Archaebacteria Adalah Organisme Tertua Yang Hidup Di Bumi

4
A. Pendahuluan Archaebacteria adalah organisme tertua yang hidup di Bumi. Archaebacteria adalah prokariota uniseluler dan termasuk Kingdom Archaea. Archaebacteria pertama kali ditemukan pada tahun 1977 dan diklasifikasikan sebagai bakteri. Kebanyakan archaebacteria muncul seperti bakteri, bila diamati di bawah mikroskop. Namun, Archaebacteria sangat berbeda dari bakteri dan organisme eukariotik. Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di tempat tempat kritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas, bakteri yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang hidup di tempat yang panas atau asam, di kawah gunung berapi, dan di lahan gambut. Menurut para ahli, Archaebacteria dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu metanogen, halofil ekstrim, dan termofil ekstrim (termoasidofil). Secara struktural, kelompok prokariotik ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA-polimerase sehingga lebih mirip eukariotik, dan plasmanya mengandung lipid dengan ikatan ester. Archaebacteria ditemukan dalam kondisi yang sangat ekstrim seperti pada ventilasi vulkanik atau di dasar laut. Mereka dapat dengan mudah bertahan di lingkungan ekstrim seperti ventilasi laut yang banyak melepaskan gas sulfida, sumber air panas, atau lumpur mendidih di sekitar gunung berapi.

description

Pendidikan Biologi

Transcript of Archaebacteria Adalah Organisme Tertua Yang Hidup Di Bumi

Page 1: Archaebacteria Adalah Organisme Tertua Yang Hidup Di Bumi

A. Pendahuluan

Archaebacteria adalah organisme tertua yang hidup di Bumi. Archaebacteria adalah

prokariota uniseluler dan termasuk Kingdom Archaea. Archaebacteria pertama kali

ditemukan pada tahun 1977 dan diklasifikasikan sebagai bakteri. Kebanyakan

archaebacteria muncul seperti bakteri, bila diamati di bawah mikroskop. Namun,

Archaebacteria sangat berbeda dari bakteri dan organisme eukariotik.

Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di tempat tempat kritis atau

ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas, bakteri yang hidup di tempat berkadar

garam tinggi, dan bakteri yang hidup di tempat yang panas atau asam, di kawah gunung

berapi, dan di lahan gambut. Menurut para ahli, Archaebacteria dikelompokkan menjadi

tiga kelompok utama, yaitu metanogen, halofil ekstrim, dan termofil ekstrim

(termoasidofil). Secara struktural, kelompok prokariotik ini memiliki beberapa

karakteristik, yaitu dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, ribosomnya

mengandung beberapa jenis RNA-polimerase sehingga lebih mirip eukariotik, dan

plasmanya mengandung lipid dengan ikatan ester.

Archaebacteria ditemukan dalam kondisi yang sangat ekstrim seperti pada ventilasi

vulkanik atau di dasar laut. Mereka dapat dengan mudah bertahan di lingkungan ekstrim

seperti ventilasi laut yang banyak melepaskan gas sulfida, sumber air panas, atau lumpur

mendidih di sekitar gunung berapi.

B. Ciri-ciri Archaebacteria

1. Uniseluler prokariotik, yaitu tidak memiliki membrane inti sel

2. Memiliki dinding sel

3. Mempunyai 1 jenis RNA polimerase

4. Biasanya hidup pada lingkungan ekstrem, seperti daerah dengan kadar garam

tinggi

5. Reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembentukan tunas, fragmentasi

C. Cara Perkembangbiakan Kedua Bakteri : 

1. Reproduksi Aseksual :

Bakteri melakukan pembelahan biner, yaitu pembelahan langsung tanpa melalui

tahapan sepereti mitosis.

Page 2: Archaebacteria Adalah Organisme Tertua Yang Hidup Di Bumi

Pembelahan ini berlangsung cepat, misalnya pada bakteri E. Coli setiap 20 menit

membelah menjadi 2.

2. Reproduksi Seksual    :

Bakteri belum dapat dibedakan jenis kelaminnya sehingga tidak dijumpai

reproduksi seksual, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari bakteri satu ke

bakteri lain tanpa membentuk zigot. Peristiwa ini disebut Paraseksual. 

D. Klasifikasi Archaebacteria

Di bawah ini adalah kingdom Archaea yang diklasifikasikan ke dalam filum

berikut:

Filum Euryarchaeota: Ini adalah divisi yang paling banyak dipelajari dari archaea,

dan sebagian besar termasuk bakteri metanogenik dan halophiles.

Filum Crenarchaeota: Ini termasuk thermophiles, hyperthermophiles dan

thermoacidophiles. Bakteri archebacteria ini kebanyakan ditemukan di lingkungan

laut.

Filum Korarchaeota: Divisi ini terdiri dari hyperthermophiles ditemukan di suhu

lingkungan yang tinggi atau hidrotermal.

Filum Thaumarchaeota: filum ini meliputi amonia-oksidasi archaea, serta mereka

yang diketahui dengan metablolisme energi.

Filum Nanoarchaeota: filum ini memiliki anggota perwakilan tunggal bernama

Nanoarchaeum equitans.

Bakteri archebacterium ini biasa merupakan simbiosis obligat dengan archaea

kelompok genus Ignicoccus. Bakteri metanogenik mendapatkan energi dengan mengubah

H2 dan CO2 menjadi gas metana. Mereka ditemukan dalam saluran usus manusia dan

beberapa hewan seperti sapi, dan di rawa-rawa. Halophiles bertahan hidup dalam suasana

tinggi garam. Oleh karena itu, mereka ditemukan di Great Salt Lake, Laut Mati dan daerah

lain dengan konsentrasi garam yang tinggi. Thermoacidophiles ditemukan di daerah

dengan suhu yang sangat tinggi dan kondisi yang sangat asam. Mereka dapat ditemukan di

saluran hydrothermal dan vulkanik.

Page 3: Archaebacteria Adalah Organisme Tertua Yang Hidup Di Bumi

E. Habitat Archaebacteria

Archaebacteria hudup di tempat yang asin, seperti di Great Salt Lake (danau garam

di Amerika) dan Laut Mati. Kata halofi l berasal dari bahasa Yunani, halo yang berarti

‘garam’, dan phylos yang berarti ‘pencinta’. Beberapa spesies sekadar memiliki toleransi

terhadap kadar garam, tetapi ada pula spesies lain yang memerlukan lingkungan yang

sepuluh kali lebih asin dari air laut untuk dapat tumbuh. Beberapa koloni halofi l ekstrim

membentuk suatu buih bewarna ungu. Warna tersebut adalah bakteriorhodopsin.

Bakteriorhodopsin merupakan suatu pigmen yang menangkap energi cahaya.

F. Manfaat archaebacteria:

1. Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke sabun cuci untuk meningkatkan

kemampuan sabun cuci dan detergen pada suhu dan pH tinggi

2. Digunakan dalam industri makanan untuk mengubah pati jagung menjadi

dekstrin (sejenis karbohidrat)

3. Untuk mengatasi pencemaran laut karena tumpahan minyak