Asesmen dan Prosedur(1)-1.pdf
-
Upload
dhieto-basuki-putra -
Category
Documents
-
view
250 -
download
31
Transcript of Asesmen dan Prosedur(1)-1.pdf
1
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Asesmen & Prosedur
2
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Penerbit© 2012 Perdosri
Cetakan i, mei 2012
isbn: 978-602-18310-0-7
PB PERDOSRIJl. Cakalang raya 28 A
Jakarta Pusattlp. 021-47866390
e-mail: [email protected]
Desain cover & isi : Almadira Kamita
Percetakan: PT. Batu Merah
Jakarta(isi di luar tanggung jawab percetakan)
dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.
Editorrosiana Pradanasari Wirawanluh Karunia WahyuniZisjkawati hamzah
Editor Teknissteven setiono
KontributorArif soemarjonoAnita ratnawatidamayanti tinduhdeddy tedjasukmanaFanny AliwargaGunawan Kurniadihening laswatiputraimam subadiira mistivaniJulius Aliwargalestaria Aryantiluh Karunia Wahyunimeisy Andriananuniek nugraheni s.nury nusdwinuringtyasPeni Kusumastutiratna soebadirudy handoyorosiana Pradanasari Wirawanrwahita satyawatisigit Gunartositi Annisa nuhonnis. m. mei Wulantirza Z. taminVitriana
ASESMEN & PROSEDURKedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
3
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Daftar isi
I. ASESMEN KEDOKtERAN FISIK
DAN REhABIlItASI
1. Asesmen Fungsi sensori
2. Asesmen Fleksibilitas dan lingkup
Gerak sendi
3. Asesmen Kekuatan otot
4. Asesmen Kontrol Postural
5. Asesmen sensori-Persepsi dan
Praksis Pada Anak
6. Asesmen Pola Jalan
7. Asesmen Fungsi lokomotor
8. Asesmen Kebugaran Kardiorespirasi
9. Asesmen Gangguan berbahasa
10. Asesmen Fungsi luhur
11. Asesmen Fungsi eksekusi
12. Asesmen Fungsi menelan
13. Asesmen Aktivitas Kehidupan
sehari-hari
14. Asesmen Fungsi bladder
15. Asesmen Fungsi bowel
II. PROSEDUR KEDOKtERAN FISIK
DAN REhABIlItASI
1. taping
2. dry needling
3. spray and stretch
4. injeksi intramuskular
5. injeksi botulinum toxin A
6. injeksi intraartikular
7. Peresepan dan Check-out orthosis
8. Peresepan dan Check-out
Prosthesis
5
6
13
25
47
55
74
79
86
97
107
112
120
33
148
160
167
168
176
180
189
200
203
211
226
4
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
salam sejawat,
seperti halnya ilmu kedokteran yang lain, ilmu Kedokteran Fisik dan rehabilitasi merupakan
seni menggabungkan antara teori dan praktek yang diformulasikan dalam bentuk asesmen
dan prosedur. Pedoman asesmen dan prosedur menjadi sangat penting, terkait peran
dokter spesialis ilmu Kedokteran Fisik dan rehabilitasi dalam berbagai uji fungsi tubuh.
untuk itu, bertepatan dengan momentum perayaan ulang tahun ilmu Kedokteran Fisik
dan rehabilitasi yang ke-25 dan Perhimpunan Kedokteran Fisik dan rehabilitasi yang ke-
30, dengan bangga dan mengucap syukur , kami terbitkan buku Prosedur Kedokteran
Fisik dan rehabilitasi sebagai wujud kesungguhan dan kesatuan pendapat dokter spesialis
ilmu Kedokteran Fisik dan rehabilitasi dalam menjalankan perannya mengembalikan
pasien pada fungsinya yang paling optimal.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik berupa materi,
waktu, tenaga, dan pengetahuannya demi terbitnya buku ini. Pada edisi perdana ini, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Kami sangat mengharapkan masukan untuk
perbaikan di masa yang akan datang, sehingga dalam perjalanannya buku ini benar-benar
dapat menjadi pedoman yang bermanfaat bagi kita semua.
Dr Luh Karunia Wahyuni
Ketua Perdosri 2010 - 2013
Kata pengantar
5
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
asesMen KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
1
6
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
DEFINISI Asesmen fungsi sensori adalah pemeriksaan semua modalitas sensorik yaitu rasa
raba, rasa posisi, suhu, tekan, nyeri, diskriminasi dua titik, stereognosis, kinesthesia,
graphesthesia.
tUjUAN• Memeriksasemuafungsimodalitassensorik
• Menentukandermatomalgangguanfungsisensorik
jENIS PROSEDUR• NottinghamSensoryAssessment
• Two-pointdiscriminationtest
• Monofilamenttest
INDIKASIsemua gangguan sistem saraf pusat maupun perifer
KONtRAINDIKASItidak ada
EFEK SAMPINg/KOMPlIKASItidak ada
PERESEPAN• Dilakukanpadapasienyangkooperatif
• Pasientidakmemilikigangguanfungsiluhur
• Pasientidakmengalamigangguanpemahamanbahasa
Asesmen Fungsi sensori
7
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
• Menjelaskanefeksampingdankomplikasipemeriksaan
3. Pelaksanaan pemeriksaan
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan.
DAFtAR PUStAKA • DeJong,RN1979,TheNeurologicalExamination,NewYork:Harper&Row,pp.44-78.
nottingham sensory Assessment
• Disadurdari:www.nothingham.ac.uk/iwho/documents/nasa_instrction_revised.pdf
• BritishColumbiaProvincialNursingSkinandWoundCommitteeProcedure
• MonofilamentTestingforLossofProtectiveSensationinAdults&Children.Juni
2011.
8
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
NOttINghAM SENSORy ASSESSMENt
A. Pemeriksaan Sensasi Taktil
Alat yang dibutuhkan:
• Kapas
• Neurotip
• Tabungkaca2buah,diisiairhangatdanairdingin
• Penutupmata
Pemeriksaan:
Jika penderita mempunyai masalah komunikasi, tes dimulai dari rasa raba ringan,
tekanan dan nyeri. selama pemeriksaan, mata pasien ditutup dengan penutup mata
• Rasarabaringan:Sentuhkulitpasiendengankapas
• Tekanan:Tekankulitdenganjaritelunjuksehinggamerubahkonturkulit
• Nyeri:Tusukkulitdenganneurotip
• Temperatur:Sentuhkulitdengantabungyangberisiairhangatdandingin
Penilaian:
0 Tidakbisamengidentifikasites
1 Mengidentifikasitestetapitumpul
2 normal
9 tidak bisa dites
B. Pemeriksaan Sensasi Kinestetik/Proprioseptik
Alat yang dipakai:
• Penutupmata
Pemeriksaan:
Pemeriksaan semua aspek gerakan yaitu arah gerakan dan posisi sendi. untuk
pemeriksaan anggota gerak atas, pasien berada dalam posisi duduk, sedangkan
untuk pemeriksaan anggota gerak bawah, pasien berada dalam posisi tidur
telentang. selama pemeriksaan mata pasien ditutup dengan penutup mata.
Penilaian:
0 Absen,tidakmengidentifikasiadanyagerakan
1 Mengidentifikasigerakantetapitidakmengetahuiarahgerakansalah
2 Penderita dapat mengenal arah yang diberi contoh tetapi tidak mengenal posisi baru
3 normal
9 tidak dapat dites
C. Pemeriksaan Stereognosis
Alat yang diperlukan:
• Penutupmata
• Koinmatauang
• Pensil
9
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Sisir
• Gunting
• Gelas
Pemeriksaan:
suatu obyek diletakkan pada tangan penderita maksimal 30 detik. Penderita
dimintauntukmengidentifikasinama,bentuk,bahanmaterialbendatersebut.Sisi
tubuh yang sakit dites lebih dahulu.
Penilaian:
0 Absen
1 beberapa gambaran obyek disebutkan
2 langsung dapat meenyebutkan benda obyek
9 tidak dapat dites
10
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 2__________________________________________________________________
tWO-POINt DISCRIMINAtION tESt
Alat yang dibutuhkan:
• Bendadenganujunglancip(klip,tusukgigi)
• Penggaris
Pemeriksaan:
• Pemeriksamengaturalatperiksasehinggajarakkeduaujungnyaantara5mm,
10mm, 15mm, atau 20mm. Jangan beritahu jarak ini ke pasien.
• Pilihpermukaantubuhyangakandiuji,misalnyabagianbelakangtangan,telapak
tangan, lengan, siku, lutut, dan lainnya.
• Mintapasienmenutupmata.Pemeriksasecarahati-hatidanmantapmenempelkan
kedua ujung runcing alat periksa ke kulit pasien, pastikan kedua ujung tersebut
menyentuh kulit bersamaan.
• Tanyakanapakahpasienmerasakan1titikatau2titikkontak.Ulangitespada
beberapa tempat lain yang sudah ditentukan. Catat data yang didapat.
• Ubahjarakantarakeduaujungruncingalatperiksadanulangites.Ubahterus
jaraknya sampai menemukan jarak dimana pasien dapat membedakan antara 1 titik
dengan 2 titik.
TWO POINT DISCRIMINATION FINDINGS5 mm
1 or 2 points?10 mm
1 or 2 points?15 mm
1 or 2 points?20 mm
1 or 2 points?
Fingertip
Palm
Inner Arm
Knee (cap)
Knee (behind)
Other:
Other:
Other:
Other:
11
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 3__________________________________________________________________
MONOFIlAMENt tESt
Tesmonofilamendilakukanpadapasiendiabetesmellitussertapasienyangmemiliki
gangguansensorikpadakaki.Ketidakmampuanmendeteksimonofilamenini
menandakan pasien kehilangan sensasi proteksi pada kaki. hal ini merupakan faktor
resiko utama untuk terjadinya ulkus diabetik/neuropatik pada kaki.
Alat yang dibutuhkan:
• Semmes–Weinstein5.07(10–gram)monofilament
• Sarungtangan(jikaperlu)
Prosedur:
• Posisikanpasienpadaposisiyangnyaman,mintapasienmelepassepatusertakaos
kaki/stocking.
• Pakaisarungtanganjikaterdapatlukaterbukaataudischargepadaareayangakan
diperiksa
• Sentuhkanmonofilamentpadatangan/lenganpasiensehinggapasienmengerti
rasa seperti apa yang akan dicari pada kaki.
• Mintapasienmenutupmatadanmenyebutkanjikamerasakan“ya”monofilament
pada kaki.
• Sentuhkanmonofilamenpada10titikdisetiapkakisepertiyangditunjukkanpada
diagram dibawah. Apabila terdapat ulkus, callus atau bekas luka pada kaki yang
akandiperiksa,sentuhkanmonofilamentpadaareadisekitarluka.Apabilakaki
pasien sudah diamputasi, lakukan tes pada sebanyak mungkin titik yang tersisa.
• Pegangmonofilamensecarategaklurusdenganpermukaankaki,dansentuhkan
denganmantapkekakisampaimonofilamentertekuk,dantahanselama2detik
• Ulangitessampai3kalipadaareadimanapasientidakdapatmerasakan
monofilamensaatdisentuhkan.
• Cucitangansaatsudahselesai.
Penilaian:
• Apabilakeseluruhanareadapatditesdanpasiendapatmerasakanmonofilamen
pada seluruh area tersebut, maka nilainya adalah 10/10
• Apabilamonofilamentidakdapatdirasakanpadasalahsatuareakaki,halini
menunjukkan adanya kehilangan sensasi protektif pada area tersebut.
• Catatjumlahhasilpositifdanjumlahareayangdiperiksa,mis.6/9yangartinya
pasienmerasakanmonofilamentpada6areadarihanya9areayangdiperiksa
karena ibu jari kaki kiri sudah diamputasi.
12
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Gambar 1: Area pemeriksaan
monofilamentpadakakikanan dan kiri
Gambar 3: semmes-Weinstein
Monofilamen
Gambar 2: Cara menggunakan
monofilamen
13
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
DEFINISItindakan mengukur kemampuan untuk menggerakkan sendi sepanjang lingkup
geraknya.
tUjUAN • Menilaikelentukansuatupersendian,yangdapatdilakukansebagaiupaya
diagnostik kondisi klinis suatu gangguan pada persendian dan struktur yang
mempengaruhinya
• Evaluasikeberhasilansuatuperesepanlatihanperegangan.
jENIS PROSEDUR• Pengukuranlingkupgeraksendi
w inklinometer
w Goniometer
• Pengukuranfleksibilitasdengan:
w schober test
w sit and reach test
w Shoulderflexibilitytest
w tes sentuh jari kaki
INDIKASI• Evaluasikondisiyangberpotensimenyebabkangangguankelentukan,
• Evaluasikondisiketerbatasanlingkupgeraksendi
KONtRA INDIKASI• Peradangansendiakut
• Frakturdisekitarpersendian
• Pasientidakkooperatif
Asesmen lingkup Gerak sendi dan Fleksibilitas
14
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
EFEK SAMPINg / KOMPlIKASI tidak ada
PERESEPAN• Pasiensudahmemungkinkanuntukdilakukanasesmen
• Pemantauanhasilterapidapatdilakukansetiapmingguatautergantungkondisi
pasien.
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Penjelasanpelaksanaandantujuanpemeriksaanpadapasien.
• Persiapanpasien:longgarkanataulepaskanpakaianyangmenutupipersendian
atau bagian tubuh yang akan diperiksa.
• Pasiendimintamelakukanpemanasanpadasendiyangakandiperiksasebelum
pemeriksaan dilakukan
3. Pelaksanaan asesmen (lihat lampiran)
4. mendokumentasikan pelaksanaan dan hasil asesmen
DAFtAR PUStAKA1. Kisner dan Colby. therapeutic exercise. Foundations and techniques, 2nd edition.
FA davis: Philadelphia; 1990.
2. Khan dan brukner. Clinical sport medicine, 3rd edition. mcGraw hill: Australia; 2007
3. American College of sports medicine. ACsm’s Guidelines for exercise testing and
Prescription, 7th edition. lippincott Williams and Wilkins: Philadelphia; 2006.
15
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
PEMERIKSAAN lINgKUP gERAK SENDI DENgAN INKlINOMEtER DAN gONIOMEtER
A. Inklinometer
inklinometri spinal: Pengukuran objektif dari posisi tulang belakang lumbal dan
rentang/lingkup pergerakannya.
Prosedur
dual inklinometer:
• Inklinometerpertamadiletakkandiatassakrumdaninklinometerlainnya
diletakkan di atas prosesus spinosus vertebra t12-l1 ketika pasien berdiri pada
posturtegakyangsantai.Tehnikinimemerlukanindentifikasiletaktonjolan
anatomis sehingga keakuratan pembacaan hasil dalam uji ini berkurang secara
nyata pada pasien-pasien obesitas.
• Pembacaan/pengukuransudutdilakukandenganmemegangkedua
inklinometer pada tempatnya ketika pasien dalam posisi berdiri tegak yang
santai.
• Pasiendiinstruksikanuntukmembungkukkedepansemaksimalmungkin,dan
pengukuran sudut diambil pada posisi membungkuk maksimal.
• Pasiendiinstruksikanuntukterusmembungkukkedepansampaipergerakan
pelvis dibawah kisaran 20% dari posisi kaki yang lurus. Pengukuran ini
digunakanuntukmenentukanfleksibilitashamstring.
• Pembacaaninklinometeryangterletakdiatasmewakiligerakankasar,
sedangkan inklinometer yang dibawah mengukur pergerakan pelvis atau
panggul. Pergerakan lumbar yang sebenarnya diwakili oleh perbedaan antara
kedua pengukuran ini.
inklinometer tunggal:
• Metode1:
menggunakan teknik yang sama seperti diatas kecuali pengukuran inklinometer
harus dibuat di masing-masing lokasi secara terpisah.
Sumber : mayer, et.al. spine 9(6). 1984.
16
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Metode2:
Kedua tangan pemeriksa mencakup kedua bagian krista iliaka posterior
dan anterior untuk mengukur mobilitas pelvis. Jari telunjuk salah satu
tangan pemeriksa diletakan pada puncak krista iliaka, paralel dengan lantai.
tangan lainnya memegang inklinometer pada sela vertebra t12-l1. Pasien
melakukan gerakan membungkuk kedepan yang sama setelah pembacaan
awal. Pergerakan total dicatat dari inklinometer. lalu, inklinometer diletakkan
diatas bidang yang menghubungkan ibu jari dan telunjuk untuk menentukan
pergerakan pelvis. Perhitungan kontribusi sendi pelvis dan lumbar terhadap
pergerakan sendi total lalu dikalkulasikan dengan cara yang sama dengan
teknik dual inklinometer.
Perpanjangan lingkup gerak sendi lalu diukur dengan cara yang sama seperti
disebutkan diatas kecuali pergerakan pasien dilakukan ke arah ekstensi.
B. Goniometer
Prosedur:
• Tentukanaksissendiyangakandiukur,lalupasanglenganpanjanggoniometer
pada bagian tubuh yang tidak bergerak dan lengan pendek goniometer pada
bagian tubuh yang bergerak. lakukan pengukuran sepanjang lingkup gerak
sendi.
• Catathasilpengukuran,bandingkankeduasisidannilainormallingkupgerak
sendi.
hasil pemeriksaan:
bandingkan hasil pemeriksaan lingkup gerak sendi sisi kanan dan kiri menggunakan
goniometer.
17
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANFleksi bahu • Terlentang
• Lenganberadadisisi dengan tangan pada posisi pronasi
• Bidangsagital• Subtitusiyangperlu
dihindari: Punggung melengkung Punggung berputar• Goniometer: Aksis pada sisi lateral
sendi di bawah acromion
Kaki 1 paralel dengan midaksilaris badan
Kaki 2 paralel dengan garis tengah humerus
hiperekstensi bahu • Terlungkup• Lenganpadasisi
badan dan tangan pada posisi pronasi
• Bidangsagital• Subtitusiyangperlu
dihindari: mengangkat bahu dari
meja pemeriksaan memutar badan• Goniometer: Aksis pada sisi lateral
sendi di bawah acromion
Kaki 1 paralel dengan midaksilaris badan
Kaki 2 paralel dengan garis tengah humerus
Abduksi bahu
• Terlentang• Lenganpadasisi
badan
• Bidangfrontal(bahuharus rotasi eksternal untuk mendapat hasil maksimum)
• Subtitusiyangperludihindari:
Gerakan badan ke lateral memutar badan• Goniometer: Aksis di anterior sendi
dan sejajar dengan acromion
Kaki 1 paralel dengan midline badan
Kaki 2 paralel dengan midline humerus
rotasi internal bahu • Terlentang• Lengandiabduksi
90o dan siku diangkat dari meja
• Sikudifleksikan90o dan tangan pada posisi pronasi
• Lenganbawahtegak lurus dengan lantai
• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu
dihindari: memanjangkan bahu memutar badan mengubah sudut pada
bahu atau siku• Goniometer: Aksis sepanjang aksis
longitudinal humerus Kaki 1 tegak lurus
dengan lantai Kaki 2 paralel dengan
midline atau lengan bawah
Gambar: Pemeriksaan Goniometer (Courtesy of Dr. J. F. Lehmann)
18
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANrotasi eksternal bahu • Terlentang
• Lengandiabduksi90o dan siku diang-kat dari meja
• Sikudifleksikan90o dan tangan pada posisi pronasi
• Lenganbawahtegak lurus dengan lantai
• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu
dihindari: melengkungkan
punggung memutar badan mengubah sudut pada
bahu atau siku• Goniometer: Aksis sepanjang aksis
longitudinal humerus Kaki 1 tegak lurus dengan
lantai Kaki 2 paralel dengan
midline atau lengan bawah
Fleksi siku • Terlentang• Lenganpadasisi
badan dengan siku diluruskan
• Tanganpadaposisisupinasi
• Bidangsagital• Goniometer: Aksis di sisi lateral sendi
melalui epicondilus humerus
Kaki 1 paralel dengan midline humerus
Kaki 2 paralel dengan midline lengan bawah
hiperekstensi siku • Terlentang• Lenganpadasisi
badan dengan siku diluruskan
• Tanganpadaposisisupinasi
• Bidangsagital• Goniometer: Aksis di sisi lateral sendi
melalui epicondilus humerus
Kaki 1 paralel dengan midline humerus
Kaki 2 paralel dengan midline lengan bawah
Pronasi lengan bawah
• Duduk(atauberdiri)• Lenganpada
sisi dengan siku menempel pada badan
• Sikuditekuk90o
• Lenganbawahpada posisi netral diantara pronasi dan supinasi
• Pergelangantanganpada posisi netral
• Pensidipegangtepat di lipatan tengah telapak tangan
• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu
dihindari: memutar badan menggerakkan lengan mengubah sudut siku menekuk pergelangan
tangan• Goniometer: Aksis melalui aksis
longitudinal lengan bawah
Kaki 1 paralel dengan midline humerus
Kaki 2 paralel dengan pensil (pada sisi ibu jari)
19
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANsupinasi lengan bawah
• Duduk(atauberdiri)• Lenganpada
sisi dengan siku menempel pada badan
• Sikuditekuk90o
• Lenganbawahpada posisi netral diantara pronasi dan supinasi
• Pergelangantanganpada posisi netral
• Pensidipegangtepat di lipatan tengah telapak tangan
• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu
dihindari: memutar badan menggerakkan lengan mengubah sudut siku menekuk pergelangan
tangan• Goniometer: Aksis melalui aksis
longitudinal lengan bawah
Kaki 1 paralel dengan midline humerus
Kaki 2 paralel dengan pensil (pada sisi ibu jari)
Fleksi pergelangan tangan
• Sikuditekuk• Lenganbawahdan
pergelangan tangan pada posisi normal
• Bidangsagital• Goniometer: Aksis diatas dorsum
pergelangan tangan (sejajar dengan tulang metacarpal ke 3)
Kaki 1 pada perten-gahan dorsum lengan bawah
Kaki 2 pada pertenga-han dorsum tangan
ekstensi pergelangan tangan
• Sikuditekuk• Lenganbawahdan
pergelangan tangan pada posisi normal
• Bidangsagital• Goniometer: Aksis pada permukaan
ventral pergelangan tangan (sejajar dengan tulang metacarpal ke 3)
Kaki 1 pada pertenga-han permukaan ventral lengan bawah
Kaki 2 pada pertenga-han telapak tangan
deviasi radial pergelangan tangan
• Lenganbawahpadaposisi pronasi
• Pergelangantanganpada posisi netral
• Bidangfrontal• Goniometer: Aksis diatas permukaan
dorsum pergelangan tangan terpusat pada tulang midcarpal
Kaki 1 pada pertengahan dorsum lengan bawah
Kaki 2 pada tulang metacarpal ke 3
deviasi ulnar pergelangan tangan
• Lenganbawahpadaposisi pronasi
• Pergelangantanganpada posisi netral
• Bidangfrontal• Goniometer: Aksis diatas permukaan
dorsum pergelangan tangan terpusat pada tulang midcarpal
Kaki 1 pada pertengahan dorsum lengan bawah
Kaki 2 pada tulang metacarpal ke 3
20
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANFleksi metacarpophala-ngeal pertama
• Sikusedikitdifleksikan
• Tanganberadapadaposisi supinasi
• Jari-jaridanjempoldiekstensikan
• Bidangfrontal• Goniometer: Aksis pada sisi
lateral sendi metacarpophalangeal
Kaki 1 paralel dengan midline tulang metacarpal pertama
Kaki 2 paralel dengan midline phalanx proksimal
Fleksi metacarpophalangeal 2,3,dan 4
• Sikudifleksikan• Tanganpadaposisi
pronasi• Pergelangantangan
pada posisi netral
• Bidangsagital• Goniometer: Aksis pada pertengahan
dorsum sendi Kaki 1 pada
pertengahan dorsum tulang metacarpal
Kaki 2 pada pertengahan dorsum phalang proksimal
Fleksiinterphalangeal 1
• Sikudifleksikan• Lenganbawahpada
posisi supinasi• Sendiinterphalan-
geal diekstensikan
• Bidangfrontal• Goniometer: Aksis pada sisi lateral
sendi interphalangeal Kaki 1 paralel dengan
midline phalang prok-simal
Kaki 2 paralel dengan midline phalang distal
Fleksi interphalangeal 2, 3 dan 4
• Sikudifleksikan• Lenganbawahpada
posisi pronasi• Sendiinterphalan-
geal diekstensikan
• Bidangsagital• Goniometer: Aksis diatas sisi dorsal
sendi Kaki 1 diatas pertenga-
han dorsum phalang proksimal
Kaki 2diatas pertenga-han dorsum phalang distal
ekstensi panggul • Berbaringpadasatusisi (atau terlentang)
• Tungkaibagianbawah ditekuk untuk support
• Bidangsagital• Gambargarisdarispina
iliaca anterior-superior ke posterior-superior (b-A)
• Tarikgaristegaklurusketrochanter mayor (C-d)
• Aksistengahgoniometer pada trochanter mayor (d)
• Kaki1padagaristegaklurus (C-d)
• Kaki2padabatangfemur (d-e)
21
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANFleksi panggul • Berbaringpada
salah satu sisi atau terlentang (lutut dapatdifleksikansedikit untuk support)
• Bidangsagital• Pindahkantrochanter
mayor dan gambar ulang garis C-d seperti yang disebutkan pada ekstensi panggul
• PeletakanGoniometersama dengan pada ekstensi panggul
Adduksi panggul • Terlentang• Tungkai
diekstensikan dan pada posisi normal
• Bidangfrontal• Tandaikeduaspina
iliaca anterior-superior, dan gambar garis yang menghubungkan keduanya
• Goniometer: Aksis diatas sendi
panggul Kaki 1 paralel dengan
garis antara kedua spina iliaca
Kaki 2 di sepanjang femur
Abduksi panggul • Terlentang• Tungkai
diekstensikan dan pada posisi normal
• Bidangfrontal• Tandaikeduaspina
iliaca anterior-superior, dan gambar garis yang menghubungkan keduanya
• Goniometer: Aksis diatas sendi
panggul Kaki 1 paralel dengan
garis antara kedua spina iliaca
• Kaki2disepanjangfemur
rotasi internal panggul • Dudukatauterlentang (catat posisi mana yang dilakukan saat pemeriksaan)
• Lututdifleksikan90o
• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu
dihindari: memutar badan mengangkat paha dari
meja• Goniometer: Aksis melalui aksis
longitudinal femur Kaki 1 paralel dengan
meja Kaki 2 paralel dengan
tungkai bagian bawah
22
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
PEMERIKSAAN GAMBAR POSISI AWAL PENGUKURANrotasi eksternal panggul • Dudukatau
terlentang (catat posisi mana yang dilakukan saat pemeriksaan)
• Lututdifleksikan90o
• Bidangtransversa• Subtitusiyangperlu
dihindari: memutar badan mengangkat paha dari
meja• Goniometer: Aksis melalui aksis
longitudinal femur Kaki 1 paralel dengan
meja Kaki 2 paralel dengan
tungkai bagian bawah
Fleksi lutut
Panah kecil menggambarkan hiperekstensi lutut
• Terlungkup(atauterlentang dengan pangguldifleksikanjika rektus femoris membatasi gerakan)
• Bidangsagital• Goniometer: Aksis melalui sendi lutut Kaki 1 sejajar
pertengahan pahaKaki2sejajarfibula
Dorsofleksipergelangankaki
• Duduk• Lututdifleksikan90o
• Kakiberadapadaposisi 90o terhadap tungkai
• Bidangsagital• Goniometer: Aksis pada telapak kaki Kaki 1 sejajar dengan
fibula Kaki 2 sejajar dengan
tulang metatarsal ke 5
Plantarfleksipergelangan kaki
• Duduk• Lututdifleksikan90o
• Kakiberadapadaposisi 90o terhadap tungkai
• Bidangsagital• Goniometer: Aksis pada telapak kaki Kaki 1 sejajar dengan
fibula Kaki 2 sejajar dengan
tulang metatarsal ke 5
23
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 2__________________________________________________________________
PENgUKURAN FlEKSIBIlItAS
A. Schober test
Prosedur:
• Pasiendimintaberdiritegakdengansantai
• Identifikasibagianpuncaksakrumpadapertemuanantaragarishorizontal
diatas venus dimple dengan vertebra
• Tandai10cmdiatasdan5cmdibawahpuncaksakrumtersebut
• Mintapasienuntukmembungkukkedepansecaramaksimal
• Ukurjarakantaratitikatasdantitikbawah
• Hasilinidikurangi15adalahhasilpengukuranfleksilumbar
Hasil pemeriksaan:
Fleksibilitas lumbal dikatakan normal bila terjadi peningkatan jarak minimal 5 cm
pada saat membungkuk.
lAKi-lAKi (Cm) PeremPuAn (Cm)super > +27 > +30
excellent +17 s/d +27 +21 s/d +30
baik +6 s/d +16 +11 s/d +20
rata-rata 0 s/d +5 +1 s/d +10
sedang -8 s/d -1 -7 s/d 0
buruk -19 s/d -9 -14 s/d -6
sangat buruk < -20 < -15
24
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
B. Sit and Reach test
Prosedur:
• Pasiendudukselonjordilantaidengansepatudilepas,telapakkakimenempel
pada bagian bawah kotak.
• Luruskankedualengankedepandengankeduatangansalingmenumpukdan
telapak tangan menghadap ke bawah.
• Tubuhcondongkedepansejauhmungkinuntukmenyentuhskalapengukur
tanpa menekuk lutut sedekat mungkin. ukurlah jarak antara kedua jari terdekat
atau overlap yang terjadi antara kedua jari tersebut.
Hasil pemeriksaan:
bila ujung jari meraih jarak lebih pendek dari posisi jari kaki, maka skornya negatif,
namun bila jari dapat meraih melebihi posisi jari kaki, maka skornya positif. besar
skor ditentukan oleh posisi ujung jari pada skala pengukur.
C. Shoulder flexibility test
Prosedur:
berdiri dan mengangkat lengan kanan di atas kepala, lalu tekuk siku kanan dan
menyentuh belakang leher dang menyusur tulang punggung ke arah bawah.
lengan kiri diarahkan ke belakang punggung dari arah bawah menyusur tulang
punggung ke arah atas. dekatkan kedua tangan hingga jari-jari saling mendekat
Hasil pemeriksaan:
• Excellent=Jari-jarisalingoverlap
• Baik=Ujungjarisalingbersentuhan
• Rata-rata=Jarakantarkeduaujungjarikurangdari2inchi
• Buruk=Jarakantarkeduaujungjarilebihdari2inchi
D. Tes Sentuh jari Kaki
Prosedur:
Pasien berdiri diatas permukaan yang rata dan membungkuk ke depan sampai
ujung jari tangan menyentuh ke jari kaki dengan lutut ekstensi. Pengukuran diambil
dari ujung jari tangan ke permukaan panggung. nilai ini dapat positif atau negatif.
nilai ini positif jika pasien dapat meraih melampaui permukaan lantai.Sumber :
Kippers, et al. Phys ther. 67(11), 1987
25
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
DEFINISIAsesmen kekuatan otot adalah penilaian kekuatan otot menggunakan tangan/manual
(mmt) atau peralatan khusus.
tUjUAN• Untukmenilaiadanyagangguankekuatanotot.
• Sebagaidasaruntukpenentuanterapi.
• Untukmengevaluasihasilterapi.
jENIS PROSEDUR• Manualmuscletesting
• Ujikekuatanototdenganmenggunakanperalatankhusus:
w nK-table
w en-tree
w Cybex
w hand held dynamometer
w Pinchmeter
INDIKASI• Pasiendengankelemahanotot
• Pasiendengangangguanmuskuloskeletal
• Pasiendengangangguanneuromuskular
KONtRA INDIKASI• Inflamasidanpascabedahakutpadasistemmuskuloskeletal
• Nyerihebat
• Gangguankardiorespirasi
• Gangguanfungsiluhur
Asesmen Kekuatan otot
26
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Osteoporosis
• Fraktur
EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI tINDAKAN• Fraktur
• Nyeri
• Cederaotot
PERESEPAN• Pasientidakbolehdalamkeadaankondisilelah
• Pasienharusmampumemahamiinstruksi
• Pemantauanhasilterapidapatdilakukansetiapmingguatautergantungkondisi
pasien
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
• Melakukanpemeriksaantandavital(TD,nadi,pernafasan,suhu)danstatusgeneralis
3. Pelaksanaan asesmen
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
DAFtAR PUStAKA1. Jones K, barker K. strength, in: human movement explained. london: butterworth
heinemann, 1996:196-223.
2. Wilder P. muscle development and function. in: Cech, martin. Functional movement
developmentalacrossthelifespan.Philadelphia:WBSaunders.1995:137–158.
3. liberman Js, Pugliese Gn, strauss ne. skeletal muscle: structure, chemistry and
function,in:Downey&Darling’sPhysiologicalBasicofRehabilitationMedicine.Boston
: butterworth-heinemann, 2001: 67-80.
4. Powers sK, howley et. skeletal muscle, structure and function. in: Powers sK, howley
et. exercise physiology. usA : mcGraw hill higher education. 2001: 129-156.
5. de lateur bJ, lehmann JF. therapautic exercise to develop strength and endurance.
in : Kottke FJ, lehmann JF, editors. Krusen’s handbook of physical medicine and
rehabilitation. usA : Wb sauders Company. 1990 : 480-519.
6. Ktzmarzyk Pt. Physical activity and chronic diseases. in: ACsm’s resources.
Philadelphia:William&Wilkins.2006:123-133.
7. Cole tm, barry dt, tobis Js. measurement of musculoskeletal function. in: Kottke FJ,
lehmann JF, editor. Krusen’s handbook of physical medicine and rehabilitation, 4th ed.
Philadelphia : Wb saunders. 1990 : 20-71.
8. bohannon rW. muscle strength testing with handheld dinamometry. in : louis
r Amundsen (ed). muscle strength testing. instrumented and non instrumented
systems.NewYork:ChurchillLivingstone.1990:89-12.
9. SullivanSB,SchmitzTJ.PhysicalRehabilitationAssesment&Treatment.4thed.2001.
10. hislop hJ, montgomery J. daniels and Worthingham’s muscle testing techniques of
manual examination.7thed. 2002. Philadelphia: W.b. saunders.
11. buku Panduan Kegiatan Pelatihan Keprofesian (skills lab) Program studi Pendidikan
27
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
dokter spesialis-1 ilmu Kedokteran Fisik dan rehabilitasi. Program studi ilmu
Kedokteran Fisik dan rehabilitasi Fakultas Kedokteran universitas indonesia. 2010.
12.DeLisa,JoelA.Rehabilitationmedicine,principles&practice.Philadelphia:JB
lippincott Co.,1988.
13. sport medical rehabilitation training. instalasi rehabilitasi medik rsuPn dr. Cipto
mangunkusumo Jakarta. 23-25 Juli 2001
14. braddom rl. Physical medicine and rehabiltation 4th ed. Philadelphia: elsevier
saunders, 2011
28
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
MANUAl MUSClE tEStINg (MMt)
PROSEDUR PEMERIKSAAN:a. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien
b. Prinsip pada pemeriksaan kekuatan otot: Pemeriksa dan pasien harus bekerja sama
jika ingin mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat.
c. lingkungan selama pelaksanakan tes harus tenang dan suhu ruangan harus dibuat
senyaman mungkin (tidak terlalu panas atau terlalu dingin).
d. Periksa apakah terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi/ kontraktur, spastisitas atau
nyeri yang dapat mengganggu hasil asesmen
e. Pemeriksaan dilakukan secara berurutan dari posisi duduk, supine, side lying
kemudian prone.
f. Posisikan pasien dengan hati hati dan upayakan melakukan tes secara berurutan
sehingga perubahan posisi selama dalam tes seminimal mungkin.
g. lakukan pemeriksaan mulai dari posisi melawan gravitasi. Jika pasien tidak mampu,
rubah ke posisi anti-gravitasi. Jika pasien mampu melakukan, lanjutkan dengan
memberikan tahanan. tahanan diberikan pada pertengahan gerakan.
h. Padasaatpemeriksaanfiksasidilakukanpadabagianproksimaldariototprimemover
yang akan dinilai.
PERAlAtAN yANg DIBUtUhKAN:• Fomulirdokumentasiteskekuatanotot
PENIlAIAN• Grade5(normal)
Kemampuan otot bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh melawan gravitasi
serta dapat melawan tahanan maksimal.
• Grade4(good)
Kemampuan otot bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh melawan gravitasi
serta dapat melawan tahanan yang ringan sampai sedang.
• Grade3(fair)
Kemampuan otot bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh melawan gravitasi
namun tidak dapat melawan tahanan yang ringan sekalipun.
• Grade2(poor)
Kemampuan otot bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh tetapi tidak dapat
melawan gravitasi, atau hanya dapat bergerak dalam bidang horisontal.
• Grade1(trace)
otot tidak mampu bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh dalam bidang
horisontal, hanya terlihat gerakan otot minimal atau teraba kontraksi oleh
pemeriksa.
• Grade0(zero)
tidak ada kontraksi otot sama sekali baik pada inspeksi maupun palpasi.
29
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Tabel 1. Asesmen Kekuatan Otot Ekstremitas Atas
33
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Tabel 2. Asesmen Kekuatan Otot Ekstremitas Bawah
36
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Disadur dari: braddom rl. Physical
medicine and rehabilitation 4thed
37
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 2__________________________________________________________________
NK-tABlE
nK-table merupakan alat untuk penilaian kekuatan otot quadrisep dan hamstring
dengan hasil akhir satuan kilogram.
Prosedur Pemeriksaan
a. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien
b. Prinsip pada pemeriksaan kekuatan otot: Pemeriksa dan pasien harus bekerja sama
jika ingin mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat.
c. lingkungan selama pelaksanakan tes harus tenang dan suhu ruangan harus dibuat
senyaman mungkin (tidak terlalu panas atau terlalu dingin).
d. Periksa apakah terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi / kontraktur, spastisitas
atau nyeri yang dapat mengganggu hasil asesmen
e. sebelum dilakukan uji kekuatan otot dengan nK-table pasien harus melakukan
pemanasan terlebih dahulu melalui latihan peregangan otot quadrisep dan
hamstring selama 6 detik sebanyak 3 kali pengulangan untuk setiap otot.
f. minta pasien duduk pada nK-table, pastikan bagian posterior lutut terletak di ujung
kursi
g. Kencangkansabukpahauntukfiksasi
h. Atur aksis mekanik pada lutut (di depan fulkrum lutut) dan pada pergelangan kaki
(sedikit di atas maleolus lateralis)
i. Atur kunci pada kaki mekanik, sehingga lutut dapat bergerak ke arah ekstensi antara
90°- 30°
j. letakkan beban pada kaki mekanik sesuai dengan prosedur.
k. Tentukanbeban10RM(repetisimaksimum)melaluiprosestrial&error.
l. setelah uji kekuatan otot selesai, pasien harus melakukan pendinginan kembali
dengan latihan peregangan otot kuadrisep dan hamstring selama 6 detik sebanyak
3 kali pengulangan untuk setiap otot.
38
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 3__________________________________________________________________
EN-tREE
en-tree merupakan alat untuk penilaian kekuatan sekelompok otot secara dinamik
dengan hasil akhir satuan kilogram.
Prosedur Pemeriksaan:
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien
2. Prinsip pada pemeriksaan kekuatan otot: Pemeriksa dan pasien harus bekerja sama
jika ingin mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat.
3. lingkungan selama pelaksanakan tes harus tenang dan suhu ruangan harus dibuat
senyaman mungkin (tidak terlalu panas atau terlalu dingin).
4. Periksa apakah terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi / kontraktur, spastisitas
atau nyeri yang dapat mengganggu hasil asesmen
5. sebelum uji kekuatan otot, pasien harus melakukan pemanasan dengan latihan
peregangankelompokototekstensordanfleksorsendilututselama6detik
sebanyak 3 kali untuk masing-masing kelompok otot
6. nilai kekuatan 1 rm pada extremitas sisi sehat, dihitung dengan menggunakan
diagram holten
7. nilai ekstremitas sisi sakit dimulai dari 25%, 50%, 70% dari 1 rm sehingga dicapai
standar protocol
8. lakukan penilaian dengan membandingkan ekstremitas yang sakit dengan yang
sehat
9. setelah uji kekuatan otot selesai, pasien harus melakukan pendinginan kembali
dengan latihan peregangan otot kuadrisep dan hamstring selama 6 detik sebanyak
3 kali pengulangan untuk setiap otot.
berat beban : 4kg
Waktu : 30 second
Jumlah set : 3 set dengan istirahat diantaranya
Precaution : Pemeriksaan pada pasien usia lanjut
39
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 4__________________________________________________________________
CyBEX
Cybex merupakan alat untuk penilaian kekuatan otot individual secara isometrik dan
isokinetik dengan hasil akhir satuan torque.
Pengoperasian alat:
1. Hubungkanstopkontaklistrik,“on”kantombolstabilisator,“on”kantombolHarddisk
komputer (depan dan belakang)
2. Nyalakan“on”komputersampaitimbulgambar“cybexnorm”
3. Tunggugambar“positioncalibrationdialogbox”.Dinamometerdalamposisitegak
luruskeposisihuruf“Z”dibagianbawahdanatasmenunjukke“titikmerah”.Laluklik
tanda√sampaikeluargambar“NORMAPLICATION”
4. Klikduakalipadasystemtoolskemudianpada“positioncalibration”bilakita
menghendaki kalibrasi (kalibrasi untuk speed, weight, tmC weight calibration)
5. Klikduakalipada‘NORMAPLICATION”bilakitamenghendaki“testing”ataupun
“latihan”
6. Klik“gambarorang”untukmemilihnamapasienyangdikehendakiataupun
menuliskan identitas pasien baru
7. Klik“gambarkakiberpanah”untukmemilihpolagerakanyangdikehendakiatau
petunjuk“PATTERNSELECTION”
8. Kliklambang“rightorleft”untukmemilihsisitubuhkananataukirisesuaiyangkita
kehendaki
9. Klik“patientsetup”untukmengatur,melihatalatyangdiperlukandanmemasangalat
tersebut kepada pasien sesuai dengan petubjuk yang tertera pada monitor komputer
tersebut kemudian klik √
10. Klik“setAZ”.Isikolomyangadaatauposisikanekstremitaspasiendiposisi0derajat,
kemudian klik √
11. “SetROM”UntukpengaturanROMsesuaiyangkitakehendaki,sampaikita
mendapatkan“kunci”yangditunjukkandenganhuruf,kemudianklik√
12. Klik“automatprotocolswindow”,kemudianklikprotocoldibagianbawah“datastorage
window”
13. Klik“STOP”untukmembuka(membuatprogramsesuaiyangkitaharapkan)
14. Klik“OPERATINGMODE”untukmemilihjenisgerakanyangdikehendaki(CPM,
isokinetik, dll)
15. Klik“ACTIONTYPE”untukmemilihcarakerjaototyangdikehendaki(misalnya
concentric / eccentric)
16. AturSPEEDpadagerakanekstensidanfleksi
17. Klik“DISLAYTYPE”untukmemilihgambargrafikyangdikehendaki
18. Klik“SETTERMINATION”untukmemilihdanmenentukanberapakaliatauberapalama
gerakandilakukandannseterusnya,kemudianklik√bilasemuasudah“OKE”
19. Klikgambar“LampuHijau”bilapasiendanalatsiapbekerjasesuaiprogram
Kalibrasi Cybex
w no. 1 sampai dengan no. 4 sama
w No.5KlikduakalipadaSystemTools,tunggusampaikeluar“Systemtoolsmenu”lalu
40
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
klik“Calibration”
w No.6Tunggusampaikeluargambar“NORMSYSTEMTOOLSMENU”laluklik“WEIGHT
CALIBRATION”atau“SPEEDCALIBRATION”atau“TMCWEIGHTCALIBRATION”sesuai
dengan kalibrasi yang kita kehendaki
w no. 7 selanjutnya ikuti petunjuk yang tertera pada layar komputer sesuai dengan
kalibrasi yang kita kehendaki.
