Apus Vagina

12
VAGINAL SMEAR Oleh : Nama : Nur Amalah NIM : B1J011135 Rombongan : IV Kelompok : 2 Asisten : Andri Prajaka Santo LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2012

description

praktikum apus vagina adalah praktikum di perkembangan hewan.

Transcript of Apus Vagina

Page 1: Apus Vagina

VAGINAL SMEAR

Oleh :

Nama : Nur AmalahNIM : B1J011135Rombongan : IVKelompok : 2Asisten : Andri Prajaka Santo

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2012

Page 2: Apus Vagina

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mamalia merupakan salah satu kelas yang bereproduksi secara seksual. Oleh

karena itu, mamalia mempunyai aktivitas seksual yang menyertai sepanjang hidupnya.

Aktivitas seksual tersebut selalu berubah-ubah, kadang tinggi dan kadang juga rendah.

Siklus estrus merupakan salah satu penyebab perubahan aktivitas seksual tersebut.

Vaginal smear merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi fase

siklus estrus yang sedang dialami oleh individu betina dengan cara mengamati tipe sel

dan proporsi masing-masing sel yang ditemukan pada apusan. Periode antara satu fase

estrus dengan fase estrus berikutnya disebut siklus estrus. Setiap hewan memiliki siklus

estrus yang berbeda-beda, ada golongan hewan monoestrus (estrus sekali dalam satu

tahun), golongan poliestrus (estrus beberapa kali dalam setahun) dan hewan poliestrus

bermusim (estrus hanya selama musim tertentu dalam satu tahun). Satu siklus estrus

terdapat empat fase yaitu proestrus, estrus, metestrus/postestrus, dan diestrus. Masing-

masing fase tersebut berkaitan dengan perubahan aktivitas seksual dan struktur pada

ovarium, uterus, dan vagina.

Mencit (Mus musculus) digunakan dalam praktikum kali ini karena termasuk

kelas mamalia yang bertubuh kecil, sehingga mudah diamati, dan mudah didapat.

Mencit juga memiliki siklus estrus yang pendek.

Metode vaginal smear dapat diaplikasikan dalam bidang kesehatan, salah satu

contohnya yaitu untuk mendeteksi penyakit kanker mulut rahim yang disebabkan oleh

Human Papilloma Virus atau HPV. Metode yang digunakan adalah pemeriksaan sel-sel

yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa dibawah mikroskop.

Page 3: Apus Vagina

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah dapat melakukan prosedur pembuatan

preparat apus vagina dan menentukan fase dalam siklus estrus berdasarkan hasil vaginal

smear.

Page 4: Apus Vagina

II. TINJAUAN PUSTAKA

Vaginal smear merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi fase

siklus estrus yang sedang dialami oleh individu betina dengan cara mengamati tipe sel

dan proporsi masing-masing sel yang ditemukan pada apusan. Hewan yang dapat

diamati siklus estrusnya melalui metode vaginal smear yaitu hewan betina yang masak

kelamin dan tidak sedang hamil. Periode antara satu fase estrus dengan fase estrus

berikutnya disebut siklus estrus. Satu siklus estrus terdapat empat fase yaitu proestrus,

estrus, metestrus/postestrus, dan diestrus (Caligioni, 2010).

1. Fase proestrus

Ditandai dengan adanya sel-sel epitel sel-sel epitel berbentuk oval atau poligonal

berinti ( sel poligonal lebih banyak). Terjadi pembentukan folikel sampai tumbuh

maksimum. Pertumbuahan folikel ini menghasilkan estrogen sehingga dinding uterus

menjadi lebih tebal dan halus serta lebih bergranula. Selain itu digetahkan cairan yang

agak pekat yang dinamakan cairan milk uteria. Struktur histologis epitel vagina pada

fase proestrus adalah berlapis banyak (10-13), stratum korneum kornifikasi aktif,

leukosit sedikit, dan mitosis aktif (Nalbandov, 1990).

