Aplikasi Teknologi Penyempurnaan Anti Kusut Dan Anti Bakteri Menggunakan Tannin Ekstrak Daun Jambu...

5
APLIKASI TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN ANTI BAKTERI MENGGUNAKAN TANNIN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI PADA MASKER I. Pendahuluan Masker adalah bahan yang terbuat dari kain, masker biasanya digunakan untuk medis maupun untuk kehidupan sehari- hari yang berfungsi untuk menyaring udara yang diperkirakan mengandung virus dan bakteri. Selain itu masker pun biasa digunakan ketika seseorang mengidap flu sehingga tidak menularkan kepada orang lain, namun dalam penggunaannya kontak antara masker dengan bakteri dari udara sangatlah rentan, maka dari pengujian teknologi penyempurnaan anti bakteri pada masker dapat aplikasikan. Pada saat ini banyak sekali zat anti bakteri yang digunakan untuk proses penyempurnaan anti bakteri berasal dari zat kimia, namun mengingat rentannya kesehatan diakibatkan karena zat kimia maka perlu adanya terobosan baru menggunakan zat anti bakteri yang berasal dari alam. Salah satu tumbuhan yang mengandung zat anti bakteri adalah daun jambu biji merah. I.1 Difinisi Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu “psidium” yang berarti delima, “guajava ” berasal dari nama yang diberikan oleh orang spanyol. Adapun taksonomi tanaman jambu biji diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdo m : Plantae (tumbuh-tumbuhan) 1

Transcript of Aplikasi Teknologi Penyempurnaan Anti Kusut Dan Anti Bakteri Menggunakan Tannin Ekstrak Daun Jambu...

Page 1: Aplikasi Teknologi Penyempurnaan Anti Kusut Dan Anti Bakteri Menggunakan Tannin Ekstrak Daun Jambu Biji Pada Masker

APLIKASI TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN ANTI BAKTERI

MENGGUNAKAN TANNIN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI PADA

MASKER

I. Pendahuluan

Masker adalah bahan yang terbuat dari

kain, masker biasanya digunakan untuk medis

maupun untuk kehidupan sehari-hari yang

berfungsi untuk menyaring udara yang

diperkirakan mengandung virus dan bakteri.

Selain itu masker pun biasa digunakan ketika

seseorang mengidap flu sehingga tidak

menularkan kepada orang lain, namun dalam

penggunaannya kontak antara masker dengan

bakteri dari udara sangatlah rentan, maka dari

pengujian teknologi penyempurnaan anti

bakteri pada masker dapat aplikasikan.

Pada saat ini banyak sekali zat anti

bakteri yang digunakan untuk proses

penyempurnaan anti bakteri berasal dari zat

kimia, namun mengingat rentannya kesehatan

diakibatkan karena zat kimia maka perlu

adanya terobosan baru menggunakan zat anti

bakteri yang berasal dari alam. Salah satu

tumbuhan yang mengandung zat anti bakteri

adalah daun jambu biji merah.

I.1 Difinisi Jambu Biji Merah

Nama ilmiah jambu biji adalah psidium

guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani

yaitu “psidium” yang berarti delima, “guajava

” berasal dari nama yang diberikan oleh orang

spanyol. Adapun taksonomi tanaman jambu

biji diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom

: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Myrtales

Family : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava Linn.

Daun jambu biji mengandung senyawa

aktif yang mempunyai berbagai manfaat,

yaitu: tannin, saponin, flavonoid, minyak

atsiri, eugenol, triterpenoid, dan lain-lain

(Heyne, 1987). Kemampuan zat anti bakteri

dari daun jambu biji adalah dikarenakan

adanya tannin. Tanin adalah senyawa fenolik

konpleks yang memiliki berat molekul 500-

3000. Tanin dibagi menjadi dua kelompok

atas dasar tipe struktur dan aktivitasnya

terhadap senyawa hiidrolitik terutama asam,

1

Page 2: Aplikasi Teknologi Penyempurnaan Anti Kusut Dan Anti Bakteri Menggunakan Tannin Ekstrak Daun Jambu Biji Pada Masker

tannin terkondensasi (condensed tannin ) dan

tannin tannin yang dapat dihidrolisis

(hyrolyzable tannin) (Naczk et al., 1994 dan

Hagerman et al., 2002).

Gambar 1. Struktur inti Tanin

Tanin memiliki aktivitas antibakteri,

secara garis besar mekanisme yang

diperkirakan adalah sebagai berikut : toksisitas

tanin dapat merusak membran sel bakteri,

senyawa astringent taniin dapat menginduksi

pembentukan kompleks senyawa ikatan

terhadap enzim atau substrat mikroba dan

pembentukan suatu kompleks ikatan tanin

terhadap ion logam yang dapat menambah

daya toksisitas tannin itu sendiri terhadap

bakteri. Sementara menurut ajizah (2004)

tannin dapat mengkerutkan dinding sel atau

membrane sel sehingga mengganggu

permeabilitas sel itu sendiri. Akibat

terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat

melakukan aktivitas hidup sehingga

pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati.

