Sediaan Apus Darah-Kel 1
-
Upload
aniza-putri-pratiwi -
Category
Documents
-
view
496 -
download
16
Embed Size (px)
Transcript of Sediaan Apus Darah-Kel 1

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
“SEDIAAN APUS DARAH”
DI SUSUN OLEH : Aniza Putri Pratiwi (1104015025)
Fitria Malta (1104015112)
Muhammad Rizky (1104015204)
Tegar Arlan Mas Irfan (1104015320)
Isneny Utari (1104017025)
Kelompok I/Kelas II E
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan
pembuluh darah. Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir
darah) dan cairan darah (plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian yang
mempunyai bentuk. Ada 3 macam sel darah yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). (Wulangi, 1993)
Dalam diri manusia tidak hanya terdapat sel darah merah saja tetapi
terdapat pula juga sel darah putih atau dikenal dengan leukosit. Fungsi leukosit
atau sel darah putih ini adalah untuk melindungi tubuh terhadap kuman-kuman
penyakit yang menyerang tubuh kita dengan cara memakan kuman-kuman
penyakit tersebut (fagosit). Lekosit memiliki ciri-ciri yaitu : tidak berwarna
(bening), bentuknya pun tidak tetap, berinti, serta ukurannya pun lebih besar dari
pada sel darah merah.
1. Sel darah merah (eritrosit)
Bentuk dan ukuran sel darah merah tergantung dari jenis hewan. Pada
mamalia sel darah merahnya tidak mempunyai inti, bentuknya bulat (kecuali pada
camellidae bentuknya lonjong) dan bikonkaf. Sel darah merah pada kebanyakan
vertebrata yang lain mempunyai bentuk lonjong, berinti dan bikonfeks.
Pada umumnya sel darah merah yang tidak berinti mempunyai ukuran
lebih kecil dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah merah
yang ukurannya paling besar terdapat pada hewan amfibia. (Eckert, 1978)
Sel darah merah
Sel darah merah manusia

Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte)[1] adalah jenis
sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-
jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam
eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen.
Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen
akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah
merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat
besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu
membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus.
Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari
Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)
Dari kiri ke kanan: eritrosit, trombosit, dan leukosit.
Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein
kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut,
atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-
paru dan insang, dan kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh
tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah.
Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari
jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut
dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah
senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di
jaringan otot.
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada
hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan,
tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika
terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen

dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan
warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri
mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan
oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.
Pengurangan jumlah oksigen yang membawa protein di beberapa sel
tertentu (daripada larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap penting dalam
evolusi makhluk hidup bertulang belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan
terbentuknya sel darah merah yang memiliki viskositas rendah, dengan kadar
oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih baik dari sel darah ke jaringan
tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata. Lebar eritrosit
kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter pembuluh kapiler dan telah
disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan pertukaran oksigen dari eritrosit dan
jaringan tubuh.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui bentuk-bentuk sel darah terutama pada sel darah putih
(leukosit).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
SEL DARAH MANUSIA
Tubuh manusia tersusun dari milyaran sel darah yang memiliki fungsi
yang vital. Terdapat tiga tipe sel darah pada manusia, sel darah merah yang
merupakan jumlah sel darah terbanyak, sel darah putih, dan trombosit, yang
masing-masing memiliki fungsi dan kadar yang berbeda dalam tubuh. Salah
satunya adalah penghitungan jumlah sel darah dimana terdapat standar jumlah sel
darah untuk mengindikasikan kondisi tubuh manusia. Standar jumlah sel darah
tergantung beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, usia, dan lain-lain. Sehingga,
penghitungan jumlah sel darah menjadi salah satu metode untuk mendeteksi jenis
penyakit tertentu dengan gejala yang hampir mirip dengan penyakit lainnya.
Penghitungan sel darah yang selama ini dilakukan secara manual, beresiko
terjadinya kesalahan serta tidak efisiensi waktu Perkembangan pengolahan citra
digital, memungkinkan untuk melakukan penghitungan sel darah secara otomatis.
Sehingga, didapatkan hasil penghitungan yang lebih akurat dalam waktu yang
relatif singkat.
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang
menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang mengirimkan

