Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

26
EFEKTIVITAS GERAKAN GIGI SEHAT & GIZI HEBAT DI PKBM BAITUL MUSLIMIN KECAMATAN DRIYOREJO Navy Dwi Ariyanti 12010034229 (Pendidikan Luar Sekolah, FIP UNESA, e-mail : [email protected]) Abstrak Dalam upaya melatih diri peserta didik untuk membiasakan menggosok gigi minimal dua kali sehari serta mengkonsumsi makanan yang bergizi diperlukan suatu program yang dapat memotivasi peserta didik, salah satunya adalah diadakannya gerakan gigi sehat & gizi hebat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Gerakan gigi sehat & gizi hebat Di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo. Sasarannya adalah peserta didik tingkat PAUD dan RA serta para orangtua di PKBM Baitul Muslimin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gerakan gigi sehat & gizi hebat Di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo berjalan dengan baik, ini dapat dilihat dari adanya kegiatan rutin menggosok gigi yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali serta beberapa orang tua yang telah membawakan bekal untuk anak – anak yang dimasak sendiri, meskipun ada beberapa kendala dari pelaksanaannya. Tetapi pendidik PAUD maupun RA dapat mengatasinya dengan baik. Kata kunci : efektifitas, dan gerakan gigi sehat & gizi hebat PENDAHULUAN Perawatan kesehatan dan gizi bagi anak usia dini sangatlah penting dilakukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak supaya anak mempunyai ketangguhan dan kemampuan baik secara fisik dan cerdas dalam pemikiran sehingga mampu mencapai keberhasilan pendidikan yang lebih lanjut sebagai bekal dalam kehidupannya. Peran orang tua sebagai pendidik yang pertama dari sejak lahir dan yang utama karena paling dekat dengan anak,sangat menentukan kualitas atau kemampuan anak. Oleh karena itu perlu adanya penguatan dan pemahaman orang tua dalam memberikan stimulasi kepada anak-anak mereka melalui kegiatan parenting education (pendidikan keorang tuaan) dalam memberikan perawatan dan pemenuhan gizi dan kesehatan anak. Usia 0 – 6 tahun adalah usia tumbuh kembang sehingga anak harus dijaga agar tidak mengalami gangguan tumbuh kembangnya. Meskipun

description

Artikel tentang efektifitas kegiatan gigi sehat

Transcript of Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

Page 1: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

EFEKTIVITAS GERAKAN GIGI SEHAT & GIZI HEBAT DI PKBM BAITUL MUSLIMIN KECAMATAN DRIYOREJO

Navy Dwi Ariyanti 12010034229(Pendidikan Luar Sekolah, FIP UNESA, e-mail : [email protected])

Abstrak

Dalam upaya melatih diri peserta didik untuk membiasakan menggosok gigi minimal dua kali sehari serta mengkonsumsi makanan yang bergizi diperlukan suatu program yang dapat memotivasi peserta didik, salah satunya adalah diadakannya gerakan gigi sehat & gizi hebat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Gerakan gigi sehat & gizi hebat Di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo. Sasarannya adalah peserta didik tingkat PAUD dan RA serta para orangtua di PKBM Baitul Muslimin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gerakan gigi sehat & gizi hebat Di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo berjalan dengan baik, ini dapat dilihat dari adanya kegiatan rutin menggosok gigi yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali serta beberapa orang tua yang telah membawakan bekal untuk anak – anak yang dimasak sendiri, meskipun ada beberapa kendala dari pelaksanaannya. Tetapi pendidik PAUD maupun RA dapat mengatasinya dengan baik.

Kata kunci : efektifitas, dan gerakan gigi sehat & gizi hebat

PENDAHULUANPerawatan kesehatan dan gizi bagi anak usia dini sangatlah penting dilakukan untuk

menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak supaya anak mempunyai ketangguhan dan kemampuan baik secara fisik dan cerdas dalam pemikiran sehingga mampu mencapai keberhasilan pendidikan yang lebih lanjut sebagai bekal dalam kehidupannya. Peran orang tua sebagai pendidik yang pertama dari sejak lahir dan yang utama karena paling dekat dengan anak,sangat menentukan kualitas atau kemampuan anak. Oleh karena itu perlu adanya penguatan dan pemahaman orang tua dalam memberikan stimulasi kepada anak-anak mereka melalui kegiatan parenting education (pendidikan keorang tuaan) dalam memberikan perawatan dan pemenuhan gizi dan kesehatan anak.

Usia 0 – 6 tahun adalah usia tumbuh kembang sehingga anak harus dijaga agar tidak mengalami gangguan tumbuh kembangnya. Meskipun kenyataan menunjukkan prevalensi gizi kurang justru tinggi pada usia kritis ini. Data Riskesda 2010 menunjukkan masalah gizi masih merupakan masalah nasional. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2010 menemukan dari total balita sebanyak 21.760.200 terdapat 35,6 % anak balita pendek(stunting), 17,9 % gizi kurang,13,3 % balita kurus dan 14 % kelebihan gizi (overweight&obesitas). Masalah gizi lainya adalah kurang vitamin A, Anemia besi. Selanjutnya prevalensi menurun untuk anak usia 2 sampai 5 tahun.

Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak usia dini, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi

Page 2: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara urnum.

Gigi merupakan salah satu anggota tubuh yang kebersihan serta kesehatannya kurang sekali dijaga. Banyak orang yang bahkan acuh tak acuh terhadap kebersihan dan kesehatan giginya. Perilaku menjaa kebersihan dan kesehatan gigi perlu ditanamkan sejak dini kepada anak – anak, agar mereka terbiasa merawat, serta menjaga kebersihan giginya. Selain gigi yang sehat diperlukan juga gizi yang seimbang untuk menciptakan anak – anak hebat yang mampu berkreativitas untuk kemajuan negeri.

Di sisi lain hal yang paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak ialah asupan gizinya. Dengan gigi yang sehat tapi tidak diimbangi dengan asupan gizi yang baik akan menyebabkan ketidak seimbangan pada tubuh seorang anak. Ini berpengaruh karena dasar tumbuh anak sendiri bisa dilihat dari asupan gizinya. Asupan gizi yang baik akan menjadikan seorang anak sehat dan tidak rentan terhadap serangan virus bahkan penyakit yang menular.

