ARTIKEL ILMIAH JAJA RAHARJA RRD1A013012 RAHARJA.pdfmakanan yang dihasilkan dari fase vegetatif yang...
Transcript of ARTIKEL ILMIAH JAJA RAHARJA RRD1A013012 RAHARJA.pdfmakanan yang dihasilkan dari fase vegetatif yang...
PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max L Merrill)
DENGAN PEMBERIAN PUPUK KASCING DAN PUPUK
ORGANIK CAIR
ARTIKEL ILMIAH
JAJA RAHARJA
RRD1A013012
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai (Glycine max L Merrill) Dengan
Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk
Organik Cair
Jaja Raharja (1), Ir. Akmal, M.P (2), Ir. Itang Ahmad Mahbub, M.P (3)
1. Jurusan Agroteknologi Pertanian Universitas Jambi
2. Staff Dosen Pengajar Fakultas pertanian Universitas Jambi
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi pupuk kascing dan
pupuk organik cair NASA terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai, dan
mendapatkan satu kombinasi perlakuan pupuk kascing dan pupuk cair NASA
yang memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik pada tanaman kedelai.
Percobaan disusun dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu
kombinasi pupuk organik kascing dan pupuk cair NASA yang terdiri dari tanpa
pemberian pupuk, pupuk organik cair 4 mlL-1
, pupuk organik kascing 8 ton ha-1
,
pupuk organik kascing 4 ton ha-1
+ 4 mlL-1
pupuk cair, pupuk organik kascing 8
ton ha-1
+ 4 mlL-1
pupuk cair dan pupuk organik kascing 12 ton ha-1
+ 4 mlL-1
pupuk cair. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang primer
per tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman,
bobot biji per tanaman, bobot 100 biji dan hasil kedelai per hektar. Data di analisis
dengan sidik ragam pada taraf ɑ = 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian
kombinasi perlakuan pupuk organik kascing dan pupuk organik cair memberikan
pengaruh terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah polong pertanaman, jumlah
polong berisi, bobot biji pertanaman, bobot 100 biji dan bobot hasil per petak dan
tidak memberikan pengaruh terhadap variabel jumlah cabang primer. Kombinasi
perlakuan terbaik didapat pada kombinasi Pupuk organik kascing 8 ton ha-1
+ 4
mlL-1
pupuk cair karena memberikan rata-rata hasil terbaik untuk setiap variabel
yang diamati.
PENDAHULUAN
Kedelai ( Glycine max L. Merril ) merupakan salah satu tanaman pangan
yang penting di Indonesia. Rata rata kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 2,2
juta ton per tahun, sedangkan produksi dalam negeri hanya mencapai 0.96 juta ton
per tahun, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri, Indonesia
perlu mengimpor sebannyak 1,24 juta ton. ( Badan pusat statistik 2015 ).
Provinsi Jambi dengan luas wilayah 5,1 juta hektar terdiri dari lahan kering
seluas 2,65 juta ha dan lahan pertanian tanaman pangan seluas 352.410 ha.
Berdasarkan identifikasi dan karakterisasi AEZ terdapat kurang lebih 1.380.700
ha lahan kering untuk lahan pertanian yang sesuai untuk pengembangan tanaman
padi gogo, jagung dan palawija, sedangkan lahan yang sesuai untuk tanaman padi
sawah 246.482 ha (Busyra et al., 2000).
Upaya peningkatan produktivitas dapat ditempuh melalui perbaikan
varietas, perbaikan teknik budidaya, dan menekan kehilangan hasil melalui
perbaikan sistem panen dan pasca panen. Salah satu upaya untuk meningkatkan
produksi kedelai adalah dengan pemberian pupuk organik. Pupuk organik adalah
pupuk yang berupa senyawa organik yang dikomposkan sehingga unsur hara yang
terikat di dalam bahan organik telah terurai dan dapat diserap tanaman.Pupuk
organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian di lahan
suboptimal baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan
dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Selain itupupuk organik
dapat meningkatkan kapasitas tukar kation, menambah kemampuan tanah
menahan air dan meningkatkan kegiatan biologi tanah. Pada tanah masam pupuk
organik dapat meningkatkan pH tanah (Hardjowigeno, 2010).
