Aplikasi Mikrobiologi Dalam Bidang Kebidanan

35
.Aplikasi mikrobiologi dalam bidang kebidanan Sekilas, makna praktis dari mikroorganisme disadari tertutama karena kerugian yang ditimbulkannya pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya dalam bidang mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Walaupun di bidang lain mikroorganisme tampil merugikan, tetapi perannya yang menguntungkan jauh lebih menonjol. Menurut Schlegel ( 1994) beberapa bukti mengenai peranan mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai berikut: Proses klasik menggunakan mikroorganisme Di Jepang dan Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah dengan menggunakan bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan sudah sejak zaman perang dunia pertama fermentasi terarah dengan ragi digunakan untuk membuat gliserin. Asam laktat dan asam sitrat dalam jumlah besar yang diperlukan oleh industri makanan, masing-masing dibuat dengan pertolongan bakteri asam laktat dan cendawan Aspergillus niger. Produk Antibiotika Penemuan antibiotik telah menghantarkan pada terapi obat dan industri obat ke era baru. Karena adanya penemuan penisilin dan produk-produk lain sekresi fungi, aktinomiset, dan bakteri lain, maka kini telah tersedia obat-obat yang manjur untuk memerangi penyakit infeksi bakteri. Proses menggunakan mikroba

Transcript of Aplikasi Mikrobiologi Dalam Bidang Kebidanan

.Aplikasi mikrobiologi dalam bidang kebidanan

Sekilas, makna praktis dari mikroorganisme disadari tertutama karena kerugian yang

ditimbulkannya pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya dalam bidang

mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen

yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Walaupun di bidang

lain mikroorganisme tampil merugikan, tetapi perannya yang menguntungkan jauh lebih

menonjol. Menurut Schlegel ( 1994) beberapa bukti mengenai peranan mikrobiologi dapat

dikemukakan sebagai berikut:

Proses klasik menggunakan mikroorganisme

Di Jepang dan Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah dengan

menggunakan bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan sudah sejak zaman perang

dunia pertama fermentasi terarah dengan ragi digunakan untuk membuat gliserin. Asam laktat

dan asam sitrat dalam jumlah besar yang diperlukan oleh industri makanan, masing-masing

dibuat dengan pertolongan bakteri asam laktat dan cendawan Aspergillus niger.

Produk Antibiotika

Penemuan antibiotik telah menghantarkan pada terapi obat dan industri obat ke era baru.

Karena adanya penemuan penisilin dan produk-produk lain sekresi fungi, aktinomiset, dan

bakteri lain, maka kini telah tersedia obat-obat yang manjur untuk memerangi penyakit infeksi

bakteri.

Proses menggunakan mikroba

Fermentasi klasik telah diganti dengan cara baru untuk produksi dan konversi menggunakan

mikroba. Senyawa karotenoid dan steroid diperoleh dari fungi. Sejak ditemukan bahwa

Corynebacterium glutamicum memproduksi glutamat dengan rendemen tinggi dari gula dan

garam amonium, maka telah diisolasi berbagai mutan dan dikembangkan proses baru yang

memungkinkan pembuatan banyak jenis asam amino, nukleotida, dan senyawabiokimia lain

dalam jumlah besar. Mikroorganisme juga diikutsertakan oleh para ahli kimia pada katalisis

sebagian proses dalam rangkaian sintesis yang panjang; biokonversi oleh mikroba lebih spesifik

dengan rendemen lebih tinggi, mengungguli koversi secara kimia; amilase untuk hidrolisis pati,

proteinase pada pengolahan kulit, pektinase untuk penjernihan sari buah dan enzim-enzim lain

yang digunakan di industri diperoleh dari biakan mikroorganisme.

Posisi monopoli dari mikroorganisme

Beberapa bahan dasar yang terutama tersedia dalam jumlah besar, seperti minyak bumi, gas

bumi, dan selulosa hanya dapat diolah oleh mikroorganisme dan dapat mengubahnya kembali

menjadi bahan sel (biomassa) atau produk antara yang disekresi oleh sel.

Teknik genetika modern

Kejelasan mengenai mekanisme pemindahan gen pada bakteri dan peran dari unsur-unsur

ekstrakromosom, telah membuka kemungkinan untuk memindahkan DNA asing ke dalam bakteri.

Manipulasi genetik memungkinkan untuk memasukkan sepotong kecil pembawa informasi

genetik dari manusia ke dalam bakteri sehingga terjadi sintesis senyawa protein yang

bersangkutan. Kegiatan ini sering dilakukan dalam hal pembuatan hormon, antigen, dan

antibodi.

Berdasarkan penjelasan di atas, mikroorganisme memiliki peranan yang cukup besar dalam

kehidupan, baik peranan yang merugikan maupun yang menguntungkan.

Beberapa peranan yang dimiliki oleh mikroorganisme antara lain sebagai berikut:

Peranan yang Merugikan

Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan

Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae

penyebab dipteri.

Penyebab kebusukan makanan (spoilage)

Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang

tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa

beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam

pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak

protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme pektinolitik mampu

merombak bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan

(Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould) dapat

menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau, tekstur atau

rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan tipe aktivitasnya, seperti

proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya seperti termofilik, halofilik, dll.

Penyebab keracunan makanan (food borne disease).

Kusnadi, dkk (2003) menjelaskan bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin)

dapat mencemari badan air, misalnya spora Clostridium perfringens, C. Botulinum, Bacillus

cereus, dan Vibrio parahaemolyticus. Spora dapat masuk ke dalam air melalui debu/tanah,

kotoran hewan, dan makanan-limbah. Jika makanan atau minuman dan air bersih tercemari

air tersebut, maka dalam keadaan yang memungkinkan, bakteri tersebut akan mengeluarkan

racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun dan bila dikonsumsi dapat

menyebabkan keracunan makanan. Bahkan menurut Dwidjoseputro (2005) pada makanan

yang telah dipasteurisasi pun juga dapat mengandung racun (toksin) . Makanan yang telah

dipasteurisasi kemudian terus menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar,

dapat mengandung racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Spora-spora dari bakteri

ini tidak mati dalam proses pasteurisasi. Dalam keadaan tertutup (anaerob) dan suhu yang

menguntungkan, maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri serta

menghasilkan toksin. Racun yang dihasilkan tidak mengganggu alat pencernaan, melainkan

mengganggu urat saraf tepi.