ANAK USIA DINIAnak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani proses perkembangan

dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang 0 – 8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang megalami masa yang cepat dan rentang perkembangan hidup manusia (Berk, 1992:18 ). Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

Menurut Setiawan (2002), yang mengacu pada teori Piaget, anak usia dini dapat dikatakan sebagai usia yang belum dapat di tuntut untuk berpikir secara logis, yang ditandai dengan pemikiran sebagai berikut :

a. Berpikir secara konkrit, dimana anak belum dapat memahami atau memikirkan hal-hal yang bersifat abstrak

b. Realisme, yaitu kecenderungan yang kuat untuk menanggapi segala sesuatu sebagai hal yang riil atau nyata

c. Egosentris, yaitu melihat segala sesuatu hanya dari sudut pandangnya sendiri dan tidak mudah menerima penjelasan dari sisi lain

d. Kecenderungan untuk berpikir sederhana dan tidak mudah menerima sesuatu yyang majemuk

e. Animism, yaitu kecenderungan untuk berpikir bahwa semua objek yang ada lingkungannya memiliki kualitas kemanusiaan sebagaimana yang dimiliki anak

f. Sentrasi, yaitu kecenderungan untuk mengkonsentrasikan dirinya pada satu aspek dari suatu situasi

g. Anak usia dini dapat dikatakan memiliki imajinasi yang sangat kayaa dan imajinasi ini yang sering dikatakan sebagai awal munculnya bibit kreativitas anak.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “ Pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar”. Selanjutnya pada Bab I pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

Page 3: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, USPN, 2004:4).

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Contohnya, ketika menyelenggarakan lembaga pendidikan seperti kelompok Belajar (KB), Taman Kanak-kanak (TK) atau lembaga PAUD yang berbasis pada kebutuhan anak.

Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan anak. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir sampai dengan delapan tahun. Pendidikan pada tahap ini memfokuskan pada physical, intelligence/cognitive, emotional, dan social education.

Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Upaya PAUD bukan hanya dari sisi pendidikan saja, tetapi termasuk upaya pemberian gizi dan kesehatan anak sehingga dalam pelaksanaan PAUD dilakukan secara terpadu dan komprehensif.

Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Oleh karena anak merupakan pribadi yang unik dan melewati berbagai tahap perkembangan kepribadian, maka lingkungan yang diupayakan oleh pendidik dan orang tua yang dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman dengan berbagai suasana, hendaklah memperhatikan keunikan anak-anak dan disesuaikan dengan tahap perkembangan kepribadian anak.

Jadi anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang 0-8tahunyang belum dapat di tuntut untuk berpikir secara logis.

Lembaga pendidikan anak usia dini adalah suatu lembaga yang memberikan layanan pengasuhan, pendidikan dan pengembangan bagi anak lahir samapai enam tahun dan atau samapai dengan delapan tahun, baik yang diselengarakan oleh intansi pemerintah atau non pemerintah. (Sujiono, 2009:15).

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINIMenurut Whalley dan Wong (2000) Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan

besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual maupun emosional.

Peristiwa pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat terjadi dalam perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh.

Page 4: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

Pertumbuhan dan perkembangan secara intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca dan lain-lain. Sedangkan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial di lingkungan anak (Hidayat, 2005). Masa ini diperlukan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.

Kondisi kesehatan anak yang buruk akan menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Akibatnya kualitas SDM anak secara otomatis menurun. Kondisi yang mendukung proses dan perkembangan anak yang baik adalah kondisi lingkungan fisik yang sehat dan terhindar dari penyebaran kuman dan penyakit. Selain itu, asupan gizi yang baik pun tentu saja sangat mempengaruhi pertumbuhan anak, terutama otak yang sedang berkembang pesat pada masa ini (Anonim, 2012).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak adalah:

a. Faktor Dalam- Ras/etnik atau bangsa: Anak yang dilahirkan dari bangsa Amerika, maka ia tidak

memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya. - Keluarga: ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,

pendek, gemuk, atau kurus. - Umur : Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal, tahun pertama

kehidupan dan masa remaja.- Jenis kelamin : Fungsi reproduksi anak perempuan berkembang lebih cepat

daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

- Genetik : Bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya, ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

b. Faktor Luar yaitu: Faktor pranatal:

- Gizi ibu hamil : Terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.

- Makanan : posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital - Toksi/zat kimia : Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kelainan kongenital. - Psikologi ibu : kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan

mental pada ibu hamil.

c. Faktor Persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan otak.

d. Sosio Ekonomi : Kemiskinan selalu berkaitan dengan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan anak.

e. Lingkungan Pengasuhan : Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak (Anonim, 2012).

PENDIDIKAN KESEHATAN GIGITingginya derajat kerusakan gigi pada anak-anak terutama anak usia dini disebabkan

kurangnya kemampuan menjaga kebersihan gigi dan juga diakibatkan oleh faktor makanan. Kondisi tersebut tidak lepas dari peranan orang tua, yang seharusnya mengajarkan anak

Page 5: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

mereka menjaga kebersihan gigi. Dalam memberikan pendidikan kesehatan fisik pada anak seringkali orang tua dan guru hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Padahal gigi bermasalah dapat membuat anak kehilangan berbagai momentum perkembangannya.

Kesehatan gigi dan mulut anak dapat berpengaruh pada proses perkembangan dan pembelajaran anak. Bagaimana anak dapat menyerap informasi dan stimulus lingkungannya jika ia sakit gigi? Bagaimana si kecil dapat bermain dalam kelompok jika ia diolok-olok karena mulutnya mengeluarkan bau tak sedap? Proses pembelajaran itu dapat terhambat hanya karena masalah kesehatan gigi, karena masalah gigi bisa membuat anak kehilangan percaya diri, sekaligus kehilangan konsentrasi. Gigi yang apik, sehat dan terawat sangat penting untuk membangun rasa percaya diri anak sejak usia dini.

Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang timbul oleh karena adanya kebutuhan kesehatan sehingga menimbulkan aktivitas-aktivitas perseorangan atau masyarakat dengan tujuan untuk menghasilkan kesehatan yang baik.

Proses pendidikan adalah proses transformasi atau perubahan kemampuan potensial siswa menjadi kemampuan nyata untuk meningkatkan taraf hidup lahir dan batin. Proses pendidikan adalah terbentuk dan adanya perubahan perilaku karena proses interaksi antara individu dengan lingkungan dan terjadi melalui suatu proses. Perubahan yang diharapkan terjadi dalam proses pendidikan bukanlah sekedar penambahan atau pengurangan perilaku atau keterampilan, namun perubahan struktur pola perilaku dan pola kepribadian menuju pola yang makin sempurna. Perubahan kualitas tingkah laku secara implisit adalah kemampuan dan keterampilan siswa bertambah untuk mengerjakan beraneka ragam tugas dan pekerjaan.

