Arch Gynecol Obstet journal reading
-
Upload
jessieca-liusen -
Category
Documents
-
view
111 -
download
0
Transcript of Arch Gynecol Obstet journal reading
Journal Reading
ANALISIS KRITIS TERHADAP FAKTOR RISIKO DAN PERJALANAN PENYAKIT
PLASENTA PREVIA
Oleh:
Aslamatul Hayati Karim
Debi Yulia Sandra
Jessieca Liusen
Mellia Fitrina
Sofi Sumarlin
Sri Rahayu
Wanly Syahrizal
Pembimbing :
dr. DONEL SUHAIMI, Sp.OG (K)
KEPANITRAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
2012
Arch Gynecol Obstet (2011) 284:47-51
DOI 10.1007/s00404-010-1598-7
Kedokteran Feto Maternal
Analisis Kritis terhadap Faktor Risiko dan Perjalanan Penyakit Plasenta Previa
Tom Rosenberg – Gali Pariente – Ruslan Sergienko – Arnon Wiznitzer – Eyal Sheiner
Diterima: 15 Jun 2011/ Dipublikasikan online: 22 Juli 2011
Abstract
Tujuan untuk mengetahui faktor risiko dan perjalanan kehamilan pada pasien dengan plasenta
previa.
Metode penelitian berbasis populasi yang membandingkan semua wanita hamil dengan atau
tanpa plasenta previa. Analisis stratifikasi menggunakan model regresi logistic multiple
dilakukan karena dapat meminimalisir bias.
Hasil Selama penelitian, 185.476 persalinan di mana 0,42%nya terdapat plasenta previa. Dengan
analisis multivariable dengan eliminasi, faktor risiko yang secara bebas berhubungan dengan
plasenta previa: tatalaksana infertilitas (OR 1,97; 895% CI 1,45-2,66; P<0,001), persalinan
pertama dengan seksio sesaria (CD;OR 1,76; 95% CI 1,48-2,09;P<0,01) dan umur ibu yang tua
(OR 1,08; 95% CI 1,07-1,09; p<0,001). Plasenta previa bisa mengakibatkan angka histerektomi
peripartum meningkat (5,3 vs 0,04%; P< 0,001), perdarahan pada kehamilan trimester kedua (3,9
vs 0,05%; P<0,001), sepsis maternal (0,4 vs 0,02%; P<0,001), vasa previa (0,5 vs 0,1%; P<
0,001), malpresentasi (19,8 vs 5,4%;P< 0,001), perdarahan post partum (1,4 vs 0,5%; P<0,001)
dan plasenta akreta (3 vs 1,3%; P<0,001). Plasenta previa meningkatkan mortalitas perinatal (6,6
vs 1,3%; P<0,001), apgar score < 7 setelah menit kesatu dan menit kelima (25,3 vs 5,9%;
P<0,001 dan 1,7 vs 2,6%;P< 0,001), malformasi congenital (11,5 vs 5,1%; P<0,001) dan
pertumbuhan janin terhambat intrauterin (3,6 vs 2,1%;P=0,003). Dengan menggunakan model
logistik lain, plasenta previa tidak berhubungan dengan mortalitas perinatal seperti kelahiran
prematur, usia ibu, dan lain-lain (OR 1,018; 95% CI 0,74-1,4; P=0.910).
Kesimpulan penatalaksanaan infertilitas, seksio sesaria perdana, dan usia ibu yang lanjut
merupakan faktor risiko terjadinya plasenta previa. Peningkatan insiden yang diakibatkan oleh
faktor risiko ini akan meningkatkan komplikasi perinatal. Identifikasi faktor risiko yang dini
bermanfaat untuk mengurangi terjadinya komplikasi tersebut.
Kata kunci plasenta previa . penatalaksanaan infertilitas. Seksio sesaria. Usia ibu lanjut.