Menimbulkan pencemaran

Materi fekal yang masuk ke dalam badan air, selain membawa bakteri patogen juga akan

membawa bakteri pencemar yang merupakan flora normal saluran pencernaan manusia,

misalnya E. coli. Kehadiran bakteri ini dapat digunakan sebagi indicator pencemaran air oleh

materi fekal.

Peranan yang Menguntungkan

Banyak yang menduga bahwa mikroorganisme membawa dampak yang merugikan bagi

kehidupan hewan, tumbuhan, dan manusia, misalnya pada bidang mikrobiologi kedokteran dan

fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit

dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Meskipun demikian, masih banyak manfaat yang

dapat diambil dari mikroorganisme-mikroorganisme tersebut. Penggunaan mikroorganisme

dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, saperti bidang pertanian, kesehatan, dan

lingkungan.

Salah satu manfaat mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah dalam

menghasilkan antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan

bakteri lain. Antibiotik ini merupakan obat yang paling manjur untuk memerangi infeksi oleh

bakteri. Beberapa mikroba menghasilkan metabolit sekunder, yang sangat bermanfaat sebagai

obat untuk mengendalikan berbagai penyakit infeksi. Sejak dulu dikenal jamur Penicillium yang

pertama kali ditemukan oleh Alexander fleming (1928), dapat menghasilkan antibiotika

penisilin. Sekarang banyak diproduksi berbagai antibiotik dari berbagai jenis mikroba yang

sangat berperan penting dalam mengobati berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam

bidang kesehatan mikrorganisme juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk di dalam

saluran pencernaan alami, yang turut membantu mencerna makanan di dalam saluran

pencernaan.

Dan manfaat yang sangat nyata digunakan dalam mbidang kesehatan adalah pembuatan vaksin dari maikroorganisme,yang digunakan dalam imunisasa namun saat ini banyak orangtua yang enggan melakukankan imunisasi karena berbagai informasi yang beredar di masyarakat mengenai efek samping vaksinasi yang dapat terjadi, misalnya vaksinasi MMR menyebabkan autisme, beberapa vaksinasi menyebabkan sindroma kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome), kadar thimerosal (zat pengawet) yang terdapat dalam vaksin begitu tinggi sehingga bisa menyebabkan keracunan merkuri, dan lain sebagainya. Informasi-informasi tersebut menyebabkan penurunan drastis jumlah bayi-bayi yang mendapatkan imunisasi dan secara langsung menyebabkan jumlah penderita infeksi kembali meningkat. Ternyata pendapat-pendapat tersebut tidak berdasarkan bukti-bukti ilmiah, hanya berupa dugaan belaka. Berbagai penelitian yang telah dilakukan tidak menemukan hubungan secara langsung kejadian-kejadian tersebut dengan pemberian vaksinasi. Selain itu, berbagai teknologi terus dikembangkan untuk membuat vaksin yang lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.

Sekali lagi harus diingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan manusia selalu ada risikonya namun janganlah hanya mengkhawatirkankan risiko yang mungkin terjadi dari suatu tindakan yang akan dilakukan tanpa mempertimbangkan manfaat yang akan didapat. Jelas-jelas manfaat pemberian imunisasi jauh lebih besar dari kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.

Ternyata, begitu banyak manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi. Imunisasi merupakan

tanda cinta dan perwujudan rasa tanggung jawab untuk melindungi anak. Karena itu, tidak ada

lagi keragu-raguan untuk tidak memberikan imunisasi. Imunisasi tidak hanya melindungi

individu dari serangan penyakit, tapi juga melindungi komunitas! Untuk itu ajaklah anak

tetangga, anak tukang kebun, anak pak hansip, dan semua anak-anak yang belum mendapatkan

vaksinasi untuk segera melakukan imunisasi.

Begitu juga dengan cara kelahiran bayi. Penelitian telah membuktikan bayi yang lahir melalui bedah Caesar memiliki indikasi kekebalan tubuh yang lebih rendah daripada bayi yang lahir secara normal. Meski begitu, jika kelahiran secara bedah Caesar tidak dapat dihindarkan, kekebalan tubuh bayi dapat didongkrak dengan beberapa cara, misalnya dengan memberikan probiotik. Probiotik sebagai bakteri hidup yang menguntungkan berfungsi sebagai zat yang dapat membentuk sistem daya tahan tubuh bayi. Probiotik salah satunya terdapat pada air susu ibu (ASI).

Mengapa bayi yang lahir secara normal memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik daripada bayi yang lahir melalui bedah Caesar? Pada persalinan normal, bayi akan mengalami kontak dengan bakteri dari flora ibu, yakni dari feses atau jalan lahir (vagina) ibu. Bakteri tersebut bersifat ‘baik’ dan dapat membantu mempercepat tumbuhnya mikroflora usus pada bayi. Mikroflora ini merupakan salah satu komponen yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh.

Sementara itu bayi yang lahir melalui bedah Caesar tidak memiliki kesempatan kontak dengan bakteri baik tadi. Yang ada malah tingginya pertumbuhan bakteri merugikan seperti E. Coli dan Clostridium. Kondisi ini mengakibatkan daya tahan tubuh bayi yang lahir secara bedah Caesar tidak sebaik bayi yang dilahirkan secara normal sehingga mereka lebih berisiko terhadap infeksi saluran pencernaan dan penyakit alergi.

Telah diketahui bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi. Sangat dianjurkan untuk memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI terbukti memiliki bakteri menguntungkan dan zat-zat yang dibutuhkan bayi untuk membentuk mikroflora usus yang penting untuk sistem daya tahan tubuh bayi.

Yang menjadi masalah adalah bagaimana jika ASI tidak dapat diberikan karena berbagai alasan? Pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, ada dua hal yang bisa dilakukan. Cara yang pertama adalah memberikan makanan yang tinggi laktosa, rendah phosphat, dan rendah protein. Ibu dapat bertanya ke dokter anak mengenai jenis diet ini. Diet ini akan membentuk kondisi optimal yang memungkinkan bakteri baik dapat tumbuh secara alami.

