Better Jakarta
-
Upload
iwul-gumulya -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of Better Jakarta
LAPORANP U B L I K
Workshop Internasional
Do Good Indonesia #1
Kegiatan ini berawal ketika pada suatu siang yang lengang seorang kolega kampus, Hastjarjo Wibowo bercerita tentang buku Do Good Design yang isinya sangat menarik untuk disimak. Buku bercover merah yang ditulis oleh David B. Berman ini mengingatkan pentingnya seorang desainer yang tidak saja memiliki kemampuan membuat desain yang baik namun juga berbuat kebaikan serta mempertimbangkan tanggungjawab sosial yang akan timbul di kemudian hari atas karya yang dihasilkannya.
Ini sejalan dengan semangat DKV BINUS yang selalu
berusaha untuk meluluskan alumni yang tidak saja terampil
dalam mendesain namun juga memiliki kepekaan terhadap
lingkungan dan sosial. Dalam perspektif yang lebih luas,
buku yang sangat bagus untuk dibaca oleh banyak kalangan
masyarakat, tidak terbatas pada mereka yang berprofesi
sebagai desainer namun juga para pengambil keputusan.
Namun saat itu buku cetakan pertama ini telah habis di
pasaran sehingga masyarakat mengalami kesulitan ketika
ingin memilikinya.
Suatu keberkahan bagi DKV BINUS di mana Enrico Halim
dari Aikon Media selaku penerbit buku Do Good Design
terjemahan bahasa Indonesia mengajak bekerjasama
untuk menjadi sponsor atas terbitnya buku Do Good
Design bahasa Indonesia cetakan kedua. Disamping itu
juga mendukung kegiatan Do Good Indonesia selama
David berada di Jakarta. Adalah dua tawaran yang sangat
menarik karena selain Aikon akan memberi eksposur
yang cukup besar sebagai kontra prestasi untuk DKV
BINUS, juga memberi kesempatan kepada mahasiswa
dan dosen DKV BINUS untuk berkolaborasi di dalam
sebuah workshop penelitian yang mendapat pengarahan
secara langsung dari David melalui media sosial internet.
DKV BINUS menerima tawaran kerjasama ini
dengan antusiasme yang tinggi, meskipun pada
awal perjalanannya menemui beberapa hambatan
seperti adanya pandangan dari kolega pengajar yang
berpendapat bahwa kegiatan ini dapat berjalannya
dikarenakan gerakan ini diprakarsai oleh warga non-
Indonesia yang dinilai memiliki kecenderungan untuk
lebih ‘didengarkan’. Bagi kami ini merupakan pandangan
yang nasionalis dan sangat perlu untuk diperhatikan,
namun DKV BINUS juga melihat bahwa inilah gerakan
moral yang positif dan eksis pada saat ini, memiliki
wujud yang kongkrit dan dapat langsung diterapkan di
lingkungan kampus.
Sebagai persiapan workshop maka kepanitiaan
dibentuk, perekrutan peserta dimulai sesuai
kualifikasi yang ditetapkan dan seleksi pun
dilakukan. Dengan terpilihnya 54 orang peserta
terbaik maka dibentuklah 5 tim dengan temanya
masing-masing, terdiri dari 8-10 orang yang
didampingi oleh 15 orang dosen DKV sebagai
fasilitator. Nama “Do Good Indonesia: Better
Jakarta” dipilih untuk workshop ini dengan
mengusung harapan agar hasil karya workshop
sedikit banyak dapat ikut berkontribusi dalam
memberi solusi membantu memperbaiki kondisi
kota Jakarta, dimulai dari lingkungan terdekat.
persiap
an
Oleh karenanya, workshop di hari pertama diawali
dengan survey mengunjungi sentra-sentra ekonomi
dan pendukungnya di sekitar kampus BINUS
University (pasar Palmerah, pasar Slipi dan pasar
bunga Rawa Belong). Untuk mencapainya digunakan
moda angkutan umum sehingga peserta dekat
dengan keseharian masyarakat dan akan lebih
banyak lagi hal-hal menarik yang ditemui untuk
diangkat dalam proyek penelitan.