Proses pendidikan bergantung pada partisipasi siswa, dan diharapkan terjadi komunikasi yang bersifat dua arah. Keuntungan dari komunikasi yang bersifat dua arah di dalam pendidikan yaitu dapat memberikan suatu informasi baru yang lebih bagi siswa. Hasil akhir yang diharapkan melalui proses pendidikan yaitu siswa mempunyai kemampuan dan keterampilan secara mandiri meningkatkan taraf hidup lahir bathin, dan meningkatkan perannya sebagai pribadi, anggota keluarga, dan makhluk Tuhan.

Pendidikan kesehatan gigi pada anak yaitu suatu usaha yang secara emosional akan menghilangkan rasa takut, menumbuhkan rasa ingin tahu, mau mengamati, dan akhirnya secara fisik akan melakukan aktivitas sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan pribadi.14 Maksud dan tujuan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak pada hakekatnya adalah memperkenalkan anak dengan dunia kesehatan gigi serta segala persoalan mengenai gigi, sehingga mampu memelihara kesehatan gigi, melatih anggota badan anak sehingga mereka dapat membersihkan gigi sesuai dengan kemampuannya, dan mendapatkan kerjasama yang baik dari anak bila memerlukan perawatan pada giginya.

Pendapat lain menyebutkan bahwa tujuan pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalahmeningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut, dapat berperan aktif dalam upaya menunjang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut, merubah pola tingkah laku seseorang untuk hidup sehat khususnya yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut, serta menunjang pembangunan kesehatan secara umum.

Pemeliharaan kesehatan mempunyai manfaat yang sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Usaha menanggulangi serta memperbaiki kesehatan gigi anak membutuhkan tenaga kesehatan dan peran serta orang tua.

Page 6: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

Peran Orang tua Peran ibu dan ayah dalam membesarkan anak adalah bagian terpenting dalam

mencapai tumbuh kembang anak yang optimal. Salah satunya dengan mengembangkan prilaku sehat sejak dini pada anak. Untuk membentuk pola hidup sehat pada anak, bukan hanya menjadi tugas orang tua semata,tapi juga sekolah. Apabila anak luput dari pola hidup sehat maka dapat menggagalkan pembentukan hari depan bagi tubuh yang sehat. Namun,dibandingkan sekolah, peran orang tua lebih besar dalam pembentukan pola hidup sehat ini,karena orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dirumah.

Kedekatan anak dengan orang tuanya pada beberapa menit pertama dan beberapa jam setelah lahir, secara meyakinkan mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan perilaku anak tersebut. Komunikasi antara anak dan orang tua terbentuk saat orang tua mengendong bayinya dengan lembut dan penuh cinta. Dalam gendongan orang tua, anak merasakan rasa aman seperti yang dirasakannya selama di dalam kandungan.Pada usia 2 tahun terjadi proses identifikasi yaitu proses mengadopsi sifat, sikap, pandangan orang lain dan dijadikan sifat, sikap dan pandangannya sendiri. Anak akan melakukan segala sesuatu dengan cara menirunya. Orang tua akan menjadi contoh dan panutan untuk ditiru. Tugas sebagai panutan ini akan lebih sulit jika orang tua mengawalinya dengan cara yang keliru sehingga perlu menghabiskan waktu untuk mengoreksi kesalahan tersebut di saat anak sudah terlanjur terikat dengan perilakunya. Oleh karena itu, pada masa ini perlu ketegasan orang tua untuk membiasakan anak dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Usia ini adalah saat paling baik untuk mulai mengajarkan anak menggunakan sikat gigi.

Orang tua sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ayah mempunyai peran yang besar dalam keluarga yaitu sebagai pencari nafkah bagi keluarga, bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga. Kebutuhan-kebutuhan tersebut bukan hanya kebutuhan materil, namun juga kebutuhan psikologi. Ibu juga mempunyai peran yang besar dalam merawat anak terutama karena ibu lebih banyak menghabiskan waktu bersama anaknya. Ayah, seperti yang dikatakan ahli World Health Organization, menyatakan bahwa perawatan anak adalah hal yang sama pentingnya dengan pekerjaannya. Seorang ayah harus aktif dan setara dalam memberikan kontribusi ke semua aspek rumah tangga dan perawatan anak. Sering kali, ayah menunda untuk merawat anaknya sampai anaknya tumbuh lebih besar. Jika seperti ini maka ayah kehilangan waktu berharga bersama anaknya dan istri menjadi ahli mengurus anak sementara ayahnya masih berencana menunda “fathering” (peran ayah). Ayah mungkin tidak akan merawat anak seperti yang dilakukan ibu, namun ayah tetap dapat ikut ambil bagian dalam merawat dan mengikuti tumbuh kembang anak. Peran ayah dalam merawat anak dapat apa saja, misalnya dengan menemani anak bermain, mengawasi anak melakukan sesuatu hal baru, menyediakan kebutuhan-kebutuhan anak, mengobati ketika anak terluka atau sakit, dan sebagainya. Dalam merawat anaknya orang tua harus memperhatikan pemeliharaan kesehatan anak. Dalam memelihara kesehatan anak, orang tua perlu pengetahuan tentang kesehatan anak sehingga dapat membantunya menghadapi berbagai kemungkinan gejala yang akan timbul pada anaknya.

Untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, orang tua perlu mengetahui berbagai hal tentang kesehatan gigi dan mulut. Dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut orang tua perlu mengajari anaknya cara menyikat gigi sedini mungkin, usia yang paling baik untuk mengajari anak menyikat gigi adalah usia 2 tahun. Setelah anak diajarkan untuk menyikat gigi sebaiknya orang tua mengawasi anak ketika menyikat giginya apakah sudah dibersihkan dengan baik dan benar. Untuk menyikat gigi, orang tua harus menyediakan sikat gigi yang sesuai ukurannya dengan anak dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Edukasi tentang

Page 7: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

pemeliharaan kesehatan gigi pun sebaiknya diberikan kepada anak, seberapa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, menyikat gigi dilakukan minimal dua kali sehari yaitu pagi hari sebelum sarapan dan sebelum tidur malam, dan memberitahukan kepada anak tentang makanan-makanan yang dapat merusak gigi dan apa tindakan atau upaya orang tua dalam menyiasati agar anak tidak terlalu sering mengonsumsi makanan-makanan tersebut, dan membiasakan anak untuk menyukai sayuran dan buah-buahan untuk mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak.

