Aristoteles

14
ARISTOTELES Hani Samantha 1112113000047 Virzah Syalvira 1112113000089

description

Aristotelet, Politik Barat

Transcript of Aristoteles

Page 1: Aristoteles

ARISTOTELESHani Samantha 1112113000047

Virzah Syalvira 1112113000089

Page 2: Aristoteles

Riwayat Hidup dan Perkembangan Intelektual

Aristoteles lahir 384 SM di Stageira yang terletak

disebelah utara Yunani. Ayahnya, Nichomachus, adalah

sahabat dan dokter pribadi keluarga Amyntas II, raja

Macedonia. Aristoteles berasal dari keluarga menengah.

Sejak kecil ia diasuh dan dididik oleh ayahnya sendiri

dalam bidang kedokteran. Ketika Aristoteles berusia 17

tahun, ia berangkat ke Athena dan menjadi murid Plato.

Page 3: Aristoteles

Di Akademia Plato , Aristoteles sering kali mengecam dan

mendebat guru besarnya Plato. Ia dikenal sebagai seorang

pemikir politik empiris-realis, bertentangan dengan Plato

yang dijuluki idealis-utopianis.

Pada tahun 322 SM ia jatuh sakit yang kemungkinan besar

disebabkan, karena ia bekerja tanpa mengenal waktu. Ia

meninggal dunia di Khalkis pada usia sekitar 62 tahun.

Page 4: Aristoteles

Negara: Watak dan TujuanMenurut Aristoteles, Negara merupakan suatu perseketuan hidup politis, itu

artinya bahwa Negara bukan hanya suatu instrumen belaka melainkan suatu

persekutan hidup yang menunjukkan adanya suatu keterhubungan yang bersifat

organik antara warga Negara satu dengan yang lainnya. Negra dibutuhkan

sebagai sarana untuk aktualisasi watak manusia

Negara lahir dalam bentuknya yang sederhana (primitif), kemudian berkembang

menjadi kuat dan dewasa, setelah itu hancur dan tenggelam dalam sejarah. Bila

Negara bersifat rganis, maka semua warga Negara berkewajiban memiliki

tanggung awab memelihara persatuan dan kesatuan serta keutuhan Negara dan

mempelihara keamanan.

Page 5: Aristoteles

Aristoteles juga menyetujui pendapat Plato mengenai ukuran Negara, yaitu agar

Negara hendaknya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Negara yang

terlalu kecil akan sulit dipertahankan eksistensinya sebaliknya jika Negara

terlalu besar akan sangat sulit untuk menciptakan, memelihara, dan menjamin

kesatuan serta keutuhan Negara. Negara ideal (dari segi ukuran) menurut

Aristoteles adalah seperti polis atau city state.

Tujuan dibentuknya Negara adalah untuk mensejahterakan seluruh warga

Negara, bukan individu-individu tertentu. Dengan kesejahteraan masyarakat,

maka kesejahteraan individu akan tercapai dengan sendirinya. Tujuan Negara

lainnya yaitu; bagaimana Negara bisa memanusiakan manusia. Dengan kata

lain, tujuan Negara menurut Aristoteles sama dengan tujuan hidup manusia

yaitu agar manusia mencapai kebahagiaan.

Page 6: Aristoteles

Bentuk Pemerintahan Ideal

Klasifikasi Aristoteles dalam menilai baik buruknya suatu

Negara yaitu dari bagaimana Negara tersebut sanggup

mencapai tujuan-tujuan Negara, sedangkan yang buruk ialah

yang gagal melaksanakan cita-cita itu.

Aristoteles menetapkan beberapa kriteria dalam melihat

bentuk Negara, yaitu; berapa jumlah orang yang memegang

kekuasaan, dan apa tujuan dibentuknya Negara. Berdasarkan

kriteria ini, Aristoteles mengklasifikasikan Negara ke dalam

beberapa kategori antara yang baik vs yang buruk.

Page 7: Aristoteles

• Monarkhi, apabila kekuasaan terletak di tangan satu orang dan

bertujuan untuk kebaikan kesejahteraan semua. Kebalikannya

Tirani, kekuasaan terletak di tangan satu orang, dan bertujuan

demi kepentingan penguasa.

• Aristokrasi, kekuasaan di tangan beberapa orang, dan bertujuan

demi kepentingan umum. Lawannya Oligarkhi, kekuasaan pada

beberapa orang, dan tujuannya bukan untuk kesejahteraan dan

kepentingan bersama.

• Politea, kekuasaan berada di tangan orang banyak, dan bertujuan

demi kepentingan semua masyarakat. Kebalikannya Demokrasi,

kekuasaan dipegang oleh banyak orang dan bertujuan hanya demi

kepentingan mereka.

Page 8: Aristoteles

Bentuk pemerintahan ideal menurut Aristoteles ialah

monarki. Dan dari bentuk monarki itu, jenis idaman ialah

monarki yang diperintah oleh seorang raja filsuf. Apabila

seorang filsuf menjadi raja, maka Negara itu akan sempurna.

Karena seorang raja filsuf adalah yang paling unggul dalam

kebajikan, dan kebajikan kedudukannya berada di atas

hukum. Sedangkan pemerintahan demokratik bagi Aristotees

bukanlah sesuatu yg ideal elainkan hanya bentuk yg paling

bisa berjalan

Page 9: Aristoteles

Manusia dan MasyarakatManusia menurut Aristoteles tidak akan bisa hidup sendiri dan akan selalu

bergantung dengan menusia lain. Oleh karena itu, dalam kehidupan

kemasyarakatan dan Negara akan selalu terjadi hubungan saling

ketergantungan antara individu dalam masyarakat.

