Artikel Penelitian

15
Abstrak: Kata Pengantar: Daftar Isi: Bab I : PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang 1.2 Permasalahan 1.3 Tujuan 1.3.1 Umum 1.3.2 Khusus 1.4 Manfaat Bab II: TINJAUAN PUSTAKA Kerangka Teori 1. Berat Badan Lahir Bayi Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Menurut (Kosim, 2008, p.12). a. Pengertian Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1jam pertama setelah lahir. b. Macam – macam Berat badan lahir bayi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu: 1. Berat Badan Lahir Rendah jika berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. 2. Berat Badan Lahir Normal bila berat antara 2500 – 4000 gram. 1

description

penelitian

Transcript of Artikel Penelitian

Page 1: Artikel Penelitian

Abstrak:

Kata Pengantar:

Daftar Isi:

Bab I : PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

1.2 Permasalahan

1.3 Tujuan

1.3.1 Umum

1.3.2 Khusus

1.4 Manfaat

Bab II: TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teori

1. Berat Badan Lahir Bayi

Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Menurut (Kosim,

2008, p.12).

a. Pengertian

Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1jam pertama setelah lahir.

b. Macam – macam

Berat badan lahir bayi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

1. Berat Badan Lahir Rendah jika berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang

masa gestasi.

2. Berat Badan Lahir Normal bila berat antara 2500 – 4000 gram.

3. Bayi Besar bila berat badan lahir lebih dari 4000 gram.

c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Berat Bayi Lahir

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor melalui suatu proses yang

berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat

bayi lahir adalah sebagai berikut:

1. Umur Ibu Hamil

Umur ibu erat kaitanya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 20 tahun

merupakan kehamilan berisiko tinggi, dan dua sampai empat kali lebih tinggi di

1

Page 2: Artikel Penelitian

bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur (Sitorus, 1999 dalam

Setianingrum, 2005). Pada umur yang masih muda, perkembangan organ - organ

reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaanya

belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat

menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi.

Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang dilahirkan akan

semakin ringan (Setianingrum, 2005). Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko

tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya.

Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak

peranakan, atau penyakit degenerative pada persendian tulang belakang dan panggul.

Kesulitan lain kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap

penyakit seperti diatas yang ditakutkan bayi lahir dengan membawa kelainan (Sitorus,

1999 dalam Setianingrum, 2005). Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu

yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur

muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan

dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang

dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi

organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan

tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.

(Proverawati, 2009, P.52).

Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap derajat

kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebainya merencanakan

kehamilan pada usia antara 20-30 tahun (Setianingrum, 2005).

2. Umur kehamilan

Umur kehamilan dapat menentukan berat badan janin , semakin tua kehamilan maka

berat badan janin akan semakin bertambah. Pada umur kehamilan 28 minggu berat janin

± 1000 gram, sedangkan pada kehamilan 37 – 42 minggu berat janin di perkirakan

mencapai 2500 – 3500 gram (Wiknjosastro, 2005, p.775).

Kehamilan preterm maupun postterm mempengaruhi berat lahir bayi, semakin

lama kehamilan berlangsung sehingga melampaui usia aterm, semakin besar

2

Page 3: Artikel Penelitian

kemungkinanya bayi yang akan dilahirkan mengalami kekurangan nutrisi dan gangguan

kronis (Cunningham, 2002).

3. Status Gizi Hamil

Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung Status gizi pada trimester pertama akan

sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masa perkembangan dan

pembentukan organ – organ tubuh (organogenesis). Pada trimester II dan III kebutuhan

janin terhadap zat – zat atus gizi semakin meningkat jika tidak terpenuhi, plasenta akan

kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya dalam mensintesis

zat – zat yang dibutuhkan oleh janin. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil tersebut,

dapat menggunakan beberapa cara antara lain: dengan memantau pertambahan berat

badan selama hamil, mengukur lingkar lengan atas (LLA). Dan mengukur kadar Hb.

