Laporan Vegetatif

26
LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PERBANYAKAN VEGETATIF Disusun Oleh: Nama : Nita Karmelina NIM : 135040200111079 Kelompok : H/H1 Selasa (13.30) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

description

Laporan Vegetatif

Transcript of Laporan Vegetatif

LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIHPERBANYAKAN VEGETATIF

Disusun Oleh:Nama : Nita KarmelinaNIM: 135040200111079Kelompok: H/H1 Selasa (13.30)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerbanyakan vegetative adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi, dan akar. Pembiakan secara tak kawin atau aseksual merupakan dasar dari perkembangbiakan vegetative. Tanaman dapat membentuk kembali jaringan-jaringan dan bagian-bagian lain, dimana pada beberapa tanaman pembiakan vegetative merupakan prose salami yang sempurnaatau proses dari buatana manusia.Pembiakan vegetative ini pada dasarnya memiliki prinsip yaitu merangsang tunas adventif yang ada pada bagian-bagian tanaman yang akan digunakan sebagai alat perkembangbiakan vegetative tersebut agar berkembangbiak menjadi tanaman baru yang sempurna dimana memiliki akar, batang, dan daun. Pembiakan vegetatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu stek, okulasi, penyambungan, dan cangkok. Adapun keuntungan dari perbanyakan vegetative yaitu sifat tumbuhan baru sama persis dengan sifat tumbuhan induknya. Jika tumbuhan induk merupakan tumbuhan unggul, maka tumbuhan baru pun akan bersifat unggul. Waktu tumbuhnya cepat sehingga lebih cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan ditanam dengan bijinya. Namun perbanyakan vegetative juga mempunyai kekurangan yaitu tumbuhan yang diperbanyak secara vegetatif mempunyai akar yang kurang kokoh sehingga mudah tumbang. sehingga perlu dipelajari lebih lanjut bagaiaman cara perkembangbiakan vegetative yang benar agar dapat diperoleh manfaat yang maksimal dari perkembangbiakan tersebut.

1.2 TujuanTujuan dari praktikum perbanyakan vegetatif ini adalah sebagai berikut :a. Mahasiswa mengetahui informasi mengenai perbanyakan tanaman secara vegetatif dan mampu menerapkan cara perbanyakan dengan vegetatif.b. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan antara perbanyakan vegetatif secara akami dan perbanyakan vegetatif buatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbanyakan Vegetatif Alami2.1.1 Pengertian Perbanyakan Vegetatif AlamiPerkembangbiakan tak kawin merupakan perkembang biakan yang tanpa didahului adanya pertemuan/ peleburan sel kelamin. Oleh karena itu hasil perkembangbiakan secara tak kawin sifatnya sama seperti induknya. Perkembangbiakan vegetatif alami dapat melalui beberapa cara misalnya dengan : Tunas, Umbi, Stolon, Rhizoma, Spora (Handoyo, 2014).2.1.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Alamia. Rhizome Rhizoma merupakan modifikasi dari batang yang tumbuh menjalar dibawah permukaan tanah. Salah satu ciri rhizoma yang nampak adalah adanya ruas-ruas, sehingga dari setiap ruas tersebut dapat tumbuh individu baru. Contoh tumbuhan yang membentuk rhizoma sebagai alat perkembangbiakan adalah Sansiveira, Jahe, Lengkuas, dll. (Raharja, dkk, 2003).

b. UmbiUmbi kecuali berperan sebagai tempat menyimpan cadangan makanan juga berperan sebagai alat perkembangbiakan. Berdasarkan cirinya umbi dapat dibedakan atas umbi batang, umbi akar dan umbi lapis. 1). Bulb (Umbi Lapis)Merupakan umbi yang tersusun atas lapisan-lapisan yang membungkus bagian yang disebut cakram. Dari cakram inilah nantinya muncul individu baru sebagai keturunannya. Contoh tumbuhan yang membentuk umbi lapis adalah : bawang merah, bakung dll. 2). Corn (Umbi batang)Umbi batang memiliki ciri terdapat beberapa mata tunas, sehingga dari satu umbi dapat menghasilkan beberapa individu baru sebagai keturunannya. Contoh tumbuhan yang menghasilkan umbi batang adalah kentang, ubi jalar dll.

