“UJI KONSENTRASI SERBUK CANGKANG TELUR BEBEK SEBAGAI ...etheses.uinmataram.ac.id/1455/1/Kiki...
Transcript of “UJI KONSENTRASI SERBUK CANGKANG TELUR BEBEK SEBAGAI ...etheses.uinmataram.ac.id/1455/1/Kiki...
i
“UJI KONSENTRASI SERBUK CANGKANG TELUR BEBEK SEBAGAI PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
SELEDRI (Apium graveolens L)”
Skripsi
Oleh
KIKI ANGGRIANINGSIH 151.125.040
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
MATARAM
2016
ii
“UJI KONSENTRASI SERBUK CANGKANG TELUR BEBEK SEBAGAI PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
SELEDRI (Apium graveolens L)”
Skripsi
Diajukan Kepada Institute Agama Islam Negeri Mataram
Untuk melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
KIKI ANGGRIANINGSIH 151.125.040
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
MATARAM
2016
vii
MOTTO:
هم روا ما بأنفس ر ما بقوم حتى يغي ل يغي إن للا
“ Sesungguhnya ALLAH Tidak mengubah Suatu Kaum Sehingga Mereka Merubah
KeadaanYang Ada Pada Diri Mereka Sendiri (Q.S Arr’d: Ayat:11) ”1
1 Hasan Seh Muhammad dan Muhammad Sahab Tohir, Al-Qur‟anulkarim Robbani, Al-
Qur‟an Perkata, Tajwid, Warna, (jakarta : Surprise, ,2012), h. 151
viii
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah atas izin ALLAH SWT. Akhirnya sekripsi yang sederhana
ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan keharibaan Nabi
Muhammad SAW, selaku Rasulullah yang selalu membimbing umatnya meneju jalan
kebaikan.
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayahanda (H.Kamaluddin) dan Ibundaku (Saljunah) tersayang yang selalu
menyayangiku, membimbingku dengan penuh kesabaran, mendukungku, dan
memberi semangat kepadaku khususnya ibundaku tersayang yang selalu
ananda rindukan dalam setiap do’a, karena bagiku nasehat dan keinginan
bunda adalah tanggung jawab yang harus ananda jaga dan ananda kerjakan
dengan sangat baik. Karya sederhana ini salah satu tanggung jawab yang
ananda kerjakan dan persembahkan untuk ayahanda dan ibundaku tersayang.
2. Untuk kakakku (Sri Marianingsih, Lukmanul Hakim dan Fitrianingsih) yang
memotivasi, percaya kepadaku, bekerja keras untuk membiayai kuliyahku dan
selalu menemani dalam canda dan tawa.
3. Untuk adekku (Ratu Felisha) dan ponaanku (Junita Dewi, Rohani Safitri,
Siraegar dan Abrila) yang selalu memberi keceriaan padaku dan menghiburku
hingga aku tidak pernah merasa sepi.
ix
4. Untuk sahabat tercinta penulis ( R2KANNSA), terimakasih untuk segalanya,
dengan hadirnya kalian dalam hidupku memberi warna baru dan semangat
baru untukku.
5. Untuk sahabat-sahabatku kelas A Biologi angkatan 2012 semuanya yang tidak
bisa di sebutkan satu persatu, yang selalu menghibur, selama empat tahun kita
bersama, kita telah mengalami pengalaman bersama-sama tanpa teman-teman,
penulis bukan siapa-siapa dan takkan jadi apa apa, selalu semangat sahabat-
sahabatku mari kita raih cita-cita kita bersama sama.
6. Untuk almamaterku dan yang penulis banggakan terimakasih kampus IAIN
tercinta tempatku menimba ilmu, dan bertemu dengan oang-orang yang
menyayangiku.
7. Untuk semua guru-guru yang telah mengajari penulis terimakasih atas segala
ilmu yang telah di berikan, tanpa ilmu dan bimbingannya, penulis tidak bisa
mengenal dunia, dan buta akan ilmu pengetahuan.
Terimakasih penulis ucapkan dengan harapan dan do’a semoga semua
pihak yang membantu penulis yang secara langsung ataupun tidak langsung
baik moral maupun material semoga mendapatkan ganjaran pahala ALLAH
SWT Amin ..Amin Ya Robbalalamin.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim..
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul „Uji Konsentrasi Serbuk
Cangkang Telur Bebek Sebagai Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Seledri (Apium graveolens L)‟‟
Dengan terwujudnya Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun
pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dwi Wahyudiati M.Pd, selaku pembimbing I dan Bapak Yahdi
M.Si, Selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu ,
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama proses konsultasi
skripsi sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Alwan Mahsul M.Pd Selaku sekretariat Jurusan IPA Biologi.
3. Dr. syukri M.Pd selaku wali study yang telah memberikan bimbingan
kepada penulis, atas proses terselesaikannya skripsi ini
xi
4. Untuk Bapak dan Ibu Dosen IPA Biologi yang tidak bisa di sebutkan
namanya satu persatu, terimakasih atas segala ilmu dan bimbingan yang
telah di berikan kepada penulis.
5. Bapak Rektor IAIN Mataram, atas segala bimbingan dan perhatiannya,
baik selama perkuliahan hingga berhasilnya menyelesaikan skripsi ini
6. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan IAIN Mataram, atas perhatiannya selama dalam proses
perkuliahan.
7. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat
imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Amin Yaa Rabbal
„Alamiin
Mataram, Desember 2016
Penulis,
xii
Uji Konsentrasi Serbuk Cangkang Telur Bebek Sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Seledri (Apium graveolens
L)
OLEH :
KIKI ANGGRIANINGSIH
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk cangkang telur bebek dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri (Apium graveolens L). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu konsentrasi pupuk organik dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan, perlakuan P1 (tanaman seledri tanpa perlakuan), P2 (konsentrasi pupuk 5%), P3 (konsentrasi pupuk 10%), P4 (Konsentrasi pupuk 15%), dan P5 (konsentrasi pupuk 20%). Hasil perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi serbuk cangkang telur bebek tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman seledri seperti tinggi batang, jumlah daun, jumlah cabang, berat berangkas basah, berat berangkas basah hasil dan berat berangkas kering tanaman seledri karena Fhitung < Ftabel. Akan tetapi hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa adanya perbedaan pertumbuhan tanaman seledri pada setiap perlakuan. Rata-rata pertumbuhan tanaman seledri terendah pada tinggi batang, jumlah daun, jumlah cabang dan biomassa tanaman seledri terdapat pada perlakuan satu (P1) dengan konsentrasi serbuk cangkang telur bebek 0% (kontrol). Sedangkan rata-rata tinggi batang, jumlah daun, jumlah cabang dan biomassa tanaman seledri tertinggi terdapat pada perlakuan lima (P5) dengan pemberian konsentrasi serbuk cangkang telur bebek 20%. hal ini karena pada konsentrasi pupuk 20% kandungan kalsium lebih banyak sehingga pertumbuhan tanaman seledri, khususnya tinggi batang, jumlah daun, jumlah cabang dan biomassa tanaman seledri tumbuh dengan baik.
Kata Kunci : Serbuk Cangkang Telur Bebek Sebagai Pupuk Organik, Tanaman Seledri (Apium graveolens L).
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN NOTA DINAS .............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ................................................................. 8
1. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
2. Batasan Masalah.................................................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 9
1. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
xiv
2. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
D. Lingkup Penelitian .................................................................................... 10
E. Penegasan Istilah ....................................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN .................... 13
A. Kajian Teori .............................................................................................. 13
1. Pupuk Organik .................................................................................... 13
2. Pertumbuhan ...................................................................................... 22
3. Tanaman Seledri (Apium graveolens L) .............................................. 26
B. Kerangka Teori.......................................................................................... 31
C. Hipotesis .................................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 33
A. Desain dan Pendekatan Penelitian ............................................................ 33
1. Desain Penelitian ................................................................................. 33
2. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 33
3. Rancangan Penelitian .......................................................................... 34
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 35
C. Populasi dan Teknik Sampling.................................................................. 35
1. Populasi .............................................................................................. 35
2. Sampel ................................................................................................. 35
3. Teknik Pengambilan Sampel............................................................... 36
D. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 36
1. Alat Penelitian ..................................................................................... 36
xv
2. Bahan Penelitian.................................................................................. 37
E. Variabel Penelitian .................................................................................... 37
F. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 37
1. Tahap Persiapan .................................................................................. 37
2. Tahap Pelaksanaan Eksperimen .......................................................... 38
3. Tahap Pengambilan Data .................................................................... 39
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 39
1. Dokumentasi ....................................................................................... 39
2. Pengukuran ......................................................................................... 40
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 40
BAB IV Pelaksanaan Penelitian dan Pengujian Hipotesis. ............................. 44
A. Data Hasil Penelitian. ................................................................................ 44
B. Analisis Data. ............................................................................................ 51
C. Pengujian Hipotesis. .................................................................................. 57
D. Pembahasan ............................................................................................... 61
BAB V Kesimpulan. ............................................................................................ 63
A. Simpulan. .................................................................................................. 63
B. Saran. ......................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Denah Penempatan perlakuan ................................................................. 34
Tabel 3.2 Data Pengamatan..................................................................................... 41
Tabel 3.3 Sidik Ragam ........................................................................................... 41
Tabel 4.1. Hasil Rata-rata Tinggi Batang Tanaman Seledri ................................... 45
Tabel 4.2. Hasil Analisis Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Seledri ....................... 46
Tabel 4.3. Hasil Analisis Rata-rata Jumlah Cabang Tanaman Seledri ................... 47
Tabel 4.4. Hasil Rata-rata Berat Basah Tanaman Seledri ....................................... 48
Tabel 4.5. Hasil Rata-rata Berat Brangkas Hasil Tanaman Seledri ........................ 50
Tabel 4.6. Hasil Rata-rata Berat Kering Tanaman Seledri ...................................... 51
Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Tinggi Batang Tanaman Seledri
dengan One Way ANOVA ..................................................................... 52
Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Seledri
dengan One Way ANOVA ..................................................................... 53
Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Jumlah Cabang Tanaman Seledri
dengan One Way ANOVA ................................................................... 54
Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Berat Brangkas Basah Tanaman
seledri dengan One Way ANOVA ...................................................... 55
xvii
Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Berat Brangkas Basah Hasil
Tanaman Seledri dengan One Way ANOVA ...................................... 56
Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Berat Kering Tanaman Seledri
dengan One Way ANOVA ................................................................... 57
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Hasil Penelitian Lampiran 2 Analisis Data Penelitian Lampiran 3 Gambar Hasil Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada budidaya tanaman diperlukan tambahan unsur hara. Tambahan
unsur hara untuk tanaman tersebut dapat diberikan dengan melakuan
pemupukan. Pemupukan akan memenuhi unsur hara yang diperlukan
tanaman. Fungsi pupuk adalah untuk menyuburkan tanah sehingga tanaman
tersebut dapat tumbuh dengan baik. Para petani sering menggunakan pupuk
untuk dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik.
Pupuk yang digunakan dalam bercocok tanam tidak hanya satu jenis.
Ada berbagai macam jenis yang ada di pasaran untuk kepentingan pertanian.
Pupuk-pupuk tersebut memiliki kandungan dan penggunaan yang berbeda.
Karena tidak semua jenis pupuk sesuai untuk semua jenis tanaman. Adapun
pembagian pupuk dapat dibedakan berdasarkan golongannya, seperti
pembagian menurut atas terjadinya, dapat dibagi menjadi 2 yaitu :Pupuk
Alam dan pupuk buatan, selanjutnya pembagian menurut unsur-unsur
makanan yang dikandungnya. Hal ini berdasarkan atas susunan kimiawi,
dapat dibagi menjadi 2, yaitu: pupuk tunggal dan pupuk majemuk, terakhir
pembagian berdasarkan atas susunan kimiawi yang sangat berhubungan
2
dengan perubahan yang terjadi di dalam tanah. Dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
pupuk anorganik/kimia dan pupuk organik.2
Pupuk alam merupakan pupuk yang alami. Pupuk alam juga biasa
disebut sebagai pupuk kandang. Pupuk kandang terdiri atas, kotoran hewan
dan manusia, sisa-sisa dari bangkai binatang, pupuk hijau, kompos dan guano
yaitu kotoran-kotoran hewan, tetapi sudah dipengaruhi oleh alam, sehingga
lama-kelamaan akan mengalami perubahan, sedangkan pupuk buatan adalah
pupuk hasil dari industri-industri atau pabrik dan mengandung zat-zat
makanan yang diperlukan oleh tumbuhan. Biasanya pupuk tersebut
mengandung zat-zat makanan yang tinggi. Pupuk buatan termasuk kedalam
pupuk anorganik3
Pupuk anorganik adalah hasil-hasil dari industri atau pabrik yang
sangat banyak terdapat di pasaran. Pupuk anorganik juga dikenal dengan
pupuk buatan. Pupuk jenis ini juga disebut sebagai pupuk kimia. Pupuk
anorganik memiliki unsur hara yang sangat tinggi dibandingkan dengan
pupuk yang lain seperti pupuk organik. Adapun pupuk organik adalah hasil-
hasil akhir atau hasil-hasil dari penguraian bagian-bagian atau sisa-sisa
tumbuhan dan binatang. Adapun cirri-ciri pupuk organic yaitu : zat lemasnya
terdapat dalam bentuk persenyawaan organik, sehingga harus mengalami
peruraian menjadi persenyawaan N yang dapat dengan mudah dihisap oleh 2Budi Ardiansyah,Pengetahuan Tentang Pupuk (Tangerang: PT INTIMEDIA
CIPTANUSANTARA, 2008), h. 1. 3Budi Ardiansyah, Pengetahuan Tentang Pupuk. h. 2.
