Buku Manual SIMAN Pengguna (UAKPB) Fitur Pemuktahiran Data - Edisi I Tanggal 15 Juni 2015(1)
Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
-
Upload
dwi-ariyanto-sutanto -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
1/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 1/14
Artikel
Penerapan Teori Kecerdasan Majemuk dalam Pembelajaran
Oleh Rusli-10A17021- PPs UNM
1. PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi
yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan
kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah
memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi
kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Oleh karenanya program pendidikan dan pembelajaran seperti yang
berlangsung saat ini harus lebih diarahkan atau lebih berorientasi kepada invidu peserta didik.
Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan
dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman pendidik tentang karakteristik individu. Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu
dipahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami
kecerdasan anak didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu
menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi individu memberikan dampak
negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan secara optimal potensi yang ada pada
dirinya. Barangkali rendahnya mutu keluaran persekolahan yang dirasakan saat ini sebagai akibat penanganan
salah yang telah dilakukan oleh sistem persekolahan saat ini sehingga kita telah kehilangan bakat-bakat
cemerlang. Individu-individu yang cerdas tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.
Teori Kecerdasan majemuk (Multiple Inteligence)yang dikemukakan olehHoward Gardner seorang
professor psikologi dari Harvard Universityakan dijadikan acuan untuk lebih memahami bakat dan
kecerdasan individu. Tulisan ini bertujuan untuk membahas dan lebih memahami tentang upaya yang perlu
dilakukan oleh guru sebagai pendidik dalam membantu memfasilitasi pengembangan potensi individu peserta
didik agar dapat menguasai minimal satu kompetensi yang sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta
didik. Dengan memiliki minimal satu kompetensi secara maksimal, kompetensi ini akan digunakan oleh peserta
didik dalam hidup dan kehidupannya kelak.
II. MEMAHAMI PESERTA DIDIK
1.A. Siswa adalah Individu yang Unik
Pada dasarnya siswa adalah individu yang unik. Setiap siswa memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda
antara yang satu dengan yang lain. Tidak semua individu memilki profil intelegensi yang sama. Setiap individu
juga memilki bakat dan minat belajar yang berbeda-beda.
Pada era informasi seperti yang terjadi sekarang ini sangat dirasakan pengetahuan bagaikan air bah yang sangat
sulit dibendung, berbabagai media sebagai sarana pembelajaran terpampang di depan kita dan sangat mudah
meraihnya, dengan demikian tidak semua individu harus mempelajari semua informasi. Setiap individu harus
bersifat selektif dalam menentukan keterampilan dan pengetahuan yang akan dipelajari. Individu harus memiliki
Rusli Siman
sharing knowledge is my bisnis
http://blog.unm.ac.id/rusli/ -
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
2/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 2/14
pilihan untuk memilih apa yang ingin dipelajari dan bagaimana mempelajarinya.
Setiap siswa memang memiliki potensi yang berbeda beda dan memiliki pilihan untuk mengembangkan potensi
yang dimilikinya, namun ada beberapa pengetahuan dan keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh siswa
setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah yaitu kemampuan atau kompetensi dalam bidang:
Bahasa (linguistic)
Matematika (math)Ilmu Pengetahuan Sosial (social sciences)
Ilmu Pegetahuan Alam (Natural Sciences)
Keempat bidang ini dapat dipandang sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh individu siswa setelah
lulus dari sekolah.
1. Kecerdasan Peserta Didik
Howard Gardner (1993) menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki banyak
keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kesuksesan untuk masa depan seseorang. Menurutnyakecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur:
Kecerdasan bahasa
Kecerdasan logis matematis
Kecerdasan spasial
Kecerdasan kinestetis jasmani
Kecerdasan musikal
Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan naturalis
1. Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dan menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis
maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Peserta didik
dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan
dengan penggunaan suatu bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata
mutiara, dan sebagainya. Peserta didik seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang kuat, misalnya
terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih
mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru, peserta
didik ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Contoh
orang-orang yang memiliki kecerdasan bahasa yaitu
Pengarang
Penyair
Wartawan
Pembicara
Pembaca berita
1. Kecerdasan Matematis/Logis
Kecerdasan logis matematis memuat kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir
menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
3/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 3/14
menggunakan kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan logis matematis tinggi cenderung
menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu. Ia menyenangi berpikir
secara konseptual, misalnya menyusun hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang
dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi
dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk
bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahaminya itu. Mereka juga sangat menyukai berbagai
permainan yang banyak melibatkan kegiatan berpikir aktif, diantaranya bermain catur dan bermain teka-teki.
