Aplikasi Hewan Dalam Bidang Industri Pertanian

2
Aplikasi hewan dalam bidang industri pertanian Di dalam kehidupan sehari-hari hewan memiliki peran dalam berbagai hal, tak terkecuali dalam bidang industri pertanian. Dimulai dari proses penanaman tumbuhan penghasil sumber makanan, hewan memiliki peran dalam hal penyubur tanaman tersebut, yaitu dengan kotoran hewan yang dikenal sebagai pupuk organik (alami). Pemakaian pupuk organik dari kotoran hewan ini memiliki beberapa kelebihan. Selain ramah lingkungan, pupuk organik dari kotoran hewan memberikan nilai yang lebih baik pada hasil peratanian, seperti yang sering ditemui saat ini, banyak produk-produk hasil pertanian yang harganya lebih mahal karena produk hasil pertanian itu menggunakan pupuk organik dan lebih sedikit bahan kimia buatan yang terkandung dalam produk hasil pertanian tersebut. Hal ini sangat menguntungkan bagi kesehatan kita, karena kadar bahan kimia lebih sedikit dibanding dengan pemakaian pupuk anorganik. Hal lain yang dapat diperoleh dalam bidang industri pertanian dari hewan adalah tenaga dari hewan tersebut. Memang sudah jarang kita temui penggunaan tenaga hewan ini dalam bidang pertanian, namun walaupun jarang namun tetap masih ada yang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan tenaga hewan ini umumnya digunakan oleh mayoritas pelaku industri yang masih tradisional. Di beberapa daerah yang dapat dikatakan masih jauh dari kemaujuan teknologi, tenaga hewan ini digunakan untuk membantu proses industri. Sebagai contoh, di daerah Gunung Kidul Yogyakarta, hingga kini masih ada industri yang memanfaatkan tenaga hewan. Salah satunya adalah industri pembuat “mi lethek” yang terbuat dari singkong. Dalam hal ini tenaga hewan digunakan untuk memutar alat penggilas singkong yang akhirnya singkong tersebut dapat diambil patinya untuk membuat mi. Selain tenaga yang dapat dimanfaatkan, beberapa hewan di dalam industri juga dapat dimanfaatkan sebagai indikator perncemaran lingkungan dari limbah yang dihasilkan. Seperti

description

agroindustri

Transcript of Aplikasi Hewan Dalam Bidang Industri Pertanian

Page 1: Aplikasi Hewan Dalam Bidang Industri Pertanian

Aplikasi hewan dalam bidang industri pertanian

Di dalam kehidupan sehari-hari hewan memiliki peran dalam berbagai hal, tak terkecuali dalam bidang industri pertanian. Dimulai dari proses penanaman tumbuhan penghasil sumber makanan, hewan memiliki peran dalam hal penyubur tanaman tersebut, yaitu dengan kotoran hewan yang dikenal sebagai pupuk organik (alami). Pemakaian pupuk organik dari kotoran hewan ini memiliki beberapa kelebihan. Selain ramah lingkungan, pupuk organik dari kotoran hewan memberikan nilai yang lebih baik pada hasil peratanian, seperti yang sering ditemui saat ini, banyak produk-produk hasil pertanian yang harganya lebih mahal karena produk hasil pertanian itu menggunakan pupuk organik dan lebih sedikit bahan kimia buatan yang terkandung dalam produk hasil pertanian tersebut. Hal ini sangat menguntungkan bagi kesehatan kita, karena kadar bahan kimia lebih sedikit dibanding dengan pemakaian pupuk anorganik.

Hal lain yang dapat diperoleh dalam bidang industri pertanian dari hewan adalah tenaga dari hewan tersebut. Memang sudah jarang kita temui penggunaan tenaga hewan ini dalam bidang pertanian, namun walaupun jarang namun tetap masih ada yang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan tenaga hewan ini umumnya digunakan oleh mayoritas pelaku industri yang masih tradisional. Di beberapa daerah yang dapat dikatakan masih jauh dari kemaujuan teknologi, tenaga hewan ini digunakan untuk membantu proses industri. Sebagai contoh, di daerah Gunung Kidul Yogyakarta, hingga kini masih ada industri yang memanfaatkan tenaga hewan. Salah satunya adalah industri pembuat “mi lethek” yang terbuat dari singkong. Dalam hal ini tenaga hewan digunakan untuk memutar alat penggilas singkong yang akhirnya singkong tersebut dapat diambil patinya untuk membuat mi.

Selain tenaga yang dapat dimanfaatkan, beberapa hewan di dalam industri juga dapat dimanfaatkan sebagai indikator perncemaran lingkungan dari limbah yang dihasilkan. Seperti cacing sutra misalnya, cacing ini menjadi indikator bahwa pencemaran air sudah tinggi, karena cacing sutra tersebut hanya dapat hidup dalam lingkungan yang tercemar. Selain itu ikan juga dapat digunakan sebagai indikator pencemaran air yang mengandung zat-zat berbahaya. Apabila air limbah dari industri mengandung senyawa-senyawa kimia berbahaya bagi lingkungan, ikan tersebut akan mati.