Mortalitas perinatal. Keberhasilan kehamilan
Pendahuluan
Plasenta previa adalah suatu kondisi di mana plasenta terletak di segmen bawah rahim,
komplit atau sebagian yang menghalangi ostium serviks interna[1]. Prevalensi plasenta previa
adalah sekitar 0,28-1,5% [2-6]. Jika dibandingkan dengan populasi secara umum,kehamilan
dengan plasenta previa rawan terjadi perdarahan selama trimester kedua [7] yang meningkatkan
risiko buruk ibu dan perinatal,[3, 4, 8, 9]. Khususnya pada peningkatan risiko histerektomi
peripartum [10, 11], biasanya dilakukan akibat perdarahan yang tidak terkontrol, yang jelas
berakibat pada hilangnya fertilitas.
Beberapa studi berusaha untuk mencari faktor risiko plasenta previa [2, 4-6], dan
menunjukkan hubungan dengan ibu usia lanjut, paritas, ibu yang merokok, terapi infertilitas,
kelahiran dengan caesar sebelumnya, dan aborsi berulang [2, 4-6]. Dari faktor risiko tersebut,
beberapa diantaranya telah meningkat selama dekade terakhir termasuk tingkat bedah caesar [12-
16], ibu usia lanjut [17-20] dan wanita yang menjalani terapi fertilitas[21, 22]. Dengan
demikian, tujuan dari studi ini adalah mengevaluasi faktor-faktor risiko wanita hamil dengan
plasenta previa dibandingkan dengan populasi umum.
Metode dan materi
Telah dilakukan sebuah penelitian kohort retrospektif yang membandingkan kehamilan
wanita dengan dan tanpa plasenta previa. Kelahiran-kelahiran yang terjadi diantara tahun 1988
dan 2009 di pusat kesehatan universitas Soroka. Dimana merupakan rumah sakit satu-satunya di
Negev, bagian selatan dari Israel, yang memberikan perawatan untuk hampir semua populasi
obstetrik di wilayah ini.
Telah dikumpulkan data dari database perinatal yang terkomputerisasi dan data dari
grafik-grafik yang telah tercatat dirumah sakit. Informasi obstetrik ini segera dicatat setelah
proses melahirkan yang dilakukan oleh ahli kandungan dan secara rutin telah diperiksa untuk
ketidakakuratan informasi yang ada. Hanya terdapat empat sekretaris medis terampil untuk
memeriksa informasi yang ada sebelum dimasukan kedalam database.
Pemrograman (coding) dapat diselesaikan setelah dilakukannya pemeriksaan rekam
medik prenatal yang ada, dan sama seringnya dengan pemeriksaan dokumen-dokumen rumah
sakit. Prosedur ini dapat menjamin secara maksimal untuk kelengkapan dan keakuratan dari
database.
Definisi dari plasenta previa adalah semua kehamilan-kehamilan tunggal dengan
perlekatan seluruh atau sebagian besar plasenta di segmen bawah dari uterus yang tertutup secara
sempurna atau sebagian oleh tulang interna pada trimester kedua dan ketiga, yang didiagnosa
dengan menggunakan USG.
Kehamilan-kehamilan dengan janin kembar dan kehamilan-kehamilan tanpa pengawasan
prenatal yang memadai dikeluarkan dari penelitian.
Berikut ini adalah karakteristik-karakteristik klini yang diperiksa: usia ibu, etnis (Badui
Arab ataupun Yahudi), paritas, usia kehamilan, berat dan jenis kelamin fetus.
Berikut adalah faktor risiko pada obstetrik : merokok, proses melahirkan secara sesar
sebelumnya, mendapat perawatan kesuburan, aborsi berulang (dua atau lebih aborsis spontan
berturut-turut), dan gangguan hipertensi (pre eklampsia, eklampsia, dan hipertensi kronis).
Komplikasi maternal ibu yang diperiksa antara lain: perdarahan di trimester kedua,
kelahiran prematur, persalinan secara sesar, plasenta accrete, plasenta abrupsio, vasa previa,
perdarahan postpartum, histerektomi, sepsis, dan maternal packed cell transfusions.
