Artikel Kelompok 9
-
Upload
iraanuraini -
Category
Documents
-
view
38 -
download
0
description
Transcript of Artikel Kelompok 9
-
7/18/2019 Artikel Kelompok 9
1/11
Artikel Taksonomi Vertebrata Page 1
Akibat Bisnis Ikan Arwana Yang Menjanjikan, Arwana Super Red
(Scleropages formosus)Satwa Pesona Nusantara Terancam Punah
Oleh:
M. Shobirin, Leni Nurindah L Fitriana, Devega Dhamaning Tyas, Ira Ari Nuraini
Universitas Negeri Surabaya
Jurusan Biologi
2014
Abstrak
PENDAHULUAN
Satwa merupakan suatu komponen penting dalam keseimbangan ekosistem bumi.
Perdagangan satwa liar menyebabkan banyak hewan terancam punah. Wildlife Conservation
Society (WCS) menilai perdagangan satwa secara liar semakin marak karena lemahnya
hukum yang ada di Indonesia (Amarullah, 2008). Biasanya satwa-satwa tersebut
diperdagangkan dalam keadaan hidup sebagai satwa peliharaan, makanan atau sebagai obat.
Nilai ekonomi merupakan salah satu faktor yang menggiurkan sebagian masyarakat, sehingga
penangkapan dan penjualan satwa secara liar berlanjut tanpa henti.
Hampir di setiap kota dapat dijumpai tempat-tempat penjualan satwa, salah satunya di
Surabaya yaitu di Pasar Ikan Hias Gunung Sari. Di Pasar Ikan Gunung Sari, terdapat
penjualan berbagai macam satwa salah satunya yaitu Ikan arwana (Scleropages sp). Ikan
arwana (Scleropagessp ) spesies Scleropages formasusdan Scleropages jardinimasuk dalamperaturan pemerintah No. 7 Tahun 1999 sebagai hewan yang dilindungi. Berdasarkan status
konservasi IUCN spesies Scleropages formasus terdaftar sebagai satwa yang bersatus
terancam punah.
Apabila penjualan satwa tersebut terus dibiarkan, maka semakin hari keberadaan ikan
arwana (Scleropages sp) semakin terancam punah. Selain itu pemicu yang lain adalah
lemahnya penegakan hukum dalam perlindungan satwa yang menyebabkan perburuan dan
perdagangan satwa yang bersifat illegal marak di Indonesia. Sebelum ikan arwana
-
7/18/2019 Artikel Kelompok 9
2/11
Artikel Taksonomi Vertebrata Page 2
(Scleropages sp) punah, maka pemerintah maupun organisasi dunia harus melindungi, dan
menyelamatkannya melalui penegakan hukum yang lebih kuat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 November 2014 sampai 11 Desember 2014,
bertempat di Pasar Ikan Hias Gunung Sari Surabaya. Teknik penelitian yang dilakukan
adalah dengan cara observasi, wawancara serta pencatatan dan dokumentasi. Observasi yaitu
mengamati jenis-jenis ikan arwana yang diperjual belikan di Pasar Ikan Hias Gunung Sari
Surabaya. Wawancara yaitu menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai ikan arwana
yang merupakan salah satu hewan liar yang diperjual belikan. Pencatatan dan dokumentasi
yaitu mencatat dan mendokumentasikan segala informasi mengenai ikan arwana tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pasar Ikan Hias Gunung Sari Surabaya,
didapatkan data sebagai berikut:
a.
Data wawancara
1.
Nara sumber : Bapak Makin
Status : Pemilik Toko Ikan Hias hhhhhhh di Pasar Ikan Hias
Gunung Sari Surabaya, berdiri sejak tahun 1982.
