artikel & Pembahasan.doc

13
Artikel Terkait Badan POM: Pengawasan Obat dan Makanan Oleh: AnneAhira.com Content Team Untuk negara sebesar Indonesia, Badan POM mestinya mendapat tempat terhormat, karena mengawasi obat dan makanan yang notabene dan harfiahnya menjadi kebutuhan dasar manusia. Tetapi, Badan POM seringkali dianggap “macan ompong” karena ternyata tidak dapat berbuat apa-apa. Masyarakat setidaknya perlu tahu juga bahwa tindakan hukum bukanlah kewenangan Badan POM, tetapi aparat dari Kepolisian setempat. Lalu kalau begitu apakah tugas Badan POM? Tugas Badan POM Menjamin obat dan makanan bermutu dan bermanfaat serta aman untuk dikonsumsi. Melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan . Membuat regulasi dan standardisasi yang umumnya terdiri dari lisensi, sertifikasi industri di bidang farmasi berdasarkan evaluasi produk sebelum diizinkan beredar. 1

Transcript of artikel & Pembahasan.doc

Artikel Terkait

Top of Form

Badan POM: Pengawasan Obat dan Makanan

Oleh: AnneAhira.com Content Team

Untuk negara sebesar Indonesia, Badan POM mestinya mendapat tempat terhormat, karena mengawasi obat dan makanan yang notabene dan harfiahnya menjadi kebutuhan dasar manusia. Tetapi, Badan POM seringkali dianggap macan ompong karena ternyata tidak dapat berbuat apa-apa. Masyarakat setidaknya perlu tahu juga bahwa tindakan hukum bukanlah kewenangan Badan POM, tetapi aparat dari Kepolisian setempat. Lalu kalau begitu apakah tugas Badan POM?Tugas Badan POM Menjamin obat dan makanan bermutu dan bermanfaat serta aman untuk dikonsumsi. Melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Membuat regulasi dan standardisasi yang umumnya terdiri dari lisensi, sertifikasi industri di bidang farmasi berdasarkan evaluasi produk sebelum diizinkan beredar. Termasuk pengujian laboratorium, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi. Melakukan audit terhadap iklan promosi produk. Sebab, terkadang sejumlah iklan terkadang secara sengaja atau tidak sengaja memberikan informasi keliru tentang obat dan makanan. Melaksanakan riset kebijakan pengawasan obat dan makanan. Memberikan informasi berupa edukasi publik termasuk peringatan publik.Secuil Edukasi dan Peringatan Publik dari Badan POM Obat tradisional tidak sepenuhnya aman karena mengandung bahan kimia obat berbahaya. Kantong plastik dan kemasan makanan dari plastik berbahaya. Sebagian besar kosmetik mengandung warna dan zat bahan berbahaya. Hati-hati terhadap produk pangan berbahan melamin. Suplemen dan makanan berkhasiat penambah stamina mengandung bahan berbahaya.Bayangkan, ada Badan POM saja, masyarakat Indonesia banyak yang tidak mengetahui atau barangkali juga tidak mau tahu alias tidak peduli. Misalnya, pedagang-pedagang curang yang dengan sengaja memakai bahan tekstil, pengawet mayat, bahan cat, bahan industri dan lain sebagainya yang kemudian dicampur-aduk sebagai bahan makanan kemudian dikonsumsi oleh masyarakat banyak, termasuk anak-anak.Parahnya lagi, dan bisa dibilang konyol bin menggelikan tayangan-tayangan reportase tentang perbuatan zalim tersebut sering muncul di sejumlah stasiun televisi, tetapi tidak dapat diberantas dan dimusnahkan. Apa arti ini semua? Padahal sudah jelas, wartawan tahu narasumbernya, dengan demikian ia dengan mudah melapor ke polisi lalu ditindak. Ternyata tidak! Kalau media berdalih dengan alasan melindungi narasumber, berarti media massa juga ikut serta dalam proses pengrusakan kesehatan anak bangsa. Aparat juga perlu proaktif, berbuat, terlibat, dan tidak perlu ragu-ragu lagi untuk mencegat perbuatan buruk yang dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Badan POM memiliki jaringan yang kuat dan terhubung secara internasional. Itu sebabnya, apabila makanan-makanan impor masuk ke Indonesia terlebih dahulu diseleksi oleh Badan POM, begitu pun sebaliknya agar aman dikonsumsi. Tetapi, kendati demikian masih saja ada yang lolos. Mengapa Badan POM perlu selektif? Sebab, zaman sekarang dengan kemajuan teknologi transportasi dan entry barrier yang longgar dalam perdagangan internasional, produk luar tersebut dalam waktu singkat menyebar ke berbagai negara dan didistribusikan dengan luas serta menjangkau seluruh strata masyarakat. Sementara di lain hal, masyarakat kurang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena apa? Karena tidak ada edukasi. Sementara di lain hal iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional bahkan cenderung abnormal.Indonesia mulai menata Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif efisien guna mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk nakal dan melindungi keamanan, keselamatan, dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri.Bila Anda sebagai warga negara yang merasa perlu menyehatkan bangsa tolong ingatkan Badan POM apabila menemukan sesuatu yang janggal pada makanan dan obat. Silakan kontak Badan POM (NA-DFC), Jl. Percetakan Negara No.23 - Jakarta 10560 Indonesia. Telp: (021) 4244691/42883309/42883462, Fax: (021) 4263333.Pembahasan ArtikelBadan POM: Pengawasan Obat dan Makanan1. Apa Itu Badan POM?