wo
rksh
op
#1
Berjalannya workshop semakin menarik
ketika peserta melakukan analisa dari hasil
survey kemarin dan menentukan isu serta
solusi desain yang tepat. Pada kesempatan ini
dihadirkan seorang pelaku kampanye sosial
Iwan Esjepe dari Indonesia Bertindak yang
membagi pengalamannya dalam melakukan
kampanye sosial. Merupakan sharing yang sangat
memotivasi peserta di mana dengan mengangkat
isu yang cerdas, melalui tampilan desain akhir
yang sederhana, sebuah kampanye dapat berhasil
dan memberi dampak positif yang luas.
wo
rksh
op
#2
Di hari ketiga, studi terus dilakukan untuk menentukan strategi desain yang tepat. Tidak kurang, seorang pengamen yang menjadi bagian dari penelitian satu kelompok diundang ke ruang workshop untuk menghibur dengan tarikan suara dan petikan gitarnya. Setelah itu Enrico Halim dari Aikon hadir untuk membagi pengalaman dan wawasannya dalam social design.
Dikemukakan oleh Enrico bahwa desain memiliki tanggung jawab sosial dan desain yang baik dapat membawa perubahan nyata di dunia ke arah yang lebih baik. Desainer dapat berkontribusi pada produk-produk desain yang ekologis melalui pemilihan penggunaan bahan secara cermat. Sharing ini membuka wawasan peserta workshop bahwa selain memiliki komunikasi yang tepat di dalam visual yang berestetika, sebuah desain perlu mempertimbangkan pemilihan material yang ramah lingkungan serta perlu adanya keterlibatan masyarakat sebagai target penelitian, keikutsertaan di dalam proses eksekusi desain sehingga tercipta interaksi sosial antara masyarakat dengan karya desain yang dihasilkan.
wo
ksh
op
#3
Memasuki workshop hari keempat, proses desain
dari masing-masing tim semakin matang. Setiap
kelompok berkesempatan untuk mempresentasikan
hasil yang sidah dicapai dan direview oleh tim-tim
lain. Seorang pengojek di lingkungan jalan Syahdan
diundang untuk sharing di dalam kelas. Untuk
pengkayaan kali ini dihadirkan Aditya Yoga dari
Hiduplah Indonesia Raya dengan kampanyenya
“I Love RI” melalui media kaos t-shirt. Dari materi
yang dipresentasikan oleh Aditya para peserta
memperoleh pemahaman bahwa karya desain
yang mendukung sebuah kampanye memiliki
kemampuan untuk dapat membiayai kelangsungan
hidup dari kampanye tersebut secara mandiri.
Untuk itu perlu dilakukan pengamatan secara
cermat atas situasi dan kondisi yang ada agar setiap
perancangan yang dihasilkan dapat berintegrasi dan
saling bersinergi.
wo
ksh
op
#4
1. Identitas Ojek Bos
Meneliti pangkalan ojek di sekitar kampus BINUS
Syahdan. Perlu diberikan identitas untuk pengendara
ojek sehingga masyarakat pengguna ojek akan merasa
lebih aman, nyaman dan mudah sehingga semakin
banyak masyarakat yang akan menggunakan jasa
transportasi ini.
2. e-Book Pasar Bunga Rawa Belong
Informasi mengenai pasar bunga Rawa Belong
yang dapat diakses melalui internet. Melihat potensi
pasar dari pasar bunga ini yang meluas ke luar
negeri, dibuatlah publikasi dari profil pasar bunga
Rawa Belong sehingga membantu meningkatkan
pemasaran.
3. Peta UKM Syahdan
Membuat sistem informasi dari usaha-usaha kecil
di sekitar kampus BINUS Syahdan yang selama ini
menjadi tulang punggung aktivitas mahasiswa di
kampus (seperti warung makan, fotokopi, cetak digital,
dan lain-lain) sehingga memudahkan mahasiswa
dalam mengakses usaha-usaha kecil tersebut.