Orang tua perlu membawa anak ke dokter gigi untuk memeriksa gigi dan mulut anak sejak dini yaitu mulai usia 2 tahun, dan bukan membawa anak ke dokter gigi hanya karena ada keluhan. Anak sebaiknya dibawa ke dokter gigi secara rutin, 6 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan gigi dan merawatnya jika diperlukan. Orang tua juga harus dapat aktif memeriksa gigi dan mulut anak misalnya melihat adanya gigi yang berlubang, karang gigi, gigi yang goyang, dan pertumbuhan gigi yang tidak normal (gigi tumbuh berlapis, gigi berjejal, dan lainnya).

GIZI PADA ANAK USIA DINIPeriode sesudah masa bayi hingga berusia lima tahun disebut periode masa

prasekolah. Usia ini merupakan periode berat karena kondisi kesehatan anak masih belum stabil. Usia ini merupakan periode berat karena kondisi kesehatan anak masih belum stabil. Jika makanan yang diberikan tidak memenuhi standar gizi, anak mudah terserang infeksi, terutama diare atau cacingan. Jika terserang, anak akan menjadi kurus, kurang bersemangat, cengeng, cenderung lamban, dan bodoh. Karena itu, kebutuhan gizinya yang semakin besar sejalan dengan perkembangan fisiknya harus diperhatikan (Widjaja, 2002).

Otak anak mempunyai satu triliun sel otak dan bertriliun- triliun sambungan antar sel saraf otak. Bila tidak distimulasi sejak dini, sambungan ini akan musnah. Layaknya daun di musim gugur, potensi mereka pun akan berguguran. Usia balita disebut sebagai the golden age (usia keemasan) seorang manusia.

Penelitian mengenai otak manusia telah menunjukkan bahwa perkembangan intelektual otak berkembang pesat menjadi 50% potensi otak dewasa pada empat tahun pertama sejak anak dilahirkan. Usia empat hingga delapan tahun bertambah 30%, selanjutnya hingga delapan tahun bertambah 30%, selanjutnya hingga 18 tahun bertambah 20%. Hal ini menunjukkan bahwa stimulus otak yang dilakukan pada empat tahun pertama kehidupan seorang anak akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya di masa depan ( Mushoffa, 2009).

Anak usia dini termasuk dalam kelompok umum prasekolah. Pada usia ini pertumbuhan fisik khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2 kg, kelihatan kurus akan tetapi aktivitas motorik tinggi, di mana sistem tubuh sudah mencapai kematangan. Sedangkan pertumbuhan khususnya ukuran tinggi badan anak akan bertambah rata-rata 6,75-7,5 centi meter setiap tahunnya (Hidayat, 2005).

Pada masa ini, anak sering dikenal sebagai “masa keras kepala”. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak mengalami kurang gizi. Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makanan pada anak (Uripi, 2004).

Perawatan kesehatan dan gizi anak usia dini memang harus menjadi perhatian yang sangat penting dalam memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak didik,baik disekolah maupun dilingkungan rumah.oleh karena itu,peran orang tua juga sangat

Page 8: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

menentukan keberhasilan dalam pengasuhan maupun perawatan kesehatan dan gizi anak agar anak mempunyai kualitas yang baik untuk masa depannya.

Menurut pedapat Martorell 1995 kekurangan gizi pada usia dini berdampak pada terganggunya tumbuh kembang anak,rendahnya kemampuan kognitif yang terlihat dari IQ,rendahnya kematangan soial pada saat usia sekolah yang ditunjukkan dengan rendahnya perhatian.kemampuan belajar dan pencapaian prestasi disekolah. Disisi lain imunitas anak juga rendah sehingga rentan terhadap penyakit infeksi.

Beberapa pasal pada Undang-undang No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang mengamanatkan masalah gizi dan kesehatan sebagai hak anak. Gizi dan kesehatan sebagai prasyarat penting dalam keberhasilan pendidikan anak usia dini,karena :

1) Zat gizi merupakan bahan pembentuk otak dan organ lain yang berhubungan dengan perkembangan anak

2) Zat gizi diperlukan sebagai neurotransmitter3) Zat gizi berpran dalam pembentukan imunitas anak4) Kesehatan merupakan garansi bagi kelangsungan proses pendidikan anak usia dini

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab “giza” yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Lebih luas, gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga (Irianto, 2008,p.2).

Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh individu secara rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda tergantung beberapa faktor yang mempengaruhinya. Penilaian standar kecukupan gizi bepedoman pada Angka Kebutuhan Gizi (AKG) (Yuniastuti, 2008,p.103).

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Keadaan gizi seseorang dapat dikatakan baik bila terdapat keseimbangan antara perkembangan fisik dan perkembangan mental anak tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut terdapat kaitan yang erat antara tingkat keadaan gizi dengan konsumsi makanan, tingkat keadaan gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan gizinya terpenuhi. Keadaan gizi seseorang banyak ditentukan oleh konsumsi pada masa lalu. Ini berarti bahwa konsumsi gizi masa kanak-kanak memberi andil terhadap status gizi masa dewasa (Anonim, 2012).

Menurut Behrman (1996), Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia dan lain-lain. Selain itu kebutuhan nutrisi dapat membantu dalam aktifitas sehari-hari karena nutrisi merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sebagai sumber tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah mengandung zat gizi yang seimbang (Hidayat, 2005).

Prioritas nutrisi adalah energi dan protein, namun tidak mengabaikan kebutuhan zat gizi lainnya masukan energi dan protein yang kurang pada masa ini akan berdampak pada perkembangan otak dan susunan syaraf menjadi terhambat (Mitayani, 2010).

Page 9: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

Tabel Kebutuhan Konsumsi Energi dan Protein Anak Balita Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata per hari.

No Golongan Umur (Tahun)

Berat Badan (Kg)

Tinggi Badan (Cm)

Energi (Kkal)

Proteni (Gr)

1. 1 – 3 12 90 1000 252. 2 - 4 17 110 1550 39

Sumber: Widya Karya Nasinal Pangan dan Gizi VIII, 2004

EnergiEnergi yang diperlukan tubuh dapat bersumber dari zat gizi karbohidrat, lemak, dan

protein. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4 kalori,1 gram protein menghasilkan 4 kalori, dan 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Menurut Beck (2000), energi diperlukan untuk berbagai proses metabolisme di dalam tubuh, yaitu untuk proses pertumbuhan dan mempertahankan suhu tubuh agar tetap stabil, dan gerakan otot untuk aktivitas (Uripi, 2004). Energi atau kalori sangat berpengaruh terhadap laju pembelahan sel pembentukan struktur organ-organ tubuh. Apabila energi berkurang maka proses dan pembelahan sel akan terganggu dapat mengakibatkan organ-organ tubuh dan otak anak mempunyai sel-sel yang lebih sedikit dari pada pertumbuhan normal (Asydhad, 2006).