UPPER BODY
TRUNK & TORSO
LOWER BODY
CHEST PRESS
BACK EXTENSION
LEG EXTENSION
ABDOMINAL
LEG PRESS
TORSO ROTATION
GLUTE
INCLINE PRESS
41
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 5__________________________________________________________________
hAND-hElD DINAMOMEtER
Pengukuran dengan hand-held dinamometer dapat dilakukan melalui 2 macam cara
yaitu: cara make-test dan break-test. make-test dilakukan dengan cara pemeriksa
memegang dinamometer pada posisi yang tetap dan subyek menggerakkan anggota
gerak melawan dinamometer. sedangkan break-test dilakukan dengan cara pemeriksa
menekan dinamometer diatas anggota gerak subyek, sambil subyek melawan alat
hingga melampaui kekuatan maksimal dan subyek menyerah. dimana diketahui make-
test memiliki reliabilitas yang lebih tinggi.
Alat ini memiliki validitas yang baik sepanjang pemeriksa berada dalam kondisi yang
lebih kuat daripada yang diperiksa. dibandingkan dengan alat lain, alat ini memiliki
keunggulan dalam hal praktis mudah dibawa.
beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengukuran kekuatan otot dengan
dinamometer jinjing adalah:
1. Penguji harus menggunakan posisi yang tepat dan tetap untuk tubuh, sendi dan
dinamometer
2. Penguji harus melakukan stabilisasi alat dan subyek yang diuji untuk menghindari
gerakan substitusi
3. Penguji harus memberikan keterangan yang jelas mengenai prosedur pemeriksaan
dan memberikan kesempatan untuk pengenalan dan pasien berlatih sebelum
pemeriksaan
4. Penguji harus memberikan feedback verbal yang konsisten dan subyek harus dapat
melihat bagian tubuh yang diuji
5. sedapat mungkin pemeriksaan dilaksanakan oleh penguji yang sama.
Prosedur Pemeriksaan
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien
2. Prinsip pada pemeriksaan kekuatan otot: Pemeriksa dan pasien harus bekerja sama
jika ingin mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat.
3. lingkungan selama pelaksanakan tes harus tenang dan suhu ruangan harus dibuat
senyaman mungkin (tidak terlalu panas atau terlalu dingin).
4. Periksa apakah terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi/ kontraktur, spastisitas
atau nyeri yang dapat mengganggu hasil asesmen
5. sebelum uji kekuatan otot, pasien harus melakukan pemanasan dengan latihan
peregangankelompokototekstensordanfleksorsendilututselama6detik
sebanyak 3 kali untuk masing-masing kelompok otot
6. Pasien duduk di bangku khusus (nK table) dengan sandaran yang disesuaikan
sehinggaposisiduduktepatdenganpangguldanlututfleksi90derajat,bagian
belakanglututtepatpadatepibangku,pahadifiksasipadabangku.Keduatangan
memegang handle bangku
7. Pengukuran kekuatan kontraksi isometrik otot quadrisep dengan dinamometer
jinjing dilakukan dengan metode make-test, yaitu dinamometer dipegang tidak
bergerak oleh pemeriksa. Pasien diminta untuk mengekstensikan lututnya dari
42
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
posisifleksilutut90osampai60osambilberusahamelawantahanandengan
dinamometerpadaposisifleksilutut60derajat
8. ujung dinamometer jinjing diletakkan tegak lurus pada permukaan ekstensor
tungkai bawah tepat di proksimal malleolus
9. Pada setiap tungkai dilakukan satu kali percobaan dan tiga kali pengukuran
kekuatan kontraksi isometrik otot quadrisep, diselingi istirahat 10 detik. nilai
kekuatan otot kuadrisep adalah nilai tertinggi dari tiga kali pengukuran, kemudian
dicatat sebagai kekuatan kontraksi isometric otot quadrisep
10. setelah uji kekuatan otot selesai, pasien harus melakukan pendinginan kembali
dengan latihan peregangan otot kuadrisep dan hamstring selama 6 detik sebanyak
3 kali pengulangan untuk setiap otot.
11. Pengukuran otot yang lain prosedurnya analog seperti diatas.
43
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 6__________________________________________________________________
PINChMEtER
Pinchmeter adalah alat untuk menguji kekuatan otot-otot tip pinch, lateral pinch dan
three-jaw chuck
Prosedur Pemeriksaan
Tip Pinch:
1. Pasien menjepit ujung pinch meter dengan ujung ibujari dan jari kedua, dan antara
ujung ibu jari dengan ujung jari kedua dan jari ketiga
2. berikan instruksi kepada pasien dan lakukan contoh
3. Ucapkan:“Apakahandasiap?Jepitsekerasyangdapatandalakukan“
4. Saatpasienmelakukangerakanmenjepit,diberikankata-kataseperti“Ayo,lebihkeras
lagi”
5. dilakukan 3 kali gerakan menjepit dan beristirahat diantaranya
6. rerata 3 trial dicatat.
7. bandingkan dengan data normal (tabel 1)
Gambar:Pemeriksaan tip
Pinch
44
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Table 1. Average Performance of All Subjects on Tip Pinch (pounds)
Lateral Pinch:
1. Pasien menjepit pinchmeter diantara bantalan ibujari dan sisi lateral jari kedua
2. instruksi dan prosedur sama dengan saat uji tip pinch
3. bandingkan dengan data normal (tabel 2)
Gambar:Pemeriksaan lateral Pinch
45
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Tabel 2 Average Performance of All Subjects on Key Pinch (pounds)
Three Jaw Chuck:
1. Pasien menjepit pinchmeter diantara bantalan ibujari dan bantalan jari kedua dan
ketiga.
2. instruksi dan prosedur sama dengan saat uji tip pinch
3. bandingkan dengan data normal (tabel 3)
Gambar:Pemeriksaan
three Jaw Chuck
46
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Tabel 3 Average Performance of All subjects on three Jaw Chuck (pound)
Penilaian hasil pemeriksaan
1. skor dibandingkan dengan tangan yang normal atau dengan data normal untuk
meyakinkan apakah pasien memiliki keterbatasan
2. skor pinch dianggap abnormal jika menyebabkan keterbatasan fungsi dan/atau
memiliki sd + 3 dari mean.
Alat Ukur yang digunakan:
Gambar kiri: B&LPinchmeterGambar kanan:
Jtech Pinchmeter
47
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
DEFINISIistilah postur kontrol, balans, equilibrium merupakan sinonim dari suatu konsep
mekanisme dari tubuh sendiri untuk menghindari jatuh atau kehilangan keseimbangan.
tUjUANmenilai adanya disfungsi postur kontrol/masalah balans. Kontrol posisi tubuh
mempunyai tujuan untuk stabilitas dan orientasi.
orientasi postural meliputi :
• Mempertahankankesegarisanyangtepatantarasegmentubuh
• Hubunganantaratubuhdenganlingkungan
• Perluorientasiverticaluntukmengcountergayagravitasi
• Menciptakansuatupersepsidanresponterhadapstimulasiluar
• Stabilitasposturalmeliputistability limits yaitu area dimana seseorang masih dapat
mempertahankan posisi tubuh tanpa merubah base of support.
jENIS PROSEDUR• PediatricBalanceScale(PBS)
• BergBalanceScale
INDIKASI • Disfungsiposturkontrol,misalnyapada:
• CerebralPalsy
• Gangguanmuskuloskeletal
• Gangguanneuromuskular
• Gangguansensoris
• Gangguanbalans
Asesmen Kontrol Postur
48
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
KONtRA INDIKASI• Pasiendengangangguankesadaran
• Pasiendenganafasiasensorik
• Pasiendengandemensia
• Pasiendengangangguanpenglihatanyangtidakterkoreksi
• Pasienyangtidakkooperatif
EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI:Jatuh
PERESEPAN• Pasiensudahmemungkinkanuntukdilakukanasesmen
• Pemantauanhasilterapidapatdilakukantergantungkondisipasien.
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasien/keluargatujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
3. Pelaksanaan asesmen
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
DAFtAR PUStAKA• McCoySW,Ph.D,DeptofRehabilitationMedicineUniversityofWashington,Seattle,
WA, usA
• wDeGraaPetersVB,Blauw-HospersCH,DirksT,BakkerH,Hadders-AlgraM.
development of postural control in typically developing children and children with
cerebralpalsy:Possibilitiesforintervention?.NeuroscienceandBiobehavioral
Review31(2007)1191–1200.www.sciencedirect.com. Cited on August 15, 2011
49
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
PEDIAtRIC BAlANCE SCAlE
Persiapan peralatan
• Kursiygbisadiaturtinggi-rendahnya,dengansandaranpunggungdantanganserta
meja anak
• Stopwatch
• Dingklik6inci
• Penggaris
Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaansertaefeksampingpemeriksaan
Prosedur:
• Uji/tesPBSyangdilakukan:
• Sittostand&Standtosit
• Situnsupported
• Transfers
• Standunsupported,witheyesclosed,withfeettogether,heel-to-toe
• Standononefoot
• Turn3600
• Turntolookbehind
• Retrieveobjectfromfloor
• Placealternatefeetonstool
• Reachforwardwithoutstretchedarm
Catatan : Pbs bisa dilakukan pada anak ≥ 5 tahun.
Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
skor penilaian Pbs ;
0 tidak dapat mengerjakan
1 Kemampuan untuk menyelesaikan hanya sedikit
2 mampu menyelesaikan sebagian
3 hampir sempurna
4 sempurna
skor maksimum 56.
50
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 2__________________________________________________________________
BERg BAlANCE SCAlE
Berg Balance Scale (BBS) digunakan untuk menilai keseimbangan pada orang dewasa
atau otang tua yang memiliki gangguan pada fungsi keseimbangan dengan menilai
performa dalam menjalankan tugas fungsional. bbs terdiri dari 14 penilaian.
Alat-alat yang diperlukan:
Penggaris, 2 kursi standar (1 dengan sandaran tangan, 1 tanpa sandaran tangan),
dingklik, stopwatch, jalur jalan sepanjang 15 kaki/4,5 meter.
Penilaian:
Penilaian berupa skala 0-4, dengan 0 menandakan paling rendah, 4 menandakan fungsi
palingtinggi.Nilaitotal=56.
hasil penilaian:
41-56=Resikojatuhrendah
21-40=Resikojatuhsedang
00-20=Resikojatuhtinggi
untuk penilaian perkembangan fungsi diperlukan perbedaan hasil lebih dari 8 diantara
dua pemeriksaan.
BERG BALANCE SCALE
nama :
tanggal :
lokasi :
Penilai :
HALYANGDINILAI nilAi (0 - 4)
duduk ke berdiri
berdiri tanpa bantuan
duduk tanpa bersandar
berdiri ke duduk
berpindah tempat
berdiri dengan mata tertutup
berdiri dengan kaki dirapatkan
meraih dengan tangan penuh ke depan
mengambil barang dari lantai
berputar untuk melihat ke belakang
berputar 3600
bergantian menaruh kaki di dingklik
berdiri dengan satu kaki di depan
berdiri dengan satu kaki
totAl
51
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Instruksi Umum
Catatlah setiap tugas dan beri instruksi sesuai yang tertulis. Ketika melakukan penilaian,
catatlah respon terendah pada setiap pemeriksaan,
Pada hampir semua pemeriksaan, pasien diminta untuk bertahan dalam posisi
tertentun untuk beberapa waktu. nilai berkurang jika:
• Waktuataujarakyangdiperlukantidakterpenuhi
• Pasienmembutuhkansupervisiselamamengerjakantes
• Pasienmenyentuhsupportlainataumenerimabantuandaripemeriksa.
Instruksi
w duduk ke berdiri
instruksi: Coba berdiri. usahakan tidak menggunakan tangan untuk support
( ) 4 dapat berdiri tanpa menggunakan tangan dan menstabilkan diri secara
mandiri
( ) 3 dapat berdiri sendiri menggunakan tangan
( ) 2 dapat berdiri menggunakan tangan setelah mencoba beberapa kali
( ) 1 membutuhkan bantuan minimal untuk berdiri atau menstabilkan diri
( ) 0 membutuhkan bantuan sedang atau maksimal untuk berdiri
w berdiri tanpa bantuan
instruksi: Coba berdiri selama dua menit tanpa berpegangan
( ) 4 dapat berdiri dengan aman selama 2 menit
( ) 3 dapat berdiri selama 2 menit dengan pengawasan
( ) 2 dapat berdiri selama 30 detik tanpa bantuan dan pegangan
( ) 1 butuh beberapa kali percobaan untuk dapat berdiri selama 30 detik tanpa
bantuan
( ) 0 tidak dapat berdiri selama 30 detik tanpa bantuan
w duduk tanpa bersandar tetapi kaki menapak pada tanah atau dingklik
instruksi: Coba duduk dengan tangan dilipat di depan selama 2 menit
( ) 4 dapat duduk dengan aman stabil selama 2 menit
( ) 3 dapat duduk selama 2 menit dengan pengawasan
( ) 2 dapat duduk selama 30 detik
( ) 1 dapat duduk selama 10 detik
( ) 0 tidak dapat duduk tanpa sandaran selama 10 detik
w berdiri ke duduk
instruksi: Coba duduk
( ) 4 duduk dengan aman dengan menggunakan tangan secara minimal
( ) 3 mengontrol duduk dengan menggunakan tangan
( ) 2 menempelkan bagian belakang kaki ke kursi untuk mengontrol duduk
( ) 1 dapat duduk sendiri, tetapi gerakan duduknya tidak terkontrol
( ) 0 butuh bantuan untuk duduk
w berpindah tempat
instruksi: Atur kursi untuk pivot transfer. minta pasien untuk berpindah satu kali ke
kursi dengan pegangan tangan dan satu kali ke kursi tanpa pegangan tangan. bisa
menggunakan 2 kursi atau 1 kursi dan 1 ranjang.
52
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
( ) 4 dapat berpindah dengan aman dengan penggunaan tangan secara minimal
( ) 3 dapat berpindah dengan aman dengan menggunakan tangan
( ) 2 dapat berpindah dengan bantuan verbal atau supervisi
( ) 1 butuh bantuan 1 orang
( ) 0 butuh 2 orang untuk membantu atau mengawasi agar aman
w berdiri dengan mata tertutup
instruksi: tolong tutup mata anda, dan berdiri tegak selama 10 detik
( ) 4 dapat berdiri dengan aman selama 10 detik
( ) 3 dapat berdiri selama 10 detik dengan pengawasan
( ) 2 dapat berdiri selama 3 detik
( ) 1 tidak dapat menutup mata selama 3 detik tetapi dapat berdiri dengan aman
( ) 0 butuh bantuan agar tidak jatuh
w berdiri dengan kaki dirapatkan
instruksi: rapatkan kaki anda dan berdiri tanpa berpegangan
( ) 4 dapat merapatkan kaki secara mandiri dan berdiri 1 menit dengan aman
( ) 3 dapat merapatkan kaki secara mandiri dan berdiri 1 menit dengan
pengawasan
( ) 2 dapat merapatkan kaki secara mandiri tetapi tidak dapat bertahan selama 30
detik
( ) 1 butuh bantuan untuk mengambil posisi tetapi dapat berdiri selama 15 detik
( ) 0 butuh bantuan untuk mengambil posisi tetapi tidak dapat berdiri selama 15
detik
w meraih dengan tangan penuh ke depan saat berdiri
instruksi: Angkat lengan sampai 90o, buka jari2 dan berusaha meraih ke depan
sejauh mungkin. (pemeriksa menaruh penggaris di ujung jari ketika tangan berada
dalam posisi 90o. Jari tidak boleh menyentuh penggaris saat meraih ke depan.
Jarak yang diukur adalah jarak jari ketika pasien berada di posisi sorong ke depan
maksimal. Jika memungkinkan, minta pasien untuk menggunakan kedua lengan
ketika meraih untuk menghindari putaran badan.)
( ) 4 dapat meraih ke depan dengan mantap sejauh 25cm
( ) 3 dapat meraih ke depan sejauh 12 cm
( ) 2 dapat meraih ke depan sejauh 5 cm
( ) 1 meraih ke depan tetapi butuh pengawasan
( ) 0 kehilangan keseimbangan saat mencoba/membutuhkan bantuan
w mengambil barang dari lantai dari posisi berdiri
instruksi: Ambil sepatu/sandal yang ada di depan kaki anda
( ) 4 dapat mengambil sandal dengan aman dan mudah
( ) 3 dapat mengambil sandal tetapi membutuhkan pengawasan
( ) 2 tidak dapat mengambil sandal namun mencapai 2-5cm dari sandal dan
dapat menjaga keseimbangan.
( ) 1 tidak dapat mengambil sandal dan membutuhkan pengawasan selama
mencoba
( ) 0 tidak dapat mencoba/membutuhkan bantuan untuk menjaga keseimbangan
53
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
w berputar untuk melihat ke belakang selama berdiri
instruksi: lihatlah ke belakang melalui bahu kanan. ulangi melalui bahu kiri.
(Pemeriksa dapat meletakkan barang untuk dilihat tepat di belakang pasien)
( ) 4 dapat melihat ke belakang dari kedua sisi dan merubah tumpuan dengan
baik
( ) 3 dapat melihat ke belakang dari satu sisi saja, sisi yang lain peubahan
tumpuannya kurang baik
( ) 2 hanya dapat melihat kesamping, namun keseimbangan tetap terjaga
( ) 1 membutuhkan bantuan untuk berputar
( ) 0 membutuhkan bantuan untuk menjaga keseimbangan dan mencegah jatuh
w berputar 360o
instruksi: berputar penuh 1 putaran, berhenti, kemudian berputar lagi 1 putaran
penuh ke arah berlawanan.
( ) 4 dapat berputar penuh 360o dengan aman dalam 4 detik atau kurang
( ) 3 dapat berputar penuh 360o dengan aman hanya ke 1 sisi dalam 4 detik atau
kurang
( ) 2 dapat berputar penuh 360o dengan aman tetapi lambat
( ) 1 butuh pengawasan ketat atau bantuan verbal
( ) 0 membutuhkan bantuan saat berputar
w bergantian menaruh kaki di dingklik
instruksi: letakkan setiap kaki secara bergantian diatas dingklik. lanjutakan sampai
setiap kaki telah menyentuh dingklik sebanyak 4 kali.
( ) 4 dapat berdiri sendiri dan menyelesaikan 8 langkah dalam 20 detik dengan
aman
( ) 3 dapat berdiri sendiri dan menyelesaikan 8 langkah dalam >20 detik
( ) 2 mampu menyelesaikan 4 langkah dengan supervisi tanpa bantuan
( ) 1 mampu menyelesaikan >2 langkah dan membutuhkan bantuan minimal
( ) 0 membutuhkan bantuan agar tidak jatuh/tidak mampu mencoba
w berdiri dengan satu kaki di depan
instruksi: (demonstrasikan ke pasien). letakkan satu kaki tepat di depan kaki lainnya.
Apabila tidak dapat meletakkan tepat di depan kaki , coba untuk melangkah cukup
jauh sehingga bagian tumit kaki yang melangkah berada di depan jari-jari kaki yang
dibelakang (untuk dapat mencapai 3 poin, panjang langkah harus melebihi panjang
kaki laiinya, dan lebar antara kedua kaki tidak lebih lebar dari posisi normal pasien
tersebut saat berjalan.)
( ) 4 dapat meletakkan kaki tandem satu sama lain secara mandiri dan
bertahan selama 30 detik
( ) 3 dapat meletakkan kaki di depan kaki lainnya secara mandiri dan bertahan
selama 30 detik
( ) 2 dapat melangkah kecil secara mandiri dan bertahan selama 30 detik
( ) 1 butuh bantuan untuk melangkah tetapi dapat bertahan selama 15 detik
( ) 0 kehilangan keseimbangan saat melangkah atau berdiri
54
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
w berdiri dengan satu kaki
instruksi: berdiri dengan satu kaki selama mungkin tanpa berpegangan
( ) 4 dapat mengangkat kaki secara mandiri dan bertahan >10detik
( ) 3 dapat mengangkat kaki secara mandiri dan bertahan 5-10 detik
( ) 2 dapat mengangkat kaki secara mandiri dan bertahan ≥3 detik
( ) 1 mencoba mengangkat kaki tetapi tidak mampu bertahan selama 3 detik
namun tetap berdiri secara mandiri
( ) 0 tidak mampu mencoba, membutuhkan bantuan untuk mencegah jatuh
( ) NIlAI tOtAl (MAKSIMUM = 56)
55
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
DEFINISIsensori integrasi adalah suatu proses neurologis yang mengintegrasikan sistem
sensoris, visual, auditif, taktil, vestibular, dan proprioseptif sehingga timbul suatu
persepsi yang memungkinkan seorang anak dapat beradapatasi secara optimal dengan
lingkungannya. sedangkan praksis adalah kemampuan seseorang memberi respon
terhadap persepsi sensoris yang diterimanya dengan merencanakan suatu aktivitas,
tahapan geraknya, dan mampu melaksanakan apa yang telah direncanakan.
tUjUAN• Menilaiadanyagangguansensori-persepsi
• Menilaiadanyagangguanpraksis
jENIS PROSEDUR• PemeriksaanKlinis
w romberg test
w heel to toe
w berdiri dengan satu Kaki
w ModifiedPosturalSchilder’sArmExtensionTest
w skipping
w series of Jumps
w high Kneeling
w Antigravity extension
w Pergerakan mata
w slow ramp movement
w sequential Finger
w diadokokinesis
w memproyeksikan tindakan dalam Waktu dan ruang
w Comfort with gravity
Asesmen sensori-Persepsi dan Praksis Pada Anak
56
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
INDIKASI• Kesulitanbelajar
• Gangguanperilaku
• Autisticspectrumdisorders
• AttentionDeficitHyperactiveDisorders,AttentionDeficitDisorder
• Kelainanbipolar,kelainanansietas,psychosocial,posttraumaticstressdisorders
KONtRA INDIKASIAnak yang mempunyai alergi terhadap bahan dan alat yang dipergunakan untuk test.
EFEK SAMPINg/KOMPlIKASIover stimulasi sehingga mempengaruhi perilaku yang ada.
PERESEPANtidak ada
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda pemeriksaan yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
• Menjelaskanefeksampingdankomplikasipemeriksaan
3. Pelaksanaan pemeriksaan
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
DAFtAR PUStAKA1. Ayres (1979). sensory integration and the child los Angeles, Western Psychologycal
services
2. Ayres (1989). sensory integration and Praxis test los Angeles, Western Psychologycal
services
3. DunnW(1999).SensoryProfile,SanAntonio,TX:thePsychologicalCorporation
4. Yack,Sutton,Aquilla(1998).BuildingBridgesthroughSensoryIntegration.
5. William&Shellenberger(1996).HowdoesyourEngineRun:TheAlertProgramfor
self regulation
57
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN __________________________________________________________________
OBSERvASI KlINIS
1. ROMBERg tESt berdiri dengan kaki dirapatkan.
Alat-alat:
stopwatch, busa lembut, dan formulir isian observasi klinis.
Deskripsi:
selama observasi pemeriksaan berdiri dengan kaki dirapatkan (standing with Feet
together atau sFt) penilai mengukur kemampuan anak untuk mempertahankan
posisi berdiri di atas permukaan yang keras dan lembut dengan mata terbuka dan
tertutup.
Tujuan:
Posisi sFt mengukur kontrol postur anak dibawah empat kondisi:
• Mataterbuka,permukaankerasmengukurkontrolposturmenggunakan
petunjuk vestibular, somatosensoris dan visual.
• Matatertutup,permukaankerasmengukurkontrolposturterkaitpadapetunjuk
vestibular dan somatosensoris.
• Mataterbuka,permukaanlembutmengukurkontrolposturterkaitpada
petunjuk visual dan vestibular.
• Matatertutup,permukaanlembutmengukurkontrolposturterkaitpada
petunjuk vestibular.
ASPEK-ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Demonstrasikansemuaaspekdaripemeriksaan,danmemotivasianak
berpartisipasi secara aktif.
• Mulaidengankondisipermukaanlembut.Ketebalanpermukaanlembut
seharusnya antara 2-3 inci (alas tikar lembut diperbolehkan).
• Jarakantarakeduakakitidakbolehmelebihi2inci.
• MulaimenghitungwaktusegerasetelahanakmencapaiposisiSFTdanberhenti
segera setelah kaki anak tidak lagi berada dalam posisi sFt.
• Percobaantidakperludiulangjikanilaimaksimalsudahdicapaipadapercobaan
pertama.
• Tespadapermukaankerasdilakukanjikaanaktersebuttidakdapatmenahan
posisi sFt selama lebih dari 5 detik pada permukaan lembut.
• Catatwaktudalamdetik
• JikaanakmembutuhkanbantuanuntukmencapaiposisiSFT,nilaipada
percobaan pertama dianggap 0.
• Pergerakanpergelangankakiyanghalusmasihdiperbolehkan.
• Hentikanpenghitunganwaktuwalauhanyaterjadisedikitpergeserankakiyang
menyebabkan anak tidak lagi berada dalam posisi sFt.
• Hentikanpenghitunganwaktujikanilaimaksimaltercapai(20detik).
58
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
2. hEEl tO tOE berdiri dengan satu kaki berada di depan kaki yang lainnya.
Alat-alat:
stopwatch, busa lembut, dan formulir isian observasi klinis.
Deskripsi:
Posisi tumit bertemu ujung jari kaki mengukur kemampuan anak untuk
mempertahankan posisi berdiri dengan satu kaki berada di depan kaki yang lainnya
dibawah empat kondisi.
Tujuan:
Pengamatan heel to toe telah dimanfaatkan sejak dulu sebagai alat pengukuran
dari keseimbangan dan kontrol postur. dari sudut pandang postur, posisi heel
to toe lebih sulit daripada posisi romberg. Kondisi mata terbuka, mata tertutup,
permukaan kasar, dan permukaan lembut mengganggu kemampuan anak
mengontrol postur melalui sistem visual, somatosensori dan vestibular.
ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Demonstrasikansemuaaspekdaripemeriksaan,danmemotivasianak
berpartisipasi secara aktif.
• Tungkaiyangdominanharusberadadibelakang,denganjempolkaki
menyentuh tumit dari kaki yang non-dominan / kaki yang berada di depan.
• Catatwaktudalamdetik,mulaipenghitunganwaktusegerasetelahanak
mencapai posisi heel to toe dan hentikan penghitungan segera setelah kaki
anak tidak lagi berada dalam posisi heel to toe.
• Jikaanakmembutuhkanbanuanuntukmencapaiposisi,nilaipercobaan
pertama dianggap 0.
• Pergerakanpergelangankakiyanghalusmasihdiperbolehkan.
• Hentikanpenghitunganwaktuwalauhanyaterjadisedikitpergeserankakiyang
menyebabkan anak tidak lagi berada dalam posisi heel to toe.
PArAmAter mAtA terbuKA -WAKtu dAlAm detiK
mAtA tertutuP -WAKtu dAlAm detiK
Romberg–permukaanlembut(I)
Romberg–permukaanlembut(II)
Nilai Romberg terbaik – permukaan lembut
Catat waktu dalam detik
PArAmAter mAtA terbuKA -WAKtu dAlAm detiK
mAtA tertutuP -WAKtu dAlAm detiK
Romberg–permukaanlembut(I)
Romberg–permukaanlembut(II)
Nilai Romberg terbaik –permukaan keras
JiKA KurAnG dAri 5 detiK, lAKuKAn tes PAdA PermuKAAn KerAs*
59
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Hentikanpenghitunganwaktujikanilaimaksimaltercapai(10detik).
• Percobaantidakperludiulangjikanilaimaksimalsudahdicapaipadapercobaan
pertama.
• Tespadapermukaankerasdilakukanjikaanaktidakdapatmenahanposisiheel
to toe lebih lama dari 5 detik pada permukaan lembut.
PArAmAter mAtA terbuKA -WAKtu dAlAm detiK
mAtA tertutuP -WAKtu dAlAm detiK
Healtotoe–permukaanlembut(I)
Healtotoe–permukaanlembut(II)
Nilai Heal to toe terbaik – permukaan lembut
Penilaian: Catat waktu dalam detik
PArAmAter mAtA terbuKA -WAKtu dAlAm detiK
mAtA tertutuP -WAKtu dAlAm detiK
Healtotoe–permukaanlembut(I)
Healtotoe–permukaanlembut(II)
Nilai Heal to toe terbaik – permukaan keras
JiKA KurAnG dAri 5 detiK, lAKuKAn tes PAdA PermuKAAn KerAs*
3. BERDIRI DENgAN SAtU KAKI Alat-alat:
stopwatch dan formulir isian observasi klinis
Deskripsi
tes berdiri dengan satu kaki menilai kemampuan anak untuk mempertahankan
keseimbangan saat berdiri pada kaki kanan (r)/kiri (l) dengan mata terbuka dan
tertutup.
Tujuan:
berdiri dengan satu kaki sejak lama sudah digunakan dalam megukur keseimbangan
dan kontrol postur. tujuan dari pengamatan ini adalah untuk melengkapi
pengukuran lainnya dari kemampuan anak dalam mengontrol postur.
ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Demonstrasikansemuaaspekdaripemeriksaan,danmemotivasianak
berpartisipasi secara aktif.
• Catatwaktudalamdetik,dimulaisegerasetelahanakmencapaiposisitesdan
hentikan segera setelah kaki yang diangkat menyentuh lantai.
• Penilaianpadausahapertamadianggap0jikaanakmembutuhkanbantuan.
• Pergerakanpergelangankakiyanghalusmasihdiperbolehkan.
• Tidakbolehmelingkarkankakiyangdiangkatpadakakitumpuan
60
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Tidakbolehmelompat
• Hentikanpenghitunganjikaanakkehilangankeseimbangandanterjatuh.
• Hentikanpenghitunganjikanilaimaksimaltercapai(10detik).Tesdilakukan
untuk kedua kaki.
• Hentikanpenghitunganjikaanakmerubahposisikakitumpuan.
• Percobaantidakperludiulangjikanilaimaksimalsudahdicapaipadapercobaan
pertama.
PArAmAter mAtA terbuKA -WAKtu dAlAm detiK
mAtA tertutuP -WAKtu dAlAm detiK
berdiri dengan kaki kanan(i)
berdiri dengan kaki kanan (ii)
nilai berdiri dengan kaki kanan
berdiri dengan kaki kiri(i)
berdiri dengan kaki kiri (ii)
total
Penilaian: Catat waktu dalam detik
PArAmAter YA tidAKmerubah posisi pergelangan kaki untuk mempertahankan
keseimbangan
memperlihatkan kesegarisan ekstremitas bawah yang adekuat
Total
Aspek Kualitatif dari ketiga penilaian postur
Instruksi: Amati dan catat adanya parameter berikut :
(area ungu menunjukkan parameter yang diharapkan)
4. MODIFIED POStURAl SChIlDER’S ARM EXtENSION tESt Alat-Alat:
Formulir isian observasi klinis
Deskripsi:
Pada tes ini, anak diminta untuk mempertahankan posisi berdiri dengan lengan
terulur ke depan dan penguji menggerakkan kepala anak dari satu sisi ke sisi lain.
Tujuan:
tes ini untuk menilai apakah anak dapat menggerakkan kepalanya dari satu sisi ke
sisi lain secara independen dari gerakan badan dan ekstremitas atas atau gerakan
asosiasi lainnya; hal ini mengindikasikan proses proprioseptif yang adekuat.
A. ASPEK QUANTITATIF
Instruksi:
• Anakdimintauntukberdiridanmengulurkankedualengannyakedepan
(bahuflexi90°dengansiku,pergelangantangandanjari-jaridalamkeadaan
ekstensi)
61
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Jarakantarakeduakakitidakbolehlebihdari2inci.
• Katakankepadaanak,“Sayaakanmenutupmatamudanakanmenggerakkan
kepalamu.Jangangerakkankedualenganmu.”
• Letakkankeduatangandiataskeduamataanakdangerakkankepala90°ke
kanan, ke kiri, kemudian ulangi ke kanan dan ke kiri kembali.
• Perhatikanadanyarotasipadabatangtubuhdanekstremitasatas.
rotAsi bAtAnG tubuh/ eKstremitAs AtAs (0)nilAi terbAiK
0 0 - 45 45 - 90 90+rotasi kepala 90° ke kanan (i) 0 -1 +1 2
rotasi kepala 90° ke kanan (ii) 0 -1 +1 2
rotasi kepala 90° ke kiri (i) 0 -1 +1 2
rotasi kepala 90° ke kiri (ii) 0 -1 +1 2
Penilaian: lingkari skor penilaian sesuai dengan rotasi pergerakan batang tubuh atau
ekstremitas atas
B. ASPEK KUALITATIF
PArAmAter YA tidAKGerakan choreoathetoid yang teramati (jari)
turunnya ekstremitas atas
Kehilangan keseimbangan
Adanya tahanan saat kepala digerakkan secara pasif
total
5. SKIPPINg (lOMPAt) Alat-Alat:
Penghitung waktu (5 detik) dan formulir isian observasi klinis
Deskripsi:
selama observasi ini, anak diminta untuk melompat ringan, dari satu kaki ke kaki
lainnya. Penguji mencatat dan menilai kemampuan anak melompat dalam 5 detik.
Tujuan:
Pengamatan ini berhubungan dengan kemampuan anak untuk menghasilkan
gerakan yang membutuhkan koordinasi motorik bilateral dan kemampuan praksis.
A. ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Janganlakukantesinipadaanakdibawah5tahun.
• Lakukanseluruhaspekdalamtesinidanmemotivasianakuntuk
berpartisipasi secara aktif.
• Catatjumlahlompatan,mulaimenghitungketikaanakmulaimelompat.
• Hitung“1”ketikapanggulataulututfleksidalamlompatanpertamadan
Instruksi: Observasi dan catat adanya parameter berikut ini (area ungu mengindikasikan
parameter tipikal atau yang diharapkan)
62
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lanjutkan menghitung setiap kali kaki yang sama melakukan lompatan (tidak
dalam urutan lengkap)
• Stopmenghitungketikaanakmengalamihambatansaatmelompatataujika
ada gerakan tidak lancar atau tidak berurutan (seperti melompat dua kali
dengan kaki yang sama)
• Ulangitesini
PArAmAter JumlAh lomPAtAn dAlAm 5 detiKlompatan (i)
lompatan (ii)
Nilai terbaik
Penilaian: Catat jumlah lompatan dalam 5 detik
B. ASPEK KUALITATIF
Instruksi:
Amati dan catat adanya parameter berikut ini (area ungu mengindikasikan
parameter tipikal atau yang diharapkan)
PArAmAter YA tidAKGerakan lancar (selama gerakan)
Adanya gerakan berkelanjutan (di antara gerakan melompat)
Total
6. SERIES OF jUMPS Alat-Alat:
stopwatch (diatur untuk 5 detik) dan formulir isian observasi klinis
Deskripsi:
Pada tes ini, anak diminta untuk melakukan 3 jenis lompatan yang berbeda (
jumping jack, symmetrical stride jump , reciprocal stride jump) seperti yang
dicontohkan oleh penguji.
Tujuan:
Pengamatan ini berhubungan dengan perencanaan gerak anak dan kemampuan
koordinasi motorik bilateral.
A. ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Janganlakukanpadaanakdibawah6tahun.
• Lakukanseluruhaspekdalamtesinidanmotivasianakuntukberpartisipasi
secara aktif. biarkan anak melakukan 3 kali percobaan untuk masing-masing
jenis lompatan sebelum tes dimulai.
• Anakharusberadadalamposisinetralsebelummelakukanlompatan
• Catatjumalurutanlompatan,mulaipenghitungansegerasetelahanak
63
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
memulai lompatan
• Catatjikaanakbutuhbantuaanuntukdiposisikan
• Untukjumpingjacks,penghitungandilakukansaattanganmenyetuh
tungkai-mulaihitung“1”setelahurutanpertama.Untukstridejumps,
hitung ‘’1’’ ketika lengan atau kaki mengayun ke depan dan lanjutkan hitung
ketika lengan / kaki kembali pada posisi maju.
• Ulangpercobaanuntuksetiaplompatan
Parameter JumlAh lomPAtAn dAlAm 5 detiK nilai terbaikJumping Jacks (i)
Jumping Jacks (ii)
symmetrical stride jump (i)
symmetrical stride jump (ii)
reciprocal stride jump (i)
reciprocal stride jump (ii)
total
Penilaian : Catat jumlah lompatan dalam 5 detik
B. ASPEK KUALITATIF
PArAmAter YA tidAKPergerakan lancar
Gerakan serentak dari ekstremitas atas dan bawah
Gerakan yang berkelanjutan
totAl
Petunjuk: Amati dan catat adanya parameter berikut: (area ungu mengindikasikan parameter yang diharapkan /
parameter typical)
7. hIgh KNEElINg Alat-Alat:
bola tenis, matras (15 x15 persegi) dan formulir isian observasi klinis.
Gambaran:
Pada tes ini, anak diminta untuk berlutut dan menempatkan lengan pada posisi
flexi900danberputar450dariposisigaristengahkearahluar.Padaposisiini,anak
diminta untuk menggapai sebuah bola yang ditempatkan pada jarak tertentu dari
jarinya.
Tujuan:
tujuan dari tes ini adalah menilai kemampuan anak untuk menggunakan
keterampilan kontrol postural antisipasi. tes ini untuk melengkapi tes keseimbangan
yang lain.
64
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
A. ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Lakukanseluruhaspekdalamtesinidanmotivasianakuntukberpartisipasi
secara aktif . tempatkan ujung matras dekat jari anak dan bola pada ujung
matras yang yang berlawanan.
• Catatjikaanakmampuuntukmenggapaidanmenggapaibolamainan
tanpa jatuh atau menyentuh matras.
• Perubahanposisidiperbolehkanasalanakdapatkembalikeposisiawal.
• Lakukanduakalipercobaanuntuksetiapsisi.
• Janganmengulangpercobaanjikaanakberhasilpadapercobaanpertama.
PArAmAter YA(1) tidAK (0)45 derajat untuk r (i)
45 derajat untuk r (ii)
45 derajat untuk l(i)
45 derajat untuk l (ii)
total
Penilaian: CatatYAatau1untuksetiapkalianakdapatmencapaibolatenisdankembalipada
posisi semula.
B. ASPEK KUALITATIF
8. ANtIgRAvIty EXtENSION Alat-Alat:
stopwatch dan formulir isian observasi klinis.
Deskripsi:
selama tes ini, anak diminta untuk secara bersamaan mengangkat kepala, bagian
tubuh atas, lengan, dan tungkai bawah dari posisi tengkurap, sementara lutut dan
siku berada dalam keadaan ekstensi selama mungkin.
Tujuan:
untuk mengamati kemampuan anak untuk mempertahankan posisi ekstensi penuh.
Posisi ini berhubungan dengan fungsi vestibular.
A. ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Lakukanseluruhaspekdalamtesinidanmotivasianakuntukberpartisipasi
secara aktif.
PArAmAter YA tidAKPerubahan posisi namun dapat kembali ke posisi awal
total
Instruksi: Amati dan catat adanya parameter berikut : (area ungu mengindikasikan
parameter yang diharapkan/parameter yang khas)
65
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Arahkananakuntukmelakukanposisiyangdimintadanmenahannyasebisa
mungkin,andabisamenginstrusikananakuntukmenirukanposisi“pesawat
terbang”atau“superman”.
• Catatjikaanakdapatmelakukanposisitersebutsecaramandiri.
• Jikaanakmembutuhkanbantuanuntukmelakukanposisiitu,nilaiawal
percobaanadalah“0”.
• Catatwaktudalamdetik,penghitungandimulailangsungsesaatsetelahanak
berada pada posisi tersebut dan hentikan penghitungan sesaat setelah paha,
badan atas atau ekstremitas menyentuh lantai.
• Selamates,anakdimotivasiuntukmempertahankanposisitersebutselama
dia mampu (berikan pengingat waktu, dll).
• Hentikanpenghitunganwaktubilanilaimaksimaltelahdicapai(30detik).
• Testidakperludiulangbilanilaimaksimaltelahdicapaipadasaattes
pertama kali.
nama WAKtu dAlAm detiK (i) WAKtu dAlAm detiK (ii) totAlekstensi dalam posisi tengkurap
Jumping Jacks (ii)
Penilaian: Catat waktu dalam detik
B. ASPEK KUALITATIF
PArAmAter YA tidAKmengangkat ekstremitas atas dan bawah secara serentak
Kepala berada di tengah
tubuh bagian atas tidak menyentuh permukaan lantai
Panggul dan lutut dalam posisi ekstensi
Paha tidak menyentuh permukaan lantai
melakukan dengan mudah
melakukan tes pertama secara mandiri
Instruksi:
observasi dan catat adanya parameter berikut (area ungu mengindikasikan parameter yang diharapkan / khas):
9. ANtIgRAvIty FlEXION Alat-Alat:
stopwatch dan formulir isian observasi klinis
Deskripsi:
Pada tes ini, anak diminta untuk melengkungkan tubuh pada posisi berbaling
terlentang dan mempertahankan posisi ini selama mungkin.
Tujuan:
untuk menilai aspek dari proses somatosensori dan kemampuan praksis anak.
A. ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Lakukanseluruhaspekdalamtesinidanmotivasianakuntukberpartisipasi
secara aktif.
66
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Arahkananakuntukmelakukanposisiitudanmenahannyasebisamungkin,
anda bisa menginstrusikan anak tersebut untuk berpura-pura menjadi
“sebutirtelur”.
• Catatjikaanakdapatmelakukanposisitersebutsecaramandiri.
• Jikaanakmembutuhkanbantuanuntukmelakukanposisiitu,nilaiawal
percobaanadalah“0”.
• Catatwaktudalamdetik,penghitungandimulailangsungsesaatsetelah
anak berada pada posisi tersebut dan hentikan penghitungan sesaat setelah
kepala, bahu, atau kaki menyentuh lantai.
