frekuensinafas,

VAs, dyspneu scale, angina scale), tinggi badan, berat badan.

• Melakukanpemeriksaanfisikjantung-vaskulerdanparu.

• Penderitadimintamelakukanwarming-updenganstretchingotottungkai

bawah selama 3-5 menit.

• Catatdenyutnadiistirahat,bila>100/menitulangsetelah8menit

• Penderitadimintanaiksepedastatisdanmengayuhdengankecepatan50rpm

dengan beban awal 20 Watt. Waktu awal dihitung secara otomatis waktu rpm

mencapai 30 rpm.

• Setiapmenitbebandinaikkan10Watt,sampaipenderitatidakmampu

mengayuh lagi, nadi dan tekanan darah dihitung setiap menit

• Setelahselesaidicatatnadi,tekanandarahdankeluhansubyektifterakhir.

• VO2maxdapatdihitungdaritabelModifiedAstrand-RyhmingNormogram

Penilaian:

• VO2maxditentukanmelaluinormogram,dikalikandenganfaktorkoreksimenurutumur

C. UJI LATIH DENGAN PROTOKOL SEPEDA STATIS EN-CYCLE (vO2MAX TEST)

Peralatan:

• Cycleergometer

• Monitordenyutnadi

• Timbangan

• Stopwatch

Prosedur:

• Persiapanpasien,informasipersyaratandaninformedconsent.

• Melakukanpemeriksaantandavital(tekanandarah,denyutnadi,frekuensi

nafas, VAs, dyspneu scale, angina scale), tinggi badan, berat badan.

• Melakukanpemeriksaanfisikjantung-vaskulerdanparu.

• Penderitamelakukanwarming-updenganstretchingotottungkaibawahselama3-5

menit.

• Catatdenyutnadiistirahat,bila>100/menitulangsetelah8menit

• Penderitadimintanaiksepedastatisdanmengayuhdengankecepatan50rpm.

Waktu awal dihitung secara otomatis waktu rpm mencapai 30 rpm.

• Bebannaiksecaraotomatissetelahsampainadimencapai170-umur

• Penderitadimintatetapmengayuhselama6menit

• NilaiVO2maxakankeluarsecaraotomatis

96

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 5_______________________________________________________________

UjI lAtIh DENgAN tREADMIll

uji latih dengan treadmill metode bruce

Peralatan:

• Treadmill

• Stopwatch

• EKG12lead

Prosedur:

• Persiapanpasiensebelumujikebugaran/ujilatih(informasipersyaratandan

informed consent)

• Melakukanpemeriksaantandavital(tekanandarah,denyutnadi,frekuensinafas,

VAs, dyspneu scale, angina scale), tinggi badan, berat badan.

• Melakukanpemeriksaanfisikjantung-vaskulerdanparu.

• Penderitadimintamelakukanwarming-updenganstretchingotottungkaibawah

selama 3-5 menit.

• Catatdenyutnadiistirahat,bila>100/menitulangsetelah8menit

• Penderitadibericontohduluposisiberdiriditreadmill,diberiinformasiperubahan

kecepatan dan elevasi yang akan terjadi dan apa yang akan dirasakan bila diberi

edukasi bila terjadi kondisi emergency apa yang harus dilakukan.

• Setelahsiapdiatastreadmill,protokoldimulaisecaraotomatis,dimanakecepatan

dan sudut tanjakan berubah setiap 3 menit

• Setiap3menitnadidantekanandarahdiukur,observasikeluhansubyektif,gejala

obyektif, dan borg scale

• NilaiMETsdapatdiketahuidaritabelpencapaiantingkatdariprotokolBruce

Penilaian:

nilai tes adalah waktu yang dibutuhkan untuk tes dalam satuan menit. hasil ini dapat

diubahmenjadiperkiraaanVO2maxdenganrumusdibawahini,dimana“T”adalahtotal

waktupenyelesaian(dalamsatuanmenitdanpecahanmenit,misal9menit15detik=

9,25 menit.

Women :VO2max(ml/kg/min)=2.94xT+3.74

YoungWomen :VO2max(ml/kg/min)=4.38×T-3.9

Men :VO2max(ml/kg/min)=2.94xT+7.65

YoungMen :VO2max(ml/kg/min)=3.62xT+3.91

Gambar disadur dari: treadmillpro.com

VO2max(ml/kg/min)=14.76-(1.379×T)+(0.451×T²)-(0.012×T³)

97

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

DEFINISIAfasia adalah kelainan proses berbahasa yang terkait dengan ekspresi berbahasa,

keseluruhandaribahasa,ataukeduanya.Afasiadiklasifikasikankedalamsindrom

khusus berdasarkan kemampuan untuk memproduksi, pemahaman, dan pengulangan

bahasa. Kemampuan untuk memproduksi bahasa dinilai dengan istilah kelancaran

(fluency),yangditentukandengankecepatanbicaradanjumlahusahadalam

memproduksi speech/bicara. setiap sindrom afasia dihubungkan dengan kemampuan

berbahasa dan kelainan berbahasa tertentu.

Tabel 1. Sindrom Afasia

tUjUAN1. membuat diagnosis gangguan bicara dan berbahasa

2. menentukan diagnosis sindrom afasia yang mana

3. memberi informasi kepada pasien, lingkungannya dan orang ketiga lain

4. menjadi titik tolak untuk penanganan logopedi (rehabilitasi)

jENIS PROSEDUR• TADIR:TesAfasiauntukDiagnosisInformasiRehabilitasi

Asesmen Gangguan bahasa (Afasia)

tiPe AFAsiA biCArA ComPrehension PenGulAnGAn

broca’s Nonfluent intact Poor

Wernicke’s Fluent Poor Poor

Conduction Fluent intact Poor

transcortical motor Nonfluent intact intact

transcortical sensory Fluent Poor intact

Anomic Fluent intact intact

98

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

INDIKASI• Pasiendengangangguankomunikasi

• Pasienstroke

• Pasiendengancederaataulesidiotak

KONtRAINDIKASI tidak ada

EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI tINDAKANtidak ada

PERESEPAN1. Pasien sudah memungkinkan untuk dilakukan penilaian

2. Pemantauan hasil terapi tergantung kondisi pasien

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasien/keluargatujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

3. Pelaksanaan asesmen

• Waktupengambilantesharussingkat

• Tesharusfleksible,bagian-bagiannyaharusdapatdisesuaikandengantujuannya

• Keteranganyangdiperolehharusmudahdapatdiintepretasikanolehpelaku

• Keteranganyangdiperolehharusdenganmudahpuladibuatkanlaporannya

• Keterangan-keterangandidalamlaporanharusjelasbagipasien,lingkungannya

maupun orang ketiga lain

• Keteranganyangdiperolehharussecarajelasdanpastimemberipetunjukbagi

penanganan logopedis

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

DAFtAR PUStAKA1. dharmaperwira-Prins rii. tAdir : tes Afasia untuk diagnosis informasi rehabilitasi.

Jakarta: balai Penerbit FK-ui; 1996.

2. dharmaperwira-Prins rii.Afasia : deskripsi, Penanganan, Penanganan. Jakarta: balai

Penerbit FK-ui; 1993.

3. batson dW, Avent Jan. Adult neurogenic Communication disorders. in braddom rl:

Physical medicine and rehabilitation. 4thed. Philadelphia : elsevier saunders, 2011,

p.53-64.

99

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

tES AFASIA UNtUK DIAgNOSIS INFORMASI REhABIlItASI (tADIR)

tes tAdir terdiri dari:A. BICARA

PERTANYAAN JAWAbAn

Apanamalengkapanda?

Dimanatempattinggalanda?

Jalanapadannomorberapa?

DimanaAndalahir?

TanggalberapaAndalahir?

ApakahpendidikanAnda?

ApakahpekerjaanAnda?

SKORNORMA(lingkari)=12345

SKORNORMA(lingkari)=12345

MENYEBUT(FONOLOGI,LEKSIKO-SEMANTIK)

1. 11.

2. 12.

3. 13.

4. 14.

5. 15.

6. 16.

7. 17.

8. 18.

9. 19.

10. 20.

SKORNORMA(jumlahnamabinatangdalam1menit)=

100

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

no. stimulus resPons Poin 1/ 1/2 /0 PArAF lit. PArAF Ver. Ger. is/ GunA

1. Gelas

2. Payung

3. Panah

4. segi tiga

5. biru

6. Kuning

7. sembilan

8. tujuh belas

SKORNORMA(lingkari)=12345

sKor JtK: . . . kata per . . . detik

KelAnCArAn: lancar / tidak lancar (b)

SKORNORMA(lingkari)=12345

SKOR KASAR =

Tingkat Kalimat (Fonologi, Leksiko-Semantik dan Morfo-Sintaksis)

Kalimat“Adasebuahrumahdiantaraduapohonkelapa”.

Kalimat“Anakperempuandigigitanjingdikakinya”.

B. MENAMAI

Tingkat Kata (Fonologi, Leksiko-Semantik)

C. BERCERITA (FONOLOGI, LEKSIKO-SEMANTIK DAN MORFO-SINTAKSIS)

Kesibukan sehari-hari:

sKor KAsAr: ... kata per .... detik

Masalah bahasa yang dialami:

sKor KAsAr: . . . kata per . . . detik

D. MEMBACA BERSUARA (FONOLOGI)

stimulus resPons Poin 0/1tinGKAt KAtA:minumdiarahkanlah

tinGKAt KAlimAt:Yangpentingbaginyaadalahbelajardanbekerja. saya mau ke pasar untuk beli setengah kilo kopi dan tiga kilo beras.

SKORKASAR=

SKORNORMA(lingkari)=12345

101

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

SKORNORMA(lingkari)=12345

E. MENIRU UCAPAN (FONOLOGI)

stimulus resPons Poin 0/1tinGKAt KAtA:minumdiarahkanlah

tinGKAt KAlimAt:Yangpentingbaginyaadalahbelajardanbekerja. saya mau ke pasar untuk beli setengah kilo kopi dan tiga kilo beras.

SKORKASAR=

F. PEMAHAMAN BAHASA LISAN

Tingkat Kata (Leksiko-Semantik)

Tingkat Kalimat (Leksiko-Semantik, Morfo-Sintaksis)

stimulus Poin 0/1KudaGuntingempatbelassegi empat

SKORKASAR=

stimulus resPons1.

2.

3.

4.

5.6

seorang bayi lebih besar daripada seorang dewasa.Benaratautidak?seorang polisi ditembak seorang pencuri.Siapayangmenembak:polisiataupencuri?bandung-Jakarta lebih jauh daripada bandung-Aceh.Benaratautidak?seekor burung dimakan seekor ular.Siapayangmakan:ularatauburung?saya telah membuat janji untuk saya sendiridengan dokter gigi, untuk hari kamis, tanggal 23 bulan ini. Janjiiniuntukhariapa?Untuktanggalberapa?

b / t*

Pol / Pen*

b / t*

ul* / bur

Ka* / ...23* / ...

*=Jawabanbenarrespons 1 + respons 3 benar: 1 poinRespons2+respons4benar:1poinSKORKASAR=respons 5 + respons 6 benar: 1 poin

JUMLAHSKORKASARTINGKATKATA+KALIMAT=

SKORNORMA(lingkari)=12345

102

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Isilah formulir ini selengkap mungkin

nAmA lenGKAP : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

AlAmAt: JAlAn + nomor : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

KotA + Kode Pos : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

tAnGGAl lAhir : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

temPAt lAhir : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1. Bahasa yang biasanya dipakai:

bahasa indonesia bahasa daerah bahasa lain

2. Pendidikan tertinggi yang diikuti:

sd smP smA stm iKiP Akademi universitas

3. Status sipil:

tidak menikah menikah Cerai Janda duda

4. Jumlah anak:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5. Sekarang bertempat tinggal:

di rumah sakit di rumah perawatan

di rumah sendiri di rumah keluarga

tAnGGAl : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

tAndA tAnGAn : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

103

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

G. PEMAHAMAN BAHASA TULIS

TINGKAT KATA (Leksiko-Semantik)

stimulus Poin 0/1KudaGuntingempatbelassegi empat

SKORKASAR=

Tingkat Kalimat (Leksiko-Semantik, Morfo-Sintaksis)

stimulus resPons

1.

2.

3.

4.

5.

seorang bayi lebih besar daripada seorang dewasa.Benaratautidak?seorang polisi ditembak seorang pencuri.Siapayangmenembak:polisiataupencuri?bandung-Jakarta lebih jauh daripada bandung-Aceh.Benaratautidak?seekor burung dimakan seekor ular.Siapayangmakan:ularatauburung?tepat seminggu lagi ialah hari terakhirbulan november.Jadi sekarang ialah tanggal: 15 november 23 november 30 november 1 desember 7 desember

b / t*

Pol / Pen*

b / t*

ul* / bur

15 nov23 nov*30 nov1 des7 des

*=Jawabanbenarrespons 1 + respons 3 benar: 1 poinRespons2+respons4benar:1poinSKORKASAR=respons 5 + respons 6 benar: 1 poin

JUMLAHSKORKASARTINGKATKATA+KALIMAT=

SKORNORMA(lingkari)=12345

SKORNORMA(lingkari)=12345

INFORMASI PRIBADI

104

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

H. MENULIS

INFORMASI PRIBADI

I. DIKTE (FONOLOGI)

Tingkat Kata (Fonologi dan Leksiko-Semantik)

Tingkat Kalimat (Fonologi, Leksiko-Semantik dan Morfo-Sintaksis)

2kalimat:“Adasebuahrumahdiantaraduapohonkelapa”.

“Anakperempuandigigitanjingdikakinya”.

stimulus Poin 1/0 PArAGr. lit PArAGr. Verb.bolaPentingKepercayaanmempersalahgunakan

SKORKASAR=

stimulus Poin 1/0 PArAGr. lit PArAGr. Verb.GelasPayungPanahsegitigabiruKuningsembilantujuhbelas

SKORKASAR=

SKORNORMA(lingkari)=12345

SKORNORMA(lingkari)=12345

SKORNORMA(lingkari)=12345

SKORNORMA(lingkari)=12345

105

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

tidAK munGKin

sAnGAt terGAnGGu terGAnGGu sediKit

terGAnGGu normAl

biCArA

informasi pribadi 1 2 3 4 5

menyebut (F, ls) 1 2 3 4 5

menamai

tingkat kata (F, ls) 1 2 3 4 5

tingkat kalimat (F, ls, ms) 1 2 3 4 5

berceritera: JtK . . . . . per . . . . . detik lancar / tidak lancar

membaca bersuara (F) 1 2 3 4 5

meniru ucapan (F) 1 2 3 4 5

PemAhAmAn bAhAsA lisAn

tingkat kata kalimat (ls) (ls, ms)

1 2 3 4 5

PemAhAmAn bAhAsA tulis

tingkat kata kalimat (ls) (ls, ms)

1 2 3 4 5

informasi pribadi 1 2 3 4 5

menulis

informasi pribadi 1 2 3 4 5

dikte (F) 1 2 3 4 5

tingkat kata (F, ls) 1 2 3 4 5

tingkat kalimat (F, ls, ms) 1 2 3 4 5

konsentrasi buruk sedang baik

kewaspadaan buruk sedang baik

Percaya diri buruk sedang baik

Kesadaran ttg. penyakitnya

buruk sedang baik

sikap mendengar buruk sedang baik

minta pengulangan

tidak terkadang ya

PROFIL NORMA TADIR

OBSERvASI

CATATAN:

106

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

tADIR (tES AFASIA UNtUK DIAgNOSIS INFORMASI REhABIlItASI)

lAPorAn PemeriKsAAn

nama pemeriksa : tanggal tes : . . / . . / . .tempat pemeriksaan :Alamat : telepon :

nama pasien : Alamat :tanggal lahir : . . / . . / . . l / P

Awal afasia tgl. : . . / . . / . .Penyebab afasia : tujuan dites (lingkari) : A diagnosis afasia b diagnosis sindrom afasia mana C informasi mengenai afasia untuk pasien, lingkungannya dan orang ketiga lain d rehabilitasi: titik tolak untuk penanganan logopedi

CT-scan :Tidak/Ya TempatlesidiCT-scan:PernahdilakukanTADIR :Tidak/Ya,tgl.../../..

(laporannya terlampir / sudah punya)

tujuan pemeriksaan tAdir ini untuk mengetahui:

A Diagnosis : Afasia Ya / TidakB Diagnosis : Sindrom afasia : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . berarti:C Informasi mengenai afasia

D Rehabilitasi sasaran-sasaran penanganan logopedi untuk periode berikut ( . . . . bulan):

tidAK munGKin

sAnGAt ter-GAnGGu terGAnGGu sediKit ter-

GAnGGu normAl

Pemahaman bahasa lisan

1 2 3 4 5

Pemahaman bahasa tulis

1 2 3 4 5

bicara 1 2 3 4 5

menulis / mengetik 1 2 3 4 5

komunikasi 1 2 3 4 5

saran untuk berkomunikasi

107

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

DEFINISIAsesmen fungsi luhur adalah pemeriksaan berbagai komponen fungsi luhur, seperti

tingkat kesadaran, atensi, orientasi, berbahasa, memori, pengetahuan umum,

berhitung, abstraksi, gnosis, praksis dan respon emosional, yang diperlukan untuk

seseorang dapat melakukan aktivitasnya sesuai dengan usia, intelektual, dan

pekerjaannya.

tUjUANa. membantu memahami proses patologis pada susunan saraf pusat yang dapat

mendasari gangguan kognisi tersebut

b. menapis pasien yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk penegakan

diagnosis

c. menyediakan informasi yang bermanfaat bagi program rehabilitasi pasien

d. memahami masalah motivasi dan emosi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien

jENIS PROSEDUR• MiniMental-StateExamination

• NeurocognitiveStatusExamination

INDIKASI• Pasiendengankecurigaangangguankomponenfungsiluhur

KONtRA INDIKASI: • Pasiendengankesadaranmenurun

• Pasientidakkooperatif

EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI tINDAKAN: tidak ada

Asesmen Fungsi luhur

108

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

PERESEPAN• Pasiensudahmemungkinkanuntukdilakukanasesmen

• Pemantauanhasilterapidapatdilakukansetiapmingguatautergantungkondisi

pasien.

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

3. Pelaksanaan asesmen

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

DAFtAR PUStAKA1. lumbantobing sm. neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan mental. Jakarta: balai

Penerbit FKui, 2004: 152-4

2. braddom et al. Physical medicine and rehabilitation. 3rd ed. Philadelphia: saunders

elsevier, 2007: 63-92

3. Lancu,I.andOlmer,A.(2006).“Theminimentalstateexamination--anup-to-date

review.”Harefuah145(9):687-690,701.

109

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

MINI MENtAl StAtE EXAMINAtION

Levelsofimpairmenthavebeenclassifiedas:(Tombaugh&McIntyre1992):

• None:score=24-30

• Mild:score=18-24

• Severe:score=0-17

110

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 2__________________________________________________________________

NEUROCOgNItIvE StAtUS EXAMINAtION

Pemeriksaan status neurokognitif (neurocognitive status examination/nCse)

memeriksa hal-hal berikut ini:

1. Penampilan

Memeriksapenampilanfisikpasien,antaralain:

• Usia

• Pakaian

• Tingkatkenyamanan

• Jeniskelamin

• Perawatandiri

• Tinggi/beratbadan

2. Orientasi

menanyakan hal-hal berikut ini:

• Nama,usia,danperkerjaanpasien

• Tempattinggalpasien,jenisbangunan,kota,propinsi,ataurumahsakit/

bangunan tempat mereka saat ini

3. Atensi

Pemeriksaan atensi dapat dilakukan lebih awal, karena kemampuan penting ini

dapat mempengaruhi keseluruhan test. hal-hal yang diperiksa adalah:

• Kemampuanpasienuntukmelengkapipikiran

• Kemampuanpasienuntukberpikirdanmenyelesaikanmasalah

• Menilaiapakahpasienmudahterdistraksi

Pasien dapat diminta untuk melakukan hal-hal berikut ini:

• Mulaidariangkatertentu,danmenguranginyaterusdengan7

• Ejasatukataseperti“DUNIA”secaraberurutandandenganurutansebaliknya

• Ulangimenyebutkan7angkaberurutan,danmenyebutkan5angkadengan

urutan sebaliknya

4. Memori jangka pendek dan jangka panjang

• Pemeriksadapatmenanyakanbeberapapertanyaanberkaitandenganorang-

orang, tempat, atau peristiwa yang terjadi baru-baru ini dalam kehidupan pasien

atau dunia.

• Tunjukkan3macambarang,mintapasienuntukmengulanginya,dankemudian

minta pasien untuk menyebutkan kembali nama barang-barang tersebut 5

menit kemudian.

• Pemeriksamenanyakantentangmasakecilpasien,sekolah,atauperistiwayang

terjadi di masa lalu.

111

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

5. Fungsi Bahasa

• Pemeriksamenunjukbeberapabarang-barangsehari-harididalamruangandan

meminta pasien untuk menyebutkan nama benda-benda tersebut, dan jika

memungkinkan menyebutkan nama benda-benda yang kurang umum.

• Pasiendapatdimintauntukmengikutiinstruksi1tahap,2tahap,dan3tahap

• Pemeriksadapatmenanyakanpasienmenyebutkansebanyakmungkinkata

yang diawali dengan huruf tertentu, atau yang termasuk dalam kategori tertentu

dalam 1 menit.

• Pasiendapatdimintauntukmembacakanataumenuliskan1kalimat.

6. Judgment

untuk mengevaluasi kemampuan judgment pasien dan kemampuan untuk

menyelesaikan suatu masalah atau situasi, pemeriksa dapat menanyakan

pertanyaan-pertanyaan seperti:

• “ApabilaandamenemukanSIMoranglaindijalan,apayangakanandalakukan?”

• “Apabilaseorangpolisimenghampiriandadaribelakangdenganmobilpolisi

dansirene,apayangakanandalakukan?”

112

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Asesmen Fungsi eksekusi

DEFINISIFungsi eksekutif merupakan kemampuan proses kognitif kompleks yang diperlukan

seseorang agar mampu melakukan aktivitas, tugas atau pekerjaan secara mandiri.

Kapasitas mental fungsi luhur ini membuat seseorang mampu beradaptasi terhadap

setiap perubahan kondisi dan situasi dalam mencapai tujuan-tujuannya. Kemampuan

fungsi luhur yang terlibat disini termasuk decision making, problem solving, planning,

tasks switching, modifying behavior pada setiap informasi baru, melakukan koreksi,

membuat strategi, memformulasikan goal dan membuat serta melaksanakan tahapan

aktivitas yang kompleks.

tUjUANa. untuk menentukan apakah pasien mampu secara kognitif mandiri dalam aktivitas

kehidupan sehari-hari dan perawatan diri

b. menentukan tingkat ketergantungan pasien

c. menentukan jenis /metoda terapi

jENIS PROSEDUR• ExecutiveFunctionPerformanceTest(EFPT)

INDIKASIDigunakanterutamauntukpasienyangtidakadakelemahanfisiknamunmempunyai

gangguan dalam melakukan perawatan diri atau aktivitas sehari-hari

• Pasienpascastroke,trauma/lesiotakdengangangguankognisi,apraxia

• Pasiengeriatridementia

• Pasienpsikiatri

113

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

KONtRA INDIKASI: tidak ada

EFEK SAMPINg / KOMPlIKASI tINDAKAN: tidak ada

PERESEPAN Persyaratan melaksanakan asesmen ini:

a. Pasien tidak dalam kondisi lelah

b. Pasien minimal sudah mempunyai balans duduk dinamik

c. Pasien sudah melakukan asesmen fungsi luhur yang lain

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

3. Pelaksanaan asesmen

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

KESIMPUlAN: • Asesmenfungsieksekusidigunakanuntukmenentukankemampuankognitifseseorang

apakah ia mampu melakukan aktivitas, tugas atau pekerjaannya secara mandiri

• Jenisasesmenyangdigunakantergantungpadakandidatyangakandiujidan

kemampuan sdm yang melakukan penilaian

• Hasilasesmentidakmenunjukangradasiberatnyagangguan

• Asesmeninidilakukansebagaipelengkapdariteskognitifyanglain.

DAFtAR PUStAKA• BaumC,ConnorL,etal.Reliability,validity,andclinicalutilityoftheexecutive

function performance test: A measure of executive function in a sample of people

with stroke. the American Journal of occupational therapy, 2008: 62(4): 446

• EspositoMD,GazzaleyM.NeurorehabilitationofExecutiveFunction.Intextbookof

neural repair and rehabilitation. medical rehabilitation, Vol. ii. eds selzer m etal.

Cambridge university Press, 2006: 475-488

• GillenG.StrokeRehabilitation.AFunction-BasedApproach.3rdEd.ElsevierMosby,

2011: 501-33

• GoveroverY,ChiaravallotiN,etal.Therelationshipamongperformanceofinstrumental

activities of daily living, self-report of quality of life, and self-awareness of functional

status in individuals with multiple sclerosis. rehabil Psychol, 2009; 54(1): 60-68

• SohlbergM,MateerC.CognitiveRehabilitation:AnIntegrativeNeuropsychological

Approach.NewYork,theGuilfordPress,2001.

• WilsonB,EvansJ,EmslieH,AldermanN,BurgessP.Thedevelopmentofan

ecologically valid test for assessing patients with a dysexecutive syndrome.

neuropsychological rehabilitation 1998; 8 (3): 213-28

• WolfT,StiftS,etal.FeasibilityofusingtheEFPTtodetectexecutivefunction

deficitsattheacutestageofstroke.Work:AJournalofPrevention,Assessmentand

rehabilitation, 2010: 36(4): 405-412

• BaumCM,MorrisonT,et.al.TestProtocolBookletExecutiveFunctionPerformance

test. Washington university school of medicine. 2007.

114

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN __________________________________________________________________

EXECUtIvE FUNCtION PERFORMANCE tESt

tugas yang diberikan dalam eFPt harus dijalankan dengan urutan sebagai berikut:

• MencuciTangan(LembarnilaiA).Hanyadigunakanjikapasienmemilikigangguan

kognitif berat dan anda ingin melihat apakah pasien tersebut dapat mengikuti

arahan. Apabila pasien tidak dapat melakukan tugas tersebut, jangan lanjutkan

pemeriksaan. Kita tidak menilai tugas mencuci tangan ketika melaporkan nilai

analisis.

• Menyiapkanoatmeal(LembarnilaiB)

• Menelepon(LembarnilaiC)

• Meminumobat(LembarnilaiD)

• Membayartagihan(LembarNilaiE)

Apabila pasien menolak melakukan tugas tertentu (kecuali tugas mencuci tangan),

maka tugas teersebut dapat dilompati dan dilakukan setelah tugas lain

Prosedur

1. mulai eFPt dengan instruksi pembuka dan pertanyan-pertanyaan awal.

2. letakan seluruh barang yang diperlukan untuk seluruh tugas di dalam 1 kotak

diatas meja.

