Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

19
1 | Komponen – Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 dalam Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 sebagai Pendukung Penyiapan Generasi Bangsa yang Up to Date Ady Setiawan (111714043) Program Studi Manajemen Pendidikan, FIP, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) e-mail : [email protected] Abstrak Penulisan artikel ini bertujuan untuk menularkan keyakinan tentang keberadaan Kurikulum 2013 sebagai upaya menjawab tantangan zaman dan menyiapkan Generasi Bangsa yang up to date. Penyiapan tersebut dimasukkan dalam unsur komponen- komponen kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan dalam bahan uji publik kurikulum 2013. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU no. 20 tahun 2003). Kurikulum berfungsi sebagai wasilah (alat) untuk mencapai tujuan pendidikan. Sehingga keberadaanya tentu terdiri dari beberapa komponen penting yang akan mendukung pelaksanaan fungsi yang dimiliki. Keseluruhan komponen pengembang tersebut merupakan suatu kesatuan dan saling berkaitan antar satu dengan yang lainnya. Adapun komponen-komponen pengembangan kurikulum 2013 dalam bahan uji publik kurikulum 2013 antara lain: komponen tujuan, komponen isi, komponen metode, dan komponen evaluasi. Komponen tujuan berfokus pada adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kemudian komponen isi terletak pada adanya penambahan jam pelajaran dan penyederhanaan mata pelajaran di setiap satuan satuan pendidikan yang berbeda- beda. Sementara komponen metode lebih dititikberatkan pada pendekatan tematik- integratif dengan tanpa dicantumkamnya suatu metode pembelajaran tertentu. Serta komponen evaluasi yang dilakukan dengan penilaian berbasis kompetensi, menggunakan penilaian otentik (berdasarkan proses dan hasil), memperkuat PAP, serta pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian. Kata kunci: bahan uji publik kurikulum 2013, komponen tujuan, komponen isi, komponen metode, komponen evaluasi, generasi bangsa

description

 

Transcript of Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

Page 1: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

1 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 dalam Bahan Uji Publik

Kurikulum 2013 sebagai Pendukung Penyiapan Generasi Bangsa yang Up to Date

Ady Setiawan (111714043)

Program Studi Manajemen Pendidikan, FIP, Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

e-mail : [email protected]

Abstrak

Penulisan artikel ini bertujuan untuk menularkan keyakinan tentang keberadaan

Kurikulum 2013 sebagai upaya menjawab tantangan zaman dan menyiapkan Generasi

Bangsa yang up to date. Penyiapan tersebut dimasukkan dalam unsur komponen-

komponen kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan dalam bahan uji publik kurikulum

2013. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU no. 20 tahun

2003). Kurikulum berfungsi sebagai wasilah (alat) untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sehingga keberadaanya tentu terdiri dari beberapa komponen penting yang akan

mendukung pelaksanaan fungsi yang dimiliki. Keseluruhan komponen pengembang

tersebut merupakan suatu kesatuan dan saling berkaitan antar satu dengan yang lainnya.

Adapun komponen-komponen pengembangan kurikulum 2013 dalam bahan uji publik

kurikulum 2013 antara lain: komponen tujuan, komponen isi, komponen metode, dan

komponen evaluasi. Komponen tujuan berfokus pada adanya peningkatan dan

keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek sikap, keterampilan, dan

pengetahuan. Kemudian komponen isi terletak pada adanya penambahan jam pelajaran

dan penyederhanaan mata pelajaran di setiap satuan satuan pendidikan yang berbeda-

beda. Sementara komponen metode lebih dititikberatkan pada pendekatan tematik-

integratif dengan tanpa dicantumkamnya suatu metode pembelajaran tertentu. Serta

komponen evaluasi yang dilakukan dengan penilaian berbasis kompetensi, menggunakan

penilaian otentik (berdasarkan proses dan hasil), memperkuat PAP, serta pemanfaatan

portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

Kata kunci: bahan uji publik kurikulum 2013, komponen tujuan, komponen isi, komponen

metode, komponen evaluasi, generasi bangsa

Page 2: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

2 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

Pendahuluan

Awal penggunaan istilah kurikulum pertama kali pada dunia olahraga di zaman

Yunani kuno, yakni berasal dari kata curir dan curere. Kata tersebut dimaknai sebagai