oksigen dan zat-zat gizi ke Jaringan dan membawa karbondioksida serta hasil
limbah lainnya.
Pemeriksaan darah yang paling sering dilakukan adalah hitung jenis sel
darah lengkap (cbc, complete blood cell count), yang merupakan penilaian dasar
dari komponen sel darah. Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan
trombosit, persentase dari setiap jenis sel darah putih dan kandungan hemoglobin;
hitung jenis sel darah biasanya menilai ukuran dan bentuk dari sel darah merah.
Dengan mengetahui bentuk atau ukuran yang abnormal dari sel darah merah, bisa
membantu mendiagnosis suatu penyakit.
Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang terangkut di dalam cairan kuning
yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90% air yang mengandung sari
makanan, protein, hormon, dan endapan kotoran selain sel-sel darah.
Ada tiga jenis sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah merah dan sel darah putih
disebut juga korpuskel.
Sel Darah Merah
Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang menyerupai donat. 45%
darah tersusun atas sel darah merah yang dihasilkan di sumsum tulang. Dalam
setiap 1 cm kubik darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang
diproduksi setiap hari mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120 hari.
Semakin tua semakin rapuh, kehilangan bentuk, dan ukurannya menyusut menjadi
sepertiga ukuran mula-mula.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi.
Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang diserap dari paru-paru.
Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke
sel dan mengikat karbon dioksida.
Sel darah merah yang tua akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel
kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa
dan yang lolos dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari
hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum tulang untuk
membentuk sel darah merah yang baru. Persediaan sel darah merah di dalam
tubuh diperbarui setiap empat bulan sekali.

Sel Darah Putih
Sel darah putih jauh lebih besar daripada sel darah merah. Jumlahnya
dalam setiap 1 cm kubik darah adalah 4.000 sampai 10.000 sel. Tidak seperti sel
darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah
putih bisa bergerak di dalam aliran darah, membuatnya dapat melaksanakan tugas
sebagai sistem ketahanan tubuh.
Sel darah putih adalah bagian dari sistem ketahanan tubuh yang terpenting.
Sel darah putih yang terbanyak adalah neutrofil (± 60%). Tugasnya adalah
memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula-mula bakteri
dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk
menghancurkan dan mencegah bakteri berkembang biak.
Sel darah putih mengandung ± 5% eosinofil. Fungsinya adalah memerangi
bakteri, mengatur pelepasan zat kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-sisa
sel yang rusak. Basofil, yang menyususn 1% sel darah putih, melepaskan zat
untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah di dalam pembuluhnya. 20
sampai 30% kandungan sel darah putih adalah limfosit. Tugasnya adalah
menghasilkan antibodi, suatu protein yang membantu tubuh memerangi penyakit.
Monosit bertugas mengepung bakteri. Kira-kira ada 5 sampai 10% di dalam sel
darah putih.
Tubuh mengatur banyaknya sel darah putih yang dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan. Jika kita kehilangan darah, tubuh akan segera membentuk sel-sel
darah untuk menggantinya. Jika kita mengalami infeksi, maka tubuh akan
membentuk lebih banyak sel darah putih untuk memeranginya.
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan
pembuluh darah. Beberapa cairan tubuh yang lain adalah (1) Cairan jaringan,
merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam ruang antar sel. (2) Cairan limf,
merupakan cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh limfa dan organ
limfatikus. Organ limfatikus meliputi nodus limfatikus, tonsil, timus dan limfa (3)
Sinovial, merupakan cairan tubuh yang terdapat diruang-ruang antara persendian.
(4) Aqueous, merupakan cairan tubuh yang terdapat di dalam bola mata.(5)
Oendolimf, merupakan cairan tubuh yang terdapat di telinga bagian dalam yang