Protein Protein merupakan zat makanan bagian terbesar tubuh sesudah air, seperlima bagian

tubuh adalah protein. Protein bertindak sebagai prekusor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan, membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh (Mitayani, 2010). Protein berfungsi sebagai zat pembangun bagi jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada. Kebutuhan protein menurut FAO/WHO adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang diperlukan pada masa pertumbuhan atau masa balita. Sumber protein hewani yang baik, terutama dilihat dari segi jumlah maupun mutu adalah daging sapi, daging ayam, ikan, udang, hidangan laut, susu, telur dan semua jenis olahannya. Sumber protein nabati, contohnya jamur dan kacang kedelai dan semua olahannya, seperti tempe, tahu, oncom kecap (Sutomo, 2008).

Berdasarkan penjelasan dari uraian latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, Antara lain :

1. Bagaimana efektivitas gerakan gigi sehat & gizi hebat di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo ?

2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan gerakan gigi sehat & gizi hebat di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo ?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penalitian ini bertujuan untuk :1. Mendeskripsikan efektivitas gerakan gigi sehat & gizi hebat di PKBM Baitul Muslimin

Kecamatan driyorejo.2. Mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan gerakan gigi sehat & gizi

hebat di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui efektivitas yang menurut Effendy, (1989:14) bahwa efektivitas adalah tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Page 10: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

Teori efektifitas ini, di tujukan pada pelaksanaan Gerakan gigi sehat & gizi hebat yang artinya adalah suatu program kegiatan yang diberikan pada peserta didik tingkat PAUD maupun RA serta para orang tuanya, yang diselengarakan oleh lembaga PAUD agar peserta didik mampu membiasakan diri untuk menggosok gigi minimal dua kali sehari serta para orang tua mengetahui pentingnya makanan bergizi untuk anak - anak serta mampu merawat dan menjaga kandungan gizi makanan untuk anak – anaknya. Materi dalam Gerakan gigi sehat & gizi hebat bisa berupa pentingnya merawat kesehatan gigi, cara menggosok gigi yang benar, pentingnya kesehatan gizi bagi anak usia dini, makanan – makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.

METODEPenelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif. Bogdan dan Taylor (1975:5)

mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

Subyek penelitian ini diperoleh dari para informan yang dapat dipercaya dan mengetahui tentang kajian dalam penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah : Pendidik PAUD dan RA yang berjumlah 6 orang dipilih semuanya sebagai informan, karena mereka juga sebagai pengawas jalannya gerakan gigi sehat & gizi hebat. Peserta didik tingkat PAUD dan RA yang berjumlah 60 anak dipilih 15 anak sebagai informan. Pemilihan 15 anak ini sebagai sample menggunakan teknik purposive sampling karena peneliti menganggap anak tersebut sebagai informan yang terpercaya serta sesuai dengan yang diinginkan peneliti, yaitu anak tersebut rutin datang ke dokter gigi untuk memeriksakan kesehatan gigi mereka.

Para orang tua/wali murid yang berjumlah 23 orang dipilih 3 orang sebagai informan. Pemilihan 3 orang sebagai perwakilan dari orang tua/wali murid ini sebagai sample menggunakan teknik purposive sampling karena peneliti menganggap para orang tua/wali murid tersebut sebagai informan yang terpercaya serta sesuai dengan yang diinginkan peneliti, yaitu orang tua tersebut mengerti makanan yang baik untuk dikonsumsi anaknya serta rajin memeriksakan kesehatan anaknya. Serta informan dari PKBM sebagai sample ini mengunakan teknik purposive sampling yaitu peneliti menggangap pamong belajar tersebut sebagai informan yang dapat memperlancar penelitian karena mereka sering membantu apabila ada kegiatan di PKBM Baitul Muslimin.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan seluruh data dari responden terkumpul. Dalam hal ini, peneliti menggunakan triangulasi (Moleong, 2005: 330).

Triangulasi sumber adalah triangulasi dengan berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dalam penelitian. Hal ini dapat dicapai dengan membandingkan data hasil observasi dengan data wawancara. Data dari beberapa sumber kemudian dideskripsikan, dikategorikan, mana yang sama, dan yang berbeda. Data yang telah dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan selanjutnya dimintakan (member chcek) dengan beberapa sumber tersebut.

Triangulasi teknik adalah triangulasi dengan mengumpulan data untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada informan yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh peneliti dari wawancara, lalu dicek dengan observasi, dan dokumentasi.

Triangulasi Penyidik adalah triangulasi dengan jalan memanfaatkan penelitian atau pengamatan lainnya untuk pengecekan data supaya mengruangi kemelencengan dalam pengumpulan data.

Page 11: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

Dalam hal ini peneliti tidak hanya mengunakan trianggulasi data saja, tetapi juga mengunakan : Member checks, Nasution (dalam Riyanto 2006:20) berpendapat bahwa Member checks adalah mengecek kembali data yang telah diperoleh. Mengecek kesesuaian informasi atau data ini dengan cara mengulang kembali pertanyaan atau mengungkapkan jawaban yang didapat oleh peneliti dari informan. Teknik ini juga sangat penting dilakukan dengan upaya untuk menguji atau memeriksa keabsahan data yang telah diperoleh. Pada informan yang terlibat dimanfaatkan untuk memberikan reaksi dan pandangan mereka terhadap data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.

Serta diskusi teman sejawat yaitu memperlihatkan hasil wawancara yang sudah di lakukan oleh peneliti untuk ditunjukkan kepada teman sejawat dengan maksud dapat memberikan masukan terhadap data yang dikumpulkan saat berada dilapangan. Teman sejawat dalam penelitian ini adalah teman mahasiswa yang sama-sama melakukan penelitian di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo.

