Artikel

21
Evaluasi Program Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kecamatan Kutawaluya Karawang Periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015 Veresa Chintya Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana Abstrak Kesehatan ibu merupakan masalah Nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Kesehatan Ibu dan Anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) masih tinggi. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 AKI adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, yang artinya ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau satu ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Menurut Riskesdas 2013, kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan di Indonesia yaitu K1 95,4% % dan K4 83,5%. Pada tahun 2013 sekitar 89,1% ibu mengkonsumsi zat besi selama kehamilan namun hanya 33,3% yang mendapatkan tablet besi hingga lebih dari 90 tablet. Pemberian imunisasi TT penting karena berkaitan dengan masih terdapatnya kasus Tetanus Neonatorum secara nasional pada tahun 2009 sebanyak 158 kasus dengan angka kematian (CFR= Case Fatality rate) 48,1%. Menurut laporan tahunan Puskesmas Kutawaluya tahun 2014, cakupan K 1 sebesar 95,69% dari target 99% dan cakupan K 4 sebesar 86,96% dari target 98%. Cakupan untuk TT sebesar 49,5%. Sedangkan cakupan untuk Fe1 sebesar 95,59 dan Fe3 sebesar 94,15%. Hasil keluaran yang diperoleh dari puskesmas kutawaluya periode januari 2015 hingga agustus 2015 ialah cakupan K 1 sebesar 63,10% , K 2 sebesar 62,33% , Fe 1 sebesar 64,09% , Fe 3 sebesar 65,30% , TT 2

description

xcxcxc

Transcript of Artikel

Page 1: Artikel

Evaluasi Program Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kecamatan Kutawaluya Karawang Periode

Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015

Veresa Chintya

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana

Abstrak

Kesehatan ibu merupakan masalah Nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Kesehatan Ibu dan Anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) masih tinggi. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 AKI adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, yang artinya ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau satu ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Menurut Riskesdas 2013, kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan di Indonesia yaitu K1 95,4% % dan K4 83,5%. Pada tahun 2013 sekitar 89,1% ibu mengkonsumsi zat besi selama kehamilan namun hanya 33,3% yang mendapatkan tablet besi hingga lebih dari 90 tablet. Pemberian imunisasi TT penting karena berkaitan dengan masih terdapatnya kasus Tetanus Neonatorum secara nasional pada tahun 2009 sebanyak 158 kasus dengan angka kematian (CFR= Case Fatality rate) 48,1%. Menurut laporan tahunan Puskesmas Kutawaluya tahun 2014, cakupan K1

sebesar 95,69% dari target 99% dan cakupan K4 sebesar 86,96% dari target 98%. Cakupan untuk TT sebesar 49,5%. Sedangkan cakupan untuk Fe1 sebesar 95,59 dan Fe3 sebesar 94,15%. Hasil keluaran yang diperoleh dari puskesmas kutawaluya periode januari 2015 hingga agustus 2015 ialah cakupan K1

sebesar 63,10% , K2 sebesar 62,33% , Fe1 sebesar 64,09% , Fe3 sebesar 65,30% , TT2 sebesar 41,96%, dan detesi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan ialah 12,33%. Dari hasil tersebut didapatkan dua prioritas masalah yakni cakupan imunisasi TT dan Cakupan kunjungan K4. Masalah tersebut disebabkan oleh tidak adanya penanggungjawab dan pembagian tugas penyuluhan kelompok serta tidak adanya pencatatan dan pelaporan mengenai pelaksanaan penyuluhan dan kunjungan rumah. Untuk menyelesaikan masalah disarankan adanya pembagian tugas dan penanggungjawab penyuluhan serta perbaikan pencatatan dan pelaporan tentang pelaksanaan penyuluhan, melakukan penyuluhan kelompok sesuai tingkat pendidikan masyarakat mengenai kepentingan pelayanan antenatal agar pengetahuan ibu hamil meningkat sekaligus dapat merubah perilaku dan sikap ibu hamil serta mendayagunakan kader dan bidan kampung untuk membantu melakukan penyuluhan kepada masyarakat.

