ARAH DAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI...
Transcript of ARAH DAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI...
KEMENTERIAN
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
ARAH DAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH
DEPUTI BIDAN REFORMASI BIROKRASI, AKUNTABILITAS APARATUR DAN PENGAWASAN
MAKNA REFORMASI BIROKRASI Sebuah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan indonesia
Sebuah pertaruhan besar bagi bangsa indonesia dalam menyongsong tantangan abad ke-21
Berkaitan dengan ribuan proses tumpang tindih (overlapping) antarfungsi-fungsi pemerintahan, melibatkan jutaan pegawai, dan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit
Upaya menata ulang proses birokrasi dari tingkat tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru dengan langkah-langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, berfikir di luar kebiasaan/rutinitas yang ada, perubahan paradigma, dan dengan upaya luar biasa
Upaya merevisi dan membangun berbagai regulasi, memodernkan berbagai kebijakan dan praktek manajemen pemerintah pusat dan daerah, dan menyesuaikan tugas fungsi instansi pemerintah dengan paradigma dan peran baru
MAKNA REFORMASI BIROKRASI JIKA BERHASIL
• mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan publik;
• meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat; • meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan
kebijakan/program instansi; • meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu); • menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif,
dan efektif.
JIKA GAGAL
Reformasi birokrasi hanya akan menimbulkan ketidakmampuan birokrasi dalam menghadapi kompleksitas yang bergerak secara eksponensial di abad ke-21, antipati, trauma, berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan ancaman kegagalan pencapaian pemerintahan yang baik (good governance), bahkan menghambat keberhasilan pembangunan nasional.
GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI 2010-2025
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
5 TAHUNAN
PRINSIP PENYUSUNAN ROAD MAP RB
Meneruskan dan Meningkatkan Langkah-langkah yang Sudah Baik
Menterjemahkan Prioritas Utama Pemerintah Baru
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
Mengoperasionalkan RPJMN 2015 - 2019
Memperbaiki/ Menyempurnakan Strategi Implementasi
Memperkaya Dengan Isu-isu Strategis Baru
STRATEGI REFORMASI BIROKRASI 5
Level Makro
Level Meso
Level Mikro
• Kegiatan generik/mandatory dilakukan oleh seluruh instansi pemerintah ( K/L/P) , mengacu pada kebijakan makro serta disesuaikan dengan tingkat kemajuan yang berbeda satu dengan lainnya)
• Kegiatan yang spesifik sesuai dengan karakteristik masing-masing instansi pemerintah.
Mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh Kementerian PAN dan RB dalam rangka operasionalisasi kebijakan makro, menjaga konsistensi dan ritme pelaksanaan reformasi birokrasi secara nasional.
Mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh Kementerian PAN dan RB serta instansi yang terkait (antara lain: LAN, BKN, BPKP, LKPP, Kementerian Keuangan, Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dll) dalam rangka merumuskan, menyempurnakan berbagai kebijakan nasional untuk mendorong perubahan pada delapan area perubahan
ORGANISASI PELAKSANA
KOMITE PENGARAH REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
Tim Quality Assurance
TIM REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
Tim Independen
UNIT PENGELOLA REFORMASI BIROKRASI NASIONALTim
ReformasiBirokrasi
Kementerian/Lembaga
Tim Reformasi Birokrasi
Pemerintah Daerah
7
Road Map
Proses RB
PMPRB
Perencanaan
Monitoring dan Evaluasi Internal
Indeks RB dan Rencana Aksi Tindak Lanjut
Pelaporan dan Rencana Perbaikan
Pelaksanaan
Feedback
INTERNAL INSTANSI
EVALUASI EKSTERNAL UPRBN DAN TIM QA
Perencanaan RB Nasional
ROAD MAP RB NASIONAL 2015-2019
Proses Bisnis
Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pada Tingkat Mikro (pada masing-masing instansi pemerintah)
program dan kegiatan di masing - masing kementerian / lembaga dan pemerintah daerah satu
sama lain dapat berbeda, disesuaikan dengan karakteristik masing-masing instansi dan
kemajuan yang telah diperoleh selama masa pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode
sebelumnya
9
2014
2019 2025 RULE BASED
BUREAUCRACY
PERFORMANCE BASED BUREAUCRACY
DYNAMIC GOVERNANCE
Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional 2010 - 2025 Perpres No. 81 Th.
