Arah Kebijakan

18
ARAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN TAHUN 2015 - 2019 PENGEMBANGAN PERUMAHAN DIREKTORAT PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS Palangka Raya, 09 -10 Mei 2014

Transcript of Arah Kebijakan

ARAHAN KEBIJAKANPEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN TAHUN 2015 - 2019

PENGEMBANGAN PERUMAHAN DIREKTORAT PERUMAHAN DAN PERMUKIMANBAPPENAS

Palangka Raya, 09 -10 Mei 2014

TUJUAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN

(Undang-Undang No.1 Tahun 2011 tentang PKP, pasal 3)

Menjamin terwujudnya rumah layak huni dan terjangkau dalam lingkungan

yang sehat, aman, serasi, teratur, terpadu dan berkelanjutan

Undang-Undang No. 17 Tahun 2007RPJPN 2005-2025

Terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh

masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan

jangka panjang yang market friendly, efisien, dan akuntabel serta

terwujud kota tanpa permukiman kumuh (cities without slum)

MDGs Target 7DMencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan

penduduk miskin di permukiman kumuh (minimal 100 juta) pada tahun 2020;

Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan0% di tahun 2020

RPJMN

2015-2019

???

TANTANGAN KLASIK PEMBANGUNANPERUMAHAN

tahun untuk mencapai “Permukiman

Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan(MDGs)

16,00

14,00

12,00

10,00

8,00

6,00

4,00

2,00

0,00

kelola pembangunanperumahan

2000

14,4

4

2001

12,3

0

2002

12,3

7

2003

11,6

2

2004

10,9

0

2005

2006

13,5

2

2007

12,5

1

2008

13,0

2

2009

9,02

2010

8,73

2011

12,5

7

2012

12,4

2

2013

12,1

0

• Diperlukan penurunan sebanyak ±2% per

Kumuh 0% Tahun 2020”

• Penurunan proporsi RT Kumuh rata-rata hanya 0,18% per tahun dalam kurun 2000-

Ketimpangan antara pasokan (supply) dan kebutuhan (demand) bagi MBR

Terbatasnya kapasitas pengembang (developer) dalam menyediakan rumah bagi MBR

Rendahnya keterjangkauan (affordabilility) MBR untuk membangun atau membeli

Keterbatasan kemampuan pemerintah dan pemerintah daerah untuk memberikan fasilitasi penyediaan hunian yang layak bagi MBR

Belum memadainya tata

MENGUBAH PARADIGMA SEKTORPERUMAHAN

DARI MENUJU

Menurunkan Harga Rumah Meningkatkan KemampuanMasyarakat

Meningkatkan supply rumahmurah

Meningkatkan Demand /Affordability

Menurunkan “Barrier toPurchase”Subsidy Harga

RumahLayak

Terjangkau

Memastikansupply benar- benar untuk

Rumah Tangga MBR

Well TargettedPrograms (Berpihak

kepada Rumah Tangga MBR)

ARAHAN PEMBANGUNAN PERUMAHANDALAM RPJMN 2015-2019

Sasaran:Tersedianya akses bagi 21 juta rumah tangga berpendapatan rendah (pemenuhan hunian baru dan peningkatan kualitas hunian serta PSU)

ARAHAN KEBIJAKAN• meningkatkan fasilitasi terhadap penyediaan Rumah Layak Huni bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)• Mengurangi proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan

permukiman tidak layak

Target Sasaran: Perubahan indikator pembangunan dari satuan unit menjadi jumlah rumah tangga yang mendapatkan fasilitas kemudahan akses terhadap

hunian baru/perbaikan kualitas

Mewujudkan“Kota Tanpa Permukiman

Kumuh di Tahun 2020”

••

pm

STRATEGI

Peningkatan peran fasilitasi pemerintah/pemda dalam penyediaan hunian

DALAM RPJMN 2015-2019

Peningkatan peran fasilitasipemerintah/pemda dalam peningkatan kualitas hunian

Penguatan kapasitaspemerintah/ pemerintah daerah dalam memberdayakan pasar perumahan

Peningkatan efektifitas danefisiensi manajemen lahandan hunian di perkotaan

Pengembangan inovasi-inovasi pembangunan rumah layal huni

Pemanfaatan teknologi dan bahan bangunan yang aman dan murah serta pengembangan implementasi konsep rumah tumbuh (incremental housing).

Pengembangan bank tanah untuk perumahan, Fasilitasi penyediaan rumah susun sewa dan

rumah susun milik termasuk pengembangan skim sewa beli dan perbaikan property management.

engembangan regulasi yang efektif dan tidak endistorsi pasar.

• Kredit mikro&stimulan perbaikan rumahberbasis komunitasPenyediaan prasarana,sarana,dan utilitas Penanganan Permukiman Kumuh berbasis komunitas dan mengedepankan pemberdayaan pemda dan masyarakat

• Pengembangan sistem pembiayaan perumahan nasional yang efektif&efisien Pengembangan subsidi uang muka

• Kredit mikro perumahan swadaya

Prinsip Penanganan Permukiman kumuhTahun 2015-2019

Lingkup Penanganan Kumuh dalamRPJMN 2015-2019

Penanganan supply-demandperumahan

(contoh: Penyediaan Rusunawa)

Peningkatan kualitas rumahlingkungannya (permukiman)

Kemen PU:Rusunawa

untuk penanganan permukiman

kumuh

Kemenpera:Rusunawa

untuk penanganan

backlog perumahan

Rumah dan lingkunganpermukiman tidak layak

huni membentuk permukiman kumuh

Rumah tidak layakhuni yang tidakmengelompok

MENUJU KOTA TANPAPERMUKIMAN KUMUH

ARAH KEBIJAKAN

Meningkatkan fasilitasi penyediaan rumah layak huni untuk berbagai

tipologi MBR

Mengurangi proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman tidak

layak.