3. Mintapasienuntukmulaimengerjakantugasyangdiberikan(mis.,“Sayaingin

melihatandamembuatoatmeal”)

4. tawarkan bantuan jika pasien sudah terlihat memberikan usaha yang cukup untuk

memproses tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

5. lengkapi tabel observasi dan tabel asesmen perilaku untuk setiap tugas.

Naskah

“Hariinisayaakanmemintaandauntukmencucitangan,membuatoatmeal,

menggunakantelepon,meminumobat“palsu”,danmembayarbeberapatagihan

“palsu”.Andamungkintidakmelakukantugas-tugasinidirumah,tetapitugasinitelah

dipilih untuk tes ini untuk mewakili tugas-tugas sehari-hari. beritahu saya apabila anda

memerlukanbantuankapanpunselamatesberlangsung.”

“Seluruhbarangyangandabutuhkanuntuktugas-tugasiniadadidalamkotak.

sebelum memulai, saya ingin tahu terlebih dahulu beberapa hal mengenai anda.

tolong menjawab pertanyaan-pertanyaan ini semampu anda. Kartu ini akan memandu

jawabananda,(serahkankarturesponskepadapasien).”

115

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

PERTANYAAN PRE-TES

Apakah anda mampu mencuci tangan anda?

0=sendiri

1=denganbantuanverbal

2=denganbantuanfisik

3=sayatidakmampumelakukantugasini

Apakah anda memasak?

1=Ya2=Tidak

Apakah anda menggunakan kompor untuk

memasak?

1=Ya2=Tidak

Apakah baru-baru ini anda membuat oatmel

dengan menggunakan kompor?

1=Ya2=Tidak

Apakah anda dapat membuat oatmeal?

0=Sendiri

1=Denganbantuanverbal

2=Denganbantuanfisik

3=Sayatidakmampumelakukantugasini

Apakah anda sering menggunakan telpon?

1=Ya2=Tidak

Berapa kali seminggu anda menelpon?

..............................................................................................................

.....................

Apakah anda membayar tagihan anda?

1=Ya2=Tidak

Apakah ada orang lain yang membantu anda

membayar tagihan?

1=Yes2=No

Apakah anda mampu menelpon?

0=sendiri

1=denganbantuanverbal

2=denganbantuanfisik

3=sayatidakmampumelakukantugasini

Apakah anda sedang dalam pengobatan?

1=Ya2=Tidak

Dapatkah anda tunjukkan tempat anda menyimpan

obat-obatan?

1=Ya2=Tidak

Kapan anda meminum obat?

1=Pagi

2=Siang

3=Sore

4=sebelumtidur

5=lebihdari1kali

Apakah anda dapat meminum obat?

0=Sendiri

1=Denganbantuanverbal

2=Denganbantuanfisik

3=Sayatidakmampumelakukantugasini

Apakah anda mampu membayar tagihan ini?

0=sendiri

1=denganbantuanverbal

2=denganbantuanfisik

3=sayatidakmampumelakukantugasini

116

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

TUGAS 1: MENCUCI TANGAN

barang-barang yang diperlukan:

• Sabuncucitangandidalamtempatsabun(sepertiyangadadirumah)

• Handuk

mulai tugas:

“Saya ingin melihat anda mencuci tangan dengan sabun. Barang-barang yang

anda perlukan ada di dalam kotak ini.”

TUGAS 2: MEMASAK SEDERHANA

barang-barang yang diperlukan:

• Wajan(denganpeganganyangdapatmenjadipanassehinggamemerlukan

pegangan)

• Peganganwajan

• Gelasukur1buah

• Sendokuntukmengaduk

• Spatulakaret

• Oats/gandum

• Lembarinstruksiuntukcaramemasakoatsdengankompor

• Mangkuk

• Sendokuntukmakan

• Tempatgaram

• Timer

mulai tugas:

“Saya ingin anda membuat oatmeal. Ini ada petunjuk cara mengerjakannya (serahkan

ke pasien). Ikuti petunjuk ini dan jika sudah selesai, tuangkan oatmeal tersebut ke

dalam mangkuk. Barang-barang yang anda perlukan ada di dalam kotak.”

117

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

TUGAS 3: MENGGUNAKAN TELEPON

barang-barang yang diperlukan:

• Pensil

• Kertas

• Bukutelepon

• Kacapembesar

mulai tugas:

“Saya ingin anda mencari supermarket di area sini di dalam buku telepon, lalu telepon

mereka dan tanyakan apakah mereka bisa mengantarkan belanjaan ke rumah. Beritahu

saya apa yang kamu dapat. Barang-barang yang diperlukan ada di dalam kotak.”

118

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

TUGAS 4: MEMINUM OBAT

barang-barang yang diperlukan:

• Botolobatdenganinstruksidannamatertempel.Diisidenganpermenbebasgula

• Botolobatsebagaipengacau(Obatdengannamaoranglain).Diisidenganpermen

bebas gula.

• BotolClaritin(tanparesep)sebagaipengacau.Diisidenganpermenbebasgula

• Cangkiruntukminum

• Kacapembesar

mulai tugas:

“Saya ingin anda menganggap bahwa anda memiliki obat di dalam kotak ini.

Temukan obat anda, kemudian kerjakan apa yang tertulis di instruksinya. Obat-

obat di dalam botol aman untuk dikonsumsi, isinya adalah permen bebas gula.”

setelat pasien meminum obatnya, tanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk

menilai judgment dan keselamatannya:

• Jamberapakahandaseharusnyameminumobatini?

________________________________________________

• Apayangseharusnyadiminumbersamadenganobatini?

________________________________________________

• Apayangperluandawaspadaiketikameminumobatini?

________________________________________________

119

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

TUGAS 5: MEMBAYAR TAGIHAN

barang-barang yang diperlukan:

• Duabuahtagihan,dicampurdengan5buahsuratlaindidalam1kantong

• Bukucek

• Bukutabungandengansaldokurangdaritotaltagihan

• Pena

• Kalkulator(tidakharusdipakai)

mulai tugas:

“Saya ingin anda mengambil hal-hal yang diperlukan untuk membayar tagihan

dari dalam kotak, temukan tagihannya, bayar, dan kemudian menyamakan

tabungan. Ini adalah tagihan dan buku tabungan palsu, tetapi saya ingin anda

berpura-pura bahwa ini adalah tagihan dan buku tabungan anda sebagai bagian

dari pemeriksaan.”

Hasil Penilaian

untuk menilai test ini, hitung jumlah seluruh initiation, organization, sequencing,

judgment and safety, completion, untuk melihat area yang membutuhkan perhatian

lebih. Kemudian hitung jumlah keseluruhan.

tingkat bantuan tertinggi yang diperlukan untuk membantu pasien dalam 4 tugas

tersebut (selain mencuci tangan) dicatat. makan hasil pemeriksaannya akan berupa

3 nilai, executive function score (eF), task score, dan nilai total keseluruhan. nilai

komponen eF dihitung dengan menjumlahkan angka yang tercatat pada 4 tugas untuk

initiation, organization, sequencing, judgment and safety, completion. setiap nilai eF

dapat berkisar antara 0-5 dengan total keseluruhan 4 tugas berkisar antara 0-20. nilai

ke dua adalah nilai tugas, nilai ini dihitung dengan menjumlakan kelima nilai untuk

setiap tugas. Kisaran untuk setiap tugas adalah 0-25. nilai total adalah jumlah seluruh

performa di dalam 4 tugas dengan kisaran nilai 0-100.

Dikutip dari: baum Cm, morrison t, et.al. test Protocol booklet executive Function Performance test. Washington university school of medicine. 2007.

120

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

DEFINISIuji fungsi menelan adalah penilaian fungsi menelan fase orofaring yang dapat

dilakukan secara klinis atau dengan alat (misalnya: Flexible endoscopy evaluation of

SwallowingbekerjasamadenganSpesialisTHT-KLataudenganalatvideofluoroscopy

bekerjasama dengan spesialis radiologi).

tUjUAN1. Penapisan ada tidaknya gangguan menelan

2. Pengumpulan informasi tentang kemungkinan etiologi gangguan menelan terkait

anatomidanfisiologinya

3. mencari adanya resiko aspirasi

4. menentukan manajemen nutrisi alternatif

5. merekomendasikan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk menegakkan

diagnosa ataupun penatalaksanaan gangguan menelan

6. untuk menilai hasil terapi

jENIS PROSEDUR• PemeriksaanKlinis/Bedside

w Asesmen penapisan:

• DysphagiaSelfTest

• DysphagiaScreeningTest:TOR-BSST(TorontoBedsideSwallowingScreeningTest)

w Asesmen diagnostik gangguan menelan/disfagia

• PemeriksaanDenganAlat

w Fees (Flexible endoscopic evaluation of swallowing)

w Videofluoroscopy

uji Fungsi menelan

121

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

INDIKASI• Gangguanneurologis

• Defisitstrukturalseperticelahlangitan(cleftpalate)ataukelainancongenitalpada

organ kraniomaksilofasial, divertikula, surgical ablations.

• Cederasarafkranial

• Riwayatmenderitakeganasannasofaring,gasterdanesophagus

• Riwayatmenggunakanselangnasogastrikataugastrostomi

• Gangguanbicara:pelo,suaraserak,suarasengau

• Pasiendengangejalaklinissebagaiberikut:

w ngeces (drooling)

w sulit mengunyah makanan berserat

w makanan atau saliva terkumpul di pipi

w sulit menelan makanan cair

w berkurang atau menghilangnya daya pengecapan

w rongga hidung terasa terbakar (panas)

w tersedak atau ada perasaan tercekik sewaktu menelan

w melakukan gerakan yang berlebihan atau berusaha keras untuk menelan

w makanan yang ditelan keluar melalui lubang hidung

w sering mengalami infeksi saluran pernafasan

w Ada perasaan makanan tersangkut di saluran pencernaan

w sulit menelan karena tenggorokan kering/ kelenjar air liur berkurang

KONtRA INDIKASI w Kesadaran menurun

w Gangguan berbahasa reseptif

w Gangguan fungsi luhur/kognitif

w Pasien tidak kooperatif

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

w menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan

w menjelaskan tahapan pemeriksaan

3. Pelaksanaan asesmen

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

DAFtAR PUStAKA 1. PalmerJeffreyB,PelletierCathyA,MatsuoKoichiro.PhysicalMedicine&

rehabilitation : rehabilitation of Patients with swallowing disorders, 4th ed.

saunders: 2011.

2. HoriguchiSatoshi,SuzukiYasushi.ScreeningTestsinEvaluatingSwallowing

Function. JmAJ 54(1): 31-34, 2011.

3. hardy edward. bedside evaluation of dysphagia: oral-Pharyngeal dysphagia

symptomps Assessment. imaginart international, inc, Arizona : 1995.

4. the speech Path : A Physician Guide to Fiberoptic endoscopic evaluation of

swallowing. http://thespeechpath.health.officelive.com/Fees.aspx

122

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Gambar Proses menelan

123

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN __________________________________________________________________

PEMERIKSAAN PENAPISAN gANggUAN MENElAN

I. Dysphagia Self-Test

Self-Test Untuk Gangguan Menelan

dibawah ini adalah beberapa pertanyaan umum yang berkaitan dengan menelan.

Mohondibacasetiappertanyaandibawahdanlingkari“Ya”atau“Tidak”disamping

setiap pertanyaan. Jika sudah selesai menjawab seluruh pertanyaan, ikuti petunjuk

penilaian dibawah.

1. Apakahterkadangmakananmelewatisaluranyangsalah? Ya Tidak

2. Apakah suara anda terkadang seperti berkumur atau basah

ketikaandamakan? Ya Tidak

3. Apakah makan terkadang kurang dapat dinikmati

sepertibiasanya? Ya Tidak

4. Apakah anda terkadang kesulitan membersihkan makanan

darimulutdengan1kalimenelan? Ya Tidak

5. Apakah anda terkadang merasa makanan tersangkut

ditenggorokan? Ya Tidak

6. Apakah anda mengalami pneumonia atau penyakit

pernafasanlainberulangkali? Ya Tidak

7. Apakah pernah berat badan anda turun tanpa mencoba

menurunkannya? Ya Tidak

8. Apakahandaseringkalikesulitanmenelanobat? Ya Tidak

9. Apakah anda seringkali tersedak atau batuk saat menelan

makananpadatataucairan? Ya Tidak

10. Apakah anda seringkali kesulitan menelan makanan

atauminumantertentu? Ya Tidak

Hitungjawaban“Ya”anda _____

Tambahkan2poinjikaandamenjawab“Ya”padapertanyaan1,2,dan3 _____

Tambahkan2poinjikaandamenjawab“Ya”padapertanyaan3,4,dan5 _____

tambahkan 2 poin jika usia anda 70-74 _____

tambahkan 3 poin jika usia anda 75-79 _____

tambahkan 4 poin jika usia anda 80-85 _____

total nilai _____

tanggal hari ini _____

*Apabila total nilai anda 7 atau lebih, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter. bawa hasil self-test ini ke dokter

anda.

124

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

II. TOR-BSST (Toronto Bedside Swallowing Screening Test)

dAte: _________________(mm/dd/yyyy) time: _______________________ (hh/mm)

A) Before water intake: (mark either abnormal or normal for each task.)

1. have patient say ‘ah’ and judge voice quality

2. Ask patient to stick their tongue out and then move it from side to side

B) Water intake:

Havethepatientsituprightandgivewater.Askpatienttosay“ah”aftereachintake.

mark as abnormal if you note any of the following signs: coughing, change in voice

quality or drooling. if abnormal, stop water intake and advance to ‘C’.

Normal Abnormal

Normal Abnormal

Cough during/after

swallow

Voice change after swallow

drooling during/after

swallownormal

swallow 1

swallow 2

swallow 3

swallow 4

swallow 5

swallow 6

swallow 7

swallow 8

swallow 9

swallow 10

Cup drinking

125

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

C) After water intake: (AdministeratleastaminuteafteryoufinishSectionB.)

1. have patient say ‘ah’ again and judge voice quality.

Some Guidelines and Tips for the TOR-BSST©

before the start of screening, remember to: a) have a cup of water and a teaspoon; b)

ensure patient’s mouth is clean; and c) ensure patient is sitting upright at 90o.

A. Before water intake:

1. “I want you to say “ah” for 5 seconds using your speaking voice.”

w Modelaclear“ah”forthepatient.

w Remindthemnottosing“ah”oruseaquietvoice.

w YoucanaskthemtostretchthelastsyllableofthewordOttawa.

w remember to take note of the patient’s voice when speaking. if his/her voice

soundsdifferentwhensaying“ah”re-instructthepatienttouseanormal

voice using any of the suggestions above.

w Youarelookingforanybreathiness,gurgles,hoarseness,orwhisperquality

to the voice. if you perceive any of these, even to a mild degree, mark as

abnormal.

2. “Open your mouth. Now stick out your tongue as far as it will go. Now move

it back and forth across your mouth.”

w stick your tongue straight out. if no deviation, model a consistent back and

forth motion for the patient.

w Youarelookingforanydeviationofthetonguetowardsonesideon

protrusion, or any difficulty in moving the tongue to one side. mark as

abnormal if you perceive any of these features.

w if the patient is unable to protrude his/her tongue at all, mark as abnormal.

B. Water Swallows:

Give the patient 10 X 1 tsp of water. Remind the patient to say “ah” after every

teaspoon swallow. If normal, give cup to patient for drinking.

w the patient should always be fed the teaspoon of water.

w ensure that full teaspoon amounts are given.

w Lightlypalpatethethroattomonitorformovementofthelarynxonthefirst

few swallows.

Normal Abnormal

126

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

w You are looking for any coughing, drooling or change in the patient’s

voice suggesting wetness, hoarseness, etc. If you perceive this, mark

accordingly and stop the water swallows.

w If you see what looks like a stifled or suppressed cough, mark this as

a cough.

w If there is no coughing, drooling, wet voice or hoarseness mark as

normal.

C. voice after Water Swallows:

w Waitoneminuteaftertheendofthewaterswallows.(Youcanusethistimeto

clear away the cup etc. and mark the form)

w Askthepatienttosay“ah”asinthefirstpartofthescreen.

D. Final Scoring:

if you have marked any of the items as abnormal, score the patient as Failed

127

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 2__________________________________________________________________

PEMERIKSAAN BEDSIDE DIAgNOStIK gANggUAN MENElAN

ANAMNESIS

1. riwayat Penyakit sekarang

a. lama dan frekuensi keluhan

b. Faktor-faktor yang meredakan atau memicu keluhan, seperti pengaruh tekstur

dan suhu makanan

c. Gejala penyerta: sensasi obstruksi, nyeri mulut atau tenggorokan, regurgitasi

nasal, bau mulut, tersedak atau batuk saat menelan, riwayat pneumonia, gejala

respiratorilain(batukkronis,nafasmemendek,episodeasma),reflukGE(rasa

terbakar), nyeri dada.

d. Gejala lain: Kehilangan berat badan, perubahan kebiasaan makan, perubahan

nafsu makan, perubahan indra pengecap, mulut kering atau perubahan

konsistensi ludah, perubahan suara atau bicara, gangguan tidur.

e. terapi yang dijalankan saat ini.

2. riwayat Penyakit dahulu, antara lain: riwayat penyakit paru, riwayat pembedahan,

riwayatradiasi,riwayatpsikologi,riwayatminumobat-obatanantidepresan&

psikotropik.

PEMERIKSAAN FISIK

1. status mental

Pemeriksaanfisikdimulaidenganterlebihdahulumenilaistatusmentaldan

kemauan penderita untuk bekerja sama. hal ini penting bila terjadi lesi sistem

saraf sentral yang berhubungan dengan disfagia. meliputi atensi, orientasi, bahasa

reseptif/ekspresif, fungsi visual perseptual-motor, gangguan memori.

2. Pemeriksaan kemampuan berkomunikasi dan proses bicara (fonasi, resonansi,

dan artikulasi). Pada proses menelan fase faringeal terjadi adduksi laring untuk

mengamankan jalan nafas. Pada proses produksi suara yakni fonasi terjadi

kerjasama antara desakan udara dari dalam paru dan adduksi pita suara (laring).

dinilai 3 komponen penting yang berhubungan dengan pembentukan suara yaitu

kenyaringan suara (berhubungan dengan tekanan subglottis), nada ( dipengaruhi

oleh frekwensi gerakan periodik pita suara), dan kualitas suara (berhubungan

dengan kesempurnaan adduksi pita suara). suara serak, kasar atau berdesah pada

saat fonasi menunjukkan gangguan adduksi laring yang disebut disfoni.

rangkaian gerakan dan koordinasi otot-otot bibir, lidah dan palatum molle saat

pengucapan konsonan stop plosive adalah sama dengan gerakan organ-organ ini

saat memindahkan bolus pada fase oral. Pada pemeriksaan dapat dipergunakan test

diadokokinesis: /pa,ta,ka/ untuk menilai force rapid alternating movements

3. Penilaian kemampuan mengontrol postur

4. Pemeriksaan fungsi respirasi, meliputi: pola nafas, ekspansi dada, dan kemampuan

untukbatuksecararefleksmaupunvolunter.

5. Penilaianfleksibilitasotot-ototleher.

6. Pemeriksaan oromotor.

• Ototekspresiwajahsebaiknyadiinspeksibaiksaatistirahatmaupun

saat melakukan gerakan, bandingkan kesimetrisannya. Catat bila ada

128

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

ketidaksimetrisan seperti facial drop. nilai kemampuan pasien untuk

mengatupkan bibir, menggembungkan pipi, menahan udara kemudian

memindahkan dari pipi kanan ke kiri dan sebaliknya. Kompresi bibir penting

untuk mencegah makanan keluar dari mulut pada saat fase oral.

• Ototuntukmastikasi(mengunyah).Ototmasseterdantemporalisdipalpasi

saat pasien melakukan gerakan menggigit dan mengunyah. berikan tahanan

halus untuk menilai kekuatannya. hindari penekanan yang berlebihan untuk

menghindari dislokasi sendi temporomandibular. lakukan pemeriksaan yang

sama terhadap otot pterygoideus externus yang berfungsi menggerakkan

mandibula dari sisi ke sisi pada gerakan memutar. dilakukan pula pemeriksaan

lingkup gerak sendi temporomandibular yang nilai normalnya 0-420

• Penilaianmukosaoral.Perhatiankhususharusdiberikanpadakelembaban

rongga oral. mukosa oral dan faringeal yang kering akan menghambat proses

menelan. demikian pula mukus yang liat. Perhatikan pula adanya sisa makanan

di rongga mulut

• Penilaiansensasiorofasial.Mastikasi,produksisalivadanmenelanmerupakan

reflekyangtergantungpadastimulasisensoris.Lakukanperabaanpadawajah,

bibir dan mukosa pipi dengan swab tenggorok. Pengecapan dapat dievaluasi

dengan berbagai rasa seperti asin, pahit, asam dan manis pada bagian lidah,

berturut-turut mempergunakan garam, kopi, dan gula. lakukan pula penilaian

kekuatan otot lidah saat protrusi, retraksi, lateralisasi, elevasi, dan depresi ujung

lidah.

• Penilaianfungsipalatofaringeal.Otot-ototpalatofaringealdinilaisebagaisatu

unit. Konstriksi palatofaringeal dinilai kesimetrisannya pada saat bernafas, fonasi

danstimulasireflekmuntah.Sekaligusdinilaiadatidaknyanasalemisidansuara

sengau.

7. tes menelan

Adanyarefleksmenelandapatdinilaidenganjari-jariyangdiletakkanpadatyroid

notch antara os hyoid dan laring dan dengan meletakkan stetoskop di laring.

Pemeriksaan non invasif ini dapat dilakukan pada saat dan setelah menelan.

Pemeriksadapatmerasakansaatterjadinyareflekmenelanbilajari-jaridiletakkan

pada tyroid notch antara os hyoid dan laring dan terasa laring bergerak ke atas dan

kedepan.Bilaterdapatkelemahanototataureflektidakadekuatmakajaripemeriksa

akan tertinggal dan berbelok oleh elevasi laring. Pada keadaan ini, cricofaringeus

gagal membuka dan epiglotis tidak adekuat terbawa ke dasar lidah sehingga jalan

nafas tidak aman.

evaluasi menelan dapat pula dilakukan dengan cara menempatkan stetoskop di

larynx saat proses menelan. bila terdapat aspirasi akan terdengar suara dengan

karakteristik tertentu (seperti cairan bercampur udara).

Apabila pemeriksa mencurigai/menemukan adanya kelemahan otot menelan atau

reflekbatuktidakadekuat,agarlebihaman,pemeriksaandapatdilakukandengan

posisikepaladanleherfleksi.

a. metode hanya menelan saliva (dry swallowing). tes ini bertujuan untuk menilai

kemampuan menelan secara sadar, dapat dilakukan berulang kali. tes ini

sederhana dan aman untuk dilakukan.

b. Water swallow test

Pasien minum setengah sendok teh air dingin. nilai kemampuan menelan dan

adanya gejala aspirasi (perubahan kualitas suara, tersedak, atau batuk). Jika tidak

129

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

ada kelainan pemeriksaan dapat diulang sampai 3 kali.

Kriteria Penilaian:

w Gagal menelan , tersedak dan/atau pola nafas berubah .

w sukses menelan tanpa tersedak, tetapi terdapat perubahan pola pernafasan

atau suara serak basah.

w sukses menelan, tetapi tersedak dan/atau suara serak basah.

w sukses menelan tanpa tersedak atau suara serak basah.

w sukses menelan tanpa tersedak atau suara serak basah dua kali berturut-

turut dalam waktu 30 detik

130

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 3__________________________________________________________________

PEMERIKSAAN DIAgNOStIK gANggUAN MENElAN DENgAN FlEXIBlE ENDOSCOPIC EvAlUAtION OF SWAllOWINg

PROSEDUR

• PemeriksaaninidilakukanolehSpesialisTHTbersamadenganSpesialisIKFR

• Prosesmenelandievaluasidenganmemberikan6konsistensimakanan(warna

hijau) yaitu cairan encer (thin liquid), bubur saring (puree), bubur nasi (gastric rice/

soft food), bubur tepung (havermouth) dan biskuit.

• Evaluasironggamulut,pergerakanlidah,keadaanototbukalis,higienemulut,

elevasi palatum molle dan sendi temporomandibular.

• Endoskopdimasukanmelaluikavumnasiuntukmenilaikerapatanpenutupan

velofaring

• Pasiendimintamenelantanpamakanan

• Selanjutnyaendoskopdimasukanhinggahipofaring,evaluasipangkallidah,

valekula, sinus piriformis, dinding posterior faring dan postkrikoid

• Endoskopdimasukansetinggiepiglotis,evaluasiterhadapgerakanplikavokalis

saat fonasi dan inspirasi, adanya akumulasi saliva, penetrasi atau penetrasi saliva

sertarefleksbatukyangmenyertai

• Selanjutnyapemeriksaanmenelandengan6konsistensimakanan

• Dimulaidenganmemberikan1sendokmakanan,pasiendimintamenahannya

dalam mulut selama 10 detik, untuk menilai adanya kebocoran fase oral (premature

oral leakage) atau aspirasi sebelum menelan (pre swallowing aspiration)

• Pasiendimintamenelan,catatadanyalateralisasimakanan,penetrasi,aspirasi,

residu makanan pada valekula, sinus piriformis, pangkal lidah dan post krikoid

• Bilaterdapatresidumakadinilaiapakahdenganmenelanberulang,efektifuntuk

membersihkan residu.

KOMPLIKASI

1. epistaksis

2. laringospasme

3. rasa tidak nyaman

4. muntah

5. sinkop

6. henti jantung (Jarang)

Alatflexibleendoscope dan hasil

131

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 4 __________________________________________________________________

PEMERIKSAAN DIAgNOStIK gANggUAN MENElAN DENgAN vIDEOFlUOROSCOPIC

TUJUAN

• Mengevaluasianatomidanfisiologimekanismemenelan

• Mengidentifikasipolagangguanprosesmenelan

• Mengidentifikasikonsekuensigangguanprosesmenelan

• Mengevaluasidampakmanuverkompensasi

PROSEDUR:

1. mengatur posisi pasien. secara umum posisi pasien untuk pemeriksaan ini adalah

dalam keadaan duduk tegak dengan penyangga yang cukup pada kepala dan

badan.Pasiendenganketerbatasanfisikkarenakelemahan,penyakit,ataualasan

lain mungkin membutuhkkan penyesuaian posisi khusus.

2. mempersiapkan material yang digunakan dalam pemeriksaan. material utama yang

digunakan adalah suspense barium sulfat. Volume yang digunakan berkisar 5-20ml.

3. membagi pemeriksaan menjadi beberapa tahap. material dan tahapan presentasi

yangmungkindiikutsertakanpadapemeriksaanfluoroskopikmenelanstandar

antara lain:

Yangdiobservasisaatpemeriksaanadalah:

• StrukturAnatomi

• Gerakanbibir,lidah,mandibula,velum,laring,dindinglaring.