2. Fase estrus

Fase ini ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk , produksi estrogen

akan bertambah dan terjadi ovulasi sehingga dinding mukosa uterus akan

menggembung dan mengandung sel-sel darah, pada fase ini folikel matang dan terjadi

ovulasi dan betina siap menerima sperma dari jantan. Sel-sel epitel menanduk

merupakan indikator terjadinya ovulasi, menjelang ovulasi leukosit makin banyak

menerobos lapisan mukosa vagina kemudian ke lumen. Selama masa luteal pada

ovarium dengan pengaruh hormon progesteron dapat menekan pertumbuhan sel epitel

Page 5: Apus Vagina

vagina. Struktur histologis epitel vagina pada fase estrus yaitu lapisan superficial

berinti, struktur korneum sedikit dan melepas leukosit di bawah epitel, mitosis

berkurang,dan leukosit tidak ada (Yatim, 1982).

3. Fase Metestrus

Metestrus adalah fase setelah ovulasi dimana korpus luteum mulai berfungsi.

Panjangnya metestrus dapat tergantung pada panjangnya waktu LTH (Lutetropik

Hormon) disekresi oleh adenohipofisis. Selama periode ini terdapat penurunan estrogen

dan penaikan progesteron yang dibentuk oleh ovary (Guyton dan Hall, 1997).

4. Fase Diestrus

Diestrus adalah periode “quiescence” yang relatif pendek antara siklus estrus

pada hewan–hewan yang tergolong poliestrus. Pada fase diestrus ditandai dengan

adanya sel epitel normal dan banyak leukosit. Hormon tidak disekresikan dalam jumlah

konstan sepanjang daur seksual, tetapi dengan kecepatan yang sangat berbeda dalam

berbagai bagian dari daur tersebut. Sistem hormon yang berperan dalam daur

pembiakkan adalah hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus yaitu GnRh, hormon

yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior yaitu FSH dan LH, dan hormon yang

dikeluarkan oleh ovarium yaitu estrogen dan progesteron (Guyton dan Hall, 1997).

Page 6: Apus Vagina

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cotton bud, object glass,

cover glass, pipet tetes, mikroskop, dan tissue.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Mencit betina ( Mus

musculus ) yang masak kelamin dan tidak sedang hamil, larutan NaCl fisiologis, larutan

alkohol 70%, pewarna methylen blue, dan air kran.

B. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Object glass dibersihkan dengan alkohol 70% dan dikering udarakan.

2. Mencit betina ( Mus musculus ) yang akan diperiksa dipegang dengan tangan kanan,

dengan cara menelentangkannya di atas telapak tangan sementara tengkuk dijepit

oleh ibu jari dan telunjuk. Ekor dijepit diantara telapak tangan dan jari kelingking.

3. Ujung cotton bud dibasahi dengan larutan NaCl fisiologis kemudian secara perlahan

dimasukkan ke dalam vagina mencit sedalam ± 5mm dan diputar searah secara

perlahan-lahan dua hingga tiga kali.

4. Ujung cotton bud yang sudah dioleskan pada vagina tersebut dioleskan memanjang

dua atau tiga baris olesan dengan arah yang sama pada object glass.

5. Olesan vagina tersebut ditetesi dengan larutan methylen blue sambil sesekali

dimiringkan agar pewarna merata pada permukaan ulasan dan ditunggu selama ± 15

menit. Pewarna yang berlebihan dibersihkan dengan membilas menggunakan air

kran yang mengalir kecil kemudian ditutup dengan cover glass.

Page 7: Apus Vagina

6. Preparat diamati di bawah mikroskop. Tipe dan proporsi sel dalam preparat apusan

diamati. Sel-sel yang ditemukan digambar dan ditentukan fasenya.

Page 8: Apus Vagina

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1

2

(A) (B)(Nalbandov, 1990)

Keterangan Gambar :

A. Gambar mikroskopis siklus estrus fase proestrus

Perbesaran 40 x1 0

B. Gambar skematis siklus estrus fase proestrus

1. Sel Epitel

2. Sel Leukosit

Page 9: Apus Vagina

B. Pembahasan

Percobaan vaginal smear pada mencit betina yang telah dilakukan

menunjukkan mencit tersebut sedang mengalami fase proestrus. Fase proestrus

merupakan fase dalam siklus estrus yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel

berbentuk oval atau poligonal berinti (sel poligonal lebih banyak). Terjadi pembentukan

folikel sampai tumbuh maksimum. Pertumbuahan folikel ini menghasilkan estrogen

sehingga dinding uterus menjadi lebih tebal dan halus serta lebih bergranula. Selain itu

digetahkan cairan yang agak pekat yang dinamakan cairan milk uteria. Struktur

histologis epitel vagina pada fase proestrus adalah berlapis banyak (10-13), stratum

korneum kornifikasi aktif, leukosit sedikit, dan mitosis aktif (Amaya, 2011).