Kata kunci : angka kematian ibu, pelayanan antenatal, ibu hamil resiko tinggi

Page 2: Artikel

I. Pendahuluan

Latar Belakang

Kesehatan ibu merupakan masalah

Nasional yang perlu mendapat prioritas

utama, karena sangat menentukan kualitas

sumber daya manusia pada generasi

mendatang. Kesehatan Ibu dan Anak

merupakan masalah kesehatan masyarakat

yang berkaitan dengan Angka Kematian Ibu

(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan

Angka Kematian Balita (AKABA) masih

tinggi. Prevalensi Antenatal Care (ANC)

pada ibu hamil masih kurang, Prevalensi

Pertolongan Persalinan oleh Tenaga

kesehatan masih rendah, dan Prevalensi

Tetanus Neonatorum masih cukup tinggi

dimana menandakan Pelayanan Kesehatan

di Indonesia masih buruk. Saat ini AKI dan

AKB di Indonesia masih sangat tinggi

dibandingkan dengan negara ASEAN

lainnya.

Menurut Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

AKI adalah 228 per 100.000 kelahiran

hidup, yang artinya ada 9.774 ibu meninggal

per tahun atau satu ibu meninggal tiap jam

oleh sebab yang berkaitan dengan

kehamilan, persalinan, dan nifas. Angka ini

kembali melonjak menjadi 359 / 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2012.

Sedangakan angka kematian bayi menjadi

32/100.000. Berdasarkan kesepakatan global

(Millenium Development Goals/ MDGs,

2000) pada periode 1990 - 2015 diharapkan

AKI dan AKB menurun sebesar dua

pertiganya menjadi 102/100.000 KH, AKB

menjadi 23/100.000 KH.1Salah satu upaya

untuk menekan angka kematian ibu dapat

dilakukan melalui peningkatan pelayanan

kesehatan ibu hamil yang dikenal sebagai

Antenatal Care (ANC). Tujuan antenatal

care (ANC) adalah ibu hamil agar dapat

bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi

yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi

dini kelainan kehamilan, dan deteksi serta

antisipasi dini kelainan janin.3

Menurut Riskesdas 2013, kunjungan

ibu hamil ke tenaga kesehatan di Indonesia

yaitu K1 95,4% % dan K4 83,5%. Pada

tahun 2013 sekitar 89,1% ibu

mengkonsumsi zat besi selama kehamilan

namun hanya 33,3% yang mendapatkan

tablet besi hingga lebih dari 90 tablet.

Pemberian tablet besi ini diharapkan dapat

mencegah terjadinya anemia defisiensi besi

pada ibu hamil, mencegah terjadinya

perdarahan pada saat persalinan, dapat

meningkatkan asupan nutrisi bagi janin dan

dapat menurunkan angka kematian ibu

karena anemia ataupun perdarahan.

Pemberian imunisasi TT penting karena

berkaitan dengan masih terdapatnya kasus

Page 3: Artikel

Tetanus Neonatorum. Berdasarkan laporan

surveilens kasus Tetanus Neonatorum

diketahui bahwa jumlah kasus TN di

Indonesia mengalami penurunan pada tahun

2007 dengan jumlah 141 naik menjadi 198

kasus pada tahun 2008 namun terus

menurun sampai 114 pada tahun 2011.

Penyebab Tetanus Neonatorum mungkin

karena disebabkan oleh banyaknya ibu

hamil yang memeriksakan kehamilannya

kepada bidan/perawat desa, banyaknya

persalinan ibu hamil yang ditolong secara

tradisional baik oleh paraji maupun dukun,

banyaknya ibu hamil yang tidak divaksinasi

TT serta banyaknya perawatan tali pusat

bayi yang dilakukan secara tradisional.

Pemcegahan terjadinya tetanus neonatorum

telah dilakukan dengan melakukan imunisasi

DPT3 bayi, Imunisasi Tetanus Toxoid pada

anak sekolah, dan imunisasi TT (TT2) pada

ibu hamil dan Wanita usia subur.