• Selamates,anakdimotivasiuntukmempertahankanposisitersebutselama
dia mampu (berikan pengingat waktu, dll).
• Hentikanpenghitunganwaktubilanilaimaksimaltelahdicapai(60detik).
• Testidakperludiulangbilanilaimaksimaltelahdicapaipadasaattes
pertama kali.
nAmA WAKtu dAlAm detiK (i) WAKtu dAlAm detiK (ii) totAlSupineflexion
Penilaian: Catat waktu dalam detik
PArAmAter YA tidAKmengangkat ekstremitas atas dan bawah secara serentak
Kepala berada di tengah dan dagu menempel pada dada
bahu tidak menyentuh lantai
Flexi panggul dan lutut
tangan bebas, tidak dalam posisi menahan
melakukan dengan mudah
melakukan posisi secara mandiri
total
Instruksi: observasi dan catat adanya parameter berikut (area ungu mengindikasikan parameter yang diharapkan / khas):
B. ASPEK KUAlItAtIF
10. PERgERAKAN MAtA Alat-Alat:
mainan dan formulir isian observasi klinis
Deskripsi:
menilai kemampuan anak untuk memindahkan tatapan matanya ke arah
yang berbeda sama baiknya dengan kemampuannya untuk mempertahankan
kestabilan tatapan saat pergerakan kepala.
67
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Tujuan:
Untuk untuk menilai kemampuan anak menggunakan pergerakan mata dan
kemampuan stabilitas okular. Kemampuan ini berhubungan dengan fungsi
kemampuan dasar okular.
A. ASPEK KUANTITATIF
Intruksi:
• Arahkananakuntukdudukberhadapandengananda.
• Perlihatkansemuaaspekdarikemampuanmempertahankanmatapada
suatu target saat pergerakan kepala dari atas ke bawah.
• Letakkanmainan12incidariwajahanakdaninstruksikananakuntuk
melihat ke arah mainan dan menggerakkan kepala ke atas dan ke
bawah. ulangi bila usaha pertama tidak berhasil.
• Bilaperlu,perlihatkansemuaaspekdarikemampuanmempertahankan
mata pada suatu target saat menggerakkan kepala dari samping ke
samping.
• Letakkanmainan12inchidariwajahanakdaninstruksikananakuntuk
melihat ke mainan dan menggerakkan kepala dari samping ke samping.
• Ulangibilausahapertamatidakberhasil.
• Bilaperlu,perlihatkansemuaaspekdarikemampuananakuntukmelihat
suatu target di posisi 450 dari garis tengah tubuh saat kepala tidak
bergeerak. bila kepala distabilisasi, sehingga anak dapat menggerakkan
mata tanpa menggerakkan kepala.
• Letakkanmainan12inchidariwajahanakdaninstruksikananakuntuk
melihat ke mainan tapi jangan menggerakkan kepala.ulangi apabila
tidak berhasil pada percobaan pertama.
item YA tidAK JumlAh
mempertahankan mata pada target saat menggerakkan kepala dari atas ke bawah ( i )
mempertahankan mata pada target saat menggerakkan kepala dari atas ke bawah (ii)
mempertahankan mata pada target saan menggerakkan kepala dari samping ke samping (i)
mempertahankan mata pada target saan menggerakkan kepala dari samping ke samping (ii)
mengikuti objek yang digerakkan 45 derajat melewati garis tengah dengan kepala yang tidak bergerak ( i )
mengikuti objek yang digerakkan 45 derajat melewati garis tengah dengan kepala yang tidak bergerak ( ii )
Jumlah
Penilaian: lingkari skor ( iya / tidak ) untuk percobaan 1 dan 2 ( bila perlu ) untuk setiap
68
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
B. ASPEK KUALITATIF
PArAmAter YA tidAKmelakukan dengan baik ( melakukan dengan halus)
melewati garis tengah ( tidak ada pergerakaan tersendat-sendat saat melewati garis tengah )
nyaman dengan tes ( tidak menggosok mata, tidak ada kedipan berlebihan, dll)
Jumlah
Perintah:
observasi dan catat adanya parameter berikut ( indikator area ungu / parameter tipikal )
11. SlOW RAMP MOvEMENt Alat-Alat:
Formulir isian observasi klinis.
Deskripsi:
Pada tes ini, anak diminta untuk meniru gerakan ekstremitas atas yang dilakukan
oleh pemeriksa secara lambat dan bertahap.
Tujuan:
tes ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk mengikuti/meniru pergerakan
halus yang ditampilkan oleh pemeriksa. tujuan observasi adalah untuk
melengkapi observasi lain yang berhubungan dengan proses proprioseptif.
A. ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Mintaanakuntukdudukberhadapandengananda.
• Katakankeanak“Tirukanapayangsayalakukandanlakukanbersama-
samadengansaya”Abduksikanbahu900dengansiku,pergelangan
tangan dan jari-jari dalam posisi ekstensi.
• Dalamwaktu5detik,fleksikansiku,pergelangantangandanjari-jari
hingga jari-jari menyentuh bahu ( catatan bahu dipertahankan pada
posisi abduksi 900 selama tes berlangsung). Kembali ke posisi biasa ( 5
detik )
• Catatkualitasdaripergerakananakdankemampuanuntuk
menampilkan pergerakan secara bersamaan dengan pemeriksa.
• Catatbilaanakmenyelesaikangerakanpadawaktuyangbersamaan
dengan pemeriksa ( atau dalam waktu 1 detik ), selesai sebelum atau
sesudah (dalam 2-3 detik), atau selesai sebelum atau sesudah ( 3 detik
atau lebih).
• Testidakperludiulangbilaskormaksimaltelahdicapaipadapercobaan
pertama.
69
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
B. ASPEK KUALITATIF
PArAmAter YA tidAKGerakan simetris ( Kiri dan Kanan )
Gerakan yang tidak tersendat-sendat ( kisaran waktu)
Kepala di garis tengah
bisa meniru seluruh gerakan pemeriksa
Jumlah
Instruksi: observasi dan catat adanya parameter berikut: (area ungu indikasi yg di harapkan parameter tipikal).
12. SEqUENtIAl FINgER Alat-Alat:
stopwatch (diatur 5 detik), pembatas, dan formulir isian observasi klinis.
Deskripsi :
Pada tes ini, anak diminta untuk meniru pemeriksa saat dia menyentuh setiap
jari tangan ke jempol secara berurutan.
Tujuan :
untuk menentukan kemampuan anak melakukan gerakan berurutan yang
membutuhkan motoric planning dan kemampuan proses somatosensorik.
A. ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Lakukansemuaaspekdaritugas.
• Katakanpadaanak“lihatjarisaya.Perhatikanbahwasayamenyentuh
jari kelingking saya hanya sekali. sekarang saya ingin kamu yang
melakukan. saya akan melihat berapa kali kamu dapat melakukannya
dalamwaktu5detik.”Letakkanpembatasantarakepalaanakdantangan
yang diuji.
• Hitungjumlahjariyangtersentuhsecaraberurutandalamwaktu5detik.
• Bilajarikelingingtersentuhduakali,catatskorpencapaiansebelum
penyentuhan kedua.
• Ulangipadatanganyangsama(percobaankedua).
• Lengkapi2percobaanpadatanganlainnya.
item (i) (ii)menyelesaikan pada waktu bersAmAAn ( atau dalam waktu 1 detik ) 2 2
MenyelesaikanSEBELUMatauSESUDAHpemeriksa(antara2–3detik) 1 1
menyelesaikan sebelum atau sesudAh pemeriksa ( lebih dari 3 detik ) 0 0
Jumlah
Penilaian: Lingkari skor yang sesuai dengan apa yang dikerjakan anak (contoh menyelesaikan dalam 1 detik, 2-3 detik, atau
3 atau lebih detik ) untuk setiap percobaan.
70
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Penilaian : rekam jumlah urutan sentuhan dalam waktu 5 detik.
item
Jumlah sentuhan jempol dengan jari lainnya pada gerakan berurutan
dalam waktu 5 detik tAnGAn KAnAn
Jumlah sentuhan jempol dengan jari lainnya pada gerakan berurutan
dalam waktu 5 detik tAnGAn Kiri
Percobaan (i)
Percobaan (ii)
Jumlah
B. ASPEK KUALITATIF
PArAmAter YA tidAKPergerakan yang lancar ( tidak berhenti diantara pergerakan)
tekanan yang adekuat
tangan yang satunya tidak bergerak (tidak ada gerakan asosiasi)
Jumlah
13. DIADOKOKINESIS Alat-Alat:
stopwatch (diatur 5 detik), pembatas, dan formulir isian klinis.
Deskripsi :
Pada observasi ini, anak diminta untuk melakukan gerakan lengan bawah
berurutan (pronasi-supinasi-pronasi) kanan dan kiri serta kedua lengan bawah
pada waktu yang bersamaan.
Tujuan :
untuk mengukur aspek planning motoric dan kemampuan proses
somatosensorik.
A. ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Lakukansemuaaspekdaritugasdanmemotivasianakuntukberapartisipasi
aktif.
• “Lihatsaya.Sayamaukamumelakukanhalyangsama.Sayaakanmelihat
berapa kali kamu dapat melakukannya dalam waktu 5 detik. tapi kamu
harusmelakukannyadenganbenar.”
• Catatjumlahpergerakan,penghitungandimulaisegerasetelahanak
melakukan gerakan.
• Mulaihitung“1”saatmemulaiurutanpertama(contoh:tepukan
pertama pada paha ).
• Lanjutkanmenghitungsaattangankembalikeposisitersebutdan
menyentuh paha.
• Hentikanmenghitungapabilakualitasgerakanmenurun
(contoh punggung tangan tidak menyentuh paha)
• Lakukan2kalipercobaanuntuktangankanan,tangankiridankedua-duanya.
Instruksi: Observasi dan catat adanya parameter berikut: (area ungu indikasi yg di harapkan/parameter tipikal).
71
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
item KAnAn dm 5 detiK Kiri dm 5 detiK KEDUANYADM5
detiK JumlAh
Jumalah gerakan (i)
Jumlah gerakan (ii)
Jumlah
B. ASPEK KUALITATIF
PArAmAter YA tidAKGerakan yang lancar
Gerakan berirama
Gerakan lengan bawah ( bahu tidak ikut bergerak )
tangan satunya tidak bergerak (tidak ada gerakan asosiasi)
JumlAh
14. MEMPROyEKSIKAN tINDAKAN DAlAM WAKtU DAN RUANg Alat-Alat:
bola tenis, bola ukuran sedang (diameter antara 6-8 inci), dan formulir isian
observasi klinis.
Penjelasan:
dalam observasi ini, anak diminta untuk melempar bola ukuran sedang atau
bola tenis ke udara, menepukkan kedua telapak tangan sebelum akhirnya
menangkap bola.
Tujuan:
untuk menilai kemampuan motor planning yang berhubungan dengan
feedforward.
A. ASPEK KUANTITATIF
Intruksi:
• Lakukansemuaaspekdalampemeriksaaninidanmemotivasianak
untuk berpartisipasi secara aktif.
• Untukanakdiatas7tahun,mulailahpemeriksaaninidenganbolatenis.
“Sayaakanmelemparkanbolakeudara,tepuklahtangansebanyakyang
kamu mampu kemudian tangkap bolanya. bola harus dapat ditangkap
agardapatdihitung.Maksimaladalah3kalitepukantangan.”
• Untukanakdibawah7tahun,gunakanboladenganukuransedang.
• Catatjumlahtepukantangan.
• Jikaanaktidakmampumenangkapbola,skoradalah0.
• Pemeriksaandapatdiulangsebanyak2kaliuntuksetiapbola.
Penilaian : Catat jumlah urutan dalam waktu 5 detik.
Instruksi : Observasi dan catat adanya parameter berikut: (area ungu indikasi yg di harapkan/ parameter tipikal).
72
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Skoring: Lingkari angka yang sesuai dengan jumlah tepukan tangan (yang dibarengi dengan tangkapan bola) untuk
setiap bola.
Jenis bolA PerCobAAn i PerCobAAn ii totAl
bola tenis 0 1 2 3
bola uk. sedang 0 1 2 3
total
B. ASPEK KUALITATIF
PArAmAter YA tidAKmelihat saat bola datang
mengantisipasi dengan merubah posisi badan terhadap arah bola
menyentuh bola (tetapi tidak menangkap)
tidak dapat menangkap bola (gerakan menangkap terlalu cepat)
tidak dapat menangkap bola (gerakan menangkap terlalu lambat)
total
15. COMFORt WIth gRAvIty Alat-Alat:
Kursi/bola terapi dan formulir isian observasi klinis.
Deskripsi :
Pada observasi ini, anak diminta untuk a) duduk di atas bola terapi/kursi kecil
saat pemeriksa memiringkan sandaran kursi ke belakang, b) melompat dari
kursi orang dewasa dalam 2 situasi, dengan mata terbuka dan mata tertutup;
pemeriksa menilai dan mencatat perilaku anak.
Tujuan:
menilai kemampuan anak untuk memproses kombinasi antara pengalaman
sensoris dengan dampaknya pada perilaku si anak.
A. ASPEK KUANTITATIF
Instruksi:
• Mintaanakuntukdudukdiataskursiataubolaterapi.Instruksikanke
anaktersebut“Sayaakanmemiringkansandarankursi/bolakebelakang.”
saat pemeriksa memiringkan kursi ke belakang, catat reaksi anak
tersebut. Jika anak terlihat tidak nyaman, tanyakan apakah dia baik-baik
saja.
• Mintaanakuntukberdiridiataskursiprangdewasadanmelompat.Catat
apakah anak berhasil melompat. ulangi dengan mata tertutup. Catat
apakah anak berhasil melompat.
Instruksi: Lakukan observasi dan catatlah ada tidaknya parameter-parameter di bawah ini
(area ungu menunjukkan parameter yang diharapkan/tipikal)
73
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Penilaian: Lingkari (1 = Ya; 0 = Tidak) untuk setiap pemeriksaan.
PArAmeter YA tidAK totAldapat beradaptasi dengan sandaran dimiringkan ke belakang 1 0
mampu melompat dari kursi dengan mata terbuka 1 0
mampu melompat dari kursi dengan mata tertutup 1 0
total
B. ASPEK KUALITATIF
PArAmAter YA tidAKmenolak saat sandaran kursi dimiringkan ke belakang
memegang dengan erat tangan/baju terapis
menunjukkan kecemasan, ketakutan dan kegelisahan yang berlebihan
menolak untuk melompat dari kursi dengan mata terbuka
menolak untuk melompat dari kursi dengan mata tertutup
membuka mata saat melompat
memanjat/menuruni kursi
total
Instruksi: Lakukan observasi dan catat adanya parameter berikut
(area ungu menunjukkan parameter yang diharapkan/tipikal):
74
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Asesmen Pola Jalan
DEFINISI Asesmen pola jalan adalah prosedur untuk menilai pola jalan sesuai dengan six
determinant of gait.
determinant of gait terdiri dari:
1. Pelvic rotation in the horizontal plane: swinging hip moves forward faster than
stance hip.
2. Pelvic tilt in the frontal plane: pelvis on side of swinging leg is lowered
3. Earlykneeflexion(15degrees)duringthefirstpartofstance
4. Weighttransferfromtheheeltoflatfootassociatedwithcontrolledplantarflexion
duringfirstpartofstance
5. Latekneeflexion(30-40degrees)duringthelastpartofthestancephase
6. lateral displacement of the pelvis toward the stance limb. to reduce displacement
of Cm
tUjUANmengetahui adanya gangguan pola jalan dan jenis gangguan untuk perencanaan tata
laksana
jENIS PROSEDUR• RivermeadGaitAnalysis
INDIKASIKondisi dengan potensi adanya gangguan pola jalan, misalnya:
• Kelainan,penyakit,cederamusculoskeletal
• Kelainandanpenyakitneuromuskular
KONtRA INDIKASI• Gangguankeseimbangan
75
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Gangguankardiovaskulerberat
• Tidakkooperatif
• Demensiaatauadanyagangguankognitif
EFEK SAMPINg• Fatigue
• Jatuh
BAhAN DAN AlAt • FormEvaluasiPolajalan
DAFtAR PUStAKA:• AyyappaE,MohamedO.ClinicalAssessmentofPathologicalGait.In:LusardiMM,
nielsen CC, editors. orthotics and Prosthetics in rehabilitation 2nd ed. united states
of America: saunders elsevier; 2007. p35-51.
• LordSE,HalliganPW,WadeDT.VisualGaitAnalysis:theDevelopmentofaclinical
assessment and scale. rivermead rehabilitation Centre. 1998.
Gambar 1. siklus gait
Gambar 2. Pembagian siklus gait
76
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Gambar 3. Pergeseran pusat beban pada orang
dengan gait normal
77
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
RIvERMEAD gAIt ANAlySIS
79
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
DEFINISI sistem lokomotor merupakan istilah lain sistem muskuloskeletal. sistem ini bertanggung
jawab terhadap munculnya respon gerak otot yang diakibatkan perangsangan sistem syaraf.
sistem lokomotor berperan penting untuk menunjang fungsi seseorang disamping
kapasitasfisikdankebugaran.
tUjUANa. menegakkan diagnosis fungsi sistem lokomotor.
b. Mengetahuidefisitfungsiaktivitaskehidupansehari-hariyangdisebabkanoleh
gangguan fungsi lokomotor.
c. untuk manajemen secara komprehensif.
jENIS PROSEDUR• Dynamicgaitanalysis
• FunctionalIndependenceMeasuressubskalaLokomotor
• Timedupandgotest
INDIKASI bila ditemukan kelainan fungsi lokomotor
KONtRA INDIKASI• Penurunankesadaran
• Tidakkooperatif
• Nyerihebatpadapemeriksaanmusculoskeletal
• Fraktur
SIDE EFFECt / KOMPlIKASI tINDAKAN nyeri, karena beberapa tindakan bersifat uji provokatif
Asesmen Fungsi lokomotor
80
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
PERESEPANtidak ada
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda pemeriksaan yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
• Menjelaskanefeksampingdaripemeriksaan
3. Pelaksanaan pemeriksaan
dilakukan secara bertahap dan menyeluruh sesuai dengan regio tubuh dan
dibandingkan kiri dan kanan (sesuai lampiran skema di bawah)
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan
DAFtAR PUStAKA • SpallekM,KuhnW,SchwarzeS,HartmannB.Occupationalmedicalprophylaxisfor
the musculoskeletal system: A function-oriented system for physical examination
of the locomotor system in occupational medicine (Focus(C)). J occup med toxicol.
2007.
• Shumway-CookA,WollacottM.MotorControl:TheoryandPracticalApplications.
baltimore: Williams and Wilkins, 1995
81
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
DyNAMIC gAIt INDEX
Penilaian:
tandai hasil penilaian yang paling rendah yang sesuai dengan keadaan pasien. total
nilai individual maksimum 24. nilai 19 atau kurang berkaitan dengan peningkatan
resiko jatuh pada orang lanjut usia.
1. Gait pada permukaan datar
instruksi: berjalanlah dengan kecepatan normal anda dari sini dampai ke tanda
berikutnya (6 m).
Penilaian: tandai kategori paling rendah yang sesuai dengan pasien
(3) Normal: berjalan 6 m, tanpa alat bantu, kecepatan baik, tidak tampak imbalans,
pola gait normal
(2) Gangguan ringan: berjalan 6 m, menggunakan alat bantu, kecepatan lebih
lambat, terdapat deviasi gait ringan
(1) Gangguan sedang: berjalan 6 m, kecepatan lambat, pola gait abnormal, tampak
imbalans
(0) Gangguan berat: tidak dapat berjalan 6 m tanpa bantuan, deviasi gait berat, atau
tidak seimbang
2. Perubahan kecepatan gait
instruksi: berjalanlah dengan kecepatan normal (sejauh 1,5 m), ketika saya bilang
“mulai”,berjalanlahsecepatmungkin(sejauh1,5m).Ketikasayabilang“melambat”,
berjalanlah selambat mungkin (sejauh 1,5 m)
(3) Normal: dapat mengganti kecepatan berjalan dengan lancar tanpa kehilangan
keseimbangan, tidak ada deviasi gait. terdapat perbedaan kecepatan jalan yang
bermakna antara kecepatan normal, cepat, dan lambat.
(2) Gangguan ringan: mampu merubah kecepatan tetapi tampak deviasi gait
ringan, atau tanpa deviasi gait tetapi tidak dapat mencapai perubahan kecepatan
yang bermakna, atau menggunakan alat bantu.
(1) Gangguan sedang: hanya melakukan sedikit perubahan kecepatan jalan,
atau mencapai perubahan kecepatan disertai dengan deviasi gait, atau merubah
kecepatan tetapi kehilangan keseimbangan namun dapat kembali normal dan
melanjutkan berjalan.
(0) Gangguan berat: tidak dapat merubah kecepatan, atau kehilangan
keseimbangan dan harus berpegangan ke dinding atau orang lain.
3. Gait dengan kepala berputar secara horizontal
Instruksi:Mulailahberjalandengankecepatannormal.Ketikasayaberkata“lihat
kanan”,tetaplahberjalanlurus,namunputarlahkepalakekanan.Tetapmelihatke
kanansampaisayaberkata“lihatkiri”,kemudiantetapberjalanlurusdanputarlah
kepalakekiri.Pertahankanposisikepalakekirisampaisayaberkata“lihatkedepan”,
kemudian tetepa berjalan lurus namun putarlah kepala lurus ke depan.
(3) Normal: memutar kepala dengan lancar tanpa perubahan gait.
82
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
(2) Gangguan ringan: memutar kepala dengan lancar dengan sedikit perubahan
kecepatan gait (mis., gangguan minor terhadap langkah gait atau menggunakan alat
bantu jalan.
(1) Gangguan sedang: memutar kepala dengan perubahan sedang pada kecepatan
gait, melambat, tidak seimbang namun dapat kembali melanjutkan berjalan sendiri.
(0) Gangguan berat: melakukan tugas dengan gangguan gait berat (mis., kehilangan
keseimbangan, berhenti, berpegangan pada dinding.
4. Gait dengan kepala berputar secara vertikal
Instruksi:Mulailahberjalandengankecepatannormal.Ketikasayaberkata“lihatke
atas”,teruslahberjalanlurussambilmelihatkeatas.Tetaplihatkeatassampaisaya
berkata“lihatkebawah”,teruslahberjalanlurussambilmelihatkebawah.Tetaplah
melihatkebawahsampaisayaberkata“lihatluruskedepan”,teruslahberjalanlurus
tetapi kembalikan kepala ke posisi normal.
(3) Normal: memutar kepala dengan lancar tanpa perubahan gait.
(2) Gangguan ringan: memutar kepala dengan lancar dengan sedikit perubahan
kecepatan gait (mis., gangguan minor terhadap langkah gait atau menggunakan
alat bantu jalan.
(1) Gangguan sedang: memutar kepala dengan perubahan sedang pada
kecepatan gait, melambat, tidak seimbang namun dapat kembali melanjutkan
berjalan sendiri..
(0) Gangguan berat: melakukan tugas dengan gangguan gait berat (mis.,
kehilangan keseimbangan, berhenti, berpegangan pada dinding.
5. Gait dengan pivot turn
Instruksi:Mulailahberjalandengankecepatannormal.Ketikasayaberkata“berhenti
danberputar”,berputarlahsecepatmungkinkearahberlawanandanberhenti.
(3) Normal: berputar dengan aman dalam waktu 3 detik dan berhenti dengan
cepat tanpa kehilangan keseimbangan.
(2) Gangguan ringan: berputar >3 detik dan berhenti tanpa kehilangan
keseimbangan,
(1) Gangguan sedang: berputar perlahan, membutuhkan bantuan verbal,
membutuhkan beberapa langkah kecil untuk menjaga keseimbangan ketika
berhenti.
(0) Gangguan berat: tidak dapat berputar dengan aman, membutuhkan bantuan
untuk berputar dan berhenti.
6. Melangkahi halangan
instruksi: mulailah melangkah dengan kecepatan normal. Ketika sampai di kotak
sepatu, langkahilah kotak sepatu itu, jangan berjalan memutarinya, dan terus
berjalan.
(3) Normal: mampu berjalan melangkahi kotak tanpa perubahan kecepatan gait,
tidak tampak imbalans.
(2) Gangguan ringan: mampu melangkahi kotak, namun perlu melambat dan
mengatur langkah untuk melewati kotak dengan aman.
(1) Gangguan sedang: mampu melangkahi kotak tetapi harus berhenti kemudian
melangkahi. membutuhkan bantuan verbal.
(0) Gangguan berat: tidak dapat melakukannya tanpa bantuan.
83
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
7. Berjalan memutari halangan
instruksi: mulailah berjalan dengan kecepatan normal. Ketika sampai di kerucut
pertama (jaraknya sekitar 1,8 m) berjalanlah memutari kerucut tersebut dari sisi kanan.
Ketika sampai di kerucut ke 2 (1,8 m dari kerucut pertama) berjalanlah memutarinya
dari sisi kiri.
(3) Normal: mampu berjalan memutari kerucut dengan aman tanpa merubah
kecepatan gait. tidak tampak imbalans.
(2) Gangguan ringan: mampu memutari kedua kerucut, tetapi perlu melambat dan
mengatur langkah untuk melewatinya.
(1) Gangguan sedang: mampu melewati kerucut tetapi perlu sangat melambat
untuk menyelesaikan tugas, atau membutuhkan bantuan verbal.
(0) Gangguan berat: tidak dapat melewati kerucut, berjalan menabrak satu atau
keduakerucut,ataumembutuhkanbantuanfisik.
8. Menaiki tangga
instruksi: naikilah tangga ini seperti yang anda lakukan di rumah (mis.,
menggunakan pegangan jika perlu). Ketika sudah sampai atas, berputarlah dan
turun kembali.
(3) Normal: menggunakan kaki berganti-gantian, tidak menggunakan pegangan
(2) Gangguan ringan: menggunakan kaki berganti-gantian, harus menggunakan
pegangan.
(1) Gangguan sedang: Kedua kaki pada satu anak tangga, harus menggunakan
pegangan.
(0) Gangguan berat: tidak dapat melakukannya dengan aman.
Lampiran 1 disadur dari: shumway-Cook A, Wollacott m. motor Control: theory and Practical Applications. baltimore: Williams and Wilkins, 1995.
84
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 2__________________________________________________________________
FUNCtIONAl INDEPENDENCE MEASURE (FIM)
Functional independence measure (Fim) subskala lokomotor dan mobilitas; merupakan
skala multidimensi yang menilai lokomotor sebagai salah satu dimensi dari status
fungsional secara keseluruhan. Kriteria penilaian untuk komponen lokomotor pada Fim
yaitu:
nilAi KriteriA PenilAiAn
7mampu berjalan minimal 150 kaki (50 meter) secara mandiri penuh, tanpa adanya bantuan jenis apapun seperti alat bantu jalan atau kursi roda, secara aman dan dalam periode waktu yang wajar / fungsional
6mampu berjalan minimal 150 kaki (50 meter) secara mandiri, namun membutuhkan alat bantu (orthosis, prosthesis, kursi roda, sepatu khusus, tongkat, crutches, walker) atau membutuhkan waktu yang lebih dari wajar atau memiliki kekhawatiran akan keamanan
5 membutuhkan supervisi untuk mengawasi, memberi instruksi atau panduan dalam berjalan atau mengayuh kursi roda minimal 150 kaki (50 meter)
4 membutuhkan bantuan kontak minimal (kontribusi pasien 75% usaha) untuk berjalan atau mengayuh kursi roda minimal 150 kaki (50 meter)
3 membutuhkan bantuan sedang (kontribusi pasien 50%-74% usaha) untuk berjalan atau mengayuh kursi roda minimal 150 kaki (50 meter)
2 membutuhkan bantuan maksimal dari satu orang (kontribusi pasien 25%-49% usaha) untuk berjalan atau mengayuh kursi roda 50 kaki (17 meter)
1membutuhkan bantuan total (kontribusi pasien kurang dari 25% usaha) atau membutuhkan bantuan lebih dari satu orang, atau tidak mampu untuk berjalan atau mengayuh kursi roda minimal 50 feet (17 meter)
85
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 3__________________________________________________________________
tIMED UP AND gO tESt (tUg)
tes ini untuk mengukur fungsi mobilitas secara keseluruhan, menilai kemampuan
transfer (berpindah tempat), berjalan dan merubah arah.
Prosedur:
• Pasiendimintauntukbangkitdariposisidudukdarikursidengantinggistandar,
berjalan 3 meter pada permukaan rata, berputar kemudian berjalan balik kembali ke
posisi duduk, bergerak secepat dan seaman mereka mampu.
• Performadinilaiberdasarkantotalwaktuyangdibutuhkanuntukmenyelesaikan
tugas.
• NilainormalTUGbagiwanitausialanjut(usia65-85tahun)yangtinggaldi
komunitas adalah kurang dari 12 detik.
86
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
DEFINISIAsesmen kebugaran kardiorespirasi adalah pemeriksaan kemampuan maksimal sesaat
untuk menentukan kapasitas fungsi kardiorespirasi dan level aktivitas pada berbagai
kondisi.
tUjUAN• Menentukanketerbatasanfungsikardiorespirasiyangterkaitdenganaktivitas.
• Menentukanlevel/tingkatkebugarankardiorespirasipasien
• Memonitorkeberhasilanterapi.
jENIS PROSEDUR• Submaksimaltes:
w timed up and go test
w uji jalan 6 menit
• Maksimaltes:
w uji naik turun bangku (harvard step test)
w uji latih dengan sepeda statis
w uji latih dengan treadmill
INDIKASI• Orangnormal
• Atlit/olahragawan
• Sedentary
• Geriatri
• Gangguanfungsirespirasi
• Gangguankardiovaskular
• Sebelumperesepanlatihankebugaranpadaorangdifabel
Asesmen Kebugaran Kardiorespirasi
87
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
KONtRAINDIKASI• Gangguanfungsiluhur/demensia
• Pasientidakkooperatif
• Gangguanmusculoskeletalyangmenggangguambulasi
• Khususgangguankardiovaskular:
w Absolut:
• Miokardinfarkakut(2harisetelahserangan)
• Unstabelangina
• Aritmiayangtidakterkontrol
• Stenosisaortayangberat
• Gagaljantungbelumterkontrol
• Emboliparuakut
• Miokarditisatauperikarditis
• AVBlokderajat3
w relatif:
• Stenosisarterikoronerkiri
• Stenosiskatupjantungsedang
• Adagangguanelektrolit
• Hipertensiberat
• Takiaritmiaataubradiaritmia
• Kardiomiopati
• Ketidakmampuanberjalansecarafisikmaupunmental
• BlokAVderajat1–2.
EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI• Eksaserbasiakutgangguanjantungparu
• Hentijantung
• Nyeridada
• Sesaknafasyangtidakdapatditoleransi
• Mual,muntah
• Kejangotottungkai
• Pusingsempoyongan
• Keringatdingin
• Pucat
PERESEPAN• Kondisikardiorespirasistabil
• Pasientidakdiperkenankanmelakukankerjaberat2jamsebelumtesdilaksanakan
• Pasiencukupistirahatpadamalamsebelumnya
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
• Menjelaskanefeksampingpemeriksaan
• Memintadanmenandatanganipersetujuansecaratertulis
88
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
3. Pelaksanaan asesmen
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
DAFtAR PUStAKA• ACVPR.GuidelinesForCardiacRehabilitationandSecondaryPreventionPrograms.3
rd ed. united state, human Kinetics, 1999: 220-222.
• AmericanThoracicSociety.ATSStatement:GuidelinesfortheSix-MinuteWalkTest.
Am J respir Crit Care med 2002; 166: 111-117
• FiorinaC,VizzardiE,LorussoR,MaggioM,DeCiccoG,NodariS,FaggianoPandDei
Cas l. the 6-min walking test early after cardiac surgery. reference values and the
effects of rehabilitation programme. european Journal of Cardio-thoracic surgery
2007; 32: 724-729
• ACSM.ACSM’sGuidelinesforExerciseTestingandPrescription.7thed.Philadelphia,
LippincottWilliams&Wilkins2006.93-109
• TanJC.PracticalManualofPhysicalMedicineandRehabilitation.StLouis.Mosby
1998. 78-89
89
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
TIMED UP AND GO TEST (TUG)
tes ini untuk mengukur fungsi mobilitas secara keseluruhan, menilai kemampuan
transfer (berpindah tempat), berjalan dan merubah arah.
PROSEDUR:
• Pasiendimintauntukbangkitdariposisidudukdarikursidengantinggistandar,
berjalan 3 meter pada permukaan rata, berputar kemudian berjalan balik kembali
ke posisi duduk, bergerak secepat dan seaman mereka mampu.
• Performadinilaiberdasarkantotalwaktuyangdibutuhkanuntukmenyelesaikan
tugas.
• NilainormalTUGbagiwanitausialanjut(usia65-85tahun)yangtinggaldi
komunitas adalah kurang dari 12 detik.
90
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 2__________________________________________________________________
UjI jAlAN 6 MENIt
PERALATAN:
• Pengukurjarak(meter)
• Stopwatch
• 2buahconetandauntukberputar
• Kursi
• Tensimeter,Oksimeterjari.
• Perlengkapanemergency(oksigen,nitrogliserinsublingual,automaticelectronic
defibrillator)
• Area/koridoryangcukupluasuntukjalan(minimalpanjang30meter)
PERSIAPAN PASIEN:
• Pakaianyangdikenakanharusnyaman
• Sepatuataualaskakiyangdigunakanharussesuaiuntukberjalan
• Obat-obatanyangbiasadikonsumsiharusdilanjutkan
• Makananringandapatdikonsumsisebelumtespagihariataupunsorehari
• Pasientidakdiperkenankanmelakukankerjaberat2jamsebelumtesdilaksanakan
PROSEDUR:
1. Persiapan pasien sebelum uji kebugaran/uji latih (informasi persyaratan dan
informed consent)
2. melakukan pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, frekuensi nafas),
VAs, dyspneu scale, angina scale
3. Melakukanpemeriksaanfisikjantung-vaskulerdanparu.
4. mempersiapkan stop watch, tempat uji latih dengan memberi tanda tempat awal
dan jarak yang harus ditempuh serta kursi diantara jarak tempuh untuk tempat
istirahat dan tabung oksigen.
5. Pasien diberi instruksi untuk berjalan secepatnya (bukan berlari) dalam batas
nyaman, dari awal lintasan yang diberi tanda sampai ujung lintasan yang diberi
tanda, pada ujung lintasan pasien memutar balik mengelilingi conus ke arah awal
lintasan.
6. Pasien berjalan selama enam menit. bila merasa lelah atau tidak nyaman pasien
dapat berhenti, duduk atau berdiri menyandar, sampai merasa nyaman untuk
kembali melanjutkan berjalan sampai waktu 6 menit habis. selama pasien berhenti,
stopwatch tetap jalan. setiap i menit berjalan, pendamping menginformasikan
ke pasien sisa waktu yang tersisa (khusus untuk PPoK, tanpa menggunakan suara
bernada memacu pasien untuk berjalan cepat selama uji latih berlangsung).
7. selama pasien berjalan, pendamping mengawasi saturasi oksigen atau tanda vital
lainnya untuk melihat adakah indikasi untuk terminasi latihan.
8. setelah 6 menit berjalan, pasien duduk untuk diperiksa tanda-tanda vital, saturasi
oksigen, skala borg.
9. Jarak yang ditempuh dalam 6 menit dicatat untuk dimasukkan dalam rumus di
bawah.
91
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
HASIL PENGUKURAN:
• Hasilujijalandidapatjarakdalammeter
• DikonversiuntukmendapatnilaiVO2Maxsesuairumusdibawah
• VO2MaxdikonversiuntukmendapatnilaiMetabolicEquivalent(METs)yangakan
dipakai menentukan level energy expenditure
i. Pasien Jantung :
ii. Penyakit Paru :
usAhA sesAK KAKi lelAh
6 0 tidak ada 0 tidak ada
7 sangat, sangat mudah 0,5 tidak nyata 0,5 tidak nyata
8 1 sangat ringan 1 sangat ringan
9 sangat mudah 2 ringan 2 ringan
10 3 sedang 3 sedang
11 ringan 4 sedikit berat 4 sedikit berat
12 5 berat 5 berat
13 sedikit berat 6 6
14 7 sangat berat 7 sangat berat
15 berat 8 8
16 9 9
17 sangat berat 10 sangat, sangat berat 10 sangat, sangat berat
18
19 sangat, sangat berat
20 tidak tertahankan tak tertahankan
INDIKASI TERMINASI UJI LATIH
• Tekanandarahsistolik>200mmHg,Diastolikturun>10mmHg
• SaturasiOksigen<90%atauturun4daribaselineSO2
• SkalaBorg
VO2max=0,03xJarak(meter)+3,98
METs =VO2max/3,5
VO2Max =0,006 x jarak (meter) + 7,38 0,3048
SKALA BORG
92
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 3__________________________________________________________________
HARvARD STEP TEST
PERALATAN:
• Bangkugym(tinggi45cm),atausesuaitinggibadan
• Stopwatch
PROSEDUR:
• Persiapansubyeksebelumujikebugaran(informasipersyaratandaninformed
consent)
• Mengukurtinggibadan,tekanandarah,denyutnadi,danfrekuensipernafasan
• Melakukanpemeriksaanfisikjantungdanparu
• Mempersiapkanmetronom(denganfrekuensi120x/menit),bangkusesuaitinggi
badan, kursi untuk istirahat.
• Subyekdimintaberdirimenghadapbangku,mengangkatsalahsatukakinya
di bangku, tepat pada detak pertama, pada detak ke dua kaki yang lain naik ke
bangku, detak ke tiga kaki pertama turun, diikuti kaki yang lain turun pada detak ke
empat.
• Siklusdiulangterussampaisubyektidakmampumelanjutkan,maksimum5menit.
• Subyekkemudiandipersilahkandudukdikursi,dihitungfrekuensidenyutnadi
sebanyak 3 kali, masing masing 30 detik menit pertama, menit kedua dan menit ke
tiga.
• Indekstingkatkebugaransubyekdihitungdenganrumusujinaikturunbangku
dengan hasil sesuai tabel
PENILAIAN
masukkan ketiga hasil perhitungan denyut nadi ke dalam rumus di bawah ini:
Hasil=30.000÷(nadi1+nadi2+nadi3)
Gender EXCELLENT AboVe AVerAGe AVerAGe beloW
AVerAGe Poor
male >90.0 80.0-90.0 65.0-79.9 55.0-64.9 <55
Female >86.0 76.0-86.0 61.0-75.9 50.0-60.9 <50
Gambar disadur dari: http://www.brianmac.
co.uk/havard.htm
93
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 4__________________________________________________________________
UjI lAtIh DENgAN SEPEDA StAtIS
A. UJI LATIH DENGAN SEPEDA STATIS MONARK (ASTRAND TEST)
Peralatan:
• Cycleergometer
• Monitordenyutnadi
• Timbangan
• Stopwatch
Pelaksanaan:
• Persiapanpasiensebelumujikebugaran/ujilatih(informasipersyaratandan
informed consent)
• Melakukanpemeriksaantandavital(tekanandarah,denyutnadi,frekuensinafas,
VAs, dyspneu scale, angina scale), tinggi badan, berat badan.
• Melakukanpemeriksaanfisikjantung-vaskulerdanparu.
• Penderitadimintamelakukanwarming-updenganstretchingotottungkai
bawah selama 3-5 menit.
• Catatdenyutnadiistirahat,bila>100/menitulangsetelah8menit
• Penderitadimintanaiksepedastatisdanmengayuhdengankecepatan50rpm
tanpa beban selama 1-2 menit untuk pemanasan
• Bebankemudianditingkatkanhinggadenyutnadimencapai125-170x/menit
(atau mencapai 5-6 menit), nadi setiap menit dihitung dan tekanan darah diukur
setiap 3 menit.
• Biladalam6menitnadi<120x/menit,makabebanditingkatkan1Kp.
• Setelahtargettercapainadidiukurpadamenitke5dan6tes,hitungrata-
ratanya.
• Pelanpelanbebanditurunkansampaikenoldenganmengayuhpelanpelan,
lalu di stop setelah 2-3 menit.
Penilaian:
• VO2maxditentukanmelaluinormogram,dikalikandenganfaktorkoreksi
menurut umur
Gambar: sepeda monarkdisadur dari: http://www.docstoc.com
94
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Gambar: ModifiedAstrand-
ryhming normogram
Disadur dari: http://www.brianmac.
co.uk/cycle6min.htm
95
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
B. UJI LATIH DENGAN SEPEDA STATIS EN-CYCLE (SYMPTOM LIMITED TEST)
Peralatan:
• Cycleergometer
• Monitordenyutnadi
• Timbangan
• Stopwatch
Pelaksanaan:
• Persiapanpasiensebelumujikebugaran/ujilatih(informasipersyaratandan
informed consent)
• Melakukanpemeriksaantandavital(tekanandarah,denyutnadi,frekuensinafas,
VAs, dyspneu scale, angina scale), tinggi badan, berat badan.
• Melakukanpemeriksaanfisikjantung-vaskulerdanparu.
• Penderitadimintamelakukanwarming-updenganstretchingotottungkai
bawah selama 3-5 menit.
• Catatdenyutnadiistirahat,bila>100/menitulangsetelah8menit
• Penderitadimintanaiksepedastatisdanmengayuhdengankecepatan50rpm
dengan beban awal 20 Watt. Waktu awal dihitung secara otomatis waktu rpm
mencapai 30 rpm.
• Setiapmenitbebandinaikkan10Watt,sampaipenderitatidakmampu
mengayuh lagi, nadi dan tekanan darah dihitung setiap menit
• Setelahselesaidicatatnadi,tekanandarahdankeluhansubyektifterakhir.
• VO2maxdapatdihitungdaritabelModifiedAstrand-RyhmingNormogram
Penilaian:
• VO2maxditentukanmelaluinormogram,dikalikandenganfaktorkoreksimenurutumur
C. UJI LATIH DENGAN PROTOKOL SEPEDA STATIS EN-CYCLE (vO2MAX TEST)
Peralatan:
• Cycleergometer
• Monitordenyutnadi
• Timbangan
• Stopwatch
Prosedur:
• Persiapanpasien,informasipersyaratandaninformedconsent.
• Melakukanpemeriksaantandavital(tekanandarah,denyutnadi,frekuensi
nafas, VAs, dyspneu scale, angina scale), tinggi badan, berat badan.
• Melakukanpemeriksaanfisikjantung-vaskulerdanparu.
• Penderitamelakukanwarming-updenganstretchingotottungkaibawahselama3-5
menit.
• Catatdenyutnadiistirahat,bila>100/menitulangsetelah8menit
• Penderitadimintanaiksepedastatisdanmengayuhdengankecepatan50rpm.
Waktu awal dihitung secara otomatis waktu rpm mencapai 30 rpm.
