“Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT ... · perpustakaan.uns.ac.id...
Transcript of “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT ... · perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
“Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam Membina Hubungan
Dengan Masyarakat”
(Studi Kasus : Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Melalui Community Development
Penyulingan Kayu Putih Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat
Kelurahan Kutawaru Cilacap Jawa Tengah)
Oleh :
YONATAN SATRIA YUDHA
D0206109
SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO HIDUP
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya
Yohanes 15:7
Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan
itulah perlindunganmu
Nehemia 8:11
Untuk segala sesuatu ada waktunya
Pengkhotbah 3:1-15
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu
kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.
(Winston Chuchill)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk :
Jesus Christ My Lord
Penyertaan Mu Sempurna, Rancangan-Mu Penuh Damai
Bapak dan Ibu
yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam setiap langkah
hidupku. Terimakasih atas segala keiklhasan, kesabaran, doa yang tak henti-
hentinya untuk kesuksesanku. Semangat Bapak dan Ibu akan selalu hidup
dalam sanubariku. Kiranya hanya Sang Pencipta yang mampu membalas
semua kemulian tersebut
Alm. Nenek Tersayang
“Mbok Yah”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang mendalam penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala Kasih Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam Membina Hubungan Dengan
Masyarakat” guna memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan yang penulis miliki. Meskipun begitu
penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dan keberhasilan dalam
penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari semua pihak yang telah membantu
penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus atas kehendak-Nya saja penulis dapat melaksanakan
dan menyelesaikan Skripsi ini.
2. Drs. H. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hamid Arifin, M. Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Dra. Hj. Sofiah M.Si selaku dosen pembimbing dan akademik yang
dengan sabar selalu memberikan arahan, bimbingan dan motivasi untuk
penulisan skripsi ini.
6. Pihak PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap, Sigit Indrayana selaku Manger
Community Relations, Harry Kusnanto selaku Community Relations
Officer, dan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator,
serta seluruh staff Departemen Community Relations yang telah banyak
memberikan bantuan dan arahan kepada penulis. Pihak Perhutani, Yudhi
Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur Cilacap, Badrudin selaku
KRPH Cilacap dan Kursad selaku Mandor Petik daun kayu putih dan
Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang banyak membantu penulis dalam
penelitian ini.
7. Kedua Orang Tuaku Bapak Astriman dan Ibu Sri Ningsih, Kedua Kakakku
Samuel Wahyu Jatmiko dan Julius Andy Cahyono, terimakasih yang
sebesar-besarnya.
8. Alm. Nenekku “Mbok Yah”, terimakasih atas dukungan semangat, dan
rasa sayang “Mbok Yah”. Takkan terlupakkan untuk selama-lamanya.
9. Keluarga baru di Cilacap, Keluarga Bapak Imam Udiantoro, Keluarga
Budhe Ettie terimakasih telah menyediakan diri untuk menjadi orang tua
kedua bagi saya di Cilacap. Terimakasih atas bantuan yang telah diberikan
selama ini.
10. Ria Rahajeng, terimakasih atas perhatian yang diberikan selama ini,
dukungan dan semangat yang diberikan, terimakasih! Kamu lulus duluan!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
11. Prasetyo Budi Utomo, terimakasih atas persahabatan yang telah berubah
menjadi sebuah persaudaraan. Terimakasih atas segala bantuan dan
motivasinya. Terimakasih banyak sudah mau mendengar semua keluh
kesahku tanpa mengeluh. Tetap semangat, terus berjuang lakukan yang
terbaik!
12. Doku-Doku production (Meggi, Freddy, Aji, Adit, Anis, Lopy, Ari, Dara,
Mutiara, Galuh) terimakasih atas segala kenangan di akhir perkuliahan dan
persahabatan yang terjalin selama ini. Teman-Teman yang selalu memberi
bantuan dukungan dan semangat kepada penulis Ria Pu, Naomi, Huda
Zus.
13. Teman-Teman Jurusan Komunikasi angkatan 2006 yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, Ave Komunikare!
Akhir kata, penulis ingin menyampaikan bahwa penyusunan skripsi ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan berbagai masukan dari semua pihak, baik berupa saran maupun
kritik yang sekiranya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam
penyusunan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Amin...
Surakarta, 08 Februari 2011
Yonatan Satria Yudha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xv
ABSTRAK ...................................................................................................... xvi
ABSTRACT .................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 13
E. Kerangka Teori .............................................................................. 15
1. Pengertian Public Relations dalam Kajian Komunikasi .......... 15
2. Corporate Social Responsibility (CSR) ................................... 29
3. Community Development Sebagai Bentuk Kegiatan CSR ...... 33
4. Bentuk Program Community Development ............................. 38
5. Penyulingan Kayu Putih Sebagai Alternatif Kegiatan
Community Development ........................................................ 41
6. Evaluasi Program CSR............................................................. 43
F. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
G. Konsep-Konsep .............................................................................. 49
H. Metode Penelitian .......................................................................... 52
1. Jenis Penelitian ......................................................................... 52
2. Lokasi Penelitian ..................................................................... 54
3. Jenis Data ................................................................................. 55
4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 56
5. Teknik Sampling ...................................................................... 59
6. Validitas Data ........................................................................... 62
7. Analisis Data ............................................................................ 64
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap
1. Sejarah PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap ............................. 69
1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................. 69
1.2. Visi Misi dan Logo Perusahaan ....................................... 74
1.3. Struktur Organisasi ........................................................... 76
1.4. Sumber Daya Manusia ..................................................... 82
1.5. Fasilitas Karyawan ........................................................... 83
2. Produk Perusahaan ................................................................... 85
B. Departemen Community Relations
1. Sejarah Departemen Community Relations ............................. 86
2. Visi Misi Departemen Community Relations .......................... 89
3. Struktur Organisasi Departemen Community Relations .......... 89
4. Tujuan Departemen Community Relations .............................. 94
C. Corporate Social Responsibility PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap
1. Enam Pilar dan Prinsip CSR .................................................... 94
2. Program Community Development PT. HI Tbk. Cilacap ........ 97
3. Kelurahan Kutawaru sebagai Lingkungan
PT. HI Tbk. Cilacap ................................................................. 99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB III PENYAJIAN DATA
A. Sajian Data ..................................................................................... 103
1. Data Konteks
a. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program CD
Penyulingan Kayu Putih........................................................ 104
b. Tujuan Program CD Penyulingan Kayu Putih ...................... 111
c. Sasaran Program Community Development Penyulingan
Kayu Putih............................................................................. 113
d. Perencanaan Program CD Penyulingan Kayu Putih oleh
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap ...................................... 116
e. Strategi yang Diterapkan dalam Program CD Penyulingan
Kayu Putih............................................................................ 125
2. Data Input
a. Perhutani sebagai mitra PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dalam CD Penyulingan Kayu Putih ......................... 129
a.1. Pelaksana CD Penyulingan Kayu Putih ......................... 130
1. Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa
Kerja Pelaksana Program .......................................... 131
2. Pelatihan yang Pernah Diikuti Pelaksana Program ... 133
b. Sarana dan Pendanaan yang Diberikan PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap dalam Program ............................... 135
3. Data Proses
a. Media yang Digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dalam Menyampaikan Pesan Program .................... 140
b. Pengorganisasian Program CD Penyulingan Kayu Putih ..... 143
c. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia
Sasaran Program CD Penyulingan Kayu Putih ..................... 145
d. Monitoring Program CD Penyulingan Kayu Putih ............... 150
e. Aturan bagi hasil Perhutani dalam program CD
penyulingan kayu putih ......................................................... 153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
4. Data Produk/Hasil
a. Evaluasi terhadap Program CD Penyulingan Kayu Putih ..... 157
a.1. Manfaat Yang Dirasakan Masyarakat Sasaran Program
CD Penyulingan Kayu putih .......................................... 158
b. Efek Program CD Penyulingan Kayu Putih Di
Masyarakat Kelurahan Kutawaru Maupun Perhutani ........... 163
b.1. Tanggapan Masyarakat Kelurahan Kutawaru dan
Perhutani terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap 164
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Data
1. Analisa Data Konteks ............................................................... 172
2. Analisa Data Input .................................................................... 180
3. Analisa Data Proses .................................................................. 187
4. Analisa Data Produk/Hasil ....................................................... 196
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 203
B. Saran............................................................................................... 206
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Ruang Lingkup Program Community Development ................. 39
Tabel 1.2. Model Pelaksanaan Community Development Bidang
Ekonomi ...................................................................................... 40
Tabel 2.1. Modal Pendirian PT Semen Nusantara ....................................... 71
Tabel 2.2. Jumlah Karyawan PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ............... 83
Tabel 3.1. Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa Kerja
Pelaksana Program Community Developmnet
Penyulingan Kayu Putih ............................................................. 132
Tabel 3.2. Pelatihan yang Pernah Diikuti oleh Pelaksana Program
Community Development Penyulingan Kayu Putih ............... 134
Tabel 3.3. Rincian Dana dan Sarana dalam Program Community
Development Penyulingan Kayu Putih ....................................... 139
Tabel 3.4. Produksi Minyak Kayu Putih LMDH Rawa Kuna 2010 ......... 160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Formulasi Lasweel dalam Proses Komunikasi ........................... 17
Gambar 1.2. Proses Transfer pada kegiatan Public Relations ......................... 28
Gambar 1.3. Tri Sector Partnership ................................................................. 37
Gambar 1.4. Kerangka Pemikiran Proses Komunikasi Departement
Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap melalui Community Development Penyulingan
Kayu Putih .................................................................................. 48
Gambar 1.5. Triangulasi Sumber (Data) ......................................................... 64
Gambar 1.6. Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman ................. 68
Gambar 2.1 Logo Holcim ............................................................................... 76
Gambar 2.2 Produk-Produk Holcim ............................................................... 85
Gambar 2.3 Peta Kelurahan Kutawaru ........................................................... 100
Gambar 3.1. Strategi Implementasi Program Community Development
PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ............................................. 128
Gambar 3.2 Kegiatan Community Development Penyulingan Kayu
Putih ............................................................................................ 163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1. Struktur Organisasi PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ........... 82
Bagan 2.2. Model Segitiga Suistainable Development .............................. 89
Bagan 2.3. Struktur Organisasi Departemen Community Relations .......... 90
Bagan 3.1. Perencanaan Partisipatoris Melalui CCC ................................. 119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRAK
Yonatan Satria Yudha, D0206109, ”Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat (Studi Kasus : Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Melalui Community Development Penyulingan Kayu Putih Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat Kelurahan Kutawaru Cilacap Jawa Tengah), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011.
Salah satu usaha untuk menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan adalah melalui program-program yang dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR). Munculnya konsep sustainable development yang dirumuskan oleh World Commision on Environment and Development , sebagai “development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own need” telah mengubah paradigma perusahaan dalam melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dari charity menuju community development.
Salah satu bentuk pelaksanaan CSR yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan masyarakat sekitar adalah program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan di Kelurahan Kutawaru Cilacap, Jawa Tengah.
Penelitian ini akan melihat program CSR yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dilihat dari proses komunikasi Departemen Community Relations melalui tahapan managerialnya. Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana penerimaan masyarakat terhadap program community development penyulingan kayu putih, bagaimana perencanaan program, media yang digunakan dalam menyampaikan pesan, pengorganisasian program serta untuk mengetahui efek pelaksanaan program yang terjadi di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dan stakeholders terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel bertujuan (purposive sampling). Pendekatan kualitatif dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang berwujud kata-kata dalam kalimat yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau jumlah. Teknik analisa data menggunakan metode analisis interaktif (interactive model of analysis) dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Dari pengumpulan data dan analisa yang dilakukan, diketahui bahwa secara umum, pelaksanaan program community development penyulingan kayu puti ini diterima dan disambut secara positif oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Penerimaan masyarakat ini dikarenakan program community development penyulingan kayu putih merupakan program yang di usulkan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Perencanaan yang dilakukan komunikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diawali melalui hasil riset yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru sendiri. Hasil riset tersebut disampaikan kepada perusahaan oleh perwakilan masyarakat melalui lembaga Community Communication Channel (CCC) kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan survei bersama oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani.
Media yang digunakan dalam menyampaikan pesan tentang program community development penyulingan kayu putih adalah melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan antara perusahaan dengan perwakilan masyarakat dari lembaga Community Communication Channel (CCC) maupun Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pengorganisasian program community development penyulingan kayu putih dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan menjalin kemitraan dengan Perhutani. Pengorganisasian program penyulingan kayu putih juga dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan membentuk LMDH sebagai wadah tempat mengorganisir kegiatan masyarakat Kelurahan Kutawaru
Sebagai sebuah proses komunikasi, pelaksanaan community development penyulingan kayu putih dinilai telah memberikan efek positif terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Tanggapan-tanggapan positif masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani sebagai mitra terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk atas kegiatan penyulingan kayu putih yang dilakukan telah menunjukkan indikator keberhasilan perusahaan dalam melakukan proses komunikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
ABSTRACT
Yonatan Satria Yudha, D0206109, “Communication Process by Community Relations Department PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap In Developing Relationship With Community” (Case Study: Communication Process by Community Relations Department PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Through Community Development Eucalyptus Distillery In Developing Relationship With Kutawaru Sub-District Cilacap, Jawa Tengah), Thesis, Faculty of Social and Political Sciences, University of Sebelas Maret, Surakarta, 2011.
One attempt to established good relationships between corporate with the communities and the environment is through programs known as Corporate Social Responsibility (CSR).
The emergence of the concept of sustainable development formulated by the World Commission on Environment and Development, as " development meets the needs of the present without compromising the ability of futures generations need to meet their own" had changed the paradigm of the corporate in implementing Corporate Social Responsibility (CSR) of charity towards community development. Nowadays more and more community development approach was applied, because it was more closer to the concept of empowerment and sustainable development with enhance the capacity of local communities.
One form of implementation of CSR by PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap is a community development eucalyptus distillery program that performed in the Kutawaru Sub-District Cilacap, Jawa Tengah.
This research will look at CSR programs implemented PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap viewed from the communication process by Community Relations Department through the managerial stages. Through this research the researchers wanted to know how public acceptance of community development eucalyptus distillery programs, how to planning program, media used in conveying messages, organizing the program and to determine the effects of the program that occurred in the community Kutawaru Sub-District and stakeholders of PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
This research used a qualitative approach with case study method. Sampling was done with a purposive sampling technique. A qualitative approach was conducted by researcher to collect data that form the words in sentences that have more meaning than just the number or amount. Data analysis technique using an interactive analysis method had done through data reduction, data presentation and conclusion.
From data collection and analysis, it is known that in general, the implementation of community development eucalyptus distillery programs was received and greeted positively by the community Kutawaru Sub-District. Public acceptance in this program because community development eucalyptus distillery is a program proposed by the community in Kutawaru Sub-District. Planning done by communicators in this case PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap initiated through the results of research conducted by the community Kutawaru Sub-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
District. The research results were presented to the company by the representatives of the community through Community Channel Communications institutions (CCC) then followed up by conducting joint survey by community Kutawaru Sub-District and Perhutani.
Media used in conveying messages about community development eucalyptus distillery programs is through meetings conducted between companies and representatives of the community from Community Communication Channel (CCC) and the Forest Village Community Institution (LMDH). Organizing community development eucalyptus distillery programs is done by PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap by partnering with Perhutani. Organizing eucalyptus distillery programs also carried out by PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap by forming LMDH as a container for organizing community Kutawaru Sub-District activities.
As communication process, implementation of community development eucalyptus distillery programs have been regarded as a positive effect on PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Positive responses of community Kutawaru Sub-Distric and Perhutani as partner program to PT Holcim Indonesia Tbk. over the eucalyptus distillery programs have shown indicators of corporate success in the communication process.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era sekarang ini pertumbuhan dunia usaha pada sektor industri
ekstraktif yang mengolah sumber daya alam di Indonesia mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Perusahaan yang bergerak dalam sektor tersebut menjadi
sebuah industri yang memberi pengaruh besar terhadap masyarakat dan
lingkungan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, setiap perusahaan selalu
berusaha agar produktivitas perusahaan meningkat. Namun, dalam usaha
meningkatkan produktivitas sering tanpa disadari perusahaan mengabaikan
masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Banyak rentetan data kasus yang terjadi
seperti peristiwa luapan lumpur panas PT Lapindo Brantas, menunjukkan
perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam memberikan
dampak negatif pada tatanan masyarakat dan lingkungan. Akibat dari kegiatan
eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan tanpa memperhitungkan dampak
yang ditimbulkan, perusahaan harus menanggung kerugian yang cukup besar
hingga menutup usahanya.
Para pelaku sektor usaha kini mulai semakin menyadari antara perusahaan,
masyarakat dan lingkungan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi.
Perusahan dituntut tidak hanya mementingkan keuntungan belaka namun harus
dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan lingkungan agar
kegiatan dan eksistensi perusahaan tetap dapat berjalan. Pendapat Milton
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Friedman yang menyatakan bahwa tujuan korporasi adalah memperoleh profit
semata kini semakin ditinggalkan. Sebaliknya, konsep triple bottom line (profit,
planet, people) yang digagas John Elkington semakin masuk mainstream etika
bisnis perusahaan 1 . Pendapat tersebut didasari bahwa dalam setiap aktivitas
maupun kegiatannya, sebuah perusahaan baik secara langsung maupun tidak, akan
bersinggungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar dimana perusahan
tersebut berada.
Salah satu usaha untuk menjalin hubungan yang baik antara perusahaan
dengan masyarakat dan lingkungan adalah melalui program-program yang dikenal
dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibilty (CSR). Pada intinya CSR merupakan wujud kesadaran perusahaan
sebagai upaya meningkatkan hubungannya dengan masyarakat dan lingkungannya.
CSR dipandang bukan hanya merupakan kegiatan pelengkap (artificial)
saja, sebagaian perusahaan besar telah menempatkan CSR sebagai suatu
kewajiban yang harus dilaksanakan. Melalui program CSR perusahaan dapat
menunjukan komitmennya kepada masyarakat sebagai wujud nyata rasa tanggung
jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan.
Pemenuhan praktek kegiatan CSR perusahaan pada akhirnya akan
memberikan keuntungan bukan hanya bagi sasaran program saja, tetapi juga bagi
perusahaan. Seringkali tanpa disadari masyarakat sekitar memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam mendukung maupun menghambat perusahaan. Masyarakat
sekitar turut berpengaruh dalam menjaga stabilitas keamanan sekitar perusahaan.
1 Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility : Prinsip, Pengaturan dan Implementasi, Intrans Publishing, Malang, 2008 hal.132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kondisi keamanan yang kondusif tentu akan membuat perusahaan tersebut lancar
dalam melaksanakan kegiatannya. Melalui kegiatan CSR yang dilaksanakan
sebuah perusahaan dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik, baik
konflik fisik maupun konflik laten yang merupakan faktor potensial terjadinya
kerusakan-kerusakan fasilitas produksi seperti sabotase oleh pihak yang merasa
dirugikan oleh keberadaan perusahaan tersebut.
Melalui kegiatan CSR perusahaan dapat membangun citra positif di
tengah-tengah masyarakat dalam kaitannya dengan kemampuan perusahaan
terhadap komitmen yang tinggi terhadap tanggung jawab sosialnya selain
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Hal ini tentu saja akan memberikan
keuntungan secara tidak langsung terhadap volume unit produksi yang terserap
pasar yang akhirnya akan mendatangkan keuntungan yang besar terhadap
peningkatan laba perusahaan.
Sebagai sebuah investasi sosial, CSR akan memberikan keuntungan dua
arah bagi perusahaan dan masyarakat. Karena sesungguhnya substansi keberadaan
CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri
disebuah kawasan dalam kaitannya beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas
dan stakeholder yang terkait2.
Di Indonesia sendiri, regulasi tentang CSR sudah termaktub dalam UU
Perseroan Terbatas Nomor 40 Pasal 74 Tahun 2007 yang mengatur tentang
tanggung jawab sosial dan lingkungan yang berbunyi3:
2 Majalah Bisnis &CSR, Edisi Khusus 40 Tahun Totok Mardikanto Menjadi Penyuluh;Dari Penyuluh Pertanian Mengembangkan CSR, hal.180 3 Reza Rahman, Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan. Media Pressindo, Yogyakarta, 2009, hal.108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
a) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab
sosial dan lingkungan
b) Tanggungjawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan
yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran
c) Perseroan yang tidak melakukan kewajiban dikenakan sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Praktek penerapan CSR di Indonesia sebelum adanya UU no 40/2007
memang telah ada. Pada awal perkembangannya, pelaksanaan CSR yang paling
umum adalah pemberian bantuan (donasi/charity), terhadap organisasi-organisasi
lokal dan masyarakat sekitar korporasi beroperasi. Pendekatan CSR yang
berdasarkan motivasi karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya tidak
melembaga, CSR pada tataran ini hanya sekedar do good dan to look good,
berbuat baik agar terlihat baik4.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Suprapto pada tahun 2005
terhadap 375 perusahaan di Jakarta menunjukkan bahwa 209 atau 55,75%
perusahaan melakukan kegiatan CSR. Sedangkan bentuk CSR yang dijalankan
meliputi; kegiatan kekeluargaan (116 perusahaan), sumbangan pada lembaga
4 Dr. Mukti Fajar ND, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, 2010, hal.265
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
agama (50 perusahaan), sumbangan pada yayasan sosial (39 perusahaan), dan
pengembangan komunitas (4 perusahaan)5.
Berdasarkan hasil survei tersebut menunjukkan kecenderungan
pelaksanaan program-program CSR yang dilaksanakan perusahaan-perusahaan di
Indonesia saat ini kebanyakan hanya sebatas bentuk bantuan (assistance) dan
kurang memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program CSR
yang dilaksanakan oleh perusahaan. Program-program CSR yang dilaksanakan
kurang mengetahui apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, dan minat
masyarakat (need, desire, interest), sehingga program CSR terkesan seperti
pemberian bantuan amal (charity) kepada masyarakat sekitar tanpa mengetahui
apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Yanti Koestoer Direktur Eksekutif Indonesia Business Links berpendapat
bahwa CSR bukan sekedar charity atau donasi, sebaiknya CSR dilakukan dengan
community development sehingga masyarakat merupakan mitra sejajar dari
korporasi6.
Seperti salah satu perusahaan semen di Indonesia yakni PT Indocement
yang pada tahun 2009 meraih “Penghargaan Emas” dan “Penghargaan Terbaik 1″
untuk Sektor Industri dan Manufaktur pada Bidang Sosial dan Lingkungan dari
Departemen Sosial. Penghargaan tersebut diperoleh atas keberhasilan Indocement
dalam melakukan program community development penanaman lahan bekas
tambang dengan tanaman jarak pagar (Jathropa curcas) dan pemanfaatan sampah
rumah tangga menjadi biogas. Melalui program community development-nya 5 Dr. Sukarmi, Artikel Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) dan Iklim Penanaman Modal di Indonesia, Jurnal Legislasi Vol 5 No. 2. 6 Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit. hal.266
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Indocement berhasil memberdayakan masyarakat sekitar dalam mengatasi
ketergantungan terhadap energi7.
Munculnya konsep sustainable development yang dirumuskan oleh World
Commision on Environment and Development , sebagai “development that meets
the needs of the present without compromising the ability of future generations to
meet their own need” telah mengubah paradigma perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan CSR dari charity menuju community development.
Dewasa ini pendekatan community development semakin banyak diterapkan
karena lebih mendekati konsep empowerment dan sustainable development dan
dianggap mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal8.
Salah satu perusahaan yang program CSR-nya dilaksanakan melalui
program community development adalah PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
Perusahaan berskala internasional yang bidang usahanya mengolah sumber daya
alam berupa batu kapur dan tanah liat menjadi semen ini, telah melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masayarakat dan lingkungan sejak
tahun 2002 sebelum UU No 40/2007 tersebut disahkan.
Sebagai bagian dari group perusahaan semen dunia, kebijakan yang
digariskan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah menjalankan usaha dengan
konsep pembangunan berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi,
tanggungjawab terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
serta memperhatikan kepentingan masyarakat lokal.
7 http://harian-metro.net, Indocement Raih Emas “CSR Award” 2008, edisi 05 Maret 2009. 8 Susiloadi, Implementasi CSR Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan, Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008, hal. 128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Kegiatan community development menjadi salah satu program prioritas di
PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap. Community development merupakan realisasi
tanggung jawab perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR) terhadap
masyarakat sekitar. Kegiatan community development yang dilaksanakan PT
Holcim Indonesia Tbk Cilacap memiliki fokus dalam 3 (tiga) bidang utama yakni,
bidang ekonomi, bidang pendidikan, pelatihan, sosial kemasyarakatan dan bidang
infrastruktur dan pelestarian lingkungan.
Dalam rangka memberdayakan masyarakat sekitar pabrik, PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap telah mengembangkan berbagai program strategis
community development di bidang ekonomi, salah satu program tersebut adalah
program community development penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru.
Program penyulingan kayu putih ini merupakan sebuah program kemitraan yang
terjalin antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani BKPH Rawa Timur
dan Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat
Desa Hutan (LMDH).
Melalui program community development penyulingan kayu putih ini PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru
dengan menjalin kemitraan dengan Perhutani mengembangkan usaha produktif
penyulingan kayu putih mulai dari penanaman, perawatan, pemanenan pohon
kayu putih hingga proses penyulingan daun kayu putih menjadi minyak kayu
putih yang bernilai ekonomis tinggi. Minyak kayu putih sebagai produk hasil
penyulingan ini nantinya dapat dijual oleh masyarakat dengan harapan dapat
membantu memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Program community development penyulingan kayu putih ini selain
bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat lokal juga menunjang program
konservasi lahan yang ada di daerah tersebut. Sehingga program ini
mensinergikan economic dan ecological value dalam satu unit usaha9.
Kegiatan community development penyulingan kayu putih PT Holcim
Indonesia Tbk Cilacap ini dilaksanakan langsung oleh Departemen Community
Relations (Comrel) yang di dalamnya terdapat staff yang berfungsi sebagai Public
Relations (PR) yang disebut Community Relations Officer (CRO). Dalam
pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini peran
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui PR-nya sangat diperlukan dalam
mendukung terlaksananya program community development penyulingan kayu
putih yang mana melibatkan kemitraan ketiga belah pihak. PR PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap dituntut tidak hanya berperan memberikan bantuan kepada
masyarakat namun juga dituntut untuk dapat mempersuasi dan mengorganisir
pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk mendukung apa yang disampaikan
Public Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
Melalui kegiatan CSR-nya, PR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
diharapkan mampu memahami permasalahan yang ada di sekitar masyarakat
Kelurahan Kutawaru dengan memberikan solusi bagi masyarakat untuk
mengembangkan potensi-potensi yang ada sebagai wadah untuk memberdayakan
masyarakat sekaligus menyampaikan tujuan perusahaan sehingga pada akhirnya
akan menciptakan pemahaman bagi stakeholder yang tujuan akhirnya
9 Data Dokumen PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
menciptakan suatu hubungan harmonis dan terciptanya citra positif PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru.
Sebagai mahasiswa komunikasi, fenomena kegiatan CSR yang dilakukan
oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui community development
penyulingan kayu putih dalam bentuk kemitraan ini menarik untuk diteliti melalui
proses komunikasi yang dilakukan perusahaan selaku komunikator kepada
masyarakat serta stakeholder selaku komunikan dengan membawa pesan untuk
mencapai satu tujuan bersama. Faktor yang cukup penting atau sebagai penentu
dalam hal berhasil atau tidaknya tentang pelaksanaan program PR tersebut yaitu
bagaimana perencanaan kerja dan komunikasi dari PR (how to be communicator),
peranan untuk pelaksanaannya, menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal
balik dalam penyampaian pesan (message), mengolah dan menyalurkan arus
informasi (communication channel) kepada publiknya (komunikan), dengan
tujuan untuk mencapai citra positif (effect) bagi perusahaan yang diwakilinya10.
Kegiatan CSR ini merupakan sebuah proses komunikasi PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap untuk mengimplementasikan tanggungjawab sosial
perusahaan agar dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat Kelurahan
Kutawaru maupun stakeholder.
Sebagai sebuah proses komunikasi, kegiatan CSR ini menjadi daya tarik
tersendiri untuk melihat bagaimana program ini direncanakan, dilaksanakan,
dievaluasi, siapa saja yang terlibat dan bagaimana tanggapan masyarakat terhadap
program community development penyulingan kayu putih. Dalam perspektif 10 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi,PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal. 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
komunikasi penelitian ini ingin mengetahui efek yang terjadi pada masyarakat
Kelurahan Kutawaru dalam pelaksanaan program community development
penyulingan kayu putih.
Efek menurut Onong Uchjana Effendy merupakan respon atau reaksi
setelah proses komunikasi berlangsung, dan dapat menimbulkan umpan balik atau
feedback berbentuk positif atau sebaliknya, negatif11. Efek sebagai sebuah kajian
komunikasi dalam bidang PR menjadi sangat penting, mengingat pada dasarnya
kegiatan CSR sebagai bentuk komunikasi perusahaan kepada masyarakat melalui
PR-nya menginginkan terjadinya efek positif kepada publik sebagai sasaran
kegiatannya. Efek yang terjadi sebagai akibat pelaksanaan kegiatan community
development penyulingan kayu putih pada dapat dilihat dari pemahaman maupun
tanggapan yang timbul pada masyarakat maupun stakeholders yakni masyarakat
Kelurahan Kutawaru sebagai sasaran program maupun Perhutani sebagai mitra
kerja, terhadap setiap aktivitas yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
Program community development penyulingan kayu putih ini sudah
dilaksanakan PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap sejak tahun 2009 hingga sekarang.
Meskipun program community development penyulingan kayu putih dirasakan
bermanfaat bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan
masyarakat yang pada akhirnya memberikan keuntungan positif, yaitu
diperolehnya dukungan dari masyarakat dalam setiap aktivitas dan citra positif PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dan
11 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, hal.10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
stakeholders secara tidak langsung, namun sejauh ini belum ada penelitian yang
mengkaji pelaksanaan program ini.
Berkaitan dengan hal ini maka permasalahan tersebut dalam perspektif
komunikasi akan diteliti menggunakan metode studi kasus yang memusatkan
perhatian pada kasus tunggal (embedded case study) dengan mencoba mengetahui
persamaan dan perbedaan yang ada di antara kasus-kasus yang diteliti dan
menghubung-hubungkan satu dengan lainnya dengan tetap berpegang pada
prinsip holistik dan kontekstual12.
Dengan metode studi kasus ini memungkinkan peneliti untuk dapat
menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif serta fokus terhadap program
community development penyulingan kayu putih yang dijalankan PT Holcim
Indonesia Tbk Cilacap melalui kemitraan tiga belah pihak tersebut dengan
mengevaluasi keberhasilan program dengan evaluasi model context, input,
process, product (CIPP).
Evaluasi dalam penelitian ini dimaksudkan agar di kemudian hari, apabila
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melaksanakan suatu kegiatan CSR melalui
community development tidak akan dijumpai kendala yang sama. Dengan evaluasi
tersebut dapat digunakan sebagai dasar PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
penyusunan rencana maupun program community development berikutnya.
Evaluasi diperlukan bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai tolak ukur
untuk menilai apakah tujuan pelaksanakan program tersebut telah tercapai atau
belum. Melalui evaluasi, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 12 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT. LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2007, hal. 141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
penerimaan masyarakat terhadap program community development penyulingan
kayu putih, bagaimana perencanaan program, media yang digunakan,
pengorganisasian program serta untuk mengetahui efek pelaksanaan program
yang terjadi di tengah stakeholders terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Secara umum bagaimana program community development penyulingan kayu
putih sebagai proses komunikasi diterima oleh masyarakat Kelurahan
Kutawaru?
2. Karena program ini dilihat sebagai proses komunikasi, secara khusus maka:
a. Bagaimana komunikator dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
membuat perencanaan tentang program community development
penyulingan kayu putih?
b. Media apa yang digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
menyampaikan pesan tentang program community development
penyulingan kayu putih?
c. Bagaimana pengorganisasian program community development
penyulingan kayu putih?
d. Bagaimana efek program community development penyulingan kayu putih
di kalangan masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun stakeholder?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui secara umum bagaimana program community development
penyulingan kayu putih sebagai proses komunikasi diterima oleh masyarakat
Kelurahan Kutawaru
2. Secara khusus :
a. Untuk mengetahui bagaimana komunikator dalam hal ini PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap membuat perencanaan tentang program community
development penyulingan kayu putih
b. Untuk mengetahui media apa yang digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dalam menyampaikan pesan tentang program community
development penyulingan kayu putih
c. Untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian program community
development penyulingan kayu putih
d. Untuk mengetahui bagaimana efek program community development
penyulingan kayu putih di kalangan masyarakat Kelurahan Kutawaru
maupun stakeholder
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagi masyarakat bahwa
kegiatan CSR melalui community development merupakan sebuah usaha yang
dilakukan perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat
sekitar, sehingga eksistensi perusahaan di tengah masyarakat sekitar tidak
selalu berdampak buruk tetapi juga membawa manfaat bagi masyarakat sekitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2. Untuk memberikan masukan dan saran bagi PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dalam melaksanakan program community development penyulingan
kayu putih yang dijalankan melalui kemitraan ini sehingga menjadi solusi
yang bermanfaat.
3. Memberikan masukan dan saran bagi Perhutani dalam menjalin kemitraan
dalam program community development penyulingan kayu putih ini agar tidak
mencari keuntungan sendiri namun juga mempertimbangkan aspirasi
masyarakat Kelurahan Kutawaru yang terlibat didalamnya
4. Memberikan gambaran dan pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan lain
untuk dapat melaksanakan program-program CSR yang disesuaikan dengan
apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menjadi
solusi bagi masyarakat sekitar itu sendiri.
5. Memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa dalam dunia
akademis mengenai pentingnya praktek kegiatan CSR yang dilaksanakan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Public Relations Dalam Kajian Komunikasi
Komunikasi merupakan bagian mendasar dalam kehidupan manusia untuk
menjalin hubungan yang baik dengan sesama dan lingkungannya. Rogers dan
Lawrence Kincad dalam Cangara mendefinisikan komunikasi sebagai proses
dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian
yang mendalam13.
Dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat
perusahaan perlu menyadari aktivitas dan perkembangan organisasi tersebut tidak
dapat terlepas dari pengaruh dan dukungan masyarakat. Sebagai bagian dari
masyarakat perusahaan harus mampu melihat dan senantiasa menyesuaikan diri
dengan masyarakat dengan melakukan komunikasi. Oleh karena itu dalam rangka
menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat perusahaan perlu menempatkan
pihak yang ditunjuk untuk menjembatani hubungan komunikasi perusahaan yang
sering dikenal dengan Hubungan Masyarakat (Humas) atau Public Relations (PR).
Istilah PR menurut kamus IPR (Institute of Public Relations) adalah:
“keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan
dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya14.” Sedangkan menurut
Frank Jefkins, PR adalah “Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi
yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi
13 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hal. 19 14 Frank Jefkins, Public Relations Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta, 1995, hal.8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian15.
Definisi PR juga dikemukakan Danny Griswold, Public Relations
diartikan sebagai fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap-
sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang/sebuah
perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan program-
program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik16.
Dari beberapa definisi dan pengertian di atas dapat terlihat jelas bahwa PR
mempunyai upaya yang terencana dan berkesinambungan. PR merupakan satu
rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian program terpadu
dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan terencana, adanya
komunikasi yang bersifat dua arah, berorientasi pada organisasi/lembaga dan
sasarannya adalah publik.17. Publik dalam PR merupakan khalayak sasaran dari
kegiatan public relations. Khalayak sasaran ini merupakan kumpulan orang-orang
maupun lembaga dan instansi yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
Sasaran kegiatan public relations terbagi atas publik internal dan publik eksternal.
Publik internal adalah publik yang berada di dalam perusahaan, meliputi para
karyawan, pemegang saham, direksi dan sebagainya. Sedangkan publik eksternal
adalah mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan dan berada di luar
perusahaan, meliputi penyalur, pemasok, bank, pemerintah, pers, dan komunitas18.
15 Ibid. hal.9 16 Rhenald Khasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1994, hal. 7 17 Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, PT Ghalia Indonesia Jakarta, 2002,. hal. 15 18 Rhenald Khasali, Op.Cit, hal. 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Jadi PR bukan kegiatan yang bersifat sembarangan karena tujuan utama dari
kegiatan PR adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian.
Jika definisi PR di atas dilihat dari kajian komunikasi maka dapat
disimpulkan bahwa PR merupakan sebuah proses komunikasi, seperti terlihat
dalam formulasi komunikasi yang dikemukakan Lasweel yang dilukiskan dengan
pertanyaan-pertanyaan: who, says what, in which channel, to whom, with what
effect.. Sedangkan yang termasuk komponen-komponen komunikasi adalah
komunikator, pesan, media, komunikan dan efek19. Setidaknya suatu kegiatan PR
dikatakan sebagai komunikasi apabila telah mengandung tiga komponen, yaitu
komunikator, pesan dan komunikan.
Gambar. 1.1 Formulasi Lasweel dalam Proses Komunikasi20
Jika kegiatan PR dijabarkan ke dalam kegiatan proses komunikasi, maka
akan nampak elemen-elemen komunikasi dalam formulasi Lasweel sebagai
berikut21:
a. Who says (siapa mengatakan) : komunikator
Dalam proses komunikasi, Public Relations sebagai komunikator dapat dibagi
dua, berupa komunikator individu maupun lembaga/organisasi tertentu.
Sebagai komunikator lembaga, PR harus mampu menjalankan fungsi
19 C. Sardjono & Pawito, Teori-Teori Komunikasi, BPK Komunikasi FISIP UNS, UNS Press 1998, hal.85 20 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hal. 23 21 Ibid. hal. 22-28
Who
S
Says What
M
In Which Channel
C
To Whom
R
With what Effect
E
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
manajemen dalam kegiatan atau aktivitas program kerja kepada publiknya,
sekaligus bertindak sebagai mediator untuk mewakili perusahaan terhadap
publik dan sebaliknya.
b. Says what (mengatakan apa) : pesan
Pesan yang disampaikan kepada penerima yang berupa ide, gagasan,
informasi, aktivitas, atau kegiatan tertentu yang dipublikasikan atau
dipromosikan untuk diketahui, dipahami, dan dimengerti yang sekaligus
diterima oleh publiknya.
c. In which channel : saluran
Media sarana atau alat dalam menyampaikan pesan atau sebagai mediator
antara komunikator dengan komunikannya. Media atau alat khusus untuk
keperluan PR digolongkan atau dikelompokkan sebagai berikut :
1. Media umum, yakni sarana-sarana seperti surat-menyurat, dan sebagainya
2. Media masssa, berupa media yang memiliki efek serempak dan cepat dan
mampu mencapai audience dalam jumlah besar dan tersebar luas di
berbagai tempat secara bersamaan seperti media cetak maupun elektronik
seperti koran, majalah, telvisi, radio dll.