Salah satu pupuk organik yang telah diteliti secara ilmiah adalah
kascing.Pupuk organik kascing merupakan pupuk organik hasil perombakan
bahan organik dengan bantuan mikroorganisme dan cacing.Pupuk kascing
memiliki kandungan hara makro dan mikro serta hormon pertumbuhan yang siap
diserap tanaman dan tentunya penting bagi pertumbuhan dan produksi tanaman
(Mulat, 2003). Kartini (2005) juga menyebutkan bahwa pupuk kascing memiliki
rasio C/N yang rendah sehingga sangat baik sebagai sumber energi yang akhirnya
dapat meningkatkan aktivitas mikrobia tanah.
Salah satu cara pemberian pupuk kepada tanaman adalah dengan
penyemprotan melalui daun atau pupuk daun. Keuntungan pemakaian pupuk daun
yaitu penyerapan unsur hara berjalan lebih cepat dibandingkan dengan
pemupukan lewat akar, tanaman lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak
rusak, sehingga pemupukan lewat daun lebih berhasil.
Salah satu pupuk organik cair yang beredar di pasaran adalah dengan
merek dagang NASA yang mengandung unsur hara makro dan mikro relatif
lengkap bagi tanaman dan dapat meningkatkan aktivitas biologi tanah yaitu
membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman
(Nurahmi et al, 2011). Pupuk NASA merupakan pupuk yang dibuat murni dari
bahan organik. Kandungan unsur hara pupuk organik cair NASA adalah N
0,12%, P2O5 0,03%, K 0,31%, Ca 60,4 ppm, Mn 2,46 ppm, Fe 12,89 ppm, Cu
0,03 ppm, sehingga berpeluang untuk digunakan sebagai unsur hara bagi tanaman
yang mampu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan pertumbuhan
tanaman (Anonim, 2009).
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Teaching and Research Farm Fakultas
Pertanian Universitas Jambi yang terletak di Desa Mendalo Indah Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi dengan ketinggian tempat 35 m dpl dan
jenis tanah ultisol. Waktu Penelitian ini 4 bulan yaitudimulai Bulan Februari 2017
sampai dengan Mei 2017. Bahan-bahan yang digunakan adalah benih kedelai
Varietas Anjasmoro, pupuk organik kascing, pupuk organik cair Nasa, pupuk
anorganik (SP-36 dan Kcl), Pestisida, Dithane M45. Alat yang digunakan adalah
cangkul, parang, gunting, gembor, tugal, timbangan, tali rafia, ajir, meteran, alat-
alat tulis, dan sabit.
Percobaan disusun dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor
yaitu kombinasi pupuk organik kascing dan pupuk cair NASA yang terdiri dari
tanpa pemberian pupuk ( kontrol), pupuk organik cair 4 mlL-1
, pupuk organik
kascing 8 ton ha-1
, pupuk organik kascing 4 ton ha-1
+ 4 mlL-1
pupuk cair, pupuk
organik kascing 8 ton ha-1
+ 4 mlL-1
pupuk cair dan pupuk organik kascing 12 ton
ha-1
+ 4 mlL-1
pupuk cair.
Setiap perlakuan dalam percobaan diulang sebanyak 4 kali sehingga
terdapat 24 petak percobaan. Setiap petak percobaan berukuran 200 cm x 150 cm
dan jarak tanam yang digunakan yaitu 25 cm x 25 cm sehingga jumlah tanaman
per petak 48 tanaman. Untuk tanaman sampel diambil secara acak sebanyak 5
tanaman setiap petak, jumlah tanaman sampel adalah 120 tanaman.
Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang primer per
tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot
biji per tanaman, bobot 100 biji dan hasil kedelai per hektar. Untuk melihat
pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati maka data dianalisis dengan
sidik ragam sesuai dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan apabila ada
perbedaan nyata di lakukan Uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT)
pada taraf ɑ = 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlaku
an
Tinggi
Tanama
n
(cm)
Jml.
Cabang
Primer
Pertanam
an
Jml.
Polong
Pertanaman
(Buah)
Jml.