Badan POM atau Badan Pengawas Obat dan Makanan adalah sebuah lembaga di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia. Seperti yang tercantum dalam PP No.69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, Institusi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap peredaran produk pangan olahan di seluruh Indonesia adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI. Untuk itu telah dibentuk Badan POM yang memiliki jaringan nasional dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi.

Setiap jenis makanan yang diperjual belikan dengan kemasan tertentu, termasuk ke dalam kelompok yang diawasi. Makanan demikian harus dilaporkan oleh produsennya kepada Ditjen POM, khususnya mengenai bahan-bahan dasar yang dipergunakan dan proses produksinya. Juga harus diserahkan contoh (sampel) dari jenis makanan tersebut seperti yang terdapat di pasar. Kalau disetujui oleh Ditjen POM setelah penelitian dan pengujian maka jenis makanan itu diberi nomor registrasi dan boleh dipasarkan kepada umum. Nomor pendaftaran harus dicantumkan pada kemasan makanan itu. Demikian pula dengan makanan jadi yang diimpor harus pula dilaporkan dan didaftarkan oleh pengimpornya dan didaftarkan oleh pengimpornya dengan keterangan-keterangan seperti di atas, untuk dinilai dan diteliti, dan kalau disetujui diberi nomor pendaftaran dan baru diizinkan untuk diedarkan kepada umum.

Pengawasan makanan demikian dimaksudkan untuk melindungin konsumen maupun produsen. Konsumen dilindungi kepentingannya dari pemalsuan dan keamanan konsumsi makanan, sedangkan produsen dilindungi dari persaingan yang tidak sehat.

Pengawasan keamanan makanan juga mencakup pengawasan dan penelitian pabrik-pabrik tempat memproduksinya. Pabrik-pabrik yang diawasi tersebut pada waktu-waktu tertentu dikunjungi oleh pengawas kesehatan untuk diperiksa dan dinilai dari sudut hygiene. Hygiene pabrik, lingkungan dan hygiene para pekerjanya diperiksa dan dinilai. 2. Apa Peran dan Fungsi Badan POM?Gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini, sangat mempengaruhi pola konsumsinya. Sementara itu, pengetahuan masyarakat akan memilih dan menggunakan suatu produk secara tepat, benar dan aman belumlah memadai. Di lain pihak, iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan terkadang tidak rasional. Hal tersebutlah yang meningkatkan resiko yang luas mengenai kesehatan dan keselamatan konsumen. Maka, salah satu cara untuk mencegah hal tersebut dibentuknya Badan POM ini, yang tentu saja sangat berperan penting untuk melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri.