• Gerakanmenelan(bervariasibergantungpadaukuranbolusdankonsistensi)

w Pengisian cairan pada oral bagian anterior dan posterior

w Kemampuan mengunyah material semipadat dan padat

w Waktu transit makanan dari oral ke hipofaring

w Fungsi velofaring

w Gerakan elevasi dan adduksi laring

w Gerakan hyoid

w Konstriksi faring

w Pembukaansfingterfaring-esofagus

• Konsekuensigangguanprosesmenelan

w luberan (anterior dan posterior)

w residu di vallecullae dan/atau sinus piriformis

w Kesalahan arah bolus

w Penetrasi dan/atau aspirasi

• Dampakdarimanuverkompensasiterhadapkemampuanpasienmenjagajalannafas

dari kemungkinan aspirasi

w Penyesuaian posisi kepala

w manuver pengamanan jalan nafas (mis, manuver mendelsohn atau breath-hold

maneuver)

w Perubahan konsistensi bolus

132

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Hasil pemeriksaan

videofluoroscopic

133

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

DEFINISIAssesmen Aktivitas Kehidupan sehari-hari (AKs) merupakan pemeriksaan kemampuan

fungsional seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-harinya termasuk kemampuan

merawat diri dan menjalankan aktivitas dengan atau tidak menggunakan alat/

peralatan, yang sesuai dengan usia, pendidikan, pekerjaannya sebelum sakit.

tUjUANa. menentukan adanya gangguan kemampuan fungsional dalam melakukan aktivitas

kehidupan sehari-hari dan perawatan diri

b. menentukan level /tingkat disabilitas pasien

c. memonitor keberhasilan terapi.

jENIS PROSEDUR• BarthelIndex(BI)

• ModifikasiBarthelIndex(mBI)

• InstrumentalActivityDailyLiving(IADL)

• FunctionalIndependenceMeasure(FIM)

• Wee-FIM

INDIKASI• Pasiendengangangguanneurologisyangberesikomengalamigangguanfungsional

• Pasiendengantirahbaringlama

• Pasiengeriatri

• Pasiendengancederamusculoskeletal

• Pasiendengangangguanfungsiluhur

Asesmen Aktivitas Kehidupan sehari-hari (AKs)

134

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

KONtRA INDIKASI tidak ada

EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI tINDAKANtidak ada

PERESEPAN• Pasiensudahmemungkinkanuntukdilakukanasesmen

• Pemantauanhasilterapidapatdilakukansetiapmingguatautergantungkondisi

pasien.

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

3. Pelaksanaan asesmen

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

(Catatan: jika ada gangguan komunikasi, pemeriksaan bisa berdasarkan alloanamnesis).

DAFtAR PUStAKA1. BarnesMPandWardAB.OxfordHandbookofRehabilitationMedicine.NewYork:

oxford university Press, 2005: 76-80

2. delisa JA. rehabilitation medicine. Principle and Practice. Philadelphia: J.b.

lippincott, 1998: 101-3

3. mahoney Fl, barthel dW. Functional evaluation: the barthel index. md state med J,

1965; 14:2

4. Van der Putten JmF, hobart JC, Freeman JA, thompson AJ. (1999) measuring the

change in disability after inpatient rehabilitation; comparison of the responsiveness

of the barthel index and Functional independence measure. Journal of neurology,

neurosurgery, and Psychiatry, 66(4): 480-484.

135

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

Patient name: __________________ rater: ____________________ date: / / :

ACTIVITY sCoreFeeding0=unable5=needshelpcutting,spreadingbutter,etc.,orrequiresmodifieddiet10=independent

0 5 10

Bathing0=dependent5=independent(orinshower)

0 5

Grooming0=needstohelpwithpersonalcare5=independentface/hair/teeth/shaving(implementsprovided)

0 5

Dressing0=dependent5=needshelpbutcandoabouthalfunaided10=independent(includingbuttons,zips,laces,etc.)

0 5 10

Bowels0=incontinent(orneedstobegivenenemas)5=occasionalaccident10=continent

0 5 10

Bladder0=incontinent,orcatheterizedandunabletomanagealone5=occasionalaccident10=continent

0 5 10

Toilet Use0=dependent5=needssomehelp,butcandosomethingalone10=independent(onandoff,dressing,wiping)

0 5 10

Transfers (bed to chair and back)0=unable,nosittingbalance5=majorhelp(oneortwopeople,physical),cansit10=minorhelp(verbalorphysical)15=independent

0 5 10 15

Mobility (on level surfaces)0=immobileor<50yards5=wheelchairindependent,includingcorners,>50yards10=walkswithhelpofoneperson(verbalorphysical)>50yards15=independent(butmayuseanyaid;forexample,stick)>50yards

0 5 10 15

Stairs0=unable5=needshelp(verbal,physical,carryingaid)10=independent

0 5 10

totAl (0 - 100) ________

Interpretasi hasil Barthel Index:

100 : mandiri

60-95 : Ketergantungan ringan

45-55 : Ketergantungan sedang

25-40 : Ketergantungan berat

0-20 : Ketergantungan total

Catatan:

dalam menginterpretasi barthel index perlu untuk

menghindari penilaian kemampuan pasien berdasarkan

pemeriksaanfisiksaatitu.BarthelIndexharusdinilai

berdasarkan kemampuan pasien sesungguhnya.

BARTHEL INDEX

136

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 2__________________________________________________________________

no FunGsi sKor KeterAnGAn

1 mengendalikan rangsang bAb 012

tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)Kadang-kadang tak terkendali (1x /minggu)terkendali teratur

2 mengendali kan rangsang bAK 01

2

tak terkendali atau pakai kateterKadang-kadang tak terkendali (hanya 1 x / 24 jam)mandiri

3 membersih kan diri (mencuci wajah, menyikat rambut, mencukur kumis, sikat gigi)

01

butuh pertolongan orang lain.mandiri

4 Penggunaan WC (keluar/masuk WC, melepas/memakai celana, cebok, menyiram)

01

2

tergantung pertolongan orang lainPerlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lainmandiri

5 makan minum(jika makanan harus berupa potongan, dianggap dibantu)

012

tidakmampuPerlu ditolong memotong makananmandiri

6 bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya (termasuk duduk di tempat tidur)

01

23

tidak mampuPerlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)bantuan minimal 1 orangmandiri

7 berjalan ditempat rata (atau jika tidak bisa berjalan, menjalankan kursi roda)

0123

tidak mampubisa (pindah) dengan kursi rodaberjalan dengan bantuan 1 orangmandiri

8 berpakaian (termasuk memasang tali sepatu, mengencangkan sabuk)

012

tergantung orang lainsebagian dibantu (mis: mengancing baju)mandiri

9 naik turun tangga 012

tidak mampubutuh pertolonganmandiri

10 mandi 01

tergantung orang lainmandiri

Interpretasi hasil Barthel Index:

100 : mandiri

60-95 : Ketergantungan ringan

45-55 : Ketergantungan sedang

25-40 : Ketergantungan berat

0-20 : Ketergantungan total

MODIFIKASI BARTHEL INDEX

137

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 3__________________________________________________________________

INStRUMENtAl ACtIvIty OF DAIly lIvINg (IADl)

138

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 4__________________________________________________________________

FUNCtIONAl INDEPENDENCE MEASURE (FIM)

139

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 5__________________________________________________________________

KUESIONER MODIFIED WEEFIM

1. MAKAN

Semua kegiatan berupa kemampuan memasukan makanan, minuman kedalam mulut

dengan menggunakan tangan, sendok (dengan atau tanpa garpu). cangkir/ gelas,

mengunyah serta menelan makanan dan minuman.

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri, melakukan dengan aman.

6 Mandiri,tapiperlua.l.alatbantuadaptif,modifikasimakanan/konsistensicairan, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.

5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau pe-tunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.

4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas makan

3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas makan

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas makan

1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas makan

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri, melakukan dengan aman.

6 Mandiri,tapiperlua.l.alatbantuadaptif,modifikasimakanan/konsistensicairan, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.

5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau pe-tunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.

4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini

3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini

1 Anak perlu bantuan total, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini

2. MENGURUS DIRI

Seluruh kegiatan berupa menyikat gigi, menyisir/ mengikat rambut. mencuci dan

mengeringkan tangan dan wajah.

140

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

3. MANDI

Seluruh kegiatan berupa kemampuan mengambil air dari bak mandi dengan gayung/

timba, menyabuni badan, membilas dan mengeringkan badan dengan handuk.

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri, menyiapkan dan mendapatkan kebutuhan mandi sendiri dan melakukan dengan aman. mandiri membersihkan 10 bagian tubuh.

6 mandiri, mampu membersihkan 10 bagian tubuh tapi perlu satu atau beberapa hal: alat bantu adaptif,waktu yang lebih lama dan perlu peduli keamanan.

5 mandiri, mampu membersihkan 10 bagian tubuh tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.

4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) akvitas ini. mampu membersihkan 8-9 bagian tubuh atau bantuan minimal untuk semua bagian.

3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini. mampu membersihkan 5-7 bagian tubuh atau bantuan sedang untuk semua bagian.

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari seluruh aktivitas, perlu bantuan maksimal. mampu membersihkan 3-4 bagian tubuh atau bantuan maksimal untuk semua bagian

1 Anak tidak dapat melakukan, atau jika ada <25 % dari aktivitas ini. mampu membersihkan 1-2 bagian tubuh atau perlu bantuan total.bantuan total.

Keterangan:10 bagian terdiri dari:1=Lenganbawahkiri+tangankiri2=dada+bahu3=lenganbawahkanan+tangankanan4=perut5=perineal(kemaluan)depan6=kemaluanbelakang,bokong7=lenganataskiri8=lenganataskanan9=tungkaibawahkiri+kaki10=tungkibawahkanan+kaki

4. BERPAKAIAN BAGIAN ATAS TUBUH

Semua kegiatan berupa berpakaian dan melepaskan pakaian dari batas pinggang ke

atas,memasang dan melepaskan orthosis dan prothesis.

nilAi KeterAnGAn

7 memakai, melepas pakaian bagian atas tubuh dengan mandiri, aman. memakai prosthesis/ orthosis, tapi tidak memerlukannya sebagai alat bantu untuk menyelesaikan aktivitas berpakaian.

6 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: alat bantu adaptif,berpakaian, waktu lebih lama, memakai prothesis/ orthosis dan alat ini diperlukan untuk membantu menyelesaikan aktivitas berpakaian, perlu peduli keamanan.

5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: pengawasaan, bujukan diberi petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya, prothesis/ orthosis yang dikenakan pada anak.

4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini, perlu bantuan minimal.

3 Anak melakukan ≥ ½ atau lebih (50-74%) aktivitas perlu bantuan sedang

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini memerlukan bantuan maksimal.

1 Anak perlu bantuan total, atau jika ada < 25 % dari aktivitas, perlu bantuan total.

141

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

5. BERPAKAIAN BAGIAN BAWAH TUBUH

Semua kegiatan berupa berpakaian dan melepas pakaian dari batas pinggang ke

bawah, memakai dan melepas orthosis/ prothesis yang diperlukan

nilAi KeterAnGAn

7 memakai, melepas pakaian bagian bawah tubuh dengan mandiri, aman. memakai prosthesis/ orthosis, tapi tidak memerlukannya sebagai alat bantu untuk menyelesaikan aktivitas berpakaian.

6 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: alat bantu adaptif,berpakaian, waktu lebih lama, memakai prothesis/ orthosis dan alat ini diperlukan untuk membantu menyelesaikan aktivitas berpakaian, perlu peduli keamanan.

5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: pengawasaan, bujukan diberi petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya, prothesis/ orthosis yang dikenakan pada anak.

4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini, perlu bantuan minimal.

3 Anak melakukan ≥ ½ atau lebih (50-74%) aktivitas perlu bantuan sedang

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini memerlukan bantuan maksimal.

1 Anak perlu bantuan total, atau jika ada < 25 % dari aktivitas, perlu bantuan total.

6. AKTIFITAS SEKITAR BAK DAN BAB (TOILETING)

Seluruh kegiatan yang terdiri dari kemampuan membersihkan lubang ekskreta/ cebok

dengan air setelah BAK/BAB, menyiram dan memakai celana (mengatur pakaian

bawah tubuh).

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri, melakukan dengan aman.

6 mandiri, tapi perlu a.l. alat bantu adaptif, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanannya

5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau petunjuk verbal, dipersiapkan. (persiapan alat bantu adaptif )

4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini

3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) perlu bantuan sedang

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari seluruh aktivita, perlu bantuan maksimal.

1 Anak perlu bantuan total, atau jika ada < 25 % dari seluruh aktivitas.

142

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

8. KONTROL BAB

aktivitas kontrol buang air besar (BAB) secara sengaja dan jika perlu menggunakan

perlataan atau obat untuk kontrol BAB

TK=tingkatkeberhasilan

TB=tingkatbantuan

nilAi KeterAnGAn

7 TK=MandiriTB=Mandiri

6 TK=MandiriTB=Mandiri,tapiperlualatbantu.

5 TK=kadangkadangngompol,frekuensibulananjarangataungompolmalam hari.TB=Mandiri,tapiperlupengawasan.

4 TK=ngompol,frekuensimingguanjarangTB=anakmelakukansebagianbesar(75-99%),aktivitasini.

3 TK=ngompol,frekuensimingguanjarangTB=anakmelakukan≥½dariaktivitas(50-74%),perlubantuansedang.

2 TK=ngompolsetiapharitapiterdapatbeberapaindikasiTB=anakmelakukan<½(25-49%)dariseluruhaktivita,perlubantuanmaksimal.

1 TK=ngompolsetiapharitapitidakmemberiindikasibasahnyacelanaTB=anaktidakdapatmelakukanataujikaada<25%dariseluruhaktivitas.

nilAi KeterAnGAn

7 TK=MandiriTB=Mandiri

6 TK=MandiriTB=Mandiri,tapiperlualatbantu.

5 TK=kadangkadangngompol,frekuensibulananjarangataungompolmalam hari.TB=Mandiri,tapiperlupengawasan.

4 TK=ngompol,frekuensimingguanjarangTB=anakmelakukansebagianbesar(75-99%),aktivitasini.

3 TK=ngompol,frekuensimingguanjarangTB=anakmelakukan≥½dariaktivitas(50-74%),perlubantuansedang.

2 TK=ngompolsetiapharitapiterdapatbeberapaindikasiTB=anakmelakukan<½(25-49%)dariseluruhaktivita,perlubantuanmaksimal.

1 TK=ngompolsetiapharitapitidakmemberiindikasibasahnyacelanaTB=anaktidakdapatmelakukanataujikaada<25%dariseluruhaktivitas.

7. KONTROL BAK

Aktivitas kontrol kandung kemih secra sengaja/ disadari dan jika perlu menggunakan

peralatan atau obat untuk mengontrol kandung kemih.

TK=tingkatkeberhasilan

TB=tingkatbantuan

143

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

9. BERPINDAH KE DAN DARI KURSI? KURSI RODA

Semua aktivitas berpindah menuju dan meninggalkan kursi atau kursi roda

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri, melakukan dengan aman.

6 mandiri, tapi perlu a.l. alat bantu adaptif, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.

5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.

4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini

3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini

1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini

10. BERPINDAH KE DAN DARI WC/ JAMBAN

Kemampuan menuju, jongkok, berdiri dan meninggalkan WC/ jamban

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri, melakukan dengan aman.

6 mandiri, tapi perlu a.l. alat bantu adaptif, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.

5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau pe-tunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.

4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini

3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini

1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini

11. BERPINDAH KE DAN DARI KAMAR MANDI

Kemampuan menuju dan meninggalkan kamar mandi

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri, melakukan dengan aman.

6 mandiri, tapi perlu a.l. alat bantu adaptif, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.

5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.

4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini

3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini

1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini

144

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

12. BERJALAN?BERKURSI RODA/MERANGKAK

Aktivitas berupa berjalan, pada posisi berdiri atau menggunakan kursi roda pada posisi

duduk, amupun merangkak pada permukaan datar.

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri, melakukan dengan aman.

6 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: brance, prothesisis, alat/ sepatu khusus, cane/tongka, kruk, walker,dll. waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.

5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, bujukan diberi petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya: kursi roda, mandiri tapi perlu pengawasan merangkak,mandi.

4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini

3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini

1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini

13. NAIK TANGGA

Kemampuan naik dan turun tangga dalam sedikitnya 12-14 anak tangga atau 1 tingkat

dalam suatu ruangan

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri, melakukan dengan aman.

6 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: brance, prothesisis, alat/ sepatu khusus, cane/tongka, kruk, walker,dll. waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.

5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, bujukan diberi petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya: kursi roda, mandiri tapi perlu pengawasan merangkak,mandi.

4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini

3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini

1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini

14. PEMAHAMAN

Memahami komunikasi dengan pendengaran dan penglihatan.

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri, mengerti percakapan tentang keadaan sehari hari. dapat mengikuti 3 perintah yang tidak berhubungan..

6 mandiri, terdapat sedikit kesulitan dalam memahami percakapan sehari-hari; dapat mengikuti 3 perintah yang tidak berhubungan; dalam waktu yang lama

5 mandiri, hampir selalu (> 90%) memahami percakapan sehari-hari; dapat mengikuti 3 perintah yang berhubungan.

4 Anak memahami (75-99%) percakapan sehari- hari; dapat mengikuti 2 perintah yang tidak berhubungan.

3 Anak memahami ½ atau lebih (50-74%) percakapan sehari-hari; dapat mengikuti 2 perintah yang berhubungan

2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) Anak percakapan sehari-hari; dapat mengikuti 1 perintah yang berhubungan

1 Anak tak dapat atau sedikit memahami percakapan sehari-hari (< 25 % dari percakapan sehari-hari, tidak dapat memahami kata kata sederhana

145

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

15. EKSPRESI

Kemampuan bicara atau kemampuan berkomunikasi dengan bahasa tubuh

nilAi KeterAnGAn

7 Anak mandiri, mengekspresikan kebutuhan dan ide secara jelas (baik ataupun non verbal) sepanjang waktu.

6 mandiri, mengekpresikan kebutuhan dan ide secara jelas, anak perlu alat bantu, waktu lebih lama.

5 mampu mengekpresikan , hampir > 90% kebutuhan dan ide secara jelas (secara verbaldan non verbal)

4 mampu mengekspresikan 75-99% kebutuhan dan ide secara jelas (secara verbal dan non verbal)

3 mampu mengekspresikan, pembendaharaan kata minimal 100 kata, kemampuan 2 kalimat pendek

2 Kemampuan pembendaharaan 10 anak kata, menyampaikan 1 kata

1 Anak tidak dapat mengekspresikan kebutuhan selain dengan bantuan maksimal.

16. INTERAKSI SOSIAL

Kemampuan untuk bergaul dan berpatisipasi dengan orang lain dalam suasana bermain.

(baik dilingkungan terapuetik maupun sosial)

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri,tanpa pengawasan orang tua, aman, mampu mengendalikan diri, tidak emmerlukan obat.

6 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: lingkungan yang distrukturisasi dandimodifikasi,waktulebihlamauntukmenyesuaikansuasanabermain:obat untuk mengontrol perilaku: perlu peduli terhadap keamanannya

5 Perlu pengawasan, bantuan

4 Perlu bantuan minimal

3 Perlu bantuan sedang

2 Perlu bantuan maskimal

1 Perlu bantuan total

17. PEMECAHAN MASALAH

Kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk mengenal

masalah; membuat keputusan yang masuk akal, aman sepanjang waktu; memperkasai,

merangkai dan mengkoreksi sendiri kegiatan/ tugas untuk memecah masalah.

nilAi KeterAnGAn

7 mandiri

6 mandiri, hanya ada kesulitan ringan untuk membuat keputusan perlu waktu lebih lama, mungkin perlu peduli terhadap keamananya.

5 Perlu pengawasan, bantuan

4 Perlu bantuan , anak dapat mengatasi masalah rutin 75-90% dari waktu yang ada.

3 Perlu bantuan, anak dapat mengatasi masalah rutin 50-74% dari waktu yang ada

2 Perlu bantuan, anak dapat mengatasi masalah rutin 25-49% dari waktu yang ada

1 Perlu bantuan, anak dapat mengatasi masalah rutin < 25% dari waktu yang ada.

146

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

18. MEMORI

Kemampuan mengenal dan mengingat aktivitas kehidupan sehari-hari. Termasuk

kemampuan menyimpan dan menyampaikan kembali suatu informasi, memproses baik

secara auditorial atau visual.

nilAi KeterAnGAn

7 Anak mengenal orang yang dikenalnya secara konsisten dan mengingat kejadian dan situasi

6 Anak mengenal orang yang dikenalnya secara konsisten dan mengingat kejadian dan situasi, tetapi perlu satu atau beberapa hal; alat bantu; waktu lebih lama; kepedulian terhadap keamanan.

5 Anak mengenal orang yang dikenalnya, mengingat kejadian dan situasi >90% dari waktu yang ada, tapi perlu bantuan tidak lebih dari 10%

4 Anak mengenal orang yang dikenalnya, mengingat kejadian dan situasi 75-90% dari waktu yang ada, tapi perlu bantuan tidak lebih dari 25%

3 Anak mengenal orang yang dikenalnya, mengingat kejadian dan situasi 50-74% dari waktu yang ada, tapi perlu bantuan tidak lebih dari 25%

2 Anak mengenal orang yang dikenalnya, mengingat kejadian dan situasi 25- 49% dari waktu yang ada, tapi perlu bantuan tidak lebih dari 25%, tapi perlu bantuan lebih dari 50%.

1 Anak kurang mengenal orang yang dikenalnya, mengingat kejadian dan situasi jika ada , 25% dari waktu yang ada. Anda perlu bantuan,(misalnya dibujuk, diulang, diingatkan) > 75% dari waktu yang ada.

SISTEM PENILAIAN WEEFIM

A. Subskala perawatan diri terdiri dari 2 bidang penelitian:

1. Perawatan diri, terdiri dari:

• Makan

• Mengurusdiri(grooming)

• Mandi

• Berpakaianbagianatastubuh

• Berpakainbagianbawahtubuh

• AktivitassekitarBAB_BAK(Toileting)

2. Kontrol sphingter

• KontrolBAK

• KontrolBAB

B. Subskala Mobilitas

1. berpindah (transfer)

• Transferkekursi,kursiroda

• TransferpadaaktivitasBAB_BAK

• TransferpadaBAKmandi,mandisiram

2. Pergerakan (locomotion)

• Berjalan/kursiroda/merangkak

• Naiktangga

C. Subskala kognisi terdiri dari:

1. Komunikasi:

• Pemahaman

• Ekspresi

2. Kognisi sosial

147

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Interaksisocial

• Pemecahanmasalah

• Memori

Sistem penilaian terdiri dari 2 tingkat:

1. tingkat i: tanpa bantuan (mandiri), terdiri dari mandiri penuh, mandiri terbatas

(sebagian), dan dengan pengawasan

2. tingkat ii : dengan bantuan, terdiri dari bantuan minimal, bantuan sedang, bantuan

maksimal, bantuan penuh.

Penilaian Tingkat I:

w nilai 7 : mandiri penuh artinya anak melakukan semua aktivitas secara mandiri,

tanpamodifikasidantanpapenggunaanalatbantuataualatadaptifdandalam

waktu yang layak/ masuk akal, tanpa resiko.

w nilai 6 : mandiri terbatas (sebagian), artinya anda melakukan aktivitas secara

mandiri walaupun memerlukan satu atau semua hal berikut: penggunaan alat bantu

atau alat adaptif, walaupun yang melebihi dari waktu yang layak untuk melakukan

aktivitas, dan atau aktivitas dengan resiko.

w nilai 5 : dengan pengawasan atau persiapan, artinya anak melakukan aktivitas

secara mandiri, walaupun memerlukan satu atau semua hal berikut: bisikan lisan

atau isyarat dan atau persiapan aktivitas.

Penilaian Tingkat II:

w nilai 4 : dengan bantuan minimal artinya anak melakukan 75%-99% dari seluruh

aktivitas

w nilai 3 : dengan bantuan sedang, artinya anak melakukan 50%-74% dari seluruh

aktivitas

w nilai 2 : dengan bantuan maksimal, artinya anak melakukan 25%-49% dari seluruh

aktivitas.

w nilai 1 : dengan bantuan total/ penuh, artinya anak melakukan , 25% dari seluruh

aktivitas

148

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Asesmen Fungsi bladder

DEFINISIFungsi bladder (lower urinary tract atau lut) adalah kemampuan kandung kemih dan

urethra untuk menampung urin dengan mempertahankan kontinens serta kemampuan

mengeluarkan urin melalui miksi yang dikehendaki secara terkontrol.

Gangguan fungsi bladder dibagi dalam beberapa tipe:

• Gangguanpadafungsipenampunganurindisebutinkontinensiaurine

• Gangguanpadafungsipengeluaranurin(miksi)disebutretensiourine

• Gangguanpadafungsipenampungandanmiksi(tipecampuran)

tUjUAN• Untukmengetahuipenyebabdantipegangguanbladdersebagaidasarpenetapan

terapi

• Untukmengetahuitingkat/beratnyagangguan

• Untukevaluasihasilterapi

jENIS PROSEDUR• Algorithmasesmenfungsibladder

• PemeriksaanototdasarpangguldenganEMG-biofeedback

• Pengukuranvolumebladder

• Voidingdiary

• IceWaterTest

• Urodinamicstudy

INDIKASI: • Pasiendengankeluhaninkontinensiaurin

• Pasiendengankeluhanretensiourine

• Pasiendengankeluhanpoliuria,urge,ataustressincontinence

149

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Pasiendengankeluhanmiksitidaktuntas

• Pasiendengancederamedullaspinalis,stroke,gangguanpadasusunansarafpusat

KONtRA INDIKASI: • Pasiendengankesadaranmenurun

• Pasiendengangangguanpemahamanbahasaatautidakkooperatif

• Pasienyangdiketahuipascaoperasi/radiasiareaLUTataugenitalia(precaution)

EFEK SAMPINg / KOMPlIKASI tINDAKAN: untuk beberapa pemeriksaan yang memerlukan kateterisasi bisa terjadi:

• Infeksisalurankemihatauinfeksibladder

• Perdarahanperurethra

• Autonomicdysreflexia(SCI)

PERESEPAN• Pasientidakbolehdalamkeadaankondisilelah

• Pasienharusmampumemahamiinstruksi

• Pemantauanhasilterapidilakukansetiapmingguatautergantungkondisipasien

PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

• Memintakanpersetujuansecaratertulis(informedconsent)

3. Pelaksanaan asesmen

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

DAFtAR PUStAKA1. Abrams P, Cardozo l, Khoury s, et al. 4th international Consultation on incontinence.

Paris, 2009: editions 21

2. dahlberg A, Perttilä i, Wuokko e, Ala-opas m. bladder management in persons with

spinal cord lesion. spinal Cord 2004; 42: 694-8.

3. DoughtyDB.Urinary&FaecalIncontinence.CurrentManagementConcepts.3rd

edition. st. louis, mosby 2006

4. min Chong Chin. Causes and types of urinary incontinence. epidemiology of

urinary incontinence in Asia. in: min Chong Ching editor. Clinical handbook on the

management incontinence. 2nd ed. singapore: society for Continence. 2001 :13-16

5. schroder A, Abramp P, Andersson Ke, et al. european Association of urology:

Guidelines on urinary incontinence 2010.

