Artikel Prosedur Preparasi Foram Kecil

6
Laboratorium Mikropaleontologi Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari mikrofosil, ilmu ini mempelajari masalah organisme yang hidup pada masa yang lampau yang berukuran sangat renik (mikroskopis),yang dalam pengamatannya harus menggunakan Mikroskop atau biasa disebut micro fossils (fosil mikro). Pembahasan mikropaleontologi ini sesungguhnya sangat heterogen, berasal baik dari hewan maupun tumbuhan ataupun bagian dari hewan atau tumbuahan. Pada ilmu Mikropaleontologi ini dikenal adanya Analisis Biostratigrafi. Dimana biostratigrafi tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dalam penentuan umur relatif dan lingkungan pengendapan dari suatu Batuan berdasarkan kandungan fosil yang terkandung dalam Batuan tersebut. Oleh karena itu diadakanlah praktikum Mikropaleontologi dengan acara Biostratigrafi, praktikum ini dilakukan agar memudahkan mahasiswa dalam membuat analisa masalah Biostratigrafi. Foraminifera merupakan makhluk hidup yang secara taksonomi berada di bawah Kingdom Protista, Filum Sarcomastigophora, Subfilum Sarcodina, Superkelas Rhizopoda, Kelas Granuloreticulosea, dan Ordo Foraminiferida. Foraminifera berdasarkan cara hidupnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu foraminifera yang hidup di dasar laut (benthonic foraminifera) dan foraminifera yang hidup mengambang Luthfian Azmi Ibadi 111.110.104 Plug 2 Page 1

description

contoh

Transcript of Artikel Prosedur Preparasi Foram Kecil

Page 1: Artikel Prosedur Preparasi Foram Kecil

Laboratorium Mikropaleontologi

Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari mikrofosil,

ilmu ini mempelajari masalah organisme yang hidup pada masa yang lampau yang

berukuran sangat renik (mikroskopis),yang dalam pengamatannya harus menggunakan

Mikroskop atau biasa disebut micro fossils (fosil mikro). Pembahasan mikropaleontologi

ini sesungguhnya sangat heterogen, berasal baik dari hewan maupun tumbuhan ataupun

bagian dari hewan atau tumbuahan. Pada ilmu Mikropaleontologi ini dikenal adanya

Analisis Biostratigrafi. Dimana biostratigrafi tersebut memiliki hubungan yang sangat

erat dalam penentuan umur relatif dan lingkungan pengendapan dari suatu Batuan

berdasarkan kandungan fosil yang terkandung dalam Batuan tersebut. Oleh karena itu

diadakanlah praktikum Mikropaleontologi dengan acara Biostratigrafi, praktikum ini

dilakukan agar memudahkan mahasiswa dalam membuat analisa masalah Biostratigrafi.

Foraminifera merupakan makhluk hidup yang secara taksonomi berada di

bawah Kingdom Protista, Filum Sarcomastigophora, Subfilum Sarcodina, Superkelas

Rhizopoda, Kelas Granuloreticulosea, dan Ordo Foraminiferida. Foraminifera

berdasarkan cara hidupnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu foraminifera yang hidup

di dasar laut (benthonic foraminifera) dan foraminifera yang hidup mengambang

mengikuti arus (panktonic foraminifera). Foraminifera bentonik pertama mulai hidup

sejak Zaman Kambrium sampai saat ini, sedangkan foraminifera planktonik hidup dari

Zaman Jura sampai saat ini. Foraminifera, sekalipun merupakan protozoa bersel satu,

merupakan suatu kelompok organisme yang sangat komplek. Foraminifera dibagi

menjadi 12 subordo oleh Loeblich dan Tappan (1984) dan lebih dari 60,000 spesies telah

terindentifikasi hidup selama Fanerozoikum (Phanerozoic, dari kira-kira 542 juta tahun

yang lalu sampai sekarang).

Setiap fosil (biasanya kecil) untuk mempelajari sifat-sifat dan strukturnya

dilakukan dibawah mikroskop. Umumnya fosil ukurannya    lebih dari 5 mm namun ada

yang berukuran sampai 19 mm seperti genus fusulina yang memiliki cangkang-cangkang

yang dimiliki organisme, e,biro dari fosil-fosil makro serta bagian tubuh dari fosil makro

yang dimana untuk mengamatinya menggunakan mikroskop serta sayatn tipis dari fosil

Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 2 Page 1

Page 2: Artikel Prosedur Preparasi Foram Kecil

Laboratorium Mikropaleontologi

fosil, sifat fosil mikro dari golongan foraminifera kenyataannya foraminifera mempunyai

fungsi/berguna untuk mempelajarinya (Pengertian Mikrofosil menurut Jones (1936)).