3. Media khusus, seperti, iklan, logo, nama perusahaan, ataupun produk yang
merupakan sarana atau media untuk tujuan promosi dan komersial yang
efektif
4. Media internal, yaitu media yang digunakan untuk kepentingan kalangan
terbatas dan nonkomersial serta lazim digunakan dalam aktivitas PR.
Jenisnya seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
a. House Journal seperti majalah bulanan (in house magazine), profil
perusahaan (company profile), laporan tahunan perusahaan (annual
report), prospectus, bulletin dan tabloid
b. Printed materials seperti barang cetakan untuk publikasi dan promosi
berupa booklets, pamphlet, leaflet, memo, kalender
c. Spoken and visual words, seperti audio visual, video record, slide film,
broadcasting media, perlengkapan radio dan televisi.
d. Media pertemuan, seperti seminar, rapat, pertemuan, diskusi, pameran,
special events, sponsorships, dan gathering meet.
d. To whom ( kepada siapa) : komunikan
Yakni publik yang menjadi sasaran dalam komunikasi secara langsung
ataupun tidak. Dalam berkampanye, PR lebih menekankan pengertian,
kesadaran, saling percaya, toleransi, dan saling kerjasama dengan berbagai
pihak untuk memperoleh dukungan publik. Pada akhirnya akan memperoleh
citra atau kepercayaan dari komunikan, yakni melalui perjuangan keras, proses
waktu, dukungan teman kerja , pimpinan, dan dana secara terus menerus.
e. With what effect (dengan efek apa) : efek dan dampak
Efek atau dampak merupakan respon atau rekasi setelah proses komunikasi
tersebut berlangsung apakah mampu mempengaruhi tanggapan (process of
influence), terhadap sikap (perilaku), dukungan (atau menolak), memotivasi
atau dapat menimbulkan umpan balik atau feedback berbentuk opini publik
sebagai khalayak sasaran baik secara positif atau negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Efek dalam proses komunikasi adalah perubahan yang tejadi pada diri
komunikan, sebagai akibat dari pesan yang diterima baik secara langsung maupun
menggunakan media. Menurut Onong Uchjana efek dari kegiatan komunikasi
yang dilakukan dapat diklasifikasikan menjadi 22:
1. Efek kognitif (cognitive effect), efek yang timbul pada komunikan dan menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatkan intelektualitasnya.
2. Efek afektif (affective effect), tujuan komunikator bukan hanya sekedar tahu tetapi juga tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu, dari tidak senang menjadi senang
3. Efek konatif behavioral (conative behavioral effect), apabila berkaitan dengan perilaku, dari hal negative menjadi perilaku yang lebih positif
Berkaitan dengan unsur-unsur proses komunikasi diatas, maka proses
komunikasi yang diaplikasikan dalam kegiatan PR dapat dilihat sebagai berikut23 :
a. Sumber : perusahaan/lembaga/organisasi
b. Komunikator : bidang/divisi Public Relations
c. Pesan : kegiatan-kegiatan Public Relations
d. Komunikan : publik-publik Public Relations
e. Efek : citra publik terhadap perusahaan/lembaga/organisasi
Dalam kaitannya dengan penelitian ini proses komunikasi PR PT. Holcim
Indonesia Tbk Cilacap akan lebih membicarakan PR sebagai komunikator yang
mewakili lembaga atau organisasi. PR sebagai state of being merupakan
perwujudan suatu kegiatan komunikasi yang dilembagakan ke dalam bentuk
bagian manajemen dimana terdapat pejabat PR yang memimpin suatu
22 Onong Uchjana E, Human Relations dan Public Relations Dalam Management, CV Mandar Maju, Bandung, 1989, hal. 16. 23 Soemirat, MS dan Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal.118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kelembagaan tersebut24. Sebagai alat manajemen sebuah lembaga atau organisasi,
maka secara struktural PR merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau
organisasi, artinya PR bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi
kelembagaan atau organisasi tersebut.
Sebagai bagian dari manajemen, fungsi PR lembaga/perusahaan
menunjukkan suatu tahap pekerjaan, berkaitan dengan fungsi PR Cutlip and
Center mengatakan bahwa fungsi public relations meliputi hal-hal berikut25:
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi.
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasarannya.
3. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilnya, atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
Sedangkan menurut Bertrand R. Canfield seperti yang dikutip Onong,
public relations mengemban tiga fungsi26 :
1. Mengabdi kepada kepentingan umum Yang dimaksud dengan kepentingan umum adalah publik internal dan publik eksternal yang harus dibina hubungannya
2. Memelihara komunikasi yang baik Komunikasi yang baik diartikan sebagai hubungan komunikatif dengan publik internal dan publik eksternal. Dalam memelihara hubungan ini public relations tidak memandang seseorang dari kedudukan, umur, pekerjaannya, semuanya patut dihargai sama sebagai manusia
3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik Hal ini dapat dipahami karena seorang kepala bagian public relations pada dasarnya mewakili organisasinya sehingga citra yang baik dari seseorang
24 Rosady Ruslan, Manajemen Hubungan Masyarakat dan Manajemen Komunikasi, Raja Grafindo Persada Jakarta, 2005, hal.34 25Ibid. hal.19 26 Onong Uchjana, Op.Cit. ha1. 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kepala humas akan membawa citra yang baik pula terhadap organisasi yang diwakili Berdasarkan pengertian di atas maka fungsi PR bersifat melekat pada
manajemen perusahaan, yakni bagaimana PR dapat menyelenggarakan
komunikasi dua arah timbal balik (two ways communication) antara
organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan publiknya. Komunikasi yang
bersifat timbal balik ini sangat penting dan mutlak harus ada dalam kegiatan PR,
melalui proses komunikasi timbal balik inilah, individu maupun kelompok dapat
menyampaikan dan atau bertukar informasi kepada lembaga atau organisasi
perusahaan dengan tujuan menciptakan saling pengertian (mutual understanding),
saling menghargai (mutual appreciation), saling mempercayai (mutual
confidence), menciptakan good will, memperoleh dukungan public (public
support), dan terciptanya feedback merupakan prinsip pokok dalam komunikasi
public relations demi tercapainya citra yang positif bagi suatu
lembaga/perusahaan27.
Pengembangan dari saling pengertian ini dapat diperhatikan melalui empat
tahapan atau langkah-langkah proses komunikasi PR dalam manajemen meliputi28:
1. Mendefinisikan Permasalahan (Defining Problems)
Tahap ini PR diarahkan kepada usaha mengumpulkan data terhadap
sasaran komunikasi, misalnya meneliti siapa komunikannya, bagaimana
situasi dan kondisinya serta harus mengetahui apa yang dibutuhkan
komunikan. Langkah ini biasa dikenal dengan istilah fact finding
27Rosady Ruslan, Op.Cit, hal.. 23 28 Dr. phill. Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Jilid III: Hubungan Masyarakat dan Periklanan,Binacipta,Bandung,1989, hal.125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Perencanaan dan Program (Planning and Programming)
Setelah menganalisa pendapat, sikap dan reaksi publik serta penyusunan
daftar masalah berdasarkan data dan fakta yang ditemukan, lalu
diintegrasikan atau diserahkan dengan kebijakan dan kegiatan organisasi.
Pada tahap ini dapat ditemukan pilihan yang diambil serta menentukan
orang-orang yang akan mengerjakan pelaksanaannya nanti.
3. Aksi dan Komunikasi (Action and Communication)
Dalam tahap ini PR melakukan tindakan untuk mengkomunikasikan
rencana-rencana yang telah dipersiapkan kepada semua pihak yang
bersangkutan dengan metode yang sesuai. Dalam tahap ini menjelaskan
tindakan yang diambil dan tujuan jatuhnya pilihan tersebut.
Sebagai komunikator sebuah lembaga atau perusahaan, PR harus dapat
mempersuasi komunikannya dan dari proses itulah terdapat aspek relasi
yang sangat membantu dalam aktivitas perusahaan atau organisasi. PR
harus mampu mengintegrasikan usaha-usaha, sikap dan perbuatan
organisasi dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya29.
Jika dikaitkan dengan komunikasi yang dilakukan PR, Astrid (1982)
dalam bukunya Komunikasi Kontemporer menyebutkan komunikasi
akan lebih efektif apabila menggunakan bahasa yang lebih cocok dengan
situasi komunikasi maupun menggunakan bentuk dan gaya bahasa yang
paling menarik dan bernilai bagi komunikan30. Selain itu pesan yang
29 Hamdan Adnan dan Hafin Cangara, Prinsip-Prinsip Ilmu Hubungan Masyarakat, Usaha Nasional, Surabaya, 1996, hal.16 30 Tommy S dan Fahrianoor, Komunikasi Penyuluhan Dalam Teori dan Praktek, Arti Bumi Intaran, Yogyakarta, 2004, hal. 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
disampaikan juga disesuaikan dengan kondisi komunikan itu sendiri.
Wilbur Schramm seperti yang dikutip Onong menampilkan apa yang
disebut the condition of success in communication yaitu kondisi yang
harus dipenuhi agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang
dikehendaki. Kondisi tersebut dirumuskan sebagai berikut 31:
1. Pesan dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan
2. Pesan disampaikan menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan
3. Pesan membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki
Untuk mengembangkan proses komunikasi timbal balik, PR dapat
melakukan berbagai metode dan teknik komunikasi secara langsung
(face to face communication) kepada komunikannya , meliputi32:
1. Komunikasi antar persona Komunikasi antar persona atau interpersonal communication adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan (dyadic communication) atau antara seorang komunikator dengan dua orang komunikan (triadic communication). Komunikasi sifatnya dialogis secara tatap muka dan umpan balik terjadi secara langsung (immediate feedback). Maka komunikasi ini sering dipergunakan untuk melakukan persuasi (persuasive communication), yaitu komunikasi yang melibatkan upaya seseorang yang dengan sadar merubah tingkah laku seseorang atau sekelompok orang melalui penyampaian pesan.
2. Komunikasi kelompok Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang yang lebih dari dua orang secara tatap muka. Berdasarkan kelompok ciri dan sifat kelompok dalam hubungannya dengan proses komunikasi, komunikasi kelompok dibedakan menjadi;
31 Ibid, hal.29 32 Onong Uchjana E, Op. Cit hal. 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
a. Komunikasi kelompok kecil Yaitu sejumlah orang, tiga orang atau lebih, tetapi sedemikian kecilnya sehingga mereka dapat berinteraksi secara pribadi dengan kesadaran akan dirinya masing-masing dan dengan kesadaran akan tujuan dan masalah bersama.
b. Komunikasi kelompok besar Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi dengan sejumlah besar komunikan, yang karena banyaknya anggota kelompok itu hampir tidak terdapat kesempatan pada mereka untuk tanggapan secara verbal.
4. Penilaian (Evaluation)
Tahap selanjutnya dalam proses komunikasi dalam manajemen PR
adalah melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil.
Evaluasi mengarah kepada usaha untuk menilai kembali sejauh mana
pesan-pesan komunikasi yang disampaikan kepada publik dapat diterima.
Evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses kerja PR
karena akan memberikan kesimpulan mengenai keberhasilan program
PR yang dijalankan dinilai dari segi-segi berhasil dan tidaknya, apa
penyebabnya, apa yang sudah dicapai, apa faktor keberhasilan dan
penghambatnya. Hal ini diperlukan untuk dijadikan bahan bagi
perencanaan selanjutnya.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini empat langkah proses manajemen
PR di atas dilihat pada usaha komunikator dalam hal ini PR PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap dalam menyampaikan pesan melalui pelaksanaan program CSR
community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan dengan
menjalin kemitraan dengan Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru
sebagai komunikan. Dalam penelitian ini dampak (efek) dari proses komunikasi
yang dilakukan perusahaan akan menimbulkan perubahan manakala komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
terjadi secara efektif sehingga komunikan memahami gagasan komunikator yang
dapat dilihat dari respon/tanggapan (feedback) masyarakat Kelurahan Kutawaru
terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
Pada pelaksanaannya bentuk-bentuk komunikator PR perusahaan ini
berkesesuaian dengan tingkatan komunikasi yang terjadi. Menurut Grunig,
perkembangan PR dalam konsep dan praktik dalam proses komunikasi terdapat
empat model komunikasi yang dijalankan PR (Four typical ways of conceptual
and practicing communication) yakni 33:
1. Model Press Agentry/Publicity Model ini didasarkan pada prinsip komunikasi satu arah yang biasanya
dipakai pada aktivitas kampanye atau propaganda. Karena bersifat sat arah model ini tidak memperhitungkan kebenaran informasi dan hanya berusaha menyebarluaskan publisitas secara sepihak. PR/humas hanya berusaha menyebarluaskan informasi yang menguntungkan organisasi.
2. Model Public Information Pada model ini PR/humas berperan seperti seorang wartawan dalam menyebarkan informasi, atau bekerjasama dengan media untuk mengendalikan informasi. Pola komunikasi yang terjadi masih satu arah, sehingga unsur kebenaran informasi masih berada dalam genggaman komunikator
3. Model Two - Way Asymetric Pola komunikasi telah bersifat dua arah, meskipun dominasi dari komunikator masih besar. Inisiasi komunikasi dan pengembangan hubungan masih berpusat pada sumber. Aktivitas komunikasi ditujukan agar khalayak menerima keputusan, terbuka dan dapat bekerja sama dengan organisasi. PR/humas berusaha menyampaikan pesan kepada khalayak berdasarkan kebenaran yang diperoleh dari riset serta penggunaan strategi komunikasi secara ilmiah. Umpan balik (feedback) dari khalayak diperhatikan serta ditanggapi oleh komunikator dengan materi komunikasi yang diperoleh dari khalayak.
4. Model Two – Way Symmetric Pada model ini, pola komunikasi yang terjadi bersifat seimbang dan dua
arah. Model ini mampu menyelesaikan konflik antara organisasi dan khalayak. Karena keseimbangan komunikasi, organisasi bukan hanya sebagai komunikator tetapi juga sebagai komunikan. Organisasi dan khalayak menjadi partner untuk menciptakan kesepahaman dan
33 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Raja Grafindo Persada Jakarta, 2003, hal.103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pengertian sehingga tercipta keuntungan timbal balik (reciprocal benefits).
1.1 Citra Sebagai Efek Dari Proses Komunikasi PR Perusahaan
Sebagai pendukung fungsi manajemen yang bertugas untuk membina
hubungan dengan publik internal maupun eksternal perusahan, PR memiliki
beberapa kegiatan dan sasaran, antara lain34:
1. Building corporate identity image, yaitu menciptakan identitas dan citra
perusahaan yang positif dan mendukung kegiatan komunikasi timbal
balik dua arah dengan berbagai pihak.
2. Facing Crisis, yaitu menangani keluhan-keluhan, membentuk
manajemen krisis (PR recovery of image), dan memperbaiki lost of
image and damage
Adanya kegiatan dan sasaran ini menunjukkan bahwa kegiatan public
relations erat hubungannya dengan pembentukan citra (image) di mata khalayak
(publics). Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu khalayak public
relations adalah komunitas. Maka citra perusahaan dimata komunitas pun harus
dibina dan dipertahankan. Citra perusahaan menurut Frank Jefkins adalah kesan
atau impresi mental atau suatu gambaran perusahaan di mata para khalayaknya
yang terbentuk berdasarkan pengetahuan serta pengamatan mereka sendiri35
Menurut Frank Jefkins, ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal di
dunia public relations, yaitu36:
34 Rosady Ruslan, Op.Cit, hal.23 35 Frank Jefkins, Op.Cit, hal. 352 36 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Op.Cit, hal. 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1. Citra bayangan (mirror image) Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi, biasanya adalah pemimpinnya, mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.
2. Citra yang berlaku (current image) Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi
3. Citra yang diharapkan (wish image) Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen
4. Citra perusahaan (corporate image) Citra dari suatu organiasai secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayannya
5. Citra majemuk (multiple image) Citra yang melekat pada masing-masing unit dan individu sehingga citra yang muncul belum tentu sama dengan citra perusahaan secara keseluruhan.
Dalam usaha untuk menjaga citra perusahaan, PR menghadapi empat
situasi sulit (negatif, yaitu sikap permusuhan (ketidakcocokan), prasangka buruk
(kecurigaan), ketidakpedulian dan ketidaktahuan publik, yang harus dirubah
menjadi positif, yaitu kesesuaian/simpati, penerimaan/dukungan, minat/perhatian
dan pemahaman public melalui komunikasi. Tujuan utama dari keseluruhan
proses perubahan itu adalah untuk memperoleh pengertian bersama antara
perusahaan dan publiknya.
Gambar 1.2 Proses Transfer pada kegiatan Public Relations37
37 Rhenald Khasali, Op.Cit, hal. 29
Permusuhan Simpati
Prasangka Penerimaan
Ketidakpedulian Minat
Ketidaktahuan Pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Pada pelaksanaannya kegiatan yang dilakukan PR harus seimbang, artinya
PR tidak boleh hanya menitikberatkan pada publik internal saja, melainkan juga
harus memperhatikan publik eksternal yang dalam hal ini diwakili oleh
masyarakat. Pentingnya keseimbangan ini mengingat perusahaan berusaha untuk
mendapatkan goodwill serta kepercayaan dari karyawan dan masyarakat dalam
rangka membentuk citra positif. Eksistensi PR melalui kegiatan-kegiatannya
tersebut tentu saja bukan ditujukan guna mengangkat citra pejabatnya, namun
lebih dari yaitu mengangkat citra lembaganya dimata khalayak. Bila saling
pengertian dan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan komunitas telah
dibangun dan dipertahankan, maka diharapkan akan terbentuk citra perusahaan.
2. Corporate Social Responsibility (CSR)
Salah satu publik yang dihadapi public relations adalah komunitas.
Rhenald Khasali dalam bukunya Manajemen Public Relations mendefinisikan
komunitas sebagai :
”Masyarakat yang bermukim atau mencari nafkah disekitar pabrik, kantor, gedung, tempat pelatihan, tempat peristirahatan, atau di sekitar aset tetap perusahaan. Intinya adalah komunitas merupakan kelompok kesatuan yang tinggal di sekitar lokasi baik pabrik/perusahaan maupun asetnya38.” Terkait dengan komunitas maka tugas public relations disini adalah
mendidik komunitas agar mereka dapat berhubungan timbal balik termasuk di
dalamnya adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka39. Salah
satu prinsip yang hendak dikembangkan melalui community relations adalah
mengembangkan hubungan bertetangga yang baik. Jerold mendefinisikan
38 Rhenald Khasali, Op.Cit, hal. 127 39Ibid. hal. 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
community relations sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di
dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama
bagi organisasi dan komunitas40.
Salah satu bentuk komunikasi perusahaan dalam rangka mewujudkan
hubungan baik dengan masyarakat sekitar (community relations) adalah dengan
melaksanakan program-program Corporate Social Responsibility (CSR). Dilihat
dari kajian komunikasi program-program CSR yang dilaksanakan perusahaan
pada dasarnya merupakan salah satu bentuk komunikasi, komunikasi karena
melalui kegiatan CSR ini dijadikan sebagai alat bagi perusahaan untuk
menyampaikan pesan dari perusahaan kepada masyarakat agar diperoleh saling
pengertian. Melalui kegiatan CSR perusahaan masyarakat diajak, didorong dan
diikutsertakan untuk saling menyalurkan ide, aspirasi dan pendapat terkait apa
yang menjadi harapan dan tujuan masing-masing pihak.
Beberapa definisi maupun konsep CSR telah berkembang pengertiannya,
namun hakekatnya sama yaitu membawa kemajuan bukan hanya bagi perusahaan
tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Seperti yang dinyatakan Business for Social
Responsibilty/BSR (2002), BSR mendefinisikan CSR sebagai : “Business practice
that strengthen accountability, respecting, ethical values in the interest of all
stakeholders41”. Melalui definisi tersebut BSR menyatakan bahwa perilaku bisnis
yang bertanggungjawab adalah dengan menghormati dan memelihara lingkungan
40 Iriantara Yosal, Community Relations : Konsep dan Aplikasinya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 2 41 Dwi Kartini, CSR: Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung , 2009, hal.2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
hidup serta membantu meningkatkan kualitas hidup melalui pemberdayaan
masyarakat dan melakukan investasi di masyarakat dimana perusahaan beroperasi.
Sedangkan The Commision for European Communities seperti yang
disampaikan dalam dokumen The Green Paper sebagai merumuskan CSR
sebagai : “essentially concept whereby companies decide voluntarily to contribute
to a better society and a cleaner environment” 42 . Selanjutnya organisasi ini
menilai bahwa perusahaan yang bertanggungjawab secara sosial bukanlah
perusahaan yang semata-mata memenuhi kewajiban yang dibebankan kepadanya
menurut aturan hukum melainkan perusahaan yang melaksanakan kepatuhan
melampaui ketentuan hukum serta melakukan investasi lebih dibidang human
capital, lingkungan hidup dan hubungan dengan para stakeholder.
Dari definisi tersebut, terumuskan bahwa CSR merupakan salah satu etika
perusahaan. Secara moral dan etika, perusahaan mengadakan komunikasi dengan
masyarakat sekitar, karena perusahaan juga bagian dari warga masyarakat dimana
perusahaan berdiri. Pada intinya konsep CSR merupakan konsep dimana
perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar melalui
berbagai program-program kepedulian yang dijalankan. Namun demikian terdapat
hal yang perlu diperhatikan dalam memaknai CSR bahwa berbagai kegiatan CSR
yang telah diimplementasikan oleh perusahaan didasarkan atas kesukarelaan.
Kesukarelaan bukan semata-mata karena belas kasihan, namun karena pengertian
yang mendalam tentang hubungan yang erat antara pencapaian tujuan masyarakat
dengan pencapaian tujuan perusahaan.
42 Dwi Kartini, Op.Cit, hal. 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Curt Werden seperti yang dikutip Parsudi Suparlan43, menjelaskan bahwa
perusahaan yang memaknai CSR sebagai bentuk corporate social investment akan
mengambil kebijakan dari sekedar menyumbang (charity/philantrophy) menjadi
bagian dari investasi. Kegiatan CSR itu dilakukan dengan motivasi yang beragam,
tergantung pada cara perusahaan melihat dan memaknai CSR itu sendiri.
Dalam prakteknya di lapangan, suatu kegiatan perusahaan disebut CSR
ketika memiliki sejumlah unsur berikut 44:
1. Continuity and sustainability atau berkesinambungan dan berkelanjutan
merupakan unsur vital dari CSR. CSR merupakan hal yang bercirikan
pada long term perspective dan bukan berdasar trend
2. Community empowerment atau pemberdayaan komunitas, salah satu
indikasi dari suksesnya sebuah program CSR adalah dengan adanya
kemandirian yang lebih pada komunitas, dibandingkan dengan sebelum
program CSR hadir.
3. Two ways, artinya program CSR bersifat dua arah. Korporat bukan lagi
berperan sebagai komunikator belaka tetapi juga harus mampu
mendengarkan aspirasi dari komunitas.
Terkait dengan pelaksanaan kegiatan CSR, Kartini dalam bukunya CSR:
Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia,
menjelaskan beberapa indikator kinerja kunci dalam melihat implementasi CSR
yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan yakni dapat dilihat dari 45:
43 Dr. Mukti Fajar ND, Op.Cit, hal.30 44 Reza Rahman, Op.Cit, hal 13-14 45 Dwi Kartini, Op.Cit, hal. 54-55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
1. Leadership (kepemimpinan), program CSR dapat dikatakan berhasil jika mendapatkan dukungan top management, terdapat kesadaran filantropik dari pimpinan yang menjadi dasar pelaksanaan program
2. Proporsi bantuan, CSR dirancang bukan semata-mata pada kisaran anggaran saja, melainkan juga pada tingkatan serapan maksimal, artinya apabila areanya luas, maka anggarannya harus besar
3. Transparansi dan Akutabilitas, terdapat laporan tahunan (annual report) 4. Cakupan Wilayah (Coverage Area), terdapat identifikasi penerima
manfaat secara tertib dan rasional berdasarkan skala prioritas yang ditentukan
5. Perencanaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi 6. Pelibatan Stakeholder (stakeholder engagement) 7. Keberlanjutan (Sustainability), terjadi alih peran dari perusahaan ke
masyarakat, tumbuhnya rasa memiliki program pada diri masyarakat 8. Hasil Nyata (Outcome), memberikan dampak ekonomi masyarakat yang
dinamis, terjadi penguatan komunitas.
3. Community Development Sebagai Bentuk Kegiatan Corporate Sosial
Responsibilty (CSR)
Salah satu ruang lingkup kegiatan CSR yang dapat dilakukan dan
dipraktekan perusahaan adalah dengan melibatkan komunitas sekitar dengan
kegiatan pengembangan masyarakat lokal atau community development.
Masyarakat lokal yang dimaksud disini adalah masyarakat yang berada di sekitar
operasi perusahaan dan tidak memiliki hubungan secara kontraktual dengan
perusahaan. Kegiatan CSR melalui community development diupayakan agar
mampu memberdayakan potensi masyarakat lokal sehingga dapat memberi
manfaat jangka panjang bagi perusahaan dan masyarakat itu sendiri.
Budimanta 46 mendefinisikan community development sebagai kegiatan
pengembangan masyarakat yang diselenggarakan secara sistematis, terencana, dan
46 Reza Rahman, Op.Cit. hal.8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial,
ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih baik.
Secara hakikat community development merupakan suatu proses adaptasi
sosial budaya yang dilakukan oleh perusahaan, pemerintah, terhadap komunitas
lokal. Artinya, perusahaan adalah sebuah elemen dari serangkaian elemen yang
ada dalam masyarakat. Sebagai salah satu elemen, perusahaan masuk dalam
struktur sosial masyarakat setempat dan berpengaruh terhadap elemen lain yang
ada. Dengan kesadarannya, perusahaan harus dapat membawa komunitas lokal
kearah kemandirian tanpa merusak tatanan sosial budaya yang sudah ada.
Dalam Journal of International Social Research Volume 2/9 halaman 204
Fall 29 dengan Corporate Social Responsibility And Its Role In Community
Development: An International Perspective oleh Maimunah Ismail disebutkan
bahwa :
“Pemberdayaan masyarakat merujuk pada inisiatif yang dilaksanakan oleh masyarakat dengan kemitraan dengan organisasi eksternal atau korporasi untuk memberdayakan individu dan kelompok masyarakat dengan menyediakan kelompok-kelompok dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menghasilkan perubahan di komunitas mereka sendiri”
Pelaksanaan CSR melalui community development menurut AB Susanto47
dapat dilakukan dengan siklus pengembangan komunitas yang dimulai dengan
berprinsip pada development, yakni pengembangan konsep, tujuan, dan sasaran
program berdasar community needs analysis atau analisa kebutuhan komunitas.
Dalam melakukan analisis kebutuhan, perusahaan harus benar-benar dapat
memenuhi kebutuah (Needs Analisis), dan bukan sekedar membuat daftar
47 Reza Rahman, Op. Cit, hal. 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
keinginan (list of Wants) yang bersifat sesaat. Analisis kebutuhan harus dilakukan
secara cermat agar dapat menggali kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya
dibutuhkan oleh masyarakat banyak, bukan merupakan keinginan beberapa orang
saja, apakah tokoh masyarakat, atau kepala desa yang mempunyai kewenangan
menentukan keputusan48. Dalam melaksanakan tahap ini komunitas yang menjadi
sasaran dilibatkan/didorong untuk berpartisipasi aktif (involve).
Tahap selanjutnya adalah sosialisasi (socialize) program kepada seluruh
komunitas, sehingga sebagai sasaran program komunitas merasa memiliki dan
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan serta keberhasilan program. Dalam tahap
sosialisasi ini merupakan tahap yang penting, sosialisasi hendaknya melalui media
dengan pesan komunikasi yang tepat. Selanjutnya program yang disajikan untuk
direalisasikan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan komunitas (cater).
Perusahaan harus mampu mengakomodasi tentang needs, desire, interest, dan
wants yang muncul dalam komunitas dan terkait dengan pelaksanaan proyek,
korporat sebaiknya menggunakan tenaga kerja setempat (utilize). Tahap terakhir
adalah socialize, yang berarti sosialisasi program community development kepada
pihak luar melalui aktivitas PR.
Kegiatan CSR yang dilakukan PR perusahaan melalui community
development mengandung upaya untuk meningkatkan partisipasi dan rasa
memiliki (participating and belonging together) terhadap program yang
dilaksanakan, dan harus mengandung unsur pemberdayaan masyarakat.
48 Komunitas,Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Volume 4, Nomor 1, Juni 2008, hal 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Sebagaimana dikemukakan Jim Ife dan Frank Tesoriero 49 bahwa partisipasi
sebagai suatu konsep dalam community development merupakan sebuah konsep
sentral dan prinsip dasar dari community development. Peningkatan partisipasi
masyarakat merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat (social
empowerment), secara aktif yang berorientasi pada pencapaian hasil pelaksanaan
program yang dilakukan masyarakat. Dalam pelaksanaannya program community
development yang dilaksanakan perusahaan dapat dijalankan melalui beberapa
pendekatan yakni :
1. Perencanaan dengan sistem “top down planning” artinya adalah
perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai pemberi gagasan
awal serta perusahaan berperan lebih dominan dalam mengatur jalannya
program yang berwal dari perencaan hingga proses evaluasi, dimana
peran masyarakat tidak begitu berpengaruh.
2. Perencanaan dengan sistem “bottom up planning” artinya adalah
perencanaan yang dilakukan dimana masyarakat lebih berperan dalam
hal pemberian gagasan awal sampai dengan mengevaluasi program yang
telah dilaksanakan sedangkan perusahaan hanya sebagai fasilitator
dalam suatu jalannya program.
Pada perkembangannya konsep CSR perusahaan melalui kegiatan
community development membutuhkan kemitraan diantara stakeholders seperti
pemerintah dan masyarakat (civil society) atau yang dikenal dengan istilah Tri-
49 Jim Ife, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi: Community Development, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, hal. 294
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Sector Partnership 50 . Melalui kemitraan ini diharapkan program community
development yang dilaksanakan tidak berjalan sendiri-sendiri atau tidak tumpang
tindih.
Gambar 1.3. Tri Sector Partnership
Dengan melibatkan kemitraan 3 pilar utama dalam negara yakni
pemerintah, masyarakat dan korporasi masing-masing pihak yang terlibat dalam
pola kemitraan mempunyai potensi yang bisa dikembangkan untuk saling
berkolaborasi dalam mengembangkan program community development.
Sebagai bentuk konsep yang membangun masyarakat sekitar kehadiran
CSR yang dilaksanakan perusahaan melalui community development mampu
memberikan kontribusi dan manfaat nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat
sasaran dan perusahaan pelaksana. Pada umumnya community development
dianggap sebagai sarana yang tepat untuk melaksanakan aktivitas CSR. Menurut
Soetomo51 hal ini ditunjukan dari beberapa pertimbangan. Pertama, sesuai dengan
karakteristik melalui program community development dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan unsur modal sosial baik yang dimiliki dunia usaha maupun
masyarakat. Perusahaan dapat membangun citra sehingga dapat berdampak pada 50 Prof. Dr. Dwi Kartini, Op. Cit. hal.52 51 Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit, hal. 229
Pemerintah
Masyarakat, Institusi Pendidikan
Korporasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perluasan jaringan dan peningkatan trust. Sementara itu bagi masyarakat lokal,
dapat dikembangkan dan dimanfaatkan solidaritas sosial, kesadaran kolektif,
mutual trust dan resiprokal untuk mendorong tindakan bersama guna
meningkatkan kondisi kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural masyarakat.
Kedua, melalui community development diharapkan adanya hubungan
sinergis antara kekuatan dunia usaha melalui berbagai bentuk bantuannya dengan
potensi yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian, CSR bukan semata-
mata karitatif, melainkan usaha untuk mengembangkan kapasitas masyarakat
secara berkesinambungan dan terlembagakan. Ketiga, aktivitas bersama antara
dunia usaha dengan masyarakat, terutama masyarakat lokal melalui community
development dapat difungsikan berbagai sarana komunikasi. Apabila komunikasi
sudah terlembagakan, berbagai persoalan dalam hubungan dunia usaha dengan
masyarakat dapat dibicarakan melalui proses dialog yang elegan untuk
mengakomodasi kepentingan semua pihak.
4. Bentuk-Bentuk Program Community Development
Pada dasarnya bentuk program community development yang dilaksanakan
antar yang satu perusahaan dengan yang lain berbeda dan disesuaikan dengan
landasan kebijakan yang diemban perusahaan tersebut. Mengingat bahwa tidak
ada program baku yang well implemented di setiap perusahaan maka berikut
disajikan beberapa contoh lingkup program community development52:
52 Reza Rahman, Op.Cit, hal.225
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 1.1. Ruang lingkup program community development
Bidang Muatan
Sosial Pendidikan/pelatihan, kesehatan, kesejahteraan sosial,
kepemudaan/kewanitaan, keagamaan, kebudayaan,penguatan
kelembagaan, dll
Ekonomi Kewirausahaan, pembinaan UKM, Agribisnis, Pembukaan
lapangan kerja, Sarana dan prasarana ekonomi, Usaha
produktif, dll
Lingkungan penghijauan, pengelolaan air, pelestarian alam, penyehatan
lingkungan, dll
Dalam bidang ekonomi, model kegiatan yang dapat dilakukan dalam
membangun hubungan antara perusahaan dan masyarakat sekitar yang lebih
berkualitas adalah melalui pengembangan usaha produktif yang disesuaikan
dengan kemampuan sumber daya masyarakat tersebut. Dalam kaitan ini,
kepedulian perusahaan besar akan memberi manfaat kepada kedua belah pihak,
khususnya dalam rangka pengurangan dampak gejolak sosial sebagai akibat
adanya kecemburuan sosial.
Bentuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui
comunity development dapat dilaksanakan dengan : (1) Perusahaan memberikan
penguatan kapasitas masyarakat (capacity building), (2) Perusahaan melakukan
program kemitraan (collaboration) dalam bentuk pemberdayaan ekonomi, (3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Perusahaan penerapan inovasi yang kreatif yang berdimensi pada kearifan lokal
dengan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat dan ramah lingkungan53.
Berikut ini contoh model program community development bidang
ekonomi yang pernah dilaksanakan perusahaan multinasional di Indonesia :
Tabel 1.2. Model pelaksanaan community development bidang
ekonomi
Perusahaan Pelaksanaan
PT Unilever Indonesia Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam :
Mengajak kelompok tani kedelai hitam menjadi
pemasok pabrik Kecap Bango. Dengan cara
mendampingi dan memberikan bibit kedelai hitam
terbaik, pengarahan mengenai penanaman, dan
pinjaman tanpa bunga54
PT INCO Program Pertanian Ulat Sutera : Memacu ekonomi
pertanian lokal dengan memberikan bantuan alat dan
pelatihan hortikultura55
PT Medco Energi Program Micro Financing Service (MFS) : Memberikan
bantuan pendanaan usaha mikro masyarakat dengan
sistem dana bergulir56
53Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Op.Cit. hal.132 54 Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit, hal. 332 55 Ibid. hal. 337 56 Ibid. hal. 349
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
5. Penyulingan Kayu Putih Sebagai Alternatif Kegiatan Community
Development
Melihat adanya potensi yang bisa dikembangkan dari masyarakat
Kelurahan Kutawaru dengan dukungan lahan subur/areal seluas 400 hektar milik
Perum Perhutani yang belum termanfaatkan, PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
sebagai perusahaan yang berkomitmen mewujudkan tanggungjawab sosial
perusahaan (corporate sosial responsibility) berusaha memahami apa yang
menjadi setiap permasalahan masyarakat sekitar melalui program community
development yang dilaksanakan. PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap bersama
masyarakat Kutawaru dengan menggandeng Perhutani KPH Banyumas Jawa
Tengah menjalin kemitraan dengan mengolah lahan tersebut untuk ditanami
pohon kayu putih sebagai bahan baku untuk diolah menjadi minyak kayu putih
yang merupakan potensi sumber daya alam yang terbarukan dan bernilai
ekonomis tinggi selain itu pada sela-sela tanaman kayu putih masih bisa ditanami
tanaman semusim secara tumpangsari, sehingga lahan dapat menghasilkan
tambahan selain dari tanaman kayu putih tersebut.
Minyak kayu putih berasal dari jenis pohon seperti Melaleuca
leucadendron dan eucalyptus sp. Jenis tanaman ini mempunyai daur biologis yang
panjang, cepat tumbuh, dapat tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik
maupun jelek dengan kadar garam tinggi maupun asam dan toleran ditempat
terbuka serta tahan terhadap kebakaran. Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus,
tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini
dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi, dapat tumbuh di dekat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di
tanah kering sampai basah.
Daun kayu putih melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak
atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai
kehijau-hijauan*. Secara umum proses pengambilan atau pengolahan minyak kayu
putih dibagi menjadi 4 cara :
1. Destilasi dengan air Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan direbus langsung di dalam air, minyak akan menguap bersama air kemudian diembunkan dan dipisahkan
2. Destilasi dengan air dan uap Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan diletakkan langsung di atas air yang mendidih, minyak akan terbawa air yang menguap kemudian diembunkan dan dipisahkan
3. Destilasi uap Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan dilewati uap air (steam), minyak akan terbawa steam kemudian diembunkan dan dipisahkan
4. Destilasi dengan pelarut Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan ditambah pelarut tertentu (alkohol dll) kemudian diuapkan, minyak akan terbawa oleh pelarut kemudian diembunkan dan dipisahkan.
Kegiatan CSR penyulingan kayu putih sangat prospektif untuk
dikembangkan, selain karena tanaman kayu putih mudah untuk dibudidayakan
termasuk pada lahan kritis sekalipun, hal ini juga masih banyaknya permintaan
akan minyak kayu putih yang belum dapat dipenuhi. Kegiatan CSR penyulingan
kayu putih akan memberikan manfaat tersendiri bagi pelaksananya baik
perusahaan maupun masyarakat/stakeholder. Melalui kegiatan ini diharapkan
dapat menjadi investasi jangka panjang perusahaan dalam membina hubungan
baik dengan masyarakat, sedangkan bagi masyarakat diharapkan dapat memenuhi
* Data dokumen Perhutani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
kebutuhan akan program serta memberikan tambahan pendapatan dari kegiatan
CSR kepada masyarakat. Namun, salah satu persoalan untuk melaksanakan
kegiatan penyulingan kayu putih adalah adanya kendala yang dihadapi masyarakat
terkait pengadaan sarana/alat penyulingan kayu putih.
Untuk mendukung program tersebut, keterlibatan masyarakat maupun
stakeholder sangat berpengaruh dalam memberikan sosialisasi mengenai program
yang akan dilaksanakan perusahaan. Melalui opinion leader maupun lembaga
yang dibentuk perusahaan, masyarakat yang menjadi sasaran program mengetahui
adanya program yang akan dijalankan sehingga masyarakat merasa dilibatkan
yang pada akhirnya terdapat kesepahaman antara pelaksana dengan sasaran
kegiatan CSR.
