“PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI...

87
“PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU DUANO DI KELURAHAN TANJUNG SOLOK KECAMATAN KUALA JAMBI” SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Oleh : Indar Desi Nurhasana NIM AS 160950 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Transcript of “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI...

Page 1: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

“PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU

DUANO DI KELURAHAN TANJUNG SOLOK KECAMATAN KUALA

JAMBI”

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora

Oleh :

Indar Desi Nurhasana

NIM AS 160950

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

Page 2: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

i

Page 3: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

ii

Page 4: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dimunaqasyahkan oleh sidang Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada Selasa 28 April 2020 dan

telah diterima sebagai bagian dari persyaratan yang harus dipenuhi untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Sejarah Peradaban Islam.

Jambi, 15 Mei 2020

Dekan

Fakultas Adab dan Humaniora

Dr. Halimah Dja‟far, M. Fil. I

NIP.1960 1211 198803 2 001

Sekretaris Sidang

Drs. Suwan

NIP. 19650917 198703 1005

Ketua Sidang

Dr. Ali Muzakir, M.Ag

NIP. 19710715 200212 1003

Penguji I

Mailinar, S. Sos, M. Ud

NIP.19770505 200501 2007

Pengguji II

Dr. Irmawati Sagala, M. Si

NIP. 19801001 200901 2009

PembimbingI

Aliyas, M. Fil.I

NIP: 19781121 200210 1001

Pembimbing II

Hendra Gunawan, M.Hum

NIP.198906052019031012

Page 5: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

iv

MOTTO

Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka

bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

beruntung.” (Al-Jumu’ah(62):10)

Page 6: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabil‟alamin

Sebuah langkah usai sudahSatu cita telahku gapai

Namun Itu bukan akhir dari perjalanan

Melainkan awal dari satu perjuangan

Setulus hatimu Ibu ( Indo‟ Hasnawati), searif arahmu Ayah (Dahlur)

Do‟a mu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku

Pelukanmu berkahi kehidupanku, diantara perjuangan dan tetesan

do‟amalammu dan sebait do‟a telah merangkul diriku, menuju hari depan yang

cerah. Kini diri telah selesai dalam studi serjana, dengan kerendahan hati yang

tulus, bersama keridho‟an mu ya Allah,kupersembahkan karya tulis ini untuk

Ibu (Indo‟ Hasnawati)kasihmu begitu tulus dalam kesederhanaanmu tak

terhitung jasamu yang mengiringi perjalanan hidup hingga menjadi asa dihati

Terimakasih Ibu...

Ayah (Dahlur)

Atas didikanmu kini aku bisa meraih kebahagian itu

Ku baktikan cita dan harapanku untuk mu Terima kasih Ayah

Seseorang yang istimewa dalam hidupku.

Terimakasih kalian telah menghiasi hari-hariku, makasi untuk perhatian,

pengertianPokoknya semua aspecially for you sekarang dan selamanya,,

Aamiin....

Mungkin tak dapat selalu terucap, namun hati ini selalu bicara, sungguh ku

sayang kalian.

Adik-adik ku (Navira Okta Devi Nuryanah) dan (M. Rifqi Mukhtarullah)

Terimakasi atas semangat, dan dorongan mu sehingga aku dapat melewati

Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan harapan

yang akan indah pada waktunya, masa depan kalian adalah semangatku.

Untuk sahabat yang berjuang bersama, untuk teman-teman kos, teman-teman

kuliah yang tak dapat disebut satu persatu, teman-teman Sejarah Kebudayaan

Islam.Terimakasih telah mengisi hari-hari kita bersama, pertemanan, saling

tolong menolong, dan canda tawa ini.

“Semoga Allah senantiasa meridhoi kita semua.Aamiin yaa rabbal „alamin.

Page 7: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunianya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Perubahan Sistem

Mata Pencaharian Perempuan Suku Duano Di Kelurahan Tanjung Solok

Kecamatan Kuala Jambi. Selanjutnya sholawat dan salam senantiasa saya

lafazkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan

umat pengikutnya sampai akhir hayat.

Setelah melewati proses yang begitu panjang hingga akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian

studi untuk memperoleh gelar sarjana humaniora strata satu pada program studi

Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada

semua pihak yang telah memberi bimbingan, bantuan dan kontribusi demi

kesempurnaan penulisan skripsi ini, terimakasih saya ucapkan kepada:

1. Kepada kedua orang tua saya papa dan mama (Dahlur dan Indo’

Hasnawati) yang selalu mendo’akan saya sehingga syukur alhamdulillah

skripsi ini dapat terselesaikan. Dan kepada adik-adik saya Navira dan

Rifqi) terimakasih untuk semangatnya.