Cara yang kedua adalah tentu saja memberikan asupan nutrisi atau suplemen yang mengandung probiotik bagi bayi. Probiotik dapat membantu pori-pori usus bayi menutup—karena bayi yang lahir secara bedah Caesar memiliki pori-pori usus yang lebih besar, sehingga bisa mencegah masuknya bakteri merugikan. Akibatnya, ketahanan tubuh bayi dapat ditingkatkan.

Asupan probiotik dapat mengurangi kejadian diare dan alergi pada bayi. Maka asupan nutrisi yang mengandung probiotik sangat dianjurkan untuk bayi yang kurang beruntung tidak dapat dilahirkan melalui persalinan normal dan tidak mendapat ASI, yang akibatnya tidak memiliki kesempatan membentuk sistem kekebalan tubuh yang bisa diperoleh akibat kontak dengan bakteri baik dari flora ibu. (niq)

b.PEDOMAN PENGAMBILAN DAN

PENGIRIMAN SPESIMEN

LANGKAH - LANGKAH

Pengambilan Spesimen

Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium atau petugas lain yang terampil

dan berpengalaman. Sesuai dengan kondisi dan situasi setempat, spesimen dapat diambil oleh

petugas RS/laboratorium setempat, atau oleh petugas laboratorium Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan.

Pengambilan harus dilakukan dengan memperhatikan universal precaution atau kewaspadaan

dini untuk mencegah terjadinya infeksi. Jenis spesimen yang diambil dapat berupa : usap

nasopharynx, usap oropharynx, bilasan broncheoalveolar, aspirat tracheal atau pleural, darah

(serum atau darah), urin, tinja, dan jaringan. Dianjurkan untuk mengambil / mengirimkan lebih

dari satu macam spesimen.

Pengiriman Spesimen

Untuk sementara ini, pemeriksaan laboratorium masih akan dilakukan di CDC Atlanta, Amerika

Serikat. Pengiriman spesimen dilaksanakan secara kolektif oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, bekerja sama dengan US NAMRU-2, Jakarta. Untuk bulan pertama,

pengiriman akan dilakukan seminggu sekali atau seminggu dua kali. Frekuensi pengiriman

selanjutnya akan ditentukan kemudian, sesuai dengan perkembangan epidemiologi SARS di

Indonesia, perkembangan teknologi laboratorium global, dan kebijakan Departemen Kesehatan

RI.

Spesimen dari daerah dibawa ke atau dikirimkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan setiap kali ada kasus Suspect atau probable SARS dengan alamat sebagai berikut:

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Jl. Percetakan Negara no.29

Jakarta 10560

Up. Drh. Gendro Wahyuhono,MTH.

Tilpon: 021-426-1088 ext. 126 / 021-425-9860

Fax: 021-424-5386

e-mail: [email protected]

Prosedur Cara Pengambilan Spesimen Yang Berhubungan Dengan Kasus SARS

Persiapan Petugas Pengambil Spesimen

Petugas pengambil spesimen diharuskan memakai :

- Laboratorium jas (lengan panjang)

- Sarung tangan (karet)

- Kaca mata plastik (goggle)

- Masker (N 95 untuk petugas dan penderita atau masker bedah sebanyak 3 lapis)

- Tutup kepala (plastik)

- Pakai sepatu boot (disediakan oleh RS di ruang isolasi).

Macam/ Jenis Spesimen

Cairan Tubuh Spesimen Dari Saluran Pernafasan

Spesimen Saluran Pernafasan Atas

Spesimen harus diambil segera pada waktu pasien masih dalam keadaan sakit. Virus akan

hilang dalam waktu 72 jam setelah gejala penyakit timbul, sedangkan kuman patogen lain akan

dapat diisolasi setelah lewat 72 jam.

Tiga jenis spesimen dapat diambil untuk isolasi bakteri atau virus dan pemeriksaan dengan

PCR. Spesimen tersebut meliputi :

Usap nasopharynx

Bilasan nasopharynx

Usap uropharynx

Bilasan nasopharynx merupakan spesimen untuk mendeteksi virus saluran nafas, terutama pada

anak-anak berumur 2 tahun atau kurang.

Usap Nasopharynx atau Oropharynx

Gunakan swab yang terbuat dari dacron/rayon steril dengan tangkai plastik. Jangan

menggunakan kapas yang mengandung kalsium alginat atau kapas dengan tangkai kayu, karena

mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat pertumbuhan virus tertentu dan dapat

menghambat pemeriksaan PCR. Untuk usap nasopharynx: masukkan swab ke dalam lubang

hidung sejajar dengan rahang atas. Biarkan beberapa detik agar cairan hidung terhisap.

Lakukan usapan pada kedua lubang hidung. Untuk usap oropharynx: lakukan usapan pada

bagian belakang pharynx dan daerah tonsil, hindarkan menyentuh bagian lidah. Kemudian

masukkan swab sesegera mungkin ke dalam cryotube (tabung tahan pendinginan) yang berisi 2

ml media transport virus (Hanks BSS + antibiotik). Putuskan gagang plastik di daerah mulut

botol/tabung agar botol/tabung dapat ditutup dengan rapat. Bungkus tabung ini dengan tissue

bersih atau kertas koran yang telah diremas-remas agar menghindarkan terjadinya beturan-

benturan pada tabung saat pengiriman. Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman primer

(bahan boleh dari pipa paralon atau sejenis tupper ware).

Spesimen Dari Saluran Pernafasan Bagian Bawah

Spesimen yang diambil dapat berupa bilasan bronkhoalveolar, aspirasi trakheal, atau cairan

pleural. Setelah itu, separuh cairan disentrifugasi dan endapan selnya difiksasi dalam formalin.

Sisa cairan yang belum disentrifugasi ditampung dalam botol dengan tutup luar yang bagian

dalamnya mengandung ring untuk penahan. Semua spesimen ini masukkan dalam kotak

pengiriman spesimen primer seperti diatas.

Komponen Darah

Darah fase akut harus diambil dan dikirim sesegera mungkin. Jika mungkin spesimen fase

konvalesen (3-4 minggu setelah pengambilan darah primer).

Cara pengambilan sampel:

Diambil 5?10 ml darah vena dalam tabung steril (5 ml dari anak-anak dan 10 ml dari orang

dewasa) secara lege artis (memperhatikan kewaspadaan universal secara ketat).