6. Evaluasi Program CSR
Kegiatan CSR yang dilaksanakan perusahaan perlu dilihat lebih jauh
bagaimana hasil yang dicapai apakah sudah mencapai tujuan yang diharapkan
bagi masyarakat maupun perusahaan, untuk itu perlu dilakukan evaluasi. Dalam
konteks PR Lindenmann menyebut evaluasi PR adalah “setiap dan semua
penelitian yang dirancang untuk menentukan efektivitas relative sebuah program,
kegiatan atau strategi PR dengan mengukur keluaran (output), atau dampak
(outcome) program, kegiatan atau strategi itu berdasarkan sejumlah tujuan
(objective) yang sudah ditetapkan sebelumnya57.
57 Iriantara Yosal. Op.Cit, hal. 148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Evaluasi memberikan kontribusi yang sangat besar bagi sebuah program.
Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk
pengambilan keputusan (decision maker). Evaluasi dapat dipakai untuk
menyelidiki seberapa luas program itu berhasil sehingga dapat dibuat keputusan-
keputusan, seperti58:
1. Menghentikan program karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksanan sebagaimana diharapkan.
2. Merevisi program karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan
3. Melanjutkan program karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat
4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat lain atau mengulangi program di lain waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik, bermanfaat dan perlu dilaksanakan lagi di lain waktu serta di tempat lain.
Terkait dengan hasil evaluasi program, dalam Journal penelitian yang
diterbitkan Human Resource Planning Journal 30(1), pp. 30-35 dengan judul
“Corporate Social Responsibility in Global Health Fellows International
Volunteering Program” oleh Taryn Vian, M.Sc disimpulkan bahwa :
"Evaluasi atas program Pfizer Global Health Fellows menemukan bahwa program tersebut telah memberikan dampak positif pada organisasi penerima, dan telah meningkatkan keterampilan pribadi dan profesional pekerja dalam program tersebut. Temuan evaluasi menunjukkan bahwa program GHF bisa diperluas, baik dalam Pfizer atau melalui kerja sama dengan perusahaan tambahan, untuk meningkatkan dampak program. Sebuah program diperluas akan meningkatkan manfaat bagi perusahaan yang berpartisipasi serta Organisasi Mitra di negara berkembang.
Evaluasi program ini sendiri dapat dibedakan ke dalam berbagai jenis
tergantung dari tujuan evaluasi dan fase kegiatan yang dievaluasi yaitu:
58Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, 1998, hal.8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
1. Evaluasi awal (Pre-programme Evaluation) Yaitu evaluasi sebagai alat analisa guna memperbaiki rencana kegiatan
atau rancangan suatu proyek. 2. Evaluasi Proses (On Going Programme Evaluation) Yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung 3. Evaluasi akhir (Expose Programme Evaluation) Yakni evaluasi yang digunakan untuk mengetahui pencapaian
keseluruhan hasil kegiatan yang digunakan untuk mengetahui pencapaian keseluruhan hasil kegiatan yang direncanakan dalam hubungan efisiensi, efektivitas, dan kemungkinan-kemungkinan dampak hasil
Penelitian tentang program community development penyulingan kayu
putih yang dilakukan oleh Departemen Community Relations PT Holcim
Indonesia Tbk Cilacap tergolong Evaluasi proses (On Going Programme
Evaluation) karena program community development penyulingan putih ini sudah
berakhir perencanaannya, namun program tersebut masih berjalan hingga
sekarang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model CIPP (Context, Input,
Process, Product). Pendekatan CIPP ini pada dasarnya merupakan pendekatan
yang digunakan dalam pengembangan program yang secara keseluruhan
memperhitungkan keterkaitan antar faktornya (CIPP).
Pendekatan model CIPP dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam dan
kawan-kawannya yang tergabung dalam kelompok ilmuwan Phi Delta Kapha
(1967) di Ohio State University Amerika Serikat, dengan empat sasaran penelitian,
yaitu59:
1. Penilaian tentang konteks (Context) Penilaian konteks adalah penilaian yang mengarah pada konteks
kebutuhan yang terkait dengan lingkungan. Jadi yang dinilai di sini adalah terkait latar belakang program, tujuan program, sasaran program serta kebutuhan-kebutuhan apa yang belum terpenuhi atau yang
59Ibid, hal.39-40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
diperkirakan akan diperlukan tapi belum terpenuhi terkait dengan spesifikasi lingkungan. sebagaimana terkait dengan program, penilaian konteks diperlukan untuk menilai apakah tujuan yang ingin dicapai yang telah dirumuskan dalam program benar-benar dibutuhkan dan apakah telah disesuaikan dengan kebijakan pelaksana program.
2. Penilaian tentang masukan (Input) Meliputi pertimbangan tentang sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan umum dan tujuan khusus suatu program. Informasi-informasi yang terkumpul selama tahap penilaian, seharusnya digunakan oleh pengambil keputusan untuk menentukan sumber dan strategi di dalam keterbatasan dan hambatan yang ada. Dalam evaluasi program community development penyulingan kayu putih ini, penilaian input mengarah pada penilaian kemampuan pelaksana program (software), penilaian fasilitas, sarana dan dana (hardware)
3. Penilaian tentang proses (Process) Penilaian proses adalah penilaian yang mengarah pada proses
pelaksanaan program dalam upaya mencapai tujuan program. Dalam penilaian proses diperlukan catatan kejadian-kejadian yang muncul selama program berlangsung. Catatan tersbut digunakan untuk menentukan kelemahan dan kekuatan pendukung dan penghambat program jika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuannya adalah membantu penanggungjwaban pemantauan agar lebih mudah mengetahui kelemahan-kelemahan program dari berbagai aspek untuk kemudahan dapat dengan mudah melakukan perbaikan
4. Penilaian tentang hasil (Product) Penilaian yang dilakukan oleh penilai di dalam mengukur pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian ini berfungsi membantu penanggungjawab program dalam mengambil keputusan, meneruskan, memodifikasi atau menghentikan program. Penilaian hasil memerlukan perbandingan antara hasil program dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Penggunaan model CIPP dilakukan, karena secara keseluruhan model
CIPP memperhatikan keterkaitan secara menyeluruh dari konteksnya yang
meliputi informasi dari beberapa faktor mengenai kondisi dan karakteristik
konteks sebelum dilaksanakan. Masukan yang diberikan sebagai persiapan
pelaksanaan program supaya berjalan lancar. Proses bagaimana program
dilaksanakan dari awalnya dengan pendekatan apakah sesuai konteks dan
merupakan proses yang tepat untuk mencapai tujuan program.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Dalam hal ini program community development penyulingan kayu putih
yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dapat dikatakan berhasil
apabila program tersebut memberikan efek positif bagi sasarannya. Untuk melihat
hal tersebut, digunakan parameter indikator eksternal berdasar sasaran dan tujuan
dari program yakni memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui
kegiatan produktif penyulingan kayu putih. Indikator tersebut meliputi 60:
· Indikator Ekonomi
§ Tingkat pertambahan kualitas dan prasarana
§ Tingkat kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat
§ Tingkat peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat secara berkelanjutan
· Indikator Sosial
§ Frekuensi terjadinya gejolak
§ Tingkat hubungan kualitas sosial antar perusahaan dengan masyarakat
60 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing, Gresik, hal.151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan
dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 1.4. Skema Penelitian Proses Komunikasi Departement Community
Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui Community
Development Penyulingan Kayu Putih
Saran/Masukan bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
Public Relations Departeman Community Relations
Perusahaan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap : memiliki tujuan menjalin hubungan baik dengan masyarakat
Program CSR Community Development Penyulingan Kayu Putih : Memberdayakan masyarakat , Citra positif perusahaan
Publik Masyarakat Kelurahan Kutawaru dan menjalin kemitraan dengan Perhutani
Efek/Respon Dapat berupa tanggapan positif maupun negatif dari publik terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk.Cilacap
Proses komunikasi Departement Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui tahapan manajerial (fact finding, planning, communicating, evaluation)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
G. KONSEP-KONSEP
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses dimana dua orang atau lebih membentuk
atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Dalam penelitian ini
komunikasi akan dilihat sebagai sebuah proses manajerial PR (fact finding,
planning, communicating, evaluation) yang dijalankan Departemen Community
Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai komunikator dalam
menyampaikan pesan-pesan melalui program CSR community development
penyulingan kayu putih kepada publik (komunikan) yakni masyarakat kelurahan
Kutawaru dan Perhutani dengan tujuan tercipta saling pengertian yang pada
akhirnya menciptakan efek berupa tanggapan yang terjadi di tengah masyarakat
Kelurahan Kutawaru dan Perhutani sebagai bentuk umpan balik (feedback) dari
proses komunikasi tersebut.
2. Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR merupakan suatu konsep mengenai tanggung jawab sosial perusahaan
pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Seperti definisi CSR yang dinyatakan
Business for Social Responsibilty/BSR (2002), sebagai : “Business practice that
strengthen accountability, respecting, ethical values in the interest of all
stakeholder.
Salah satu pilar dari CSR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah
peran serta masyarakat (community involvement). PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap sebagai perusaahaan yang memiliki komunitas di sekitar area kegiatannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
selalu berusaha mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kegiatan
pemberdayaan masyarakat (community development). Salah satu program CSR
bidang ekonomi yang dijalankan adalah community development penyulingan
kayu putih yang menjalin kerjasama dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru dan
instansi pemerintah dalam hal ini Perhutani. Melalui community development
penyulingan kayu putih ini masyarakat Kelurahan Kutawaru mengembangkan
usaha produktif penyulingan kayu putih mulai dari penanaman, perawatan,
pemanenan pohon kayu putih hingga proses penyulingan daun kayu putih menjadi
minyak kayu putih yang bernilai ekonomis tinggi. Minyak kayu putih sebagai
produk hasil penyulingan ini nantinya dapat dijual oleh masyarakat dengan
harapan dapat membantu memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat.
Dalam penelitian ini CSR penyulingan kayu putih yang dilaksanakan oleh
PT. Holcim Indonesia Tbk dipandang sebagai sebuah kegiatan komunikasi yang
didalamnya terkandung aspek pesan dari komunikator kepada komunikan.
Melalui kegiatan CSR penyulingan kayu putih ini, komunikator dalam hal ini PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap selain bertujuan memberdayakan masyarakat juga
bertujuan menyampaikan pesan-pesan perusahaan kepada masyarakat yang tujuan
akhirnya adalah tercipta saling pengertian dan tebina hubungan yang harmonis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3. Publik
Publik adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar
perusahaan yang mempunyai pengaruh dalam menentukan keberhasilan
perusahaan. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat beberapa publik
yang dihadapi perusahaan salah satunya komunitas. Dalam penelitian ini publik
yang dimaksud adalah adalah pihak-pihak yang terlibat dalam program CSR
community development penyulingan kayu putih yakni masyarakat Kelurahan
Kutawaru yang tergabung dalam LMDH dan Perhutani.
4. Efek/Respon
Efek dalam proses komunikasi adalah perubahan yang tejadi pada diri
komunikan, sebagai akibat dari pesan yang diterima baik secara langsung maupun
menggunakan media. Dalam penelitian ini efek/respon dilihat dari sikap perilaku,
dukungan, umpan balik (feedback) berbentuk tanggapan dari masyarakat
Kelurahan Kutawaru sebagai khalayak sasaran baik secara positif atau negatif
terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai akibat proses komunikasi
yang dilakukan komunikator PT. Holcim Indonesia Tbk melalui program CSR
penyulingan kayu putih. Tanggapan berupa kepuasan-kepuasan kelompok dalam
masyarakat sebagai bentuk umpan balik terhadap perusahaan ini dapat dijadikan
indikator keberhasilan proses komunikasi yang dijalankan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan
atau memperoleh data-data yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan
pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang
diamati untuk mendukung penyajian data61.
Secara umum, studi kasus dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan pada saat muncul pertanyaan “bagaimana” atau “kenapa”, ketika
peneliti hanya memiliki sedikit kontrol terhadap peristiwa, dan fokus
penelitiannya adalah fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks
kehidupan nyata62.
Menurut Patton 63 , studi kasus merupakan upaya mengumpulkan dan
kemudian mengorganisasikan serta menganalisis data, tentang kasus–kasus
tertentu berkenaan dengan permasalahan–permasalahan yang menjadi perhatian
peneliti, untuk kemudian data tersebut dibanding–bandingkan atau dihubung–
hubungkan satu dengan yang lainnya (dalam hal lebih dari satu kasus) dengan
tetap berpegang pada prinsip holistik dan kontekstual. Sedangkan yang dapat
diangkat menjadi kasus adalah individu, kelompok, organisasi, institusi, corak
budaya, dan bahkan wilayah.
61 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal.3 62 Yin, Studi Kasus (Desain dan Metode), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2003, hal.1 63 Pawito, Op.Cit, hal. 141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Lantaran studi kasus pada hakekatnya adalah penelitian kualitatif, maka
peneliti biasanya tidak bermaksud membuat preposisi-preposisi yang berlaku
umum (generalisasi). Perbandingan (mencoba mengetahui persamaan dan
perbedaan yang ada) di antara kasus-kasus yang diteliti, dan menghubung-
hubungkan satu dengan lainnya merupakan cara analisis yang lazim digunakan
dalam studi kasus64.
Melalui metode studi kasus dalam penelitian ini, peneliti berupaya secara
seksama dan dengan berbagai cara mengkaji proses komunikasi yang
dilaksanakan melalui tahapan manajerial Departemen Community Relations PT
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam rangka membina hubungan dengan
masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun Perhutani melalui pelaksanaan program
community development penyulingan kayu putih, dengan mempelajari semaksimal
mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian sehingga
diperoleh uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana proses
komunikasi melalui tahapan manajerial yang dijalankan PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap pada pelaksanaan program community development penyulingan
kayu putih dilihat dari keberhasilan pencapaian tujuan dan hasilnya serta
efek/respon berupa tanggapan masyarakat Kelurahan Kutawaru.dan Perhutani
yang timbul sebagai akibat proses komunikasi yang dilaksanakan PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap.
64 Pawito, Op.Cit, hal. 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Dalam penelitian studi kasus ini peneliti menggunakan berbagai sumber
data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara
komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, program, organisasi atau
peristiwa yang diteliti secara sistematis65. Karenanya, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi-
dokumentasi, bukti-bukti fisik dan lainnya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen model evaluasi
Context, Input, Process, Product (CIPP), seperti yang telah diuraikan sebelumnya
dengan pertimbangan lebih sistematis, terarah dan mudah dimengerti melalui
komponen-komponen tahapannya.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dipilih karena perusahaan ini melaksanakan
kegiatan CSR melalui program community development. Salah satunya program
community development penyulingan kayu putih yang dijalankan dalam bentuk
kemitraan. dengan Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru sehingga
menarik untuk diteliti.Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan penelitian di
Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap dan di Kelurahan Kutawaru sebagai tempat
pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih.
65 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hal. 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3. Jenis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yang
membantu mendapatkan informasi yang dibutuhkan, yaitu:
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari
hasil wawancara dengan pelaksana, mitra maupun sasaran program,
yakni pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani BKPH Rawa
Timur Cilacap dan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung
dalam LMDH Rawa Kuna. Untuk mendapatkan data yang mendalam,
peneliti melakukan in-depth interview dengan para informan. Dalam
melakukan in-depth interview peneliti mendatangi para informan
beberapa kali dengan durasi wawancara yang berbeda-beda disesuaikan
dengan kebutuhan peneliti. Hasil wawancara dengan informan ini
kemudian direkapitulasi dan dijadikan sebagai data utama dalam
penelitian ini.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh
dengan mengutip serta mengumpulkan keterangan-keterangan dari
sumber lain seperti company profil PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
yang diperoleh dari Departemen HRD yang diambilkan dari server
www.holcim.co.id, proposal, artikel, maupun dokumen dari PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap.
Dalam penelitian ini peneliti banyak menggunakan data dokumen dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani BKPH Rawa
Timur Cilacap, data dokumen tersebut sangat membantu peneliti dalam
mendukung informasi yang disajikan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu:
a. Wawancara mendalam (in-depth interviewing)
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth
interviewing) dengan pertanyaan yang bersifat ”open ended” tidak
secara formal terstruktur dan mengarah pada kedalaman informasi66.
Dalam penelitian ini digunakan wawancara terbuka, dimana subyek tahu
bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud
wawancara tersebut67. Pihak yang diwawancarai dalam penelitian ini
adalah :
1. Pihak PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap, yang terdiri dari Manager
Community Relations, Community Development Coordinator,
Community Relations Officer 2 (CRO 2)
2. Pihak Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap, yang terdiri dari Asper
BKPH Rawa Timur, KRPH Cilacap dan Mandor PHBM, dan
3. Masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam hal ini yang menjadi sasaran
program community development penyulingan kayu putih; terdiri dari
Ketua, Sekretaris dan Anggota LMDH Rawa Kuna Cilacap. 66 HB. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Penerapannya dalam Penelitian, Sebelas Maret University Press,Surakarta, 2002,, hal. 59 67 Lexy J. Moleong, Op.cit, hal.137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Pemilihan informan masyarakat sasaran program ini didasarkan atas
keanekaragaman profesi yang mereka jalankan dalam program ini
sehingga diharapkan didapatkan data yang bervariasi.
b. Observasi
Peneliti melakukan observasi partisipan dalam jenis observasi yang
nampak (overt observation) 68 pada kantor Departemen Community
Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun kantor Perhutani
BKPH Rawa Timur Cilacap. Dalam observasi ini peneliti teridentifikasi
secara jelas dan selama observasi subjek riset sadar bahwa mereka
sedang diobservasi. Dalam observasi yang dilakukan peneliti, pihak PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sangat suportif dalam membantu peneliti
mengerjakan penelitian ini yakni dengan memposisikan peneliti bukan
sebagai mahasiswa peneliti namun lebih menempatkan posisi yang
sejajar sebagai staff Departemen Community Relations dengan sering
melibatkan peneliti dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap seperti; mengajak peneliti melakukan
kunjungan maupun pengecheckan langsung ke Kelurahan Kutawaru
sebagai lokasi/tempat pelaksanaan program community development
penyulingan kayu putih dan dilibatkan dalam penilaian PROPER
Kementrian Lingkungan Hidup 2010 yang pada saat itu juga melakukan
kunjungan untuk menilai program ini, peneliti juga terlibat langsung
dalam pelaksanaan Community Advisory Panel (CAP) 2010 sebagai 68 Rachmat Kriyantono, Op. Cit. hal. 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
wadah komunikasi antara masyarakat dengan PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap untuk mengevaluasi program yang telah dan akan
dilaksanakan.
Pihak Perhutani dalam hal ini Mandor PHBM juga memberikan support
dengan membantu peneliti menjangkau informan yang sebenarnya
sangat sulit dijangkau karena pada dasarnya masyarakat sasaran program
community development penyulingan kayu putih ini tinggal dan hidup di
tengah hutan belantara. Mandor PHBM membantu peneliti dengan
mempertemukan informan dari pihak masyarakat sasaran program satu
per satu sesuai dengan yang telah ditentukan peneliti .
Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan pengamatan langsung
terhadap kondisi dan situasi tempat/lokasi pelaksanaan program
community development penyulingan kayu putih di Kelurahan
Kutawaru, Cilacap Jawa Tengah.
c. Dokumen
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan
mempelajari dokumen, arsip, laporan, maupun literatur lainnya dari PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani BKPH Rawa Timur
Cilacap yang relevan dengan permasalahan penelitian. Pengumpulan
data melalui studi dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data
penelitian terutama data-data yang tidak bisa dikumpulkan melalui
wawancara maupun observasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
5. Teknik Sampling
Pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu dalam mencari informasi peneliti memilih informan
yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat
dipercaya menjadi sumber data yang mantap. Bahkan di dalam pelaksanaan
pengumpulan data, puluhan informan dapat berkembang sesuai kebutuhan dan
kemantapan peneliti dalam memperoleh data 69.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa orang sebagai informan,
yakni pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program
community development penyulingan kayu putih melalui kemitraan tersebut, yaitu
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap, dan
masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat
Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna
Adapun informan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
penelitian ini terdiri dari :
a. Sigit Indrayana selaku Manager Community Relations PT Holcim
Indonesia Tbk Cilacap
b. Kusdiharto selaku Community Development Coordinator PT Holcim
Indonesia Tbk Cilacap
c. Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) PT
Holcim Indonesia Tbk Cilacap
69 HB Sutopo, Op.Cit , hal. 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Sementara itu informan dari Perhutani yang dijadikan mitra PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanankan program community development
penyulingan kayu putih yakni :
a. Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Perhutani Rawa Timur Cilacap
b. Badrudin selaku KRPH Rawa Timur Cilacap
c. Kursad selaku Mandor PHBM
Sedangkan informan dari masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai sasaran
program community development penyulingan kayu putih, meliputi :
a. Busro Hadi Susanto, lelaki 62 tahun yang tinggal di daerah Cipete ini
merupakan pensiunan Perhutani yang dipercaya oleh masyarakat
Kutawaru untuk menjadi Ketua LMDH Rawa Kuna, selain sebagai
Ketua LMDH Rawa Kuna Busro H.S juga merangkap sebagai kepala
pabrik dalam program community development penyulingan kayu putih.
b. Achmad Rif’an, lelaki 35 tahun yang tinggal di daerah Sembir ini
berprofesi sebagai Guru SLTP Al-Manar Kutawaru, selain sebagai guru
Achmad Rif’an juga merupakan Sekretaris LMDH Rawa Kuna sekaligus
Community Communication Channel (CCC) PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap wilayah Kelurahan Kutawaru
c. Basrun, lelaki 40 tahun ini yang tinggal di daerah Perkuyan merupakan
penyuling kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community
development penyulingan kayu putih Basrun berprofesi sebagai nelayan
d. Rajim, lelaki 45 tahun yang tinggal di daerah Cigadung ini merupakan
penyuling kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
development penyulingan kayu putih Rajim berprofesi sebagai penyadap
getah karet.
e. Satijan, lelaki 45 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan
pemetik daun kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program
community development penyulingan kayu putih Satijan berprofesi
sebagai penggarap sawah milik orang lain.
f. Tukiran, lelaki 42 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan
pengrajin kayu bakar untuk kegiatan community development
penyulingan kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community
development penyulingan kayu putih Tukiran berprofesi sebagai
penggarap sawah milik orang lain.
g. Suripto, lelaki 30 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan
petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community
development penyulingan kayu putih Suripto berprofesi sebagai Satpam
di Jakarta.
h. Warso, lelaki 65 tahun yang tinggal di daerah Jambusari ini merupakan
petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community
development penyulingan kayu putih Warso berprofesi sebagai
penggarap sawah milik orang lain.
i. Kasna, lelaki 59 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru ini merupakan
petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community
development penyulingan kayu putih Kasna berprofesi sebagai
penggarap sawah milik orang lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
j. Ruswandi, lelaki 53 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru ini
merupakan petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program
community development penyulingan kayu putih Ruswandi berprofesi
sebagai penggarap sawah milik orang lain
k. Wartaji, lelaki 64 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru ini
merupakan petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program
community development penyulingan kayu putih Wartaji berprofesi
sebagai penggarap sawah milik orang lain
6. Validitas Data
Dalam penelitian ini data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan
dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan
kebenarannya. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan untuk meyakinkan bahwa
data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan maka untuk lebih
memantapkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi
data70. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.
Dikutip oleh Sutopo 71 , Patton menyatakan ada empat macam teknik
triangulasi, yaitu (1) triangulasi data (2) triangulas peneliti (3) triangulasi
metodologis (4) triangulasi teoritis. Triangulasi didasari pola pikir fenomenologi
70 HB. Sutopo, Op.Cit, hal. 79 71 Ibid. hal. 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik simpulan yang mantap
diperlukan tidak hanya satu cara pandang.
Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi
data/sumber. Triangulasi data/sumber menunjuk pada upaya peneliti untuk
mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data
berkenaan dengan persoalan yang sama. Dalam hal ini peneliti bermaksud
menguji data yang diperoleh dari satu sumber untuk dibandingkan dengan sumber
lain. Sehingga data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila
digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa informan sumber
data yang berbeda yakni pihak pelaksana program dalam hal ini PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap serta pihak yang dijadikan mitra dan sasaran program
yakni Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pendapat mereka akan di ujikan dari
satu sumber untuk dibandingkan dengan sumber lain. Penulis juga
menggabungkan data dokumen yang diperoleh dari PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap maupun Perhutani dan sumber tertulis lainnya untuk semakin
memantapkan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Informan Pelaksana Program Informan Mitra dan Sasaran Progam
Data Pelaksanaan Program CD Penyulingan Kayu Putih
Gambar 1.5. Triangulasi Sumber (Data)
Proses triangulsi tersebut di atas dilakukan terus menerus sepanjang proses
mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa
sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu
dikonfrimasikan kepada informan.
7. Analisa Data
Analisis merupakan proses pencarian dan perencanaan secara sistematik
semua data dan bahan yang telah terkumpul agar peneliti mengerti benar makna
yang telah dikemukakannya, dan dapat menyajikannya kepada orang lain secara
jelas. Di dalam penelitian kualitatif, proses analisis yang digunakan tidak
dilakukan setelah data terkumpul seluruhnya, tetapi dilakukan pada waktu
bersamaan dengan proses pengumpulan data. Hal ini dilakukan karena analisis ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat menyeluruh
tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang diteliti.
Wawancara
Observasi
Data dokumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah model
analisis interaktif (interactive models of analysis), seperti yang dikemukakan
Miles dan Huberman72 yang mana bergerak di tiga komponen yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan dimana aktivitas ketiga komponen
tersebut bukanlah linier namun lebih merupakan siklus dalam struktur kerja
interaktif yang diuraikan seperti dibawah ini :
a. Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti utamanya menggunakan
teknik wawancara mendalam (in-depth interview) agar mendapatkan
informasi yang utuh dan mendalam. Selain itu, peneliti juga melakukan
observasi partisipan di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun
Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap serta melakukan observasi secara
langsung terhadap pelaksanaan program community development
penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru Cilacap Jawa Tengah.
Dalam proses pengumpulan data, peneliti terkadang mengalami
kekurangan data. Untuk mengatasi kekurangan data tersebut peneliti
beberapa kali menghubungi informan dari PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap yakni Harry Kusnanto dan Kusdiharto melalui telepon sebanyak
2 kali, hal yang sama juga peneliti lakukan dengan pihak Perhutani
yakni Yudhi Noviar, Badrudin dan Kursad melalui telepon sebanyak 3
kali. Bahkan peneliti melakukan wawancara tambahan dengan
mendatangi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan
72 H.B Sutopo, Op.Cit, hal. 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
masyarakat sasaran program sebanyak satu kali setelah penelitian ini
selesai dilaksanakan.
b. Reduksi Data
Adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data
(kasar) yang dilaksanakan selama berlangsungnya proses penelitian.
Setelah data dari hasil wawancara diperoleh, peneliti kemudian
melakukan transkrip wawancara untuk kemudian dijadikan sebagai data
penelitian. Peneliti selanjutnya melakukan analisis terhadap data hasil
wawancara dengan para informan dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap, Perhutani, dan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang telah
ditranskrip untuk mengetahui bagian mana yang sesuai dengan topik
penelitian dan bagian mana yang kurang relevan dengan penelitian.
Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian dengan
tujuan pokok permasalahan yang diteliti lebih terfokus.
c. Penyajian Data
Setelah memilah dan memilih data yang relevan dan mereduksi data
yang tidak sesuai dengan penelitian ini, peneliti melakukan penyajian
data, berupa kutipan hasil wawancara dan data dokumen dalam bentuk
gambar/skema dan tabel. Agar mudah dipahami dan tidak keluar dari
penelitian, peneliti menggabungkan data yang sudah direduksi tersebut
dengan narasi dari peneliti.
Penyajian data yang dikolaborasikan dengan narasi peneliti, selanjutnya
dilakukan analisa dengan teori-teori yang relevan. Pada penelitian ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
peneliti menggunakan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian
sehingga menghasilkan analisa yang tajam dan dapat dipercaya.
Akhirnya, proses analisa yang melibatkan teori dengan data penelitian
(hasil wawancara dan data dokumen) tersebut mampu menghasilkan
kesimpulan dari penelitian ini.
d. Penarikan Kesimpulan
Dari data yang telah tersusun peneliti mulai mengerti apa arti dari hal-
hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan, pola-pola, pernyataan-
pernyataan dan proporsi-proporsi sehingga langkah selanjutnya adalah
melakukan penarikan kesimpulan. Kemantapan kesimpulan akhir tidak
akan terjadi sampai proses pengumpulan data penelitian berakhir. Dari
kesimpulan tersebut, dapat diketahui saran-saran yang sekiranya mampu
memberikan masukan positif bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
terkait pelaksanaan program community development penyulingan kayu
putih ini.
Aktivitas dari ketiga komponen tersebut diatas berbentuk interaksi dengan
proses pengambilan data yang menggunakan proses siklus. Apabila dalam
penelitian, data yang terkumpul dirasa masih belum mencukupi untuk menguatkan
atau mendukung proses analisis maka peneliti dapat menyusun data kembali.
Dengan demikian, diharapkan analisis yang dihasilkan cukup mantap. Adapun
untuk memperjelas proses analisa data model interaktif Miles dan Huberman73 ini
dapat digambarkan seperti di bawah ini:
73 Ibid. hal 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Gambar 1.6. Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman
Reduksi Data
Pengumpulan data
Penarikan Kesimpulan
Penyajian Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap*
1. Sejarah PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Holcim Indonesia Tbk. atau dahulu dikenal dengan nama PT. Semen
Nusantara didirikan berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1
Tahun 1967 Jo UU No. 11 tahun 1970. Berdasarkan rapat BKPN pada tanggal 20
Desember 1973 telah dinyatakan feasibel terhadap proyek proposal pendirian
pabrik semen di Cilacap Jawa Tengah dalam rangka PMA. Persetujuan dari Bapak
Presiden RI dengan SK No. B-76/PRES 3/1974 tertanggal 4 Maret 1974 telah
diperoleh sesuai permohonan dari pemegang saham yang terdiri dari :
1. PT. Gunung Ngadeg Djaya (30% saham) Pengusaha Swasta Nasional.
2. Onoda Cement Co.Ltd (35% saham) Pengusaha Swasta Jepang
3. Mitsui Co.Ltd (35% saham) Pengusaha Swasta Jepang
Yang telah terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari BKPN dengan
Nomor: B 183/bkpn/II/1974 dan kemudian oleh Menteri Perindustrian RI
dikeluarkan ijin Pendirian Industri Semen di Cilacap dengan surat Nomor:
126/M/SK/3/74. PT. Semen Nusantara sebagai badan hukum secara resmi
didirikan berdasarkan Akte Notaris Kartini Mulyadi SH di Jakarta, dengan
register Nomor: 133 tanggal 18 Desember 1974 dengan usulan akte perubahan No.
* Company Profil PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
46 tanggal 11 Maret 1975, dalam bentuk Perseroan Terbatas dan berstatus
Penanaman Modal Asing/Join Venture, kemudian dikukuhkan dengan surat
Menteri Kehakiman RI No.V.A/5/96/25 tanggal 23 April 1975.
Pulau Nusakambangan yang tadinya sebagai lokasi tertutup telah dicabut
SK Presiden RI No. 38 tahun 1974. Dengan demikian dimungkinkan bagi PT.
Semen Nusantara untuk memanfaatkan sebagian areal Pulau Nusakambanagan
sebagai lokasi penambangan batu kapur yang merupakan salah satu bahan baku
utama dalam pembuatan semen, dan sebagai salah satu usaha perwujudan pasal 33
UUD 1945. kemudian realisasinya PT. Gunung Ngadeg Djaya sebagai pemegang
saham pihak Indonesia mendapat ijin penambangan daerah Gubernur Daerah
KDH TK 1 Jawa Tengah untuk :
1. Konsensi penambangan batu kapur di Pulau Nusakambangan seluas
1000 hektar sejak tahun 1975.
2. Konsensi penambangan tanah liat di Desa Tritih Wetan seluas 250
hektar.
3. Lokasi Pabrik semen di Kelurahan Karangtalun Kecamatan Cilacap
Utara dengan luas 26,5 hektar.
4. Lokasi perumahan di Kelurahan Gunung Simping dengan luas 10 hektar.
5. Lokasi service station/shipping distribution lengkap dengan loading
facility seluas 3,5 hektar (status kontrak dengan Perum Pelabuhan III
cabang Cilacap).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 2.1 Modal Pendirian PT. Semen Nusantara
Data Semula Tahun 1984
Modal Dasar Perseroan $ 21.000.000 $ 21.000.000
Modal Peminjaman $ 84.000.000 $ 92.000.000
Jumlah $ 105.000.000 $ 113.000.000
Peletakan batu pertama pendirian Pabrik Semen Nusantara dilakukan oleh
Bupati KDH tingkat II kabupaten Cilacap, yaitu Bapak H. RYK Mukmin pada
tanggal 19 Juni 1975. Pembangunan fisik dimulai tanggal 1 Juli 1975 dan selesai
tanggal 5 April 1977. Dalam pembangunan Pabrik Semen Nusantara, sebagai
konsultan perencanaan dan pembangunan pabrik adalah Naigai Consultant dan
Co., Ltd, Jepang. Suplier mesin-mesin dan pengawas pembangunan adalah F.L
Smith, Prancis dengan peralatan dari Jerman, Prancis, Denmark dan Jepang. Civil
Engineering dilakukan oleh PT. Jaya Obayashi Gumi dan instalasi listrik oleh PT.
Promits.
Selama pembangunan pabrik tersebut telah mempekerjakan kira-kira 1800
orang tenaga kerja Indonesia dan 150 orang tenaga asing yang bertindak sebagai
tenaga ahli yang berasal dari Prancis, Jerman, Denmark, dan Jepang. Pada tanggal
1 Juli 1977, PT. Semen Nusantara sudah mulai berproduksi dan produksi
komersial telah ditetapkan sejak tanggal 1 September 1977. Jenis semen yang
dihasilkan adalah semen Portland Type 1 dengan logo Candi Borobudur dan
Bunga Wijaya Kusuma sedangkan pengawasan mutu dilakukan oleh Technical
Asisitant dari Onoda Jepang dan Lembaga penelitian Bahasa Departemen
Perindustrian dan Kimia Bandung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Sejak tanggal 10 Juni 1993, PT. Semen Nusantara telah memiliki status
baru yaitu dengan pengambilan saham 100% oleh Indonesia, yang kemudian oleh
PT. Semen Cibinong Tbk. Diakuisisi sebagai unit IV dari grup Semen Cibinong
pada tanggal 14 Juli 1993 dan diberi nama PT. Semen Cibinong Tbk. Di Pabrik
Cilacap terdiri dari dua sentral produksi CP 1 (pabrik lama) dan CP 2 (pabrik
baru).
Pemenuhan kebutuhan pasar khusunya di daerah Jawa Tengah dan DIY
dilakukan oleh PT. Semen Cibinong Tbk. Pabrik Cilacap dengan cara
memperbesar kapasitas produksi melalui:
1. Pengadaan pregrinding sehingga dapat mempercepat penggilingan yang
diharapkan kapasitas produksi bertambah hingga 500.000 ton/tahun
sehingga produksi menjadi 1.500.000 ton/tahun dan mulai operasi pada
Juni 1995.
2. Perluasan dengan menambah 1 unit pabrik sekaligus merupakan unit
kelima yang dibangun di kawasan Industri Cilacap II dengan kapasitas
sebesar 2,6 juta ton/tahun.
Proyek pembangunan CP-2 dimulai pada bulan Januari 1995 dan selesai
pada bulan April 1997, sehingga kapasitas total PT. Semen Cibinong Pabrik
Cilacap adalah 4,1 juta ton/tahun. Pada tahun 2005 semenjak terdiri kenaikan
BBM, maka pabrik CP-1 ditutup karena biaya operasi di CP-1 melebihi budget
yang telah disediakan oleh pabrik sehingga pabrik mengalami kerugian. Biaya
operasi naik karena di CP-1 menggunakan pembangkit listrik generator yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
berbahan bakar IDO (Industry Diesel Oil). Selain itu kapasitas pabrik CP-1 pada
kenyataannya hanya sepertiga dari Pabrik CP-2.
Pada tahun 2000, PT. Semen Cibinong Tbk. Pabrik Cilacap setuju untuk
diadakan restrukturisasi hutang dengan para kreditor. Hutang perseroan telah
dikurangi sebesar $500 juta, selain itu PT. Tirtamas Maju Tama sebagai
pemegang saham terbesar telah menjual seluruh sahamnya pada perusahaan
Holcim dari Swiss, sehingga pemegang saham terbesar saat ini adalah:
1. Holcim 77,33 %
2. Kreditor 16,1 %
3. Umum 6,6 %
Pada tanggal 13 Desember 2001, Holcim Ltd. Menjadi pemegang saham
utama dengan total 77,33 %. Holcim atau Holderbank didirikan oleh Jacob
Schmidheiny pada tahun 1838, seorang penenun sutera, anak dari seorang penjahit
miskin di desa Balgach (Swiss). Holderbank berkembang pesat oleh putera-
puteranya yaitu Jacob dan Ernst Schmidheiny. Pada tahun 1933, perusahaan telah
berekspansi ke Belanda, Mesir, Prancis, Jerman, Lebanon, dan Yunani. Holcim
beroperasi di lebih dari tujuh puluh negara, hadir di lima belahan dunia yaitu :
Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, Asia Pasifik, dan Afrika. Saat ini group
Holcim memperkerjakan lebih dari 50.000 karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Pada tanggal 30 Desember 2004 Holcim Participation Ltd. menjual
seluruh saham tersebut kepada induk perusahaannya yaitu Holderfin B.V.
pemegang saham mayoritas PT. Semen Cibinong dengan kepemilikan
5.925.921.820 lembar itu terjual seluruh penyertaan kepada Holderfin B.V dengan
nilai transaksi sebesar Rp. 2,5 Trilyun (USD 256,48juta).
Holderfin yang berkedudukan di Belanda tersebut merupakan induk
perusahaan sekaligus pemegang saham Holcim yang berkedudukan di Mauritus.
Pengalihan kepemilikan saham Semen Cibinong oleh Holcim kepada Holderfin
itu, menurut Timothy Mackay, adalah bagian dari rekonstruksi internal Holderfin.
Mulai tanggal 1 Januari 2006, nama PT. Semen Cibinong diganti dengan nama PT.
Holcim Indonesia Tbk. Sesuai dengan keputusan yang diperoleh pada rapat yang
diadakan pada tanggal 24 April 2005.
1.2 Visi, Misi dan Logo Perusahaan
Perubahan nama dan identitas perubahan yang terjadi secara tidak
langsung akan merubah segala kebijakan yang telah ada selama ini. Adapun Visi
dan Misi PT. Holcim Indonesia Tbk. adalah sebagai berikut:
VISI
Menjadi perusahaan Indonesia dengan kinerja terbaik dan dihormati di
kalangan industri semen, berada dalam peringkat terbaik di group Holcim.
MISI
PT. Holcim Indonesia Tbk. melalui hasil produksi dan penjualan semen,
beton agregat dan pengembangan SDM, ikut mendukung dalam membangun masa
depan Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Dalam usaha mencapai visi akan dilakukan:
1. Memuaskan pelanggan, pemasok, dan pemegang saham sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati bersama.
2. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
3. Menjadi warga yang bertanggungjawab dalam mendukung kesejahteraan
masyarakat sekitar.
