Artikel ilmiah ASP Islamiati Hidayah.docx

24
AWARENESS DAN ACCEPTABILITY E-GOVERNMENT DI NEGARA BERKEMBANG Studi Literatur Islamiati Hidayah Jember University E-mail : [email protected] Abstrak E-government merupakan salah satu perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang menjadi salah satu perhatian pemerintah dalam penerapannya di Indonesia. E- government memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi administrasi publik dengan meningkatkan kenyamanan, kinerja, aksesibilitas informasi pemerintah dan pelayanan kepada pengguna. Studi ini bertujun untuk memperoleh gambaran umum terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran penggunaan e- goverment dan keberhasilan penerapan e-government. Hasil studi ini menyelidiki isu-isu seperti : aksesibilitas e-government, privasi dan keamanan, pelayanan dan biaya yang diperlukan. Kata Kunci : E-Government, Akuntansi Pemerintahan, Isu – isu Strategis, Faktor Penentu Kesuksesan Implementasi E- Government. 1. Pendahuluan Globalisasi telah menjadi virus yang tidak bisa ditahan lagi oleh negara-negara dunia. Negara maju maupun berkembang, beradaptasi agar dapat berkompetisi dengan globalisasi. Perkembangan yang dapat dilihat dan

Transcript of Artikel ilmiah ASP Islamiati Hidayah.docx

AWARENESS DAN ACCEPTABILITY E-GOVERNMENT DI NEGARA BERKEMBANG

Studi Literatur

Islamiati Hidayah

Jember UniversityE-mail : [email protected]

Abstrak

E-government merupakan salah satu perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang menjadi salah satu perhatian pemerintah dalam penerapannya di Indonesia. E-government memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi administrasi publik dengan meningkatkan kenyamanan, kinerja, aksesibilitas informasi pemerintah dan pelayanan kepada pengguna. Studi ini bertujun untuk memperoleh gambaran umum terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran penggunaan e-goverment dan keberhasilan penerapan e-government. Hasil studi ini menyelidiki isu-isu seperti : aksesibilitas e-government, privasi dan keamanan, pelayanan dan biaya yang diperlukan.

Kata Kunci : E-Government, Akuntansi Pemerintahan, Isu isu Strategis, Faktor Penentu Kesuksesan Implementasi E-Government.

1. Pendahuluan

Globalisasi telah menjadi virus yang tidak bisa ditahan lagi oleh negara-negara dunia. Negara maju maupun berkembang, beradaptasi agar dapat berkompetisi dengan globalisasi. Perkembangan yang dapat dilihat dan dirasakan dari globalisasi ini yaitu adanya pasar bebas yang mengakibatkan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi semakin pesat.

Efek teknologi membawa dampak bagi masyarakat akan kebutuhan mereka yang menjadi tidak terbatas. Terdapat serangkaian aturan yang mengatur masyarakat di sebuah negara agar dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal tersebut tentunya dibutuhkan campur tangan dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.Masyarakat yang tinggal di sebuah negara dapat disebut sebagai warga negara, memiliki konsekuensi untuk menaati semua aturan yang ada pada negara tersebut. Keadaan krusial ini akan dialami oleh kedua belah pihak yaitu pemerintah dan masayarakat. Di satu sisi masyarakat memiliki keingginan yang tidak terbatas dan harus menaati peraturan pemerintah untuk mendapatkan apa yang diinginkan, sedangkan di sisi lain kemampuan pemerintah terbatas dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya.

Sebagai solusi dari masalah tersebut pemerintah dapat memanfaatkan dampak globalisasi yaitu kemajuan teknologi dalam melakukan pelayanan kepada masayarakat yang menginginkan sesuatu yang praktis dan ekonomis. E-Government adalah sebuah kampanye yang populer dari pemerintah yang menciptakan dan menggabungkan pelayanan kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi dan perangkat yang semakin canggih di masa kini. Hal hal yang berkaitan dengan e-government perlu disosialisasikan kepada setiap warga negara baik pemerintah maupun masyarakat sipiil agar dapat memahami penggunaan dan manfaat dari e-government tersebut.

