Arya Nicosa karya ilmiah pupuk cair imbah ampas kelapa
description
Transcript of Arya Nicosa karya ilmiah pupuk cair imbah ampas kelapa
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang semakin padat, menyebabkan
manusia memerlukan hal-hal yang praktis untuk meringankan dan menyelesaikan
pekerjaannya, tanpa memikirkan dampak buruk yang dihasilkan dari proses
tersebut. Salah satu dampak yang dihasilkan adalah jumlah limbah yang semakin
meningkat, limbah yang terbuang pada lingkungan kehidupan manusia
mengakibatkan gangguan pada ekosistem. Limbah yang dihasilkan dari aktivitas
manusia berupa limbah padat, limbah cair ataupun limbah gas. Jika hal ini
dibiarkan terus menerus akan menjadi permasalahan yang merugikan kehidupan
manusia, terutama mengganggu kesehatan. Gangguan kesehatan yang dapat
ditimbulkan diantaranya penyakit flu, diare, penyakit kulit, radang pernafasan,
kanker dan bahkan berbagai penyakit mematikan lainnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, saat ini banyak dikembangkan
berbagai macam alternatif yang diharapkan dapat menjadi solusi positif dalam
menyelesaikan permasalahan lingkungan ini. Salah satunya adalah dengan
memanfaatkan limbah yang dihasilkan menjadi produk-produk yang lebih
bernilai.
Ampas kelapa merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dari rumah
tangga, limbah ampas kelapa ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh
masyarakat. Kebanyakan masyarakat hanya membuang ampas kelapa di
lingkungan sekitar rumahnya, sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan.
Akibat yang ditimbulkan berupa bau, mendatangkan bakteri yang menimbulkan
gangguan kesehatan pada manusia. Ampas kelapa yang selama ini terbuang
seharusnya dapat dimanfaatkan menjadi produk yang lebih bermanfaat dan
bernilai ekonomis. Karena di dalam ampas kelapa masih mengandung berbagai
zat yang dapat dimanfaatkan. Hasil analisis menunjukan bahwa ampas kelapa
sebagai produk samping pengolahan minyak kelapa murni masih memiliki kadar
protein kasar yang relatif tinggi yaitu sebesar 11,35% dengan kadar lemak kasar
23,36%. (Van Soest, 2010). Dari berbagai kandungan yang masih dimiliki ampas
2
kelapa tersebut yaitu protein, lemak dan lain-lain, maka pembuatan pupuk
organik berbahan limbah ampas kelapa untuk tanaman dapat menjadi solusi bagi
petani.
Pupuk cair adalah pupuk yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik
anaerob atau aerob. Bahan organik dihancurkan dengan filtrasi menggunakan
biodigester. Keuntungan cara ini adalah mengurangi kehilangan unsur hara dan
membantu menambah resistensi terhadap hama dan penyakit. Di dalam
biodigester, jasad renik menghancurkan bahan yang mudah terdegradasi secara
biologi dengan tanpa Oksigen. Bagian ini juga merupakan bagian sistem biogas.
Pupuk cair juga merupakan sumber phyto-regulator, yang dampaknya
terhadap pembungaan, peningkatan jumlah daun dan akar, meningkatkan vigor
tanaman, dan perkecambahan biji, dan meningkatkan panenan. Contoh phyto-
regulator- gibbrelin, suatu hormon tanaman yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. Pupuk cair seperti urine sapi, pupuk cair teh,ekstrak
kompos, daun teh dan jus daun yang dapat memberikan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman.
Musi Rawas merupakan salah satu sentra pertanian yang cukup besar di
Sumatera Selatan. Memiliki lahan pertanian yang luas dan tesebar hampir
diseluruh wilayahnya. Selama ini petani masih banyak menggunakan pupuk kimia
dalam tanaman mereka, padahal dampak buruk pupuk kimia bagi kesehatan
sangatlah besar, Oleh Karena itu potensi pengembangan pupuk organik berbahan
dasar limbah akan memberikan sumbangsi yang besar bagi petani.