4. menerapakan sistem kinerja lingkungan hidup yang berkesinambungan.
5. Keselamatan kerja adalah mutlak, tidak dapat ditawar.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai religius dalam sikap penuh toleransi,
keterbukaan, kesungguhan hati, kejujuran, dan integritas dalam setiap
tindakan.
7. Ketepatan dalam menepati janji melalui tindakan dan bertanggung jawab
terhadap hasil kerja.
8. Bangga dan percaya diri terhadap keberhasilan, namun tidak pernah
berhneti belajar.
9. Mendorong dan menghargai inovasi, kreativitas, kerja sama tim,
keterbukaan dan kinerja yang baik.
10. Saling menghargai sesama, baik pada perusahaan, pemegang saham dan
lingkungan sekitar tempat kita tinggal dan bekerja.
11. Kita berusaha memastikan bahwa bekerja pada perusahaan merupakan
sebuah pengalaman yang menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Logo Perusahaan
Gambar 2.1 Logo Holcim
Logo perusahaan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. adalah perpaduan antara
Huruf H dan C yang bersatu. Arti dari logo ini adalah H merupakan perlambangan
dari Holcim dan huruf C merupakan lambang bahwa Holcim terbuka untuk semua
orang di berbagai dunia.
1.3 Struktur Organisasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
Secara Umum organisasi pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
mengikuti garis Staff Manager yang mempunyai mempunyai wewenang eksekutif
yang jelas sebagai pelimpahan tanggung jawab atasannya pada batas-batas
tertentu. PT. Holcim Indonesia Tbk. Dipimpin oleh seorang direktur yang
bertanggung jawab langsung pada dewan komisaris yang berkedudukan di Swiss.
Presiden direktur membawahi delapan direktur, yaitu :
1. Legal and Corporate Affairs Director
Direktur ini bertugas untuk menangani urusan perijinan, mengeluarkan
peraturan-peraturan yang akan berlaku pada perusahaan, bertanggung
jawab tentang semua masalah yang berkaitan dengan hukum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
2. Finance Director
Direktur ini bertugas untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran
keuangan perusahaan, berkewajiban memberikan laporan yang valid dan
dapat dipertanggungjawabkan serta bertanggung jawab pada presiden
direktur dan berkedudukan di Jakarta.
3. Manufacturing Director
Direktur ini berkedudukan di Narogong, Bogor, Jawa Barat. Bertugas
untuk mengawasi jalannya produksi pabrik Narogong dan pabrik
Cilacap mulai dari pengiriman bahan baku sampai dengan keluarnya
produk semen di pasaran. Direktur ini bertanggung jawab akan
lancarnya produksi dan berkewajiban memberikan laporan yang
berkaitan dengan produksi semen.
4. Logistics and Exports Director
Direktur ini bertanggung jawab atas manajemen operasi rantai pasokan
multi fungsi serta bertanggung jawab untuk memperluas pemasaran
dengan ekspor ke luar negeri.
5. RMC and Agregates Director
Direktur ini bertanggung jawab dalam hal pemasran Ready Mix
Concrete di pasaran dengan nama Holcim Beton yang merupakan anak
perusahaan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Direktur ini juga
bertanggung jawab dalam penyediaan dan pemasaran agregat sebagai
bahan baku pembuatan concrete/beton.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
6. Human Resources Director
Direktur ini berkedudukan di Jakarta, membawahi para Human
Resources Manager yang berada di masing-masing pabrik. Bertugas
untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara para karyawan baik
dengan atasan, rekan kerja, ataupun dengan dunia luar, bertanggung
jawab memberikan pelayanan kepada masyarakat luar yang mempunyai
kepentingan dengan perusahaan dan berkewajiban menciptakan iklim
kerja yang kondusif demi tercapainya hubungan yang baik.
7. Marketing and Inovation Director
Direktur ini berkedudukan di Jakarta, mempunyai tugas untuk
memperkenalkan atau mempromosikan produk semen Holcim ke
pasaran, bertanggung jawab untuk menaikkan profit perusahaan dengan
mengembangkan cara-cara pemasran yang baru.
8. Business Development and Strategic Reserach Director
Direktur ini bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi bisnis
baru, sehingga keuntungan dapat diperoleh perusahaan, serta
mengadakan riset strategis tentang kebutuhan pasar dan melaporkannya
ke presiden direktur.
Sedangkan untuk bidang produksi pabrik Cilacap dapat dispesifikasikan
lagi menjadi tujuh departemen dan dipimpin oleh seorang Plant Manager.
Departemen-departemen tersebut antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
1. Quarry Department
Mempunyai tugas bertanggungjawab pada masalah penambangan batu
kapur di Pulau Nusakambangan , tanah liat di Tritih Wetan, Jeruk Legi,
Cilacap. Quarry Department dipimpin oleh Quarry Manager yang
dibantu oleh 4 orang Superintendent (SI) yaitu:
a. L/S Quarry Operation and Transport Superintendent bertanggungjawab pada peledakan (blasting), pengeboran dan operator alat berat, penyediaan alat transport batu kapur dan tanah liat ke pabrik yang berupa tongkang.
b. L/S Quarry and Transport Equipment Maintenance Superintendent, bertanggungjawab atas pemeliharaan listrik, alat berat, dan alat transportasi.
c. Quarry Dev. And Quarry Superintendent, bertugas menjaga kualitas dari daerah yang akan ditambang, menentukan daerah yang akan ditambang dan dampaknya bagi lingkungan sekitar serta penanggulangannya, dan hasil tambang yang dihasilkan.
d. Clay Quarry and Raw Material Superintendent, bertanggungjawab pada penambangan tanah liat dan pengiriman material.
2. Production Department
Departemen produksi dipimpin oleh seorang Manager Produksi yang
mempunyai tanggungjawab mengawasi perencanaan bahan baku,
mengawasi proses produksi dan keselamatan karyawan, serta menangani
kelancaran produksi semen dari penenrimaan bahan baku sampai
menjadi produk semen ataupun clinker. Tugas-tugas manager produksi
dibantu oleh Administration Support dan membawahi :
a. Production Shift Manager b. Production Superintendent c. CP-2 Shift Superintendent d. Production Planning Superintendent
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
3. Maintenance Department
Departemen ini dipimpin oleh seorang Maintenance Manager yang
mempunyai tugas mengadakan perawatan, pemeliharaan mesin,
perbaikan mesin dan seluruh sarana yang berkaitan dengan peralatan
pabrik termasuk menyediakan sarana utilitas yang meliputi penyediaan
air yang digunakan untuk pendingin mesin maupun penyediaan listrik
yang diperoleh dari PLN. Dalam menjalankan tugasnya, Maintenace
Manager dibantu oleh lima orang Suoerintendent diantaranya :
a. Maintenace Planning Superintendent b. Mechanical Superintendent CC-1 c. Electrical & Instalation Superintendent d. Utility Superintendent e. Mechanical Superintendent CC-2 f. Realibility Maintenance Manager
4. Technical Department
Departemen ini dikepalai oleh seorang Manager Teknik (Technical
Manager) yang bertugas melakukan test/quality control dan menangani
complain pelanggan serta melakukan penelitian dan pengembanagan
(Riset and Development) untuk kemajuan pabrik. Departemen ini
membawahi :
a. Laboratorium yang meliputi Quality Control, laboratorium fisika dan laboratorium kimia.
b. Proses Engineering
5. General Administration
Departemen ini dipimpin oleh seorang Administration Superintendent
yang bertugas menangani bagian umum dengan tanggungjawab
menyediakan alat transportasi, menerima tamu beserta akomodasinya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
menyediakan alat tulis untuk departemen lain dalam batas-batas tertentu.
Dalam menjalankan tugasnya Administration Superintendent dibantu
oleh Administration Service Team Leader yang meliputi Administration
Service, Housing Service, Cleaning & Office Contractor dan
Transportation Team Leader yang meliputi Transportation
Administration, Driver, Transport Maintenance.
6. Plant Accounting Department
Departemen ini dipimpin oleh Plant Accounting Superintendent yang
bertugas mengelola keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran
yang berkaitan dengan aktifitas pabrik, misalnya : gaji karyawan, pajak,
pembayaran kepada relasi, penjualan semen, persebaran barang-barang
yang dibeli. Tugas Plan Accounting Superintendent dibantu oleh Cost
Analysis Payroll & Expenses Administration.
7. Safety, Environment, and Quality System Department
Departemen ini dipimpin oleh Safety, Environment, and Quality System
Department Manager yang bertugas mengadakan pengawasan dan
menjaga mutu produk dari bahan baku sampai menjadi semen yang
mengacu pada sertifikat ISO 9002 dan ISO 14001 serta menanganai
dampak lingkungan yang timbul dari proses produksi di PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap. Dalam menjalankan tugasnya, Safety
Environment and Quality System Manager membawahi:
a. Safety & Fire Superintendent yang membawahi Safety Officers dan Shiff Fire Brigade
b. Environmental Superintendent yang membawahi Enviromental Officers dan Land Scaping & Gardening Contractor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
c. Quality System
Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT Holcim Indonesia Pabrik Cilacap
1.4 Sumber Daya Manusia (SDM)
Jam kerja yang berlaku di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap karyawan
kantor dan staff adalah sebagai berikut:
a. Senin-Kamis : 07.30-16.00 WIB, istirahat : 12.00-13.00 WIB
b. Jum’at : 07.30 -16.00 WIB, istirahat : 11.30-13.00 WIB
Karyawan lapangan dibagi menjadi tiga shift :
a. Shift I : 07.30-15.30 WIB
b. Shift II : 15.30-23.30 WIB
c. Shift III : 23.30-07.30 WIB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyerap tenaga kerja sebanyak 1333
orang yang terdiri dari karyawan tetap dan kontraktor.
a. Karyawan tetap : 754 orang
b. Kontraktor : 529 orang yang sifatnya borongan (kontrak kerja
Tabel 2.2 Jumlah Karyawan PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap
No Directorate Jenis Kelamin Total
L P
1. Manufacturing 558 14 572
2. Logistic & Export 116 1 117
3. Finance 3 2 5
4. Human Resources 14 1 15
5. Corporate Engineering 9 1 10
6. Occupational Health Safety 21 1 22
7. Information Technologies 6 - 6
8. Corporate Purchasing 6 1 7
TOTAL 754
1.5 Fasilitas Karyawan
Fasilitas yang diberikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk
kesejahteraan karyawannya diantaranya:
1. Perumahan
Perumahan karyawan terletak di Gunung Simping Kecamatan Cilacap
Utara dengan luas 10 Ha. Karyawan yang mempunyai hak untuk
menempati rumah dinas adalah golongan III B ke atas, namun masih
terbatas. Bagi karyawan yang ingin memiliki rumah, perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
membantu dengan memberikan pinjaman uang sebesar lima kali upah
kerja per bulan yang di angsur selam tiga tahun.
2. Pengobatan
Fasilitas pengobatan yang diberikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
adalah:
a. Penggantian biaya pengobatan bagi karyawan yang dirawat di
rumah sakit swasta sebesar 100%
b. Penggantian biaya pengobatan bagi keluarga karyawan yang
dirawat di rumah sakit swasta sebesar 100% dari biaya pengobatan.
c. Penggantian biaya pengobatan bagi karyawan yang dirawat di
rumah sakit umum sebesar 100%
d. Penggantian biaya pengobatan bagi keluarga karyawan yang
dirawat di rumah sakit umum sebesar 100% dari biaya pengobatan
3. Sumbangan
a. Sumbangan perkawinan anak pertama
b. Sumbangan anak pertama
c. Sumbangan kematian anak, orang tua, mertua
d. Sumbangan kematian isteri atau suami
e. Sumbangan untuk musibah yang menyebabkan kehilngan rumah
4. Koperasi Karyawan
Karyawan dapat membeli barang-barang dengan harga yang ralatif
murah dan dapat diangsur di koperasi karyawan. Koperasi ini juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
melayani kegiatan pengelolaan kantin, katering serta menyediakan
barang-barang kebutuhan sehari-hari.
5. Tempat Olahraga
Karyawan diperkenankan untuk mengikuti senam pagi setiap hari selasa
dan jum’at adapun instruktur yang bertugas membimbing karyawan
melakukan senam, dikontrak langsung dari pusat senam aerobik yang
ada di Kabupaten Cilacap.
6. Tempat Ibadah
Karyawan dapat dengan lancar melaksanakan ibadah sesuai
kepercayaannya. Bagi karyawan yang mayoritas beragama islam
fasilitas mushola ada di setiap departemen
2. Produk Perusahaan
Produk yang dihasilkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah
semen tipe 1 Ordinary Portland Cement (OPC), Special Portland Cement (SPC),
Pozzoland Portland Cement (PPC). Selain semen Holcim memiliki produk
andalan lain seperti Clinker, Holcim Beton , dan Holcim Solusi Rumah.
Gambar 2.2 Produk-produk Holcim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
B. Departemen Community Relations
1. Sejarah Departemen Community Relations
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan satu diantara banyak
perusahaan multinasional yang memiliki keinginan untuk tampil menjadi yang
terbaik di mata masyarakat luas. Keinginan untuk dapat menjadi yang terdepan
dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, diantara usahanya untuk
mewujudkan mimpinya itu adalah dengan jalan berusaha untuk memperbaiki
mutu produk (semen) serta menjalin hubungan baik dengan perusahaan dan
stakeholders, baik pihak intern perusahaan (karyawan dan keluarga) maupun
pihak ekstern perusahaan seperti pemerintah, masyarakat maupun konsumen
dalam rangka penciptaan citra positif perusahaan untuk menunjang kelancaran
operasional perusahaan serta untuk mengetahui harapan publik (internal/eksternal)
terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacapitu sendiri khususnya. Untuk itu, PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap membentuk Departemen Kehumasan untuk
melakukan fungsi tersebut. Departemen Kehumasan dalam PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap ini disebut sebagai Departemen Commrel (Community Relations
Department)
Mengingat kedudukan strategis yang dimiliki Humas dalam menentukan
keberhasilan tujuan suatu lembaga, maka idealnya baik secara taktis dan teknis
administratif dan operasional, kedudukan Humas perlu ditempatkan dekat dengan
Top Manajemen. Dengan demikian akan memudahkan koordinasi dalam
menghadapi setiap permasalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Pada struktur organisasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Community
Relations berada di bawah Departemen Adminstrasi. Namun demikian, secara
garis besar koordinasi Departemen Community Relations dapat melakukan
koordinasi langsung dengan fungsi-fungsi terkait bila diperlukan. Selain itu, PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menerapkan kebijakan one door policy yang
mengatakan bahwa yang berhak mengeluarkan statement yang berkaitan dengan
segala sesuatu tentang PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan kegiatannya
kepada pihak ketiga adalah Community Relations, sehingga hanya ada satu suara
yang keluar dri perusahaan dan dapat menghindari kesimpangsiuran data atau
keterangan yang beredar di dalam maupun di luar perusahaan.
Community Relations dalam PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap pada
pelaksanaannya diasumsikan untuk berpegang pada fungsi komunikasi yakni
untuk menciptakan mutual understanding antar berbagai pihak khususnya untuk
membina hubungan baik dengan masyarakat karena peranan komunikasi dua arah
(two way communication) dalam manajemen perusahaan dewasa ini adalah
menjadi “nomor satu” seperti untuk melaksanakan komunikasi antara manajemen
dan karyawan, anatara jajaran pimpinan dengan pemilik perusahaan serta
termasuk komunikasi timbal balik antara perusahaan atau organisasi dengan
publik atau khalayak yang menjadi sasarannya dan sebaliknya.
Secara umum komunikasi seringkali menjadi masalah pelik sehubungan
dengan terbatasnya media-media modern yang dapat menjadi jembatan informasi,
sarana transportasi serta jauhnya jarak antara satu kota dengan kota lainnya dan
masih tingginya masyarakat daerah sekitar berdirinya PT. Holcim Indonesia Tbk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Cilacap yang belum sepenuhnya mengenal pendidikan sebagaimana mestinya
bahkan ada beberapa kalangan yang masih menderita buta huruf. Hal tersebutlah
yang acap kali menjadi sumber batasan bagi berlangsungnya komunikasi yang
terbuka dan luas serta memunculkan kendala bagi pemasaran terutama produk
semen.
Community Relations yang berdiri sejak 20 Mei 2002 (semula bergabung
dengan Departemen Umum dan Administarsi (UDA) ) ini memiliki tugas dan
wewenang untuk mengatasi masalah batasan komunikasi tersebut dengan
pendekatan-pendekatan komunikasi. Hubungan baik menurut Community
Relations merupakan sebuah langkah awal dimana keberhasilan dari PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap tersebut dapat terasa nyata.
Public Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyadari saat ini
perusahaan tengah memasuki era kemasyarakatan dimana mau tidak mau segala
bidang usaha harus memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar. Pengakuan
dari masyarakat sangat dibutuhkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap baik
untuk hasil pemasaran maupun perkembangannya, karenanya PR PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap dalam hal ini Community Relation, harus dapat
menciptakan citra (image) positif di masyarakat guna mendukung kelancaran
operasional perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
2. Visi dan Misi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap
Dalam usahanya mencapai visi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap,
Departemen Community Relations memiliki misi untuk membangun secara
berkesinambungan lingkungan diman perusahaan beroperasi sebagai tanggung
jawab sosial.
Selain itu dalam kegiatannya, Departemen Community Relations selalu
mengacu pada Segitiga Sustainable Development sebagai wujud dari tanggung
jawab sosial kepada masyarakat.
Bagan 2.2 Model Segitiga Sustainable Development
3. Struktur Organisasi Departemen Community Relations PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap
Departemen Community Relations dipimpin oleh seorang manajer yang
memiliki fungsi jabatan untuk memimpin dan mengelola kegiatan kehumasan
meliputi pembinaan hubungan ekstern dan intern, protokoler, formalitas,
publikasi/penerbitan, pengelolaan data serta tertib administrasi untuk
menumbuhkan citra/image yang baik/positif guna mendukung kelancaran
operasional perusahaan.
Pertumbuhan Ekonomi
Kualitas Lingkungan Tanggung Jawab Sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Bagan 2.3 Struktur Organisasi Departemen Community Relations
Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut, Manajer
Community Relation merupakan pimpinan tertinggi di Departemen Community
Relation selanjutnya membawahi 5 (lima) bagian yang memiliki tugas yang lebih
terperinci, yaitu:
1. General Administration
Tugas ini dipegang oleh seorang staf yang memiliki fungsi jabatan untuk
menangani administrasi/surat-menyurat, mengerjakan laporan mingguan
dan bulanan, mengerjakan cash expense untuk ke Accounting, kerjasama
General Administration & Community Relations Manager
Secretary
General Administration
Government Relations Officer
Community Development Coordinator
Nusakambangan Engagement
Corporate Communication Officer
CC General Mangaer Corporate Communication Manager
Community Relations Officer 1
Community Relations Officer 1
Community Relations Officer 1
Community Relations Officer 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
dengan Departemen Accounting dan Departemen Administrasi,
membantu manajer dan CRO serta turut membantu dalam kegiatan dan
acara-acara penting Departemen Community Relations.
2. Government Relations & Land Management (GRLM) Officer
Memiliki tugas antara lain:
a. Mendukung segala aktivitas PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik
Cilacap
b. Mendukung kegiatan Community Relations Department
c. Mendukung aktivitas GRLM Department
d. Memelihara hubungan baik dengan pemerintah setempat
e. Land Management
3. Community Development Coordinator
Memiliki tugas antara lain:
a. Mendesign dan mengimplementasikan program Community
Development di area Comrel:
· CRO 1 : meningkatkan program keuangan mikro
· CRO 2 : meningkatkan kapasitas program “kayu putih”
· CRO 3 : menyelesaikan berbagai pembangunan gedung serba
guna
· CRO 4 : mengembangkan dan menerapkan Posdaya
b. Merealisasikan anggaran berdasarkan pada perencanaan program
c. Menjalankan ke-22 Posdaya
d. Melaksanakan prinsip OPI berkesinambungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
e. Melaksanakan tugas khusus:
· Penghapusan gangguan jarring apung
· Merevitalisasi Forum CSR Cilacap
Community Development Coordinator membawahi 4 orang Community
Relations Officer dengan wilayah kerja yang telah ditentukan yakni:
a. Community Relations Officer 1
Area kerjanya meliputi wilayah di Kecamatan Cilacap Selatan
meliputi : Kelurahan Tambakreja, Cilacap, Tegalreja,
Tegalkamulyan, Sidakaya
b. Community Relations Officer 2
Area kerjanya meliputi wilayah Kecamatan Cilacap Tengah
meliputi : Kelurahan Kutawaru, Donan, Gunung Simping,
Sidanegara, Lomanis.
c. Community Relations Officer 3
Area kerjanya meliputi wilayah Kecamatan Cilacap Utara
meliputi : Kelurahan Karangtalun, Mertasinga, Gumilir, Tritih
Kulon, Kebonmanis.
d. Community Relations Officer 4
Area kerjanya meliputi wilayah Kecamatan Tritih Lor &
Kesugihan meliputi : Kelurahan Tritih Lor, Tritih Wetan, Brebeg
& Jangrana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Tugas pokok dari Community Relations Officer (CRO) mencakup 3 bidang
utama yakni melaksanakan program pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan area kerjanya masing-masing.
4. Nusakambangan Engagement Coordinator
Salah satu staf di Departemen Community Relations yang bertanggung
jawab terhadap Manajer Comrel, memiliki tugas:
a. Memastikan bahwa sumber material sudah memenuhi persyaratan
perusahaan
b. Membuat hubungan baik dengan instansi yang memberi ijin dan
memaintain-nya
c. Menjalin hubungan dengan stakeholder di Nusakambangan
5. Corporate Communication Officer
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengatur hubungan dengan media yang ada di daerah Jawa Barat,
Tengah dan Timur
b. Bersama-sama dengan Corporate Comunication yang lain
mengatur hubungan untuk mencapai tujuan perusahaan
c. Menyediakan dukungan komunikasi bagi departemen lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
4. Tujuan Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap
Dalam setiap kegiatannya, Departemen Community Relations selalu
memiliki tujuan untuk:
1. Pencapaian citra positif tentang PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di
mata masyarakat khususnya masyarakat sekitar perusahaan.
2. Mempromosikan pelayanan dan produk.
3. Mencegah dan mengatasi masalah-masalah.
4. Mengatasi kesalahpahaman dan prasangka.
5. Pembinaan hubungan yang baik antara organisasi dengan publik
internal, eksternal dan kepemerintahan.
6. Dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap di satu pihak
dan di pihak lainnya adalah menciptakan, membina dan memelihara
sikap budi yang menyenangkan bagi publiknya dengan komunikasi yang
baik dan harmonis serta timbal balik.
C. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
1. Enam Pilar dan Prinsip Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PT. Holcim Indonesia Tbk.
dipahami sebagai bentuk kebijakan yang menetapkan hubungan yang baik, baik
hubungan internal PT. Holcim Indonesia Tbk. itu sendiri maupun hubungan
eksternal kepada masyarakat sekitar, pemerintah maupun stakeholder lain yang
berhubungan dengan kegiatan PT. Holcim Indonesia Tbk. Hal tersebut dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
terlihat dari 6 pilar dan prinsip mengenai CSR yang telah diimplementasikan oleh
PT. Holcim di seluruh dunia yaitu :
1. Kode Etik Bisnis (Bussiness Conduct)
Dalam suatu perusahaan, kode etik bisnis berfungsi untuk Komisaris
Independen, Internal Audit, Manajemen Perubahan dan Tim Audit yang
pelaksanaannya antara lain partisipasi mereka dalam pemberantasan
korupsi internal maupun dengan mitra usaha dan juga dalam
pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan.
2. Kebijakan Ketenagakerjaan (Employment Practices)
Pilar ketenagakerjaan berfungsi bagi serikat pekerja yang
pelaksanaannya dengan penilaian bobot pekerja, KKB. Untuk sumber
daya manusia pelaksanaannya dengan TMP – pelatihan. MDA, LDP dan
untuk manajemen ini pelaksanaannya dengan cara berdialog.
Partisipasi pekerja dalam menunjang kegiatan CSR:
a. Pekerja secara independen dan kolektif melalui wadah Serikat
Pekerja Nasional (SPN) telah turut aktif berpartisipasi dalam
program CSR.
b. Program kegiatan sosial; bantuan bencana alam, kerja bakti di
lingkungan masyarakat.
c. Program kegiatan pendidikan; GOTA.
d. Program kegiatan spiritual; pendirian majelis taklim di lingkungan
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
3. Keselamatan dan kesehatan Kerja
Berfungsi untuk manajemen lingkungan dan manajemen K3,
pelaksanaannya dengan menggunakan kebijakan sistem manajemen K3
dan pelatihan K3.
PT. Holcim Indonesia mempersyaratkan setiap orang yang masuk
(pekerja maupun tamu) untuk mendapatkan pengenalan K3 dan bahaya-
bahaya yang ada di pabrik, dan untuk kontraktor mendapatkan akses
masuk perusahaan harus lulus tes setelah mengikuti induksi. Hanya
mereka yang mengerti dan memiliki komitmen terhadap K3 yang dapat
bekerja di area PT. Holcim Indonesia Tbk.
4. Peran serta masyarakat (Community Involvement)
Bagi Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap
melaksanakan pembangunan kemitraan dan hubungan baik dengan
masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan.
5. Hubungan mitra usaha, customer dan supplier
Untuk penjualan, pasar, inovasi produk dan manajemen pengadaan.
Pelaksanaannya menggunakan channel management, TSO, dan sistem
sentralisasi pengadaaan. Manajemen kontraktor dan Supplier:
a. Meningkatkan kemampuan dan kecakapan tenaga kontraktor
dengan pelatihan.
b. Prioritas perusahaan lokal Cilacap yang profesional.
c. Declaration of Human Right (Tidak mempekerjakan pekerja di
bawah umur. Penggajian/UMR)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
d. Implementasi K3
e. Asuransi (Jamsostek, ASTEK)
6. Pemantauan dan pelaporan kinerja (monitoring and reporting
performance)
Berfungsi untuk kegiatan Community Relations, RKL/RPL yang
pelaksanaannya berupa CAP, Stakeholder Dialogue, Audit Sosial,
Penerbitan kinerja CSR.
2. Program Community Development PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
Salah satu pilar dari Corporate Social Responsibility adalah peran serta
masyarakat (community involvement). PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacapsebagai
perusaahaan yang memiliki komunitas di sekitar area kegiatannya selalu berusaha
mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kegiatan pemberdayaan
masyarakat (community development). Melalui kegiatan pemberdayaan
masyarakat ini, Holcim berusaha agar terjalin hubungan yang baik dan saling
menguntungkan dengan melibatkan partisipasi masyarakat di dalam kegiatan
pemberdayaannya. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan kegiatan kemitraan. Sebagai pelaksana
dalam program pemberdayaan masyarakat di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
adalah Community Relations Officer yang memiliki cakupan area pemberdayaan
yang telah ditentukan.
Dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat, Holcim
memiliki Visi dan Misi yang jelas agar kegiatan pemberdayaan yang dilakukan
memiliki tujuan dan sesuai dengan harapan masyarakat. Visi dan Misi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap adalah sebagai berikut :
Visi
Mewujudkan masyarakat sejahtera mandiri melalui kemitraan yang
harmonis antara Perusahaan, Pemerintah Daerah dan Lembaga Swadaya
Masyarakat.
Misi
a. Mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan aset
ekonomi
b. Mengembangkan sumber daya alam dan lingkungannya
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Sejalan dengan Visi dan Misi pemberdayaan masyarakat PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap telah melakukan pemberdayaan masyarakat yang
mencakup 3 bidang utama yakni
1. Bidang infrastruktur dan pelestarian lingkungan hidup
Partisipasi dalam kegiatan renovasi infrastruktur berdasarkan kebutuhan
masyarakat melalui kepala desa, tokoh-tokoh masyarakat seperti:
pembuatan jalan setapak, perbaikan drainage, poskamling,
pembangunan kantor desa.
2. Pendidikan, pelatihan, sosial kemasyarakatan
Aktif berpartisipasi dalam gerakan orang tua asuh kerjasama dengan
GNOTA kabupaten dan depdiknas, menyediakan program KKL bagi
siswa dan mahasiswa, melaksanakan program latihan keterampilan (Eve
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
), melaksanakan program pengobatan massal, partisipasi dalam kegiatan
sosial dan olahraga di tingkat kecamatan kabupaten maupun nasional,
menyelenggarakan bakti sosial dalam rangka hari besar
3. Ekonomi dan livelihood
Menyediakan dana bergulir bagi UKM dan kegiatan masyarakat,
membuat koperasi untuk mengatur dana bergulir bagi masyarakat
pemetik manfaat, menyediakan lifeskill training/pelatihan keterampilan
untuk masyarakat, mengadakan program kerjasama dengan lembaga
pemerintah, LSM, Universitas dalam bidang pemberdayaan.
3. Kelurahan Kutawaru sebagai Lingkungan PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap
Kelurahan Kutawaru merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di
Kecamatan Cilacap Cilacap Jawa Tengah. Secara geografis Kelurahan Kutawaru
terletak disebelah barat kota Cilacap dan dipisahkan oleh laut. Berdasarkan data
monografi desa, topografi ke tiga kelurahan tergolong dataran rendah, ketinggian
tanah dari permukaan laut sekitar 1 meter dengan suhu rata-rata 32º dan curah
hujan antara 2000-3000mm. Kelurahan Kutawaru memiliki daerah yang
heterogen, terdiri dari daerah pantai, perswahan dan perbukitan dengan luas
wilayah ± 2.282,292 Ha terdiri dari 338,8 Ha tanah sawah, 1337,569 Ha tanah
kering, 105 Ha tanah basah, 493,008 Ha tanah hutan dan perkebunan, dan sisanya
7,915 Ha tanah untuk fasilitas umum seperti lapangan dan kuburan. Jumlah
kepadatan penduduk Kelurahan Kutawaru mencapai 10.177 jiwa dengan rincian
5.105 jiwa berjenis kelamin laki laki dan 5072 perempuan.. Kelurahan Kutawaru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Adapun batas batas wilayah kelurahan Kutawaru adalah sebagai berikut:
Sebelah Barat : Desa Ujungmanik
Sebelah Utara : Desa Watukumpul, Desa Brebeg
Sebelah Timur : Laut
Sebelah Selatan : Laut
Gambar 2.3 Peta Kelurahan Kutawaru
Kelurahan Kutawaru merupakan kelurahan yang wilayahnya dibatasi oleh
laut, bisa dikatakan wilayah kelurahan Kutawaru adalah desa kotatip yang terisolir
dari kecamatan Cilacap Tengah yang merupakan pusat administratif. Sarana
transportasi utama yang digunakan masyarakat Kutawaru untuk bepergian dari
dan ke kota Cilacap hanya dengan menggunakan perahu, yang ditempuh dengan
waktu ± 15 menit
Desa Ujung manik
Desa Brebeg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Kehidupan perkonomian dan sosial masyarakat Kelurahan Kutawaru bisa
dibilang rendah, mata pencaharian warga sebagian besar adalah sebagai nelayan
dan sebagian bertani. Nelayan di kelurahan Kutawaru merupakan nelayan yang
masih tergolong tradisional, mereka hanya menggunakan peralatan sederhana dan
beracuan pada musim yang mereka istilahkan “ngangkat-ngember” begitu juga
dengan petaninya yang masih tergolong sederhana.
Sarana transportasi yang digunakan di wilayah Kutawaru adalah sepeda
dan sepeda motor, tidak terdapat sarana transportasi umum seperti angkot maupun
bus. Kondisi jalan yang sangat buruk menyebabkan wilayah ini hanya dapat
dilalui dengan menggunakan sepeda maupun sepeda motor meskipun terdapat
jalan yang sudah di aspal namun hanya beberapa kilometer saja. Kondisi jalan
yang demikian menjadikan kendala bagi masyarakat dalam hal pengangkutan
hasil panen ditambah lagi hanya beberapa warga masyarakat yang memiliki mobil
bak terbuka dan jumlah nya sangat sedikit sekali.
Dari segi tingkat pendidikan, masyarakat Kutawarupun masih tergolong
rendah, sebagian besar masyarakat hanya mencapai pendidikan dasar.
Ketersediaan sarana dan prasarana di kelurahan Kutawaru juga sangat minim.
Sarana komunikasi seperti telepon umum, wartel, kantor pos sangat jarang
ditemui bahkan tidak ada. Dari segi kepemilikan telepon selluler (ponsel) cukup
rendah hanya orang-rang tertentu saja yang memiliki selain karena banyak yang
kurang paham akan penggunaannya juga disebabkan di daerah Kutawaru minim
akan penerimaan sinyal ponsel. Meskipun demikian listrik sudah ada di kelurahan
Kutawaru sehingga masyarakat dapat menerima informasi dari televisi maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
radio. Selain melalui media massa masyarakat memperoleh informasi melalui
perkumpulan-perkumpulan baik di tingkat RT maupun kelurahan.
Berdasarkan kondisi fisik dan keadaan yang ada di kelurahan Kutawaru
inilah PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap berusaha untuk memahami apa yang
menjadi permasalahan yang dialami masyarakat Kutawaru. Sebagai perusahaan
yang beroperasi di sekitar masyarakat PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
menyadari perlunya dukungan masyarakat agar kegiatan usahanya tetap dapat
berjalan. Sebagai bentuk hubungan antara perusahaan dengan masyarakat
Kutawaru PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap mengadakan berbagai kegiatan
community development yang tujuannya adalah memberdayakan masyarakat
Kutawaru menuju kemandirian. Salah satunya adalah program community
development penyulingan kayu putih yang bertujuan untuk memberdayakan
masyarakat Kutawaru dengan mengolah daun kayu putih menjadi minyak kayu
putih yang bernilai ekonomis. Program ini terwujud atas kemitraan antara PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa
Kuna Kelurahan Kutawaru dan Perhutani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
BAB III
PENYAJIAN DATA
Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang telah
peneliti laksanakan di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sesuai dengan rumusan
masalah yang telah ditentukan. Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan fakta-
fakta yang telah peneliti temukan terkait proses komunikasi yang dijalankan
Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
program community development penyulingan kayu putih melalui tahapan
manajerialnya. Setelah fakta-fakta terkait proses komunikasi dalam program
community development penyulingan kayu putih yang dijalankan melalui
kemitraan dengan Perhutani KPH Banyumas Barat dan masyarakat Kelurahan
Kutawaru diperoleh, kemudian peniliti menganalisis hasil dari temuan fakta
tersebut untuk kemudian peneliti mengevaluasi dari hasil analisa tersebut. Dari
evaluasi ini, nantinya akan terlihat bagaimana efek yang terjadi di tengah
masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai akibat proses komunikasi perusahaan
dengan melihat tanggapan maupun respon masyarakat terhadap perusahaan.
A. SAJIAN DATA
1. DATA KONTEKS
Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan penilaian konteks yang
terbagi dalam lima komponen yakni untuk mengetahui bagaimana latar belakang
pelaksanaan program, tujuan, sasaran, perencanaan dan strategi yang diterapkan
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam program ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
a. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Community Development
Penyulingan Kayu Putih
a.1. Kondisi Awal Sebelum Adanya Program Community Development
Penyulingan Kayu
Sebuah program CSR yang dijalankan oleh perusahaan dalam rangka
membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar tentunya memiliki konsep
latar belakang yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
Tepat atau tidaknya sebuah program CSR yang dijalankan oleh perusahaan juga
tidak dapat terlepas dari adanya research yang dilakukan oleh perusahaan
terhadap suatu kebutuhan (needs) maupun keinginan (wants) masyarakat yang
berada di sekitar perusahaan, yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan
membuat program CSR di tengah masyarakat. Hal yang demikian juga terjadi
pada program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan
oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
adanya kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) masyarakat Kelurahan Kutawaru
akan adanya sebuah kegiatan usaha produktif penyulingan kayu putih.
· Kurangnya kepedulian masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap hutan
sekitar
Program community development penyulingan kayu putih berawal dari
kurang pedulinya masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap kelestarian hutan
dengan ditandai adanya illegal logging yang marak terjadi pada tahun 2003-2004
di Kelurahan Kutawaru dimana banyak pohon-pohon yang menjadi tanaman
pokok di ambil masyarakat untuk kayu bakar. Sebagaimana penuturan Achmad
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Rifan selaku sekretaris LMDH : “Program kayu putih itu memang kan diawali
dari kepedulian masyarakat terhadap hutan itu kan masih kurang, banyak pohon-
pohon yang menjadi tanaman pokok dihutan itu rusak karena untuk bahan bakar
untuk macem macem lah untuk keperluan masyarakat74.”
Berawal dari peristiwa tesebut pemerintah melalui Perum Perhutani
mengeluarkan kebijakan S.K Direksi No.136/KPTS/DIR2001. SK Gubernur
No.24/2001 mengenai Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Dengan
adanya PHBM ini, kawasan hutan yang ada di wilayah Kutawaru dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diolah. Untuk meminimalisir penjarahan
kayu bakar oleh masyarakat, perwakilan masyarakat mengusulkan kepada
Perhutani agar tanaman pokok yang ditanam adalah kayu putih. Seperti penuturan
Achmad Rifan selaku sekretaris LMDH :
“Kemudian disitu kami meminta kepada perum Perhutani khusunya BKPH Rawa Timur, agar tanaman pokok yang diperbanyak itu tanaman kayu putih, dengan alasan yang pertama kayu putih merupakan hasil hutan non kayu yang bisa dikatakan untuk meningkatkan apa namaya perekonomian masyarakat sekitar lebih cepat, kalau tadi saya bilang kalau kayu itu lama mas kalau itu kan lebih cepat mas, otomatis dengan satu tahun bisa panen dua kali panen lah mas walaupun maksimal itu 9 bulan tapi minimal 6 bulan itu sudah panen daun75.”
Namun demikian, untuk dapat mengolah kawasan hutan/lahan milik
pemerintah dalam hal ini Perhutani, masyarakat Kelurahan Kutawaru diwajibkan
Perhutani memiliki sebuah lembaga yang disebut Lembaga Masyarakat Desa
Hutan (LMDH) yang digunakan sebagai wadah untuk mengkoordinasikan
masyarakat dalam kegiatan PHBM. Menanggapi hal tersebut pada tahun 2006
74 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 75 Ibid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
masyarakat Kutawaru membentuk wadah guna memperoleh kewenangan untuk
mengolah lahan milik Perhutani, untuk memperlancar pembentukan wadah
tersebut masyarakat Kutawaru meminta bantuan PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap untuk melakukan pembentukan lembaga tersebut dengan melibatkan akta
notaris. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations
Officer 2 (CRO 2) :
“LMDH itu bukan maunya Holcim, hanya saja awalnya kita punya kegiatan yang berkaitan dengan nelayan yakni alih profesi dari nelayan jaring apung ke nelayan tambak, disana tambak yang ada milik Perhutani sehingga mau tidak mau kita sebagai institusi harus punya hubungan yang legal dengan institusi yang lain Holcim dengan Perhutani. Itu awal mulanya terbentuknya LMDH atas saran Perhutani, mereka menyarankan yakni dengan adanya LMDH76.”