Dengan demikian seseorang yang memiliki kecerdasar logis matematis yang tinggi akan terampil dalammelakukan hitungan atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan hipotesis dan melakukan operasi matematis
yang kompleks. Contoh contoh orang yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan,
matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemrogram komputer
1. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual-spasial memuat kemampuan seseorang untuk lebih memahami secara lebih mendalam
hubungan antar objek dan ruang. Peserta didik ini memiliki kemampuan menciptakan imajinasi bentuk dalam
pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa
yang menjadi pemahat atau arsitek suatu bangunan. Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan
kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada
jenis kecerdasan visual-spasial. Orang-orang seperti ini akan unggul dalam pencarian jejak. Dengan demikian
orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas dalam berfikir secara tiga dimensi.
Contoh contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah pelaut, pilot, pematung, pelukis dan arsitek.
Kecerdasan spasial memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun
eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis.
1. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau
seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Hal ini dapat dijumpai pada
seseorang yang unggul pada salah satu cabang olahraga, seperti bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, menari
baik balet maupun lainnya, terampil berakrobat atau bermain sulap. Seseorang yang memiliki kecerdasan
kinestetik adalah orang-orang yang terampil memanipulasi objek dan cakap melakukan aktivitas fisik. Contoh-
contoh orang yang memiliki kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli bedah, dan pengrajin.
1. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musical adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang beradadisekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama. Seseorang tipe ini cenderung senang sekali
mendengarkan nada dan irama yang indah, entah melalui senandung yang dilagukan sendiri, ataupun
mendengarkan dari alat musik misalnya tape recorder, radio, pertunjukan orchestra, atau alat music yang
dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan
apabila dikaitkan dengan music. Orang dengan kecerdasan musikal sensitif terhadap nada, melodi, dan irama
musik. Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain komposer, konduktor, musisi,
kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap unsur suara.
1. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonala menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain.
Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan
lingkungan sekelilingnya. Kecerdasan semacam ini dikenal juga sebagai kecerdasan social, yang selain
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
4/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 4/14
kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin,
mengorganisasi, menangani perselisihan antarteman, memperoleh simpati dari rekannya. Dengan demikian
kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami dan dapat
melakukan interaksi secara efektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa
oranng seperti guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan
interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kesuksesan seseorang.
1. 7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap persaan dirinya sendiri. Ia
cenderung mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Orang
dengan kecerdasan jenis ini senang melakukan intropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahan yang
ada pada dirinya sendiri, kemudian mencoba untuk memperbaikinya. Beberapa orang yang memiliki kecerdasan
semacam ini cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri.
Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat
tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang
lain.
1. 8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya senang
berada di lingkungan alam yang terbuka, seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan. Orang dengan
kecerdasan jenis ini, cenderung suka mengobservasi lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis
lapisan tanah, aneka macam flora dan fauna, benda-benda angkasa dan sebagainya. Para pecinta alam adalah
contoh orang tergolong sebagai orang orang yang memiliki kecerdasan ini.
Gardner juga mengelompokkan kedelapan kecerdasan manusia di atas, menjadi tiga kelompok yaitu:
Kelompok kecerdasan yang terkait dengan objek (object related) oleh objek yang dihadapi.
Kelompok kecerdasan bebas objek (object free) yaitu kelompok kecerdasan yang tidak dipengaruhi oleh objek,
tapi dipengaruhi oleh sistem bahasa dan musik yang didengar.
Kelompok kecerdasan yang dipengaruhi hubungan dengan orang lain (person related) yaitu kelompok yang
bertalian dengan interaksi dengan orang lain.