3
tanaman, tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah dan
memiliki kadar persenyawaan C organik yang tinggi, contohnya hidrat-hidrat
arang. Adapula pengertian pupuk organik sebagai bahan-bahan yang berasal
dari binatang atau tumbuhan yang sudah mati yang telah terurai oleh jasad
renik, sehingga memberikan zat-zat makanan yang dapat dengan mudah
dihisap oleh tanaman.4
Akan tetapi para petani saat ini lebih banyak memilih pupuk
anorganik/kimia dari pada pupuk organik. Disamping mudah dicari, kemudian
karena kandungan hara pupuk kimia lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk
organik. Disisi lain penggunaan pupuk kimia secara berlebihan akan
mengakibatkan kandungan bahan organik di dalam tanah menjadi semakin
berkurang, kesuburan tanahpun menurun. akibatnya hasil penen juga
menurun.
Penggunaan pupuk kimia dalam dosis tinggi yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman namun cenderung kurang
mempedulikan lingkungan.Penggunaan pupuk anorganik/kimia yang terlalu
banyak secara terus menerus membuat unsur hara tanah semakin menurun.
Kerasnya tanah disebabkan oleh pemupukan sisa atau residu pupuk kimia
4Ibid, h. 6.
4
yang berakibat tanah sulit terurai atau hancur dibandingkan dengan bahan
organik5.
Pemupukan dengan menggunakan pupuk kimia dalam dosis yang
tinggi bukanlah cara yang tepat untuk menjaga kesuburan tanah ke kondisi
seperti semula. Selain itu, efek penggunaan pupuk sintesis terhadap
lingkungan yaitu pupuk sintesis terdiri dari zat dan bahan kimia seperti
Metena, Karbon Dioksida, Ammonia dan Nitrogen. Hal ini pada saatnya akan
menyebabkan pemanasan global dan perubahan cuaca. Oleh karena itu, kita
bisa membayangkan tentang bahayanya menggunakan pupuk sintesis bagi
lingkungan6.
Jika dibandingkan dengan pupuk organik, kandungan hara yang
terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih kecil dari pada pupuk buatan.Cara
aplikasinya juga lebih sulit karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah
yang lebih besar dari pada pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga
lebih banyak. Namun, hingga sekarang pupuk organik tetap digunakan karena
fungsinya belum tergantikan oleh pupuk buatan. Salah satu manfaat dari
pupuk organik yaitu penggunaan pupuk organik tidak menimbulkan polusi air
dan tanah. Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas
5Notohadiprawiro, Soeprapto dan E. Susilowati, Pengelolaan Kesuburan Tanah dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan (Yogyakarta: Ilmu Tanah UGM, 2006), h. 34. 6Yuliarti Nurhoti, Isror, Kompos Cara Mudah, Murah dan Cepat Menghasilkan Kompos (Yogyakarta: C.V Andi, 2011), h. 5.
5
mikroorganisme tanah. Adapun jenis pupuk organik terdiri dari pupuk
kandang dan pupuk kompos7.
Pupuk kandang merupakan pupuk yang sering digunakan oleh para
petani karena memiliki fungsi untuk mempertinggi kesuburan tanah. Namun,
seiring dengan perkembangan zaman, muncul pupuk-pupuk buatan dan pupuk
kandang tidak lagi menjadi pupuk utama yang digunakan dalam usaha tani.
Pupuk kandang mudah diperoleh sehingga para petani masih ada yang
menggunakan pupuk jenis ini dalam usaha tani. Fungsi pupuk kandang yaitu
untuk menambahkan bahan-bahan makanan bagi tumbuh-tumbuhan sehingga
tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan Pupuk kompos
adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik yang telah terurai dan
menghasilkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Bahan organik
adalah unsur yang membentuk tanah, di mana di dalamnya terdapat humus.8
Salah satu cara yang tepat untuk mengembalikan kesuburan tanah
adalah dengan menggunakan pupuk organik, seperti kompos. Karena mampu
mengurangi dampak buruk dari penggunaan pupuk kimia dan sekaligus
mengembalikan kesuburan tanah sehingga kembali seperti semula. Dalam
penelitian ini pupuk organik yang digunakan dari bahan serbuk cangkang telur
bebek.
7Anonimous, “Unsur Hara Tanaman”, dalam http://mineral bagi tanaman.com, diambil
tanggal 17 Februari, pukul 11,20 WITA. 8Budi Ardiansyah, Pengetahuan Tentang Pupuk, h. 7.
6
Cangkang telur bebek sering dianggap sebagai limbah apabila bagian
isi dari telur bebek telah dikonsumsi. Padahal cangkang telur bebek
mengandung senyawa kalsium karbonat (CaCO3) 94%, Magnesium Karbonat
(MgCO3) 1 %, Kalsium Fosfat (CaPO4) 1 % dan bahan organik 4 %. Selain
itu, cangkang telur mempunyai struktur selulosa dan mengandung asam
amino.9
Sumber bahan baku cangkang telur tersedia cukup banyak dan pada
saat ini belum dimanfaatkan. Oleh karena itu, pemanfaatan cangkang telur
sebagai pupuk organik merupakan usaha yang cukup relevan untuk
meningkatkan nilai ekonomi cangkang telur dan mengurangi beban
lingkungan. Selain itu serbuk cangkang telur sangat berguna bagi tanaman.
Khususnya dalam penelitian ini menggunakan tanaman seledri (Apium
graveolens L).
Seledri (Apium graveolens L) berasal dari daerah timur mediterania
dan dimanfaatkan pada zaman romawi dan yunani sebagai tanaman
pengobatan. Selain digunakan sebagai antiseptik usus dan darah, seledri
(Apium graveolens L) juga dipercaya memiliki unsur penangkal kangker.
Sejak abad ke 16, seledri (Apium graveolens L) mulai di olah di Italia sebagai
tanaman bernutrisi, yg kemudian meluas ke Inggris, Jerman dan Negara lain
di Eropa dan kemungkinan juga ke Amerika. Tanaman ini tersebar luas di
9Butcher dan Richard, “Concepts Of Enggshell Quality”,Journal International IFAS Extenion,
Institute Of Food and Agricultural Sciences, University Florida, Gainesville FL 32611.
7
seluruh dunia, namun seledri (Apium graviolens L) kebanyakan tumbuh di
taman-taman kecil atau dikebun rumah. Tanaman seledri (Apium graviolens
L) dimanfaatkan daunnya, namun cukup sulit menumbuhkan bibitnya.
Dibandingkan sayuran lainnya, seledri lebih kaya kandungan vitamin A-nya.
Selain itu juga mengandung vitamin C dan K.10
Tanaman seledri (Apium graveolens L) mempunyai prospek sebagai
tanaman yang kaya akan sumber vitamin dibandingkan sayuran lain, sehingga
produksi tanaman seledri (Apium graveolens L) perlu ditingkatkan. Salah satu
cara untuk meningkatkan produksi tanaman seledri (Apium graveolens L)
yakni dengan melakukan pemupukan. Karena disamping bibit dari tanaman
seledri (Apium graveolens L) ini cukup sulit untuk menumbuhkannya dan di
Indonesia belum diusahakan dalam skala luas. Untuk itu perlu adanya usaha
untuk meningkatkan produksi tanaman seledri (Apium graveolens L). Dalam
penelitian ini pemupukan bisa dilakukan dengan menggunakan pupuk organik
dari bahan serbuk cangkang telur bebek yang berguna untuk pertumbuhan dan
hasil tanaman.
Untuk memperoleh hasil yang berkualitas tinggi, suatu usaha tani
perlu memperhatikan syarat tumbuh tanaman yang akan mendukung
pertumbuhan dan hasilnya, syarat tumbuh yang pertama berhubungan dengan
lingkungan seperti tanah dan iklim. Faktor lingkungan seperti ini hampir tidak
10 Nur Cholis, Ensiklopedia Obat-Obatan Alami (Semarang: PT. Bengawan Ilmu, 2010), h.
113-114.
8
dapat diubah oleh manusia. Oleh karena itu, agar hasil yang dikehendaki dapat
tercapai perlu memperhatikan keadaan lingkungan bagi pertumbuhan
tanaman. Tanaman seledri (Apium graveolens L) tidak menuntut persyaratan
tumbuh yang sulit, asalkan kondisi tanah subur, penyiraman teratur, dan
saluran drainase lancar. Namun satuhal yang harus diperhatikan adalah pada
saat menumbuhkan bibitnya karena tanaman seledri (Apium graveolens L)
bibitnya cukup sulit untuk tumbuh. Akan tetapi tanaman seledri (Apium
graveolens L) tidak memiliki jenis tanah tertentu. Untuk pertumbuhan
tanaman yang baik memerlukan tanah yang subur dan berstektur gembur serta
banyak mengandung bahan organik.
Dengan permasalahan diatas perlu dilakukan penelitian yang berjudul
“Uji Konsentrasi Serbuk Cangkang Telur Bebek sebagai Pupuk Organik
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Seledri (Apium graveolens L)”.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh serbuk cangkang telur
bebek dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman seledri(Apium graveolens L)?
9
2. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Serbuk cangkang telur yang digunakan terbatas pada serbuk cangkang
telur bebek pekarangan.
b. Penelitian dilakukan selama 30 hari, adapun Parameter dalam
penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens
L), yang mencangkup tinggi batang, jumlah daun, jumlah cabang dan
berat berangkas basah tanaman.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui pengaruh serbuk cangkang telur bebek dengan
konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
seledri (Apium graveolens L).
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah
khazanah ilmu pengetahuan tentang serbuk cangkang telur
bebek terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri (Apium
graveolens L) khususnya dibidang pendidikan Biologi.
10
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi para peneliti
untuk dapat mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal
yang masih kurang dalam penelitian ini.
2) Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi masyarakat khususnya para petani dalam memanfaatkan
serbuk cangkang telur bebek sebagai pupuk organik.
b. Dari data hasil penelitian ini, dapat dijadikan pengetahuan dan
pengalaman baru bagi peneliti guna dijadikan studi banding
pada masa yang akan datang.
D. Penegasan Istilah
Proposal penelitian yang peneliti angkat, yakni berjudul “Uji
Konsentrasi Serbuk Cangkang Telur Bebek Sebagai Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Seledri (Apium Graveolens L)”. Agar tidak
terjadi perluasan makna terhadap istilah dalam penelitian ini, maka berikut ini
akan dijelaskan secara terperinci mengenai istilah-istilah yang digunakan pada
judul tersebut.
1. Pupuk organik adalah semua bahan organik seperti serasah tanaman,
kotoran ternak, sampah pasar yang telah dikomposkan yang ditambah ke
tanah yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisis, sifat kimia dan
11
biologi tanah.11 Pupuk organik yang akan digunakan disini adalah serbuk
cangkang telur bebek.
2. Serbuk cangkang telur bebek merupakan limbah kulit rumah tangga yang
biasanya tidak digunakan lagi setelah diambil isinya, padahal serbuk
cangkang telur bebek bisa dimamfaatkan sebagai pupuk organik. Adapun
kandungan kulit telur berkualitas baik dari lapisan luar mengandung
sekitar 2,2 gram kalsium karbonat. Sekitar 95% dari cangkang telur
kering mengandung kalsium karbonat dengan berat 5,5 gram. Kulit telur
juga mengandung fosfor sebanyak 0,3% dan mengandung unsure mikro
(magnesium, natrium, kalium, seng, mangan dan tembaga) sebanyak 0,3
%. Pertumbuhan tanaman memerlukan kalsium, fosfor dan unsur hara
lainnya, oleh karena itu pemberian pupuk organic sangat dibutuhkan oleh
tanaman guna sebagai pertumbuhannya.12
3. Pertumbuhan menurut sudjana (2011) adalah proses bertambah banyak
dan bertambah besarnya sel-sel yang membina suatu bagian atau organ
sehingga massa bagian atau organ itu jadi bertambah besar dan berat.13
Sedangkan pertumbuhan yang dimaksud dalam penelitian ini
yakni perubahan yang terjadi pada tanaman tersebut dengan
menggunakan parameter yang sudah ditentukan oleh peneliti yakni tinggi
11Saptartini, Membuat Tanaman Cepat Berbuah (Jakarta: Penebar Suwadaya, 2002), h. 3. 12Ibid, h. 3. 13Sudjana, Kamus Saku Biologi (Jakarta: Widyatamma Pressindo, 2011), h. 30.