Dengan terbentuknya LMDH yang bernama Rahayuning Wana
Kuncaraning Bawana (Rawa Kuna) di Kelurahan Kutawaru, secara aturan
masyarakat yang tergabung didalamnya dapat mengelola lahan milik pemerintah
secara legal, legal baik dari sisi Perhutani maupun aturan yang telah ditetapkan
pemerintah melalui Perhutani. Dengan demikian masyarakat Kelurahan Kutawaru
dapat menggunakan lahan garapan untuk bercocok tanam sesuai dengan yang
mereka inginkan, namun untuk tetap menjaga kelestaraian ekosistem hutan
masyarakat Kelurahan Kutawaru yang ikut mengelola lahan pemerintah
diharuskan Perhutani untuk menanam tanaman kayu putih yang ada di areal lahan
garapan mereka, sehingga diantara tanaman-tanaman kayu putih terdapat tanaman
palawija yang ditanam oleh masyarakat dengan sistem tumpang sari. Sebagaimana
penuturan Busro selaku Ketua LMDH : “Penanaman kayu putih yang jarak
76 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
tanaman nya 3x2 meter itu dibawah tegakkan masih bisa ditanami palawija
seperti jagung, padi gaga, kacang tanah, cabe dsb77.”
· Masalah masyarakat dalam mengolah hasil panen daun kayu putih
Pada awalnya program penanaman kayu putih ini memang kurang
diterima oleh masyarakat, karena pada akhirnya dianggap hanya menguntungkan
dari sisi tanaman palawija yang mereka tanam daripada tanaman kayu putih. Hal
ini dikarenakan hasil panen daun kayu putih harus dijual keluar wilayah
Kelurahan Kutawaru. Karena harus dijual keluar wilayah Kelurahan Kutawaru
masyarakat mengeluhkan biaya transportasi yang tinggi, para petani kayu putih ini
pada akhirnya memilih untuk mematikan tanaman kayu putih yang mereka tanam.
Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku sekretaris LMDH :
“Namum memang awal-awalnya program ini kurang begitu diterima masyarakat karena mereka melihat akhirnya dari sisi palawijanya yang menguntungkan kayu putihnya malah gak menguntungkan kan begitu, kenapa karena daun kayu putih itu selalu dijual ke luar wilayah Kutawaru akhirnya ongkosnya tinggi akhirnya mereka lebih baik dimatikan saja, cuman karena masyarakat biar oleh Perhutani boleh bertani disitu terus seolah olah ditanam tapi habis itu diinjek terus mati, ditanam diinjek terus mati78”
· Usaha mendirikan pengolahan minyak kayu putih
Untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat memiliki inisiatif untuk
mengusulkan pendirian pengolahan kayu putih di wilayah Kelurahan Kutawaru.
Namun karena keterbatasan dana dan sumber daya manusia yang ada, masyarakat
Kelurahan Kutawaru tidak dapat mendirikan pengolahan kayu putih sendiri.
Melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan masyarakat Kelurahan Kutawaru,
77 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 78 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
dengan diwakili oleh tokoh masyarakat setempat masyarakat mengajukan usulan
kepada PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk dapat membantu permasalahan
yang sedang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana
penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :
“Saya dulu itu kan orang Perhutani saya yang ditraining di Gundih, setelah pensiun kenapa sih saya tidak bisa mendirikan pabrik? karena lahan ada, sementara waktu saya masih aktif saya telah menanam kayu putih untuk memperkejakan 63 hektar, karena saya ada minat ada sedikit ilmu namun modal tidak ada. Kepada siapa saya lari meminta bantuan? Saya lari ke Holcim, Holcim saya punya ilmu ini, bagaimana untuk saya kembangkan disana tapi saya tidak punya modal79”
Dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru
tersebut diketahui akan adanya kebutuhan (needs) dan keinginan (wants)
masyarakat Kelurahan Kutawaru untuk mengembangkan suatu usaha produktif
berupa kegiatan penyulingan kayu putih. Sebagaimana dituturkan Harry Kusnanto
selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :
“Setelah kita ada kegiatan dengan nelayan, masyarakat sekitar hutan tanaman keras ini juga kepengin diberdayakan oleh Holcim, mereka dulunya sudah potensi tanaman kayu putih, sementara mereka sampaikan tanaman kayu putih harus dijual ke luar wilayah Kutawaru dan itu menjadi sumber utama bagi kilang-kilang yang ada di luar Kutawaru padahal secara kewilayahan Kutawaru itu bisa didirkan kilang kayu putih sendiri tanpa harus mensuplai kebutuhan kilang diwilayah lain, dari dasar itu akhirnya kita bantu dengan kilang.80.”
Dari penjelasan di atasa diketahui bahwa pelaksanaan program
penyulingan kayu putih ini merupakan inisiatif yang muncul dari pihak
masyarakat kelurahan Kutawaru serta tidak terdapat unsur paksaan dari pihak PT.
Holcim Indonesia Tbk Cilacap, sehingga program ini diterima dan disambut
secara positif oleh masyarakat. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua
LMDH : “Program ini sudah sesuai dengan masyarakat dan Holcim tidak
79 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 80 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
memaksakan kepada masyarakat, sehingga pendapatan selain dari petik daun
pendapatan juga berasal dari penjualan tanaman palawija sehingga bisa diterima
oleh masyarakat81.”
· Kebijakan PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap dalam melaksanakan CSR
penyulingan kayu putih
Perusahaan memandang Kelurahan Kutawaru memiliki sumber daya alam
yang sangat potensial untuk pengembangan kegiatan penyulingan kayu putih ini,
sehingga sebagai salah satu perusahaan yang berkembang di tengah masyarakat
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menanggapi secara serius apa yang menjadi
permasalahan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya dengan harapan hubungan
baik yang telah terjalin dengan baik tetap terjaga.
Kepedulian PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terhadap masyarakat
sekitar melalui program community development penyulingan kayu putih tersebut
telah disesuaikan dengan visi misi pemberdayaan yang tertuang dalam kebijakan
CSR Holcim dimana kebijakan yang digariskan Holcim dalam kegiatan
operasinya berusaha untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat sekitarnya melalui berbagai bentuk program community development
dimana salah satunya adalah program community development penyulingan kayu
putih. Sebagaimana penuturan Community Relations Officer 2 (CRO 2):
“Pelaksanakan program ini sudah sesuai dengan visi dan misi kebijakan Holcim
Corporate karena dengan adanya penyuling di Kutawaru yang jelas akan
meningkatan pendapatan mereka82.
81 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 82 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Misi dan kebijakan CSR yang diterapkan Holcim telah di legalkan menjadi
sebuah kebijakan tertulis yang dijunjung tinggi dalam setiap operasional Holcim
tidak hanya di Cilacap namun di seluruh Holcim Corporate di dunia. Misi dan
kebijakan tertulis CSR Holcim tersebut berbunyi : “Kami melakukan pekerjaan
dengan semua pemangku kepentingan, membangun dan memelihara hubungan
saling menghormati dan percaya. Kami bertujuan untuk berkontribusi
memperbaiki kualitas hidup dari pekerja kami, keluarga mereka dan komunitas
sekitar kami.83”
Munculnya konsep 3 bottom line (3P), yakni Profit, People, Planet. yang
dikemukakan oleh John Elkington juga dinilai telah menjadi dasar operasional
Holcim dalam melakukan aktivitas perusahaan. Sebagaimana penuturan
Kusdiharto selaku Community Development Coordinator :
“Kita punya dasar operasional Holcim itu 3 bottom line, three angel house jadi operasionalnya Holcim dimana berada diseluruh dunia harus berdasar three angel house itu, jadi sudut yang pertama itu creating value jadi operasionalnya Holcim harus berujung pada keuntungan, itu yang angel atas, yang angel bawah kanan, itu suistainable environment operasionalnya Holcim harus memperhatikan lingkungan, yang angel kiri namanya CSR jadi corporate social responsibilty, jadi operasional Holcim harus bertanggungjawab kepada masyarakat, jadi inilah yang mendasari operasionalnya Holcim, sehingga Comrel kebagian angel yang kiri kebagian CSR.84.”
Dalam setiap kegiatan operasional Holcim pada hakikatnya adalah
mencari keuntungan (profit) yang digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup
perusahaan. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat dan lingkungan
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap berkomitmen untuk berupaya memberikan
83 Pernyataan Misi dan Kebijakan CSR Holcim Corporate 84 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat, 26 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
manfaat kepada masyarakat yang dituangkan dalam berbagai bentuk kepedulian
yang menyentuh kebutuhan masyarakat dimana salah satu bentuknya adalah
kegiatan community development penyulingan kayu putih.
b. Tujuan Program Community Development Penyulingan Kayu Putih
Sebuah program CSR yang dilaksanakan perusahaan tentunya memiliki
tujuan baik internal maupun eksternal. Dari hasil observasi data dokumen dan
wawancara yang dilakukan peneliti diketahui bahwa pada intinya, tujuan program
community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap dibagi menjadi 2 bagian yakni tujuan eksternal dan tujuan
internal.
· Memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui usaha
penyulingan kayu putih
Dalam pelaksanaannya tujuan eksternal program community development
penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di
tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru adalah berusaha untuk menumbuhkan
kemandirian warga melalui usaha produktif berupa kegiatan penyulingan kayu
putih. Dengan adanya usaha penyulingan kayu putih yang berkelanjutan
diharapkan akan memberikan penambahan pendapatan yang nyata (riil) yang
dapat dirasakan masyarakat Kelurahan Kutawaru. Selain itu, dengan adanya
program penyulingan kayu putih yang didalamnya terdapat organisasi Lembaga
Masyarakat Desa Hutan (LMDH) diharapkan dapat menjadi wadah berkumpulnya
masyarakat Kelurahan Kutawaru untuk mengakomodir setiap kegiatan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
dan telah dilaksanakan terkait dengan kegiatan penyulingan kayu putih maupun
kegiatan PHBM.
Program penyulingan kayu putih ini memang telah dilaksanakan sejak
tahun 2009 dan masih berlanjut hingga sekarang. Program ini oleh pihak PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dinilai telah berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, sehingga untuk saat ini upaya yang dilakukan PT. Holcim Indonesia
Tbk Cilacap adalah mengembangkan program ini agar lebih sustain dan
membantu masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kegiatan penyulingan kayu
putih ini.
Upaya pemberdayaan yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
dalam mengembangkan progam community development di tahun 2010 adalah
membantu masyarakat memenuhi target minimal produksi minyak kayu putih
yang ditetapkan Perhutani pada tahun 2010 yakni sebesar 2 ton minyak kayu putih
melalui pendampingan peningkatan kapasitas alat produksi kegiatan penyulingan
kayu putih. Sebagaima penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations
Officer 2 (CRO 2) : “….yang menentukan target produksi bukan Holcim tapi yang
menentukan Perhutani, karena apa, hasil produk mereka ada ketentuan harus
dijual kepada Perhutani dengan target produksi tahunan, tujuan untuk memacu
aktifitas mereka harapannya kegiatannya itu bisa sustain jadi mereka di kasi
target85”.
85Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
· Menciptakan hubungan harmonis antara PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dengan masayarakat Kelurahan Kutawaru
Tujuan internal dari dilaksanakan program ini lebih mengarah pada
terciptanya hubungan yang harmonis antara masyarakat Kelurahan Kutawaru
dengan PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan harapan akan tercapainya
image/citra positif PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat
Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community
Relations Officer 2 (CRO 2) :
“Tujuan dari program ini adalah memberdayakan masyarakat, kepentingan Holcim hanya ingin memberdayakan mereka karena mereka berada di sekitar aktivitas pabrik kita, sebagai wujud tanggung jawab sosial Holcim saja, kami tidak memiliki kepentingan lain selain berusaha memberdayakan mereka Tujuan program pemberdayaan ini untuk meningkatkan kesejahteraan sustain aja, artinya kalau sustain mereka sudah bisa menikmati keuntungan, secara sosial terjalin hubungan yang baik86.”
c. Sasaran Program Community Development Penyulingan Kayu Putih
· Kebijakan sasaran community development PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap
Program community development penyulingan kayu putih merupakan
upaya nyata perusahaan dalam melaksanakan CSR seperti yang telah diamanatkan
UU No 40/2007 serta sebagi bentuk komunikasi dalam menjalin hubungan yang
baik dengan masyarakat sekitar. Bentuk komunikasi perusahaan melalui kegiatan
CSR memiliki beragam motif tergantung dari kebijakan perusahaan yang
melaksanakannya. PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sendiri telah memiliki
kebijakan baku dalam menentukan sasaran dari kegiatan-kegiatan CSRnya.
86 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2
(CRO 2) :
“Kebijakan dari manajemen Holcim sendiri adalah fokus kegiatan community development itu pada daerah-daerah di sekitar daerah aktivitas kita, yang meliputi aktivitas transportasi bahan baku produk, aktivitas proses produksi bahan baku penambangan, intinya kegiatan operasional Holcim, salah satu daerah yang bersentuhan aktivitas kita itu Kutawaru87.”
Adanya kebijakan yang tertulis dan jelas terkait sasaran program,
menunjukkan bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah perusahaan yang
ingin selalu memiliki penampilan yang baik di tengah publiknya. Terkait dengan
sasaran program community development penyulingan kayu putih ini diketahui
bahwa sasaran program ini adalah masyarakat Kelurahan Kutawaru khususnya
yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna.
Sebagaimana dituturkan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2
(CRO 2) : “Untuk program community development penyulingan kayu putih ini
sasarannya merupakan masyarakat Kutawaru yang telah tergabung dalam
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna88.”
· Kelurahan Kutawaru sebagai daerah terdampak aktivitas PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap
Kelurahan Kutawaru dijadikan sebagai sasaran kegiatan CSR PT. Holcim
Indonesia dikarenakan Keluarahan Kutawaru merupakan salah satu daerah yang
terdampak oleh kegiatan operasional PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Dimana
wilayah Kelurahan Kutawaru merupakan daerah yang terlewati alur sungai Donan
yang mana setiap harinya kapal-kapal pengangkut bahan baku pembuatan semen
87 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 88 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
(clinker) dan batu bara sebagai bahan bakar untuk menunjang kegiatan
operasional PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melewati alur Sungai Donan.
Sungai Donan sendiri merupakan salah satu sungai yang oleh kebanyakan
masyarakat nelayan Kutawaru dijadikan tempat untuk menggantungkan hidupnya
dengan menjaring ikan-ikan yang ada disekitar alur sungai. Sehingga untuk
menghindari konflik kepentingan perusahaan yang memanfaatkan alur Sungai
Donan maka perusahaan menyadari perlunya melakukan kegiatan community
development di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru agar hubungan baik
antara keduanya tetap terjalin dan terbina dengan baik.
Masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai partisipan program diberi
keleluasaan dalam menentukan program yang akan dijalankan. Hal ini dilakukan
karena perusahaan menilai bahwa sebuah program yang dilaksanakan bukan dari
keinginan masyarakat akan menyebabkan masyarakat kurang berpartisipasi di
dalam pelaksanaannya. Sehingga program community development penyulingan
kayu putih ini dilaksanakan bukan semata-mata keinginan PT Holcim Indonesia
Tbk namun dilandasi adanya keinginan dan kebutuhan masyarakat. Sebagaimana
penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO2) :
“Program ini sudah sesuai dengan masyarakat karena masyarakat sendiri yang
membutuhkan jadi kita memenuhi apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat/komunitas89.”
89 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
d. Perencanaan Program Community Development Penyulingan Kayu Putih
oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
Pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini merupakan
pengembangan dari program-program CSR yang sebelumnya telah dijalankan
oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di Kelurahan Kutawaru. Perlu diketahui
bahwa perusahaan telah melaksanakan kegiatan CSR di Kelurahan Kutawaru
sejak tahun 2002, sehingga siklus komunikasi yang telah terbina dan terbangun
sejak lama tersebut turut membantu mempermudah PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam merencanakan program dan
menyampaikan sebuah program yang akan dilaksanakan. Sebagaimana penuturan
Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Pada kenyataannya memang sebelum
perusahaan lain mewujudkan CSR Holcim sudah lebih dulu memang pada tahun
2002, waktu itu melalui LPM Ngudi Raharjo kita membina lele, mina terna sudah
pernah 90”
· Perencanaan awal melalui Community Communication Channel (CCC)
Dalam melaksanakan program community development penyulingan kayu
putih ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak serta merta merencanakan
program secara sepihak, namun perusahaan melakukan perencanaan bersama
dengan pihak-pihak yang nantinya akan terlibat dalam pelaksanaan program ini.
Perencanaan program-program community development di tengah masyarakat
Kelurahan Kutawaru dilaksanakan melalui opinion leader yang sudah
dilembagakan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang disebut Community
90 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Communication Channel (CCC).. Seperti yang dituturkan Achmad Rif’an selaku
CCC sekaligus sekretaris LMDH :
“Kami menampung usulan dari semua masyarakat, dengan kita mengumpulkan semua elemen masyarakat yang ada di tingkat Kelurahan, lalu kita melaui forum itu dikomunikasikan menampung ususlan-usulan itu, hampir tiap tahun setiap CCC dibentuk itu ada pertanggungjawaban ke masyarakat setelah ada pertanggungjawaban dari CCC tentang kegiatan 3 bidang itu juga menampung usulan untuk program tahun depan berikutnya91”
CCC merupakan lembaga yang dibentuk PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap ditingkat Kelurahan Kutawaru dan terdiri atas kumpulan dari representasi
masyarakat seperti tokoh masyarakat, pengurus RT/RW maupun masyarakat yang
mengajukan diri untuk bersedia menjadi CCC. Dalam program ini CCC yang
ditunjuk dan dipercaya untuk mewakili aspirasi masyarakat Kelurahan Kutawaru
adalah Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH. CCC memiliki tugas sebagai
fasilisator penghubung komunikasi antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
dengan masyarakat dalam hal ini masyarakat Kutawaru. Melalui CCC ini
masyarakat merumuskan kebutuhan dan menyampaikan aspirasi terkait kegiatan
yang dibutuhkan masyarakat banyak. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an
selaku Sekretaris LMDH :
“Kita menyeleksi yang bener-bener menjadi dasar kebutuhan masyarakat yang penting banget, pokoknya kita ada pertimbanagn kalau ada usulan-usulan dari masyarakat karena kita juga ada keterbatasan dana, yang penting bisa menyentuh masyarakat miskin, setelah kita bicarakan kita usulkan ke Holcim92”
CCC inilah yang kemudian menyampaikan usulan-usulan mengenai
kebutuhan maupun kegiatan yang diinginkan masyarakat untuk kemudian
91 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 92 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
diajukan kepada PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Dari penjelasan diatas
diketahui bahwa perencanaan awal program ini berasal dari masyarakat Kelurahan
Kutawaru sendiri. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community
Relations Officer 2 (CRO 2) :
“Kami punya perwakilan dalam melaksanakan program pemberdayaan, kami mempunyai perwakilan yang ada di masyarakat yang disebut CCC di masing-masing kelurahan, CCC tersebut yang melakukan proses identifikasi proses pemetaan sosial (social mapping) dan sebagainya, (…) jadi tahap awal yang melakukan survei itu adalah masyarakat itu sendiri93.”
Opinion leader melalui CCC ini dijadikan oleh perusahaan sebagai alat
komunikasi untuk menjembatani kepentingan masyarakat dan perusahaan
sekaligus penyampai informasi utama kepada masyarakat selain perusahaan
sendiri. Dalam program ini, selain opinion leader yang diwakili oleh CCC
terdapat juga opinion leader di tengah masyarakat yang turut menentukan
keberhasilan pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini yakni Ketua
LMDH dalam hal ini Busro H.S.
Berdasarkan observasi data dokumen yang dilakukan peneliti diketahui
mengenai prinsip perencanaan partisipatoris antara PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui CCC yang tergambar
dalam diagram di bawah ini :
93 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bagan 3.1 Perencanaan Parstisipatoris Melalui CCC
· Pelibatan Perhutani dalam
penyulingan kayu putih
Setelah masyarakat melakukan survei terkait apa yang menjadi kebutuhan
dan keinginannya akan sebuah program, maka h
pelaksanaan program community development
dilakukan masyarakat kemudian disampaikan kepada pihak
Tbk. Cilacap melalui proposal yang diajukan.
Perusahaan dalam hal ini
menindaklanjuti usulan tersebut
mapping) di lapangan secara bersama antara PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap,
perwakilan LMDH Rawa Kuna, dan
penuturan Harry Kusnanto selaku
3.1 Perencanaan Parstisipatoris Melalui CCC
Pelibatan Perhutani dalam pemetaan potensi community development
penyulingan kayu putih
Setelah masyarakat melakukan survei terkait apa yang menjadi kebutuhan
dan keinginannya akan sebuah program, maka hasil survei mengenai usulan
community development penyulingan kayu putih
kemudian disampaikan kepada pihak PT. Holcim Indonesia
melalui proposal yang diajukan.
Perusahaan dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap k
tersebut dengan melakukan survei/pemetaan sosial
lapangan secara bersama antara PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap,
perwakilan LMDH Rawa Kuna, dan perwakilan Perhutani. Sebagaimana
Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :
119
community development
Setelah masyarakat melakukan survei terkait apa yang menjadi kebutuhan
ei mengenai usulan
penyulingan kayu putih yang
PT. Holcim Indonesia
kemudian
ial (social
lapangan secara bersama antara PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap,
Sebagaimana
(CRO 2) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
“Namun di semua kegiatan pemberdayaan baik infrastrukutur, ekonomi dan sosial pasti sebelumnya kami melakukan survei juga, dalam program penyulingan kayu putih ini survei dilakukan 3 pihak yakni perhutani LMDH dan Holcim 94.”
Pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kemudian menindaklanjuti
dengan melakukan pemetaan potensi (potency mapping). Pemetaan potensi ini
juga dilakukan secara bersama oleh ketiga pihak melalui pertemuan-pertemuan
yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap bersama masyarakat dan
Perhutani. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Sebelum
memberikan bantuan Holcim melakukan survei ke masyarakat, tentang bagaimana
penyulingan, keuntungan bagaimana, dampak ke masyarakat bagaimana, sampai
meminta dukungan 50 orang masyarakat95”
Kegiatan survei pemetaan potensi ini bertujuan untuk menginventarisasi
potensi yang ada di Kelurahan Kutawaru, baik potensi sumber daya alam maupun
potensi sumber daya manusia yang tersedia yang erat kaitannya dengan
keberlangsungan pelaksanaan program community development penyulingan kayu
putih. Inventarisasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah potensi sumber daya
alam dan ketersedian sumber daya manusia layak untuk melaksanakan program
community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry
Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2 ): “Kita lakukan
identifikasi untuk melihat potensi yang ada, artinya begini, kalau kilang itu
didirikan di Kutawaru itu layak atau tidak kira-kira, layak dalam arti apakah bisa
94 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 95 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
berjalan sesuai dengan sebagai mestinya bisa sustain apa tidak, kan berkaitan
dengan suplai bahan baku96.”
· Hasil identifikasi pemetaan potensi oleh ketiga belah pihak
Inventarisasi potensi yang dilakukan bersama oleh ketiga pihak
menghasilkan temuan sebagai berikut*:
a. Luas lahan untuk penanaman kayu putih
Untuk luas lahan penanaman pohon kayu putih Perhutani meminjamkan
lahan seluas 473 Ha kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru. Kemudian
yang disiapkan untuk tanaman kayu putih adalah 210 Ha.
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
Ketersedian sumber daya manusia yang ada di Kelurahan Kutawaru
untuk pelaksanaan kegiatan community development penyulingan kayu
putih ini sangat cukup memadai. Sumber daya manusia yang akan
terlibat dalam program community development penyulingan kayu putih
ini melibatkan sekitar 700-an warga masyarakat Kelurahan Kutawaru
yang sebelumnya telah tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa
Hutan (LMDH) Rawa Kuna.
c. Peluang pasar
Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH Rawa
Kuna diwajibkan menjual hasil pengolahan daun kayu putih berupa
minyak kayu putih kepada PGT Cimanggu Perum Perhutani Unit 1
Jateng dengan aturan bagi hasil (sharing) jumlah minyak kayu putih x
96 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 * Data Dokumen PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
87,5 % x Rp. 90.000. Hal ini disesuaikan dengan MoU yang telah
disepakati bersama antara LMDH Rawa Kuna dengan Perhutani.
d. Kapasitas produksi
Hasil inventarisasi yang dilakukan memperoleh temuan bahwa dengan
kapasitas dandang tungku 1 ton dengan waktu penyulingan 5-6 jam dan
2 kali penyulingan dalam satu hari kegiatan ini dapat menghasilkan rata-
rata 10 liter minyak kayu putih.
e. Bahan bakar produksi
Bahan bakar yang digunakan untuk proses penyulingan daun kayu putih
diambil dari limbah ranting pohon kayu putih yang tidak terpakai.
f. Desain peralatan produksi minyak kayu putih
Peralatan penyulingan kayu putih diperlukan untuk keberlanjutan
program community development penyulingan kayu putih ini.
Hasil dari pemetaan potensi yang dilakukan ketiga pihak tersebut
diketahui bahwa berdasarkan temuan-temuan yang ada lapangan, diketahui bahwa
terdapat potensi sumber daya alam lokal berupa tanaman kayu putih yang dapat
dikembangkan masyarakat sebagai kegiatan produktif serta ketersedian lahan
milik Perhutani yang dapat dimanfaatkan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang
tergabung dalam LMDH Rawa Kuna untuk penanaman kayu putih namun belum
tersedianya sarana/fasilitas untuk mengolah daun kayu putih di daerah Kelurahan
Kutawaru. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations
Officer 2 (CRO 2) :
“Salah satu hasil dari identifikasi dan pemetaan mereka adalah adanya potensi kayu putih yang bisa dikembangkan kemudian itu menjadi usulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
kepada Holcim agar Holcim bisa membantu merealisasikan atau membantu mendorong potensi yang ada disana, potensi kayu putih tersebut97.”
· Kesediaan PT. Holcim Indonesia memberdayakan masyarakat
Kelurahan Kutawaru
Melihat adanya potensi yang bisa dikembangkan namun terkendala
permasalahan kebutuhan yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kemudian melakukan perencanaan melalui rapat
dan dialog dengan perwakilan masyarakat yang tergabung dalam LMDH Rawa
Kuna dan Perhutani. Melalui dialog serta pertemuan-pertemuan yang diadakan ini
beberapa kali ini, perusahaan berupaya menggali aspirasi atau keinginan
masyarakat dalam merealisasikan program yang telah direncanakan bersama
dengan Perhutani sebagai pihak yang nantinya juga akan terlibat didalam
program. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations
Officer 2 (CRO 2) : “Holcim sendiri untuk mengawali kegiatan tersebut kira-kira
hanya melakukan pertemuan 4-6 kali saja, kita selalu bertemu dengan 3 pihak
ini98.”
Dalam program penyulingan kayu putih ini perusahaan juga
memanfaatkan tenaga kerja masyarakat kelurahan Kutawaru dalam membangun
pabrik penyulingan kayu putih ini. Sebagaimana penuturan Rajim selaku
penyuling kayu putih : “Saya ikut disini mulai dari nol mulai dari bikin tempatnya
ini terus mbangun ini lalu nyuling. Dulu saya tahunya sudah ada peletakan batu
pertama disini saya mulai bekerja99.”
97 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 98 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 99 Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Keterlibatan masyarakat serta pihak Perhutani dalam perencanaan ini juga
tak lepas dari tujuan perusahaan agar program yang dijalankan benar-benar sesuai
dengan keinginan masyarakat, sehingga melalui perencanaan ini diharapkan
mampu mendukung terciptanya komunikasi yang baik untuk menciptakan
harmonisasi hubungan antara perusahaan dengan komunitas. Melalui perencanaan
yang dilakukan, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap bersedia untuk
memberdayakan masyarakat melalui program community development
penyulingan kayu putih dengan berkontribusi dalam pembangunan pabrik
penyulingan kayu putih termasuk di dalamnya membantu ketersediaan alat-alat
untuk menunjang kegiatan penyulingan daun kayu putih serta pendampingan
dalam pelaksanaan program.
Dari kegiatan perencanaan ini diketahui bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap sebagai perusahaan yang berdiri disekitar masyarakat menunjukan adanya
komitmen dan kepedulian dengan memberikan solusi kepada masyarakat
Kelurahan Kutawaru dalam mengembangkan sebuah kegiatan produktif
penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku
Community Relations Officer 2 (CRO 2) :
“Kita selalu berfikir bagaimana kita bisa memberikan solusi, artinya mulai dari kegiatan dari hulu hingga hilir menjadi fokus kegiatan kita, katakanlah begini dari hulunya kita dorong mereka untuk bisa melakukan kegiatan yang produktif, kemudian sukur-sukur dibagian hilirnya mereka bisa memasarkan sendiri, tapi kalau tidak bisa kita juga bantu hilirnya, beri kesempatan mereka untuk bisa memasarkan produknya. Kemudian kita juga berusaha untuk membantu mereka di bagian lain supaya kegiatan yang dilakukan bisa sustain. Seperti contohnya kita memantau perkembangan mereka apa sih yang menjadi kendala selama perjalanan kegiatan tersebut100.”
100 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Dari tahap perencanaan ini, upaya perusahaan untuk terlibat dalam
perencanaan program dengan masyarakat menunjukan adanya itikad baik
perusahaan dalam menjalin komunikasi dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru
agar hubungan baik yang selama ini tercipta tetap terjaga. Selain itu dengan
melibatkan masyarakat dalam kegiatan perencanaan ini diharapkan program yang
dijalankan dapat diterima oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru.
e. Strategi yang Diterapkan dalam Program Community Development
Penyulingan Kayu Putih
· Pemahaman terhadap kondisi demografis masyarakat Kelurahan
Kutawaru
Strategi pelaksanaan merupakan hal yang paling penting dan mendasar
untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan sebuah program. Setiap daerah
yang menjadi sasaran program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki
karakter masyarakat yang berbeda satu sama lainnya, hal ini dikarenakan kondisi
geografis dan budaya masyarakatnya, untuk itu PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap memiliki pola pendekatan yang berbeda-beda pula dalam melaksanakan
sebuah program pemberdayaan. Wilayah Kelurahan Kutawaru dipandang oleh PT
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai wilayah pemberdayaan yang unik
sehingga pola pendekatan pemberdayaan yang dilakukan juga disesuaikan dengan
kondisi dan sumber daya lokal masyarakat Kelurahan Kutawaru itu sendiri.
Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana selakau Manager Community Relations :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
“Kutawaru itu daerah yang unik mempunyai masyarakat nelayan disisi luar daerahnya,masuk kedalam sedikit penduduknya sudah bekerja dibidang agraris, sebaliknya penduduknya sebagian juga ada yang menjadi TKI jadi tinggal pemuda atau laki laki yang tinggal disana untuk kita berdayakan berdasarkan sumber daya lokal, bagaimana pendekatan kita untuk memberdayakan yang nelayan tadi dipinggiran maupun yang agak ke tengah yang agraris tadi, Kutawaru itu contoh pemberdayaan yang sangat kompleks bagi kami101”
Untuk menghadapi berbagai kultur masyarakat yang berbeda antara
wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
telah memiliki strategi baku yang selalu diterapkan dalam melaksanaan program
community development, strategi inilah yang dipakai dan diterapkan oleh PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanakan program community
development penyulingan kayu putih.
· Pembentukan LMDH sebagai wadah mengorganisir masyarakat
Kelurahan Kutawaru
Strategi utama yang diaplikasikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
dalam melaksanakan program community development penyulingan kayu putih
adalah dengan melakukan pengorganisasian yang baik. Strategi baku yang
diterapkan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tersebut meliputi tahapan-tahapan
sebagai berikut; penyadaran akan program pemberdayaan, pengorganisasian
dengan membentuk lembaga lokal, kaderisasi, dukungan teknis dan pengelolan
sistem. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations
Officer 2 (CRO 2) :
“Untuk mengakomodir setiap kegiatan masyarakat, kita membentuk kelompok-kelompok atau organisasi sebagai wadah dimana masyarakat dapat berkumpul untuk melakukan sebuah kegiatan program pemberdayaan,
101 Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
pembentukan kelompok maupun organisasi ini mengacu pada prinsip memanfaatkan kelembagaan lokal, karena organisasi ataupun kelompok merupakan sarana yang memungkinkan masyarakat untuk bertemu dan berkumpul sehingga memungkinkan mereka untuk berdaya102.”
Keterlibatan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam membantu
masyarakat Kelurahan Kutawaru membentuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH) di bawah akta notaris merupakan sebuah proses komunikasi yang
terjalin antara kedua belah pihak dan merupakan wujud nyata kepedulian dan
keseriusan perusahaan untuk mendukung terlaksananya program ini. Perusahaan
menganggap dengan adanya organisasi LMDH yang terbentuk di tengah
masyarakat, diharapkan dapat menjadi sebuah kontak point yang akan mengikat
masyarakat dalam sebuah kegiatan community development sehingga melalui
organisasi tersebut masyarakat dapat saling bertukar pikiran mengenai kegiatan
yang sedang dan akan dilaksanakan. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana
Manager Community Relations :
“Kita percaya dalam pemberdayaan masyarakat itu harus terorganisir, artinya tidak efektif kalau kita deal dengan satu orang satu orang tapi kita dengan organisasi karena dengan organisasi itulah masyarakat bisa terberdayakan dengan baik, artinya mereka terikat dengan organisasi karena mereka terikat dalam suatu organisasi, kelompok ini kan memungkinkan ada kontak pointnya103.”
Melalui organisasi LMDH yang telah terbentuk, perusahaan meyakini
akan terdapat kepengurusan dalam lembaga tersebut yang kemudian menjadi
kader-kader pemberdayaan yang nantinya akan mengambil alih tugas daripada
fungsi PR itu sendiri. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community
Relations Officer 2 (CRO 2) :
102 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010 103 Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
“Dalam setiap organisasi atau kelompok itu kan biasanya ada ketua ataupun kader didalamnya karena dalam setiap program pada hakekatnya memiliki keharusan mempersiapkan kader-kader pengembang keswadayaan lokal yang akan mengambil alih tugas sehingga diharapakan kader ini menjadi pemimpin yang medukung keberlanjutan program pemberdayaan104.”
Dukungan teknis yang diberikan oleh perusahaan baik dalam bentuk
dukungan fisik dan non fisik juga diperlukan dalam rangka untuk mencapai tujuan
program community development penyulingan kayu putih. Berdasarkan data
dokumen yang peneliti peroleh, strategi implementasi program community
development penyulingan kayu putih yang diterapkan PT Holcim Indonesia Tbk
Cilacap dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Strategi Implementasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
dalam Program Community Development Penyulingan Kayu Putih
104 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
Pengorganisasian
Kaderisasi
Dukungan Teknis
Penyadaran
Pengelolaan sistem
Sistem masyarakat yang
terkait dengan sistem yang
lain, yang tidak selalu
tersedia dan atau terpenuhi
di tingkat lokal 1
2 3
4
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
2. DATA INPUT
a. Perhutani sebagai mitra PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
Community Development Penyulingan Kayu Putih
Dalam melaksanakan sebuah program community development, PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyadari bahwa pihaknya tidak dapat
melaksanakan program community development sendiri. Untuk membantu
mencapai tujuan program community development PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap selalu melibatkan pihak-pihak yang berkompeten untuk mendukung
kelancaran sebuah program community development seperti LSM, Perguruan
Tinggi hingga Pemerintahan. Demikian juga dalam pelaksanaan program
community development penyulingan kayu putih ini, PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap menjalin kerjasama dalam bentuk kemitraan dengan Perhutani Kesatuan
Pemangkuan Hutan (KPH) Rawa Timur Cilacap. Perum Perhutani dijadikan mitra
dalam pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini
bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan Perhutani memiliki kompetensi terkait
dengan pelaksanaan teknis program community development penyulingan kayu
putih sehingga kerjasama kemitraan ini diharapkan dapat mendukung tercapainya
tujuan program community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana
penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :
“Kita tidak memilik pengetahuan secara teknis tentang apa yang dilakukan, kita selalu bekerjasama dengan pihak ketiga, apapun kegiatan kita banyak kegiatan, seperti budidaya sapi, kita tidak punya pengetahuan tentang sapi, kita bekerjasama dengan pihak yang memiliki kompetensi untuk melakukan pendampingan, karena ini berkaitan dengan tanaman dan yang punya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
kompetensi adalah perhutani maka dari itu untuk hal-hal yang berkaitan dengan teknis adalah Perhutani yang akan membantu mereka105.”
Secara organisasional, program community development penyulingan kayu
putih pada pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dilaksanakan secara
langsung oleh Departemen Community Relations yang berfungsi sebagai PR yang
menangani hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan eksternal termasuk segala
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan program community development
penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru.
Untuk melihat Input yang diberikan oleh pelaksana program baik dari
pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani, dalam bagian ini
peneliti akan menjelaskan hal-hal apa saja yang diupayakan oleh pihak pelaksana
program dalam mendukung terlaksananya program community development
penyulingan kayu putih ini. Input dalam penelitian ini akan dilihat dari sejauh
mana perusahaan menempatkan staff pelaksananya (software) serta
sarana/fasilitas (hardware) apa saja yang diberikan perusahaan kaitannya dalam
menunjang terlaksananya program.
a.1 Pelaksana Community Development Penyulingan Kayu Putih
Untuk melihat bagaimana perusahaan maupun pihak yang dijadikan mitra
menempatkan staffnya dalam program ini maka peneliti akan melihat dari 4
(empat) indikator yakni tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan, masa kerja,
dan pelatihan yang pernah diikuti oleh para pelaksana program community
development penyulingan kayu putih.
105 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
1. Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa Kerja
Pelaksana Program
Tingkat dan latar belakang pendidikan serta masa kerja pelaksana program
merupakan unsur yang sangat penting dan berpengaruh dalam pelaksanaan
program. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan secara
intelektual, pola pikir, dan keterampilan pelaksana program dalam melaksanakan
program sedangkan latar belakang pendidikan juga berpengaruh terhadap
keseuaian pendidikan dengan bidang yang di laksanakan. Masa kerja juga dinilai
berpengaruh dalam menilai tingkat pengalaman pelaksanaan dalam menjalankan
program community development penyulingan kayu putih. Semakin lama masa
kerja maka semakin banyak pengalaman yang di dapat. Tingkat pengalaman akan
berpengaruh besar terhadap keterampilan pelaksana dalam menjalankan program
community development penyulingan kayu putih. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui data mengenai tingkat dan latar belakang pendidikan dari pelaksana dan
mitra program community development penyulingan kayu putih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Tabel 3.1 Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa Kerja
Pelaksana Program Community Developmnet Penyulingan Kayu Putih*
No Nama Jabatan Pendidikan Masa Kerja
1. Harry
Kusnanto
Community
Relations
Officer 2 (CRO
2)
S1 Ilmu Hukum -
Universitas Wijaya
Kusuma Purwokerto
32 Tahun
2. Sigit
Indrayana
Manager
Community
Relations
S1 Teknik Kimia -
Universitas Airlangga
Surabaya
S2 General
Manajemen - Institut
Teknologi Bandung
6 Tahun
3. Kusdiharto Community
Development
Coordinator
S1 Teknik Sipil -
Universitas Atma Jaya
Yogyakarta
17 Tahun
4. Yudhi
Noviar
Asper KBKPH
Rawa Timur
S1 Kehutanan –
Universitas Gadjah
Mada
18 Tahun
5. Badrudin KRPH Cilacap SLTA 22 Tahun
6. Kursad Mandor PHBM SLTA 20 Tahun
* Hasil wawancara yang diolah peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
2. Pelatihan yang Pernah Diikuti Pelaksana Program
Tingkat keterampilan pelaksana program tidak hanya diukur dari lamanya
masa kerja, tetapi dapat dinilai juga dengan banyaknya pelatihan yang diikuti.