Gardner memalui konsepnya tentang kecerdasan majemuk (multiple intellegensi) ini, mengoreksi keterbatasan
cara berpikir yang konvensional mengenai kecerdasan dari tunggal menjadi majemuk. Kecerdasan tidak terbatas
pada kecerdasan intelektual yang diukur dengan menggunakan beberapa tes intelegensi yang sempit saja atausekadar melihat prestasi ditampilkan seseorang melalui ujian dan semacamnya. Akan tetapi, kecerdasan juga
menggambarkan kemampuan seseorang pada bidang seni, spasial, olahraga, berkomunikasi, dan cinta akan
lingkungan.
Teori Gardner ini telah dikembangkan dan dilengkapi oleh beberapa ahli lainnya. Diantaranya adalah Daniel
Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal emotional Intelegence.
Spektrum kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner di atas, Goleman memberi tekanan pada aspek
kecerdasan interpersonal atau antarpribadi. Inti sari kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk membedakan
dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan hasrat keinginan orang lain. Namun
menurut Gardner, kecerdasan antarpribadi ini lebih menekankan pada aspek kognisi atau pemahaman,
sementara factor emosi atau perasaan kurang diperhatikan. Menurut Goleman, faktor emosi ini sangat penting
dan memberikan suatu warna yang kaya dalam kecerdasan antarpribadi. Lebih lanjut menurut Goleman, bahwa
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
5/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 5/14
ada lima wilayah kecerdasan pribadi dalam bentuk kecerdasan emosional. Lima wilayah tersebut adalah
kemampuan mengenali emosi diri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan membina hubungan. Secara rinci
lima wilayah kecerdasan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Kemampuan Mengenali Emosi Diri
Kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul. Ini sering
dikatakan sebagai dasar dari kecerdasan emosional. Seseorang yang mampu mengenali emosinya sendiri adalahbila ia memiliki kepekaan yang tajam atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil
keputusan-keputusan secara mantap. Dalam hal ini misalnya sikap yang diambil dalam menentukan berbagai
pilihan, seperti memilih: sekolah, sahabat, pekerjaan, sampai kepada pemilihan pasangan hidup.
Kemampuan Mengelola Emosi
Kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat
mempengaruhi perilakunya secara salah. Mungkin dapat diibaratkan sebagai seorang pilot pesawat yang dapat
membawa pesawatnya ke suatu kota tujuan dan kemudian mendaratkannya secara mulus. Misalnya seseorang
yang sedang marah, maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibatyang akhirnya disesalinya di kemudian hari.
Kemampuan Memotivasi Diri
Kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan
bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga seseorang
memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya dalam hal belajar, bekerja,
menolong orang lain, dan sebagainya.
Kemampuan Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga orang lain akan merasa senang dan
dimengerti perasaannya. Seseorang yang memiliki kemampuan ini, yaitu sering pula disebut sebagai kemampuan
berempati, mampu menangkap pesan non-verbal dari orang lain tersebut. Dengan demikian anak-anak ini akan
cenderung disukai orang.
Kemampuan Membina Hubungan
Kemampuan untuk mengelola emosi orang lain, sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat
pergaulan seseorang menjadi lebih luas. Anak-anak dengan kemampuan ini cenderung mempunyai banyak
teman, pandai bergaul dan menjadi lebih populer.
Di sini dapat kita simpulkan betapa pentingnya kecerdasan emosional dikembangkan pada diri sseorang
khususnya pada peserta didik. Karena betapa banyak kita jumpai peserta didik, dimana mereka begitu cerdas di
sekolah, begitu cemerlang prestasi akademiknya, namun bila tidak dapat mengelola emosinya, seperti mudah
marah, mudah putus asa atau angkuh dan sombong, maka prestasi tersebut tidak akan banyak bermanfaat untuk
dirinya. Ternyata kecerdasan emosional perlu lebih dihargai dan dikembangkan pada anak sejak usia dini. Karena
hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh
potensinya dapat berkembang secara lebih optimal.