Pengambilan darah pakai jarum suntik biasa.

Masukkan separuh dari darah yang diperoleh kedalam tabung darah bertutup karet warna

merah (tabung steril vacum tanpa bahan pencegahan pembekuan darah) dan separuh lagi

masukkan kedalam tabung darah bertutup karet ungu (tabung steril vacuum berisi EDTA-bahan

pencegahan pembekuan darah).

Diamkan darah dalam waktu 1 jam pada suhu kamar, agar darah dalam tabung merah

membeku dengan baik.

Pemisahan darah bekuan dari serum pada tabung merah dan darah dari plasma pada tabung

ungu harus dilakukan di Badan Litbangkes/Namru-2, Jakarta.

Semua tabung (tabung merah dan tabung ungu) setelah dibungkus dengan kertas tissu atau

kertas koran diremas di masukkan ke dalam kotak pengiriman primer.

Pengambilan darah pakai jarum vacutainer*

Darah ditampung lebih dahulu pada tabung darah bertutup karet ungu sebanyak 2,5 ml dari

anak-anak dan 5 ml dari orang dewasa, lalu gantikan tabung ini dengan tabung darah bertutup

karet merah dan biarkan darah masuk sebesar 2,5 ml dari penderita anak-anak dan 5 ml dari

penderita orang dewasa.

Diamkan darah dalam waktu 1 jam pada suhu kamar, agar darah dalam tabung merah

membeku dengan baik.

Pemisahan darah bekuan dari serum pada tabung merah dan darah dari plasma pada tabung

ungu harus dilakukan di Badan Litbangkes/Namru-2, Jakarta.

Semua tabung (tabung merah dan tabung ungu) setelah dibungkus dengan kertas tissu atau

kertas koran diremas dimasukkan ke dalam kotak pengiriman primer.

Urine

Urine hanya diambil pada fase akut. Untuk mendapatkan virus yang optimal, 50 ml urin

disentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 30 menit. Sentrifugasi hanya dilakukan di

Badan Litbangkes/NAMRU-2, Jakarta. Spesimen disimpan dalam tabung poli propilen 50 ml.

Tutup rapat-rapat dan lapis dengan para film. Masukkan dalam kotak pengiriman primer

setelah dilindungi dengan kertas tissu atau kertas koran yang diremas.

Tinja

Tinja sebanyak 10-50 gram ditempatkan dalam konteiner tinja transparan. Ditutup rapat-rapat

dan dilapisi dengan parafilm. Kemudian dimasukkan ke dalam kotak pengriman primer.

Spesimen harus dikirim dalam keadaan dingin (4o C).

Spesimen Jaringan

Jaringan dapat diambil dari semua organ tubuh (paru, trakhea, jantung, limpa, hati, otak,

ginjal, kelenjar adrenal). Jarinagn difiksasi dalam formalin/paraffin. Jaringan yang telah

difiksasi tidak dinyatakan sebagai biohazard. Jaringan disimpan dan dikirim dalam suhu kamar.

Diberi tulisan: *Do not freeze fixed tissues*.

Jaringan segar beku dari paru dan saluran nafas atas harus diambil secara aseptic secepat

mungkin. Cara dan waktu pengambilan akan berpengaruh terhadap kontaminasi.

Gunakan instrumen steril secara terpisah untuk setiap pengambilan di daerah tubuh tertentu.

Letakkan setiap spesimen dalam wadah yang terpisah yang berisi media transport virus (Hanks

BSS/PBS). Simpan dan kirim dalam keadaan beku.

Cara Pemberian Label

Setiap spesimen yang disimpan dalam wadah khusus diberi label yang berisi informasi : nama

pasien/ umur/ jenis kelamin/ tanggal pengambilan/ asal rumah sakit/ jenis spesimen

(S=serum; NT=usap oro dan nasopharynx; U=urin; D=darah;T=tinja).

Label ditulis dengan pensil 2B atau tinta yang tidak luntur.

Pengepakan dan Pengiriman Spesimen

Cara pengepakan dan pengiriman spesimen untuk keperluan diagnostik harus menuruti

ketentuan WHO.

Bungkus kotak pengiriman primer dengan tissu atau kertas koran yang diremas, untuk mencegah

benturan-benturan pada spesimen waktu pengiriman. Masukkan dalam kotak pengiriman

sekunder. Kotak pengiriman sekunder dapat menampung lebih dari satu kotak pengiriman

primer, asal persyaratan suhu pengiriman sama. Bila pengiriman dalam suhu 4o C, masukkan

beberapa ice pack yang sudah dibekukan lebih dahulu. Sekali-kali jangan mengirimnya dengan

memasukkan dry ice (es kering) untuk mendinginkannya.

Pengepakan Primer (Kotak Pengiriman Primer)

Wadah spesimen yang pertama harus kedap air, jika tutupnya berulir harus dilapisi dengan

parafilm atau sejenisnya.

Jika terdiri dari beberapa wadah harus dibungkus secara terpisah untuk mencegah pecah akibat

berhimpitan.

Gunakan material pendukung di sela-sela wadah yang mempunyai daya hisap untuk menghisap

seluruh isi yang terdapat dalam wadah pertama, apabila terjadi kebocoran atau pecah.

Pada saat menentukan besarnya volume spesimen yang dikirim sertakan besarnya volume media

transport yang digunakan.

Dalam wadah yang pertama tidak boleh berisi lebih dari 500 ml atau 500 gram bahan.

Seluruh isi dari wadah yang pertama disebut sebagai spesimen diagnostik.

Pengepakan Sekunder (Kotak Pengiriman Sekunder)

Pengepakan sekunder harus menuruti aturan pengepakan bahan infeksius.

Pengepakan sekunder harus kedap air.

Wadah bagian luar dilabel dengan :

- PEMERIKSAAN LABORATORIUM KESEHATAN

- JANGAN DIBALIK

- KEPADA:

Puslitbang Pemberantasan Penyakit,

Badan Litbang Kesehatan. Jl.Percetakan Negara 29.

Jakarta Pusat. 10560

Up. Drh Gendro Wahyuhono, MTH.