12
batang, jumlah daun dan biomassa tanaman seledri (Apium graveolens
L).
4. Seledri (Apium graveolens L) adalah tanaman sayuran bumbu berbentuk
rumput yang berasal dari Benua Amerika yang digunakan sebagai bumbu
penyedap makanan dan bersifat obat mujarap menurunkan tekanan darah
tinggi, mengurangi kerontokan rambut, mengatasi sukar tidur,
memperlancar buang air seni dan menguatkan urat syaraf.14
14 Soewito, Bercocok Tanam Seledri (Jakarta: Titik Terang, 1991), h. 1.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah semua sisa bahan tanaman dan kotoran
hewan yang mempunyai kandungan unsur hara yang rendah. Peranan
pupuk organik cukup besar dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologis tanah serta lingkungan. Pupuk organik didalam tanah akan
dirombak oleh organisme tanah menjadi humus atau bahan organik
tanah.15
Pupuk organik atau bahan organik tanah merupakan sumber
nitrogen tanah yang utama, selain itu peranannya cukup besar terhadap
perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik
yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase
perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus atau bahan
organik.
15Susetya Darma, Panduan Lengkap Membuat pupuk Organik (Untuk Tanaman Pertanian
Dan Perkebunan (Jakarta: Pustaka Baru Press, 2011), h. 5.
14
Pupuk organik dibagi menjadi 4 macam yaitu :
a. Pupuk Kandang
Pupuk yang termasuk jenis pupuk kandang adalah kotoran
padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur dengan sisa-sisa
makanan dan jerami alas kandang. Fungsi pupuk kandang adalah
untuk menambahkan bahan-bahan makanan bagi tumbuh-tumbuhan
sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik. Pupuk kandang
juga mempunyai kegunaan yang baik terhadap sifat-sifat fisik dan
kimiawi tanah dan juga dapat mendorong kehidupan jasad-jasad renik
tanah.16
b. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian-bagian yang masih
mudah yang dibenamkan kedalam tanah dengan tujuan agar
menambah bahan-bahan organik dan unsur-unsur hara, terutama N.
Hasil pemupukan dengan pupuk hijau tergantung pada perbandingan
C/N yang dikandung dalam pupuk tersebut. Apabila bahan-bahan yang
dibenamkan itu kurang mengandung N, maka jasad-jasat renik yang
akan menguraikannya akan mengalami kekurangan unsur N untuk
keperluan hidup. Kekurangan N akan dapat ditutupi dengan cara
mengambil N dari dalam tanah, sehingga jumlah N pada tanah akan
menjadi berkurang. Sebaliknya, apabila kandungan N tinggi, maka 16Budi Ardiansyah, Pengetahuan Tentang Pupuk, h.7-8.
15
kelebihan ini akan tertinggal dalam tanah. Pupuk hijau dapat dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu :
1) Pupuk hijau yang berbentuk pohon, digunakan sebagai pohon
pelindung.
2) Pupuk hijau yang berbentuk perdu, digunakan untuk memupuk
tanaman.
3) Pupuk hijau yang berbentuk semak dan lembek batangnya.17
c. Pupuk Kompos
Proses pelapukan bahan organik merupakan proses
pengomposan. Bahan organik yang telah menjadi lapuk adalah
kompos. Proses pelapukan ini terjadi karena adanya proses
pembusukan. Tujuan dari pembuatan kompos adalah untuk
menggantikan atau sebagai pelengkap dari pupuk kandang dan pupuk
hijau.Hal ini karena bahan organik dari kedua pupuk itu belum
mencukupi bagi tanaman. Kompos sangat berguna untuk memperbaiki
struktur tanah dan zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan
tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan
zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi gembur.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik.18
17ibid, h.34-37. 18Edi Warsidi, Mengolah Sampah Menjadi Kompos (Bekasi: Mitra Utama, 2008), h. 1-14.
16
Proses pengomposan dapat diciptakan oleh manusia dengan
mengatur suhu, kelembaban dan aliran udara pada tumpukan bahan
organic tersebut. Bahan organik adalah unsur yang membentuk tanah,
dimana didalamnya terdapat humus. Humus mempunyai pengaruh
terhadap sifat-sifat tanah, antara lain sebagai berikut:
1) Humus dapat berguna untuk memperbaiki struktur tanah yang
sudah rusak. Tanah yang banyak memiliki humus memiliki
struktur tanah gembur. Dengan menambahkan humus pada tanah,
maka tanah yang berat akan menjadi lebih ringan, sedang tanah
yang ringan strukturnya akan berubah menjadi baik.
2) Humus juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki tata air dan
udara tanah. Dengan menambahkan humus, maka daya ikat tanah
ringan terhadap air akan menjadi tinggi. Sedang pada tanah yang
berat, daya resapannya akan diperbesar sehingga kandungan tanah
terhadap air dan udara akan lebih baik.
3) Pada tanah yang banyak mengandung humus, suhunya akan lebih
teratur. Hal itu disebabkan tanah tersebut banyak mengandung
udara dan air.
4) Humus juga memiliki daya absorbsi dan daya tukar kation yang
besar, sehingga dapat memperbaiki sifat kimiawi pada tanah
tersebut. Selain itu, humus yang terurai akan melepaskan
17
CO2sehingga memiliki dampak besar terhadap penyediaan unsure-
unsur hara pada tanah.
5) Humus dapat memperbaiki kehidupan jasad-jasad renik dalam
tanah.
6) Humus dapat meningkatkan pengaruh pemupukan dengan pupuk
buatan.19
d. Pupuk serbuk Cangkang Telur Bebek
1) Bebek
Bebek (Bahasa Jawa) dikenal juga dengan istilah itik.
Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar
(Anas moscha) atau Wild mallard.Terus menerus dijinakkan oleh
manusia hingga jadilah itik yang dipelihara sekarang yang disebut
Anas domesticus(ternak itik).Bebek atau itik merupakan salah satu
jenis unggas yang hidup tidak hanya di Negara kita Indonesia,
tetapi juga terdapat atau hidup diberbagai Negara di dunia.Namun,
ada perbedaan-perbedaan tertentu antara itik-itik tersebut,
tergantung pada lingkungan hidup atau ekosistem itik tersebut.
Contoh dari perbedaan itu adalah:
a) Itik dari Indonesia:
(1) Berbulu tipis
(2) Ukuran tubuhnya lebih kecil 19Ibid, h. 42-43.
18
(3) Dagingnya lebih tipis
b) Itik dari Negara-Negara Eropa
(1) Berbulu tebal
(2) Ukuran tubuhnya lebih besar
(3) Dagingnya lebih tebal
Dengan adanya perbedaan anatomi tubuh itik diatas,
menyebabkan itik dapat beradaptasi dengan lingkungan hidupnya.
Dengan demikian itik tersebut bisa mempertahankan hidupnya dari
ganasnya alam.20
Di Indonesia, ternak itik merupakan ternak unggas
penghasil telur yang cukup potensial disamping ayam. Kelebihan
dari ternak ini adalah lebih tahan penyakit dibandingkan dengan
ayam ras sehingga pemeliharaannya mudah dan tidak banyak
mengandung resiko. Adapun klasifikasi (penggolongan) itik,
menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
a) Itik petelur seperti Indian Runner
b) Itik Pedaging seperti Peking, dan
c) Itik Ornamental seperti East India.21
20Bambang Tri R Nugraha, Beternak Bebek Dengan Cara Sederhana (Klaten: CV
SAHABAT, 2008), h. 3-4. 21Ibid, h. 5-7.
19
2) Serbuk
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan untuk pemakaian oral atau dalam atau untuk
pemakaian luar. Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang
lebih luas, sehingga lebih mudah larut dan lebih mudah terdispersi
daripada bentuk sediaan padat lainnya (seperti kapsul, tablet, pil).22
3) Cangkang telur
Cangkang telur mengandung unsur kalsium yang terdapat
pada belerang mineral berupa kalsium karbonat (CaCo3) atau
kapur.Di dalam tanah, kalsium selain berasal dari bahan kapur dan
pupuk yang ditambahkan juga berasal dari batuan dan mineral
pembentuk tanah.Kalsium merupakan salah satu cation utama pada
komplek pertukaran, sehingga biasa dihubungkan dengan masalah
kemasan tanah dan pengapuran, karena merupakan kation yang
paling cocok untuk mengurangi kemasaman atau menaikkan pH
tanah.23
22www.pustakamedis.com/pengertian-serbuk-pulvis-dan-pulveres.htmldiambil tanggal 20
April 2016, pukul 15.20 WITA 23Ratna Wati, “Kalsium Karbonat”,dalam http://ratna-wati-
chemistry.blogspot.com/2009/05/kalsium-karbonat-caco3-ciri-ciri-dan.html, diambil tanggal 25 Maret 2016, pukul 11.15 WITA.
20
Cangkang telur memiliki beberapa struktur lapisan, lapisan
pertama berupa kutikula yang merupakan protein transparan yang
melapisi permukaan kulit telur. Lapisan kedua berupa lapisan busa
yang merupakan komponen terbesar pada cangkang telur. Pada
lapisan ini terdapat protein, kalsium karbonat, kalsium fosfat,
magnesium, karbonat dan magnesium fosfat yang merupakan
lapisan kapur. Lapisan ketiga pada cangkang telur ialah lapisan
mamilary yang merupakan lapisan sangat tipis dan terdiri dari
anyaman protein dan mineral. Lapisan keempat pada cangkang
telur yang merupakan lapisan terdalamnya ialah lapisan membran.
Komposisi kimia dari cangkang telur sendiri terdiri dari 1,71%
protein, 0,36% lemak, 0,93% air, 16,21% serat kasar dan 71,34%
abu. Cangkang telur diperkirakan memiliki 10.000-20.000 pori tiap
cangkangnya. Selain teksturnya yang berpori, komponen utama
cangkang telur ialah kalsium karbonat (CaCO3).24
Kulit telur kering mengandung sekitar 95% kalsium
karbonat dengan berat 5,5 gram. Sementara itu, Hunton (2005)
melaporkan bahwa kulit telur terdiri atas 97% kalsium karbonat.
Selain itu, rerata dari kulit telur mengandung 3% fosfor dan 3%
terdiri atas megnesium, natrium, kalium, seng, mangan, besi dan
24http://WWW.merdeka.com/gaya/kegunaan-unik-kulit-telur-yang-jarang-diketahui.html.
diakses pada 31 Oktober 20014, 3. Diambil tanggal 24 Mei 2016 pukul 14.00 WITA.
21
tembaga. Kandungan kalsium yang cukup besar berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman.25
Peranan kalsium pada tumbuhan adalah mendorong
pembentukan dan pertumbuhan akar lebih dini, memperbaiki
ketegaran dan kekahatan tanaman, mempengaruhi pengangkutan
air dan hara-hara lain, diperlukan untuk pemanjangan sel-sel,
sintesis protein dan pembelahan sel, mengatur translokasi
karbohidrat, kemasaman dan permeabilitas sel, mendorong
produksi tanaman padi-padian dan biji tanaman, membantu
menetralkan asam-asam organik yang bersifat meracuni.26
Dalam berbagai penelitian seperti halnya Isniati (2009)
dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penambahan
Tepung Kerabang (Cangkang Telur) Dalam Proses Pengomposan
Sampah Organik” menyatakan bahwa dalam pupuk hasil kompos
dengan penambahan tepung cangkang telur menghasilkan
persentase rata-rata NPK yaitu N= 0,675%, P= 49,553%, K=
0,767%,27sedangkan Nurjayanti, dkk, dalam penelitiannya yang
berjudul “Pemanfaatan Tepung Cangkang Telur sebagai Substitusi 25Butcher dan Richard, “Concepts Of Enggshell Quality”,Journal International IFAS
Extenion, Institute of Food and Agricultural Sciences, University Florida, Gainesville FL 32611.