Komplikasi neonatus dan proses melahirkan yang diperiksa: intrauterine growth
restrictions (IUGR), Apgar skor satu dan lima minimal kurang dari 7, malformasi kongenital,
dan kepatian perinatal. Penilaian lokal etik institusional telah disetujui.
Analisis statistik dilakukan dengan SPSS (SPSS, Chicago, IL). Signifikansi statistik
dihitung menggunakan uji Chi-square untuk perbedaan pada variabel dan uji t untuk perbedaan
pada variabel kontinu. Model regresi logistik multivariabel dengan eliminasi backward
(kebelakang) telah dilakukan untuk menemukan faktor resiko independent dan komplikasi yang
berhubungan dengan plasenta previa, dan penemuan jenis lainnya yang dapat dievaluasi
hubungannya terhadap plasenta previa dan kematian perinatal, dengan mengontrol cofounders
(pembaur). Odds ratios (OR) dan confidence interval (CI) sebanyak 95% telah dikomputerisasi.
Didapat hasil P < 0.005.
Hasil
Plasenta Previa mempersulit 0.42% ( n= 771) dari semua kehamilan. Karakteristik klinis
kehamilan dengan komplikasi plasenta previa ditunjukkan pada Tabel. 1. Plasenta previa
dihubungkan secara signifikan oleh pertambahan umur ibu, etnik yahudi, dan usia kehamilan
muda.
Table 1. karakteristik klinis wanita dengan atau tanpa plasenta previa
Karakteristik Plasenta previa
(n=771)a
Tanpa plasenta previa
(n =184,705) a
Nilai P
Usia ibu
< 20 tahun
20-29 tahun
30-34 ahun
>35 tahun
1
32,5
29
37,4
4,1
55,8
23,6
16,5
< 0,001
Etnis
Badui
Yahudi
35,3
64,7
46,1
53,9
< 0,001
Usia gestasi
< 34 minggu
34-36 minggu
37-41 minggu
> 42 minggu
23,5
28,4
47,1
1
2,1
5,6
87,6
4,7
< 0,001
a Nilai dalam persen
Faktor risiko obstetrinya ditunjukkan pada table 2. Tingginya angka penatalaksanaan infertilitas,
seksio sesaria pertama, merokok, dan adanya riwayat abortus pada parturien dengan plasenta
previa dibandingkan dengan kelompok pembanding.
Table 2. faktor risiko obstetri pada wanita dengan atau tanpa plasenta previa
Plasenta previa (n=771) a Tanpa plasenta
previa (184,705) a
OR CI Nilai P
Tatalaksana
infertilitas
6,4 1,9 3,6 2,7-4,8 < 0,001
Seksio sesaria 26,3 11,6 2,7 2,3-3,2 < 0,001
pertama
Merokok 2,9 1,3 2,2 1,4-3,3 < 0,001
Abortus
habitualis
10,5 5,4 2,1 1,6-2,6 < 0,001
Hipertensi 5,3 6 0,88 0,64-1,2 0,416
Tidak ada perbedaan yang signifikant antara plasenta previa dan kelompok kontrol
Tentang gangguan hipertensi. Kami memeriksa sejumlah wanita dalam kelompok sectio secarian
sebelumnya dengan plasenta previa. Dan mengungkapkan kelompok yang relatif besar wanita
dengan riwayat dari beberapa persalinan dengan kelompok sectio sesarian sebelumnya : 161
(20,9%) wanita memiliki satu persalinan sectio sesarian sebelumnya, 43 wanita (5,6%) memiliki
dua persalinan sectio sesarian sebelumnya, 25 wanita (3,2%) memiliki tiga persalinan sectio
sesarian sebelumnya, 17 wanita (2,2%) memiliki empat persalinan sectio sesarian sebelumnya,
dan 3 wanita (0,4%) memiliki lima persalinan sectio sesarian sebelumnya.