Pengamanan Petugas Kesehatan dan Laboratorium yang Berhubungan dengan SARS

Untuk mencegah penularan mikroorganisme penyebab SARS kepada petugas kesehatan dan

petugas laboratorium yang menangani spesimen dari penderita SARS maka dilakukan langkah-

langkah sebabgi berikut :

Spesimen darah untuk pemeriksaan serologi rutin, kimia dan hematologi

Spesimen untuk keperluan ini hendaknya ditangani dengan cara penanganan standard yang

memenuhi aturan kewaspadaan umum. Petugas laboratorium harus mengenakan perlengkapan

pelindung diri, termasuk sarung tangan karet sekali pakai (disposable), jas laboraorium, kaca

mata, masker untuk operasi dan/atau pelindung wajah untuk melindungi selaput mukosa

permukaan dari paparan spesimen. Sentrifugasi harus dilakukan dengan memakai tabung

sentrifus yang memiliki tutup atau memakai rotor yang memiliki penutup. Pekerjaan memasang

tabung dan membuka tabung sentrifus dilakukan di dalam biosafety cabinet.

Spesimen untuk pemeriksaan mikrobiologi

Pekerjaan berikut dapat dilakukan di ruangan dengan fasilitas Biosafety Level (BSL)-2 yang

disertifikasi dan menggunakan tatakerja BSL-2 (sesuai manual CDC/NIH Biosafety untuk

Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedik): Pemeriksaan patologi dan pengolahan

jaringan/organ yang difiksasi formalin ataupun jaringan yang telah diinaktifasi

Ekstraksi asam nukleat untuk keperluan analisis molekuler

Pengolahan spesimen untuk pemeriksaan mikroskop elektron

Pemeriksaan rutin untuk perbenihan bakteri dan jamur

Pewarnaan rutin untuk pemeriksaan mikroskopis ataupun sediaan apus yang telah difiksasi

Pengepakan akhir spesimen untuk dikirim ke laboratorium lain guna pemeriksaan laboratorium

yang lainnya. Spesimen harus sudah disimpan dalam kontaimer primer yang telah di-sealed dan

telah disterilkan lebih dulu.

Pekerjaaan yang meliputi pengolahan spesimen dapat dilakukan di ruangan dengan fasilitas

BSL-2, tapi dengan tata kerja lebih ketat seperti pada BSL-3. Semua pengolahan spesimen harus

dilakukan di dalam biosafety cabinet. Petugas laboratorium mengenakan perlengkapan

pelindung diri, termasuk sarung tangan karet sekali pakai, baju laboratorium lengan panjang,

pelindung mata, dan pelindung pernapasan. Alat pelindung pernapasan yang dianjurkan adalah

NIOSH yang dilengkapi dengan filter N-95 atau yang dengan pori lebih halus lagi, pelindung

pernapasan yang dilengkapi dengan udara bersih yang disaring dengan HEPA filter. Petugas

yang tidak dapat mengenakan respirator karena gangguan rambut di wajah ataupun gangguan

lainnya, diharuskan memakai helm respirator. Sentrifugasi harus menggunakan tabung sentrifus

tertutup atau memakai rotor yang dipasang ataupun dibuka di dalam biosafety cabinet.

Pekerjaan-pekerjaan itu mencakup:

(a) Membagi atau mengencerkan spesimen.

(b) Inokulasi bakteri atau jamur pada media kultur.

(c) Melakukan diagnosis selain membiakkan virus baik secara in vitro ataupun in vivi.

(d) Ekstraksi asam nukleat dari spesimen yang belum diolah.

(e) Pembuatan sediaan apus pemeriksaan mikroskopis, baik dengan fiksasi kimia ataupun

pemanas.

Pekerjaan berikut memerlukan ruangan dengan fasilitas BSL-3 dan tata kerja BSL-3 :

(a) Pembiakan virus pada sel/biakan sel.

(b) Identifikasi awal isolat yang berasal dari kultur spesimen SARS

Pekerjaan berikut memerlukan fasilitas BSL-3 hewan dan tata kerja BSL-3 hewan:

(a) Inokulasi hewan percobaan untuk membiakkan mikroorganisme yang berasal dari spesimen

SARS.

(b) Tatakerja yang mencakup inokulasi hewan percobaan untuk karakterisasi mikroorganisme

SARS.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Cakupan mikrobiologi dalam kehidupan sangatlah luas, dikarenakan hampir semua sektor

kehidupan melibatkan mikrobia di dalamnya, misalnya sektor pertanian, medis, industri,

biokimia dan banyak lagi yang lainnya.

2. Mikrobiologi merupakan cabang dari biologi, mikrobiologi terbagi menjadi beberapa

cabang lagi, berdasarkan konsentrasi pokok bahasannya. Pembagian mikrobiologi ini

didasarkan pada orientasinya.

3. Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang

menguntungkan maupun peranan yang merugikan. Salah satu peranannya yang

merugikan adalah karena beberapa jenis mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit

dan menimbulkan pencemaran. Sedangkan peranan yang menguntungkan adalah

peranannya dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen, bioremediasi,

produksi antibodi, dan lain-lain.

1. Saran

Saran yang dapat kami berikan antara lain:

1. Perlu perhatian yang lebih lagi untuk pengembangan ilmu mikrobiologi, mengingat begitu sentral dan pentingnya peranan mikroorganisme di dalam kehidupan.

2. Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang kehidupan mikroorganisme.

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk,

2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas

kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan

bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi

karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar

sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi

zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk

menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan

tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk

perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.

Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam

media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena

aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik

yang merugikan maupun yang menguntungkan.

Sekilas, makna praktis dari mikroorganisme disadari tertutama karena kerugian yang

ditimbulkannya pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya dalam bidang

mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen

yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Walaupun di bidang

lain mikroorganisme tampil merugikan, tetapi perannya yang menguntungkan jauh lebih

menonjol. Menurut Schlegel ( 1994) beberapa bukti mengenai peranan mikrobiologi dapat

dikemukakan sebagai berikut:

Proses klasik menggunakan mikroorganisme

Di Jepang dan Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah dengan menggunakan

bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan sudah sejak zaman perang dunia pertama

fermentasi terarah dengan ragi digunakan untuk membuat gliserin. Asam laktat dan asam sitrat

dalam jumlah besar yang diperlukan oleh industri makanan, masing-masing dibuat dengan

pertolongan bakteri asam laktat dan cendawan Aspergillus niger.

