Artikel ilmiah.docx

14
PERBAIKAN GEOMETRIK RUNWAY BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA Abstrak Bandar Udara Husein Sastra Negara merupakan salah satu Bandar Udara Internasional yang ada di Provinsi Jawa Barat. Status sebagai Bandar Udara Internasional dikarenakan ada rencana penerbangan ke luar negeri dan Bandar Udara Husein Sastra Negara layak untuk melayani penerbangan tersebut. Tetapi fasilitas dan pelayanan yang ada belum sesuai untuk bandar udara berkelas internasional. Oleh karena itu bandar udara ini terus dikembangkan untuk dapat melayani permintaan penerbangan, baik penerbangan domestik maupun internasional yang terus meningkat dari tahun ke tahun dari dan menuju Semarang. Pengembangan tersebut meliputi pengembangan prasarana sisi darat dan sisi udara bandara yang dibagi menjadi dua tahap. Dengan selesainya pengembangan tahap I, Bandar Udara Husein Sastra Negara akan memiliki runway yang bagus dan bias digunakan untuk pesawat besar bersekala Internasional. Pada tugas kuliah metode penelitian ini akan di analisis sisi udara pada Bandar Udara Husein Sastra Negara tersebut yang berupa geometric dan runway. pengembangan tahap pertama dan pengembangan tahap kedua. Dimana pada analisis ini akan diprediksi jumlah penumpang pada tahun rencana yang kemudian akan di konversi menjadi jumlah pesawat pada jam sibuk. Hasil prediksi jumlah pesawat ini akan di analisis terhadap kapasitas sisi udara Bandar Udara Husein Sastra Negara di tahun rencana terhadap pengembangan yang telah dilakukan oleh Bandar udara Husein Sastra Negara, sehingga akan diketahui kemampuan sisi udara pada Bandar Udara Husein Sastra Negara terhadap permintaan di tahun rencana. Pada analisis ini mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh FAA. Hasil dari analisis menunjukan bahwa pada saat kondisi eksisting sisi udara yang berupa geometrik, runway yang sudah rusak tidak mampu melayani sehingga untul prediksi 5 tahun mendatang di pengembangan tahap pertama akan terjadi over capacity. Tetapi dengan adanya

Transcript of Artikel ilmiah.docx

Page 1: Artikel ilmiah.docx

PERBAIKAN GEOMETRIK RUNWAY BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA

Abstrak

Bandar Udara Husein Sastra Negara merupakan salah satu Bandar Udara Internasional yang ada di Provinsi Jawa Barat. Status sebagai Bandar Udara Internasional dikarenakan ada rencana penerbangan ke luar negeri dan Bandar Udara Husein Sastra Negara layak untuk melayani penerbangan tersebut. Tetapi fasilitas dan pelayanan yang ada belum sesuai untuk bandar udara berkelas internasional. Oleh karena itu bandar udara ini terus dikembangkan untuk dapat melayani permintaan penerbangan, baik penerbangan domestik maupun internasional yang terus meningkat dari tahun ke tahun dari dan menuju Semarang. Pengembangan tersebut meliputi pengembangan prasarana sisi darat dan sisi udara bandara yang dibagi menjadi dua tahap. Dengan selesainya pengembangan tahap I, Bandar Udara Husein Sastra Negara akan memiliki runway yang bagus dan bias digunakan untuk pesawat besar bersekala Internasional. Pada tugas kuliah metode penelitian ini akan di analisis sisi udara pada Bandar Udara Husein Sastra Negara tersebut yang berupa geometric dan runway. pengembangan tahap pertama dan pengembangan tahap kedua. Dimana pada analisis ini akan diprediksi jumlah penumpang pada tahun rencana yang kemudian akan di konversi menjadi jumlah pesawat pada jam sibuk. Hasil prediksi jumlah pesawat ini akan di analisis terhadap kapasitas sisi udara Bandar Udara Husein Sastra Negara di tahun rencana terhadap pengembangan yang telah dilakukan oleh Bandar udara Husein Sastra Negara, sehingga akan diketahui kemampuan sisi udara pada Bandar Udara Husein Sastra Negara terhadap permintaan di tahun rencana. Pada analisis ini mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh FAA.