jarak yang harus ditempuh seorang pelari. Istilah ini kemudian bergeser penggunaannya

dalam dunia pendidikan. Memang dalam hal ini terdapat kesamaan, yakni kurikulum

sangat berhubungan erat dengan usaha pengembangan peserta didik sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai (Sanjaya, 3:2010). Kemudian, dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas, kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Sementara Romine:1954 (dalam Hamalik:2011) memaknai kurikulum sebagai suatu

interpretasi untuk mengetahui segala pelaksanaan pembelajaran, kegiatan dan pelatihan

yang dilakukan siswa di mana seluruh kegiatan tersebut di bawah tanggung jawab

sekolah, baik di dalam ataupun di luar kelas.

Di Indonesia, penerapan kurikulum telah mengalami berbagai perkembangan mulai

tahun 1968 hingga kurikulum tahun 2006 (KTSP) yang merupakan suatu konsekuensi

logis atas kekurangmampuan kurikulum 2004 dalam menjawab tantangan zaman

(Suharsimi Arikunto). Dari ke sekian banyak rentetan perkembangan kurikulum tersebut

memang memiliki beberapa perbedaan sistem, namun pada hakekatnya tetap memiliki

satu tujuan dan tidak ada tujuan lain selain untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran dan rancangan pembelajaran di sekolah sebagai salah satu usaha dalam

menyiapkan generasi yang mampu menjawab tantangan zaman, dalam bahasa

Kemdikbud disebutkan untuk menyiapkan Generasi Emas Indonesia mendatang. Lebih

dari itu guna mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan-tantangan di

masa depan melalui pengetahuan, keterampilan, sikap dan keahlian untuk beradaptasi

serta bisa bertahan hidup dalam lingkungan yang senantiasa berubah (Hidayat:2013).

Para pakar sepakat bahwa perubahan kurikulum dari masa ke masa disebabkan karena

perubahan kebutuhan masyarakat yang cenderung berubah di setiap tahunnya, karena

kurikulum dijadikan sebagai wasilah (alat) untuk mewujudkan suatu sistem pendidikan

yang baik, maka perubahan kurikulum tak mampu dielakkan lagi termasuk perubahan

dan penyempurnaan kurikulum pada tahun 2013 ini. Mendikbud, Muhammad Nuh dalam

Page 3: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

3 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

suatu wawancara resmi menyatakan bahwa “… kalau anak sekolah sekarang, itu bukan

untuk sekarang. Agar mereka bisa hidup untuk nanti. Jaman itu nanti berubah, jadi harus

dimulai dari sekarang. Kalau kita tidak berubah kita akan menghasilkan generasi yang

usang. Generasi yang akan menjadi beban, dan juga tidak terserap di dunia kerja”.

Dalam usaha pengimplementasian kurikulum baru 2013 ini, sebagaimana dimuat

dalam situs resmi Kemdikbud RI (www.kemdiknas.go.id), bahwa pengembangan

Kurikulum 2013 akan dilakukan dalam empat tahap, yakni:

1. Penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan

sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan.

2. Pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite

Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012, serta di depan Komisi

X DPR RI pada 22 November 2012.

3. Pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen

masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran daring (on-line)

pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak.

4. Dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.

Berfokus pada poin ketiga, Mendikbud secara pribadi mengakui tentang keberadaan

sistem uji publik kurikulum yang akan dilaksanakan selama tiga minggu ini tergolong

masih baru, karena sebelumnya belum pernah ada istilah tersebut. Hal ini bukan tanpa

alasan, namun keberadaan uji publik dimaksudkan agar publik (masyarakat luas) dapat

mengetahui dan mempelajari kurikulum baru secara detail sebelum diimplementasikan,

dan setelah mengetahui diharapkan publik dapat ikut berpartisipasi baik berupa

dukungan, pemberian kritik dan saran, dan atau pandangan yang dapat diberikan kepada

pemerintah melalui kolom yang telah disediakan. Berangkat dari kedua tujuan tersebut,

penulis merasa terpanggil untuk membuat sebuah artikel ilmiah guna menularkan

pengetahuan tentang kurikulum 2013 lebih detail, khususnya terkait komponen-

komponen kurikulum 2013 dalam bahan uji publik kurikulum 2013 yang akan

dilaksanakan pada bulan ini. Suatu komponen yang diisi dengan berbagai perubahan

dalam rangka menyiapkan generasi bangsa yang up to date. Alasan inilah yang

melatarbelakangi sehingga lahirlah sebuah karya ilmiah yang berjudul “Komponen-

Page 4: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

4 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 dalam Bahan Uji Publik Kurikulum

2013 sebagai Pendukung Penyiapan Generasi Bangsa yang Up to Date”.