HASIL PEMBAHASANBerdasarkan hasil penyajian data yang digunakan untuk mengetahui efektivitas

melalui komponen pembelajaran yang saling bersinergis, yaitu mengenai raw input (pendekatan kepada peserta didik PAUD dan RA serta Orang Tua / Wali Murid), environmental input (materi, media, metode dan sarana pembelajaran), serta instrumental input (setting dan sarana pembelajaran). Berikut ini hasil analisa data dari hasil penyajian data yang di sesuaikan dengan teori secara berurutan untuk mengetahui :

1. Efektivitas gerakan gigi sehat & gizi hebat, yaitu sebagai berikut :a. Raw Input

Dalam kegiatan gigi sehat pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perilaku, sedangkan dalam kegiatan gizi hebat menggunakan pendekatan andragogi. Sehingga kegiatan gerakan gigi sehat & gizi hebat yang dilaksanakan di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo menggunakan pendekatan perilaku dan pendekatan andragogi. Penggunaan pendekatan perilaku dan pendekatan andragogi dalam gerakan gigi sehat & gizi hebat sudah tepat.

Pendekatan perilaku menganggap bahwa konsep – konsep tidaklah berasal dari dalam diri anak dan tidak berkembang secara spontan. Konsep – konsep tersebut harus ditanamkan pada anak dan diserap oleh anak. Kelas yang menganut pada konsep perilaku ini menggunakan pengajaran yang berpusat pada pendidik, berdasarkan pengajaran yang bersifat eksplisit yang “mengisi” anak – anak sepanjang waktu, ibarat kita seperti mengisi ember.

Pendidik memberikan informasi khusus dengan cara menggurui. Informasi ini biasanya dianalisa dengan cermat. Pendidik dianggap sebagai “pemilik” semua informasi, tugas pendidik adalah menyampaika pengetahuan kepada anak – anak. Anak diharapkan menguasai suatu konsep melalui pengulangan informasi dan praktek.

Kedua, mendorong peserta didik untuk mengemukakan pengalaman sehari-harinya. Hal ini bisa dilihat dari upaya pendidik PAUD yang selalu menunjuk salah satu peseta didik tingkat PAUD maupun RA untuk berbicara terlebih dahulu tentang pengalamannya. Dengan mengungkapkan pengalaman, maka permasalahan yang dihadapi bisa diketahui pemateri, sekaligus pemateri dapat memberikan penjelasan yang benar apabila ada permasalahan atau hal yang dianggap kurang tepat.

Ketiga, mendorong peserta didik untuk aktif saat proses kegiatan berlangsung. Karena kebanyakan dari peserta didik malu untuk berbicara, maka

Page 12: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

setiap selesai menyampaikan materi penyuluhan, narasumber menunjuk salah satu peserta didik untuk menanggapi materi tersebut atau menjawab pertanyaan yang diajukan narasumber, serta memberikan apresiasi kepada peserta didik yang mau bercerita dan menjawab pertanyaan narasumber meskipun secara singkat dengan ucapan terima kasih.

Kempat, untuk memberikan keberanian kepada peserta didik agar mereka berani untuk bercerita atau menjawab pertanyaan, setelah penyampaian materi peserta didik ditunjuk secara bergantian untuk berdiri di depan bercerita pengalaman sehari-hari secara bergantian.

Kemudian ciri yang kelima, berpusat pada kebutuhan peserta didik, hal ini sudah diberikan dan dipenuhi oleh pemateri yaitu peserta didik mendapatkan penyuluhan tentang cara menggosok gigi yang benar dan mendapatkan sikat gigi secara gratis.

Sesuai dengan apa yang diartikan Sudjana dalam Bukunya Pendidikan Non Formal Wawasan Sejarah Perkembangan Filsafat Teori Pendukung Azas (2005), disebutkan bahwa, andragogi berasal dari bahasa Yunani ”andra dan agogos”. Andra berarti orang dewasa dan Agogos berarti memimpin atau membimbing, sehingga andragogi dapat diartikan ilmu tentang cara membimbing orang dewasa dalam proses belajar. Atau sering diartikan sebagai seni dan ilmu yang membantu orang dewasa untuk belajar (the art and science of helping adult learn).

Pendekatan andragogi yang digunakan dalam pembelajaran oleh pemateri sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga yang di terbitkan oleh DIRJEN PAUDNI tahun 2012. Untuk ciri-ciri pendekatan andragogik sebagai berikut : pertama, materi diberikan bukan hanya sebagai transformasi dari pemateri ke orang tua saja, tetapi lebih ke berbagi pengalaman apa yang dialami pemateri dulu, serta mengambil contoh tentang kebiasaan orang tua atau masyarakat sekitar saat mengasuh dan mendidik anaknya dalam kehidupan sehar-hari.

Kedua, mendorong orang tua / wali murid untuk mengemukakan pengalaman sehari-harinya. Hal ini bisa dilihat dari upaya pemateri yang selalu menunjuk salah satu orang tua untuk berbicara terlebih dahulu tentang pengalamannya.

Ketiga, mendorong orang tua / wali murid untuk aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Karena kebanyakan dari orang tua malu untuk maju ke depan, maka setiap akan mempraktekkan materi pemateri menunjuk salah satu orang tua untuk membantu pemateri saat mempraktekkan materi.

Kempat, untuk memberikan keberanian kepada orang tua agar mereka berani untuk maju kedepan, sebelum mempraktekkan materi orang tua ditunjuk secara bergantian untuk bekerjasama dengan pemateri berdiri di depan untuk membantu pemateri dalam mempraktekkan materinya.

Pengunaan pendekatan perilaku dan pendekatan andragogi yang digunakan dalam Gerakan gigi sehat & gizi hebat bisa dibilang efektif meskipun pada beberapa poin pemateri harus bersusah payah dulu agar peserta didik mau maju kedepan menceritakan pengalamannya secara bergantian di depan kelas serta para orang tua / wali murid mau membantu membantu pemateri mempraktekkan materi yang disampaikan di depan kelas secara bergiliran

Page 13: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

b. Environmental Input (Materi, Media, Metode Dan Sarana Pembelajaran)Materi pembelajaran yang diberikan untuk gerakan gigi sehat meliputi :

pengetahuan tentang pentingnya kesehatan gigi, cara menggosok gigi yang benar, serta cara merawat kesehatan gigi. Pengembangan materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik PAUD dan RA.

Sedangkan materi pembelajaran yang diberikan untuk gerakan gizi sehat berdasarkan Petunjuk Teknis Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga yang di terbitkan oleh DIRJEN PAUDNI tahun 2012. Bahwa salah satu tujuan dari program pelaksanaan Parenting Education adalah meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan orangtua dalam melaksanakan proses optimalisasi seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.