26Pusry, “Khasiat Unsur Hara Bagi Tanaman”, dalam http://pusri.wordprees.com/2007/10/01/khasiat-unsur-hara-bagi-tanaman/, diambil tanggal 25 Maret pukul 11:25 WITA.
27Isniati, Pengaruh Penambahan Tepung Kerabang (Cangkang Telur) Dalam Proses Pengomposan Sampah Organik”, Jurnal SAINSTIK, NO.1, Vol. 12 (Maret, 2016).
22
Kapur dan Kompos Keladi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai
Merah pada Tanah Aluvial” yang menyatakan dalam penelitiannya
bahwa cangkang telur dapat mengganti zat kapur pada tanah
alluvial dan memberikan pertumbuhan hasil tanaman cabai merah
yang sama dengan penambahan campuran kompos dan tepung
cangkang telur.28Sehingga cangkang telur sangat berguna untuk
pertumbuhan tanaman.
2. Pertumbuhan
Pertumbuhan berarti pertambahan ukuran29,sedangkan menurut
Fisher (1992) pertumbuhan didefinisikan sebagai kenaikkan dalam bahan
tanaman, adalah proses total yang mengubah bahan-bahan mentah secara
kimia dan menambahkannya pada tanaman30. Pertumbuhan itu bukan
hanya dalam bentuk volume, tapi juga dalam bobot dan jumlah sel.
Ada tiga macam pertumbuhan tanaman antara lain :
a. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.
Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti
akar dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting :
28Nurjayanti, dkk, Pemanfaatan Tepung Cangkang Telur Sebagai Substitusi Kapur Dan
Kompos Keladi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Merah Pada Tanah Aluvial, Jurnal, No.1, Vol. 1 (Maret, 2016), h.1621.
29Salisbury Frank B dan W Ross Cleon, Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3 (Bandung: ITB, 1995), h. 2.
30Goldsworthy, Peter R dan Fisher N.M, Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik (Yogyakarta: UGM Press, 1992), h. 156.
23
1) Tunas Embrionik (calon batang dan daun)
2) Akar Embrionik (calon akar)
3) Kotiledon (cadangan makanan)
b. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium
dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil,
gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter)
tumbuhan. Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh,
yang disebut kambium fasic atau kambium intraveskuler. Fungsinya
adalah membentuk xilem dan floem primer. Selanjutnya parenkim akar
atau batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium
yang disebut kambium intervasis. Kambium intervasis dan intravasis
membentuk lingkaran tahun berbentuk konsentrasi kambium yang
berada disebelah dalam jaringan kulit berfungsi sebagai pelindung.
c. Pertumbuhan Terminal
Pertumbuhan terminal terjadi pada ujung akar dan ujung
batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh. Terdapat 3 daerah (zona)
pertumbuhan:
1) Daerah pembelahan sel (daerah meristematik) terdapat di
bagian ujung. Sel-sel di daerah ini aktif membelah, dan sifatnya
tetap meristematik.
24
2) Daerah pemanjang sel. Terletak di belakang daerah
pembelahan merupakan daerah dengan ciri tiap sel memiliki
aktivitas untuk membesar dan memanjang.
3) Daerah diferensiasi, merupakan daerah yang sel-selnya
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan
fungsi khusus.31
Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi
atas dua faktor yaitu lingkungan dan genetik.
a. Genetik
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di
dalam makhluk hidup. Gen mempengaruhi setiap struktur makhluk
hidup dan juga perkembangannya.
b. Curah Hujan
Besarnya curah hujan mempengaruhi kadar air tanah,
kelembaban udara dan secara tidak langsung juga menentukan jenis
tanah sebagai tempat media tumbuh tanaman. Oleh karenanya curah
hujan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman.
31Neniatul Jannah dalam skripsi, Pengaruh Pemberian Limbah Tahu Terhadap
Perkecambahan Dan Pertumbuhan Kacang Hijau. Hal. 20
25
c. Keadaan Tanah
Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang
penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
d. Suhu
Suhu udara mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun
sifat dan struktur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada
suhu optimum. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu optimumnya
berkisar 22-370C.
e. Cahaya Matahari
Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan
tanaman melalui tiga sifat yaitu intensitas cahaya. Kualitas cahaya
(panjang gelombang) dan lamanya penyinaran (panjang hari).
Pengaruh tiga sifat cahaya tersebut terhadap pertumbuhan tanaman
adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata,
pembentukan antocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau
batang, penyerapan hara, permeabilitas dinding sel, transpirasi dan
protoplasma.
f. Hara (nutrisi tanaman) dan air
Hara dan air memegang peranan penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Salah satu fungsi dari kedua bahan ini
adalah sebagai bahan pembangun makhluk hidup.
26
g. Hormon Tumbuhan
Hormon (zat tumbuhan) adalah suatu senyawa organik yang
kuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut kebagian lain.
Yang konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak
fisiologis. Deferensiasi tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu
fitohormon).32
Menurut Leopod dan Kreidmann (1979) secara umum
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ditanam bijinya memiliki
tahap-tahap pertumbuhan sebagai berikut :
a. Perkecambahan
b. Pertumbuhan bibit (Seedling growth)
c. Muda (Juvenile)
d. Masak/dewasa (Mature)
e. Menua (Senescence)33
3. Tanaman Seledri (Apium graveolens l)
a. Sejarah Seledri (Apium graveolens l)
Seledri telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di Eropa
sebagai unsur pengobatan dan penyedap masakan.Beberapa Negara
termasuk Jepang, Cina dan Korea menggunakan bagian tangkai daun
sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan
32Chairani Hanum, Teknik Budaya Tanaman (Jakarta: PT Bahagia Concern, 2008), h. 17-20. 33Swasono Heddy dkk, Pengantar Produksi Tanaman dan penanganan Pasca Panen
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 1994), h. 15.
27
oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan
sup atau sebagai lalapan.34
b. Klasifikasi seledri (Apium graveolens l)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L35
c. Komposisi
Seledri mempunyai banyak kandungan gizi antara lain, (per
100 gr):
1) Kalori sebanyak 20 kalori
2) Protein 1 gram
3) Lemak 0,1 gram
4) Hidrat arang 4,6 gram
5) Kalsium 50 mg
6) Fosfor 40 mg
7) Besi 1 mg
8) Vitamin A 130 SI
9) Vitamin B1 0,03 mg 34Sri Rezeki Ambar Sari, Khasiat Tanaman Obat (Bekasi; CV ARANCA PRATAMA, 2013),
h. 44-45. 35W.D Herawati, Budidaya Sayuran (Yogyakarta: PT. Buku Kita, 2012), h. 62.
28
10) Vitamin C 11 mg, dan
11) 63% yang dapat dimakan
12) Daun seledri juga banyak mengandung apiin, disamping substansi
diuretik yang bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing.36
d. Deskripsi
Terna tegak tahunan, tinggi 25-100 cm. batang bersegi dan alur
membujur. Bunga banyak, kecil-kecil, berwarna putih atu putih
kehijauan berbentuk payung, mahkota bunga berbagi lima. Buah
berbentuk kerucut, warna hijau kekuningan.Daun majemuk, menyirip
ganjil. Tepi daun beringgit, warna hijau dapat dibudidayakan dimana-
mana dari daratan rendah sampai dataran tinggi, menyukai tempat
yang lebab dan subur. Sering ditanam dalam pot. Ada tiga kelompok
seledri yang dibudidayakan antara lain:
1) Seledri daun atau seledri iris (Apium graveolens kelompok
secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di
masakan Indonesia.
2) Seledri tangkai (Apium graveolens kelompok dulce) yang tangkai
daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai
komponen salad.
3) Seledri umbi (Apium graveolens kelompok rapaceum) yang
membentuk umbi dipermukaan tanah, biasanya digunakan dalam
36Ibid, h. 62-63.
29
sup, dibuat semur atau schlnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan
K.37
e. Sifat dan Khasiat
Seluruh bagian tumbuhan dan biji seledri dapat digunakan
untuk pengobatan. Kandungan kimia yang didalamnya antara lain,
apiin, apigenin, manit, inosita, asparagina, glutamine, kholina, dan
linamarosa. Herba ini memiliki sifat mendinginkan, dan dapat
mengatasi asam urat, haid tidak teratur, tekanan darah tinggi, asma,
bronchitis, rematik, dan dapat digunakan sebagai tonik.38
f. Syarat Tumbuh
Seledri merupakan tanaman dataran tinggi yang dapat tumbuh
baik pada kisaran suhu 7160-C. tanah yang baik untuk areal
penanamannya adalah tanah yang subur dan gembur dengan pH
5,56,8-.39
1) Persemaian
Seledri dikembangbiakkan dengan biji. Oleh karena itu,
untuk mendapat pertumbuhan dan produksi yang baik, maka harus
ditunjang dengan benih yang baik pula. Sebelum disemaikan,
sebaiknya biji seledri direndam dalam air dengan suhu 500 C
selama 15 menit untuk merangsang perkecambahan. benih-benih
37W.D. Herawati, Budidaya Sayuran, h. 63. 38Sri Rezeki Ambar Sari, Khasiat Tanaman Obat, h. 45. 39Ibid, h. 64.
30
ini kemudian ditaburkan pada alur-alur dalam kotak atau bedeng
persemaian. Jarak antar alur 2 cm dan dalamnya 1 cm, alur lalu
ditutup setipis mungkin dengan tanah agar mudah berkecambah.
2) Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan sebelum tanaman di
persemaian dipindahkan kelahan.Tanah dibajak atau dicangkul,
diberi pupuk kandang sebanyak 15 ton/ha, digemburkan, serta
dibuat bedengan-bedengan.Lebar bedengan dan panjangnya
disesuaikan dengan keadaan lahan.Bedengan-bedengan itu
kemudian disiram dengan air secukupnya, lalu didiamkan selama
seminggu sehingga reaksi-reaksi di dalam tanah menjadi stabil.
3) Penanaman
Setelah berumur 2 minggu, bibit seledri sudah dapat
dipindahkan ke bedengan yang sudah disiapkan.Jarak tanam yang
digunakan tergantung jenisnya, tetapi umumnya digunakan jarak
tanam (40x40) cm.
4) Pemupukan
Selain menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk dasar,
tanah juga perlu diberi pupuk susulan berupa pupuk buatan, yaitu
urea 435 kg/ha, TSP 400 kg/ha, dan KCl 300 kg/ha.40
40 W.D. Herawati, Budidaya Sayuran, h. 64-65.
31
g. Panen dan Pasca Panen
Seledri mulai dapat dipanen pada umur 68- minggu setelah
tanam.Yang dipanen adalah daun yang tidak terlalu tua dan tidak
terlalu muda.Parsly dapat dipanen beberapa kali hingga mencapai
umur maksimum 5 bulan, biasanya satu tanaman dapat dipanen 6-8
helai daun, sedangkan celery dipanen dengan cara dipotong.41
B. Kerangka Teori
Setiap tanaman sangat membutuhkan pupuk, karena pupuk merupakan
unsur terpenting dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan suatu
tanaman, misalnya tanaman seledri (Apium graveolens L). Unsur-unsur hara
yang diperlukan oleh tanaman seledri (Apium graveolens L )sebagian besar
terdapat pada serbuk cangkang telur bebek yang dimana mengandung
kalsium, fosfat, magnesium karbonat dan juga bahan organik. pada tanaman
seledri (Apium graveolens L) yang terpenting yaitu pada kesuburan tanah,
karena tanah yang subur dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman secara optimal.
Faktor utama yang menyuburkan tanah yaitu bahan organik, seperti
pada penggunaan pupuk organik serbuk cangkang telur bebek ini yang
mengandung senyawa kalsium karbonat (CaCO3) 94%, Magnesium Karbonat
(MgCO3) 1 %, Kalsium Fosfat (CaPO4) 1 % dan bahan organik 4 %. Selain
itu, cangkang telur mempunyai struktur selulosa dan mengandung asam amino 41Ibid, h. 67.
32
yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan hasil tanaman. Sehingga dapat
diindikasikan bahan tersebut bisa digunakan sebagai pupuk olahan serta
produk lainnya yang dimanfaatkan sehingga cangkang telur bebek dapat
memperbaiki kesuburan tanah, mendorong pembentukan dan pertumbuhan
akar lebih dini, mengurangi kemasaman atau menaikkan pH tanah.
