Aprita-Pidato

3
Aprita (12-055) Kelompok 6 Baiklah teman sejawat yang saya hormati Tema pidato yang akan saya sampaikan pada kesempatan ini yaitu menjadi dewasa Menurut KBBI: de·wa·sa /déwasa/ 1 sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi), 2 telah mencapai kematangan kelamin; 3 matang (pikiran, pandangan, dsb): de·wa·sa /déwasa/ n waktu, masa (akhir-akhir ini). Sedangkan menurut seorang ahli psikologi perkembangan bernama santrock mengatakan bahwa dewasa adalah masa transisi, baik itu transisi secara fisik (physically trantition), transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition). Belum lama ini, dalam kebudayaan Amerika seorang anak belum resmi dianggap dewasa kalau ia belum mencapai umur 21 tahun. Sementara itu dalam kebudayaan Indonesia, seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa apabila sudah menikah, meskipun usianya belum mencapai 21 tahun. Dari sisi biologis masa dewasa merupakan suatu periode puncak kematangan fisik seseorang, dengan kata lain penyempurnaan bentuk tubuh seseorang dan siap untuk memiliki keturunan. Sedangkan dari sisi psikologis, menjadi dewasa ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau kematangan : 1. kestabilan emosi (emotional stability), mampu mengendalikan perasaan: tidak lekas marah, sedih, cemas, gugup, frustasi, atau tidak mudah tersinggung 2. memiliki sense of reality-kesadaran realitasnya-cukup tinggi: mau menerima kenyataan, tidak mudah melamun apabila mengalami kesulitan, dan tidak menyalahkan orang lain dan keadaan apabila menghadapi kegagalan 3. bersikap toleran terhadap pendapat orang lain yang berbeda 4. bersikap optimis dalam menghadapi kehidupan. Ada pelajaran berharga yang saya dapatkan dari sinetron “tukang bubur naik haji” tepatnya dari karakter H. Muhiddin bahwa menjadi dewasa itu bukan sekedar bertambah usia, tetapi juga tentang pola pikir seseorang. Orang yang benar-benar

description

sss

Transcript of Aprita-Pidato

Page 1: Aprita-Pidato

Aprita (12-055)Kelompok 6

Baiklah teman sejawat yang saya hormatiTema pidato yang akan saya sampaikan pada kesempatan ini yaitu menjadi dewasa

Menurut KBBI: de·wa·sa /déwasa/ 1 sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi), 2 telah mencapai kematangan kelamin; 3 matang (pikiran, pandangan, dsb): de·wa·sa /déwasa/ n waktu, masa (akhir-akhir ini).

Sedangkan menurut seorang ahli psikologi perkembangan bernama santrock mengatakan bahwa dewasa adalah masa transisi, baik itu transisi secara fisik (physically trantition), transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).

Belum lama ini, dalam kebudayaan Amerika seorang anak belum resmi dianggap dewasa kalau ia belum mencapai umur 21 tahun. Sementara itu dalam kebudayaan Indonesia, seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa apabila sudah menikah, meskipun usianya belum mencapai 21 tahun.

Dari sisi biologis masa dewasa merupakan suatu periode puncak kematangan fisik seseorang, dengan kata lain penyempurnaan bentuk tubuh seseorang dan siap untuk memiliki keturunan.

Sedangkan dari sisi psikologis, menjadi dewasa ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau kematangan :

1. kestabilan emosi (emotional stability), mampu mengendalikan perasaan: tidak lekas marah, sedih, cemas, gugup, frustasi, atau tidak mudah tersinggung

2. memiliki sense of reality-kesadaran realitasnya-cukup tinggi: mau menerima kenyataan, tidak mudah melamun apabila mengalami kesulitan, dan tidak menyalahkan orang lain dan keadaan apabila menghadapi kegagalan

3. bersikap toleran terhadap pendapat orang lain yang berbeda 4. bersikap optimis dalam menghadapi kehidupan.

Ada pelajaran berharga yang saya dapatkan dari sinetron “tukang bubur naik haji” tepatnya dari karakter H. Muhiddin bahwa menjadi dewasa itu bukan sekedar bertambah usia, tetapi juga tentang pola pikir seseorang. Orang yang benar-benar dewasa dalam pemikiran tentu berpikir banyak sebelum bertindak, apakah yang akan dilakukan bermanfaat bagi orang banyak atau akan menyakiti orang banyak. Bukan untuk menyudutkan siapa dan memihak siapa, hanya saja konteks dewasa sekarang lebih cenderung pada angka-angka usia.

Bahkan iklan rokok pun mengatakan “tua itu pasti, dewasa itu pilihan”Jika ingin dianggap dewasa, maka dewasakanlah pemikiranmu terlebih dahulu.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Page 2: Aprita-Pidato

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Ibu Olin Nita, M.Pd selaku dosen bahasa Indonesia yang saya hormati, teman-teman

sejawat yang saya banggakanMarilah kita sama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul bersama di ruangan ini. Teman-teman sejawat yang saya hargai,

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Akhir kata saya ucapkan terima kasih.Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.