E-government harus dipandang sebagai sarana bukan sebagai tujuan agar implementasi e-government dapat terlaksana dengan baik, perlu diperhatikan faktor teknis dan non-teknis yang dapat mempengaruhi keberhasilannya. Implementasi e-government yang dikaitkan dengan upaya memenuhi kebutuhan semua sektor kegiatan baik di pemerintahan dan masyarakat membutuhkan kekuatan dari pemimpin yang dapat memberikan teladan dan komitmen bersama. Kepemimpinan menjadi kunci keberhasilan implementasi e-government.

Sebagai salah satu negara berkembang, pelayanan publik di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan pelayanan publik melalui penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, antara lain melalui keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat menjamin kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan (Hardiyansyah, 2011:104-105).

2. Studi Literatur 2.1 Konsep E-governmentMenurut Keppres No. 20 Tahun 2006 E-Government adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Peranan IT dalam proses bisnis membuat organisasi berusaha untuk mengimplementasikan IT untuk proses terintegrasi. Menurut Heeks (2001), E-Government lahir karena revolusi informasi dan revolusi pemerintahan. Berbagai kendala implementasi E-Government di Indonesia baik fisik maupun sosial ekonomi yang menjadi penyebabnya. Indonesia harus mampu mendayagunakan potensi teknologi untuk keperluan:

1. Memberikan kesempatan yang sama serta meningkatkan ketersediaan informasi dan pelayanan publik yang diperlukan untuk memperbaiki kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, serta memperluas jangkauannya agar dapat mencapai seluruh wilayah negara.2. Memperbesar kesempatan bagi usaha kecil dan menengah untuk berkembang dengan teknologi yang mampu memanfaatkan pasar yang lebih luas.3. Meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kemampuan inovasi dalam sektor produksi, serta memperlancar rantai distribusi, agar daya saing ekonomi nasional dalam persaingan global dapat diperkuat.4. Meningkatkan transparansi dan memperbaiki efisiensi pelayanan publik, serta memperlancar interaksi antarlembaga-lembaga pemerintah, baik pada tingkat pusat maupun daerah, sebagai landasan untuk membentuk pemerintahan yang efektif, bersih, dan berorientasi pada kepentingan rakyat.

World Bank Group (2001) menyatakan .E-Government refers to the use by government agencies of information technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of government. These technologies can serve a variety of different ends: better delivery of government services to citizens, improve interactions with business and industry, citizen empowerment throught access to information, or more efficient government management..

Artinya penggunaan teknologi informasi oleh aparat pemerintah mampu meningkatkan hubungan dengan warga negara, pelaku bisnis dan dengan sesama pemerintah itu sendiri. TI memberikan banyak manfaat di bidang perbaikan pelayanan pemerintah, meningkatkan interaksi dengan pelaku bisnis dan industri, serta pemberdayaan warga negara melalui informasi atau menjadikan manajemen pemerintahan yang efektif dan efisien.

Gambar 2.1. Pelayanan Informasi E-Goverment

E-Government adalah istilah yang menurut beberapa kalangan, didefinisikan secara beragam. Intinya adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Karena itu, dalam melihat E-Government, jangan terpaku oleh unsur 'e' - nya semata, tetapi yang terpenting adalah proses dan jalannya pemerintahan melalui fasilitas internet atau media online. Terdapat dua hal utama dalam pengertian E-Government:

1. Penggunaan teknologi komunikasi informasi (salah satunya adalah internet) sebagai alat bantu, dan

2. Tujuan pemanfaatannya agar kinerja pemerintahan dapat lebih efisien. Pada pelaksanaan E-Government, informasi, komunikasi, dan transaksi antara masyarakat dan pemerintah dilakukan via internet. Sehingga ada beberapa manfaat yang dihasilkan seperti misalnya, komunikasi dalam sistem administrasi berlangsung dalam hitungan jam, bukan hari atau minggu. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, bahkan mobile di manapun tanpa harus secara fisik datang ke kantorpemerintahan atau tempat-tempat pelayanan umum. Akselerasi kecepatan pelayanan berarti juga merupakan penghematan dalam waktu, energi maupun sumber daya.