Polong
Berisi
(Buah)
Bobot
Biji
Pertanam
an (g)
Bobot
100 Biji
(g)
Hasil
kedelai
(ton/ha)
Tanpa
Pemberia
n Pupuk
(Kontrol)
54,83 b 3,95 a 58,45 ab 54,10 a 12,63 a 15,80 c 1,541 a
POC 4
mlL-1 52,13 b 3,65 a 50,15 a 49,35 a 11,89 a 15,05 a 1,593 a
POK 8
ton ha-1
64,10 a 5,00 a 93,45 c 88,45 b 20,69 b
15,65
bc 2,331 ab
POK 4
ton ha-1
+
4 mlL-1
POC
63,95 a 4,00 a 71,70 bc 69,35 ab 17,21 ab 15,30 ab 2,648 b
POK 8
ton ha-1
+ 4 mlL-
1 POC
66,08 a 4,65 a 86,80 c 84,75 b 20,80 b 15,55 bc 2,938 b
POK 12
ton ha-1
+
4 mlL-1
POC
62,50 a 4,10 a 78,60 bc 75,70 b 20,19 b 16,53 d 2,680 b
Keterangan : Angka-angka yang dikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada uji DNMRT taraf 5%
POC : Pupuk Organik Cair
POK : Pupuk Organik Kascing
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, pemberian kombinasi perlakuan pupuk
kascing dan pupuk organik cair memberikan pengaruh terhadap variabel tinggi
tanaman, jumlah polong pertanaman, jumlah polong berisi, bobot biji pertanaman,
bobot 100 biji dan bobot hasil per petak dan tidak memberikan pengaruh terhadap
variabel jumlah cabang primer pada tanaman kedelai.
Pemberian kombinasi perlakuan pupuk organik kascing8 ton ha-1
+ 4 mlL-1
pupuk cair memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kedelai. Namun
peningkatan dosis pupuk kascing menjadi 12 ton ha-1
dengan konsentrasi pupuk
cair yang sama ternyata menghasilkan penurunan tinggi tanaman.
Hal ini diduga kombinasi perlakuan pupuk organik kascing 8 ton ha-1
+ 4
mlL-1
pupuk cair sudah memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman kedelai untuk
pertumbuhan tinggi tanaman. Soepardi, 1983 (dalam Adhadiyanto, 2012),
menjelaskan bahwa peningkatan tinggi tanaman, diameter tajuk, jumlah cabang,
jumlah daun, dan luas daun merupakan hasil dari aktifitas pembelahan sel dan
pemanjangan sel yang merupakan pertumbuhan diatas tanah.
Hal tersebut diatas berarti kombinasi antara pupuk organik kascing dan
pupuk organik cair ternyata memberikan pengaruh yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan pemberian secara tunggal. Menurut Kariada et al.., (2003)
menyatakan pemberian pupuk kascing ke dalam tanah dapat memperbaiki sifat-
sifat fisik tanah (memperbaiki struktur tanah, porositas, permeabilitas,
meningkatkan kemampuan menahan air), sifat kimia (menaikkan pH tanah,
meningkatkan kemampuan menyerap kation, sebagai sumber hara makro dan
mikro, dan menekan kelarutan Al dengan membentuk kompleks Al-organik), dan
sifat biologi tanah (meningkatkan aktivitas mikroba tanah, sebagai sumber energi
bagi bakteri penambat N dan pelarut fosfat).
Selanjutnya Darmawan dan Baharsyah, 1983 (Dalam Nurrahmi et al.,
2011) menyatakan bahwa ketersediaan unsur hara yang cukup dan seimbang akan
mempengaruhi proses metabolisme pada jaringan tanaman. Tanaman akan
tumbuh dengan subur apabila semua unsur hara yang dibutuhkan tanamn berada
dalam jumlah yang cukup dan tersedia.
Pemberian perlakuan pupuk kascing dan pupuk organik cair tidak
memberikan pengaruh terhadap jumlah cabang primer pertanaman kedelai. Hal ini
diduga karena kombinasi perlakuan yang diberikan belum mampu memberikan
kebutuhan unsur hara untuk tanaman dalam menumbuhkan cabang primer.
Unsur yang berperan dalam pertumbuhan cabang adalah unsur
fosfor.Unsur fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk P04- (phospat). Diduga
arang aktif dengan atom karbon C mengikat P04- secara lemah sehingga unsur
fosfor kurang tersedia pada tanaman dan mempengaruhi pertumbuhan cabang.
Berdasarkan pernyataan Hardjowigeno (2010) yang menyatakan bahwa
kekurangan unsur hara fosfor dapat mengakibatkan gangguan pada metabolisme
dan perkembangan tanaman, diantaranya menghambat pertumbuhan, kekurangan
unsur hara fosfor pada tanaman dapat dicirikan dengan pertumbuhan terhambat
seperti tidak bertambahnya jumlah cabang.
Pemberian kombinasi perlakuan pupuk kascing dan pupuk organik cair
memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah polong pertanaman kedelai.