Isi

Perubahan kurikulum ini merupakan suatu langkah inovasi dalam pendidikan untuk

mencapai tujuan dan fungsi pendidikan sebagaimana termaktub dalam UU no. 20 tahun

2003 dan menjalankan amanat dalam pembukaan UUD 1945 yakni dalam usaha

mencerdaskan kehidupan bangsa. Berlandaskan hal tersebut, serta didukung pula oleh

beberapa kekurangan yang ditemukan dalam kurikulum tahun 2006 sebagaimana telah

dipaparkan dalam draft bahan uji kurikullum 2013, yakni (1) konten kurikulum yang

masih terlalu padat; (2) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan

fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (3) kompetensi belum menggambarkan secara

holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang

dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter,

metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan)

belum terakomodasi di dalam kurikulum; (4) belum peka dan tanggap terhadap

perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (5) standar

proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga

membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran

yang berpusat pada guru; (6) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian

berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya

remediasi secara berkala; dan (7) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang

lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir. Lebih dari itu, dukungan juga datang dari

berbagai hasil survei yang menyimpulkan masih rendahnya kualitas pendidikan di

Indonesia, maka pada tahun 2013 ini kurikulum nasional akan disempurnakan menjadi

suatu Kurikulum 2013. Inti dari Kurikulum ini adalah ada pada upaya penyederhanaan

dan tematik-integratif, serta arah pengembangan adalah peningkatan kompetensi yang

seimbang antara sikap (attitude), ketrampilan (skill), dan pengetahuan atau knowledge

(Kemdikbud:2013). Kurikulum 2013 merupakan kelanjutan dan pengembangan dari

Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Hidayat:2013).

Page 5: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

5 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

Merujuk pada definisi kurikulum sebagaimana dijelaskan dalam UU. No. 20 tahun

2003, tentu dapat dimaknai bahwa keberadaan kurikulum tidak akan terlepas dari empat

komponen, yakni komponen tujuan, komponen isi, komponen proses, dan komponen

evaluasi (Muhammad Nuh). Komponen-komponen inilah yang akan menjadi penunjang

dalam mendukung pengoperasian kurikulum sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan

pendidikan.

Gambar 1. Komponen-komponen pengembangan kurikulum

Komponen- komponen yang secara intergral tersebut tidak dapat dipisahkan perannya

dalam penyusunan suatu sistem kurikulum (Hasibuan:2010). Adapun komponen-

komponen kurikulum pada prinsipnya terdiri dari empat macam komponen, diantaranya:

a. Komponen tujuan

Hasibuan (2010:38) menjelaskan bahwa komponen tujuan adalah komponen

kurikulum yang menjadi target atau sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan

suatu kurikulum. Komponen ini sangatlah penting dengan tanpa merendahkan tingkat

urgensi komponen yang lainnya, karena melalui tujuan materi, proses, dan evaluasi

akan dapat dikendalikan untuk kepentingan mencapai tujuan kurikulum yang telah

disusun. Dalam usaha menghasilkan lulusan sebagai manusia yang seutuhnya melalui

pendidikan, serta mampu memenuhi kebutuhan kompetensi Abad 21, maka UU no.

20 tahun 2003 tentang Sisdiknas telah memberikan arahan yang jelas, bahwa tujuan

pendidikan harus dicapai salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasis

kompetensi. Dalam hal ini Mendikbud menyampaikan bahwa,

Kurikulum

Tujuan

Isi

Metode

Evaluasi

Page 6: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

6 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

“… Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi,

yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah

manusia seutuhnya. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional perlu

dijabarkan menjadi himpunan kompetensi dalam tiga ranah kompetensi (sikap,

pengetahuan, dan keterampilan). Di dalamnya terdapat sejumlah kompetensi yang

harus dimiliki seseorang agar dapat menjadi orang beriman dan bertakwa,

berilmu, dan seterusnya.”

