Artikel batuginjal
-
Upload
vickyselta -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of Artikel batuginjal
-
UJI KELARUTAN BATU GINJAL KALSIUM DENGAN AIR BUAH
JERUK PERAS (Citrus sinensis (L) Osbeck) SECARA IN VITRO
Artikel
Dyah Bita Wahyu Rini
1040812054
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI
SEMARANG
2012
-
1
UJI KELARUTAN BATU GINJAL KALSIUM DENGAN AIR BUAH
JERUK PERAS (Citrus sinensis (L) Osbeck) SECARA IN VITRO
THE SOLUBILITY TEST CALCIUM KIDNEY STONE WITH WATER
ORANGE FRUIT (CITRUS SINENSIS (L) Osbeck) BY IN VITRO
Dyah Bita Wahyu Rini1)
, Antonius Tri Widodo2)
, Sukirno3)
1,3)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang 2)
Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Batu ginjal merupakan penumpukan garam mineral yang terjadi di
sepanjang saluran kemih. Penumpukan garam mineral ini dapat menyebabkan
sakit yang menjalar pada punggung bagian atas ke perut bagian bawah dan paha.
Buah jeruk adalah salah satu buah yang banyak dikenal oleh masyarakat. Rasa
asam pada jeruk disebabkan oleh kandungan asam sitrat. Di dalam urin asam sitrat
akan bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat yang lebih mudah larut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelarutan batu ginjal kalsium
dengan air buah jeruk peras, dan untuk mengetahui adanya perbedaan pengaruh
konsentrasi dalam air buah jeruk peras untuk melarutkan batu ginjal kalsium.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimen laboratorium,
dengan mengukur kadar asam sitrat dalam air buah jeruk peras menggunakan
HPLC, mengukur kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam air buah jeruk
peras menggunakan SAA, dan identifikasi jenis batu ginjal yang digunakan
menggunakan spektrometer FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air buah
jeruk peras dapat melarutkan batu ginjal kalsium pada konsentrasi 60%, 80%,
100% sebanyak 0,9244 mg, 2,0713 mg, 2,5651 mg. Kontrol positif menggunakan
asam sitrat pada konsentrasi 60%, 80%, 100% dapat melarutkan batu ginjal
kalsium sebanyak 1,3716 mg, 2,4991 mg, 3,0491 mg. Dari uji pasca anava
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara konsentrasi
100%, 80% dan 60% air buah jeruk peras dengan 100%, 80%, dan 60% kontrol
positif, dalam melarutkan batu ginjal kalsium secara in vitro.
Kata kunci : Jeruk peras, batu ginjal kalsium, HPLC, SAA, FTIR
ABSTRACT
Kidney stones are accumulation of mineral salts that occur in the urine
along the urinary tract. The accumulation of mineral salts can cause pain that
radiates to the upper back to lower abdomen and thighs. Citrus fruit is one of fruit
which much known by society. Acid taste on orange caused by citrate acid
-
2
content. Citric acid in the urine reacts with calcium to form calcium citrate a
more soluble. The purpose of this research was to determine the solubility of
calcium kidney stones with orange fruit, and to found presence difference of
concentration influence within orange water to dissolved calcium kidney stone.
Data collection technique carried out by laboratorium experiment method,
measured citrate acid concentration within orange water used HPLC, measured
kidney stone calcium concentration which dissolved within orange water used
SAA, and identification of kidney stone type which used by using spectrometer
FTIR. Research result showed that orange water could dissolved calcium kidney
stones within concentration of 60%, 80%, 100% about 0,9244 mg, 2,0713 mg,
2,5651 mg. Positive control used citrate acid within concentration of 60%,
80%,100% could dissolved calcium kidney stone about 1,3716 mg, 2,4991 mg,
3,0491 mg. From pasca anova test showed that there were no significant
difference among concentrations 100%, 80% and 60% of orange water by 100%,
80% and 60% positive control, to dissolved calcium kidney stone by in vitro.