Menurut laporan tahunan Puskesmas

Kutawaluya tahun 2014, cakupan K1 sebesar

95,69% dari target 99% dan cakupan K4

sebesar 86,96% dari target 98%. Cakupan

untuk TT sebesar 49,5%. Sedangkan

cakupan untuk Fe1 sebesar 95,59 dan Fe3

sebesar 94,15%.

Keberhasilan pelaksanaan program

pelayanan antenatal di Puskesmas

Kutawaluya Karawang periode Januari 2015

sampai dengan Agustus 2015 masih belum

diketahui. Oleh karena itu, evaluasi program

ini perlu dilakukan untuk menilai tingkat

keberhasilan pelaksanaan program.

Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah

diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya AKI pada tahun 2010

sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup

menjadi 2012 sebesar 359 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2012, dari

target MDGs 102/100.000 kelahiran

hidup.

2. Menurut Riskesdas 2013 Cakupan

kunjungan ibu hamil ke tenaga

kesehatan di Indonesia masih belum

mencapai target dengan K1 95,4% dari

target K1 100% dan K4 83,5% dari

target K4 95%.

3. Pada tahun 2013 sekitar 89,1% ibu

mengkonsumsi zat besi selama

kehamilan namun hanya 33,3% yang

mendapatkan tablet besi hingga lebih

dari 90 tablet.

4. Berdasarkan laporan surveilens kasus

Tetanus Neonatorum diketahui bahwa

jumlah kasus TN di Indonesia

mengalami penurunan pada tahun 2007

dengan jumlah 141 naik menjadi 198

Page 4: Artikel

kasus pada tahun 2008 namun terus

menurun sampai 114 pada tahun 2011.

5. Menurut laporan tahunan Puskesmas

Kutawaluya tahun 2014, cakupan K1

sebesar 95,69% dari target 99% dan

cakupan K4 sebesar 86,96% dari target

98%. Cakupan untuk TT sebesar 49,5%.

Sedangkan cakupan untuk Fe1 sebesar

95,59 dan Fe3 sebesar 94,15%.

Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Program Pelayanan Antenatal (Antenatal

Care) di Puskesmas Kecamatan Kutawaluya

Karawang periode Januari 2015 sampai

dengan Agustus 2015 sehingga dapat

diselesaikan dengan menggunakan

pendekatan sistem.

Tujuan Khusus

1. Diketahuinya cakupan kunjungan ibu

hamil pertama (K1) dan kunjungan ibu

hamil keempat (K4) di Puskesmas

Kecamatan Kutawaluya Karawang

periode Januari 2015 sampai dengan

Agustus 2015

2. Diketahuinya cakupan pemberian

imunisasi TT2 pada ibu hamil di

Puskesmas Kecamatan Kutawaluya

Karawang periode Januari 2015 sampai

dengan Agustus 2015

3. Diketahuinya cakupan pemberian tablet

zat besi terutama Fe1 dan Fe3 pada ibu

hamil di Puskesmas Kecamatan

Kutawaluya Karawang periode Januari

2015 sampai dengan Agustus 2015

4. Diketahuinya cakupan deteksi ibu hamil

risiko tinggi oleh tenaga kesehatan di

Puskesmas Kecamatan Kutawaluya

Karawang periode Januari 2015 sampai

dengan Agustus 2015

5. Diketahuinya cakupan kunjungan rumah

ibu hamil di Puskesmas Kecamatan

Kutawaluya Karawang periode Januari

2015 sampai dengan Agustus 2015

6. Diketahuinya cakupan pencatatan dan

pelaporan Program Pelayanan Antenatal

di Puskesmas Kecamatan Kutawaluya

Karawang periode Januari 2015 sampai

dengan Agustus 2015

Sasaran

Semua ibu hamil yang ada di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Kutawaluya

Karawang periode Januari 2015 sampai

dengan Agustus 2015.