Selain itu gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi

ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu

cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling

sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas

(LLA) selama kehamilan (Setianingrum, 2005). Ibu yang kurus dan selama kehamilan

disertai penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai

resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus

mengalami kenaikan berat badanberkisar 11-12,5 kg atau 20% dari berat badan sebelum

hamil (Setianingrum, 2005). Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil juga angat

mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Menurut Sitorus (1999) dalam Setianingrum

(2005) seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinya dibawah

11 gr/dl. Data depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita anemia.

Anemia pada ibu hamil akan menambah resiko menambah bayi berat lahir rendah

(BBLR), resiko perdarahan sebelum pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan

kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes RI,

2002). Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada

plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin (Setianingrum,

2005).

3

Page 4: Artikel Penelitian

4. Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah

yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara

dan yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat

persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila

terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat

segera ditolong tenaga kesehatan (Depkes RI, 2000 dalam Setianingrum, 2005).

5. Kehamilan ganda

Pada kehamilan kembar dengan distensi uterus yang berlebihan dapat

menyebabkan persalinan premature dengan BBLR. Kebutuhan ibu untuk pertumbuhan

hamil kembar lebih besar sehingga terjadi defisiensi nutrisi seperti anemia hamil yang

dapat menggangu pertumbuhan janin dalam rahim (Datta, 2004, pp.88-89).

6. Penyakit Saat Kehamilan

Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir

diantaranya adalah Diabetes mellitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi TORCH.

Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak sanggup menggunakan gula

sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah penkreas tidak cukup produksi insulin /

tidak dapat gunakan insulin yang ada. Akibat dari DM ini banyak macamnya diantaranya

adalah bagi ibu hamil bisa mengalami keguguran,bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir,

(kematian perinatal) karena bayi yang dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan

kelainan pada alat tubuh bayi (Sitorus, 1999 dalam Setianingrum, 2005).

Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi yaitu

Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan herpes. Keempat jenis penyakit ini sama

bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat mengganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang

dikandung tersebut mungkin akan terkena katarak mata, tuli, Hypoplasia (gangguan

pertumbuhan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, dan limpa). Bisa juga

mengakibatkan berat bayi tidak normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang

selaput otak, radang iris mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya (Sitorus, 1999 dalam

Setianingrum, 2005).

4

Page 5: Artikel Penelitian

7. Faktor kebiasaan ibu

Kebiasaan ibu sebelum atau selama hamil yang buruk seperti merokok, minum

minuman beralkohol, pecandu obat dan pemenuhan nutrisi yang salah dapat

menyebabkan anomaly plasenta karena plasenta tidak mendapat nutrisi yang cukup dari

arteri plasenta ataupun karena plasenta tidak mampu mengantar makanan ke janin.

Selain itu, aktifitas yang berlebihan juga dapat merupakan faktor pencetus terjadinya

masalah berat badan lahir rendah. Kebiasaan – kebiasaan tersebut yaitu:

a. Merokok

Salah satu perilaku negatif yang sering terjadi pada ibu hamil adalah kebiasaan meroko

dan berinteraksi dengan komunitas orang yang merokok. Walaupun ibu tidak meroko

secara langsung tetapi ketika ibu berinteraksi dengan komunitas tersebut, ibu tetap akan

menghirup asap rokok. Organ yang berada pada kondisi seperti ini dikatakana sebagai

perokok pasif dengan resiko yang lebih besar di bandingkan dengan perokok aktif.

Suatu penelitian di Ontario menunjukkan akibat merokok tersebut menyebabkan

terjadinya plasenta abruption dan plasenta previa. Plasenta abruption dapat terjadi akibat

pengurangan aliran darah ke plasenta yang akhirnya menyebabkan nekrosis pada periper

dari plasenta. Sedangkan plasenta previa terjadi karena terjadinya pembesaran plasenta

sebagai akibat dari berkurangnya transpot oksigen dari ke fetus akibat paparan CO.