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat
kebenarannya. Secara teknik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan
populasi yang akan diuji kebenarannya melalui data yang diperoleh dari
sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan keadaan
parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.42
Berdasarkan penjelasan diatas yang menjadi hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
Ha = Ada pengaruh serbuk cangkang telur bebek dengan konsentrasi yang
berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri (Apium
graveolens L)
Ho = Tidak ada pengaruh serbuk cangkang telur bebek dengan konsentrasi
yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri
(Apium graveolens L)
42S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2010), h. 67-68.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Pendekatan Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan strategi untuk memperoleh data yang
valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Desain
penelitian (rancangan) penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan yang matang tentang hal-hal yang akan
dilakukan. Desain penelitian merupakan landasan berpijak serta dapat pula
dijadikan dasar penelitian oleh peneliti sendiri maupun orang lain terhadap
kegiatan penelitian.43
Dengan demikian, desain penelitian yang digunakan adalah desain
penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
sebab akibat antara variabel dengan memberikan perlakuan.44
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif, yang merupakan suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk
43 Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT.Rineka Cipta,2004), h. 100. 44Sandjaja dan Albertus Herianto, Panduan Penelitian (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), h.
122.
34
menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui45. Seperti
tinggi batang, jumlah daun dan biomassa tanaman seledri (Apium
graveolens l).
3. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah Rancangan
Acak lengkap (RAL) atau Fully Randomized Design yang dipergunakan
bila media dan bahan penelitian seragam atau dapat dianggap seragam46.
Percobaan ini terdiri dari lima perlakuan dengan masing-masing perlakuan
diulang sebanyak lima kali ulangan sehingga diperoleh 25 polybag
percobaan. Adapun untuk rancangannya yaitu:
P1 : Tanpa konsentrasi serbuk cangkang telur bebek 0 %
P2 : Pemberian serbuk cangkang telur bebek dengan konsentrasi 5%
P3 :Pemberian serbuk cangkang telur bebek dengan konsentrasi 10%
P4 : Pemberian serbuk cangkang telur bebek dengan konsentrasi 15%
P5 : Pemberian serbuk cangkang telur bebek dengan konsentrasi 20 %
Tabel 3.1 Denah Penempatan perlakuan
P5U1 P2U2 P1U4 P4U5 P3U3
P3U2 P1U1 P4U2 P2U4 P5U2
P2U1 P4U4 P3U5 P5U3 P1U2
P4U3 P3U1 P5U5 P1U3 P1U2
P1U5 P5U4 P2U5 P3U4 P4U1
45 Ibid., h. 105 46Kusriningrum, Perancangan Percobaan (Surabaya:Airlangga University Press, 2008), h.49.
35
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tentang Uji Konsentrasi Serbuk Cangkang Telur Bebek
sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Seledri (Apium graveolens L) ini dilaksanakan di Dusun Bangket Dalem
Kecamatan Kediri dan waktu pelaksanaan penelitian ini pada Bulan
September 2016.
C. Populasi dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh hasil semaian
tanaman seledri (Apium graveolens L) yang merupakan varietas unggul
dan telah disemaikan.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah salah satu tanaman seledri
(Apium graveolens L) yang dianggap bisa mewakili populasi.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
Random sampling atau sampel acak sederhana. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara memilih tanaman seledri (Apium graveolens L)
terbaik dan memindahkannya kedalam polybag, kemudian mengamati
parameter yang meliputi, tinggi batang, jumlah daun, jumlah cabang dan
berat berangkas basah tanaman seledri (Apium graveolens L).
36
D. Alat dan Bahan Penelitian
Adapun Alat dan Bahan penelitianyang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. 25 Polybag
b. Cepang
c. Penggaris
d. Neraca
e. Alat tulis menulis dan tabel pengamatan
f. Kamera
g. Wadah
h. Karung
i. Penumbuk
j. Timbangan Analitik
2. Bahan Penelitian
a. Media tanam yang digunakan adalah jenis tanah humus
b. Pupuk organik serbuk cangkang telur bebek
c. Semaian seledri (Apium graveolens L)
d. Air
e. Kertas Label
f. Daun pisang
37
E. Variabel Penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas yaitu pupuk organik dari bahan serbuk cangkang telur
bebek.
2. Variabel terikatnya yaitu pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens
L).
F. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di Dusun Bangket Dalem
Kecamatan Kediri Lombok Barat dan waktu penelitian ini pada Bulan
September 2016. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu :
tahap persiapan, tahap pelaksanaan eksperimen dan tahap pengambilan data.
Adapun tahap pelaksanaan penelitian ini antara lain:
1. Tahap persiapan
a. Tahap yang pertama meliputi pemilihan benih. Untuk pemilihan bibit
seledri (Apium graveolens L) yang baik pilihlah biji yang utuh, tidak
cacat, bersih dan tidak keriput. Bibit dapat dengan mudah diperoleh di
toko pertanian.
b. Sebelum menanam seledri (Apium graveolens L) pada media tanam
terlebih dahulu dilakukan persemaian untuk mendapatkan bibit
tanaman yang kuat dan sehat. Penyemaian dilakukan selama 14 hari.
c. Memilih tanaman seledri (Apium graveolens L) yang akan digunakan
dalam penelitian yang sudah berumur 14 hari.
38
2. Tahap pelaksanaan eksperimen
a. Mengisi tanah kedalam polybag sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan pada masing-masing polybag
b. Memindahkan tanaman seledri (Apium graveolens L) kedalam masing-
masing polybag yang sudah diberi tanah pada sore hari, menghindari
penanaman pada siang hari sebab bisa membuat bibitnya layu.
c. Memberi tanda P1 pada polybag kontrol
d. Member tanda P2 pada polybag yang diberi konsentrasi 5 % pupuk
serbuk cangkang telur bebek
e. Memberi tanda P3 pada polybag yang diberi konsentrasi 10 % pupuk
serbuk cangkang telur bebek.
f. Member tanda P4 pada polybag yang diberi konsentrasi 15 % pupuk
serbuk cangkang telur bebek
g. Member tanda P5 pada polybag yang diberi konsentrasi 20 % pupuk
serbuk cangkang telur bebek
h. Meletakkan polybag yang sudah terisi ditempat yang terkena sinar
matahari namun jangan meletakkan langsung dibawah sinar matahari.
i. Melakukan penyiraman 2 kali sehari tiap pagi dan sore.
39
3. Tahap Pengambilan data
Pengamatan dilakukan selama 30 hari dan pengambilan data
dilakukan selama 22 hari setelah pemberian perlakuan, parameter yang
akan diamati meliputi tinggi batang, jumlah daun, dan jumlah cabang
tanaman. Adapun berat berangkas basah tanaman seledri (Apium
graveolens L) pengambilan data dilakukan setelah tanaman berumur 23
hari dan pengambilan data untuk berat berangkas kering tanaman seledri
(Apium graveolens L) dilakukan setelah tanaman berumur 30 hari.
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan teknik penelitian
yaitu :
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang ditunjukkan
untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-
buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
dokumenter, data yang relevan penelitian.47Dokumentasi juga merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun data dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan
47Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: SIC, 2001), h. 103.
40
tujuan dan fokus penelitian.48 Dokumentasi dalam penelitian ini adalah
berupa gambar dan tabel hasil pengamatan.
2. Pengukuran
Pengukuran pada penelitian ini adalah salah satu cara
pengumpulan data dalam bentuk angka dengan mengukur tinggi batang ,
menghitung jumlah daun, jumlah cabang dan berat berangkas basah
tanaman seledri (Apium graveolens L).
H. Teknik Analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.49
Adapun teknik analisis data sesuai dengan teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah teknik analisis data pengukuran dimana digunakan
pada saat data hasil penelitian diperoleh, kemudian akan dianalisis
menggunakan Analisis of Varians (ANOVA) satu arah pada taraf signifikansi
5 %, dan perhitungan dilakukan untuk memperoleh data yang signifikan
terhadap pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens l) yang diberikan
48Nana Syodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 722. 49Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), h.
274.
41
beberapa perlakuan. Jika dari hasil analisis terdapat perbedaan dilakukan uji
lanjut dengan BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf signifikan 5 % (a =
0,05). Adapun langkah-langkah dalam Analisis of varians (ANOVA) adalah
sebagai berikut 50:
a. Menjumlahkan perlakuan dengan ulangan
1) Perlakuan (t) = 5
2) Ulangan (r) = 5
3) Total pengamatan (tr) = 25
b. Tabel Data Pengamatan
Tabel 3.2 Data Pengamatan
Ulangan Perlakuan Total Rata-rata P1 P2 P3 P4 P5
1 U1 U1 U1 U1 U1 2 U2 U2 U2 U2 U2 3 U3 U3 U3 U3 U3 4 U4 U4 U4 U4 U4 5 U5 U5 U5 U5 U5
Total T1 T2 T3 T4 T5
c. Tabel sidik ragam
Tabel 3.3 Sidik Ragam
SK (Sumber
Keragaman)
Db (Derajat Bebas)
JK (Jumlah Kuadrat)
KT (Kuadrat Tengah)
Fhitung F tab 5% = 0,05
Perlakuan T-1 JKP KTP KTP/KTG
Galat T(r-1) JKG KTG
Total Tr-1 JKT
50Kusriningrum, Perancangan Percobaan, h. 48.
42
d. Perhitungan untuk membuat tabel sidik ragam
1) Faktor Koreksi (FK) =
2) JKT =∑ - FK
3) JKP =∑
4) JKG = JKT – JKP
5) DBP = t-1
6) DBG = t (r-1)
7) DB Total = (tr-1)
8) KTP =
9) KTG =
10) F hitung =
11) DB = Jumlah Perlakuan - 1
Keterangan :
t = Banyaknya Perlakuan
r = Banyaknya Ulangan
JKT = Jumlah Kuadrat Total
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
43
DBP = Derajat Bebas Perlakuan
DBG = Derajat Bebas Galat
DB Total = Derajat Bebas Total
KTP = Kuadrat Tengah Perlakuan
KTG = Kuadrat Tangah Galat
DB = Derajat Bebas
e. Sebagai kaidah keputusan pengujian adalah sebagai berikut
1) Bila F hitung maka perlakuan tersebut sifatnya
nyata (signifikan), artinya 95% dari perbedaan tersebut memang
karena pengaruh perlakuan, sedang yang 5% karena pengaruh
kebetulan (Pengacakan).
2) Bila F hitung F tabel 5% maka dikatakan bahwa perbedaan
tersebut tidak nyata (tidak signifikan) artinya perbedaan tersebut
sebagian besar bukan karena pengaruh perlakuan tapi semata-
mata hanya pengaruh kebetulan (Pengacakan).
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan di desa Kediri Selatan Dusun Bangket Dalem
selama 30 hari dari tanggal 1-30 September 2016. Parameter yang diukur
berupa tinggi batang, jumlah daun, jumlah cabang, berat berangkas basah,
berat berangkas basah hasil dan berat berangkas kering tanaman seledri.
Tinggi batang, jumlah daun dan jumlah cabang diukur tiap satu kali seminggu
sampai tanaman berumur 22 hari. Untuk berat berangkas basah dan berat
berangkas basah hasil, pengukuran dilakukan setelah tanaman berumur 23
hari. Dan untuk berat berangkas kering tanaman seledri diukur setelah 30 hari
yang sebelumnya dikeringkan selama satu minggu.
Adapun data hasil pengukuran pada tiap-tiap parameter tersebut
diuraikan sebagai berikut:
1. Data Rata-Rata Tinggi Batang
Pengukuran tinggi batang tanaman seledri menggunakan mistar
atau penggaris satuan 1 cm dengan ketelitian sampai 0,1 cm. Hasil
pengukuran tersebut kemudian dilakukan uji statistik dengan
menggunakan uji Analisis Varian 1 faktor. Diperoleh hasil bahwa pada
masing-masing perlakuan tidak berpengaruh nyata atau tidak signifikan
pada taraf 5%. Hal ini dinyatakan dengan Fhitung untuk setiap masing-
45
masing dari rata-rata tinggi batang < Ftabel. Adapun rata-rata tinggi batang
seledri tiap perlakuan seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1. Hasil Rata-rata Tinggi Batang Tanaman Seledri
Ulangan(r) Perlakuan (t)
Total 0% 5% 10% 15% 20%
I 16 15,5 17,6 14,7 19,1 82,9
II 15 17,2 17,5 13 14,5 77,2
III 14,5 13,95 14 16 17,2 75,65
IV 14,75 13,85 13,75 17,75 18,5 78,6
V 14,05 15,5 13,4 14,3 14,25 71,5
Total 74,3 76 76,25 75,75 83,55 385,85
Rata-rata 14,86 15,2 15,25 15,15 16,71 77,17
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap
perlakuan menunjukkan rata-rata ukuran tinggi batang yang berbeda-beda
pada tanaman seledri. Pada perlakuan pertama (tanpa pemberian serbuk
cangkang telur bebek) menghasilkan batang lebih pendek dibandingkan
dengan tanaman seledri yang diberikan serbuk cangkang telur bebek.
Batang yang tertinggi pada tanaman seledri ditunjukkan oleh perlakuan
lima dengan pemberian konsentrasi serbuk cangkang telur bebek 20 %.
46
2. Data Rata-Rata Jumlah Daun
Hasil penelitian tentang Uji konsentrasi Serbuk Cangkang Telur
Bebek sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Seledri (Apium graveolens L), menunjukkan bahwa setelah
dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji analisis Varian 1 faktor,
diperoleh hasil pada masing-masing perlakuan tidak berpengaruh nyata
atau tidak signifikan pada taraf 5%. Adapun rata-rata jumlah daun seledri
tiap perlakuan seperti pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2. Hasil Analisis Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Seledri
Ulangan(r) Perlakuan (t)
Total 0% 5% 10% 15% 20%
I 25 25 24 20 29 123
II 25 30 24,5 29 25 133,5
III 24 24,5 27 28 26 129,5
IV 25 23 32 29 26 135
V 22 25,5 24 27 30 128,5
Total 121 128 131,5 133 136 649,5
Rata-rata 24,2 25,6 26,3 26,6 27,2 129,9
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap
perlakuan menunjukkan rata-rata jumlah daun yang berbeda-beda pada
tanaman seledri. Jumlah daun terbanyak pada perlakuan lima dengan
pemberian konsentrasi 20% serbuk cangkang telur bebek, sedangkan
47
jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan satu dengan pemberian
konsentrasi 0 %.
3. Data Rata-Rata Jumlah Cabang
Hasil penelitian tentang Uji Konsentrasi Serbuk Cangkang Telur
Bebek sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Seledri (Apium graveolens L), menunjukkan bahwa setelah
dilakukan uji statistik dengan menggunakan Uji Analisis Varian 1 faktor,
diperoleh hasil pada masing-masing perlakuan tidak berpengaruh nyata
atau tidak signifikan pada taraf 5%. Adapun rata-rata jumlah cabang
seledri tiap perlakuan seperti pada tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3. Hasil Analisis Rata-rata Jumlah Cabang Tanaman Seledri
Ulangan(r) Perlakuan (t)
Total 0% 5% 10% 15% 20%
I 12 11 10 12 13 58
II 10 14 12,5 11 11 58,5
III 12 11,5 12,5 12 12,5 60,5
IV 13 12 12 13 13 63
V 12 11,5 12,5 13 12 61
Total 59 60 59,5 61 61,5 301
Rata-rata 11,8 12 11,9 12,2 12,3 60,2
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada
masing-masing perlakuan menunjukkan jumlah cabang tanaman seledri
yang berbeda-beda. Rata-rata jumlah cabang tanaman seledri yang
48
tertinggi ditunjukkan pada perlakuan lima dengan pemberian konsentrasi
20 %, sedangkan jumlah cabang terendah ditunjukkan pada perlakuan
satu dengan pemberian konsentrasi 0 % serbuk cangkang telur bebek.
4. Data Rata-Rata Berat berangkas Basah
Hasil penelitian tentang Uji konsentrasi Serbuk Cangkang Telur
Bebek sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Seledri (Apium graveolens L), menunjukkan bahwa setelah
dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji analisis Varian 1 faktor,
diperoleh hasil pada masing-masing perlakuan tidak berpengaruh nyata
atau tidak signifikan pada taraf 5%. Adapun rata-rata berat berangkas
basah tanaman seledri tiap perlakuan seperti pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4. Hasil Rata-rata Berat Basah Tanaman Seledri
Ulangan(r) Perlakuan (t)
Total 0% 5% 10% 15% 20%
I 0,37 0,13 0,23 0,64 0,45 1,82
II 0,23 0,26 0,38 0,24 0,51 1,62
III 0,52 0,28 0,37 0,52 0,19 1,88
IV 0,45 0,62 0,22 0,26 0,44 1,99
V 0,17 0,62 0,69 0,32 0,51 2,31
Total 1,74 1,91 1,89 1,98 2,1 9,62
Rata-rata 0,378 0,382 0,378 0,396 0,42 1,924
49
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap
perlakuan menunjukkan rata-rata berat berangkas basah tanaman seledri
yang berbeda-beda. Rata-rata berat brangkas basah yang tertinggi
ditunjukkan pada perlakuan lima dengan paparan konsentrasi serbuk
cangkang telur bebek 20%, sedangkan berat berankas basah tanaman
seledri yang terendah ditunjukkan pada perlakuan satu tanpa pemberian
konsentrasi serbuk cangkang telur bebek 0 %.
5. Data Rata-Rata Berat Brangkas Hasil
Hasil penelitian tentang Uji konsentrasi Serbuk Cangkang Telur
Bebek sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Seledri (Apium graveolens L), menunjukkan bahwa setelah
dilakukan uji statistik dengan menggunakan Uji Analisis Varian 1 faktor,
diperoleh hasil pada masing-masing perlakuan tidak berpengaruh nyata
atau tidak signifikan pada taraf 5%. Adapun rata-rata berat brangkas
basah hasil tanaman seledri tiap perlakuan seperti pada tabel 4.5 di bawah
ini:
50
Tabel 4.5. Hasil Rata-rata Berat Brangkas Hasil Tanaman Seledri
Ulangan(r) Perlakuan (t)
Total 0% 5% 10% 15% 20%
I 0,19 0,10 0,13 0,34 0,31 1,07
II 0,15 0,16 0,24 0,15 0,36 1,06
III 0,29 0,18 0,18 0,48 0,13 1,26
IV 0,23 0,27 0,19 0,16 0,27 1,12
V 0,12 0,42 0,41 0,19 0,35 1,49
Total 0,98 1,13 1,15 1,32 1,42 6
Rata-rata 0,196 0,226 0,23 0,264 0,284 1,2
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada
masing-masing perlakuan menunjukkan berat berangkas basah hasil yang
berbeda-beda. Rata-rata berat berangkas basah hasil tanaman seledri
ditunjukkan pada perlakuan lima dengan pemberian konsentrasi serbuk
cangkang telur bebek 20%, sedangkan yang terendah ditunjukkan pada
perlakuan satutanpa pemberian konsentrasi serbuk cangkang telur bebek
0%.
6. Data Rata-Rata Berat Brangkas Kering
Hasil penelitian tentang Uji konsentrasi Serbuk Cangkang Telur
Bebek sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Seledri (Apium graveolens L), menunjukkan bahwa setelah
dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji analisis Varian 1 faktor,
diperoleh hasil pada masing-masing perlakuan tidak berpengaruh nyata
51
atau tidak signifikan pada taraf 5%. Adapun rata-rata berat brangkas
kering tanaman seledri tiap perlakuan seperti pada tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6. Hasil Rata-rata Berat Kering Tanaman Seledri
Ulangan(r) Perlakuan (t)
Total 0% 5% 10% 15% 20%
I 0,011 0,027 0,043 0,053 0,057 0,191
II 0,031 0,052 0,029 0,067 0,033 0,212
III 0,036 0,061 0,081 0,18 0,121 0,28
IV 0,046 0,042 0,067 0,066 0,029 0,25
V 0,034 0,060 0,019 0,065 0,035 0,213
Total 0,158 0,242 0,202 0,269 0,275 1,146
Rata-rata 0,0316 0,0484 0,0404 0.0538 0.055 0,2292
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada
masing-masing perlakuan menunjukkan berat kering tanaman seledri
yang berbeda-beda. Rata-rata berat kering tanaman seledri yang tertinggi
ditunjukkan pada perlakuan lima dengan pemberian konsentrasi serbuk
cangkang telur bebek 20%, sedangkan berat kering yang terendah
ditunjukkan pada perlakuan satu dengan pemberian konsentrasi serbuk
cangkang telur bebek 0%.
B. Analisis Data
Data dari tabel yang merupakan data hasil pengukuran penelitian akan
dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan rumus one way ANOVA. Adapun
52
data hasil perhitungan rata-rata pada tiap-tiap parameter tersebut di uraikan
sebagai berikut:
1. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-Rata Tinggi Batang
Data hasil penelitian rata-rata jumlah batang tanaman seledri
kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan rumus one way
ANOVA yang secara singkat dapat diperoleh hasil seperti pada tabel 4.7 di
bawah ini:
Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Tinggi Batang
Tanaman Seledri dengan One Way ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 10,6346 2,65865 0,87 2,086
Galat 20 60,624 3,0312
Total 24 71,2586
Keterangan:
Db = Derajat Bebas
JK = Jumlah Kuadrat
KT = Kuadrat Tengah
Analisis dan hasil penelitian menggunakan Analisis of Varian
menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel (0,87 < 2,086 ) pada taraf signifikan
5% artinya serbuk cangkang telur bebek tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan tinggi batang pada tanaman seledri. Oleh karena itu
53
tidak perlu dilakukan uji lanjut yakni uji beda nyata terkecil (BNT) pada
taraf signifikan 5%.
2. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-Rata Jumlah Daun
Data hasil penelitian rata-rata jumlah daun tanaman seledri
kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan rumus one way
ANOVA yang secara singkat dapat diperoleh hasil seperti pada tabel 4.8 di
bawah ini:
Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Jumlah Daun
Tanaman Seledri dengan One Way ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 26,44 6,61 0,69 2,086
Galat 20 189,3 9,465
Total 24 215,74
Analisis dan hasil penelitian menggunakan Analisis of varian
menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel (0,69 < 2,086) pada taraf signifikan
5% artinya serbuk cangkang telur bebek tidak berpengaruh signifikan
terhadap jumlah daun pada tanaman seledri. Oleh karena itu tidak
dilakukan uji lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf
signifikan 5%.
54
3. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-Rata Jumlah Cabang
Data hasil penelitian rata-rata jumlah cabang tanaman seledri
kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan rumus one way
ANOVA yang secara singkat dapat diperoleh hasil seperti pada tabel 4.9 di
bawah ini:
Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Jumlah
Cabang Tanaman Seledri dengan One Way
ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 0,86 0,215 0,20 2,086
Galat 20 20,6 1,03
Total 24 21,46
Analisis dan hasil penelitian menggunakan analisis of varian
menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel (0,20 < 2,086) pada taraf signifikan
5% artinya serbuk cangkang telur bebek tidak berpengaruh signifikan
terhadap jumlah cabang pada tanaman seledri. Oleh karena itu tidak
dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf signifikan 5%.
4. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-Rata Berat Brangkas Basah
Data hasil penelitian rata-rata berat brangkas basah tanaman seledri
kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan rumus one way
55
ANOVA yang secara singkat dapat diperoleh hasil seperti pada tabel 4.10
di bawah ini:
Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Berat
Brangkas Basah Tanaman seledri dengan One Way
ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 0,013864 0,003466 0,11 2,086
Galat 20 0,62636 0,031318
Total 24 0,640224
Analisis dan hasil penelitian menggunakan analisis of varian
menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel (0,11 < 2,086) pada taraf signifikan
5% artinya serbuk cangkang telur bebek tidak berpengaruh signifikan
terhadap berat berangkas basah tanaman seledri. Oleh karena itu tidak
dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf signifikan 5 %
5. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-Rata Berat Brangkas Basah Hasil
Data hasil penelitian rata-rata berta brangkas basah hasil tanaman
seledri kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan rumus one
way ANOVA yang secara singkat dapat diperoleh hasil seperti pada tabel
4.11 di bawah ini:
56
Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Berat
Brangkas Basah Hasil Tanaman Seledri dengan
One Way ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 0,04516 0,01129 1,01 2,086
Galat 20 0,22144 0,011072
Total 24 0,2666
Analisis dan hasil penelitian menggunakan analisis of varian
menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel (1,01 < 2,086) pada taraf signifikan
5% artinya serbuk cangkang telur bebek tidak berpengaruh signifikan
terhadap berat berangkas basah hasil pada tanaman seledri. Oleh karena
itu tidak dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf
signifikan 5%.
6. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-Rata Berat Brangkas kering
Data hasil penelitian rata-rata berat brangkas kering tanaman
seledri kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan rumus one
way ANOVA yang secara singkat dapat diperoleh hasil seperti pada tabel
4.12 di bawah ini:
57
Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata Berat Kering
Tanaman Seledri dengan One Way ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 0,00193056 0,00048264 0,93 2,086
Galat 20 0,0103438 0,00051719
Total 24 0,01227436
Analisis dan hasil penelitian menggunakan analisis of varian
pada berat kering tanaman seledri menunjukkan Fhitung < Ftabel (0,93<
2,086) pada taraf signifikan 5% artinya serbuk cangkang telur bebek tidak
berpengaruh signifikan terhadap berat kering tanaman seledri. Oleh karena
itu tidak dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf
signifikan 5%.