Plasenta previa secara bermakna berhubungan dengan hasil kehamilan yang merugikan
seperti histerektomi peripartum, perdarahan trimester ke dua, transfusi darah maternal, sepsis
maternal, vasa previa, malpersentasi, perdarahan postpartum, dan plasenta akreta. (Tabel 3)
Karakteristik klinik dan penampakan perinatal pada neonatus ditunjukkan dalam Tabel 4.
Neonatus yang lahir setelah komplikasi kehamilan dengan plasnta previa memiliki berat badan
lahir rendah, tetapi tidak berbeda dengan kelompok pembanding dalam hal gender. Hasil yang
merugikan pada perinatal termasuk tingginya angka kematian neonatal, apgar skor < 7 setelah 1
dan 5 menit, malformasi kongenital, dan retradasi pertumbuhan intrauterin pada kelompok
plasenta previa.
Dalam rangka menilai mana dari faktor-faktor tersebut secara independent terkait dengan
plasenta previa, analisis multivariabel dengan eliminasi mundur dilakukan. Kondisi berikutnya
ditemukan hubungan secara signifikant dengan plasenta previa: episode sebelumnya perdarahan
trimester ke dua, persalinan preterm, pengobatan infertility, sectio sesarian sebelumnya,
merokok, aborsi habitualis dan pertambahan usia maternal (Tabel 5).
Dengan menggunakan model regresi logistik, dengan kematian perinatal sebagai variabel
hasil, mengendalikan kelahiran prematur, pembatasan pertumbuhan intrauterin, usia ibu, dan
malformasi kongenital, plasenta previa tidak ditemukan sebagai faktor resiko independen untuk
kematian perinatal (OR 1,018; 95 % CI 0,74-1,40, P= 0,910, data tidak di tampilkan).
Diskusi
Penelitian ini merupakan salah satu dari banyak penelitian yang meneliti tentang faktor
risiko plasenta previa, dari sebuah pusat medis tunggal. Kejadian plasenta previa adalah 0,42%,
sesuai dengan laporan lain, tetapi lebih tinggi 0,38% dari kejadian yang sebelumnya dilaporkan
di lembaga kami untuk periode 1990-1998. Peningkatan ini dapat dijelaskan dengan
kecenderungan perubahan faktor risiko yang diketahui untuk plasenta previa.
Sebagai pusat medis kami adalah rumah sakit tersier satu-satunya yang memberikan
pelayanan kepada seluruh penduduk Israel selatan, data kami memungkinkan kita untuk
menyelidiki kejadian faktor-faktor risiko, serta untuk menilai dampaknya pada hasil buruk yang
terkait dengan plasenta previa. Penelitian ini memperkuat hubungan antara plasenta previa dan
faktor risiko, seperti usia ibu yang meningkat, operasi caesar sebelumnya, dan perawatan
kesuburan. Menggunakan analisis regresi logistik multivariabel, data kami menunjukkan bahwa,
ini merupakan faktor risiko independen untuk plasenta previa. Menariknya, setelah
mengendalikan untuk faktor pembaur, kebiasaan merokok dan aborsi tidak ditemukan menjadi
faktor risiko independen untuk plasenta previa.
Karena jumlah perempuan yang menjalani perawatan kesuburan meningkat di seluruh
dunia, serta usia ibu saat melahirkan Wrst, dan tingkat kelahiran sesar meningkat terus, hasil
kami diharapkan bisa digunakan. Kehamilan rumit dengan plasenta previa telah terbukti rentan
terhadap hasil yang merugikan, seperti kematian bayi, perdarahan postpartum, sepsis, transfusi
darah ibu, dan histerektomi. Pasien dengan plasenta previa dalam jumlah besar dalam penelitian
kami (n = 771) memberi kita kekuatan statistik untuk mendeteksi asosiasi langka, seperti vasa
previa, sepsis, transfusi darah ibu, dan histerektomi termasuk perdarahan tidak terkontrol.