3). Umbi akarUmbi akar tidak memiliki mata tunas, sehingga tunas baru hanya muncul pada satu tempat yaitu pada pangkal umbi yang merupakan tempat pelekatannya dengan batang. Contoh tumbuhan yang membentuk umbi akar adalah dahlia, bengkuang dan lobak. (Raharja, dkk, 2003).

c. TunasTunas batang : bambu, pisang, Aglaonema.Tunas akar : cemara, sukun, kesemek.Tunas daun : Cocor bebek (disebut juga tunas adventif) Tunas daun : Cocor bebek (disebut juga tunas adventif) (Raharja, dkk, 2003).

d. Stolon/GeragihBatang yang menebal dan tumbuh secara horizontal sepanjang atau tumbuh di bawah permukaan tanah dan pada interval tertentu memunculkan tunas ke permukaan tanah. Contoh: strawberry, lili paris, arbei (Raharja, dkk, 2003).

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi perbanyakan vegetatif alamia. SuhuTinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhentib. Kelembaban udaraKadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.c. Cahaya MatahariSinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.

d. HormonHormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang. (Rochiman.2002)2.2 Perbanyakan Vegetatif Buatan2.2.1 Pengertian Perbanyakan Vegetatif Buatan Perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak memiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat diperbanyak dengan cara vegetatif buatan (Rochiman.2002).2.2.2 Macam Perbanyakan vegetatif buatana. CangkokCangkok adalah perbanyakan tanaman dengan cara menguliti suatu bagian batang tanaman yang ada, kemudian dibungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh dan kemudian ditanam pada media yang lain.

Teknik cangkok (marcottage atau air layerage) banyak dilakukan untuk memperbanyak tanaman hias atau tanaman buah yang sulit diperbanyak dengan cara lain, seperti stek, biji, atau sambung. Tanaman yang biasa dicangkok umumnya memiliki kambium atau zat hijau daun, seperti mangga (Mangifera indica), sukun (Artocarpus communis), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), alpukat (Persea americana), dan lain-lain. Tanaman lain yang tidak berkambium dan bisa diperbanyak dengan sistem cangkok adalah salak dan jenis-jenis bambu. 1). Keuntungan mencangkok Tumbuhan hasil cangkokan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. 2). Kerugian mencangkokTumbuhan hasil cangkokan mudah roboh, karena sistem perakarannya adalah serabut dan umurnya lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji.b. StekPenyetekan merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaan beberapa bagian dari tanaman seperti; akar, batang, daun dan tunas dengan tujuan bagian bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru. Teknis sangat mudah. Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil, pada monokotil masih jarang. Dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya. Dapat diberikan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) untuk mempercepat tumbuhnya akar.(Handoyo, 2014) c. OkulasiOkulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu dimasukkan atau ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah dikelupas membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U terbalik. Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu sampai kedua bagian tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Penyatuan kedua tanaman ini terjadi setelah tumbuh kalus dari kedua tanaman tersebut. Akibat pertumbuhan kalus ini akan terjadi perekatan atau penyambungan yang kuat. Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu : mangga (Mangifera indica), rambutan (Nephelium lappaceum), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea americana), dan jeruk (Citrus sp.) (Hartmann, dkk. 1997).

d. Menyambung/ MengentenMenyambung atau mengenten adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis. Misalnya, ada dua tanaman mangga. Tanaman mangga pertama berakar kuat tetapi buahnya asam, sedangkan tanaman mangga kedua berakar lemah tetapi buahnya sangat manis. Untuk memperoleh pohon mangga yang berakar kuat dan berbuah manis, maka batang bawah dari tanaman mangga berakar kuat disambungkan dengan batang atas tanaman mangga yang berbuah manis.e. MerundukMerunduk adalah memperbanyak tumbuhan dengan cara merundukan batang atau cabang ke tanah sehingga tumbuh akar. Tumbuhan yang biasa dikembangbiakan antara lain sirih, strawberry, alamanda, anyelir, apel, selada air,anggur dan sebagainya.f. Kultur jaringanYaitu perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tertentu dari suatu tanaman(tunas,akar,daun) dan dikembangkan dalam media khusus.