C. Pengujian Hipotesis
Berikut ini adalah tabel pengujian hipotesis berdasarkan hasil uji
statistik uji konsentrasi serbuk cangkang telur bebek sebagai pupuk organik
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri seperti tinggi batang, jumlah
daun, jumlah cabang, berat brangkas basah, berat brangkas basah hasil dan
berat kering tanaman seledri.
58
Tabel 5.1. Hasil uji F pada taraf signifikan 5%
Pertumbuhan F hitung F tabel Keterangan
Tinggi Batang 0,87 2,086 0,87 < 2,086 H0 Diterima
Jumlah Daun 0,69 2,086 0,69 < 2,086 H0 Diterima
Jumlah Cabang 0,20 2,086 0,20 < 2,086 H0 Diterima
Berat Basah 0,11 2,086 0,11 < 2,086 H0 Diterima
Berat Basah Hasil 1,01 2,086 1,01 < 2,086 H0 Diterima
Berat kering 0,93 2,086 0,93 < 2,086 H0 Diterima
Berdasarkan tabel hasil uji F pada penelitian ini, menunjukkan bahwa
pemberian konsentrasi serbuk cangkang telur bebek tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan tanaman seledri seperti tinggi batang,
jumlah daun, jumlah cabang, berat brangkas basah, berat brangkas basah hasil
dan berat berangkas kering tanaman seledri karena Fhitung < Ftabel.
D. Pembahasan
Cangkang telur merupakan limbah yang tidak bersifat ekonomis.
Jumlah cangkang telur terdapat di lingkungan dalam jumlah yang banyak dan
harga yang murah. Selain itu, cangkang telur bebek terdiri dari bahan organik
berupa matriks protein dan bahan kristal inorganik (CaCO3, MgCO3, dan
CaPO4). Komposisi cangkang telur bebek terdiri dari, Kalsium karbonat
59
(CaCO3) 94%, Magnesium karbonat (MgCO3) 1%, Kalsium fosfat (CaPO4)
1%, Bahan organik 4%. Cangkang telur terbuat dari matriks organik (4%)
terdiri dari membran kulit telur, kutikula dan beberapa zat tertanam di lapisan
kalsium karbonat.51
Pertumbuhan tanaman memerlukan kalsium, fosfor dan unsur hara
lainnya, oleh karena itu pemberian pupuk baik pupuk organik maupun pupuk
kimia sangat dibutuhkan oleh tanaman guna sebagai pertumbuhannya. Dalam
penelitian ini cangkang telur bebek dimanfaatkan sebagai pupuk organik
untuk pertumbuhan tanaman seledri, adapun parameter yang diukur adalah
tinggi batang, jumlah daun, jumlah cabang, biomassa (berat berangkas basah,
berat berangkas hasil berat berangkas dan kering) tanaman seledri.
Setalah melakukan proses penelitian dan berdasarkan hasil analisis
data pada parameter tinggi batang, jumlah daun dan biomassa tanaman seledri
menunjukkan bahwa dari hasil pengolahan data secara statistik membuktikan
bahwa pemberian konsentrasi serbuk cangkang telur bebek tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan tanaman seledri karena Fhitung < Ftabel,
dengan demikan H0 diterima karena tidak ada pengaruh pemberian
konsentrasi serbuk cangkang telur bebek terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman seledri.
51Butcher dan Richard, “Concepts Of Enggshell Quality”,Journal International IFAS
Extenion, Institute Of Food and Agricultural Sciences, University Florida, Gainesville FL 32611.
60
Akan tetapi hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa
adanya perbedaan pertumbuhan tanaman seledri pada setiap perlakuan seperti
pada pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun, jumlah cabang, berat brangkas
basah, berat berangkas basah hasil dan berat kering tanaman seledri. Rata-rata
pertumbuhan tanaman seledri terendah pada tinggi batang, jumlah daun,
jumlah cabang dan biomassa tanaman seledri terdapat pada perlakuan satu
(P1) dengan konsentrasi serbuk cangkang telur bebek 0% (kontrol).
Sedangkan rata-rata tinggi batang, jumlah daun, jumlah cabang dan biomassa
tanaman seledri tertinggi terdapat pada perlakuan lima (P5) dengan pemberian
konsentrasi serbuk cangkang telur bebek 20%.
Laeybig menyatakan bahwa hasil tanaman tidak ditentukan oleh unsur
hara N, P dan K yang diperlukan dalam jumlah yang banyak tetapi oleh
mineral seperti magnesium dan materi kimia lainnya seperti oksigen, fosfor
yang diperlukan dalam jumlah sedikit untuk pertumbuhan.bSheleford
menyatakan kegagalan suatu tanaman dalam mempertahankan hidupnya dapat
ditentukan oleh kekurangan atau kelebihan beberapa faktor yang mendekati
batas toleransinya. Bukan hanya dalam jumlah yang sedikit atau rendah yang
bersifat membatasi tetapi juga dalam jumlah berlebihan atau tinggi.52
Pertumbahan tanaman sebenarnya dipengaruhi juga oleh unsur fosfor
karena berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ujung
akar dan titik tumbuh tanaman. Peran fosfor bagi tumbuhan antara lain 52 Yudi, Miftahul, Rohmani, Faktor Pembatas, Jurnal. Volume 1. No.1. Hal 1-16.
61
memacu pertumbuhan akar dan pembelahan system perakaran yang baik dari
benih dan tanaman muda, mempercepat pemasakan buah dan biji, dan
mempercepat presentase pembentukan bunga menjadi buah.53 Kulit telur juga
mengandung fosfor sebanyak 0,3% dan mengandung unsur mikro
(magnesium, natrium, kalium, seng, mangan dan tembaga) sebanyak 0,3%.54
Kekurangan unsur fosfor diduga salah satu faktor yang mungkin juga dapat
menyebabkan tidak signifikannya pengaruh konsentrasi pemberian serbuk
cangkang telur bebek pada hasil penelitian ini karena kurangnya unsur fosfor
yang diserap oleh akar tanaman akan menyebabkan tanaman akan lambat
tumbuh.
Unsur hara yang terdapat di dalam tanah nantinya akan membantu
dalam proses pembelahan sel dengan cara tanaman seledri menyerap hara
yang terdapat di dalam tanah yaitu untuk menghasilkan energi yang dibantu
dengan cahaya matahari sehingga proses energi berjalan dengan baik dan jika
kandungan unsur hara kalium dan kalsium yang dapat diserapnya terlalu
banyak diperkirakan dalam penyerapan K dan Ca akan sedikit terganggu.55
Selain unsur hara ada beberapa faktor eksternal lain yang
mempengaruhi pertumbuhan seperti suhu, kelembapan dan cahaya.
Pemupukan dimaksudkan untuk menambah persediaan unsur hara yang
53Campbell, N.A, Biologi Edisi Kelima Jilid II. (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 54Butcher dan Richard, “Concepts Of Enggshell Quality”,Journal International IFAS
Extenion, Institute Of Food and Agricultural Sciences, University Florida, Gainesville FL 32611.
55Novizan, Petunjuk Pemupukan Yang Efektif, (Jakarta : PT Agromedia, 2005), h. 46-47
62
dibutuhkan tanaman sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanamannya.56
Pada dasarnya berat suatu tanaman dipengaruhi juga oleh tinggi
tanaman dan jumlah daun yang mengalami fotosintesis. Semakin banyak
jumlah daun maka proses fotosintesis akan berjalan dengan baik. Tingginya
proses fotosintesis akan menghasilkan energi yang lebih besar untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.57 Semakin banyak jumlah daun
akan berpengaruh positif pada berat berangkas basah, berat berangkas hasil
dan berat berangkas kering tanaman seledri, hal ini terbukti bahwa semakin
tinggi rerata jumlah daun dan tinggi batang tanaman seledri akan
meningkatkan biomassa tanaman yang dalam hal ini ditunjukkan pada
perlakuan lima (P5) dengan konsentrasi 20% dihasilkan rerata biomassa
tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Disisi lain kadar air pada suatu
tanaman juga berpengaruh pada berat berangkas kering tanaman, semakin
sedikit kadar air maka berat brangkas kering semakin besar dan semakin
banyak kadar air maka biomassa relativ kecil.
56Dewi, S.S, Bambang H.I, Dewi P. Pengaruh Macam Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Manis (Zea mays-Saccharata, Sturt), Jurnal Agrosains, Vol 1 No 1 ISSN 0216-499 X.
57Bagad. Sudjai, Biologi Sains Dalam Kehidupan. (Jakarta: Yudistira, 2005), h. 10.
63
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang uji konsentrasi serbuk cangkang
telur bebek sebagai pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
seledri (Apium Graveolens L), Tidak menunjukkan beda nyata pada taraf
signifikan 5% sehingga tidak terdapat pengaruh konsentrasi serbuk cangkang
telur bebek terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri (Apium
graveolens L).
B. Saran
1. Untuk penanaman seledri perlu adanya penanaman lebih lama waktunya
supaya tanaman seledri dapat tumbuh dengan maksimal.
2. Untuk melakukan percobaan ini tidak selalu menggunakan tanaman
seledri, akan tetapi tanaman lain dapat dilakukan sebagai percobaan
dengan perlakuan yang sama.
3. Dapat juga melakukan penelitian menggunakan serbuk cangkang telur
bebek untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman tertentu.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, “Unsur Hara Tanaman”, dalam http://mineral bagi tanaman.com,
diambil tanggal 17 Februari, pukul 11,20 WITA.
Bambang Tri R Nugraha, 2008. Beternak Bebek Dengan Cara Sederhana. Klaten:
CV SAHABAT.
Budi Ardiansyah, 2008. Pengetahuan Tentang Pupuk. Tangerang: PT INTIMEDIA
CIPTANUSANTARA.
Butcher dan Richard, “Concepts Of Enggshell Quality”,Journal International IFAS
Extenion, Institute Of Food and Agricultural Sciences, University Florida,
Gainesville FL 32611.
Chairani Hanum, 2008. Teknik Budaya Tanaman. Jakarta: PT Bahagia Concern.
Edi Warsidi, 2008. Mengolah Sampah Menjadi Kompos. Bekasi: Mitra Utama.
Goldsworthy, Peter R dan Fisher N.M, 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik.
Yogyakarta: UGM Press.
Herawati, 2012. Budidaya Sayuran. Yogyakarta: PT. Buku Kita.
http://WWW.merdeka.com/gaya/kegunaan-unik-kulit-telur-yang-jarang-
diketahui.html. diakses pada 31 Oktober 20014, 3. Diambil tanggal 24 Mei
2016 pukul 14.00 WITA.
Isniati, Pengaruh Penambahan Tepung Kerabang (Cangkang Telur) Dalam Proses
Pengomposan Sampah Organik”, Jurnal SAINSTIK, NO. 1, Vol. 12 (Maret,
2016).
Kusriningrum, 2008. Perancangan Percobaan. Surabaya: Airlangga University Press.
Margono, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
2004. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Nana Syodih Sukmadinata, 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Neniatul Jannah dalam skripsi, Pengaruh Pemberian Limbah Tahu Terhadap
Perkecambahan Dan Pertumbuhan Kacang Hijau. Hal. 20
65
Notohadiprawiro, Soeprapto dan E. Susilowati, 2006. Pengelolaan Kesuburan Tanah
dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan. Yogyakarta: Ilmu Tanah UGM.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Nur Cholis, Ensiklopedia Obat-Obatan Alami (Semarang: PT. Bengawan Ilmu,
2010), h. 113-114.
Nurjayanti, dkk, Pemanfaatan Tepung Cangkang Telur Sebagai Substitusi Kapur Dan
Kompos Keladi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Merah Pada Tanah
Aluvial, Jurnal, No.1, Vol. 1 (Maret, 2016), h.1621.
Pusry, “Khasiat Unsur Hara Bagi Tanaman”, dalam
http://pusri.wordprees.com/2007/10/01/khasiat-unsur-hara-bagi-tanaman/, diambil
tanggal 25 Maret pukul 11:25 WITA.
Ratna Wati, “Kalsium Karbonat”, dalam http://ratna-wati-
chemistry.blogspot.com/2009/05/kalsium-karbonat-caco3-ciri-ciri-dan.html, diambil
tanggal 25 Maret 2016, pukul 11.15 WITA.
Salisbury Frank B dan W Ross Cleon, 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. Bandung:
ITB.
Sandjaja dan Albertus Herianto, 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Saptartini, 2002. Membuat Tanaman Cepat Berbuah. Jakarta: Penebar Suwadaya.
Sudjana, 2011. Kamus Saku Biologi. Jakarta: Widyatamma Pressindo.