II. Materi dan Metode

Materi

Materi yang dievaluasi dalam program

cakupan ibu hamil K4 lebih ke Pelayanan

Antenatal (ANC) berdasarkan Laporan

Page 5: Artikel

Bulanan KIA dan Pemantauan Wilayah

Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS

KIA)di UPTD Puskesmas Cikampek,

Kabupaten Karawang periode Agustus tahun

2014 sampai dengan Juli tahun 2015.Yang

terdiri dari :

1. Kunjungan kehamilan K1 dan K4

2. Pemberian tablet zat besi, terutama Fe1

dan Fe3 kepada ibu hamil

3. Pemberian imunisasi TT1 dan TT2

kepada ibu hamil

4. Deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh

tenaga kesehatan dan masyarakat

5. Penanganan komplikasi obstetrik yang

ditangani

6. Kegiatan kunjungan rumah ibu hamil

berisiko tinggi

7. Penyuluhan perorangan dan kelompok

8. Pencatatan dan pelaporan

Metode

Evaluasi dilakukan dengan melakukan

pengumpulan data, pengolahan data, analisis

data dan interpretasi data dengan

menggunakan pendekatan sistem. Untuk

mengidentifikasi masalah Program

Pelayanan Antenatal (Antenatal Care) di

UPTD Puskesmas Cikampek, Karawang

periode Agustus 2014 sampai dengan

Desember 2015 dengan cara

membandingkan cakupan pelayanan

kesehatan ibu hamil (Antenatal Care)

terhadap tolok ukur yang sudah ditetapkan

dengan menggunakan metode pendekatan

sistem, yang disajikan secara tekstular dan

tabular. Sehingga ditemukan masalah yang

ada dan kemudian dibuat usulan dan saran

sebagai pemecahan masalah tersebut

berdasarkan penyebab masalah yang

ditemukan dari unsur-unsur sistem.

III.Kerangka Teoritis

Metode Pendekatan Sistem

Menurut Ryans, sistem adalah gabungan

dari elemen-elemen yang saling

dihubungkan oleh suatu proses atau struktur

dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan

organisasi dalam upaya menghasilkan

sesuatu yang telah ditetapkan.

1. Masukan (input), adalah kumpulan

bagian atau elemen yang terdapat dalam

sistem dan yang diperlukan untuk dapat

berfungsinya sistem tersebut.

2. Proses (process), adalah kumpulan

bagian atau elemen yang terdapat dalam

sistem dan yang berfungsi untuk

mengubah masukan menjadi keluaran

yang direncanakan.

3. Keluaran (output), adalah kumpulan

bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem.

Page 6: Artikel

4. Lingkungan (environment), adalah dunia

di luar sistem yang tidak dikelola oleh

sistem tetapi mempunyai pengaruh besar

terhadap sistem.

5. Umpan balik (feedback), adalah

kumpulan bagian atau elemen yang

merupakan keluaran dari sistem dan

sekaligus sebagai masukan bagi sistem

tersebut.

6. Dampak (impact), adalah akibat yang

dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

Tolok Ukur

Tolok ukur terdiri dari variabel masukan,

proses, keluaran, dampak, lingkungan dan

umpan balik. Digunakan sebagai

pembanding atau target yang harus dicapai

dalam Program Pelayanan Antenatal.

IV. Penyajian Data

Gedung Puskesmas Kutawaluya terletak

di Jl. Raya sampalan, Kecamatan

Kutawaluya, Kabupaten karawang, Jawa

Barat. Luas wilayah kerja puskesmas

kutawaluya ialah 2.340 Ha, yang terdiri dari

tanah pertanian 1.638 Ha dan tanah darat

702 Ha, 7 desa, 31 RW dan 96 RT, dan 29

dusun.

Luas wilayah kerja Puskesmas

Kutawaluya adalah 2.340 Ha, yang

mencakup 7 desa yaitu Desa Waluya, Desa

Sampalan, Desa Sindangsari, Desa

Sindangmulya, Desa Sindangkarya, Desa

Sindangmukti, dan Desa Mulyajaya.