Pengembangan materi untuk kegiatan gizi hebat meliputi : pentingnya perawatan kesehatan dan gizi anak sejak dini, jenis – jenis makanan yang bergizi, serta beberapa makanan yang dapat dijadikan pilihan untuk camilan sehat anak. Pengembangan materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yakni para orang tua / wali murid PAUD maupun RA di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo.

Efektifitas pelaksanaan gerakan gigi sehat dan gizi hebat di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan driyorejo ini dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan rutin menggosok gigi yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali untuk peserta didik PAUD maupun RA, serta beberapa orang tua / wali murid yang telah membawakan bekal untuk anak – anak yang dimasak sendiri dirumah.

Beberapa materi yang disampaikan untuk kegiatan gizi hebat diantaranya :a) Perkembangan anak

Memberitahukan perkembangan anak kepada orang tua saat di lembaga agar orang tua turut memperhatikan perkembangan bagi anaknya juga saat dirumah. Pemberitahuan tentang perkembangan anak dari pemateri sudah sesuai dengan pendapat ahli Hurlock (1956) yang mengemukakan bahwa tumbuh kembang anak, meliputi : sistem syaraf, otot-otot, struktur fisik tubuh dan kelenjar endokrim yang menyebabkan munculnya polah tingkah laku baru. Pendapat mengenai tumbuh kembang anak sudah diberitahukan langsung kepada orang tua melalui contoh secara kongkrik aktivitas anak selama di lembaga serta pentingnya merawat kesehatan anak sejak usia dini.

Keberhasilan penyampaian materi tersebut dapat diketahui dari penuturan orang tua, yaitu ibu Susi saat dirumah mengajarkan anaknya untuk menggosok gigi tiga kali dalam sehari. Lain dengan yang dilakukan ibu Sri, yaitu membawakan bekal untuk anaknya Rizka setiap hari agar anaknya tidak perlu lagi membeli jajanan disekolah.

b) Mengatur menu makanan bergiziOrang tua sudah bisa menerapkan menu makanan bergizi yaitu empat

sehat lima sempurna. Meskipun banyak anak yang tidak suka makan sayuran, kini anak sudah mulai menyukai yang namanya sayuran. Karena setiap hari selasa dan kamis orangtua diharuskan mengisi bekal makanan anak yang ada sayurannya sebagai pembiasaan.

Menurut Prof. Poorwo Sudarmo yang merupakan seorang pakar gizi yang biasa dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia memberikan pemahaman tentang pentingnya makanan bergizi dengan dicetuskannya slogan yang

Page 14: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

cukup mudah diingat yaitu 4 Sehat 5 Sempurna yang terdiri dari karbohidrat (didapat dari makanan pokok), protein (dari tahu, tempe, daging-dagingan dan telur), mineral (dari sayur-sayuran), dan vitamin (dari buah-buahan). Keempat unsur sehat tersebut akan menjadi sempurna manakala ditambah dengan satu jenis minuman multimanfaat yaitu susu. Sehingga pemberian materi empa sehat lima sempurna sudah tepat.

Penyajian menu makanan bergizi oleh orang tua pada anak dapat diketahui saat ada kegiatan makan bersama setiap 2 minggu sekali yang diselenggarakan di PKBM. Bekal makan anak tidak hanya berisi sayuran saja, tetapi ada nasi atau mie, lauk pauk seperti: ayam, daging, telor, tempe, tahu dan ada juga yang mambawa jambu atau mangga dari rumah. Untuk minumanya terkadang membawa air putih atau susu.

Metode Pembelajaran, Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Petunjuk Teknis Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga yang di terbitkan oleh DIRJEN PAUDNI tahun 2012 menyebutkan ada enam metode yang dapat digunakan dalam kegiatan Parenting Education, antara lain :

1) Ceramah,2) Diskusi kelompok,3) Bermain peran/simulasi,4) Kunjungan lapangan, dan5) Praktek.

Dari ke lima metode yang dapat digunakan dalam kegiatan ini, hanya dua saja yang di terapkan yaitu metode ceramah kunjungan lapangan dan praktek, dalam kegiatan gigi sehat dan gizi hebat serta ada satu penambahan metode lagi yaitu metode tanya jawab sebagai pendukung dari metode ceramah. Meskipun hanya mengunakan tiga metode (ceramah kunjungan lapangan dan praktek) di tambah dengan metode tanya jawab, ini sudah bisa menjelaskan tentang materi pentingnya menjaga kesehatan anak sejak usia dini secara jelas.

Media Pembelajaran, Menurut Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2007:4) Media yang digunakan dalam pembelajaran dinamakan media pembelajaran. Berdasarkan Petunjuk Teknis Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga yang di terbitkan oleh DIRJEN PAUDNI tahun 2012 menyebutkan ada tujuh media pembelajaran yang dapat digunakan antara lain :

1) Lembar info (leaflet, brosur, poster).2) Flipchart (lembar balik).3) Audio-visual (VCD, radio, televisi, proyektor, film). 4) Klipping (kumpulan berita dari berbagai media cetak).5) Booklet.6) Komik dan buku-buku bacaan pendamping lain. dan7) Media lain yang mendukung.

Dari ke tujuh media yang di anjurkan untuk digunakan dalam kegiatan gigi sehat dan gizi hebat, hanya dua media saja yang digunakan untuk membantu dalam proses pembelajaran yakni : audio-visual (televisi dan VCD) serta modul sebagai bacaan pendamping.

Page 15: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

Meskipun tidak semua media yang di anjurkan oleh Petunjuk Teknis Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga, tetapi pembelajaran tetap berjalan dengan baik karena kedua media yang digunakan tadi berfungsi dengan baik untuk membantu memperlancar pembelajaran.

c. Instrumental Input (setting dan sarana pembelajaran).Instrumental input berupa setting pembelajaran yang mana dalam kegiatan

awal semua peserta didik menghadap ke depan berfokus pada pemateri. Seiring berjalannya waktu setting pembelajaran ini dirasa kurang efektif karena peserta didik yang belakang asyik ngobrol sendiri. Oleh karena itu setting pembelajarannya diganti dengan setting tempat berbentuk huruf U, sehingga peserta didik bisa lebih fokus untuk menerima materi dan tidak ada yang ngobrol sendiri.

Selain setting pembelajaran juga ada suasana pembelajaran. Dalam kegiatan praktek mennggosok gigi suasana pembelajarannya menyenangkan karena pemateri memberikan sikat gigi dan pasta gigi secara gratis untuk peserta didik PAUD maupun RA, materi yang disampaikan juga di bumbuih canda tawa. Sehingga raw input bisa dikatakan efektif karena peserta didik merasa senang saat mendapatkan sikat gigi gratis dan pemateripun juga terbantu dalam praktek materi yang diberikan.