2. Yth. Bapak Prof.Dr.H. Su’aidi As’ari, M.A Ph.D, selaku Rektor UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Yth. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE, M.El, Yth. Bapak Dr, As’ad Isma,

M.Pd, Yth. Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag, MA, selaku Wakil Rektor I, II

dan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Yth. Ibu Prof. Dr. Halimah Dja’far, S.Ag, M.Fil.I, selaku Dekan Fakultas

Adab dan Humaniora UIN sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 8: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

vii

5. Yth. Bapak Dr. Ali Muzakir, M.Ag,Yth. Bapak Dr. Alfian, S.Pd, M.Ed,

Yth. Ibu Dr. Raudhoh, S.Ag, SS selaku wakil Dekan I, II dan III Fakultas

Adab dan Humaniora UIN sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Yth. Bapak Agus Fiadi, S.Ip, M.Si selaku Ketua Jurusan Sejarah

Peradaban Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Yth, bapak Aliyas,M.Fil.I dan bapak Hendra Gunawan, M.Hum selaku

pembimbing 1 dan II yang banyak sekali membantu peneliti dalam

penulisan skripsi ini, dan juga ucapan terima kasih yang sangat besar

peneliti ucapkan.

8. Yth, bapak Aliyas M.Fil.I Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

9. Yth. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN sulthan Thaha

Saifuddin Jambi khususnya Dosen jurusan Sejarah Peradaban Islam yang

telah banyak membantu.

10. Yth. Seluruh karyawan/ti di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

11. Sahabat-sahabati SPI’16 yang sama-sama berjuang di Fakultas Adab dan

Humaniora UIN STS Jambi. Khususnya lokal SPI/A yang telah menjadi

partner diskusi yang baik bagi penulis.

Semoga Allah SWT, membalas jasa baik dan pengorbanan mereka semua

sehingga mendapat kebahagian dan kesejahteraan dunia dan akhirat. Semoga

kehadiran skripsi ini dapat membawa manfaat bagi kita dengan harapan dapat

menjadi amal ibadah bagi penulis Amiin...

Jambi, 15 Mei 2020

Penulis

Indar Desi Nurhasana

Nim. AS160950

Page 9: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

viii

ABSTRAK

Indar Desi Nurhasana, AS 160950 Fakultas/ Jurusan : Adab dan

Humaniora/ Sejarah Peradaban Islam. Judul Skripsi: Perubahan Sistem

Mata Pencaharian Perempuan Suku Duano Di Kelurahan Tanjung Solok

Kecamatan Kuala Jambi.

Suku Duano merupakan salah satu suku yang ada di Kelurahan

Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi, dimana perempuannya juga ikut

melibatkan diri menjadi nelayan. Akan tetapi, pekerjaan perempuan Suku

Duano sebagai nelayan telah berubah, dan dari perubahan tersebut tentu

mempengaruhi kehidupan masyarakat Suku Duano. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai perubahan sistem mata

pencaharian perempuan Suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok

Kecamatan Kuala Jambi.

Permasalahan yang dikaji ialah sistem mata pencaharian perempuan

Suku Duano. Tujuan dari penelitian ini pertama, mengetahui bagaimana

sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano, alasan mengapa

memilih pekerjaan sebagai nelayan dan proses perempuan Suku Duano

menjadi nelayan. Kedua, mengetahui apa faktor dari perubahan sistem

mata pencaharian perempuan Suku Duano, dan yang ketiga dampak dari

perubahan sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano. Penelitian ini

dilakukan dengan teknik penelitian deskriptif kualitatif. Hasil yang didapat

berdasarkan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Teknik analisis data meliputi analisis domain, taksonomi,

komponensial dan tema budaya. Teknik keabsahan data menggunakan

triangulasi data.

Hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian bahwa sistem mata

pencaharian perempuan Suku Duano dahulunya ialah sebagai nelayan.

