Arah Kebijakan PNT Tambang.ppt

22
Arah Kebijakan Peningkatan Nilai Tambah (PNT) Hasil Tambang (Implementasi Permen ESDM No.7 Tahun 2012 ) Mei, 2012

Transcript of Arah Kebijakan PNT Tambang.ppt

Arah Kebijakan Peningkatan Nilai Tambah (PNT) Hasil Tambang

(Implementasi Permen ESDM No.7 Tahun 2012 )

Mei, 2012

Outline

• Latar Belakang Regulasi PNT• Arah Kebijakan PNT• Critical Issue Dalam Penerapan Kebijakan PNT

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Hierarki Regulasi Pertambangan MinerbaApril 28, 2023

KONSTITUSIUUD 1945 PASAL 33 UUD 1945

Undang UndangNo. 4/2009

Aturan Pelaksana

1. PP No. 22/2010 [Wilayah Pertambangan]2. PP No. 23/2010 [Kegiatan Pengusahaan Mineral dan Batubara]3. PP No. 55/2010 [Pembinaan dan Pengawasan Kegiatan Pertambangan]4. PP No. 78/2010 [Reklamasi dan Pasca Tambang]

1. Permen ESDM No. 28/2009 [Usaha Jasa Pertambangan2. Permen ESDM No. 34/2009 [DMO Mineral dan Batubara]3. Permen ESDM No. 17/2010 [Harga Patokan Mineral dan Batubara]4. Permen ESDM No. 7/2012 [Peningkatan Nilai Tambah Mineral dan

Batubara]5. Draft Permen ESDM [Pengendalian Produksi dan Penjualan Mineral dan Batubara]

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Landasan Hukum (1)• UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:

– Pasal 95 huruf c “Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara”

– Pasal 102 “Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubara”

– Pasal 103 ayat (1) “Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri”

– Pasal 170 “Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan”

• PP No 23 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara:– Pasal 84 ayat (1) “Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi harus mengutamakan kebutuhan

mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri”– Bab VIII (pasal 93 – 96) mengenai Peningkatan Nilai Tambah, Pengolahan dan Pemurnian Mineral dan Batubara– Pasal 112 angka 4 huruf c “Kuasa pertambangan, surat izin pertambangan daerah, dan surat izin pertambangan

rakyat, yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhir serta wajib melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) tahun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara”

Dasar kewajiban pengolahan dan pemurnian di dalam negeri

•UU No. 4 Tahun 2009 PP No. 23 Tahun 2010

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

• Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara Dalam Negeri

• Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (sedang dalam tahap penyusunan oleh Kemenko Perekonomian), khususnya mengenai rencana pembangungan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral dan batubara (perlu diperhatikan pasokan bahan baku, energi, infrastruktur, unit pengolahan, kebijakan pemda setempat/unit terkait, ..dan lain-lain)

• Permen ESDM tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral dan Batubara

• RPermen ESDM tentang Peningkatan Nilai Tambah Batubara Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral dan Batubara (sedang dalam tahap pembahasan)

Landasan Hukum (2)

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Mengapa Nilai TambahApril 28, 2023

PENGERTIAN NILAI TAMBAHPertambahan nilai dari suatu barang sebagai hasil dari proses yang dilakukan terhadap barang tersebut.Dalam hal produk tambang, nilai tambah merupakan proses terhadap sumber daya alam (mineral dan batubara) sehingga menghasilkan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya yang lebih tinggi.

INI BERARTIPeningkatan nilai tambah akan membuat produk tambang dapat berfungsi sebagai katalisator dalam rangka mempercepat proses peningkatan ketahanan energi dan industri menuju kemakmuran bangsa dan negara.

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Perubahan ParadigmaApril 28, 2023

Produk pertambangan mineral dan batubara dari semula diekspor dalam bentuk material kasar/wantah (raw ) menjadi bahan baku industri hasil olahan yang bernilai tambah.

UU No. 4 / 2009 tentang Pertambanga

n Mineral dan Batubara

Sumber Daya Mineral sebagai sentra

Economic Growth

KESDM sebagai pembuat kebijakan,

regulator dan bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemanfaatan

mineral dan batubara

Paradigma : Peningkatan Nilai Tambah melalui pengolahan dan pemurnian di dalam negeri

• Pemenuhan kebutuhan mineral domestik

• Menumbuhkan mining industry (mengisi missing link rantai mining industry mineral)

• Peningkatan sumber daya dan cadangan mineral

• Jaminan keamanan pasokan mineral domestik

• Substitusi impor• Reformasi mining

to mining industry• Penguasaan

teknologi dan peningkatan SDM

Optimalisasi produk tambang minerba, melalui peningkatan:•Penerimaan negara•Tenaga kerja• Nilai tambang• Ketersediaan bahan baku industri