Produk Antibiotika

Penemuan antibiotik telah menghantarkan pada terapi obat dan industri obat ke era baru. Karena

adanya penemuan penisilin dan produk-produk lain sekresi fungi, aktinomiset, dan bakteri lain,

maka kini telah tersedia obat-obat yang manjur untuk memerangi penyakit infeksi bakteri.

Proses menggunakan mikroba

Fermentasi klasik telah diganti dengan cara baru untuk produksi dan konversi menggunakan

mikroba. Senyawa karotenoid dan steroid diperoleh dari fungi. Sejak ditemukan bahwa

Corynebacterium glutamicum memproduksi glutamat dengan rendemen tinggi dari gula dan

garam amonium, maka telah diisolasi berbagai mutan dan dikembangkan proses baru yang

memungkinkan pembuatan banyak jenis asam amino, nukleotida, dan senyawabiokimia lain

dalam jumlah besar. Mikroorganisme juga diikutsertakan oleh para ahli kimia pada katalisis

sebagian proses dalam rangkaian sintesis yang panjang; biokonversi oleh mikroba lebih spesifik

dengan rendemen lebih tinggi, mengungguli koversi secara kimia; amilase untuk hidrolisis pati,

proteinase pada pengolahan kulit, pektinase untuk penjernihan sari buah dan enzim-enzim lain

yang digunakan di industri diperoleh dari biakan mikroorganisme.

Posisi monopoli dari mikroorganisme

Beberapa bahan dasar yang terutama tersedia dalam jumlah besar, seperti minyak bumi, gas

bumi, dan selulosa hanya dapat diolah oleh mikroorganisme dan dapat mengubahnya kembali

menjadi bahan sel (biomassa) atau produk antara yang disekresi oleh sel.

Teknik genetika modern

Kejelasan mengenai mekanisme pemindahan gen pada bakteri dan peran dari unsur-unsur

ekstrakromosom, telah membuka kemungkinan untuk memindahkan DNA asing ke dalam

bakteri. Manipulasi genetik memungkinkan untuk memasukkan sepotong kecil pembawa

informasi genetik dari manusia ke dalam bakteri sehingga terjadi sintesis senyawa protein yang

bersangkutan. Kegiatan ini sering dilakukan dalam hal pembuatan hormon, antigen, dan antibodi.

Berdasarkan penjelasan di atas, mikroorganisme memiliki peranan yang cukup besar dalam

kehidupan, baik peranan yang merugikan maupun yang menguntungkan.

Beberapa peranan yang dimiliki oleh mikroorganisme antara lain sebagai berikut:

Peranan yang Merugikan

Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan

Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium

diphtheriae penyebab dipteri.

Penyebab kebusukan makanan (spoilage)

Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang

tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa

beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk.

Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu

merombak protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme

pektinolitik mampu merombak bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada

dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan

kapang (mould) dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan

visual, bau, tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan

berdasarkan tipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan

hidupnya seperti termofilik, halofilik, dll.

Penyebab keracunan makanan (food borne disease).

Kusnadi, dkk (2003) menjelaskan bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin)

dapat mencemari badan air, misalnya spora Clostridium perfringens, C. Botulinum, Bacillus

cereus, dan Vibrio parahaemolyticus. Spora dapat masuk ke dalam air melalui debu/tanah,

kotoran hewan, dan makanan-limbah. Jika makanan atau minuman dan air bersih tercemari

air tersebut, maka dalam keadaan yang memungkinkan, bakteri tersebut akan mengeluarkan

racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun dan bila dikonsumsi dapat

menyebabkan keracunan makanan. Bahkan menurut Dwidjoseputro (2005) pada makanan

yang telah dipasteurisasi pun juga dapat mengandung racun (toksin) . Makanan yang telah

dipasteurisasi kemudian terus menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar,

dapat mengandung racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Spora-spora dari bakteri

ini tidak mati dalam proses pasteurisasi. Dalam keadaan tertutup (anaerob) dan suhu yang

menguntungkan, maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri serta

menghasilkan toksin. Racun yang dihasilkan tidak mengganggu alat pencernaan, melainkan

mengganggu urat saraf tepi.

Menimbulkan pencemaran

Materi fekal yang masuk ke dalam badan air, selain membawa bakteri patogen juga akan

membawa bakteri pencemar yang merupakan flora normal saluran pencernaan manusia,

misalnya E. coli. Kehadiran bakteri ini dapat digunakan sebagi indicator pencemaran air oleh

materi fekal.

Peranan yang Menguntungkan

Banyak yang menduga bahwa mikroorganisme membawa dampak yang merugikan bagi

kehidupan hewan, tumbuhan, dan manusia, misalnya pada bidang mikrobiologi kedokteran dan

fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit

dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Meskipun demikian, masih banyak manfaat yang

dapat diambil dari mikroorganisme-mikroorganisme tersebut. Penggunaan mikroorganisme dapat

diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, saperti bidang pertanian, kesehatan, dan

lingkungan. Beberapa manfaat yang dapat diambil antara lain sebagai berikut:

Bidang pertanian

Dalam bidang pertanian, mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan kesuburan

tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan hewan. Nitrogen bebas merupakan

komponen terbesar udara. Unsur ini hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk

nitrat dan pengambilan khususnya melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat

terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara bertahap oleh

beberapa genus bakteri secara sinergetik.

Dalam Dwidjoseputro (2005) dijelaskan bahwa ada beberapa genera bakteri yang hidup

dalam tanah (misalnya Azetobacter, Clostridium, dan Rhodospirillum) mampu untuk mengikat

molekul-molekul nitrogen guna dijadikan senyawa-senyawa pembentuk tubuh mereka, misalnya

protein. Jika sel-sel itu mati, maka timbullah zat-zat hasil urai seperti CO2 dan NH3 (gas

amoniak). Sebagian dari amoniak terlepas ke udara dan sebagian lain dapat dipergunakan oleh

beberapa genus bakteri (misalnya Nitrosomonas dan Nitrosococcus) untuk membentuk nitrit.

Nitrit dapat dipergunakan oleh genus bakteri yang lain untuk memperoleh energi daripadanya.