• Bebannaiksecaraotomatissetelahsampainadimencapai170-umur
• Penderitadimintatetapmengayuhselama6menit
• NilaiVO2maxakankeluarsecaraotomatis
96
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 5_______________________________________________________________
UjI lAtIh DENgAN tREADMIll
uji latih dengan treadmill metode bruce
Peralatan:
• Treadmill
• Stopwatch
• EKG12lead
Prosedur:
• Persiapanpasiensebelumujikebugaran/ujilatih(informasipersyaratandan
informed consent)
• Melakukanpemeriksaantandavital(tekanandarah,denyutnadi,frekuensinafas,
VAs, dyspneu scale, angina scale), tinggi badan, berat badan.
• Melakukanpemeriksaanfisikjantung-vaskulerdanparu.
• Penderitadimintamelakukanwarming-updenganstretchingotottungkaibawah
selama 3-5 menit.
• Catatdenyutnadiistirahat,bila>100/menitulangsetelah8menit
• Penderitadibericontohduluposisiberdiriditreadmill,diberiinformasiperubahan
kecepatan dan elevasi yang akan terjadi dan apa yang akan dirasakan bila diberi
edukasi bila terjadi kondisi emergency apa yang harus dilakukan.
• Setelahsiapdiatastreadmill,protokoldimulaisecaraotomatis,dimanakecepatan
dan sudut tanjakan berubah setiap 3 menit
• Setiap3menitnadidantekanandarahdiukur,observasikeluhansubyektif,gejala
obyektif, dan borg scale
• NilaiMETsdapatdiketahuidaritabelpencapaiantingkatdariprotokolBruce
Penilaian:
nilai tes adalah waktu yang dibutuhkan untuk tes dalam satuan menit. hasil ini dapat
diubahmenjadiperkiraaanVO2maxdenganrumusdibawahini,dimana“T”adalahtotal
waktupenyelesaian(dalamsatuanmenitdanpecahanmenit,misal9menit15detik=
9,25 menit.
Women :VO2max(ml/kg/min)=2.94xT+3.74
YoungWomen :VO2max(ml/kg/min)=4.38×T-3.9
Men :VO2max(ml/kg/min)=2.94xT+7.65
YoungMen :VO2max(ml/kg/min)=3.62xT+3.91
Gambar disadur dari: treadmillpro.com
VO2max(ml/kg/min)=14.76-(1.379×T)+(0.451×T²)-(0.012×T³)
97
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
DEFINISIAfasia adalah kelainan proses berbahasa yang terkait dengan ekspresi berbahasa,
keseluruhandaribahasa,ataukeduanya.Afasiadiklasifikasikankedalamsindrom
khusus berdasarkan kemampuan untuk memproduksi, pemahaman, dan pengulangan
bahasa. Kemampuan untuk memproduksi bahasa dinilai dengan istilah kelancaran
(fluency),yangditentukandengankecepatanbicaradanjumlahusahadalam
memproduksi speech/bicara. setiap sindrom afasia dihubungkan dengan kemampuan
berbahasa dan kelainan berbahasa tertentu.
Tabel 1. Sindrom Afasia
tUjUAN1. membuat diagnosis gangguan bicara dan berbahasa
2. menentukan diagnosis sindrom afasia yang mana
3. memberi informasi kepada pasien, lingkungannya dan orang ketiga lain
4. menjadi titik tolak untuk penanganan logopedi (rehabilitasi)
jENIS PROSEDUR• TADIR:TesAfasiauntukDiagnosisInformasiRehabilitasi
Asesmen Gangguan bahasa (Afasia)
tiPe AFAsiA biCArA ComPrehension PenGulAnGAn
broca’s Nonfluent intact Poor
Wernicke’s Fluent Poor Poor
Conduction Fluent intact Poor
transcortical motor Nonfluent intact intact
transcortical sensory Fluent Poor intact
Anomic Fluent intact intact
98
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
INDIKASI• Pasiendengangangguankomunikasi
• Pasienstroke
• Pasiendengancederaataulesidiotak
KONtRAINDIKASI tidak ada
EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI tINDAKANtidak ada
PERESEPAN1. Pasien sudah memungkinkan untuk dilakukan penilaian
2. Pemantauan hasil terapi tergantung kondisi pasien
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasien/keluargatujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
3. Pelaksanaan asesmen
• Waktupengambilantesharussingkat
• Tesharusfleksible,bagian-bagiannyaharusdapatdisesuaikandengantujuannya
• Keteranganyangdiperolehharusmudahdapatdiintepretasikanolehpelaku
• Keteranganyangdiperolehharusdenganmudahpuladibuatkanlaporannya
• Keterangan-keterangandidalamlaporanharusjelasbagipasien,lingkungannya
maupun orang ketiga lain
• Keteranganyangdiperolehharussecarajelasdanpastimemberipetunjukbagi
penanganan logopedis
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
DAFtAR PUStAKA1. dharmaperwira-Prins rii. tAdir : tes Afasia untuk diagnosis informasi rehabilitasi.
Jakarta: balai Penerbit FK-ui; 1996.
2. dharmaperwira-Prins rii.Afasia : deskripsi, Penanganan, Penanganan. Jakarta: balai
Penerbit FK-ui; 1993.
3. batson dW, Avent Jan. Adult neurogenic Communication disorders. in braddom rl:
Physical medicine and rehabilitation. 4thed. Philadelphia : elsevier saunders, 2011,
p.53-64.
99
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
tES AFASIA UNtUK DIAgNOSIS INFORMASI REhABIlItASI (tADIR)
tes tAdir terdiri dari:A. BICARA
PERTANYAAN JAWAbAn
Apanamalengkapanda?
Dimanatempattinggalanda?
Jalanapadannomorberapa?
DimanaAndalahir?
TanggalberapaAndalahir?
ApakahpendidikanAnda?
ApakahpekerjaanAnda?
SKORNORMA(lingkari)=12345
SKORNORMA(lingkari)=12345
MENYEBUT(FONOLOGI,LEKSIKO-SEMANTIK)
1. 11.
2. 12.
3. 13.
4. 14.
5. 15.
6. 16.
7. 17.
8. 18.
9. 19.
10. 20.
SKORNORMA(jumlahnamabinatangdalam1menit)=
100
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
no. stimulus resPons Poin 1/ 1/2 /0 PArAF lit. PArAF Ver. Ger. is/ GunA
1. Gelas
2. Payung
3. Panah
4. segi tiga
5. biru
6. Kuning
7. sembilan
8. tujuh belas
SKORNORMA(lingkari)=12345
sKor JtK: . . . kata per . . . detik
KelAnCArAn: lancar / tidak lancar (b)
SKORNORMA(lingkari)=12345
SKOR KASAR =
Tingkat Kalimat (Fonologi, Leksiko-Semantik dan Morfo-Sintaksis)
Kalimat“Adasebuahrumahdiantaraduapohonkelapa”.
Kalimat“Anakperempuandigigitanjingdikakinya”.
B. MENAMAI
Tingkat Kata (Fonologi, Leksiko-Semantik)
C. BERCERITA (FONOLOGI, LEKSIKO-SEMANTIK DAN MORFO-SINTAKSIS)
Kesibukan sehari-hari:
sKor KAsAr: ... kata per .... detik
Masalah bahasa yang dialami:
sKor KAsAr: . . . kata per . . . detik
D. MEMBACA BERSUARA (FONOLOGI)
stimulus resPons Poin 0/1tinGKAt KAtA:minumdiarahkanlah
tinGKAt KAlimAt:Yangpentingbaginyaadalahbelajardanbekerja. saya mau ke pasar untuk beli setengah kilo kopi dan tiga kilo beras.
SKORKASAR=
SKORNORMA(lingkari)=12345
101
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
SKORNORMA(lingkari)=12345
E. MENIRU UCAPAN (FONOLOGI)
stimulus resPons Poin 0/1tinGKAt KAtA:minumdiarahkanlah
tinGKAt KAlimAt:Yangpentingbaginyaadalahbelajardanbekerja. saya mau ke pasar untuk beli setengah kilo kopi dan tiga kilo beras.
SKORKASAR=
F. PEMAHAMAN BAHASA LISAN
Tingkat Kata (Leksiko-Semantik)
Tingkat Kalimat (Leksiko-Semantik, Morfo-Sintaksis)
stimulus Poin 0/1KudaGuntingempatbelassegi empat
SKORKASAR=
stimulus resPons1.
2.
3.
4.
5.6
seorang bayi lebih besar daripada seorang dewasa.Benaratautidak?seorang polisi ditembak seorang pencuri.Siapayangmenembak:polisiataupencuri?bandung-Jakarta lebih jauh daripada bandung-Aceh.Benaratautidak?seekor burung dimakan seekor ular.Siapayangmakan:ularatauburung?saya telah membuat janji untuk saya sendiridengan dokter gigi, untuk hari kamis, tanggal 23 bulan ini. Janjiiniuntukhariapa?Untuktanggalberapa?
b / t*
Pol / Pen*
b / t*
ul* / bur
Ka* / ...23* / ...
*=Jawabanbenarrespons 1 + respons 3 benar: 1 poinRespons2+respons4benar:1poinSKORKASAR=respons 5 + respons 6 benar: 1 poin
JUMLAHSKORKASARTINGKATKATA+KALIMAT=
SKORNORMA(lingkari)=12345
102
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Isilah formulir ini selengkap mungkin
nAmA lenGKAP : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
AlAmAt: JAlAn + nomor : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KotA + Kode Pos : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
tAnGGAl lAhir : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
temPAt lAhir : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Bahasa yang biasanya dipakai:
bahasa indonesia bahasa daerah bahasa lain
2. Pendidikan tertinggi yang diikuti:
sd smP smA stm iKiP Akademi universitas
3. Status sipil:
tidak menikah menikah Cerai Janda duda
4. Jumlah anak:
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5. Sekarang bertempat tinggal:
di rumah sakit di rumah perawatan
di rumah sendiri di rumah keluarga
tAnGGAl : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
tAndA tAnGAn : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
103
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
G. PEMAHAMAN BAHASA TULIS
TINGKAT KATA (Leksiko-Semantik)
stimulus Poin 0/1KudaGuntingempatbelassegi empat
SKORKASAR=
Tingkat Kalimat (Leksiko-Semantik, Morfo-Sintaksis)
stimulus resPons
1.
2.
3.
4.
5.
seorang bayi lebih besar daripada seorang dewasa.Benaratautidak?seorang polisi ditembak seorang pencuri.Siapayangmenembak:polisiataupencuri?bandung-Jakarta lebih jauh daripada bandung-Aceh.Benaratautidak?seekor burung dimakan seekor ular.Siapayangmakan:ularatauburung?tepat seminggu lagi ialah hari terakhirbulan november.Jadi sekarang ialah tanggal: 15 november 23 november 30 november 1 desember 7 desember
b / t*
Pol / Pen*
b / t*
ul* / bur
15 nov23 nov*30 nov1 des7 des
*=Jawabanbenarrespons 1 + respons 3 benar: 1 poinRespons2+respons4benar:1poinSKORKASAR=respons 5 + respons 6 benar: 1 poin
JUMLAHSKORKASARTINGKATKATA+KALIMAT=
SKORNORMA(lingkari)=12345
SKORNORMA(lingkari)=12345
INFORMASI PRIBADI
104
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
H. MENULIS
INFORMASI PRIBADI
I. DIKTE (FONOLOGI)
Tingkat Kata (Fonologi dan Leksiko-Semantik)
Tingkat Kalimat (Fonologi, Leksiko-Semantik dan Morfo-Sintaksis)
2kalimat:“Adasebuahrumahdiantaraduapohonkelapa”.
“Anakperempuandigigitanjingdikakinya”.
stimulus Poin 1/0 PArAGr. lit PArAGr. Verb.bolaPentingKepercayaanmempersalahgunakan
SKORKASAR=
stimulus Poin 1/0 PArAGr. lit PArAGr. Verb.GelasPayungPanahsegitigabiruKuningsembilantujuhbelas
SKORKASAR=
SKORNORMA(lingkari)=12345
SKORNORMA(lingkari)=12345
SKORNORMA(lingkari)=12345
SKORNORMA(lingkari)=12345
105
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
tidAK munGKin
sAnGAt terGAnGGu terGAnGGu sediKit
terGAnGGu normAl
biCArA
informasi pribadi 1 2 3 4 5
menyebut (F, ls) 1 2 3 4 5
menamai
tingkat kata (F, ls) 1 2 3 4 5
tingkat kalimat (F, ls, ms) 1 2 3 4 5
berceritera: JtK . . . . . per . . . . . detik lancar / tidak lancar
membaca bersuara (F) 1 2 3 4 5
meniru ucapan (F) 1 2 3 4 5
PemAhAmAn bAhAsA lisAn
tingkat kata kalimat (ls) (ls, ms)
1 2 3 4 5
PemAhAmAn bAhAsA tulis
tingkat kata kalimat (ls) (ls, ms)
1 2 3 4 5
informasi pribadi 1 2 3 4 5
menulis
informasi pribadi 1 2 3 4 5
dikte (F) 1 2 3 4 5
tingkat kata (F, ls) 1 2 3 4 5
tingkat kalimat (F, ls, ms) 1 2 3 4 5
konsentrasi buruk sedang baik
kewaspadaan buruk sedang baik
Percaya diri buruk sedang baik
Kesadaran ttg. penyakitnya
buruk sedang baik
sikap mendengar buruk sedang baik
minta pengulangan
tidak terkadang ya
PROFIL NORMA TADIR
OBSERvASI
CATATAN:
106
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
tADIR (tES AFASIA UNtUK DIAgNOSIS INFORMASI REhABIlItASI)
lAPorAn PemeriKsAAn
nama pemeriksa : tanggal tes : . . / . . / . .tempat pemeriksaan :Alamat : telepon :
nama pasien : Alamat :tanggal lahir : . . / . . / . . l / P
Awal afasia tgl. : . . / . . / . .Penyebab afasia : tujuan dites (lingkari) : A diagnosis afasia b diagnosis sindrom afasia mana C informasi mengenai afasia untuk pasien, lingkungannya dan orang ketiga lain d rehabilitasi: titik tolak untuk penanganan logopedi
CT-scan :Tidak/Ya TempatlesidiCT-scan:PernahdilakukanTADIR :Tidak/Ya,tgl.../../..
(laporannya terlampir / sudah punya)
tujuan pemeriksaan tAdir ini untuk mengetahui:
A Diagnosis : Afasia Ya / TidakB Diagnosis : Sindrom afasia : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . berarti:C Informasi mengenai afasia
D Rehabilitasi sasaran-sasaran penanganan logopedi untuk periode berikut ( . . . . bulan):
tidAK munGKin
sAnGAt ter-GAnGGu terGAnGGu sediKit ter-
GAnGGu normAl
Pemahaman bahasa lisan
1 2 3 4 5
Pemahaman bahasa tulis
1 2 3 4 5
bicara 1 2 3 4 5
menulis / mengetik 1 2 3 4 5
komunikasi 1 2 3 4 5
saran untuk berkomunikasi
107
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
DEFINISIAsesmen fungsi luhur adalah pemeriksaan berbagai komponen fungsi luhur, seperti
tingkat kesadaran, atensi, orientasi, berbahasa, memori, pengetahuan umum,
berhitung, abstraksi, gnosis, praksis dan respon emosional, yang diperlukan untuk
seseorang dapat melakukan aktivitasnya sesuai dengan usia, intelektual, dan
pekerjaannya.
tUjUANa. membantu memahami proses patologis pada susunan saraf pusat yang dapat
mendasari gangguan kognisi tersebut
b. menapis pasien yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk penegakan
diagnosis
c. menyediakan informasi yang bermanfaat bagi program rehabilitasi pasien
d. memahami masalah motivasi dan emosi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien
jENIS PROSEDUR• MiniMental-StateExamination
• NeurocognitiveStatusExamination
INDIKASI• Pasiendengankecurigaangangguankomponenfungsiluhur
KONtRA INDIKASI: • Pasiendengankesadaranmenurun
• Pasientidakkooperatif
EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI tINDAKAN: tidak ada
Asesmen Fungsi luhur
108
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
PERESEPAN• Pasiensudahmemungkinkanuntukdilakukanasesmen
• Pemantauanhasilterapidapatdilakukansetiapmingguatautergantungkondisi
pasien.
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
3. Pelaksanaan asesmen
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
DAFtAR PUStAKA1. lumbantobing sm. neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan mental. Jakarta: balai
Penerbit FKui, 2004: 152-4
2. braddom et al. Physical medicine and rehabilitation. 3rd ed. Philadelphia: saunders
elsevier, 2007: 63-92
3. Lancu,I.andOlmer,A.(2006).“Theminimentalstateexamination--anup-to-date
review.”Harefuah145(9):687-690,701.
109
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
MINI MENtAl StAtE EXAMINAtION
Levelsofimpairmenthavebeenclassifiedas:(Tombaugh&McIntyre1992):
• None:score=24-30
• Mild:score=18-24
• Severe:score=0-17
110
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 2__________________________________________________________________
NEUROCOgNItIvE StAtUS EXAMINAtION
Pemeriksaan status neurokognitif (neurocognitive status examination/nCse)
memeriksa hal-hal berikut ini:
1. Penampilan
Memeriksapenampilanfisikpasien,antaralain:
• Usia
• Pakaian
• Tingkatkenyamanan
• Jeniskelamin
• Perawatandiri
• Tinggi/beratbadan
2. Orientasi
menanyakan hal-hal berikut ini:
• Nama,usia,danperkerjaanpasien
• Tempattinggalpasien,jenisbangunan,kota,propinsi,ataurumahsakit/
bangunan tempat mereka saat ini
3. Atensi
Pemeriksaan atensi dapat dilakukan lebih awal, karena kemampuan penting ini
dapat mempengaruhi keseluruhan test. hal-hal yang diperiksa adalah:
• Kemampuanpasienuntukmelengkapipikiran
• Kemampuanpasienuntukberpikirdanmenyelesaikanmasalah
• Menilaiapakahpasienmudahterdistraksi
Pasien dapat diminta untuk melakukan hal-hal berikut ini:
• Mulaidariangkatertentu,danmenguranginyaterusdengan7
• Ejasatukataseperti“DUNIA”secaraberurutandandenganurutansebaliknya
• Ulangimenyebutkan7angkaberurutan,danmenyebutkan5angkadengan
urutan sebaliknya
4. Memori jangka pendek dan jangka panjang
• Pemeriksadapatmenanyakanbeberapapertanyaanberkaitandenganorang-
orang, tempat, atau peristiwa yang terjadi baru-baru ini dalam kehidupan pasien
atau dunia.
• Tunjukkan3macambarang,mintapasienuntukmengulanginya,dankemudian
minta pasien untuk menyebutkan kembali nama barang-barang tersebut 5
menit kemudian.
• Pemeriksamenanyakantentangmasakecilpasien,sekolah,atauperistiwayang
terjadi di masa lalu.
111
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
5. Fungsi Bahasa
• Pemeriksamenunjukbeberapabarang-barangsehari-harididalamruangandan
meminta pasien untuk menyebutkan nama benda-benda tersebut, dan jika
memungkinkan menyebutkan nama benda-benda yang kurang umum.
• Pasiendapatdimintauntukmengikutiinstruksi1tahap,2tahap,dan3tahap
• Pemeriksadapatmenanyakanpasienmenyebutkansebanyakmungkinkata
yang diawali dengan huruf tertentu, atau yang termasuk dalam kategori tertentu
dalam 1 menit.
• Pasiendapatdimintauntukmembacakanataumenuliskan1kalimat.
6. Judgment
untuk mengevaluasi kemampuan judgment pasien dan kemampuan untuk
menyelesaikan suatu masalah atau situasi, pemeriksa dapat menanyakan
pertanyaan-pertanyaan seperti:
• “ApabilaandamenemukanSIMoranglaindijalan,apayangakanandalakukan?”
• “Apabilaseorangpolisimenghampiriandadaribelakangdenganmobilpolisi
dansirene,apayangakanandalakukan?”
112
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Asesmen Fungsi eksekusi
DEFINISIFungsi eksekutif merupakan kemampuan proses kognitif kompleks yang diperlukan
seseorang agar mampu melakukan aktivitas, tugas atau pekerjaan secara mandiri.
Kapasitas mental fungsi luhur ini membuat seseorang mampu beradaptasi terhadap
setiap perubahan kondisi dan situasi dalam mencapai tujuan-tujuannya. Kemampuan
fungsi luhur yang terlibat disini termasuk decision making, problem solving, planning,
tasks switching, modifying behavior pada setiap informasi baru, melakukan koreksi,
membuat strategi, memformulasikan goal dan membuat serta melaksanakan tahapan
aktivitas yang kompleks.
tUjUANa. untuk menentukan apakah pasien mampu secara kognitif mandiri dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari dan perawatan diri
b. menentukan tingkat ketergantungan pasien
c. menentukan jenis /metoda terapi
jENIS PROSEDUR• ExecutiveFunctionPerformanceTest(EFPT)
INDIKASIDigunakanterutamauntukpasienyangtidakadakelemahanfisiknamunmempunyai
gangguan dalam melakukan perawatan diri atau aktivitas sehari-hari
• Pasienpascastroke,trauma/lesiotakdengangangguankognisi,apraxia
• Pasiengeriatridementia
• Pasienpsikiatri
113
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
KONtRA INDIKASI: tidak ada
EFEK SAMPINg / KOMPlIKASI tINDAKAN: tidak ada
PERESEPAN Persyaratan melaksanakan asesmen ini:
a. Pasien tidak dalam kondisi lelah
b. Pasien minimal sudah mempunyai balans duduk dinamik
c. Pasien sudah melakukan asesmen fungsi luhur yang lain
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
3. Pelaksanaan asesmen
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
KESIMPUlAN: • Asesmenfungsieksekusidigunakanuntukmenentukankemampuankognitifseseorang
apakah ia mampu melakukan aktivitas, tugas atau pekerjaannya secara mandiri
• Jenisasesmenyangdigunakantergantungpadakandidatyangakandiujidan
kemampuan sdm yang melakukan penilaian
• Hasilasesmentidakmenunjukangradasiberatnyagangguan
• Asesmeninidilakukansebagaipelengkapdariteskognitifyanglain.
DAFtAR PUStAKA• BaumC,ConnorL,etal.Reliability,validity,andclinicalutilityoftheexecutive
function performance test: A measure of executive function in a sample of people
with stroke. the American Journal of occupational therapy, 2008: 62(4): 446
• EspositoMD,GazzaleyM.NeurorehabilitationofExecutiveFunction.Intextbookof
neural repair and rehabilitation. medical rehabilitation, Vol. ii. eds selzer m etal.
Cambridge university Press, 2006: 475-488
• GillenG.StrokeRehabilitation.AFunction-BasedApproach.3rdEd.ElsevierMosby,
2011: 501-33
• GoveroverY,ChiaravallotiN,etal.Therelationshipamongperformanceofinstrumental
activities of daily living, self-report of quality of life, and self-awareness of functional
status in individuals with multiple sclerosis. rehabil Psychol, 2009; 54(1): 60-68
• SohlbergM,MateerC.CognitiveRehabilitation:AnIntegrativeNeuropsychological
Approach.NewYork,theGuilfordPress,2001.
• WilsonB,EvansJ,EmslieH,AldermanN,BurgessP.Thedevelopmentofan
ecologically valid test for assessing patients with a dysexecutive syndrome.
neuropsychological rehabilitation 1998; 8 (3): 213-28
• WolfT,StiftS,etal.FeasibilityofusingtheEFPTtodetectexecutivefunction
deficitsattheacutestageofstroke.Work:AJournalofPrevention,Assessmentand
rehabilitation, 2010: 36(4): 405-412
• BaumCM,MorrisonT,et.al.TestProtocolBookletExecutiveFunctionPerformance
test. Washington university school of medicine. 2007.
114
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN __________________________________________________________________
EXECUtIvE FUNCtION PERFORMANCE tESt
tugas yang diberikan dalam eFPt harus dijalankan dengan urutan sebagai berikut:
• MencuciTangan(LembarnilaiA).Hanyadigunakanjikapasienmemilikigangguan
kognitif berat dan anda ingin melihat apakah pasien tersebut dapat mengikuti
arahan. Apabila pasien tidak dapat melakukan tugas tersebut, jangan lanjutkan
pemeriksaan. Kita tidak menilai tugas mencuci tangan ketika melaporkan nilai
analisis.
• Menyiapkanoatmeal(LembarnilaiB)
• Menelepon(LembarnilaiC)
• Meminumobat(LembarnilaiD)
• Membayartagihan(LembarNilaiE)
Apabila pasien menolak melakukan tugas tertentu (kecuali tugas mencuci tangan),
maka tugas teersebut dapat dilompati dan dilakukan setelah tugas lain
Prosedur
1. mulai eFPt dengan instruksi pembuka dan pertanyan-pertanyaan awal.
2. letakan seluruh barang yang diperlukan untuk seluruh tugas di dalam 1 kotak
diatas meja.
3. Mintapasienuntukmulaimengerjakantugasyangdiberikan(mis.,“Sayaingin
melihatandamembuatoatmeal”)
4. tawarkan bantuan jika pasien sudah terlihat memberikan usaha yang cukup untuk
memproses tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
5. lengkapi tabel observasi dan tabel asesmen perilaku untuk setiap tugas.
Naskah
“Hariinisayaakanmemintaandauntukmencucitangan,membuatoatmeal,
menggunakantelepon,meminumobat“palsu”,danmembayarbeberapatagihan
“palsu”.Andamungkintidakmelakukantugas-tugasinidirumah,tetapitugasinitelah
dipilih untuk tes ini untuk mewakili tugas-tugas sehari-hari. beritahu saya apabila anda
memerlukanbantuankapanpunselamatesberlangsung.”
“Seluruhbarangyangandabutuhkanuntuktugas-tugasiniadadidalamkotak.
sebelum memulai, saya ingin tahu terlebih dahulu beberapa hal mengenai anda.
tolong menjawab pertanyaan-pertanyaan ini semampu anda. Kartu ini akan memandu
jawabananda,(serahkankarturesponskepadapasien).”
115
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
PERTANYAAN PRE-TES
Apakah anda mampu mencuci tangan anda?
0=sendiri
1=denganbantuanverbal
2=denganbantuanfisik
3=sayatidakmampumelakukantugasini
Apakah anda memasak?
1=Ya2=Tidak
Apakah anda menggunakan kompor untuk
memasak?
1=Ya2=Tidak
Apakah baru-baru ini anda membuat oatmel
dengan menggunakan kompor?
1=Ya2=Tidak
Apakah anda dapat membuat oatmeal?
0=Sendiri
1=Denganbantuanverbal
2=Denganbantuanfisik
3=Sayatidakmampumelakukantugasini
Apakah anda sering menggunakan telpon?
1=Ya2=Tidak
Berapa kali seminggu anda menelpon?
..............................................................................................................
.....................
Apakah anda membayar tagihan anda?
1=Ya2=Tidak
Apakah ada orang lain yang membantu anda
membayar tagihan?
1=Yes2=No
Apakah anda mampu menelpon?
0=sendiri
1=denganbantuanverbal
2=denganbantuanfisik
3=sayatidakmampumelakukantugasini
Apakah anda sedang dalam pengobatan?
1=Ya2=Tidak
Dapatkah anda tunjukkan tempat anda menyimpan
obat-obatan?
1=Ya2=Tidak
Kapan anda meminum obat?
1=Pagi
2=Siang
3=Sore
4=sebelumtidur
5=lebihdari1kali
Apakah anda dapat meminum obat?
0=Sendiri
1=Denganbantuanverbal
2=Denganbantuanfisik
3=Sayatidakmampumelakukantugasini
Apakah anda mampu membayar tagihan ini?
0=sendiri
1=denganbantuanverbal
2=denganbantuanfisik
3=sayatidakmampumelakukantugasini
116
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
TUGAS 1: MENCUCI TANGAN
barang-barang yang diperlukan:
• Sabuncucitangandidalamtempatsabun(sepertiyangadadirumah)
• Handuk
mulai tugas:
“Saya ingin melihat anda mencuci tangan dengan sabun. Barang-barang yang
anda perlukan ada di dalam kotak ini.”
TUGAS 2: MEMASAK SEDERHANA
barang-barang yang diperlukan:
• Wajan(denganpeganganyangdapatmenjadipanassehinggamemerlukan
pegangan)
• Peganganwajan
• Gelasukur1buah
• Sendokuntukmengaduk
• Spatulakaret
• Oats/gandum
• Lembarinstruksiuntukcaramemasakoatsdengankompor
• Mangkuk
• Sendokuntukmakan
• Tempatgaram
• Timer
mulai tugas:
“Saya ingin anda membuat oatmeal. Ini ada petunjuk cara mengerjakannya (serahkan
ke pasien). Ikuti petunjuk ini dan jika sudah selesai, tuangkan oatmeal tersebut ke
dalam mangkuk. Barang-barang yang anda perlukan ada di dalam kotak.”
117
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
TUGAS 3: MENGGUNAKAN TELEPON
barang-barang yang diperlukan:
• Pensil
• Kertas
• Bukutelepon
• Kacapembesar
mulai tugas:
“Saya ingin anda mencari supermarket di area sini di dalam buku telepon, lalu telepon
mereka dan tanyakan apakah mereka bisa mengantarkan belanjaan ke rumah. Beritahu
saya apa yang kamu dapat. Barang-barang yang diperlukan ada di dalam kotak.”
118
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
TUGAS 4: MEMINUM OBAT
barang-barang yang diperlukan:
• Botolobatdenganinstruksidannamatertempel.Diisidenganpermenbebasgula
• Botolobatsebagaipengacau(Obatdengannamaoranglain).Diisidenganpermen
bebas gula.
• BotolClaritin(tanparesep)sebagaipengacau.Diisidenganpermenbebasgula
• Cangkiruntukminum
• Kacapembesar
mulai tugas:
“Saya ingin anda menganggap bahwa anda memiliki obat di dalam kotak ini.
Temukan obat anda, kemudian kerjakan apa yang tertulis di instruksinya. Obat-
obat di dalam botol aman untuk dikonsumsi, isinya adalah permen bebas gula.”
setelat pasien meminum obatnya, tanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk
menilai judgment dan keselamatannya:
• Jamberapakahandaseharusnyameminumobatini?
________________________________________________
• Apayangseharusnyadiminumbersamadenganobatini?
________________________________________________
• Apayangperluandawaspadaiketikameminumobatini?
________________________________________________
119
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
TUGAS 5: MEMBAYAR TAGIHAN
barang-barang yang diperlukan:
• Duabuahtagihan,dicampurdengan5buahsuratlaindidalam1kantong
• Bukucek
• Bukutabungandengansaldokurangdaritotaltagihan
• Pena
• Kalkulator(tidakharusdipakai)
mulai tugas:
“Saya ingin anda mengambil hal-hal yang diperlukan untuk membayar tagihan
dari dalam kotak, temukan tagihannya, bayar, dan kemudian menyamakan
tabungan. Ini adalah tagihan dan buku tabungan palsu, tetapi saya ingin anda
berpura-pura bahwa ini adalah tagihan dan buku tabungan anda sebagai bagian
dari pemeriksaan.”
Hasil Penilaian
untuk menilai test ini, hitung jumlah seluruh initiation, organization, sequencing,
judgment and safety, completion, untuk melihat area yang membutuhkan perhatian
lebih. Kemudian hitung jumlah keseluruhan.
tingkat bantuan tertinggi yang diperlukan untuk membantu pasien dalam 4 tugas
tersebut (selain mencuci tangan) dicatat. makan hasil pemeriksaannya akan berupa
3 nilai, executive function score (eF), task score, dan nilai total keseluruhan. nilai
komponen eF dihitung dengan menjumlahkan angka yang tercatat pada 4 tugas untuk
initiation, organization, sequencing, judgment and safety, completion. setiap nilai eF
dapat berkisar antara 0-5 dengan total keseluruhan 4 tugas berkisar antara 0-20. nilai
ke dua adalah nilai tugas, nilai ini dihitung dengan menjumlakan kelima nilai untuk
setiap tugas. Kisaran untuk setiap tugas adalah 0-25. nilai total adalah jumlah seluruh
performa di dalam 4 tugas dengan kisaran nilai 0-100.
Dikutip dari: baum Cm, morrison t, et.al. test Protocol booklet executive Function Performance test. Washington university school of medicine. 2007.
120
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
DEFINISIuji fungsi menelan adalah penilaian fungsi menelan fase orofaring yang dapat
dilakukan secara klinis atau dengan alat (misalnya: Flexible endoscopy evaluation of
SwallowingbekerjasamadenganSpesialisTHT-KLataudenganalatvideofluoroscopy
bekerjasama dengan spesialis radiologi).
tUjUAN1. Penapisan ada tidaknya gangguan menelan
2. Pengumpulan informasi tentang kemungkinan etiologi gangguan menelan terkait
anatomidanfisiologinya
3. mencari adanya resiko aspirasi
4. menentukan manajemen nutrisi alternatif
5. merekomendasikan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosa ataupun penatalaksanaan gangguan menelan
6. untuk menilai hasil terapi
jENIS PROSEDUR• PemeriksaanKlinis/Bedside
w Asesmen penapisan:
• DysphagiaSelfTest
• DysphagiaScreeningTest:TOR-BSST(TorontoBedsideSwallowingScreeningTest)
w Asesmen diagnostik gangguan menelan/disfagia
• PemeriksaanDenganAlat
w Fees (Flexible endoscopic evaluation of swallowing)
w Videofluoroscopy
uji Fungsi menelan
121
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
INDIKASI• Gangguanneurologis
• Defisitstrukturalseperticelahlangitan(cleftpalate)ataukelainancongenitalpada
organ kraniomaksilofasial, divertikula, surgical ablations.
• Cederasarafkranial
• Riwayatmenderitakeganasannasofaring,gasterdanesophagus
• Riwayatmenggunakanselangnasogastrikataugastrostomi
• Gangguanbicara:pelo,suaraserak,suarasengau
• Pasiendengangejalaklinissebagaiberikut:
w ngeces (drooling)
w sulit mengunyah makanan berserat
w makanan atau saliva terkumpul di pipi
w sulit menelan makanan cair
w berkurang atau menghilangnya daya pengecapan
w rongga hidung terasa terbakar (panas)
w tersedak atau ada perasaan tercekik sewaktu menelan
w melakukan gerakan yang berlebihan atau berusaha keras untuk menelan
w makanan yang ditelan keluar melalui lubang hidung
w sering mengalami infeksi saluran pernafasan
w Ada perasaan makanan tersangkut di saluran pencernaan
w sulit menelan karena tenggorokan kering/ kelenjar air liur berkurang
KONtRA INDIKASI w Kesadaran menurun
w Gangguan berbahasa reseptif
w Gangguan fungsi luhur/kognitif
w Pasien tidak kooperatif
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
w menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan
w menjelaskan tahapan pemeriksaan
3. Pelaksanaan asesmen
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
DAFtAR PUStAKA 1. PalmerJeffreyB,PelletierCathyA,MatsuoKoichiro.PhysicalMedicine&
rehabilitation : rehabilitation of Patients with swallowing disorders, 4th ed.
saunders: 2011.
2. HoriguchiSatoshi,SuzukiYasushi.ScreeningTestsinEvaluatingSwallowing
Function. JmAJ 54(1): 31-34, 2011.
3. hardy edward. bedside evaluation of dysphagia: oral-Pharyngeal dysphagia
symptomps Assessment. imaginart international, inc, Arizona : 1995.
4. the speech Path : A Physician Guide to Fiberoptic endoscopic evaluation of
swallowing. http://thespeechpath.health.officelive.com/Fees.aspx
123
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN __________________________________________________________________
PEMERIKSAAN PENAPISAN gANggUAN MENElAN
I. Dysphagia Self-Test
Self-Test Untuk Gangguan Menelan
dibawah ini adalah beberapa pertanyaan umum yang berkaitan dengan menelan.
Mohondibacasetiappertanyaandibawahdanlingkari“Ya”atau“Tidak”disamping
setiap pertanyaan. Jika sudah selesai menjawab seluruh pertanyaan, ikuti petunjuk
penilaian dibawah.
1. Apakahterkadangmakananmelewatisaluranyangsalah? Ya Tidak
2. Apakah suara anda terkadang seperti berkumur atau basah
ketikaandamakan? Ya Tidak
3. Apakah makan terkadang kurang dapat dinikmati
sepertibiasanya? Ya Tidak
4. Apakah anda terkadang kesulitan membersihkan makanan
darimulutdengan1kalimenelan? Ya Tidak
5. Apakah anda terkadang merasa makanan tersangkut
ditenggorokan? Ya Tidak
6. Apakah anda mengalami pneumonia atau penyakit
pernafasanlainberulangkali? Ya Tidak
7. Apakah pernah berat badan anda turun tanpa mencoba
menurunkannya? Ya Tidak
8. Apakahandaseringkalikesulitanmenelanobat? Ya Tidak
9. Apakah anda seringkali tersedak atau batuk saat menelan
makananpadatataucairan? Ya Tidak
10. Apakah anda seringkali kesulitan menelan makanan
atauminumantertentu? Ya Tidak
Hitungjawaban“Ya”anda _____
Tambahkan2poinjikaandamenjawab“Ya”padapertanyaan1,2,dan3 _____
Tambahkan2poinjikaandamenjawab“Ya”padapertanyaan3,4,dan5 _____
tambahkan 2 poin jika usia anda 70-74 _____
tambahkan 3 poin jika usia anda 75-79 _____
tambahkan 4 poin jika usia anda 80-85 _____
total nilai _____
tanggal hari ini _____
*Apabila total nilai anda 7 atau lebih, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter. bawa hasil self-test ini ke dokter
anda.
124
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
II. TOR-BSST (Toronto Bedside Swallowing Screening Test)
dAte: _________________(mm/dd/yyyy) time: _______________________ (hh/mm)
A) Before water intake: (mark either abnormal or normal for each task.)
1. have patient say ‘ah’ and judge voice quality
2. Ask patient to stick their tongue out and then move it from side to side
B) Water intake:
Havethepatientsituprightandgivewater.Askpatienttosay“ah”aftereachintake.
mark as abnormal if you note any of the following signs: coughing, change in voice
quality or drooling. if abnormal, stop water intake and advance to ‘C’.
Normal Abnormal
Normal Abnormal
Cough during/after
swallow
Voice change after swallow
drooling during/after
swallownormal
swallow 1
swallow 2
swallow 3
swallow 4
swallow 5
swallow 6
swallow 7
swallow 8
swallow 9
swallow 10
Cup drinking
125
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
C) After water intake: (AdministeratleastaminuteafteryoufinishSectionB.)
1. have patient say ‘ah’ again and judge voice quality.
Some Guidelines and Tips for the TOR-BSST©
before the start of screening, remember to: a) have a cup of water and a teaspoon; b)
ensure patient’s mouth is clean; and c) ensure patient is sitting upright at 90o.
A. Before water intake:
1. “I want you to say “ah” for 5 seconds using your speaking voice.”
w Modelaclear“ah”forthepatient.
w Remindthemnottosing“ah”oruseaquietvoice.
w YoucanaskthemtostretchthelastsyllableofthewordOttawa.
w remember to take note of the patient’s voice when speaking. if his/her voice
soundsdifferentwhensaying“ah”re-instructthepatienttouseanormal
voice using any of the suggestions above.
w Youarelookingforanybreathiness,gurgles,hoarseness,orwhisperquality
to the voice. if you perceive any of these, even to a mild degree, mark as
abnormal.
2. “Open your mouth. Now stick out your tongue as far as it will go. Now move
it back and forth across your mouth.”
w stick your tongue straight out. if no deviation, model a consistent back and
forth motion for the patient.
w Youarelookingforanydeviationofthetonguetowardsonesideon
protrusion, or any difficulty in moving the tongue to one side. mark as
abnormal if you perceive any of these features.
w if the patient is unable to protrude his/her tongue at all, mark as abnormal.
B. Water Swallows:
Give the patient 10 X 1 tsp of water. Remind the patient to say “ah” after every
teaspoon swallow. If normal, give cup to patient for drinking.
w the patient should always be fed the teaspoon of water.
w ensure that full teaspoon amounts are given.
w Lightlypalpatethethroattomonitorformovementofthelarynxonthefirst
few swallows.
Normal Abnormal
126
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
w You are looking for any coughing, drooling or change in the patient’s
voice suggesting wetness, hoarseness, etc. If you perceive this, mark
accordingly and stop the water swallows.
w If you see what looks like a stifled or suppressed cough, mark this as
a cough.
w If there is no coughing, drooling, wet voice or hoarseness mark as
normal.
C. voice after Water Swallows:
w Waitoneminuteaftertheendofthewaterswallows.(Youcanusethistimeto
clear away the cup etc. and mark the form)
w Askthepatienttosay“ah”asinthefirstpartofthescreen.
D. Final Scoring:
if you have marked any of the items as abnormal, score the patient as Failed
127
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 2__________________________________________________________________
PEMERIKSAAN BEDSIDE DIAgNOStIK gANggUAN MENElAN
ANAMNESIS
1. riwayat Penyakit sekarang
a. lama dan frekuensi keluhan
b. Faktor-faktor yang meredakan atau memicu keluhan, seperti pengaruh tekstur
dan suhu makanan
c. Gejala penyerta: sensasi obstruksi, nyeri mulut atau tenggorokan, regurgitasi
nasal, bau mulut, tersedak atau batuk saat menelan, riwayat pneumonia, gejala
respiratorilain(batukkronis,nafasmemendek,episodeasma),reflukGE(rasa
terbakar), nyeri dada.
d. Gejala lain: Kehilangan berat badan, perubahan kebiasaan makan, perubahan
nafsu makan, perubahan indra pengecap, mulut kering atau perubahan
konsistensi ludah, perubahan suara atau bicara, gangguan tidur.
e. terapi yang dijalankan saat ini.
2. riwayat Penyakit dahulu, antara lain: riwayat penyakit paru, riwayat pembedahan,
riwayatradiasi,riwayatpsikologi,riwayatminumobat-obatanantidepresan&
psikotropik.
PEMERIKSAAN FISIK
1. status mental
Pemeriksaanfisikdimulaidenganterlebihdahulumenilaistatusmentaldan
kemauan penderita untuk bekerja sama. hal ini penting bila terjadi lesi sistem
saraf sentral yang berhubungan dengan disfagia. meliputi atensi, orientasi, bahasa
reseptif/ekspresif, fungsi visual perseptual-motor, gangguan memori.
