Approach to Quality Practice for Better PD Outcomes - Revisi

2
Approach to Quality Practice for Better PD Outcomes Dr. Maruhum Bonar H Marbun, SpPD-KGH Division of Nephrology Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta Abstrak Perkembangan unit dialisis di Indonesia saat ini sangat pesat dengan meningkatnya kasus Gagal Ginjal Kronik (GGK) namun data tersebut belum ada. Unit hemodialis yang ada mempunyai keterbatasan dalam kapasitas untuk menampung pelayanan hemodialisis kronik. Pada akhirnya modalitas lain seperti Continuous Ambulatory Peritonel Dialysis (CAPD) menjadi alternatif modalitas terapi hemodialis. CAPD di Indonesia mulai berkembang kembali sejak tahun 2000 setelah terjadi dampak dari krisis moneter. Pusat-pusat dialisis di Indonesia saat ini cenderung menggunakan CAPD sebagai terobosan terapi pengganti ginjal, dikarenakan tempat tinggal pasien yang jauh dari unit dialisis dan sebagian besar pasien dapat menggunakan sarana asuransi pemerintah. Dilihat dari segi medis, dampak positif CAPD adalah suatu program terapi pengganti ginjal yang lebih baik secara kwalitas hidup. Untuk meningkatkan kwalitas hidup pasien CAPD diperlukan keterlibatan tim terpadu yang dinamakan Tim Program PD (Peritonel Dialysis), seperti tenaga medis, paramedis, pasien, ahli gizi ginjal dan tenaga administrasi. Faktor-faktor yang berperan untuk keberhasilan dalam memulai Program PD ini adalah cara pemilihan pasien yang tepat, cara pemasangan kateter untuk PD, pelatihan yang cukup pada pasien dan keluarga sebelum memulai CAPD. Strategi untuk mencapai kwalitas hidup yang baik pada pasien GGK tahap akhir diperlukan inisiasi dini mengikuti program PD pada level laju filtrasi glomerulus 10 – 15 ml/mnt, melakukan adekuasi dialisis yang cukup, adanya komunikasi pasien, tenaga medis dan paramedis terkait secara berkesinambungan, serta penilaian kwalitas membram peritoneal yang disesuaikan dengan dosis cairan yang digunakan sehari-hari. Kesimpulan

description

int

Transcript of Approach to Quality Practice for Better PD Outcomes - Revisi

Page 1: Approach to Quality Practice for Better PD Outcomes - Revisi

Approach to Quality Practice for Better PD Outcomes

Dr. Maruhum Bonar H Marbun, SpPD-KGHDivision of Nephrology

Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta

AbstrakPerkembangan unit dialisis di Indonesia saat ini sangat pesat dengan meningkatnya kasus Gagal Ginjal Kronik (GGK) namun data tersebut belum ada. Unit hemodialis yang ada mempunyai keterbatasan dalam kapasitas untuk menampung pelayanan hemodialisis kronik. Pada akhirnya modalitas lain seperti Continuous Ambulatory Peritonel Dialysis (CAPD) menjadi alternatif modalitas terapi hemodialis. CAPD di Indonesia mulai berkembang kembali sejak tahun 2000 setelah terjadi dampak dari krisis moneter. Pusat-pusat dialisis di Indonesia saat ini cenderung menggunakan CAPD sebagai terobosan terapi pengganti ginjal, dikarenakan tempat tinggal pasien yang jauh dari unit dialisis dan sebagian besar pasien dapat menggunakan sarana asuransi pemerintah. Dilihat dari segi medis, dampak positif CAPD adalah suatu program terapi pengganti ginjal yang lebih baik secara kwalitas hidup. Untuk meningkatkan kwalitas hidup pasien CAPD diperlukan keterlibatan tim terpadu yang dinamakan Tim Program PD (Peritonel Dialysis), seperti tenaga medis, paramedis, pasien, ahli gizi ginjal dan tenaga administrasi. Faktor-faktor yang berperan untuk keberhasilan dalam memulai Program PD ini adalah cara pemilihan pasien yang tepat, cara pemasangan kateter untuk PD, pelatihan yang cukup pada pasien dan keluarga sebelum memulai CAPD. Strategi untuk mencapai kwalitas hidup yang baik pada pasien GGK tahap akhir diperlukan inisiasi dini mengikuti program PD pada level laju filtrasi glomerulus 10 – 15 ml/mnt, melakukan adekuasi dialisis yang cukup, adanya komunikasi pasien, tenaga medis dan paramedis terkait secara berkesinambungan, serta penilaian kwalitas membram peritoneal yang disesuaikan dengan dosis cairan yang digunakan sehari-hari.

KesimpulanKwalitas hidup pasien GGK tahap akhir sangat tergantung pada saat memulai program hemodialisis (inisiasi HD) secara dini berdasarkan kriteria GFR < 15 ml/mnt untuk menghindari gangguan nutrisi, asidosis metabolik berulang, cairan overload, hiperkalemia yang tidak responsif terhadap pengobatan konservatif, serta mencegah terjadinya gejala dan tanda dari uremic sign, seperti uremic pericarditis, mual muntah yang hebat dan kelemahan tubuh yang umum.