Oksidasi amoniak menjadi nitrit dan oksidasi nitrit menjadi nitrat berlangsung di dalam

lingkungan yang aerob. Peristiwa seluruhnya disebut nitrifikasi. Pengoksidasian nitrit menjadi

nitrat dilakukan oleh Nitrobacter.

Proses nitrifikasi ini dapat ditulis sebagai berikut:

2NH3 + 3O2 Nitrosomonas, Nitrosococcus 2HNO2 + 2H2O + energi

2HNO2 + O2 Nitrobacter 2HNO3 + energi

Selain itu, mikroorganisme ini juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk alami, yang

akan mendekomposisi sampah-sampah organik menjadi materi inorganik sehingga dapat

mengurangi kuantitas sampah, menyuburkan tanah dan dapat menjadi sumber nutrisi bagi

tumbuhan (Anonim a, 2006). Seorang peneliti dari Amerika Serikat yaitu Waksman telah

menemukan mikroorganisme tanah yang menghasilkan streptomisin, yaitu bakteri Streptomyces

(Dwidjoseputro, 2005).

Peran lain mikroba dalam bidang pertanian antara lain dalam teknologi kompos bioaktif

dan dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman(biofertilizer). Kompos

bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba lignoslulotik unggul yang tetap

bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman.

Teknologi kompos bioaktif ini menggunakan mikroba biodekomposer yang mampu

mempercepat proses pengomposan dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Mikroba

akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos, dan ketika kompos tersebut diberikan ke tanah,

mikkroba akan berperan untuk mengendalikan organisme.

Dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman(biofertilizer), aktivitas

mikroba diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga unsur hara yang penting bagi tanaman

antara lain, Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalim (K). Kurang lebih 74% kandungan udara adalah

N. Namun, N udara tersebut harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya terlebih dahulu

agar bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba penambat N ada yang hidup bebas dan

ada pula yang bersimbiosis. Mikroba penambat N simbiotik antara lain : Rhizobium sp yang

hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan ( leguminose ). Mikroba penambat N non-

simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya

bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik

dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.

Mikroba tanah lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara adalah mkroba pelarut

unsur fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P yang cukup tinggi (jenuh) pada tanah pertanian

kita, sedikit sekali yang dapat digunakan oleh tanaman karena terikat pada mineral liat tanah. Di

sinilah peran mikroba pelarut P yang melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya

bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp,

Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi

melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.

Mikroba sebagai agen biokontrol. Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara

lain: Bacillus thurigiensis (BT), Bauveria bassiana , Paecilomyces fumosoroseus, dan

Metharizium anisopliae . Mikroba ini mampu menyerang dan membunuh berbagai serangga

hama. Mikroba yang dapat mengendalikan penyakit tanaman misalnya: Trichoderma sp yang

mampu mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh Gonoderma sp, JAP (jamur akar

putih), dan Phytoptora sp. Beberapa biokontrol yang tersedia di pasaran antara lain: Greemi-G,

Bio-Meteor, NirAma, Marfu-P dan Hamago.

Gambar 1. Endomikoriza yang berperan melarutkan P

Gambar 2. Larva serangga yang mati diserang jamur biokontrol

Gambar 3. Bakteri yang unggul dalam melarutkan fosfat

Gambar 4. Jamur yang unggul dalam melarutkan fosfat

1. Bidang makanan dan industri

Beberapa bahan makanan yang sampai saat ini dibuat dengan menggunakan

mikroorganisme sebagai bahan utama prosesnya, misalnya pembuatan bir dan minuman anggur

dengan menggunakan ragi, pembuatan roti dan produk air susu dengan bantuana bakteri asam

laktat, dan pembuatan cuka dengan bantuan bakteri cuka.

Pengolahan kacang kedelai di beberapa negara banyak yang menggunakan bantuan fungi,

ragi, dan bakteri bakteri asam laktat. Bahkan asam laktat dan asam sitrat yang dalam jumlah

besar diperlukan oleh industri bahan makanan masing-masing dibuat dengan bantuan asam laktat

dan Aspergillus niger (Darkuni, 2001). Beberqapa kelompok mikroorganisme dapat

digunakan sebagai indikator kualitas makanan. Mikroorganisme ini merupakan kelompok

bakteri yang keberadaannya di makanan di atas batasan jumlah tertentu, yang dapat menjadi

indikator suatu kondisi yang terekspos yang dapat mengintroduksi organisme hazardous

(berbahaya) dan menyebabkan proliferasi spesies patogen ataupun toksigen. Misalnya E. coli

tipe I, coliform dan fekal streptococci digunakan sebagai indikator penanganan pangan secara

tidak higinis, termasuk keberadaan patogen tertentu. Mikroorganisme indikator ini sering

digunakan sebagai indaktor kualitas mikrobiologi pada pangan dan air.

Tidak semua mikroba yang ada dapat digunakan dalam industri. Menurut Kusnadi, dkk

(2003) mikroorganisme industri merupakan organisme yang dipilih secara hati-hati sehingga

dapat membuat satu atau banyak produk khusus. Bahkan jika mikroorganisme industri

merupakan salah satu yang sudah diisolasi dengan teknik tradisional, mikroorganisme tersebut

menjadi organisme yang sangat termodifikasi sebelum memasuki industri berskala besar.

Sebagian besar mikroorganisme industri merupakan spesialis metabolik yang secara spesifik

mampu menghasilkan metabolit tertentu dalam jumlah yang sangat besar pula. Untuk mencapai

spesialisasi metabolik tinggi tersebut, strain industri diubah secara genetika melalui mutasi dan

rekombinasi.

Berbagai proses industri digunakan untuk menghasilkan produk mikrobiologi dan

dipisahkan menjadi beberapa kategori berdasarkan kecenderungan penggunaan produk akhir

sebagai berikut:

1.o Produksi bahan kimia farmasi

Produk yang paling terkenal adalah antibiotika, obat-obatan steroid, insulin, dan

interferon yang dihasilkan melalui bakteri hasil rekayasa genetika.

1.

o Produksi bahan kimia bernilai komersial

Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah pelarut dan enzim serta berbagai

senyawa yang digunakan untuk bahan pemula (starting) untuk industri sintesis senyawa

lain.