membatasi membran labirin. (6). Perilimf, merupakan cairan tubuh yang juga
terdapat di telinga bagian dalam yaitu di dalam tulang labirin.
Darah mempunyai daya hantar yang relatif besar, jadi penyebaran panas
dari jaringan-jaringan yang letaknya jauh di dalam tubuh dapat merata dengan
cepat.
Menurut strukturnya eritrosit terdiri atas membran sel yang merupakan
dinding sel. Substansi seperti spons yang disebut stroma dan hemoglobin yang
menempati ruang-ruang kosong dari stroma. Analisa kimia membuktikan bahwa
dinding eritrosit terdiri terutama dari 2 macam substansi yaitu protein dan lipida.
Kombinasi protein dan lipida ini disebut lipo-protein. (Maskoeri, 1989)
I. Eritrosit
Erirosit pada manusia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan
diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk seperti “barbell”jika
dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nukei dan organelnya
dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses perukaran oksigen
dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga
muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya
berbentuk bundar.
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 mikronmeter
dan ketebalan 2 mikronmeter, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang
terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9
femtoliter. Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270
juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
(Maskoeri, 1993)
Orang dewasa memiliki 2-3 x 1013 eritrosit setiap waktu (wanita
memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta.
Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen
yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih
banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi
dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah
putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet

yang hanya memiliki 150000- 400000 di setiap mikroliter dalam darah
manusia. (Eckert, 1978)
Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan
(konkaf) pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin
yang akan mengikat oksigen.
II. Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih yang dikenal juga sebagai leukosit terdapat di dalam
darah dan cairan limfa, tetapi sering juga terdapat di cairan jaringan. Sel
darah putih yang tergolong granulosit dibuat di dalam sumsum tulang,
sedangkan limfosit dan monosit dibuat di nodus limfatikus.
Sel darah putih berbeda dari sel darah merah dalam hal bahwa ada
beberapa ciri yang dimiliki oleh sel darah putih yaitu : mempunyai nukleus,
tidak mengandung hemoglobin, mempunyai ukuran yang relativs lebih besar,
dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan sel darah merah. Kecuali
ciri-ciri tersebut masih ada beberapa sifat penting yang dimiliki oleh sel darah
putih yaitu pergerakannya yang seperti amoeba. Sel darah putih dapat
bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan cara menjulurkan
sitoplasmanya ke arah yang dikehendaki. (Wulangi, 1993)
Sel darah putih dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu granulosit
dan aranulosit : dari kedua kelompok tersebut terdapat 5 jenis sel darah putih
yang dapat dibedakan satu dengan yang lainnya dari ukuran, bentuk, dan ada
tidaknya granula yang terdapat di sitoplasmanya. Ciri-ciri granulosit adalah
nukleusnya terdiri dari beberapa lobus dan sitoplasmanya mengandung
granula. Ada 3 jenis sel darah putih yang tergolong granulosit yaitu neutrofil,
eosinofil, dan basofil.
Neutrofil mempunyai ciri-ciri seperti nukleusnya terdiri dari 3 sampai 5
lobus, sitoplasmanya mengandung granula yang halus, ukurannya berkisar
antara 9 sampai 12 mikron dan jumlahnya paling banyak diantara sesama sel
darah putih yaitu antara 65 sampai 75% dari seluruh sel darah putih.
(Maskoeri, 1989)