Tomat cherry (Solanum sp.) merupakan salah satu komoditi tanaman buah
yang dibutuhkan masyarakat sebagai bumbu dapur. Tomat cherry (Solanum sp.)
dapat dengan mudah tumbuh pada kondisi yang stabil. Dengan diberikan pupuk
organik cair pada proses penanaman akan membuat tanaman tumbuh lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat pupuk cair dari limbah ampas kelapa?
2. Bagaimana efektifitas penggunaan Pupuk Cair Ampas Kelapa (Liquid
Manure) terhadap pertumbuhan tomat cherry (Solanum sp.) dengan variasi
3
konsentrasi pupuk cair (Liquid Manure) 0%, 10%, 30%, 50%, 70%, dan
100%?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan karya tulis ini untuk mengetahui:
1. Cara membuat pupuk cair dari limbah ampas kelapa.
2. Efektifitas penggunaan Pupuk Cair Ampas Kelapa (Liquid Manure)
terhadap pertumbuhan tomat cherry (Solanum sp.) dengan variasi
konsentrasi pupuk cair (Liquid Manure) 0%, 10%, 30%, 50%, 70%, dan
100%.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Karya ini merupakan sarana untuk memperoleh wawasan, keterampilan
dan pengalaman tentang pemanfaatan limbah ampas kelapa sebagai pupuk
cair (Liquid Manure).
2. Bagi Siswa
Karya ini sebagai media sosialisasi tentang pemanfaatan limbah ampas
kelapa dan sebagai pembelajaran serta peningkatan minat siswa tentang
pemanfaatan alam sekitar untuk menjaga kelestarian lingkungan.
3. Bagi Masyarakat
Hasil dari karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat bahwa limbah ampas kelapa masih bisa dimanfaatkan menjadi
pupuk cair (Liquid Manure).
4. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah khasanah keilmuwan, pengetahuan tentang pemanfaatan
sebagai pupuk cair pada tanaman.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Santi (2010) meneliti Kajian Pemanfaatan Limbah Nilam Untuk Pupuk
Cair Organik Dengan Proses Fermentasi. Dari penelitian ini pupuk cair organik,
ditujukan sebagai suplemen tanaman bertipe daun, maka hara yang terpenting
adalah Nitrogen (N) , sehingga diambil kondisi terbaik pada volume bakteri EM4
8%/larutan dengan kondisi waktu 14 hari. Dimana Nitrogen (N) sebesar 10,6 %,
Phosphate (P2O5) sebesar 1,19 %, dan Kalium (K) sebesar 3,08 %. Volume EM4
dan waktu fermentasi mempengaruhi proses fermentasi, itu berlaku sampai
mencapai keadaan optimal. Setelah melewati keadaan optimal proses ekstraksi
akan mengalami penurunan.
Rizqiani (2007) Pemberian pupuk organik cair dapat meningkatkan jumlah
daun, jumlah cabang, luas daun, panjang akar, volume akar, jumlah polong.
Pembentukan daun tanaman dan cabang tanaman buncis dipengaruhi adanya
saling tindak antara dosis dengan frekuensi pemberian pupuk organik cair.
Amilia (2011) Aplikasi pupuk organik cair (POC I dan POC II) cenderung
meningkatkan pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil padi sawah. Aplikasi POC I
dengan 75 % - 100% dosis pupuk NPK meningkatkan hasil 22 % - 34 %, sedangkan
POC II dengan 100 % dan 50 % dosis NPK meningkatkan 8 % β 14 % hasil. Secara
ekonomi aplikasi POC I dan POC II lebih menguntungkan. Pupuk POC I berpotensi
untuk mereduksi penggunaan pupuk NPK sebesar 25 %.