4. Promosi Pengamen Jalanan
Membuat panduan tampilan yang sesuai dengan genre
musik yang dibawakan mengingat banyak pengamen
memiliki bakat dan potensi untuk berkembang namun
penampilan tidak selaras. Panduan ini dapat digunakan
secara fleksibel dalam arti masih terbuka untuk
dieksplorasi oleh pengamen.
5. Iklan Layanan Masyarakat 5S
(Salam Sehat Segar Sapa Syahdan)
Mengajak warga yang tinggal di wilayah jalan Syahdan
untuk berolahraga pagi di sekitar area Syahdan.
Mengingat heterogenitas penduduk di daerah ini
(banyak pendatang dari beberapa daerah di Indonesia
dan penduduk tetap) maka dibutuhkan media interaksi
sosial antar warga sambil berolahraga sehingga selain
menyehatkan juga tercipta keakraban di antara warga
dan lingkungan menjadi lebih nyaman.
pro
yek
pen
elitian
Saatnya puncak kegiatan workshop pada acara
Informal Gathering with David Berman. Dihadiri
oleh beberapa mahasiswa DKV BINUS dan
perguruan tinggi lain, pelaku industri desain grafis
serta para komunitas seniman, masing-masing tim
mempresentasikan hasil karyanya kepada David
untuk dibahas kembali dan diberikan saran terhadap
hasil karya workshop secara proporsional sehingga
diketahui kekuatan serta kelemahan dari proyek yang
dibuat agar selanjutnya dapat dikembangkan menjadi
lebih baik. Hal yang paling menyenangkan adalah
saat review berjalan di mana respon yang sangat baik
diberikan oleh David, disamping seluruh peserta baik
mahasiswa maupun dosen juga sangat senang dapat
terlibat secara langsung dalam kegiatan yang bersifat
eksperimentasi ini.
info
rmal g
atherin
g
Sebagai sebuah institusi pendidikan DKV tentunya memiliki
harapan akan dapat mencetak banyak desainer grafis yang dapat
melahirkan karya yang indah sekaligus bertanggungjawab secara
sosial sehingga mampu memberi makna bagi masyarakatnya.
Selain itu dengan diberikannya kebebasan untuk
melihat, mengamati, menilai dan memutuskan isu
permasalahan secara mandiri, awalnya peserta
workshop mengalami kesulitan setelah dihadapkan
kepada realita dan kompleksitas permasalahannya.
Dibutuhkan konsumsi waktu lebih banyak untuk
tahap pengendapan yang harus disesuaikan dengan
jumlah sesi workshop yang terbatas. Disini kepekaan
dosen sebagai fasilitator diperlukan untuk mengambil
langkah bijaksana dalam memotivasi peserta sehingga
progres dapat terus berjalan namun tidak kehilangan
esensi dari tahap penelitian yang harus dilalui.
Perlu diperhatikan bahwa layaknya sebuah
laboratorium, workshop merupakan wadah di
mana peserta memiliki ruang untuk melakukan
brainstorming, bereksperimentasi, berdiskusi dan
berargumentasi sehingga hasil akhir dari workshop
telah melewati masa berproses dan memiliki beberapa
aspek pemikiran yang cukup mendalam.
Kegiatan semacam ini perlu banyak dilakukan untuk
meningkatkan kepekaan mahasiswa terhadap
lingkungannya, meningkatkan kemampuan
bekerjasama di dalam satu tim sehingga tercipta
suasana di dalam laboratorium yang proaktif, kondusif,
inspiratif dan yang terpenting haruslah menyenangkan
sehingga akan menghasilkan karya yang kreatif, tepat
guna sekaligus memiliki estetika yang baik.
Sesuai dengan semangat Do Good, hal penting untuk
terus diingat bahwa ketika obyek penelitian diambil
dari sekelompok masyarakat, hasilnya dikembalikan
kepada masyarakatnya untuk dikembangkan secara
mandiri sehingga terdapat interaksi pembelajaran
dua arah antara desainer dengan masyarakatnya
dan selanjutnya menghasilkan karya desain yang
berkembang secara terus-menerus.