2. Pemeriksaan kemampuan berkomunikasi dan proses bicara (fonasi, resonansi,
dan artikulasi). Pada proses menelan fase faringeal terjadi adduksi laring untuk
mengamankan jalan nafas. Pada proses produksi suara yakni fonasi terjadi
kerjasama antara desakan udara dari dalam paru dan adduksi pita suara (laring).
dinilai 3 komponen penting yang berhubungan dengan pembentukan suara yaitu
kenyaringan suara (berhubungan dengan tekanan subglottis), nada ( dipengaruhi
oleh frekwensi gerakan periodik pita suara), dan kualitas suara (berhubungan
dengan kesempurnaan adduksi pita suara). suara serak, kasar atau berdesah pada
saat fonasi menunjukkan gangguan adduksi laring yang disebut disfoni.
rangkaian gerakan dan koordinasi otot-otot bibir, lidah dan palatum molle saat
pengucapan konsonan stop plosive adalah sama dengan gerakan organ-organ ini
saat memindahkan bolus pada fase oral. Pada pemeriksaan dapat dipergunakan test
diadokokinesis: /pa,ta,ka/ untuk menilai force rapid alternating movements
3. Penilaian kemampuan mengontrol postur
4. Pemeriksaan fungsi respirasi, meliputi: pola nafas, ekspansi dada, dan kemampuan
untukbatuksecararefleksmaupunvolunter.
5. Penilaianfleksibilitasotot-ototleher.
6. Pemeriksaan oromotor.
• Ototekspresiwajahsebaiknyadiinspeksibaiksaatistirahatmaupun
saat melakukan gerakan, bandingkan kesimetrisannya. Catat bila ada
128
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
ketidaksimetrisan seperti facial drop. nilai kemampuan pasien untuk
mengatupkan bibir, menggembungkan pipi, menahan udara kemudian
memindahkan dari pipi kanan ke kiri dan sebaliknya. Kompresi bibir penting
untuk mencegah makanan keluar dari mulut pada saat fase oral.
• Ototuntukmastikasi(mengunyah).Ototmasseterdantemporalisdipalpasi
saat pasien melakukan gerakan menggigit dan mengunyah. berikan tahanan
halus untuk menilai kekuatannya. hindari penekanan yang berlebihan untuk
menghindari dislokasi sendi temporomandibular. lakukan pemeriksaan yang
sama terhadap otot pterygoideus externus yang berfungsi menggerakkan
mandibula dari sisi ke sisi pada gerakan memutar. dilakukan pula pemeriksaan
lingkup gerak sendi temporomandibular yang nilai normalnya 0-420
• Penilaianmukosaoral.Perhatiankhususharusdiberikanpadakelembaban
rongga oral. mukosa oral dan faringeal yang kering akan menghambat proses
menelan. demikian pula mukus yang liat. Perhatikan pula adanya sisa makanan
di rongga mulut
• Penilaiansensasiorofasial.Mastikasi,produksisalivadanmenelanmerupakan
reflekyangtergantungpadastimulasisensoris.Lakukanperabaanpadawajah,
bibir dan mukosa pipi dengan swab tenggorok. Pengecapan dapat dievaluasi
dengan berbagai rasa seperti asin, pahit, asam dan manis pada bagian lidah,
berturut-turut mempergunakan garam, kopi, dan gula. lakukan pula penilaian
kekuatan otot lidah saat protrusi, retraksi, lateralisasi, elevasi, dan depresi ujung
lidah.
• Penilaianfungsipalatofaringeal.Otot-ototpalatofaringealdinilaisebagaisatu
unit. Konstriksi palatofaringeal dinilai kesimetrisannya pada saat bernafas, fonasi
danstimulasireflekmuntah.Sekaligusdinilaiadatidaknyanasalemisidansuara
sengau.
7. tes menelan
Adanyarefleksmenelandapatdinilaidenganjari-jariyangdiletakkanpadatyroid
notch antara os hyoid dan laring dan dengan meletakkan stetoskop di laring.
Pemeriksaan non invasif ini dapat dilakukan pada saat dan setelah menelan.
Pemeriksadapatmerasakansaatterjadinyareflekmenelanbilajari-jaridiletakkan
pada tyroid notch antara os hyoid dan laring dan terasa laring bergerak ke atas dan
kedepan.Bilaterdapatkelemahanototataureflektidakadekuatmakajaripemeriksa
akan tertinggal dan berbelok oleh elevasi laring. Pada keadaan ini, cricofaringeus
gagal membuka dan epiglotis tidak adekuat terbawa ke dasar lidah sehingga jalan
nafas tidak aman.
evaluasi menelan dapat pula dilakukan dengan cara menempatkan stetoskop di
larynx saat proses menelan. bila terdapat aspirasi akan terdengar suara dengan
karakteristik tertentu (seperti cairan bercampur udara).
Apabila pemeriksa mencurigai/menemukan adanya kelemahan otot menelan atau
reflekbatuktidakadekuat,agarlebihaman,pemeriksaandapatdilakukandengan
posisikepaladanleherfleksi.
a. metode hanya menelan saliva (dry swallowing). tes ini bertujuan untuk menilai
kemampuan menelan secara sadar, dapat dilakukan berulang kali. tes ini
sederhana dan aman untuk dilakukan.
b. Water swallow test
Pasien minum setengah sendok teh air dingin. nilai kemampuan menelan dan
adanya gejala aspirasi (perubahan kualitas suara, tersedak, atau batuk). Jika tidak
129
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
ada kelainan pemeriksaan dapat diulang sampai 3 kali.
Kriteria Penilaian:
w Gagal menelan , tersedak dan/atau pola nafas berubah .
w sukses menelan tanpa tersedak, tetapi terdapat perubahan pola pernafasan
atau suara serak basah.
w sukses menelan, tetapi tersedak dan/atau suara serak basah.
w sukses menelan tanpa tersedak atau suara serak basah.
w sukses menelan tanpa tersedak atau suara serak basah dua kali berturut-
turut dalam waktu 30 detik
130
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 3__________________________________________________________________
PEMERIKSAAN DIAgNOStIK gANggUAN MENElAN DENgAN FlEXIBlE ENDOSCOPIC EvAlUAtION OF SWAllOWINg
PROSEDUR
• PemeriksaaninidilakukanolehSpesialisTHTbersamadenganSpesialisIKFR
• Prosesmenelandievaluasidenganmemberikan6konsistensimakanan(warna
hijau) yaitu cairan encer (thin liquid), bubur saring (puree), bubur nasi (gastric rice/
soft food), bubur tepung (havermouth) dan biskuit.
• Evaluasironggamulut,pergerakanlidah,keadaanototbukalis,higienemulut,
elevasi palatum molle dan sendi temporomandibular.
• Endoskopdimasukanmelaluikavumnasiuntukmenilaikerapatanpenutupan
velofaring
• Pasiendimintamenelantanpamakanan
• Selanjutnyaendoskopdimasukanhinggahipofaring,evaluasipangkallidah,
valekula, sinus piriformis, dinding posterior faring dan postkrikoid
• Endoskopdimasukansetinggiepiglotis,evaluasiterhadapgerakanplikavokalis
saat fonasi dan inspirasi, adanya akumulasi saliva, penetrasi atau penetrasi saliva
sertarefleksbatukyangmenyertai
• Selanjutnyapemeriksaanmenelandengan6konsistensimakanan
• Dimulaidenganmemberikan1sendokmakanan,pasiendimintamenahannya
dalam mulut selama 10 detik, untuk menilai adanya kebocoran fase oral (premature
oral leakage) atau aspirasi sebelum menelan (pre swallowing aspiration)
• Pasiendimintamenelan,catatadanyalateralisasimakanan,penetrasi,aspirasi,
residu makanan pada valekula, sinus piriformis, pangkal lidah dan post krikoid
• Bilaterdapatresidumakadinilaiapakahdenganmenelanberulang,efektifuntuk
membersihkan residu.
KOMPLIKASI
1. epistaksis
2. laringospasme
3. rasa tidak nyaman
4. muntah
5. sinkop
6. henti jantung (Jarang)
Alatflexibleendoscope dan hasil
131
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 4 __________________________________________________________________
PEMERIKSAAN DIAgNOStIK gANggUAN MENElAN DENgAN vIDEOFlUOROSCOPIC
TUJUAN
• Mengevaluasianatomidanfisiologimekanismemenelan
• Mengidentifikasipolagangguanprosesmenelan
• Mengidentifikasikonsekuensigangguanprosesmenelan
• Mengevaluasidampakmanuverkompensasi
PROSEDUR:
1. mengatur posisi pasien. secara umum posisi pasien untuk pemeriksaan ini adalah
dalam keadaan duduk tegak dengan penyangga yang cukup pada kepala dan
badan.Pasiendenganketerbatasanfisikkarenakelemahan,penyakit,ataualasan
lain mungkin membutuhkkan penyesuaian posisi khusus.
2. mempersiapkan material yang digunakan dalam pemeriksaan. material utama yang
digunakan adalah suspense barium sulfat. Volume yang digunakan berkisar 5-20ml.
3. membagi pemeriksaan menjadi beberapa tahap. material dan tahapan presentasi
yangmungkindiikutsertakanpadapemeriksaanfluoroskopikmenelanstandar
antara lain:
Yangdiobservasisaatpemeriksaanadalah:
• StrukturAnatomi
• Gerakanbibir,lidah,mandibula,velum,laring,dindinglaring.
• Gerakanmenelan(bervariasibergantungpadaukuranbolusdankonsistensi)
w Pengisian cairan pada oral bagian anterior dan posterior
w Kemampuan mengunyah material semipadat dan padat
w Waktu transit makanan dari oral ke hipofaring
w Fungsi velofaring
w Gerakan elevasi dan adduksi laring
w Gerakan hyoid
w Konstriksi faring
w Pembukaansfingterfaring-esofagus
• Konsekuensigangguanprosesmenelan
w luberan (anterior dan posterior)
w residu di vallecullae dan/atau sinus piriformis
w Kesalahan arah bolus
w Penetrasi dan/atau aspirasi
• Dampakdarimanuverkompensasiterhadapkemampuanpasienmenjagajalannafas
dari kemungkinan aspirasi
w Penyesuaian posisi kepala
w manuver pengamanan jalan nafas (mis, manuver mendelsohn atau breath-hold
maneuver)
w Perubahan konsistensi bolus
133
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
DEFINISIAssesmen Aktivitas Kehidupan sehari-hari (AKs) merupakan pemeriksaan kemampuan
fungsional seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-harinya termasuk kemampuan
merawat diri dan menjalankan aktivitas dengan atau tidak menggunakan alat/
peralatan, yang sesuai dengan usia, pendidikan, pekerjaannya sebelum sakit.
tUjUANa. menentukan adanya gangguan kemampuan fungsional dalam melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari dan perawatan diri
b. menentukan level /tingkat disabilitas pasien
c. memonitor keberhasilan terapi.
jENIS PROSEDUR• BarthelIndex(BI)
• ModifikasiBarthelIndex(mBI)
• InstrumentalActivityDailyLiving(IADL)
• FunctionalIndependenceMeasure(FIM)
• Wee-FIM
INDIKASI• Pasiendengangangguanneurologisyangberesikomengalamigangguanfungsional
• Pasiendengantirahbaringlama
• Pasiengeriatri
• Pasiendengancederamusculoskeletal
• Pasiendengangangguanfungsiluhur
Asesmen Aktivitas Kehidupan sehari-hari (AKs)
134
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
KONtRA INDIKASI tidak ada
EFEK SAMPINg/KOMPlIKASI tINDAKANtidak ada
PERESEPAN• Pasiensudahmemungkinkanuntukdilakukanasesmen
• Pemantauanhasilterapidapatdilakukansetiapmingguatautergantungkondisi
pasien.
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
3. Pelaksanaan asesmen
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
(Catatan: jika ada gangguan komunikasi, pemeriksaan bisa berdasarkan alloanamnesis).
DAFtAR PUStAKA1. BarnesMPandWardAB.OxfordHandbookofRehabilitationMedicine.NewYork:
oxford university Press, 2005: 76-80
2. delisa JA. rehabilitation medicine. Principle and Practice. Philadelphia: J.b.
lippincott, 1998: 101-3
3. mahoney Fl, barthel dW. Functional evaluation: the barthel index. md state med J,
1965; 14:2
4. Van der Putten JmF, hobart JC, Freeman JA, thompson AJ. (1999) measuring the
change in disability after inpatient rehabilitation; comparison of the responsiveness
of the barthel index and Functional independence measure. Journal of neurology,
neurosurgery, and Psychiatry, 66(4): 480-484.
135
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
Patient name: __________________ rater: ____________________ date: / / :
ACTIVITY sCoreFeeding0=unable5=needshelpcutting,spreadingbutter,etc.,orrequiresmodifieddiet10=independent
0 5 10
Bathing0=dependent5=independent(orinshower)
0 5
Grooming0=needstohelpwithpersonalcare5=independentface/hair/teeth/shaving(implementsprovided)
0 5
Dressing0=dependent5=needshelpbutcandoabouthalfunaided10=independent(includingbuttons,zips,laces,etc.)
0 5 10
Bowels0=incontinent(orneedstobegivenenemas)5=occasionalaccident10=continent
0 5 10
Bladder0=incontinent,orcatheterizedandunabletomanagealone5=occasionalaccident10=continent
0 5 10
Toilet Use0=dependent5=needssomehelp,butcandosomethingalone10=independent(onandoff,dressing,wiping)
0 5 10
Transfers (bed to chair and back)0=unable,nosittingbalance5=majorhelp(oneortwopeople,physical),cansit10=minorhelp(verbalorphysical)15=independent
0 5 10 15
Mobility (on level surfaces)0=immobileor<50yards5=wheelchairindependent,includingcorners,>50yards10=walkswithhelpofoneperson(verbalorphysical)>50yards15=independent(butmayuseanyaid;forexample,stick)>50yards
0 5 10 15
Stairs0=unable5=needshelp(verbal,physical,carryingaid)10=independent
0 5 10
totAl (0 - 100) ________
Interpretasi hasil Barthel Index:
100 : mandiri
60-95 : Ketergantungan ringan
45-55 : Ketergantungan sedang
25-40 : Ketergantungan berat
0-20 : Ketergantungan total
Catatan:
dalam menginterpretasi barthel index perlu untuk
menghindari penilaian kemampuan pasien berdasarkan
pemeriksaanfisiksaatitu.BarthelIndexharusdinilai
berdasarkan kemampuan pasien sesungguhnya.
BARTHEL INDEX
136
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 2__________________________________________________________________
no FunGsi sKor KeterAnGAn
1 mengendalikan rangsang bAb 012
tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)Kadang-kadang tak terkendali (1x /minggu)terkendali teratur
2 mengendali kan rangsang bAK 01
2
tak terkendali atau pakai kateterKadang-kadang tak terkendali (hanya 1 x / 24 jam)mandiri
3 membersih kan diri (mencuci wajah, menyikat rambut, mencukur kumis, sikat gigi)
01
butuh pertolongan orang lain.mandiri
4 Penggunaan WC (keluar/masuk WC, melepas/memakai celana, cebok, menyiram)
01
2
tergantung pertolongan orang lainPerlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lainmandiri
5 makan minum(jika makanan harus berupa potongan, dianggap dibantu)
012
tidakmampuPerlu ditolong memotong makananmandiri
6 bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya (termasuk duduk di tempat tidur)
01
23
tidak mampuPerlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)bantuan minimal 1 orangmandiri
7 berjalan ditempat rata (atau jika tidak bisa berjalan, menjalankan kursi roda)
0123
tidak mampubisa (pindah) dengan kursi rodaberjalan dengan bantuan 1 orangmandiri
8 berpakaian (termasuk memasang tali sepatu, mengencangkan sabuk)
012
tergantung orang lainsebagian dibantu (mis: mengancing baju)mandiri
9 naik turun tangga 012
tidak mampubutuh pertolonganmandiri
10 mandi 01
tergantung orang lainmandiri
Interpretasi hasil Barthel Index:
100 : mandiri
60-95 : Ketergantungan ringan
45-55 : Ketergantungan sedang
25-40 : Ketergantungan berat
0-20 : Ketergantungan total
MODIFIKASI BARTHEL INDEX
137
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 3__________________________________________________________________
INStRUMENtAl ACtIvIty OF DAIly lIvINg (IADl)
138
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 4__________________________________________________________________
FUNCtIONAl INDEPENDENCE MEASURE (FIM)
139
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 5__________________________________________________________________
KUESIONER MODIFIED WEEFIM
1. MAKAN
Semua kegiatan berupa kemampuan memasukan makanan, minuman kedalam mulut
dengan menggunakan tangan, sendok (dengan atau tanpa garpu). cangkir/ gelas,
mengunyah serta menelan makanan dan minuman.
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri, melakukan dengan aman.
6 Mandiri,tapiperlua.l.alatbantuadaptif,modifikasimakanan/konsistensicairan, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.
5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau pe-tunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.
4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas makan
3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas makan
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas makan
1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas makan
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri, melakukan dengan aman.
6 Mandiri,tapiperlua.l.alatbantuadaptif,modifikasimakanan/konsistensicairan, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.
5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau pe-tunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.
4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini
3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini
1 Anak perlu bantuan total, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini
2. MENGURUS DIRI
Seluruh kegiatan berupa menyikat gigi, menyisir/ mengikat rambut. mencuci dan
mengeringkan tangan dan wajah.
140
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
3. MANDI
Seluruh kegiatan berupa kemampuan mengambil air dari bak mandi dengan gayung/
timba, menyabuni badan, membilas dan mengeringkan badan dengan handuk.
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri, menyiapkan dan mendapatkan kebutuhan mandi sendiri dan melakukan dengan aman. mandiri membersihkan 10 bagian tubuh.
6 mandiri, mampu membersihkan 10 bagian tubuh tapi perlu satu atau beberapa hal: alat bantu adaptif,waktu yang lebih lama dan perlu peduli keamanan.
5 mandiri, mampu membersihkan 10 bagian tubuh tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.
4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) akvitas ini. mampu membersihkan 8-9 bagian tubuh atau bantuan minimal untuk semua bagian.
3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini. mampu membersihkan 5-7 bagian tubuh atau bantuan sedang untuk semua bagian.
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari seluruh aktivitas, perlu bantuan maksimal. mampu membersihkan 3-4 bagian tubuh atau bantuan maksimal untuk semua bagian
1 Anak tidak dapat melakukan, atau jika ada <25 % dari aktivitas ini. mampu membersihkan 1-2 bagian tubuh atau perlu bantuan total.bantuan total.
Keterangan:10 bagian terdiri dari:1=Lenganbawahkiri+tangankiri2=dada+bahu3=lenganbawahkanan+tangankanan4=perut5=perineal(kemaluan)depan6=kemaluanbelakang,bokong7=lenganataskiri8=lenganataskanan9=tungkaibawahkiri+kaki10=tungkibawahkanan+kaki
4. BERPAKAIAN BAGIAN ATAS TUBUH
Semua kegiatan berupa berpakaian dan melepaskan pakaian dari batas pinggang ke
atas,memasang dan melepaskan orthosis dan prothesis.
nilAi KeterAnGAn
7 memakai, melepas pakaian bagian atas tubuh dengan mandiri, aman. memakai prosthesis/ orthosis, tapi tidak memerlukannya sebagai alat bantu untuk menyelesaikan aktivitas berpakaian.
6 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: alat bantu adaptif,berpakaian, waktu lebih lama, memakai prothesis/ orthosis dan alat ini diperlukan untuk membantu menyelesaikan aktivitas berpakaian, perlu peduli keamanan.
5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: pengawasaan, bujukan diberi petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya, prothesis/ orthosis yang dikenakan pada anak.
4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini, perlu bantuan minimal.
3 Anak melakukan ≥ ½ atau lebih (50-74%) aktivitas perlu bantuan sedang
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini memerlukan bantuan maksimal.
1 Anak perlu bantuan total, atau jika ada < 25 % dari aktivitas, perlu bantuan total.
141
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
5. BERPAKAIAN BAGIAN BAWAH TUBUH
Semua kegiatan berupa berpakaian dan melepas pakaian dari batas pinggang ke
bawah, memakai dan melepas orthosis/ prothesis yang diperlukan
nilAi KeterAnGAn
7 memakai, melepas pakaian bagian bawah tubuh dengan mandiri, aman. memakai prosthesis/ orthosis, tapi tidak memerlukannya sebagai alat bantu untuk menyelesaikan aktivitas berpakaian.
6 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: alat bantu adaptif,berpakaian, waktu lebih lama, memakai prothesis/ orthosis dan alat ini diperlukan untuk membantu menyelesaikan aktivitas berpakaian, perlu peduli keamanan.
5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: pengawasaan, bujukan diberi petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya, prothesis/ orthosis yang dikenakan pada anak.
4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini, perlu bantuan minimal.
3 Anak melakukan ≥ ½ atau lebih (50-74%) aktivitas perlu bantuan sedang
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini memerlukan bantuan maksimal.
1 Anak perlu bantuan total, atau jika ada < 25 % dari aktivitas, perlu bantuan total.
6. AKTIFITAS SEKITAR BAK DAN BAB (TOILETING)
Seluruh kegiatan yang terdiri dari kemampuan membersihkan lubang ekskreta/ cebok
dengan air setelah BAK/BAB, menyiram dan memakai celana (mengatur pakaian
bawah tubuh).
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri, melakukan dengan aman.
6 mandiri, tapi perlu a.l. alat bantu adaptif, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanannya
5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau petunjuk verbal, dipersiapkan. (persiapan alat bantu adaptif )
4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini
3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) perlu bantuan sedang
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari seluruh aktivita, perlu bantuan maksimal.
1 Anak perlu bantuan total, atau jika ada < 25 % dari seluruh aktivitas.
142
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
8. KONTROL BAB
aktivitas kontrol buang air besar (BAB) secara sengaja dan jika perlu menggunakan
perlataan atau obat untuk kontrol BAB
TK=tingkatkeberhasilan
TB=tingkatbantuan
nilAi KeterAnGAn
7 TK=MandiriTB=Mandiri
6 TK=MandiriTB=Mandiri,tapiperlualatbantu.
5 TK=kadangkadangngompol,frekuensibulananjarangataungompolmalam hari.TB=Mandiri,tapiperlupengawasan.
4 TK=ngompol,frekuensimingguanjarangTB=anakmelakukansebagianbesar(75-99%),aktivitasini.
3 TK=ngompol,frekuensimingguanjarangTB=anakmelakukan≥½dariaktivitas(50-74%),perlubantuansedang.
2 TK=ngompolsetiapharitapiterdapatbeberapaindikasiTB=anakmelakukan<½(25-49%)dariseluruhaktivita,perlubantuanmaksimal.
1 TK=ngompolsetiapharitapitidakmemberiindikasibasahnyacelanaTB=anaktidakdapatmelakukanataujikaada<25%dariseluruhaktivitas.
nilAi KeterAnGAn
7 TK=MandiriTB=Mandiri
6 TK=MandiriTB=Mandiri,tapiperlualatbantu.
5 TK=kadangkadangngompol,frekuensibulananjarangataungompolmalam hari.TB=Mandiri,tapiperlupengawasan.
4 TK=ngompol,frekuensimingguanjarangTB=anakmelakukansebagianbesar(75-99%),aktivitasini.
3 TK=ngompol,frekuensimingguanjarangTB=anakmelakukan≥½dariaktivitas(50-74%),perlubantuansedang.
2 TK=ngompolsetiapharitapiterdapatbeberapaindikasiTB=anakmelakukan<½(25-49%)dariseluruhaktivita,perlubantuanmaksimal.
1 TK=ngompolsetiapharitapitidakmemberiindikasibasahnyacelanaTB=anaktidakdapatmelakukanataujikaada<25%dariseluruhaktivitas.
7. KONTROL BAK
Aktivitas kontrol kandung kemih secra sengaja/ disadari dan jika perlu menggunakan
peralatan atau obat untuk mengontrol kandung kemih.
TK=tingkatkeberhasilan
TB=tingkatbantuan
143
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
9. BERPINDAH KE DAN DARI KURSI? KURSI RODA
Semua aktivitas berpindah menuju dan meninggalkan kursi atau kursi roda
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri, melakukan dengan aman.
6 mandiri, tapi perlu a.l. alat bantu adaptif, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.
5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.
4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini
3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini
1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini
10. BERPINDAH KE DAN DARI WC/ JAMBAN
Kemampuan menuju, jongkok, berdiri dan meninggalkan WC/ jamban
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri, melakukan dengan aman.
6 mandiri, tapi perlu a.l. alat bantu adaptif, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.
5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau pe-tunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.
4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini
3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini
1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini
11. BERPINDAH KE DAN DARI KAMAR MANDI
Kemampuan menuju dan meninggalkan kamar mandi
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri, melakukan dengan aman.
6 mandiri, tapi perlu a.l. alat bantu adaptif, waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.
5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, isyarat atau petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya.
4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini
3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini
1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini
144
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
12. BERJALAN?BERKURSI RODA/MERANGKAK
Aktivitas berupa berjalan, pada posisi berdiri atau menggunakan kursi roda pada posisi
duduk, amupun merangkak pada permukaan datar.
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri, melakukan dengan aman.
6 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: brance, prothesisis, alat/ sepatu khusus, cane/tongka, kruk, walker,dll. waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.
5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, bujukan diberi petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya: kursi roda, mandiri tapi perlu pengawasan merangkak,mandi.
4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini
3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini
1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini
13. NAIK TANGGA
Kemampuan naik dan turun tangga dalam sedikitnya 12-14 anak tangga atau 1 tingkat
dalam suatu ruangan
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri, melakukan dengan aman.
6 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal berikut: brance, prothesisis, alat/ sepatu khusus, cane/tongka, kruk, walker,dll. waktu yang lebih dari biasanya dan perlu peduli keamanan.
5 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: pengawasaan, bujukan diberi petunjuk verbal, dipersiapkan sebelumnya: kursi roda, mandiri tapi perlu pengawasan merangkak,mandi.
4 Anak melaksanakan sebagian besar (75-99%) aktivitas ini
3 Anak melaksanakan ½ atau lebih (50-74%) aktivitas ini
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) dari aktivitas ini
1 Anak tak dapat melakukan aktivitas, atau jika ada < 25 % dari aktivitas ini
14. PEMAHAMAN
Memahami komunikasi dengan pendengaran dan penglihatan.
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri, mengerti percakapan tentang keadaan sehari hari. dapat mengikuti 3 perintah yang tidak berhubungan..
6 mandiri, terdapat sedikit kesulitan dalam memahami percakapan sehari-hari; dapat mengikuti 3 perintah yang tidak berhubungan; dalam waktu yang lama
5 mandiri, hampir selalu (> 90%) memahami percakapan sehari-hari; dapat mengikuti 3 perintah yang berhubungan.
4 Anak memahami (75-99%) percakapan sehari- hari; dapat mengikuti 2 perintah yang tidak berhubungan.
3 Anak memahami ½ atau lebih (50-74%) percakapan sehari-hari; dapat mengikuti 2 perintah yang berhubungan
2 Anak melakukan < ½ (25-49% ) Anak percakapan sehari-hari; dapat mengikuti 1 perintah yang berhubungan
1 Anak tak dapat atau sedikit memahami percakapan sehari-hari (< 25 % dari percakapan sehari-hari, tidak dapat memahami kata kata sederhana
145
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
15. EKSPRESI
Kemampuan bicara atau kemampuan berkomunikasi dengan bahasa tubuh
nilAi KeterAnGAn
7 Anak mandiri, mengekspresikan kebutuhan dan ide secara jelas (baik ataupun non verbal) sepanjang waktu.
6 mandiri, mengekpresikan kebutuhan dan ide secara jelas, anak perlu alat bantu, waktu lebih lama.
5 mampu mengekpresikan , hampir > 90% kebutuhan dan ide secara jelas (secara verbaldan non verbal)
4 mampu mengekspresikan 75-99% kebutuhan dan ide secara jelas (secara verbal dan non verbal)
3 mampu mengekspresikan, pembendaharaan kata minimal 100 kata, kemampuan 2 kalimat pendek
2 Kemampuan pembendaharaan 10 anak kata, menyampaikan 1 kata
1 Anak tidak dapat mengekspresikan kebutuhan selain dengan bantuan maksimal.
16. INTERAKSI SOSIAL
Kemampuan untuk bergaul dan berpatisipasi dengan orang lain dalam suasana bermain.
(baik dilingkungan terapuetik maupun sosial)
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri,tanpa pengawasan orang tua, aman, mampu mengendalikan diri, tidak emmerlukan obat.
6 mandiri, tapi perlu satu atau beberapa hal: lingkungan yang distrukturisasi dandimodifikasi,waktulebihlamauntukmenyesuaikansuasanabermain:obat untuk mengontrol perilaku: perlu peduli terhadap keamanannya
5 Perlu pengawasan, bantuan
4 Perlu bantuan minimal
3 Perlu bantuan sedang
2 Perlu bantuan maskimal
1 Perlu bantuan total
17. PEMECAHAN MASALAH
Kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk mengenal
masalah; membuat keputusan yang masuk akal, aman sepanjang waktu; memperkasai,
merangkai dan mengkoreksi sendiri kegiatan/ tugas untuk memecah masalah.
nilAi KeterAnGAn
7 mandiri
6 mandiri, hanya ada kesulitan ringan untuk membuat keputusan perlu waktu lebih lama, mungkin perlu peduli terhadap keamananya.
5 Perlu pengawasan, bantuan
4 Perlu bantuan , anak dapat mengatasi masalah rutin 75-90% dari waktu yang ada.
3 Perlu bantuan, anak dapat mengatasi masalah rutin 50-74% dari waktu yang ada
2 Perlu bantuan, anak dapat mengatasi masalah rutin 25-49% dari waktu yang ada
1 Perlu bantuan, anak dapat mengatasi masalah rutin < 25% dari waktu yang ada.
146
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
18. MEMORI
Kemampuan mengenal dan mengingat aktivitas kehidupan sehari-hari. Termasuk
kemampuan menyimpan dan menyampaikan kembali suatu informasi, memproses baik
secara auditorial atau visual.
nilAi KeterAnGAn
7 Anak mengenal orang yang dikenalnya secara konsisten dan mengingat kejadian dan situasi
6 Anak mengenal orang yang dikenalnya secara konsisten dan mengingat kejadian dan situasi, tetapi perlu satu atau beberapa hal; alat bantu; waktu lebih lama; kepedulian terhadap keamanan.
5 Anak mengenal orang yang dikenalnya, mengingat kejadian dan situasi >90% dari waktu yang ada, tapi perlu bantuan tidak lebih dari 10%
4 Anak mengenal orang yang dikenalnya, mengingat kejadian dan situasi 75-90% dari waktu yang ada, tapi perlu bantuan tidak lebih dari 25%
3 Anak mengenal orang yang dikenalnya, mengingat kejadian dan situasi 50-74% dari waktu yang ada, tapi perlu bantuan tidak lebih dari 25%
2 Anak mengenal orang yang dikenalnya, mengingat kejadian dan situasi 25- 49% dari waktu yang ada, tapi perlu bantuan tidak lebih dari 25%, tapi perlu bantuan lebih dari 50%.
1 Anak kurang mengenal orang yang dikenalnya, mengingat kejadian dan situasi jika ada , 25% dari waktu yang ada. Anda perlu bantuan,(misalnya dibujuk, diulang, diingatkan) > 75% dari waktu yang ada.
SISTEM PENILAIAN WEEFIM
A. Subskala perawatan diri terdiri dari 2 bidang penelitian:
1. Perawatan diri, terdiri dari:
• Makan
• Mengurusdiri(grooming)
• Mandi
• Berpakaianbagianatastubuh
• Berpakainbagianbawahtubuh
• AktivitassekitarBAB_BAK(Toileting)
2. Kontrol sphingter
• KontrolBAK
• KontrolBAB
B. Subskala Mobilitas
1. berpindah (transfer)
• Transferkekursi,kursiroda
• TransferpadaaktivitasBAB_BAK
• TransferpadaBAKmandi,mandisiram
2. Pergerakan (locomotion)
• Berjalan/kursiroda/merangkak
• Naiktangga
C. Subskala kognisi terdiri dari:
1. Komunikasi:
• Pemahaman
• Ekspresi
2. Kognisi sosial
147
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Interaksisocial
• Pemecahanmasalah
• Memori
Sistem penilaian terdiri dari 2 tingkat:
1. tingkat i: tanpa bantuan (mandiri), terdiri dari mandiri penuh, mandiri terbatas
(sebagian), dan dengan pengawasan
2. tingkat ii : dengan bantuan, terdiri dari bantuan minimal, bantuan sedang, bantuan
maksimal, bantuan penuh.
Penilaian Tingkat I:
w nilai 7 : mandiri penuh artinya anak melakukan semua aktivitas secara mandiri,
tanpamodifikasidantanpapenggunaanalatbantuataualatadaptifdandalam
waktu yang layak/ masuk akal, tanpa resiko.
w nilai 6 : mandiri terbatas (sebagian), artinya anda melakukan aktivitas secara
mandiri walaupun memerlukan satu atau semua hal berikut: penggunaan alat bantu
atau alat adaptif, walaupun yang melebihi dari waktu yang layak untuk melakukan
aktivitas, dan atau aktivitas dengan resiko.
w nilai 5 : dengan pengawasan atau persiapan, artinya anak melakukan aktivitas
secara mandiri, walaupun memerlukan satu atau semua hal berikut: bisikan lisan
atau isyarat dan atau persiapan aktivitas.
Penilaian Tingkat II:
w nilai 4 : dengan bantuan minimal artinya anak melakukan 75%-99% dari seluruh
aktivitas
w nilai 3 : dengan bantuan sedang, artinya anak melakukan 50%-74% dari seluruh
aktivitas
w nilai 2 : dengan bantuan maksimal, artinya anak melakukan 25%-49% dari seluruh
aktivitas.
w nilai 1 : dengan bantuan total/ penuh, artinya anak melakukan , 25% dari seluruh
aktivitas
148
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Asesmen Fungsi bladder
DEFINISIFungsi bladder (lower urinary tract atau lut) adalah kemampuan kandung kemih dan
urethra untuk menampung urin dengan mempertahankan kontinens serta kemampuan
mengeluarkan urin melalui miksi yang dikehendaki secara terkontrol.
Gangguan fungsi bladder dibagi dalam beberapa tipe:
• Gangguanpadafungsipenampunganurindisebutinkontinensiaurine
• Gangguanpadafungsipengeluaranurin(miksi)disebutretensiourine
• Gangguanpadafungsipenampungandanmiksi(tipecampuran)
tUjUAN• Untukmengetahuipenyebabdantipegangguanbladdersebagaidasarpenetapan
terapi
• Untukmengetahuitingkat/beratnyagangguan
• Untukevaluasihasilterapi
jENIS PROSEDUR• Algorithmasesmenfungsibladder
• PemeriksaanototdasarpangguldenganEMG-biofeedback
• Pengukuranvolumebladder
• Voidingdiary
• IceWaterTest
• Urodinamicstudy
INDIKASI: • Pasiendengankeluhaninkontinensiaurin
• Pasiendengankeluhanretensiourine
• Pasiendengankeluhanpoliuria,urge,ataustressincontinence
149
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Pasiendengankeluhanmiksitidaktuntas
• Pasiendengancederamedullaspinalis,stroke,gangguanpadasusunansarafpusat
KONtRA INDIKASI: • Pasiendengankesadaranmenurun
• Pasiendengangangguanpemahamanbahasaatautidakkooperatif
• Pasienyangdiketahuipascaoperasi/radiasiareaLUTataugenitalia(precaution)
EFEK SAMPINg / KOMPlIKASI tINDAKAN: untuk beberapa pemeriksaan yang memerlukan kateterisasi bisa terjadi:
• Infeksisalurankemihatauinfeksibladder
• Perdarahanperurethra
• Autonomicdysreflexia(SCI)
PERESEPAN• Pasientidakbolehdalamkeadaankondisilelah
• Pasienharusmampumemahamiinstruksi
• Pemantauanhasilterapidilakukansetiapmingguatautergantungkondisipasien
PROSEDUR1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
• Memintakanpersetujuansecaratertulis(informedconsent)
3. Pelaksanaan asesmen
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
DAFtAR PUStAKA1. Abrams P, Cardozo l, Khoury s, et al. 4th international Consultation on incontinence.
Paris, 2009: editions 21
2. dahlberg A, Perttilä i, Wuokko e, Ala-opas m. bladder management in persons with
spinal cord lesion. spinal Cord 2004; 42: 694-8.
3. DoughtyDB.Urinary&FaecalIncontinence.CurrentManagementConcepts.3rd
edition. st. louis, mosby 2006
4. min Chong Chin. Causes and types of urinary incontinence. epidemiology of
urinary incontinence in Asia. in: min Chong Ching editor. Clinical handbook on the
management incontinence. 2nd ed. singapore: society for Continence. 2001 :13-16
5. schroder A, Abramp P, Andersson Ke, et al. european Association of urology:
Guidelines on urinary incontinence 2010.
6. tanagho A. Anatomy of Genitourinary tract in smith’s General urology 17th edition.
usA, mcGraw hill, 2008.
7. PrenticeWE.TherapeuticModalitiesinRehabilitation.4thed.NewYork:McGraw-
hill; 2011
150
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
PEMERIKSAAN FUNgSI BlADDER
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
• Riwayatpenyakitsekarangyangdiderita(kongenitaldandidapat)
• Riwayatkelainanneurologisdankongenital,pengobatandankomplikasiyang
terjadi sebelumnya.
• Riwayatnyeriatauketidaknyamananpadasaatmiksi
• Riwayattindakanpenangananmasalahinisebelumnya(operatifdannonoperatif)
• Riwayatpenangananmasalahinisebelumnya
• Gayahidupsepertimerokok,alkoholdanpenggunaanobatterlarang
• Adanyagejalasepertistraining,intermitensi,pancaranmelemah,adanyapostvoid
drible.
Riwayat penyakit dahulu
• Mencakupmasalahmedislainnyasepertidiabetesmellitus,insufisiensivaskuler,
penyakit paru kronis , Cerebro Vascular Accident (CVA) sebelumnya dan adanya
hipertensi.
• Riwayatoperasisepertireseksiprostattransuretra,operasiuntukkondisistress
incontinence.
• Riwayatkondisifisikyangmempengaruhikemampuanfungsionalberkemih
• Riwayatnyeriatauketidaknyamananareasuprapubikatauperineal
• Keterbatasansosisalyangdisebabkanolehkarenainkontinensia
• Riwayattindakanpenangananmasalahinisebelumnya
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaanfisikyangdilakukanmeliputi:
• Pemeriksaanneurologiumum
• Buliteraba
• Vulva:prolapsdankebocoran
• Penis:stenosismeatuseksternal
• Pemeriksaanperrectal:tonussfingterani
Pemeriksaan neurologis khusus:
1. Pada sCi: dermatoma dan myotoma, tentukan diagnosis medik dan fungsional
2. Reflex-reflex:
• Reflekskremaster(L1-L2),
• Refleksbulbocavernosus(S2-S4),
• Refleksanal(S2-S4).
• Pemeriksaanneurologiskarenaakarsyarafsakral(S2-S4)menginervasiuretra
eksternaldansfingteranal.
3. Pemeriksaan kemampuan fungsional
153
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 2__________________________________________________________________
PEMERIKSAAN OtOt DASAR PANggUl DENgAN EMg-BIOFEEDBACK
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Persiapan kulit:
• Sebelumelektrodaditempelkan,permukaankulitdibersihkandariminyak&kulit
mati serta rambut yang berlebihan → untuk mengurangi impedansi kulit
• Rekomendasi:digosokdengankapasalkohol
• Hati-hati:jikakulitdibersihkansampaiiritasi,dapatmenggangguperekaman
biofeedback
2. Peletakan / aplikasi elektroda:
• Letakkansedekatmungkindenganototyangakandimonitoruntukmeminimalisir
rekaman aktivitas listrik otot-otot lain
• Posisisedemikianrupasehinggaadanyapergerakankulittidakmengubahposisi
elektroda terhadap otot
• Diletakkanparalelterhadaparahserabutototyangakanmemonitoraktivitasotot
dengan lebih baik dan mengurangi rekaman aktivitas luar
3. Seleksi feedback atau output mode,
• Visualfeedback
o Aktivitas raw ditunjukkan secara visual melalui osiloskop
o Aktivitas terintegrasi berupa: garis yang berjalan di layar monitor, lampu yang
menyala&mati,ataugrafikbatangyangdimensinyaberubahsebagairespon
terhadap sinyal terintegrasi yang masuk
o Jika memiliki sejenis meter, sinyal dapat dikalibrasi ke suatu unit yang terukur
seperti mikrovolt, atau hanya berupa skala relatif pengukuran → bisa digital atau
analog
• Audiofeedback
o Aktivitas raw dapat didengar
o berupa : tone, buzz, beep, atau click
o Peningkatan nada/frekuensi : penguatan kontraksi otot
o Penurunan nada/frekuensi: untuk relaksasi otot
4. Seleksi sensitivitas
• Sensitivitassinyaldapatdiaturpada1,10,atau100μV
• Sensitivitasyanglebihrendahdigunakanpadare-edukasiotot
• Secaraumum,rentangsensitivitasdiaturpadalevelterendahyangtidak
menimbulkan feedback pada saat istirahat
5. Posisi pasien:
tergantung pada tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan, posisikan pasien senyaman
mungkin
154
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
6. Proses pemeriksaan
• Carare-edukasi
o Kontraksiisometrikmaksimalpadaotottarget(6-10detik);feedbackvisual&
auditori harus maksimum dan dimonitor ketat
o di tiap kontraksi , pasien harus benar -benar mengistirahatkan ototnya, mode
feedback berada pada garis dasar atau nol (0), sebelum mulai berkontraksi lagi
o Kekuatan kontraksi rata-rata dicatat
• Cararelaksasi
o Posisikan pasien pada posisi relaks yang nyaman
o Pilih pengaturan awal sensitivitas yang tinggi, agar setiap aktivitas listrik dapat
dideteksi
o Pasien diminta mereleksasikan otot target.
o Pada saat pasien telah lebih relaks, jarak antar elektroda ditambah dan
sensitivitas ditingkatkan, dengan demikian pasien perlu lebih merelaksasikan
lebih banyak otot
o Catat kemampuan otot relaksasi
155
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 3__________________________________________________________________
PENgUKURAN KAPASItAS BlADDER
1. Persiapan Pemeriksaan
• WaktuPemeriksaan:
w untuk sCi: pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang telah lewat fase shock
w sebaiknya pemeriksaan dilaksanakan pada malam hari dimana pasien dapat
relaks dengan baik tanpa terganggu oleh aktivitas / kegiatan dan suhu ruangan
tidak terlalu panas (sekitar 240C)
w tidak dalam pengobatan dengan obat yang mempengaruhi fungsi bladder
(relaksan)
• Peralatanyangdiperlukan:
w Gelas yang diberi tanda pada volume air 150 cc
w nierbecken dan gelas ukur untuk mengukur volume urin. Pada pasien yang
belum mobilisasi atau tidak mampu bergerak dapat menggunakan diapers yang
telah ditimbang dalam kondisi kering.
w set kateterisasi steril, kateter nelaton dan xylocain gel
• PersiapanPasien
w menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan
w menjelaskan tahapan pemeriksaan
w memintakan persetujuan secara tertulis (informed consent)
2. Prosedur Pemeriksaan
• Pasiendimintauntukminum150ccperjam
• Padasaatterjadidribbling(mengompol),urinditampungdalamniebecken,
kemudian volume urin dribble diukur. Pada pasien yang belum mobilisasi, urin
dribble yang keluar ditampung oleh diapers kemudian ditimbang kembali. Volume
urindrible=Berat(diapersbasah-diaperskering)X1cc
• Segerasetelahdribblingterjadi,pasiendimintamiksispontan,volumeurinyang
keluar diukur. Apabila miksi spontan tidak ada, lakukan kateterisasi dan ukur residu
urin.