2.1 Buah Kelapa (Cocos nucifera)
Kelapa merupakan tanaman tropis yang penting bagi negara-negara Asia
dan Pasifik. Pada tahun1987, Negara-negara Asia dan Pasifik menghasilkan 82%
dari produksi kelapa dunia, sedangkan sisanya dihasilkan oleh Negara di Afrika
dan Amerika Serikat. Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditi yang sudah
dikenal di negara Indonesia. Tanaman kelapa merupakan tumbuhan tropis,
tumbuh dengan baik didaerah pantai dan dataran rendah. Di indonesia kelapa
merupakan sumber pencarian jutaan petani yang mampu memberikan
penghidupan bagi seluruh keluarganya. Oleh karena itu tanaman kelapa ini
5
ditanam secara besar-besaran maupun tanaman pekarangan untuk kebutuhan
keluarga. (Suhardiyono,1995)
Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu anggota tanaman palma
yang paling dikenal dan banyak tersebar di daerah tropis. Pohon kelapa
merupakan jenis tanaman berumah satu dengan batang tanaman tumbuh lurus ke
atas dan tidak bercabang. Tinggi pohon kelapa dapat mencapai 10 - 14 meter
lebih, daunnya berpelepah dengan panjang dapat mencapai 3 - 4 meter lebih
dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian.
Klasifikasi ilmiah buah kelapa sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub : Angiospermae
Klas : Monocotyledoneae
Ordo : Spdicifloreae
Famili : Palmae
Genus : Cocos
Species: Cocos nucifera
Kelapa dapat dimanfaatkan menjadi beraneka macam penunjang
kebutuhan, baik berupa olahan pangan, keperluan industri, pemanfaatan
tempurung kelapa sebagai alat pembakaran serta media permainan tradisional
yang dapat dibuat menggunakan tempurung kelapa maupun pembuatan pupuk cair
(Liquid Manure) tersebut.
2.2 Ampas Kelapa
Ampas Kelapa adalah sisa dari perasan daging buah kelapa atau
pengambilan santan yang terkandung dalam daging buah kelapa yang masih
mengandung lemak dan protein.
2.3 Tomat cherry (Solanum sp.)
Tomat cherry (Solanum sp.) adalah komoditi tanaman buah yang banyak
digunakan sebagai bahan makanan. Tomat cherry (Solanum sp.) dapat dengan
mudah diperoleh dipasartradisional maupun pasar modern di Indonesia.
6
2.4 Pupuk Cair (Liquid Manure)
Menurut Parman (2007). Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis
pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan
diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang
mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe,
Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman,
meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk
anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang.
Menurut Nur Fitri, Erlina Ambarwati, dan Nasih Widya (2007) Pupuk
organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah :
a. Dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan
pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga
meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan
nitrogen dari udara.
b. Dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh
dan kuat, Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan,
Cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit.
c. Merangsang pertumbuhan cabang produksi.
d. Meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta
e. Mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah.
2.5 Pupuk Cair (Liquid Manure) Ampas kelapa
Pupuk Cair (Liquid Manure) ampas kelapa diperoleh dari hasil pengolahan
ampas yang sudah diambil sari/santannya. Untuk mendapatkan pupuk cair (Liquid
Manure) kelapa sawit diperlukan tiga tahap, yaitu perlakuan pendahuluan berupa
pemakaian atau pengambilan sari/ santan buah kelapa segar untuk keperluan
tertentu, kedua proses perendaman ampas kelapa dan terakhir pengubahan
konsentrasi pupuk dengan cara dicampurkan dengan air pada perbandingan
tertentu yang membentuk pupuk cair (Liquid Manure) ampas kelapa.
7
2.6 Hipotesis
Hipotesis Statistik Penelitian
H0 = Tidak terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman tomat cherry (Solanum
sp.) yang menggunakan pupuk cair limbah ampas kelapa dengan
konsentrasi pupuk 0%, 10%, 30%, 50%, 70%, dan 100%.
Ha = Terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman tomat cherry (Solanum sp.)
yang menggunakan pupuk cair limba ampas kelapa dengan konsentrasi
pupuk 0%, 10%, 30%, 50%, 70%, dan 100%.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Eksperimental (murni)
adalah penelitian yang observasinya dilakukan terhadap efek dari manipulasi
peneliti terhadap satu atau sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian. Penelitian
yang memungkinkan peneliti mengendalikan semua variabel luar, sehingga
perubahan yang terjadi pada efek (variabel yang dipelajari) hampir sepenuhnya
karena pengaruh perlakuan (variabel eksperimen).