2. Terdapat lebih dari 70 ekor jenis ikan arwana yang diperjual belikan. Ikan
arwana tersebut terbagi ke dalam 6 jenis yaitu:
(kasih foto ra)
a) Ikan arwana silver
b)
Ikan arwana golden pino
c)
Ikan arwana red banjar
d) Ikan arwana golden red
e) Ikan arwana super red
f) Ikan arwana irian jaya
-
7/18/2019 Artikel Kelompok 9
3/11
Artikel Taksonomi Vertebrata Page 3
3. Perbedaan morfologi ikan arwana jantan dan betina
Tabel 1. Morfologi Ikan Arwana Berdasarkan Kelamin.
Organ Arwana Jantan Arwana Betina
Tubuh Lebih Panjang dan ramping Lebih pendek, lebar dan agak
gemuk
Kepala dan mulut Kepala tampak besar dan
mulutnya agak lebar karena
mengerami telur dalam
mulutnya
Kepala tampak meruncing
dan mulut lebih kecil
Toraks (dada) Lebih panjang Lebih pendek
Sirip dada Lebih panjang Lebih pendek
Sirip dorsal Menyempit Melebar
B. Pembahasan
1. Ikan Arwana (Scleropages sp )Yang Diperdagangkan Di Pasar Ikan Hias
Gunung Sari
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa terdapat 6 jenis ikan arwana yang
diperdagangkan di Pasar Ikan Hias Gunung Sari Surabaya yaitu Ikan arwana silver,
Ikan arwana golden pino, Ikan arwana red banjar, Ikan arwana golden red, Ikan
arwana super red, dan Ikan arwana irian jaya.
Karakteristik dari masing-masing ikan arwana tersebut adalah
a. Ikan arwana super red (Scleropages formosus)
Arwana jenis ini pada dasarnya terbagi lagi menjadi beberapa varietas
berdasarkan warna, yaitu warna merah darah (blood red), merah cabe/cabai
(chili red), merah oranye (orange red).
Arwana jenis ini juga memiliki warna merah pada sirip, ekor, dayung
dan sungut sejak kecil yang kemudian akan muncul juga di bagian pipi dan
pinggir insang. Ring akan mulai terlihat sejak mencapai ukuran 25 cm, namun
belum mengeluarkan warna merah. Warna merah pada badan akan mulai
keluar saat ikan berumur kurang lebih 3-4 tahun.
-
7/18/2019 Artikel Kelompok 9
4/11
Artikel Taksonomi Vertebrata Page 4
b. Ikan arwana golden red atau red tail golden (Scleropages sp)
Red tail golden adalah salah satu varietas golden yang berasal dari
Indonesia, khususnya Pekan baru - Sumatera. Arwana ini juga memiliki
keragaman warna dasar blue base, green base dan gold base. Kekurangan dari
arwana ini adalah warna sisik pada umumnya tidak bisa sampai melewati
punggung yaitu sisik punggung ke 4 dan 5 tidak keluar.
c. Ikan arwana arwana red banjar (Scleropages sp)
Warna sisiknya yang memiliki warna dasar kehijauan & membentuk
seperti tapal kuda dan sedikit merah muda di usia dewasa membuat arwana
jenis ini cukup unik. Banjar red di usia mudanya, ukuran 10-15 cm terlihat
sangat mirip dengan arwana super red. Dari warna ekor dan sirip yang
kemerahan, begitu juga dengan dayung hampir sama dengan arwana super red.
Namun setelah mencapai ukuran 15-20 cm pada umumnya warnanya mulai
berubah. Ekor mulai terlihat oranye. Banjar red tidak memiliki ring pada
umumnya.
d. kan arwana golden pino (Scleropages sp)
Jenis ini memiliki warna dasar kehijauan. warna mengkilap di pinggir
sisik. Siripnya berwarna kekuningan.
e.
Ikan arwana irian jaya (Scleropages jardinii)
Jumlah baris sisik Arwana Papua lebih banyak yaitu: sekitar 7-8 baris.