Jumlah penduduk Wilayah Kutawaluya

tahun 2015 adalah 30.074 jiwa. Jumlah

penduduk rentan di Wilayah Kutawaluya

tahun 2015 terdiri dari 908 orang ibu hamil,

855 orang ibu nifas, 2589 orang balita, dan

895 orang bayi dan neonatus. Sebagian

besar penduduk berpendidikan SD, dan

bermata pencaharian sebagai petani.

Jenis sarana pelayanan kesehatan dasar

yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Kutawaluya tahun 2015 antara lain ialah 2

buah puskesmas pembantu, 2 praktek dokter

umum, 18 praktek bidan, 7 Polindes, dan 39

Posyandu.

Metode

1. Cara perawatan kehamilan pada

kunjungan pertama ibu hamil (K1)

K1 adalah kontak pertama ibu hamil

dengan tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi, untuk

mendapatkan pelayanan terpadu dan

komprehensif sesuai standar. Kontak

pertama harus dilakukan sedini mungkin

pada trimester pertama, sebaiknya

sebelum minggu ke 8. Perawatan

kehamilan pada kunjungan pertama

kehamilan diwilayah kerja penerapannya

diawali dengan timbang berat badan dan

juga ukur tinggi badan, kemudian

Page 7: Artikel

mengukur status gizi dengan mengukur

lingkar lengan atas, pengukuran tekanan

darah kemudian dilanjutkan dengan

pengukuran tinggi fundus uteri dan

menentukan presentasi denyut jantung

janin (DJJ) kemudian dicatat.

2. Cara perawatan kehamilan pada

kunjungan keempat ibu hamil (K4)

K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4

kali atau lebih dengan tenaga kesehatan

yang mempunyai kompetensi, untuk

mendapatkan pelayanan terpadu dan

komprehensif sesuai standar. Kontak 4

kali dilakukan sebagai berikut: sekali

pada trimester I (kehamilan hingga 12

minggu) dan trimester ke-2 (>12 - 24

minggu), minimal 2 kali kontak pada

trimester ke-3 dilakukan setelah minggu

ke 24 sampai dengan minggu ke 36.

Perawatan kehamilan pada setiap

kehamilan diwilayah kerja

penerapannya diawali dengan timbang

berat badan dan juga ukur tinggi badan,

kemudian mengukur status gizi dengan

mengukur lingkar lengan atas,

pengukuran tekanan darah kemudian

dilanjutkan dengan pengukuran tinggi

fundus uteri dan menentukan presentasi

denyut jantung janin (DJJ) kemudian

dicatat. Menentukan posisi janin,

melakukan pemeriksaan HB.

3. Pemberian tablet zat besi

Diberikan minimal sebanyak 90

tablet besi selama kehamilan yang

diberikan sejak kontak pertama ibu

hamil yaitu 30 tablet (Fe1) pada

kunjungan ibu hamil yang pertama (K1),

30 tablet besi (Fe2) pada kunjungan

kedua (K2) dan 30 tablet besi (Fe3) pada

kunjungan keempat (K4).

4. Pemberian imunisasi TT2

Pemberian diberikan kepada ibu

hamil pada saat kontak pertama, di

sesuaikan dengan status TT pada ibu

hamil. Ibu hamil meliliki status

imunisasi minimal TT2 agar

mendapatkan perlindungan terhadap

infeksi tetanus.

5. Deteksi ibu hamil risiko tinggi

Kegiatan yang dilakukan untuk

menemukan ibu hamil yang mempunyai

faktor risiko dan komplikasi kebidanan

baik dari tenaga kesehatan maupun dari

laporan masyarakat. Dalam evaluasi ini

digunakan data deteksi oleh petugas

kesehatan.

Faktor risiko pada ibu hamil antara

lain :

Page 8: Artikel

Primigravida < 20 tahun atau > 35

tahun

Anak lebih dari 4

Jarak persalinan terakhir dan

kehamilan sekarang < 2 tahun

Kurang Energi Kronis (KEK) dengan

lingkar lengan atas (LILA) < 23,5

cm dan penambahan berat badan < 9

kg selama masa kehamilan

Anemia dengan dari Hb < 11 g/dL.