Hal lain dikemukakan oleh Robert Coles (1977) dalam bukunya yang berjudul The Moral Intelegence of Children
bahwa di samping IQ (Intelegence Quotient) ada satu jenis kecerdasan yang disebut sebagai kecerdasan moral
yang juga memegang peranan amat penting bagi kesuksesan seseorang dalam hidupnya. Hal ini ditandai dengan
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
6/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 6/14
kemampuan seseorang untuk bias menghargai dirinya sendiri maupun orang lain, memahami perasaan terdalam
orang-orang di sekelilingnya, dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku. Sebagai individu seseorang berada
dalam komunitas keseharinnya berkomunikasi dengan sesame teman, keluarga dan orang lain. Namun, sebagai
hamba Allah seseorang mempunyai kewajiban untuk selalu taat menjalankan perintah agamanya (Emotionally
and Spritual Quotient). Karena itu, harus dijaga hubungan yang seimbang antara diri individu (IQ), social (EQ),
dan hubungan dengan tuhan (ESQ).
III. IDENTIFIKASI POTENSI PESERTA DIDIK
Untuk mengidentifikasi potensi peserta didik dapat dikenali dari ciri-ciri (indikator) keberbakatan peserta didik
dan kecenderungan minat jabatan.
1.A. Ciri-Ciri (indikator) Keberbakatan peserta didik
Untuk menyelesaikan pendidikan di persekolahan, peserta didik diharuskan menempuh sejumlah mata pelajaran
yang secara garis besar dapat dikelompokkan dalam empat bidang, yaitu Matematika, Sains, Pengetahuan Sosial,
dan Bahasa. Selain itu peserta didik juga harus menempuh beberapa mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan
bakat dan minatnya.
Bakat peserta didik dapat mengarah pada kemampuan numerik, mekanik, berpikir abstrak, relasi ruang (spasial),
dan berpikir verbal. Minat seseorang secara vokasional dapat berupa minat profesional, minat komersial, dan
minat kegiatan fisik. Minat profesional mencakup minat-minat keilmuan dan sosial. Minat komersial adalah
minat yang mengarah pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bisnis. Minat fisik mencakup minat
mekanik, minat kegiatan luar, dan minat navigasi (kedirgantaraan/penerbangan).
Bakat dan minat berpengaruh pada prestasi mata pelajaran tertentu. Dalam satu kelas, bakat dan minat peserta
didik yang satu berbeda dengan bakat dan minat peserta didik yang lainnya. Namun setiap peserta didik
diharapkan dapat menguasai semua materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Dengan bakat dan
minat masing-masing, prestasi peserta didik pada mata pelajaran tertentu akan berbeda dengan prestasi belajar
peserta didik yang lain pada mata pelajaran yang sama. Selain itu, prestasi peserta didik pada mata pelajaran
yang satu bisa berbeda dengan prestasinya pada pelajaran yang lain.
Ada tiga kelompok ciri keberbakatan, yaitu: (1) kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata (above
average ability), (2) kreativitas (creativity) tergolong tinggi, (3) komitmen terhadap tugas (task commitment)
tergolong tinggi. Lebih lanjut Yaumil (1991) menjelaskan bahwa: (1) Kemampuan umum di atas rata-rata merujuk
pada kenyataan antara lain bahwa peserta didik berbakat memiliki perbendaharaan kata-kata yang lebih banyak
dan lebih maju dibandingkan peserta didik biasa cepat menangkap hubungan sebab akibat cepat memahamiprinsip dasar dari suatu konsep seorang pengamat yang tekun dan waspada mengingat dengan tepat serta
memiliki informasi aktual selalu bertanya-tanya cepat sampai pada kesimpulan yang tepat mengenai kejadian,
fakta, orang atau benda. (2) Ciri-ciri kreativitas antara lain: menunjukkan rasa ingin tahu yang luar biasa
menciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan persoalan sering mengajukan tanggapan
yang unik dan pintar tidak terhambat mengemukakan pendapat berani mengambil resiko suka mencoba peka
terhadap keindahan dan segi-segi estetika dari lingkungannya. (3) komitmen terhadap tugas sering dikaitkan
dengan motivasi instrinsik untuk berprestasi, ciri-cirinya mudah terbenam dan benar-benar terlibat dalam suatu
tugas sangat tangguh dan ulet menyelesaikan masalah bosan menghadapi tugas rutin mendambakan dan
mengejar hasil sempurna lebih suka bekerja secara mandiri sangat terikat pada nilai-nilai baik dan menjauhi