Ukuran sisik juga lebih kecil dari Arwana lainnya. Corak warna Arwana
Papua lebih kusam, dengan pola cincin melingkar seperti bulan sabit di tepi
sisik berwarna hijau atau merah. Jika terkena cahaya lampu dari sudut yang
tepat, sisik Arwana Papua akan berkilauan sangat indah seperti mutiara. Oleh
karena itu, Arwana Papua sering juga disebut sebagai Arwana Mutiara atau
Pearl Arowana. Arwana Papua memiliki 2 varian yaitu: Red Pearl (mutiara
merah) dan Green Pearl (mutiara hijau). Arwana Red Pearl mudah dikenali
dari adanya beberapa corak seperti garis bercoret berwarna merah muda di
sekitar mata dan penutup insangnya. Tepi sisiknya yang berbentuk seperti
bulan sabit pun berwarna merah muda. Sedangkan Green Pearl berwarna lebih
polos, sisik berbintik kehijauan dengan sirip berwarna abu-abu dan hitam.
Beberapa spot putih dapat ditemukan di sirip punggung dan sirip anal.
-
7/18/2019 Artikel Kelompok 9
5/11
Artikel Taksonomi Vertebrata Page 5
f. Ikan arwana silver (Scleropages sp)
Arwana Silver merupakan arwana dari Brazil. Dengan bentuk tubuh
yang panjang dan sirip yang panjang pula, mulai dari bagian tengah badan.
Arwana ini dapat tumbuh sampai 50 - 60 cm. Warna silvernya menyerupai
warna platinum dan merata di seluruh tubuhnya.
2. Bisnis Ikan arwana (Scleropagessp) yang menjanjikan
Meski investasi arwana tergolong mahal, sejumlah masyarakat berlomba
menekuni bidang ini. Salah satunya Bapak Makin, salah satu penjuan ikan arwana di
Pasar Ikan Hias Gunung Sari Surabaya. Beliau membuka usaha penjualan ikan
arwana sejak tahun 1982 dengan modal sebesar Rp 500.000,00. Saya mulai tertarik
memperjual belikan ikan arwana ketika melihat rekan-rekan lainnya cukup berhasil,
kata Bapak Makin. Hasilnya cukup memuaskan, Biasanya, jika dijual ke para hobiis
ikan hias, harga paling murah Rp 175.000,00. Jika ingin lebih mahal lagi, ada yang
mencapai Rp 20.000.000,00 perekor, tergantung jenisnya imbuhnya.
Mahal tidaknya harga seekor Arwana tergantung pada banyak hal, di
antaranya: ukuran, pola warna, kesempurnaan bentuk tubuh, keunikan, kelangkaan,
prestasi (pernah juara kontes atau tidak), perilaku ikan (interaksi ikan dengan
manusia) dan umur.
Berikut dafrat harga satuan ikan arwana di toko Bapak Makin:
a) Ikan arwana silver
Ukuran 13cm Rp 400.000,00-Rp 500.000,00. Ukuran 50cm Rp2.000.000,00.
b) Ikan arwana golden pino
Ukuran 13cm Rp 900.000,00. Ukuran 50cm Rp4.000.000,00. - Rp5.000.000,00.
c)
Ikan arwana red banjar
Ukuran 13cm Rp 650.000,00-Rp 700.000,00. Ukuran 50cm Rp2.500.000,00.
d) Ikan arwana golden red
Ukuran 13cm Rp 900.000,00. Ukuran 50cm Rp 5.000.000,00
e) Ikan arwana super red
Ukuran 10cm Rp 6.000.000,00. Ukuran 50cm Rp 20.000.000,00.
f)
Ikan arwana irian jaya
Ukuran 13cm Rp 175.000,00. Ukuran 50cm Rp 750.000,00.
-
7/18/2019 Artikel Kelompok 9
6/11
Artikel Taksonomi Vertebrata Page 6
Hal senada dituturkan Rahayu, penjual ikan arwana. Jika dilakukan
penangkaran, satu ekor induk arwana biasanya mengeluarkan telur yang banyak dan
yang menjadi anak minimal 50 ekor. Satu ekor itu, bisa dijual Rp 1.000.000,00
sampai Rp 2.000.000,00.