Beberapa manfaat mikrofosil antara lain sebagai berikut : 

1. Dalam korelasi : 

     Untuk membantu korelasi penampang satu daerah dengan daerah lain baik dibawah

permukaan maupun permukaan 

2. Menetukan umur :

     Misalnya umur suatu lensa batupasir yang terletak didalam lapisan serpih yang tebal

dapat ditentukan dengan mikrofosil dengan batuan yang melingkupi.

3. Membantu study mengenai species.

4. Dapat memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun

suatu standart section suatu daerah.

5. Membantu menentukan hubungan batas-batas suatu transgresi/regresi serta tebal atau

tipis lapisan berdasarkan kegunaannya dikenal beberapa istilah, yaitu : 

1. Fosil index : 

   Yaitu fosil yang digunakan sebagai penunjuk umur relatif. Umumnya fosil ini

mempunyai penyebaran vertikal pendek dan penyebaran lateral luas, serta mudah dikenal.

Contoh : Globorotalina Tumida sebagai penciri N18 atau miocene akhir.

2. Fosil bathymetry/Fosil kedalaman

    Yaitu fosil yang dipergunakan untuk menentukan lingkungan kedalaman pengendapan.

Umumnya yang dipakai adalah benthos yang hidup didasar. 

Contohnya : Elphidium spp sebagai penciri lingkungan transisi

Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 2 Page 2

Page 3: Artikel Prosedur Preparasi Foram Kecil

Laboratorium Mikropaleontologi

3. Fosil Horizon/fosil lapisan/fosil diagnostic

     Yaitu fosil yang mencirikan suatu kekhasan yang terdapat pada lapisan yang

bersangkutan.

Contoh : Globorotalia tumida  sebagai penciri N18 atau Miocene akhir

4. Fosil lingkungan 

     Yaitu fosil yang dapat ditunjukan sebagi penunjuk lingkungan sedimentasi.

Contoh : Radiolaria sebagai penciri laut dalam.

5. Fosil iklim 

     Yaitu fosil yang dapat deperfunakan sebagai penunjuk iklim pada saat itu.

Contoh : Globigerina pachyderma sebagai penciri dari iklim yang dingin.

Preparasi

Preparasi adalah suatu proses untuk mengubah contoh batuan yang telah dipilih pada saat

sampling menjadi bahan yang siap untuk dianalisis dengan menggunakan. Proses ini pada

umumnya bertujuan untuk memisahkan mikrofosil yang terdapat dalam batuan dari

material-material lempung (matrik) yang menyelimutinya.

Untuk setiap jenis mikrofosil, mempunyai teknik preparasi tersendiri. Polusi,

terkontaminasi dan kesalahan dalam prosedur maupun kekeliruan pada pemberian label,

harus tetap menjadi perhatian agar mendapatkan hasil optimum.

Beberapa contoh teknik preparasi untuk foraminifera & ostracoda, nannoplankton dan

pollen dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

Foraminifera kecil & Ostracoda

Untuk mengambil foraminifra kecil dan Ostracoda, maka perlu dilakukan preparasi

dengan metoda residu. Metoda ini biasanya dipergunakan pada batuan sedimen klastik

halus-sedang, seperti lempung, serpih, lanau, batupasir gampingan dan sebagainya.

Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 2 Page 3

Page 4: Artikel Prosedur Preparasi Foram Kecil

Laboratorium Mikropaleontologi

Caranya adalah sebagai berikut, yaitu :

1. Ambil ± 100 – 300 gram sedimen kering.

2. Apabila sedimen tersebut keras – agak keras, maka harus dipecah secara perlahan

dengan menumbuknya mempergunakan lalu besi/porselen.

3. setelah agak halus, maka sedimen tersebut dimasukkan ke dalam mangkok dan

dilarutkan dengan H2O2 (10 – 15%) secukupnya untulk memisahkan mikrofosil dalam

batuan tersebut dari matriks (lempung) yang melingkupinya.

4. Biarkan selama ± 2-5 jam hingga tidak ada lagi reaksi yang terjadi.

5. Setelah tidak terjadi reaksi, kemudian seluruh residu tersebut dicuci dengan air yang

deras diatas saringan yang berukuran dari atas ke bawah adalah 30-80-100 mesh.

6. Residu yang tertinggal pada saringan 80 & 100 mesh, diambil dan kemudian

dikeringkan didalam oven (± 600 C).

7. Setelah kering, residu tersebut dikemas dalam plastik residu dan diberi label sesuai

dengan nomor sampel yang dipreparasi.

8. Sampel siap dideterminasi.

Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 2 Page 4