Artikel Sejarah Sastra

5
SEJARAH SASTRA PADA BIDANG PUISI Judul: Sejarah Sastra I: Buku Pertama, Pembahasan Tema damn Estetika berdasarkan Ekstrinsik Zamannya (1920--2000) Penulis: Prana D. Iswara Penerbit: Pusat Studi Literasi Tahun terbit: Januari 2007 Tebal buku: xvii + 295 Sejarah penting untuk pelajari karena melalui sejarah seseorang akan belajar untuk memperbaiki hidupnya dan membuat hidupnya menjadi lebih baik di masa depan. Sebuah buku yang diterbitkan oleh Pusat Studi Literasi ini merupakan salah satu buku yang memperkaya khazanah sejarah sastra Indonesia. Di dalam buku ini diuraikan karya-karya gamblang dari banyak sastrawan. Buku ini (diklaim sebagai bukan buku antologi) memberikan sejumlah ulasan, apresiasi atau telaah tentang sejumlah karya sastra, sastrawannya, dan peristiwa yang berlangsung pada suatu angkatan. Sebagian karya H.B. Jassin dikatakan antologi sekalipun terdapat ulasan di dalamnya. Tetapi buku ini bukanlah antologi sastra melainkan sejarah sastra. Keberadaan karya sastra khususnya karya-karya jaman dahulu (jadul)

Transcript of Artikel Sejarah Sastra

Page 1: Artikel Sejarah Sastra

SEJARAH SASTRA PADA BIDANG PUISI

Judul: Sejarah Sastra I: Buku Pertama, Pembahasan Tema damn Estetika berdasarkan Ekstrinsik

Zamannya (1920--2000)

Penulis: Prana D. Iswara

Penerbit: Pusat Studi Literasi

Tahun terbit: Januari 2007

Tebal buku: xvii + 295

Sejarah penting untuk pelajari karena melalui sejarah seseorang akan belajar untuk memperbaiki

hidupnya dan membuat hidupnya menjadi lebih baik di masa depan. Sebuah buku yang diterbitkan

oleh Pusat Studi Literasi ini merupakan salah satu buku yang memperkaya khazanah sejarah sastra

Indonesia. Di dalam buku ini diuraikan karya-karya gamblang dari banyak sastrawan. Buku ini

(diklaim sebagai bukan buku antologi) memberikan sejumlah ulasan, apresiasi atau telaah tentang

sejumlah karya sastra, sastrawannya, dan peristiwa yang berlangsung pada suatu angkatan. Sebagian

karya H.B. Jassin dikatakan antologi sekalipun terdapat ulasan di dalamnya. Tetapi buku ini bukanlah

antologi sastra melainkan sejarah sastra.

Keberadaan karya sastra khususnya karya-karya jaman dahulu (jadul) cukup menarik karena pada

masa kini sulit sekali mencari antologi dari sejumlah pujangga masa lalu. Sebutlah beberapa nama

pujangga masa lalu seperti Sanusi Pane dengan antologi Madah Kelana, Sutan Takdir Alisyahbana

dengan antologi Tebaran Mega atau Saini KM dengan antologi Nyanyian Tanah Air. Tidak mudah

untuk mencari antologi itu pada zaman sekarang, terutama misalnya jika pemerintah tidak

menerbitkannya untuk konsumsi di perpustakaan sekolah-sekolah.

Page 2: Artikel Sejarah Sastra

Idealnya pengenalan seseorang terhadap suatu zaman semestinya sempurna. Dengan demikian,

sebaik-baik pengenalan zaman, seseorang mesti mengikuti zaman itu dan memiliki antologi-

antologinya. Seseorang dikatakan mengenal zaman Balai Pustaka (menurut terminologi H.B. Yassin)

bila ia hidup di zaman itu dan memiliki antologi-antologinya. Dengan demikian, pengenalan atau

pengetahuan seseorang akan zaman Balai Pustaka itu dikatakan kurang baik bila hanya mengenal

sebagian karya-karya pada zaman itu. Pengenalan itu pada karya-karya Balai Pustaka secara langsung

lebih baik daripada hanya membaca artikel atau kritik tentang karya-karya Balai Pustaka. Lazimnya

suatu artikel atau kritik tentang karya tidak menampilkan karya itu secara utuh.