Eosinofil memiliki ciri-ciri sebagai berikut : nukleusnya terdiri dari 2
lobus, sitoplasmanya mengandung granula yang besar dan kasar, ukurannya
berkisar antara 9 sampai 12 mikron dan jumlahnya antara 2 sampai 12% dari
seluruh sel darah putih. (Eckert, 1978)
Basofil merupakan sel darah putih yang paling sedikit jumlahnya yaitu
sekitar 0,5% dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : nukleusnya relativ
besar, tetapi batas-batas lobusnya tidak jelas dan ukurannya rata-rata 10
mikron. (Wulangi, 1993)
Dari namanya, agranulosit menunjukkan tidak memiliki granula di
sitoplasmanya dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : dapat
memperbanyak dengan jalan mitosis dan mempunyai kemampuan untuk
bergerak seperti amuba dan dapat menembus dinding kapiler. Ada dua jenis
sel darah putih yang tergolong agranulosit yaitu limfosit dan monosit.
Limfosit mempunyai ciri-ciri seperti nukleusnya besar dan hampir
menempati sebagian besar dari sel, ukurannya antara 8 sampai 12 mikron dan
jumlahnya berkisar antara 20 sampai 25% dari seluruh sel darah putih.
Monosit mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : nukleusnya besar dan
berbentuk seperti sepatu kuda, ukurannya antara 12 sampai 15 mikron dan
jumlahnya berkisar antara 3 sampai 8% dari seluruh sel darah putih.
(Wulangi, 1993)

III. Trombosit
Trombosit atau disebut juga keping darah merupakan sel yang berbentuk
agak bulat, tidak mengandung inti, tidak berwarna, berat jenisnya rendah
dan berukuran kecil dengan diameter antara 1 sampai 4 mikron. Volume
setiap trombosit antara 7 sampai 8 mikron3 dan jumlahnya bervariasai
antara 150000 sampai 400000 per mm, tetapi jumlahnya rata-ratanya adalah
250000 per mm3. dinding trombosit bersifat sangat rapuh dan cenderung
untuk melekat pada permukaan kasar seperti pada pembuluh darah yang
robek. Setelah banyak yang melekat pada permukaan kasar, trombosit
kemudian mengalami aglutinasi. (Wulangi, 1993)
Penyakit / gangguan pada darah
1. Anemia
Penyakit ini dapat disebabkan karena kekurangan sel darah merah atau sel
darah merahnya malah kekurangan hemoglobinnya.
Penyakit Anemia ini dapat diatasi dengan memakan bahan makanan yang
banyak mengandung zat besi, seperti kayak pisang, kacang-kacangan, hati,
daging, maupun bayam.
2. Leukemia
penyakit ini disebabkan oleh kelebihan produksi sel darah putih. Penyakit
ini disebut juga dengan penyakit kanker darah.
Pengobatannya sendiri merupakan kombinasi antara operasi, radioterapi,
dan kemoterapi.
3. Hemofilia
Hemofilia merupakan suatu penyakit menurun yang dapat menyebabkan
darah sulit membeku.
Ada Beberapa usaha untuk dapat mengatasi penyakit hemofilia, antara lain
yaitu mengonsumsi makanan atau minuman yang sehat, menjaga berat
tubuh jangan berlebihan karena berat badan yang berlebihan dapat
mengakibatkan pendarahan pada sendi-sendi di bagian kaki, dan berhati-
hati lah dalam kehidupan sehari-hari untuk memperkecil risiko terluka.

4. Polisitemia
Penyakit polisitemia ini merupakan penyakit yang terjadi karena
Kelebihan produksi sel darah merah sehingga darah menjadi lebih kental
dan mengalir sangat lambat. Akibatnya adalah akan mengakibatkan dapat
terjadi penggumpalan dalam pembuluh darah yang akan dapat
mengakibatkan kematian.
Cara Penanggulangannya dalam menghadapi penyakit polisitemia ini
adalah dengan melakukan transfusi darah atau anti parsial untuk
membuang sebagian darah serta menggantinya dengan plasma dalam
jumlah yang sama.
5. Varises
Kalian mungkin pernah mendengar tentang penyakit yang dinamakan
varises. Penyakit Varises ini adalah suatu gangguan yang terjadi berupa
pelebaran pembuluh balik (vena) pada kaki. Gangguan ini sering sekali
diderita oleh orang yang banyak berdiri atau wanita yang sedang hamil.
Untuk penanggulanganya ada Beberapa upaya untuk mengatasi terjadinya
varises, antara lain adalah jangan sekali-kali menyilangkan kaki serta
bertumpu pada lutut karena akan dapat menambah tekanan pada pembuluh
darah di kaki bagian bawah dan akan menghambat aliran darah yang
menuju ke seluruh tubuh.
6. Ambeien atau wasir
Di dalam kalangan masyarakat kita sering sekali mendengar penyakit
wasir ataupun ambeien. Ambeien ini adalah penyakit yang terjadi karena
adanya gangguan berupa pelebaran pembuluh balik (vena) pada dubur.
Biasanya ini diderita oleh orang yang kebanyakan duduk, karena itu
jangan seering-sering duduk ya.
Penyakit ambeien atau wasir ini dapat dicegah dengan Cara mengatasi
wasir dari awal, antara lain dengan cara membiasakan minum air
minimum 2,5 liter sehari serta cukup melakukan gerak badan untuk
menstimulasi buang air besar.
7. Hipertensi

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah
kondisi tekanan yang abnormal di dalam arteri hingga mencapai 150/90
mm Hg.
Cara mengatasinya adalah dengan meberikan kepada si penderita yang
berguna untuk melebarkan pembuluh darah serta untuk dapatmenurunkan
keluaran darah jantung hingga normal.
8. Hipotensi
Tekanan darah rendah (hipotensi) adalah suatu keadaan tekanan darah
lebih rendah dari 90/60 mmHg sehingga sering sekali menimbulkan
gejala-gejala seperti pusing bahkan pingsan.
Cara mengatasinya dengan cara menggunakan obat-obatan yang fungsinya
untuk mempertahankan tekanan darah pada saat darah meninggalkan
jantung dan beredar ke seluruh tubuh.
9. Pingsan
1. Semua pasti sudah sering sekali mendengar yang namanya pingsan.
Pingsan itu dapat didefinisikan sebagai suatu kehilangan kesadaran yang
terjadi secara mendadak dan dalam waktu yang singkat. Hal ini merupakan
gejala dari tidak memadainya suplai oksigen ke dalam otak.
10. Stroke
Sering sekali kita mendengar penyakit stroke, penyakit yang ditakutkan
banyak orang. Stroke sendiri adalah kematian pada jaringan otak yang
terjadi karena berkurangnya suatu aliran darah dan oksigen ke dalam otak.
Pada stroke pendarahan, pembuluh darah pecah sehingga menghambat laju
aliran darah normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak
serta merusaknya.
IV. Sedian Apus Darah
Sedian apus darah tepi (A peripheral blood smear / peripheral blood film)
merupakan slide untuk mikroskop (kaca objek) yang pada salah satu sisinya di
lapisi dengan lapisan tipis darah vena yang diwarnai dengan pewarnaan
(biasanya Giemsa, Wright) dan diperiksa di bawah/ dengan menggunakan
mikroskop.

Persiapan dan langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :
Yang digunakan adalah teknik slide dorong (push slide) yang pertama kali
diperkenalkan oleh Maxwell Wintrobe dan menjadi metoda standar untuk
sedian apus darah tepi. Prosedurnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Sedian apus darah tepi (A peripheral blood smear / peripheral blood film) merupakan slide untuk mikroskop (kaca objek) yang pada salah satu sisinya di lapisi dengan lapisan tipis darah vena yang diwarnai dengan pewarnaan (biasanya Giemsa, Wright) dan diperiksa di bawah/ dengan menggunakan mikroskop.
Persiapan dan langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :
Yang digunakan adalah teknik slide dorong (push slide) yang pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell Wintrobe dan menjadi metoda standar untuk sedian apus darah tepi. Prosedurnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Langkah pembuatan sedian apus darah tepi
Sedian apus yang baik adalah yang ketebalannya cukup dan bergradari dari kepala (awal) sampai ke ekor (akhir). Zona morfologi sebaiknya paling kurang 2 cm.
Gambar 2. Zona pemeriksaan sedian apus darah tepi
GAMBARAN HASIL PADA MIKROSKOP
Setelah selesai pewarnaan maka sediaan apus dapat dilihat pada mikroskop. Jika
sedian yang dibuat tersebut baik maka akan dapat dilihat gambaran sebagai
berikut :
Gambar 3. Kelainan Kromasi dan Ukuran eritrosit