Tinggi badan < 145 cm, atau dengan

kelainan bentuk panggul dan tulang

belakang

Riwayat hipertensi pada kehamilan

sebelumnya atau sebelum kehamilan

ini

Sedang/pernah menderita penyakit

kronis, antara lain: TBC, kelainan

jantung-ginjal-hati, psikosis,

kelainan endokrin, tumor dan

keganasan

Riwayat kehamilan buruk:

keguguran berulang, KET, mola

hidatidosa, KPD, bayi dengan cacat

kongenital

Riwayat persalinan dengan

komplikasi: persalinan dengan seksio

sesarea, ekstraksivakum / forseps

Riwayat nifas dengan komplikasi:

perdarahan pasca persalinan, infeksi

masa nifas, psikosis post partum

(post partum blues)

Riwayat keluarga menderita penyakit

kencing manis, hipertensi dan

riwayat cacat kongenital

Kelainan jumlah janin: kehamilan

ganda, janin dampit.

Kelainan besar janin: pertumbuhan

janin terhambat, janin besar

Kelainan letak dan posisi janin: letak

lintang, sungsang pada usia

kehamilan > 32 minggu

6. Penyuluhan

Perorangan: Setiap kali kunjungan,

dengan wawancara

Kelompok : 1x/bulan, dengan

ceramah.

7. Kunjungan rumah ibu hamil

Mengunjungi rumah minimal

1x/bulan, untuk memeriksakan keadaan

kesehatan ibu hamil dan janinnya

dengan menghitung DJJ (Denyut

Jantung Janin) terutama pada kasus ibu

hamil dengan risiko tinggi dan sedang

serta memberikan nasihat-nasihat

tentang menjaga kehamilannya oleh

bidan desa.

8. Pencatatan dan pelaporan

a) Pencatatan

Page 9: Artikel

1. Register ibu hamil : buku register

untuk mencatat setiap ibu hamil

yang diperiksa.

2. Buku KIA: buku untuk

memantau perkembangan

kesehatan ibu hamil setiap kali

pemeriksaan kehamilan,

dipegang oleh ibu hamil.

3. Kohort ibu hamil : buku

pencatatan perkembangan

kesehatan ibu hamil.

4. Pencatatan PWS KIA

(Pemantauan Wilayah Setempat

Kesehatan Ibu dan Anak) : Setiap

bulannya, Puskesmas melakukan

pencatatan PWS KIA

berdasarkan pencatatan di

Puskesmas, laporan mengenai

pemeriksaan KIA yang

dilaksanakan di Posyandu dan

Bidan Praktek Swasta.

b) Pelaporan :

Laporan Bulanan KIA :

merupakan formulir pelaporan KIA

untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan

Karawang.

V. Perumusan Masalah

Hasil Evaluasi Program Antenatal

Care di Puskesmas Kutawaluya periode

Januari – Agustus 2015, dapat

dirumuskan beberapa masalah sebagai

berikut :

Masalah menurut Keluaran

A. Cakupan kunjungan K1 sebesar

63,10% dari target 66,67%.

B. Cakupan kunjungan K4 sebesar

62,33% dari target 66,67%.

C. Cakupan pemberian Fe1 sebesar

64,09% dari target 66,67%

D. Cakupan pemberian Fe3 sebesar

65,30% dari target 66,67%.

E. Cakupan imunisasi TT2 sebesar

41,96% dari target 66,67%.

F. Cakupan deteksi ibu hamil risiko

tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar

12,99%, dari target 13,33%.

Masalah menurut Proses

A. Penanggung jawab penyuluhan

kelompok tidak ada.

B. Pelaksanaan penyuluhan kelompok

tidak ada data tertulis.

C. Pelaksanaan kunjungan rumah ibu

hamil tidak ada data tertulis.