6. tanagho A. Anatomy of Genitourinary tract in smith’s General urology 17th edition.

usA, mcGraw hill, 2008.

7. PrenticeWE.TherapeuticModalitiesinRehabilitation.4thed.NewYork:McGraw-

hill; 2011

150

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

PEMERIKSAAN FUNgSI BlADDER

ANAMNESIS

Riwayat penyakit sekarang

• Riwayatpenyakitsekarangyangdiderita(kongenitaldandidapat)

• Riwayatkelainanneurologisdankongenital,pengobatandankomplikasiyang

terjadi sebelumnya.

• Riwayatnyeriatauketidaknyamananpadasaatmiksi

• Riwayattindakanpenangananmasalahinisebelumnya(operatifdannonoperatif)

• Riwayatpenangananmasalahinisebelumnya

• Gayahidupsepertimerokok,alkoholdanpenggunaanobatterlarang

• Adanyagejalasepertistraining,intermitensi,pancaranmelemah,adanyapostvoid

drible.

Riwayat penyakit dahulu

• Mencakupmasalahmedislainnyasepertidiabetesmellitus,insufisiensivaskuler,

penyakit paru kronis , Cerebro Vascular Accident (CVA) sebelumnya dan adanya

hipertensi.

• Riwayatoperasisepertireseksiprostattransuretra,operasiuntukkondisistress

incontinence.

• Riwayatkondisifisikyangmempengaruhikemampuanfungsionalberkemih

• Riwayatnyeriatauketidaknyamananareasuprapubikatauperineal

• Keterbatasansosisalyangdisebabkanolehkarenainkontinensia

• Riwayattindakanpenangananmasalahinisebelumnya

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaanfisikyangdilakukanmeliputi:

• Pemeriksaanneurologiumum

• Buliteraba

• Vulva:prolapsdankebocoran

• Penis:stenosismeatuseksternal

• Pemeriksaanperrectal:tonussfingterani

Pemeriksaan neurologis khusus:

1. Pada sCi: dermatoma dan myotoma, tentukan diagnosis medik dan fungsional

2. Reflex-reflex:

• Reflekskremaster(L1-L2),

• Refleksbulbocavernosus(S2-S4),

• Refleksanal(S2-S4).

• Pemeriksaanneurologiskarenaakarsyarafsakral(S2-S4)menginervasiuretra

eksternaldansfingteranal.

3. Pemeriksaan kemampuan fungsional

151

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

152

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

153

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 2__________________________________________________________________

PEMERIKSAAN OtOt DASAR PANggUl DENgAN EMg-BIOFEEDBACK

PROSEDUR PEMERIKSAAN

1. Persiapan kulit:

• Sebelumelektrodaditempelkan,permukaankulitdibersihkandariminyak&kulit

mati serta rambut yang berlebihan → untuk mengurangi impedansi kulit

• Rekomendasi:digosokdengankapasalkohol

• Hati-hati:jikakulitdibersihkansampaiiritasi,dapatmenggangguperekaman

biofeedback

2. Peletakan / aplikasi elektroda:

• Letakkansedekatmungkindenganototyangakandimonitoruntukmeminimalisir

rekaman aktivitas listrik otot-otot lain

• Posisisedemikianrupasehinggaadanyapergerakankulittidakmengubahposisi

elektroda terhadap otot

• Diletakkanparalelterhadaparahserabutototyangakanmemonitoraktivitasotot

dengan lebih baik dan mengurangi rekaman aktivitas luar

3. Seleksi feedback atau output mode,

• Visualfeedback

o Aktivitas raw ditunjukkan secara visual melalui osiloskop

o Aktivitas terintegrasi berupa: garis yang berjalan di layar monitor, lampu yang

menyala&mati,ataugrafikbatangyangdimensinyaberubahsebagairespon

terhadap sinyal terintegrasi yang masuk

o Jika memiliki sejenis meter, sinyal dapat dikalibrasi ke suatu unit yang terukur

seperti mikrovolt, atau hanya berupa skala relatif pengukuran → bisa digital atau

analog

• Audiofeedback

o Aktivitas raw dapat didengar

o berupa : tone, buzz, beep, atau click

o Peningkatan nada/frekuensi : penguatan kontraksi otot

o Penurunan nada/frekuensi: untuk relaksasi otot

4. Seleksi sensitivitas

• Sensitivitassinyaldapatdiaturpada1,10,atau100μV

• Sensitivitasyanglebihrendahdigunakanpadare-edukasiotot

• Secaraumum,rentangsensitivitasdiaturpadalevelterendahyangtidak

menimbulkan feedback pada saat istirahat

5. Posisi pasien:

tergantung pada tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan, posisikan pasien senyaman

mungkin

154

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

6. Proses pemeriksaan

• Carare-edukasi

o Kontraksiisometrikmaksimalpadaotottarget(6-10detik);feedbackvisual&

auditori harus maksimum dan dimonitor ketat

o di tiap kontraksi , pasien harus benar -benar mengistirahatkan ototnya, mode

feedback berada pada garis dasar atau nol (0), sebelum mulai berkontraksi lagi

o Kekuatan kontraksi rata-rata dicatat

• Cararelaksasi

o Posisikan pasien pada posisi relaks yang nyaman

o Pilih pengaturan awal sensitivitas yang tinggi, agar setiap aktivitas listrik dapat

dideteksi

o Pasien diminta mereleksasikan otot target.

o Pada saat pasien telah lebih relaks, jarak antar elektroda ditambah dan

sensitivitas ditingkatkan, dengan demikian pasien perlu lebih merelaksasikan

lebih banyak otot

o Catat kemampuan otot relaksasi

155

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 3__________________________________________________________________

PENgUKURAN KAPASItAS BlADDER

1. Persiapan Pemeriksaan

• WaktuPemeriksaan:

w untuk sCi: pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang telah lewat fase shock

w sebaiknya pemeriksaan dilaksanakan pada malam hari dimana pasien dapat

relaks dengan baik tanpa terganggu oleh aktivitas / kegiatan dan suhu ruangan

tidak terlalu panas (sekitar 240C)

w tidak dalam pengobatan dengan obat yang mempengaruhi fungsi bladder

(relaksan)

• Peralatanyangdiperlukan:

w Gelas yang diberi tanda pada volume air 150 cc

w nierbecken dan gelas ukur untuk mengukur volume urin. Pada pasien yang

belum mobilisasi atau tidak mampu bergerak dapat menggunakan diapers yang

telah ditimbang dalam kondisi kering.

w set kateterisasi steril, kateter nelaton dan xylocain gel

• PersiapanPasien

w menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan

w menjelaskan tahapan pemeriksaan

w memintakan persetujuan secara tertulis (informed consent)

2. Prosedur Pemeriksaan

• Pasiendimintauntukminum150ccperjam

• Padasaatterjadidribbling(mengompol),urinditampungdalamniebecken,

kemudian volume urin dribble diukur. Pada pasien yang belum mobilisasi, urin

dribble yang keluar ditampung oleh diapers kemudian ditimbang kembali. Volume

urindrible=Berat(diapersbasah-diaperskering)X1cc

• Segerasetelahdribblingterjadi,pasiendimintamiksispontan,volumeurinyang

keluar diukur. Apabila miksi spontan tidak ada, lakukan kateterisasi dan ukur residu

urin.

• Apabila4jamsetelahminumpertamatelahlewat,namuntidakterjadidribbling

ataupun pasien merasakan desakan hebat untuk miksi, maka kateterisasi perlu

dilakukan tanpa menunggu lebih lanjut. ukur volume urin.

3. Penilaian Kapasitas Bladder

KapasitasBladder=(Volumeurindribble+volumemiksispontan+volumeresiduurin)cc

156

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 4__________________________________________________________________

vOIDINg DIARynama Pasien :

tanggal :

PuKul minum/CAirAn miKsi sPontAn nGomPol (driblinG) KAterisAsi KeterAnGAn

06.00–07.00

07.00–08.00

08.00–09.00

09.00–10.00

10.00–11.00

11.00–12.00

12.00–13.00

13.00–14.00

14.00–15.00

15.00–16.00

16.00–17.00

17.00–18.00

18.00–19.00

19.00–20.00

20.00–21.00

21.00–22.00

22.00–23.00

23.00–24.00

24.00–01.00

01.00–02.00

02.00–03.00

03.00–04.00

04.00–05.00

05.00–06.00

Kesimpulan :

157

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 5__________________________________________________________________

ICE WAtER tESt

tujuan pemeriksaan ice Water test (iWt) adalah untuk menilai apakah fungsi otot

detrusor intak atau tidak, termasuk didalamnya fungsi sacral micturition Centre

PEMERIKSAAN IWT:

1. Peralatan:

• Setsterilecatheterization

• FolleyCatheter12-14F

• Xylocaingel

• TipCatheter50cc

• Aquagelasyangdisimpandalamfreezeragarmenjadies

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

• Memintakanpersetujuansecaratertulis(informedconsent)

• UntukSCI:pemeriksaaninidilakukanpadapasienyangtelahlewatfaseshock

• Sebaiknyapemeriksaandilaksanakansaatpasiendapatrelaksdenganbaik

tanpa terganggu oleh aktivitas / kegiatan dan suhu ruangan tidak terlalu panas

(sekitar 240C)

• Tidakdalampengobatandenganobatbladderrelaksan

• Obatemergensibilaterjadiautonomicdysreflexia

• PengukuranKapasitasBladder

3. Prosedur Pemeriksaan:

• Kosongkanbladderdengankateter

• Ambilairdariesyangmencair(temperatursekitar40C)sebanyak20-30%dari

volume bladder dengan tip catheter

• Masukanairestersebutkedalambladderdengankecepatansekitar200cc/

menit, kemudian klem ujung kateter dan keluarkan dari bladder.

4. Penilaian hasil:

• Positifkuat:kateterterdorongkeluarsebelumdicabutatauairakanmenyemprot

keluar dalam waktu 1 menit setelah dimasukkan

• Positiflemah:airakanmengalirkeluardalamwaktu1menitsetelahdimasukkan

• Negatif:setelah1menitairtidakkeluar

5. Dokumentasikan dan simpulkan hasil asesmen.

6. Catatan:

Pemeriksaan ini dapat dilakukan tersendiri dengan metode sederhana, atau

bersamaan dengan pemeriksaaan urodinamik. Pada pemeriksaan urodinamik maka

reaksi dan tekanan dalam bladder saat dimasukkan stimulus dingin akan termonitor.

158

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 6__________________________________________________________________

PEMERIKSAAN URODINAMIK PADA NEUROgENIC BlADDER

Pemeriksaan urodinamik merupakan pemeriksaan fungsi traktus urinarius bagian bawah

yang paling objektif. urodinamik video merupakan gold standard untuk pemeriksaan

urodinamik invasif pada pasien dengan nlutd. Apabila pemeriksaan ini tidak tersedia,

makaharusdilakukanfillingcystometriyangdilanjutkandenganpressureflowstudy.

PERSIAPAN PEMERIKSAAN:

• UntukSCI:pemeriksaanneuromuskulerlengkap,AsiaImpairmentScale(AIS),reflex-

Anocutaneal(ACR),reflexBulbocarvenosus(BCR)

• Voidingdiaryminimal3hariberturut-turut

• Freeuroflowmetrydanpencatatanresiduurinsedikitnya3kali

• Tidakdalampengobatandenganobatyangmempengaruhifungsilowerurinary

tract (lut). obat harus dihentikan minimal 48 jam sebelum pemeriksaan atau harus

dipertimbangkan dalam interpretasi hasil pemeriksaan.

• BladderdanBowelharusdalamkeadaankosong.Untukbowelperludipersiapkan

malam sebelum pemeriksaan terutama pada pasien sCi (neurogenic bowel)

• Obatemergensibilaterjadiautonomicdysreflexia

PEMERIKSAAN:

1. Peralatan:

• UrodymanicMachine

• Setcatheterizationstrile

• FolleyCatheter12-14F

• Xylocaingel

• Salinehangat

• CatheterforUPPwith3lumens9F

• CatheterforCystometry2lumens5F-6FwithTiemantip

• Rectalcatheter9F

• Pumptubeset

• Tubesetfor3externalPressuresensors

• Pressuretransducer

• EMGelectrode

• Pumptubeextension

• Urodynamicpumptube

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

• Memintakanpersetujuansecaratertulis(informedconsent)

3. Tes Uro-neurofisiologis spesifik

tes ini disarankan sebagai bagian dari pemeriksaan neurologis pasien. Pemeriksaan

ini terdiri dari:

• Elektromyografiototdasarpanggul,sfingteruretradan/atausfingteranal(dalam

159

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

konteksneurofisiologis).

• Pemeriksaankonduksisarafnervuspudendus

• Pengukuranlatensirefleksbulbocavernosusdanlengkungrefleksanal,

• Pemicuanrefleksdariklitorisdanglanspenis

• Tessensorikbladderdanuretra.

4. Jenis Prosedur Pemeriksaan

• FillingCystometry:Satu-satunyametodeuntukkuantifikasifungsipengisian,

memiliki kegunaan yang terbatas sebagai prosedur tunggal. tes ini lebih

bermakna jika digabungkan dengan urodinamik video. Pemeriksaan ini

diperlukan untuk mendokumentasikan status fungsi saluran kemih bagian

bawah selama fase pengisian. bladder harus dalam keadaan kosong saat

permulaan pengisian. Kecepatan pengisian harus sesuai dengan kecepatan

fisiologidenganmenggunakancairansalinehangat,karenapengisianyang

cepat dengan salin pada suhu ruangan bersifat provokatif. Kemungkinan

patologis yang ditemukan: overaktivitas detrusor, compliance detrusor yang

rendah, bladder abnormal, inkotinensia, uretra inkompeten.

• Detrusorleakpointpressure:Pemeriksaanspesifikinipentinguntuk

memperkirakan resiko kerusakan saluran kemih bagian atas atau kerusakan

sekunder bladder. dlPP >40 cmh2o akan berbahaya untuk saluran kemih bagian

atas. dlPP merupakan tes skrining, karena tidak memberikan gambaran durasi

tekanan tinggi ketika fase pengisian, yang dapat diperkirakan memiliki dampak

yang lebih besar pada saluran kemih bagian atas. dlPP yang tinggi memberikan

indikasi untuk pemeriksaan lebih lanjut dengan urodinamik video untuk

mendokumentasikanterjadinyarefluks.

• Pressureflowstudy:Pengukuran ini menggambarkan koordinasi antara

detrusor dan uretra atau dinding dasar panggul selama fase berkemih.

Pemeriksaaniniakanlebihbermaknalagijikadikombinasikandenganfilling

cystometry dan urodinamik video. dokumentasi fungsi saluran kemih bagian

bawah diperlukan saat fase berkemih. Patologis yang mungkin ditemukan:

underactivity/acontractility detrusor, dsd, uretra yang tidak relaksasi, residu

urin. sebagian besar tipe obstruksi yang disebabkan oleh nlutd adalah karena

dsd, uretra yang tidak relaksasi, leher bladder yang tidak relaksasi. Analisis

pressure-flowterutamamenilaijumlahobstruksimekanisyangdisebabkanoleh

kelainan mekanikal dan anatomis yang diturunkan serta memiliki manfaat yang

terbatas pada pasien dengan disfungsi saluran kemih bagian bawah neurogenik.

• Elektromiografi:Untukmencatataktivitassfingterekstenauretra,ototlurik

periuretra,sfingteranal,atauototlurikdasarpanggul.Intepretasiyangbenar

mungkin sulit dilakukan karena artefak yang ditimbulkan oleh penggunaan alat

lain. Pada urodinamik, tes ini berguna sebagai gambaran kasar kemampuan

pasien untuk mengontrol otot dasar panggul. Patologis yang mungkin

ditemukan:rekrutmenyangtidakcukupterhadapstimulispesifik(pengisian

bladder,kontraksihiperrefleksif,awalberkemih,batuk,Valsava,dll).

• Video-Urodinamik:Kombinasifillingcystometrydanpressureflowstudydengan

pencitraan adalah gold standard untuk pemeriksaan urodinamik pada nlutd.

Patologis yang mungkin ditemukan: semua yang disebutkan pada cystometri dan

pressureflowstudy,ditambahdenganpatologimorfologisLUTdansalurankemih

bagian atas.

160

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

Asesmen neurogenic bowel

DEFINISIAsesmen disfungsi bowel neurogenik adalah penilaian terhadap gangguan kontrol

volunter untuk buang air besar, karena adanya kerusakan pada kontrol saraf autonomik

dan somatic, sehingga menimbulkan masalah fecal incontinence (Fi) atau kesulitan

untukmengeluarkantinja(DWE=DifficultyWithEvacuation)

tUjUAN• Mengetahuitipegangguandefekasi

• Membantudalammenentukanbowelcareyangefisiendanefektif

• Mencegahkomplikasi

jENIS PROSEDUR• Asesmentanpaalat

w Pemeriksaanfisik

w bowel diary

• Asesmendenganalat

w Anorectal manometry

INDIKASI• Lesinervusperifer,neuropathy

• Lesikonus/Kauda

• Lesimedulaspinalissuprasacralinfrapontin

• Lesiserebralsuprapontin(parkinson,alzheimer,stroke)

• Cederapadasaatmelahirkan

• Anorectaltraumaataupascabedah

KONtRA INDIKASI• Pasiendengankesadaranmenurun

161

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• Pasiendengangangguanberbahasareseptif

• Pasiendengangangguanfungsiluhur/kognitif

• Pasientidakkooperatif

EFEK SAMPINg /KOMPlIKASI tINDAKAN• Autonomicdysreflexia

• Hemoroid

• Nyeri

• Lukadaerahmukosaanus

PERESEPAN• Pasientidakbolehdalamkeadaankondisilelah

• Pasienharusmampumemahamiinstruksi

• Pemantauanhasilterapidilakukantergantungkondisipasien

PROSEDUR /tAtAlAKSANA1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan

• Menjelaskantahapanpemeriksaan

3. Pelaksanaan asesmen

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

DAFtAR PUStAKA 1. rodriguez G, King JC, stiens sA. neurogenic bowel dysfunction and rehabilitation,

in braddom rl: Physical medicine and rehabilitation. 4thed. Philadelphia : elsevier

saunders, 2011 : 619

2. linsenmayer t, stoneJ. neurogenic bowel and bladder in delisa’s Physical medicine

And rehabilitation 5th edition.2010: 1345

3. DoughtyDB.Urinary&FecalIncontinence.CurrentManagementConcepts.3rd

edition. st. louis, mosby elsevier, 2006

162

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 1__________________________________________________________________

PEMERIKSAAN UNtUK NEUROgENIC BOWEl

BAHAN DAN ALAT

• Handschooen

• Gel

• Reflexhammer

• PinPrick

• Kapas

ANAMNESIS:

• Riwayatdefekasi:frekuensi,volumedankonsistensifeses,dietseratdancairan,

merasa buang air besar tidak tuntas, kerasnya mengedan saat defekasi, dan gejala

lain seperti nyeri perut, kram atau gembung.

• Riwayatrincitentangprogrambowelpasienmencakuppengkajiancairan,diet,

aktivitas, medikasi dan aspek bowel care.

• Riwayatteknikdanoutcomebowelcare,mencakupjadwal,metodeinisiasi

(stimulasi kimia atau mekanik), teknik fasilitasi, lama waktu yang dibutuhkan, dan

karakteristik feses.

• Adanyasensasigastrointestinalataunyeri,sensasiuntukdefekasi,sensasiurgensi

dan kemampuan untuk menghindari inkontinens saat aktivitas valsava seperti

batuk, tertawa, bersin, dan lain-lain.

PEMERIKSAAN FISIK:

• Pemeriksaanfisikuntukmenegakkandiagnosis:

w Penyakit saraf: cedera medulla spinalis, Parkinson, stroke

w Penyakit thyroid

• Tandamalnutrisi,dehidrasi,penurunanberatbadan,kulitpucat,membranmukosa

kering, turgor kulit yang buruk, hipotensi ortostatik dan takikardia.

• PemeriksaanAbdomen:inspeksidistensi,hernia,dankelainan-kelainanlainnya,

perkusi ada atau tidaknya bising usus, dan palpasi masa dan tenderness

• Pemeriksaananorektal:inspeksianusadanyacelahorifisium,konturanus-bokong,

refleksano-kutan,integritasototpelvicfloor,tonussphincter,kontraksisphincter

volunter

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Laboratorium:darahdanfeses

• Teknikinvasifuntukmengukurmotilitastraktusgastrointestinal:

w manometri, mengukur aktivitas kontraktil (tekanan intra luminal)

w barostat, mengukur tonus atau compliance

w tensostat, mengukur tekanan dinding

w Elektromiografi,mengukuraktivitasmioelektrik

163

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 2__________________________________________________________________

BOWEl DIARy

nama : ......................................................................................................

diagnosis : ......................................................................................................

bulan : ......................................................................................................

tAnGGAl WAKtu mulAi temPAt/Posisi metodA WAKtu

selesAiKonsistensi

Feses KeterAnGAn

Kesimpulan : ......................................................................................................

164

BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

lAMPIRAN 3__________________________________________________________________

ANORECtAl MANOMEtRy

Anorectal Manometry merupakan alat ukur objektif dari sensasi anorektal,

rectoanal inhibitory reflex, tekanan yang ditimbulkan oleh sphincter complex dan

panjang kanal anal.

1. Persiapan Pemeriksaan

• Peralatanyangdiperlukan:

w Alat manometry computerized

w Anorectal manometry catheter

w rectal balloon

• PersiapanPasien

w menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan

w menjelaskan tahapan pemeriksaan

w memintakan persetujuan secara tertulis (informed consent)

2. Prosedur Pemeriksaan

• Pasiendiposisikanpadaposisiyangnyaman

• Masukkancatheterkedalamrectummelaluianalkanal.Catheteriniberisitransduser

peka terhadap tekanan

• Ujungakhirbagianrectaldaricatheterdihubungkandenganbalon,yangdiisidengan

udara setelah catheter masuk melewati rectum.

• Pasiendimintauntukmemberitahukapanmulaiterasarectumterisi,saatrectum

terasa penuh dan saat desakan kuat untuk defekasi, dan banyaknya volume udara

yang dimasukkan dicatat.

• Kemudianbalondikempeskansecaraperlahan-lahan.

• Rektoanalinhibitoryreflexdapatdihitungselamatessensasirectal,dimanatekanan

anal kanal saat isitirahat turun sebagai respons terhadap distensi rectal

• Tekananyangditimbulkanolehsphinctercomplexdiukursaatpasiendalamkondisi

“istirahat”dimintauntukmengerutkansphincteranaleksternalsepertiseakan-akan

menahan defekasi atau saat mengedan (melakukan valsava maneuver)

• Untukmenentukanpanjanganalkanal,pertama-tamamenentukanareadalamanal

kanal, dimana tekanan istirahatnya paling tinggi. Are tekanan tertinggi ini dihasilkan

oleh sphincter anal internal yang terletak pada anorectal junction. Jarak antara

anorectal junction sampai ke anus merupakan panjang anal kanal, umumnya sekitar

3 cm. laki-laki lebih panjang daripada wanita.

3. Penilaian Fungsi Bowel

• Padakeadaanrelaks,tekananistirahatmerupakantekanantonussphincteranal

internal sedangkan tekanan saat mengerutkan sphincter merupakan kemampuan

kontraktilitas dari sphincter anal eksternal dan otot dasar panggul. tekanan yang

terjadi saat mengedan adalah kemampuan pasien untuk merelaksasi sphincter

anal eksternal dan otot-otot dasar panggul saat adanya dorongan ke bawah

untuk defekasi. Pada saat ini umumnya tekanan intrarectal meningkat dan secara

bersamaan tekanan anal kanal menurun.

165

Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi

• NilaiFisiologispemeriksaanmanometrypadaorangnormal

Catatan:

nilai ini harus disetarakan dengan usia dan jenis kelamin karena kurangnya data

normative3

PArAmeter nilAi normAl

Anal manometry

tekanan saat istirahat 40-80 mmhg

Kontraksi volunteer maksimum 80-160 mmhg

tekanan saat mengerutkan sphincter 40-80 mmhg (diatas tekanan saat istirahat)

Panjang anal kanal Wanita: 2,0-3,5 cm

Pria : 3,0-4,0 cm

Reflexinhibisianorectal Ada

sensasi rectal

sensasi terisi awal 20-40 ml

sensasi penuh 120-150 ml

rectal compliance 16,8±2 ml/cm h2o

166

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

167

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

2

168

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Definisitaping adalah suatu metode terapi taping pada kulit dengan menggunakan suatu

elastic tape. Prinsip kerja dari taping adalah memberikan kesempatan tubuh kita untuk

memproses kesembuhan secara alamiah dengan cara meningkatkan fungsi sistim

neuromuskuloskeletal dan sirkulasi.

TujuAnterdapat 5 efek fisiologis dari taping yaitu: terhadap otot, sendi, fascia, sistim sirkulasi

atau limfatik, dan kulit. taping dapat diberikan baik pada fase akut, sub akut maupun

kronik dan dapat digunakan sebagai terapi maupun pencegahan. terdapat 4 fungsi

utama taping yang telah diketahui, yaitu: (lihat bagan 1)

1. Meningkatkan fungsi otot

• Memperbaikikontraksiototataumeningkatkankekuatanototpadaototyang

lemah.

• Memberisupportpadaototagartidakcepatlelah

• Mengurangispasme,spastisitasataukontraksiototyangberlebihan.

• Melindungiototterhadapkemungkinansuatutrauma.

• MeningkatkanLGS.

• Mengurangidanmenghilangkannyeri.

2. Menghilangkan kongesti dan memperbaiki sistim limfatik

• Memperbaikisistimsirkulasidanlimfatiktubuh.

• Mengurangipanasberlebihandansubstansikimiaberlebihandarihasilproses

metabolisme tubuh pada jaringan.

• Mengurangiperadangan.

• Menguranginyeridanperasaantidaknyamanpadakulitdanotot.

3. Mengaktifasi sistim analgesik endogen

• Mengaktifasisistiminhibisispinal

• Mengaktifasisistiminhibisisarafperiferataudescendinginhibitorysystem.

Prosedur taping

169

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

4. Memperbaiki masalah sendi

• Memperbaikikesegarisansendiyangdisebabkanolehspasmeatau

pemendekan otot.

• Memperbaikitonusototdanabnormalitasfasiapadasendi.

• MemperbaikiLGSdanmenguranginyerisendi.

inDikAsi • Ototyangmemendek,spasmeataukram.

• Kelemahanotot,dropfoot,trendelenburggait.

• Muscleimbalance.

• Hypertropicscar,gangguanLGSkarenasofttissuesadhesion.

• Instabilitassendi,ligamentlaxity.

• Tendinitis.

• Problempostural:skoliosis,kyphosis,hyperlordosis.

• Edema,limfedema.

konTrA inDikAsi: Kontra indikasi absolut:

• Tapedipasangpadadaerahabdomenwanitahamil.