1) Tujuan pendidikan nasional

Dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Bab II pasal 3 telah dijelaskan

bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

2) Tujuan institusional

Merupakan suatu tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan

(Sanjaya, 2010:107). Dalam hal ini, lembaga pendidikan diklasifikasikan ke

dalam tingkat satuan pendidikan yang meliputi pendidikan dasar, menengah, dan

menengah kejuruan. Tujuan institusional ini merupakan cerminan dari standar

kompetensi lulusan yang terbagi menjadi domain kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Pada kerangka kurikulum 2013 (draft bahan uji publik kurikulum 2013), rincian

dari tujuan tingkat satuan pendidikan dapat dipaparkan sebagai berikut:

a) Domain kognitif (pengetahuan)

Sekolah Dasar (SD)

Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan

rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Page 7: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

7 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

yang tampak mata.

Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan (SMA/SMK)

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian

b) Domain afektif (sikap)

Sekolah Dasar (SD)

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang bermain, berakhlak

mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang bermain, berakhlak

mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaanya.

Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan (SMA/SMK)

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang bermain, berakhlak

mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

c) Domain psikomotorik (keterampilan)

Sekolah Dasar (SD)

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Page 8: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

8 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah atau

sumber lain yang sama dengan yang diperoleh dari sekolah.

Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan (SMA/SMK)

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri

3) Tujuan kurikuler

Merupakan tujuan yang harus dicapai dalam setiap mata pelajaran atau bidang

studi sebagai turunan dari standar kompetensi lulusan. Tujuan kurikuler dapat

didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki peserta didik setelah mereka

menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan

(Hasibuan:2010). Memang di lapangan tujuan setiap mata pelajaran akan berbeda-

beda, karena akan disesuaikan pada kondisi masing-masing pelajaran tersebut.

Gambar 2. Perubahan elemen kompetensi lulusan

Sumber: Kemdikbud (2012)

4) Tujuan pembelajaran/instruksional

Merupakan kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh

peserta didik setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Sebelum

guru melakukan proses KBM, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang

harus dikuasai oleh peserta didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran

(Sanjaya, 2010:110).

Page 9: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

9 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

b. Komponen isi

Komponen ini sering disebut dengan komponen materi, karena memang isi kurikulum

akan sangat sarat akan materi yang terkandung di dalamnya. Komponen isi (materi)

didefinisikan sebagai bahan-bahan kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai,

pengalaman, dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran

guna mencapai komponen tujuan (Hasibuan, 2010:39). Kemudian, ditekankan pada

bahan uji publik bahwa komponen isi yakni segala sesuatu yang diberikan kepada

peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Berikut

gambar struktur (isi) kurikulum 2013.

Gambar 3. Perubahan elemen isi

Sumber: Kemdikbud (2012)

Salah satu ciri kurikulum 2013 ialah adanya penambahan jam pelajaran dan

penyederhanaan mata pelajaran (Hidayat : 2013). Olehnya itu, berikut akan

dipaparkan komponen isi kurikulum 2013 berdasarkan bahan uji publik kurikulum

2013 sebagai berikut:

1) Sekolah Dasar (SD)

Sebagaimana terdapat dalam bahan uji publik, bahwa komponen rancangan

kurikulum SD terdiri dari: (1) berbasis tematik-integratif sampai kelas VI, (2)

pengunaan kompetensi lulusan untuk menentukan kompetensi inti, (3)

penggunaan pendekatan sains dalam proses pembelajaran, (4) penggunaan IPA

dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua mata pelajaran, (5)

Page 10: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

10 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

meminimalisir jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6 mata pelajaran, (6)

menempatkan IPA dan IPS bukan sebagai disiplin ilmu namun cukup sewajarnya

bagi anak SD, (7) perbedaan IPA dan IPS diletakkan pada sistem buku teks

(sumbernya) saja, dan (8) menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat

perubahan proses pembelajaran dan penilaian.

