Artikel Program KB Adib

download Artikel Program KB Adib

of 8

description

IKM Evaluasi ProgramMaaf Kalau Tidak Lengkap.

Transcript of Artikel Program KB Adib

Evaluasi Program Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas Loji Kabupaten Karawang Periode Januari 2013 sampai dengan Disember 2013Muhammad Adib Thaqif Bin MazlanFakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Kristen Krida Wacana< [email protected]>

AbstrakHasil Sensus Penduduk 2011 menunjukan jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat mencapai 237.641.326 jiwa pada tahun 2010 dengan peningkatan menjadi sekitar 241 juta jiwa pada tahun 2011. Adapun program yang dicanangkan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk ini ialah melalui program Keluarga Berencana (KB). Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan sistem dengan membandingkan tolak ukur keberhasilan dengan cakupan di Puskesmas Kecamatan Loji selama periode Januari - Desember 2013. Hasil yang diperoleh yaitu cakupan peserta KB Aktif terhadap PUS (69.21%), peserta KB IUD (2.10%), peserta KB MOW (1.26%), peserta KB MOP (0.64%), peserta KB implant (5.22%), peserta KB suntik (60.43%), peserta KB pil (28.96%), peserta KB kondom (1.37%), pembinaan peserta KB (100%) dan penanganan efek samping dan komplikasi ringan (0%). Diperoleh dua prioritas masalah, yaitu persentase cakupan peserta KB IUD terhadap PUS masih kurang sebesar 11.90%, serta cakupan peserta KB Implant yang masih kurang sebesar 4.87%. Penyebabnya adalah kurangnya sarana IUD Cu T200 B, pil KB, dan implant, pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap, serta mayoritas penduduk berpendidikan rendah. Saran yang diberikan melalui evaluasi program adalah agar dilakukan penambahan IUD CuT200B, implant, pil KB, pencatatan dan pelaporan yang lebih lengkap, penyediaan media-media promosi KB, penyuluhan kepada masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) mengenai manfaat kontrasepsi serta pelatihan kepada dokter umum, bidan, perawat, PLKB, dan kader agar bisa memberikan pelayanan dengan baik.

Kata Kunci : Keluarga Berencana, Pasangan Usia Subur, Metode Kontrasepsi

I. PendahuluanA. Latar BelakangPenambahan jumlah penduduk di Indonesia dalam beberapa dekad terakhir telah menunjukkan peningkatan. Masalah peningkatan kadar jumlah penduduk Indonesia dapat terlihat dipengaruhi oleh angka kelahiran yang lebih tinggi dari angka kematian dalam setahun. Hasil Badan Pusat Statistik dalam sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 237 juta jiwa. Pada tahun 2011, jumlah ini dipastikan meningkat kepada 241 juta jiwa. Dalam tahun 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49% per tahun dan tidak berubah pada periode tahun 2000-2010. Dengan pertumbuhan penduduk sekitar 1.49% per tahun, dapat diperkirakan penduduk Indonesia masih meningkat sekitar 3 hingga 4 juta per tahun. Dalam upaya mengatasi masalah tersebut, pemerintah merencanakan program Keluarga Berencana yang dinaungi oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) yang bergerak berdasarkan keputusan presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 1970, menggantikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang bergerak dari November 1968.1,2,3

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 menyatakan tingkat Pemakai Alat Kontrasepsi (PAK) atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) di Indonesia telah mengalami peningkatan dari 60.3% pada tahun 2002 hingga 2003 menjadi sebanyak 61.0% pada tahun 2007. Hasil SDKI juga menunjukkan sebanyak 39% dari wanita usia produktif yang tidak menggunakan kontrasepsi dengan sebaran 19% di daerah desa dan 20% di daerah kota. Distribusi pola pemakaian kontrasepsi yang digunakan adalah suntik sebesar 31.6%, pil sebesar 13.2%, Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) sebesar 4.8%, Implant sebesar 2.8%, Kondom sebesar 1.3%, Medis Operatif Wanita (MOW) sebesar 0.2%, Pantang berkala sebesar 1.5%, Senggama terputus sebesar 2.2% dan metode-metode lain 0.4%.4

Dengan keberhasilan program Keluarga Berencana (KB), berdasarkan Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Namun demikian, didapatkan dari hasil SDKI tahun 2012 bahawa nilai ini meningkat kepada 359/100.000 kelahiran hidup. Sasaran Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goal (MDG), AKI ditetapkan pada angka 102/100.000 kelahiran pada tahun 2015. Sedangkan angka fertilitas total (Total fertility Rate/TFR) menurun dari 5.6% menjadi 2.7% pada tahun 2012 berdasarkan hasil SDKI 2012. Didapatkan juga angka fertilitas remaja (usia 15 hingga 19 tahun) juga masih tinggi dengan nilai sebesar 48 kelahiran per 1.000 remaja.4,5