2010
Menjadi Pemerintahan
Kelas Dunia
TRANSFORMASI BIROKRASI SAMPAI 2025
Roadmap 2010-2014
Roadmap 2015-2019
Roadmap 2020-2025
Pada tahun 2025, pencapaian sasaran-sasaran di
atas secara bertahap, diharapkan telah
menghasilkan governance yang berkualitas.
Semakin baik kualitas governance, semakin baik
pula hasil pembangunan (development outcomes)
yang ditandai dengan: a. tidak ada korupsi; b.
tidak ada pelanggaran; c. APBN dan APBD
baik; d. semua program selesai dengan baik; e.
semua perizinan selesai dengan cepat dan
tepat; f. komunikasi dengan publik baik; g.
penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan
produktif; h. penerapan reward dan
punishment secara konsisten dan
berkelanjutan; i. hasil pembangunan nyata
(propertumbuhan, prolapangan kerja, dan
propengurangan kemiskinan)
• efektif, efisien dan ekonomis • difokuskan pada upaya untuk
mewujudkan outcomes (hasil) • menerapkan manajemen kinerja
yang didukung dengan penerapan sistem berbasis elektronik
• Setiap individu pegawai memiliki kontribusi yang jelas terhadap kinerja organisasi
Road Map Reformasi Birokrasi
2015-2019
PERATURAN MENTERI PANRB NO. 11 TAHUN 2015
Kerangka keterkaitan arah Kebijakan & Road Map Birokrasi
NAWA CITA
NAWA CITA
Road Map Reformasi Birokrasi
Kerangka pelaksanaan Reformasi birokrasi
• Evaluasi RB • Evaluasi AKIP
• Evaluasi ZI WBK/WBBM (Proses & Hasil)
Pemerintah belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah Pemerintah belum efektif dan efisien
Pelayanan publik masih buruk
Pemerintah yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi
Pemerintah yang efektif dan efisien
Pelayanan publik yang baik dan berkualitas
From: Bad Governance
To: Good Governance
Hasil antara perubahan 8
Area
Isu Strategis
Birokrasi
Mindset (pola pikir)
Culture set (budaya kerja)
Prinsip Pelaksanaan: Outcomes Oriented , Terukur, Efisien,Efektif, Realistik, Konsisten, Sinergi,Inovatif,Kepatuhan,Dimonitor
Pelopor
Penggerak Perubahan
(Agent of Changes &
Role Model)
Kapasitas
Assesor
PROSES PERBAIKAN 8 Area Perubahan
Percontohan
Unit Kerja WBK/WBBM
14
Komitmen pimpinan instansi di dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi &pungli masih lemah
01
Peran Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) masih lemah
02
Partisipasi publik dalam penyelenggaraan pemerintahan masih rendah
03
Penerapan e-government belum terintegrasi & Merata
04
Inefisiensi penggunaan anggaran
05
Inovasi dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Publik belum dilakukan secara merata
06
Isu Strategis Birokrasi
Lemahnya penegakkan hukum & tumpang tindih peraturan
07
Organisasi gemuk, fragmented, tumpang tindih
08 Rendahnya Kompetensi ASN, mindset & culture set birokrasi yang kurang baik
09 Akuntabilitas Kinerja masih rendah
10
Hasil Perubahan 8 Area
15
Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran
Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan
prinsip-prinsip good governance
Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif
SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja
tinggi dan sejahtera
Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
Organisasi
Tatalaksana
Peraturan Perundang-undangan
Sumber daya Manusia aparatur
Pengawasan
Akuntabilitas
Pelayanan publik
Mind set dan culture
Set Aparatur
AREA HASIL YANG DIHARAPKAN
15
ISU STRATEGIS
Organisasi gemuk, fragmented dan tumpang tindih fungsi
Sistem, proses dan prosedur kerja tidak jelas
PerUUan Tumpang Tindih (Overlapping)
Masih rendahnya kompetensi, belum sesuai dengan kebutuhan dalam jabatan; kinerja
belum optimal
Rendahnya komitmen pencegahan dan pemberantasan korupsi Dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah masih lemah
Kualitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah masih rendah
Kualitas pelayanan publlik masih rendah
Pola pikir berdasarkan aturan semata (ruled based) & Integritas yang masih rendah
FOKUS PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI (1)
Pengawasan • Meningkatnya kapasitas APIP
• Meningkatnya penerapan sistem pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis
• Meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
• Meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi
• Menurunnya tingkat penyimpangan oleh aparatur
• Meningkatnya jumlah instansi pemerintah yang memperoleh opini WTP – BPK
Akuntabilitas
•Meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi
•Meningkatnya kualitas penerapan sistem pengadaan barang dan jasa yang adil, transparan, dan profesional
•Meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja nasional
•Meningkatnya akuntabilitas aparatur
Pelayanan Publik
•Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik.
•Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
•Meningkatnya profesionalisme aparatur
Mental Aparatur dan Manajemen Perubahan
• Meningkatnya penerapan/internalisasi asas, prinsip, nilai dasar,kode etik, dan kode perilaku, termasuk penguatan budaya kinerja dan budaya pelayanan
• Meningkatnya penerapan budaya kerja positif di setiap instansi pemerintah
• Meningkatnya integritas aparatur
• Meningkatnya profesionalisme aparatur
• Meningkatnya citra positif aparatur sebagai pelayan masyarakat
• Meningkatnya kepuasan masyarakat
FOKUS PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI (2)
Organisasi/Kelembagaan •Meningkatnya kualitas pelaksanaan agenda reformasi birokrasi nasional
•Meningkatnya ketepatan ukuran, ketepatan fungsi dan sinergisme/kesinergisan kelembagaan Kementerian/lembaga pemerintah non kementerian/lembaga non struktural
•Menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi antar Kementerian/Lembaga dan antar Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah daerah
•Meningkatnya kejelasan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
•Meningkatnya sinergisme kelembagaan antara instansi pemerintah pusat dan daerah
•Meningkatnya sinergisme dan penguatan kelembagaan pada masing-masing bidang pembangunan
•Meningkatnya kinerja aparatur
Tatalaksana • Meningkatnya penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang
jelas, efektif, efisien, cepat, terukur sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-Government
• Meningkatnya kualitas tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah
• Meningkatnya penerapan keterbukaan informasi publik
• Meningkatnya penerapan sistem pengadaan barang dan jasa 33 secara elektronik
• Meningkatnya penerapan manajemen kearsipan yang handal
• Meningkatnya kualitas pelayanan
Peraturan Perundang-undangan
•Meningkatnya keterlibatan publik dalam proses perumusan kebijakan
•Meningkatnya kualitas regulasi yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik
Sumber Daya Manusia Aparatur •Meningkatnya kemampuan unit yang mengelola SDM ASN untuk mewujudkan
SDM aparatur yang kompeten dan kompetitif
•Meningkatnya kepatuhan instansi untuk penerapan manajemen SDM aparatur yang berbasis merit
•Meningkatnya jumlah instansi yang mampu menerapkan manajemen kinerja individu untuk mengidentifikasi dan meningkatkan kompetensi SDM aparatur
•Meningkatnya jumlah instansi untuk membentuk talent pool (kelompok suksesi) untuk pengembangan karier pegawai di lingkungannya
•Meningkatnya jumlah instansi yang mampu mewujudkan sistem informasi manajemen SDM yang terintegrasi di lingkungannya
•Meningkatnya penerapan sistem pengembangan kepemimpinan untuk perubahan
•Meningkatnya pengendalian penerapan sistem merit dalam Manajamen SDM aparatur
•Meningkatnya profesionalisme aparatur
SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN:
BIROKRASI YANG BERSIH DAN AKUNTABEL
No Indikator Satuan Baseline Target 2019
1.
Opini WTP atas
Laporan Keuangan
a. K/L % 74 95
b.Provinsi % 23 85
c.Kabupaten % 18 60
d.Kota % 33 65
2. Tingkat Kapabilitas
APIP Skor 1-5 1 3
3. Tingkat Kematangan
Implementasi SPIP Skor 1-5 1 3
4.
Instansi Pemerintah dg
Akuntabilitas Kinerja
Baik (Skor B atas
SAKIP)
a.K/L % 39,3 85
b.Provinsi % 27,3 75
c.Kab/Kota % 0,8 50
5.
Penggunaan E-
Procurement thd
Belanja Pengadaan
% 30 80 18
ARAH KEBIJAKAN
1. Penerapan sistem nilai dan
integritas birokrasi yang
efektif.
2. Penerapan pengawasan
yang independen,
profesional, dan sinergis.
3. Peningkatan kualitas
pelaksanaan dan integrasi
antara sistem akuntabilitas
keuangan dan kinerja.
4. Peningkatan fairness,
transparansi dan
profesionalisme dalam
pengadaan barang dan jasa.
SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN:
BIROKRASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
No Indikator Satuan Baseline Target 2019
1. Nilai Indeks
Reformasi Birokrasi
Baik (Kategori “B” ke
atas)
a.K/L % 47 75
b.Provinsi % na 60
c.Kab/Kota % na
45
2. Indeks
Profesionalitas ASN
Skor
1-100 76 86
3. Indeks e-Government
Nasional
a.Kementerian/
Lembaga
Skor 0-4 2,66
(2013)
3,4
b.Provinsi Skor 0-4 2,2 (2012)
c.Kabupaten/kota Skor 0-4 2,2 (2012)
19
ARAH KEBIJAKAN
1. Penguatan agenda Reformasi Birokrasi Nasional
dan peningkatan kualitas implementasinya.
2. Penataan kelembagaan instansi pemerintah
yang tepat ukuran, tepat fungsi dan sinergis.
3. Penataan bisnis proses yang sederhana,
transparan, partisipatif, dan berbasis e-
Government.
4. Penerapan manajemen ASN yang transparan,
kompetitif, dan berbasis merit untuk
mewujudkan ASN yang profesional dan
bermartabat.
5. Penerapan sistem manajemen kinerja nasional
yang efektif.
6. Peningkatan kualitas kebijakan publik.
7. Pengembangan kepemimpinan untuk
perubahan dalam birokrasi untuk
mewujudkan kepemimpinan yang
visioner, berkomitmen tinggi, dan
transformatif.
8. Peningkatan efisiensi (belanja aparatur)
penyelenggaraan birokrasi.
9. Penerapan manajemen kearsipan yang
handal,komprehensif, dan terpadu.
SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN:
BIROKRASI YANG MEMILIKI PELAYANAN PUBLIK BERKUALITAS
20
No Indikator Satuan Baseline Target 2019
1
Indeks Integritas Nasional
a. Integritas Pelayanan Publik (Pusat)
Skor 0-10
7,22 9
b. Integritas Pelayanan Publik (Daerah)
Skor 0-10
6,82 8,5
2 Survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
% 80 95
3
Tingkat Kepatuhan K/L/Pemda dlm Pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik (Zona Hijau)
%
a. Kementerian % 64 100 b. Lembaga % 15 100 c. Provinsi % 50 100 d. Kab/Kota % 5 80
20
ARAH KEBIJAKAN
1. Penguatan kelembagaan dan
manajemen pelayanan:
a. Implementasi UU Pelayanan
Publik
b. Pemanfaatan ICT
c. Integritas dan kualitas SDM
Pelayanan
d. Budaya pelayanan
e. Quick Wins
2. Penguatan kapasitas pengelolaan
kinerja pelayanan publik.
a. Penguatan monev kinerja
b. Efektivitas pengawasan
c. Sistem pengaduan
d. Penerapan reward and
punishment
Percepatan RB dengan Membangun Percontohan PEMBANGUNAN ZI-MENUJU WBK/WBBM
21
Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)
Merupakan predikat yang diberikan kepada unit kerja pada instansi pemerintah yang memenuhi indikasi bebas dari korupsi (KKN) dan melayani publik dengan baik
INDEKS RB
•Pengungkit/ Proses (60%) (8 Area perubahan) •Hasil (40%) ( Kapasitas/Akuntabilitas, Survey Eksternal Kepuasan Pelayanan & Survey IPK)
•Pengungkit (60%) (6 Area perubahan) •Hasil (40%) ( TLHP , Survey Eksternal Kepuasan Pelayanan & Survey IPK)
Syarat Unit Percontohan
1) Dianggap sebagai unit yang penting/strategis dalam melakukan pelayanan publik 2) Mengelola sumber daya yang cukup besar 3) Memiliki tingkat keberhasilan Reformasi Birokrasi yang cukup tinggi di unit tersebut
UNIT ZI-WBK/WBBM SEBAGAI MINIATUR
REFORMASI BIROKRASI
22