2.2 Tahapan Pengembangan e-govermentUntuk implementasi E-Government lebih ditekankan pada enam pilar besar yaitu: Perencanaan (Technology Blue Print), Infrastruktur (Hardware System and Networking), Sistem Aplikasi (Software system), Procurement, Sumber Daya Manusia (Training and Procedure), dan Sistem Integrasi (System Integrator). Model E-Government yang diterapkan di negara-negara luar adalah menggunakan model empat tahapan perkembangan yang meliputi:1. Fase pertama, berupa penampilan website (web presence) yang berisi informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat.2. Fase kedua, fase interaksi yaitu isi informasi yang ditampilkan lebih bervariasi, seperti fasilitas download dan komunikasi e-mail dalam website pemerintah.3. Fase ketiga, tahap transaksi berupa penerapan aplikasi atau formulir untuk secara online mulai diterapkan.4. Fase keempat, fase transformasi berupa pelayanan yang terintegrasi, tidak hanya menghubungkan pemerintah dengan masyarakat tetapi juga dengan organisasi lain yang terkait (pemerintah ke antarpemerintah, sektor non pemerintah, serta sektor swasta).

2.3 Tipe Penerapan E-GovermentMenurut Seifert dan Bonham (2003) ada empat tipe penerapan E-Government:1. Government to CitizensTipe G-to-C ini merupakan aplikasi E-Government yang paling umum, yaitu di mana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat (rakyat). Dengan kata lain, tujuan dari dibangun aplikasi EGovernment; bertipe G-to-C adalah untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang beragam agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pemerintahannya untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari. Contoh aplikasinya adalah sebagai berikut: Departemen Agama membuka situs pendaftaran bagi mereka yang berniat untuk melangsungkan ibadah haji di tahun-tahun tertentu sehingga pemerintah dapat mempersiapkan kuota haji dan bentuk pelayanan perjalanan yang sesuai.

2. Government to BusinessSalah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk sebuah lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian sebuah negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Contoh dari aplikasi E-Government berjenis Gto- B ini adalah sebagai berikut: Para perusahaan wajib pajak dapat dengan mudah menjalankan aplikasi berbasis web menghitung besarnya pajak yang harus dibayarkan ke pemerintah dan melakukan pembayaran melalui internet.

3. Government to GovernmentDi era globalisasi ini terlihat jelas adanya kebutuhan bagi negara-negara untuk saling berkomunikasi secara lebih intens dari hari ke hari. Berbagai penerapan Egovernment bertipe G-to-G ini yang telah dikenal antara lain: Hubungan administrasi antara kantor-kantor pemerintah setempat dengan sejumlah kedutaan-kedutaan besar atau konsulat jendral untuk membantu penyediaan data dan informasi akurat yang dibutuhkan oleh para warga negara asing yang sedang berada di tanah air. Aplikasi yang menghubungkan kantor-kantor pemerintahan setempat dengan bank-bank asing milik pemerintah di negara lain di mana pemerintah setempat menabung dan menanamkan uangnya. Pengembangan suatu sistem basis data intelijen yang berfungsi untuk mendeteksi mereka yang tidak boleh masuk atau keluar dan wilayah negara (cegah dan tangkal).

4. Government to EmployeesPada akhirnya aplikasi E-Government juga diperuntukkan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayanan masyarakat. Berbagai jenis aplikasi yang dapat dibangun dengan menggunakan format G-to-E ini salah satunya: Aplikasi terpadu untuk mengelola berbagai tunjangan kesejahteraan, yang merupakan hak dari pegawai hak pemerintahan sehingga yang bersangkutan dapat terlindungi hak-hak individualnya.

2.4 Pengembangan E-Government Pengembangan e-government di Indonesia merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem tat kelaola (manajemen) dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu :

1. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis; 2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh seluruh masyarakat.

Untuk melaksanakan maksud tersebut, pengembangan e-government diarahkan untuk mencapai 4 (empat) tujuan, yaitu : 1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tanpa dibatasi oleh waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. 2. Pembentukan hubungan interaktif dengan pasar dan dunia usaha untuk meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional. 3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara. 4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah otonom.

Hadirnya Inpres No. 3 tahun 2003 menuntut setiap lembaga/instansi publik untuk mengimplementasikan e-government dalam tata kelola pemerintah. Penerapan e-government pada instansi pemerintahan juga bervariasi tergantung pada tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah itu sendiri. Namun dalam kaitan penerapan e-government untuk tata kelola pemerintah yang efektif dan efisien dalam menunjang pelayanan publik, pemerintah berharap untuk memperoleh capaian-capaian seperti:

1. Pengurangan biaya komunikasi dan interaksi langsung dengan masyarakat pemohon informasi. 2. Pertukaran data yang lebih tinggi antar lembaga pemerintah dan antar pemerintah serta para pemangku kepentingan (stakeholders) seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (NGO), agen-agen internasional, dan perusahaan di sektor swasta yang membutuhkan informasi dari instansi pemerintah terkait. 3. Koleksi data on-line (Online data collection) untuk mengurangi biaya penginputan data dan otomasi pengecekan kesalahan (error checking). 4. Re-use data yang lebih besar 5. Pengurangan biaya publikasi dan distribusi pemerintah melalui publikasi online Pada dasaranya tata kelola e-government pada instansi pemerintah bertujuan untuk mendukung kinerja tata kelola pemerintahan dan menunjang pelayanan kepada masyarakat dengan sebuah sistem tata kelola. Sistem tersebut mengintegrasikan antara tata kelola aset, sumber daya manusia, keuangan dan infrastruktur TI (Teknologi Informasi) dalam sebuah kinerja pemerintahan. Hasil dari kinerja tersebut akan maksimal jika dalam mekanisme tata kelola pemerintahan yang berbasis TI tersebut memiliki strategi dan tujuan atau pencapaian dalam proses implementasinya.

Gambar 2.2. Harmonisasi Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IT

Dengan demikian, dalam perancangan sebuah format tata kelola pemerintahan berbasis TI yang baik dibutuhkan visi, strategi dan tujuan serta sasaran dalam pengembangannya dan juga harmonisasi antara strategi, mekanisme tata kelola dan tujuan pengembangan e-government agar tercipta suatu tata kelola yang efektif dan efisien agar tidak menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan layanan publik.

3. Pembahasan` 3.1Perkembangan E-Goverment di IndonesiaSaat ini kita bisa melihat perubahan yang sangat cepat seiring perkembangan e-government yang diberlakukan di Indoensia. Beberapa contoh perubahan yang sangat nyata adalah pertambahan situs-situs pemerintah pusat, daerah, departemen, kementerian, tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan bahkan ada ke desa. Tetapi kalau kita bandingan dengan negara-negara lain, Indonesia termasuk salah satu negara yang perkembangan e-governmentnya tergolong lambat. Bahkan berdasrkan informasi yang dimuat di http://en.wikipedia.org/wiki/E-Government Indonesia belum bisa masuk ke dalam urutan 50 besar dalam penggunaan e-government. Dan berdasrkan informasi yang dijelaskan di Global E-Government Readiness 200517 dan 200818 peringkat Indonesia didalam penerapan e-government ada diurutan sebagai berikut:Tabel 3.1. Rangking E-Goverment Readiness 2005 2008

Meski ditingkat Asia atau Dunia ranking indonesia masih tergolong jauh, tetapi saat ini perkembangan e-government di tingkat pusat maupun daerah tetap berkembang.

3.2 Strategi Pengembangan e-GovernmentBerdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan oleh Pemerintah Daerah melalui jaringan informasi, pengembangan e- government dapat dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan, yaitu :1. Tingkat 1 Persiapan Pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi pada setiap lembaga. Sosialisasi situs web untuk internal dan publik.2. Tingkat 2 Pematangan Pembuatan situs web informasi publik yang bersifat interaktif. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain.3. Tingkat 3 Pemantapan Pembuatan situs web yang bersifat transaksi pelayanan publik. Pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga lain.4. Tingkat 4 Pemanfaatan Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to Government (G2G), Government to Business (G2B), Government to Consumers (G2C). (Buku Panduan Penyelenggaran situs Pemerintah Daerah, Depkominfo, 2003 ).

Disamping tingkatan yang telah dijelaskan diatas, pencapaian tujuan strategis egovernment perlu dilaksanakan melalui 6 (enam) strategi yang berkaitan erat,yaitu :

1. Strategi pertamaMengembangkan sistem pelayanan yang andal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas. diharapkan layanan publik yang terintegrasi tidak tersekatsekat oleh batasan organisasi dan kewenangan birokrasi, transparan dan terpercaya. Strategi ini mencakup sejumlah sasaran sebagai berikut :a. Perluasan dan peningkatan kualitas jaringan komunikasi dan informasi ke seluruh wilayah negara pada tingkat harga yang dapat terjangkau oleh masyarakat, dengan sejauh mungkin melibatkan partisipasi dunia usaha.b. Pembentukan portal-portal informasi dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah terkait, sehingga masyarakat pengguna tidak merasakan sekat-sekat organisasi dan kewenangan di lingkungan pemerintah; sasaran ini akan diperkuat dengan kebijakan tentang kewajiban instansipemerintah dan pemerintah daerah otonom untuk menyediakan informasi dan pelayanan publik secara on-line.c. Pembentukan jaringan organisasi pendukung yang menjembatani portalportal informasi dan pelayanan publik tersebut di atas dengan situs dan sistem pengolahan dan pengelolaan informasi yang terkait pada sistem manajemen dan proses kerja di instansi yang berkepentingan. Sasaran ini mencakup pengembangan kebijakan pemanfaatan dan pertukaran informasi antar instansi pemerintah dan pemerintah daerah otonom.

d. Pembakuan sistem manajemen dokumen elektronik, standardisasi, dan sistem pengamanan informasi untuk menjamin kelancaran dan keandalan transaksi informasi antar organisasi diatas.

2. Strategi KeduaMenata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah. Penataan itu harus meliputi sejumlah sasaran yang masing-masing membentuk konteks bagi pembentukan kepemerintahan yang baik, antara lain meliputi:

a. Fokus kepada kebutuhan masyarakat, kewibawaan pemerintah sangat dipengaruhi oleh kemampuan menyelenggarakan pelayanan publik yang dapat memuaskan masyarakat serta memfasilitasi partisipasi masyarakat.b. Manajemen perubahan, pengembangan kepemerintahan yang baik hanya dapat dicapai apabila didukung oleh komitmen yang kuat dari seluruh tingkatan manajemen untuk melakukan perubahan-perubahan sistem manajemen dan proses kerja secara kontinuitas.c. Penguatan e-leadership,penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dan pernerintah daerah otonom perlu ditunjang oleh penguatan kerangka kebijakan yang fokus dan konsisten.d. Rasionalisasi peraturan dan prosedur operasi, termasuk semua tahapan perubahan, perlu diperkuat dengan landasan peraturan dan prosedur operasi yang berorientasi pada organisasi jaringan, rasional, terbuka, serta mendorong pembentukan kemitraan dengan sektor swasta.

3. Strategi KetigaMemanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Pelaksanaan setiap strategi memerlukan kemampuan dalam melaksanakan transaksi, pengolahan, dan pengelolaan berbagai bentuk dokumen dan informasi. Kemajuan teknologi informasi dan perkembangan jaringan komunikasi dan informasi memberikan peluang yang luas bagi instansi pemerintah untuk memenuhi keperluan tersebut. Agar pemanfaatan teknologi informasi di setiap instansi dapat membentuk jaringan kerja yang optimal, maka melalui strategi ini sejumlah sasaran yang perlu diupayakan pencapaiannya, adalah sebagai berikut :

a. Standardisasi yang berkaitan dengan pertukaran dan transaksi informasi antar portal pemerintah.b. Standardisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen dokumen dan informasi elektronik serta standardisasi metadata yang memungkinkan pemakai menelusuri informasi tanpa harus memahami struktur informasi pemerintah.c. Perumusan kebijakan tentang pengamanan informasi serta pembakuan sistem otentikasi dan public key infrastucture untuk menjamin keamanan informasi dalam penyelenggaraan transaksi dengan pihak-pihak lain.d. Pengembangan aplikasi dasar seperti e-billing, e-procurement, e-reporting yang dapat dimanfaatkan oleh setiap situs pemerintah untuk menjamin akuntabilitas dan tranparansi pelayanan publik.

4. Strategi KeempatMeningkatkan Peran Serta Dunia Usaha dan Mengembangkan Industri Telekomunikasi dan Teknologi Informasi. Pengembangan pelayanan publik tidak perlu sepenuhnya ditangani oleh pemerintah. Partisipasi dunia usaha dapat mempercepat pencapaian tujuan strategis e-government. Beberapa kemungkinan partisipasi dunia usaha sebagai berikut perlu dioptimalkan.

a. Dalam mengembangkan komputerisasi, sistem manajemen, proses kerja, serta pengembangan situs dan pembakuan standard, pemerintah harus mendayagunakan keahlian dan spesialisasi yang telah berkembang di sektor swasta.b. Walaupun pelayanan dasar bagi masyarakat luas harus dipenuhi oleh pemerintah, namun partisipasi dunia usaha untuk meningkatkan nilai informasi dan jasa kepemerintahan bagi keperluan-keperluan tertentu harus dimungkinkan.c. Peran dunia usaha untuk mengembangkan jaringan komunikasi dan informasi di seluruh wilayah negara merupakan faktor yang penting. Demikian pula partisipasi usaha kecil menengah untuk menyediakan akses serta meningkatkan kualitas dan lingkup layanan warung internet perlu didorong untuk memperluas jangkauan pelayanan publik. Semua instansi terkait harus memberikan dukungan dan insentif, serta meninjau kembali dan memperbaiki berbagai peraturan dan ketentuan pemerintah yang menghambat partisipasi dunia usaha dalam memperluas jaringan dan akses komunikasi dan informasi.

5. Strategi KelimaMengembangkan kapasitas surnber daya manusia (SDM), baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat. Upaya pengembangan SDM yang perlu dilakukan untuk mendukung egovernment adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kesadaran dan pemaharnan tentang pentingnya informasi serta pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi , baik di kalangan pemerintah maupun di kalangan masyarakat dalam rangka mengembangkan budaya informasi ke arah terwujudnya masyarakat informasi .b. Pemanfaatan sumberdaya pendidikan dan pelatihan termasuk perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara sinergis, baik yang dimiliki oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah/masyarakat.c. Pengembangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi lembaga pemerintah agar hasil pendidikan dan pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan pengembangan dan pelaksanaan egovernment.d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bagi aparat pelaksana yang menangani kegiatan bidang informasi dan komunikasi dan aparat yang bertugas dalam memberikan pelayanan publik, maupun pimpinan unit/lembaga; serta fasilitasi pendidikan dan pelatihan bagi calon pendidik dan pelatih maupun tenaga potensial di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang diharapkan dapat mentransfer pengetahuan/keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat di lingkungannya.e. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jarak jauh (distance learning) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal untuk pemerataan atau mengurangi kesenjangan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi antar daerah.f. Perubahan pola pikir, sikap dan budaya kerja aparat pemerintah yang mendukung pelaksanaan e-government melalui sosialisasi/penjelasan mengenai konsep dan program e-government, serta contoh keberhasilan (best practice) pelaksanaan e-government.g. Peningkatan motivasi melalui pemberian penghargaan/ apresiasi kepada seluruh SDM bidang informasi dan komunikasi di pemerintah pusat danpemerintah daerah dan masyarakat yang secara aktif mengembangkan inovasi menjadi karya yang bermanfaat bagi pengembangan dan pelaksanaan e-government.

6. Strategi KeenamMelaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur. Setiap perubahan berpotensi menimbulkan ketidakpastian. Oleh karena itu pengembangan e-government perlu direncanakan dan dilaksanakan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan dan sasaran yang terukur, sehingga dapat difahami dan diikuti oleh semua pihak.

3.3 Manfaat e-government Menjawab isu tentang keamanan dalam informasi melalui internet, layanan e-government yang paling sering digunakan secara online menggunakan internet, dengan beberapa literatur. Ternyata layanan e tiketing yang paling sering digunakan, dan yang paling sedikit digunakan adalah layanan memberbarui dokumen keluarga. Tabel 3.3 menunjukkan, banyak pengguna yang sebenarnya sangat tertarik dengan sistem layanan pengiriman berbasis internet.