Gambar 4. Pengembangan struktur kurikulum SD

Sumber: Kemdikbud (2012)

Untuk kurikulum SD, berdasarkan gambar di atas terdapat beberapa usulan

terhadap pengelompokan mata pelajaran, yakni (1) kelompok A, meliputi mata

pelajaran agama, PPKn, bahasa Indonesia, matematika, IPA, dan IPS. Dan (2)

kelompok B, meliputi seni budaya dan prakarya, dan pendidikan olahraga dan

kesehatan. Sementara untuk muatan lokal dan pengembangan diri yang awalnya

merupakan pelajaran terpisah, kini diusulkan untuk include ke dalam kelompok B,

sehingga muatan lokal dan seni budaya dan keterampilan digabungkan menjadi

mata pelajaran seni budaya dan prakarya, sedangkan pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan, serta pengembangan diri diintegrasikan pada semua mata

pelajaran.

Sementara itu, terkait usulan alokasi waktu setiap mata pelajaran di setiap

tingkatan kelas diusulkan berbeda-beda, tergantung tujuan kurikuler yang hendak

dicapai. Usulan tersebut khususnya mengenai pelajaran IPA dan IPS yang

didasarkan pada tingkat nalar peserta didik. Namun demikian, alokasi waktu

kedua pelajaran tersebut tetaplah sama.

Page 11: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

11 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

2) Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Bertitik tolak pada bahan uji publik kurikulum 2013, maka beberapa komponen

rancangan kurikulum SMP dapat dituliskan sebagai berikut: (1) sama dengan SD,

akan disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki, (2) menggunakan mata

pelajaran sebagai sumber kompetensi dan substansi pelajaran, (3) menggunakan

pendekatan sains dalam proses pembelajaran, (4) meminimumkan jumlah mata

pelajaran dari 12 menjadi 10 mata pelajaran, (5) IPA dan IPS dikembangkan

sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative sosial studies, (6)

bahasa inggris diajarkan untuk membentuk keterampilan berbahasa, dan (7)

menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan

proses pembelajaran dan proses penilaian.

Gambar 5. Penataan struktur kurikulum SMP

Sumber: Kemdikbud (2012)

Khusus untuk kurikulum SMP, sesuai gambar di atas terdapat penambahan

alokasi waktu pembelajaran dari yang sebelumnya. Selain ada pula usulan terkait

pengelompokan beberapa mata pelajaran layaknya yang dilakukan di kurikulum

SD. Yakni kelompok A untuk mata pelajaran agama, PPKn, bahasa Indonesia,

matematika, IPA, IPS, dan bahasa inggris. Sementara kelompok B meliputi mata

pelajaran seni budaya, penjaskes, dan prakarya yang juga termasuk muatan lokal.

Dalam bahan uji publik tidak terdapat mata pelajaran keterampilan TIK (Teknik

Informasi Komunikasi), alasannya TIK diusulkan untuk diintegrasikan dalam

setiap mata pelajaran. Hal tersebut berlandaskan pada perkembangan era modern

Page 12: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

12 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

yang berbasis IT, sehingga proses KBM akan tidak dapat terlepas dari teknologi

yang terus tumbuh dan berkembang dari masa ke masa.

3) Sekolah Menengah Atas, atau Kejuruan (SMA/SMK)

Dalam bahan uji publik kurikulum 2013, tidak ditemukan perubahan atas

pengelompokan A dan B pada kurikulum SMA. Namun perubahan terjadi pada

kelompok C yang dibagi menjadi 3 peminatan, yakni berdasarkan minat akademik

di bidang matematika dan sains, bidang sosial, dan bidang bahasa, dengan alokasi

waktu yang sama. Dalam kurikulum 2013 ini juga terdapat mata pelajaran pilihan

yang meliputi mata pelajaran literasi media, bahasa asing lain, teknologi terapan,

dan pilihan pengalaman minat (lintas minat). Berikut gambar usulan struktur

kurikulum untuk SMA.

Gambar 6. Usulan struktur kurikulum SMA

Sumber: Kemdikbud (2012)

Sementara dalam kurikulum SMK, sama halnya dengan kurikulum SMA yang

tidak adanya perubahan atas kelompok A dan B, melainkan perubahan terjadi

pada mata pelajaran kelompok C. kelompok C dibagi menjadi 5 peminatan, yang

meliputi peminatan berdasarkan minat akademik di bidang matematika, fisika,

kimia, bahasa inggris vokasi, dan keterampilan jurusan, dengan perbedaan alokasi

waktu dimana keterampilan jurusan memiliki alokasi waktu yang lebih banyak

dari empat jurusan yang lainnya.