Key words: Orange fruit, calcium kidney stones, HPLC, SAA, FTIR
PENDAHULUAN
Batu ginjal secara medis disebut renal calculi, merupakan penumpukan garam
mineral yang terdapat di sepanjang saluran kemih. Penumpukan garam mineral ini
terjadi jika di dalam urin terdapat asam urat, fosfat, dan kalsium oksalat dalam
bentuk jenuh. Pada keadaan normal, zatzat tersebut dapat larut dalam cairan urin
dan dengan mudah terbilas saat buang air kecil. Tetapi ketika mekanisme alami
seperti pengaturan keseimbangan asam basa (pH) terganggu atau imunitas tertekan,
zatzat tersebut mengkristal dan kristal ini bisa menumpuk, akhirnya akan
membentuk zat yang cukup besar untuk menyumbat aliran urin (Pearle, dkk., 2003 :
55).
Keluhan yang paling sering dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang.
Nyeri ini mungkin bisa berupa nyeri kolik atau non kolik. (Purnomo, 2008 : 62).
Pemilihan pengobatan terhadap batu ginjal umumnya didasarkan pada cara
pengobatan yang mudah, murah, dan mempunyai efek samping yang kecil.
Pengobatan terhadap penyakit batu ginjal yang sudah dikenal di masyarakat
Indonesia dapat ditangani dengan cara operasi untuk mengeluarkan batu,
penghancuran batu dengan sinar radiasi, dan pemakaian obat-obatan baik obat
tradisional maupun obat modern, sehingga masyarakat cenderung untuk kembali
-
3
kepada alam (back to nature). Obat tradisional merupakan cara pengobatan yang
banyak dipilih oleh masyarakat, selain mudah pelaksanaannya, bahanbahan yang
didapat dari alam cenderung murah, dengan efek samping kecil, bahan tanaman juga
mudah didapat di lingkungan sekitar kita.
Buah jeruk adalah salah satu buah yang banyak dikenal oleh masyarakat. Buah
yang berasa manis, agak asam dan sangat menyegarkan ini, kaya dengan vitamin
dan mineral, buah ini juga mengandung serat makanan esensial yang baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan tubuh normal. Buah jeruk dapat dikonsumsi dalam
berbagai bentuk, baik dikonsumsi dalam keadaan segar maupun dibuat sari buah
atau jus.
Rasa asam yang tinggi pada jeruk di sebabkan oleh kandungan asam sitrat.
Kandungan asam sitrat ini diduga dapat mencegah agregrasi kristal dalam kompleks
kalsium karena asam sitrat dapat berikatan dengan kalsium membentuk kalsium
sitrat yang lebih mudah larut dan mungkin dapat mengurangi resiko agregrasi kristal
dalam saluran kemih (Aru, dkk., 2006 : 563)
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah air buah jeruk peras (Citrus
sinensis L. Osbeck) dapat melarutkan batu ginjal kalsium secara invitro dan adakah
perbedaan kelarutan batu ginjal kalsium, jika terdapat perbedaan konsentrasi air
buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck)
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya pengaruh air buah jeruk peras
(Citrus sinensis L. Osbeck) terhadap kelarutan batu ginjal kalsium secara in vitro
dan mengetahui adanya perbedaan pengaruh konsentrasi dalam air buah jeruk peras
(Citrus sinensis L. Osbeck) untuk melarutkan batu ginjal kalsium secara in vitro.
Hipotesis penelitian ini adalah air buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck)
memiliki kemampuan untuk melarutkan batu ginjal kalsium dan terdapat perbedaan
konsentrasi air buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck) dalam melarutkan batu
ginjal kalsium.
METODE PENELITIAN
Obyek yang diteliti adalah kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam air
buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck) pada konsentrasi 60%, 80%, dan
-
4
100%. Konsentrasi 60%, dan 80%, dibuat dengan cara mengencerkan konsentrasi
100% yang diperoleh dari air buah jeruk peras.
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah peralatan gelas laboratorium
yang umum seperti gelas beker, labu takar, corong kaca, gelas ukur, pipet volum,
pipet ukur, thermometer, tabung reaksi, pengatur waktu, alat spektrofotometri
serapan atom merk Perkin Elmer no seri 3110, HPLC (High Performance Liquid
Chromatography) merk knauer smartline, dan FTIR merk simadzu tipe IR Prestige
21.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam sitrat monohidrat p.a
dan asam nitrat pekat p.a yang semuanya buatan dari Merck, akuadestilata, batu
ginjal, dan buah jeruk peras.