• Infeksikulityangsedangaktifatauselulitis.

• Lukaterbuka.

• Deepveinthrombosis(DVT).

Kontra indikasi relatif:

• Diabetesmellitus.

• Penyakitginjal.

• CADatauadabruitsdiarterikarotis.

• Kulityangrapuhatausedangdalammasapenyembuhanjaringankulit.

efek sAmping/komplikAsitidak ada komplikasi yang membahayakan akibat penggunaan taping, komplikasi yang

mungkin terjadi dapat berupa kemerahan dan gatal pada kulit karena reaksi alergi

(bilainiterjadi,segeralepastape,biasanyadalamwaktuseharialergiakanhilangdan

bila alergi semakin hebat dapat diberikan anti histamin oral atau topikal), dapat juga

terasa semakin nyeri terutama bila teknik pemakaiannya salah dan salah asesmen atau

diagnosisawalnya.

proseDur1. Persiapan peralatan: sesuai dengan jenis prosedur yang akan dilakukan

• KinesioTexGolddenganlebarstandar5cm.

• Guntingyangtajam.

• Kapasdanalkohol70%untukmembersihkandaerahyangakanditerapi.

2. Persiapan Pasien

• Menjelaskankepadapasientujuantindakan

• Menjelaskantahapantindakan

• Menjelaskanefeksampingdaritindakan.Gambar:KinesioTexGolddenganlebar standar 5 cm.

170

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

3. Pelaksanaan tindakan

Yang harus diperhatikan untuk mendapatkan teknik yang benar dan sesuai dalam

penggunaan Kinesio tape adalah:

a. Jenis tape standar yang dipergunakan ( tape standar yang direkomendasi adalah

kinesiotexgold),caramelepastape,besarnyatarikanatautegangantapeyang

diaplikasikan(tanpatarikanataupaperoff10-15%,ringan15-25%,sedang25-

50%,berat50-75%danpenuh75-100%,persendisiniadalahbesarnyatarikandari

kondisi tape tidak ditarik, kedua ujung tape tidak boleh ditarik ), besarnya tarikan

ini disesuaikan dengan tujuan terapi apa yang hendak kita capai (untuk inhibisi otot

yang tegang dan kondisi akut kita gunakan tegangan ringan, untuk memfasilitasi

otot yang lemah dan kondisi kronik kita gunakan tegangan sedang, untuk koreksi

mekanik kita gunakan tegangan berat, untuk koreksi fascia kita gunakan tegangan

sedang, untuk koreksi tendon atau ligamen kita gunakan tegangan berat atau

penuh, untuk koreksi fungsional kita gunakan tegangan penuh, untuk koreksi

limfatik kita gunakan tanpa tarikan), bentuk tape (lihat gambar 1) yang disesuaikan

dengan area yang akan diterapi (bentuk i, Y, X, jaring, kipas atau donat), arah tarikan

tape (untuk inhibisi otot yang tegang dan kondisi akut arah tarikan dari distal ke

proksimal atau dari insersi ke origo, sebaliknya untuk fasilitasi otot yang lemah dan

kondisi kronik arah tarikan dari proksimal ke distal atau dari origo ke insersi), setelah

tape menempel harus digosok untuk mengaktifkan daya lekat tape.

b. Persiapan pasien yang baik, terutama harus melihat ada tidaknya kontraindikasi dan

kondisi kulit atau area yang akan diterapi, kulit harus dalam keadaan bersih, tidak

berminyak akibat bekas pemakaian krim atau kosmetik yang akan mengurangi daya

rekat tape dan efektifitas tape.

c. daerah yang akan diberikan tape harus dalam keadaan teregang penuh dan sendi

harusdigerakkandenganLGSpenuh.

d. tujuan penggunaan Kinesio taping, secara garis besar dibagi dua yaitu untuk otot

(menginhibisi otot yang tegang atau memfasilitasi otot yang lemah) dan untuk

koreksi (koreksi mekanik, koreksi fascia, koreksi tendon, koreksi ligamen, koreksi

fungsional atau koreksi limfatik ).

Prosedur pelaksanaan:

a. Tentukanasesmenataudiagnosisawalberdasarkananamnesis,pemeriksaanfisik

atau pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai. Jangan lupa menanyakan status

alergi penderita.

b. Periksa daerah yang akan diberikan tape kemudian bersihkan daerah yang akan

diberikan tape dari minyak atau kotoran yang akan menurunkan daya lekat tape, bila

penderita mempunyai rambut yang banyak pada daerah yang akan diberikan tape

maka dapat dilakukan pencukuran terlebih dahulu.

171

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

c. Pasang tape dengan teknik yang disesuaikan indikasi atau tujuan pemasangan tape.

(lihat lampiran)

d. lakukan reasesmen setelah pemasangan tape dengan melihat bentuk, tekanan

dan daya rekat tape setelah dipasang, tanyakan keluhan penderita setelah tape

terpasang, bila terdapat reaksi alergi maka tape dapat dilepas, periksa kembali

kelainanyangdidapatpadasaatawalpemeriksaan.

e. Berikanedukasikepadapenderitatentangperawatantape di rumah ; boleh mandi

atau kena air, jangan mengeringkan tape dengan hair dryer, biarkan kering sendiri,

jangan menggunting atau menarik tape yang akan lepas, bila tape sudah lepas

sebagian, segera kontrol ke dokter yang memasangnya, jangan menggunakan krim

atau kosmetik di atas tape, pada saat mandi jangan menggosok tape terlalu keras.

f. Seluruhprosedurdiatasdilakukanbaikpadasaatawalpertamakalipenderita

datang maupun setiap kali datang berobat.

4. Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil tindakan

hasil yang dapat dinilai dari pemakaian Kinesio Taping :2,3,4

• Derajatnyeri.

• Fleksibilitasdanekstensibilitassendi.

• Kekuatanotot.

• LGS.

• Stabilitassendi.

• Hilangnyaperadanganataubengkak.

• Fungsiberjalan.

• Keseimbangandankoordinasi.

DAfTAr pusTAkA1. KaseK,WallisJ,KaseT.ClinicalTherapeuticApplicationsofTheKinesioTaping

Method.2nded.Tokyo:KenIkaiCo.Ltd;2003.p19-39.

2. KaseK.IllustratedKinesioTaping.4thed.Tokyo:KenIkaiCo.Ltd;2003.p6-12.

3. KinesioTapingAssociationInternational,KT1&2Workbook.2008.p14-180.

4. Kase K, stockheimer Kr. Kinesio TapingforLymphoedemaandChronicSwelling.

Tokyo:KenIkaiCo.Ltd;2006.p30-72.

172

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 1__________________________________________________________________

Kinesio TaPinG UnTUK oToT

1. Untuk inhibisi otot yang tegang, spasme atau memendek (Lihatgambar2)

• Bentukpotongantape i atau Y.

• Besartarikantaperinganatau15-25%.

• Arahtarikantape dari distal ke proksimal atau dari insersi ke origo, ujung

proksimal dan distal tape tidak boleh ditarik.

• Areayangditerapipadasaatmenempelkantempatfiksasiawaltape atau yang

disebut anchor harus dalam posisi netral kemudian dalam keadaan teregang

penuh saat menempelkan tape.

2. Untuk fasilitasi otot yang lemah (Lihatgambar3)

• Bentukpotongantape i atau Y.

• Besartarikantape sedangatau25-50%.

• Arahtarikantape dari proksimal ke distal atau dari origo ke insersi, ujung

proksimal dan distal tape tidak boleh ditarik.

• Areayangditerapipadasaatmenempelkantempatfiksasiawaltape atau yang

disebut anchor harus dalam posisi netral kemudian dalam keadaan teregang

penuh saat menempelkan tape.

lAmpirAn 2__________________________________________________________________

Kinesio Taping UnTUK KoreKsi

1. Koreksi mekanik (lihat gambar 4)

• Bentukpotongantape i atau Y.

• Besartarikantapeberatatau50-75%.

• Teknikpemasangantape Y dengan tegangan pada buntut atau tegangan pada

dasar, tapeIdenganteganganpada1/3tengah,ujungproksimaldandistaltape

tidak boleh ditarik.

Gambar 2. Kinesio taping bentuk i

untuk inhibisi otot dimana arah tarikan tape dari

insersi ke origo.2

Gambar 3. Kinesio taping bentuk i

untuk fasilitasi otot dimana arah tarikan

tape dari origo ke insersi.2

Gambar 4. Koreksi mekanik dengan bentuk tape Y (a. tegangan pada

buntut, b. tegangan pada dasar, dan c. tegangan

pada tape)

a.

b.

173

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

2. Koreksi fascia (lihat gambar 5)

• BentukpotongantapeY.

• Besartarikantapesedangatau25-50%.

• Teknikpemasangantapeosilasidaritepiketepiataupanjangdanpendek,

tegangan dapat pada dasar atau pada buntut, ujung proksimal dan distal tape

tidak boleh ditarik.

• Fasciayangakandikoreksiberadadibawahteganganpadatapebisapada

buntut atau pada dasar tergantung luas fascia dan bentuk fascia yang akan

dikoreksi.

c.

3. Koreksi space (lihat gambar 6)

• BentukpotongantapeI,donuthole,atauwebcut.

• Besartarikantapesedangatau25-50%padapertengahandasaruntuktapeI

danpada1/3tengahpadatapedonutholedanwebcut.

• BentukpotongantapeYdenganteganganpadabuntutsepertipadakoreksi

fascia juga dapat digunakan untuk koreksi space.

Gambar 5. Koreksi fascia dengan bentuk tape Y tegangan pada dasar.2

Gambar 6. Koreksi space (a. bentuk tape i dengan tegangan pada bagian tengah, b. bentuk tape donnut hole dengan tegangan pada bagian tengah)2

174

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

4. Koreksi tendon (lihat gambar 7)

• BentukpotongantapeI

• Besartarikantapeberatatau50-75%.

• Ujungproksimaldandistaltapetidakbolehditarik.

• Posisikantendondalamkeadaanteregangpenuh.

Gambar 7. Koreksi tendon achilles.2

5. Koreksi ligamen (lihat gambar 8)

• BentukpotongantapeIdenganpanjangyangdisesuaikanpanjangligamen.

• Besartarikantapepenuhatau75-100%.

• Ligamenyangakandikoreksiberadadibawahtape.

• Ujungproksimaldandistaltapetidakbolehditarik.

Gambar 8. KoreksiligamenMCL.2

6. Koreksi fungsional (lihat gambar 9)

• BentukpotongantapeI,panjangtapeadalahdisesuaikandengansendiyang

akankitakoreksi,minimal4incidiatasdandibawahsendiyangakandikoreksi.

• Besartarikantapeberatatau50-75%.

• TapedipasangdalamkeadaanposisinetralkemudiandigerakkandenganLGS

penuh sesuai dengan arah yang kita harapkan, misalnya kita akan membantu

dorsofleksi kaki, maka setelah ujung tape pada bagian distal kaki kita tempel,

posisikan kaki pada keadaan dorsofleksi penuh kemudian kita tarik tape untuk

menempelkan ujung proksimal tape, setelah ujung proksimal tape kita tempel,

kita posisikan kaki pada posisi plantar fleksi sambil merekatkan tape, hal ini

sebaliknya jika kita akan membantu plantar fleksi.

• Ujungproksimaldandistaltapetidakbolehditarik.

175

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

7. Koreksi limfatik 4(Lihatgambar10)

• Bentukpotongantape jaring.

• Besartarikantaperinganatau15-25%.

• Arahtarikantape menyesuaikan aliran limfatik daerah yang diterapi, anchor

pada daerah proksimal area yang tidak bengkak dan jaring – jaring mengelilingi

daerah yang bengkak.

• Ujungproksimaldandistaltape tidak boleh ditarik.

Gambar 9. Koreksi fungsional untuk membantu dorsofleksi kaki. 2

Gambar 10. Koreksi limfatik pada tungkaibawah.2

176

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Prosedur dry needling

Definisi dry needling adalah prosedur atau tindakan rehabilitasi medik untuk deaktifasi dan

desensitisasidaritriggerpointdengancaraberulang-ulangmenusukanataumemutar

jarum .

TujuAnuntuk mengurangi nyeri secara mekanik dengan memecah nodul fibrotic yang

menekan ujung saraf.

inDikAsi• Myofascialtriggerpointsyndrome(MTPS)

konTrA inDikAsi • Kelainanperdarahan(koagulopati,trombositopenia)

• Dalamterapiantikoagulan

• Infeksilokal

• Imunosupresan

• Gangguanpsikiatri(ansietas,paranoid,schizophrenia)

• Pasienyangtidakkooperatif,rasatakut

efek sAmping / komplikAsi TinDAkAn• Postinjectionsoreness

• Reaksivasovagal

• Perdarahan

• Infeksi

• Shockanaphilaksis/Neurogenicshock

• Pneumothoraks

• Syncope

177

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

BAhAn DAn AlAT• Lidocaine1%atauProcain0,5%

• Hydrocortisoneacetate25mg/ml

• Isotonicsalinesolution(NaCl0,9%)

• Disposablesyringe1mlatau3mldenganjarum25G

• Disposableneedledenganjarum25G,27Gataumenggunakanjarumakupuntur

• Povidoneiodine

• Alcoholswab

• Gaassteril

• Plester

• Sarungtangan(sebaiknyasteril)

ProsedUr

1. Persiapan peralatan

2. Persiapan Pasien

• Menjelaskankepadapasiendankeluargatentangtujuan,manfaatsertaefek

samping tindakan dry needling

• Menjelaskantahapantindakanpenyuntikandanototyangakandisuntik

• Memintapasien/keluargamenandatanganipernyataanpersetujuantindakan

medik

• Pemeriksaantandavitaldanstatusgeneralis

3. Pelaksanaan tindakan

• Posisikanpasiensesuaidenganototyangakandilakukandryneedling,bantu

dengan memberikan penyanggah atau bantalan agar pasien rileks dan otot

tidak tegang.

• Identifikasitriggerpoint,nodulatautautbanddanberitandadengantepat.

(trigger point dapat ditentukan dengan alat dolorimeter atau algometer).

• Sterilkankulitlokasiinjeksimula-muladenganpovidoneiodine,kemudian

dengancairanalcoholsetiapkaliminimal3kaliusapan

• Untuktriggerpointyangsuperficialdapatmenggunakanjarum27G,sedangkan

untukototyanglebihdalamdapatmenggunakanjarum25G.Jarumtidakboleh

ditusukkan sampai habis.

• Jepitkulitbagianatastriggerpoint,tautbandataunoduldiantaraibujaridan

jari telunjuk atau antara jari telunjuk dan jari tengah. Jepitan jari mengisolasi

nodul atau taut band agar tidak bergeser dari jalur jarum.

• Jarumditusukkankuranglebih1sampai1,5cmdariposisitriggerpointuntuk

memfasilitasiarahjarumkedalamtriggerpointdengansudut30o

• Gunakantehnik“fast-infast-out”untukmemicuLTR(LocalizedTwitchReaction).

Kedutanlokalinibertujuanuntukmemperkirakanefektivitasdaritindakan.

setelah menusuk trigger point, pastikan jarum tidak menusuk lumen pembuluh

darah.

• Lakukanpenusukanjarumberulang-ulangsekitarnodultanpamenarikjarum

ke luar., apabila tindakan dry needling ingin ditambahkan dengan menyuntikan

obat anastesi lokal atau obat lainnya, maka suntikan tersebut dapat segera

dilakukan setelah tindakan menghancurkan nodul

• Tindakandryneedlingdapatdilanjutkankenodulatautautbandyanglain.

• Setelahselesai,lakukanpereganganpenuhsecaraaktifpadaotot-ototyang

diinjeksi.

178

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

4. dokumentasi

• Indikasimedik

• Otot-ototyangditerapidengandryneedling

• Penggunaanlokalanaestesi

• Catatbilaadapenyulitataukomplikasi

evAluAsi • Nyeriberkurang

• Tautbanddannodulmenghilang

• Spasmeototberkurang

• Aktivitasfungsionalmeningkat

Untuknyeriakut,dryneedlingdapatdilakukan2-3kaliperminggu(denganpenusukan

pada tempat yang berbeda). Pada fase subakut dapat dilakukan 1 kali per minggu atau

per2minggu.

DAfTAr pusTAkA• LavelleED,LavelleW,SmithHS.MyofascialTriggerPoints.JournalofAnesthesiology

Clin25(2007):841-851

• TanJC.PracticalManualofPhysicalMedicineandRehabilitation.Mosby,1998:412-

13

• TravellJG,SimonsDG.MyofascialPainandDysfunction.TheTriggerPointManual.

Baltimore,William&Wilkins,1983:60-61,83-84

Gambar 1. Gambarancross-sectional

yang menunjukkan palpasi taut band (black ring)

dan trigger pointnya (titik merah) yang hanya bisa

diakses dari satu arah, seperti pada infraspinatus.

a, Kulit didorong ke satu sisi untuk memulai palpasi.

b, ujung jari bergeser searah dengan derat otot untuk merasakan tekstur

tautbanddibawahnyayang menyerupai

gumpalan.C,ototdidorongkesisiyangberlawanan

saat selesai palpasi.

179

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Gambar 2. Gambarancross-sectionalyang menunjukkan palpasi jepitan taut band (black ring) dan trigger pointnya (titik merah). Palpasi jepitan digunakan pada otot yang dapat diangkat diantarajari-jari,sepertisternoclidomastoid, pectoralis major, dan latissimus dorsi. a, serabut otot dijepit dengan ibu jaridanjari-jarilain.B,taut band yang keras akan terasa dengan jelas saatjari-jarimelewatinya.Perubahan sudut phalang distal membuat membentuk gerakan maju mundur yang akan memperjelas detail taut band.C,ujungtautbanddapat ditentukan dengan jelas saat terlepas dari antarajari-jari,biasanyadisertai dengan respon kedutan local.

Gambar 3. Gambarcross-sectionalpalpasiuntukmelokalisasitautbanddanmenfiksasitriggerpointuntukinjeksi.AdanB,menggunakantekananbergantianantara2jariuntukmengkonfirmasilokasitautband.C,memposisikantautbanddipertengahanantaraduajari untuk injeksi trigger point yang terdapat di dalam taut band.

180

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Prosedur spray and strech

Definisispray dan stretch adalah suatu prosedur tindakan rehabilitasi medik yang digunakan

untuk mengatasi nyeri akibat spasme otot dan atau trigger point (tP) yang aktif. Yang

dimaksud dengan trigger point adalah area sensitif pada otot, fascia, tendon, ligament,

periosteumataupericapsular,yangpadasaat”aktif”menyebarkannyeripadaarea

tertentu lainnya atau area nyeri rujukan.

TujuAnspray and stretch terapi bertujuan untuk mencapai relaksasi dari otot yang spasme

atauareatriggerpointmelaluiefekdingindarivapocoolantyangsecaratidaklangsung

menghambatnyeridanreflexregangspinal,yangsecarareflektifmerelaksasiototdan

memudahkan dilakukannya terapi peregangan.

inDikAsi • Spasmeotot

• Tenderspotarea

• Myofascialtriggerpointsyndrome(MTPS)

• Fibromyalgia

konTrA inDikAsi• Penderitadalamkeadaantidaksadar

• Adanyalukadikulit/infeksi

• Adanyaoedema

• Dugaanfraktur,dislokasisendi

efek sAmping/komplikAsi• Dapatterjadipatahtulang

• Dapatterjadidislokasisendi

181

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

BAhAn DAn AlATVapocoolantsprayyangdigunakan:

• Aethylchlorida

• Fluorimethan

Fluorimethan lebih aman karena tidak mudah terbakar, tidak mudah meledak dan

secara kimia stabil, tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit

proseDur TinDAkAn1. Persiapan peralatan

2. Persiapan Pasien

• Menjelaskankepadapasientujuantindakan

• Menjelaskantahapantindakan

• Menjelaskanefeksampingdankomplikasidaritindakan

• Pasientidakbolehmerasaterlaludingin,bagianyangtidakditerapidiselimuti

atau sebelumnya diberi kompres panas.

• Pastikanpasientidakdalamkeadaanlaparatauhipoglikaemi

• Periksaadakahketerbatasangerakdanaktivitasyangterganggu

3. Pelaksanaan tindakan

• Pasiendiposisikanpadaposisinyamandanrelaks

• Penentuanotot-ototyangspasmeatauototdimanaterdapattriggerpointsyang

aktif dan otot nyeri rujukan

• Fiksasisalahsatuujungototsehinggatekanandapatdilakukanpadaujungotot

yang lain, agar dapat diregang secara pasif.

• Lindungiareamatabilamenyemprotdidaerahwajah

• Pegangvapocoolantspraysetinggi45cmdarikulit,arahkansemprotandengan

membentuksuduttajam300denganpermukaankulit.

• Vapocoolantspraydisemprotkanparallelsatuarahdenganserabutotot,

dengankecepatansemprotansekitar10cmperdetik.Bersamaandengan

menyemprotvapocoolantlakukanperegangansecarapasifselama30detik

perlahan-lahandengantekanantetap.Semprotanharusdiberikandimulaidari

tempatperlekatanototdiatastriggerpointsdanmelewatireferencezone.

• Kemudianhangatkankulitdenganhotmoistpackuntukbeberapamenit,diikuti

olehlatihanperegangansendisecaraaktifdanperlahan-lahanolehpasien

sampai mencapai lingkup gerak sendi penuh. Peregangan otot sebaiknya dilakukan

bersamaan dengan ekspirasi pernafasan

• Prosesinidapatdiulangsampai5kali.

• Bilakulitsudahkembalihangat,prosedursprayandstretchdapatkembalidiulang.

4. Mendokumentasikan hasil tindakan

penilAiAn• Berkurangnyanyeri,danspasmeotot

• Hilangnyanoduldantautbandareatrigger

DAfTAr pusTAkA 1. TanJC.PracticalManualofPhysicalMedicineandRehabilitation.Mosby,1998:412-22

2. TravellJG,SimonsDG.MyofascialPainandDysfunction.TheTriggerPointManual.

Baltimore,William&Wilkins,1983

182

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Tehnik spray and stretch pada area kepala dan leher

183

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Tehnik spray and stretch pada area kepala dan leher

184

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Tehnik spray and stretch pada area batang tubuh

185

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Tehnik spray and stretch pada area ekstremitas atas

186

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Tehnik spray and stretch pada area ekstremitas atas

187

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Tehnik spray and stretch pada area ekstremitas bawah

188

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Tehnik spray and stretch pada area ekstremitas bawah

189

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Definisi:injeksi muskuloskeletal merupakan salah satu tindakan dalam tata laksana

komprehensif nyeri dan inflamasi pada sistem muskuloskeletal dalam konteks

kedokteran fisik dan rehabilitasi.

TujuAn:• Mengurangiinflamasimuskuloskeletalsehinggamemperbaikifungsigerakdan

mengoptimalkan latihan dan tindakan terapi fisik.

• Menggurangi,menghilangkanrasanyeriakutataukronik

jenis proseDur• TendinitisBicipitalis

• Tendinitisototgelangbahu(RotatorCufftendinitis)

• EpikondilitislateralatauTennisElbow

• EpikondilitisMedialatauGolferElbow

• Bursitisolecranon.

• TenosinovitisDeQuervain

• ArthritissendicarpometacarpalI

• Triggerfinger

inDikAsi• Inflamasipadasistemmusculoskeletal(tendon,bursa,dansendi)

konTrA inDikAsi• Adanyainfeksikulitpadasekitartempatinjeksi

• Gangguankoagulasiataukecenderunganperdarahan

• Diabetesmellitusyangtidakterkontrol

Prosedur injeksi muskuloskeletal

190

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

efek sAmping/komplikAsi• Rupturetendon

• Nyeri

• Infeksi

• Atrofijaringanlunak

• Depigmentasi(akanhilangdalamwaktu6-12bulan)

• Alergi

peresepAn • Triamcinoloneacetonide20mg,methylprednisolone40mgatauhydrocortisone

acetate20mg

• Lidocain1%4ml

BAhAn DAn AlAT- Jarum&SpuitDisposible

- Sarungtangan

- Alkohol&Betadine

- Lidokain

- Steroid

- USGmusculoskeletal

proseDur- ManUal

1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda tindakan yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuantindakan

• Menjelaskantahapantindakan

• Menjelaskanefeksampingtindakan

3. Pelaksanaan tindakan

4. Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil tindakan.

- UlTrasoUnd GUided

1. Persiapan peralatan: UsG musculoskeletal dan sesuai dengan metoda

tindakan yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

• Menjelaskankepadapasientujuantindakan

• Menjelaskantahapantindakan

• Menjelaskanefeksampingtindakan

3. Pelaksanaan tindakan

4. Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil tindakan.

DAfTAr pusTAkA1. ArnoldW,FullertonDSP,HolderS,MayCS.Viscosupplementation:Managedcare

issuedforosteoarthritisoftheknee.JManagCarePharm2007;13(4)(suppl):S3-S19.

2. BuckwalterJA,EinhornTA,MandelbaumBR,StollerDW.OAtodayandtomorrow:

Maintainingfunctionwithearlyintervention.Availableeturl:http://www.medscape.

org/viewarticle/436984.Citedat:17June2011

191

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

3. SilverT.Jointandsofttissueinjection.4thed.Oxford:RadcliffePublishingltd2007:

71-76.

4. WenDY.Intra-articularHyaluronicAcidinjectionsforkneeOsteoarthritis.AmFam

Physician2000;62:565-70,572

5. Marshall.KW.OpposingviewsinthetreatmentofOAoftheknee:TheCase

foraggressiveviscosupplementationinthetreatmentofkneeOA.Medcape

OrthopaedicEducation.Availableaturl:http://www.medscape.org/

viewarticle/416506_4.Citedat:17June2011

6. SpitzerAI,ArnoldW.ViscosupplementationforOsteoarthritisoftheknee:Strategies

toimprovepatientoutcomes.MedcapeOrthopaedicEducation.Availableaturl:

http://www.medscape.org/viewarticle/581361.Citedat:17June2011.

7. ZuberTJ.Kneejointaspirationandinjection.AmFamPhysician2002;66:1497-

500,1503-4,1507,1511-2

8. WittichCM,FicaloraRD,BeckmanTJ.Musculoskeletalinjection.MayoClinProc2009;

84(9):831-837.

9. CardoneDA,TalliaAF.Diagnosticandtherapeuticinjectionofthehipandknee.Am

FamPhysician2003;67:2147-52.

10.SaundersS,LongtworthS.Injectiontechniquesinorthopaedicandsportmedicine.

3rded.London:ElsevierChurchillLivingstone,2006:102-103.

11.JacksonDW,EvansNA,ThomasBM.Accuracyofneedleplacementintotheintra-

articularspaceoftheknee.JBJS2002;84:1522-1527

12.Chaves-Chiangetal.Thehighlyaccurateanteriolateralportalforinjectingthe

knee.SportMedicine,Arthroscopy,Rehabilitation,Therapy&Technology2011,

3:6.CuccurulloJ.S,BrownD,PetagnaPlattH,StraxTE.Musculoskeletalinjection

skills competency in physical medicine and rehabilitation residents : a method for

developmentandasseeement.AmJPhys.Med.Rehabil2004;83:479-485.