• Apabila4jamsetelahminumpertamatelahlewat,namuntidakterjadidribbling
ataupun pasien merasakan desakan hebat untuk miksi, maka kateterisasi perlu
dilakukan tanpa menunggu lebih lanjut. ukur volume urin.
3. Penilaian Kapasitas Bladder
KapasitasBladder=(Volumeurindribble+volumemiksispontan+volumeresiduurin)cc
156
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 4__________________________________________________________________
vOIDINg DIARynama Pasien :
tanggal :
PuKul minum/CAirAn miKsi sPontAn nGomPol (driblinG) KAterisAsi KeterAnGAn
06.00–07.00
07.00–08.00
08.00–09.00
09.00–10.00
10.00–11.00
11.00–12.00
12.00–13.00
13.00–14.00
14.00–15.00
15.00–16.00
16.00–17.00
17.00–18.00
18.00–19.00
19.00–20.00
20.00–21.00
21.00–22.00
22.00–23.00
23.00–24.00
24.00–01.00
01.00–02.00
02.00–03.00
03.00–04.00
04.00–05.00
05.00–06.00
Kesimpulan :
157
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 5__________________________________________________________________
ICE WAtER tESt
tujuan pemeriksaan ice Water test (iWt) adalah untuk menilai apakah fungsi otot
detrusor intak atau tidak, termasuk didalamnya fungsi sacral micturition Centre
PEMERIKSAAN IWT:
1. Peralatan:
• Setsterilecatheterization
• FolleyCatheter12-14F
• Xylocaingel
• TipCatheter50cc
• Aquagelasyangdisimpandalamfreezeragarmenjadies
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
• Memintakanpersetujuansecaratertulis(informedconsent)
• UntukSCI:pemeriksaaninidilakukanpadapasienyangtelahlewatfaseshock
• Sebaiknyapemeriksaandilaksanakansaatpasiendapatrelaksdenganbaik
tanpa terganggu oleh aktivitas / kegiatan dan suhu ruangan tidak terlalu panas
(sekitar 240C)
• Tidakdalampengobatandenganobatbladderrelaksan
• Obatemergensibilaterjadiautonomicdysreflexia
• PengukuranKapasitasBladder
3. Prosedur Pemeriksaan:
• Kosongkanbladderdengankateter
• Ambilairdariesyangmencair(temperatursekitar40C)sebanyak20-30%dari
volume bladder dengan tip catheter
• Masukanairestersebutkedalambladderdengankecepatansekitar200cc/
menit, kemudian klem ujung kateter dan keluarkan dari bladder.
4. Penilaian hasil:
• Positifkuat:kateterterdorongkeluarsebelumdicabutatauairakanmenyemprot
keluar dalam waktu 1 menit setelah dimasukkan
• Positiflemah:airakanmengalirkeluardalamwaktu1menitsetelahdimasukkan
• Negatif:setelah1menitairtidakkeluar
5. Dokumentasikan dan simpulkan hasil asesmen.
6. Catatan:
Pemeriksaan ini dapat dilakukan tersendiri dengan metode sederhana, atau
bersamaan dengan pemeriksaaan urodinamik. Pada pemeriksaan urodinamik maka
reaksi dan tekanan dalam bladder saat dimasukkan stimulus dingin akan termonitor.
158
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 6__________________________________________________________________
PEMERIKSAAN URODINAMIK PADA NEUROgENIC BlADDER
Pemeriksaan urodinamik merupakan pemeriksaan fungsi traktus urinarius bagian bawah
yang paling objektif. urodinamik video merupakan gold standard untuk pemeriksaan
urodinamik invasif pada pasien dengan nlutd. Apabila pemeriksaan ini tidak tersedia,
makaharusdilakukanfillingcystometriyangdilanjutkandenganpressureflowstudy.
PERSIAPAN PEMERIKSAAN:
• UntukSCI:pemeriksaanneuromuskulerlengkap,AsiaImpairmentScale(AIS),reflex-
Anocutaneal(ACR),reflexBulbocarvenosus(BCR)
• Voidingdiaryminimal3hariberturut-turut
• Freeuroflowmetrydanpencatatanresiduurinsedikitnya3kali
• Tidakdalampengobatandenganobatyangmempengaruhifungsilowerurinary
tract (lut). obat harus dihentikan minimal 48 jam sebelum pemeriksaan atau harus
dipertimbangkan dalam interpretasi hasil pemeriksaan.
• BladderdanBowelharusdalamkeadaankosong.Untukbowelperludipersiapkan
malam sebelum pemeriksaan terutama pada pasien sCi (neurogenic bowel)
• Obatemergensibilaterjadiautonomicdysreflexia
PEMERIKSAAN:
1. Peralatan:
• UrodymanicMachine
• Setcatheterizationstrile
• FolleyCatheter12-14F
• Xylocaingel
• Salinehangat
• CatheterforUPPwith3lumens9F
• CatheterforCystometry2lumens5F-6FwithTiemantip
• Rectalcatheter9F
• Pumptubeset
• Tubesetfor3externalPressuresensors
• Pressuretransducer
• EMGelectrode
• Pumptubeextension
• Urodynamicpumptube
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
• Memintakanpersetujuansecaratertulis(informedconsent)
3. Tes Uro-neurofisiologis spesifik
tes ini disarankan sebagai bagian dari pemeriksaan neurologis pasien. Pemeriksaan
ini terdiri dari:
• Elektromyografiototdasarpanggul,sfingteruretradan/atausfingteranal(dalam
159
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
konteksneurofisiologis).
• Pemeriksaankonduksisarafnervuspudendus
• Pengukuranlatensirefleksbulbocavernosusdanlengkungrefleksanal,
• Pemicuanrefleksdariklitorisdanglanspenis
• Tessensorikbladderdanuretra.
4. Jenis Prosedur Pemeriksaan
• FillingCystometry:Satu-satunyametodeuntukkuantifikasifungsipengisian,
memiliki kegunaan yang terbatas sebagai prosedur tunggal. tes ini lebih
bermakna jika digabungkan dengan urodinamik video. Pemeriksaan ini
diperlukan untuk mendokumentasikan status fungsi saluran kemih bagian
bawah selama fase pengisian. bladder harus dalam keadaan kosong saat
permulaan pengisian. Kecepatan pengisian harus sesuai dengan kecepatan
fisiologidenganmenggunakancairansalinehangat,karenapengisianyang
cepat dengan salin pada suhu ruangan bersifat provokatif. Kemungkinan
patologis yang ditemukan: overaktivitas detrusor, compliance detrusor yang
rendah, bladder abnormal, inkotinensia, uretra inkompeten.
• Detrusorleakpointpressure:Pemeriksaanspesifikinipentinguntuk
memperkirakan resiko kerusakan saluran kemih bagian atas atau kerusakan
sekunder bladder. dlPP >40 cmh2o akan berbahaya untuk saluran kemih bagian
atas. dlPP merupakan tes skrining, karena tidak memberikan gambaran durasi
tekanan tinggi ketika fase pengisian, yang dapat diperkirakan memiliki dampak
yang lebih besar pada saluran kemih bagian atas. dlPP yang tinggi memberikan
indikasi untuk pemeriksaan lebih lanjut dengan urodinamik video untuk
mendokumentasikanterjadinyarefluks.
• Pressureflowstudy:Pengukuran ini menggambarkan koordinasi antara
detrusor dan uretra atau dinding dasar panggul selama fase berkemih.
Pemeriksaaniniakanlebihbermaknalagijikadikombinasikandenganfilling
cystometry dan urodinamik video. dokumentasi fungsi saluran kemih bagian
bawah diperlukan saat fase berkemih. Patologis yang mungkin ditemukan:
underactivity/acontractility detrusor, dsd, uretra yang tidak relaksasi, residu
urin. sebagian besar tipe obstruksi yang disebabkan oleh nlutd adalah karena
dsd, uretra yang tidak relaksasi, leher bladder yang tidak relaksasi. Analisis
pressure-flowterutamamenilaijumlahobstruksimekanisyangdisebabkanoleh
kelainan mekanikal dan anatomis yang diturunkan serta memiliki manfaat yang
terbatas pada pasien dengan disfungsi saluran kemih bagian bawah neurogenik.
• Elektromiografi:Untukmencatataktivitassfingterekstenauretra,ototlurik
periuretra,sfingteranal,atauototlurikdasarpanggul.Intepretasiyangbenar
mungkin sulit dilakukan karena artefak yang ditimbulkan oleh penggunaan alat
lain. Pada urodinamik, tes ini berguna sebagai gambaran kasar kemampuan
pasien untuk mengontrol otot dasar panggul. Patologis yang mungkin
ditemukan:rekrutmenyangtidakcukupterhadapstimulispesifik(pengisian
bladder,kontraksihiperrefleksif,awalberkemih,batuk,Valsava,dll).
• Video-Urodinamik:Kombinasifillingcystometrydanpressureflowstudydengan
pencitraan adalah gold standard untuk pemeriksaan urodinamik pada nlutd.
Patologis yang mungkin ditemukan: semua yang disebutkan pada cystometri dan
pressureflowstudy,ditambahdenganpatologimorfologisLUTdansalurankemih
bagian atas.
160
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
Asesmen neurogenic bowel
DEFINISIAsesmen disfungsi bowel neurogenik adalah penilaian terhadap gangguan kontrol
volunter untuk buang air besar, karena adanya kerusakan pada kontrol saraf autonomik
dan somatic, sehingga menimbulkan masalah fecal incontinence (Fi) atau kesulitan
untukmengeluarkantinja(DWE=DifficultyWithEvacuation)
tUjUAN• Mengetahuitipegangguandefekasi
• Membantudalammenentukanbowelcareyangefisiendanefektif
• Mencegahkomplikasi
jENIS PROSEDUR• Asesmentanpaalat
w Pemeriksaanfisik
w bowel diary
• Asesmendenganalat
w Anorectal manometry
INDIKASI• Lesinervusperifer,neuropathy
• Lesikonus/Kauda
• Lesimedulaspinalissuprasacralinfrapontin
• Lesiserebralsuprapontin(parkinson,alzheimer,stroke)
• Cederapadasaatmelahirkan
• Anorectaltraumaataupascabedah
KONtRA INDIKASI• Pasiendengankesadaranmenurun
161
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• Pasiendengangangguanberbahasareseptif
• Pasiendengangangguanfungsiluhur/kognitif
• Pasientidakkooperatif
EFEK SAMPINg /KOMPlIKASI tINDAKAN• Autonomicdysreflexia
• Hemoroid
• Nyeri
• Lukadaerahmukosaanus
PERESEPAN• Pasientidakbolehdalamkeadaankondisilelah
• Pasienharusmampumemahamiinstruksi
• Pemantauanhasilterapidilakukantergantungkondisipasien
PROSEDUR /tAtAlAKSANA1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda asesmen yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuanpemeriksaan
• Menjelaskantahapanpemeriksaan
3. Pelaksanaan asesmen
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
DAFtAR PUStAKA 1. rodriguez G, King JC, stiens sA. neurogenic bowel dysfunction and rehabilitation,
in braddom rl: Physical medicine and rehabilitation. 4thed. Philadelphia : elsevier
saunders, 2011 : 619
2. linsenmayer t, stoneJ. neurogenic bowel and bladder in delisa’s Physical medicine
And rehabilitation 5th edition.2010: 1345
3. DoughtyDB.Urinary&FecalIncontinence.CurrentManagementConcepts.3rd
edition. st. louis, mosby elsevier, 2006
162
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 1__________________________________________________________________
PEMERIKSAAN UNtUK NEUROgENIC BOWEl
BAHAN DAN ALAT
• Handschooen
• Gel
• Reflexhammer
• PinPrick
• Kapas
ANAMNESIS:
• Riwayatdefekasi:frekuensi,volumedankonsistensifeses,dietseratdancairan,
merasa buang air besar tidak tuntas, kerasnya mengedan saat defekasi, dan gejala
lain seperti nyeri perut, kram atau gembung.
• Riwayatrincitentangprogrambowelpasienmencakuppengkajiancairan,diet,
aktivitas, medikasi dan aspek bowel care.
• Riwayatteknikdanoutcomebowelcare,mencakupjadwal,metodeinisiasi
(stimulasi kimia atau mekanik), teknik fasilitasi, lama waktu yang dibutuhkan, dan
karakteristik feses.
• Adanyasensasigastrointestinalataunyeri,sensasiuntukdefekasi,sensasiurgensi
dan kemampuan untuk menghindari inkontinens saat aktivitas valsava seperti
batuk, tertawa, bersin, dan lain-lain.
PEMERIKSAAN FISIK:
• Pemeriksaanfisikuntukmenegakkandiagnosis:
w Penyakit saraf: cedera medulla spinalis, Parkinson, stroke
w Penyakit thyroid
• Tandamalnutrisi,dehidrasi,penurunanberatbadan,kulitpucat,membranmukosa
kering, turgor kulit yang buruk, hipotensi ortostatik dan takikardia.
• PemeriksaanAbdomen:inspeksidistensi,hernia,dankelainan-kelainanlainnya,
perkusi ada atau tidaknya bising usus, dan palpasi masa dan tenderness
• Pemeriksaananorektal:inspeksianusadanyacelahorifisium,konturanus-bokong,
refleksano-kutan,integritasototpelvicfloor,tonussphincter,kontraksisphincter
volunter
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium:darahdanfeses
• Teknikinvasifuntukmengukurmotilitastraktusgastrointestinal:
w manometri, mengukur aktivitas kontraktil (tekanan intra luminal)
w barostat, mengukur tonus atau compliance
w tensostat, mengukur tekanan dinding
w Elektromiografi,mengukuraktivitasmioelektrik
163
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 2__________________________________________________________________
BOWEl DIARy
nama : ......................................................................................................
diagnosis : ......................................................................................................
bulan : ......................................................................................................
tAnGGAl WAKtu mulAi temPAt/Posisi metodA WAKtu
selesAiKonsistensi
Feses KeterAnGAn
Kesimpulan : ......................................................................................................
164
BAB 1 Asesmen KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
lAMPIRAN 3__________________________________________________________________
ANORECtAl MANOMEtRy
Anorectal Manometry merupakan alat ukur objektif dari sensasi anorektal,
rectoanal inhibitory reflex, tekanan yang ditimbulkan oleh sphincter complex dan
panjang kanal anal.
1. Persiapan Pemeriksaan
• Peralatanyangdiperlukan:
w Alat manometry computerized
w Anorectal manometry catheter
w rectal balloon
• PersiapanPasien
w menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan
w menjelaskan tahapan pemeriksaan
w memintakan persetujuan secara tertulis (informed consent)
2. Prosedur Pemeriksaan
• Pasiendiposisikanpadaposisiyangnyaman
• Masukkancatheterkedalamrectummelaluianalkanal.Catheteriniberisitransduser
peka terhadap tekanan
• Ujungakhirbagianrectaldaricatheterdihubungkandenganbalon,yangdiisidengan
udara setelah catheter masuk melewati rectum.
• Pasiendimintauntukmemberitahukapanmulaiterasarectumterisi,saatrectum
terasa penuh dan saat desakan kuat untuk defekasi, dan banyaknya volume udara
yang dimasukkan dicatat.
• Kemudianbalondikempeskansecaraperlahan-lahan.
• Rektoanalinhibitoryreflexdapatdihitungselamatessensasirectal,dimanatekanan
anal kanal saat isitirahat turun sebagai respons terhadap distensi rectal
• Tekananyangditimbulkanolehsphinctercomplexdiukursaatpasiendalamkondisi
“istirahat”dimintauntukmengerutkansphincteranaleksternalsepertiseakan-akan
menahan defekasi atau saat mengedan (melakukan valsava maneuver)
• Untukmenentukanpanjanganalkanal,pertama-tamamenentukanareadalamanal
kanal, dimana tekanan istirahatnya paling tinggi. Are tekanan tertinggi ini dihasilkan
oleh sphincter anal internal yang terletak pada anorectal junction. Jarak antara
anorectal junction sampai ke anus merupakan panjang anal kanal, umumnya sekitar
3 cm. laki-laki lebih panjang daripada wanita.
3. Penilaian Fungsi Bowel
• Padakeadaanrelaks,tekananistirahatmerupakantekanantonussphincteranal
internal sedangkan tekanan saat mengerutkan sphincter merupakan kemampuan
kontraktilitas dari sphincter anal eksternal dan otot dasar panggul. tekanan yang
terjadi saat mengedan adalah kemampuan pasien untuk merelaksasi sphincter
anal eksternal dan otot-otot dasar panggul saat adanya dorongan ke bawah
untuk defekasi. Pada saat ini umumnya tekanan intrarectal meningkat dan secara
bersamaan tekanan anal kanal menurun.
165
Asesmen dAn Prosedur KedoKterAn FisiK dAn rehAbilitAsi
• NilaiFisiologispemeriksaanmanometrypadaorangnormal
Catatan:
nilai ini harus disetarakan dengan usia dan jenis kelamin karena kurangnya data
normative3
PArAmeter nilAi normAl
Anal manometry
tekanan saat istirahat 40-80 mmhg
Kontraksi volunteer maksimum 80-160 mmhg
tekanan saat mengerutkan sphincter 40-80 mmhg (diatas tekanan saat istirahat)
Panjang anal kanal Wanita: 2,0-3,5 cm
Pria : 3,0-4,0 cm
Reflexinhibisianorectal Ada
sensasi rectal
sensasi terisi awal 20-40 ml
sensasi penuh 120-150 ml
rectal compliance 16,8±2 ml/cm h2o
167
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
2
168
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Definisitaping adalah suatu metode terapi taping pada kulit dengan menggunakan suatu
elastic tape. Prinsip kerja dari taping adalah memberikan kesempatan tubuh kita untuk
memproses kesembuhan secara alamiah dengan cara meningkatkan fungsi sistim
neuromuskuloskeletal dan sirkulasi.
TujuAnterdapat 5 efek fisiologis dari taping yaitu: terhadap otot, sendi, fascia, sistim sirkulasi
atau limfatik, dan kulit. taping dapat diberikan baik pada fase akut, sub akut maupun
kronik dan dapat digunakan sebagai terapi maupun pencegahan. terdapat 4 fungsi
utama taping yang telah diketahui, yaitu: (lihat bagan 1)
1. Meningkatkan fungsi otot
• Memperbaikikontraksiototataumeningkatkankekuatanototpadaototyang
lemah.
• Memberisupportpadaototagartidakcepatlelah
• Mengurangispasme,spastisitasataukontraksiototyangberlebihan.
• Melindungiototterhadapkemungkinansuatutrauma.
• MeningkatkanLGS.
• Mengurangidanmenghilangkannyeri.
2. Menghilangkan kongesti dan memperbaiki sistim limfatik
• Memperbaikisistimsirkulasidanlimfatiktubuh.
• Mengurangipanasberlebihandansubstansikimiaberlebihandarihasilproses
metabolisme tubuh pada jaringan.
• Mengurangiperadangan.
• Menguranginyeridanperasaantidaknyamanpadakulitdanotot.
3. Mengaktifasi sistim analgesik endogen
• Mengaktifasisistiminhibisispinal
• Mengaktifasisistiminhibisisarafperiferataudescendinginhibitorysystem.
Prosedur taping
169
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
4. Memperbaiki masalah sendi
• Memperbaikikesegarisansendiyangdisebabkanolehspasmeatau
pemendekan otot.
• Memperbaikitonusototdanabnormalitasfasiapadasendi.
• MemperbaikiLGSdanmenguranginyerisendi.
inDikAsi • Ototyangmemendek,spasmeataukram.
• Kelemahanotot,dropfoot,trendelenburggait.
• Muscleimbalance.
• Hypertropicscar,gangguanLGSkarenasofttissuesadhesion.
• Instabilitassendi,ligamentlaxity.
• Tendinitis.
• Problempostural:skoliosis,kyphosis,hyperlordosis.
• Edema,limfedema.
konTrA inDikAsi: Kontra indikasi absolut:
• Tapedipasangpadadaerahabdomenwanitahamil.
• Infeksikulityangsedangaktifatauselulitis.
• Lukaterbuka.
• Deepveinthrombosis(DVT).
Kontra indikasi relatif:
• Diabetesmellitus.
• Penyakitginjal.
• CADatauadabruitsdiarterikarotis.
• Kulityangrapuhatausedangdalammasapenyembuhanjaringankulit.
efek sAmping/komplikAsitidak ada komplikasi yang membahayakan akibat penggunaan taping, komplikasi yang
mungkin terjadi dapat berupa kemerahan dan gatal pada kulit karena reaksi alergi
(bilainiterjadi,segeralepastape,biasanyadalamwaktuseharialergiakanhilangdan
bila alergi semakin hebat dapat diberikan anti histamin oral atau topikal), dapat juga
terasa semakin nyeri terutama bila teknik pemakaiannya salah dan salah asesmen atau
diagnosisawalnya.
proseDur1. Persiapan peralatan: sesuai dengan jenis prosedur yang akan dilakukan
• KinesioTexGolddenganlebarstandar5cm.
• Guntingyangtajam.
• Kapasdanalkohol70%untukmembersihkandaerahyangakanditerapi.
2. Persiapan Pasien
• Menjelaskankepadapasientujuantindakan
• Menjelaskantahapantindakan
• Menjelaskanefeksampingdaritindakan.Gambar:KinesioTexGolddenganlebar standar 5 cm.
170
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
3. Pelaksanaan tindakan
Yang harus diperhatikan untuk mendapatkan teknik yang benar dan sesuai dalam
penggunaan Kinesio tape adalah:
a. Jenis tape standar yang dipergunakan ( tape standar yang direkomendasi adalah
kinesiotexgold),caramelepastape,besarnyatarikanatautegangantapeyang
diaplikasikan(tanpatarikanataupaperoff10-15%,ringan15-25%,sedang25-
50%,berat50-75%danpenuh75-100%,persendisiniadalahbesarnyatarikandari
kondisi tape tidak ditarik, kedua ujung tape tidak boleh ditarik ), besarnya tarikan
ini disesuaikan dengan tujuan terapi apa yang hendak kita capai (untuk inhibisi otot
yang tegang dan kondisi akut kita gunakan tegangan ringan, untuk memfasilitasi
otot yang lemah dan kondisi kronik kita gunakan tegangan sedang, untuk koreksi
mekanik kita gunakan tegangan berat, untuk koreksi fascia kita gunakan tegangan
sedang, untuk koreksi tendon atau ligamen kita gunakan tegangan berat atau
penuh, untuk koreksi fungsional kita gunakan tegangan penuh, untuk koreksi
limfatik kita gunakan tanpa tarikan), bentuk tape (lihat gambar 1) yang disesuaikan
dengan area yang akan diterapi (bentuk i, Y, X, jaring, kipas atau donat), arah tarikan
tape (untuk inhibisi otot yang tegang dan kondisi akut arah tarikan dari distal ke
proksimal atau dari insersi ke origo, sebaliknya untuk fasilitasi otot yang lemah dan
kondisi kronik arah tarikan dari proksimal ke distal atau dari origo ke insersi), setelah
tape menempel harus digosok untuk mengaktifkan daya lekat tape.
b. Persiapan pasien yang baik, terutama harus melihat ada tidaknya kontraindikasi dan
kondisi kulit atau area yang akan diterapi, kulit harus dalam keadaan bersih, tidak
berminyak akibat bekas pemakaian krim atau kosmetik yang akan mengurangi daya
rekat tape dan efektifitas tape.
c. daerah yang akan diberikan tape harus dalam keadaan teregang penuh dan sendi
harusdigerakkandenganLGSpenuh.
d. tujuan penggunaan Kinesio taping, secara garis besar dibagi dua yaitu untuk otot
(menginhibisi otot yang tegang atau memfasilitasi otot yang lemah) dan untuk
koreksi (koreksi mekanik, koreksi fascia, koreksi tendon, koreksi ligamen, koreksi
fungsional atau koreksi limfatik ).
Prosedur pelaksanaan:
a. Tentukanasesmenataudiagnosisawalberdasarkananamnesis,pemeriksaanfisik
atau pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai. Jangan lupa menanyakan status
alergi penderita.
b. Periksa daerah yang akan diberikan tape kemudian bersihkan daerah yang akan
diberikan tape dari minyak atau kotoran yang akan menurunkan daya lekat tape, bila
penderita mempunyai rambut yang banyak pada daerah yang akan diberikan tape
maka dapat dilakukan pencukuran terlebih dahulu.
171
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
c. Pasang tape dengan teknik yang disesuaikan indikasi atau tujuan pemasangan tape.
(lihat lampiran)
d. lakukan reasesmen setelah pemasangan tape dengan melihat bentuk, tekanan
dan daya rekat tape setelah dipasang, tanyakan keluhan penderita setelah tape
terpasang, bila terdapat reaksi alergi maka tape dapat dilepas, periksa kembali
kelainanyangdidapatpadasaatawalpemeriksaan.
e. Berikanedukasikepadapenderitatentangperawatantape di rumah ; boleh mandi
atau kena air, jangan mengeringkan tape dengan hair dryer, biarkan kering sendiri,
jangan menggunting atau menarik tape yang akan lepas, bila tape sudah lepas
sebagian, segera kontrol ke dokter yang memasangnya, jangan menggunakan krim
atau kosmetik di atas tape, pada saat mandi jangan menggosok tape terlalu keras.
f. Seluruhprosedurdiatasdilakukanbaikpadasaatawalpertamakalipenderita
datang maupun setiap kali datang berobat.
4. Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil tindakan
hasil yang dapat dinilai dari pemakaian Kinesio Taping :2,3,4
• Derajatnyeri.
• Fleksibilitasdanekstensibilitassendi.
• Kekuatanotot.
• LGS.
• Stabilitassendi.
• Hilangnyaperadanganataubengkak.
• Fungsiberjalan.
• Keseimbangandankoordinasi.
DAfTAr pusTAkA1. KaseK,WallisJ,KaseT.ClinicalTherapeuticApplicationsofTheKinesioTaping
Method.2nded.Tokyo:KenIkaiCo.Ltd;2003.p19-39.
2. KaseK.IllustratedKinesioTaping.4thed.Tokyo:KenIkaiCo.Ltd;2003.p6-12.
3. KinesioTapingAssociationInternational,KT1&2Workbook.2008.p14-180.
4. Kase K, stockheimer Kr. Kinesio TapingforLymphoedemaandChronicSwelling.
Tokyo:KenIkaiCo.Ltd;2006.p30-72.
172
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 1__________________________________________________________________
Kinesio TaPinG UnTUK oToT
1. Untuk inhibisi otot yang tegang, spasme atau memendek (Lihatgambar2)
• Bentukpotongantape i atau Y.
• Besartarikantaperinganatau15-25%.
• Arahtarikantape dari distal ke proksimal atau dari insersi ke origo, ujung
proksimal dan distal tape tidak boleh ditarik.
• Areayangditerapipadasaatmenempelkantempatfiksasiawaltape atau yang
disebut anchor harus dalam posisi netral kemudian dalam keadaan teregang
penuh saat menempelkan tape.
2. Untuk fasilitasi otot yang lemah (Lihatgambar3)
• Bentukpotongantape i atau Y.
• Besartarikantape sedangatau25-50%.
• Arahtarikantape dari proksimal ke distal atau dari origo ke insersi, ujung
proksimal dan distal tape tidak boleh ditarik.
• Areayangditerapipadasaatmenempelkantempatfiksasiawaltape atau yang
disebut anchor harus dalam posisi netral kemudian dalam keadaan teregang
penuh saat menempelkan tape.
lAmpirAn 2__________________________________________________________________
Kinesio Taping UnTUK KoreKsi
1. Koreksi mekanik (lihat gambar 4)
• Bentukpotongantape i atau Y.
• Besartarikantapeberatatau50-75%.
• Teknikpemasangantape Y dengan tegangan pada buntut atau tegangan pada
dasar, tapeIdenganteganganpada1/3tengah,ujungproksimaldandistaltape
tidak boleh ditarik.
Gambar 2. Kinesio taping bentuk i
untuk inhibisi otot dimana arah tarikan tape dari
insersi ke origo.2
Gambar 3. Kinesio taping bentuk i
untuk fasilitasi otot dimana arah tarikan
tape dari origo ke insersi.2
Gambar 4. Koreksi mekanik dengan bentuk tape Y (a. tegangan pada
buntut, b. tegangan pada dasar, dan c. tegangan
pada tape)
a.
b.
173
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
2. Koreksi fascia (lihat gambar 5)
• BentukpotongantapeY.
• Besartarikantapesedangatau25-50%.
• Teknikpemasangantapeosilasidaritepiketepiataupanjangdanpendek,
tegangan dapat pada dasar atau pada buntut, ujung proksimal dan distal tape
tidak boleh ditarik.
• Fasciayangakandikoreksiberadadibawahteganganpadatapebisapada
buntut atau pada dasar tergantung luas fascia dan bentuk fascia yang akan
dikoreksi.
c.
3. Koreksi space (lihat gambar 6)
• BentukpotongantapeI,donuthole,atauwebcut.
• Besartarikantapesedangatau25-50%padapertengahandasaruntuktapeI
danpada1/3tengahpadatapedonutholedanwebcut.
• BentukpotongantapeYdenganteganganpadabuntutsepertipadakoreksi
fascia juga dapat digunakan untuk koreksi space.
Gambar 5. Koreksi fascia dengan bentuk tape Y tegangan pada dasar.2
Gambar 6. Koreksi space (a. bentuk tape i dengan tegangan pada bagian tengah, b. bentuk tape donnut hole dengan tegangan pada bagian tengah)2
174
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
4. Koreksi tendon (lihat gambar 7)
• BentukpotongantapeI
• Besartarikantapeberatatau50-75%.
• Ujungproksimaldandistaltapetidakbolehditarik.
• Posisikantendondalamkeadaanteregangpenuh.
Gambar 7. Koreksi tendon achilles.2
5. Koreksi ligamen (lihat gambar 8)
• BentukpotongantapeIdenganpanjangyangdisesuaikanpanjangligamen.
• Besartarikantapepenuhatau75-100%.
• Ligamenyangakandikoreksiberadadibawahtape.
• Ujungproksimaldandistaltapetidakbolehditarik.
Gambar 8. KoreksiligamenMCL.2
6. Koreksi fungsional (lihat gambar 9)
• BentukpotongantapeI,panjangtapeadalahdisesuaikandengansendiyang
akankitakoreksi,minimal4incidiatasdandibawahsendiyangakandikoreksi.
• Besartarikantapeberatatau50-75%.
• TapedipasangdalamkeadaanposisinetralkemudiandigerakkandenganLGS
penuh sesuai dengan arah yang kita harapkan, misalnya kita akan membantu
dorsofleksi kaki, maka setelah ujung tape pada bagian distal kaki kita tempel,
posisikan kaki pada keadaan dorsofleksi penuh kemudian kita tarik tape untuk
menempelkan ujung proksimal tape, setelah ujung proksimal tape kita tempel,
kita posisikan kaki pada posisi plantar fleksi sambil merekatkan tape, hal ini
sebaliknya jika kita akan membantu plantar fleksi.
• Ujungproksimaldandistaltapetidakbolehditarik.
175
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
7. Koreksi limfatik 4(Lihatgambar10)
• Bentukpotongantape jaring.
• Besartarikantaperinganatau15-25%.
• Arahtarikantape menyesuaikan aliran limfatik daerah yang diterapi, anchor
pada daerah proksimal area yang tidak bengkak dan jaring – jaring mengelilingi
daerah yang bengkak.
• Ujungproksimaldandistaltape tidak boleh ditarik.
Gambar 9. Koreksi fungsional untuk membantu dorsofleksi kaki. 2
Gambar 10. Koreksi limfatik pada tungkaibawah.2
176
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Prosedur dry needling
Definisi dry needling adalah prosedur atau tindakan rehabilitasi medik untuk deaktifasi dan
desensitisasidaritriggerpointdengancaraberulang-ulangmenusukanataumemutar
jarum .
TujuAnuntuk mengurangi nyeri secara mekanik dengan memecah nodul fibrotic yang
menekan ujung saraf.
inDikAsi• Myofascialtriggerpointsyndrome(MTPS)
konTrA inDikAsi • Kelainanperdarahan(koagulopati,trombositopenia)
• Dalamterapiantikoagulan
• Infeksilokal
• Imunosupresan
• Gangguanpsikiatri(ansietas,paranoid,schizophrenia)
• Pasienyangtidakkooperatif,rasatakut
efek sAmping / komplikAsi TinDAkAn• Postinjectionsoreness
• Reaksivasovagal
• Perdarahan
• Infeksi
• Shockanaphilaksis/Neurogenicshock
• Pneumothoraks
• Syncope
177
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
BAhAn DAn AlAT• Lidocaine1%atauProcain0,5%
• Hydrocortisoneacetate25mg/ml
• Isotonicsalinesolution(NaCl0,9%)
• Disposablesyringe1mlatau3mldenganjarum25G
• Disposableneedledenganjarum25G,27Gataumenggunakanjarumakupuntur
• Povidoneiodine
• Alcoholswab
• Gaassteril
• Plester
• Sarungtangan(sebaiknyasteril)
ProsedUr
1. Persiapan peralatan
2. Persiapan Pasien
• Menjelaskankepadapasiendankeluargatentangtujuan,manfaatsertaefek
samping tindakan dry needling
• Menjelaskantahapantindakanpenyuntikandanototyangakandisuntik
• Memintapasien/keluargamenandatanganipernyataanpersetujuantindakan
medik
• Pemeriksaantandavitaldanstatusgeneralis
3. Pelaksanaan tindakan
• Posisikanpasiensesuaidenganototyangakandilakukandryneedling,bantu
dengan memberikan penyanggah atau bantalan agar pasien rileks dan otot
tidak tegang.
• Identifikasitriggerpoint,nodulatautautbanddanberitandadengantepat.
(trigger point dapat ditentukan dengan alat dolorimeter atau algometer).
• Sterilkankulitlokasiinjeksimula-muladenganpovidoneiodine,kemudian
dengancairanalcoholsetiapkaliminimal3kaliusapan
• Untuktriggerpointyangsuperficialdapatmenggunakanjarum27G,sedangkan
untukototyanglebihdalamdapatmenggunakanjarum25G.Jarumtidakboleh
ditusukkan sampai habis.
• Jepitkulitbagianatastriggerpoint,tautbandataunoduldiantaraibujaridan
jari telunjuk atau antara jari telunjuk dan jari tengah. Jepitan jari mengisolasi
nodul atau taut band agar tidak bergeser dari jalur jarum.
• Jarumditusukkankuranglebih1sampai1,5cmdariposisitriggerpointuntuk
memfasilitasiarahjarumkedalamtriggerpointdengansudut30o
• Gunakantehnik“fast-infast-out”untukmemicuLTR(LocalizedTwitchReaction).
Kedutanlokalinibertujuanuntukmemperkirakanefektivitasdaritindakan.
setelah menusuk trigger point, pastikan jarum tidak menusuk lumen pembuluh
darah.
• Lakukanpenusukanjarumberulang-ulangsekitarnodultanpamenarikjarum
ke luar., apabila tindakan dry needling ingin ditambahkan dengan menyuntikan
obat anastesi lokal atau obat lainnya, maka suntikan tersebut dapat segera
dilakukan setelah tindakan menghancurkan nodul
• Tindakandryneedlingdapatdilanjutkankenodulatautautbandyanglain.
• Setelahselesai,lakukanpereganganpenuhsecaraaktifpadaotot-ototyang
diinjeksi.
178
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
4. dokumentasi
• Indikasimedik
• Otot-ototyangditerapidengandryneedling
• Penggunaanlokalanaestesi
• Catatbilaadapenyulitataukomplikasi
evAluAsi • Nyeriberkurang
• Tautbanddannodulmenghilang
• Spasmeototberkurang
• Aktivitasfungsionalmeningkat
Untuknyeriakut,dryneedlingdapatdilakukan2-3kaliperminggu(denganpenusukan
pada tempat yang berbeda). Pada fase subakut dapat dilakukan 1 kali per minggu atau
per2minggu.
DAfTAr pusTAkA• LavelleED,LavelleW,SmithHS.MyofascialTriggerPoints.JournalofAnesthesiology
Clin25(2007):841-851
• TanJC.PracticalManualofPhysicalMedicineandRehabilitation.Mosby,1998:412-
13
• TravellJG,SimonsDG.MyofascialPainandDysfunction.TheTriggerPointManual.
Baltimore,William&Wilkins,1983:60-61,83-84
Gambar 1. Gambarancross-sectional
yang menunjukkan palpasi taut band (black ring)
dan trigger pointnya (titik merah) yang hanya bisa
diakses dari satu arah, seperti pada infraspinatus.
a, Kulit didorong ke satu sisi untuk memulai palpasi.
b, ujung jari bergeser searah dengan derat otot untuk merasakan tekstur
tautbanddibawahnyayang menyerupai
gumpalan.C,ototdidorongkesisiyangberlawanan
saat selesai palpasi.
179
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Gambar 2. Gambarancross-sectionalyang menunjukkan palpasi jepitan taut band (black ring) dan trigger pointnya (titik merah). Palpasi jepitan digunakan pada otot yang dapat diangkat diantarajari-jari,sepertisternoclidomastoid, pectoralis major, dan latissimus dorsi. a, serabut otot dijepit dengan ibu jaridanjari-jarilain.B,taut band yang keras akan terasa dengan jelas saatjari-jarimelewatinya.Perubahan sudut phalang distal membuat membentuk gerakan maju mundur yang akan memperjelas detail taut band.C,ujungtautbanddapat ditentukan dengan jelas saat terlepas dari antarajari-jari,biasanyadisertai dengan respon kedutan local.
Gambar 3. Gambarcross-sectionalpalpasiuntukmelokalisasitautbanddanmenfiksasitriggerpointuntukinjeksi.AdanB,menggunakantekananbergantianantara2jariuntukmengkonfirmasilokasitautband.C,memposisikantautbanddipertengahanantaraduajari untuk injeksi trigger point yang terdapat di dalam taut band.
180
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Prosedur spray and strech
Definisispray dan stretch adalah suatu prosedur tindakan rehabilitasi medik yang digunakan
untuk mengatasi nyeri akibat spasme otot dan atau trigger point (tP) yang aktif. Yang
dimaksud dengan trigger point adalah area sensitif pada otot, fascia, tendon, ligament,
periosteumataupericapsular,yangpadasaat”aktif”menyebarkannyeripadaarea
tertentu lainnya atau area nyeri rujukan.
TujuAnspray and stretch terapi bertujuan untuk mencapai relaksasi dari otot yang spasme
atauareatriggerpointmelaluiefekdingindarivapocoolantyangsecaratidaklangsung
menghambatnyeridanreflexregangspinal,yangsecarareflektifmerelaksasiototdan
memudahkan dilakukannya terapi peregangan.
inDikAsi • Spasmeotot
• Tenderspotarea
• Myofascialtriggerpointsyndrome(MTPS)
• Fibromyalgia
konTrA inDikAsi• Penderitadalamkeadaantidaksadar
• Adanyalukadikulit/infeksi
• Adanyaoedema
• Dugaanfraktur,dislokasisendi
efek sAmping/komplikAsi• Dapatterjadipatahtulang
• Dapatterjadidislokasisendi
181
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
BAhAn DAn AlATVapocoolantsprayyangdigunakan:
• Aethylchlorida
• Fluorimethan
Fluorimethan lebih aman karena tidak mudah terbakar, tidak mudah meledak dan
secara kimia stabil, tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit
proseDur TinDAkAn1. Persiapan peralatan
2. Persiapan Pasien
• Menjelaskankepadapasientujuantindakan
• Menjelaskantahapantindakan
• Menjelaskanefeksampingdankomplikasidaritindakan
• Pasientidakbolehmerasaterlaludingin,bagianyangtidakditerapidiselimuti
atau sebelumnya diberi kompres panas.
• Pastikanpasientidakdalamkeadaanlaparatauhipoglikaemi
• Periksaadakahketerbatasangerakdanaktivitasyangterganggu
3. Pelaksanaan tindakan
• Pasiendiposisikanpadaposisinyamandanrelaks
• Penentuanotot-ototyangspasmeatauototdimanaterdapattriggerpointsyang
aktif dan otot nyeri rujukan
• Fiksasisalahsatuujungototsehinggatekanandapatdilakukanpadaujungotot
yang lain, agar dapat diregang secara pasif.
• Lindungiareamatabilamenyemprotdidaerahwajah
• Pegangvapocoolantspraysetinggi45cmdarikulit,arahkansemprotandengan
membentuksuduttajam300denganpermukaankulit.
• Vapocoolantspraydisemprotkanparallelsatuarahdenganserabutotot,
dengankecepatansemprotansekitar10cmperdetik.Bersamaandengan
menyemprotvapocoolantlakukanperegangansecarapasifselama30detik
perlahan-lahandengantekanantetap.Semprotanharusdiberikandimulaidari
tempatperlekatanototdiatastriggerpointsdanmelewatireferencezone.
• Kemudianhangatkankulitdenganhotmoistpackuntukbeberapamenit,diikuti
olehlatihanperegangansendisecaraaktifdanperlahan-lahanolehpasien
sampai mencapai lingkup gerak sendi penuh. Peregangan otot sebaiknya dilakukan
bersamaan dengan ekspirasi pernafasan
• Prosesinidapatdiulangsampai5kali.
• Bilakulitsudahkembalihangat,prosedursprayandstretchdapatkembalidiulang.
4. Mendokumentasikan hasil tindakan
penilAiAn• Berkurangnyanyeri,danspasmeotot
• Hilangnyanoduldantautbandareatrigger
DAfTAr pusTAkA 1. TanJC.PracticalManualofPhysicalMedicineandRehabilitation.Mosby,1998:412-22
2. TravellJG,SimonsDG.MyofascialPainandDysfunction.TheTriggerPointManual.
Baltimore,William&Wilkins,1983
182
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Tehnik spray and stretch pada area kepala dan leher
183
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Tehnik spray and stretch pada area kepala dan leher
184
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Tehnik spray and stretch pada area batang tubuh
185
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Tehnik spray and stretch pada area ekstremitas atas
186
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Tehnik spray and stretch pada area ekstremitas atas
187
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Tehnik spray and stretch pada area ekstremitas bawah
188
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Tehnik spray and stretch pada area ekstremitas bawah
189
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Definisi:injeksi muskuloskeletal merupakan salah satu tindakan dalam tata laksana
komprehensif nyeri dan inflamasi pada sistem muskuloskeletal dalam konteks
kedokteran fisik dan rehabilitasi.