Agar pelaksanaan program KB menuai hasil yang maksimal, BKKBN telah meminta pemerintah daerah untuk memprioritaskan program tersebut dan memfungsikan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) sesuai dengan tugasnya. Melihat PPM Pencapaian Peserta KB Aktif sampai dengan Desember 2010 di Kabupaten Karawang telah tercapai 102.41% dari target peserta KB aktif walaupun dengan pencapaian tingkat kecamatan yang masih di bawah rata-rata pencapaian seperti Kecamatan Klari 67,42%, Rawamerta 68.61% dam Karawang Barat sebesar 70.73%. Hasil yang didapatkan dari evaluasi program KB di Puskesmas Kecamatan Loji pada periode Januari 2013 hingga Desember 2013 masih belum diketahui, sehingga memerlukan evaluasi kembali terhadap program ini.6

B. PermasalahanBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya adalah:-1. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 241 juta jiwa.2. Angka Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Indonesia yang masih tinggi yaitu sebesar 1.49%3. Angka kematian Ibu yang masih tinggi dibandingkan dengan sasaran MDG yaitu sebesar 359/100.000 kelahiran hidup4. Angka fertilitas total yang masih tinggi yaitu sebesar 2.6%5. Tingkat keberhasilan program Keluarga Berencana yang masih belum diketahui di Puskesmas Kecamatan Tegalwaru pada periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.

C. TujuanUmumMengetahui masalah-masalah yang dapat dikenalpasti pada pelaksanaan program Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas Kecamatan Loji Kabupaten Karawang pada periode Januari sampai dengan Desember 2013 dengan menggunakan pendekatan sistem.Khususa) Diketahuinya cakupan peserta KB baru di Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.b) Diketahuinya cakupan peserta KB aktif di Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.c) Diketahuinya cakupan peserta KB aktif berdasarkan alat kontrasepsi di Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.d) Diketahuinya cakupan penanganan efek samping dan komplikasi di Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013e) Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan KB di Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten Karawang periode Januari 2013, sampai dengan Desember 2013f) Diketahuinya sistem pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.

SasaranPasangan Usia Subur (PUS), yaitu pasangan yang istrinya berumur antara 15 49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat mestruasi, di wilayah Kecamatan Loji periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.

II. Materi dan MetodeA. MateriMateri yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan puskesmas mengenai program KB di Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten Karawang, pada periode Januari 2013 Desember 2013, yang berisi kegiatan:-1. Konseling1. Pelayanan kontrasepsi1. Pembinaan dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)1. Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan1. Pelayanan rujukan1. Pencatatan dan pelaporanB. MetodeEvaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program KB di Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 terhadap tolok ukur yang ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah-masalah yang ada dari pelaksanaan program KB di puskesmas Kecamatan Loji, di mana setelah itu dilakukan usulan dan saran sebagai pemecahan masalah berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

III. Kerangka TeoritisA. Metode Pendekatan SistemMenurut pemahaman Ryan, sitem adalah satu gabungan dari elemen yang saling berhubungan dalam satu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Elemen-elemen yang diterapkan adalah:-1. Masukan (input)Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk berfungsinya sistem tersebut.1. Proses (process)Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi dalam mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.1. Keluaran (output)Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem1. Umpan Balik (feedback)Kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut1. Lingkungan (environment)Dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem1. Dampak (impact)Akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem

B. Tolok UkurTolok ukur yang dipakai terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, dampak, lingkungan dan umpan balik. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam Program Keluarga Berencana.IV. Hasil serta Pembahasan MasalahDari hasil evaluasi program KB yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru periode Janurai sampai dengan Desember 2013, didapatkan hasil

Tabel 1. Pencapaian Program KB Puskesmas Kecamatan Klari periode Januari Desember 2012VariabelPencapaianTolok Ukur

Cakupan Konseling100%100%

Peserta KB Baru3.355 orang-

Persentase PA terhadap PUS69.21%70%

Cakupan peserta KB IUD2.10%13%

Cakupan peserta KB MOW0.64%9%

Cakupan peserta KB MOP1.26%2%

Cakupan peserta KB Implant5.22%10%

Cakupan peserta KB Suntik60.43%19%

Cakupan peserta KB Pil28.96%17%

Cakupan peserta KB Kondom1.37%2.5%

Cakupan pembinaan peserta KB100%100%

Cakupan pelayanan efek samping dan komplikasi0%