Hasil dari analisis menunjukan bahwa pada saat kondisi eksisting sisi udara yang berupa geometrik, runway yang sudah rusak tidak mampu melayani sehingga untul prediksi 5 tahun mendatang di pengembangan tahap pertama akan terjadi over capacity. Tetapi dengan adanya pengembangan di Bandar Udara Husein Sastra Negara prediksi pelayanan pesawat untuk 5 sampai 10 tahun mendatang sudah bias melayani penumpang dengan kondisi geometrik runway yang baik. Tetapi untuk komponen runway perlu dibangun rapid exit taxiway sehingga dapat meningkatkan kapasitas runway pada jam sibuk.

Page 2: Artikel ilmiah.docx

Kata kunci : Perbaikan Geometrik, Kapasitas Runway, Kapasitas Taxiway,

1. Pendahuluan

Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan total penduduk sebesar 259 juta (2010). Dengan total penduduk yang besar, maka pergerakan masyarakat dari satu tempat yang satu ke tempat yang lain sangatlah penting. Apalagi kebutuhan pergerakan masyarakat yang sangat beragam menjadikan sector transportasi merupakan sektor vital di negara Indonesia. Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan baik darat, laut maupun udara merupakan upaya mewujudkan kebutuhan masyarakat Indonesia dalam menjalan kehidupan dan terciptanya arus pergerakan yang aman, lancar dan nyaman. Transportasi udara tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan sektor tersebut. Bandar udara sebagai prasarana dalam transportasi udara diupayakan agar dapat dibangun dan dikembangkan karena merupakan upaya untuk menampung semua kegiatan operasional Bandar udara.

Bandara udara Husein Sastra Negara yang berada di wilayah Jawa Barat merupakan bandara bertaraf internasional yang akan dibangun oleh pemerintah untuk memenuhi prasarana transportasi udara. Bandara memiliki dua kegunaan yaitu fasilitas udara dan fasilitas darat. Perbaikan geometrik runway ini berkembang dengan kemajuan teknologi yang berkembang pada jamannya. Runway merupakan faktor paling penting dalam suatu bandara, karena disinilah sebenarnya pergerakan aktual yang terjadi. Hal ini berpengaruh pada jenis dan tipe pesawat yang akan menggunakan bandara ini, dan tentunya berpengaruh juga perkerasan jenis apakah yang akan digunakan pada bandara ini. Struktur perkerasan bandara berbeda dengan struktur-struktur perkerasan pada jalan biasa, karena beban yang ada pada bandara, sumbu standar berbeda dengan jalan pada umunya. Oleh karena itu, maka akan didesain rencana tebal lapis perkerasan Bandara Husein Sastra Negara ini dengan metodemetode yang ada.

Page 3: Artikel ilmiah.docx

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara menentukan perbaikan geometrik

runway supaya dapat memenuhi kriteria yang

dikeluarkan oleh FAR (Federal Aviation Regulation)

dan I.C.A.O. ?

b. Bagaimana keadaan perkerasan runway yang

masih bagus ?

c. Bagaimana aplikasi ilmu Perkerasan dan Geometrik

Lintasan Bandar Udara dalam perbaikan Geometrik

Runway di Bandara ?

d. Bagaimana respon masyarakat atau pengunjung

dalam Perbaikan geometrik Runway di Bandara

Husein Sastranegara ?

3. Pertanyaan Penelitian

a. Apakah sudah diperlukan perbaikan Geometrik

Runway di Bandara Husein Sastranegara pada saat

ini ?

b. Apakah tersedia dana buat perbaikan Geometrik

Runway di Bandara tersebut ?

c. Apakah dengan diperbaikinya Geometrik Runway

di Bandara Husein Sastranegara ini dapat

mengurangi kecelakaan pada saat Landing dan

take off nya Pesawat Terbang ?

d. Apa dampak positif dari perbaikan Geometrik

Runway bagi bandara ?

e. Apa dampak negatif dari perbaikan Geometrik

Runway bagi bandara ?

Page 4: Artikel ilmiah.docx

4. Ruang Lingkup PenelitianDalam Penelitian ini, ruang lingkupnya hanya terpaku disekitaran

Bandara secara keseluruhan, meliputi luas bandara, fasilitas bandara, seperti Runway dan yang lainnya serta terminal dari bandara tersebut.