Sejak ikan arwana banyak diminati dan dengan niai ekonomis yang
menjanjikan. Maka, perburuan arwana mulai di lakukan kemudian di perdagangkan
secara bebas. Tingginya permintaan dan terbatasnya produksi budidaya membuat
banyak ikan arwana ditangkap dari alam secara illegal dan dieksploitasi secara terus
menerus.
3. Status konservasi dan Upaya penyelamatan
Dari keenam jenis ikan arwana tersebut terdapat 1 jenis ikan arwana yang
sangat mempesona yaitu ikan arwana super red (Scleropages formosus).
Taksonomi:
Kingdom : Animalia.
Phylum : Chordata.
Class : Actinopterygii.
Ordo : Osteoglossiformes.
Familia : Osteoglossidae.
Subfamilia : Osteoglossinae.
Genus : Scleropages.
Spesies : Scleropages formosus.
Sumber : (Mller & Schlegel, 1844 dalam IUCN)
Ikan Arwana super red (Scleropages formosus), merupakan ikan yang
tergolong satwa langka Indonesia dengan habitat asli di Kalimantan (Kottelat eta/.
1993 dan Allen, 1991, dalam Tjakrawidjaja, 2006) Ikan arwana (Scleropages
formosus) merupakan satu-satunya produk lokal yang mampu bersaing dengan ikan
hias populer yang dikembangkan di luar negeri untuk jadi The Best Ornamental Fish.
Sangat pantas kalau arwana ini ditahbiskan menjadi Pride of Indonesia ikan hias
kebanggaan nasional serta dijuluki sebagai satwa pesona nusantara (Alamendah,
2009). Scleropages formosus terkenal di dunia sebagai ikan yang mahal harganya,
-
7/18/2019 Artikel Kelompok 9
7/11
Artikel Taksonomi Vertebrata Page 7
karena keindahan dan adanya unsur kepercayaan, yang dipercayai akan
mendatangkan keberuntungan bagi orang yang memelihara ikan ini (Yamazaki,
1996 dalam Tjakrawidjaja, 2006).
Jenis ikan arwana super red (Scleropagus formosus) merupakan spesies
endemik terdapat di danau-danau dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas, Propinsi
Kalimantan Barat. Penyebarannya dapat ditemukan di sepanjang aliran Sungai
Tawang, Sungai Puyang, Sungai Seriang, Danau Sentarum, Danau Aji, Danau Saih,
Danau Maid, dan Danau Siluk. Ikan arwana ini dikenal dengan berbagai nama lokal
seperti : Ikan Naga atau dragon fish , Barramundi, Saratoga, Pla Tapad, Kelesa, Siluk,
Kayangan, Peyang, Tangkeleso, Aruwana / Arowana. Nama internasional: kan kellas
(Malaysia), jinglongyu (China), trey tapawt (khmer) (BP4K Kabupaten Sukabumi,
2012).
Habitat ikan arwana ini pada tepian sungai yang ditumbuhi pepohonan seperti
pohon engkana, putat, rasau, dan entangis, dimana pepohonan tersebut memiliki akar
di dasar sungai dengan batang pohon di dalam air, tetapi daun-daunnya rimbun ke
atas. Di habitat seperti inilah ikan-ikan arwana berada, berkembang biak, dan
bersembunyi. Untuk distribusinya yaitu Indonesia (Bangka, Sumatra, Kalimantan),
Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, Vietnam.
Gambar 1. Peta persebaran ikan arwana super red
-
7/18/2019 Artikel Kelompok 9
8/11
Artikel Taksonomi Vertebrata Page 8
Arwana super red (Scleropages formosus) merupakan ikan arwana yang sangat
diminati karena tampilannya yang mempesona dan nilai jualnya yang mahal.