13.AndersonBC.Guidetoarthrocentesisandsofttissueinjection.ElsevierSaunders,

2005.

14.GeorgeLV,HanKJ.GillianHA,DanaJ.Fam’smusculoskeletalexaminationandjoint

injectiontechniques.Mosby,2010.

15.SaudersS,GordonC.InjectionTechniquesinorthopedicandsportmedicine.WB

Saunders,2005.

16.Waldman.AtlasofPainmanagementinjectiontechniques,2nded.WBSaunders,

2007.

17. nicholas We, James rn. injection procedures in physical medicine and rehabilitation.

Ed:DeLisaJA.LippicottWilliam&Wilkins,2010.

18.GerardVP,WiliamG.Injectionofperipheraljoint,bursa,tendonsheathsandtendon

insertions.In:PM&RSecret3rded.Mosby,2008.

19.CuccurulloJS.Physicalmedicineandrehabilitationboardreview.Demosmedical

publishing.

20.GrossJM,FettoJ,RosenE.Musculoskeletalexamination3rded.WilleyBlackwell,

2009.

192

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 1__________________________________________________________________

injeksi pADA TenDiniTis BicipiTAlis

merupakan inflamasi tendon bicep longus akibat friksi mekanik dan iritasi tendon

saatbergerakpadabicipitalgrooveanteriorhumerus.Aktivitasmengangkatlengan

membuat perubahan spectrum patologis termasuk diantaranya inflamasi, rupture

mikro, inflamasi kronis, perubahan degenerasi mucoid dan rupture tendon. Faktor

resikoterjadinyarupturetendonyaituperubahandegenerasimucoid.Cederasaat

mengangkatbebanberat,usialebihdari62tahunsertariwayattendinitisberulang.

Gejalanyeripadabahuanterior,saatfleksibahudanaktivitasmengangkatyang

melibatkanfleksisiku,bertambahsaataktivitas,masihmerasakannyerisaatistirahat

malamhari.Seringdisertaitendinitissupraspinatusatau“impingementsyndrome”.

mengeluhkan sensasi seperti dicubit di sisi lateral lengan atas saat mengangkat tangan.

Pemerikasaan fisik speed test dan yeargason test dan test untuk memastikan adanya

impingement supraspinatus.

PeresePan

Triamcinolon40mgdalam1-2mllidocain0,5%denganjarum1,5inch25G.

TehniK

• Posisikanlenganpadasupinasi,bahurotasieksternal45derajat.

• Disisilateralprocesuscoracoidsterdapattuberositasminor,kemudiancariinsersi

tendon bicipital pada alur bicipital.

• Tusukkanjarumsampaimenyentuhperiosteum,tariksedikit,kemudianinjeksikan,

jangan sampai ada tahanan. hindari injeksi pada tendon.

• Janganlakukanaktivitasmengangkattangansampai3haripertamapascainjeksi.

hindarkan atau batasi gerakan mengangkat beban dan mengangkat tangan keatas

kepala jika masih sakit. latihan beban pendulum dimulai hari ke 4.

• Injeksidapatdiulang6minggukemudianjikaperbaikanhanya50%.

• Pasiendapatkembalikeaktivitasbiasaatauolahragajikatonusototsudahnormal.

193

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 2__________________________________________________________________

injeksi pADA TenDiniTis roTATor cuff

Diawalidenganmikrotraumapadamuskulotendinousbahu(ototsupraspinatusdan

infraspinatus), Predisposisi adalah gerakan yang berulang yang meliputi gerakan

mengangkat tangan, menarik, mendorong, mengangkat dengan lengan terlalu

teregang. hal ini akan menekan dan mengiritasi tendon (subacromial impingement).

Gejalayangditemukanadalahtidakdapatfleksidanrotasieksternaljikaterjadi

tendinitis infraspinatus, keterbatasan abduksi jika tendinitis supraspinatus.

Pemeriksaan fisik meliputi test drop arm positif untuk rotator cuff tear komplit, tes Jobe

untuksupraspinatus,tesHornbloweruntukototinfraspinatus,tesNeerandHawkin

untuk shoulder impingement syndrome (tendon supraspinatus dengan coracoacromial

ligament),tesGerbersubcoracoiduntukimpingementtest(antararotatorcuffdengan

processus coracoid).

PeresePan

20mgtriamcinolonedan1%lidocaindalam4ccdengansyringe5mljarum1,5inchi

21G

TeKniK

• Carisisilateralacromionpadatitiktengahdantusukkanjarumsedalam1inci,

berjalan paralel dengan sudut acromion kearah bursa subacromion.

• Jikadijumpaihalangansaatjarummasuktariksedikithindariperiostealataupun

tendon.

• Janganmelakukangerakanmengangkat,mendorong,menarikdanmemberi

tekananlangsungpadabahuuntuk3haripascainjeksi.Latihanperegangan

pendulum dimulai hari ke 4.

• Gerakanmengangkatdapatdimulaisaatsakitberkurang.Latihanatauaktivitas

biasadapatdilakukansampaitonusmembaik75%

194

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 3__________________________________________________________________

injeksi pADA epikonDiliTis lATerAlis (Tennis elBow)

Merupakancederatendonextensor(biasanyaExtensorcarpiradialisbrevis),akibat

gerakan menggenggam yang berlebihan dan berulang seperti mengangkat, memaku,

memeras sehingga menyebabkan robekan mikro. inflamasi sekunder dapat menjadi

kroniskarenapengunaanterusmenerus.Pemeriksaandengantenniselbowtest.

PeresePan

Triamcinolone10mg,dalam0,75mllidocaine2%jarum25G.0,5inchi

TehniK

• Pasiendudukdengansikudisanggapadasudutyangtepatdanlenganbawah

dalamposisisupinasi(fleksisiku90derajat)

• Temukanfacetsebelahanteriorpadaepicondylelateral,tetapkanareanyeri,

tusukkan jarum sejajar dengan cubital crease tegak lurus terhadap facet sampai

menuju tulang, tarik sedikit, masukkan cairan kedalam tendon tersebut (injeksikan).

Jangan di injeksi jika ada halangan.

• Istirahat10haripascainjeksi,jikainginmengangkatbebansebaiknyadalamposisi

lengan supinasi, sehingga yang bekerja adalah otot fleksor.

• Setelah1minggudapatdimulailatihanpereganganototekstensor.Latihan

penguatan otot dimulai jika tidak nyeri saat ekstensi .

Ultrasound guided

195

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 4__________________________________________________________________

injeksi pADA epikonDiliTis meDiAlis (golfer elBow)

Merupakancederatendonfleksorterutamatendonfleksorcarpiradialisbreviskarena

penggunaan berlebihan seperti gerakan memeras, mengangkat, memukul serta

aktivitasolahraga.Padapemeriksaanfisikdidapatkannyeripadamedialsiku,nyeripada

gerakan resistif fleksi pergelangan tangan dan pronasi lengan.

PeresePan

Triamcinolone10mgdalam0,75mllidocaine2%,jarum25G0,5lml

TehniK

• Pasiendudukdengantanganposisiekstensi.

• Temukanfacetantaratendonfleksorpadaorigonyadiepicondilusmedialis,

tetapkan area nyeri, kemudian tusukkan jarum tegak lurus sampai menyentuh

tulang, tarik, lalu suntikkan secara pepperin (dibagi beberapa tempat).

• Istirahatkanselama1minggukemudianlakukanlatihanperegangandanlatihan

penguatan otot.

• Injeksidapatdiulangsetelah6minggu.

196

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 5__________________________________________________________________

injeksi pADA BursiTis olecrAnon

merupakan inflamasi kantong bursa yang terletak antara prosesus olecranon ulna dan

kulit diatasnya. biasanya disebabkan oleh trauma tekan berulang. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan nyeri tekan dan bengkak di belakang siku dan nyeri pada gerakan siku

saat fleksi pasif dan ekstensi resistif.

PeresePan

Triamcimnolone20mgdenganjarum23G1inchisyringe2ml.

teKniK

• Pasiendudukdengansikufleksi90derajat

• Tetapkanpusatnyeribursa,masukkanjarumdansuntikkan.

• Istirahatkandanhindaritekananpadasendisikuselama1minggu

197

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 6__________________________________________________________________

injeksi pADA TenosinoviTis De QuervAin

Merupakaninflamasitendonekstensorpollicisbrevisdanabductorpollicislongus.

Predisposisi adanya gerakan menggenggam berulang dan tidak biasa sehingga

menyebabkangesekandaniritasitendonpadasnuffboxdimanatendontersebut

melewatidistalradi.

Pada pemerikasaan fisik didapatkan nyeri pada regio procesus styloid radialis dan

pangkal ibu jari. nyeri saat resistif abduksi dan ekstensi ibu jari, fleksi pasif ibu jari.

PeresePan

Triamcinolone10mg,denganlidocain2%0,75mldengansyringe1mljarum25G0,5”.

TehniK

SYRINGE needle KENALOG40 LIDOCAINE TOTALVOLUME

1 ml 2500.5inch(16 mm) orange

10mg 0.75ml2% 1 ml

Ultrasound guided

needle

• Posisikantangansecaravertikal(tegaklurus)denganibujariagakfleksi,identifikasi

gap antara dua tendon pada basis metakarpal i (dua tendon), kemudian tusukkan

jarumtegakluruskedalamgapdanarahkankeproksimaldiantaratendon-tendon

lalu suntikkan jarum diantara ke dua tendon.

• Masukkancairansebagaiboluskedalamtendonsheath

• Istirahatkandanhindarigerakanyangmenyebabkannyeriselama1minggu.Harus

diberikan penjelasan pada pasien yang kurus tentang kemungkinan terjadinya

depigmentasi dan atropi pada tempat injeksi.

198

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 7__________________________________________________________________

injeksi pADA ArThriTis senDi cArpomeTAcArpAl i

merupakan arthritis sendi ibu jari. osteoartritis merupakan penyebab arthritis yang

sering dijumpai. nyeri, bengkak dan deformitas tulang terjadi antara artikulasi

metacarpaldantrapezium.Padakasuskronisdapatterjadihilangnyatulangrawan

sendi, terbentuknya osteofit dan subluksasi tulang metacarpal. dapat terjadi gangguan

fungsi menggunakan pensil atau membuka botol. dari pemeriksaan fisik didapatkan.

• Watsonstresstest:jariposisiekstensi,dengandorsummanusdiatasmeja.Dorong

ibu jari kearah meja, test dinyatakan positife jika sakit.

• Nyerisaataduksipasifibujaridantidakdapatdiektensikansecarapasif.

PeresePan

Triamcinolone10mgdalam0,75mllidocaine2%dengansyringe1mljarum25G0,5”

TehniK

• Pasiendenganposisitanganditengahdanibujarikeatas.

• Caricelahantarametacarpaldantrapezium.Tusukkanjarumpadacelahtersebutdan

suntikkan.

• Pascainjeksi,jaridapatdigerakkansesuaitoleransinyeri.

199

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 8__________________________________________________________________

injeksi pADA Trigger finger

Merupakaninflamasitendonflexordigitorumsuperficialis,yangdisebabkanoleh

tekanan berulang pada caput tulang metacarpal. Jika hal ini berlangsung kronis akan

menyebakan penebalan tendon, sehingga menyebabkan gerakan jari terhambat. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan nyeri saat gerakan fleksi dan ekstensi, kadang disertai

gerakan jari terhenti sesaat/macet. bisa didapatkan nodul tendon pada dasar jari.

PeresePan

Triamcinolone10mgdengan0,25mllidocaine2%1mldengansyringe1mljarum25G

0,5“

TehniK

• Pasiendengantelapaktanganterbuka,temukantendonnodulyangsakit.

• Tusukkanjarumsampaijaringansubkutan,injeksikan,jikasulitjangandipaksakan

karena kemungkinan akan masuk ke dalam tendon.

• Tidakadapembatasangerakansetelahinjeksi,hindarkantekananpadaarea

metacarpophalangeal tersebut.

Ultrasound guided

needle

200

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Definisi Injeksibotulinumtoxin(BT)adalahtindakanpengobatandengancaramenyuntikkan

obatbotulinumtoxinsecaralangsungkedalamototuntuktujuanmedik

TujuAn Untukmencapairelaksasiototdenganmelakukanblokadekimiawipadaneuromuscular

junction

inDikAsi• Spastisitasfokal

• Spasmeotot

• Nyeri

konTrAinDikAsi • Ibuhamil

• Hipersensitivitas

• Usiakurangdari6bulan

• Lukaatauinfeksiditempatsuntikan

• Hipertermia

• Alergiterhadapbotulinumtoxin

efek sAmping / komplikAsi • Kelemahanpadaototselainotottarget,dapatberakibatrelaksasigeneralotot

skelet, paralisis diaphragma dan otot pernafasan yang lain

• Alergiterhadapkomponendariobat

peresepAnBotulinumtoxinkemasan100unitatau50unit

Prosedur injeksi BotulinumToxin

201

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

BAhAn DAn AlAT • Obatinjeksibotulinumtoxin

• NaCl0,9%untukpelarutobatinjeksi

• Disposablesyringe5ml

• Disposablesyringe1ml

• Disposableneedles25Gatau27G

• Alkoholswab

• Gaassteril

• Sarungtangan(sebaiknyasteril)

proseDur1. Persiapan peralatan

2. Persiapan Pasien

• Menjelaskankepadapasiendankeluargatentangtujuan,manfaatsertaefek

sampingsuntikanbotulinumtoxin

• Menjelaskantahapantindakanpenyuntikandanototyangakandisuntik

• Memintapasien/keluargamenandatanganipernyataanpersetujuantindakan

medic

• Pemeriksaantandavitaldanstatusgeneralis

3. Persiapan obat suntik

• EncerkanobatbotulinumtoxindenganNaCl0,9%.Untukototyangbesar100unit

botulinumbotoxdapatdiencerkandengan4cc,untukototyangkecildiencerkan

dengan2-2,5cc.

• Pengenceranharusdilakukansecaraperlahan-lahan(jangandikocok)agartidak

terjadi gelembung udara dalam flacon

• Agarobattercampurdenganbaik,flacondigerakkanmembentukangka8

perlahan di atas meja

4. Pelaksanaan tindakan

• Identifikasiotot–ototyangakandisuntiksertadosisnyaolehdokteryangakan

melakukaninjeksibotulinumtoxin

• Posisikanpasiensesuaidenganototyangakandisuntik,berikanpenyanggahatau

bantalan agar pasien relaks dan otot tidak menjadi tegang

• TetapkantitiksuntikanataumenggunakanUSGguidance

• Sterilkankulitlokasiinjeksidenganalcoholswab,biarkanmengeringdanusap

dengan gaas steril

• Aplikasikankrimlokalanestesidapatdilakukanpadatitiksuntik20menitsebelum

suntikandilakukan(untukpasienanak-anak)

• Lakukanpenyuntikanbotulinumtoxinsesuaidosisyangditetapkanpadatitik

suntik diotot.Arahsuntikandapattegaklurusatauhorizontalototyangdituju.

• Lakukanobservasiselama30menitsetelahpenyuntikanuntukkemungkinan

penyulitsepertialergiatauhipersensivitas.

5. dokumentasi

• Indikasimedik

• Otot-ototyangdisuntikdandosisbotulinumtoxinyangdisuntikkandisetiapotot

• Catatbilaadapenyulitataukomplikasi

202

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

evAluAsiEvaluasihasilinjeksiBTdilakukan7-10harisetelahpenyuntikan,karenapenurunan

tonusototakibatpenyuntikanbotulinumtoxinbarumulaimanifest3harisetelah

penyuntikandanmencapaipuncaknya10harisetelahpenyuntikan.

kesimpulAnPenyuntikanBotulinumtoxindiberikanuntukmenurunkantonusototyangmengalami

spastisitasterbataspadaototyangdisuntikdenganBotulinumtoxin.Efekobathanya

bertahansekitar4-6bulan.

DAfTAr pusTAkA 1. MoralesT.ProceduresinPhysicalMedicineandRehabilitation.2nded,Elsevier,2005

2. LennardTA.PhysiatricProceduresinclinicalpractice.Hanley&Belfus,1995

3. DresslerD.BotulinumToxinTherapy.GeorgThiemeVerlag,2000

Gambar: beberapa contoh injeksi

BotulinumToxin

203

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Definisiinjeksi intra artikular merupakan salah satu tindakan dalam tata laksana komprehensif

nyeri muskuloskeletal dalam konteks kedokteran fisik dan rehabilitasi.

TujuAn• Mengurangiinflamasimuskuloskeletaldansarafsehinggamemperbaikifungsi

gerak dan mengoptimalkan latihan dan tindakan terapi fisik.

• Menggurangi,menghilangkanrasanyeriakutataukronik

• Viskosuplementasisendi

jenis proseDur• Injeksiintra-artikularsendilutut

• Kapsulitiskronis(FrozenShoulder)

• NyerisendiAcromionclavicula.

inDikAsi• Injeksiintraartikularberupakortikosteroidseringdigunakanuntukmenangani

nyeri akut pada sendi, terutama pada penderita dengan inflamasi lokal dan efusi

sendi.

• InjeksiasamhyaluronatperludipertimbangkanpadapenderitaOAlututdengan

gejala yang bermakna yang tidak membaik dengan terapi standard farmakologi

dan non farmakologi atau tidak bisa mentoleransi dengan terapi tersebut (misal ada

problem gastrointestinal pada pemberian obat anti inflamasi).

konTrA inDikAsi• Adanyaosteomielitisatauinfeksikulitpadasekitartempatinjeksi

• Hemarthrosis

• Peradangansendi/septicarthritis

Prosedur injeksi Intra-artikular

204

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

• DalambeberapaharikedepanakandilakukanTKR

• Frakturosteokondral

• Selulitisperiartikular

• Diabetesmellitusyangtidakterkontrol

• Plaquepsoriasispadatempatinjeksi

• Gangguankoagulasiataukecenderunganperdarahan

efek sAmping/komplikAsi:• LokaL:

w atrofi jaringan lunak

w Depigmentasi(akanhilangdalamwaktu6-12bulan)

w inflamasi

w rupture tendon

w nyeri

• SiStemik:

w Kulit kemerahan,

w haid tidak lancar

w miopati

w Gangguantoleransiglukosa

w osteoporosis

w atropati steroid

w supresi adrenal (dosis tinggi dan jarang timbul pada injeksi lokal)

• aLergi:

Gejalaawalkemerahan(flushing),kesemutandanurtikaria.Gejalaawalinibisasaja

tidakmuncul.Gejaladarialergiberat;sesak(wheezing),dadaterasapenat,nyeri

abdomen, nausea dan muntah, dilanjutkan kegagalan sirkulasi, cardiac arrest dan

kematian.

peresepAn • Triamcinoloneacetonide20mg,methylprednisolone40mgatauhydrocortisone

acetate20mg

• Lidocain1%4mldenganjarum21G1,5inchitotal5ml.

• Kortikosteroidinjeksidapatdigunakansebagaimonoterapiataudikombinasikan

denganterapisistemikberupaanalgesik,NSAIDatauCOX-2inhibitor.Aspirasi

maupun injeksi sendi harus menggunakan teknik aseptik.

• AsamHyaluronat

BAhAn DAn AlAT• Jarum&SpuitDisposible

• Sarungtangansteril

• Alkohol&Betadine

• Kasasteril

• USGmusculoskeletal

205

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

proseDur• manuaL

1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda tindakan yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

w menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan

w menjelaskan tahapan tindakan

w menjelaskan efek samping tindakan

3. Pelaksanaan tindakan

4. Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil tindakan.

• uLtraSoundguided

1. Persiapan peralatan: UsG musculoskeletal dan sesuai dengan metoda

tindakan yang dipakai

2. Persiapan Pasien:

w menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan

w menjelaskan tahapan tindakan

w menjelaskan efek samping tindakan

3. Pelaksanaan tindakan

4. Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil tindakan.

DAfTAr pusTAkA1. ArnoldW,FullertonDSP,HolderS,MayCS.Viscosupplementation:Managedcare

issuedforosteoarthritisoftheknee.JManagCarePharm2007;13(4)(suppl):S3-S19.

2. BuckwalterJA,EinhornTA,MandelbaumBR,StollerDW.OAtodayandtomorrow:

Maintainingfunctionwithearlyintervention.Availableeturl:http://www.

medscape.org/viewarticle/436984.Citedat:17June2011

3. SilverT.Jointandsofttissueinjection.4thed.Oxford:RadcliffePublishingltd2007:

71-76.

4. WenDY.Intra-articularHyaluronicAcidinjectionsforkneeOsteoarthritis.AmFam

Physician2000;62:565-70,572

5. Marshall.KW.OpposingviewsinthetreatmentofOAoftheknee:TheCase

foraggressiveviscosupplementationinthetreatmentofkneeOA.Medcape

OrthopaedicEducation.Availableaturl:http://www.medscape.org/

viewarticle/416506_4.Citedat:17June2011

6. SpitzerAI,ArnoldW.ViscosupplementationforOsteoarthritisoftheknee:Strategies

toimprovepatientoutcomes.MedcapeOrthopaedicEducation.Availableaturl:

http://www.medscape.org/viewarticle/581361.Citedat:17June2011.

7. ZuberTJ.Kneejointaspirationandinjection.AmFamPhysician2002;66:1497-

500,1503-4,1507,1511-2

8. WittichCM,FicaloraRD,BeckmanTJ.Musculoskeletalinjection.MayoClinProc2009;

84(9):831-837.

9. CardoneDA,TalliaAF.Diagnosticandtherapeuticinjectionofthehipandknee.Am

FamPhysician2003;67:2147-52.

10.SaundersS,LongtworthS.Injectiontechniquesinorthopaedicandsportmedicine.

3rded.London:ElsevierChurchillLivingstone,2006:102-103.

11.JacksonDW,EvansNA,ThomasBM.Accuracyofneedleplacementintotheintra-

articularspaceoftheknee.JBJS2002;84:1522-1527

12.Chaves-Chiangetal.Thehighlyaccurateanteriolateralportalforinjectingthe

206

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

knee.SportMedicine,Arthroscopy,Rehabilitation,Therapy&Technology2011,

3:6.CuccurulloJ.S,BrownD,PetagnaPlattH,StraxTE.Musculoskeletalinjection

skills competency in physical medicine and rehabilitation residents : a method for

developmentandasseeement.AmJPhys.Med.Rehabil2004;83:479-485.

13.BruceCarlAnderson,Guidetoartrocentesisandsofttissueinjection.Elsevier

Saunders2005.

14.LawryVGeorge,KrederJHan.HawkerAGillian,JeromeDana,Fam’smusculoskeletal

examinationandjointinjectiontechniques,Mosby2010.

15.SaudersStephanie,CameronGordon.InjectionTechniquesinorthopedicandsport

medicine.WBSaunders.2005.

16.Waldman,AtlasofPainmanagementinjectiontechniques,2nded,Saunders2007

17. Walsh e nicholas,rogers n. James. injection procedures in physical medicine and

Rehabilitation.edDeLisa,LippicottWilliam&Wilkins.2010.

18.VarlottaPGerard,GibbsWiliamInjectionofperipheraljoint,Bursa,tendonsheaths

andtendonInsertionsinPM&Rsecret3rded,Mosby2008.

19.CuccurulloJSara,Physicalmedicineandrehabilitationboardreview,Demosmedical

pblishing20

20.GrossJM,FettoJ,RosenE.MusculoskeletalExamination3rded.Willey–

Blackwell.2009.

207

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 1__________________________________________________________________

injeksi inTrAArTikulAr senDi luTuT

lanGKah-lanGKah TeKniK injeKsi no-ToUch

• Posisikanpenderitapadatempattidurperiksa,bisaposisitiduranmaupunposisi

duduk

• Identifikasianatomilandmarkdantandaitempatyangakandisuntikdengansebuah

pen. dengan menggunakan ujung pen tekan secara perlahan untuk membuat

cekungan pada titik injeksi. ini akan digunakan sebagai petunjuk bila tanda pen

terhapus oleh antiseptik.

• Bersihkansisiinjeksidenganantiseptik.Teknikinimerupakanno-touchtechnique.

Jangan menyentuh daerah yang sudah di disinfeksi. sarung tangan dipakai

untukprecautionuniversal.Sarungtangansteriltidakharusdigunakankarenaini

merupakannotouchtechnique.

• Cekulangprosedurdiatasuntukmemastikansemuatelahdilakukandenganbenar.

• Masukkanjaruminjeksi.

• Kemudianaspirasiuntukmengetahuiapakahadacairandanuntukmeyakinkan

tidak mengenai pembuluh darah.

• Injeksikanisidarisyringe.Bilaposisibenarmakaisisyringeakansecaraperlahan

masuk dengan bebas dan hanya terasa tahanan ringan. sebelum mencabut jarum,

pastikan semua isi syringe sudah masuk ke dalam sendi.

• Cabutjarumdantutupbekasinjeksidenganplester.

• Bicarakandenganpasienmengenaiperawatansehabisinjeksi,janganbanyak

memberibebanpadasendiuntuk2-3haridanhindaribasahkenaairpadabekas

injeksi.

TeKniK injeKsi

• Adabeberapateknikyangberbedauntukaspirasimaupuninjeksilutut,antaralain

medial, lateral dan anterior approach.

• Padalateralapproachlututdiposisikanhampirekstensipenuh(fleksi10-15º),jarum

dimasukkan pada sisi lateral mid patellar ke rongga sendi patellofemoral. demikian

jugamedialapproach,jarumdimasukkankesisimediallututdibawahpertengahan

patella (mid patellar) ke rongga sendi patellofemoral.

• Padaanteriorapproach,penderitadudukdantungkaibawahmenggantungtanpa

menyentuh lantai atau bangku kaki, di sisi tempat tidur periksa dan lutut difleksikan

sekitar90º.Jarumdimasukkandiinferiorpatelladisisimedialataulateraltendon

patella lebar satu jari diatas garis sendi dan lebar 1 jari ke lateral atau medial tendon

patella. arahkan jarum ke tengah, paralel dengan medial tibia plateu.

KesiMPUlan

• Untukmengurangiinflamasipadakondisiakutnyerisendilututdapatdiberikan

injeksi kortikosteroid, terutama pada kondisi inflamasi dan efusi sendi.

• InjeksiasamhyaluronatperludipertimbangkanpadapenderitaOAlututdengan

gejala yang bermakna yang tidak membaik dengan terapi standard farmakologi

dan non farmakologi atau tidak bisa mentoleransi dengan terapi tersebut (misal ada

problem gastrointestinal pada pemberian obat anti inflamasi).

208

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Gambar 1: medial

approach

Gambar 2: lateral

approach

Gambar 3: ultrasound

Guided

lateral mid patellar portalP = Patella, F = Femur, t = tibia, FP = Fat pat

anteriolateral anteriomedial

209

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 2__________________________________________________________________

injeksi kApsuliTis kronis (frozen shoulDer)

berkurangnya distensibilitas kapsul sendi bahu sehingga terjadi keterbatasan lingkup

gerak sendi saat abduksi dan rotasi. Penyebabnya tendinitis gelang bahu, bursitis

subacromial, fraktur kaput humeral, stroke.