Pengolahan dan pemurnian

• Kebijakan (perizinan, insentif, pembatasan, dll)

• Pembangunan infrastruktur dan energi (listrik)

• Ketersediaan sumber daya dan cadangan

• Tumbuhnya mining industry (terisinya missing link rantai industri)

• Multiplier Effect

Mining Industry yang andal

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Mata Rantai Industri PertambanganPenerapan Regulasi PNT akan Berdampak Luas Pada Industri Pertambangan

April 28, 2023

Outline

• Latar Belakang Regulasi PNT• Arah Kebijakan PNT• Critical Issue Dalam Penerapan Kebijakan PNT

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Arah Kebijakan PNT TambangPembatasan Eksploitasi dan Ekspor Untuk Mendukung Pengembagan Hilirisasi Industri Pertambangan

April 28, 2023

Setiap jenis komoditas tambang, baik mineral logam, bukan logam, batuan maupun batubara wajib diolah/dimurnikan sesuai dengan batasan minimum pengolahan/pemurnian menurut Peraturan Menteri ESDM tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral dan Batubara Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral dan Batubara.

Setelah tahun 2014, pemegang IUP, KK, dan PKP2B harus sudah mengolah bahan tambang di dalam negeri.

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Misal : TembagaApril 28, 2023

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Misal : Nikel & ManganApril 28, 2023

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Arah Kebijakan PNT TambangInstrumen Kebijakan : ESDM dan Lintas Kementerian

April 28, 2023

• Penerbitan Permen Peningkatan Nilai Tambah

• Penerbitan Permen IUP OP Khusus Pengolahan dan Pemurnian

• Permendag Pelarangan Ekspor dan Revisi Kode HS Revisi PP No.17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan, dan Pengembangan Industri

• Perpres No.78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur

• Perpres No.13 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Perpres No.67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

• PP No.62 Tahun 2008 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/Atau di Daerah-daerah Tertentu

• Kebijakan harga energi khusus untuk pabrik pengolahan dan pemurnian mineral baru

• Rpermen Pengendalian Produksi dan Pemasaran Kepmen DMO (jumlah kebutuhan pasokan untuk smelter)

• Rpermen Tata Cara Pelaporan Penyusunan Pedoman terkait kegiatan studi kelayakan, amdal dan konstruksi pabrik/smelter

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Tindak Lanjut Permen ESDM No. 7 Tahun 2012Perlu Dilakukan Pengendalian Ekspor Melalui Regulasi Baru

April 28, 2023

Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Bidang Perekonomian tanggal 1 Mei 2012 yang dipimpin oleh Menko Bidang Perekonomian, dan dihadiri oleh Menteri ESDM, Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Menteri BUMN, disepakati perlunya pengendalian ekspor bijih (raw material atau ore) mineral melalui penetapan Tata Niaga Ekspor Mineral dan pengenaan Bea Keluar untuk mendapatkan manfaat yang optimal bagi Negara.

Pengaturan tata niaga ekspor mineral akan diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan. Dalam tata niaga ekspor tersebut, ekspor mineral dapat dilaksanakan setelah terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Kementerian ESDM. Pemberian rekomendasi didasarkan pada evaluasi administratif sejak diterbitkannya Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2012, yaitu :

1. Status IUP Mineral Clear and Clean (C&C);2. Pelunasan kewajiban pembayaran keuangan kepada negara; 3. Penyampaian rencana kerja dan/atau kerjasama dalam pengolahan dan

pemurnian mineral di dalam negeri;4. Penandatanganan Pakta Integritas;5. Pengenaan Bea Keluar sesuai ketentuan pemerintah;6. Kuota ekspor mineral dan jangka waktu.

Di samping hal tersebut, pemerintah juga merencanakan akan mengenakan Bea Keluar terhadap ekspor mineral yang akan diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Outline

• Latar Belakang Regulasi PNT• Arah Kebijakan PNT• Critical Issue Dalam Penerapan Permen ESDM 7

Tahun 2012

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Dibutuhkan Dukungan dan Tindak Lanjut Yang KuatApril 28, 2023

1. Penciptaan iklim investasi yang kondusif dan jaminan kepastian hukum• Pemberian insentif dan dukungan lembaga keuangan• Efektivitas Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria peraturan di

tingkat Pusat2. Penyediaan dan peningkatan infrastruktur khususnya listrik dan

transportasi• Pemanfaatan energi setempat• Peningkatan sistem transportasi

3. Peningkatan kerja sama bilateral dan multilateral untuk memperkuat posisi tawar produk di pasar Internasional

4. Penguatan pasar domestik dan Industri turunan agar mampu menyerap hasil olahan dari industri pertambangan

5. Peningkatan koordinasi dan harmonisasi kebijakan/peraturan• Lintas sektor/antarkementerian• Pemerintah Pusat dan Daerah• Asosiasi Pengusaha sektor ESDM• Pelaku Usaha/IUP/KK/PKP2B