1.o Produksi makanan tambahan

Produksi massa ragi, bakteri dan alga dari media murah mengandung garam nitrogen

anorganik , cepat saji, dan menyediakan sumber protein dan senyawa lain yang sering

digunakan sebagai makanan tambahan untuk manusia dan hewan.

1.o Produksi minuman alkohol

Pembuatan beer dan wine dan poduksi minuman alkohol lain yang merupakan proses

bioteknologi berskala besar paling tua.

1.o Produksi vaksin

Sel mikroorganisme maupun bagiannya atau produknya dihasilkan dalam jumlah besar

dan digunakan untuk produksi vaksin.

1.o Produksi mikroorganisme untuk digunakan sebagai insektisida (biosida)

Pengendalian hama tanaman dengan menggunakan mikroorganisme yang berperan

sebagai insektisida. Khususnya untuk spesies tertentu, misalnya Bacillus (B. Larvae, B.

Popilliae, dan B. Thurungiensis). Spesies tersebut menghasilkan protein kristalin yang

mematikan larva lepidoptera (ngengat, kupu-kupu, kutu loncat), misalnya ulat kubis,

ngengat gipsy, dan sarang ulat.

1.o Penggunaanya dalam industri perminyakan dan pertambangan

Sejumlah prosedur mikrobiologi digunakan untuk meningkatkan perolehan kembali

logam dari bijih berkadar rendah dan untuk perbaikan perolehan minyak dari sumur-

sumur bor.

1. Bidang kesehatan

Salah satu manfaat mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah dalam menghasilkan

antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan bakteri lain.

Antibiotik ini merupakan obat yang paling manjur untuk memerangi infeksi oleh bakteri.

Beberapa mikroba menghasilkan metabolit sekunder, yang sangat bermanfaat sebagai obat untuk

mengendalikan berbagai penyakit infeksi. Sejak dulu dikenal jamur Penicillium yang pertama

kali ditemukan oleh Alexander fleming (1928), dapat menghasilkan antibiotika penisilin.

Sekarang banyak diproduksi berbagai antibiotik dari berbagai jenis mikroba yang sangat

berperan penting dalam mengobati berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam bidang

kesehatan mikrorganisme juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk di dalam saluran

pencernaan alami, yang turut membantu mencerna makanan di dalam saluran pencernaan.

1. Bidang lingkungan dan energi

Mikroorganisme ini banyak dimanfaatkan untuk bahan bakar hayati (metanol dan etanol),

bioremediasi, dan pertambangan. Selain itu, mikroorganisme yang ada di lingkungan berperan

dalam perputaran/siklus materi dan energi terutama dalam siklus biogeokimia dan berperan

sebagai pengurai (dekomposer). Mikroorganisme tanah berfungsi merubah senyawa kimia di

dalam tanah, terutama pengubahan senyawa organik yang mengandung karbon, nitrogen, sulfu,

dan fosfor menjadi senyawa anorganik dan bisa menjadi nutrien bagi tumbuhan. Mikroorganisme

pada lingkungan alami juga dapat digunakan sebagai indikator baik buruknya kualitas

lingkungan, baik perairan ataupun terestrial.

1. Bidang bioteknologi

Kemajuan bioteknologi, tak terlepas dari peran mikroba.Karena materi genetika mikroba

sederhana, sehingga mudah dimanipulasi untuk disisipkan ke gen yang lain. Disamping itu

karena materi genetik mikroba dapat berperan sebagai vektor (plasmid) yang dapat

memindahkan suatu gen dari kromosom oganisme ke gen organisme lainnya (Anonim b, 2007).

Misalnya terapi gen pada penderita gangguan liver. Terapi ini dapat dilakukan secara ex-vivo

maupun in-vivo.

Dalam terapi gen ex vivo, sel hati (misalnya) dari pasien yang hatinya telah mengalami

kerusakan dipindahkan melalui pembedahan dan perawatan. Kemudian melalui terapi gen akan

menyalurkannya dengan menggunakan vektor. Sel-sel hati yang dirubah secara genetik

kemudian akan ditransplantasikan kembali dalam tubuh pasien tanpa khawatir akan kegagalan

dari proses pencangkokan jaringan tersebut karena sel-sel ini pada awalnya berasal dari pasien.

Strategi terapi gen in vivo meliputi pemasukan gen ke dalam jaringan dan organ di dalam tubuh

tanpa diikuti oleh pemindahan sel-sel tubuh. Tantangan utama dalam terapi gen in vivo adalah

pengiriman gen hanya terjadi pada jaringan yang diharapkan dan tidak terdapat pada jaringan

yang lain. Pada terapi ini, virus digunakan sebagai vektor untuk pengiriman gen (Thieman,

2004).

Beberapa hasil perkembangan bioteknologi lain yang penting dan melibatkan mikroba

adalah produksi insulin, tanaman transgenik serta antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal

(MAbs) merupakan salah satu antibodi murni yang bersifat sangat spesifik dan menjadi peluru

ajaib bagi dunia pengobatan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Cakupan mikrobiologi dalam kehidupan sangatlah luas, dikarenakan hampir semua sektor

kehidupan melibatkan mikrobia di dalamnya, misalnya sektor pertanian, medis, industri,

biokimia dan banyak lagi yang lainnya.

2. Mikrobiologi merupakan cabang dari biologi, mikrobiologi terbagi menjadi beberapa

cabang lagi, berdasarkan konsentrasi pokok bahasannya. Pembagian mikrobiologi ini

didasarkan pada orientasinya.

3. Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang

menguntungkan maupun peranan yang merugikan. Salah satu peranannya yang

merugikan adalah karena beberapa jenis mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit

dan menimbulkan pencemaran. Sedangkan peranan yang menguntungkan adalah

peranannya dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen, bioremediasi,

produksi antibodi, dan lain-lain.

1. Saran

Saran yang dapat kami berikan antara lain:

1. Perlu perhatian yang lebih lagi untuk pengembangan ilmu mikrobiologi, mengingat begitu sentral dan pentingnya peranan mikroorganisme di dalam kehidupan.

2. Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang kehidupan mikroorganisme.

http://iqbalali.com/2008/02/18/peran-mikroorganisme-dlm-kehidupan/

http://fikunik.blogspot.com/2009/07/manajemen-kebidanan.html

http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/manajemen-kebidanan-patologis-ibu-hamil.html