Perlakuan pupuk organik kascing 8 ton ha-1
memberikan jumlah polong
pertanaman terbanyak yaitu 93,45 polong pertanaman. Hal ini diduga dosis
pupuk kascing 8 ton ha-1 telah memberikan ketersediaan unsur hara yang cukup
bagi tanaman. Sebagian besar variabel pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah
cabang primer per tanaman, jumlah polong pertanaman, jumlah polong berisi,
bobot biji per tanaman dan bobot hasil kedelai per petak polong berisi dipegaruhi
oleh dosis pupuk organik kascing 8 ton ha-1. Hal ini disebabkan karena tinggi
tanaman, jumlah cabang maupun jumlah daun akibat perlakuan pupuk organik
kascing lebih bagus dibandingkan dengan pemberian pupuk organik cair secara
tunggal.
Menurut Fajrin (2015), ketersedian unsur hara yang cukup dan didukung
oleh jumlah daun akan meningkatkan proses fotosintesis sehingga menghasilkan
karbohidrat yang digunakan untuk memperbanyak jumlah polong dan pengisian
polong. Ketersediaan unsur hara di dalam tanah merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat produksi suatu tanaman.
Pertumbuhan fase vegetatif erat kaitannya dengan hasil produksi suatu
tanaman. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan pada fase vegetatif kedelai
edamame diharapkan dapat menghasilkan produksi yang tinggi. Hal ini sesuai
dengan Syaban (1993), yang menyatakan bahwa hasil yang tinggi diakibatkan
oleh banyaknya hasil fotosintesis yang diakumulasikan dalam organ tanaman yang
nantinya akan dipakai untuk pengisian biji.
Hilman dan Rosliani (2002) menyatakan bahwa pada saat memasuki fase
generatif, biji akan memperoleh asimilat dari hasil remobilisasi cadangan
makanan yang dihasilkan dari fase vegetatif yang disimpan pada organ akar,
batang, dan daun serta memperoleh hasil fotosintesis saat fase generatif.
Menurut Maryanto (2002), periode pembentukan dan pengisian polong
sangat mempengaruhi hasil kedelai. Pada umumnya periode pengisian polong
sangat dipengaruhi oleh unsur hara, air, dan cahaya yang tersedia. Faktor tersebut
sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman kedelai yang akan dialokasikan
dalam bentuk bahan kering selama fase pertumbuhan, kemudian pada akhir fase
vegetatif akan terjadi penimbunan hasil fotosintesis pada organ-organ tanaman
seperti batang, buah dan biji. Jadi dengan terpenuhinya faktor-faktor diatas maka
pembentukan dan pengisian polong akan baik
Pemberian kombinasi perlakuan pupuk kascing dan pupuk organik cair
memberikan pengaruh nyata terhadap bobot 100 biji tanaman kedelai. Bobot 100
biji tertinggi didapatkan dari kombinasi perlakuan pupuk organik kascing 12 ton
ha-1
+ 4 mlL-1
pupuk organik cair. Hal ini diduga karena dosis pupuk organik
kascing 12 ton ha-1
yang dikombinasikan dengan 4 mlL-1
pupuk organik cair
mampu memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman kedelai
untuk meningkatkan bobot 100 biji.
Selanjutnya, Muharam (2017) menyatakan bahwa kebutuhan tanaman
kedelai terhadap hara diklasifikasikan berdasarkan besarnya jumlah kebutuhan
hara pada setiap fase. Fase pertumbuhandan perkembangan yang paling banyak
membutuhkan hara dikenal sebagai fase kritis tanaman. Periode pembentukan biji
merupakan salah satu fase kritis tanaman. Pada fase ini tanaman membutuhkan
hara dalam jumlah besar untuk merangsang sempurnanya pertumbuhan dan
perkembangan biji. Kekurangan hara menyebabkan proses inisiasi biji tidak
berjalan sempurna, sehingga hasilpun tidak optimal.
Menurut Setyati (1991), menyatakan bahwa keadaan unsur hara bagi
tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi
tanaman, oleh karena itu jumlah dan unsur hara yang tersedia dalam tanah harus
berada dalam keadaan yang seimbang. Maka dengan demikian kebutuhan
tanaman harus seimbang agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan
baik.
Hal ini sejalan dengan Lakitan (1996), jika kebutuhan hara tanaman
terpenuhi, maka tanaman akan lebih optimal dalam proses metabolisme hidup
dalam jaringan yaitu dalam meningkatkan proses fotosintesis dan menghasilkan
fotosintat yang akan sangat membantu pembelahan sel dan pembesaran sel
sehingga tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan produksi yang maksimal
yangditunjukan dengan perkembangan organ – organ yang baik dan N bersama
dengan P akan membentuk protein, karbohidrat, asam nukleat yang diatur dan
ditranslokasikan ke seluruh jaringan tanaman oleh K.
