Asas pendidikan adalah aqidah Islam

download Asas pendidikan adalah aqidah Islam

If you can't read please download the document

Transcript of Asas pendidikan adalah aqidah Islam

Asas pendidikan adalah aqidah Islam. Aqidah menjadi dasar kurikulum (mata ajaran dan metode pengajaran) yang diberlakukan oleh negara. Aqidah Islam berkonsekuensi ketaatan pada syariat Islam. Ini berarti tujuan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum harus terkait dengan ketaatan pada syariat Islam. Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak menghasilkan keterikatan pada syariat Islam pada peserta didik, walaupun mungkin membuat peserta didik menguasai ilmu pengetahuan. Aqidah Islam menjadi asas dari ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti semua ilmu pengetahuan yang dikembangkan harus bersumber pada akidah Islam, karena memang tidak semua ilmu pengetahuan lahir dari akidah Islam. Yang dimaksud adalah, aqidah Islam harus dijadikan standar penilaian. Ilmu pengetahuan yang bertentangan dengan aqidah Islam tidak boleh dikembangkan dan diajarkan, kecuali untuk dijelaskan kesalahannya. Pendidikan Islam merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang berkarakter, yakni: Pertama, berkepribadian Islam. Ini sebetulnya merupakan konsekuensi keimanan seorang Muslim. Intinya, seorang Muslim harus memiliki dua aspek yang fundamental, yaitu pola pikir (aqliyyah) dan pola jiwa (nafsiyyah) yang berpijak pada aqidah Islam. Untuk mengembangkan kepribadian Islam, paling tidak, ada tiga langkah yang harus ditempuh, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw, yaitu: 1. Menanamkan aqidah Islam kepada seseorang dengan cara yang sesuai dengan kategori aqidah tersebut, yaitu sebagai aqdah aqliyyah; aqidah yang muncul dari proses pemikiran yang mendalam. 2. Menanamkan sikap konsisten dan istiqmah pada orang yang sudah memiliki aqidah Islam agar cara berpikir dan berprilakunya tetap berada di atas pondasi aqidah yang diyakininya. 3. Mengembangkan kepribadian Islam yang sudah terbentuk pada seseorang dengan senantiasa mengajaknya untuk bersungguh-sungguh mengisi pemikirannya dengan tsaqfah islmiyyah dan mengamalkan ketaatan kepada Allah SWT. Kedua, menguasai tsaqfah Islam. Islam telah mewajibkan setiap Muslim untuk menuntut ilmu. Berdasarkan takaran kewajibannya, menurut al-Ghazali, ilmu dibagi dalam dua kategori, yaitu: 1. Ilmu yang termasuk fardhu ain (kewajiban individual), artinya wajib dipelajari setiap Muslim, yaitu tsaqfah Islam yang terdiri dari konsepsi, ide, dan hukum-hukum Islam; bahasa Arab; sirah Nabi Saw, ulumul Quran, tahfizh al-Quran, ulumul hadis, ushul fiqh, dll. 2. Ilmu yang dikategorikan fadhu kifayah (kewajiban kolektif); biasanya ilmu-ilmu yang mencakup sains dan teknologi serta ilmu terapanketerampilan, seperti biologi, fisika, kedokteran, pertanian, teknik, dll.

Ketiga, menguasai ilmu kehidupan (IPTEK). Menguasai IPTEK diperlukan agar umat Islam mampu mencapai kemajuan material sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dengan baik. Islam menetapkan penguasaan sains sebagai fardlu kifayah, yaitu jika ilmu-ilmu tersebut sangat diperlukan umat, seperti kedokteran, kimi, fisika, industri penerbangan, biologi, teknik, dll. Keempat, memiliki keterampilan yang memadai. Penguasaan ilmu-ilmu teknik dan praktis serta latihan-latihan keterampilan dan keahlian merupakan salah satu tujuan pendidikan Islam, yang harus dimiliki umat Islam dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah SWT. Sebagaimana penguasaan IPTEK, Islam juga menjadikan penguasaan keterampilan sebagai fardhu kifayah, yaitu jika keterampilan tersebut sangat dibutuhkan umat, seperti rekayasa industri, penerbangan, pertukangan, dan lainnya. Silahkan Baca Juga Artikel Yang Berkaitan di bawah ini: 1. Pengertian Dan Fungsi Kurikulum Dalam Pendidikan Islam 2. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam 3. Cakupan Kurikulum Dalam Pendidikan Islam 4. Asas-Asas Kurikulum Dalam Pendidikan Islam 5. Penerapan Kurikulum Dalam Pendidikan Islam SUMBER BACAAN Abdul Ghofir dan Muhaimin, Pengenalan Kurikulum Madrasah, Ramadhani, 1993 Solo,

Abdul Manab, Pengembangan Kurikulum, Tulungagung, Kopma IAIN Sunan Ampel, 1995 Abdurrahman Masud, Menggagas Yogyakarta, Gama Media. 2002 Format Pendidikan Nondikotomik,

Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan : Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta, Prenada Media, 2003 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1999 Akhmad Sudrajat, Komponen-Komponen Kurikulum, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ bahan-ajar/komponen-komponenkurikulum/, diakses tanggal 17 Agustus 2008 Akhyak (ed.), Meniti Jalan Pendidikan Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. 2003 Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Bandung:

Alfabeta, 2003 Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma Pendidikan Islam dan Sains Sosial, Jakarta, Gaya Media Pratama, 2002 H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2003 Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan (Sistem dan Metode), Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004 Maksum, Madrasah: Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta, Logos, 1999 Malik Fadjar, Visi Pembaruan Pendidikan Islam, Jakarta, LP3NI, 1998 Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam : Sebuah Telaah Komponen dasar Kurikulum, Solo, Ramadhani, 1991 , Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2003 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002 Rachman Natawidjaja, Pendekatan-Pendekatan dalam Penyluhan Kelompok, Bandung, Diponegoro. 1987 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung, Citra Umbara, 2003