Memang, hasil ini ditemukan lebih tinggi secara signifikan pada kelompok plasenta previa,
dengan tingkat lebih tinggi dari yang dilaporkan sebelumnya.
Sementara mengendalikan faktor pembaur, plasenta previa tidak ditemukan menjadi
faktor risiko independen untuk kematian perinatal. Oleh karena itu, bukan akibat langsung dari
implantasi normal, melainkan hubungannya dengan faktor risiko lain untuk hasil perinatal yang
merugikan, seperti malformasi kongenital dan usia kehamilan dini pada persalinan, yang
berkontribusi terhadap peningkatan risiko kematian perinatal.
Sebagai kesimpulan, penelitian kami menunjukkan bahwa faktor risiko independen untuk
plasenta previa adalah perawatan infertilitas, operasi caesar sebelumnya, dan usia ibu lanjut.
Peningkatan kejadian faktor-faktor risiko mungkin memberikan kontribusi sedikit, namun cukup
berarti dalam kejadian plasenta previa di lembaga kami. Karena faktor-faktor risiko ini menjadi
lebih umum di seluruh dunia, temuan kami harus melayani sebagai pengingat bagi para wanita
dengan plasenta previa yang cenderung merugikan.Sebuah surveilans cermat untuk faktor-faktor
risiko,bersama dengan pemantauan yang cermat selama kehamilan, dan perujukan tepat waktu
dapat membantu meminimalkan terjadinya komplikasi ibu dan perinatal yang berhubungan
dengan plasenta previa.
Tabel 3 Hasil kehamilan dan komplikasi persalinanwanita dengan dan tanpa plasenta previa
Palsenta
previa (n=
771)
Tidak plasenta
Previa (n=
184,075)
OR CI P value
Histerektomi
sesarea
5.3 0.036 154.8 104.2-229.8 <0.001
Perdarahan
trimester II
3.9 0.046 99.7 64.9-153.1 <0.001
Transfusi
darah pada
ibu
21.9 1.2 22.8 19.2-27.1 <0.001
Sepsis
maternal
0.4 0.017 22.5 6.9-73.8 <0.001
Vasa previa 0.5 0.1 4.8 1.8-13.0 <0.001
Malpresentasi 19.8 5.4 4.4 3.7-5.2 <0.001
Perdarahan
post partum
1.4 0.5 2.7 1.4-4.9 <0.001
Plasenta
akreta
3.0 1.3 2.4 1.6-3.6 <0.001
Tabel 4 Hasil perinatal dari wanita dengan dan tanpa plasenta previa
Karakteristik Plasenta pevia
(n=771)a
Tidak dengan
plasenta previa
(n=184,705)a
OR CI P value
Beratlahir
<2500 g
2500-4000 g
>4000 g
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Kematian
perinatal
Kematian fetus
antepartum
Kematian
intrapartum
Kematian post
partum
Nilai apgar pada
menit 1 <7
Nilai apgar pada
menit 5 <7
Malformasi
Kongenital
IUGR
42.8
46.1
1.2
47.1
52.9
6.6
1.6
0.5
4.5
25.3
7.1
11.3
3.6
8.1
77.5
4.6
48.7
52.3
1.3
0.7
0.1
0.5
5.9
2.6
5.1
2.1
5.6
5.4
2.9
2.4
1.8
4.2-7.4
4.6-6.3
2.2-3.8
1.9-3.0
1.2-2.6
<0.001
0.351
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
0.003
Tabel 5Sebuah model back-step regresi multiple logistik untuk kondisi independen yang
berhubungan dengan plasenta previa
Kondisi OR CI P value
Pedarahan trimester kedua
Kelahiran preterm
Penanganan infertilitas
Sectio cesarea sebelumnya
Merokok
Abortus berulang
Usia maternal
33.11
11.07
1.97
1.76
1.73
1.23
1.08
20.29-54.02
9.55-12.83
1.45-2.66
1.48-2.09
1.12-2.67
0.97-1.57
1.07-1.09
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
0.14
0.09
<0.001