Akibatnya keberdaan ikan arwana jenis ini menjadi terancam. Untuk melindungi
keberadaan ikan arwana super red (Scleropages formosus), pemerintah menetapkan
bahwa ikan arwana super red telah dikembang biakkan sejak lama di Pontianak dan
bisa diperdagangkan secara legal. Syaratnya harus disertai sertifikat dan microchip
yang tertanam dalam tubuhnya, sebagai penanda ikan hasil tangkaran. Memelihara
arwana pun kemudian bisa memiliki arti ganda. Menghargai produk dalam negeri
sekaligus berperan membantu pelestarian ikan langka.
Pemerintah juga membuat peraturan pemerintah nomor 7 tahun 1999 tentang
konservasi dan satwa liar memasukkan arwana spesies Scleropages formasus dan
Scleropages jardini ke dalam daftar ikan dilindungi . yang menjadi dasar hukum
orang-orang yang menangkap, melukai membunuh, menyimpan, memiliki,
memelihara, menagkap, dan memperniagakan arwana secara illegal. Diikuti dengan
undang-undang nomor 5 tahun 1990 pasal 21 ayat 2, pidananya sesuai dengan
ketentuan Pasal 40 ayat 4 yaitu dipidana satu tahun penjara dan denda 5 juta lebih
(Kaidah Hukum Kehutanan Dan Kebijakan Hukum Pidana Dalam Peraturan
Kehutanan, 2011). Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
558/MPP/Kep/12/1998 tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor juga menetapkan
ikan Arwana (Scleropages formosus dan Scleropages jardinii) sebagai hewan yang
dilarang eksport.
Selain itu organisasi internasional seperti CITES dan IUCN juga berperan
dalam melakukan perlindungan terhadap Scleropages formosus. Pada tahun 1975,
perdagangan arwana di atur oleh Convention On International Trade In Endangered
Spesies Of Wild Fauna And Flora (CITES), yaitu konvensi internasional yang
mengatur perdagangan flora dan fauna langka. Tidak tanggung-tanggung, dalam
konvensi tersebut arwana di kategorikan dalam daftar Appendik 1 atau spesies
berstatus sangat langka. CITES Appendik I, yaitu ikan hasil tangkaran dapat
diperdagangkan hanya jika penangkaran terdaftar dalam otoritas CITES,
bermikrochip, dan ikan setidaknya F2 (generasi kedua hasil penangkaran) (Traffic
ASEAN-WEN, 2012).
Indonesia turut menandatangani konvensi yang di lakukan pada tanggal 28
maret 1979 tersebut. Dengan demikian, indonesia resmi menjadi anggota CITES.
Konsekuensinya, indonesia di tuntut memiliki komitmen tehadap perlindungan
-
7/18/2019 Artikel Kelompok 9
9/11
Artikel Taksonomi Vertebrata Page 9
arwana. Komitmen tersebut di buktikan dengan di keluarkannya Surat Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 716/ktps/um/10/1980 tentang upaya perlindungan arwana,
serta di perkuat dengan Surat Keputusan Dirjen PHPA No. 07/kpts/DJ-Vi/1998 dan
instruksi Dirjen Perikanan No-IK-250/D.4.2955/83K.
Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian No 716/kpts/ um/10/1980, SK
Direktorat Jenderal PHPA Np.07/ kpts/DJ-VI/1988 dan Instruksi Direktorat Jenderal
Perikanan No.IK-250/ D.4.2955/83K. Mulai tahun 1995, arwana yang boleh
diperdagangkan hanya yang berasal dari budidaya dan merupakan generasi kedua,
yakni yang berasal dari penangkaran. Dengan izin khusus, arwana arwana super
red (Sclerophages formosus) telah dikembangbiakkan di Pontianak dan bisa
diperdagangkan secara legal. Syaratnya si ikan naga harus disertai sertifikat dan
microchip yang tertanam dalam tubuhnya, sebagai penanda ikan hasil tangkaran
(Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Barat, 2014).
Kasih foto sertifikat ra
Gambar 2. Sertifikat Arwana yang menjelaskan asal usul ikan lengkap dengan noID/mikrochip. Sertifikat ini adalah salah satu contoh yang dikeluarkan oleh pihak penangkar
Arwana.
Keberadaan arwana super red (Scleropages formosus) juga di pantau oleh
International Union for Conseration of Nature and Natural Resources (IUCN), yakni
organisasi konservasi internasional. Pada tahun 1969, IUCN memasukkan arwana ke
dalam daftar Red Data Book volume IV, dengan kategori Depleted Spesies atau
spesies rawan akan kepunahan. IUCN Red List (The International Union for The
-
7/18/2019 Artikel Kelompok 9
10/11
Artikel Taksonomi Vertebrata Page 10
Conservation of Nature and Natural Resources) memasukkan arwana super red
(Scleropages formosus)dalam status terancam punah sejak tahun 2004.
Sebagai ikan hias asli Indonesia, tentunya keberadaan arwana harus senantiasa
di lestarikan. Salah satunya adalah dengan memeliharanya. Merupakan hal yang
membanggakan jika kita berhasil memelihara ikan ini hingga besar, apalagi sampai
beranak pinak.
Sedangkan untuk Ikan arwana silver, Ikan arwana golden pino, Ikan arwana
red banjar, Ikan arwana golden red, dan Ikan arwana irian jaya tidak ditemukan status
konservasinya di CITES maupun IUCN. Hal tersebut mungkin karena jumlahnya di
alam masih cukup melimpah.
KESIMPULAN
Terdapat6 jenis ikan arwana yang diperdagangkan di Pasar Ikan Hias Gunung Sari
Surabaya yaitu Ikan arwana silver, Ikan arwana golden pino, Ikan arwana red banjar, Ikan
arwana golden red, Ikan arwana super red, dan Ikan arwana irian jaya.
Dari keenam jenis ikan arwana tersebut, Convention On International Trade In
Endangered Spesies Of Wild Fauna And Flora(CITES), memasukkan ikan arwanasuper red
(Scleropages formosus) ke dalam daftar Appendik 1 atau spesies berstatus sangat langka.
Pada tahun 1969, IUCN memasukkan arwana super red (Scleropages formosus ) ke dalam
daftarRed Data Bookvolume IV, dengan kategori Depleted Spesiesatau spesies rawan akan
kepunahan, memasukkan Scleropages formosus dalam status terancam punah sejak tahun
2004. Hal tersebut terjadi karena adanya eksploitasi besar-besaran dan adanya perdagangan
hewan secara liarserta penegakan hukum yang tidak kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Alamendah. 2009. Ikan Siluk Merah, Satwa Pesona Nusantara. Artikel. Online:
http://alamendah.org/2009/10/04/ikan-silk-merah-satwa-pesona-nusantara/ Diakses
pada 9 Desember 2014.
http://alamendah.org/2009/10/04/ikan-silk-merah-satwa-pesona-nusantara/http://alamendah.org/2009/10/04/ikan-silk-merah-satwa-pesona-nusantara/ -
7/18/2019 Artikel Kelompok 9
11/11
Artikel Taksonomi Vertebrata Page 11
Amarullah, A. 2008. Satwa liar di Indonesia Terancam. Artikel. Online:
http://nasional.vivanews.com [26 Juni 2009]. Diakses pada 7 Desember 2014.
BP4K Kabupaten Sukabumi. 2012. Arwana, Ikan Endemik Yang Terancam Punah di
Indonesia.Artikel.Online:http://bp4kkabsukabumi.net/index2.php?option=com_conte
nt&do_pdf=1&id=290.Diakses pada 8 Desember 2014.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Barat. 2014. Online:
http://dislautkan.kalbarprov.go.id/id/ Diakses pada 9 Desember 2014.
http://www.cites.org/.Online: Diakses pada 8 Desember 2014.
http://www.iucn.org/.Online:Diakses pada 8 Desember 2014.