Page 13: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

13 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

c. Komponen metode

Komponen metode juga dapat diartikan sebagai komponen proses, karena metode

berada pada proses (Hasibuan:2010). Tentu keberadaan komponen ini tidak dapat

dipandang sebelah mata, mengingat komponen inilah yang akan menjawab

bagaimana proses kurikulum yang ditempuh dapat mentransformasikan nilai-nilai

pendidikan ke dalam peserta didik dan mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.

Komponen ini dapat dimaknai dalam arti sempit sebagai metode pembelajaran yang

digunakan guru di dalam proses KBM, seperti metode ceramah, tanya jawab, dll. Juga

dapat dimaknai dalam arti luas sebagai “…suatu cara dalam membangun nilai,

pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan pada diri anak” (Hasibuan:2010).

Mendikbud, Muhammad Nuh menjelaskan bahwa dengan adanya penerapan sistem

pembelajaran tematik-integratif dan penerapan sistem penalaran yang mulanya

menggunakan sistem hafalan tentu akan memberikan suatu konsekuensi logis

terhadap perubahan suatu metode atau proses pembelajaran guna beradaptasi terhadap

tujuan. Apalagi dalam kurikulum 2013, pembelajaran tidak lagi hanya orientasinya

berfokus pada aspek hasil saja sebagaimana diterapkan dalam KTSP, namun juga

penekanan pada aspek proses dan hasil pembelajaran guna mencapai pendidikan

manusia yang seutuhnya. Sehingga wajar bila sebelum melaksanakan KBM yang

merupakan bentuk dari proses pembelajaran, guru dituntut untuk dapat mengacu pada

tujuan yang hendak dicapai karena antara kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan

(Arikunto:2012).

Gambar 7. Perubahan elemen proses pembelajaran (metode)

Sumber: Kemdikbud (2012)

Page 14: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

14 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

Dalam bahan uji publik kurikulum 2013 memang tidak disebutkan secara khusus

terkait metode apa yang harus diterapkan dalam pembelajaran. Namun pemerintah

(Kemdikbud) telah memberikan rambu-rambu kepada guru untuk dapat

melaksanakan pembelajaran secara produktif, kreatif, inovatif, dan afektif (draft

kurikulum 2013). Hal ini tentu dimaksudkan agar guru secara personal dapat

mengembangan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat

melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, menyenangkan, dan efektif serta

berorientasi pada tujuan.

Kemdikbud dalam bahan uji public kurikulum 2013 juga menjelaskan bahwa secara

bersamaan satuan pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK) memiliki elemen proses

pembelajaran yang sama, yakni (1) standar proses yang semula berfokus pada

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, kini dilengkapi dengan mengamati, menanya,

mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta, (2) belajar tidak

hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan dan masyarakat, (3) guru

bukanlah satu-satunya sumber belajar, dan (4) sikap tidak diajarkan secara verbal,

namun melalui contoh dan teladan. Sementara itu, perbedaan signifikan antar satuan

baik SD, SMP, dan SMA/SMK dapat dijelaskan bahwa, pada satuan SD pengajaran

menggunakan sistem tematik dan terpadu, kemudian satuan SMP mengajarkan IPA

dan IPS masing-masing secara terpadu, dan satuan SMA menambah mata pelajaran

pilihan sesuai bakat dan minat disamping adanya mata pelajaran wajib, serta untuk

SMK kompetensi keterampilan disesuaikan dengan standar industri.

d. Komponen Evaluasi

Komponen ini merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang sangat berperan

dalam melihat dan mengukur ketercapaian tujuan suatu kurikulum tersebut. Hasibuan