Gambar kiri adalah gambaran normal (normositik normokrom), gambar kanan
adalah gambaran abnormal (hipokrom mikrositer) dan gambar di bawah adalah
gambaran eritrosit makrositer.
Dapat juga ditemukan gambaran varian eritrosit (yang merupakan keadaan
abnormal) sebagai berikut :
Gambar 4. Kelainan morfologi eritrosit
Berikut beberapa kelainan morfologi pada kasus-kasus tertentu mungkin dapat
ditemui :
Gamber 5. Kelainan morfologi sel darah pada penyakit tertentu

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat : Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia, Farmasi Uhamka
Waktu : Sabtu, 26 Mei 2012
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
Mikroskop
Kaca Objek
Cover Glass
Bahan :
Darah manusia
Zat pulas giemsa
Aquadest
3.3 Prosedur Kerja
Letakkan sampel darah di objek glass lalu pipihkan darah tersebut hingga
tebentuk lapisan tipis, keringkan
Tetesi lapisan darah tersebut dengan zat pulas giemsa hingga lapisan darah
tersebut tertutup semua, keringkan.
Bilas lapisan darah tersebut dengan aquadest, keringkan.
Amati bentuk- bentuk sel darah pada lapisan darah tersebut dengan
mikroskop.
Catat hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Pulasan Leukosit
Giemsa
Monosit limfosit eusinofil
Neutrofil
B. Pembahasan
Sediaan apus darah merupakan sediaan yang berasal dari sampel darah
yang dibuat agar dapat dilihat, diteliti bentuk dan anatomi dari sel-sel darah
yaitu pada sel darah merah, sel darah putih dan keping darah (trombosit).
Pada hasil praktikum bentuk sel darah terlihat jelas pada setiap kelompok.
Neutrofil ditunjukkan dengan adanya tiga lobus pada plasma darah,
eusinofil ditunjukkan dengan adanya dua lobus. Sedangkan limfosit dan
monosit ditunjukkan dengan lobus-lobus yang hampir memenuhi seluruh
plasma.
Membuat sediaan apus darah dengan menggunakan pulasan Giemsa lebih
baik daripada menggunakan pulasan Wright karena tidak terlalu toksik dari
pulasan Wright, namun basofil pada pulasan Giemsa tidak akan terlihat
karena granulnya akan larut.

BAB IV
KESIMPULAN
1. Sediaan apus darah merupakan sediaan yang berasal dari sampel darah yang
dibuat agar dapat melihat, meneliti bentuk dan anatomi dari sel-sel darah yaitu
pada sel darah merah, sel darah putih dan keping darah (trombosit).
2. Neutrofil ditunjukkan dengan adanya tiga lobus pada plasma darah, eusinofil
ditunjukkan dengan adanya dua lobus. Sedangkan limfosit dan monosit
ditunjukkan dengan lobus-lobus yang hampir memenuhi seluruh plasma.

DAFTAR PUSAKA
anonim. 2006. Pembuluh Darah Arteri / Nadi, Vena / Balik dan Kapiler.
http://organisasi.org/pembuluh_darah_arteri_nadi_vena_balik_dan_kapiler_ilmu_
biologi
anonim. 2009. Pembuluh Darah Kapiler. http://id.wikipedia.org/wiki/
anonim a. 2010. Amfibia. http://id.wikipedia.org/wiki/Amfibia
anonim b. 2010. Pembuluh Nadi. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_nadi
anonim c. 2010. Pembuluh Balik. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_balik
anonim d. 2010. Berudu. http://id.wikipedia.org/wiki/Berudu
Ickey’z. 2009. Katak. http://riezkiy.blogspot.com/2009/06/katak.html
Wulangi,kartolo.S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Bandung: Jurusan
Biologi ITB