Semakin banyak pelatihan yang diikuti juga dapat menambah pengalaman dan
keterampilan dalam pelaksanaan program. Dalam kaitannya dengan program
community development penyulingan kayu putih ini jenis pelatihan yang dianggap
relevan dalam program bagi pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah
pelatihan yang berhubungan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan
pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan berkomunikasi kepada
publik.
· Pelatihan CFCD sebagai syarat utama Comrel PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap
Secara berkala PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memberikan berbagai
pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan karyawannya dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Sedangkan bagi pihak Perhutani
pelatihan yang relevan tentunya pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan teknis
tanaman maupun hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan lahan.
Dalam melaksanakan program community development PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap menetapkan syarat utama yang harus dimiliki staf
Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yakni
telah mengikuti pelatihan Community Development For Corporate (CFCD).
Selain syarat wajib tersebut, staff pelaksana maupun Manager yang bergabung di
dalam Departemen Community Relations dibekali dengan pelatihan dalam rangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
peningkatan kemampuan (skill) dalam berkomunikasi seperti pelatihan analisa
bisnis, negosiasi, training public relation, building trust, dan self confidence.
Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator:
“Salah satu requirement bagi CRO adalah kemampuan bernegosiasi, untuk para CRO dalam melaksnakan tugasnya dalam program pemberdayaan itu banyak bekal yang diberikan. Kami banyak training dalam hal pemberdayaan salah satunya CFCD training, ada 2 tingkat basic dan advanced selain CFCD ada training negosiasi , communication, social mapping, public relations, analisa bisnis, building trust, self confidence tapi basicnya adalah CFCD106.”
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti, diperoleh data
mengenai training yang pernah diikuti oleh pelaksana program community
development penyulingan kayu putih sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pelatihan yang Pernah Diikuti oleh Pelaksana
Program Community Development Penyulingan Kayu Putih*
No Nama Jabatan Pelatihan Yang Diikuti
1 Harry
Kusnanto
Community Relations
Officer 2 (CRO 2)
- Community Development For
Corporate; Strategy and Technique
- Community Development For
Corporate; The New Competency
CDO’s And Solution Operating
Procedure
- The Improvement of Capacity Officer
2 Sigit Manager Community - Community Development For
106 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat 26 November 2010 * Hasil wawancara yang diolah peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Indrayana Relations Corporate; Strategy and Technique
3 Kusdiharto Community
Development
Coordinator
- Community Development For
Corporate; Strategy and Technique
- Training Corporate Social
Responsibility
- The Improvement of Capacity Officer
- Managing Execution
4. Yudhi
Noviar
Asper KBKPH Rawa
Timur
- Budidaya Tanaman Keras
- SJDI Hukum
5. Badrudin KRPH Cilacap - Persemaian, Pemeliharaan, Tanaman,
Produksi
6. Kursad Mandor PHBM - Persemaian, Pemeliharaan, Tanaman,
Produksi, Pengelolaan Lahan
b. Sarana dan Pendanaan yang Diberikan PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dalam Program
Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program community development
penyulingan kayu putih dibutuhkan sarana/fasilitas yang memadai. Dalam
pelaksanakan program community development penyulingan kayu putih ini bentuk
sarana/fasilitas yang digunakan berasal dari 3 pihak yang terlibat didalamnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
yakni dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan swadaya
masyarakat.
· Swadaya masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam community
development penyulingan kayu putih
Dalam mendukung pelaksanaan program ini, perusahaan tidak hanya
memberikan sarana dalam bentuk fisik kepada masyarakat, namun juga sarana
yang sifatnya non fisik. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku
Community Relations Officer 2 (CRO 2) :
“Secara fisik ya tentunya tanah, bangunan untuk pembuatan kilang kayu putih, serta alat-alatnya, sementara yang untuk non fisik kami melakukan pengorganisasian sehingga terbentuk organisasi LMDH kita memfasilitasi terbentuknya LMDH, bentuk fasilitasinya adalah kita melakukan pembentukan organisasi dari pengurus, kemudian melakukan pendaftaran anggota, kita juga fasilitasi pendirian LMDH melalui akta notaris107.”
Sarana dan dana yang diberikan oleh perusahaan dalam program ini
memang tidak diberikan secara penuh. masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai
partisipan program juga diminta partisipasinya dalam mendukung terlaksananya
program. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung ketersediaan
sarana dalam program ini adalah dengan berpartisipasi melakukan swadaya dalam
pendanaan pembangunan pabrik penyulingan kayu putih. Sebagaimana
dikemukakan Busro H.S selaku Ketua LMDH seperti :
“…ini kami membangun habis 83 juta dari swadaya pengurus lembaga yang ditangani oleh kita bersama, (…) lahannya ini dari Holcim seluas 1 hektar, ini milik Holcim seharga 70 juta untuk apa saja paling sebelah kiri untuk pemasakan gula merah, rumah sementara untuk penjaga, untuk tempat hewan kambing dan sapi yang didepan untuk pembenihan bibit macem-
107 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
macem kayu putih, mangga dll digunakan mendukung aktivitas kayu putih terutama untuk pabrik ini semua bantuan Holcim108.”
Adanya sarana yang harus diswadayakan oleh masyarakat Kelurahan
Kutawaru dalam pelaksanaan program ini bukan tanpa alasan. Perusahaan
memandang dengan adanya swadaya dari masyarakat dalam pelaksanaan program
diharapkan akan menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap program yang
dilaksanakan. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana selaku Community
Relations Manager :
“Didalam pelaksanaannya program pemberdayaan masyarakat kita tidak pernah menggunakan dana 100 % dana dari Holcim artinya kita selalu melibatkan partisipasi masyarakat, karena ruhnya pemberdayaan adalah pasrtisipasi masyarakat sehingga mereka juga punya tanggung jawab untuk menjaga usaha tersebut109.”
· Kontribusi Perhutani dalam community development penyulingan kayu
putih
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa program ini merupakan
bentuk kemitraan antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan
masyarakat Kelurahan Kutawaru, sehingga program ini juga tidak dapat berjalan
jika tidak mendapat dukungan sarana dari pihak Perhutani. Dalam program ini
Perhutani sebagai pihak yang memiliki lahan serta pihak yang memiliki
kemampuan teknis terkait kegiatan penyulingan kayu putih telah memberikan
sarana yang cukup berarti bagi keterlaksanaan program.
Sarana yang diberikan Perhutani yakni berupa lahan yang dipinjamkan
oleh masyarakat untuk digunakan sebagai tempat penanaman kayu putih dan
108 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 109 Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
kegiatan pertanian masyarakat. Perhutani juga memberikan bibit tanaman kayu
putih sebagai pendukung kegiatan community development penyulingan kayu
putih. Selain itu pelatihan-pelatihan teknis terkait pemetikan tanaman kayu putih
hingga penyulingan daun kayu putih juga diberikan oleh Perhutani. Sebagaimana
penuturan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur :
“Terkait perhutani kontribusi Perhutani ya sangat besar sekali terutama bahan baku itu kan ditanam di lahan kita kan ada LMDH yang jadi pesanggem, jadi mereka bisa tanam tumpangsari, jadi Perhutani sebagai penyedia bahan baku tanaman kayu putih dan lahan ± 260 hektar110”
· Pendanaan community development penyulingan kayu putih
Selain tersedianya sarana/fasilitas yang memadai, keberhasilan sebuah
program juga sangat ditunjang oleh ketersediaan dana yang mencukupi. Dalam
program ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki anggaran yang
disediakan khusus bagi pelaksanaan program-program community development.
Anggaran dana bagi program community development yang salah satunya dalah
program penyulingan kayu putih ini berasal dari keuntungan perusahaan (cast
flow) dengan prosentase 2,7% dari keuntungan perusahaan. Hal ini didasarkan
atas pernyataan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator : “Untuk
dana yang terkait CSR setiap tahun ada budget terkait rencana program, batasan-
batasan mengenai berapa persen jumlahnya itu tidak ada, tapi kalau kita ikut
patokan BUMN biasanya membudgetkan sekitar 2-5 % dari Ediba*, untuk Holcim
membudgetkan 2,7% dari keuntungan111.”
110 Kutipan wawancara dengan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur, Senin 29 November 2010 * keuntungan perusahaan sebelum dikurangi pajak 111 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat 26 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Hasil observasi peneliti terhadap data dokumen yang ada di PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap mengenai anggaran dana yang digunakan dalam program
community development penyulingan kayu putih tersaji sebagai berikut :
Tabel 3.3 Rincian Dana dan Sarana dalam Program Community Development
Penyulingan Kayu Putih*
No Description Qty Unit Total A Biaya Pembangunan I Persiapan pembangunan 1.450.000 II Pondasi Kilang 3.689.661 III Pembangunan KIlang
I Foundation 10.186.372 II Construction work 23.380.700
III Roofing Work 7.729.500 IV Penyelesaian 2.759.400 V Bak Pendingin 900.000 Total 50.095.633
Contigenty 10% 5.009.563
55.105.196 B Alat Penyulingan Unit kilang oil atsiri 1 1.00 unit 47.500.000 Unit kilang oil atsiri 2 1.00 unit 55.000.000 Total 102.500.000 C Total Unit kilang oil atsiri 1 complete 1.00 unit 102.600.000 Unit kilang oil atsiri 2 complete 1.00 unit 110.100.000
* Data Dokumen PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
3. DATA PROSES
a. Media yang Digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
Menyampaikan Pesan Program Community Development Penyulingan
Kayu Putih
Program community development penyulingan kayu putih yang
dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan sebuah upaya yang
dilakukan oleh perusahaan agar hubungan yang selama ini terjalin tetap terjaga
dengan baik. Melalui program ini telah terjadi sebuah proses komunikasi antara
perusahaan dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tujuannya adalah
penyampaian informasi kepada masyarakat bahwa perusahaan ingin turut serta
berpartisipasi dalam membantu mengembangkan sumber daya lokal yang ada di
Kelurahan Kutawaru melalui program penyulingan kayu putih dengan harapan
akan membantu memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat Kelurahan
Kutawaru.
· Pesan dalam community development penyulingan kayu putih
Sebagai sebuah proses komunikasi, program penyulingan kayu putih ini
tentunya mengandung komponen komunikasi didalamnya yakni media sebagai
wadah yang digunakan perusahan untuk menyampaikan pesan maupun segala
informasi yang berkaitan tentang pelaksanaan program ini. Melalui program ini
perusahaan pada initnya ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat agar
memahami arti sebuah program pemberdayaan, dimana perusahaan
mengharapkan masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat menjaga dan melaksanakan
program secara berkelanjutan agar masyarakat dapat merasakan kemanfaatan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
program. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana selaku Manager Community
Relations:
“Karena kami tidak bisa menjangkau seluruh desa yang ada di Cilacap yang sejumlah 216. Sehingga masyarakat bisa memanfaatkan program pemberdayaan yang kita berikan dengan sungguh-sungguh. Holcim itu pengen sedikit banyak berkontribusi untuk memberdayakan masyarakat dibidang bidang yang pemerintah memiliki keterbatasan disitu, sebenarnya kan tugas pemerintah dalam memberdayakan masyarakat.112”
· Penyampaian pesan melalui perwakilan CCC maupun LMDH
Terkait dengan media yang digunakan perusahaan dalam menyampaikan
pesan, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak menyampaikan pesan
pemberdayaan secara langsung kepada masyarakat sasaran program. Seperti yang
telah dijelaskan pada bagian konteks, bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
melakukan perencanaan dengan menggunakan perwakilan dari masyarakat yang
disesbut dengan CCC. Begitu juga dalam penyampaian pesan kepada masyarakat,
perusahaan senantiasa memanfaatkan opinion leader yang diwakilkan dari elemen
masyarakat dan ditujuk sebagai anggota CCC. Sebagaimana penuturan Harry
Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Masyarakat sudah
diwakili LMDH, kita tidak mungkin memberikan sosialisasi secara perorangan,
(…) organisasi LMDH selalu mengadakan pertemuan rutin setiap bulan113.”
CCC maupun perwakilan masyarakat dari LMDH inilah yang nantinya
akan menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui dialog, pertemuan-
pertemuan rutin setiap bulan yang dilakukan oleh LMDH sebagai wadah
masyarakat untuk mengorganisir kegiatan ini. Sehingga fungsi dari adanya
112 Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010 113 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
LMDH yang juga dibentuk oleh perusahaan sangat berguna dalam membantu
penyampaian pesan perusahaan kepada masyarakat.. Sebagaimana penuturan
Busro H.S selaku Ketua LMDH :
“(…) ada kumpulan sosialisasi ke masyarakat bahwa penanaman kayu putih ini ditanam dilahan Perhutani, masyarakat menerima karena akan diuntungkan selain bisa memanen daun kayu putih masyarakat juga bisa menanam palawija sehingga akan menambah pendapatan mereka. Masyarakat juga diminta untuk bisa menjaga program kayu putih tetap berlanjut114.”
Masyarakat Kelurahan Kutawaru memperoleh informasi terkait
pelaksanaan program penyulingan kayu putih melalui LMDH maupun dari
informasi dari mulut-ke mulut oleh sesama masyarakat Kelurahan Kutawaru.
Sebagaimana penuturan Basrun selaku penyuling kayu putih : “Saya sudah ikut di
penyulingan kayu putih ini 2 tahun, sebelum ikut disini saya kerjaannya nelayan,
nelayan di TPI sana. Ya agak merasa bosen jadi nelayan, ya ganti haluan lah,
dulunya saya ada yang ngajak ketua 1 LMDH Pak sangidin itu115.”
Hal yang hampir senada juga dikemukakan Tukiran, dirinya memperoleh
informasi akan adanya kegiatan penyulingan kayu putih ini dari sesama anggota
LMDH. Sebagaimana penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : “Saya
sudah tahu ada penyulingan kayu putih ini sejak satu tahun yang lalu, dulu Tahu
kayu putih ini dari temen-temen sih116.”
Digunakannya opinion leader oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
melalui CCC maupun melalui LMDH dalam penyampaian pesan merupakan
114 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 115 Kutipan wawancara dengan Basrun, selaku penyuling kayu putih, Selasa 16 November 2010 116 Kutipan wawancara dengan Tukiran, selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
sebuah cara yang dipandang efektif oleh perusahaan. Seperti terlihat dari
penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih :
“Sebelum kerja disini dulu-dulunya saya di desa Jambusari saya bekerja sebagai penyadap kayu karet ngambil getah karet terus pergi ke sini 1,5 tahun terus langsung kerja disini, bapak saya asli Cigintung kebetulan anggota LMDH. Saya kan anaknya yang bekerja disini kan yang boleh anggota LMDH tapi saya kan anaknya jadi boleh, saya mewakili bapak saya saya bekerja disini ya mulai dari nol sampe sekarang ini117.”
Selain dikarenakan keterbatasan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang
tidak dapat menjangkau seluruh masyarakat sasaran program, kesibukan
masyarakat sasaran program yang sebagain besar adalah bertani merupakan faktor
kendala perusahaan untuk mengumpulkan masyarakat. Sehingga penyampaian
pesan melalui melalui opinion leader dalam LMDH ini diharapakan mampu
menjangkau seluruh masyarakat sasaran program. Opinion leader ini juga
dipandang perusahaan lebih mengerti karakteristik dan sifat masyarakat sekitar
sehingga penyampaian pesan akan lebih efektif.
b. Pengorganisasian Program Community Development Penyulingan Kayu
Putih
· Perhutani sebagai pelaksana teknis program penyulingan kayu putih
Pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini memang tidak dapat
terlepas dari Perhutani. Sebagai pelaksana program, PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap menyadari bahwa program ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya
tanpa ada pihak ketiga. Untuk menjaga agar program ini dapat berjalan secara
berkelanjutan, perusahaan melakukan pengorganisasian program dengan
melakukan pembagian tugas. Pembagian tugas dalam program ini dimaksudkan
117 Kutipan wawancara dengan Tukiran, selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
perusahaan agar tidak terdapat kejelasan peran dari masing-masing pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan program.
Secara umum peran pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah
melakukan pendampingan terhadap jalannya program serta membantu dalam hal
fasilitas terutama ketersediaan alat-alat penyulingan kayu putih, selain itu
perusahaan juga memiliki peran untuk memotivasi masyarakat agar program ini
dapat terus berkelanjutan. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku
Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Tugas CRO utamanya adalah
fasilitator, motivator, mempertemukan berbagai pihak, memberikan arahan-arahan
supaya bahwa ini adalah kegiatan yang berkelanjutan menyadarkan masyarakat
tentang program ini, bagi yang memiliki lahan agar bisa ditanami kayu putih118.”
Sedangkan pembagian tugas dalam hal teknis terkait penanaman,
perawatan maupun pelatihan pemanenan tanaman kayu putih hingga proses
pelatihan penyulingan kayu putih dilaksanakan pihak Perhutani. KRPH Cilacap
sebagai pelaksana dari pihak Perhutani bertugas untuk memberikan pelatihan
pengetahuan teknis, seperti cara merawat, dan memangkas daun kayu putih
hingga penyulingan daun kayu putih. KRPH Cilacap ini dibantu oleh seorang
Mandor Petik daun kayu putih untuk mengawasi dan mendukung kelancaran
pelaksanaan program.
Perusahaan sendiri menilai dengan adanya pembagian tugas yang jelas ini
menjadikan program yang dilaksanakan lebih terarah. Perusahaan memandang
adanya target produksi minyak kayu puth yang ditetapkan Perhutani kepada
118 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
masyarakat merupakan hal yang positif. Selain merupakan cara agar program
yang telah dijalankan tetap berkelanjutan juga dengan adanya target produksi
masyarakat sasaran program akan lebih terpacu dalam pelaksanaan program.
Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2
(CRO 2) : “yang menarget Perhutani tujuan untuk memacu aktifitas mereka
harapannya kegiatannya itu bisa sustain jadi mereka di kasi target119”.
c. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Sasaran Program
Community Development Penyulingan Kayu Putih
Untuk mendukung kelancaran program penyulingan kayu putih ini
Perusahaan dan Perhutani melakukan berbagai kegiatan yang tujuannya untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sasaran program. Pada dasarnya
masyarakat sasaran program community development penyulingan kayu putih
telah memiliki kemampuan teknis dalam hal menanam, merawat, hingga
memanen tanaman kayu putih karena basic mereka adalah sebagai petani.
Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2
(CRO 2) :
“Untuk pelatihan yang diberikan langsung praktek, modelnya on the job training, langsung praktek dilapangan, lagipula masyarakat sudah mengetahui bagaimana cara menanam pohon kayu putih untuk itu kendala tidak ada karena secara alam masyarakat sudah paham, proses menanam memetik dan memanen sudah biasa, hanya saja di bagian proses penyulingan sedikit kurang bisa untuk itu masyarakat dilatih dan diberikan pembelajaran120.”
Modal inilah yang dinilai perusahaan yang menjadi faktor keberhasilan
program. Meskipun sudah memiliki pengetahuan dasar akan hal teknis tersebut,
119 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010 120 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
namun masyarakat sasaran program dinilai belum memiliki kemampuan
mengolah daun kayu putih menjadi minyak kayu putih, selain itu masyarakat
dinilai kurang mengerti dalam hal pemetikan daun kayu putih secara baik dan
benar. Sehingga perusahaan dan Perhutani memandang perlu diadakan suatu
kegiatan pelatihan yang tujuannya untuk memberikan pengarahan kepada
masyarakat terkait hal tersebut. Bentuk kegiatan dalam meningkatan kemampuan
sumber daya ini berupa study banding ke pabrik penyulingan kayu putih dan
pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan sasaran
program community development penyulingan kayu putih.
· Studi banding ke pabrik penyulingan kayu putih
Kegiatan studi banding merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam mendukung terlaksananya program
community development penyulingan kayu putih. Dalam kegiatan studi banding
ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap mengajak beberapa perwakilan dari
masyarakat yang tergabung dalam LMDH untuk melakukan studi banding ke
pabrik pengolahan kayu putih yang berada di wilayah Kawunganten. Dalam
kegiatan studi banding ini perwakilan masyarakat dari LMDH Rawa Kuna di ajak
untuk melihat bagaimana pengolahan daun kayu putih menjadi minyak kayu
putih. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Untuk
peningkatan kemampuan masyarakat kami diajak studi banding melihat pabrik
pengolahan kayu putih di Kawunganten, hanya beberapa perwakilan dari
masyarakat saja tidak semua121.
121Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
· Pelatihan teknis terkait tanaman kayu putih
Pelatihan teknis terkait pemangkasan daun kayu putih hingga pengolahan
daun kayu putih menjadi minyak kayu putih merupakan salah satu kegiatan dalam
rangka peningkatan pengetahuan sumber daya manusia yang terlibat dalam
program community development ini. Kegiatan pelatihan ini secara teknis
dilakukan oleh Perhutani dan didampingi pihak PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap.
Kegiatan pelatihan peningkatan kemampuan sumber daya manusia ini
merupakan bagian yang cukup penting untuk menunjang terlaksananya program
community development penyulingan kayu putih. Pelatihan yang diberikan
kepada masyarakat sasaran program community development penyulingan kayu
putih dilakukan secara informal dalam bentuk kerja langsung praktek (on the job
training). Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH Rawa
Kuna: “Kemarin kita difasilitasi pelatihan cara pangkas yang baik lah kerjasama
dengan pihak Perhutani dan Holcim untuk peningkatan kualitas dan kuantitas
penyulingan minyak kayu putih122.”
Metode pelatihan yang diberikan secara on the job training bukan tanpa
alasan, hal ini disesuaikan dengan latar belakang pendidikan masyarakat sasaran
program yang kebanyakan tidak tamat pendidikan dasar sehingga pelatihan yang
diberikan pun menyesuaikan. Sebagaimana penuturan Badrudin selaku KRPH
Cilacap: “Kalau untuk yang paling bawah itu kan bahasanya yang sederhana tapi
122 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
langsung dipraktekan ditunjukan ini lo caranya begini mereka lebih paham123”
Dengan metode langsung praktek trainer memberikan pengarahan terkait materi
pelatihan kepada masyarakat peserta program kemudian dilanjutkan dengan cara
memberikan contoh secara langsung yang kemudian diikuti oleh masyarakat
peserta program.
Pelatihan secara informal ini juga disesuaikan dengan bagian pekerjaan
yang diambil oleh masyarakat, karena pada dasarnya di dalam program
community development ini, terdapat berbagi profesi yang bisa dipilih oleh
masyarakat mulai dari petani kayu putih, pemetik daun kayu putih hingga
penyuling minyak kayu putih. Dengan adanya keberagaman bagian dalam
program ini maka materi yang diberikan dalam pelatihan ini juga bermacam-
macam namun pada intinya berkaitan dengan hal-hal teknis dalam hal
pemangkasan hingga pengolahan daun kayu putih menjadi minyak kayu putih.
Masyarakat sasaran program menilai pelatihan yang diberikan sangat
bermanfaat dan membantu mereka dalam menunjang pelaksanaan program
community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan
Ruswandi selaku petani daun kayu putih : ”Materi yang diberikan tentang
pemangkasan, cara metik yang bener gitu, bermanfaat lah dulunya ga tahu
sekarang jadi tahu cara pangkasnya yang bener124.”
Berbeda dengan Ruswandi, Basrun selaku penyuling kayu putih
menyatakan:
123 Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010 124 Kutipan wawancara dengan Ruswandi selaku petani kayu putih, Sabtu 20 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
”Pelatihan yang diberikan ya tentang cara nyuling daun kayu putih menjadi minyak kayu putih, “Kalau dulu nya ya memang belum paham tapi karena latihan ya jadi bisa jadi latihan dulu, yang ngasi pelatihan ya dari orang Perhutani pelatihannya cukup sekali satu hari karena enggak susah sangat mudah saya dari awal di latih langsung bisa, prosesnya gampang, ya karena cuman begitu gitu aja125.”
· Keberlanjutan pendampingan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
program
Keberlanjutan pelaksanaan program community development penyulingan
kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terlihat tidak
hanya pada sebatas pelatihan, namun juga pendampingan dalam hal teknis terkait
alat penyulingan. Perusahaan berkomitmen melakukan pendampingan terhadap
masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan memberikan bantuan berupa perbaikan
alat penyulingan dan peningkatan kapasitas alat produksi. Perbaikan alat-alat
penyulingan kayu putih ini dilakukan perusahaan dalam rangka untuk
meningkatkan kapasitas produksi dan membantu masyarakat Kelurahan Kutawaru
dalam mencapai target minimal produksi minyak kayu putih yang ditetapkan
Perhutani sebesar 2 ton pada 2010. Bantuan perbaikan tersebut telah dilakukan
oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap pada bulan Agusutus 2010 dan
diserahkan kepada masyarakat pada 7 Oktober 2010. Sebagaimana penuturan
Busro H.S selaku Ketua LMDH :
“Holcim selalu memberikan pendampingan, dan menanyakan apakah ada masalah atau kendala dalam program ini, seperti kemarin terdapat kendala mengenai tungkunya itu kurang bagus sehingga ada rehab, dibantu Holcim lagi berapa juta itu saya tidak tahu, tahunya tungku nya sudah jadi126.”
125 Kutipan wawancara dengan Basrun selaku penyuling kayu putih, Selasa 16 November 2010 126 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
d. Monitoring Program Community Development Penyulingan Kayu Putih
Sebagai bagian dari proses komunikasi, maka program CSR perusahaan
yang baik tentunya akan terdapat sebuah monitoring yang dilakukan secara
bersama-sama. Hal yang demikian ini terjadi pada pelaksanaan program commu
ity development penyulingan kayu putih. Monitoring dalam program ini dilakukan
tidak hanya dari pihak Perhutani saja namun juga melibatkan dari pihak PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan masyarakat sasaran program. Monitoring
program merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi, karena melalui
monitoring ini terdapat sebuah hubungan komunikasi antara pihak-pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan program.
· Monitoring program oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dan PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
Terkait dengan monitoring pelaksanaan program community development
penyulingan kayu putih diketahui bahwa masyarakat yang tergabung dalam
LMDH melakukan monitoring untuk kemudian dilaporkan kepada PT Holcim
Indonesia Tbk Cilacap dan Perhutani. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku
Ketua LMDH :” …kita setiap hari harus membuat laporan berapa daun yang
diolah, dan berapa minyak yang dihasilkan. Nanti di total tiap bulan kita serahkan
laporan tersebut kepada Holcim dan Perhutani. Jadi ada pertanggungjawaban, kan
kita ada target produksi minyak kayu putih per tahun nya127.”
Pihak perusahaan melakukan monitoring dengan menerima laporan dari
masyarakat untuk mengetahui kemajuan serta kendala yang dihadapi masyarakat.
127 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
Dalam monitoring perusahaan juga melakukan pengecheckan langsung di
lapangan untuk melihat kondisi nyata yang terjadi terkait program penyulingan
kayu putih. Sebagaimana dikemukakan Harry Kusnanto selaku Community
Relations Officer 2 (CRO 2) : “Monitoringnya kita serahkan kepada masyarakat,
masyarakat yang membuat laporan untuk dilaporkan kepada kami, termasuk
melaporkan apakah ada kendala atau tidak, kami juga melihat langsung ke
lapangan128.”
· Monitoring program penyulingan kayu putih oleh Perhutani
Monitoring juga dilakukan oleh pihak Perhutani dengan menerjunkan
Mandor PHBM untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya program
community development penyulingan kayu putih secara langsung. Mandor PHBM
ini juga bertugas untuk membantu masyarakat sasaran program jika menemui
kendala teknis terkait tanaman kayu putih dilapangan. Sebagaimana penuturan
Badrudin selaku KRPH Cilacap :” Di lapangan kan ada mandor kayu putih,
Mandor itu nanti yang mengawasi kegiatan kayu putih, seumpama petani ada
kendala teknis bisa langsung tanya ke mandor kayu putih. Mandor kayu putih itu
lebih tau mulai dari persemaian, pembibitan, pengangkutan, pemangkasan sampai
penyulingan tau semua, istilahnya yang ngontrol lah129.”
Terkait tugas pengawasan ini Mandor PHBM yang diterjunkan Perhutani
ini juga memiliki tugas untuk menjamin kegiatan community development
penyulingan kayu putih mulai dari pemetikan, pengangkutan hingga penyulingan
berjalan lancar. Sebagaimana penuturan Kursad selaku Mandor PHBM : ” Saya
128 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 129 Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
disitu istilahnya ngontrol. Ikut sama-sama petani dan perampal, setelah dirampal
ditumpuk, dikasih di tempat penampungan sementara darurat, bisa ditimbang di
lokasi tergantung pabrik, (…) nanti ada yang ngangkut sendiri, ngangkut pake
mobil bisa pake motor bisa130.”
Adanya kegiatan monitoring yang baik ini menunjukan bahwa program
community development penyulingan kayu putih meiliki pengorganisasian yang
bisa dikatakan baik. Terkait pengevaluasian program community development
penyulingan kayu putih ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. mengevaluasi berdasarkan
hasil laporan monitoring yang dilakukan masyarakat maupun penge-check-an
secara langsung dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Dari hasil
wawancara peneliti terhadap Community Relations Officer 2 diketahui bahwa
pengevaluasian secara formal dilakukan setahun sekali yakni pada akhir tahun
untuk membahas secara detail program yang telah dilaksanakan ataupun untuk
membahas rencana pengembangan program ke depan melalui kegiatan
Community Advisory Panel (CAP). Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto
selaku Community Relations Officer 2 :
“(...) untuk evaluasi kan terus menerus, (...) dari laporan mereka kita akan lakukan evaluasi. Untuk evaluasi yang formal memang dilakukan akhir tahun melaui kegiatan Community Advisory Panel (CAP) yang disana kita melakukan evaluasi terhadap program yang telah dilaksanakan dan menampung aspirasi terhadap program yang akan dilaksanakan termasuk pengembangan program131.
130 Kutipan wawancara dengan Kursad selaku Mandor PHBM, Senin 29 November 2010 131 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
e. Aturan bagi hasil Perhutani dalam program community development
penyulingan kayu putih
Meskipun dalam pelaksanaannya program community development
penyulingan kayu putih mendapat dukungan dari masyarakat, namun berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap masyarakat maupun pihak PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diketahui kendala dalam memaksimalkan tujuan
dan mengembangkan program ini. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa
salah satu tujuan program pemberdayaan yang dilakukan perusahaan adalah
memberikan dampak positif berupa adanya pendapatan dari program ini. Kendala
tersebut yakni adanya aturan bagi hasil (sharing) yang ditetapkan dalam
perjanjian atau MoU yang dilakukan antara LMDH dengan Perhutani. Pada awal
perencanaan program ini pada dasarnya masyarakat maupun perusahaan telah
menyepakatii adanya aturan bagi hasil yang ditetapkan oleh Perhutani. Dalam
perjanjian aturan bagi hasil (sharing) tersebut ditetapkan kesepakatan bahwa
masyarakat yang tergabung dalam LMDH harus menjual hasil minyak kayu putih
kepada Perhutani dengan perhitungan penjualan 87,4% x Rp. 96.000.
Sebagaimana penuturan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur :
“Hasil penyulingan kayu putih itu harus dijual ke Perhutani engga boleh ke pihak lain, kan kita kerjasama, ibaratnya Perhutani yang punya kawasannya, LMDH ini yang melakukan pengolahan hasil yang dibeli sesuai dengan proporsi sharing, 87, 4% itu milik LMDH sisanya yang 12,6% Perhutani132”
132 Kutipan wawancara dengan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur, Senin 29 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
· Aturan bagi hasil dinilai memberatkan masyarakat Kelurahan Kutawaru
Aturan bagi hasil (sharing) tersebut didasarkan atas peraturan dari
Perhutani dan kesepakatan bersama mengenai aturan sharing yang diberlakukan
kepada masyarakat yang ikut memanfaatkan lahan milik Perhutani. Seiring
berjalannya waktu, masyarakat sasaran program merasa aturan bagi hasil
(sharing) dalam perjanjian/Mou yang diberlakukan dinilai memberatkan
masyarakat, hal ini dikarenakan penentuan harga minyak kayu putih sepenuhnya
menjadi kewenangan Perhutani, sedangkan harga jual minyak kayu putih di
pasaran lebih tinggi daripada harga jual yang ditetapkan oleh Perhutani.
Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH :
“Harga jual minyak kayu putih itu kita masih terbentur dengan MoU perum Perhutani jadi penjualannya ke Perum Perhutani. hanya 87,4% dikalikan tonase kali seratus ribu rupiah. Seratus ribu rupiah itu potongannya di pabrik itu empat ribu rupiah, jadi dikalikan sembilan puluh enam ribu rupiah. Masalahnya kan perhutani merasa tanah itu kan tanah milik Negara sedangkan bibit dulu sebagian memang dari Perhutani, swadaya dari masyarakat memang sudah ada namun karena di lahan Perhutani jadi tetep minyak masuknya ke Perum Perhutani gitu mas, padahal kalau kita melihat keluar sana kan harga minyak kayu putih itu kan Rp. 150.000-Rp. 180.000 per kilo133.”
Aturan bagi hasil yang telah disepakati memang tidak dapat dihapus sama
sekali, hal ini karena masyarakat memanfaatkan lahan Perhutani untuk kegiatan
ini. Namun, masyarakat masih berharap kepada Perhutani agar aturan bagi hasil
yang telah disepakati tersebut dapat berubah sedikit agar tidak begitu
memberatkan masyarakat. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua
LMDH :
133 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
“Maksud saya dari segenap lembaga nanti ingin duduk bersama mau rembug bersama karena masih keberatan dari pihak pengelola pabrik, rencana akhir tahun mau duduk bersama mau merubah sharing yang dulunya 87,4% x 100.000 semoga Perhutani bisa menyadari ada penguranagan daripada sharing tersebut134”
Masyarakat juga berharap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dapat ikut
serta dalam membantu masyarakat untuk membahas perubahan aturan bagi hasil
tersebut. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : ”
Harapan kita sih Holcim ikut berperan dalam negosiasi dengan pihak perhutani
hubungannya dengan perubahan MoU masalah kenaikan harga itu lo mas135”
· Kendala teknis yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru
Selain kendala perjanjian/MoU yang diberlakukan, berdasarkan observasi
dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap masyarakat sasaran program
community development penyulingan kayu putih diketahui beberapa kendala yang
dihadapi masyarakat dalam kegiatan community development penyulingan kayu
putih. Kendala yang dihadapi masyarakat tersebut berupa kendala teknis, seperti
kurangnya bibit tanaman kayu putih yang diperlukan untuk menutupi kerapatan
tegakan lahan agar dapat menunjang keberlanjutan program ini, dimana lahan
yang disediakan Perhutani seluas 210 Ha baru tertanami pohon kayu putih seluas
190 Ha. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Ada
kekurangan, dalam hal kerapatan tegakan tanaman kayu putih, karena lahan seluas
210 Ha baru ditanam 190 Ha, sehingga diperlukan penambahan bibit plances kayu
putih, untuk tempat penimbunan bahan baku kan juga masih manual136.”
134 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 135 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 136 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Selain itu kondisi fisik pabrik tempat pelaksanaan program community
development penyulingan kayu putih juga perlu dilakukan pembenahan terutama
di tempat penampungan daun kayu putih dan tempat pengolahan limbah hasil
penyulingan minyak kayu putih. Tempat penampungan daun kayu putih sebagai
bahan baku pengolahan minyak kayu putih masih berada di tempat terbuka
sehingga menyebabkan daun kayu putih terkena hujan yang pada akhirnya
menurunkan kualitas minyak kayu putih itu sendiri. Sebagaimana penuturan
Basrun selaku penyuling kayu putih :
“Kalau mengenai program ini mungkin ya masih banyak kekurangan apa ini ya halamannya kurang bisa dicor, kalau bisa dicor sampai jalan kan ga sampe becek-becek kayak gitu, kalau sudah di cor kan kita bekerja jadi lebih enak, semisal kita mau njemur itu bahan bakar kan enak daun daunnya kan ga kemana mana kalu dari pabriknya sudah cukup fasilitasnya137.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Tukiran selaku pengrajin kayu bakar
untuk keperluan pengolahan kayu putih : “Untuk masalah penyimpanan kayu
kurang memadai tempatnya, masih istilahnya kayu kadang masih kehujanan
tempatnya memang tidak ada138.”
137 Kutipan wawancara dengan Basrun selaku penyuling kayu putih, Selasa 16 November 2010 138 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
4. DATA PRODUK/HASIL
a. Evaluasi terhadap Program Community Development Penyulingan Kayu
Putih
Sebagai dari rangkaian proses komunikasi perusahaan kepada masyarakat,
kegiatan penyulingan kayu putih ini diharapkan mampu memberikan manfaat
kepada masyarakat sasaran program. Manfaat pelaksanaan program penyulingan
kayu putih diharapkan tidak hanya menjawab kebutuhan masyarakat Kelurahan
Kutawaru namun lebih dari itu perusahaan berharap program ini memberikan
dampak nyata berupa penambahan pendapatan dari program.
· Parameter keberhasilan program community development penyulingan
kayu putih
Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan program dapat dilihat dari
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Program penyulingan kayu
putih ini dinilai oleh perusahaan telah berhasil mencapai tujuan sesuai yang telah
ditetapkan yakni memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang
tergabung dalam LMDH melalui kegiatan produktif penyulingan kayu putih,
sebagaimana dituturkan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2
(CRO 2):
“Jika dilihat dari hasilnya program ini sudah sesuai dengan tujuan awal yakni memberdayakan masyarakat sekitar dengan melibatkannya dalam kegiatan penyulingan kayu putih, hasil nyatanya adalah produk kayu putih dan masyarakat memiliki penambahan penghasilan sehingga mereka lebih terberdayakan, bisa dilihat penerima manfaat seperti petani, pengolah dan penjual139.”
