Asal mula nama pulau madura

3
Di sebuah pulau tanpa nama, tepatnya di Jawa Timur. Berdirilah sebuah kerajaan yang dipimpin oleh raja Singka. Raja Singka punya seorang anak laki-laki yang tampan dan perkasa. Anak laki-laki itu bernama JIRA Suatu hari raja Singka bermimpi, dalam mimpi itu berkata, “wahai Singka suatu hari kerajaamu akan hancur dan rakyatmu akan mati. Carilah madu berwarna merah dan putih yang dipegang oleh seorang gadis berambut hitam legam, bibirnya merah seperti darah dan kulitnya putih nan awan”. Raja Singka terbangun. “Siapakah dia ? dan apakah maksud dari mimpiku ini??” pagi harinya, Raja Singka menyuruh pengawalnya untuk memanggil Ciek Piek. Dia adalah peramal kerajaan yang mandragun. “Ada gerangan apa Raja memanggil saya?” Lalu raja singka menceritakan semua mimpinya.. “apa yang harus aku lakukan??”, Tanya Raja Singka “Raja harus memenuhi permintaan dalam mimpi itu jika tidak, itu akan benar- benar terjadi”, jawab Ciek Piek. Raja Singka benar-benar khawatir mendengar perkataan peramalnya itu, karena ramalannya selalu benar. Raja singka lalu mengadakan sayembara secara besar- besaran, bahkan Raja Singka ikut turun tangan dalam sayembara itu. “Siapa saja gadis yang memiliki madu berwarna merah dan putih, akan saya angkat menjadi putri kerajaan dan akan saya nikahkan dengan putra saya sendiri, Pangeran Jira”, kata Raja Singka panjang lebar. Semua gadis tertarik untuk mengikuti sayembara itu baik gadis-gadis dalam kerajaan hingga rakyat jelata. Tapi semua itu sia-sia, tak ada satu gadispun yang memiliki madu berwarna merah dan putih itu. Jikapun ada, tapi madu berwarna merah dan putih yang palsu. Terpaksa pangeran Jira harus turun tangan. Pangeran Jira keluar dari kerajaan tanpa pamit, ia berusaha mencari madu berwarna merah dan putih itu. Pangeran Jira terus berkelana tanpa arah, hingga akhirnya tiba di sebuah sungai. Di sungai itulah pangeran Jira berhenti untuk menghilangkan rasa lelahnya dan juga untuk membasuh mukanya. “Hai manusia! Tolong bantu aku”, seru seekor ikan mas “Siapa itu??”, tanya Pangeran Jira. “Ini aku, ikan emas di depanmu!”, jawab ikan itu. “Hah, kamu bisa bicara?”, kata pangeran jira. “Tentu saja, sekarang tolong singkirkan jala ini dari tubuhku. Aku berjanji akan mengabulkan segala permintaanmu dengan syarat hanya satu permintaan saja”, kata ikan emas. “Baiklah ”, jawab pangeran Jira seraya menyingkirkan jala menjauh dari tubuh ikan emas itu. “Terimakasih, lalu apa yang akan kau minta dari aku?”, tanya ikan itu “Apakah kamu tau seorang gadis berambut hitam legam, bibirnya merah seperti darah, dan kulitnya putih nan awan yang memiliki madu berwarna merah dan putih??”, kata pangeran Jira panjang lebar. “Ya tentu saja. Tapi untuk menuju tempatnya itu, kamu harus melewati beberapa rintangan”, jawab ikan emas “Apa rintangan itu??”, tanya pangeran Jira penuh penasaran.

Transcript of Asal mula nama pulau madura

Page 1: Asal mula nama pulau madura

Di sebuah pulau tanpa nama, tepatnya di Jawa Timur. Berdirilah sebuah kerajaan yang dipimpin oleh raja Singka. Raja Singka punya seorang anak laki-laki yang tampan dan perkasa. Anak laki-laki itu bernama JIRA

Suatu hari raja Singka bermimpi, dalam mimpi itu berkata, “wahai Singka suatu hari kerajaamu akan hancur dan rakyatmu akan mati. Carilah madu berwarna merah dan putih yang dipegang oleh seorang gadis berambut hitam legam, bibirnya merah seperti darah dan kulitnya putih nan awan”. Raja Singka terbangun.

“Siapakah dia ? dan apakah maksud dari mimpiku ini??” pagi harinya, Raja Singka

menyuruh pengawalnya untuk memanggil Ciek Piek. Dia adalah peramal kerajaan yang

mandragun.

“Ada gerangan apa Raja memanggil saya?”

Lalu raja singka menceritakan semua mimpinya..

“apa yang harus aku lakukan??”, Tanya Raja Singka

“Raja harus memenuhi permintaan dalam mimpi itu jika tidak, itu akan benar-benar terjadi”,

jawab Ciek Piek.

Raja Singka benar-benar khawatir mendengar perkataan peramalnya itu, karena

ramalannya selalu benar. Raja singka lalu mengadakan sayembara secara besar-besaran, bahkan

Raja Singka ikut turun tangan dalam sayembara itu.

“Siapa saja gadis yang memiliki madu berwarna merah dan putih, akan saya angkat menjadi

putri kerajaan dan akan saya nikahkan dengan putra saya sendiri, Pangeran Jira”, kata Raja Singka

panjang lebar. Semua gadis tertarik untuk mengikuti sayembara itu baik gadis-gadis dalam

kerajaan hingga rakyat jelata. Tapi semua itu sia-sia, tak ada satu gadispun yang memiliki madu

berwarna merah dan putih itu. Jikapun ada, tapi madu berwarna merah dan putih yang palsu.

Terpaksa pangeran Jira harus turun tangan. Pangeran Jira keluar dari kerajaan tanpa pamit,

ia berusaha mencari madu berwarna merah dan putih itu.

Pangeran Jira terus berkelana tanpa arah, hingga akhirnya tiba di sebuah sungai. Di sungai

itulah pangeran Jira berhenti untuk menghilangkan rasa lelahnya dan juga untuk membasuh

mukanya.

“Hai manusia! Tolong bantu aku”, seru seekor ikan mas

“Siapa itu??”, tanya Pangeran Jira.

“Ini aku, ikan emas di depanmu!”, jawab ikan itu.

“Hah, kamu bisa bicara?”, kata pangeran jira.

“Tentu saja, sekarang tolong singkirkan jala ini dari tubuhku. Aku berjanji akan mengabulkan

segala permintaanmu dengan syarat hanya satu permintaan saja”, kata ikan emas.

“Baiklah ”, jawab pangeran Jira seraya menyingkirkan jala menjauh dari tubuh ikan emas itu.

“Terimakasih, lalu apa yang akan kau minta dari aku?”, tanya ikan itu

“Apakah kamu tau seorang gadis berambut hitam legam, bibirnya merah seperti darah, dan

kulitnya putih nan awan yang memiliki madu berwarna merah dan putih??”, kata pangeran Jira

panjang lebar.

“Ya tentu saja. Tapi untuk menuju tempatnya itu, kamu harus melewati beberapa

rintangan”, jawab ikan emas

“Apa rintangan itu??”, tanya pangeran Jira penuh penasaran.

“Kamu harus melewati sungai berduri dan dua ular raksasa yang melindungi gadis itu”,

jawab ikan emas.

“Terimakasih, sekarang aku harus pergi”, kata pangeran Jira kepada ikan emas.

“Tunggu! Hti-hati!!”, kata ikan emas.

Page 2: Asal mula nama pulau madura

Pangeran Jira lalu melanjutkan perjalanannya. Hingga akhirnya dia sampai di sungai berduri

yang dikatakan ikan emas kepadanya.

“Hah, bagaimana aku bisa melewati sungai ini??”, kata Pangeran Jira.

“Hei, siapa itu??”, kata kakek-kakek tua  tua keluar dari goa yang tak jauh dari sungai

berduri itu.

“Aku adala Jira”, jawab pangeran

“Kenapa kau ingin melewati sungai berduri ini?”, tanya kakek tua itu

“Saya ingin mencari madu berwarna merah dan putih”, jawab pangeran Jira.

“Untuk apa kau mencari madu itu ??”, tanya kakek tua itu

“Saya harus menyelamatkan kerajaan dan rakyat, karena ayah handa bermimpi jika tidak

mendapatkan madu itu. Kerajaan kami akan hancur dan rakyat akan mati,” kata Pangeran Jira

“Walaupun itu akan merenggut nyawamu sendiri?,” tanya kakek tua

“Ya, tentu saja demi rakyat dan kerajaan kami,” jawab pangeran

“Kau benar-benar tulus, baiklah aku akan membantu,” kata kakek tua itu, lalu dia pergi

menuju goa.

“Peganglah keris ajaib ini, jika kau bertemu dengan 2 ular raksasa yang melindung gadis itu

keluarkanlah keris ini! Dan untuk melewati sungai berduri ini, tetap jalan seperti biasa tapi kau

harus tetap melihat keris itu. Jika ada yang memanggilmu jangan kau menoleh hingga kau tiba di

tepi sebrang sana. Jika kau menoleh kaki kudamu akan merasa kesakitan,” kata kakek tua itu

panjang lebar.

“Terimakasih kek,” kata pangeran Jira

Pangeran Jira melanjutkan perjalanannya,dia terus berjalan walaupun ada yang

memanggilnya. Hingga ia tiba di tepi sebrang sungai berduri itu.  Dan melanjutkan perjalanannya,

ia melihat rumah mungil yang di jaga oleh dua ular raksasa. Ia mendekati rumah mungil itu.

“Hai ular raksasa bolehkah aku menemui gadis yang kau lindungi itu?” tanya pangeran jira

“Siapa kau,?” Kata ular jantan raksasa balik bertanya.

Pangeran Jira lalu mengeluarkan keris pemberian kakek tua itu. Dan tanpa bertanya lagi ular

itu mempersilahkan pangeran Jira masuk. Pangeran Jira bertemu dengan Putri Rara yang dimaksud

mimpi itu, berambut hitam legam, bibirnya merah seperti darah dan kulitnya putih nan awan. Dan

sejak pertama kali melihat putri Rara, Pangeran Jira jatuh cinta kepadanya.

“Kenalkan saya Jira, apakah benar anda yang memiliki madu berwarna merah dan putih

itu??,” Tanya Pangeran Jira.

“Sya Rara, ya benar saya yang memilik madu itu. Untuk apa anda mencari madu itu, dan

dari mana anda tau bahwa sayalah yang memilikinya??,” Tanyan Putri Rara

“Saya tau itu dari mimpi ayah handa saya, dalam mimpi itu berkata agar mencari madu

yang berwarna merah dan putih jika tidak kerajaan kami akan hancur dan rakyat kami juga akan

mati,” Kata Pangeran Jira panjang lebar. Putri Rara lalu menuju kamarnya untuk mengambil madu

itu.

“Ambillah madu ini,” kata Putri Rara seraya menyuruh Pangeran Jira untuk mengambilnya.

“Terimakasih, maukah kamu ikut dengan ku menuju kerajaanku dan menjadi istriku??,” kata

Pangeran Jira.

“Aku tidak mau menolak jika madu ini yang mempertemukan kita,” jawab putri Rara.

Pangeran Jira lalu membawa putri Rara menuju kerajaan. Sesampainya di kerajaan,

Pangeran Jira dan Putri Rara pun menikah.

“Karena yang menemukan dan memberi madu ini adalah putraku Jira dan Putri Rara, hingga

kita semua selamat. Maka aku memberi nama Kerajaan dan Pulau iniMADURA”

Page 3: Asal mula nama pulau madura