5. Materi dan Metoda (Pustaka ((dasar/kajian) & Metodologi)Perbaikan geometrik runway bandara Husein Sastranegara ini dapat

dijelaskan pada diagram alir sebagai berikut :

IDENTIFIKASI

STUDI LITERATUR

PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

ANALISA DATA SEKUNDER

MULAI

PERHITUNGAN KEBUTUHAN LANDASAN PADA PERBAIKAN TAHAP PERTAMA

- Perhitungan tebal perkerasan- -Perhitungan elevasi runway

DESAIN TEBAL PERKERASAN dengan FAA

Page 5: Artikel ilmiah.docx

6. Hasil dan Pembahasan

Perkerasan didefenisikan sebagai struktur yang terdiri dari satu atau lebih lapisan perkerasan yang dibuat dari bahan terpilih. Perkerasan dapat berupa aggregat bermutu tinggi yang diikat dengan aspal yang disebut perkerasan lentur, atau dapat juga plat beton yang disebut perkerasan kaku. Perkerasan dimaksudkan untuk memberikan permukaan yang halus dan aman pada segala kondisi cuaca, serta tebal dari setap lapisan harus cukup aman untuk menjamin bahwa beban pesawat yang bekerja tidak merusak lapisan dibawahnya. Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan dengan kekerasan dan daya dukung yang berlainan. Perkerasan yang dibuat dari campuran aspal dengan agregat, digelar di atas suatu permukaan material granular mutu tinggi disebut perkerasan lentur, sedangkan perkerasan yang dibuat dari slab-slab beton ( Portland Cement Concrete ) disebut perkerasan “Rigid” ( FAA, 2009 ).

Runway didefinisikan sebagai daerah persegi panjang pada lapangan terbang yang digunakan untuk keperluan take off dan landing pesawat udara. Penentuan runway (letak, orientasi, dan jumlah runway) ditentukan oleh faktor-faktor berikut:

1.    Cuaca (persentase distribusi atau arah angin)

2.    Topografi dari lokasi lapangan terbang dan lingkungan di sekitarnya

3.    Jenis dan jumlah lalu lintas udara yang dilayani

4.    Faktor performance pesawat

5.    Faktor lingkungan

SELESAI

KESIMPLAN DAN SARAN

Page 6: Artikel ilmiah.docx

Berdasarkan ketentuan standar dari ICAO, cruical aircraft, dan dari hasil perhitungan, dapat diketahui dimensi dari masing-masing bagian sisi udara. Sehingga dapat diketahui pula declared distance, Take Off Distance Available (TODA), Take Off Run Available (TORA), Accelerate Stop Distance Available (ASDA), Landing Distance Available (LDA), dan take off distance dari aerodrome yang akan dirancang.

Gambar 1. Sketsa tikungan rnway

Untuk kondisi permukaan runway hal sangat dihindari adalah adanya genangan tipis air (standing water) karena membahayakan operasi pesawat. Genangan air mengakibatkan permukaan yang sangat licin bagi roda pesawat yang membuat daya pengereman menjadi jelek dan yang paling berbahaya lagi adalah terhadap kemampuan kecepatan pesawat untuk lepas landas. Menurut hasil penelitian NASA dan FAA tinggi maksimum genangan air adalah 1.27 cm. Oleh karena itu drainase bandara harus baik untuk membuang air permukaan secepat mungkin Jadi panjang runway minimum dengan metoda ARFL dihitung dengan persamaan berikut: ARFL = (Lro x Ft x Fe x Fs) + Fw (1.12) Dengan

Lro : Panjang runway rencana, m  Ft : faktor koreksi temperatur 

Page 7: Artikel ilmiah.docx

Fe : faktor koreksi elevasi  Fs : faktor koreksi kemiringan  Fw : faktor koreksi angin permukaan

Kontrol dengan ARC dapat dilakukan berdasarkan pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1 Aerodrome Reference Code (ARC):

Dari ketentuan pada Tabel 1 apabila dihubungkan dengan Tabel 2 berikut maka dapat ditentukan lebar runway rencana minimum.

Tabel 2 Lebar Runway:

a = lebar landasan presisi harus tidak kurang dari 30 m untuk kode angka 1 atau 2 catatan : apabila landasan dilengkapi dengan bahu landasan lebar total landasan dan bahu landasannya paling kurang 60 m. Sumber: Basuki (1990)Kemiringan memanjang landasan dapat ditentukan dengan Tabel 5 dengan tetap mengacu pada kode angka pada Tabel 3.