Persoalan Penanganan Kumuh

Persoalan utama penanganan permukimankumuh:

Kejelasan koordinasi dan pembagian urusan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

Pendataan Kumuh sebagai baseline penentuan program/kegiatan penanganan yang masih lemah.

Kejelasan Koordinasi dan PembagianUrusan antara Pusat dan Daerah

Persoalan Penanganan Kumuh (1):Perlunya Koordinasi dan PembagianUrusan Pusat dan Daerah

Era Desentralisasi :“Koordinasi” oleh

Pemda sebagaipenguasa aset

Sektor perumahan dan permukimanmerupakan kewenangan pemerintah

daerah

Penanganan permukiman kumuh belummenjadi prioritas daerah (keterbatasan

anggaran)Pemda harusmemiliki rencana

penanganan kumuh yang

komprehensif (complete

systemof slum alleviation)

Sebagian besar inisiatif program berasalpusat

dari

Program kurang efektif

Pemerintah daerahharus memiliki

kemampuan untuk memobilisasi

anggaran

I M

P L

I K

A S

I

Program Daerah: Berskala kecil dan

sebagian besar cukup efektif ,namun masih

sangat scattered

Program Pusat: Berskala besar namun

sering kurang mendapat sambutan

daerah

Arah Pendekatan PenangananPemerintah Daerah

Kumuh oleh

PIMPINAN DAERAH•Visi Misi•Mandat•Political Supports

•Tupoksi•DukunganDana

POKJA PKPD

STRATEGI PENANGANANKUMUH KOTA

Comm.based Monev

Local Economy

Capacity Building

Memorandum Program(Fisik/Sarana) Program-program

perbaikan perumahan/rusunawa

Program-program pembangunan sarana dan prasarana dasar

•Housing finance•microcredits•Pendampingan UKM

Program-program

capacity building/pembinaan

KSM/wirausaha

Pengembangan modal sosial

Rincian:1. Kegiatan2. Tahapan/Waktu3. Lokasi4. Besaran5. Sumber Dana

Minimum requirements:1. Dari,oleh, dan untuk kota

ybs.2. Berdasarkan strategipembangunan kota3. Skala kota dengan

kejelasan prioritas penanganan

4. Demand responsive approach (top-down meets bottom-up)

5. Multi sektor,multi stakeholder

Prinsip Pendekatan

Program pusat berupa “quota”, sehinggapengalokasiannya haruskebutuhan dan kesiapan

Pemerintah pusat hanya

disesuaikan dengandaerah

akan menjadipendamping daerah dalam penyusunanrencana dan menjalankan program

Pendataan Kumuh sebagai Baseline PenentuanProgram/Kegiatan yang masih belum optimal

Persoalan Penanganan Kumuh (2): Pendataan

Persoalan PendataanKumuh

Rumah Tangga dan Kawasan

KEMENPERA KEMEN PU

Pemutakhiran Data Kumuh, dan Pendataan

Tidak dapat menampilkan lokasisasaran dan jumlah RT per

kawasan permukiman tidak berbasis kawasan

Apakah setiap daerah menggunakanindikator yang sama dalam

mengukur kawasan kumuhnya? Ada berapa RT di dalamnya?

Perlu adanya kesepakatan data baseline untukprogram penanganan kumuh

Jumlah RT Kumuh:9,6 juta unit

Luas kawasan kumuh:5.000 Ha

Menggunakan data Rumah Tangga Kumuh dari BPS dengan kriteria sebagai berikut:• Kondisi atap, dinding, dan lantai• Kondisi air minum dan sanitasi per RT• Luas lantai

Pendataan bersumber dari data SPPIP,

Rekapitulasi SK Kumuh

Kementerian Perumahan Rakyat dan Kementerian Pekerjaan Umum memiliki pendataan penanganan permukiman kumuh yang berbeda

Alternatif Solusi Pendataan Kumuh

Rumah tidak layak huni yang tidakmengelompok

Perumahan tidak layak huni yangkemudian membentuk permukiman

kumuh

Data yangdiperlukan

Data yangdiperlukan

Syarat pendataan:• Harus merupakan data survei

lapangan, bukan sampling• Ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan indikator yang telah disepakati bersama

Kriteria:• Kondisi atap, dinding, dan lantai• Kondisi air minum dan sanitasi per RT• Luas lantai per kapita• Status kepemilikan lahan

Pengumpulan data harus memperhatikan:• Luas kawasan + jumlah Rumah Tangga• Kondisi perumahan,• Kondisi infrastruktur permukiman• Status kepemilikan lahan permukiman

Pendefinisian mengenai karakteristik RTLH dan permukiman kumuh sudah banyak dilakukan dan secara keseluruhan mudah dikenali. Data yang

diperlukan adalah:

PENENTUAN BASELINE PROGRAM

Data yang Dibutuhkan

Luas Permukiman

Baseline Penanganan Permukiman

KumuhLokasi permukiman

Jumlah Rumah TanggaBaseline

Penanganan RTLH

(scattered)

kualitas rumah oleh

Pelaksana Programyang tinggal di RTLH program peningkatan

Kemenpera

Lokasi RTLH Pelaksana

Pendataan Pemda dengan pendampingan Dit.

Bangkim PU

pendampingan oleh Dit.

Pelaksana Program

Kumuh Ditangani bersama olehKemenpera, Kemen PU,

Jumlah Rumah Tangga dan kementerian lainnya

di dalamnya Pelaksana Pendataan

Pemda dengan

kumuh Bangkim PU

Pencapaian Target MDGs dengan satuan Rumah Tangga akan menjadioutcome dari penanganan kumuh

Terima kasih