CARA KERJA
1. Pembuatan Air Buah Jeruk Peras
Delapan buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck) dicuci hingga bersih
dibawah air yang mengalir, buah jeruk yang sudah dicuci, dikeringkan, dipotong
menjadi dua, dan diperas, air buah yang didapat dicampur menjadi satu dan
diidentifikasi dengan HPLC.
2. Pengukuran Konsentrasi Asam Sitrat Dalam Jeruk Peras.
Diambil 2,0 ml air buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck) dilarutkan dalam
10,0 ml akuadestilata kemudian diukur pada panjang gelombang 210 nm. Dengan
cara larutan air buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck) disuntik ke kolom,
hasil kromatogram yang muncul akan menunjukkan senyawa yang terdapat dalam
air buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck) yang memiliki luas area dan waktu
retensi yang berbeda.
3. Analisis Kualitatif Jenis Batu Ginjal Dengan FTIR
Dua miligram batu ginjal ditambah dengan 200 mg kalium bromida kering,
dicampur dalam mortir sampai rata, dicetak dengan tekanan 8 ton selama 5 menit
sehingga diperoleh tablet transparan yang siap dianalisis menggunakan
spektrofotometer inframerah, hasil spektra yang didapat dibandingkan dengan
spektra Analyse des calculs par spectrophotoretrie infrarouge.
-
5
4. Pengukuran Kadar Kalsium Batu Ginjal yang Terlarut Dalam Air Buah
Jeruk Peras
Air buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck) dengan berbagai seri konsentrasi
masing-masing sebanyak 25,0 ml, dimasukkan dalam tabung reaksi, direndam
dengan penambahan 100 mg batu ginjal, dilakukan dalam suhu 370
C selama 5 jam,
setiap 15 menit diaduk. Filtrat yang didapat disaring dan didestruksi dengan cara
filtrat ditambah 3 ml asam nitrat, diukur kadar kalsium yang terlarut dengan
Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 423 nm.
5. Pembuatan Larutan Asam Sitrat yang Setara Dengan Asam Sitrat Dalam
Air Buah Jeruk Peras
Asam sitrat murni ditimbang sebanyak 924,72 mg dilarutkan dengan 100,0 ml
akuadestilata, sehingga diperoleh konsentrasi 100% asam sitrat yang setara dengan
asam sitrat dalam air buah jeruk peras pada konsentrasi 100%.
6. Pengukuran Kadar Kalsium Batu Ginjal yang Terlarut Dalam Asam Sitrat
Murni
Asam sitrat dari konsentrasi 60%, 80%, dan 100%, masing-masing diambil
sebanyak 25,0 ml dimasukkan dalam tabung reaksi dengan penambahan 100 mg
batu ginjal yang dilakukan dalam suhu 370
C selama 5 jam, setiap 15 menit diaduk.
Filtrat yang didapat disaring dan didestruksi dengan cara filtrat ditambah 3 ml asam
nitrat, di ukur kadar kalsium yang terlarut dengan Spektrofotometri Serapan Atom
pada panjang gelombang 423 nm.
7. Pengukuran Kadar Kalsium yang Terdapat Dalam Air Buah Jeruk Peras
Air buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck) dengan berbagai seri konsentrasi
masing-masing sebanyak 25,0 ml dimasukkan dalam tabung reaksi, tanpa
penambahan batu ginjal dalam suhu 370
C selama 5 jam, setiap 15 menit diaduk.
Filtrat yang didapat disaring dan didestruksi dengan cara filtrat ditambah 3 ml asam
nitrat, diukur kadar kalsium yang terlarut dengan Spektrofotometri Serapan Atom
pada panjang gelombang 423 nm.
8. Pengukuran Kadar Kalsium Batu Ginjal yang Terlarut Dalam Blanko
Akuadestilata yang digunakan sebagai pelarut, sebanyak 25,0 ml dimasukkan
dalam tabung reaksi, direndam dengan penambahan 100 mg batu ginjal dilakukan
-
6
dalam suhu 370
C selama 5 jam, setiap 15 menit diaduk. Filtrat yang didapat disaring
dan didestruksi dengan cara filtrat ditambah 3 ml asam nitrat, diukur kadar kalsium
yang terlarut dengan Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 423
nm.
Analisis data
Kadar batu ginjal yang terlarut diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan
spektrofotometer serapan atom dan data tersebut diolah sehingga diperoleh data
kadar kalsium batu ginjal yang terlarut (mg) dalam air buah jeruk peras.
