Artikel
-
Upload
fera-mulidar -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
description
Transcript of Artikel
LUKA ROBEK, LECET DAN MEMAR AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS
LAPORAN KASUSDevi Asrianty*, Fazlun*, Fera Mulidar*,
Fitri Meutia Donytasari*, Multazam*Taufik Suryadi**
*Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
**Bagian/SMF Ilmu Kedokteran dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
ABSTRAKKecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh banyak faktor. Kematian dalam
kecelakaan lalu lintas dapat terjadi sebagai akibat dari tabrakan atau benturan dari kendaraan. Jenis kecelakaan lau lintas terbanyak ditemukan pada pengendara kendaraan beroda dua. Pengendara roda dua tidak dilindungi oleh perlengkapan pengaman sebagaimana halnya pengendara mobil. Mereka hanya dilindungi oleh pakaian dan perlengkapan pengaman yang dipakai langsung pada badannya, helm, sepatu, dan pakaian pelindung. Luka yang ditemukan adalah luka memar, lecet dan robek yang disebabkan karena ruda paksa tumpul. Berikut ini didiskusikan sebuah laporan kasus kecelakaan lalu lintas dengan perlukaan pada kepala, badan dan ekstremitas serta aspek medikolegalnya.
Kata kunci : luka, kecelakaan, medikolegal
PENDAHULUAN
Kecelakaan lalulintas adalah
kejadian di mana sebuah kendaraan
bermotor bertabrakan dengan benda lain
dan menyebabkan kerusakan. Kadang
kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka-
luka atau kematian manusia atau binatang.
Kecelakaan lalulintas menelan korban jiwa
sekitar 1,27 juta manusia setiap tahun
menurut WHO.
WHO mengungkapkan lebih dari
1,27 juta orang meninggal akibat
kecelakaan lalulintas setiap tahunnya yang
meliputi pejalan kaki, pengendara
kendaraan bermotor dan pengendara
sepeda. Studi menunjukkan kebanyakan
orang yang meninggal karena kecelakaan
lalulintas di Indonesia adalah pengendara
kendaraan beroda dua atau tiga yang
mencapai 61%, pejalan kaki 15%,
pengendara sepeda 13%, penumpang
kendaraan roda empat 4% dan pengendara
kendaran roda empat 3%, yang dilaporkan
Polisi Nasional pada tahun 2008 di tiga
provinsi.
Kecelakaan lalu lintas
disebabkan oleh banyak faktor tidak
sekedar oleh pengemudi kendaraan
1
yang buruk, pejalan kaki yang
kurang hati-hati,kerusakan kendaraan,
rancangan kendaraan cacat pengemudi,
rancangan jalan, dan kurang mematuhinya
rambu-rambu lalu lintas.
Berikut ini didiskusikan sebuah
laporan kasus kecelakaan lalu lintas
dengan perlukaan pada kepala, badan dan
ekstremitas serta aspek medikolegalnya.
LAPORAN KASUS
Telah diperiksa seorangkorban, laki-
laki dalam keadaan tidak sadar, bernama
Al Furqan Amir, umur dua puluh delapan
tahun, pekerjaan swasta. Dari hasil
pemeriksaan fisik dijumpai luka robek
pada kepala bagian belakang. Luka memar
pada bahu kanan belakang, dada kiri,
lengan kanan bawah, pinggang kanan, dan
lutut kanan. Luka lecet pada lengan kanan
bawah, punggung tangan kanan, jari
telunjuk tangan kiri, pergelangan kaki
kanan, punggung kaki kanan dan
punggung kaki kiri. Dari hasil pemeriksaan
penunjang radiologi berupa CT-Scan
kepala didapatkan perdarahan di atas
selaput keras otak bagian kanan. Luka-luka
tersebut disebabkan karena ruda paksa
tumpul yang dapat menimbulkan bahaya
maut bagi korban dan memerlukan
perawatan.
2
PEMBAHASAN
Perlukaan
Traumatologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan
(ruda paksa), sedangkan yang dimaksud
dengan luka adalah suatu keadaan
ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat
kecelakaan. Trauma atau perlukaan secara
medis adalah hilangnya kontinuitas
jaringan yang disebabkan karena adanya
kekuatan dari luar/kekerasan.