139 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
Dalam program ini keberhasilan yang dinilai perusahaan adalah adanya
keberlanjutan program dan adanya impact positif kepada masyarakat sasaran
program. Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Communty Development
Coordinator:
“Keberhasilan yang dinilai Holcim tentang sebuah program adalah bahwa program tersebut mempunyai impact positif kepada masyarakat secara rupiah maupun berapa yang menikmati, kalau saya liat dari yang penerima manfaat dari program itu sukses karena lebih dari 700 orang yang merasakan manfaat nya dan ada tambahan penghasilan dari itu rata rata 400ribu perbulan jadi impactnya itu sangat bagus140.”
a.1 Manfaat Yang Dirasakan Masyarakat Sasaran Program
Secara umum dengan adanya program community development
penyulingan kayu putih dinilai telah berhasil menumbuhkan sebuah kegiatan
usaha yang produktif dan berkelanjutan. Hal ini terlihat dengan adanya kegiatan
penyulingan kayu putih yang masih berjalan dan memberikan hasil nyata berupa
minyak kayu putih sebagai hasil proses penyulingan daun kayu putih.
· Terwujudnya usaha produktif penyulingan kayu putih
Masyarakat maupun Perhutani menilai dengan adanya kontribusi PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan mendirikan pabrik penyulingan kayu putih
turut mengatasi masalah yang selama ini dihadapi masyarakat Kelurahan
Kutawaru dalam menjual hasil panen daun kayu putih. Seperti dituturkan Kursad
selaku Mandor PHBM : “Bantuan ini bisa digunakan untuk kepentingan
masyarakat sekitar hutan, untuk penggarap-penggarap ditanduri kayu putih terus
140 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku ComDev Coordinator, Jumat 26 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
dipetik dan ada pabrik bisa diolah, kalau dulu kan itu agak bingung kalau
panen141.”
Melalui kegiatan penyulingan kayu putih yang telah berjalan sejak 2009
hingga sekarang, menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Kutawaru
mendukung pelaksanaan program ini dengan turut berpartisipasi dalam berbagai
profesi dalam kegiatan penyulingan kayu putih ini. Dukungan dalam bentuk
partisipasi mengikuti program community development penyulingan kayu putih
terlihat dari penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : ” ya kan saya ikut di
sini, ya pasti saya ikut mendukung program ini142.” Hal senada juga dituturkan
Busro selaku Ketua LMDH : “Saya terlibat dengan program kayu putih ini dan
saya mendukung sekali program penyulingan ini143.”
· Minyak kayu putih sebagai hasil nyata program
Adanya kegiatan community development yang melibatkan masyarakat
Kelurahan Kutawaru telah menunjukan hasil nyata berupa produksi minyak kayu
putih. Dari kegiatan penyulingan kayu putih ini diketahui bahwa target produksi
minyak kayu putih yang ditetapkan Perhutani minimal 2 ton pada 2010 telah
tercapai. Hasil observasi peneliti terhadap data dokumen terkait pencapaian target
ini diketahui bahwa target minimal produksi kayu putih sebesar 2 ton telah
tercapai pada bulan Oktober 2010, target ini tercapai setelah dilakukan perbaikan
tungku api dan cerobong asap yang diperbaiki oleh pihak PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap. Pencapaian target tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
141 Kutipan wawancara dengan Kursad selaku Mandor PHBM, Senin, 29 November 2010 142 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa16 November 2010 143 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
Tabel 3.4 Produksi Minyak Kayu Putih LMDH Rawa Kuna 2010* Bulan Volume Harga Produksi Harga
Daun (kg)
Pembelian (Rp)
Minyak Kayu Putih (kg)
Penjualan (Rp)
Januari 63.864 15.996.000 454 35.731.710 Februari 59.749 10.762.000 215 16.922.790 Maret 30.073 7.518.250 203 15.716.250 April 27.642 6.910.500 128 10.752.000 Mei 30.228 7.557.000 109.5 9.187.448 Juni 20.355 5.088.750 114.5 9.607.008 Juli 43.914 10.978.500 215 18.039.360 Agustus 50.779 12.694.750 323 27.132.000 September 27.703 6.925.750 132 11.075.328 Oktober 89.295 22.323.750 495 41.532.480
· Penambahan pendapatan masyarakat Kelurahan Kutawaru
Dengan adanya hasil nyata berupa produk minyak kayu putih yang dijual
masyarakat Kelurahan Kutawaru ke pihak Perhutani menunjukan bahwa program
community development penyulingan kayu putih ini dinilai telah memberikan
manfaat dalam menambah pendapatan riil masyarakat dari sisi tanaman kayu
putih. Melalui program ini, dinilai tidak hanya memberikan manfaat bagi petani
kayu putih saja, namun juga masyarakat yang terlibat di luar pertanian kayu putih
seperti bagian pengangkut daun kayu putih. Sebagaimana penuturan Satijan
pemetik daun kayu putih:
“Ya bermanfaat ya begitulah ada pabrik ya senang lah, ga ada kerjaan bisa kerja disini, lagi ada kerjaan ya sibuk sendiri cari kerja sendiri, saya kerja disini sesuai keinginan saya, kalo kerja disini ya dapet uang tapi kalo ga kerja disini ya ga dapet uang. Kalau panen sekitar 5 kuintal kalau daun kayu putih metik satu hari mencapai 4 kuintal sekilo dihargai 200 rupiah nyampe pabrik, ya dibayarnya nanti nunggu hasil144.”
* Data Dokumen PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap 144 Kutipan wawancara dengan Satijan selaku pemetik daun kayu putih, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
Manfaat program juga dirasakan oleh Tukiran selaku pengrajin kayu bakar
untuk keperluan pabrik. Tukiran merasakan manfaat dengan adanya program CSR
PT. Holcim Indonesia di Kelurahan Kutawaru turut menunjang penghasilan
sehari-harinya. Selain ikut dalam program penyulingan kayu putih, Tukiran juga
memperoleh bantuan dari perusahaan untuk usaha ternak kambing yang dikelola
oleh kelompok. Sebagaimana penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar
menuturkan :
“Kalau bagi saya pribadi sih ada menurut saya program ini ya ada manfaatnya, manfaatnya itu ya selain menunjang penghasilan saya itu juga istilahnya buat penghasilan sehari-hari saya itulah jadi ada yang bisa diharapkan. Ada ternak kambing juga, ternak kambing ini milik kelompok ada bantuan dari Holcim145.”
Melalui program ini, selain menanam kayu putih masyarakat yang diberi
kewenangan untuk mengolah lahan milik Perhutani juga memanfaatkan lahan
untuk ditanami palawija sesuai dengan keinginan mereka. Sehingga pemanfaatan
lahan untuk ditanami palawija ini memberikan tambahan pendapatan tersendiri
bagi masyarakat. Serta turut mengurangi pengangguran yang ada di Kelurahan
Kutawaru. Sebagaimana penuturan Suripto selaku petani kayu putih :
“Iya kan bermanfaat kalau disini kan banyak sekali pengangguran jadi mengurangi pengangguram daripada pada nganggur kan bisa kerja di kayu putih maupun di ladang, Kalau kayu putih ditebang sendiri saya dapet 200 rupiah sekali panen kayu putih 1 ton ya tergantung tumbuhnya kalo banyak ya bisa lebih. Untuk tanaman kacang saya jual per hektar biasanya ada yang beli ditempat jadi satu hektar itu 5 juta ga tau hasilnya seberapa ya dibeli 5 juta146.”
145 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa16 November 2010 146 Kutipan wawancara dengan Suripto selaku petani kayu putih, Senin 29 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
· Community development penyulingan kayu putih sebagai mata
pencaharian baru masyarakat Kelurahan Kutawaru
Dengan adanya program community development penyulingan kayu putih
ini telah menjadi sebuah mata pencaharian baru bagi masyarakat Kelurahan
Kutawaru. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan program yang melibatkan kurang
lebih 714 masyarakat Kutawaru yang tergabung dalam LMDH, masyarakat yang
terlibat ini berpartisipasi antara lain sebagai penyuling kayu putih, petani kayu
putih (pesanggem), penebang daun, pengangkut daun, pembuat bahan bakar untuk
kegiatan community development penyulingan kayu putih. Program ini juga dinilai
turut membantu melestarikan hutan yang ada di Kelurahan Kutawaru dari
penjarahan. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :
“Sangat bermanfaat yang pertama adalah tujuan visi misi lembaga adalah meningkatkan pendapatan taraf hidup masyarakat, yang kedua adalah melestarikan hutan, yang ketiga mengurangi pengangguran kan terserap yang khusunya Kelurahan Kutawaru khusunya petani hutan147.”
Pernyataan senada terkait terjaganya hutan di Kelurahan Kutawaru dengan
adanya program ini juga diungkapkan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH:
“Ya membawa manfaat Insya Allah, ya tadi yang saya sampaikan membawa manfaat walaupun belum sesuai harapan, artinya tanaman kayu putih juga swadaya bertambah, otomatis dengan swadaya tanaman kayu putih itu bertambahnya hutan yang rusak berkurang kan gitu, adanya yang bisa mendapat penghasilan yang di pabrik dan dilahan148.
147 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 148 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3.2 Kegiatan
b. Efek Program Community Development
Masyarakat Kelurahan Kutawaru Maupun
Program penyulingan kayu putih merupakan serangkaian bentuk
komunikasi perusahaan melalui berbagai tahapan managerial perusahaan mulai
dari perencanaan, pengorganisasian hingga pengevaluasian. Sebagai sebuah
proses komunikasi dari perusahaan kepada masyarakat
penyulingan kayu putih ini
Efek maupun feedback
program. Untuk mengetahui
perusahaan di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru
tanggapan maupun pernyataan masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai s
program maupun Perhutani sebagai mitra yang digandeng oleh PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap. Tanggapan berupa kepuasan
masyarakat sebagai bentuk umpan balik terhadap perusahaan ini dapat dijadikan
indikator keberhasilan pros
Kegiatan Community Developmnet Penyulingan Kayu Putih
Community Development Penyulingan Kayu Putih Di
Masyarakat Kelurahan Kutawaru Maupun Perhutani
Program penyulingan kayu putih merupakan serangkaian bentuk
komunikasi perusahaan melalui berbagai tahapan managerial perusahaan mulai
aan, pengorganisasian hingga pengevaluasian. Sebagai sebuah
dari perusahaan kepada masyarakat maka program
penyulingan kayu putih ini tentunya akan memberikan efek maupun feedback
feedback tersebut terlihat dari keberhasilan pelaksanaan
Untuk mengetahui efek keberhasilan program yang dilaksanakan
perusahaan di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat dilihat dari
tanggapan maupun pernyataan masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai s
Perhutani sebagai mitra yang digandeng oleh PT. Holcim
Tanggapan berupa kepuasan-kepuasan kelompok dalam
masyarakat sebagai bentuk umpan balik terhadap perusahaan ini dapat dijadikan
indikator keberhasilan proses komunikasi yang dijalankan perusahaan.
163
Penyulingan Kayu
Penyulingan Kayu Putih Di
Program penyulingan kayu putih merupakan serangkaian bentuk
komunikasi perusahaan melalui berbagai tahapan managerial perusahaan mulai
aan, pengorganisasian hingga pengevaluasian. Sebagai sebuah
maka program
feedback.
tersebut terlihat dari keberhasilan pelaksanaan
dilaksanakan
dapat dilihat dari
tanggapan maupun pernyataan masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai sasaran
Perhutani sebagai mitra yang digandeng oleh PT. Holcim
kepuasan kelompok dalam
masyarakat sebagai bentuk umpan balik terhadap perusahaan ini dapat dijadikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
b.1 Tanggapan Masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani
terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
Adanya manfaat nyata yang dirasakan oleh masyarakat Kelurahan
Kutawaru dengan adanya program penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diharapkan akan semakin membina hubungan
baik yang selama ini telah terbentuk.
· Terciptanya hubungan harmonis antara PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dengan Perhutani
Keberlanjutan program community development penyulingan kayu putih
yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan melibatkan
Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru hingga sekarang ini
mengindikasikan adanya interaksi sosial antara ketiga pihak tersebut. Dari
indikasi kegiatan yang masih berlangsung ini terlihat bahwa hubungan harmonis
antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak hanya dengan masyarakat
Kelurahan Kutawaru saja namun juga stakeholder lainnya yakni Perhutani.
Seperti terlihat dari penuturan Badrudin selaku KRPH Cilacap : “kan kita udah
menjalin kemitraan ini berarti kan udah harmonis149.”
Terpeliharanya hubungan baik dengan Perhutani juga terlihat dari usaha
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk terus menjalin komunikasi dengan
Perhutani. Upaya tersebut diwujudkan dengan selalu mengundang Perhutani
dalam pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan perusahaan untuk saling memberi
149 Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
masukan dan memberikan informasi terkait aktivitas yang dilakukan PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap. Sebagaimana penuturan Badrudin selaku KRPH Cilacap:
“Kalo Holcim setahu saya tidak merugikan khusunya ke perhutani lo, malah tercipta hubungan harmonis, Holcim kalau ada apa-apa kami diundang mas, sama-sama kasih masukan, diundang ikut Holcim bahwa asap yang keluar dari pabrik Holcim kalau asap putih ini tidak membahayakan, termasuk Perhutani, lembaga dan instansi yang lain, ya bagus lah kalo Holcim menurut saya, baik-baik saja150”
· PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai perusahaan yang peduli
terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru
Tidak adanya konflik yang terjadi maupun hal-hal yang merugikan antara
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru,
menandakan bahwa kehadiran serta kontribusi PT. Holcim Indonesia Tbk dalam
turut serta memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru memperoleh
penerimaan dan sambutan yang sangat positif. Masyarakat menilai dengan adanya
program penyulingan kayu putih ini telah menunjukkan kepedulian perusahaan.
Sebagaimana penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih : ” Menurut saya ya
bagus Holcim, Holcim itu perusahaan yang peduli sama masyarakat Kutawaru,
untuk pabrik ini saya rasa sudah cukup 151”
Kepedulian perusahaan dengan ikut terlibat dalam memberdayakan
masyarakat telah menumbuhkan citra positif perusahaan sebagai perusahan yang
peduli terhadap kondisi masyarakat Kelurahan Kutawaru. Kepedulian perusahaan
terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru memang tidak hanya pada pelaksanaan
program kayu putih ini saja tetapi pada program-program lain yang juga
150 Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010 151 Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
dijalankan oleh perusahaan seperti program pertanian terpadu maupun ternak
kambing. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH :
“Selain kayu putih yang jelas program kambing yang peka jaman, yang dikelola P4S kunang-kunang berupa pertanian terpadu, nelayan keolompok budidaya kerapu meskipun ada kegagalan yang kena penyakit white spot, waktu itu ndatangkan juga dari Unsoed dan Bali oleh Holcim nyatanya juga engga bisa nanganin tapi sekarang yang masih bisa berjalan meskipun swadaya yang KUWIKUT itu152.”
Program-program yang telah dijalankan PT. Holcim Indonesia ini sedikit
banyak telah menunjukan itikad baik perusahaan untuk dapat membaur dengan
masyarakat dan membantu mengembangkan potensi yang ada di tengah
masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sehingga tidak heran jika hubungan yang telah
terbina baik ini memberikan hasil pencitraan positif perusahaan yang baik di
tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Tukiran selaku
pengrajin kayu bakar :
“Ya kalau pendapat saya itu kalau Holcim memang juga memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar, kalau menurut saya pribadi saya sendiri nih. Soalnya dalam bidang sosial dia sangat perhatian kepada masyarakat sekitarnya, contohnya semacam Holcim membantu mendirikan pabrik kayu putih istilahnya untuk memberdayakan sumber daya manusia yang ada disekitarnya kan dengan adanya pabrik kan petani juga berjalan yang di pabrik kan juga bisa menikmati hasilnya petani-petani juga bisa menjual hasil daripada tanamannya dengan adanya pabrik yang dari bantuan Holcim itu153.”
Tidak adanya balas jasa maupun imbalan yang diharapkan perusahaan
dalam melaksanakan program community development ini telah memberikan
apresiasi yang luar biasa dari masyarakat terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap. Kepercayaan masyarakat terhadap keseriusan dan komitmen perusahaan
152 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 153 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku Pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
dalam melaksanakan program telah dibuktikan melalui berbagai program yang
dijalankan di Kelurahan Kutawaru. Tanggapan positif terhadap kegiatan CSR PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di Kelurahan Kutawaru juga terlihat dari
penuturan Busro H.S Hal selaku Ketua LMDH : “Sangat luar biasa untuk Holcim,
Holcim tidak meminta sepeserpun dari hasil yang kita dapat Holcim sangat sosial
kepada kami.154.”
· Dukungan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap aktivitas PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
Upaya perusahaan melalui proses komunikasi yang dijalankan sejak
beberapa tahun melalui kegiatan community development inilah yang membuat
masyarakat menerima setiap aktivitas operasional yang dilakukan PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap. Komunikasi yang terbina antara perusahaan dan
masyarakat Kelurahan Kutawaru ini juga telah mencapai pada suatu tahap yang
berhasil menciptakan hubungan timbal balik antara keduanya. Masyarakat
Kelurahan Kutawaru semakin memahami bahwa melalui program community
developmentnya perusahaan juga ingin dipahami dalam setiap aktivitas
operasionalnya. Sehingga masyarakat juga memberi dukungan kepada perusahaan
baik secara tindakan nyata maupun perkataan. Seperti penuturan Busro selaku
Ketua LMDH :
“Karena Holcim usahanya membuat semen saya membantu pemasarannya menjaga aset yang dimiliki Holcim, anak saya yang di Banjarnegara saya promosikan kalau semen Holcim baik bagus, saya bisa sampai ngedrop semen Holcim sampai berapa truk karena Holcim telah membantu saya kualitas semennya juga bagus155.”
154 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 155 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
Hubungan timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat juga nampak
dari sikap dan perbuatan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap perusahaan.
Masyarakat Kelurahan Kutawaru menganggap perusahaan sebagai bagian dari
tetangga mereka sehingga dengan menjaga sikap dan perbuatan diharapkan
hubungan tetangga yang telah terbina akan semakin harmonis. Sebagaimana
penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH :”Seperti hubungan
bertetangga setiap bertemu dengan Holcim bagaimana saya berusaha untuk
bertetangga yang baik, kan mereka tidak terganggu secara fisik dari tangan
maupun lisan dari kita, kalo saya seperti itu prinsipnya156”
Dukungan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap perusahaan juga
diwujudkan masyarakat dengan menjaga keamanan sekitar. Sebagaimana
penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : “Saling menjaga keamanan lah,
menjaga keamanan sekitar selain ucapan terimakasih ya saling menjaga kemanan
sekitar dan Holcim sama-sama157.
Sebagian masyarakat Kelurahan Kutawaru yang menjadi sasaran program
menyatakan wujud hubungan timbal balik dengan mengungkapkan rasa
terimakasih kepada perusahaan atas kepedulian yang selama ini telah diberikan
sehingga turut membantu perekonomian masyarakat. Seperti penuturan Wartaji
petani kayu putih : “Saya ya orang bodoh lah, tanggapannya sangat baik, jadi
bener-bener membantu masyarakat Kutawaru, saya banyak-banyak
156 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 157 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
berterimakasih lah bantu orang-orang Kutawaru yang kurang ekonominya saya
ucapkan terimakasih158”
· Harapan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap
Melalui program community development penyulingan kayu putih ini,
masyarakat Kelurahan Kutawaru juga berharap terhadap perusahaan agar
program-program CSR yang telah dilaksanakan dapat terus berlanjut dan
berkesinambungan, termasuk dalam keberlanjutan program penyulingan kayu
putih. Masyarakat menginginkan hubungan harmonis yang tercipta dengan PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui kontribusi yang diberikan dalam program
agar terus dilaksanakan. Seperti dituturkan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar :
“Masalah kegiatan-kegiatan sosial yang untuk masyarakat sini yah semoga terus
menerus berkesinambungan lah berkelanjutan ya, jadi seumpamanya ada
kerusakan ya mohon dibantu159.”
Melihat keberhasilan dalam pelaksanaan program ini, masyarakat juga
berharap agar PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dapat membantu
mengembangkan program dengan mendirikan pabrik penyulingan kayu putih lagi.
Seperti dituturkan Busro H.S selaku Ketua LMDH :
”Kami mencoba untuk mengajukan proposal pengajuan tempat penyulingan lagi agar produktivitas meningkat. Karena kalau ada pabrik lagi pengembangannya akan luar biasa, sudah saya bicarakan dengan Holcim mungkin bulan desember akan bertemu dengan Holcim, dengan adanya pabrik diharapkan pengangguran akan terangkat lagi160.”
158 Kutipan wawancara dengan Wartaji selaku petani kayu putih, Sabtu 20 November 2010 159 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010 160 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
Dari pemaparan di atas terlihat bahwa proses komunikasi yang dilakukan
perusahaan dalam upaya untuk memberdayakan potensi lokal masyarakat
Kelurahan Kutawaru menghasilkan sebuah efek positif yang dterlihat dari
pernyataan-pernyataan positif terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
Perusahaan sebagai bagian dari masyarakat Kelurahan Kutawaru telah mampu
menunjukan komitmen dan itikad baik dalam membina hubungan dengan
masyarakat. Melalui program-program community development PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap telah menunjukkan diri sebagai perusahaan yang tidak
hanya mementingkan keuntungan, namun juga memandang masyarakat Kelurahan
Kutawaru sebagai satau kesatuan yang utuh yang juga perlu diperhatikan. Dilihat
dari tanggapan dan keluh kesah serta kendala yang dihadapi masyarakat
Kelurahan Kutawaru dalam pelaksanaan program ini setidaknya dapat dijadikan
masukan dan saran bagi perusahaan untuk mengembangkan program yang telah
dijalankan serta membersi solusi yang positif bagi kemajuan program community
development penyulingan kayu putih yang telah dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
BAB IV
ANALISA DATA & PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan membahas dan menyajikan analisa dari hasil
penelitian tentang program community development penyulingan kayu putih yang
telah disesuaikan dengan rumusan masalah yang dibuat. Untuk menjelaskan
analisa data ini, peneliti akan membagi pembahasan menjadi 2 pokok bahasan
utama yang disesuaikan rumusan masalah dengan tetap menggunakan instrument
CIPP (Contex, Input, Procces, Product) :
1. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Community Development
Penyulingan Kayu Putih
2. Sebagai proses komunikasi maka akan menjelaskan :
a. Perencanaan PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap dalam program
community development penyulingan kayu putih
b. Media yang digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
menyampaikan pesan tentang program community development
penyulingan kayu putih
c. Pengorganisasian program community development penyulingan kayu
putih
d. Efek program community development penyulingan kayu putih di kalangan
masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun stakeholder.
Dalam pembahasannya peneliti juga akan membahas kesesuaian kegiatan
community development PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan konsep-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
konsep CSR. Sehingga dalam analisis ini peneliti memasukkan teori-teori serta
cuplikan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
1. Analisa Data Konteks
a. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Community Development
Penyulingan Kayu Putih
Sebagai sebuah bentuk kegiatan komunikasi, program community
development yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan
realisasi tanggung jawab perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR)
terhadap masyarakat sekitar. Kegiatan community development yang dilaksanakan
PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ini memiliki fokus dalam 3 (tiga) bidang utama
yakni, bidang ekonomi, bidang pendidikan, pelatihan, sosial kemasyarakatan dan
bidang infrastruktur dan pelestarian lingkungan.
· Pemahaman PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap akan permasalahan
kebutuhan masyarakat Kelurahan Kutawaru
Masyarakat Kelurahan Kutawau sebagai salah satu publik eksternal PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan bagian tak terpisahkan perusahaan.
Wilayah Kelurahan Kutawaru yang berada di sekitar operasional perusahaan
menuntut perusahaan untuk memperhatikan dan memberikan kontribusi terhadap
masyarakat sekitar. Sebagai perusahaan yang melakukan kegiatan operasional di
tengah-tengah masyarakat, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terus berusaha
untuk selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru.
Hubungan yang baik tersebut diwujudkan dengan adanya upaya-upaya perusahaan
untuk memahami apa yang menjadi permasalahan masyarakat Kelurahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
Kutawaru kaitannya untuk mengembangkan potensi masyarakat melalui program-
program community development.
Program penyulingan kayu putih pada dasarnya diawali dari adanya
kebutuhan masyarakat Kelurahan Kutawaru akan sebuah kegiatan produktif
penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH:
“Karena lahan ada, sementara waktu saya masih aktif saya telah menanam kayu putih untuk memperkejakan 63 hektar, karena saya ada minat ada sedikit ilmu namun modal tidak ada. Kepada siapa saya lari meminta bantuan? Saya lari ke Holcim, Holcim saya punya ilmu ini, bagaimana untuk saya kembangkan disana tapi saya tidak punya modal161”
Melihat adanya permasalahan yang dihadapai oleh masyarakat Kelurahan
Kutawaru dalam mengembangkan sebuah usaha produktif namun terkendala
dalam hal teknis maupun biaya, maka perusahaan sebagai bagian tak terpisahkan
dari masyarakat berusaha untuk memahami apa yang menjadi permasalahan
masyarakat Kelurahan Kutawaru. Pemahaman perusahaan terhadap masyarakat
Kelurahan Kutawaru tersebut diwujudkan dengan membantu masyarakat dalam
pendirian pabrik pengolahan kayu putih serta pengembangan program dalam
bentuk pelatihan-pelatihan.
Melalui pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat
Kelurahan Kutawaru ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak hanya
memperhatikan kepentingan publik internal perusahaan saja namun telah
mengarah kepada fungsi menjalankan pengabdian kepada kepentingan umum.
Sebagaimana dikemukakan Bertrand R. Canfield162 dalam kegiatan PR ruang
161 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 162 Onong Uchjana, Op.Cit. ha1. 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
lingkup kepentingan umum yang dimaksud adalah kepentingan
masyarakat/komunitas. Dalam kasus ini kepentingan umum yang diperhatikan PT.
Holcim Indonesia adalah kepentingan masyarakat Kelurahan Kutawaru akan
sebuah usaha produktif penyulingan kayu putih.
· Kesesuaian program penyulingan kayu putih dengan kebijakan PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
Melalui program penyulingan kayu putih PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap berusaha untuk menunjukkan kemanfaatannya, dimana dalam setiap
kegiatan operasionalnya Holcim tidak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia
telah mengacu pada kebijakan CSR Holcim dan visi misi pemberdayaan
masyarakat yakni mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan
aset ekonomi, mengembangkan sumber daya alam dan lingkungannya, serta
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Sesuai dengan visi dan misi pemberdayaan yang diemban oleh perusahaan,
tujuan dari pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih
ini adalah memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui sebuah
kegiatan usaha produktif penyulingan kayu putih. Melalui program ini diharapkan
memberikan tambahan pendapatan kepada masyarakat. Sebagaimana penuturan
Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :
“Kita selalu berfikir bagaimana kita bisa memberikan solusi, artinya mulai dari kegiatan dari hulu hingga hilir menjadi fokus kegiatan kita, katakanlah begini dari hulunya kita dorong mereka untuk bisa melakukan kegiatan yang produktif, kemudian sukur-sukur dibagian hilirnya mereka bisa memasarkan sendiri, tapi kalau tidak bisa kita juga bantu hilirnya, beri kesempatan mereka untuk bisa memasarkan produknya. Kemudian kita juga berusaha untuk membantu mereka di bagian lain supaya kegiatan yang dilakukan bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
sustain. Seperti contohnya kita memantau perkembangan mereka apa sih yang menjadi kendala selama perjalanan kegiatan tersebut163.”
Jika dilihat dari konsep Triple Bottom Line 3P (profit, planet, people)
yang dikemukakan oleh John Elkington sebagai suatu persyaratan jika perusahaan
yang ingin berkelanjutan maka perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan
(Profit) namun juga memberikan kontribusi kepada masyarakat (People) dan
Lingkungan sekitar (Planet)164. Sesuai dengan pernyataan tersebut, fokus PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan melaksanakan program penyulingan kayu
putih di Kelurahan Kutawaru telah mengaplikasikan prinsip 3P dengan
memberikan kontribusi terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru. Bentuk
kontribusi perusahaan diwujudkan dengan kesediaan perusahaan untuk membantu
memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) masyarakat Kelurahan
Kutawaru dengan melaksanakan program community development penyulingan
kayu putih.
Meskipun pada awalnya program penanaman kayu putih ini tidak di terima
namun dengan adanya kontribusi perusahaan dengan mendirikan pabrik
penyulingan kayu putih membuat masyarakat mau menerima dan melaksanakan
program penanaman kayu putih. Dengan adanya pabrik penyulingan kayu putih
masyarakat tidak perlu menjual hasil panen daun kayu putih keluar daerah
Kutawaru namun bisa diolah di Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan
Achmad Rif’an selaku sekretaris LMDH :
163Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 164 Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Op.Cit. hal.134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
“Namum memang awal-awalnya program ini kurang begitu diterima masyarakat karena mereka melihat akhirnya dari sisi palawijanya yang menguntungkan kayu putihnya malah gak menguntungkan kan begitu, kenapa karena daun kayu putih itu selalu dijual ke luar wilayah Kutawaru akhirnya ongkosnya tinggi akhirnya mereka lebih baik dimatikan saja165.”
Perwujudan nyata tanggung jawab sosial perusahaan, dalam membantu
mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru dinilai
memberikan solusi yang sangat tepat dan menjawab permasalahan kebutuhan
yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru. Melalui program community
development penyulingan kayu putih ini masalah yang dihadapi masyarakat
Kelurahan Kutawaru terkait penjualan dan pengolahan daun kayu putih menjadi
teratasi. Adanya program ini dinilai memberikan suatu kondisi perubahan yang
baik di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru jika dibandingkan sebelum
adanya pendirian pabrik pengolahan kayu putih. Sehingga masyarakat menerima
dan menyambut program ini secara positif.
b. Perencanaan Program Community Development Penyulingan Kayu
Putih oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
Istilah PR Sebagaimana dikemukakan Danny Griswold, merupakan fungsi
manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap-sikap publik,
mengidentifikasi kebijakan dan prosedur sebuah perusahaan terhadap publiknya,
menyusun rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk
memperoleh pemahaman dan penerimaan publik166. Berkaitan dengan pengertian
tersebut, perencanaan program community development penyulingan kayu putih
oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan bagian yang terpenting dalam 165Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 166 Rhenald Khasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1994, hal. 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
menentukan keberlanjutan program. Melalui perencanaan komunikasi yang
matang maka peluang untuk mencapai keberhasilan program serta dampak yang
positif dari proses komunikasi akan semakin besar.
· Perencanaan awal program didasarkan kebutuhan masyarakat
Kelurahan Kutawaru
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai komunikator dalam program
CSR penyulingan kayu putih ini, menerapkan perencanaan program yang
mengacu pada hasil research masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui Community
Communication Chanel (CCC). Seperti terlihat dari pernyataan Harry Kusnanto
selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :
“Kami punya perwakilan dalam melaksanakan program pemberdayaan, kami mempunyai perwakilan yang ada di masyarakat yang disebut CCC di masing-masing kelurahan, CCC tersebut yang melakukan proses identifikasi proses pemetaan sosial (social mapping) dan sebagainya, (…) jadi tahap awal yang melakukan survei itu adalah masyarakat itu sendiri167.”
Dalam melakukan perencanaan program, perusahaan harus benar-benar
dapat memenuhi kebutuhan (Needs Analysis), dan bukan sekedar membuat daftar
keinginan (list of Wants) yang bersifat sesaat. Analisis kebutuhan sebagaimana
dikemukakan AB Susanto, harus dilakukan secara cermat agar dapat menggali
kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh masyarakat banyak,
bukan merupakan keinginan beberapa orang saja168. Perencaanan yang mengacu
pada research awal melalui lembaga Community Communication Channel (CCC)
diniliai sangat tepat. Melalui lembaga CCC tersebut masyarakat Kelurahan
Kutawaru yang tergabung dalam LMDH dapat menyampaikan aspirasi terkait
167Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 168 Komunitas,Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Volume 4, Nomor 1, Juni 2008, hal 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
usulan program untuk disampaikan kepada pihak PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap.
Melalui perencanaan yang disesuaikan dengan usulan-usulan kebutuhan
dari masyarakat Kelurahan Kutawaru, perusahaan telah menerapkan perencanaan
program dengan pendekatan bottom up. Perencanaan program CSR secara bottom
up memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada masyarakat Kelurahan
Kutawaru untuk membuat program-program yang akan dijalankan169. Masyarakat
Kelurahan Kutawaru lebih berperan dalam hal pemberian gagasan awal sampai
dengan pengevaluasian program yang telah dilaksanakan sedangkan PT. Holcim
Indonesia Tbk Cilacap bertindak sebagai fasilitator dalam pendampingan jalannya
perogram ini.
Perusahaan melihat bahwa program penyulingan kayu putih yang
diusulkan masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat memberi manfaat mengenai
penambahan pendapatan masyarakat sehingga hasil riset yang diampaikan kepada
perusahaan kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan survei bersama.
Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2
(CRO 2) :
“(…) dalam program penyulingan kayu putih ini survei dilakukan 3 pihak yakni perhutani LMDH dan Holcim 170.”
Perusahaan menyadari keberlangsungan sebuah program community
development adalah adanya partisipasi dari masyarakat. Tanpa adanya dukungan
dan partisipasi dari masyarakat Kelurahan Kutawaru program community
169 Reza Rahman, Op.Cit, hal 103 170Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap bisa gagal bahkan tidak berjalan sama sekali. Pelibatan Perhutani
sebagi mitra yang nantinya akan terlibat dalam pelaksanaan program ini
merupakan suatu hal yang sangat tepat. Dengan melibatkan Perhutani akan
memudahkan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanakan
pengorganisiran program community development penyulingan kayu putih
Adanya survei bersama dalam perencanaan program merupakan upaya PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui siklus komunikasi untuk menjamin
keberlangsungan dan keberlanjutan program. Selain itu, melalui survei bersama
ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap juga ingin menjalin komunikasi dan
membina hubungan baik dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun
Perhutani.
· Partisipasi masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pembangunan
proyek
Dalam melaksanakan program alangkah baiknya perusahaan
menggunakan tenaga kerja masyarakat setempat. Sebagaimana dikemukakan AB.
Susanto, community development dapat terwujud melalui pemanfaatan tenaga
kerja dalam membangun proyek (utilize). Dalam program penyulingan kayu putih
ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap juga memanfaatkan tenaga kerja
masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam membangun pabrik penyulingan kayu
putih ini. Sebagaimana penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih : “Saya ikut
disini mulai dari nol mulai dari bikin tempatnya ini terus mbangun ini lalu
nyuling. Dulu saya tahunya sudah ada peletakan batu pertama disini saya mulai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
bekerja171.” Pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pembangunan
pabrik penyulingan kayu putih merupakan langkah tepat yang diambil perusahaan
untuk memberdayakan masyarakat.
Pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam perencanaan program
community development penyulingan kayu putih merupakan suatu upaya
memberdayakan masyarakat secara lebih berarti dan meningkatkan peran
masyarakat dalam memberikan inisiatif pelaksanaan program. Partisipasi sebagai
suatu konsep dalam community development sebagaimana dikemukakan Jim Ife
dan Frank Tesoriero172 merupakan prinsip dasar dari community development.
Melalui pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam perencanaan dan
pelaksanaan program, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah memiliki fokus
pada peningkatan kemampuan masyarakat. Fokus PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dengan melibatkan partisipasi masyarakat bukan hanya sekedar mencapai
tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Partisipasi masyarakat dalam
perencanaan program ini merupakan sebuah proses jangka panjang yang relatif
lebih aktif dan dinamis.
Melalui perencanaan partisipatoris yang dilakukan, secara tidak langsung
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah melaksanakan sebuah model komunikasi
partisipatif yang tidak melihat pengirim dan penerima pesan atau harapan-harapan
dan kepentingannya sebagai yang pertama, melainkan berusaha melihat pengirim
pesan pada tingkat yang sama, dan proses komunikasi dipahami sebagai peristiwa
antara dua yang setara. Dari kegiatan perencanaan program community 171 Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010 172 Jim Ife, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi: Community Development, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, hal. 294
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
development ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah menerapkan model
komunikasi Public Relations Two – Way Symmetric. Seperti dikemukakan Grunig
dimana pada model Two – Way Symmetric, terjadi pola komunikasi yang bersifat
seimbang dan dua arah173. Keseimbangan komunikasi yang terjadi antara PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam
perencanaan program, menjadikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap bukan
hanya sebagai komunikator tetapi juga sebagai komunikan. PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap dan masyarakat Kelurahan Kutawaru telah menjadi partner untuk
menciptakan kesepahaman dan pengertian sehingga tercipta keuntungan timbal
balik (reciprocal benefits).
· Alih peran program dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kepada
masyarakat Kelurahan Kutawaru
Dibentuknya LMDH sebagai wadah yang digunakan masyarakat
Kelurahan Kutawaru untuk berkumpul bertukar pikiran dan mengorganisir dalam
kegiatan PHBM merupakan salah satu upaya perusahaan untuk membantu dalam
pengorganisasian kegiatan penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry
Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :
“Dalam setiap organisasi atau kelompok itu kan biasanya ada ketua ataupun kader didalamnya karena dalam setiap program pada hakekatnya memiliki keharusan mempersiapkan kader-kader pengembang keswadayaan lokal yang akan mengambil alih tugas sehingga diharapakan kader ini menjadi pemimpin yang medukung keberlanjutan program pemberdayaan174.”
Dengan adanya organisasi LMDH, perusahaan berharap akan terbentuk
kader kepengurusan yang melaksanakan program penyulingan kayu putih. 173 Reza Rahman , Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan. Media Pressindo, Yogyakarta, 2009, hal. 73 174 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
Sebagaimana dikemukakan Kartini bahwa implementasi kegiatan CSR yang baik
adalah terjadi alih peran dari perusahaan kepada masyarakat175. Sesuai dengan
pernyataan tersebut, melalui pembentukan LMDH inilah perusahaan bertujuan
menciptakan alih peran program dari PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kepada
masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui kader kepengurusan yang terbentuk
dalam organisasi LMDH. Dengan adanya kader-kader pengembang keswadayaan
ini diharapkan program akan menjadi lebih mandiri dalam kepengurusannya
sehingga harapan kedepannya PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap hanya bertugas
untuk melakukan monitoring pelaksanaan program.
2. Analisa Data Input
a. Perhutani sebagai mitra PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
Community Development Penyulingan Kayu Putih
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa dalam
pelaksana program penyulingan kayu putih ini PT. Holcim Indonesia
menggandeng Perhutani sebagai mitra untuk mendukung keberhasilan
pelaksanaan program. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community
Relations Officer 2 (CRO 2) :
“Kita tidak memilik pengetahuan secara teknis tentang apa yang dilakukan, kita selalu bekerjasama dengan pihak ketiga, apapun kegiatan kita banyak kegiatan, seperti budidaya sapi, kita tidak punya pengetahuan tentang sapi, kita bekerjasama dengan pihak yang memiliki kompetensi untuk melakukan pendampingan, karena ini berkaitan dengan tanaman dan yang punya kompetensi adalah perhutani maka dari itu untuk hal-hal yang berkaitan dengan teknis adalah Perhutani yang akan membantu mereka176.”