D. Pencatatan dan pelaporan tidak

lengkap.

Masalah menurut Lingkungan

A. Mayoritas penduduk di Kutawaluya

tingkat pendidikannya rendah.

Page 10: Artikel

B. Mayoritas penduduk di Kutawaluya

status ekonominya rendah.

VI. Prioritas Masalah

Hasil Evaluasi Program Antenatal

Care di Puskesmas Kutawaluya periode

Januari – Agustus 2015, didapatkan 2

prioritas masalah yakni sebagai berikut :

1. Cakupan imunisasi TT2 sebesar

41,49% dari target 66,7% dengan

besar masalah 24,71%.

2. Cakupan kunjungan K4 sebesar

62,33% dari target 66,7% dengan

besar masalah 4,34%.

VII. Penyelesaian Masalah

1. Cakupan imunisasi TT2 sebesar

41,96% dari target 66,67% dengan

besar masalah 24,71%.

Penyebab dari unsur proses :

a. Tidak adanya pembagian tugas dan

penanggung jawab penyuluhan

kelompok

b. Tidak adanya data tentang

pelaksanaan penyuluhan secara

kelompok mengenai pentingnya

pemberian imunisasi TT terhadap

kekebalan ibu dan upaya

mencegah terjadinya tetanus

neonatorum.

c. Tidak adanya data tentang

kunjungan rumah ibu hamil.

Penyebab dari unsur lingkungan :

Tingkat pendidikan masyarakat

di wilayah kerja masyarakat yang

rata rata rendah. Sehingga kesadaran

masyarakat akan pentingnya

imunisasi TT sangat minim.

Penyelesaian Masalah :

a. Melaksanakan penyuluhan

kelompok mengenai pentingnya

imunisasi TT kepada masyarakat,

baik kepada wanita usia subur,

ibu-ibu hamil, bidan, maupun

kader, serta ditunjuknya satu

orang yang bertanggungjawab

terhadap jalannya kegiatan

tersebut

b. Melakukan pelatihan secara

khusus dan menggerakkan bidan

dan kader yang ada untuk

membantu melakukan penyuluhan

bagi masyarakat yang dapat

dilaksanakan dengan melakukan

kunjungan rumah ibu hamil.

c. Memberdayakan polindes pada

tiap tiap desa untuk dapat

melakukan imunisasi TT kepada

ibu hamil

Page 11: Artikel

2. Cakupan kunjungan K4 sebesar

62,33% dari target 66,67% dengan

besar masalah 4,34%.

Penyebab dari unsur proses :

a. Tidak adanya pembagian tugas dan

penanggung jawab penyuluhan

kelompok

b. Belum adanya pencatatan yang

baik mengenai pelaksanaan

kunjungan rumah.

c. Tidak adanya data tentang

pelaksanaan penyuluhan secara

kelompok mengenai pentingnya

melakukan kunjungan untuk

pemeriksaan antenatal selama

kehamilan.

d. Tidak adanya data mengenai

kunjungan rumah ibu hamil

Penyebab dari unsur lingkungan :

a. Tingkat pendidikan dan ekonomi

dari masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas yang rata-rata masih

rendah sehingga kesadaran

masyarakat untuk melakukan

perawatan kehamilan masih

minim.

Penyelesaian masalah :

a. Melaksanakan penyuluhan

kelompok mengenai pentingnya

K1 dan K4 kepada masyarakat,

baik kepada wanita usia subur,

ibu-ibu hamil, bidan, maupun

kader.

b. Melakukan pelatihan secara

khusus dan menggerakkan bidan

dan kader posyandu yang ada

untuk membantu melakukan

penyuluhan bagi masyarakat

c. Menggerakkan bidan dan kader

untuk melakukan kunjungan

rumah bagi ibu hamil risiko tinggi

d. Memberdayakan polindes yang

terdapat di tiap tiap desa untuk

melakukan perawatan kehamilan

pada ibu hamil.