Kaidah Hukum Kehutanan Dan Kebijakan Hukum Pidana Dalam Peraturan
Kehutanan.2011.Online:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40236/3/Ch
apter%20II.pdf Diakses pada 9 Desember 2014.
PP No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Online:
http://alamendah.org/peraturan-hukum/peraturan-pemerintah/pp-no-7-tahun-1999-
tentang-pengawetan-jenis-tumbuhan-dan-satwa/Diakses pada 7 Desember 2014.
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 558/MPP/Kep/12/1998 tentang
Ketentuan Umum di Bidang Ekspor. Onine: http://o-fish.com/Arwana/arwana.php
Diakses pada 8 Desember 2014.
Tjakrawidjaja, Agus H 2006. Pertumbuhan Ikan Arwana irian (Scleropagesjardinii Saville-
Kent) Di akuarium. Jurnal Iktiologi Indonesia, Volume 6, Nomor I. Pusat
Penelitian Biologi- LIPI. Online: http://iktiologi-indonesia.org/jurnal/6-
1/04_0001.pdfDiekses pada 7 Desember 2014.
Traffic ASEAN-WEN. 2012. Panduan identifikasi jenis hidupan liar diperdagangkan di Asia
Tenggara.Online:http://www.esabii.biodic.go.jp/training/documents/10_Indonesian.
pdf.Diakses pada 8 Desember 2014.
http://bp4kkabsukabumi.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=290http://bp4kkabsukabumi.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=290http://dislautkan.kalbarprov.go.id/id/http://www.cites.org/http://www.iucn.org/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40236/3/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40236/3/Chapter%20II.pdfhttp://alamendah.org/peraturan-hukum/peraturan-pemerintah/pp-no-7-tahun-1999-tentang-pengawetan-jenis-tumbuhan-dan-satwa/Diakses%20pada%207%20Desember%202014http://alamendah.org/peraturan-hukum/peraturan-pemerintah/pp-no-7-tahun-1999-tentang-pengawetan-jenis-tumbuhan-dan-satwa/Diakses%20pada%207%20Desember%202014http://o-fish.com/Arwana/arwana.phphttp://iktiologi-indonesia.org/jurnal/6-1/04_0001.pdfhttp://iktiologi-indonesia.org/jurnal/6-1/04_0001.pdfhttp://iktiologi-indonesia.org/jurnal/6-1/04_0001.pdfhttp://www.esabii.biodic.go.jp/training/documents/10_Indonesian.pdfhttp://www.esabii.biodic.go.jp/training/documents/10_Indonesian.pdfhttp://www.esabii.biodic.go.jp/training/documents/10_Indonesian.pdfhttp://www.esabii.biodic.go.jp/training/documents/10_Indonesian.pdfhttp://iktiologi-indonesia.org/jurnal/6-1/04_0001.pdfhttp://iktiologi-indonesia.org/jurnal/6-1/04_0001.pdfhttp://o-fish.com/Arwana/arwana.phphttp://alamendah.org/peraturan-hukum/peraturan-pemerintah/pp-no-7-tahun-1999-tentang-pengawetan-jenis-tumbuhan-dan-satwa/Diakses%20pada%207%20Desember%202014http://alamendah.org/peraturan-hukum/peraturan-pemerintah/pp-no-7-tahun-1999-tentang-pengawetan-jenis-tumbuhan-dan-satwa/Diakses%20pada%207%20Desember%202014http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40236/3/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40236/3/Chapter%20II.pdfhttp://www.iucn.org/http://www.cites.org/http://dislautkan.kalbarprov.go.id/id/http://bp4kkabsukabumi.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=290http://bp4kkabsukabumi.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=290