Berdasarkan sifat serta
penyebabnya, trauma dibedakan atas:
A. Mekanik:
1. Trauma tumpul:
a. Memar
b. Luka lecet
c. Luka robek
2. Trauma tajam:
a. Luka iris/sayat
b. Luka tusuk
c. Luka bacok
3. Trauma tembakan senjata api
B. Fisika:
1. Suhu
2. Listrik dan petir
3. Perubahan tekanan udara
4. Akustik
5. Radiasi
C. Kimia:
1. Asam kuat
2. Basa kuat
3
Luka Memar
Luka memar terjadi akibat
perdarahan jaringan di bawah kulit atau di
bawah permukaaan organ akibat pecahnya
pembuluh darah kecil atau kapiler tanpa
menyebabkan luka di permukaan kulit atau
membrana mukosa. Perdarahan atau
ekimosis ini berwarna biru kehitaman dan
kadang-kadang disertai pembengkakan.
Bentuk dan luas luka dipengaruhi
oleh kuat benturan, alat atau benda
penyebab, keadaan jaringan, umur,
kelamin, dan kondisi tubuh seseorang.
Luka memar di jaringan longgar
seperti di daerah mata, leher dan lain-lain
cenderung menjadi luas. Luka memar ini
bias bias berpindah tempat (ectopis
bruises) akibat gravitasiseperti luka di
kening menjadi ‘kacamata hematom’ di
daerah mata. Luka ini dapat memberikan
gambaran alat yang digunakan seperti tali
pinggang, cambuk, roda ban, dan lain-lain.
Luka memar di punggung tangan dan jari
member petunjuk suatu luka tangkis
(defensive, bertahan) pada perkelahian.
Luka memar di leher bisa sebagai petunjuk
pencekikan.
Bersamaan dengan perjalanan
waktu, luka memar menyembuh dan
terjadi perombakan zat warna hemoglobin.
Dalam 4-5 hari menjadi hijau, lalu
kekuningan dalm beberapa hari kemudian
dan menghilang dalam 10-14 hari.
Perubahan warna dalam penyembuhan
bergerak dari tepi ke tengah, artinya
perlukaan tampak makin mengecil.
Luka memaar jarang fatal, kecuali
kerusakan organ interna atau
mengakibatkan neurogenik syok dan
emboli lemak pada pukulan atau benturan
berat.
Luka Lecet
Luka lecet terjadi akibat cedera
pada epidermis yang bersentuhan dengan
benda yang memiliki permukaan kasar
atau runcing, misalnya pada kejadian
kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur
aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut
yang bergerak dan bersentuhan dengan
kulit.
Berdasarkan mekanisme terjadinya,
luka lecet dapat diklasifikasikansebagai:
a. Luka lecet gores
Diakibatkan oleh benda runcing
yang menggeser lapisan permukaan kulit
didepannya dan menyebabkan lapisan
tersebut terangkat sehingga dapat
menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.
b. Luka lecet serut
Variasi dari luka lecet gores yang
daerah persentuhannya dengan permukaan
kulit lebih lebar. Arah kekerasan
ditentukan dengan melihat letak tumpukan
epitel.
c. Luka lecet tekan
Disebabkan oleh penjejakan benda
tumpul pada kulit. Karena kulit adalah
4
jaringan yang lentur, maka bentuk luka
lecet tekan belum tentu sama dengan
bentuk permukaan benda tumpul tersebut,
tetapi masih memungkinkan identifikasi
benda penyebab yang mempunyai bentuk
yang khas misalnya kisi-kisi radiator
mobil, jejas gigitan dan sebagainya.
Gambaran luka lecet tekan yang
ditemukan pada mayat adalah daerah kulit
yang kaku dengan warna lebih gelap dari
sekitarnya akibatmenjadi lebih padatnya
jaringan yang tertekan serta
terjadinyapengeringan yang berlangsung
pasca mati.
d. Luka lecet geser
Disebabkan oleh tekanan linier
pada kulit disertai gerakan bergeser,
misalnya pada kasus gantung atau jerat
serta pada korban pecut. Luka lecet geser
yang terjadi semasa hidup mungkin sulit
dibedakan dari luka lecet geser yang
terjadi segera pasca mati.
Luka Robek
Luka robek adalah luka terbuka
akibat trauma tumpul yang kuat.mudah
terbentuk bila dekat ke dasar bagian yng
bertulang.luka ini umumnya tidak
menggambarkan bentuk dan ukuran alat
yang digunakan. Ciri-cirinya bentuk tidak
teratur, pinggir tidak rata, bengkak, sering
kotor, perdarahan tidak banyak, terdapat
jembatan jaringan antara ke dua tepi luka,
rambut terbenam dalam luka, sering
disertai memar dan luka lecet.