TujuAn:• Mengurangiinflamasimuskuloskeletalsehinggamemperbaikifungsigerakdan
mengoptimalkan latihan dan tindakan terapi fisik.
• Menggurangi,menghilangkanrasanyeriakutataukronik
jenis proseDur• TendinitisBicipitalis
• Tendinitisototgelangbahu(RotatorCufftendinitis)
• EpikondilitislateralatauTennisElbow
• EpikondilitisMedialatauGolferElbow
• Bursitisolecranon.
• TenosinovitisDeQuervain
• ArthritissendicarpometacarpalI
• Triggerfinger
inDikAsi• Inflamasipadasistemmusculoskeletal(tendon,bursa,dansendi)
konTrA inDikAsi• Adanyainfeksikulitpadasekitartempatinjeksi
• Gangguankoagulasiataukecenderunganperdarahan
• Diabetesmellitusyangtidakterkontrol
Prosedur injeksi muskuloskeletal
190
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
efek sAmping/komplikAsi• Rupturetendon
• Nyeri
• Infeksi
• Atrofijaringanlunak
• Depigmentasi(akanhilangdalamwaktu6-12bulan)
• Alergi
peresepAn • Triamcinoloneacetonide20mg,methylprednisolone40mgatauhydrocortisone
acetate20mg
• Lidocain1%4ml
BAhAn DAn AlAT- Jarum&SpuitDisposible
- Sarungtangan
- Alkohol&Betadine
- Lidokain
- Steroid
- USGmusculoskeletal
proseDur- ManUal
1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda tindakan yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuantindakan
• Menjelaskantahapantindakan
• Menjelaskanefeksampingtindakan
3. Pelaksanaan tindakan
4. Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil tindakan.
- UlTrasoUnd GUided
1. Persiapan peralatan: UsG musculoskeletal dan sesuai dengan metoda
tindakan yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
• Menjelaskankepadapasientujuantindakan
• Menjelaskantahapantindakan
• Menjelaskanefeksampingtindakan
3. Pelaksanaan tindakan
4. Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil tindakan.
DAfTAr pusTAkA1. ArnoldW,FullertonDSP,HolderS,MayCS.Viscosupplementation:Managedcare
issuedforosteoarthritisoftheknee.JManagCarePharm2007;13(4)(suppl):S3-S19.
2. BuckwalterJA,EinhornTA,MandelbaumBR,StollerDW.OAtodayandtomorrow:
Maintainingfunctionwithearlyintervention.Availableeturl:http://www.medscape.
org/viewarticle/436984.Citedat:17June2011
191
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
3. SilverT.Jointandsofttissueinjection.4thed.Oxford:RadcliffePublishingltd2007:
71-76.
4. WenDY.Intra-articularHyaluronicAcidinjectionsforkneeOsteoarthritis.AmFam
Physician2000;62:565-70,572
5. Marshall.KW.OpposingviewsinthetreatmentofOAoftheknee:TheCase
foraggressiveviscosupplementationinthetreatmentofkneeOA.Medcape
OrthopaedicEducation.Availableaturl:http://www.medscape.org/
viewarticle/416506_4.Citedat:17June2011
6. SpitzerAI,ArnoldW.ViscosupplementationforOsteoarthritisoftheknee:Strategies
toimprovepatientoutcomes.MedcapeOrthopaedicEducation.Availableaturl:
http://www.medscape.org/viewarticle/581361.Citedat:17June2011.
7. ZuberTJ.Kneejointaspirationandinjection.AmFamPhysician2002;66:1497-
500,1503-4,1507,1511-2
8. WittichCM,FicaloraRD,BeckmanTJ.Musculoskeletalinjection.MayoClinProc2009;
84(9):831-837.
9. CardoneDA,TalliaAF.Diagnosticandtherapeuticinjectionofthehipandknee.Am
FamPhysician2003;67:2147-52.
10.SaundersS,LongtworthS.Injectiontechniquesinorthopaedicandsportmedicine.
3rded.London:ElsevierChurchillLivingstone,2006:102-103.
11.JacksonDW,EvansNA,ThomasBM.Accuracyofneedleplacementintotheintra-
articularspaceoftheknee.JBJS2002;84:1522-1527
12.Chaves-Chiangetal.Thehighlyaccurateanteriolateralportalforinjectingthe
knee.SportMedicine,Arthroscopy,Rehabilitation,Therapy&Technology2011,
3:6.CuccurulloJ.S,BrownD,PetagnaPlattH,StraxTE.Musculoskeletalinjection
skills competency in physical medicine and rehabilitation residents : a method for
developmentandasseeement.AmJPhys.Med.Rehabil2004;83:479-485.
13.AndersonBC.Guidetoarthrocentesisandsofttissueinjection.ElsevierSaunders,
2005.
14.GeorgeLV,HanKJ.GillianHA,DanaJ.Fam’smusculoskeletalexaminationandjoint
injectiontechniques.Mosby,2010.
15.SaudersS,GordonC.InjectionTechniquesinorthopedicandsportmedicine.WB
Saunders,2005.
16.Waldman.AtlasofPainmanagementinjectiontechniques,2nded.WBSaunders,
2007.
17. nicholas We, James rn. injection procedures in physical medicine and rehabilitation.
Ed:DeLisaJA.LippicottWilliam&Wilkins,2010.
18.GerardVP,WiliamG.Injectionofperipheraljoint,bursa,tendonsheathsandtendon
insertions.In:PM&RSecret3rded.Mosby,2008.
19.CuccurulloJS.Physicalmedicineandrehabilitationboardreview.Demosmedical
publishing.
20.GrossJM,FettoJ,RosenE.Musculoskeletalexamination3rded.WilleyBlackwell,
2009.
192
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 1__________________________________________________________________
injeksi pADA TenDiniTis BicipiTAlis
merupakan inflamasi tendon bicep longus akibat friksi mekanik dan iritasi tendon
saatbergerakpadabicipitalgrooveanteriorhumerus.Aktivitasmengangkatlengan
membuat perubahan spectrum patologis termasuk diantaranya inflamasi, rupture
mikro, inflamasi kronis, perubahan degenerasi mucoid dan rupture tendon. Faktor
resikoterjadinyarupturetendonyaituperubahandegenerasimucoid.Cederasaat
mengangkatbebanberat,usialebihdari62tahunsertariwayattendinitisberulang.
Gejalanyeripadabahuanterior,saatfleksibahudanaktivitasmengangkatyang
melibatkanfleksisiku,bertambahsaataktivitas,masihmerasakannyerisaatistirahat
malamhari.Seringdisertaitendinitissupraspinatusatau“impingementsyndrome”.
mengeluhkan sensasi seperti dicubit di sisi lateral lengan atas saat mengangkat tangan.
Pemerikasaan fisik speed test dan yeargason test dan test untuk memastikan adanya
impingement supraspinatus.
PeresePan
Triamcinolon40mgdalam1-2mllidocain0,5%denganjarum1,5inch25G.
TehniK
• Posisikanlenganpadasupinasi,bahurotasieksternal45derajat.
• Disisilateralprocesuscoracoidsterdapattuberositasminor,kemudiancariinsersi
tendon bicipital pada alur bicipital.
• Tusukkanjarumsampaimenyentuhperiosteum,tariksedikit,kemudianinjeksikan,
jangan sampai ada tahanan. hindari injeksi pada tendon.
• Janganlakukanaktivitasmengangkattangansampai3haripertamapascainjeksi.
hindarkan atau batasi gerakan mengangkat beban dan mengangkat tangan keatas
kepala jika masih sakit. latihan beban pendulum dimulai hari ke 4.
• Injeksidapatdiulang6minggukemudianjikaperbaikanhanya50%.
• Pasiendapatkembalikeaktivitasbiasaatauolahragajikatonusototsudahnormal.
193
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 2__________________________________________________________________
injeksi pADA TenDiniTis roTATor cuff
Diawalidenganmikrotraumapadamuskulotendinousbahu(ototsupraspinatusdan
infraspinatus), Predisposisi adalah gerakan yang berulang yang meliputi gerakan
mengangkat tangan, menarik, mendorong, mengangkat dengan lengan terlalu
teregang. hal ini akan menekan dan mengiritasi tendon (subacromial impingement).
Gejalayangditemukanadalahtidakdapatfleksidanrotasieksternaljikaterjadi
tendinitis infraspinatus, keterbatasan abduksi jika tendinitis supraspinatus.
Pemeriksaan fisik meliputi test drop arm positif untuk rotator cuff tear komplit, tes Jobe
untuksupraspinatus,tesHornbloweruntukototinfraspinatus,tesNeerandHawkin
untuk shoulder impingement syndrome (tendon supraspinatus dengan coracoacromial
ligament),tesGerbersubcoracoiduntukimpingementtest(antararotatorcuffdengan
processus coracoid).
PeresePan
20mgtriamcinolonedan1%lidocaindalam4ccdengansyringe5mljarum1,5inchi
21G
TeKniK
• Carisisilateralacromionpadatitiktengahdantusukkanjarumsedalam1inci,
berjalan paralel dengan sudut acromion kearah bursa subacromion.
• Jikadijumpaihalangansaatjarummasuktariksedikithindariperiostealataupun
tendon.
• Janganmelakukangerakanmengangkat,mendorong,menarikdanmemberi
tekananlangsungpadabahuuntuk3haripascainjeksi.Latihanperegangan
pendulum dimulai hari ke 4.
• Gerakanmengangkatdapatdimulaisaatsakitberkurang.Latihanatauaktivitas
biasadapatdilakukansampaitonusmembaik75%
194
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 3__________________________________________________________________
injeksi pADA epikonDiliTis lATerAlis (Tennis elBow)
Merupakancederatendonextensor(biasanyaExtensorcarpiradialisbrevis),akibat
gerakan menggenggam yang berlebihan dan berulang seperti mengangkat, memaku,
memeras sehingga menyebabkan robekan mikro. inflamasi sekunder dapat menjadi
kroniskarenapengunaanterusmenerus.Pemeriksaandengantenniselbowtest.
PeresePan
Triamcinolone10mg,dalam0,75mllidocaine2%jarum25G.0,5inchi
TehniK
• Pasiendudukdengansikudisanggapadasudutyangtepatdanlenganbawah
dalamposisisupinasi(fleksisiku90derajat)
• Temukanfacetsebelahanteriorpadaepicondylelateral,tetapkanareanyeri,
tusukkan jarum sejajar dengan cubital crease tegak lurus terhadap facet sampai
menuju tulang, tarik sedikit, masukkan cairan kedalam tendon tersebut (injeksikan).
Jangan di injeksi jika ada halangan.
• Istirahat10haripascainjeksi,jikainginmengangkatbebansebaiknyadalamposisi
lengan supinasi, sehingga yang bekerja adalah otot fleksor.
• Setelah1minggudapatdimulailatihanpereganganototekstensor.Latihan
penguatan otot dimulai jika tidak nyeri saat ekstensi .
Ultrasound guided
195
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 4__________________________________________________________________
injeksi pADA epikonDiliTis meDiAlis (golfer elBow)
Merupakancederatendonfleksorterutamatendonfleksorcarpiradialisbreviskarena
penggunaan berlebihan seperti gerakan memeras, mengangkat, memukul serta
aktivitasolahraga.Padapemeriksaanfisikdidapatkannyeripadamedialsiku,nyeripada
gerakan resistif fleksi pergelangan tangan dan pronasi lengan.
PeresePan
Triamcinolone10mgdalam0,75mllidocaine2%,jarum25G0,5lml
TehniK
• Pasiendudukdengantanganposisiekstensi.
• Temukanfacetantaratendonfleksorpadaorigonyadiepicondilusmedialis,
tetapkan area nyeri, kemudian tusukkan jarum tegak lurus sampai menyentuh
tulang, tarik, lalu suntikkan secara pepperin (dibagi beberapa tempat).
• Istirahatkanselama1minggukemudianlakukanlatihanperegangandanlatihan
penguatan otot.
• Injeksidapatdiulangsetelah6minggu.
196
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 5__________________________________________________________________
injeksi pADA BursiTis olecrAnon
merupakan inflamasi kantong bursa yang terletak antara prosesus olecranon ulna dan
kulit diatasnya. biasanya disebabkan oleh trauma tekan berulang. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nyeri tekan dan bengkak di belakang siku dan nyeri pada gerakan siku
saat fleksi pasif dan ekstensi resistif.
PeresePan
Triamcimnolone20mgdenganjarum23G1inchisyringe2ml.
teKniK
• Pasiendudukdengansikufleksi90derajat
• Tetapkanpusatnyeribursa,masukkanjarumdansuntikkan.
• Istirahatkandanhindaritekananpadasendisikuselama1minggu
197
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 6__________________________________________________________________
injeksi pADA TenosinoviTis De QuervAin
Merupakaninflamasitendonekstensorpollicisbrevisdanabductorpollicislongus.
Predisposisi adanya gerakan menggenggam berulang dan tidak biasa sehingga
menyebabkangesekandaniritasitendonpadasnuffboxdimanatendontersebut
melewatidistalradi.
Pada pemerikasaan fisik didapatkan nyeri pada regio procesus styloid radialis dan
pangkal ibu jari. nyeri saat resistif abduksi dan ekstensi ibu jari, fleksi pasif ibu jari.
PeresePan
Triamcinolone10mg,denganlidocain2%0,75mldengansyringe1mljarum25G0,5”.
TehniK
SYRINGE needle KENALOG40 LIDOCAINE TOTALVOLUME
1 ml 2500.5inch(16 mm) orange
10mg 0.75ml2% 1 ml
Ultrasound guided
needle
• Posisikantangansecaravertikal(tegaklurus)denganibujariagakfleksi,identifikasi
gap antara dua tendon pada basis metakarpal i (dua tendon), kemudian tusukkan
jarumtegakluruskedalamgapdanarahkankeproksimaldiantaratendon-tendon
lalu suntikkan jarum diantara ke dua tendon.
• Masukkancairansebagaiboluskedalamtendonsheath
• Istirahatkandanhindarigerakanyangmenyebabkannyeriselama1minggu.Harus
diberikan penjelasan pada pasien yang kurus tentang kemungkinan terjadinya
depigmentasi dan atropi pada tempat injeksi.
198
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 7__________________________________________________________________
injeksi pADA ArThriTis senDi cArpomeTAcArpAl i
merupakan arthritis sendi ibu jari. osteoartritis merupakan penyebab arthritis yang
sering dijumpai. nyeri, bengkak dan deformitas tulang terjadi antara artikulasi
metacarpaldantrapezium.Padakasuskronisdapatterjadihilangnyatulangrawan
sendi, terbentuknya osteofit dan subluksasi tulang metacarpal. dapat terjadi gangguan
fungsi menggunakan pensil atau membuka botol. dari pemeriksaan fisik didapatkan.
• Watsonstresstest:jariposisiekstensi,dengandorsummanusdiatasmeja.Dorong
ibu jari kearah meja, test dinyatakan positife jika sakit.
• Nyerisaataduksipasifibujaridantidakdapatdiektensikansecarapasif.
PeresePan
Triamcinolone10mgdalam0,75mllidocaine2%dengansyringe1mljarum25G0,5”
TehniK
• Pasiendenganposisitanganditengahdanibujarikeatas.
• Caricelahantarametacarpaldantrapezium.Tusukkanjarumpadacelahtersebutdan
suntikkan.
• Pascainjeksi,jaridapatdigerakkansesuaitoleransinyeri.
199
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 8__________________________________________________________________
injeksi pADA Trigger finger
Merupakaninflamasitendonflexordigitorumsuperficialis,yangdisebabkanoleh
tekanan berulang pada caput tulang metacarpal. Jika hal ini berlangsung kronis akan
menyebakan penebalan tendon, sehingga menyebabkan gerakan jari terhambat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri saat gerakan fleksi dan ekstensi, kadang disertai
gerakan jari terhenti sesaat/macet. bisa didapatkan nodul tendon pada dasar jari.
PeresePan
Triamcinolone10mgdengan0,25mllidocaine2%1mldengansyringe1mljarum25G
0,5“
TehniK
• Pasiendengantelapaktanganterbuka,temukantendonnodulyangsakit.
• Tusukkanjarumsampaijaringansubkutan,injeksikan,jikasulitjangandipaksakan
karena kemungkinan akan masuk ke dalam tendon.
• Tidakadapembatasangerakansetelahinjeksi,hindarkantekananpadaarea
metacarpophalangeal tersebut.
Ultrasound guided
needle
200
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Definisi Injeksibotulinumtoxin(BT)adalahtindakanpengobatandengancaramenyuntikkan
obatbotulinumtoxinsecaralangsungkedalamototuntuktujuanmedik
TujuAn Untukmencapairelaksasiototdenganmelakukanblokadekimiawipadaneuromuscular
junction
inDikAsi• Spastisitasfokal
• Spasmeotot
• Nyeri
konTrAinDikAsi • Ibuhamil
• Hipersensitivitas
• Usiakurangdari6bulan
• Lukaatauinfeksiditempatsuntikan
• Hipertermia
• Alergiterhadapbotulinumtoxin
efek sAmping / komplikAsi • Kelemahanpadaototselainotottarget,dapatberakibatrelaksasigeneralotot
skelet, paralisis diaphragma dan otot pernafasan yang lain
• Alergiterhadapkomponendariobat
peresepAnBotulinumtoxinkemasan100unitatau50unit
Prosedur injeksi BotulinumToxin
201
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
BAhAn DAn AlAT • Obatinjeksibotulinumtoxin
• NaCl0,9%untukpelarutobatinjeksi
• Disposablesyringe5ml
• Disposablesyringe1ml
• Disposableneedles25Gatau27G
• Alkoholswab
• Gaassteril
• Sarungtangan(sebaiknyasteril)
proseDur1. Persiapan peralatan
2. Persiapan Pasien
• Menjelaskankepadapasiendankeluargatentangtujuan,manfaatsertaefek
sampingsuntikanbotulinumtoxin
• Menjelaskantahapantindakanpenyuntikandanototyangakandisuntik
• Memintapasien/keluargamenandatanganipernyataanpersetujuantindakan
medic
• Pemeriksaantandavitaldanstatusgeneralis
3. Persiapan obat suntik
• EncerkanobatbotulinumtoxindenganNaCl0,9%.Untukototyangbesar100unit
botulinumbotoxdapatdiencerkandengan4cc,untukototyangkecildiencerkan
dengan2-2,5cc.
• Pengenceranharusdilakukansecaraperlahan-lahan(jangandikocok)agartidak
terjadi gelembung udara dalam flacon
• Agarobattercampurdenganbaik,flacondigerakkanmembentukangka8
perlahan di atas meja
4. Pelaksanaan tindakan
• Identifikasiotot–ototyangakandisuntiksertadosisnyaolehdokteryangakan
melakukaninjeksibotulinumtoxin
• Posisikanpasiensesuaidenganototyangakandisuntik,berikanpenyanggahatau
bantalan agar pasien relaks dan otot tidak menjadi tegang
• TetapkantitiksuntikanataumenggunakanUSGguidance
• Sterilkankulitlokasiinjeksidenganalcoholswab,biarkanmengeringdanusap
dengan gaas steril
• Aplikasikankrimlokalanestesidapatdilakukanpadatitiksuntik20menitsebelum
suntikandilakukan(untukpasienanak-anak)
• Lakukanpenyuntikanbotulinumtoxinsesuaidosisyangditetapkanpadatitik
suntik diotot.Arahsuntikandapattegaklurusatauhorizontalototyangdituju.
• Lakukanobservasiselama30menitsetelahpenyuntikanuntukkemungkinan
penyulitsepertialergiatauhipersensivitas.
5. dokumentasi
• Indikasimedik
• Otot-ototyangdisuntikdandosisbotulinumtoxinyangdisuntikkandisetiapotot
• Catatbilaadapenyulitataukomplikasi
202
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
evAluAsiEvaluasihasilinjeksiBTdilakukan7-10harisetelahpenyuntikan,karenapenurunan
tonusototakibatpenyuntikanbotulinumtoxinbarumulaimanifest3harisetelah
penyuntikandanmencapaipuncaknya10harisetelahpenyuntikan.
kesimpulAnPenyuntikanBotulinumtoxindiberikanuntukmenurunkantonusototyangmengalami
spastisitasterbataspadaototyangdisuntikdenganBotulinumtoxin.Efekobathanya
bertahansekitar4-6bulan.
DAfTAr pusTAkA 1. MoralesT.ProceduresinPhysicalMedicineandRehabilitation.2nded,Elsevier,2005
2. LennardTA.PhysiatricProceduresinclinicalpractice.Hanley&Belfus,1995
3. DresslerD.BotulinumToxinTherapy.GeorgThiemeVerlag,2000
Gambar: beberapa contoh injeksi
BotulinumToxin
203
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Definisiinjeksi intra artikular merupakan salah satu tindakan dalam tata laksana komprehensif
nyeri muskuloskeletal dalam konteks kedokteran fisik dan rehabilitasi.
TujuAn• Mengurangiinflamasimuskuloskeletaldansarafsehinggamemperbaikifungsi
gerak dan mengoptimalkan latihan dan tindakan terapi fisik.
• Menggurangi,menghilangkanrasanyeriakutataukronik
• Viskosuplementasisendi
jenis proseDur• Injeksiintra-artikularsendilutut
• Kapsulitiskronis(FrozenShoulder)
• NyerisendiAcromionclavicula.
inDikAsi• Injeksiintraartikularberupakortikosteroidseringdigunakanuntukmenangani
nyeri akut pada sendi, terutama pada penderita dengan inflamasi lokal dan efusi
sendi.
• InjeksiasamhyaluronatperludipertimbangkanpadapenderitaOAlututdengan
gejala yang bermakna yang tidak membaik dengan terapi standard farmakologi
dan non farmakologi atau tidak bisa mentoleransi dengan terapi tersebut (misal ada
problem gastrointestinal pada pemberian obat anti inflamasi).
konTrA inDikAsi• Adanyaosteomielitisatauinfeksikulitpadasekitartempatinjeksi
• Hemarthrosis
• Peradangansendi/septicarthritis
Prosedur injeksi Intra-artikular
204
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
• DalambeberapaharikedepanakandilakukanTKR
• Frakturosteokondral
• Selulitisperiartikular
• Diabetesmellitusyangtidakterkontrol
• Plaquepsoriasispadatempatinjeksi
• Gangguankoagulasiataukecenderunganperdarahan
efek sAmping/komplikAsi:• LokaL:
w atrofi jaringan lunak
w Depigmentasi(akanhilangdalamwaktu6-12bulan)
w inflamasi
w rupture tendon
w nyeri
• SiStemik:
w Kulit kemerahan,
w haid tidak lancar
w miopati
w Gangguantoleransiglukosa
w osteoporosis
w atropati steroid
w supresi adrenal (dosis tinggi dan jarang timbul pada injeksi lokal)
• aLergi:
Gejalaawalkemerahan(flushing),kesemutandanurtikaria.Gejalaawalinibisasaja
tidakmuncul.Gejaladarialergiberat;sesak(wheezing),dadaterasapenat,nyeri
abdomen, nausea dan muntah, dilanjutkan kegagalan sirkulasi, cardiac arrest dan
kematian.
peresepAn • Triamcinoloneacetonide20mg,methylprednisolone40mgatauhydrocortisone
acetate20mg
• Lidocain1%4mldenganjarum21G1,5inchitotal5ml.
• Kortikosteroidinjeksidapatdigunakansebagaimonoterapiataudikombinasikan
denganterapisistemikberupaanalgesik,NSAIDatauCOX-2inhibitor.Aspirasi
maupun injeksi sendi harus menggunakan teknik aseptik.
• AsamHyaluronat
BAhAn DAn AlAT• Jarum&SpuitDisposible
• Sarungtangansteril
• Alkohol&Betadine
• Kasasteril
• USGmusculoskeletal
205
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
proseDur• manuaL
1. Persiapan peralatan: sesuai dengan metoda tindakan yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
w menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan
w menjelaskan tahapan tindakan
w menjelaskan efek samping tindakan
3. Pelaksanaan tindakan
4. Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil tindakan.
• uLtraSoundguided
1. Persiapan peralatan: UsG musculoskeletal dan sesuai dengan metoda
tindakan yang dipakai
2. Persiapan Pasien:
w menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan
w menjelaskan tahapan tindakan
w menjelaskan efek samping tindakan
3. Pelaksanaan tindakan
4. Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil tindakan.
DAfTAr pusTAkA1. ArnoldW,FullertonDSP,HolderS,MayCS.Viscosupplementation:Managedcare
issuedforosteoarthritisoftheknee.JManagCarePharm2007;13(4)(suppl):S3-S19.
2. BuckwalterJA,EinhornTA,MandelbaumBR,StollerDW.OAtodayandtomorrow:
Maintainingfunctionwithearlyintervention.Availableeturl:http://www.
medscape.org/viewarticle/436984.Citedat:17June2011
3. SilverT.Jointandsofttissueinjection.4thed.Oxford:RadcliffePublishingltd2007:
71-76.
4. WenDY.Intra-articularHyaluronicAcidinjectionsforkneeOsteoarthritis.AmFam
Physician2000;62:565-70,572
5. Marshall.KW.OpposingviewsinthetreatmentofOAoftheknee:TheCase
foraggressiveviscosupplementationinthetreatmentofkneeOA.Medcape
OrthopaedicEducation.Availableaturl:http://www.medscape.org/
viewarticle/416506_4.Citedat:17June2011
6. SpitzerAI,ArnoldW.ViscosupplementationforOsteoarthritisoftheknee:Strategies
toimprovepatientoutcomes.MedcapeOrthopaedicEducation.Availableaturl:
http://www.medscape.org/viewarticle/581361.Citedat:17June2011.
7. ZuberTJ.Kneejointaspirationandinjection.AmFamPhysician2002;66:1497-
500,1503-4,1507,1511-2
8. WittichCM,FicaloraRD,BeckmanTJ.Musculoskeletalinjection.MayoClinProc2009;
84(9):831-837.
9. CardoneDA,TalliaAF.Diagnosticandtherapeuticinjectionofthehipandknee.Am
FamPhysician2003;67:2147-52.
10.SaundersS,LongtworthS.Injectiontechniquesinorthopaedicandsportmedicine.
3rded.London:ElsevierChurchillLivingstone,2006:102-103.
11.JacksonDW,EvansNA,ThomasBM.Accuracyofneedleplacementintotheintra-
articularspaceoftheknee.JBJS2002;84:1522-1527
12.Chaves-Chiangetal.Thehighlyaccurateanteriolateralportalforinjectingthe
206
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
knee.SportMedicine,Arthroscopy,Rehabilitation,Therapy&Technology2011,
3:6.CuccurulloJ.S,BrownD,PetagnaPlattH,StraxTE.Musculoskeletalinjection
skills competency in physical medicine and rehabilitation residents : a method for
developmentandasseeement.AmJPhys.Med.Rehabil2004;83:479-485.
13.BruceCarlAnderson,Guidetoartrocentesisandsofttissueinjection.Elsevier
Saunders2005.
14.LawryVGeorge,KrederJHan.HawkerAGillian,JeromeDana,Fam’smusculoskeletal
examinationandjointinjectiontechniques,Mosby2010.
15.SaudersStephanie,CameronGordon.InjectionTechniquesinorthopedicandsport
medicine.WBSaunders.2005.
16.Waldman,AtlasofPainmanagementinjectiontechniques,2nded,Saunders2007
17. Walsh e nicholas,rogers n. James. injection procedures in physical medicine and
Rehabilitation.edDeLisa,LippicottWilliam&Wilkins.2010.
18.VarlottaPGerard,GibbsWiliamInjectionofperipheraljoint,Bursa,tendonsheaths
andtendonInsertionsinPM&Rsecret3rded,Mosby2008.
19.CuccurulloJSara,Physicalmedicineandrehabilitationboardreview,Demosmedical
pblishing20
20.GrossJM,FettoJ,RosenE.MusculoskeletalExamination3rded.Willey–
Blackwell.2009.
207
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 1__________________________________________________________________
injeksi inTrAArTikulAr senDi luTuT
lanGKah-lanGKah TeKniK injeKsi no-ToUch
• Posisikanpenderitapadatempattidurperiksa,bisaposisitiduranmaupunposisi
duduk
• Identifikasianatomilandmarkdantandaitempatyangakandisuntikdengansebuah
pen. dengan menggunakan ujung pen tekan secara perlahan untuk membuat
cekungan pada titik injeksi. ini akan digunakan sebagai petunjuk bila tanda pen
terhapus oleh antiseptik.
• Bersihkansisiinjeksidenganantiseptik.Teknikinimerupakanno-touchtechnique.
Jangan menyentuh daerah yang sudah di disinfeksi. sarung tangan dipakai
untukprecautionuniversal.Sarungtangansteriltidakharusdigunakankarenaini
merupakannotouchtechnique.
• Cekulangprosedurdiatasuntukmemastikansemuatelahdilakukandenganbenar.
• Masukkanjaruminjeksi.
• Kemudianaspirasiuntukmengetahuiapakahadacairandanuntukmeyakinkan
tidak mengenai pembuluh darah.
• Injeksikanisidarisyringe.Bilaposisibenarmakaisisyringeakansecaraperlahan
masuk dengan bebas dan hanya terasa tahanan ringan. sebelum mencabut jarum,
pastikan semua isi syringe sudah masuk ke dalam sendi.
• Cabutjarumdantutupbekasinjeksidenganplester.
• Bicarakandenganpasienmengenaiperawatansehabisinjeksi,janganbanyak
memberibebanpadasendiuntuk2-3haridanhindaribasahkenaairpadabekas
injeksi.
TeKniK injeKsi
• Adabeberapateknikyangberbedauntukaspirasimaupuninjeksilutut,antaralain
medial, lateral dan anterior approach.
• Padalateralapproachlututdiposisikanhampirekstensipenuh(fleksi10-15º),jarum
dimasukkan pada sisi lateral mid patellar ke rongga sendi patellofemoral. demikian
jugamedialapproach,jarumdimasukkankesisimediallututdibawahpertengahan
patella (mid patellar) ke rongga sendi patellofemoral.
• Padaanteriorapproach,penderitadudukdantungkaibawahmenggantungtanpa
menyentuh lantai atau bangku kaki, di sisi tempat tidur periksa dan lutut difleksikan
sekitar90º.Jarumdimasukkandiinferiorpatelladisisimedialataulateraltendon
patella lebar satu jari diatas garis sendi dan lebar 1 jari ke lateral atau medial tendon
patella. arahkan jarum ke tengah, paralel dengan medial tibia plateu.
KesiMPUlan
• Untukmengurangiinflamasipadakondisiakutnyerisendilututdapatdiberikan
injeksi kortikosteroid, terutama pada kondisi inflamasi dan efusi sendi.
• InjeksiasamhyaluronatperludipertimbangkanpadapenderitaOAlututdengan
gejala yang bermakna yang tidak membaik dengan terapi standard farmakologi
dan non farmakologi atau tidak bisa mentoleransi dengan terapi tersebut (misal ada
problem gastrointestinal pada pemberian obat anti inflamasi).
208
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Gambar 1: medial
approach
Gambar 2: lateral
approach
Gambar 3: ultrasound
Guided
lateral mid patellar portalP = Patella, F = Femur, t = tibia, FP = Fat pat
anteriolateral anteriomedial
209
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 2__________________________________________________________________
injeksi kApsuliTis kronis (frozen shoulDer)
berkurangnya distensibilitas kapsul sendi bahu sehingga terjadi keterbatasan lingkup
gerak sendi saat abduksi dan rotasi. Penyebabnya tendinitis gelang bahu, bursitis
subacromial, fraktur kaput humeral, stroke.
PeresePan
DosisobatTriamcinolone40mg,localanestesi4mllidocaine1%dalamsyringe5ml
jarum21G1,5-2inchi(40-50mm).
TeKniK injeKsi
• Pasiendudukdenganposisilenganrotasiinterna,carisudutposterioracromiondan
processus coracoid.
• Tusukkanjarumdibawahsuduttersebutdandorongjarumkearahprocessus
coracoid,hentikansaatmenyentuhtulangrawanintraartikular.
• Perawatansetelahtindakanhindarkantekananpadabahu,mengangkatlengan,
mendorong,menarik,mengangkatbebanpada3haripertama.
• Pereganganpasif,latihanpendulum,abduksidanrotasieksternaldapatdilakukan
pada hari ke 4.
• Injeksiintraartikularbolehdiulang4-6minggukemudianjikaperbaikanhanya50%.
• Aktivitasrutin,kerjadanberolahragadapatdimulaisetelahlingkupgeraksendi
telahpulihdantonusototmembaik75%.
• Konsultasiortopedidiperlukanjikapasiengagalmeningkatkanlingkupgeraksendi
rata-rata10-15%setiapbulan.
Ultrasound guided
210
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 3__________________________________________________________________
injeksi inTrAArTikulAr senDi AcromioclAviculA
Sendiinidilapisiolehkapsulafibrosadandistabilkanolehligamenacromioclavicula,
coracoclavikulardancoracoacromial.Traumadapatterjadisaatberolahraga,jatuh
terkenabagiananteriorbahudanseringmengangkatlenganmelewatidepantubuh,
sehinggaligamendansendiacromionaclaviculateregang(sprain).Gejalanyeripada
anterior,superiorbahu,kadangmenjalarsampaikedasarleher,otottrapeziusdan
deltoid.Nyeridirasakanjugasaataktivitassehari-harisepertitanganmelipatkedepan
dada (adduksi bahu), kebelakang, ataupun ke atas.
PeresePan
DosisTriamcinolone10mg,dalamlidocain2%dengansyringe1mljarum25G0,5inchi
(16 mm).
TeKniK
• Pasiendudukdenganlengandisisitubuh
• Cariujungacromion,lalumengarahkemedialselebaribujari,rabagarissendinya
kemudiantusukkanjarumkemedialdengan30derajatmelewatikapsulsendi.
Janganmengarahketengahsendikarenadapatmerusaktulangrawan.
• Pascainjeksihindarkangerakanyangmenyebabkannyeriselama1minggu.Bila
sendi mengalami radang akut dapat diberikan kompres es dan tapping.
• Setelahnyeridapatdikontrol,latihanlingkupgeraksendidankekuatanototdapat
mulaidilakukandandapatkembalikeaktivitasawal.
Ultrasound
Guided
211
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Peresapan danCheck-OutOrthosis
Definisi- Orthosismerupakanalatbantueksternalyangdigunakanuntukmemodifikasi
struktur dan karakteristik fungsional sistem neuromuskuloskeletal.
- PeresepanOrthosisadalahprosedur/tindakanpenilaiangangguandanpenentuan/
penetapan jenis orthosis.
- Check-outorthosisadalahtindakanevaluasiketepatandankenyamananorthosis
yang telah diresepkan.
TujuAn • Proteksi:menyediakangayakompresifdantraksiyangterkontrol,melindungi
bagian tubuh yang cidera. membatasi dan mencegah gerakan sendi untuk
koreksi kesegarisan, mencegah deformitas, stabilisasi jaringan dan mempercepat
penyembuhan jaringan lunak dan tulang.
• Koreksi:membantukoreksiketerbatasangeraksendidansubluksasisendiatau
tendon, membantu mencegah dan mengurangi deformitas.
• Membantufungsi:dengancaramengkompensasideformitas,kelemahanototatau
meningkatkan tonus otot.
jenis proseDur• PeresepandanCheck-outOrthosisSpinal
• PeresepandanCheck-outOrthosisEkstremitasBawah
• PeresepandanCheck-outOrthosisEkstremitasAtas
inDikAsisemua gangguan fisik yang memerlukan orthosis, dengan tujuan:
• Koreksideformitas
• Stabilisasi
• Proteksi,misal:fraktur
212
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
• Meningkatkanfungsi
konTrA inDikAsi• Alergiterhadapbahanorthosis
• Terdapatluka
efek sAmping/komplikAsi• Peningkatanenergyexpenditurepadapemakaianmaterialyangberat
• Rasatidaknyaman
• Reaksialergiterhadapbahanorthosis
BAhAn DAn AlAT • Formulirresep
• Formulircheckout
proseDur 1. Persiapan peralatan
2. Persiapan pasien
• Menjelaskankepadapasiendankeluargatentangtujuan,manfaat,efeksamping
dan komplikasi penggunaan orthosis
• Menjelaskantahapanpelaksanaan
3. Pelaksanaan
• Peresepan
w Penentuan diagnosis
w Penentuan tujuan pemakaian orthosis
w menetapkan jenis dan bahan material orthosis yang tepat
• Pengukuran,PembuatandanPengepasan(dilaksanakanolehpetugasorthotik-
prostetik)
• Check-out
w Ketepatan jenis orthosis
w Ketepatan ukuran orthosis
w Ketepatan fungsi yang dicapai
w Kenyamanan pemakaian
DAfTAr pusTAkA1. KellyM.B,PatelT.A,DogdeC.V,UpperlimbortothicdeviceinBraddomR.L.,editor.
Physicalmedicineandrehabilitation4thed,chap14,Philadhelpia,ElsevierSaunder,
2011.
2. HennesseyW.J,LowerlimborthothicdevicesininBraddomR.L.,editor.Physical
medicineandrehabilitation4thed,chap14,Philadhelpia,ElsevierSaunder,2011
3. MoreD.P,TilleyE.,SuggP.,SpinalorthosisininBraddomR.L.,editor.Physical
medicineandrehabilitation4thed,chap14,Philadhelpia,ElsevierSaunder,2011
4. ScrubNotesMedicalBlog:TipsForMedStudents;Pope’sBlessingvsClawhand;
http://www.scrubnotes.com/2008/02/popes-blessing-vs-claw-hand.html
5. SplintingforRadialNervePalsy,http://handlab.com/articles/radial_palsy_splint.pdf
6. Tan,JC.PracticalmanualofPhysicalMedicineandRehabilitation,Mosby,1998.
7. delisa, J. Physical medicine and rehabilitation, principle and practice. 4th ed.
213
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 1__________________________________________________________________
peresepAn DAn check-ouT orThosis spinAl
Panduan peresepan orthosis cervical dan trunk:
no orthosisINDIKASIPEMBATASANGERAKAN
sKoliosisFleKsi eKstensi lateral
BENDING rotasi
Cervical
1 soft collar sedikit sedikit sedikit sedikit
2 hard collar sedikit sedikit sedikit sedikit
3 Philadelphia collar 3
4 Twopostorthosis 3 3
5 Three-postorthosis(sterno-occipital-mandibularimmobilizer)
3
6 Four-postorthosis 3 3 3 3
7 Minervaorthosis 3 3 3 3
8 Cuirassorthosis 3 3 3 3
9 halo orthosis 3 3 3 3
trunk
10 Korset sacroliliac 3
11 Korset lumbosacral 3
12 Korset thoracolumbosacral 3
13 Lumbosacralflexionextensioncontrolorthosis.
3 3
14 Lumbosacralflexionextensionlateralcontrol orthosis
3 3
15 Lumbosacralextensioncontrolorthosis 3 3
16 Thoracolumbosacralflexionextentioncontrol orthosis
3 3 3
17 Thoracolumbosacralflexionextentionlateral control orthosis
3 3 3
18 Thoracolumbosacralflexionextentionlateral rotary control orthosis
3 3 3 3
19 Minervaorthosis 3
20 boston orthosis 3
214
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
checK-oUT orThosis cervical:
a. apakah kepala berada pada posisi simetris? atau berada pada posisi yang
diinginkan atau yang diharuskan?
b. apakah semua komponen yang rigid sudah pas dengan benar? apakah semua
komponen pada dagu, occipital, thoracic, dan sterna cukup besar, dibentuk
baik, tidak tajam dan cukup terbungkus sehingga dapat nyaman dipakai, tidak
mengiritasi kulit diatas tonjolan tulang?
c. Apakahbatasatasdaripelatsternaberada1incidibawahlekukansternal?
d. terlalu tinggi akan tidak stabil sedangkan bila terlalu rendah secara kosmetis kurang
bagusterutamauntukwanita.
e. Apakahbatasatasdatipelatthoracicberada½incidibawahspinascapulaekanan
dan kiri?
f. Apakahbagiantengahbatasatasdaripelatoccipitalberada½incidibawah
tonjolan occipital
checK-oUT orThosis hyPerexTenTion brace:
a. Apakahbatasbawahdarisuprapubicpadberadadibawahspinailiacaanterior
superior (sias)? apakah suprapubic pad yang dipakai cukup nyaman saat dipakai
berdiri? Perhatikan agar suprapubic pad tidak menekan simfisis pubis.
b. apakah batas lateral dari suprapubic pad berada pada medial sias? Pad harus cukup
lebar tapi jangan terlalu lebar sehingga menekan sias saat pasien duduk. saat
duduk,padiniharusbergeserkebawahdanterletakpadatulangpubis,
c. apakah lateral pad terletak pada garis tengah bagian lateral batang tubuh? apakah
panjanglateralpadberadadiantaracristailiacadanigabagianbawah?Keduapad
harus terletak parallel. apakah letak lateral pad ke arah superior dan anterior (kalau
kearah posterior dan anterior akan meningkatkan tekanan dan kontol medio lateral
berkurang)
d. apakah posterior pad menutupi thoracolumbar junction?
e. Apakahbatasatasdaristernalpadberada½incidibawahlekukansternalsaat
pasienduduk?Apakahbatasatasdaristernalpadberada2incidibawahlekukan
sternal saat pasien berdiri?
f. apakah tubuh pasien bebas dari kontak dengan bingkai orthosis? Pada pasien yang
gemuk, sentuhan dengan bingkai orthosis mungkin tidak dapat dihindari, tapi tidak
boleh ada tekanan.
g. Kontrol gerak ke depan dank e belakang diberikan oleh anterior dan posterior pad.
lateral pad hanya untuk mencegah pergeseran orthosis pada tubuh.
checK-oUT orThosis ThoracolUMbosacral:
Pada posisi berdiri
a. Pelvicband
• Apakahlebarnyasekitas2inci?
• ApakahbagiantengahnyamelintasdibawahSpinaIliacaPosteriorSuperior?
• Apakahujungnyalewatdiantaratrochanterdanspinailiacadanberakhirpadagaris
tengah tubuh sisi lateral?
• Apakahsudahpasdengankonturtubuhdannyamandipakai?
b. thoracic band
• Apakahlebarnyasekitar2inci?
• Apakahbatasatasnyaberada1incidibawahsudutinferiorscapulae?
215
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
• Apakahthoracicbanddanperpanjangannyakearahdepanterletakmedatardan
pas dengan kontur tubuh sehingga nyaman dipakai?
• Apakahujungnyasampaikegaristengahaxilla?
c. Posterior uprights
• Apakahletaknyadiantarascapulaedanproc.Spinosuskanandankiri?