175 Dwi Kartini, Op.Cit, hal. 54-55 176Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
Upaya PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan melibatkan Perhutani
sebagai mitra dalam program ini merupakan langkah tepat yang dilakukan
perusahaan. Kompetensi Perhutani dalam pengetahuan kemampuan teknis
tanaman kayu putih dinilai turut membantu PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan program ini.
Pada perkembangannya konsep CSR perusahaan melalui kegiatan
community development sebagaimana dikemukakan oleh Kartini, membutuhkan
kemitraan diantara stakeholders seperti pemerintah dan masyarakat (civil society)
atau yang dikenal dengan istilah Tri-Sector Partnership177. Hal yang demikian
juga terjadi pada pelaksanaan program penyulingan kayu putih, melalui
kemitraan antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan Masyarakat
Kelurahan Kutawaru ini diharapkan program community development yang
dilaksanakan tidak berjalan sendiri-sendiri atau tidak tumpang tindih. Dengan
melibatkan kemitraan 3 pilar utama dalam negara yakni pemerintah, masyarakat
dan korporasi masing-masing pihak yang terlibat dalam pola kemitraan
mempunyai potensi yang bisa dikembangkan untuk saling berkolaborasi dalam
mengembangkan program community development.
a.1 Pelaksana Community Development Penyulingan Kayu Putih
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya pelaksana program
penyulingan kayu putih dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dilakukan
sepenuhnya oleh Departemen Community Relations. Departemen Community
Relations sebagai pelaksana program community development penyulingan kayu
177 Prof. Dr. Dwi Kartini, Op. Cit. hal.52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
putih memang sudah sangat tepat, karena departemen ini memang dikhususkan
untuk menangani tidak hanya hubungan internal namun juga hubungan eksternal
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan stakeholdersnya termasuk di
dalamnya bertugas melaksanakan program-program community development di 19
desa yang ada di Kota/Kabupaten Cilacap. Dengan demikian konsentrasi untuk
pengembangan program dan kinerja dapat dilakukan secara optimal dan tidak
bersinggungan dengan kegiatan utama perusahaan dalam mencari keuntungan.
Adanya fokus yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
melaksanakan program community development dengan menunjuk Departemen
Community Relations sebagai pelaksana program, merupakan sebuah bukti
kesungguhan bahwa program community development yang dilaksanakan
memang menjadi prioritas dan digariskan sebagai bagian dalam setiap kegiatan
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
· Ketidaksesuaian latar belakang pendidikan pelaksana program
penyulingan kayu putih
Melalui kemitraan dalam program penyulingan kayu putih ini PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap telah memberikan komitmen dengan menempatkan
Departemen Community Relations untuk melaksanakan program ini.
Sebagaimana data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya terkait tingkat dan
latar belakang pendidikan serta masa kerja pelaksana program diketahui bahwa
tingkat pendidikan yang dimiliki staff pelaksanan dari perusahaan tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
Kompetensi pelaksana dalam program CSR ini penting karena CSR,
seperti halnya community development, bukanlan pekerjaan asal-asalan atau
“amatiran’ yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak memahami filosofi,
prinsip dan metoda yang harus diterapkan. Siapapun yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam perumusan kebijakan dan atau implementasi
kegiatan CSR sebagaimana pernyataan yang dikemukan Totok Mardikanto, harus
memiliki kompetensi khusus di bidang community development178.
Dalam pelaksanaan program community development ini, pelaksana dari
pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
namun latar belakang pendidkan pelaksana program tidak sesuai dengan pekerjaan
yang dilaksanakan. Meskipun dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
terjadi ketidaksesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan yang
dilakukan pelaksana program , namun masa kerja yang tinggi serta pelatihan-
pelatihan terkait dengan pengetahuan community development telah diberikan
oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
Sedangkan pelaksana teknis dari pihak Perhutani memiliki latar belakang
pendidikan yang sesuai dalam mendukung kelancaran program ini. Pihak
Perhutani memiliki kompetensi yang sangat baik dalam mendukung kelancaran
pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini.
178 Majalah Bisnis &CSR, Edisi Khusus 40 Tahun Totok Mardikanto Menjadi Penyuluh;Dari Penyuluh Pertanian Mengembangkan CSR, hal.223
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
a. Sarana dan Pendanaan yang Diberikan Perusahaan dalam Program
· Swadaya masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai usaha menumbuhkan
rasa memiliki program
Pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih
pada dasarnya dilaksanakan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan
Perhutani. Kolaborasi terkait kontribusi penyediaan sarana oleh kedua pihak
pelaksana program dinilai cukup baik dalam mendukung terlaksananya program
penyulingan kayu putih ini. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya adanya
swadaya masyarakat dalam mendukung terlaksananya program merupakan
langkah bijak yang diterapkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
Sebagaimana dikemukakan Busro H.S selaku Ketua LMDH seperti :
“…ini kami membangun habis 83 juta dari swadaya pengurus lembaga yang
ditangani oleh kita bersama179.”
Adanya sarana yang harus diswadayakan masyarakat dalam program ini
merupakan langkah tepat untuk membuat masyarakat berpartisipasi. program CSR
melalui community development ebagaimana dikemukakan oleh Kartini180 harus
mampu menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging) program pada diri
masyarakat. Pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pendanaan
swadaya program penyulingan kayu putih ini dinilai telah mampu menimbulkan
rasa memiliki (sense of belonging) masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap
program penyulingan kayu putih yang dijalankan. Seperti terlihat dari pernyataan
179Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 180 Prof. Dr. Dwi Kartini, Op. Cit. hal.52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Saya terlibat dengan program kayu putih ini
dan saya mendukung sekali program penyulingan ini181.”
· Pendanaan program penyulingan kayu putih berasal dari keuntungan
perusahaan
Dana merupakan hal yang sangat penting bagi pelaksanaan program
community development penyulingan kayu putih. Tanpa ada dukungan dana yang
memadai sebuah program tidak mungkin dapat berjalan lancar sesuai dengan yang
diharapkan. Hal yang demikian juga berlaku dalam program community
development penyulingan kayu putih.
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah mengalokasikan dana khusus
untuk berbagai program community development yang dilaksanakan, termasuk
untuk memperkuat kapasitas program community development kayu putih.
Adanya kebijakan pengalokasian dana tersendiri bagi pelaksanaan program
community development penyulingan kayu putih menunjukan bahwa PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap tidak hanya siap dalam hal pelaksana program namun juga
dana. Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Community Development
Coordinator : “Untuk dana yang terkait CSR setiap tahun ada budget terkait
rencana program, batasan-batasan mengenai berapa persen jumlahnya itu tidak
ada, tapi kalau kita ikut patokan BUMN biasanya membudgetkan sekitar 2-5 %
dari Ediba*, untuk Holcim membudgetkan 2,7% dari keuntungan182.”
181Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 * keuntungan perusahaan sebelum dikurangi pajak 182Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat 26 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
Adanya penyediaan dana yang diambil dari keuntungan perusahaan
menunjukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki kesadaran yang cukup
tinggi dalam memahami arti penting sebuah tanggungjawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility). Sebagaimana dikemukanan Curt Werden
seperti yang dikutip Parsudi Suparlan, perusahaan yang memaknai CSR sebagai
bentuk corporate social investment akan mengambil kebijakan dari sekedar
menyumbang (charity/philantrophy) menjadi bagian dari investasi183. PT. Holcim
Indonesia Tbk Cilacap memiliki pemahaman yang tinggi tentang CSR sebagai
bagian dari investasi jangka panjang di tengah masyarakatnya, yang diwujudkan
dengan mengembangkan berbagai program di tengah masyarakat yang salah
satunya program community development penyulingan kayu putih di Kelurahan
Kutawaru.
Progam community development penyulingan kayu putih ini dinilai telah
menciptakan hubungan sinergis antara kekuatan dunia usaha melalui berbagai
bentuk bantuannya dengan potensi yang ada di dalam masyarakat Kelurahan
Kutawaru. Dengan demikian, kegiatan CSR yang dilakukan PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap melalui program community development penyulingan kayu putih
bukan semata-mata karitatif, melainkan usaha untuk mengembangkan kapasitas
masyarakat secara berkesinambungan dan terlembagakan.
183 Dr. Mukti Fajar ND, Op.Cit, hal.303
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
3. Analisa Data Proses
a. Media yang Digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
Menyampaikan Pesan Program Community Development Penyulingan
Kayu Putih
Sebagai bagian dari manajemen, fungsi PR lembaga/perusahaan
menunjukkan suatu tahap proses komunikasi. Seperti yang dijelaskan oleh Cutlip
dan Center bahwa salah satu fungsi penting dari PR adalah menciptakan
komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta
pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya
citra positif bagi kedua belah pihak184. Sesuai dengan pernyataan tersebut PT.
Holcim Indonesia dalam pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini
berusaha untuk melakukan komunikasi dua arah timbal balik kepada masyarakat
Kelurahan Kutawaru. Dengan menjalin komunikasi dua arah melalui pelaksanaan
program community development merupakan salah satu cara untuk memperoleh
saling pengertian antara kedua belah pihak.
· Pertemuan sebagai media penyampaian pesan program
Media sarana atau alat dalam menyampaikan pesan oleh PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap sebagai komunikator dapat dilakukan melalui berbagai
media, seperti yang diekmukakan Rosady Ruslan185 media yang digunakan PR
dalam menyampaiakn pesan salah satunya melalui media internal berupa
pertemuan-pertemuan untuk kepentingan kalangan terbatas dan nonkomersial.
Perusahaan menyadari dalam mengkomunikasikan pesan, pihaknya tidak dapat
184 Rosady Ruslan, Op.Cit. hal.19 185 Ibid. hal. 22-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
menjangkau seluruh publiknya yang dalam program community development ini
adalah masyarakat Kelurahan Kutawaru. Untuk mewujudkan dan
mengembangkan komunikasi dua arah antara perusahaan dengan masyarakat PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menggunakan media penyampaian pesan melalui
pertemuan-pertemuan dengan lembaga CCC maupun LMDH yang telah dibentuk
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto
selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) :
“Masyarakat sudah diwakili LMDH, kita tidak mungkin memberikan sosialisasi secara perorangan, (…) organisasi LMDH selalu mengadakan pertemuan rutin setiap bulan186.”
Sebagai komunikator sebuah lembaga atau perusahaan, PR harus dapat
mempersuasi komunikannya dan dari proses itulah terdapat aspek relasi yang
sangat membantu dalam aktivitas perusahaan atau organisasi. PR harus mampu
mengintegrasikan usaha-usaha, sikap dan perbuatan organisasi dengan sikap dan
perbuatan masyarakat atau sebaliknya187. Hal ini pula yang dilakukan PT. Holcim
Indonesia Tbk melalui lembaga CCC dan LMDH, melalui pertemuan-pertemuan
yang dilakukan secara internal oleh perusahaan dengan melibatkan perwakilan
masyarakat tersebut perusahaan menyampaikan pesan-pesannya kepada
masyarakat. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH :
“Selama ini kita komunikasi sering banget dengan Holcim mungkin kita
kelurahan paling sering berkomunikasi dibanding kelurahan lain, karena kita
186Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 187Hamdan Adnan dan Hafin Cangara, Prinsip-Prinsip Ilmu Hubungan Masyarakat, Usaha Nasional, Surabaya, 1996, hal.16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
189
sudah sejak awal program sudah berkomunikasi sehingga kedekatan kita lumayan
dekat untuk menyampaikan program-program yang ada di Kutawaru188”
· Perwakilan masyarakat sebagai jembatan komunikasi dari PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru
Melalui perwakilan masyarakat Kelurahan Kutawaru (opinion leader) ini
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap berusaha untuk bertukar informasi melalui
komunikasi kelompok yang dilakukan baik secara formal maupun informal.
Untuk mengembangkan proses komunikasi timbal balik, sebagaimana
dikemukakan Onong PR dapat melakukan berbagai metode dan teknik
komunikasi secara langsung (face to face communication) kepada komunikannya
melalui komunikasi kelompok. Begitu juga dalam penyampaian pesan yang
dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui perwakilan masyarakat
dalam CCC dan LMDH, melalui komunikasi ini PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap melakukan sebuah komunikasi kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
Keterlibatan perwakilan masyarakat (opinion leader) yang
direpresentasikan oleh Ketua LMDH memberi pengaruh yang sangat besar
terhadap penyampaian dan penerimaan pesan perusahaan kepada masyarakat.
Sebagaimana penuturan Basrun selaku penyuling kayu putih : “Saya sudah ikut di
penyulingan kayu putih ini 2 tahun, sebelum ikut disini saya kerjaannya nelayan,
188Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
190
nelayan di TPI sana. Ya agak merasa bosen jadi nelayan, ya ganti haluan lah,
dulunya saya ada yang ngajak ketua 1 LMDH Pak sangidin itu189.”
Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergolong masyarakat pedesaan
sangat mempercayakan opinion leader sebagai informasi terpercaya mereka
disamping juga menjadi panutan, tempat bertanya dan meminta nasihat bagi
anggota masyarakatnya. Selain itu opinion leaders dianggap lebih mengetahui
sifat dan karakteristik masyarakat daripada komunikator. Sehingga pesan dari PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang disampaikan kepada opinion
leaders/perwakilan dari LMDH nantinya akan disampaikan melalui pertemuan-
pertemuan rutin yang dilaksanakan oleh LMDH akan lebih tepat sasaran.
Kegiatan community development sebagaimana dikemukakan merupakan
Soetomo190 sarana yang tepat untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat.
Aktivitas bersama antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat
Kelurahan Kutawaru melalui community development penyulingan kayu putih ini
telah dapat difungsikan sarana komunikasi. Melalui lembaga Community
Communication Channel (CCC) yang dibentuk oleh PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap menjadikan komunikasi antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru menjadi terlembagakan, sehingga
berbagai persoalan dalam hubungan perusahaan dengan masyarakat dapat
dibicarakan melalui proses dialog yang elegan untuk mengakomodasi kepentingan
semua pihak.
189 Kutipan wawancara dengan Basrun, selaku penyuling kayu putih, Selasa 16 November 2010 190 Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit, hal. 229
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
191
b. Pengorganisasian Program Community Development Penyulingan Kayu
Putih
Pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih
merupakan model kegiatan CSR yang dilakukan dalam membangun hubungan
antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan
Kutawaru yang lebih berkualitas melalui pengembangan usaha produktif yang
disesuaikan dengan kemampuan sumber daya masyarakat Kelurahan Kutawaru
tersebut.
· Kolaborasi PT. Holcim Indonesia Tbk. dan Perhutani dalam program
Sebagai pelaksana program, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
menyadari bahwa program ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada
pihak ketiga dibutuhkan stakeholders untuk membantu realisasi program. Untuk
mengorganisir kegiatan ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melibatkan
Perhutani sebagai mitra dalam membantu masyarakat Kelurahan kutawaru
utamanya terkait hal-hal teknis tanaman kayu putih. Dalam program ini
keterlibatan Perhutani dalam membantu terwujudnya program dapat dikatakan
sangat besar.
Melalui pengorganisasian ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan
Perhutani berkolaborasi memberikan pelatihan untuk membantu masyarakat
dalam meningkatkan kemampuan teknis terkait tanaman kayu putih. Sebagaimana
penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH Rawa Kuna: “Kemarin kita
difasilitasi pelatihan cara pangkas yang baik lah kerjasama dengan pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
192
Perhutani dan Holcim untuk peningkatan kualitas dan kuantitas penyulingan
minyak kayu putih191.”
Selain memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat, upaya PT.
Holcim Indonesia melalui pengorganisasian dalam mendukung keberlanjutan
program penyulingan kayu putih adalah memberikan pendampingan dengan
mengatasi permasalahan seperti kerusakan alat penyulingan yang digunakan
sebagai pendukung utama program community development penyulingan kayu
putih ini. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :
“Holcim selalu memberikan pendampingan, dan menanyakan apakah ada masalah atau kendala dalam program ini, seperti kemarin terdapat kendala mengenai tungkunya itu kurang bagus sehingga ada rehab, dibantu Holcim lagi berapa juta itu saya tidak tahu, tahunya tungku nya sudah jadi192.”
Seperti yang dikemukakan oleh Reza Rahman suatu kegiatan perusahaan
disebut CSR ketika memiliki unsur continuity and sustainability atau
berkesinambungan dan berkelanjutan193. Adanya pendampingan nyata berupa
bantuan perbaikan/rehab alat penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap pada bulan Agustus 2010 merupakan wujud
kepedulian dan komitmen perusahaan untuk tetap mendukung kelancaran dan
keberlanjutan program community development penyulingan kayu putih. Kegiatan
CSR penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap telah mencirikan pada long term perspective dan bukan berdasar trend.
Monitoring
191Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 192Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 193 Reza Rahman, Op.Cit, hal 13-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
193
Dalam kegiatan CSR monitoring program menjadi hal yang penting untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan dan kendala-kendala yang dihadapi
dalam program. Begitu juga dengan kegiatan community development
penyulingan kayu putih ini. Dalam program penyulingan kayu putih ini
monitoring dilakukan dengan melibatkan oleh ketiga belah pihak pelaksana.
Pelaksana program dalam hal ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan
Perhutani melakukan monitoring dengan menerima laporan rutin bulanan dari
masyarakat. Seperti terlihat dari penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :”
…kita setiap hari harus membuat laporan berapa daun yang diolah, dan berapa
minyak yang dihasilkan. Nanti di total tiap bulan kita serahkan laporan tersebut
kepada Holcim dan Perhutani. Jadi ada pertanggungjawaban, kan kita ada target
produksi minyak kayu putih per tahun nya194.”
Selain itu untuk melihat kondisi nyata program tak jarang PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap melakukan pengecheckan langsung di Kelurahan
Kutawaru. Dari pihak Perhutani melakukan monitoring program dengan
menerjunkan Mandor PHBM dilapangan. Dengan adanya kegiatan monitoring
bersama dalam program ini, hubungan komunikasi antara PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap akan terus terjaga dan terbina. Selain itu dengan adanya monitoring
juga menunjukkan bahwa program tersebut berkelanjutan dan tidak hanya sesaat.
194Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
194
c. Aturan bagi hasil Perhutani dalam program community development
penyulingan kayu putih
· Perhutani kurang memahami makna CSR
Kendala dalam sebuah pelaksanaan program memang bukanlah suatu hal
yang tidak wajar. Adanya kendala dalam sebuah pelaksanaan program dapat
dijadikan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan dengan menyempurnakan
program. Sebagaimana telah dipaparkan peneliti pada bab sebelumnya diketahui
bahwa dalam program penyulingan kayu putih ini, masyarakat mengeluhkan
aturan bagi hasil (sharing) yang diterapkan antara LMDH dengan Perhutani.
Istilah CSR yang dikemukakan BSR mengandung pengertian bahwa
perilaku bisnis yang bertanggungjawab adalah dengan menghormati dan
memelihara lingkungan hidup serta membantu meningkatkan kualitas hidup
melalui pemberdayaan masyarakat dan melakukan investasi di masyarakat dimana
perusahaan beroperasi195. Mengacu pada definisi tersebut Perhutani sebagai mitra
dalam kegiatan community development belum memahami sepenuhnya makna
dari sebuah kegiatan CSR. Aturan bagi hasil yang diterapkan Perhutani dinilai
menjadikan pencapaian tujuan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat
menjadi kurang maksimal. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku
Sekretaris LMDH :
“Harga jual minyak kayu putih itu kita masih terbentur dengan MoU perum Perhutani jadi penjualannya ke Perum Perhutani. hanya 87,4% dikalikan tonase kali seratus ribu rupiah. Seratus ribu rupiah itu potongannya di pabrik itu empat ribu rupiah, jadi dikalikan sembilan puluh enam ribu rupiah. Masalahnya kan perhutani merasa tanah itu kan tanah milik Negara sedangkan bibit dulu sebagian memang dari Perhutani, swadaya dari
195 Dwi Kartini, Op.Cit, hal.2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
195
masyarakat memang sudah ada namun karena di lahan Perhutani jadi tetep minyak masuknya ke Perum Perhutani gitu mas, padahal kalau kita melihat keluar sana kan harga minyak kayu putih itu kan Rp. 150.000-Rp. 180.000 per kilo196.”
Pada dasarnya aturan bagi hasil (sharing) tersebut memang tidak dapat
secara mutlak ditiadakan hal ini dikarenakan masyarakat yang tergabung dalam
LMDH menggunakan lahan milik Perhutani untuk menanam tanaman kayu putih
maupun tanaman palawija. Namun alangkah baiknya jika Perhutani sebagai mitra
dalam program ini juga memperhatikan aspirasi masyarakat dengan bersedia
duduk bersama dengan ketiga belah pihak untuk membahas perubahan aturan bagi
hasil tersebut. Dengan melakukan pembahasan ulang terkait aturan bagi hasil
(sharing) ini diharapkan akan tercapai win-win solution, sehingga pola kemitraan
yang terjalin antara ketiga belah pihak tidak memberatkan satu pihak namun dapat
memberikan manfaat secara maksimal kepada semua pihak.
· Kendala teknis program penyulingan kayu putih yang belum teratasi
Selain kendala aturan bagi hasil, dalam program ini juga ditemui kendala
teknis seperti seperti kurangnya rapatan tegakan tanaman kayu putih, dan kondisi
fisik pabrik yang dinilai masih kurang seperti belum adanya tempat penyimpanan
daun kayu putih. Bentuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)
melalui comunity development sebagaimana dikemukakan Isa Wahyudi dapat
dilaksanakan perusahaan dengan memberikan penguatan kapasitas masyarakat
(capacity building)197. Sesuai dengan pernyataan tersebut dengan melihat adanya
kendala yang masih dihadapi masyarakat sasaran program, alangkah lebih baik
196Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 197 Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Op.Cit hal. 209
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
196
jika PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai pelaksana program segera
mengatasi kendala tersebut melalui penguatan kapasitas masyarakat Kelurahan
Kutawaru dengan memberikan bantuan nyata kepada masyarakat. agar pencapaian
tujuan dan keberlanjutan program community development penyulingan kayu
putih dapat berjalan secara maksimal
4. DATA PRODUK/HASIL
4.1 Efek Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Di
Kalangan Masyarakat Kelurahan Kutawaru Maupun Perhutani
Keberhasilan perusahaan melaksanakan program ini juga tidak bisa
dilepaskan dari proses komunikasi yang diupayakan perusahaan sehingga terjalin
kerjasama secara baik antara pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Kegiatan PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui program penyulingan kayu putih telah
menunjukkan kegiatan komunikasi PR yang seimbang, artinya perusahaan tidak
hanya menitikberatkan pada publik internal saja, melainkan juga memperhatikan
publik eksternal yang dalam hal ini diwakili oleh masyarakat Kelurahan
Kutawaru198.
· Manfaat penambahan pendapatan yang dirasakan masyarakat
Kelurahan Kutawaru secara berkelanjutan
Keberhasilan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui program
community development penyulingan kayu putih dengan memberikan
kemanfaatan bagi masyarakat Kelurahan Kutawaru merupakan salah satu faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
197
yang turut membangun kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dalam
menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan serta memberdayakan potensi
masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana dikemukakan Totok Mardikanto
pada dasarnya seberapa hebatnya sebuah program community development harus
memiliki nilai positif untuk memperoleh dukungan dari penerima manfaat dan
pemangku kepentingan (stakeholders) yang lain199. Hal yang demikian terlihat
dalam pelaksnaan program penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap.
Adanya hasil nyata dari program berupa kegiatan usaha produktif yang
berkelanjutan menunjukan bahwa program community development penyulingan
kayu putih telah memberikan manfaat tersendiri kepada masyarakat Kelurahan
Kutawaru sebagai sasaran program. Dengan adanya program ini, masyarakat
merasakan manfaat berupa adanya tambahan pendapatan secara riil. Seperti
penuturan Satijan pemetik daun kayu putih:
“Ya bermanfaat ya begitulah ada pabrik ya senang lah, ga ada kerjaan bisa kerja disini, lagi ada kerjaan ya sibuk sendiri cari kerja sendiri, saya kerja disini sesuai keinginan saya, kalo kerja disini ya dapet uang tapi kalo ga kerja disini ya ga dapet uang. Kalau panen sekitar 5 kuintal kalau daun kayu putih metik satu hari mencapai 4 kuintal sekilo dihargai 200 rupiah nyampe pabrik, ya dibayarnya nanti nunggu hasil200.”
Selain penambahan pendapatan dari hasil menanam tanaman kayu putih,
masyarakat juga memperoleh hasil dari tanaman palawija yang mereka tanam.
Sehingga melalui program ini masyarakat memperoleh manfaat ganda dari
pelaksanaan program. Sebagaimana penuturan Suripto selaku petani kayu putih :
199 Totok Mardikanto, Op. Cit, hal. 223 200Kutipan wawancara dengan Satijan selaku pemetik daun kayu putih, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
198
“Iya kan bermanfaat kalau disini kan banyak sekali pengangguran jadi mengurangi pengangguram daripada pada nganggur kan bisa kerja di kayu putih maupun di ladang, Kalau kayu putih ditebang sendiri saya dapet 200 rupiah sekali panen kayu putih 1 ton ya tergantung tumbuhnya kalo banyak ya bisa lebih. Untuk tanaman kacang saya jual per hektar biasanya ada yang beli ditempat jadi satu hektar itu 5 juta ga tau hasilnya seberapa ya dibeli 5 juta201.”
· Terciptanya hubungan harmonis antara PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dengan Perhutani dan Masyarakat Kelurahan Kutawaru
Komunikasi dua arah yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan
menjadikan hubungan antara keduanya harmonis. Tidak adanya konflik yang
terjadi antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap sebagai indikator sosial telah menunjukkan adanya hubungan harmonis
yang tercipta antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap. Sebagaimana penuturan Badrudin selaku KRPH Cilacap:
“Kalo Holcim setahu saya tidak merugikan khusunya ke perhutani lo, malah tercipta hubungan harmonis, Holcim kalau ada apa-apa kami diundang mas, sama-sama kasih masukan, diundang ikut Holcim bahwa asap yang keluar dari pabrik Holcim kalau asap putih ini tidak membahayakan, termasuk Perhutani, lembaga dan instansi yang lain, ya bagus lah kalo Holcim menurut saya, baik-baik saja202”
Tidak adanya sikap penolakan maupun keluhan dari masyarakat Kelurahan
Kutawaru yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan menunjukkan
kualitas hubungan yang baik tercipta. Kehadiran PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacp di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dinilai memberikan kontribusi
dalam mengembangkan potensi masyarakat Kelurahan Kutawaru.
201Kutipan wawancara dengan Suripto selaku petani kayu putih, Senin 29 November 2010 202Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
199
· PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai perusahaan yang peduli
terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru
Masyarakat Kelurahan Kutawaru menganggap keberadaan PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap tidak merugikan namun malah memberikan kontribusi.
Kontirbusi perusahaan yang terwujud tidak hanya dalam program community
development penyulingan kayu putih. Kontribusi PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru tidak hanya terwujud pada
program community development penyulingan kayu putih saja, namun program-
program pemberdayaan yang menyentuh kebutuhan masyarakat Kelurahan
Kutawaru. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH :
“Selain kayu putih yang jelas program kambing yang peka jaman, yang dikelola
P4S kunang-kunang berupa pertanian terpadu, nelayan kelompok budidaya
kerapu203”
Peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas
seperti dikemukakan Jerold dapat dilakukan melalui berbagai upaya untuk
kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas204. Adanya kontribusi nyata
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan masyarakat Kelurahan
Kutawaru melalui program-program CSRnya telah menunjukkan partisipasinya
di tengah masyarakat serta menciptakan saling pengertian antara masyarakat
Kelurahan Kutawaru terhadap setiap aktivitas PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
Komunikasi yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui
kegiatan community development penyulingan kayu putih membuahkan hasil 203Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 204Iriantara Yosal, Community Relations : Konsep dan Aplikasinya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
200
nyata berupa saling pengertian yang tercipta antara masyarakat Kelurahan
Kutawaru dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang terlihat dari timbal
balik. Sebagaimana dikemukakan Rhenald Khasali perusahaan melalui PR-nya
harus mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka termasuk di
dalamnya mendidik komunitas agar mereka dapat berhubungan timbal balik205.
Hubungan timbal balik antara masyarakat Kelurahan Kutawaru kepada PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terlihat dari pernyataan Busro selaku Ketua
LMDH :
“Karena Holcim usahanya membuat semen saya membantu pemasarannya menjaga aset yang dimiliki Holcim, anak saya yang di Banjarnegara saya promosikan kalau semen Holcim baik bagus, saya bisa sampai ngedrop semen Holcim sampai berapa truk karena Holcim telah membantu saya kualitas semennya juga bagus206.”
· Citra positif PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat
Kelurahan Kutawaru
Melalui kegiatan community development penyulingan kayu putih ini,
Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dinilai
mampu menjalankan proses komunikasi yang baik melalui fungsi manajemen
PR. Seperti yang dikemukakan Rosady Ruslan, PR sebagai pendukung fungsi
manajemen yang bertugas untuk membina hubungan dengan publik internal
maupun eksternal perusahan PR memiliki kegiatan dan sasaran yakni building
corporate identity image, yaitu menciptakan identitas dan citra perusahaan yang
positif207. Melalui kegiatan community development ini citra PT. Holcim
205Ibid. hal. 80 206Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 207 Rosady Ruslan, Op.Cit, hal.23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
201
Indonesia Tbk. Cilacap dimata masyarakat Kelurahan Kutawaru pun harus dibina
dan dipertahankan
Upaya PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk terus menjalin
komunikasi dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan ikut terlibat dalam
kegiatan pengembangan kemampuan lokal masyarakat Kelurahan Kutawaru,
dinilai berhasil memperoleh tanggapan dan citra positif masyarakat terhadap PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Hal ini terlihat dari penuturan Rajim selaku
penyuling kayu putih: ” Menurut saya ya bagus Holcim, Holcim itu perusahaan
yang peduli sama masyarakat Kutawaru, untuk pabrik ini saya rasa sudah cukup
208”
Pernyataan senada juga diungkapkan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar:
“Ya kalau pendapat saya itu kalau Holcim memang juga memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar, kalau menurut saya pribadi saya sendiri nih. Soalnya dalam bidang sosial dia sangat perhatian kepada masyarakat sekitarnya, contohnya semacam Holcim membantu mendirikan pabrik kayu putih istilahnya untuk memberdayakan sumber daya manusia yang ada disekitarnya209.”
Dilihat dari tanggapan-tanggapan yang dilontarkan masyarakat Kelurahan
Kutawaru terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menunjukkan adanya
kepercayaan, dukungan dan hubungan yang harmonis antara PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap dan masyarakat kelurahan Kutawaru. Sebagaimana
dikemukakan Frank Jefkins citra perusahaan adalah kesan atau impresi mental
atau suatu gambaran perusahaan di mata para khalayaknya yang terbentuk
berdasarkan pengetahuan serta pengamatan mereka sendiri210. Melalui kegiatan
208Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010 209Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku Pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010 210 Frank Jefkins, Op.Cit, hal. 352
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
202
community development yang dilakukan, citra positif PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dinilai telah terbentuk di mata masyarakat Kelurahan Kutawaru.
Meskipun pencapaian tujuan program dalam memberikan penambahan
penadapat belum maksimal dikarenakan terdapat aturan bagi hasil yang ditetapkan
Perhutani. Secara umum melalui program ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
sebagai bagian dari masyarakat Kelurahan Kutawaru dinilai mampu memberi
solusi atas permasalahan kebutuhan yang dihadapi masyarakat Kelurahan
Kutawaru serta membawa persepsi yang baik di tengah para stakeholders-nya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
203
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dan melihat analisis yang
telah dilakukan peneliti, maka di dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara umum, pelaksanaan program community development penyulingan
kayu puti ini diterima dan disambut secara positif oleh masyarakat Kelurahan
Kutawaru. Penerimaan masyarakat akan program ini dikarenakan program
community development penyulingan kayu putih merupakan program yang di
usulkan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Pelaksanaan program
penyulingan kayu putih oleh PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap yang
disesuaikan dengan analisis kebutuhan (need) dan keinginan (wants)
masyarakat Kelurahan Kutawaru juga membuat program ini diterima
masyarakat.
2. Dilhat dari proses komunikasinya secara khusus dapat disimpulkan :
a. Pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih
yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diimplementasikan
melalui strategi pola perencanaan partisipatoris dengan melibatkan
perwakilan masyarakat melalui lembaga Community Communication
Channel (CCC) yang dibentuk PT. Holcim Indonesia Tbk. Perencanaan
yang dilakukan komunikator dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap diawali melalui hasil riset yang dilakukan oleh masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
204
Kelurahan Kutawaru sendiri. Kemudian hasil riset tersebut disampaikan
kepada perusahaan oleh perwakilan masyarakat melalui lembaga CCC,
untuk kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan survei bersama oleh
masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani. Pendekatan perencanaan
yang diterapkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap dalam program
penyulingan kayu putih ini mengarah pada pendekatan bottom up dimana
pengembangan program dilaksanakan atas inisitaif dari bawah sehingga
masyarakat Kelurahan Kutawaru lebih berperan dalam hal pemberian
gagasan awal sampai dengan mengevaluasi dan monitoring program yang
dijalankan.
b. Media yang digunakan dalam menyampaikan pesan tentang program
community development penyulingan kayu putih adalah melalui
pertemuan-pertemuan yang dilakukan antara PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap dengan perwakilan masyarakat dari lembaga Community
Communication Channel (CCC) maupun perwakilan dari LMDH.
Penggunaan media ini didasarkan bahwa perusahaan tidak mampu
menjangkau seluruh masyarakat sasaran program sehingga melalui
perwakilan masyarakat (opinion leader) dalam CCC maupun LMDH
pesan perusahaan dapat tersampaikan.
c. Pengorganisasian program community development penyulingan kayu
putih dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan menjalin
kemitraan dengan Perhutani. Perhutani dijadikan mitra dalam
pengorganisasian program karena memiliki kompetensi terkait teknis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
205
tanaman kayu putih. Selain itu pengorganisasian program penyulingan
kayu putih dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan
membentuk LMDH sebagai wadah tempat mengorganisir kegiatan
masyarakat Kelurahan Kutawaru.
d. Sebagai sebuah bentuk kegaiatan komunikasi PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru, kegiatan community
development penyulingan kayu putih dinilai telah memberikan efek positif
terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Tanggapan-tanggapan
positif masyarakat terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk dan kegiatan
penyulingan kayu putih yang dilakukan telah menunjukkan indikator
keberhasilan perusahaan dalam melakukan proses komunikasi. Tanggapan
positif yang terbentuk di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap ini tidak dapat dilepaskan dari adanya
kemanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan
adanya program penyulingan kayu putih ini. Tidak adanya konflik yang
terjadi antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap sebagai indikator sosial menunjukkan keberadaan
dan kontribusi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan
potensi masyarakat Kelurahan Kutawaru memperoleh tanggapan yang
positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
206
B. SARAN
Dari kesimpulan di atas maka peneliti memiliki bebrapa saran yang bisa
dijadikan pertimbangan dalam melakukan program community development di
masa mendatang
1. Kepada pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap :
Melihat keberhasilan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam
melaksanakan program community development penyulingan kayu putih dilihat
dari segi manfaat bagi masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun Perusahaan,
maka peneliti menyarankan :
a. Program community development penyulingan kayu putih ini hendaknya
terus dilaksanakan secara keberlanjutan, mengingat manfaat program yang
dirasakan dan respon positif dari masyarakat. PT. Holcim Indonesia Tbk
Cilacap diharapkan tetap membantu masyarakat Kelurahan Kutawaru
dalam pendampingan program community development penyulingan kayu
putih ini
b. Alangkah lebih baik lagi jika PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
mengembangkan program community development penyulingan kayu putih
dengan mendirikan lagi pabrik pengolahan kayu putih di Kelurahan
Kutawaru mengingat antusias masyarakat terhadap program ini sangat
tinggi. Tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan dan perencanaan
yang dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat secara lebih matang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
207
c. Pendampingan dalam hal perbaikan sarana/fasilitas pengolahan kayu putih
seperti belum adanya tempat penampungan daun kayu putih, tempat
penampungan kayu harus segera dilakukan. Masyarakat sasaran program
juga perlu diberikan pelatihan-pelatihan yang disesuaikan dengan kendala
yang dihadapi masyarakat secara berkesinambungan agar pencapaian
tujuan dan keberlanjutan program melalui kegiatan ini dapat maksimal.
d. PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diharapkan turut membantu
masyarakat dalam proses perubahan aturan bagi hasil (sharing) antara
masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH dengan
Perhutani. Hal ini dikarenakan masyarakat merasa keberatan dengan
aturan bagi hasil yang telah disepakati sehingga dengan aturan bagi hasil
yang baru diharapkan dapat mencapai tujuan pelaksanaan program secara
maksimal dan tidak memberatkan salah satu pihak.
2. Kepada Perhutani :
Melihat tanggapan masyarakat Kelurahan Kutawaru terkait aturan bagi
hasil yang disepakati bersama antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan
Perhutani dalam program ini, maka peneliti menyarankan :
a. Dalam mendukung pencapaian tujuan program community development
penyulingan kayu putih secara maksimal perlu diadakan perubahan aturan
bagi hasil (sharing) yang telah disepakati sebelumnya antara masyarakat
Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa
Hutan (LMDH) Rawa Kuna dengan Perhutani agar aturan sharing yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
208
baru dapat memberikan saling pengertian kedua belah pihak dan tidak
memberatkan masyarakat.
b. Masih adanya kendala yang dihadapi masyarakat dalam hal kekurangan
rapatan tegakan tanaman kayu putih dapat dijadikan koreksi Perhutani
untuk mempersiapkan sarana/fasilitas secara matang dan sebagai masukan
untuk segera mengatasi kendala tersebut secara sepihak maupun
bekerjasama dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun
masyarakat sehingga program community development ini bisa
berkelanjutan (sustain).
3. Kepada masyarakat sasaran program :
Mengingat keterbatasan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terkait
pendanaan program-program community development, maka peneliti
menyarankan kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru agar program community
development yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap agar dapat
dijaga dan dipelihara sebagai kegiatan yang berkelanjutan (sustainable).
4. Kepada dunia akademisi :
Melihat keberhasilan pelaksanaan program community development
penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap,
diharapkan dunia akademisi dapat mengembangkan kajian-kajian teoritis baru
yang berkaitan dengan ilmu komunikasi yang erat kaitannya dengan program-
program Corporate Social Responsibility CSR perusahaan. Sumbangan pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
209
dunia akademisi diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi para praktisi
Humas/Public Relations untuk mengembangkan pelaksanaan program-program
CSR perusahaan.
5. Bagi Peneliti lain :
Penelitian ini belum mampu menggali lebih dalam keberhasilan program
community development penyulingan kayu putih dari segi peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara kuantitatif, sehingga disarankan kepada peneliti
lain supaya dapat mengembangkan penelitian ini dengan teknik penelitian yang
berbeda, mengingat penelitian ini masih jauh dari sempurna.