Masduki (1996) menyatakan bahwa tannin

juga mempunyai daya antibakteri dengan cara

mempresipitasi protein, karena diduga

tanin mempunyai efek yang sama

dengan senyawa fenolik. Efek

antibakteri tanin antara lain melalui: reaksi

dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan

destruksiatau inaktivasi fungsi materi genetik.

2. Metode

Persiapan sampel

Sampel berasal dari kain campuran polyester

kapas 70:30, kain kemudian dilakukan proses

persiapan penyempurnaan, pencelupan

kemudian proses penyempurnaan anti bakteri.

penyempurnaan anti bakteri.

Pembuatan ekstrak tannin dari daun

jambu biji

menyiapkan daun Jambu biji sebanyak 18 g di

ekstraksi tanninya dengan cara perebusan

dengan akuadest sebanyak 252 g. Filtrat yang

dihasilkan dikeringkan dengan oven,

menghasilkan ekstrak kering sebanyak 3,19 g

(17,6 %). Serbuk kering tersebut merupakan

tanin terkondensasi, dengan kadar tanin 2,401

%(Nasution 2005).

Proses Penyempurnaan Anti Bakteri

Kain yang telah melalui proses ppersiapan

penyempurnaan dan pencelupan kemudian di

rendam dalam larutan anti bakteri, lalu

dilakukan proses padding dengan

menggunakan WPU 70%, lakukan proses

padding sebanyak 2 kali. Kemudian lakukan

proses drying pada suhu 1000C selama 1 menit

dan proses curring pada suhu 1300C selama

3menit.

2

Page 3: Aplikasi Teknologi Penyempurnaan Anti Kusut Dan Anti Bakteri Menggunakan Tannin Ekstrak Daun Jambu Biji Pada Masker

Persiapan Mikroorganisme

inkubasi dan inokulum bakteri (anti

bakteri SNI ISO 20743-2011)

1. Inkubasi A

Ambil induk bakteri dari tempat

penyimpanan menggunakan loop

inokulasi. Goreskan diatas permukaan

pelat EA dan diinkubasi pada 370C ± 20C

selama 24 jam hingga 48 jam. Pelat

disimpan pada suhu 50C hingga 100C

dan harus digunakan dalam satu minggu

dari tanggal preparasi.

2. Inkubasi B

Tempatkan 20 ml kkaldu nutrisi ke dalam

labu Erlenmeyer 100ml. Gunakan loop

inokulasi untuk mengambil koloni dari

inkubasi A lalu inokulasi dalam kaldu.

Inkubasi pada kondisi sebagai berikut:

Waktu inkubasi : 18 jam hingga

24 jam Suhu : 270C ±

20C

Kecepatan pengocokan : 10 menit-1dan

lebar 3cm

3. nkubasi c

Tempatkan 20ml kaldu nutrisi ke dalam

labu Erlenmeyer 100ml. Tambahkan

0,4ml inokulum dari inkubasi B yang

mengandung konsentrasi bakteri 1 x 108

CFU/ml hingga 3x108 CFU/ml kedalam

labu dan inkubasi pada kondisi:

Suhu : 370C ±

20C

Kecepatan pengocokan : 110 menit-1 dan

lebar 3cm

Waktu inkubasi : 3jam ± 1 jam

Pengujian anti mikroba

Biakan murni bakteri streptococcus aerus 0,1

ml disuspensikan dengan aquadest steril dan

dituangkan ke dalam cawan petri steril dan

ratakan. Agar KNA steril dengan suhu 450C

dituangkan kedalam cawan petri kemudian

dibekukan. Kain hasil pengujian anti bakteri

dan blanko disiapkan dengan 0,40 g ± 0,05 g.

Siapkan enam contoh uji dari control dan

enam contoh uji yang mengalami pengerjaan

anti bakteri. Kemudian beberapa contoh uji

tersebut dimasukkan kedalam cawan petri

yang sudah diinokulasi dengan bakteri, dan di

inkubasi selama 24jam pada suhu 22-370C.

Evaluasi pengujian anti bakteri adalah dengan

melihat zona bening atau daerah hambat

kemudian diukur zona hambatnya dengan

mistar. Semakin lebar zona bening/ zona

hambat yang terbentuk maka kemampuan anti

bakteri semakin baik, begitupun sebaliknya

3

Page 4: Aplikasi Teknologi Penyempurnaan Anti Kusut Dan Anti Bakteri Menggunakan Tannin Ekstrak Daun Jambu Biji Pada Masker

semakin kecil zona hambat maka kemampuan anti bakteri semakin kecil.

.

4