(Handoyo, 2014)

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan tanaman secara vegetatif buatana. Faktor Intern :1) Dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban tinggi)2) ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)b. Faktor Ekstern:1) Suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)2) Kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi)3) Cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan)4) Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan) (Mangoendidjojo, 2003).

BAB IIIMETODOLOGI

3.1. Alat, bahan, fungsi

3.1.1 Alat- Pisau/silet : untuk memotong- Plastik : untuk mengikat dan menyungkup- Polibag dan bak pasir : untuk tempat menanam- Kamera : untuk dokumentasi- Alat tulis : untuk mencatat hasil praktikum3.1.2 Bahan- umbi lapis bawang merah : bahan tanam perbanyakan vegetatif alami - umbi batang kentang: bahan tanam perbanyakan vegetatif alami - cocor bebek: bahan tanam perbanyakan vegetatif alami - okulasi tanaman mawar : perbanyakan vegetatif buatan - grafting batang atas dan batang bawah dari tanaman bougenvil : perbanyakan vegetatif buatan - pasir: media tanam - ZPT: perangsang pertumbuhan akar

3.2 Lembar Pengamatan1. Umbi LapisNoParameter PengamatanMinggu Ke-

12345

Perlakuan bawang merah dipotong bagian

1.Saat muncul tunasHST (matiI)

2.Jumlah tunas

3.Tinggi tanaman (cm)

Perlakuan penanaman menggunakan bawang merah tanpa dipotong

1.Saat muncul tunasHST(matiI)

2.Jumlah tunas

3.Tinggi tanaman (cm)

2. Umbi batangNoParameter PengamatanMinggu Ke-

12345

1Saat munculnya tunas21 HST

2Jumlah tunas

3Tinggi tanaman (cm)

3. Stek daunNoParameter pengamatanMinggu ke-

12345

Perlakuan menggunakan bagian daun

1Saat munculnya tunas21 HST

2Jumlah tunas

Perlakuan menggunakan bagian daun

1Saat muncul tunas21 HST

2Jumlah tunas

4. Stek batangNoParameter pengamatanMinggu ke-

12345

Perlakuan menggunakan batang atas

1Saat muncul tunasHST (matiI)

2Jumlah tunas

3Presentase tanaman hidup (%)

Perlakuan menggunakan batang temgah (matiI)

1Saat muncul tunasHST

2Jumlah tunas

3Presentase tanaman hidup (%)

Perlakuan menggunakan batang bawah

1Saat muncul tunasHST (matiI)

2Jumlah tunas

3Presentase tanaman hidup (%)

5. OkulasiNoParameter PengamatanMinggu Ke-

12345

1Saat munculnya tunasHST (matiI)

2Panjang tunas

3Warna tunas

6. GraftingNoParameter PengamatanMinggu Ke-

12345

1Saat munculnya tunasHST (matiI)