VIII. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program

pelayanan antenatal dengan cara

pendekatan sistem dapat diambil

kesimpulan bahwa program pelayanan

antenatal di Puskesmas Kutawaluya

Karawang pada bulan Januari 2015

sampai dengan Agustus 2015, sebagian

besar belum berjalan dengan cukup baik.

A. Cakupan kunjungan K1 yang masih

rendah yaitu 63,10% dari target

66,67%.

B. Cakupan kunjungan K4 yang masih

rendah yaitu 62,33% dari target

66,67%.

Page 12: Artikel

C. Cakupan pemberian Fe1 yang masih

rendah yaitu 64,09% dari target

66,67%

D. Cakupan pemberian Fe3 yang masih

rendah yaitu 65,30% dari target

66,67%.

E. Cakupan imunisasi TT2 yang masih

rendah yaitu 41,96% dari target

66,67%.

F. Cakupan deteksi ibu hamil risiko

tinggi yang masih rendah yaitu

65,19%, dari target 66,67%.

G. Cakupan kunjungan ibu hamil tidak

di dapatkan data tertulis

H. Cakupan SP2TP Program ANC

belum sepenuhnya berjalan baik

terutama proses pencatatan program

ANC.

Saran

Saran untuk Puskesmas Kutawaluya

1. Cakupan Imunisasi TT yang

mempunyai besar masalah 28,98 %.

a. Meningkatkan promosi kesehatan

tentang imunisasi tetanus dan

bahaya bagi janin bila tidak

diimunisasi (risiko tetanus

neonatorum), baik berupa leaflet,

poster ataupun penyuluhan

perorangan.

b. Meningkatkan peranan petugas

kesehatan untuk mengawasi

jalannya penyuluhan kegiatan

pencatatan dan pelaporan bidan

desa mengenai program

imunisasi TT tiap minggunya.

Hasil pengawasan dan hasil

Laporan Bulanan cakupan

imunisasi TT bulan sebelumnya

tersebut dikumpulkan untuk

dicatat dan dievaluasi di

Puskesmas setiap awal bulan.

c. Memberdayakan masyarakat

untuk meningkatkan tingkat

pengetahuan masyarakat

mengenai pentingnya imunisasi

TT dan memberdayakan polindes

tiap tiap desa untuk melakukan

imunisasi TT

2. Cakupan kunjungan ibu hamil K4

yang mempunyai masalah sebesar

17,72%.

a. Mengoptimalkan kunjungan para

kader dan bidan desa untuk

melakukan penyuluhan baik itu

ketika kunjungan rumah maupun

saat di puskesmas dan mendata ibu

hamil yang belum melakukan

kunjungan kehamilan dan

melakukan pelayanan konseling

Page 13: Artikel

atau temu wicara yang

membicarakan mengenai risiko

pada kehamilan dan tanda bahaya

yang dapat timbul pada kehamilan.

b. Melakukan penyuluhan baik

berupa leaflet, poster ataupun

berupa bimbingan kelas ibu hamil.

Agar para ibu hamil memiliki

pengetahuan mengenai bagaimana

bahayanya kehamilan yang tidak

dipantau secara berkala.

c. Melakukan pencatatan dan

pelaporan dengan baik, agar

mempermudah mengetahui dan

mengantisipasi terjadinya

komplikasi dalam kehamilan.

Melalui saran di atas diharapkan agar

dapat membantu berjalannya program

Pelayanan Antenatal pada periode yang

akan datang sehingga dapat mencapai

target yang diinginkan.

Daftar Pustaka

1. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat

Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA).

Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

2009; 1-25

2. Laporan Milenium Development Goals

di Indonesia 2010. Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional/

Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional. Jakarta, 2010

3. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan

Medik. Pedoman Pelayanan Antenatal.

Depkes RI Jakarta, 2007

4. Kesehatan Ibu dan Anak. Pedoman

Kerja Puskesmas. Edisi II. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI 1991; C1-29

5. Jadwal Pemberian imunisasi TT. Buku

Pedoman Kesehatan Ibu dan Anak.

Departemen Kesehatan RI. 2010.