Setting pembelajaran untuk kegiatan gizi hebat juga berjalan dengan lancar karena pemateri memberikan hasil masakan yang untuk semua orang tua / wali murid disana. Sehingga raw input bias dikatakan efektif karena para orang tua / wali murid dapat merasakan sendiri makanan yang dimasak disana dan dapat membawa pulang masakannya sendiri.

2. Faktor pendukung dan penghambat gerakan gigi sehat dan gizi hebatBerikut ini faktor-faktor pendukung dari kegiatan parenting education adalah

sebagai berikut :1) Materi disampaikan dan dikemas secara baik oleh pemateri, serta suasana

pembelajaran yang kondusif dapat dibangun dengan baik saat proses pembelajaran.

2) Penyampain materi disampaikan dengan santai dan memberikan materi praktek untuk orang tua / wali murid, sehingga kegiatan gizi hebat mudah dipahami.

3) Media yang digunakan adalah audio-visual (televisi dan VCD) untuk kegiatan gigi sehat serta adanya modul sebagai bacaan pendamping untuk para orang tua / wali murid.

4) Pendidik PAUD maupun RA di PKBM Baitul Muslimin juga senantiasa membantu pengawasan kegiatan yang diselenggarakan.

Berikut ini faktor-faktor penghambat dari kegiatan parenting education adalah sebagai berikut:

1) Dalam pemberian materi kepada peserta didik PAUD maupun RA serta pada orang tua / wali murid, peserta didik maupun orang tua / wali lebih banyak bersikap pasif. Mereka bersedia bercerita pengalaman sehari-hari ataupun maju ke depan kelas apabila sudah ditunjuk oleh pemateri terlebih dahulu.

2) Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan & kesehatan gigi. Serta masih kurangnya pemahaman masyarakat mengenai gizi yang baik untuk anak – anaknya.

Page 16: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

3) Tidak semua peserta didik mau untuk di ajak belajar menggosok gigi yang benar, ada beberapa peserta didik yang lebih senang untuk bermain – main.

4) Pada awalnya respon masyarakat kurang terbuka, namun seiring berjalannya waktu meraka justru antusias setelah menetahui program pelatihan memasak yang diadakan.

PENUTUP (SIMPULAN)Setelah melakukan penelitian, diketahui bahwa komponen-komponen pembelajaran

seperti : pendekatan perilaku dan pendekatan andragogig yang digunakan dalam pembelajaran pada peserta didik PAUD dan RA serta pada orang tua / wali murid, materi, metode, media, suasana dan setting pembelajaran sudah saling bersinergis dengan baik sehingga output yang di inginkan oleh lembaga yaitu anak – anak PAUD maupun RA membiasakan untuk menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari serta para orang tua / wali murid mampu memahami pentingnya menjaga kesehatan gizi anak sejak usia dini. Serta dapat mempraktekkan materi yang disampaikan pemateri dalam kehidupan sehari – hari.

Efektivitas Gerakan Gigi Sehat Dan Gizi Hebat Di PKKBM Baitul Muslimin Kecamatan Driyorejo dapat diketahui, yakni:

a) Perkembangan anakOrang tua mengetahui tentang perkembangan anaknya, sehingga orang tua mengerti apa yang harus di ajarkan pada anak saat di rumah terutama masalah kesehatan.

b) Mengatur menu makanan bergiziOrang tua / wali murid yang membawakan bekal makanan yang dimasak sendiri dirumah untuk anaknya. Serta adanya kegiatan makan bersama yang diadakan setiap 2 minggu sekali di PKBM Baitul Muslimin.

Untuk faktor pendukung dan penghambat kegiatan gigi sehat dan gizi hebat adalah sebagai berikut:

1) Materi disampaikan dan dikemas secara baik oleh pemateri.2) Penyampain materi disampaikan dengan santai.3) Media yang digunakan adalah audio-visual (televisi dan VCD) serta modul sebagai

bacaan pendamping.4) Pendidik PAUD maupun RA di PKBM Baitul Muslimin juga senantiasa membantu

pengawasan kegiatan yang diselenggarakan.

Berikut ini faktor-faktor penghambat dari kegiatan parenting education adalah sebagai berikut:

1) Dalam pemberian materi kepada peserta didik PAUD maupun RA serta pada orang tua / wali murid, peserta didik maupun orang tua / wali lebih banyak bersikap pasif.

2) Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan & kesehatan gigi. 3) Tidak semua peserta didik mau untuk di ajak belajar menggosok gigi yang benar.4) Pada awalnya respon masyarakat kurang terbuka.

Page 17: Artikel Efektivitas Gerakan Gigi Sehat

Referensi

M. Taqiyuddin. (2005). Pendidikan Untuk semua (Dasar dan Falsafah Pendidikan Luar Sekolah). Cirebon: STAIN Cirebon Press.

Purwanto. Ngalim. (2006). Ilmu pendidikan teoretis dan praktis. Bandung: Rosda

Gunawan, Ari. (1995). Kebijakan-kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Rhineka Cipta

Tilaar. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosda

Latif, Abdul. (2007). Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: Reflika Aditama

Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Sekolah Pasca Sarjana UPI

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekataan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa, dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta:PT.Bumi Aksara

UU No.9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan, sehat

http://al-bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori efektivitas.html(diunduh : Sabtu, 13 desember 2014 pukul 19.00)

http://imyminemejery-imymineme.blogspot.com/2013/01/program-parenting pada -kelompok-bermain_4126.html(diunduh : Sabtu, 13 desember 2014 pukul 19.10)

http://pgtkplus.000space.com.(diunduh : Sabtu, 13 desember 2014 pukul 19.20)

http://belajarpsikologi.com/pentingnya-pendidikan-anak-usia-dini/(diakses : Selasa, 16 desember pukul 18.00)

http://inyong-shubhi.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-tentang-pentingnya.html(diakses : Selasa, 16 desember 2014 pukul 18.20)

http://tkislambaitussalam.wordpress.com/2011/03/03/pendektan-pembelajaran-bcct-kbm-sistem-sentra/(diakses : Selasa, 16 desember 2014 pukul 20.00)

http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2013/05/pengertian-konsep-dan-teori-bcct.html(diakses : Selasa, 16 desember 2014 pukul 20.30)