3.2 Waktu dan tempat penelitian
3.2.1 Waktu
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 9 januari s/d 05 febuari 2014.
3.2.2 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia SMAN 1 Muara
Kelingi.
3.3 Alat dan bahan
3.3.1 Alat yang digunakan:
Alat yang digunakan adalah jerigen, karung, pipet tetes, erlenmayer 250
mL, gelas kimia 250 mL, polibek.
3.3.2 Bahan yang digunakan:
Bahan yang digunakan adalah ampas kelapa, air, tanah, dan bibit tomat
cherry (Solanum sp.).
3.4 Prosedur Eksperimen :
3.4.1 Pembuatan Pupuk Cair
a. Siapkan ampas yang akan diolah menjadi pupuk cair sebanyak 2 kg.
b. Siapkan jerigen yang sudah dibentuk sedemikian rupa seperti gambar
berikut :
9
Gambar 1. Jerigen pembuatan pupuk cair
c. Masukkan air kedalam jerigen sebanyak 10 Liter.
d. Masukkan ampas kelapa kedalam karung, kemudian ikat bagian atas
karung sehingga karung tertutup rapat.
e. Masukkan karung berisi ampas kedalam jerigen yang telah diisi air,
usahakan agar karung terendam di dalam air.
f. Tutup jerigen dengan kain atau penutup lainnya agar pupuk terhindar
dari kotoran.
g. Perendaman dilakukan selama 14 hari, setelah itu pupuk dapat dipanen.
3.4.2 Penggunaan Pupuk Cair
a. Penyemaian bibit tanaman tomat cherry (Solanum sp.).
b. Masukkan tanah kedalam 6 buah polibek yang akan digunakan.
c. Beri label pada masing-masing polibek dengan konsentrasi pupuk 0%,
10%, 30%, 50%, 70% dan 100% pada tiap-tiap polibek.
d. Masukkan bibit cung kedalam masing-masing polibek dengan jumlah yang
sama.
e. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan volum pupuk sebanyak 25 mL
sampai tunas tumbuh.
f. Lakukan pengukuran panjang akar tunas tomat cherry (Solanum sp.) pada
setiap variasi konsentrasi.
10
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah panjang akar, lebar dau,
dan panjang daun tomat cherry (Solanum sp.). Data yang didapat dianalisis
menggunakan ANOVA dengan rumus :
Jumlah kuadrat rata-rata:
JKR = (β π1+ β π2+ β π3+ β¦.+ β ππ)2
π1+π2+π3+β―..+ππ
Jumlah kuadrat antarkelompok:
JKA = (β π1)2
π1 +
(β π2)2
π2 +
(β π3)2
π3 + β¦β¦.+
(β ππ)2
ππ - JKR
Jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus
JKD = β π2 - JKR - JKA
Derajat kebebasan rata-rata dengan rumus:
Dkrata-rata = 1
Derajat kebebasan antarkelompok dengan rumus:
dkA = k β 1 dimana k = banyak kelompok
Derajat kebebasan dalam kelompok dengan rumus
dkD = N β k dimana N = jumlah seluruh anggota sampel
Rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:
RKrata-rata = π½πΎπ
πππ
RKrata-rata = π½πΎπ
πππ
Rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:
11
RKrata-rata = π½πΎπ΄
πππ΄
Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:
RKD = π½πΎπ·
πππ·
Cari Fhitung dengan rumus:
Fhitung = π πΎπ΄
π πΎπ·
Taraf signifikansi (πΌ) = 0,05
Ftabel dengan rumus:
Ttabel = F(1-Ξ±)(dk A, dk B)
Jika Fhitung < Ftabel, maka menunjukkan hasil yang tidak signifikan atau
dengan kata lain H0 diterima dan Ha ditolak.
12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembuatan Pupuk Cair (Liquid Manure) Ampas Kelapa
Perkembangan jumlah rumah makan di Kecamatan Muara Kelingi,
Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan semakin hari semakin pesat. Selain itu
budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi gulai (lauk berbahan dasar
santan) menyebabkan jumlah penggunaan kelapa semakin besar dan
menghasilkan ampas kelapa yang besar juga. Sedangkan pemanfaatan ampas
kelapa belum dimanfaatkan secara efektif, bahkan hanya terbuang percuma. Hal
ini menyebabkan bertambahnya jumlah produksi sampah yang mencemari
lingkungan.