6. Intensifikasi kegiatan eksplorasi untuk meningkatkan sumber daya dan cadangan mineral dan batubara

7. Peningkatan peran lembaga litbang• Efisiensi proses pengolahan/pemurnian mineral dan batubara• Validasi teknologi baru dan belum teruji• Alih teknologi fan inovasi

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Dampak Positif Kebijakan PNT Tambang

1. Nilai tambang2. Kebutuhan industri dalam negeri3. Penerimaan negara4. Tenaga kerja5. Konservasi6. Diversifikasi produk/energi7. Teknologi (rancang bangun dan rekayasa) 8. Terciptanya transformasi dari negara penghasil bahan mentah/setengah

jadi menjadi setengah jadi/bahan jadi9. Ketahanan energi10. Ketahanan industri dalam negeri

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Potensi “Penambahan” Penerimaan Negara Atas Kewajiban Ekspor Mineral Dalam Bentuk Bukan “Raw Material”

• Konsentrat tembaga menjadi logam: USD595.052.064

• Emas dari tembaga: USD455.284.476

• Perak dari tembaga: USD14.149.585

• Bijih nikel menjadi ferronikel: USD2.295.974.113

• Bauksit menjadi alumina: USD2.347.521.610

• Bijih besi menjadi “sponge”: USD399.339.109

• Batubara: USD2.436.894.167

Total : ± USD 8.544 juta/tahun

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

1. “Kehilangan” pendapatan negara dari ekspor

2. PHK: angka pengangguran, TK langsung dan tidak langsung

3. CSR/Comdev: laju pertumbuhan ekonomi bawah terhambat

4. Kerusuhan sosial???

5. Kegaduhan politik???

6. Pasar dunia terguncang: berimbas kepada pasar domestik

Dampak Negatif Kebijakan PNT Tambang

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Potensi “Kehilangan” Penerimaan Negara Atas Kewajiban Ekspor Mineral Dalam Bentuk Bukan “Raw Material”

• Konsentrat tembaga: USD136.861.975

• Emas dari tembaga: USD104.715.429

• Perak dari tembaga: USD3.254.404

• Bijih nikel: USD359.614.406

• Bauksit: USD150.841.267

• Bijih besi: USD196.554.827

• Batubara: USD1.932.829.333

Total : ± USD 2.884 juta/tahun

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Dibutuhkan Dukungan dan Tindak Lanjut Yang KuatApril 28, 2023

1. Penciptaan iklim investasi yang kondusif dan jaminan kepastian hukum• Pemberian insentif dan dukungan lembaga keuangan• Efektivitas Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria peraturan di

tingkat Pusat2. Penyediaan dan peningkatan infrastruktur khususnya listrik dan

transportasi• Pemanfaatan energi setempat• Peningkatan sistem transportasi

3. Peningkatan kerja sama bilateral dan multilateral untuk memperkuat posisi tawar produk di pasar Internasional

4. Penguatan pasar domestik dan Industri turunan agar mampu menyerap hasil olahan dari industri pertambangan

5. Peningkatan koordinasi dan harmonisasi kebijakan/peraturan• Lintas sektor/antarkementerian• Pemerintah Pusat dan Daerah• Asosiasi Pengusaha sektor ESDM• Pelaku Usaha/IUP/KK/PKP2B

6. Intensifikasi kegiatan eksplorasi untuk meningkatkan sumber daya dan cadangan mineral dan batubara

7. Peningkatan peran lembaga litbang• Efisiensi proses pengolahan/pemurnian mineral dan batubara• Validasi teknologi baru dan belum teruji• Alih teknologi fan inovasi

© PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PENUTUP

• Kebijakan PNT mineral dan batubara dalam jangka penjang merupakan kebijakan yang tepat dan perlu didukung bersama.

• Penerapan kebijakan PNT mineral dan batubara dipastikan akan berdampak luas terhadap perkembangan usaha di bidang pertambangan mineral dan batubara.

• Disadari bahwa selain berdampak positif, penerapan kebijakan PNT mineral dan batubara juga memunculkan dampak negatif yang cukup besar.

• Dengan waktu yang sangat terbatas (2 tahun), kebijakan PNT perlu diterapkan secara bertahap dan tepat dengan mempertimbangkan beberapa faktor kendala utama antara lain teknologi, timing (kondisi pasar domestik dan global) serta kesiapan infrastruktur fisik dan non fisik