Pekerjaan nelayan yang biasa dilakukan oleh perempuan Suku Duano

dulunya sebagian besar adalah mencari kerang dan sumbun, akan tetapi

mengalami perubahan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor

eksternal dikarenakan letak geografis dan adanya pengaruh dari suku lain,

dan faktor internal yaitu dikarenakan keinginan dari perempuan Suku

Duano untuk berubah. Dampak dari perubahan sistem mata pencaharian

perempuan Suku Duano berdampak baik pada perekonomian keluarga.

Kata Kunci : Suku Duano, Perempuan, Sistem Mata Pencaharian.

Page 10: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

ix

ABSTRACT

Indar Desi Nurhasana, AS160950 Faculty Department : Civilization and

Humanities History of Islamic Civilization. Thesis Title : Change Of

Livelihood Sistem For Duano Woman In Tanjung Solok Sub-District,

Kuala Jambi District.

The Duano tribe is a resident of Tanjung Solok Sub-District ,

Kuala Jambi District, whose women are also involved as fishermen.

However, the work of Duano women as fishermen has changed, and the

changes certaninly affect the livelihoods of the Duano people. therefore,

researchers are interested in further researching about changes in the

livelihood system of Duano women in Tanjung Solok Sub- District, Kuala

Jambi District.

The problem that will be examined is about how the Duano

women’s livelihood system. The puspose of this study is first, to find out

how the livelihood system of Duano women, the reasons why choosing

work as fishermen and the process of Duano women becoming fishermen.

Second, find out what are the factors of changes in the Duano tribe

women’s livelihood systems, and the third is the impact of changes to the

Duano tribe women’s livelihood systems. This research was conducted

with a qualitative. The results obtained were based on date collection

techniques with observation, interviews, and documentation. Date analysis

techniques include domain analysis, taxonomy, compatibility and cultural

themes. The date validity technique uses date triangulation.

The results obtained are based on research that the Duano Tribe

women’s livelihood system was once a fisherman. The work of fishermen

who are usually done by Duano Tribe women used to be mostly looking for

shells and chunks, but experienced changes due to several factors, namely

external factors due to geographical location and the influence of other

tribers, and internal factor which were due to the desire of Duano Tribe

women to change. The impact of changes in the livelihood system of

Duano women has a good impact on the family economy.

keywords : Duano Tribe, Women’s, Livelihood System.

Page 11: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

x

DAFTAR PUSTAKA

NOTA DINAS ........................................................... Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................................ i

PERSEMBAHAN .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ x

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5

D. Batasan Masalah ................................................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5

F. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 6

BAB II .................................................................................................................... 8

KERANGKA TEORI ........................................................................................... 8

A. Kebudayaan ......................................................................................................... 8

B. Sistem Mata Pencaharian ................................................................................... 9

C. Gender ( Feminis) .............................................................................................. 10

D. Teori Perubahan ................................................................................................ 11

BAB III ................................................................................................................. 13

METODE PENELITIAN ................................................................................... 13

A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 13

B. Lokasi Penelitian ............................................................................................... 13

C. Penentuan Sampel dan Informan ..................................................................... 13

D. Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 14

E. Teknik Pengumpulan Data. .............................................................................. 16

F. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 18

Page 12: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

xi

G. Triangulasi Data ................................................................................................ 21

H. Jadwal Penelitian ............................................................................................... 22

BAB IV ................................................................................................................. 24

GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PEMBAHASAN ................................ 24

A. Gambaran Umum Lokasi ................................................................................. 24

1. Sejarah Tanjung Solok .................................................................................. 24

2. Letak Geografis Kelurahan Tanjung Solok ................................................. 25

3. Keadaan Penduduk, Adat Istiadat dan Mata Pencaharian......................... 26

4. Sarana dan Prasarana.................................................................................... 31

5. Pendidikan dan Agama .................................................................................. 32

B. Hasil dan Pembahasan ...................................................................................... 36

1. Sistem Mata Pencaharian Perempuan Suku Duano .................................... 36

a. Alasan perempuan Suku Duano menjadi nelayan ....................................... 39

b. Cara perempuan Suku Duano bekerja sebagai nelayan ............................. 42

c. Proses perubahan mata pencaharian perempuan Suku Duano .................. 44

2. Faktor Penyebab Perubahan Sistem Mata Pencaharian Perempuan Suku

Duano. ................................................................................................................ 46

3. Dampak dari Perubahan Sistem Mata Pencaharian Perempuan Suku

Duano Terhadap Ekonomi ............................................................................... 58

BAB V ................................................................................................................... 62

PENUTUP ............................................................................................................ 62

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 62

B. Saran-saran ........................................................................................................ 63