Sejalan dengan hal tersebut menurut Mapegau (2000), dengan
meningkatnya serapan N, P, dan K dan jumlah klorofil dapat meningkatkan laju
fotosintesis yang kemudian akan meningkatkan hasil tanaman. Allen dan
Mallarino (2006) dalam Jahidah et al., (2016) menambahkan bahwa unsur fospor
merupakan salah satu unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan
dan hasil, apabila kebutuhan fospor telah terpenuhi maka tanaman akan
menghasilkan buah yang banyak.
KESIMPULAN
1. Pemberian kombinasi perlakuan pupuk organik kascing dan pupuk organik
cair memberikan pengaruh terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah polong
pertanaman, jumlah polong berisi, bobot biji pertanaman, bobot 100 biji dan
bobot hasil per petak dan tidak memberikan pengaruh terhadap variabel
jumlah cabang primer pada tanaman kedelai.
2. Kombinasi perlakuan terbaik didapat pada kombinasi Pupuk organik kascing
8 ton ha-1
+ 4 mlL-1
pupuk cair karena memberikan rata-rata hasil terbaik
untuk setiap variabel yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Adhadiyanto. 2012. Uji Pupuk Sulfur Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.). Skripsi. Universitas Trunojoyo Madura.
Bangkalan.
Anonim. 2009. POC NASA. Natural Nusantara. Indonesia. http://www. Produk
natural nusantara.com / produk-natural-nusantara / pupuk - organik -cair-
nasa/.
Badan Pusat Statistik Tanaman Pangan. 2015. Data Produksi Kedelai 2011-2015.
Darmawan dan Baharsyah, 1983.Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman.Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Fajrin, A. 2015. , Respon Tanaman Kedelai Sayur Edamame Terhadap Perbedaan
Jenis Pupuk Dan Ukuran Jarak Tanam. Agrovigor Volume 8 NO. 2
September 2015 ISSN 1979 5777. Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian. Universitas Trunojoyo Madura.
Hardjowigeno. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hilman, Y dan R. Rosliani.2002.Pemanfaatan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
Untuk Meningkatkan Kualitas Hara Limbah Organik dan Hasil Tanaman
Mentimun. Hortikultura 12(3):148-157.
I.K. Kariada, N.L. Kartini , dan I.B. Aribawa. 2003. Pengaruh Pupuk Organik
Kascing (Pok) dan Npk Terhadap Sifat Kimia Tanah dan Hasil Kacang
Panjang di Lahan Kering Desa Pegok Kabupaten Badung.Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Bali; Jl. By Pass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar
Jahidah, D., Titiek Widyastuti dan Bambang Heri Isnawan. 2016. Pengaruh
Imbangan Pupuk Kandang Kelinci Dan Pupuk N, P Dan K Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) Di
Tanah Regosol. Skripsi. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Kartini,N.L. 2005. Pupuk Kascing Kurangi Pencemaran Lingkungan.http://
kascingcom/news/2005/5/pupuk–kascing kurangipencemaran_lingkungan.
Lakitan. 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mapegau. 2000. Pengaruh pemupukan N dan P terhadap hasil jagung Kultivar
Arjuna pada Ultisol Batanghari Jambi. J. Agronomi. 4 (1): 17-18.
Maryanto, E.,D. Suryati, H. Setyowati. 2002. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa
Galur Harapan Kedelai pada Kerapatan Tanam Berbeda. Akta Agrosia. 47-
52.
Mulat, T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk
OrganikBerkualitas.Agromedia Pustaka. Jakarta.
Muharam (2017) Efektivitas Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Organik
Cair Dalam meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai
(Glycine Max L.)Varietas Anjasmoro di Tanah Salin.skripsi. Jurnal
Agrotek Indonesia 2 (1) : 44 – 53 (2017) ISSN : 2477-8494.
Nurahmi .E, Harun .F, Ikhwaluddin, 2011.Pengaruh Umur Pindah Bibit dan
Konsentrasi Pupuk Cair NASA terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao
(Theobroma cacao L.).Jurnal Agrista Vol.15 No.1
2011.http://jurnal.unsyiah.ac.id/agrista/article/view/713.
Setyati, H. S. 1991. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Syaban, R. A. 1993. Uji Pupuk P dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan
Helai Kedelai (Glycine max (L.)Meeril).Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI. Universitas Jember.