Kandungan kimia ampas kelapa dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1. Kandungan Kimia Ampas Kelapa
No. Komposisi Kadar (%)
1 Kadar Air 11.31
2 Protein Kasar 11.35
3 Lemak Kasar 23.36
4 Serat Makanan 5.72
5 Serat Kasar 14.97
6 Kadar Abu 3.04
7 Kecernaan Bahan kering in vitro 78.99
8 Kecernaan Bahan organik in vitro 98.19
Berdasarkan tabel di atas, ampas kelapa memiliki potensi untuk
dikembangkan menjadi pupuk cair. Pupuk Cair (Liquid Manure) merupakan
pupuk yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik menjadi pupuk yang
berupa zat cair, pupuk cair dapat meningkatkan kesuburan tanah dan
menghasilkan tanaman yang lebih baik. Pupuk cair banyak dimanfaatkan oleh
petani sayur mayur sebagai pengganti pupuk kimia yang bersifat merusak
kesuburan tanah. Pupuk cair juga dapat dibuat dari bahan air kelapa dan dapat
pula dibuat dari parutan daging kelapa.
Melihat kondisi seperti ini, perlu dilakukan inovasi atau pemanfaatan
terhadap limbah ampas kelapa untuk dijadikan produk yang memiliki manfaat dan
nilai ekonomis tinggi. Pembuatan pupuk cair berbahan ampas merupakan salah
13
satu solusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
limbah. Pupuk cair (Liquid Manure) Ampas Kelapa adalah pupuk yang dihasilkan
dari maserasi ampas kelapa dengan air (aquades).
Adapun tahap pembuatan pupuk cair adalah: ampas kelapa sebanyak 2 kg
dimasukan kedalam karung lalu diikat dengan menggunakan tali. Siapkan juga
jerigen yang berisi air sebanyak 10 Liter. Masukkan yang telah berisi ampas
kedalam jerigen. Maserasi dilakukan selama 14 hari kemudian pupuk dapat
dipanen dan hasil maserasi dapat digunakan sebagai pupuk. Setelah pupuk di
panen, konsentrasi pupuk dibuat menjadi 10%, 30%, 50%, 70% dan 100% yang
bertujuan untuk mengetahui konsentrasi mana yang paling efektif untuk
digunakan sebagai pupuk. pH pupuk cair yang dihasilkan adalah 5.
Gambar 2. Pupuk cair dengan konsentrasi 0% - 100%
4.2 Efektifitas penggunaan pupuk cair (Liquid Manure) pada pertumbuhan
tanaman Tomat Cherry (Solanum sp.) dengan variasi konsentrasi
pupuk 0%, 10%, 30%, 50%, 70% dan 100%.
Untuk mengetahui efektifitas penggunaan pupuk cair ampas kelapa
(Liquid Manure) terhadap pertumbuhan tanaman Tomat Cherry (Solanum sp.)
dilakukan penelitian eksperimental terhadap pupuk dan tanaman tomat cherry
(Solanum sp.). Penelitian yang dilakukan dimulai dari proses pembuatan pupuk
14
dengan konsentrasi 0%, 10%, 30%, 50%, 70%, dan 100% yang di-
implementasikan terhadap tanaman cung.
Sebelum memulai proses implementasi, disiapkan media tanam di dalam
polibek. Tanah digemburkan agar mendapat banyak oksigen, kemudian siapkan
media tanam yang diberi label untuk masing-masing konsentrasi pupuk.
Proses implementasi dimulai dengan penaburan bibit kedalam media
tanam yang telah disiapkan dalam beberapa media tanam untuk masing-masing
konsentrasi pupuk. Pupuk yang digunakan adalah hasil maserasi ampas kelapa
selama 14 hari. Setelah bibit ditaburkan pupuk dapat segera disiram ke media
tanam. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan volum 25 mL pupuk untuk satu
kali pemupukan dilakukan sekali dalam sehari.