C. Penutup .............................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 13: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem mata pencaharian merupakan bagian terpenting dalam

kehidupan masyarakat, menopang keberlangsungan hidup manusia. Bentuk

sistem mata pencaharian sangat banyak dan terbentuk sesuai dengan kondisi

geografis dari masing-masing tempat di dunia. Dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya, manusia membutuhkan sistem mata pencaharian. Ada beberapa

bentuk atau model dari sistem mata pencaharian diantaranya : berburu,

meramu, menangkap ikan, bercocok tanam, berdagang. 1

Perbedaan mata pencaharian dari setiap suku bangsa beragam, sehingga

menjadi ciri khas sendiri bagi setiap daerah. Seperti mata pencaharian Suku

Anak Dalam di Jambi yang masih bersifat tradisional. Suku Anak Dalam

berupaya memenuhi kebutuhan hidup dengan memanfaatkan apa yang tersedia

di hutan, yaitu meramu, berburu, berladang dan menangkap ikan. Sebelum

akhirnya mereka menemukan potensi usaha yang dapat dikembangkan, seperti

usaha beternak, usaha bertani, usaha perikanan dan usaha lainnya.2

Sistem mata pencaharian merupakan hubungan dari kebudayaan,

artinya manusia memerlukan sistem mata pencaharian untuk bertahan hidup

dan mata pencaharian juga menjadikan manusia semakin berkembang untuk

memikirkan perubahan dan inovasi dalam kebudayaannya. Adapun pengertian

lain bahwa sistem mata pencaharian adalah tata cara yang dilakukan oleh

sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.3

Salah satu sistem mata pencaharian yang tertua berdasarkan

kebudayaan adalah menangkap ikan. Sistem mata pencaharian ini umumnya

1Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi,(Jakarta: PT Rineka Cipta. 1990),hal.

358. 2 Kasiono, ”Potensi Usaha dan Pendidikan Kecakapan Hidup Berbasis Budaya (Mata

Pencaharian) Suku Anak Dalam”.Jurnal Ilmiah Dikdaya 2018, Vol 1, No.1, hal. 83-87. 3Tri Widiyati,“Perubahan Sistem Mata Pencaharian Suku Anak Dalam Suatu Kajian

Etnografi”. Skripsi. Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha

Saifuddin jambi. 2017, hal. 2.

Page 14: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

2

dilakukan oleh masyarakat yang bermukim di daerah pesisir pantai dan bekerja

sebagai nelayan. Kegiatan mencari ikan merupakan mata pencaharian yang

telah ada sejak awal manusia di muka bumi, terbukti dari manusia purba yang

hidup dekat rawa-rawa, sungai, danau atau laut telah memanfaatkan sumber

daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.4

Sistem mata pencaharian yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

hidup selalu didominasi oleh kaum laki-laki. Kaum laki-laki dalam kebudayaan

dianggap sebagai pemenang, memiliki kekuasaan yang lebih besar dan peran

yang lebih menentukan dalam berbagai proses dibandingkan perempuan.

Sedangkan perempuan dalam kehidupan sehari-hari hanya terlihat pada

wilayah domestik dan privat saja. Perempuan lebih dikenal sebagai sosok yang

identik dengan kelemah-lembutan dan hanya berhak mengurus rumah serta

selalu berada dirumah.5

Keesing mengatakan sejumlah wanita pakar antropologi terkemuka,

mendukung argumen bahwa secara universal kedudukan wanita selalu di

bawah pria dalam setiap masyarakat sudah dikenal kehidupan umum dan

politik terutama berada ditangan kaum pria. Meskipun status, kebebasan, dan

kepentingan politik serta ekonomi kaum wanita di beberapa masyarakat relatif

tinggi, dan dalam masyarakat lain sangat rendah, akan tetapi itu semua tidak

pernah sama atau lebih tinggi dari pada yang dinikmati kaum pria.6

Akan tetapi dalam suatu permasalahan yang terjadi pada satu daerah,

perempuan juga ikut dalam memenuhi sistem mata pencaharian untuk

membantu perekonomian keluarga. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

perempuan di berbagai tempat terhadap perekonomian menunjukkan bahwa

keikutsertaan perempuan dalam sistem mata pencaharian terjadi karena

dorongan kebutuhan, kemauan, dan kemampuan serta adanya kesempatan

4 Koenjaraningrat, Pengantar Antropologi: Pokok- Pokok Etnografi. (Jakarta: Rineka

Cipta. 2002), hal. 49. 5 Dentiana Rero, “Peran Tenaga Kerja Wanita Dalam Memenuhi Kebutuhan Ekonomi Di

Desa Ondoriwoy Kecamatan Pulau Ende Kabupaten Ende”. Jurnal Saung Guru 2015, Vol. 8.