Salah satu yang menarik dari ulasan sejarah sastra adalah masuknya Rendra pada sejumlah

angkatan. Rendra merupakan sastrawan yang menggebrak pada Angkatan '66, bersinar pada

Angkatan Pasca angkatan '66 dan masih terlibat di dalam kesusastraan pada Angkatan 2000. Rendra

merupakan seorang yang dihormati pada Angkatan 2000. Kritikus Korrie Layun Rampan tidak

memasukkan Rendra pada Angkatan 2000 padahal gagasan-gagasan Rendra pada sajak-sajaknya

yang dibuat sekarang jauh dari Angkatan '66. H.B. Jassin memasukkan Rendra ke dalam Angkatan

'66. Apakah Rendra hanya berhak masuk pada Angkatan '66? Kajian yang mendalam dari sebagian

kritikus akhirya memutuskan bahwa sebagian karya Rendra masuk pada Angkatan '66 dan sebagian

lagi masuk pada Angkatan 2000. Sukar sekali memasukkan karya-karya Rendra yang ditulis pada

tahun-tahun sekarang pada angkatan sebelum Angkatan 2000. Karya Rendra yang ditulis pada

tahun-tahun sekarang pun masih mencerminkan kebrilianan Rendra dalam mengikuti zaman dan

hidup di zaman terkini.

Penggolongan karya sastra pada suatu angkatan merupakan pekerjaan yang cukup pelik. Ada

sebagian apresian yang menggolongkan karya sastra berdasarkan temanya. Dengan demikian, tema

merupakan salah satu ciri angkatan. Ada pula yang menggolongkan karya sastra berdasarkan

lahirnya suatu karya. Suatu karya yang lahir pada tahun-tahun 1920-an boleh jadi masuk pada

Page 3: Artikel Sejarah Sastra

angkatan 1920-an. Hal ini menjadi kekecualian jika seorang apresian menikmati karya yang ditulis

pada tahun 1920-an dan menganggapnya relevan dengan Angkatan 1933. Maka bukan tidak

mungkin karya yang ditulis pada tahun 1920-an itu digolongkan sebagai karya Angkatan '33.

Fenomena lain ialah ada apresian yang menentukan suatu angkatan berdasarkan puncak karya

sastra. Bila dikatakan Saman karya Ayu Utami dan Ayat-ayat Cinta sebagai karya-karya puncak

Angkatan 2000, maka karya-karya lainnya dikatakan akan berputar di sekitar puncak karya sastra itu.

Dengan bahasa yang lebih lugas, karya-karya lain boleh jadi menjadi pengikut atau terpengaruh dari

karya-karya puncak itu. Boleh jadi setiap angkatan mempunyai puncak karya sastranya: Angkatan '20

mempunyai puncak karya sastra, Angkatan '45 pun mempunyai puncak karya sastra. Adakah

apresian melihat karya puncak Angkatan '20? Adakah apresian mendengar berita bahwa

pendahulunya telah menentukan bahwa karya puncak Angkatan '20 adalah karya tertentu (Sitti

Nurbaya misalnya).

Di samping suatu angkatan dapat ditentukan berdasarkan temanya, lebih lanjut suatu angkatan

dapat pula ditentukan berdasarkan estetikanya. Di sini mungkin saja setiap zaman mempunyai selera

estetika yang berlainan.

Pekerjaan penggolongan atau studi tentang sejarah sastra adalah pekerjaan yang besar. Mengenal

karya sastra pada suatu angkatan pun merupakan suatu pekerjaan yang besar. Setelah seorang

apresian mengenal karya sastra ia dapat menentukan penggolongan karya sastra itu ke dalam suatu

angkatan