Pada pemupukan hari ke-empat setelah penanaman bibit tomat cherry
(Solanum sp.) tunas sudah mulai tumbuh di dalam polibek. Dua hari setelah tunas
tumbuh sudah dapat dilakukan pengukuran terhadap akar tanaman.
Pengukuran tersebut menghasilkan data panjang akar sebagai berikut:
Tabel 2. Panjang rerata akar tanaman Tomat Cherry (Solanum sp.)
Dari data pada tabel di atas di dapatkan rerata panjang akar tanaman tomat
cherry dengan menggunakan pupuk cair memiliki akar-akar yang lebih panjang
dibandingkan tanaman tanpa pupuk cair. Hal ini menunjukkan ada pengaruh
penambahan pupuk cair terhadap pertumbuhan pada tanaman tomat cherry. Akar
tanaman tomat cherry yang paling panjang terjadi pada pupuk cair dengan
konsentrasi 10% dan 100%. Artinya pupuk cair dengan konsentrasi ini memiliki
efektifitas yang lebih baik dalam proses penunasan tanaman.
Menurut Ketaren (1975) Ampas kelapa memiliki kandungan Posfor
sebesar 433 mg/100 gram, adanya jumlah posfor di dalam tanaman akan
mempercepat pertumbuhan akar pada tanaman. Sesuai dengan penelitian yang
telah dilakukan, tanaman tomat cherry yang menggunakan pupuk cair memiliki
No. Percobaan Panjang Akar
0% 10% 30% 50% 70% 100%
1 Pengulangan 1 2.9 4 3.2 3.5 3.9 3.9
2 Pengulangan 2 2.8 4 3.4 3.4 3.9 4.0
3 Pengulangan 3 3.3 4 3.3 3.6 3.6 4.1
Rerata (cm) 3 4 3.3 3.5 3.8 4
15
akar yang lebih panjang di bandingkan dengan tanpa pupuk. Dari kelima
perlakuan konsentrasi, konsentrasi 100% memberikan hasil paling baik.
Perbandingan panjang akar dapat terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3. Panjang akar tanaman tomat cherry setelah tumbuh tunas
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat maka selain pengukuran
terhadap panjang akar perlu dilakukan pengukuran terhadap panjang daun, lebar
daun dan diameter batang tomat cherry (Solanum sp.). Pengukuran dilakukan pada
hari ke-10 dengan tujuan supaya batang dan daun sudah tumbuh sempurna.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Panjang Rerata daun Tomat cherry
Tabel 4. Lebar Rerata Daun Tomat Cherry
No. Percobaan Panjang Daun (cm)
0% 10% 30% 50% 70% 100%
1 Pengulangan 1 1.40 1.8 1.3 1.5 1.9 0
2 Pengulangan 2 1.25 1.7 1.7 1.5 1.7 0
3 Pengulangan 3 1.40 1.6 1.5 1.9 1.8 0
Rerata (cm) 1.35 1.7 1.5 1.7 1.8 mati
No. Percobaan Lebar Daun (cm)
0% 10% 30% 50% 70% 100%
1 Pengulangan 1 0.70 1.26 1.27 1.25 1.24 0
2 Pengulangan 2 0.80 1.27 1.25 1.24 1.23 0
3 Pengulangan 3 0.75 1.25 1.23 1.23 1.22 0
Rerata (cm) 0.75 1.26 1.25 1.24 1.23 Mati
16
Tabel 5. Diameter Rerata Batang Tomat Cherry
Semua data diatas diukur menggunakan jangka sorong.
Perbandingan semua indikator dalam berbagai konsentrasi dapat dilihat
pada grafik berikut:
Dari grafik di atas terlihat bahwa konsentrasi pupuk 10 % memberikan
puncak grafik tertinggi pada setiap indikator yang menjadi tolak ukur efektifitas
penggunaan pupuk cair pada tanaman tomat cherry (Solanum sp.). Pada grafik
juga terlihat bahwa konsentrasi pupuk 100% berada pada posisi 0 . Hal ini
dikarenakan dengan konsentrasi yang tinggi menebabkan terjadinya peristiwa
osmosis pada tanaman tomat cherry. Menurut Priadi (2010) Osmosis adalah difusi
air atau zat pelarut dari larutan hipotonis ke larutan hipertonis melewati membran
semipermeabel. Seluruh sel makhluk hidup mempunyai sistem membran
semipermeabel. Oleh karena itu, tidak mustahil jika osmosis selalu terjadi dalam
sistem kehidupan organisme.