Kadar kalsium yang terlarut dalam air buah jeruk peras (Citrus sinensis L.
Osbeck) dianalisis dengan statistika metode anava dua arah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Buah jeruk mengandung gula buah, serat yang dapat larut (pektin), berbagai
vitamin (khususnya C, B dan B9), dan mineral (Kotzman, 2007 : 104). Selain
vitamin C, jeruk merupakan sumber beta karoten dan asam sitrat (Made, dkk., 2008 :
97). Buah jeruk juga mengandung asam-asam organik seperti asam oksalat, asam
tatrat, asam malat, asam laktat, dan asam sitrat (Violeta, dkk., 2010). Vitamin dan
mineral pada jeruk sangat penting bagi proses metabolik yang vital dan menjaga
kesehatan berbagai jaringan dan organ tubuh (Kotzman, 2007 : 104).
Rasa asam yang tinggi pada jeruk peras di sebabkan oleh kandungan asam
sitrat yang terdapat di dalamnya. Pengukuran kadar asam sitrat secara kuantitatif
dalam air buah jeruk peras (Citrus sinensis (L) Osbeck) dilakukan dengan
menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography), karena HPLC
(High Performance Liquid Chromatography) dapat memisahkan asamasam
organik berdasarkan waktu retensinya.Kadar asam sitrat yang terukur dalam delapan
buah jeruk peras sebesar 9,2472 mg/ml.
Identifikasi jenis batu ginjal dalam penelitian ini menggunakan spektrometer
FTIR (Fourier Transform Infrared). Pada sistem optik peralatan spektrometer FTIR
Kadar kalsium total = kadar kalsium x pengenceran x volume
-
7
dipakai dasar daerah waktu yang non dispersif. Penggunaan gelombang radiasi
elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer.
Interferometer merupakan perangkat ukur yang memanfaatkan gejala interferensi.
Interferensi adalah suatu kejadian dua gelombang atau lebih berjalan melalui bagian
yang sama dari suatu ruangan pada waktu yang bersamaan. Interferometer berfungsi
sebagai penentu bentuk spektrum pada sampel. Pada interferometer akan terjadi pola
interferensi. Pola interferensi yang terjadi disebut interferogram. Interferometer
merupakan alat yang sangat berperan pada spektroskopi FTIR (Wahyu, dkk., 2008).
Hasil analisis kualitatif batu ginjal dapat dibandingkan dengan Analyse des
calculs par spectrophotoretrie infrarouge (analisis batu ginjal dengan
spektrofotometri inframerah) yang dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Hasil batu ginjal cholesterol + bilirurinaria de calcium
Hasil analisis dengan menggunakan spektrometri FTIR tersebut dapat
diketahui bahwa sampel batu ginjal yang digunakan pada penelitian ini adalah batu
ginjal jenis kalsium fosfat yang dapat di tunjukkan pada puncak yang khas pada
bilangan gelombang tertentu.
Analisis kuantitatif kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam air buah
jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck) diukur menggunakan spektrofotometer
serapan atom.
Pada penelitian ini sampel di inkubasi pada suhu 370
C selama 5 jam dan
diaduk setiap 15 menit. Hal ini dimaksudkan agar kondisi percobaan sedapat
mungkin sama dengan kondisi normal dalam tubuh manusia. Dipilih suhu inkubasi
-
8
370C karena pada umumnya, suhu pada manusia normal ialah 37
0 C. Lama waktu
inkubasi selama 5 jam dipilih berdasarkan waktu inkubasi optimal pada air buah
jeruk. Pengadukan setiap 15 menit diasumsikan bahwa batu ginjal yang berada
dalam ginjal manusia mengalami pergerakan, misalnya gerakan peristaltik. Namun
di dalam ginjal tidak terdapat gerakan peristaltik. Walaupun demikian di dalam
ginjal terjadi proses-proses reabsorbsi, baik itu berjalan secara aktif maupun pasif
sehingga bukan ginjal yang mengalami pergerakan, namun batu ginjal yang ada di
dalam ginjal mengalami gerakan-gerakan akibat adanya aliran urin, aliran air,
ataupun gerakan akibat aktivitas dari tubuh manusia.