nilai-nilai buruk bertanggung jawab, berdisiplin sulit mengubah pendapat yang telah diyakininya. Munandar
(1992) dalam Hamzah B. Uno (2009). mengungkapkan ciri-ciri (indikator) peserta didik berbakat sebagai berikut
:
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
7/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 7/14
1. 1. Indikator Intelektual/belajar
2. 2. Indikator kreativitas
3. 3. Indikator motivasi
4. B. Kecenderungan Minat Jabatan peserta didik
1. mudah menangkap pelajaran
2. mudah mengingat kembali
3. memiliki perbendaharaan kata yang luas4. penalaran tajam (berpikir logis, kritis, memahami hubungan sebab akibat)
5. daya konsentrasi baik (perhatian tidak mudah teralihkan)
6. menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik
7. senang dan sering membaca
8. mampu mengungkapkan pikiran, perasaan atau pendapat secara lisan/tertulis dengan lancar dan jelas
9. mampu mengamati secara cermat
10. senang mempelajari kamus, peta dan ensiklopedi
11. cepat memecahkan soal
12. cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan
13. cepat menemukan asas dalam suatu uraian
14. mampu membaca pada usia lebih muda
15. daya abstraksi cukup tinggi
16. selalu sibuk menangani berbagai hal
1. memiliki rasa ingin tahu yang besar
2. sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
3. memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
4. mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
5. mempunyai/menghargai rasa keindahan6. mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain
7. memiliki rasa humor tinggi
8. mempunyai daya imajinasi yang kuat
9. mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain (orisinil)
10. dapat bekerja sendiri
11. senang mencoba hal-hal baru
12. mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi)
1. tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum
selesai)
2. ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
3. tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi
4. ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan
5. selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasinya)
6. menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah orang dewasa (misalnya terhadap pembangunan,
korupsi, keadilan dan sebagainya)
7. senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin dapat mempertahankan
pendapat-pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini tersebut)
8. mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai
kemudian)
9. senang mencari dan memecahkan soal-soal
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
8/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 8/14
Kecenderungan minat jabatan peserta didik dapat dikenali dari tipe kepribadiannya. Holland (1985)
mengidentifikasikan tipe kepribadian seseorang berikut ciri-cirinya. Dari identifikasi kepribadian peserta didik
menunjukkan bahwa tidak semua jabatan cocok untuk semua orang. Setiap tipe kepribadian tertentu mempunyai
kecenderungan terhadap minat jabatan tertentu pula. Berikut disajikan kecenderungan tipe kepribadian dan ciri-
cirinya.
1. Realistik (realistic), yaitu kecenderungan untuk bersikap apa adanya atau realistik. Ciri-ciri kecenderungan ini
adalah : rapi, terus terang, keras kepala, tidak suka berkhayal, tidak suka kerja keras.2. Penyelidik (investigative), yaitu kecenderungan sebagai penyelidik. Ciri-ciri kecenderungan ini meliputi :
analitis, hati-hati, kritis, suka yang rumit, rasa ingin tahu besar.
3. Seni (artistic), yaitu kecenderungan suka terhadap seni. Ciri-ciri kecenderungan ini adalah: tidak teratur,
emosi, idealis, imajinatif, terbuka.
4. Sosial (social),yaitu kecenderungan suka terhadap kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial. Ciri-cirinya :
melakukan kerjasama, sabar, bersahabat, rendah hati, menolong, dan hangat.
5. Suka usaha (enterprising), yaitu kecenderungan menyukai bidang usaha. Ciri-cirinya : ambisius, energik,
optimis, percaya diri, dan suka bicara.
6. Tidak mau berubah (conventional),yaitu kecenderungan untuk mempertahankan hal-hal yang sudah ada,
enggan terhadap perubahan. Ciri-cirinya : hati-hati, bertahan, kaku, tertutup, patuh konsisten.