• Apakahujungatasnyasetinggispinascapulae?
• Apakahsisimedialkeduaposterioruprightsberjaraksekitar2inci?
d. interscapular band
• Apakahpanjangnyasudahcukup?Yaitusekitar2incidarilipatanketiakposterior
kanan dan kiri?
• Apakahletakbandinisekitar1incidiatassudutinferiorscapulae?
e. ObliqueLateralUprights
• Apakahsambungankepadalateraluprightssekitar1incibatasbawahthoracic
band?
• Apakahletaknyatidakmengganggupelbicstrap?
• Apabilapelvicstrapdikencangkan,apakahlateraluprightsterletakdiataspelvic
band sehingga tidak menekan kulit?
f. RotaryControl
• Apakahcukupruanggerakantarabracedanaxilla?
g. abdominal support
• Apakahukurannyacukupbesar?Tinggiyangsebaiknyaadalah½incidibawahProc.
Xiphoideus sampai ½ inci diatas simfisis pubis.
• Apakahbatasposterior-inferiortepatpadapuncakdaerahbokong?Padawanita
denganlordosisletaknyadapatsedikitdibawahpuncakglutealagardapatlebih
nyaman dipakai.
Pada posisi duduk
• Apakahujungpelvicbandmelewatiantaratrochanterdancristailiacadacukup
nyaman dipakai?
• Apakahthoracicbandcukuprendahdantidakmenekanscapula?
• Apakagpelvicband,thoracicbanddanposterioruprightsterutamadibagianlumbar
sesuai dengan bentuk punggung saat pasien duduk? saat berdiri mungkin ada sedikit
ruang antara posterior uprights dan punggung. sisa ruang ini akan hilang saat pasien
dudukakibatrotasipelvis.
• Apakahabdominalsupportcukupnyamandipakai?Saatdudukabdominalsupport
yang benar akan mendekat tonjolan tulang, tidak berada di atas atau menekan
tonjolan tulang.
• Apakahbatasatasdaristernalpadberada½incidariclavicula?
• Apakahsubclavicularpadberadapada½incidibawahclavicula?
216
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 2__________________________________________________________________
peresepAn DAn check-ouT orThosis eksTremiTAs BAwAh
no indiKasi Pilihan orthosis
1 Kontrolterhadapkelemahanototquadricepsfemoris
•Sepatudengantumitrendah•AFO–SAyangdisetpadafleksiplantar•AFO–SAdenganbandanterior–proksimal•KAFOdengankneelockdanprepatelaratau suprapatelar bar atau knee pad
2 Kontrol fleksi lutut selama fase stance pada kontraktur fleksi
•KAFOdenganfankneelock•KAFOdenganratchetlock•KAFOdenganserratedkneelock
3 Kontrol hiperekstensi lutut selama fase stance padagenurecurvatum
•Tumitsepatusedikitlebihtinggi•AFOdiaturpadaposisidorsifleksi•KAFOdenganoffsetbetisdibagianbelakangdan band di bagian distal paha•Swedishkneecage
4 Kontrol mediolateral selama fase stance pada genu valgum
•AFO–SAdenganbandrigidyangdiperpanjangpada bagian betis pada sisi medial•KAFOdengankneelockdankneepaddenganstrap ke lima yang ditempatkan pada lateral upright•KAFOdenganmedialdiskpadalutut
Panduan Peresepan aFo, KaFo dan Knee orthosis
Gambar: Plastic aFo: Posterior leaf spring (a),
semisolid(B),solid(C),AFOdengan flange (d), aFo
dengan adjustable hinge
217
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
no indiKasi Pilihan orthosis
1 Kontrol fleksi hip •HKAFOdenganhiplock
2 Kontrol rotasi hip •KAFOsdenganstrapkontrolrotasi•KAFOsdenganspreaderbar•HOsdenganengselaxistunggal•SWASHortosis•HKAFOdenganatautanpahiplock
3 untuk menstabilkan hip, knee dan ankle •Standingframe•Parapodium•Swifelwalker•VanninistabilizingAFOs•Craig–scottKAFOs•MediallylinkedKAFO•Reciprocatinggaitorthosis•Parawalker/hipguidanceorthosis
Panduan Peresepan hKaFo
KaFo reciprocal gait analysis.
ThKaFo
Gambar: metal aFo: aFo dengan free motion ankle joint (K), aFo dengan limited motion ankle joint (l)
218
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
JENISGANGGUAN Jenis ortosis alasan
SCI(caudalthoracal) aFo, KaFo, dengan / tanpa forearm crutches, cane atau walker
ambulasi mandiri
Kelemahandorsiflexor,spastisitassedang/ berat, mediolateral ankle instability dengandeformitasberatvarus/valgus,fixedankledeformitydorsifleksi<90°
Posterior leaf spring (Pls) aFo(Kemungkinan tidak untuk kelemahan plantarfleksi)
Saatswingphase,sifatrekoilplastikmembantu dorsifleksi, mencegah plantarfleksisaatheelstrikedanswingphase
structural collape of foot ankle, ankle movementpain,spastisitasberatdenganklonus terus menerus, gangguan sensori berat.
solid aFo (saFo)semisolid aFohinge saFo
Calfshelfdantrimlinesanklelebihlebar dibanding Pls menahan kaki pada posisi predetermined, mencegah dorsifleksi dan plantarfleksi, mencegah valgus/varusankle.Mediolateralstability
hinge aFohinge saFo
dapat disesuaikan sudutnya untuk dorsi / plantarfleksianterior band untuk mencegah knee bucklingsaatfasestanceawal.
Kelemahan akle dorsifleksor dan / lantarfleksor dengan instabilitas mediolateral moderat Kelemahan ringan motorik ekstensor lutut
spiral aFo memberikan rotasi pada bidang transversalsaatmengontroldorsifleksi/plantarfleksidaneversiinversitanpamenghilangkan gerakan. Kontra indikasi pada ketidakseimbangan otot berat pada anklefootcomplex,spastisitassedang/ berat, instabilitas berat mediolateral ankle,fixedankledeformitydengandorsifleksi<90°
drop foot ankle joint assists-Dorsiflexionassist-plantarflexionassist
membantu gerakan ankleKontraindikasi pada spastisitas berat, paralisis dan joint instability
Quadricepsparalysisinstabilitas pada lutut dan ankle
KaFo mengontrol gerakan / alignment lutut mempertahankan stabilitas lutut
Patellar trackingACLinjury
Knee orthosis memberikan kontrol pada lutut, tapi tidak pada ankle
Paraplegia,spinabifida,SCI hKaFo Mengurangideviasigaitakibatkontrolburuk hip abduksi, adduksi dan rotas
Paraplegia(SCI,poliomyelitis,spinabifidadan distrofi otot).
thKaFo mengontrol gerakan punggung, mempertahankan atau modifikasi alignment spinal, dan mengurangi beban pada spinal dengan mengingkatkan tekanan intraabdominal.
Penyembuhan fraktur os calcis, postoperativeanklefusion,heeldengannyerirefractory,avascularnecrosistalarbody,degenerativearthritissubtalarjoint,osteomyelitis os calcis, diabetes.
Ptb (patellar tendon bearing) orthosis
mengambil alih beban paa patellar tendon dan tibial flares dengan beban dipindahkan pada sepatu melalui metal uprights.
219
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
no indiKasi Pilihan orthosis
1 mengurangi tekanan pada tumit heel cushion, insole berpegas
2 stabilisasi hindfoot •sepatudenganupperyangtinggidankokoh•medial/lateral/bilateralheelflareheeldenganresillientlateralwedge(stabilisasihindfootvarus)
3 mengurangi nyeri pada plantar fasciitis •heelcushion(bantalantumit)•hinddanmidfootlongitudinalsupport(archsupport)
4 mengurangi hiperpronasi fleksibel •medialheelwedge•UniversityCaliforniaBiomechanicsLaboratory(UCBL) insert•Hinddanmidfootlongitudinalsupport(archsup port)•Thomasheel
5 mengakomodasi hiperpronasi yang menetap resillient hind dan midfoot longitudinal support
6 mengurangi tekanan pada metatarsal head metatarsal pad/ bar
7 Mengurangitekananpadahammertoesatauclawtoes
sepatudengantoeboxyangtinggiataukedalamanekstra
8 mengurangi tekanan pada bunions sepatu dengan lebar medial ekstra
9 mengurangi tekan pada dorsal corn sepatu dengan upper yang fleksibel, atau jenis moccasin (sandal jepit)
10 Menstabilkanlututsaatfaseawalstance resilient heel (berpegas)
11 memfasilitasi mid dan late stance rocker bar
Panduan Peresepan sepatu
Gambar. (a) anatomi sepatu. (b) Metatarsal pad
220
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
checK-oUT orThosis bawah lUTUT (aFo dan FooT orThosis)
• apakahorthosissudahsesuaidenganperesepan?
• apakahpasiendapatmemakainyadenganmudah?
• apakahpasiencukupstabil?
• Ceksaatpasienberdiri:
a. sepatu
• Apakahsepatusudahcukupmemuaskandanpassaatdipakai?
• Apakahsoledantumitsepatumenapakpadalantai?
• Apakahbagianterlebardarisepatu(ball)terletakpadametatarsophalangeal
joint
• Apakahpanjangsepatulebihpanjang1cmdaripadapanjangkaki?
• Apakahheelcountermelekattepatpadatumitbagianbelakang?
• Apakahtoeboxmenutupbagianpunggungkakidengannyaman?
• Apakahmemungkinkanuntukpenyesuaianukuranvolumekakisaatdipakai?
• Apakahsepatudapatmelindungikakibaikdarisisimedialmaupunlateral?
• Apakahsepatumemungkinkanditambahkannyainsert?
b. Pergelangan Kaki
• Apakahmekaniksendipergelangankakisegarissehinggatepatmendekati
anatomi pergelangan kaki?
• Apakahposisimechanicalanklejointsesuaidenganletaksendianklesecara
anatomis ?
• Apakahgayayangdikeluarkanolehvarusatauvalgusstrapataushoeinsert
sudah cukup untuk menyangga tanpa menimbulkan ketidaknyamanan?
• Apakahadagerakanminimalantarashoeinsertdansepatu?
c. upright
• Apakahuprightsudahsesuaidenganbentuktungkaidanterdapatjarakyang
cukup?
• Apakahmasing-masinguprightberadapadagaristengahkaki?
• Apakahpersediaanuntukpemanjanganuprightsudahcukup(padaorthosis
anak)?
d. bands dan manset (cuffs)
• Apakahbandsataumansetbetissudahtepatlebarnyadansesuaidengan
bentuk kaki?
• Apakahcukupnyaman?
• Jikamenggunakanpatellartendonbearingbrim,apakahkerjapistonminimal?
• Jikamenggunakanpatellartendonbearingbrim,apakahpenguranganweight
bearing pada tumit sudah cukup?
• ApakahFibularheadtidakmendapattekananataumendapattekanan
minimal?
• Ceksaatpasienberjalan:
• Apakahsepatumenapaklantaisaatmidstance?
• Apakahjarakantaramalleolusdanmekaniksendipergelangankakicukup?
• Apakahvarusatauvalgusstrapataushoeinsertsudahcukupmenyangga?
• Apakahperformapasienpadatiaplevelberjalansudahcukupbaik?
• Perhatikanapakahadaperubahangait:lateraltrunkbending,hiphiking,
Internal/eksternalrotasihip,circumduction,walkingbaseyanglebar,
kontak telapak kai ke arah lateral/medial yang berlebihan, anterior trunk bending,
221
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
posterior trunk bending, lordosis, hiperekstensi lutut, instabilitas lutut, kontrol
dorsifleksiyanginadekuat,pushoffyangkurang,vaulting(melompat),
abnormalitasritme,lain-lain(gerakantangan,bising)
• Apakahorthosissudahcukupkuatdankokoh?
• Apakahmenimbulkanbising?
• Ceksaatpasienduduk:
• Dapatkahpasiendudukdengannyaman,denganlututfleksi90⁰,dandapatkah
difleksikanlagi15⁰tanpamenekanberlebihan?
• Apakahluasgerakmekaniksendipergelangankakisesuaidenganyang
diresepkan?
• Apakahsoledantumitsepatumenapaklantai?
• Ceksaatpasienmelepasorthosis:
• Apakahtampaktandairitasisesaatsetelahorthosisdilepas?
• Apakahsepatucukupkuatmelekatpadaorthosisdanshoeshankcukupkuat
untuk pemakaian yang sudah diperkirakan
• Apakahtumitdatardanterpakudengankuatpadasepatu,danapakahwedges
dan lifts terlihat rapi?
• Apakahsendipergelangankakibergeraktanpamenekuk?
• Apakahmedial/lateralstoppadasendipergelangankakidanlututmembuat
kontak yang simultan saat sendi fleksi dan ekstensi penuh?
• Apakahcalfbandcukupbaikterjahitdanterlapisi?
• Apakahcukuppersediaanuntukmenyesuaikanmanset?
• Apakahbagianlogamdariorthosiscukuphalusdanbebasdaritonjolanyang
keras?
• Apakahbahankulitcukuprapi?
• Apakahsecarakeseluruhanorthosiscukupmemuaskan?
• Apakahpasienmerasapuasdengankenyamanan,fungsidanpenampilannya?
checK-oUT orThosis aTas lUTUT
(Knee-ankle-foot,Hip-knee-ankle-foot,trunk-hip-knee-ankle-footorthosis)
• apakahorthosissudahsesuaidenganperesepan?
• apakahpasiendapatmemakainyadenganmudah?
• Ceksaatpasienberdiri:
a. sepatu
• Apakahsepatusudahcukupmemuaskandanpassaatdipakai?
• Apakahsoledantumitsepatumenapakpadalantai?
b. Pergelangan Kaki
• Apakahsendipergelangankakimekaniksegarissehinggatepatmendekati
anatomi pergelangan kaki?
• Apakahjarakantaraanatomipergelangankakidanmedialdanlateralsendi
mekanik pergelangan kaki sudah cukup?
• Apakahgayayangdikeluarkanolehvarusatauvalgusstrapataushoeinsert
sudah cukup untuk menyangga tanpa menimbulkan ketidaknyamanan?
• Apakahadapergeseranminimalantarashoeinsertdansepatu?
c. lutut
• Apakahmekaniksendilututsegarissehinggatepatmendekatianatomi
lutut?
222
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
• Saatpasienberdiridengansebagianbesarerattubuhnyapadakakiyang
memakai orthosis, apakah cukup terdapat jarak antara sendi lutut mekanik
dan lutut pasien pada sisi medial dan lateral?
• Apakahpenguncilututsudahcukupamandanmudahdioperasikan?
d. upright
• Apakahuprightsudahsesuaidenganbentuktungkaidanpaha?
• Apakahterdapatjarakyangcukupantaramedialuprightdanperineum?
• Apakahlateraluprightberadadibawahtrochantertetapiminimal1inchlebih
tinggi dari medial upright?
• Apakahmasing-masinguprightberadapadagaristengahkakidanpaha?
• Apakahpersediaanuntukpemanjanganuprightsudahcukup(padaorthosis
anak)?
e. bands dan manset (cuffs)
• Apakahbandsataumansetbetissudahtepatlebarnyadansesuaidengan
bentuk kaki dan paha?
• Apakahcukupnyaman?
• Apakahjarakantarabagianatasmansetbetisdanheadoffibulasudah
cukup?
• Apakahbagiandistalmansetpahadanmansetbetisjaraknyasamadarilutut?
f. Quadrilateralbrim(jikadiresepkan)
• Apakahtendonadductorlongusberadadalamterowonganbrimdengan
tepat dan tidak terlalu menekan bagian anteromedial brim?
• Apakahischialtuberositybersandartepatpadaischialseat?
• Apakahlipatanototdiatasbrimminimal?
• Apakahbrimpadadindingposteriormendekatisejajardengantanah?
• Apakahpasienbebasdaritekananvertikalpadadaerahperineum?
g. hip
• Apakahpusatsendipelvissedikitdiatastrochantermayor?
• Apakahpenguncipahaamandahmudahdigunakan?
• Apakahpelvicbandsudahtepatsesuaibentuktubuh?
h. alat pelengkap khusus
• Jikaalatpelengkapkhususdigunakan,sepertitorsionshaft,apakahgaya
yang dikeluarkan tidak menekan ekstremitas berlebihan?
• Apakahpasiencukupstabil?
• Ceksaatpasienberjalan:
• Apakahsepatumenapaklantaisaatmidstance?
• Apakahcukupjarakantarapergelangankakidanlututmekanik?
• Apakahvarusatauvalgusstrapataushoeinsertsudahcukupmenyangga?
• Apakahperformapasienpadatiaplevelberjalansudahcukupbaik?
• Perhatikanapakahadaperubahangait:lateraltrunkbending,hiphiking,
Internal/eksternalrotasihip,circumduction,walkingbaseyanglebar,kontak
telapak kai ke arah lateral/medial yang berlebihan, anterior trunk bending,
posterior trunk bending, lordosis, hiperekstensi lutut, instabilitas lutut, kontrol
dorsifleksiyanginadekuat,pushoffyangkurang,vaulting(melompat),
abnormalitasritme,lain-lain(gerakantangan,bising)
• Apakahorthosissudahcukupkuatdankokoh?
• Apakahmenimbulkanbising?
223
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
• Ceksaatpasienduduk:
• Dapatkahpasiendudukdengannyaman,denganlututfleksi90⁰,dandapatkah
difleksikanlagi15⁰tanpamenekanberlebihan?
• Apakahluasgerakmekaniksendipergelangankakisesuaidenganyang
diresepkan?
• Apakahsoledantumitsepatumenapaklantai?
• Ceksaatpasienmelepasorthosis:
• Apakahtampaktandairitasisesaatsetelahorthosisdilepas?
• Apakahsepatucukupkuatmelekatpadaorthosisdanshoeshankcukupkuat
untuk pemakaian yang sudah diperkirakan?
• Apakahtumitdatardanterpakudengankuatpadasepatu,danapakahwedges
dan lifts terlihat rapi?
• Apakahsendilututdanpergelangankakibergeraktanpamenekuk?
• Apakahmedial/lateralstoppadasendipergelangankakidanlututmembuat
kontak
yang simultan saat sendi fleksi dan ekstensi penuh?
• Apakahcalfbandcukupbaikterjahitdanterlapisi?
• Apakahcukuppersediaanuntukmenyesuaikanstrapdanmanset?
• Apakahbagianlogamdariorthosiscukuphalusdanbebasdaritonjolanyang
keras?
• Apakahbahankulitcukuprapi?
• Apakahsecarakeseluruhanorthosiscukupmemuaskan?
• Apakahpasienmerasapuasdengankenyamanan,fungsidanpenampilannya?
224
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 3__________________________________________________________________
peresepAn DAn check-ouT orThosis eksTremiTAs ATAs
no indiKasi Pilihan orthosis
1 mempertahankan posisi oposisi dari ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah, terutama pada pasien dengan neuropati medianus
a. basic opponen orthosisb.Opponenorthosisdenganwristcontrolc. opponen orthosis dengan metacarpophalangeal extensionextensionstop
2 Mencegahdeformitasclawpadajari-jari,danmembantu ektensi jari, terutama pada pasien dengan neuropati ulnar atau kombinasi neuropati median-ulnar
a.Opponenorthosiswithmetacarpophalangealextensionstopb.Opponenorthosiswithmetacarpophalangealextensionstopandwristcontrol
3 Membatasiwristpalmarfleksi,terutamapadapasien dengan neuropati radialis
a.Wristflexioncontrolorthosisb.Opponenorthosiswithwristcontrol
4 membantu prehension pada pasien dengan paralisisjari-jari,dengankekuatanototfairplusatauekstensiwristlebihkuat,misalnyapadapasientetraplegiC4ataudiatasnya
a.Wristdrivenphrehensionorthosisb.Utensilswithlargehandles
5 membantu prehension pada pasien dengan parali-siswristatauhand,misalnyapadapasiendengantetraplegiaC5ataudiatasnya
a.Electricallydrivenphrehansionorthosisb.Passiveprehensionorthosisc. utensil holder
6 Membatasigerakanpadawristdanhand,terutamapada pasien dengan nyeri artritis atau sindrom terowongankarpal
•Wristhandstabilizer
7 membatasi gerakan pada sendi interphalangeal satu dan metacarpophalangeal
•Thumbstabilizer
8 membatasi gerakan jari •Fingerstabilizer
9 meningkatkan fleksi pada sendi metacarpophalan-geal
•Fingerflexororthosis
10 meningkatkan ekstensi sendi metacarphophalan-geal
•Fingerextensororthosis
11 Mengurangitekananpadaforearmextensors,teru-tama pada pasien dengan lateral epicondylitis
•Forearmcuff
12 Meningkatkanekstensielbowdenganmen-gaplikasikan gaya di bagian anterior terhadap olekranon, dan di bagian posterior ke distal dan proksimalelbow
•Elbowextensororthosis
13 membantu fungsi anggota gerak atas pada kondisikelemahanelbow.Pemilihantergantungpada toleransi pasien terhadap alat bantu
•Elbowstabilizer•Elboworthosiswithhydraulically,electrically,orcable controlled hinge
14 mengurangi tekanan pada sendi bahu •Singlestrapsling•Multiplestrapsling•Humeralcuffsling
Panduan peresepan orthosis anggota gerak atas:
225
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
JENISGANGGUAN deFormitas/imPairment Jenis ortosis alasan
CederaNervusradialis drop hand -Cock-upsplint(volarwrist-flexioncontrolorthosis)-MCPextensionmobilizationorthosis-Wristmobilizationorthosis
CederaNervusMedianus(distal)
ape hand (atrofi eminensia thenar, tidak mampu abduksi palmaris dan thumb opposition), tidak mampu pronasidanfleksiwrist/jari
-OpponensOrthosis(C-bar)-Thumbpoststaticorthosis-Dynamicthumborthosis
CederaNervusMedianusproksimal(dekatelbow)akibatCTS
Activepapalsign/Pope'sblessing = tidak mampu fleksi diP jari ii dan iii akibat gangguan kontraksi lumbrical lateral.
-Prehensionorthosis-Buddysplint(splintingjariII dan iii, juga untuk fraktur)
membantu prehension jari ii dan iii melalui transmisi fleksi secara aktif. Fleksi iP atauMCPsalahsatujariharus positif.
CederaNervusMedianusdan ulnarSCIC7,C8,T1(Shortopponens)C5,C6,radialnerve(Long)hemiplegia
Clawhand(IntrinsicMinushand) =hiperekstensiMCPdenganfleksi sekunder pada iP akibat gangguan kontraksi otot intrinsik tangan.
-OpponensorthosisdenganMCPblock(lumbricalbar)-MCPflexionmobilization orthosis -Short/Longopponens orthosis
Three-jaw-chuckprehensionskill.
CederaNervusRadialis Tidakmampuekstensiwrist,MCP,abduksiibujari
Oppenheimersplint(wirewrist-extensionassistorthoses)
Membantuekstensiwristmelalui efek tenodesis
Quadriplegic Wristextension(+) Reciprocalwrist-extensionfinger-flexionorthosis
membantu prehension
C6completetetraplegia Tidakmampuekstensiwrist(gangguan kontraksi extensorcarpiradialis)
Wrist-drivenprehensionorthosis (tenodesis orthosis, flexorhingesplints)
substitusi prehension melalui tenodesis dan mempertahankan fleksibilitashand,wristdanelbow.
LesiUMN,lukabakar,wristflexor/extensortendinitis,pasca operasi oriF, skin graft,endon/nerve/arterirepair,Dupuytren’srelease,brachialplexusinjury,dsb.
resiko kontraktur Wrist-hand-fingerstabilizers(resting hand splints), stabilisasi2/3distalforearmhingga ujung jari dan / atau ibu jari.
imobilisasi dan membantu penyembuhan jaringan, mempertahankanLGSsecara pasif, mencegah kontraktur akibat spastis.
rheumatoid arthritis, luka bakar pada jari.
Swanneckdeformity,boutonniere deformity, mallet finger.
Fingerringstabilizers imobilisasi, mencegah kontraktur, meningkatkan LGS.
Stroke,SCI,TBI,MS,CP. resiko kontraktur dan kelemahan otot antagonis.
Tone-reductionorthosis(misalhand-coneorthosis,snook splint)
mengurangi spastisitas tonusflexor,(2jampakai,2jam lepas).
CTS,CTD,SCI,lesiUMN nyeriedema
-Shockabsorbinggloves-Compressiongloves (edema)
-absorbsishock/vibrasi-mengurangiedema
226
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Peresapan danCheck-OutProstesis
Definisi- PeresepanProthesisadalahprosedur/tindakanpenilaiangangguandanpenentuan/
penetapan jenis prothesis.
- Pengecekanprothesisadalahprosedur/tindakanevaluasiketepatanprothesis
yang telah diresepkan, apakah sudah nyaman dipakai dan tepat dalam hal: ukuran,
bentuk dan fungsinya.
TujuAnuntuk memberikan jenis prothesis yang sesuai dengan gangguan yang ditemukan.
jenis proseDur• Peresepanprosthesisekstremitasatas
• Check-outprosthesisekstremitasatas
• Peresepanprosthesisekstremitasbawah
• Check-outprosthesisekstremitasbawah
inDikAsi• Semuagangguanfisikyangmemerlukanprothesis.
konTrA inDikAsitidak ada
efek sAmpingtidak ada
BAhAn DAn AlAT- Formulirresep
• ParalelBar
227
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
- Formulircheckout
- Peralatancheck-out:meteran,penggaris12inch,goniometer
proseDur1. Persiapan peralatan yang diperlukan
2. PersiapanPasien:
• MenjelaskankepadapasientujuanperesepandanCheck-out
• MenjelaskantahapanperesepandanCheck-out
3. Pelaksanaanasesmen
4. mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil asesmen.
DAfTAr pusTAkA:1. TulaarRantiA.Upperandlowerextremityprostheticsandorthotic.Physical
MedicineandRehabilitationDepartement.UniversityofIndonesia.
2. UustalH,BaergaE.Prostheticsandorthotics.In:CuccurulloSJetal.Physical
medicineandRehabilitationBoardReview.2004.Demos.p.409-85
3. HopkinsMS,BinderKE.Prosthetics,orthoticsandAmputeecare.In:Gonzales-
Fernandes m, Friedman Jd. Physical medicine and rehabilitation Pocket
Medicine.2011.DemosMedicalNewYork.p.213-53
228
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 1__________________________________________________________________
peresepAn prosThesis eksTremiTAs ATAs
1. aMPUTasi Transradial (below-elbow/be)
Komponen-komponenprosthesisterdiridari:
- Socket
- Elbowhinge
- Upperarmcuff
- Harness
- Controlsystem
amPutasi & tiPe Prosthesis SOCKET UPPERARMCUFF ELBOWHINGE harness and
CONTROLSYSTEM
VeryshortBE muenster or split half cuff step up hinge Figure of 8 dengan single control
short be muenster or standard half cuff rigid hinge Figure of 8 dengan single control
long be Doublewall tricep pad Flexiblehinge Figure of 8 dengan single control
Wrist disarticulation Doublewall tricep pad Flexiblehinge Figure of 8 dengan single control
transcarpal Doublewall tricep pad Flexiblehinge Figure of 8 dengan single control
2. aMPUTasi TranshUMeral (above-elbow/ae)
Komponen-komponenprosthesisterdiridari:
- Terminaldevice
- Wristunit
- Forearm
- Elbowunit
- Upperarmcomponent
- Socket
- Harness
- Controlsystem
229
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
amPutasi & tiPe Prosthesis SOCKET Forearm
COMPONENT ELBOWDEVICE harness & CONTROLSYSTEM
Forequarter Doublewall standard Forearm shell, Wrist dan terminaldevicetergantung pada kasus nya
internal unit dengan activecontrol,Forearm lift assist
BasicChestStrapdengan dual control,Shoulderelevation,Shouderextention,manual or nudge controlofelbowlock
shoulder disarticulation
Doublewall standard Forearm shell, Wrist dan terminal devicetergantungpada kasus nya
internal unit dengan activecontrol,Forearm lift assist
BasicChestStrapdengan dual control,Shoulderelevation,Shouderextention,manual or nudge controlofelbowlock
humeral neck Doublewall standard Forearm shell, Wrist dan terminal devicetergantungpada kasus nya
internal unit dengan activecontrol,Forearm lift assist
BasicChestStrapdengan dual control,Shoulderelevation,Shouderextention,manual or nudge controlofelbowlock
short ae Doublewall standard Forearm shell, Wrist dan terminal devicetergantungpada kasus nya
internal unit dengan activecontrol,Forearm lift assist
ae Figure of 8, harness dengan dual control
standard ae Doublewallorsinglewall
standard Forearm shell, Wrist dan terminal devicetergantungpada kasus nya
internal unit dengan activecontrol,Forearm lift assist
ae Figure of 8, harness dengan dual control
ElbowDisarticulaton Doublewallorsinglewall
standard Forearm shell, Wrist dan terminal devicetergantungpada kasus nya
outside locking hinge ae Figure of 8, harness dengan dual control
230
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 2__________________________________________________________________
check-ouT prosThesis eksTremiTAs ATAs
1. below-elbow case:
a. FleksiProsthesislenganbawahsejauhmungkin.
b. Fleksi stump sejauh mungkin tanpa prosthesis.
c. (denganflexiblehinges):padasaatfleksi90°,diukurlingkupgerakpadasaat
pronasi dan supinasi dengan dan tanpa prosthesis.
d. Amputeememfleksikanlenganbawahhingga90°.Fisiatrismendorongterminal
device,amputeemenahandalamposisifleksihumeraldanfleksistump.
2. above-elbow case:
a. Mengukurgaya(force)yangdibutuhkanuntukmelakukanfleksi90°
b. Fisiatrismemfleksikanamputeelenganbawahsecaramanualdanmengukur
sudut maksimal fleksi.
c. Amputeememfleksikanlenganbawahhinggamaksimal.Mengukurlingkup
gerak sendi fleksi.
d. Amputeememfleksikanlenganbawahhinggamaksimal.Mengukurfleksi
humeral yang dibutuhkan (sisi sehat).
e. amputee berjalan dengan siku yang tak terkunci.
f. Amputeemengabduksikanlenganhingga60°dengansikuterkunciataupun
tidak.
g. Amputeeberusahauntukmengaktifkanelbow-lock.
h. Amputeemengekstensikanlenganbawahmaksimaldanmenguncisiku.
Amputeekemudianmemfleksikan,ektensidanabduksi(elevasi)stumphingga
maksimal.
i. (termasukamputasishoulderlevel):Denganlenganbawahfleksi90°,above
elbowamputeemendorongkebawahprosthesisnya.UntukAEdanamputasi
shoulder,fisiatrismendorongterminaldevicesementaraamputeemenahan
dalam posisi fleksi.
3. all cases:
a. Amputeemenggerakkanterminaldevicedenganfleksi90°lenganbawah.
b. Amputeemenggerakkanterminaldevicehinggaujungmulutuntukabove
elbow danbelowelbowhinggaujungperineum).
c. Fisiatris/Prostetismenaruhbeban50lbdiujungterminaldevicedenganposisi
ekstensi maksimal.
231
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
test item AMPUTEEPERFORMANCE MINIMALREQUIREMENTS eXPlanation
is prosthesis proper length Yes….no…..
Activeelbowflexion Prosthesison………….off…………
1350
Openingterminaldeviceoperation
ElbowFullyextended……inchFlexed90………….inchFullyflexed…………inch
3inchormore3inchormore1 inch or more
Terminaldeviceprehension GraspanobjectthesizeSizeofawaterglassattabletoplevelwithflexedelbowandpositionatmouthwithoutdroppingPass…… Fail…
Controlsystemefficiency(TerminalDeviceandHar-ness)
………% BE&AE70%-80%
SA-50%
tension stability ControlcableremainsslackYes…..no……
Axialpullof50Ibsmustbemain-tained by the harness support strapswhilethecontrolcableremains slack.test is made by pulling on the non movablehookfingerwithaspringscaleelbowextended
BewithflexiblehingesActiveforearmPronationsupination
…………….degree…………….degree
Totalrotationwithprosthesisonshouldbeatleast50%withprosthesis off
Activeshoulderjointmotionprosthesis on (degree)
abduction………..rotation…………..Flexion……………….Extension…………..
900Exception:450ShortAE900SA30
Above-ElbowOnlyForcerequiredtoflexex-trendedelbowto900ForcerequiredtooperatetheTerminalDevice
………………ibs
………………lbs
Atleast10lbs
ForMUlir checK-oUT ProsThesis exTreMiTas aTas:
232
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 3__________________________________________________________________
peresepAn prosThesis exTremiTAs BAwAh
Peresepanprosthesisanggotagerakbawah:
- Semuaprosthesisanggotagerakbawahmenggunakanfoot-ankleassembly,kecuali
partial-footprosthesis
- Padaperesepanprosthesismakadijelaskankomponen-komponenyangkita
perlukan.
- Padaamputasibelowknee(transtibial),prothesajugamencakupshank,socket,dan
suspensi.
Foot-ankleassembly,terbagimenjadijenisnon-artikulasidanmempunyaiartikulasi
a. non-artikulasi:dapatdibedakanmenjadi2jenis.
i. non energy storing prosthetic feet : bisa berupa solid ankle cushion heel
(SACH)footattachmentflexibleendoskeleton(SAFE)foot.
ii. dynamic response (energy – storing) prosthetic feet : seattle foot, seattle
lightfoot,TheSTEN(StoredEnergy)foot,CarbonCopyIIfoot,Quantum
modularfoot,Flex-foot,ataujenisFlex-walk
b. articulated prosthetic feet : bisa berupa single axis prosthetic feet,
Multiple-axis prosthetic feet
shank : endoskeletal atau eksoskeletal
transtibial socket: total contact (patellar tendon bearing (Ptb)), atau total
surface-bearingsocket
transtibial suspension:
• Supracondylarcuffsuspension:denganatautanpaforkstrapatauwristbelt
suspension
• Brimsuspension:supracondylar,supracondylar/suprapatellar(SC/SP)
233
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
• Steevesuspension
• Suctionsuspension
Padaamputasiaboveknee(transfemoral),komponenprothesasepertipadaamputasi
belowknee,namunditambahkneeunit
1. Knee Unit. Komponen-komponennya adalah sebagai berikut :
a. Knee-unitaxis:singleaxis,polycentricaxes.
b. Frictionmechanisms:constant,variable,fluidfrictionkneeunit
c. Mechanicalstabilizer:Manuallock,weightactivatedfrictionbrake
d. Extensionaids:internalataueksternalaids.
2. Transfemoral socket : Quadrilateral (ischial-gluteal bearing) socket, narrow
mediolateral atau ischial containment
3. Transfemoral suspensi
a. suction suspense : total suction atau partial suspense
b. nonsuction atau belt suspense : soft belt (silesian belt atau bandage, total leastic
suspense),pelvicbandandbeltsuspension
Gambar: Endo-vsEksoskeletalprosthesisekstremitasbawah
234
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
lAmpirAn 4__________________________________________________________________
check-ouT prosThesis eksTremiTAs BAwAh
1. checK oUT ProsThesis TransTibial below Knee
a. apakah prosthesis sesuai dengan yang diresepkan?
b. Jika merupakan prosthesis perbaikan, apakah sudah dikerjakan atau
disempurnakan lagi?
c. dapatkah pasien mengenakan prosthesis dengan mudah?
Pemeriksaan sewaktu pasien berdiri
a. apakah pasien merasa nyaman bila berdiri dengan jarak antara garis tengah
tumit t
tidak lebih dari 15 cm?
b. Apakahkesegarisananteroposteriormemuaskan?(pasienmerasabahwa
lututnyastabil,ataumerasabahwalututterdorongkebelakang)
c. apakah kesegarisan mediolateral memuaskan? (sepatu menempel rata dengan
lantai dan tekanan yang nyaman pada bibir medial dan lateral socket)
d. apakah panjang prosthesis sudah benar?
e. apakah gerak piston minimal ketika pasien mengangkat prosthesis?
f. apakah dinding anterior, medial dan lateral cukup tinggi?
g. Apakahdindingmedialdanlateralkontakdenganepicondylus,danpadavarian
Ptb, pada daerah di atasnya?
check-out Thigh corset
a. apakah upright menyesuaikan dengan tonjolan daerah epicondylus?
b. Apakahkneejointdekatkeepicondylus?(sekitar3-6mm)
c. apakah thigh corset pas, dan dapat diatur kekencangannya?
d. Apakahkonstruksidanpanjangthighcorsetmemenuhikebutuhanakanweight
a. bearing atau stabilisasi?
Pemeriksaan sewaktu pasien duduk
a. apakah pasien dapat duduk dengan nyaman dengan sedikit tonjolan jaringan
lunakpadadaerahpopliteal,kalaulututfleksi90°?
Penilaiansewaktupasienberjalan
a. apakah kinerja pasien berjalan pada lantai rata memuaskan? berikan tanda di
bawahinipadadeviasigaityangmemerlukanperhatian.
b. apakah aksi piston minimal antara puntung dan socket?
c. apakah pasien dapat naik dan turun tangga dan lantai miring dengan baik?
d. apakah socket dan sistem suspensi sudah nyaman?
e. apakah knee cuff tetap pada posisinya?
f. apakah pasien dapat berlutut dengan baik?
g. apakah prosthesis tidak berisik?
h. Apakahukuran,konturdanwarnaprosthesismiripsepertitungkaiyangsehat?
i. Apakahpasienberpendapatbahwaprosthesismemuaskan?
235
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Penilaian sewaktu prosthesis dibuka
a. Apakahpuntungbebasdariabrasi,perubahanwarna,danberkeringatbanyak
segera setelah prosthesis dilepas?
b. apakah tumpuan berat tubuh terdistribusi merata pada daerah yang
seharusnya?
c. Apakahbaji(wedge)sudahbetulukurannya?
d. apakah dinding posterior socket cukup tinggi?
e. apakah secara umum pembuatannya memuaskan?
2. checK-oUT ProsThesis TransFeMoral (above Knee)
a. apakah prosthesis sesuai dengan yang diresepkan? Jika merupakan prosthesis
perbaikan, apakah sudah dikerjakan atau disempurnakan lagi?
Pemeriksaan sewaktu pasien berdiri
a. Cocok(Pas)danSegaris?
b. apakah pasien merasa nyaman bila berdiri dengan jarak antara garis tengah
tumit tidak lebih dari 15 cm?
c. apakah tendon adductor longus sudah berada pada posisi saluran yang tepat
dan pasien bebas dari tekanan yang berlebih pada aspek anteromedial dari
stump?
d. apakah tuberositas ischial beristirahat dengan tepat pada ischial seat?
e. apakah panjang prosthesis sudah tepat?
f. apakah lutut sudah stabil pada tumpuan berat tubuh?
g. Apakahposisibrimpadadindingposteriorkira-kirasudahparaleldengan
permukaan tanah?
h. Apakahpasienbebasdaritekananvertikalpadaareaperineum?
i. Pada saat katup dari socket total kontak dihilangkan, apakah jaringan stump
menonjolsedikitkedalamlubangkatupdanhasilnyamemuaskan?(kira-kira
mengutamakan thenar)
Pemeriksaan suspensi
a. apakah bagian medial dan lateral dari silesia bandage terlokalisasi dengan baik?
b. Apakahpelvicbandpasdengankonturtubuh?
c. Apakahpusatsendipelvissedikitdiatasdandidepanpromontoriumdari
trochanter major?
d. apakah lokasi katup mudah untuk menarik keluar pull sock dan melepaskan
tekanan secara manual?
Pemeriksaan waktu pasien duduk
a. apakah sisa socket berada pada posisi aman di atas stump?
b. apakah sisa socket berada pada kesegarisan yang baik?
c. apakah pusat dari knee bolt ½ sampai ¾ inchi di atas tingkatan medial tibial
plateau?
d. dapatkah pasien duduk tanpa adanya sensasi terbakar pada area hamstring?
e. dapatkah pasien bangkit dari duduk ke posisi berdiri tanpa adanya suara udara
yang mengganggu?
236
BAB 2 Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
Pemeriksaanwaktupasienberjalan
Penampilan
Apakahpenampilanpasienpadasaatberjalanmemuaskan?(hal-halyang
menunjukkandeviasigaitdanmembutuhkanperhatian)
a.Gaitabduksi h.Terminalswingimpact
b. lateral bending of trunk i. Foot slap
c. sirkumduksi j. Panjang langkah tidak sama rata
d.Medialwhip k.Lumbarlordosis
e.Lateralwhip l.Vaulting
f.Rotasikakisaatheelstrike m.Lain-lain
g. heel rise tidak seimbang
Komentar dan rekomendasi:
a. apakah suction dapat dipertahankan selama berjalan?
b. Denganadanyatotal-contactsocket,apakahpasienmemilikisensasiuntuk
kontakantarastumpdansocketpadasaatfaseswingdanstance?
c. apakah pasien dapat mendaki naik dan turun dengan baik?
d. apakah pasien dapat naik dan turun tangga dengan baik?
socket (Periksa hal-hal di bawah ini setelah melakukan evaluasi penampilan)
a. apakah tuberositas ischial dapat dipertahankan pada posisi ischial seat?
b. apakah ada daging yang berlebih di atas socket?
c. apakah dinding lateral socket dapat dipertahankan kuat dan mantap pada
bagian lateral stump?
lain-lain
a. apakah prosthesis dapat dioperasikan dengan baik?
b. Apakahukuran,kontur,danwarnaprosthesiskira-kirasamadenganwarnakulit
asli?
c. Apakahpasienbetul-betulmempertimbangkankepuasanprosthesisuntuk
kenyamanan, kegunaan dan penampilan?
Penilaian waktu prosthesis dibuka
Pemeriksaan stump:
a. Apakahstumppasienbebasdariabrasi,perubahanwarna,keringatberlebih
segera setelah prosthesis dilepas?
Pemeriksaan Prosthesis:
a. Apakahdindinganteriordanlateralsedikitnya2inchilebihtinggidibandingkan
dengan dinding posterior?
b. apakah bagian dalam socket memiliki hasil akhir yang lembut?
c. apakah ada jarak yang kurang memuaskan antara artikulasi lutut dan tumit?
d. apakah permukaan posterior thigh dan shank tampak adanya tekanan
konsentrasi minimal pada saat lutut difleksikan penuh?
e. dengan menggunakan prosthesis pada posisi berlutut, dapatkah bagian paha
digeserpalingsedikitpadaposisivertikal?
f. Padatotal-contactsocket,apakahlubangkatupbagianbawahsetinggibagian
dasar socket (mungkin saja lebih rendah terutama dengan adanya soft insert)?
237
asesmen dan Prosedur KedoKteran FisiK dan rehabilitasi
g. apakah bagian belakang sudah tersambung dengan dinding posterior socket?
h. apakah seluruh hasil kerja sudah memuaskan?
i. apakah fungsi komponen sudah tepat?