Aplikasi Klinis Hitung Jenis Leukosit
-
Upload
regina-wahyu-apriani -
Category
Documents
-
view
44 -
download
5
description
Transcript of Aplikasi Klinis Hitung Jenis Leukosit
Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
1. Basofilia
Basofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah basofil lebih dari 100/µl darah.
Basofilia sering dijumpai pada polisitemia vera dan leukemia granulositik kronik.
Pada penyakit alergi seperti eritroderma, urtikaria pigmentosa dan kolitis
ulserativa juga dapat dijumpai basofilia. Pada reaksi antigen-antibodi basofil akan
melepaskan histamin dari granulanya (Chernecky, 2008).
2. Limfositosis
Limfositosis adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah limfosit
lebih dari 8000/µl pada bayi dan anak-anak serta lebih dari 4000/µl darah pada
dewasa. Limfositosis dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti morbili,
mononukleosis infeksiosa; infeksi kronik seperti tuberkulosis, sifilis, pertusis dan
oleh kelainan limfoproliferatif seperti leukemia limfositik kronik dan
makroglobulinemia primer (Chernecky, 2008).
3. Eosinofilia
Eosinofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil lebih dari 300/µl darah.
Eosinofilia terutama dijumpai pada keadaan alergi. Histamin yang dilepaskan
pada reaksi antigen-antibodi merupakan substansi khemotaksis yang menarik
eosinofil. Penyebab lain dari eosinofilia adalah penyakit kulit kronik, infeksi dan
infestasi parasit, kelainan hemopoiesis seperti polisitemia vera dan leukemia
granulositik kronik (Chernecky, 2008).
4. Neutrofilia
Netrofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil lebih dari 7000/µl
dalam darah tepi. Penyebab biasanya adalah infeksi bakteri, keracunan bahan
kimia dan logam berat, gangguan metabolik seperti uremia, nekrosia jaringan,
kehilangan darah dan kelainan mieloproliferatif (Chernecky, 2008).
Penyebab neutrofilia yang paling sering adalah infeksi, walaupun obat-
obatan dan peradangan dapat juga menyebabkan neutrofilia. Neutrofilia
merupakan salah satu akibat dari mekanisme berikut ini:
a. Peningkatan produksi neutrofil oleh sumsum tulang
b. Peningkatan pelepasan neutrofil dari penyimpanan sumsum tulang
c. Pergeseran neutrofil dari perifer ke sirkulasi sistemik
d. Ketahanan hidup neutrofil memanjang akibat penurunan pemasukan neutrofil
ke jaringan atau penurunan penghancuran neutrofil oleh limpa (Schwartz,
2005).
Rangsangan yang menimbulkan netrofilia dapat mengakibatkan
dilepasnya granulosit muda keperedaran darah dan keadaan ini disebut pergeseran
ke kiri atau shift to the left (Chernecky, 2008).
Pada infeksi ringan atau respons penderita yang baik, hanya dijumpai
netrofilia ringan dengan sedikit sekali pergeseran ke kiri. Sedang pada infeksi
berat dijumpai netrofilia berat dan banyak ditemukan sel muda. Infeksi tanpa
netrofilia atau dengan netrofilia ringan disertai banyak sel muda menunjukkan
infeksi yang tidak teratasi atau respons penderita yang kurang.Pada infeksi berat
dan keadaan toksik dapat dijumpai tanda degenerasi, yang sering dijumpai pada
netrofil adalah granula yang lebih kasar dan gelap yang disebut granulasi toksik.
Disamping itu dapat dijumpai inti piknotik dan vakuolisasi baik pada inti maupun
sitoplasma(Chernecky, 2008).
5. Filariasis
Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di
wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah infeksi oleh sekelompok
cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea. Gejala
yang umum terlihat adalah terjadinya elefantiasis, berupa membesarnya tungkai
bawah (kaki) dan kantung zakar (skrotum), sehingga penyakit ini secara awam
dikenal sebagai penyakit kaki gajah (elephantiasis). (Wayangankar, 2012).
Filariasis diebabkan oleh parasit nematoda yang berinvestasi di tubuh
manusia. Beberapa spesies yang umum dijumpai adalah Loa loa, Onchocerca
volvulus, Mansonella streptocerca, Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan
Mansonella ozzardi. Parasit ini memberikan dampak yang sangat signifikan di
sektor ekonomi dan psikososial. Eosinofil -bagian dari leukosit- akan dijumpai
meningkat dalam hasil pemeriksaan uji darah lengkap, dimana eosinofil
merupakan salah satu alat tubuh untuk memerangi parasit (Wayangankar, 2012).
Chernecky CC dkk. 2008. Laboratory Tests and Diagnostic Procedures 5th edition. USA: Saunders-Elsevier.
Schwartz, MW. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC.
Wayangankar, S. 2012. Artikel Ilmiah : “Filariasis”. Diakses di http://emedicine.medscape.com/article/217776-workup pada tanggal 7 September 2013