Soewito, 1991. Bercocok Tanam Seledri. Jakarta: Titik Terang.
Sugiono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Susetya Darma, 2011. Panduan Lengkap Membuat pupuk Organik (Untuk Tanaman
Pertanian Dan Perkebunan. Jakarta: Pustaka Baru Press.
Swasono Heddy dkk, 1994. Pengantar Produksi Tanaman dan penanganan Pasca
Panen. Jakarta: PT Raja Grafindo.
www.pustakamedis.com/pengertian-serbuk-pulvis-dan-pulveres.html diambil tanggal
20 April 2016, pukul 15.20 WITA.
66
Yatim Riyanto, 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.
Yuliarti Nurhoti, Isror, 2011. Kompos Cara Mudah, Murah dan Cepat Menghasilkan
Kompos Yogyakarta: C.V Andi.
LAMPIRAN I
TABEL PENGAMATAN
SETELAH DIBERI PERLAKUAN
1. Parameter Tinggi Batang
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Tinggi Batang Kamis 08/09/2016
I 4 4 4,5 3,5 5,1 II 3,75 5,2 5 3,5 4
III 3,25 3 3,6 3,5 4,5
IV 3 2,75 3,25 3,75 4,5
V 3 4 3 3,6 3,5
2. Parameter Jumlah Daun
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Tinggi Batang Kamis 08/09/2016
I 8 6 6 6 8 II 8 8 7 6 8
III 6 5,5 8 5 7
IV 7 6 8 6 7
V 6 7 6 6 8
3. Parameter Jumlah Cabang
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Tinggi Batang Kamis 08/09/2016
I 5 3 4 4 4 II 3 4 4,5 4 4
III 4 3,5 4 5 4,5
IV 4 3,5 3 4 4
V 4 4 4 4 4
TABEL PENGAMATAN
SETELAH DIBERI PERLAKUAN
1. Parameter Tinggi Batang
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Tinggi Batang Kamis 15/09/2016
I 5,5 5,5 5,6 5,2 6,5 II 4,25 5,5 6 4,5 4,5
III 4,75 5,2 4,9 5,5 5,5
IV 5,25 4,6 5 6 6,5
V 4,75 5 4,4 4,7 4,25
2. Parameter Jumlah Daun
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Tinggi Batang Kamis 15/09/2016
I 8 10 8 8 10 II 8 10 10 10 8
III 10 9 10 9 10
IV 9 10 10 10 9
V 9 8 10 10 10
3. Parameter Jumlah Cabang
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Tinggi Batang Kamis 15/09/2016
I 4 5 4 4 5 II 3 5 4 4 4
III 5 4,5 4,5 4 5
IV 5,5 4,5 4 5 5
V 5 4 4,5 5 4
TABEL PENGAMATAN
SETELAH DIBERI PERLAKUAN
1. Parameter Tinggi Batang
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Tinggi Batang Kamis 22/09/2016
I 6,5 6 7,5 6 7,5 II 7 6,5 6,5 5 6
III 6,5 5,75 5,5 7 7,2
IV 6,5 6,5 5,5 8 7,5
V 6,3 6,5 6 6 6,5
2. Parameter Jumlah Daun
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Tinggi Batang Kamis 22/09/2016
I 9 9 10 6 7,5 II 9 12 7,5 13 9
III 8 10 9 14 9
IV 9 7 14 13 10
V 7 10,5 8 11 12
3. Parameter Jumlah Cabang
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Tinggi Batang Kamis 22/09/2016
I 3 3 2 4 4 II 4 5 4 3 3
III 3 3,5 4 3 3
IV 3,5 4 5 4 4
V 3 3,5 4 4 4
4. Berat Brangkas Basah
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Berat Berangkas Basah
Jum’at 23/09/2016
I 0,37 0,13 0,23 0,64 0,45 II 0,23 0,26 0,38 0,24 0,51
III 0,52 0,28 0,37 0,52 0,19
IV 0,45 0,62 0,22 0,26 0,44
V 0,17 0,62 0,69 0,32 0,51
5. Berat Brangkas Basah Hasil
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Berat Berangkas Basah Hasil
Jum’at 23/09/2016
I 0,19 0,10 0,13 0,34 0,31 II 0,15 0,16 0,24 0,15 0,36
III 0,29 0,18 0,18 0,48 0,13
IV 0,23 0,27 0,19 0,16 0,27
V 0,12 0,42 0,41 0,19 0,35
6. Berat Berangkas Kering
Parameter Hari Tanggal/Bulan/Tahun Ulangan Perlakuan
0% 5% 10% 15% 20%
Berat Berangkas Kering
Jum’at 30/09/2016
I 0,011 0,027 0,043 0,053 0,057 II 0,031 0,052 0,029 0,067 0,033
III 0,036 0,061 0,081 0,018 0,121
IV 0,046 0,042 0,067 0,066 0,029
V 0,034 0,060 0,019 0,065 0,035
LAMPIRAN II
ANALISIS DATA
1. Parameter tinggi batang
a. FK ∑
b. JKT = ∑YiJ2 – Fk
= (162 +152+ 14,52 + 14,752 + 14,052 + …… + 14,252) - 5955,2089 = 6026,4675 – 5955,2089 = 71,2586
c. JKP =
=
=
= 5965,8435 – 5955,2089 = 10,6346
d. JKG = JKT – JKP
= 71,2586 – 10,6346 = 60,624
e. DB = dbp `= t-1
= 5-1 = 4
= dbg = t (n-1)
= 5 (5-1) = 20
= dbt = (n x t) – 1
= (5 x 5) -1
= 25 – 1 = 24
f. KTP =
g. KTG =
=
= 3,0312
h. Fhitung =
=
=
Tabel hasil perhitungan ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 10,6346 2,65865 0,87 2,086
Galat 20 60,624 3,0312
Total 24 71,2586
2. Parameter jumlah daun
a. FK ∑
b. JKT = ∑YiJ2 – Fk
= (252 +252+ 242 + 252 + 222 + …… + 302) - 16874,01 = 17089,75 – 16874,01 = 215,74
c. JKP =
=
=
= 16900,45 – 16874,01 = 26,44
d. JKG = JKT – JKP
= 215,74 – 26,44 = 189,3
e. DB = dbp `= t-1
= 5-1 = 4
= dbg = t (n-1)
= 5 (5-1) = 20
= dbt = (n x t) – 1
= (5 x 5) -1
= 25 – 1 = 24
f. KTP =
g. KTG =
=
= 9,465
h. Fhitung =
=
= 0,698
Tabel hasil perhitungan ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 26,44 6,61 0,69 2,086
Galat 20 189,3 9,465
Total 24 215,74
3. Parameter jumlah cabang
a. FK ∑
b. JKT = ∑YiJ2 – Fk
= (122 +102+12 2 +132 + 122 + …… + 122) - 3624,5 = 3645,5 – 3624,04 = 21,46
c. JKP =
=
=
= 3624,9 – 3624,04 = 0,86
d. JKG = JKT – JKP
= 21,46 – 0,86 = 20,6
e. DB = dbp `= t-1
= 5-1 = 4
= dbg = t (n-1)
= 5 (5-1) = 20
= dbt = (n x t) – 1
= (5 x 5) -1
= 25 – 1 = 24
f. KTP =
g. KTG =
=
= 1,03
h. Fhitung =
=
= 0,208
Tabel hasil perhitungan ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 0,86 0,215 0,20 2,086
Galat 20 20,6 1,03
Total 24 21,46
4. Parameter berat berangkas basah
a. FK ∑
b. JKT = ∑YiJ2 – Fk
= (0,372 +0,232+ 0,522 + 0,452 + 0,172 + …… + 0,512) - 3,701776 = 4,342 – 3,701776 = 0,640224
c. JKP =
=
=
= 3,71564 – 3,701776 = 0,013864
d. JKG = JKT – JKP
= 0,640224 – 0,013864 = 0,62636
e. DB = dbp `= t-1
= 5-1 = 4
= dbg = t (n-1)
= 5 (5-1) = 20
= dbt = (n x t) – 1
= (5 x 5) -1
= 25 – 1 = 24
f. KTP =
g. KTG =
=
= 0,031318
h. Fhitung =
=
= 0,11
Tabel hasil perhitungan ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 0,013864 0,003466 0,11 2,086
Galat 20 0,62636 0,031318
Total 24 0,640224
5. Parameter berat berangkas basah hasil
a. FK ∑
JKT = ∑YiJ2 – Fk
= (0,192 +0,152+ 0,292 + 0,232 + 0,122 + …… +0,352) - 1,44 = 1,7066 – 1,44 = 0,2666
b. JKP =
=
=
= 1,48516 – 1,44 = 0,04516
c. JKG = JKT – JKP
= 0,2666 – 0,04516 = 0,22144
d. DB = dbp `= t-1
= 5-1 = 4
= dbg = t (n-1)
= 5 (5-1) = 20
= dbt = (n x t) – 1
= (5 x 5) -1
= 25 – 1 = 24
e. KTP =
f. KTG =
=
= 0,011072
a. Fhitung =
=
= 1,019
Tabel hasil perhitungan ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 0,04516 0,01129 1,01 2,086
Galat 20 0,22144 0,011072
Total 24 0,2666
6. Parameter berat berangkas kering
a. FK ∑
b. JKT = ∑YiJ2 – Fk
=(0,0112+0,0312+0,0362+0,0462+0,0342+ …+0,0292) - 0,05253264 =0,064807 – 0,05253264 = 0,01227436
c. JKP =
=
=
= 0,0544632 – 0,05253264 = 0,00193056
d. JKG = JKT – JKP
= 0,01227436 – 0,00193056 = 0,0103438
e. DB = dbp `= t-1
= 5-1 = 4
= dbg = t (n-1)
= 5 (5-1) = 20
= dbt = (n x t) – 1
= (5 x 5) -1
= 25 – 1 = 24
f. KTP =
g. KTG =
=
= 0,00051719
h. Fhitung =
=
= 0,933
Tabel hasil perhitungan ANOVA
Sumber
Keragaman Db JK KT F.Hitung F.Tabel
Perlakuan 4 0,00193056 0,00048264 0,93 2,086
Galat 20 0,0103438 0,00051719
Total 24 0,01227436
LAMPIRAN III
GAMBAR HASIL PENELITIAN
Polibag penyemaian seledri
Bibit seledri yang digunakan
Rendaman bibit seledri
Menanam bibit seledri
Lokasi tempat penyemaian
Bibit seledri berumur 10 hari
Bibit seledri berumur 20 hari
Bibit seledri berumur 30 hari
Tanah berukuran 1000 gr
Tanah berukuran 950 gr
Tanah berukuran 900 gr
Tanah berukuran 850 gr
Tanah berukuran 800 gr
Rendaman cangkang telur bebek
Cangkang telur yang sudah di bersihkan
Merebus cangkang telur bebek
Pengeringan cangkang telur bebek
Alat penumbuh dan cangkang telur bebek yang sudah kering
Menumbuk cangkang telur bebek
Cangkang telur yang masih kasar
Serbuk cangkang telur bebek
Mengisi serbuk kedalam plastik
Menimbang serbuk cangkang telur bebek
Hasil timbangan serbuk cangkang telur
Tanah yang sudah diukur
Memberi perlakuan serbuk cangkang telur bebek
Pencampuran tanah dengan serbuk cangkang telur
Masing-masing Polibag perlakuan
Mengukur bibit seledri yang menjadi sampel
Menanam bibit seledri pada polibag perlakuan
Menyiram bibit seledri pada polibag perlakuan
Mengukur tinggi batang seledri minggu pertama (1)
Mengukur tinggi batang seledri minggu pertama (2)
Tanaman seledri minggu pertama
Tanaman seledri pada polibag perlakuan minggu pertama
Mengukur tinggi batang seledri minggu kedua (1)
Mengukur tinggi batang seledri minggu kedua (2)
Mengukur tinggi batang seledri minggu ketiga (1)
Mengukur tinggi batang seledri minggu ketiga (2)
Tanaman seledri pada polibag perlakuan minggu ketiga
Mencabut tanaman seledri pada minggu ketiga
Memberi tanda pada tanaman seledri perlakuan agar tidak tertukar
Tanaman seledri masing-masing perlakuan
Menimbang berat basah tanaman seledri
Tanaman seledri perlakuan 0%
Tanaman seledri perlakuan 5%
Tanaman seledri perlakuan 10%
Tanaman seledri perlakuan 15%
Tanaman seledri perlakuan 20%
Tanaman seledri yang dikeringkan selama 7 hari
Menimbang berat kering tanaman seledri
Salah satu hasil ukuran berat kering tanaman seledri