PeresePan

DosisobatTriamcinolone40mg,localanestesi4mllidocaine1%dalamsyringe5ml

jarum21G1,5-2inchi(40-50mm).

TeKniK injeKsi

• Pasiendudukdenganposisilenganrotasiinterna,carisudutposterioracromiondan

processus coracoid.

• Tusukkanjarumdibawahsuduttersebutdandorongjarumkearahprocessus

coracoid,hentikansaatmenyentuhtulangrawanintraartikular.

• Perawatansetelahtindakanhindarkantekananpadabahu,mengangkatlengan,

mendorong,menarik,mengangkatbebanpada3haripertama.

• Pereganganpasif,latihanpendulum,abduksidanrotasieksternaldapatdilakukan

pada hari ke 4.

• Injeksiintraartikularbolehdiulang4-6minggukemudianjikaperbaikanhanya50%.

• Aktivitasrutin,kerjadanberolahragadapatdimulaisetelahlingkupgeraksendi

telahpulihdantonusototmembaik75%.

• Konsultasiortopedidiperlukanjikapasiengagalmeningkatkanlingkupgeraksendi

rata-rata10-15%setiapbulan.

Ultrasound guided

210

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 3__________________________________________________________________

injeksi inTrAArTikulAr senDi AcromioclAviculA

Sendiinidilapisiolehkapsulafibrosadandistabilkanolehligamenacromioclavicula,

coracoclavikulardancoracoacromial.Traumadapatterjadisaatberolahraga,jatuh

terkenabagiananteriorbahudanseringmengangkatlenganmelewatidepantubuh,

sehinggaligamendansendiacromionaclaviculateregang(sprain).Gejalanyeripada

anterior,superiorbahu,kadangmenjalarsampaikedasarleher,otottrapeziusdan

deltoid.Nyeridirasakanjugasaataktivitassehari-harisepertitanganmelipatkedepan

dada (adduksi bahu), kebelakang, ataupun ke atas.

PeresePan

DosisTriamcinolone10mg,dalamlidocain2%dengansyringe1mljarum25G0,5inchi

(16 mm).

TeKniK

• Pasiendudukdenganlengandisisitubuh

• Cariujungacromion,lalumengarahkemedialselebaribujari,rabagarissendinya

kemudiantusukkanjarumkemedialdengan30derajatmelewatikapsulsendi.

Janganmengarahketengahsendikarenadapatmerusaktulangrawan.

• Pascainjeksihindarkangerakanyangmenyebabkannyeriselama1minggu.Bila

sendi mengalami radang akut dapat diberikan kompres es dan tapping.

• Setelahnyeridapatdikontrol,latihanlingkupgeraksendidankekuatanototdapat

mulaidilakukandandapatkembalikeaktivitasawal.

Ultrasound

Guided

211

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Peresapan danCheck-OutOrthosis

Definisi- Orthosismerupakanalatbantueksternalyangdigunakanuntukmemodifikasi

struktur dan karakteristik fungsional sistem neuromuskuloskeletal.

- PeresepanOrthosisadalahprosedur/tindakanpenilaiangangguandanpenentuan/

penetapan jenis orthosis.

- Check-outorthosisadalahtindakanevaluasiketepatandankenyamananorthosis

yang telah diresepkan.

TujuAn • Proteksi:menyediakangayakompresifdantraksiyangterkontrol,melindungi

bagian tubuh yang cidera. membatasi dan mencegah gerakan sendi untuk

koreksi kesegarisan, mencegah deformitas, stabilisasi jaringan dan mempercepat

penyembuhan jaringan lunak dan tulang.

• Koreksi:membantukoreksiketerbatasangeraksendidansubluksasisendiatau

tendon, membantu mencegah dan mengurangi deformitas.

• Membantufungsi:dengancaramengkompensasideformitas,kelemahanototatau

meningkatkan tonus otot.

jenis proseDur• PeresepandanCheck-outOrthosisSpinal

• PeresepandanCheck-outOrthosisEkstremitasBawah

• PeresepandanCheck-outOrthosisEkstremitasAtas

inDikAsisemua gangguan fisik yang memerlukan orthosis, dengan tujuan:

• Koreksideformitas

• Stabilisasi

• Proteksi,misal:fraktur

212

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

• Meningkatkanfungsi

konTrA inDikAsi• Alergiterhadapbahanorthosis

• Terdapatluka

efek sAmping/komplikAsi• Peningkatanenergyexpenditurepadapemakaianmaterialyangberat

• Rasatidaknyaman

• Reaksialergiterhadapbahanorthosis

BAhAn DAn AlAT • Formulirresep

• Formulircheckout

proseDur 1. Persiapan peralatan

2. Persiapan pasien

• Menjelaskankepadapasiendankeluargatentangtujuan,manfaat,efeksamping

dan komplikasi penggunaan orthosis

• Menjelaskantahapanpelaksanaan

3. Pelaksanaan

• Peresepan

w Penentuan diagnosis

w Penentuan tujuan pemakaian orthosis

w menetapkan jenis dan bahan material orthosis yang tepat

• Pengukuran,PembuatandanPengepasan(dilaksanakanolehpetugasorthotik-

prostetik)

• Check-out

w Ketepatan jenis orthosis

w Ketepatan ukuran orthosis

w Ketepatan fungsi yang dicapai

w Kenyamanan pemakaian

DAfTAr pusTAkA1. KellyM.B,PatelT.A,DogdeC.V,UpperlimbortothicdeviceinBraddomR.L.,editor.

Physicalmedicineandrehabilitation4thed,chap14,Philadhelpia,ElsevierSaunder,

2011.

2. HennesseyW.J,LowerlimborthothicdevicesininBraddomR.L.,editor.Physical

medicineandrehabilitation4thed,chap14,Philadhelpia,ElsevierSaunder,2011

3. MoreD.P,TilleyE.,SuggP.,SpinalorthosisininBraddomR.L.,editor.Physical

medicineandrehabilitation4thed,chap14,Philadhelpia,ElsevierSaunder,2011

4. ScrubNotesMedicalBlog:TipsForMedStudents;Pope’sBlessingvsClawhand;

http://www.scrubnotes.com/2008/02/popes-blessing-vs-claw-hand.html

5. SplintingforRadialNervePalsy,http://handlab.com/articles/radial_palsy_splint.pdf

6. Tan,JC.PracticalmanualofPhysicalMedicineandRehabilitation,Mosby,1998.

7. delisa, J. Physical medicine and rehabilitation, principle and practice. 4th ed.

213

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 1__________________________________________________________________

peresepAn DAn check-ouT orThosis spinAl

Panduan peresepan orthosis cervical dan trunk:

no orthosisINDIKASIPEMBATASANGERAKAN

sKoliosisFleKsi eKstensi lateral

BENDING rotasi

Cervical

1 soft collar sedikit sedikit sedikit sedikit

2 hard collar sedikit sedikit sedikit sedikit

3 Philadelphia collar 3

4 Twopostorthosis 3 3

5 Three-postorthosis(sterno-occipital-mandibularimmobilizer)

3

6 Four-postorthosis 3 3 3 3

7 Minervaorthosis 3 3 3 3

8 Cuirassorthosis 3 3 3 3

9 halo orthosis 3 3 3 3

trunk

10 Korset sacroliliac 3

11 Korset lumbosacral 3

12 Korset thoracolumbosacral 3

13 Lumbosacralflexionextensioncontrolorthosis.

3 3

14 Lumbosacralflexionextensionlateralcontrol orthosis

3 3

15 Lumbosacralextensioncontrolorthosis 3 3

16 Thoracolumbosacralflexionextentioncontrol orthosis

3 3 3

17 Thoracolumbosacralflexionextentionlateral control orthosis

3 3 3

18 Thoracolumbosacralflexionextentionlateral rotary control orthosis

3 3 3 3

19 Minervaorthosis 3

20 boston orthosis 3

214

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

checK-oUT orThosis cervical:

a. apakah kepala berada pada posisi simetris? atau berada pada posisi yang

diinginkan atau yang diharuskan?

b. apakah semua komponen yang rigid sudah pas dengan benar? apakah semua

komponen pada dagu, occipital, thoracic, dan sterna cukup besar, dibentuk

baik, tidak tajam dan cukup terbungkus sehingga dapat nyaman dipakai, tidak

mengiritasi kulit diatas tonjolan tulang?

c. Apakahbatasatasdaripelatsternaberada1incidibawahlekukansternal?

d. terlalu tinggi akan tidak stabil sedangkan bila terlalu rendah secara kosmetis kurang

bagusterutamauntukwanita.

e. Apakahbatasatasdatipelatthoracicberada½incidibawahspinascapulaekanan

dan kiri?

f. Apakahbagiantengahbatasatasdaripelatoccipitalberada½incidibawah

tonjolan occipital

checK-oUT orThosis hyPerexTenTion brace:

a. Apakahbatasbawahdarisuprapubicpadberadadibawahspinailiacaanterior

superior (sias)? apakah suprapubic pad yang dipakai cukup nyaman saat dipakai

berdiri? Perhatikan agar suprapubic pad tidak menekan simfisis pubis.

b. apakah batas lateral dari suprapubic pad berada pada medial sias? Pad harus cukup

lebar tapi jangan terlalu lebar sehingga menekan sias saat pasien duduk. saat

duduk,padiniharusbergeserkebawahdanterletakpadatulangpubis,

c. apakah lateral pad terletak pada garis tengah bagian lateral batang tubuh? apakah

panjanglateralpadberadadiantaracristailiacadanigabagianbawah?Keduapad

harus terletak parallel. apakah letak lateral pad ke arah superior dan anterior (kalau

kearah posterior dan anterior akan meningkatkan tekanan dan kontol medio lateral

berkurang)

d. apakah posterior pad menutupi thoracolumbar junction?

e. Apakahbatasatasdaristernalpadberada½incidibawahlekukansternalsaat

pasienduduk?Apakahbatasatasdaristernalpadberada2incidibawahlekukan

sternal saat pasien berdiri?

f. apakah tubuh pasien bebas dari kontak dengan bingkai orthosis? Pada pasien yang

gemuk, sentuhan dengan bingkai orthosis mungkin tidak dapat dihindari, tapi tidak

boleh ada tekanan.

g. Kontrol gerak ke depan dank e belakang diberikan oleh anterior dan posterior pad.

lateral pad hanya untuk mencegah pergeseran orthosis pada tubuh.

checK-oUT orThosis ThoracolUMbosacral:

Pada posisi berdiri

a. Pelvicband

• Apakahlebarnyasekitas2inci?

• ApakahbagiantengahnyamelintasdibawahSpinaIliacaPosteriorSuperior?

• Apakahujungnyalewatdiantaratrochanterdanspinailiacadanberakhirpadagaris

tengah tubuh sisi lateral?

• Apakahsudahpasdengankonturtubuhdannyamandipakai?

b. thoracic band

• Apakahlebarnyasekitar2inci?

• Apakahbatasatasnyaberada1incidibawahsudutinferiorscapulae?

215

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

• Apakahthoracicbanddanperpanjangannyakearahdepanterletakmedatardan

pas dengan kontur tubuh sehingga nyaman dipakai?

• Apakahujungnyasampaikegaristengahaxilla?

c. Posterior uprights

• Apakahletaknyadiantarascapulaedanproc.Spinosuskanandankiri?

• Apakahujungatasnyasetinggispinascapulae?

• Apakahsisimedialkeduaposterioruprightsberjaraksekitar2inci?

d. interscapular band

• Apakahpanjangnyasudahcukup?Yaitusekitar2incidarilipatanketiakposterior

kanan dan kiri?

• Apakahletakbandinisekitar1incidiatassudutinferiorscapulae?

e. ObliqueLateralUprights

• Apakahsambungankepadalateraluprightssekitar1incibatasbawahthoracic

band?

• Apakahletaknyatidakmengganggupelbicstrap?

• Apabilapelvicstrapdikencangkan,apakahlateraluprightsterletakdiataspelvic

band sehingga tidak menekan kulit?

f. RotaryControl

• Apakahcukupruanggerakantarabracedanaxilla?

g. abdominal support

• Apakahukurannyacukupbesar?Tinggiyangsebaiknyaadalah½incidibawahProc.

Xiphoideus sampai ½ inci diatas simfisis pubis.

• Apakahbatasposterior-inferiortepatpadapuncakdaerahbokong?Padawanita

denganlordosisletaknyadapatsedikitdibawahpuncakglutealagardapatlebih

nyaman dipakai.

Pada posisi duduk

• Apakahujungpelvicbandmelewatiantaratrochanterdancristailiacadacukup

nyaman dipakai?

• Apakahthoracicbandcukuprendahdantidakmenekanscapula?

• Apakagpelvicband,thoracicbanddanposterioruprightsterutamadibagianlumbar

sesuai dengan bentuk punggung saat pasien duduk? saat berdiri mungkin ada sedikit

ruang antara posterior uprights dan punggung. sisa ruang ini akan hilang saat pasien

dudukakibatrotasipelvis.

• Apakahabdominalsupportcukupnyamandipakai?Saatdudukabdominalsupport

yang benar akan mendekat tonjolan tulang, tidak berada di atas atau menekan

tonjolan tulang.

• Apakahbatasatasdaristernalpadberada½incidariclavicula?

• Apakahsubclavicularpadberadapada½incidibawahclavicula?

216

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 2__________________________________________________________________

peresepAn DAn check-ouT orThosis eksTremiTAs BAwAh

no indiKasi Pilihan orthosis

1 Kontrolterhadapkelemahanototquadricepsfemoris

•Sepatudengantumitrendah•AFO–SAyangdisetpadafleksiplantar•AFO–SAdenganbandanterior–proksimal•KAFOdengankneelockdanprepatelaratau suprapatelar bar atau knee pad

2 Kontrol fleksi lutut selama fase stance pada kontraktur fleksi

•KAFOdenganfankneelock•KAFOdenganratchetlock•KAFOdenganserratedkneelock

3 Kontrol hiperekstensi lutut selama fase stance padagenurecurvatum

•Tumitsepatusedikitlebihtinggi•AFOdiaturpadaposisidorsifleksi•KAFOdenganoffsetbetisdibagianbelakangdan band di bagian distal paha•Swedishkneecage

4 Kontrol mediolateral selama fase stance pada genu valgum

•AFO–SAdenganbandrigidyangdiperpanjangpada bagian betis pada sisi medial•KAFOdengankneelockdankneepaddenganstrap ke lima yang ditempatkan pada lateral upright•KAFOdenganmedialdiskpadalutut

Panduan Peresepan aFo, KaFo dan Knee orthosis

Gambar: Plastic aFo: Posterior leaf spring (a),

semisolid(B),solid(C),AFOdengan flange (d), aFo

dengan adjustable hinge

217

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

no indiKasi Pilihan orthosis

1 Kontrol fleksi hip •HKAFOdenganhiplock

2 Kontrol rotasi hip •KAFOsdenganstrapkontrolrotasi•KAFOsdenganspreaderbar•HOsdenganengselaxistunggal•SWASHortosis•HKAFOdenganatautanpahiplock

3 untuk menstabilkan hip, knee dan ankle •Standingframe•Parapodium•Swifelwalker•VanninistabilizingAFOs•Craig–scottKAFOs•MediallylinkedKAFO•Reciprocatinggaitorthosis•Parawalker/hipguidanceorthosis

Panduan Peresepan hKaFo

KaFo reciprocal gait analysis.

ThKaFo

Gambar: metal aFo: aFo dengan free motion ankle joint (K), aFo dengan limited motion ankle joint (l)

218

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

JENISGANGGUAN Jenis ortosis alasan

SCI(caudalthoracal) aFo, KaFo, dengan / tanpa forearm crutches, cane atau walker

ambulasi mandiri

Kelemahandorsiflexor,spastisitassedang/ berat, mediolateral ankle instability dengandeformitasberatvarus/valgus,fixedankledeformitydorsifleksi<90°

Posterior leaf spring (Pls) aFo(Kemungkinan tidak untuk kelemahan plantarfleksi)

Saatswingphase,sifatrekoilplastikmembantu dorsifleksi, mencegah plantarfleksisaatheelstrikedanswingphase

structural collape of foot ankle, ankle movementpain,spastisitasberatdenganklonus terus menerus, gangguan sensori berat.

solid aFo (saFo)semisolid aFohinge saFo

Calfshelfdantrimlinesanklelebihlebar dibanding Pls menahan kaki pada posisi predetermined, mencegah dorsifleksi dan plantarfleksi, mencegah valgus/varusankle.Mediolateralstability

hinge aFohinge saFo

dapat disesuaikan sudutnya untuk dorsi / plantarfleksianterior band untuk mencegah knee bucklingsaatfasestanceawal.

Kelemahan akle dorsifleksor dan / lantarfleksor dengan instabilitas mediolateral moderat Kelemahan ringan motorik ekstensor lutut

spiral aFo memberikan rotasi pada bidang transversalsaatmengontroldorsifleksi/plantarfleksidaneversiinversitanpamenghilangkan gerakan. Kontra indikasi pada ketidakseimbangan otot berat pada anklefootcomplex,spastisitassedang/ berat, instabilitas berat mediolateral ankle,fixedankledeformitydengandorsifleksi<90°

drop foot ankle joint assists-Dorsiflexionassist-plantarflexionassist

membantu gerakan ankleKontraindikasi pada spastisitas berat, paralisis dan joint instability

Quadricepsparalysisinstabilitas pada lutut dan ankle

KaFo mengontrol gerakan / alignment lutut mempertahankan stabilitas lutut

Patellar trackingACLinjury

Knee orthosis memberikan kontrol pada lutut, tapi tidak pada ankle

Paraplegia,spinabifida,SCI hKaFo Mengurangideviasigaitakibatkontrolburuk hip abduksi, adduksi dan rotas

Paraplegia(SCI,poliomyelitis,spinabifidadan distrofi otot).

thKaFo mengontrol gerakan punggung, mempertahankan atau modifikasi alignment spinal, dan mengurangi beban pada spinal dengan mengingkatkan tekanan intraabdominal.

Penyembuhan fraktur os calcis, postoperativeanklefusion,heeldengannyerirefractory,avascularnecrosistalarbody,degenerativearthritissubtalarjoint,osteomyelitis os calcis, diabetes.

Ptb (patellar tendon bearing) orthosis

mengambil alih beban paa patellar tendon dan tibial flares dengan beban dipindahkan pada sepatu melalui metal uprights.

219

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

no indiKasi Pilihan orthosis

1 mengurangi tekanan pada tumit heel cushion, insole berpegas

2 stabilisasi hindfoot •sepatudenganupperyangtinggidankokoh•medial/lateral/bilateralheelflareheeldenganresillientlateralwedge(stabilisasihindfootvarus)

3 mengurangi nyeri pada plantar fasciitis •heelcushion(bantalantumit)•hinddanmidfootlongitudinalsupport(archsupport)

4 mengurangi hiperpronasi fleksibel •medialheelwedge•UniversityCaliforniaBiomechanicsLaboratory(UCBL) insert•Hinddanmidfootlongitudinalsupport(archsup port)•Thomasheel

5 mengakomodasi hiperpronasi yang menetap resillient hind dan midfoot longitudinal support

6 mengurangi tekanan pada metatarsal head metatarsal pad/ bar

7 Mengurangitekananpadahammertoesatauclawtoes

sepatudengantoeboxyangtinggiataukedalamanekstra

8 mengurangi tekanan pada bunions sepatu dengan lebar medial ekstra

9 mengurangi tekan pada dorsal corn sepatu dengan upper yang fleksibel, atau jenis moccasin (sandal jepit)

10 Menstabilkanlututsaatfaseawalstance resilient heel (berpegas)

11 memfasilitasi mid dan late stance rocker bar

Panduan Peresepan sepatu

Gambar. (a) anatomi sepatu. (b) Metatarsal pad

220

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

checK-oUT orThosis bawah lUTUT (aFo dan FooT orThosis)

• apakahorthosissudahsesuaidenganperesepan?

• apakahpasiendapatmemakainyadenganmudah?

• apakahpasiencukupstabil?

• Ceksaatpasienberdiri:

a. sepatu

• Apakahsepatusudahcukupmemuaskandanpassaatdipakai?

• Apakahsoledantumitsepatumenapakpadalantai?

• Apakahbagianterlebardarisepatu(ball)terletakpadametatarsophalangeal

joint

• Apakahpanjangsepatulebihpanjang1cmdaripadapanjangkaki?

• Apakahheelcountermelekattepatpadatumitbagianbelakang?

• Apakahtoeboxmenutupbagianpunggungkakidengannyaman?

• Apakahmemungkinkanuntukpenyesuaianukuranvolumekakisaatdipakai?

• Apakahsepatudapatmelindungikakibaikdarisisimedialmaupunlateral?

• Apakahsepatumemungkinkanditambahkannyainsert?

b. Pergelangan Kaki

• Apakahmekaniksendipergelangankakisegarissehinggatepatmendekati

anatomi pergelangan kaki?

• Apakahposisimechanicalanklejointsesuaidenganletaksendianklesecara

anatomis ?

• Apakahgayayangdikeluarkanolehvarusatauvalgusstrapataushoeinsert

sudah cukup untuk menyangga tanpa menimbulkan ketidaknyamanan?

• Apakahadagerakanminimalantarashoeinsertdansepatu?

c. upright

• Apakahuprightsudahsesuaidenganbentuktungkaidanterdapatjarakyang

cukup?

• Apakahmasing-masinguprightberadapadagaristengahkaki?

• Apakahpersediaanuntukpemanjanganuprightsudahcukup(padaorthosis

anak)?

d. bands dan manset (cuffs)

• Apakahbandsataumansetbetissudahtepatlebarnyadansesuaidengan

bentuk kaki?

• Apakahcukupnyaman?

• Jikamenggunakanpatellartendonbearingbrim,apakahkerjapistonminimal?

• Jikamenggunakanpatellartendonbearingbrim,apakahpenguranganweight

bearing pada tumit sudah cukup?

• ApakahFibularheadtidakmendapattekananataumendapattekanan

minimal?

• Ceksaatpasienberjalan:

• Apakahsepatumenapaklantaisaatmidstance?

• Apakahjarakantaramalleolusdanmekaniksendipergelangankakicukup?

• Apakahvarusatauvalgusstrapataushoeinsertsudahcukupmenyangga?

• Apakahperformapasienpadatiaplevelberjalansudahcukupbaik?

• Perhatikanapakahadaperubahangait:lateraltrunkbending,hiphiking,

Internal/eksternalrotasihip,circumduction,walkingbaseyanglebar,

kontak telapak kai ke arah lateral/medial yang berlebihan, anterior trunk bending,

221

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

posterior trunk bending, lordosis, hiperekstensi lutut, instabilitas lutut, kontrol

dorsifleksiyanginadekuat,pushoffyangkurang,vaulting(melompat),

abnormalitasritme,lain-lain(gerakantangan,bising)

• Apakahorthosissudahcukupkuatdankokoh?

• Apakahmenimbulkanbising?

• Ceksaatpasienduduk:

• Dapatkahpasiendudukdengannyaman,denganlututfleksi90⁰,dandapatkah

difleksikanlagi15⁰tanpamenekanberlebihan?

• Apakahluasgerakmekaniksendipergelangankakisesuaidenganyang

diresepkan?

• Apakahsoledantumitsepatumenapaklantai?

• Ceksaatpasienmelepasorthosis:

• Apakahtampaktandairitasisesaatsetelahorthosisdilepas?

• Apakahsepatucukupkuatmelekatpadaorthosisdanshoeshankcukupkuat

untuk pemakaian yang sudah diperkirakan

• Apakahtumitdatardanterpakudengankuatpadasepatu,danapakahwedges

dan lifts terlihat rapi?

• Apakahsendipergelangankakibergeraktanpamenekuk?

• Apakahmedial/lateralstoppadasendipergelangankakidanlututmembuat

kontak yang simultan saat sendi fleksi dan ekstensi penuh?

• Apakahcalfbandcukupbaikterjahitdanterlapisi?

• Apakahcukuppersediaanuntukmenyesuaikanmanset?

• Apakahbagianlogamdariorthosiscukuphalusdanbebasdaritonjolanyang

keras?

• Apakahbahankulitcukuprapi?

• Apakahsecarakeseluruhanorthosiscukupmemuaskan?

• Apakahpasienmerasapuasdengankenyamanan,fungsidanpenampilannya?

checK-oUT orThosis aTas lUTUT

(Knee-ankle-foot,Hip-knee-ankle-foot,trunk-hip-knee-ankle-footorthosis)

• apakahorthosissudahsesuaidenganperesepan?

• apakahpasiendapatmemakainyadenganmudah?

• Ceksaatpasienberdiri:

a. sepatu

• Apakahsepatusudahcukupmemuaskandanpassaatdipakai?

• Apakahsoledantumitsepatumenapakpadalantai?

b. Pergelangan Kaki

• Apakahsendipergelangankakimekaniksegarissehinggatepatmendekati

anatomi pergelangan kaki?

• Apakahjarakantaraanatomipergelangankakidanmedialdanlateralsendi

mekanik pergelangan kaki sudah cukup?

• Apakahgayayangdikeluarkanolehvarusatauvalgusstrapataushoeinsert

sudah cukup untuk menyangga tanpa menimbulkan ketidaknyamanan?

• Apakahadapergeseranminimalantarashoeinsertdansepatu?

c. lutut

• Apakahmekaniksendilututsegarissehinggatepatmendekatianatomi

lutut?

222

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

• Saatpasienberdiridengansebagianbesarerattubuhnyapadakakiyang

memakai orthosis, apakah cukup terdapat jarak antara sendi lutut mekanik

dan lutut pasien pada sisi medial dan lateral?

• Apakahpenguncilututsudahcukupamandanmudahdioperasikan?

d. upright

• Apakahuprightsudahsesuaidenganbentuktungkaidanpaha?

• Apakahterdapatjarakyangcukupantaramedialuprightdanperineum?

• Apakahlateraluprightberadadibawahtrochantertetapiminimal1inchlebih

tinggi dari medial upright?

• Apakahmasing-masinguprightberadapadagaristengahkakidanpaha?

• Apakahpersediaanuntukpemanjanganuprightsudahcukup(padaorthosis

anak)?

e. bands dan manset (cuffs)

• Apakahbandsataumansetbetissudahtepatlebarnyadansesuaidengan

bentuk kaki dan paha?

• Apakahcukupnyaman?

• Apakahjarakantarabagianatasmansetbetisdanheadoffibulasudah

cukup?

• Apakahbagiandistalmansetpahadanmansetbetisjaraknyasamadarilutut?

f. Quadrilateralbrim(jikadiresepkan)

• Apakahtendonadductorlongusberadadalamterowonganbrimdengan

tepat dan tidak terlalu menekan bagian anteromedial brim?

• Apakahischialtuberositybersandartepatpadaischialseat?

• Apakahlipatanototdiatasbrimminimal?

• Apakahbrimpadadindingposteriormendekatisejajardengantanah?

• Apakahpasienbebasdaritekananvertikalpadadaerahperineum?

g. hip

• Apakahpusatsendipelvissedikitdiatastrochantermayor?