Komponen Negara adalah desa yang terdiri dari unit-unit keluarga. Dalam

manajemen keluarga, terdapat 3 hubungan yang terkenal; yaitu majikan dan

budak, suami dan istri, serta ayah dan anak. Masing-masing

mempresentasikan aturan yang berbeda.

Aturan majikan tehadap budak disebut despotik. Budak tidak memiliki

pilihan dalam hal tersebut dan aturan-aturan itu pada dasarnya hanya untuk

kebaikan majikan.

Page 10: Aristoteles

Aturan suami terhadap istrinya disebut konstitusional, yakni aturan kesetaraan

atas kesetaraan. Perempuan memiliki kebebasan tertentu dan setara dengan

laki-laki rumah tangga, dan pandangan-pandangannya seta keinginannya tidak

bisa diabaikan. Namun karena Aristoteles melihat adanya instabilitas dalam

kebijaksanaan percampran, lebih baik ntuk menaruh otoritas pada suami.

Aturan ayah terhadap anaknya disebut aturan royal. Anak secara alamiah

setara dengan ayahnya, namun karena kematangan dan ketidakmampuan anak

untuk megatur sendiri tindakannya secara benar, dia harus menjadi subjek bagi

pengarahan dan ontrol orang tuanya.

Page 11: Aristoteles

Etika

Tujuan dibentuknya Negara yaitu untuk mencapai kebahagiaan hidup

manusia. Dan menurut Aristoteles, etika adalah sarana untuk mencapai

kebahagiaan hidup. Kebahagiaan yang sejati hanya bisa dicapai dengan

mengupayakan kehidupan moral dan kebaikan intelektual.

Jika tujuan utama Negara adalah untuk membantu individu mencapai

tujuan hidupnya, maka penting bagi negarawan untuk menyadari tujuan

ini. Dan untuk memiliki pengetahuan ini, pertama-tama ia harus

mengetahui watak manusia.

Page 12: Aristoteles

Perbudakan

Aristoteles berpendapat perbudakan merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat, baik

bagi majikan maupun si budak. Oleh karena itu, perbudakan harus dipertahankan.

Perbudakan merupakan bagian integral dari kehidupan ekonomi masyarakat Yunani

purba dan selama berabad-abad perbudakan telah diterima sebagai hal yang benar.

Karena perbudakan merupakan kodrat manusia dan tidak dapat ditentang.

Perbudakan legal yang terjadi karena peperangan bukan perbudakan kodrati karena

didasarkan atas paksaan oleh pihak yang menang. Aristoteles menentang perbudakan

legal karena sesuatu yang dipaksakan bertentangan dengan kodrat. Oleh karena dasar

paksaan itu pula, perbudakan legal tidak akan sanggup menjalin suatu persahabatan

berdasarkan kesadaran bahwa tuan dan budak itu sesungguhnya saling membutuhkan.

Page 13: Aristoteles

Kebebasan dan Persamaan Hak

Menurut Aristoteles, demokrasi berarti semua manusia memiliki derajat yang

sama dalam hal tertentu. Karena semua manusia sama-sama meiliki kebebasan

maka semua manusia secara mutlak memiliki kesamaan hak. Dasar dari Negara

demokratik ialah kebebasan, para penganut paham demokrasi mengatakan

kebebasan hanya dapat dinikmati dalam Negara demokratik saja.

Aristoteles mengatakan bahwa para penganut paham demokrasi memuja

kebebasan yang keliru dan merusak keutuhan Negara. Mereka berpendapat

bahwa demi kebebasan, maka setiap orang harus hidup menurut kehendaknya

masing-masing, karena itulah bukti yang paling nyata yang sanggup

menunjukkan bahwa mereka benar-benar bebas.

Page 14: Aristoteles

Pemikiran yang demikian itu menurut Aristoteles, pada puncaknya akan menuntut absennya

pemerintahan dalam Negara. Karena semua orang bebas dan karena semua memiliki kesamaan

hak, maka yang terbaik adalah biarkan tiap-tiap orang memerintah dirinya sendiri, namun apabila

itu tidak mungkin maka biarkanlah setiap orang ikut mengambil bagian dalam pemerintahan

Menurut Aristoteles, kebebasan dan kesamaan hak tidak mungkin dapat diberlakukan bagi semua

orang yang miskin, yang harus bekerja keras untuk memperoleh nafkah mereka. Aristoteles

menegaskan bahwa kebebeasan dan kesamaan hak hanya berlak di kalangan terbatas, yaitu di

antara orang-orang yang kaya dan berkecukupan materialnya saja. Orang kaya memiliki waktu

yang banyak untuk memikirkan segala sesuatu yang bersangkutpaut dengan kehidupan

bernegara.

Dalam konteks hak milik individu, Aristoteles betentangan dengan Plato. Arisoteles berpendapat

bahwa hak milik penting karena memberikan tanggung jawab bagi seseorang untuk

mempertahankan keberlangsungan kehidupan social. Hak milik juga memungkinkan orang untuk

memikirkan persoalan Negara.