Plasenta berubah secara tetap dengan kerusakan pada kemampuan plasenta untuk

melakukan pertukaran gas karena terjadinya pengentalan dari trophoblastic basal lamina

dan mengurangi ukuran pada kapiler dari fetus. Jika plasenta tersebut bermasalah, maka

hal ini dapat menggangu suplai makan ke janin. Karena lingkungan rahim tidak ideal

maka janin tidak tumbuh dengan kecepatan yang semestinya. Maka tanpa adanya

bantuan medis, bayi tersebut akan lahir kecil tidak sesuai usia kehamilan walaupun lahir

tepat pada waktunya (Bobak & Jansen, 2000, p.316).

b. Konsumsi minuman beralkohol dan obat – obatan terlarang

Konsumsi obat – obatan terlarang dan konsumsi minuman beralkohol pada wanita hamil

juga dapat menimbulkan efek negatif bagi dirinya maupun janin yang sedang di

kandungnya. Miller dan Mark (2000) menyatakan, alcohol yang dikonsumsi ibu hamil

secara jelas pasti akan melintasi plasenta dan bebas mencapai janin. Meskipun terbukti

5

Page 6: Artikel Penelitian

bahwa alcohol dalam jumlah kecil hingga sedang dapat pula menimbulkan efek yang

lebih per harinya. Kafein menyebrang dari darah ibu ke janin melalui plasenta. Hati janin

belum memiliki enzim untuk memecah kafein karena enzim ini tidak akan terbentuk

sebelum umur janin berumur 9 bulan.

c. Pekerjaan yang melelahkan

Seorang wanita hamil dengan aktifitas kerja yang berat beresiko mengalami persalinan

premature atau bayi dengan BBLR. Jenis pekerjaan juga dihubungkan dengan

penghasilan yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi wanita hamil

tersebut. Dari bebrapa penelitian, persalianan premature dan BBLR dapat terjadi pada

wanita yang bekerja terus menerus selama kehamilan, terutama bila pekerjaan tersebut

memerlukan kerja fisik atau berdiri untuk waktu yang lama. Keadaan ini dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta kesejahteraan janin yang

dikandungnya (Ferrer H, 2001). Selain itu, wanita hamil yang memiliki aktifitas kerja

yang berat maka akan mempengaruhi psikologinya. Hal ini disebabkan oleh ketertekanan

yang dipicu dari pekerjaanya tersebut (Bobak & Jansen, (2000, p.315).

d. Konsumsi kafein

Kafein dapat merusak kromosom yang meningkatkan kegiatan mutasi genetika.

Oleh sebab itu, tidak mengherankan bahwa resiko cacat bawaan sejak lahir lebih tinggi

pada bayi yang ibunya meminum kafein yang terdapat pada kopi sebanyak 600 mg lebih

per harinya. Kafein menyebrang dari darah ibu ke janin melalui plasenta. Hati janin

belum memiliki enzim untuk memecah kafein karena enzim ini tidak akan terbentuk

sebelum umur janin berumur 9 bulan.

Oleh karena itu, wanita yang banyak minum kopi dan minuman ringan yang

ditambah kafein, janin akan terus menerus terpapar kadar kafein yang tinggi. Dan angka

kejadian keguguran spontan, lahir mati, dan BBLR atau premature jelas lebih tinggi

terjadi pada wanita yang meminum 4 – 6 cangkir kopi setiap hari.

6

Page 7: Artikel Penelitian

8. Berat badan ibu

Berat badan ibu akan menentukan seberapa banyak asupan makanan yang harus

ibu konsumsi pada waktu hamil. Harapannya, kebutuhan gizi janin tercukupi dan bayi

yang akan lahir dengan berat badan normal. (Wibisono & Bulan ayu, 2009). Melakukan

penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan atas LLA secara

teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat antara

pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Pertambahan

berat badan hanya sedikit, menghasilakan rata-rata berat badan lahir bayi yang lebih

rendah dan resiko yang lebih tingggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi,

pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indicator

pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan berat badan ibu

selama kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum hamil. Pertambahan yang

optimal kira-kira 20% dari berat badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk., 1997), jika

berat badan tidak bertambah, lingkar lengan atas < 23,5 cm menunjukkan ibu mengalami

kurang gizi. (Mufdlilah, 2009, p.2).

Kerangka konsep

Bab III: METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV: HASIL PENELITIAN

Bab V: PEMBAHASAN

Bab VI: KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

7

Page 8: Artikel Penelitian

Analisis Univariat

Analisis Bivariat

8

Page 9: Artikel Penelitian

9

Page 10: Artikel Penelitian

10