• Apakahpenguncipahaamandahmudahdigunakan?

• Apakahpelvicbandsudahtepatsesuaibentuktubuh?

h. alat pelengkap khusus

• Jikaalatpelengkapkhususdigunakan,sepertitorsionshaft,apakahgaya

yang dikeluarkan tidak menekan ekstremitas berlebihan?

• Apakahpasiencukupstabil?

• Ceksaatpasienberjalan:

• Apakahsepatumenapaklantaisaatmidstance?

• Apakahcukupjarakantarapergelangankakidanlututmekanik?

• Apakahvarusatauvalgusstrapataushoeinsertsudahcukupmenyangga?

• Apakahperformapasienpadatiaplevelberjalansudahcukupbaik?

• Perhatikanapakahadaperubahangait:lateraltrunkbending,hiphiking,

Internal/eksternalrotasihip,circumduction,walkingbaseyanglebar,kontak

telapak kai ke arah lateral/medial yang berlebihan, anterior trunk bending,

posterior trunk bending, lordosis, hiperekstensi lutut, instabilitas lutut, kontrol

dorsifleksiyanginadekuat,pushoffyangkurang,vaulting(melompat),

abnormalitasritme,lain-lain(gerakantangan,bising)

• Apakahorthosissudahcukupkuatdankokoh?

• Apakahmenimbulkanbising?

223

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

• Ceksaatpasienduduk:

• Dapatkahpasiendudukdengannyaman,denganlututfleksi90⁰,dandapatkah

difleksikanlagi15⁰tanpamenekanberlebihan?

• Apakahluasgerakmekaniksendipergelangankakisesuaidenganyang

diresepkan?

• Apakahsoledantumitsepatumenapaklantai?

• Ceksaatpasienmelepasorthosis:

• Apakahtampaktandairitasisesaatsetelahorthosisdilepas?

• Apakahsepatucukupkuatmelekatpadaorthosisdanshoeshankcukupkuat

untuk pemakaian yang sudah diperkirakan?

• Apakahtumitdatardanterpakudengankuatpadasepatu,danapakahwedges

dan lifts terlihat rapi?

• Apakahsendilututdanpergelangankakibergeraktanpamenekuk?

• Apakahmedial/lateralstoppadasendipergelangankakidanlututmembuat

kontak

yang simultan saat sendi fleksi dan ekstensi penuh?

• Apakahcalfbandcukupbaikterjahitdanterlapisi?

• Apakahcukuppersediaanuntukmenyesuaikanstrapdanmanset?

• Apakahbagianlogamdariorthosiscukuphalusdanbebasdaritonjolanyang

keras?

• Apakahbahankulitcukuprapi?

• Apakahsecarakeseluruhanorthosiscukupmemuaskan?

• Apakahpasienmerasapuasdengankenyamanan,fungsidanpenampilannya?

224

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 3__________________________________________________________________

peresepAn DAn check-ouT orThosis eksTremiTAs ATAs

no indiKasi Pilihan orthosis

1 mempertahankan posisi oposisi dari ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah, terutama pada pasien dengan neuropati medianus

a. basic opponen orthosisb.Opponenorthosisdenganwristcontrolc. opponen orthosis dengan metacarpophalangeal extensionextensionstop

2 Mencegahdeformitasclawpadajari-jari,danmembantu ektensi jari, terutama pada pasien dengan neuropati ulnar atau kombinasi neuropati median-ulnar

a.Opponenorthosiswithmetacarpophalangealextensionstopb.Opponenorthosiswithmetacarpophalangealextensionstopandwristcontrol

3 Membatasiwristpalmarfleksi,terutamapadapasien dengan neuropati radialis

a.Wristflexioncontrolorthosisb.Opponenorthosiswithwristcontrol

4 membantu prehension pada pasien dengan paralisisjari-jari,dengankekuatanototfairplusatauekstensiwristlebihkuat,misalnyapadapasientetraplegiC4ataudiatasnya

a.Wristdrivenphrehensionorthosisb.Utensilswithlargehandles

5 membantu prehension pada pasien dengan parali-siswristatauhand,misalnyapadapasiendengantetraplegiaC5ataudiatasnya

a.Electricallydrivenphrehansionorthosisb.Passiveprehensionorthosisc. utensil holder

6 Membatasigerakanpadawristdanhand,terutamapada pasien dengan nyeri artritis atau sindrom terowongankarpal

•Wristhandstabilizer

7 membatasi gerakan pada sendi interphalangeal satu dan metacarpophalangeal

•Thumbstabilizer

8 membatasi gerakan jari •Fingerstabilizer

9 meningkatkan fleksi pada sendi metacarpophalan-geal

•Fingerflexororthosis

10 meningkatkan ekstensi sendi metacarphophalan-geal

•Fingerextensororthosis

11 Mengurangitekananpadaforearmextensors,teru-tama pada pasien dengan lateral epicondylitis

•Forearmcuff

12 Meningkatkanekstensielbowdenganmen-gaplikasikan gaya di bagian anterior terhadap olekranon, dan di bagian posterior ke distal dan proksimalelbow

•Elbowextensororthosis

13 membantu fungsi anggota gerak atas pada kondisikelemahanelbow.Pemilihantergantungpada toleransi pasien terhadap alat bantu

•Elbowstabilizer•Elboworthosiswithhydraulically,electrically,orcable controlled hinge

14 mengurangi tekanan pada sendi bahu •Singlestrapsling•Multiplestrapsling•Humeralcuffsling

Panduan peresepan orthosis anggota gerak atas:

225

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

JENISGANGGUAN deFormitas/imPairment Jenis ortosis alasan

CederaNervusradialis drop hand -Cock-upsplint(volarwrist-flexioncontrolorthosis)-MCPextensionmobilizationorthosis-Wristmobilizationorthosis

CederaNervusMedianus(distal)

ape hand (atrofi eminensia thenar, tidak mampu abduksi palmaris dan thumb opposition), tidak mampu pronasidanfleksiwrist/jari

-OpponensOrthosis(C-bar)-Thumbpoststaticorthosis-Dynamicthumborthosis

CederaNervusMedianusproksimal(dekatelbow)akibatCTS

Activepapalsign/Pope'sblessing = tidak mampu fleksi diP jari ii dan iii akibat gangguan kontraksi lumbrical lateral.

-Prehensionorthosis-Buddysplint(splintingjariII dan iii, juga untuk fraktur)

membantu prehension jari ii dan iii melalui transmisi fleksi secara aktif. Fleksi iP atauMCPsalahsatujariharus positif.

CederaNervusMedianusdan ulnarSCIC7,C8,T1(Shortopponens)C5,C6,radialnerve(Long)hemiplegia

Clawhand(IntrinsicMinushand) =hiperekstensiMCPdenganfleksi sekunder pada iP akibat gangguan kontraksi otot intrinsik tangan.

-OpponensorthosisdenganMCPblock(lumbricalbar)-MCPflexionmobilization orthosis -Short/Longopponens orthosis

Three-jaw-chuckprehensionskill.

CederaNervusRadialis Tidakmampuekstensiwrist,MCP,abduksiibujari

Oppenheimersplint(wirewrist-extensionassistorthoses)

Membantuekstensiwristmelalui efek tenodesis

Quadriplegic Wristextension(+) Reciprocalwrist-extensionfinger-flexionorthosis

membantu prehension

C6completetetraplegia Tidakmampuekstensiwrist(gangguan kontraksi extensorcarpiradialis)

Wrist-drivenprehensionorthosis (tenodesis orthosis, flexorhingesplints)

substitusi prehension melalui tenodesis dan mempertahankan fleksibilitashand,wristdanelbow.

LesiUMN,lukabakar,wristflexor/extensortendinitis,pasca operasi oriF, skin graft,endon/nerve/arterirepair,Dupuytren’srelease,brachialplexusinjury,dsb.

resiko kontraktur Wrist-hand-fingerstabilizers(resting hand splints), stabilisasi2/3distalforearmhingga ujung jari dan / atau ibu jari.

imobilisasi dan membantu penyembuhan jaringan, mempertahankanLGSsecara pasif, mencegah kontraktur akibat spastis.

rheumatoid arthritis, luka bakar pada jari.

Swanneckdeformity,boutonniere deformity, mallet finger.

Fingerringstabilizers imobilisasi, mencegah kontraktur, meningkatkan LGS.

Stroke,SCI,TBI,MS,CP. resiko kontraktur dan kelemahan otot antagonis.

Tone-reductionorthosis(misalhand-coneorthosis,snook splint)

mengurangi spastisitas tonusflexor,(2jampakai,2jam lepas).

CTS,CTD,SCI,lesiUMN nyeriedema

-Shockabsorbinggloves-Compressiongloves (edema)

-absorbsishock/vibrasi-mengurangiedema

226

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Peresapan danCheck-OutProstesis

Definisi- PeresepanProthesisadalahprosedur/tindakanpenilaiangangguandanpenentuan/

penetapan jenis prothesis.

- Pengecekanprothesisadalahprosedur/tindakanevaluasiketepatanprothesis

yang telah diresepkan, apakah sudah nyaman dipakai dan tepat dalam hal: ukuran,

bentuk dan fungsinya.

TujuAnuntuk memberikan jenis prothesis yang sesuai dengan gangguan yang ditemukan.

jenis proseDur• Peresepanprosthesisekstremitasatas

• Check-outprosthesisekstremitasatas

• Peresepanprosthesisekstremitasbawah

• Check-outprosthesisekstremitasbawah

inDikAsi• Semuagangguanfisikyangmemerlukanprothesis.

konTrA inDikAsitidak ada

efek sAmpingtidak ada

BAhAn DAn AlAT- Formulirresep

• ParalelBar

227

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

- Formulircheckout

- Peralatancheck-out:meteran,penggaris12inch,goniometer

proseDur1. Persiapan peralatan yang diperlukan

2. PersiapanPasien:

• MenjelaskankepadapasientujuanperesepandanCheck-out

• MenjelaskantahapanperesepandanCheck-out

3. Pelaksanaanasesmen

4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.

DAfTAr pusTAkA:1. TulaarRantiA.Upperandlowerextremityprostheticsandorthotic.Physical

MedicineandRehabilitationDepartement.UniversityofIndonesia.

2. UustalH,BaergaE.Prostheticsandorthotics.In:CuccurulloSJetal.Physical

medicineandRehabilitationBoardReview.2004.Demos.p.409-85

3. HopkinsMS,BinderKE.Prosthetics,orthoticsandAmputeecare.In:Gonzales-

Fernandes m, Friedman Jd. Physical medicine and rehabilitation Pocket

Medicine.2011.DemosMedicalNewYork.p.213-53

228

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 1__________________________________________________________________

peresepAn prosThesis eksTremiTAs ATAs

1. aMPUTasi Transradial (below-elbow/be)

Komponen-komponenprosthesisterdiridari:

- Socket

- Elbowhinge

- Upperarmcuff

- Harness

- Controlsystem

amPutasi & tiPe Prosthesis SOCKET UPPERARMCUFF ELBOWHINGE harness and

CONTROLSYSTEM

VeryshortBE muenster or split half cuff step up hinge Figure of 8 dengan single control

short be muenster or standard half cuff rigid hinge Figure of 8 dengan single control

long be Doublewall tricep pad Flexiblehinge Figure of 8 dengan single control

Wrist disarticulation Doublewall tricep pad Flexiblehinge Figure of 8 dengan single control

transcarpal Doublewall tricep pad Flexiblehinge Figure of 8 dengan single control

2. aMPUTasi TranshUMeral (above-elbow/ae)

Komponen-komponenprosthesisterdiridari:

- Terminaldevice

- Wristunit

- Forearm

- Elbowunit

- Upperarmcomponent

- Socket

- Harness

- Controlsystem

229

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

amPutasi & tiPe Prosthesis SOCKET Forearm

COMPONENT ELBOWDEVICE harness & CONTROLSYSTEM

Forequarter Doublewall standard Forearm shell, Wrist dan terminaldevicetergantung pada kasus nya

internal unit dengan activecontrol,Forearm lift assist

BasicChestStrapdengan dual control,Shoulderelevation,Shouderextention,manual or nudge controlofelbowlock

shoulder disarticulation

Doublewall standard Forearm shell, Wrist dan terminal devicetergantungpada kasus nya

internal unit dengan activecontrol,Forearm lift assist

BasicChestStrapdengan dual control,Shoulderelevation,Shouderextention,manual or nudge controlofelbowlock

humeral neck Doublewall standard Forearm shell, Wrist dan terminal devicetergantungpada kasus nya

internal unit dengan activecontrol,Forearm lift assist

BasicChestStrapdengan dual control,Shoulderelevation,Shouderextention,manual or nudge controlofelbowlock

short ae Doublewall standard Forearm shell, Wrist dan terminal devicetergantungpada kasus nya

internal unit dengan activecontrol,Forearm lift assist

ae Figure of 8, harness dengan dual control

standard ae Doublewallorsinglewall

standard Forearm shell, Wrist dan terminal devicetergantungpada kasus nya

internal unit dengan activecontrol,Forearm lift assist

ae Figure of 8, harness dengan dual control

ElbowDisarticulaton Doublewallorsinglewall

standard Forearm shell, Wrist dan terminal devicetergantungpada kasus nya

outside locking hinge ae Figure of 8, harness dengan dual control

230

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 2__________________________________________________________________

check-ouT prosThesis eksTremiTAs ATAs

1. below-elbow case:

a. FleksiProsthesislenganbawahsejauhmungkin.

b. Fleksi stump sejauh mungkin tanpa prosthesis.

c. (denganflexiblehinges):padasaatfleksi90°,diukurlingkupgerakpadasaat

pronasi dan supinasi dengan dan tanpa prosthesis.

d. Amputeememfleksikanlenganbawahhingga90°.Fisiatrismendorongterminal

device,amputeemenahandalamposisifleksihumeraldanfleksistump.

2. above-elbow case:

a. Mengukurgaya(force)yangdibutuhkanuntukmelakukanfleksi90°

b. Fisiatrismemfleksikanamputeelenganbawahsecaramanualdanmengukur

sudut maksimal fleksi.

c. Amputeememfleksikanlenganbawahhinggamaksimal.Mengukurlingkup

gerak sendi fleksi.

d. Amputeememfleksikanlenganbawahhinggamaksimal.Mengukurfleksi

humeral yang dibutuhkan (sisi sehat).

e. amputee berjalan dengan siku yang tak terkunci.

f. Amputeemengabduksikanlenganhingga60°dengansikuterkunciataupun

tidak.

g. Amputeeberusahauntukmengaktifkanelbow-lock.

h. Amputeemengekstensikanlenganbawahmaksimaldanmenguncisiku.

Amputeekemudianmemfleksikan,ektensidanabduksi(elevasi)stumphingga

maksimal.

i. (termasukamputasishoulderlevel):Denganlenganbawahfleksi90°,above

elbowamputeemendorongkebawahprosthesisnya.UntukAEdanamputasi

shoulder,fisiatrismendorongterminaldevicesementaraamputeemenahan

dalam posisi fleksi.

3. all cases:

a. Amputeemenggerakkanterminaldevicedenganfleksi90°lenganbawah.

b. Amputeemenggerakkanterminaldevicehinggaujungmulutuntukabove

elbow danbelowelbowhinggaujungperineum).

c. Fisiatris/Prostetismenaruhbeban50lbdiujungterminaldevicedenganposisi

ekstensi maksimal.

231

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

test item AMPUTEEPERFORMANCE MINIMALREQUIREMENTS eXPlanation

is prosthesis proper length Yes….no…..

Activeelbowflexion Prosthesison………….off…………

1350

Openingterminaldeviceoperation

ElbowFullyextended……inchFlexed90………….inchFullyflexed…………inch

3inchormore3inchormore1 inch or more

Terminaldeviceprehension GraspanobjectthesizeSizeofawaterglassattabletoplevelwithflexedelbowandpositionatmouthwithoutdroppingPass…… Fail…

Controlsystemefficiency(TerminalDeviceandHar-ness)

………% BE&AE70%-80%

SA-50%

tension stability ControlcableremainsslackYes…..no……

Axialpullof50Ibsmustbemain-tained by the harness support strapswhilethecontrolcableremains slack.test is made by pulling on the non movablehookfingerwithaspringscaleelbowextended

BewithflexiblehingesActiveforearmPronationsupination

…………….degree…………….degree

Totalrotationwithprosthesisonshouldbeatleast50%withprosthesis off

Activeshoulderjointmotionprosthesis on (degree)

abduction………..rotation…………..Flexion……………….Extension…………..

900Exception:450ShortAE900SA30

Above-ElbowOnlyForcerequiredtoflexex-trendedelbowto900ForcerequiredtooperatetheTerminalDevice

………………ibs

………………lbs

Atleast10lbs

ForMUlir checK-oUT ProsThesis exTreMiTas aTas:

232

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 3__________________________________________________________________

peresepAn prosThesis exTremiTAs BAwAh

Peresepanprosthesisanggotagerakbawah:

- Semuaprosthesisanggotagerakbawahmenggunakanfoot-ankleassembly,kecuali

partial-footprosthesis

- Padaperesepanprosthesismakadijelaskankomponen-komponenyangkita

perlukan.

- Padaamputasibelowknee(transtibial),prothesajugamencakupshank,socket,dan

suspensi.

Foot-ankleassembly,terbagimenjadijenisnon-artikulasidanmempunyaiartikulasi

a. non-artikulasi:dapatdibedakanmenjadi2jenis.

i. non energy storing prosthetic feet : bisa berupa solid ankle cushion heel

(SACH)footattachmentflexibleendoskeleton(SAFE)foot.

ii. dynamic response (energy – storing) prosthetic feet : seattle foot, seattle

lightfoot,TheSTEN(StoredEnergy)foot,CarbonCopyIIfoot,Quantum

modularfoot,Flex-foot,ataujenisFlex-walk

b. articulated prosthetic feet : bisa berupa single axis prosthetic feet,

Multiple-axis prosthetic feet

shank : endoskeletal atau eksoskeletal

transtibial socket: total contact (patellar tendon bearing (Ptb)), atau total

surface-bearingsocket

transtibial suspension:

• Supracondylarcuffsuspension:denganatautanpaforkstrapatauwristbelt

suspension

• Brimsuspension:supracondylar,supracondylar/suprapatellar(SC/SP)

233

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

• Steevesuspension

• Suctionsuspension

Padaamputasiaboveknee(transfemoral),komponenprothesasepertipadaamputasi

belowknee,namunditambahkneeunit

1. Knee Unit. Komponen-komponennya adalah sebagai berikut :

a. Knee-unitaxis:singleaxis,polycentricaxes.

b. Frictionmechanisms:constant,variable,fluidfrictionkneeunit

c. Mechanicalstabilizer:Manuallock,weightactivatedfrictionbrake

d. Extensionaids:internalataueksternalaids.

2. Transfemoral socket : Quadrilateral (ischial-gluteal bearing) socket, narrow

mediolateral atau ischial containment

3. Transfemoral suspensi

a. suction suspense : total suction atau partial suspense

b. nonsuction atau belt suspense : soft belt (silesian belt atau bandage, total leastic

suspense),pelvicbandandbeltsuspension

Gambar: Endo-vsEksoskeletalprosthesisekstremitasbawah

234

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

lAmpirAn 4__________________________________________________________________

check-ouT prosThesis eksTremiTAs BAwAh

1. checK oUT ProsThesis TransTibial below Knee

a. apakah prosthesis sesuai dengan yang diresepkan?

b. Jika merupakan prosthesis perbaikan, apakah sudah dikerjakan atau

disempurnakan lagi?

c. dapatkah pasien mengenakan prosthesis dengan mudah?

Pemeriksaan sewaktu pasien berdiri

a. apakah pasien merasa nyaman bila berdiri dengan jarak antara garis tengah

tumit t

tidak lebih dari 15 cm?

b. Apakahkesegarisananteroposteriormemuaskan?(pasienmerasabahwa

lututnyastabil,ataumerasabahwalututterdorongkebelakang)

c. apakah kesegarisan mediolateral memuaskan? (sepatu menempel rata dengan

lantai dan tekanan yang nyaman pada bibir medial dan lateral socket)

d. apakah panjang prosthesis sudah benar?

e. apakah gerak piston minimal ketika pasien mengangkat prosthesis?

f. apakah dinding anterior, medial dan lateral cukup tinggi?

g. Apakahdindingmedialdanlateralkontakdenganepicondylus,danpadavarian

Ptb, pada daerah di atasnya?

check-out Thigh corset

a. apakah upright menyesuaikan dengan tonjolan daerah epicondylus?

b. Apakahkneejointdekatkeepicondylus?(sekitar3-6mm)

c. apakah thigh corset pas, dan dapat diatur kekencangannya?

d. Apakahkonstruksidanpanjangthighcorsetmemenuhikebutuhanakanweight

a. bearing atau stabilisasi?

Pemeriksaan sewaktu pasien duduk

a. apakah pasien dapat duduk dengan nyaman dengan sedikit tonjolan jaringan

lunakpadadaerahpopliteal,kalaulututfleksi90°?

Penilaiansewaktupasienberjalan

a. apakah kinerja pasien berjalan pada lantai rata memuaskan? berikan tanda di

bawahinipadadeviasigaityangmemerlukanperhatian.

b. apakah aksi piston minimal antara puntung dan socket?

c. apakah pasien dapat naik dan turun tangga dan lantai miring dengan baik?

d. apakah socket dan sistem suspensi sudah nyaman?

e. apakah knee cuff tetap pada posisinya?

f. apakah pasien dapat berlutut dengan baik?

g. apakah prosthesis tidak berisik?

h. Apakahukuran,konturdanwarnaprosthesismiripsepertitungkaiyangsehat?

i. Apakahpasienberpendapatbahwaprosthesismemuaskan?

235

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Penilaian sewaktu prosthesis dibuka

a. Apakahpuntungbebasdariabrasi,perubahanwarna,danberkeringatbanyak

segera setelah prosthesis dilepas?

b. apakah tumpuan berat tubuh terdistribusi merata pada daerah yang

seharusnya?

c. Apakahbaji(wedge)sudahbetulukurannya?

d. apakah dinding posterior socket cukup tinggi?

e. apakah secara umum pembuatannya memuaskan?

2. checK-oUT ProsThesis TransFeMoral (above Knee)

a. apakah prosthesis sesuai dengan yang diresepkan? Jika merupakan prosthesis

perbaikan, apakah sudah dikerjakan atau disempurnakan lagi?

Pemeriksaan sewaktu pasien berdiri

a. Cocok(Pas)danSegaris?

b. apakah pasien merasa nyaman bila berdiri dengan jarak antara garis tengah

tumit tidak lebih dari 15 cm?

c. apakah tendon adductor longus sudah berada pada posisi saluran yang tepat

dan pasien bebas dari tekanan yang berlebih pada aspek anteromedial dari

stump?

d. apakah tuberositas ischial beristirahat dengan tepat pada ischial seat?

e. apakah panjang prosthesis sudah tepat?

f. apakah lutut sudah stabil pada tumpuan berat tubuh?

g. Apakahposisibrimpadadindingposteriorkira-kirasudahparaleldengan

permukaan tanah?

h. Apakahpasienbebasdaritekananvertikalpadaareaperineum?

i. Pada saat katup dari socket total kontak dihilangkan, apakah jaringan stump

menonjolsedikitkedalamlubangkatupdanhasilnyamemuaskan?(kira-kira

mengutamakan thenar)

Pemeriksaan suspensi

a. apakah bagian medial dan lateral dari silesia bandage terlokalisasi dengan baik?

b. Apakahpelvicbandpasdengankonturtubuh?

c. Apakahpusatsendipelvissedikitdiatasdandidepanpromontoriumdari

trochanter major?

d. apakah lokasi katup mudah untuk menarik keluar pull sock dan melepaskan

tekanan secara manual?

Pemeriksaan waktu pasien duduk

a. apakah sisa socket berada pada posisi aman di atas stump?

b. apakah sisa socket berada pada kesegarisan yang baik?

c. apakah pusat dari knee bolt ½ sampai ¾ inchi di atas tingkatan medial tibial

plateau?

d. dapatkah pasien duduk tanpa adanya sensasi terbakar pada area hamstring?

e. dapatkah pasien bangkit dari duduk ke posisi berdiri tanpa adanya suara udara

yang mengganggu?

236

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

Pemeriksaanwaktupasienberjalan

Penampilan

Apakahpenampilanpasienpadasaatberjalanmemuaskan?(hal-halyang

menunjukkandeviasigaitdanmembutuhkanperhatian)

a.Gaitabduksi h.Terminalswingimpact

b. lateral bending of trunk i. Foot slap

c. sirkumduksi j. Panjang langkah tidak sama rata

d.Medialwhip k.Lumbarlordosis

e.Lateralwhip l.Vaulting

f.Rotasikakisaatheelstrike m.Lain-lain

g. heel rise tidak seimbang

Komentar dan rekomendasi:

a. apakah suction dapat dipertahankan selama berjalan?

b. Denganadanyatotal-contactsocket,apakahpasienmemilikisensasiuntuk

kontakantarastumpdansocketpadasaatfaseswingdanstance?

c. apakah pasien dapat mendaki naik dan turun dengan baik?

d. apakah pasien dapat naik dan turun tangga dengan baik?

socket (Periksa hal-hal di bawah ini setelah melakukan evaluasi penampilan)

a. apakah tuberositas ischial dapat dipertahankan pada posisi ischial seat?

b. apakah ada daging yang berlebih di atas socket?

c. apakah dinding lateral socket dapat dipertahankan kuat dan mantap pada

bagian lateral stump?

lain-lain

a. apakah prosthesis dapat dioperasikan dengan baik?

b. Apakahukuran,kontur,danwarnaprosthesiskira-kirasamadenganwarnakulit

asli?

c. Apakahpasienbetul-betulmempertimbangkankepuasanprosthesisuntuk

kenyamanan, kegunaan dan penampilan?

Penilaian waktu prosthesis dibuka

Pemeriksaan stump:

a. Apakahstumppasienbebasdariabrasi,perubahanwarna,keringatberlebih

segera setelah prosthesis dilepas?

Pemeriksaan Prosthesis:

a. Apakahdindinganteriordanlateralsedikitnya2inchilebihtinggidibandingkan

dengan dinding posterior?

b. apakah bagian dalam socket memiliki hasil akhir yang lembut?

c. apakah ada jarak yang kurang memuaskan antara artikulasi lutut dan tumit?

d. apakah permukaan posterior thigh dan shank tampak adanya tekanan

konsentrasi minimal pada saat lutut difleksikan penuh?

e. dengan menggunakan prosthesis pada posisi berlutut, dapatkah bagian paha

digeserpalingsedikitpadaposisivertikal?

f. Padatotal-contactsocket,apakahlubangkatupbagianbawahsetinggibagian

dasar socket (mungkin saja lebih rendah terutama dengan adanya soft insert)?

237

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

g. apakah bagian belakang sudah tersambung dengan dinding posterior socket?

h. apakah seluruh hasil kerja sudah memuaskan?

i. apakah fungsi komponen sudah tepat?

238

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

239

asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi

240

BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi