Aryanti-159

download Aryanti-159

of 14

Transcript of Aryanti-159

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    1/14

    PENGGUNAAN IRADIASI UNTUK MEMPERPANJANG DAYA SIMPAN

    APEL cultivar MANALAGI

    Aryanti Nurhidayati dan Rosalina S.H .

    ABSTRAK

    PENGGUNAAN IRADIASI UNTUK MEMPERPANJANG DAYA SIMPAN APEL

    cultivar MANALAGI. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi iradiasi yang tepat untuk

    memperpanjang daya simpan apel segar. Apel yang digunakan yaitu apel manalagi mula-mula dibagi

    menjadi 4 kelompok masing-masing untuk kontrol dan iradiasi dosis 0 25; 0 5; dan 1 0 kGy lalu

    disimpan pada suhu 5

    2 dan 10

    2C. Semua sampel diamati sccara kimia dan organoleptik letiap

    bulan dan penyimpanan 0 sampai 4 bulan untuk suhu 5 2C dan lampai 2 bulan suhu 10 2C.

    Parameter yang diamati ialah vitamin C 8-karoten kadar gula pH indeks pencoklatan dan wama

    bau rasa serta kekerasan secara subjektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iradiasi dengan dosis

    0 25 dan 0 50 kGy dapat digunakan untuk memperpanjang daya limpan apel segar tanpa mempenga

    uhi rasa dan nutrisi buah tersebut baik yang disimpan pada suhu 5

    2 maupun 10

    2C. Pada

    suhu 5

    2C ape I dapat tahan sampai lebih dari 4 bulan masa simpan aedang pada suhu 10

    2C

    hanya sampai 2 bulan. Kontrol masing-masing hanya tahan lampai 3 5 dan 1 5 bulan.

    ABSTRACT

    USE OF GAMMA IRRADIATION TO EXTEND THE SHELF-LIFE OF APPLE culti

    var MANALAGI. The purpose of this study was to determine a suitable irradiation condition for

    prolonging the shelf-life of fresh apple. The materials used i.e cultivar manalagi were fUlt divided

    into 4 groups for control and irradiation with doses of 0 25; 0 5; and 1 0 kGy respectively. AU

    samples were stored at 5

    2C and 10

    2C. The quality of the samples were evaluated periodically

    after zero to four months storage at 5

    2C and until 2 monthl at 10

    2C using chemical and

    organoleptic parameters i.e vitamin C 8-caroten total sugar pH browning index taste colour fla

    vour and texture. The result showed that irradiation doses of 0 25 and

    OdS

    kGy could extend the

    shelf-life of fresh apple up to 4 months at 5

    2C and 2 months at 10

    2 C without affecting the

    chemical and organoleptic properties while the control wu only up to 3 5 and 1 5 montha.

    PENDAHULUAN

    Apel adalah salah satu hasil hortikultura yang dapat dikembangkan uotuk

    ekspor selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk memenuhi perm in

    taan apel segar yang semakin meningkat maka pihak pasar terpaksa mendatangkan

    apelluar negeri yang harganya jauh lebih mahal dari apellokal. Jenis apel impor

    yang masuk ke Indonesia saat ini adalah Me. Intosh Granny Smith dan Golden

    delicious. Oleh karena itu penanaman pohon apellebih dikembangkan lagi di

    Indonesia dengan harapan buah apel lokal yang mutunya tidak jauh berbeda dengan

    apel impor dapat menguasai pasar lokal maupun luar negeri. Ada beberapa jenis apel

    Pusat Aplikasi Isotopdan Radiasi SATAN

    59

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    2/14

    lokal yang bereclar di pasar. saat ini, yaitu Rome Beauty, Princess Noble, dan Ma

    nalagi. Apel manalagi mempunyai ciri yang khas, sehingga Japat dibedakan dari

    apel jenis lain. Apel ini berasa manis dan segar, ticlak acla rasa asamnya, warna buah

    hijau mud a kekuningan, daging buah agak liat, kurang berair, clan berwarna kepu

    tih-putihan 1).

    Buah apel termasuk kelompok klimakterik clan dipanen pada tingkat mature

    green. Meningkatnya proses fisiologi setelah panen yang dapat menurunkan mutu

    buah selama penyimpananan dapat diperlambat dengan cara penyimpanan dalam

    udara terkendali, iradiasi, atau penyimpanan suhu rendah. Menurut SETYAOJIT

    2), apel manalagi yang diberi perlakuan udara terkendali CO2: 02 5 : 5 ) lalu

    clisimpan pada suhu toC dapat tahan sampai 4 bulan penyimpanan. Oemikian juga

    iradiasi sudah dikenal dapat memperpanjang masa simpan buah segar seperti tomat

    ), dan mangga 4), karena iradiasi clapat memperlambat proses pematangan buah,

    at au menekan proses pembusukan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Oisamping

    itu, cara pengangkutan dan suhu penyimpanan sangat mempengaruhi kualitas buah,

    karena laju respirasi sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada penyimpanan suhu rendah,

    aktivitas respirasi dapat diperlambat. Dengan demikian kombinasi iracliasi dan

    penyimpanan suhu rendah, diharapkan dapat mempertahankan mutu buah dan mem

    perpanjang masa simpan. Menurut BRAMLAGE yang dikutip oleh JOSEPHSON

    dan PETERSON 5) melaporkan bahwa apel yang diiradiasi dengan dosis 1,5 kGy

    dan disimpan pada suhu 0 dan 5C dapat tahan selama 3-6 bulan penyimpanan,

    sedang pada suhu kamar lebih cepat lunak dan hilang aromanya. Juga apel yang

    diiradi~i dengan dosis 0,4 kGy dapat tahan sampai 9 bulan penyimpanan pada suhu

    2C tanpa mengalami perubahan rasa dan nutrisi 6). Pada penelitian ini akan dipela

    jari kondisi iracliasi yang tepat untuk memperpanjang daya simpan apel segar.

    H N D N METODE

    ahan

    Semua bahan kimia yang cligunakan berkualitas p.a diperoleh dari

    BOH Chemicals Ltd, Inggris. Sampel apel yang diteliti ialah apel segar c. v Manala

    gi dari Batu, Malang Jawa Timur, berat buah sekitar 120-130 g, dan garis tengah 7

    to cm. Buah yang telah dipetik dibawa ke ruang laboratorium, kemudian dibiarkan

    beberapa saat sampai suhu kamar.

    lradiasi dan Pengamatan Iracliasi buah apel dilakukan di Iradiator Panora

    ma Serba Guna lRPASENA) dengan dosis 0,25; 0,5; clan 1,0 kGy dan kontrol, lalu

    disimpan pada suhu kamar, 10

    2 dan 5

    2C untuk percobaan pendahuluan.

    Ternyata hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyimpanan suhu renclah jauh lebih

    tahan daripacla suhu kamar, sehingga percobaan lanjutan clilakukan pada penyimpan

    an suhu 5 clan lOne. Apel yang telah cliiracliasi clan kontrol diamati setiap bulan,

    mulai dari penyimpanan 0 sampai 4 bulan untuk suhu 5C, clan sampai 2 bulan untuk

    160

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    3/14

    suhu 10C. Parameter yang diamati ialah vitamin C, B-karoten, kadar gula, pH dan

    indeks pencoklatan, serta sifat organoleptik.

    Metode llolisis

    Semua sampel dianalisis vitamin C-nya dengan Spektrotlo

    rofotometer Shimadzu RF-520,B-karoten kadar gula dan indeks pencoklatan dengan

    Spektrofotometer Varian Super Scan (7), sedang pH dengan pH-meter. Uji organo

    leptik mel iputi warna, rasa, hau dan kekerasan menggunakan skala 1 sampai 5 (5

    =

    sangat hagus, 3 = sedang dan 1 = sangat jelek).

    IIASI L DAN PEM RAHASAN

    Hasil analisis apel manalagi yang diiradiasi dengan dosis 0; 0,25; 0,5; dan

    1,0 kGy lalu disimpan pada suhu 5 2 dan 10 2C dapat dilihat pada Gamhar 1

    5, sedang hasil uji organoleptik pada Tabel 1-2. Pada Gambar 1 terlihat bahwa

    vitamin C pada apel yang disimpan pada suhu 5C, tidak ada perbedaan yang nyata

    antara kontrol dengan yang diiradiasi.

    Pada penyimpanan 1 dan 2 hulan, kadar vitamin C optimum, lalu akhirnya

    menurun setelah penyimpanan 3 dan 4 bulan. Selama penyimpanan kadar vitamin C

    cenderung lebih tinggi pada apel iradiasi daripada kontrol. Demikian juga, pada

    suhu penyimpanan 10 C, vitamin Capel meningkat setelah satu bulan penyimpanan,

    lalu bulan berikutnya menurun, baik kontrol maupun iradiasi. Ini disebahkan terjadi

    nya perubahan metabolisme sel pada proses tisiologi buah. Proses tisiologi dipenga

    ruhi oleh besarnya dosis iradiasi, varietas, tingkat kematangan buah, serta suhu pada

    saat dan sesudah iradiasi. Menurut MOor yang dikutip oleh ARYANTI dkk (8),

    asam askorhat termasuk salah satu komponen utama penyusun sel yang mengalami

    perubahan selama pematangan buah, dan menemukan adanya penurunan keasaman

    yang cukup banyak selama pematangan herlangsung. PROCTOR et al. yang dikutip

    oleh ARYANTI (9) menyatakan hahwa iradiasi tidak selalu menurunkan kandungan

    vitamin C buah dan sayuran, tetapi dapat pula meningkatkan hingga 20 pada

    pisang dan pepaya yang diiradiasi 0,5 kGy, dan kenaikan sampai 8,5 pada salak

    yang diiradiasi dosis 1 kGy.

    Gamhar 2 memperlihatkan hasil analisis B-karoten apel iradiasi dan kontrol

    yang disimpan pada suhu 5 2 dan 10 2C. B-karoten pada apel yang diiradiasi

    dosis I kGy herbeda nyata dengan dosis 0,25; 0,5 kGy maupun kontrol, haik yang

    disimpan pada suhu 5 ataupun 10C. Menurut MEYER (10), B-karoten yang

    mengandung ex dan

    fi

    karoten merupakan bagian karotenoid yang tidak larut dalam

    air. Karotenoid terikat dalam kromoplas yang mengandung granula pati. Kandungan

    granula pati dalam kromoplas sedikit, namun mengandung kristal karoten paling

    tinggi. Bagian terluarnya juga mengandung tetesan lemak yang dapat melarutkan

    karoten apabila kromoplas mengalami kerusakan akibat panas atau proses lain. Hal

    ini l11ungkin terjadi pada apel yang JiiraJiasi I kGy, yaitu mengalami Je~integra~i

    1 1

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    4/14

    pada kromoplas, sehingga kristal karoten yang terikat didalamnya terlepas dan larut

    dalam lemak Selanjutnya tetesan lemak tersebut terpisah dari kromoplas dan terurai

    bersama karoten yang ada didalamnya. Hasil uji organoleptik menunjukkan apel

    iradiasi dosis 1 kGy lebih kuning daripada dosis 0,25; 0,5 kGy; dan kontrol, tetapi

    B-karotennya tidak menunjukkan kenaikan. Menurut GaRTNER 11 , menguning

    nya kulit buah tidak ada kaitannya dengan peningkatan kandungan karotenoid.

    Seperti menguningnya kulit nenas atau kulit pisang, hal ini merupakan proses

    hilangnya klorotil dan bukan merupakan biosintesis karotenoid yang dapat mengha

    silkan karoten secara murni.

    Gambar 3 memperlihatkan hasil analisis kadar gula apel iradiasi dan kontrol

    yang disimpan pada suhu 5 2 dan 10 2C. Kadar gula apel yang diiradiasi

    berbeda nyata dengan kontrol, yakni cenderung lebih tinggi, baik yang disimpan

    pada suhu 5 2 ataupun 10 2C. DENNISON dan AHMED 12 melaporkan

    bahwa buah yang diiradiasi sampai 3 kGy kemudian disimpan pada suhu 68F

    selama 8 hari, memperlihatkan kandungan pektin yang larut dalam air meningkat.

    Rasa apel yang diiradiasi dosis I kGy sedikit lebih man is daripada dosis 0,25 dan

    0,5 kGy maupun kontrol, sedangkan antara dosis 0,25 dengan 0,5 kGy tidak ada

    perbedaan yang nyata. Selanjutnya, pada uji kekerasan, apel iradiasi I kGy lebih

    lunak daripada kontrol, dosis 0,25 dan 0,5 kGy. Hal ini menunjukkan bahwa telah

    terjadi perombakan protopektin dan selulosa dinding sel pada dosis 1 kGy, sehingga

    jaringan buah menjadi lunak setelah satu bulan penyimpanan. Pada penyimpanan

    dengan suhu 5 2C, kekerasan kembali meningkat setelah dua bulan lalu melunak

    lagi pada bulan ketiga dan keempat. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh pembe

    basan ester-ester dari pektin dan kembalinya ketegaran buah tersebut disebabkan

    oleh pulihnya kandungan ester ke tingkat normal. Menurut HULME yang dikutip

    oleh SU HARJO dkk. 13 , kekerasan bergantung pada tebal eksocarp, kadar total

    sol id, tekanan turgor, ukuran, bentuk sel serta jaringan dan komposisi tanaman.

    Tekanan turgor dipengaruhi oleh tekanan dari isi sel terhadap dinding buah. Din

    ding sel terdiri dari hemiselulosa, pektin, dan lignin. Pada proses pemasakan buah

    akan terjadi perubahan pada komposisi dinding sel, sehingga mengakibatkan pene

    balan turgor yang akhirnya membuat buah menjadi lunak. Selanjutnya, hasil uji bau

    apel yang diiradiasi dosis 0,25 dan 0,5 kGy tidak berbeda nyata dengan kontrol,

    sedang dengan dosis 1 kGy berbeda nyata. Dalam buah, senyawa yang berkaitan

    dengan bau mengandung atom

    C1 - CIO

    antara lain berupa asam, alkohol, dan berba

    gai kombinasinya dalam bentuk ester atau senyawa dengan berat molekul rendah.

    Pada dosis I kGy kemungkinan iradiasi memecah ikatan-ikatan karbon, asam-asam

    lemak dan senyawa yang dihubungkan dengan pembentuk rasa dan bau pada buah.

    Gambar 4 menunjukkan bahwa iradiasi tidak berpengaruh nyata pada pH

    apel baik yang disimpan pada suhu 5 2C ataupun 10 2C. Hasil analisis

    indeks pencoklatan dapat dilihat pada Gambar 5, terlihat bahwa dosis 1 kGy berbeda

    nyata dengan kontrol dan dosis 0,25; serta 0,5 kGy.

    62

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    5/14

    KESIMPUL N

    Dari hasil analisis apel iradiasi dengan dosis 0,25; 0,5; dan I kGy dan

    kontrol sebagai pembanding yang disimpan pada suhu 5 2 dan 10 2C, terlihat

    bahwa iraJiasi Josis 0,25 dan 0,5 kGy tidak mempengaruhi kandungan vitamin C,

    B-karoten, kadar gula dan, indeks pencoklatan serta sifat organoleptiknya. Dosis I

    kGy menyebabkan kekerasan menurun dan warna apellebih kuning daripada kon

    troI. Dengan demikian disimpulkan bahwa iradiasi dengan dosis 0,25 dan 0,5 kGy

    dapat memperpanjang daya simpan apel sampai 4 bulan pada suhu 5 2C, dan

    sampai 2 bulan pada suhu 10

    2C, sedang kontrol pada kedua suhu tersebut

    berturut-turut hanya sampai 3,5 dan 1,5 bulan.

    Ff R PUST K

    I. ANONYMOUS, Buah-buahan unggul di Indonesia, Majalah Trubus 1989).

    2. SETYADJIT dan SYAIFULLAH, Beberapa aspek penyimpanan apel C.v.

    manalagi dengan atmosfer termoditikasi, Balai Penelitian Hortikultura Pasar

    Minggu, Jakarta 1992) I.

    3. ROSALlNA, S.H., RINDY, P.T., DEWI, S.P dan DARMAWI, Penentuan

    dosis iradiasi untuk memperpanjang daya simpan tomat segar , Aplikasi

    sotop dan Radiasi dalam Bidang Industri dan Hidrologi Ris. Pertemuan

    I1miah Jakarta, 1991), PAIR-SATAN, Jakarta 1992) 719.

    4. ZUBAIDAH, LP dan MUNSIAH, M., Pengaruh perlakuan panas iraJiasi

    gamma dan kombinasi perlakuan pada daya simpan mangga segar , Proses

    adiasi, Ris. Pertemuan IImiah Jakarta, 1985) PAIR-BATAN, Jakarta 1986)

    247.

    5. JOSEPHSON and PETERSON, Preservation of Food. by ionizing radiation,

    Volume IrI 1983).

    6. ZHENJUANG, S and ZHU CHENG XU, Present status of market testing

    and consumer acceptance of irradiated food in China , RCA Workshop

    1990).

    7. ANONYMOUS, Hitachi Scientific Instrument Technical Data, Kyoto, Japan

    1982).

    8. ARYANTI, MAHA, M., dan NURHIDAYATI, Penggunaan iradiasi untuk

    memperpanjang daya simpan buah salak , Aplikasi Isotop dan Radiasi dalam

    Bidang Industri dan Hidrologi Ris. Pertemuan I1miah Jakarta, 1991) PAIR

    BATAN, Jakarta 1992) 679.

    9. ARYANTI, Perubahan kadar vitamin Cjamur merang akibat iraJiasi gamma ,

    Arlika~i Isotor

    uan Radiasi Ris. Simp. III Jakarta, 1986), SATAN, Jakarta

    1988) 235.

    6

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    6/14

    10. MEYER, L.H., Food Chemistry, Reinhold Publishing Co, New York 1960 .

    11. KAMARIYANI, Fisiologi Pasca Panen, Gajah Mada University Press, Yogya-

    karta 1989 156.

    12. KAMARIYANI, Fisiologi Pasca Panen, Gajah Mada University Press, Yogya-

    karta 1989 173.

    13. SUHARJO, YUMIARTI dan SUHARDI, Penelitian J;>erkembangan fisik dan

    kimiawi buah apel dipohon, Cabang Lembaga Penelitlan Hortikultura, Malang

    1980 .

    6

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    7/14

    Tabel 1.

    Hasil

    ujirganoleptik apel manalagi yang diiradiasi

    n dosis 0;

    0,25;,5;

    an

    ,0

    Gy dan disimpan

    Dosis

    arna

    asaau

    ekerasan

    kGy

    0

    55 55 5

    0,5

    5 55 5

    0,5

    5 5

    0,5

    5

    0,5

    2 2

    0,5

    2

    2

    Keterangan:

    5

    =

    sangat bagus

    4

    =

    bagus

    3

    =

    sedang

    2

    =

    jelek

    1

    =

    sangat jelek

    6

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    8/14

    Tabel 2.

    Ha:;;il

    uji

    rganoleptik apel manalagi yang diiradiaei

    ngan dosis 0;

    0,25;

    ,5;

    an

    1,0 kGy dan disimpan

    Penyimpanan

    Dosis

    arna

    asaau

    ekerasan

    kGy

    0

    5 55

    0,5

    55

    5

    0,5

    0,5

    Keterangan:

    5

    =

    sang at bagus

    4 = bagus

    3

    =

    sedang

    2 = jelek

    1 = sangat jelek

    66

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    9/14

    la. Kadar vitamin Capel pada suhu 5C

    ~

    bJ)

    0

    0

    -

    ...

    J)

    E

    It

    --

    U

    ::

    S

    :I

    . :

    >

    fI

    ....

    C:I

    -0 .

    :I

    ~

    o

    0 26_

    o r

    Oosis kGy)

    lb. Kadar vitamin Capel pada suhu lOoC

    31J

    ,.-.,

    bJ)

    o

    o

    2(1

    o

    o

    0.25

    Oosis kGy)

    0.5

    Gambar 1.

    Hasil analisis vitamin C mgll g) apel yang diiradiasi denan dosis 0;

    0,25; 0,5; dan 1,0 kGy dan disimpan pada suhu 5C dan lO C

    ( Z] [s:sJ ~ ~ I6ZJ

    o

    bulan 1 bulan . 2 bulan 3 bulan 4 bulan

    167

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    10/14

    ~.I

    2.:1---

    1.0

    E

    0..

    \.1\

    5

    c::

    \.4

    ~

    -

    \.2

    c

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    11/14

    I U -

    In

    7 -

    0

    6

    3

    --.

    ~

    -

    ;

    t)

    ~

    8

    0

    7

    ~

    ~

    6

    r,

    ~

    o

    o

    3a. Kadar gula apel pada suhu 5e

    o

    2G 6

    Oasis kGy

    3b. Kadar gula apel pada suhu looe

    0.26. 0.6

    . Oasis kGy

    Gambar 3. Hasil analisis kadar gula apel yang diiradiasi clenan dosis 0; 0,25; 0,5;

    clan 1,0 kGy clan clisimpan pacla suhu 5e clan 10 e

    ~Z] CS3 l?LZl ~ IX3J

    o

    bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan

    169

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    12/14

    4a. pH apel pacta suhu SOC

    Hi

    :x:

    0..

    o

    0.26

    Oasis kGy)

    0.6

    4b. pH apel pacta suhu 10C

    o

    o ~

    0.6

    Oosis kGy)

    Gamhar 4. Hasil analisis pH apel yang diiradiasi denk;an dosis 0; 0,25; 0,5; dan 1,0

    kGy dan disimpan pada suhu 5C dan 10 C

    ezJ IS:sI ~ ~ ~

    17

    o bulan 1 bulan

    2 bulan 3 bulan

    4 bulan

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    13/14

    l,G

    8

    0

    0

    --

    :

    3

    ....

    3

    ::;2

    0.3

    0

    .)

    5a. Indeks pencoklatan apel pa

  • 7/23/2019 Aryanti-159

    14/14