1. C. Proses Identifikasi Pontensi Peserta Didik
Potensi peserta didik dapat dideteksi dari keberbakatan intelektual pada peserta didik. Ada dua cara
pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi anak berbakat, yaitu dengan menggunakan data objektif dan data
subjektif. Identifikasi melalui penggunaan data objektif diperoleh melalui antara lain :
1. skor tes inteligensi individual
2. skor tes inteligensi kelompok
3. skor tes akademik
4. skor tes kreativitas
Sedangkan identifikasi melalui penggunaan data subjektif diperoleh dari :
1. ceklis perilaku
2. nominasi oleh guru
3. nominasi oleh orang tua
4. nominasi oleh teman sebaya dan
5. nominasi oleh diri sendiri
Untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan data objektif seperti tes inteligensi individual, tes inteligensi
kelompok dan tes kreativitas, biasanya dilakukan oleh lembaga khusus yang bergerak dalam bidang psikologi,
misalnya Program Studi Psikologi maupun Kantor Konsultan Psikologi. Sedangkan untuk memperoleh skor tes
akademik, sekolah dapat melakukannya sendiri. Biasanya prestasi akademik yang dilihat dari anak berbakat
intelektual adalah dalam mata pelajaran : Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, Pengetahuan Sosial,
Sains (Fisika, Biologi, dan Kimia). Untuk pengumpulan informasi melalui data subjektif, sekolah dapat
mengembangkan sendiri dengan mengacu pada konsepsi dan ciri (indikator) keberbakatan yang terkait.
Laporan hasil penjaringan potensi peserta didik dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling, terutama dalam program pelayanan bimbingan belajar dan bimbingan karir.
Program bimbingan belajar terutama diberikan kepada peserta didik yang mempunyai prestasi dibawah rata-rata
agar dapat memperoleh prestasi yang lebih tinggi. Program bimbingan karir diberikan kepada semua peserta
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
9/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 9/14
didik dalam rangka mempersiapkan mereka untuk melanjutkan studi dan menyiapkan karirnya.
1. KEGIATAN UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MAJEMUK
Sejumlah cara atau metode dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu. Setiap metode digunakan
untuk meningkatkan jenis kecerdasan yang spesifik yaitu:
1. Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukana dengan cara mengadakan permainan merangkai kata,
buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada dalam pikiran setiap harinya
sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat.
2. Cara untuk meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan gambar tiga dimensi, puzzle,
kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan
logo, atau bahan mainan tiga dimensi lainnya.
3. Meningkatkan kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih menghitung soal-soal
matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5 detik), pelajari cara menggunakan sempoa, sering-
seringlah mengisi teka-teki silang/asah otak lainnya.
4. Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan musik, bernyanyilah di
kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk bersenandung, luangkan waktu selama satu jam
setiap minggu untuk mendengarkan gaya musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country, world music
,dll).
5. Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan berlatih berdsama dengan
klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa, kumpulkanlah berbagai macam benda yang memiliki
beragam tekstur dan bentuknya khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup.
6. Cara atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu: belilah kotak
kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, serta tetaplah
menjalin hubungan dengan mereka luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan
mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat bekerjasamalah dengan satu orangatau lebih dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass,
penulisan artikel tentang pantai).
7. Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : pilihlah tokoh favorit
yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahan
yang membutuhkan waktu pemahaman yang dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-
kurangnya sekali sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali
secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang dialami.
8. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain peliharalah hewan
favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai program flora dan fauna, (ini yang paling mudah)
cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak lingkungan, seperti mencorat-coret meja, menginjak
rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh.
Tabel berikut (Tabel. 1.) menggambarkan tentang kecenderungan dan kegemaran dan perilaku yang dapat dimati
dan metode belajar yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan masing-masing kecerdasan.
Tabel. 1. Kecenderungan dan Metode Belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan
Kecerdasan majemuk
JENISKECERDASAN
KECENDERUNGAN /KEGEMARAN METODE BELAJAR
Bahasa / Verbal Gemar : Membaca, menulis,
mendengar
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
10/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 10/14
Membaca
Menulis
Bercerita
Bermain kata
Matematis Logis Gemar :
Bereksperimen
Tanya jawab
menjawawab teka-teki
logis
Berhitung, aplikasi rumus,
eksperimen
Spasial Gemar :
Mendesain
Menggambar
BerimajinasiMembuat sketsa
Observasi, menggambar,
mewarnai, membuat peta
Kinestetik tubuh Gemar :
menari
berlari
melompat
meraba
memberi isyarat
Membangun, mempraktekan.