Proses penyembuhan terlihat mulai
dari penggumpalan darah dipermukaan
luka. Pembentukan jaringan ikat dimulai
dari dalam luka dan terakhir pembentukan
jaringan kulit.
Perkiraan umur luka tidak bisa
ditemukan dengan tepat. Umur luka hanya
dapat dinyatakan dalam kategori sangat
baru, baru, beberapa hari dan lebih dari
beberapa hari.
Perlukaan dan Kematian dalam
Kecelakaan Lalu Lintas
Kematian dalam kecelakaan lalu
lintas dapat terjadi sebagai akibat dari
tabrakan atau benturan dari kendaraan.
Secara imajinatif semua model dari sarana
transportasi mempunyai kemampuan untuk
menyebabkan kematian atau kecacatan.
Kematian karena kecelakaan lalu
lintas dapat dibagi menjadi empat kategori
tergantung dari arah terjadinya benturan
pada kendaraan, antara lain :
1. Arah depan
Ini adalah paling umum, yang kejadiannya
kira-kira mencapai 80% dari semua
kecelakaan lalu lintas. Tabrakan dari arah
depan terjadi bila duakendaraan/orang
bertabrakan yang mana keduanya arah
kepala, atau bagiandepan dari kendaraan
menabrak benda yang tidak bergerak,
seperti tembok,ataupun tiang listrik.
5
Sebagai akibat dari energi gerak,
penumpang darikendaraan bermotor akan
terus melaju (bila tidak memakai sabuk
pengamanpada pengguna mobil). Pola dan
lokasi luka akan tergantung dari posisi
saatkecelakaan.
2. Arah samping (lateral)
Biasanya terjadi di persimpangan ketika
kendaraan lain menabrak dari arah
samping, ataupun mobil yang terpelintir
dan sisinya menghantam benda tidak
bergerak. Dapat terlihat perlukaan yang
sama dengan tabrakan dari arah depan, bila
benturan terjadi pada sisi kiri dari
kendaraan, pengemudi akan cenderung
mengalami perlukaan pada sisi kiri, dan
penumpang depan akan mengalami
perukaan yang lebih sedikit karena
pengemudi bersifat sebagai bantalan. Bila
benturan terjadi pada sisi kanan, maka
yang terjadi adalah sebaliknya, demikian
juga bila tidak ada penumpang.
3. Terguling
Keadaan ini lebih mematikan (lethal)
dibandingkan tabrakan dari samping,
terutama bila tidak memakai pelindung
kepala (helm), terguling di jalan, sabuk
pengaman dan penumpang terlempar
keluar mobil.Beberapa perlukaan
dapatterbentuk pada saat korban mendarat
pada permukaan yang keras.Pada beberapa
kasus, korban yang terlempar bisa
ditemukan hancur atau terperangkap di
bawah kendaraan.Pada kasus seperti ini
penyebab kematian mungkin adalah
traumaticasphyxia.
4. Arah belakang
Pada benturan dari arah belakang, benturan
dikurangi atau terserap oleh bagian bagasi
dan kompartemen penumpang belakang
(pada pengguna mobil), yang dengan
demikian memproteksi penumpang bagian
depan dari perlukaan yang parah dan
mengancam jiwa.
Pengendara roda dua tidak
dilindungi oleh perlengkapan pengaman
sebagaimana halnya pengendara mobil.
Mereka hanya dilindungi oleh pakaian dan
perlengkapan pengaman yang dipakai
langsung pada badannya, helm, sepatu, dan
pakaian pelindung.Dari beberapa
pengaman tersebut hanya helm yang
memiliki kemampuan untuk meredistribusi
transmisi energi dan mengurangi intensitas
benturan, inipun sangat terbatas. Jelas
bahwa semakin sedikit alat pelindung
semakin besar resiko terjadinya trauma.
Mekanisme trauma yang terjadi pada
pengendara sepeda motor dan sepeda
meliputi :
a. Benturan frontal
Bila roda depan menabrak suatu
objek dan berhenti mendadak maka
kendaraan akan
berputar kedepan,dengan momentum
mengarah kesumbu depan. Momentum
kedepan akan tetap, sampai pengendara
dan kendaraannya dihentikan oleh tanah
6
atau benda lain. Pada saat gerakan kedepan
ini kepala, dada atau perut pengendara
mungkin membentur stang kemudi.Bila
pengendara terlempar keatas melewati
stang kemudi, maka tungkainya mungkin
yang akan membentur stang kemudi, dan
dapat terjadi fraktur femur bilateral.