Badan POM berfungsi, antara lain:

a) Pengaturan, regulasi, dan standarisasi.

b) Lisensi dan sertifikasi industri di bidang farmasi berdasarkan Cara-cara Produksi yang Baik.

c) Evaluasi produk sebelum diizinkan beredar.

d) Post marketing vigilance termasuksampling dan pengujian laboratorium, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, penyidikan dan penegakan hukum.

e) Pre-audit dan pasca-audit iklan dan promosi produk.

f) Riset terhadap pelaksanaan kebijakan pengawasan obat dan makanan.

g) Komunikasi, informasi dan edukasi publik termasuk peringatan publik.

Jika dilihat, peran dan fungsi Badan POM sangatlah besar. Seperti yang tertera dalam artikel, Badan POM mestinya mendapat tempat terhormat karena peran dan fungsinya tersebut. Tetapi, mengapa Badan POM seringkali dianggap macan ompong karena ternyata tidak dapat berbuat apa-apa. Badan POM masih sering kecolongan dengan pedagang-pedagang yang dengan sengaja memakai bahan tekstil, pengawet mayat, bahan cat, bahan industry dan lain sebagainya yang kemudian dicampur-aduk sebagai bahan makanan yang kemudian di konsumsi oleh masyarakat. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa yang menyebabkannya sehingga Pengawasan Makanan menjadi melemah?

3. Faktor Penyebab Pengawasan Makanan Menjadi Lemah Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparringa mengakui pihaknya memang memiliki kelemahan dalam melakukan pengawasan terhadap produk makanan lokal yang beredar di masyarakat.

Kelemahan tersebut sebenarnya bisa diantisipasi jika seluruh komponen (pemerintah, pemangku kepentingan, masyarakat) melakukan perannya masing-masing. Menurut Roy, berdasarkan hasil survei BPOM, sekitar 45% jajanan anak sekolah memang mengandung bahan berbahaya yang berlebihan, seperti boraks, pewarna rhodamin B dan methanol yellow, formalin, zat pemanis semacam sakarin, dan siklamat, serta tercemar mikroba, namun sangat sulit melakukan pengawasan terhadap produk makanan lokal di lapangan.

Faktor-faktor penyebab lemahnya pengawasan makanan lokal, antara lain:

a. Kewenangan Pengawasan Tersebar Terlalu Luas Ke Banyak Kementerian Dan LembagaPengawasan makanan segar, seperti sayuran dan buah-buahan oleh Kementerian Pertanian, sedangkan pengawasan atas jajanan masyarakat atau terhadap industry rumah tangga, restoran siap saji dilakukan oleh pemerintah daerah, pemerintah kabupaten dan kota.b. Lemahnya Kewenangan Dan Daya Rentang Kendali BPOM

Sebenarnya hal tersebut dapat diperkuat dengan segera membuat Undang-Undang Pengawasan Obat dan Makanan. DPR dan pemerintah telah menyepakati akan membuat UU itu pada 2011. Selain UU Pengawasan Obat dan Makanan, penyelesaian segera terhadap Undang- Undang tentang Jaminan Produk Halal serta revisi UU Pangan sangat dibutuhkan. Namun, itu semua harus dirumuskan dengan sinkronisasi berbagai UU lainnya, seperti UU Kesehatan, UU Narkotika, UU Perlindungan Konsumen, dan UU pemerintah Daerah sehingga ada kejelasan yang mengaturnya,

c. Kurangnya Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Industri Rumah Tangga Yang Dilakukan Oleh BPOMHal tersebut menyebabkan peredaran produk makanan lokal berbahaya tak terbendung. Peredaran jajanan pasar, jajanan anak SD, banyak berasal dari industri rumah tangga. Oleh karena itu, seharusnya BPOM melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap industri rumah tangga. BPOM juga harus meningkatkan kerja sama dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan daerah. Tetapi kendalanya, Balai POM daerah lebih bersifat statis dan tidak memiliki inovasi terhadap program-program terhadap pengawasan produk makanan lokal.

d. Jumlah Industri Makan Rumahan Yang Terlalu BanyakHal ini mengakibatkan sulitnya pengawasan kandungan dalam produk makanan yang dihasilkan. Disinyalir, banyak campuran bahan makanan berbahaya yang terkandung dalam industri makanan rumahan beredar luas di masyarakat, khususnya di masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Ironisnya, produk-produk makanan yang mengandung zat berbahaya ini banyak menyasar konsumen anak sekolah. Generasi penerus, kalau sejak awal makan makanan yang berbahaya, bisa kita bayangkan masa depan bangsa ini bagaimana. Jika semua pengawasan itu dibebankan hanya pada BPOM memang sangat sulit karena berarti perlu tenaga kerja pengawas yang banyak. Untuk mengatasi hal ini, maka pihak sekolah dan masyarakat harus terlibat aktif dalam pengawasan. Unit Kesehatan Sekolah menjadi ujung tombak dalam sosialisasi makanan sehat di sekolah. Pengaturan kantin sekolah juga harus diperketat dengan melarang secara total jajan di luar sekolah atau melibatkan masyarakat penjaja luar sekolah ke dalam sekolah dengan penjaminan yang ketat.

e. Kurangnya Edukasi dan Pengetahuan MasyarakatMasyarakat masih kurang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana makanan yang bergizi ataupun makanan yang berbahaya bagi tubuh karena tidak ada atau kurangnya edukasi. Sementara iklan, promosi da lainnya sangat gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi makanan tersebut secara berlebihan dan seringkali tidak rasional.f. Kemajuan Teknologi dan TransportasiSaat ini kemajuan teknologi dan transportasi sangatlah berkembang pesat. Hal ini juga berpengaruh dalam perdagangan internasional. Produk luar ataupun lokal dalam waktu singkat menyebar ke berbagai negara dan didistribusikan dengan luas serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat.4. SisPOM, Sistem Pengawasan Obat dan MakananUntuk menjalankan peran dan fungsinya, Badan POM memiliki SisPOM atau Sistem Pengawasan Obat dan Makanan.

Indonesia mulai menata Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif dan efisien guna mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk nakal dengan tujuan untuk melindungi keamanan, keselamatan, dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri.

Berikut ini adalah Prinsip dasar sistem pengawasan obat dan makanan (SisPOM), yaitu:a. Tindakan pengamanan cepat, tepat, akurat dan professional.

b. Tindakan dilakukan berdasarkan atas tingkat risiko dan berbasis bukti-bukti ilmiahc, Lingkup pengawasan bersifat menyeluruh, mencakup seluruh siklus prosesd. Berskala nasional/lintas propinsi, dengan jaringan kerja internasionale. Otoritas yang menunjang penegakan supremasi hokum

f. Memiliki jaringan laboratorium nasional yang kohesif dan kuat yang berkolaborasi dengan jaringan global.g. Memiliki jaringan sistem informasi keamanan dan mutu produkJadi, kesimpulan yang di dapat adalah bahwa sebenarnya lemahnya pengawasan terhadap obar dan bahan makanan yang terjadi saat ini bukanlah mutlak kesalahan ataupun kekurangan dari Badan POM RI. Badan POM RI sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan peran dan fungsinya, tetapi banyak kendala yang menyebabkan terjadi hal yang tidak di ingini ini. Oleh sebab itu, sangatlah besar peran masyarakat untuk membantu dalam pengawasan obat dan bahan makanan yang tersebar di masyarakat. Yang perlu kita garis bawahi adalah bahwasanya hal ini bukanlah mutlak kewajiban maupun wewenang dari Badan POM saja, melainkan kewajiban kita semua, agar tidak terjadi hal yang kita inginkan, seperti makanan berbahaya dan beracun yang kita konsumsi. Kewajiban kita semua untuk mengontrol dan mengawasi obat dan makanan yang tersebar disekeliling kita. Apabila kita semua turut campur dan peduli akan hal ini, dapat mengurangi beban kerja dari Badan POM dan sempurnanya, tidak akan ada lagi obat dan bahan makanan maupun jajanan ringan yang berbahaya, yang bertebaran disekeliling kita lagi. *Terimakasih*Daftar PustakaDjaeni, Achmad. 1999. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

AnneAhira.com_badan-pom.htmPT. Khalifah Niaga Lantabura_perizinan-bpom-badan-pengawasan-obat-dan-makanan.htmlSUCOFINDO _ Pengawasan Makanan Lemah.htmKedai Obat_tujuan-budaya-dan-prinsip-bpom.html

7