menari, ekspresi
Musikall Gemar :
bernyanyi
bersiul
bersenandung
Menyanyi, menghayati lagu,
mamainkan instrumen musik
Interpersonal Gemar :
memimpin
berorganisasi
bergaul
menjadi mediator
Kerjasama dan interaksi
dengan orang lain
Intrapersonal Gemar :
menyusun tujuan
meditasi
imajinasi
membuat rencana
merenung
Berfikir filosofi, analitis,
berfikir reflektif
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
11/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 11/14
Naturalis Gemar :
bermain dengan flora fauna
mengamati alam
menjaga lingkungan
Observasi alamdan
mengidentifikasi karakteristik
flora dan fauna
1.V. FAKTORFAKTOR PENTING DALAM IMPLEMENTASI TEORI KECERDASAN MAJEMUKDALAM PEMBELAJARAN.
Implementasi teori kecerdasan majemuk dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-
komponen sistem persekolahan sebagai berikut :
Orang tua murid/Masyarakat
Guru
Kurikulum dan fasilitas
Sistem penilaian
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan dukungan yang optimal agar
implementasi teori kecerdasan majemuk di sekolah dapat berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan
kecerdasan majemuk perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi
yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan majemuk. Agar implementasi
teori kecerdasan majemuk dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan
yaitu :
Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa
Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang sangat
penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses belajar yang harus ditempuh oleh
siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh
siswa. Semakin dekat hubungan antara guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk
mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.
Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah langkah berikutnya adalah merancang
kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu yang dapat digunakan oleh guru
dalam mengimplementasikan teori kecerdasan majemuk yaitu :
30 % pembelajaran langsung
30 % belajar kooperatif
30% belajar independent
Implementasi teori kecerdasan majemuk membawa implikasi bahwa guru bukan lagi berperan sebagai sumber
(resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan pembelajaran. Dalam menerapkan teori
kecerdasan majemuk, sistem sekolah perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anakmengembangkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain mampu
memainkan instrumen musik, ia juga harus mampu mengajarkannya sehingga dapat menjadi panutan yang baik
bagi siswa yang memiliki kecerdasan musikal.
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
12/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 12/14
Lebih lanujut dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat
(2) menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Sedangkan dalam pasal 32
ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Dalam pembelajaran guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam.
Untuk itu pembelajaran hendaknya lebih diarahkan kepada proses belajar kreatif dengan menggunakan proses
berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian)
maupun proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat). Dalam konteks
ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada pengarah yang menentukan segala-galanya bagi
peserta didik. Sebagai fasilitator guru lebih banyak mendorong peserta didik (motivator) untuk mengembangkan
inisiatif dalam menjajagi tugas-tugas baru. Guru harus lebih terbuka menerima gagasan-gagasan peserta didik
dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan
pemecahan masalah secara kreatif.
Bagaimana hal ini dapat diwujudkan pada suasana pembelajaran yang dapat dinikmati oleh peserta didik?
Jawabannya adalah pembelajaran menggunakan pendekatan kompetensi, antara lain dalam proses pembelajaran
guru:
1. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas,
2. memberi suasana aman dan bebas secara psikologis,
3. disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan sendiri dan dapat berpartisipasi secara aktif
4. memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif.
Semua ini akan memungkinkan peserta didik mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya secara optimal.
Suasana kegiatan belajar-mengajar yang menarik, interaktif, merangsang kedua belahan otak peserta didik secara
seimbang, memperhatikan keunikan tiap individu, serta melibatkan partisipasi aktif setiap peserta didik akan
membuat seluruh potensi peserta didik berkembang secara optimal. Selanjutnya tugas guru adalah
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan yang maksimal
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan majemuk juga perlu menyediakan fasilitas pendukung selain guru
yang berkualitas. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-
kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kecerdasan majemuk. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kecerdasan majemuk antara lain: peralatan musik, peralatan olah raga dan media pembelajaran
yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik.
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan majemuk berbeda dengan
sistem penilaian yang digunakan pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan
majemuk pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi
pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress) yang
diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok
dengan sistem seperti ini adalah metode penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada
perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan atau
pengetahuan.
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
13/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
http://blog.unm.ac.id/rusli/about/artikel-publikasi/ 13/14
1.VI. PENUTUP
Setiap individu memiliki potensi yang unik yang harus dikembangkan menjadi kompetensi. Pendidikan
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengembangkan potensi individu menjadi kompetensi. Manusia,
pada dasarnya, memiliki beberapa jenis kecerdasan yang menonjol. Howard Gardner, seorang pakar psikologi
dari Harvard University, mengemukakan delapan jenis kecerdasan yang meliputi kecerdasan:
BahasaMatematis logis
Spasial
Musikal
Kinestetis tubuh
Interpersonal
Intrapersonal
Naturalis
Dalam mengimplementasikan teori kecerdasan majemuk di sekolah, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
yaitu: masyarakat dan orang tua, guru, kurikulum, fasilitas pembelajaran dan sistem penilaian.
Strategi pembelajaran kecerdasan majemuk bertujuan agar semua potensi anak dapat berkembang. Strategi dasar
pembelajarannya dimulai dengan :
Membangun/memicu kecerdasan
Memperkuat kecerdasan
Mengajarkan dengan/untuk kecerdasan
Mentransfer kecerdasan
Sedangkan kegiatan dapat dilakukan dengan cara menyediakan hari-hari karir, studi tour, biografi, pembelajaran
terprogram, eksperimen, majalah dinding, papan display, membaca buku-buku untuk mengembangkan
kecerdasan majemuk, membuat tabel perkembangan kecerdasan anda, atau human intelligence hunt.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, T., (2002).Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia Pendidikan.Bandung :
Kaifa
Budiningsih, C. Asri, (2005).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Campbel, L, et al. (1996). Teaching and Learning through Multiple Intelegences.Massachusetts : Allyn and
Bacon
Dalton, J. (1990). Creative Thinking and Cooperative Talk in Small Group. Australia: Thomas Nelson.
Dryden, G.S. (1999).Revolusi Cara Belajar : Keajaiban Pikiran. Bandung: Kaifa
Edward Garcia Fierros. (2004).How Multiple Intelligences Theory Can Guide Teachers Practice: Ensuring
Success for Students with Disabilities.Villanova University.
Goleman, Daniel. (1995).Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.
Gardner, Howard. (1993).Multiple Intelligences. New York: Basic Books Harper Collins Publ. Inc.
-
7/24/2019 Artikel _ Rusli Siman-Intelegensi Dan Aspek Aspek
14/14
2/17/2016 Artikel | Rusli Siman
Gardner, Howard. (1989). Multiple Intelligences Go to School: Educational Implications of the Theory of Multiple
Intelligences.Educational Researcher, Vol. 18, No. 8, pp. 4-10.
Hamilton De Matos. (2007). MILO A Proposal of Multiple Intelligences Learning Objects. Issues in Informing
Science and Information Technology. Vol. 4.
Hamzah B. Uno. (2009).Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Handi Susanto. (Juli, 2005). Penerapan Multiple Intelegence dalam Pembelajaran.Jurnal Pendidikan Penabur,
No. 4, Th. IV.
Meier, Dave. (2000). The Accerated Learning Handbook : A Creative Guide to Designing and Delivering Faster,
More Effective Training Programs. Massachusetts: Allyn and Bacon
Moeljadi. (1993).Pokok-pokok Pengelolaan Sekolah Menengah. Jakarta: Lincah Store.
Robert Coles. (2000).Menumbuhkan Kecerdasan Moral pada Anak The Moral Intelligence of Children.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sonia Metha. (April, 2002).Multiple Intelligences and how Children Learn: An Investigation in one Preschool
Classroom. Thesis. Virginia Polytechnic Institute and State University.
Syamsul Bachri Thalib. (2010).Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup.
Download File Lengkap PDF
Rusli Siman
roudly powered by WordPress.
http://wordpress.org/http://blog.unm.ac.id/rusli/http://blog.unm.ac.id/rusli/files/2010/04/Tugas_Penerapan-Kecerdasan-majemuk-dalam-pembelajaran1.pdf