0% 10% 30% 50% 70% 100%
Panjang Akar 3 4 3,3 3,5 3,8 4
Panjang Daun 1,35 1,7 1,5 1,7 1,8 0
Lebar Daun 0,7 1,26 1,25 1,24 1,23 0
Diameter Batang 0,4 0,5 0,45 0,45 0,5 0
00,5
11,5
22,5
33,5
44,5
Pan
jan
g p
ert
um
bu
han
(cm
)
Grafik Pertumbuhan akar, batang, daun dan diameter batang tomat cherry
(Solanum sp.)
No. Percobaan Diameter Batang (cm)
0% 10% 30% 50% 70% 100%
1 Pengulangan 1 0.4 0.5 0.45 0.45 0.5 0
2 Pengulangan 2 0.4 0.5 0.45 0.45 0.5 0
3 Pengulangan 3 0.4 0.5 0.45 0.45 0.5 0
Rerata (cm) 0.4 0.5 0.45 0.45 0.5 Mati
17
Jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk cair 100% pada tanaman
pada saat penunasan, ternyata pupuk cair 100% memberikan hasil yang baik. Hal
ini dikarenakan pada saat proses penunasan pupuk cair bekerja sebagai suplemen
pertumbuhan pada tanaman tomat cherry (Solanum sp.), tetapi apabila digunakan
terus menerus akan menimbulkan efek kurang baik pada tanaman. Dari hasil
percobaan dapat disimpulkan pupuk cair limbah ampas kelapa dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif pupuk organik bagi petani. Hal ini dikarenakan di
dalam ampas kelapa masih banyak kandungan unsur hara yang diperlukan oleh
tanaman. Unsur-unsur terpenting yang harus dimiliki oleh tanaman adalah: unsur
Posfor (P) yang diperlukan untuk mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman,
berguna untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, khususnya akar
benih tanaman muda. Selain itu, Posfor juga berfungsi untuk pembentukan
sejumlah protein tertentu memebantu asimilasi dan pernapasan, mempercepat
pembungaan dan pembuahan, serta mempercepat pemasakan biji dan buah.
Sedangkan unsur Kalium (K) membantu pembentukan protein, karbohidrat dan
gula.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan pupuk cair
100% berjalan baik pada saat penunasan yang dapat membantu merangsang
pertumbuhan akar, tetapi untuk tahap selanjutnya sebaiknya menggunakan pupuk
cair dengan konsentrasi 10%.
Dari analisis statistik dengan menggunakan Analisys of Variance (ANOVA
1 Jalur) didapatkan Fhitung untuk semua indikator yang menjadi tolak ukur
keberhasilan penggunaan pupuk cair Ampas Kelapa (Liquid Manure) terhadap
pertumbuhan tanaman Tomat Cheery (Solanum sp.) sebagai berikut:
Tabel 6. Analisis of Varians (ANOVA)
No Indikator Fhitung Ftabel Hipotesis
1 Panjang Akar 59.040 3.11 H0 Ditolak
2 Panjang Daun 253.892 3.11 H0 Ditolak 3 Lebardaun 1721.267 3.11 H0 Ditolak
Dari Tabel diatas terlihat bahwa semua indikator Fhitung > Ftabel yang berarti
bahwa hipotesis ditolak. Jadi, terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman tomat
cherry (Solanum sp.) dengan menggunakan pupuk cair (Liquid Manure) ampas
kelapa dalam konsentrasi 0%, 10%, 30%, 50%, 70%, dan 100%.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pembuatan pupuk cair dengan menggunakan limbah ampas kealapa
dilakukan dengan membuat maserasi ampas kelapa dengan perbandingan
antara ampas kelapa dan air 1:5.