Tabel 3 Kemiringan Memanjang (Longitudinal) Landasan :

Page 8: Artikel ilmiah.docx

Tabel 4 Panjang, Lebar, Kemiringan dan Perataan Strip Landasan :

Catatan: a. 60 m bila landasan berinstrumen 30 m bila landasan tidak berinstrumen b. kemiringan transversal pada tiap bagian dari strip di luar diratakan kemiringannya tidak boleh lebih dari 5 % c. untuk membuat saluran air kemiringan 3m pertama arah ke luar landasan, bahu landasan, stopway harus sebesar 5 %

7. KesimpulanAdapun hal – hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisa

perhitungan dan perencanaan dalam Tugas penelitian ini antara lain sebagai berikut:1. Dari kondisi eksisting dengan koreksi ARFL terhadap pesawat terpanjang yang beroperasi di Bandara Husein Sastranegara Bandung, didapatkan panjang landasan minimum yang seharusnya adalah 2.817 meter. Sedangkan panjang runway yang ada hanya

Page 9: Artikel ilmiah.docx

sepanjang 2.350 meter, sehingga panjang runway tersebut tidak memenuhi standar panjang minimum berdasarkan koreksi ARFL.2. Pada 15 tahun rencana yaitu pada tahun 2026, hasil peramalan total pergerakan pesawat sebesar 13.610 pergerakan dan total pergerakan penumpang sebesar 3.017.908 penumpang Dari hasil perhitungan peak hour rencana pada total pergerakan di tahun 2026 didapatkan volume keberangkatan pesawat saat jam puncak adalah sebanyak 3 pesawat dan volume keberangkatan penumpang sebanyak 604 penumpang pada jam puncak. Maka didapatkan jumlah penumpang untuk satu kali keberangkatan pada volume puncak yaitu sebesar 202 penumpang, sehingga didapatkan jenis pesawat rencana yaitu pesawat tipe Boeing 737 – 900 ER dengan kapasitas penumpang sebanyak 213 seat. Berdasarkan analisa geometrik landasan didapatkan bahwa panjang dan lebar runway adalah 3.015 meter dan 45 meter dengan dilengkapi bahu landasan, untuk lebar taxiway didapat 25 meter dan berdasarkan hasil perhitungan didapatkan letak exit taxiway yang dapat digunakan dalam perencanaan adalah jarak total minimum dari ujung runway ke lokasi exit taxiway (s) sebesar 1.904 m dengan sudut 30° dan 2.222 meter dengan sudut 90°.3. Pada perencanaan tebal perkerasan landasan dengan metode FAA menghasilkan ketebalan lapis surface dengan ketebalan 10 cm, lapisan base setebal 25 cm dan ketebalan sub base adalah 31 cm.

8. Ucapan Terimakasih

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan dan kekatan didalam penyusunan tugas metode penelitian ini. Salaat serta salam semoga tercurahkan kepada Syyaidina Muhammad SAW. Keluarga dan para sahabatnya dan penegak sunah-Nya sampai kelak akhir zaman.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Antono Damayanto, Ir.,MMBAT Selaku Dosen Pengampu matakuliah Metodologi Penelitian, disela-sela rutinitasnya namun tetap meluangkan waktunya ntuk

Page 10: Artikel ilmiah.docx

memberikan petunjuk, dorongan, saran dan arahan hingga selesai penulisan penulisan penelitian ini. Dan semua teman-teman ata pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas semuanya.

9. Daftar Pustaka

Ashford, N. 1995. Airport Operations 2nd Edition, California, McGraw-Hill,Inc.

1. Badan Standarisasi Nasional, 2005. SNI 03-7095-2005 Tentang Marka dan Rambu Pada Daerah Pergerakan .

2. Basuki, Heru, 1986. Merancang, Merencana Lapangan Terbang. Jakarta3. Direktorat Jendral Perhubungan Udara. 2004. Standar Manual bagian 139

Aerodrome. Jakarta4. Direktorat Jendral Perhubungan. 2005. SKEP 77-VI-2005 Tentang

Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara5. Horonjeff, R., and F.X. McKelvey, 1988, Perencanaan dan Perancangan

Bandar Udara (Terjemahan), 6. Edisi Ketiga, Jilid 1, Jakarta, Penerbit Erlangga. ICAO, Aerodrome Design

Manual, Part 3 Pavement, Second Edition, 1983. 7. SNI 03-7095-2005 – Marka dan Rambu Pada Daerah Pergerakan Pesawat

10. TabelTabel 1 Aerodrome Reference Code (ARC).Tabel 2 Lebar RunwayTabel 3 Kemiringan Memanjang (Longitudinal) LandasanTabel 4 Panjang, Lebar, Kemiringan dan Perataan Strip Landasan

11. GambarGambar 1. Sketsa tikungan runway