(2010) mengibaratkan komponen ini sebagai penjaga gawang, artinya kelemahan

penjaga gawang disamping akan menambah skor lawan juga akan melemahkan

semangat juang pemain dari kubu penjaga gawang sendiri. Sehingga urgensi

komponen evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan tujuan kurikulum tidak dapat

dielakkan lagi. Evaluasi kurikulum minimal harus berfokus pada empat bidang, yakni

evaluasi terhadap penggunaan kurikulum, desain kurikulum, hasil dari siswa, dan

Page 15: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

15 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

sistem kurikulum (Hamalik:2011). Sementara itu, Arikunto (2012) menjelaskan

bahwa komponen penilaian (evaluasi) memiliki beberapa fungsi, yakni fungsi

selektif, diagnostik, penempatan, dan sebagai pengukur keberhasilan. Dengan

demikian, semakin difahami bahwa fungsi komponen ini tidak hanya tertuju pada

penentuan hasil belajar siswa saja, namun lebih dari itu dapat dijadikan bahan

evaluasi diri atas segala kekurangan dan senantiasa meningkatkan prestasi yang telah

dicapai sebelumnya. Sementara fungsi lain komponen evaluasi terhadap kurikulum

2013 dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Gambar 7. Prosedur penyusunan Kompetensi Dasar baru

Sumber: Kemdikbud (2012)

Melalui bagan di atas, dapat difahami bahwa tugas dari komponen evaluasi terhadap

kurikulum yakni mempertahankan SK-KD yang lama disesuaikan dengan Standar

Kompetensi Lulusan yang baru, juga merevisi SK-KD lama yang disesuaikan dengan

SKL baru, serta menyusun SK-KD yang baru.

Keberadaan rancangan kurikulum 2013 ini sebagai suatu langkah pembaharuan

terhadap kurikulum sebelumnya melalui langkah evaluasi terhadap beberapa

permasalahan yang ditemukan seperti telah dituliskan sebelumnya. Selain itu,

ditemukan pula berbagai kesenjangan di setiap aspek kompetensi, sebagamana

dipaparkan dalam bahan uji publik kurikulum 2013, yakni mulai kompetensi lulusan,

materi pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga

kependidikan, dan pengelolaan kurikulum.

Page 16: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

16 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

Gambar 8. Perubahan elemen penilaian

Sumber: Kemdikbud (2012)

Lebih dari pada itu, dalam bahan uji publik kurikulum 2013 dijelaskan bahwa

terdapat beberapa perubahan dalam komponen evaluasi (penilaian) yang

diberlakukan di setiap satuan pendidikan, yakni (1) penilaian berbasis

kompetensi, karena sistem kurikulum 2013 ini sendiri berbasis kompetensi, (2)

pergeseran dari penilaian melalui tes (orientasi pada hasil saja) menuju penilaian

otentik (berdasarkan proses dan hasil), (3) memperkuat PAP (Penilaian Acuan

Patokan), (4) penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan

SKL, dan (5) mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai

instrumen utama penilaian. Selain itu, perubahan terhadap pemposisian

ekstrakulikuler, khususnya kepramukaan yang awalnya tidak wajib namun kini

menjadi wajib bagi seluruh satuan pendidikan sehingga pramuka masuk dalam

salah satu aspek penilaian bagi siswa.

Penutup

Simpulan

Semenjak digulirkan isu akan adanya kurikulum baru 2013, banyak muncul berbagai pro

dan kontra pendapat. Namun perlu disadari bahwa kemunculan kurikulum baru tersebut

tidaklah lain disebabkan demi memenuhi tuntutan zaman dan merupakan suatu langkah

dalam mensukseskan penyiapan generasi bangsa yang up to date. Unsur-unsur penyiapan

tersebut dimasukkan di dalam unsur komponen pengembangan kurikulum sebagai suatu

unsur penting pembentukan kurikulum tersebut. Berdasarkan uraian tentang komponen-

Page 17: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

17 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

komponen kurikulum dalam bahan uji publik kurikulum 2013 di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kurikulum 2013 ini memiliki empat komponen penting yang saling

berkaitan satu sama lain, yakni:

1) Komponen tujuan

Penyempurnaan komponen tujuan berfokus pada adanya peningkatan dan

keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek sikap, keterampilan, dan

pengetahuan. Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan kompetensi lulusan sebagai

manusia yang seutuhnya.

2) Komponen isi

Penyempurnaan komponen isi diwujudkan dengan adanya penambahan jam pelajaran

dan penyederhanaan mata pelajaran. Antara SD, SMP, SMA dan SMK perubahan isi

tidak sama. Untuk SD, terdapat tiga usulan mengenai penyederhanaan mata pelajaran

dan penambahan alokasi waktu pelajaran, kemudian untuk SMP terdapat usulan

pendekatan sains dan pengintegrasian mata pelajaran TIK di setiap mata pelajaran.