b. Benturan lateral
Pada benturan samping, mungkin
akan terjadi fraktur terbuka atau tertutup
tungkai bawah. Kalau sepeda / motor
tertabrak oleh kendaraan yang bergerak
maka akan rawan untuk menglami tipe
trauma yang sama dengan pemakai mobil
yang mengalami tabrakan samping. Pada
tabrakan samping pengendara juga akan
terpental karena kehilangan keseimbangan
sehingga akan menimbulkan cedera
tambahan.
c. Laying the bike down
Untuk menghindari terjepit
kendaraan atau objek yang akan
ditabraknya pengendara mungkin akan
menjatuhkan kendaraannya untuk
memperlambat laju kendaraan dan
memisahkannyadari kendaraan. Cara ini
dapat menimbulkan cedera jaringan lunak
yang sangat parah.
d. Helm (helmets)
Walaupun penggunaan helm untuk
melindungi kepala agak terbatas namun
penggunaannya jangan diremehkan. Helm
didesain untuk mengurangi kekuatan yang
mengenai kepala dengan cara mengubah
energi kinetik benturan melalui kerja
deformasi dari bantalannya dan diikuti
dengan mendistribusikan kekuatan yang
menimpa tersebut seluas-luasnya. Secara
umum petugas gawat darurat harus
berhati-hati dalam melepas helm korban
kecelakaan roda dua, terutama pada
kecurigaan adanya fraktur servical harus
tetap menjaga kestabilan kepala dan tulang
belakang dengan cara teknik fiksasi yang
benar.
ASPEK MEDIKOLEGAL
Dari segi medikolegal, orientasi
dan paradigma yang digunakan dalam
merinci suatu luka dan kecederaan adalah
untuk dapat membantu merekonstruksi
peristiwa penyebab terjadinya luka dan
memperkirakan derajat keparahan luka
(severity of injury). Dengan demikian pada
pemeriksaan suatu luka, bisa saja ada
beberapa hal yang dianggap penting dari
segi medikolegal, tidak dianggap perlu
untuk tujuan pengobatan, seperti misalnya
lokasi luka, tepi luka, dan sebagainya.
Pada kasus ini, korban secara
medikolegal telah ditabrak dengan
perlukaan tumpul dan tidak ditelantarkan
oleh pelaku penabrakan.
KESIMPULAN
Kecelakaan lalu lintas
disebabkan oleh banyak faktor tidak
sekedar oleh pengemudi kendaraan
7
yang buruk, pejalan kaki yang
kurang hati-hati,kerusakan kendaraan,
rancangan kendaraan cacat pengemudi,
rancangan jalan, dan kurang mematuhinya
rambu-rambu lalu lintas.
Luka lecet terjadi akibat cedera pada
epidermis yang bersentuhan dengan benda
yang memiliki permukaan kasar atau
runcing, misalnya pada kejadian
kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur
aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut
yang bergerak dan bersentuhan dengan
kulit. Luka tumpul terjadi akibat kekerasan
tumpul yang mengenai permukaan tubuh
menyebabkan pecahnya / terputusnya
pembuluh darah pada kulit atau organ
dalam akibat perdarahan yang mungkin
kecil atau besar. Luka robek mempunyai
tepi yang tidak teratur, terdapat jembatan-
jembatan jaringan yang menghubungkan
kedua tepi luka, akar rambut tampak
hancur atau tercabut bila kekerasannya di
daerah yang berambut, di sekitar luka
robek sering tampak adanya luka lecet atau
luka memar.
Korban mengalami kecelakaan lalu
lintas yang menyebabkan korban
mengalami luka robek pada kepala bagian
belakang. Luka memar pada bahu kanan
belakang, dada kiri, lengan kanan bawah,
pinggang kanan, dan lutut kanan. Luka
lecet pada lengan kanan bawah, punggung
tangan kanan, jari telunjuk tangan kiri,
pergelangan kaki kanan, punggung kaki
kanan dan punggung kaki kiri. Luka-luka
tersebut disebabkan oleh ruda paksa
tumpul yang dapat menimbulkan bahaya
maut bagi korban dan memerlukan
perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Soehodho, Susanto. 2009. Road
Accidents in Indonesia.
www.iatss.or.jp/pdf/research/33/33-2-
11.pdf
Budianto, Arif. 1997. Ilmu
Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu
kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Amir A. 2005. Rangkaian Ilmu
Kedokteran Forensik. Edisi ke-2. Jakarta:
Ramadhan.
World Health Organization
(WHO). 2008. Traffic Accidents.
Available from
http://www.who.int/worldhealthday/previo
us/2004/infomaterials/world_report/en/
8