2. Pupuk cair (Liquid Manure) limbah ampas kelapa yang paling efektif
untuk digunakan pada saat penunasan adalah pupuk dengan konsentrasi
100% dan 10%, sedangkan pupuk cair yang paling efektif untuk
pertumbuhan batang, akar dan daun adalah pupuk cair dengan
konsentrasi 10%.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, perlu diteliti lebih lanjut
penggunaan pupuk cair limbah ampas kelapa pada tanaman yang lain. Dan perlu
diteliti lebih lanjut efektifitas pupuk cair sampai pembuahaan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Amilia, Yuseffa. 2011. Penggunaan pupuk organik cair untuk mengurangi dosis
penggunaan pupuk anorganik pada padi sawah.Bogor:Skripsi FPI
Asmara,kurnia widya. 2007.Air kelapa dan ampas teh nerpengaruh terhadap
pertumbuhan tinggi dan jumlah daun pada tanaman Anthurium
crystallianum.Universitas Muhamadiyah Malang: Skripsi
Fitri, Nur,Erlina Ambarwati dan Nasih Widya.2007.Cara pembuatan pupuk
organik cair. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dewi-
yuanita-lestari-ssi-msc/cara-pembuatan-pupuk-organik-cair.pdf. diakses
05 Februari 2013
Ketaren. 1975. Peranan Lemak dan Pembuatan Bahan Pangan. Departemen
Teknologi Pertanian FatemetaIPB Bogor.
Khazali dkk,2009.cara lain yang biasa digunakan untuk digunakan untuk
meningkatkan efisiensi nutrisitanaman apabila tanah dilindungi atau
ditutup dengan bahan organik.
Mackentum.1969.Berdasarkan uji pendahuluan limbah cair tahu mengandung
nitrat sebesar 14,628 ppm dan kandungan orthophostfot sebesar 13,5
ppm.
Miskiyah(ddk).1995.Pemanfaatan ampas kelapa limbah pengolahan minyak
kelapa murni menjadi pakan.Bogor:Balai besar penelitian dan
pengembangan pascapanen pertanian kampus penelitian pertanian.
Ningrum,Fauziah Galuh Kusuma.2010.Efektifitas air kelapa dan ampas teh
terhadap pertumbuhan tanaman mahkota dewa (phaleria-macrocarpa)
pada media tanam yang berbeda.Surakarta:Skripsi FK dan IP.
Parman,sarjana.2001.Pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap
pertumbuhan dan produksi kentang(solanum tubelosum L).
Priadi, Arif. 2010. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
Rizqiani, Nur fitri.dkk. 2007. Pengaruh Dosis dan Freuensi Pemberian Pupuk
Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis (Phaseolus Vulgaris L.)
Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan LingkunganVol. 7 No. 1 p: 43-53
Santi,soraya sintha.2010.Pemanfaatan limbah nilam untuk pupuk cair organik
dengan proses fermentasi. Jawa timur:FTI UPN
Suhardiyono, L. 1995. Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya.
Kanisius. Jakarta
Van Soest, P.J. 2006. Rice Straw The Role Of Silica and Treatment to Improve
Quality. J. Anim Feed Sci.Tech.
20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Arya Nicosa
Kelas/Program : XI IPA 2
Tempat Tanggal Lahir : Muara Kelingi, 02 Oktober 1996 Alamat
Riwayat Pendidikan
:
:
Muara Kelingi RT.01
SDN 04 Muara Kelingi, SMPN 1 Muara
Kelingi
Prestasi
Karya Ilmiah
:
:
1. Finalis LKTI Fisika Se Sumatera Selatan
HIMAPFIS FKIP Universitas Sriwijaya
Sumsel.
2. Favorit Penulisan Esai Pertamina 2012
1. Pemanfaatan Limbah Cair Industri
Pengolahan Kelapa Sawit (Cpo)
Menjadi Biofuel Di Kabupaten Musi
Rawas
2. Mensejahterakan Siswa, Pemuda dan
Masyarakat (Esai)
3. Penggunaan Phet Simulations Sebagai
Sarana Belajar Mandiri BagiSiswa
Dalam Memahami Konsep Fisika
21
22
Foto-foto Penelitian