Sel epitel merupakan sel yang terletak di permukan vagina, sehingga apabila

terjadi perubahan kadar estrogen maka sel epitel merupakan sel yang paling awal

terkena akibat dari perubahan tersebut. Sel leukosit merupakan sel antibodi yang

terdapat di seluruh bagian individu. Sel leukosit di vagina berfungsi membunuh bakteri

dan kuman yang dapat merusak ovum. Sel epitel berbentuk oval atau poligonal berinti

sedangkan sel leukosit berbentuk bulat berinti (Soeminto, 2000).

Hasil percobaan menunjukkan adanya sel epitel muda yang berbentuk oval

berinti, sel epitel poligonal berinti yang lebih banyak dibandingkan epitel muda,dan

sedikit sel leukosit pada preparat apus vagina mencit. Berdasarkan hal tersebut, menurut

Yatim (1982) mencit tersebut sedang mengalami fase proestrus.

Page 10: Apus Vagina

Siklus estrus memiliki perbedaan dengan siklus menstruasi. Perbedaan tersebut

menurut Guyton dan Hall (1997) antara lain :

No Siklus estrus Siklus menstruasi

1 Terdapat beberapa tahapan seperti

proestrus, estrus, metestrus dan diestrus

Terjadi jika ovum tidak dibuahi

2 Endometrium tidak mengalami

peluruhan

Endometrium mengalami

penyusutan dan hancur

3 Saat sel telur tidak dibuahi tidak terjadi

pendarahan tetapi akan terjadi penebalan

endometrium

Saat sel telur tidak dibuahi akan

terjadi pendarahan

Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron secara tiba-

tiba, terutama progesteron pada akhir siklus ovarium bulanan. Efek pertama adalah

penurunan rangsangan terhadap sel-sel endometrium oleh kedua hormon ini, yang

diikuti dengan cepat endometrium sendiri menjadi kira-kira 65 % dari ketebalan semula.

Selama menstruasi normal, 40 mm darah dan tambahan 35 ml cairan serus dikeluarkan

dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah dimulainya menstruasi, pengeluaran darah akan

berhenti, karena pada saat ini endometrium mengalami epitelisasi kembali (Guyton dan

Hall, 1997).

Page 11: Apus Vagina

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Siklus estrus pada mamalia dapat diidentifikasi dengan membuat preparat apus

vagina yang disebut dengan metode vaginal smear, yaitu dengan mengamati tipe

sel dan proporsi masing-masing sel yang ditemukan pada apusan. Prosedur

pembuatan preparat apus vagina secara singkat yaitu dengan cara memasukkan

cotton bud yang telah dibasahi dengan NaCl fisiologis ke dalam vagina mencit yang

telah masak kelamin, kemudian mengoleskannya pada gelas objek yang telah

dibersihkan dengan alkohol 70 % dan mengamatinya di bawah mikroskop.

2. Hasil percobaan menunjukkan bahwa mencit yang diamati sedang mengalami fase

proestrus, yang ditandai dengan adanya sel epitel muda yang berbentuk oval berinti,

sel epitel poligonal berinti yang lebih banyak dibandingkan epitel muda,dan sedikit

sel leukosit pada preparat apus vagina.

B. Saran

Sebaiknya saat praktikum, disediakan preparat apus vagina yang sudah jadi

yang terdiri dari fase proestrus, estrus, metestrus atau postestrus, dan diestrus, sehingga

dapat membantu kelompok yang belum berhasil membuat apus vagina.

Page 12: Apus Vagina

DAFTAR REFERENSI

Amaya. 2011. Metode Vaginal Smear. http://amayakisa.blogspot.com/2011/10/vaginal-smear.html. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2012.

Caligioni. 2010. Assessing Reproductive Status/Stages in Mice. Curr Protoc Neurosci.Author Manuscript: available in PMC (2010) : 1-11

Guyton, A. C and Hall, J. E. 1997. Textbook Medical Physiologi. Wb SaundersCompany, Philadelphia.

Nalbandov, A. V. 1990. Reproductive Physiology of Mammals and Birds. W. H.Freeman and Company, San Fransisco.

Soeminto. 2000. Embriologi Vertebrata. Fakultas Biologi Universitas JenderalSoedirman, Purwokerto.

Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung.