Perlindungan Indikasi Geografis dan Potensi Indikasi Geografis Indonesia
Apakah Amelogenesis Imperfecta Merupakan Suatu Indikasi Pemeriksaan Ginjal
-
Upload
taufiqurrahman-abdul-djabbar -
Category
Documents
-
view
152 -
download
6
description
Transcript of Apakah Amelogenesis Imperfecta Merupakan Suatu Indikasi Pemeriksaan Ginjal
Apakah Amelogenesis Imperfecta Merupakan Suatu
Indikasi Pemeriksaan Ginjal ?
Lindsday Hunter1, Liam D. Addy2, Jeremy Knox1 & Nicholas Drage3 1Ilmu Biologi dan Kesehatan Gigi, 2Kesehatan Gigi Dewasa, 3Bedah Mulut,
Penyakit Mulut dan Patologi Mulut, Universitas Cardiff, Akademi Penyakit
Wales, Cardiff, Inggris Raya
_____________________________________________________________________
Latar Belakang. Istilah amelogenesis imperfecta (AI) menggambarkan sekelompok
kondisi herediter yang bermacam-macam yang utamanya menyerang kualitas dan
kuantitas enamel gigi.
Laporan Kasus. Makalah ini menggambarkan suatu kasus di mana AI hipoplastik
dengan keterlambatan/kegagalan erupsi gigi permanen ditunjukkan berhubungan
dengan kalsifikasi ginjal.
Kesimpulan. Setelah menyampaikan pentingnya keterlibatan ginjal, penulis
menyarankan ahli dokter gigi anak untuk mempertimbangkan untuk merujuk semua
anak dengan fenotip dental tersebut untuk pemeriksaan ultrasonografi ginjal.
Pengenalan
Istilah amelogenesis imperfecta (AI) menggambarkan sekelompok kondisi herediter
yang bermacam-macam yang utamanya menyerang kualitas dan kuantitas enamel
gigi. Amelogenesis imperfecta dapat menyerang semua/sebagian gigi pada periode
gigi sulung atau gigi permanen. Bnetuk pewarisannya dapat berupa X-linked,
dominan autosomal atau resesif autosomal, meskipun, dimana individu terserang
adalah anggota keluarga pertama yang mengalami hal tersebut, hal ini sulit untuk
didapatkan; prevalensinya beragam dengan kelompok populasi yang dipelajari, telah
dikuotakan antara 1:14.000 dan 1,4:1.000.
Meskipun AI pada umumnya dianggap paling banyak mempengaruhi enamel gigi,
stigmata oral dan dental lainnya (termasuk gigi yang tidak erupsi, anterior open bite,
kalsifikasi pulpa, displasia dentinal interradikuler, resorbsi mahkota dan akar, deposisi
sementum, akar yang berbentuk truncate-bentuk kerucut yang dipotong atasnya, dan
taurodontisme) juga muncul. Selain itu, AI juga merupakan suatu tanda dari beberapa
sindrom multiorgan, meskipun sifat pathognomonic hanya sedikit.
Dalam 30 tahun terakhir, dilaporkan telah terjadi suatu sindrom yang sangat jarang
terjadi yang menghubungkan AI dengan nefrokalsinosis ( OMIM 204690 ) pada
sejumlah keluarga. Dengan melaporkan kasus ini, penulis bertujuan meningkatkan
kewaspadaan dokter gigi anak terhadap potensi terjadinya asosiasi ini dengan tujan
memberikan keuntungan bagi individu yang mengalaminya dengan rujukan yang
lebih awal ke pelayanan ahli ginjal dan oleh karena itu meningkatkan prognosis.
Laporan Kasus
Seorang pria Kaukasia berumur 13,9 tahun, dirujuk ke suatu klinik multidisipliner
Rumah Sakit Universitas Dental, Cardiff, Inggris Raya, dengan tidak memperhatikan
kegagalan erupsi mayoritas gigi permanennya. Dia didiagnosis secara tegas
mengalami AI hipolastik dan sebelumnya telah pernah dirawat pada unit kedokteran
gigi restoratif sebuah rumah sakit umum lokal daerah; radiografi panoramik yang
diambil saat berusia 9,8 tahun diberikan pada tim multidisipliner. Penanganan anak
tersebut termasuk didalamnya modifikasi sejumlah gigi sulung dengan resin
composite dan maxillary overdenture sementara. Pada anak tersebut, tidak terdapat
rekam medis yang relevan dan tidak terdapat sejarah dalam keluarganya yang
mengalami baik AI atau kegagalan erupsi gigi permanen.
Dalam penyajian, pemeriksaan intraoral menunjukkan bahwa hanya gigi-gigi
incisivus sentral mandibula permanen dan gigi incisivus sentral kiri permanen yang
erupsi; incisivus sentral mandibula divergen, menempati posisi normal dari incisivus
lateral permanen mandibula. Gigi sulung dan gigi permanen yang erupsi yang
bertahan semuanya menunjukkan mengalami diskolorisasi kuning, dengan enamel
yang tipis. Menanggapi observasi yang lebih lanjut ini, I1 RB permanen telah
direstorasi dengan komposit. Pada lengkung maksilla, molar sulung, kaninus sulung,
dan I2 sulung tetap bertahan dan menunjukkan pemakaian yang berlebihan/parah,
gigi-gigi molar tidak lagi memiliki cusp-cusp. Pada lengkung mandibula, I1, C dan M2
sulung yang ada menunjukkan telah dimodofikasi dengan restorasi adhesif.
Penelitian dengan cermat pada radiografi panoramik yang diambil pada usia 9,8 tahun
menunjukan bahwa pada tingkatan ini M1 pemanennya telah gagal untuk erupsi dan
hanya I1 kiri RA dan kedua I1 RB yang merupakan gigi anterior permanen yang ada
dalam mulut. Menariknya, I1 RB sulung tetap ada dan M1 sulung mengalami
infraoklusi. P2 RB berposisi ektopik, berlokasi di inferior dari akar mesial dari gigi
pendahulunya. Morfologi mahkota, pada pembentukan gigi, kelihatan tidak normal,
densitas enamel tampak sangat bervariasi dibandingkan dentinnya.
Perbandingan antara radografi panoramic yang diambil saat penyajian pada klinik
multidisipliner denganyang diambil hampir empat tahun yang lalu menunjukkan
bahwa ketika akar dari gigi permanen melakukan pembentukan lanjutan, terdapat
sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali pergerakan axial dari tullang selama
periode intervening. Sebaliknya, terdapat tulang dengan densitas yang normal yang
menutupi permukaan oklusal dari M1 permanen RB. Gigi-gigi ini menunjukkan batu
pulpa dan terdapat beberapa bukti terjadinya resorpsi internal dari ruang pulpanya.
Pada akhirnya P2 permanen kiri RA kelihatan seperti odontome. Dalam
menginterpretasikan radiografi ini, harus dicatat bahwa radiolusensi yang meluas pada
kuadran kiri RA bersifat artefactual.
Dalam bagian dari persiapan kasus ini untuk publikasi, penulis menggunakan
literature elektronik denga menggunakan kata kunci ‘amelogenesis imperfecta’ dan
‘delayed eruption’. Hal ini mengungkapkan bahwa terdapat suatu hubungan yang
sangat jarang dari AI dengan nefrocalsinosis. Sebagai suatu tindakan pencegahan, dia
merujuk pasien tersebut pada seorang konsultan nefrologi anak di KRUF Children’s
Kidney Centre di Wales. Pemeriksaan ultrasonografi pada ginjal dan kandung
kemihnya menunjukkan terjadinya kalsifikasi ginjal dalam sebuah distribusi medullar
yang konsisten dengan dengan diagnosis nefrokalsinosis ringan. Pemeriksaan
hematologis lanjutan menunjukkan suatu peningkatan kreatin serum secara marginal
(112 mikro mol per liter); perkiraan laju filtrasi glomerulus adalah 65 mL min -1 per
1,73 m2. Anak tersebut mengalami proteinuria ringan, tapi tidak mengalami
abnormalitas hormon parathyroid atau urine calsium. Dia telah dinasehati agar
memulai gaya hidup sehat dengan tingkat olah raga yang masuk akal dan
pengurangan intake kalori, berat badannya menjadi di atas centile yang ke sembilan
puluh tujuh. Diharapkan bahwa dia akan menjalani pemeriksaan ginjal tiap 6 bulan.
Dari titik pandang dental, penatalaksanaan pasien yang mengalami kegagalan erupsi
primer sangatlah sulit, karena gigi yang terlibat cenderung untuk mengalami ankilosis
ketika diaplikasikan daya tarikan secara orthodonsi. Dengan tidak terdapatnya respon
normal terhadap kekuatan ortodonsi, satu-satunya cara untuk menggerakkan gigi
yang tidak erupsi tersebut adalah dengan pembedahan tanpa mengganggu ligamentum
periodontal. Ketika hal tersebut tidak mudah dilakukan, penggantian gigi yang
abnormal secara prostetik menjadi perawatan yang paling mungkin dilakukan. Pada
kasus ini, kombinasi pendekatan bedah dan orthodonsi dianggap mampu membawa
gigi yang tidak erupsi tersebut ke dalam susunan. Meskipun, penjangkaran vertikal
yang terbatas dan kemungkinan terjadinya ankilosis dari gigi yang tidak erupsi
kontraindikasi dengan hal tersebut. Sementara osteotomi terlokalisir dan dan distraksi
osteogenesis secara teori mungkin dapat dilakukan di masa yang akan datang, dia
akan tetap menerima perawatan secara prosthodontik sampai pertumbuhannya
sempurna.
Pembahasan
Laporan pertama tentang sindrom ini (terjadi pada sepasang saudara kandung) muncul
pada tahun 1972. Salah seorang diantaranya meninggal pada usia 26 tahun, menderita
gagal ginjal yang parah sebagai salah satu komplikasi nefrokalsinosis; infeksi multipel
urinary lain yang berkembang, hipertensi dan gagal ginjal. Laporan kasus selanjutnya
melaporkan ciri-ciri yang umum terjadi : gagal erupsi, enamel agenesis,
nefrokalsinosis yang tidak dapat dijelaskan, dan kalsium plasma , 25-OH vitamin D3,
dan fungsi alkalin fosfatase dan parathyroid yang normal.
Karena jumlah kasus terlaporkan yang kecil, prognosis yang berhubungan dengan
sindrom ini belum bisa didapatkan, meskipun nefrokalsinosis yang tak dikenal dan tak
terawat diketahui berhubungan dengan morbiditas yang signifikan. Pada beberapa
laporan kasus sebelumnya, telah diusulkan bahwa anak dengan dengan penampakan
reseif autosomal AI seharusnya, paling tidak, menjalani pemeriksaan ultrasonografi
ginjal untuk menyingkirkan hal patologis tersebut. Lebih jauh lagi, Paula dan para
asistennya telah menganjurkan bahwa semua pasien dengan AI harus menjalani
pemeriksaan semacam.
Sangat disayangkan, hanya satu dari publkasi sebelumnya yang menaruh perhatian
pada permasalahan ini yang muncul pada jurnal yang khususnya ditujukan pada
kelompok-kelompok profesional-profesional yang paling tepat untuk meyakinkan
yang potensial menyerang anak-anak lebih menguntungkan untuk rujukan yang lebih
awal. Sebagai dokter gigi anak, kita harus memperimbangkan bahwa informasi yang
lebih jauh sangat dibutuhkan sebagaimana apabila pathologi ginjal yang signifikan ini
eksklusif terhadap autosomal resesif AI hipoplastik atau hal ini dapat ditemukan
dalam hubungannya dengan varian-varian AI lainnya, oleh karena itu investigasi pada
tingkatan molekular perlu ditingkatkan.
Masukan Yang Diperoleh Dari Makalah Ini
1. Laporan kasus ini menambahkan kasus baru yang jarang terjadi pada literatur
kedokteran gigi
2. Dengan satu pengecualian, laporan sebelumnya dari sindrom ini belum
ditargetkan secara khusus pada dokter gigi anak.
Mengapa Makalah Ini Penting Bagi Dokter Gigi Anak
1. Nefrokalsinosis yang tidak dikenal dan tidak terawat dihubungkan dengan
morbiditas yang signifikan. Dokter gigi anak harus waspada terhadap
kemungkinan adanya hubungan antara kegagalan erupsi gig dan AI
hipoplastik dengan kalsifikasi ginjal dan utamanya diderita oleh anak-anak.
2. Diperlukan penelitian yang lebih jauh untuk menyelidiki apakah hal serupa
terjadi dengan varian-varian AI yang lainnya.