No.3, hal. 193. 6

Roger M, Keesing, Antropologi Budaya(Suatu Perspektif Kontemporer: Edisi 2).

(Jakarta: Erlangga, 1992). Hal. 64.

Page 15: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

3

kerja. Sehingga status ekonomi perempuan dapat dilihat dari aktivitas dalam

mencari nafkah.7

Kecamatan Kuala Jambi merupakan salah satu kecamatan yang terletak

di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang terdiri dari 2 kelurahan yaitu

Kelurahan Kampung Laut dan Kelurahan Tanjung Solok, serta 4 desa yaitu,

Desa Manunggal Makmur, Desa Majelis Hidayah, Desa Teluk Majelis, dan

Desa Kuala Lagan. Kelurahan Tanjung Solok merupakan daerah pesisir Jambi

dengan luas 37,56 km2, dihuni sekitar 4.544jiwa dan terdiri dari berbagai suku

bangsa yaitu Bugis, Banjar, Melayu, Suku Duano, dan masih banyak lagi.8

Tanjung solok merupakan salah satu daerah yang tidak ada perbedaan antara

perempuan dan laki-laki dalam memenuhi kebutuhan hidup terutama pada

masyarakat Suku Duano.9

Suku Duano yang berada di Kecamatan Kuala Jambi Tanjung Jabung

Timur berasal dari kepulauan Riau. Mayoritas pekerjaan mereka adalah

nelayan yang hidup bergantung dengan laut. Sebagian kehidupan mereka

habiskan di tengah laut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dilihat dari posisi

mereka melaut berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah yang lain

hingga mereka sampai pada daerah perairan Kampung Laut yang sekarang

dipecah menjadi dua Kelurahan yaitu Kelurahan Kampung Laut dan Kelurahan

Tanjung Solok. Pada perkembangannya Suku Duano membangun sebuah

pemukiman di pesisir Kampung Laut sebagai tempat persinggahan ketika

melaut, namun karena dirasakan ada kenyaman dengan tempat mereka yang

baru yaitu Kampung Laut mereka memilih menetap hingga ke anak cucu

mereka saat ini.10

Dilihat dari pekerjaan suku Duano sendiri yang sebagian besar menjadi

nelayan dan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat, ternyata dalam

7 Juwita, Angraini,“Kontruksi Perempuan Dalam Budaya Melayu”. Jurnal Anak Dan

Gender 2017, Vol 12. No.2, hal. 200. 8 Badan Pustaka Statistika. Kecamatan Kuala Jambi Dalam Angka 2018. BPS Tanjung

Jabung Timur, hal. 03. 9 Berdasarkan hasil observasi awal tanggal 04 Desember 2019.

10 Nuraini, “Sistem Mata Pencaharian Suku Duano Di Kelurahan Tanjung Solok

Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur”.Skripsi. Fakultas Adab dan

Humaniora, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin jambi. 2014, hal. 09.

Page 16: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

4

sistem mata pencaharian tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki saja akan

tetapi juga dilakukan oleh kaum perempuan. Perempuan Suku Duano

melibatkan diri sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan perekonomian

mereka. Hal ini senada dengan pendapat Helen yang mengatakan bahwa

perempuan yang bekerja bukan hanya ingin menyokong kehidupan mereka

sendiri, akan tetapi disebabkan karena kemiskinan keluarga sehingga

perempuan harus terlibat dalam membantu menafkahi keluarga.11

Seiring berkembangnya zaman, sistem mata pencaharian perempuan

suku Duano juga mengalami perubahan. Perubahan mata pencaharian

perempuan Suku Duano tentu mempengaruhi kehidupan masyarakat Suku

Duano di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi. Hari Purwanto

mengatakan bahwa, perubahan masyarakat tentu mempengaruhi lingkungan

sekitarnya.12

Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut

mengenai perubahan sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano di

Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi, terutama perempuan-

perempuan Suku Duano yang dulunya sebagai nelayan kini berubah. Sesuai

dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik menulis

penelitian dengan judul ”Perubahan Sistem Mata Pencaharian Perempuan Suku

Duano Di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi fokus dari masalah

penelitian ini adalah mendeskripsikan sistem mata pencaharian perempuan

suku Duano di Kecamatan Kuala Jambi. Dari masalah ini, yang akan digali

lebih mendalam dan sekaligus sebagai ruang lingkup penelitian ini yang

berkaitan dengan:

1. Bagaimana sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano di

Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi ?