Filtrat hasil perendaman didestruksi mengunakan HNO3 pekat. Sebelum di
destruksi filtrat hasil perendaman disaring terlebih dahulu. Proses penyaringan ini
bertujuan agar batu ginjal yang tidak larut dalam air buah jeruk tidak ikut
terdestruksi. Sedangkan maksud dari destruksi adalah untuk memecah atau memutus
ikatan unsur logam dengan unsur yang lainnya. Kesempurnaan proses ini ditandai
dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan hasil destruksi.
Konsentrasi asam sitrat murni di sesuaikan dengan kadar asam sitrat dalam
air buah jeruk peras, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah asam sitrat dalam
air buah jeruk tersebut memiliki potensi yang besar untuk melarutkan batu ginjal
kalsium. Pada gambar 2 dapat digambarkan bahwa asam sitrat memiliki potensi
yang besar dalam melarutkan batu ginjal kalsium. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
kelarutan batu ginjal kalsium dalam air buah jeruk peras hampir sama dengan
kelarutan batu ginjal kalsium dengan menggunakan asam sitrat murni.
Gambar 2. Perbandingan kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam asam
sitrat dan air buah jeruk peras
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
60% 80% 100%
0.9244
2.0713
2.5651
1.3716
2.4991
3.0491
Air Buah Jeruk Peras (mg)
Asam sitrat (mg)
-
9
Kadar kalsium yang terlarut dalam air buah Jeruk Peras (Citrus sinensis L,
Osbeck) dianalisis dengan metode statistika anava dua jalan. Hasil analisis
menunjukkan terdapat perbedaan antar kelompok, antar baris dan antar kolom,
karena F hitung lebih besar dari F tabel, sehingga di lakukan uji pasca anava.
Pada uji pasca anava konsentrasi 100%, 80% dan 60% air buah jeruk peras
jika dibandingkan dengan konsentrasi 100%, 80% dan 60% asam sitrat
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari dua kelompok
tersebut, sehingga dari berbagai konsentrasi air buah jeruk peras dapat digunakan
untuk menggantikan asam sitrat, dalam melarutkan batu ginjal kalsium.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi air
buah jeruk peras maka semakin banyak pula kemampuan air buah jeruk peras untuk
melarutkan batu ginjal. Semakin tinggi konsentrasi air buah jeruk peras, maka
semakin tinggi pula kadar asam sitrat yang ada dalam air buah jeruk peras tersebut.
Semakin tinggi kadar asam sitrat, maka semakin banyak kalsium batu ginjal yang
terlarut dalam air buah jeruk peras.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Air buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck) dapat melarutkan batu ginjal
kalsium secara maksimal pada konsentrasi 100% sebanyak 2,5651 mg.
2. Terdapat perbedaan kelarutan batu ginjal kalsium, pada konsentrasi 60%, 80%,
dan 100% air buah jeruk peras (Citrus sinensis L. Osbeck).
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, mengenai kemampuan air buah jeruk
peras (Citrus sinensis L. Osbeck) untuk melarutkan batu ginjal jenis lain.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, mengenai kemampuan air buah jeruk
peras (Citrus sinensis L. Osbeck) untuk melarutkan batu ginjal secara in vivo.
-
10
DAFTAR PUSTAKA
Aru, W. S., Bambang, S., Idrus A., Marcellus, S. K., dan Siti S. 2006. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Kotzman, A. C. 2007. Diet Makanan Terapis. Jakarta : Penerbit Buku Berkualitas
Prima
Made, A. dan Andreas, L. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Pearle, T. P., Hazel, C. P., Des, C., dan Monika, P. R. 2003. Ginjal Si Penyaring
Ajaib. Diterjemahkan oleh Helvi, S. dan Brosi, S. Bandung : Indonesia Publising
House
Purnomo, B. 2008. Dasar-dasar Urology. Jakarta : CV Sagung Seto
Violeta, N., Ion, T., dan Mira, E. I. 2010. HPLC Organic Acid Analysis in Different
Citrus Juices under Reversed Phase Conditions. Not. Bot. Hort. Agrobot Cluj.
1. (38) : 44-48
Wahyu, A. W., Catur, E. W., Much, A. K., dan Sofjan, F. 2008. Rancang Bangun
Pengatur Cermin Sebagai Komponen Gerak Interferometer Pada Spektroskopi
FTIR. ISSN : 1410 9662. 11. (3) : 79-87