2Warna batang

3.3 DokumentasiUmbi batang di potong sebagian

Umbi batang tanpa dipotong

Stek Daun

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perbanyakan Vegetatif AlamiDari hasil pengamatan perbanyakan vegetatif alami yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa perbanyakan umbi lapis dan stek batang tidak tumbuh atau mati, dikarenakan kurangnya perawatan dan pengamatan sehingga tunas tidak tumbuh. Dari hasil perbanyakan umbi batang tunas muncul pada 21 HST, dan pada perbanyakan stek daun tunus muncul pada 21 HST, perlakuan perendaman terhadap ZPT mampu membuat tunas kentang yang ditanam tunbuh terlebih dahulu daripada yang tidak dicelupkan ZPT yan yuntuk merangsang pembentukan akar. Menurut Rochiman dan Harjadi (2002) bahwa kelembaban udara termasuk salah satu faktor penting yang mempengaruhi stek sebelum berakar. Bila kelembaban rendah, stek akan cepat mati karena kandungan air dalam stek pada umumnya sangat rendah sehingga stek menjadi kering sebelum membentuk akar. Penyebab kematian dari perbanyakan vegetatif alami bisa terjadi karena infeksi sistemik oleh virus dapat menjalar ke semua tanaman, suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi), kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi), cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan), jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan).4.2 Perbanyakan Vegetatif BuatanDari hasil pengamatan perbanyakan vegetatif buatan dapat diketahui perbanyakan dengan cara okulasi dan grafting tidak berhasil atau hasil perbanyakan tidak tumbuh (mati). Hal ini sesuai dengan pernyataan Yohanis Tambing, Enny Adelin, Tati Budiarti, dan Endang Murniati (2008) yaitu beberapa kemungkinan penyebab inkompatibilitas: (1) jumlah sambungan yang bertaut relatif kecil, (2) adanya perbedaan laju tumbuh antara batang bawah dan batang atas, (3) kedua varietas yang disambungkan mengalami defisiensi hara/hormon tumbuh maupun translokasi nutrisi yang abnormal, (4) banyak getah dan mengeras pada luka di bagian sambungan, (5) infeksi penyakit, (6) beberapa varietas tertentu sangat rendah memperoduksi kalus, (7) bentuk potongan yang tidak serasi, (8) bidang persentuhan kambium tidak tepat, (9) faktor ketrampilan orang yang melakukan penyambungan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor ketidakcocokan (inkompatibel) yang diduga selain operator (penyambung) kurang terampil juga karena kondisi pertumbuhan yang kurang baik akibat tercekam suhu tinggi di tempat pembibitan, serta ukuran diameter batang bawah dan entris tidak sama besar.

BAB VKESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian dari perbanyakan vegetatif alami bisa terjadi karena infeksi sistemik oleh virus dapat menjalar ke semua tanaman, suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi), kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi), cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan), jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan), dan penyebab kematian pada perbanyakan vegetatif buatan karena jumlah sambungan yang bertaut relatif kecil, adanya perbedaan laju tumbuh antara batang bawah dan batang atas, kedua varietas yang disambungkan mengalami defisiensi hara/hormon tumbuh maupun translokasi nutrisi yang abnormal, banyak getah dan mengeras pada luka di bagian sambungan, infeksi penyakit, beberapa varietas tertentu sangat rendah memperoduksi kalus, bentuk potongan yang tidak serasi, bidang persentuhan kambium tidak tepat, dan faktor ketrampilan orang yang melakukan penyambungan.

DAFTAR ISI

Handoyo, Luisa Diana. 2014. Perkembangbiakan Tumbuhan. Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta. Raharja, PC. dan Wiryanta, W. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Agro Media Pustaka: Jakarta.Rochiman, Koesriningroem dan Sri Setyati Harjadi, 1973,Pembiakan Vegetatif, Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, InstituPertanian Bogor.Rochiman, K. dan S. S. Harjadi. 2002. Perkembangbiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB. Tambing, Y., 2004. Respons Pertautan Sambung Pucuk dan Pertumbuhan Bibit Mangga Terhadap Pemupukan Nitrogen pada Batang Bawah. J. Agrisains 5 (3):141-147.Tambing, Y., E. Adelina, T. Budiarti dan E. Murniati. 2008. Kompatibilitas Batang Bawah Nangka Tahan Kering dengan Entris Nangka Asal Sulawesi Tengah dengan Cara Sambung Pucuk. J. Agroland Fakultas Pertanian Untad 15 (2): 95 100.