Sedangkan untuk SMA, adanya mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai bakat dan

minat, serta SMK adanya pembagian kelompok C ke dalam 5 peminatan dengan

alokasi waktu yang lebih banyak untuk keterampilan jurusan, juga diberikan mata

pelajaran wajib, pilihan, dan vokasi.

3) Komponen metode

Dalam kurikulum 2013, pengajaran menggunakan pendekatan tematik-integratif

dengan tanpa dicantumkamnya suatu metode pembelajaran tertentu, namun guru

dituntut untuk melaksanakan pembelajaran secara produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif. Selain itu, pembelajaran tidak harus di kelas, dan guru bukanlah satu-satunya

sumber pengetahuan.

4) Komponen evaluasi

Dalam kurikulum 2013, komponen evaluasi dilakukan dengan penilaian berbasis

kompetensi, menggunakan penilaian otentik (berdasarkan proses dan hasil),

memperkuat PAP, serta pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrument

utama penilaian.

Saran

Bagi Pemerintah,hendaknya pemerintah bersinergi dengan sesama pemerintah mulai

tingkat pusat hingga tingkat terendah. Hal ini terkait persiapan hingga pelaksanaan dan

Page 18: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

18 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

evaluasi kurikulum, karena sejauh ini diketahui sinergitas yang belum kuat antara pusat

dan daerah untuk mengawal pelaksanaan dan evaluasi terhadap rancangan kebijakan

kurikulum baru. Juga pemerintah sangat perlu menjalin hubungan yang baik dengan guru

dan masyarakat secara luas untuk mendukung pengimplementasian kurikulum 2013.

Bagi Guru, karena guru merupakan unsur terpenting dalam pengimplementasian

kurikulum baru ini, maka hendaknya guru bersikap terbuka dan loyal dalam

melaksanakan kurikulum serta senantiasa menambah kemampuan diri dalam penguasaan

teknologi dan pengetahuan sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman.

Bagi masyarakat, hendaknya masyarakat (dalam arti luas) terus mendukung penerapan

kurikulum 2013 yang ditunjukkan dengan kepedulian dalam memberikan masukan, kritik

dan saran (pada masa uji publik ini khususnya) dan kepedulian dalam mengawal

pengimplementasian kurikulum di lapangan.

Page 19: Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013

19 | K o m p o n e n – K o m p o n e n P e n g e m b a n g a n K u r i k u l u m 2 0 1 3

Daftar Rujukan

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi kedua. Jakarta:

Bumi Aksara

Depdikbud. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud

Hamalik, Oemar. 2011. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung : Remaja

Rosdakarya

- . 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Cetakan keempat. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Hasibuan, Lais. 2010. Kurikulum dan pemikiran pendidikan. Jakarta: Gaung Persada

Hidayat, Sholeh. 2013. Kesiapan Guru Menyongsong Kurikulum 2013. Berita

Kampus, (online). (http://www.untirta.ac.id/berita-501-artikel--kesiapan-guru-

menyonsong-kurikulum-2013.html diakses 1 Juni 2013)

Kemdikbud. 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. (online),

(http://118.98.166.62/application/media/file/Laman%202012/Bahan%20Uji%20Publik%

20Kurikulum%202013.pdf diakses 2 Juni 2013)

- . 2013. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Jakarta : Kemdikbud

Kusuma, C. Deden. 2013. Analisis Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 pada

Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Kabar UPI, (online),

(http://berita.upi.edu/2013/04/01/komponen-pengembangan-kurikulum-2013-pada-

bahan-uji-publik-kurikulum-2013/ diakses 1 Juni 2013)

Mulyasa, E. 2009. Kurikulum yang disempurnakan: pengembangan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nuh, Muhammad. 2013. Kurikulum 2013. Kemdikbud, (online),

(http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/kurikulum-2013 diakses 27 Mei 2013)

Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan pembelajaran: teori dan praktik pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Predana Media Group

Sidiknas. 2013. Uji Kurikulum 2013: Penyederhanaan Tematik-Integratif.

Kemdikbud, (Online), http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-

2013-1 diakses 27 Mei 2013)

- . 2013. Wawancara dengan Mendikbud terkait Kurkulum 2013 (Bagian 2).

Kemdikbud, (Online), http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-

kurikulum-2013-2 diakses 27 Mei 2013)