Tabel 3.3 : Layanan e-Government

Penelitian-penelitian sebelumnya, menemukan bahwa implementasi e-government mempunyai manfaat dan dampak yang cukup signifikan dalam banyak hal. Manfaat tersebut antara lain adalah peningkatan efisiensi, kualitas layanan publik, transparansi, partisipasi publik, dan pengembangan ekonomi (e.g. Seifert dan Bonham, 2003; Grnlund et al., 2005; Kumar dan Best, 2006). Namun demikian, supaya efektif, implementasi egovernment harus mempertimbangkan konteks lokal. Menurut Heeks (2003), kata kunci dalam implementasi e-government bukan adopsi, tetapi adaptasi di mana konteks lokal dipertimbangkan dalam perencanaan dan implementasi. Dalam literatur, ditemukan bahwa fokus implementasi e-government di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, adalah pada transparansi dan perang terhadap korupsi (Grnlund et al., 2005). Meski demikian, peningkatan kualitas layanan, sangat erat kaitannya dengan kedua hal tersebut. Kedua hal tersebut merupakan bagian dari prinsip-prinsip good governance.

Good governance mulai populer menjadi wacana di Indonesia setelah tumbangnya orde baru. Good governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha (http://www.worldbank.org). Good governance merupakan perangkat untuk menciptakan penyelenggaraan negara yang solid, bertanggung jawab, efektif dan efisien, dengan menjaga keserasian interaksi yang konstruktif di antara domain negara, sektor swasta dan masyarakat (http://www.menpan.go.id).

3.4 Tantangan E-GovermentBerdasarkan hasil studi sejumlah praktisi e-Government di berbagai negara, secara pokok ada 3 (tiga) tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemerintah maupun masyarakat dalam mengembangkan konsep e-Government di negaranya masing-masing, yaitu:1. Tantangan yang berkaitan dengan cara menciptakan dan menentukan kanal-kanal akses digital (maupun elektronik) yang dapat secara efektif dipergunakan oleh masyarakat maupun pemerintah.2. Tantangan yang berkaitan dengan keterlibatan lembaga-lembaga lain di luar pemerintah (pihak komersial swasta maupun pihak-pihak non komersial lainnya) dalam mengembangkan infrastruktur maupun superstruktur e-Government yang dibutuhkan; dan3. Tantangan yang berkaitan dengan penyusunan strategi institusi terutama yang berkaitan dengan masalah biaya investasi dan operasional sehingga program manajemen perubahan e-Government ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diinginkan.

4. Kesimpulan dan SaranHasil mengejutkan dari beberapa literatur adalah rendahnya tingkat kesadaran akan kebutuhan e-government. Dari permasalahan dan kebutuhan akan sistem e-government di Indonesia, maka diharapkan pemerintah lebih memperhatikan pelaksanaan e-government dengan penyempurnaan konsep dan strategi. Bila dilakukan lebih serius dan adanya komitmen dari pemerintah, maka pelaksanaan e-government akan dapat memperbaiki mutu pelayanan publik demi terciptanya good governance dan clean governance.Berdasarkan pembahasan yang dibahas, sebuah isu penting tentang keamanan dalam memberikan informasi melalui internet, secara umum kurangnya kepercayaan dalam menggunakan transaksi online terutama ketika ada dokumen penting atau pembayaran. Hal ini terkait dengan budaya, dimana internet nampaknya masih digunakan sebagai media hiburan. Pemerintah disarankan untuk lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat dan pemerintah (user requirement) sebelum dibuatnya sistem informasi e-goverment dikarenakan sistem informasi yang dihasilkan belum tentu dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat ataupun pemerintah itu sendiri.

Untuk lebih meningkatkan pengembangan e-government di Indonesia baik dari segi kuantitas maupun kualitas maka diperlukan penyempurnaan pengembangan e-government terutama dari segi infrastruktur, SDM, aplikasi, regulasi serta sosialisasi di internal pemerintah maupun masyarakat.