11

Helen A, Moore, dan Jane C. Ollenburger, Sosiologi Wanita. (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2002). Hal. 76. 12

Hari Purwanto, Kebudayan Dan Lingkungan.( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002). Hal

139.

Page 17: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

5

2. Mengapa terjadi perubahan sistem mata pencaharian pada perempuan

Suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi ?

3. Bagaimana dampak dari perubahan sistem mata pencaharian perempuan

Suku Duano terhadap ekonomi keluarga ?

C. Tujuan Penelitian

Setelah mengetahui pokok-pokok permasalahan dirumusan masalah,

maka tujuan dari penulisan proposal ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano

di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi.

2. Mengetahui alasan terjadinya perubahan sistem mata pencaharian

perempuan Suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala

Jambi.

3. Mengetahui dampak dari perubahan sistem mata pencaharian perempuan

Suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi

terhadap ekonomi keluarga.

D. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang dan rumusan masalah, saya

sebagai peneliti berusaha membatasi permasalahan dalam penelitian saya agar

nantinya tidak terjadi pelebaran bahasan, maka dari itu dalam penelitian ini

saya hanya memfokuskan tentang perubahan sistem mata pencaharian

perempuan Suku Duano. Batasan penelitian ini juga nantinya menjadi acuan

saya untuk lebih terfokus pada objek penelitian saja.

E. Manfaat Penelitian

Sebagaimana telah diketahui apa tujuan dari penulisan proposal ini,

maka dari penulisan ini saya menginginkan manfaat bagi pembaca tulisan saya

yaitu:

1. Manfaat teoritis: menambah pengetahuan mengenai perubahan sistem

mata pencaharian perempuan suku Duano, dan menjadi referensi bagi

perempuan-perempuan yang lain, jika ingin ikut andil dalam mata

pencaharian.

Page 18: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

6

2. Manfaat praktis: membuka wawasan perempuan indonesia untuk

meningkatkan peran dan fungsinya, sehingga bekerja sesuai dengan

kodrat perempuan.

3. Dengan penelitian ini diharapkan agar mendapat perhatian dari

pemerintah untuk menciptakan program keterampilan kerja bagi

perempuan, khususnya perempuan suku Duano. Terlebih khusus

pemerintah Tanjung Jabung Timur.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui apakah penelitian saya

ini telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya atau belum sama sekali diteliti.

Maka dari itu saya memerlukan kajian peneliti terdahulu. Dari hasil tinjauan

penelitian sebelumnya, maka penulis menemukan beberapa hasil penelitian

yaitu:

Pertama, penelitian yang ditulis oleh Nuraini, yang berjudul Sistem

Mata Pencaharian Suku Duanu Di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan

Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur.13

Dalam penelitian ini,

peneliti memaparkan mengenai sistem mata pencaharian masyarakat Suku

Duano yang masih tradisional, yaitu teknik penangkapan hasil laut dengan

menggunakan papan tongkah. Papan tongkah merupakan alat yang digunakan

oleh Suku Duano untuk mencari udang nenek. Masalah penelitian ini jelas

berbeda dengan masalah penelitian saya, karena penulis lebih terfokus pada

alat yang digunakan oleh masyarakat Suku Duano pada sistem mata

pencaharian mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kedua, penelitian yang ditulis oleh Mailinar dan Diana Rozelin, yang

berjudul Proto Language And Assimilation Of Duano Ethnic At Sabak

Regency.14

Dalam penelitian ini, peneliti membahas mengenai seperti apa

bahasa proto etnis Duano, bagaimana cara para orang tua mendidik anak-anak

13

Nuraini, “Sistem Mata Pencaharian Suku Duano Di Kelurahan Tanjung Solok

Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur”. Skripsi Fakultas Adab dan

Humaniora, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, 2014. 14

Diana Rozelin dan Mailinar, Proto Language And Assimilation Of Duano Ethnic At

Sabak Regency.(Jambi: UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. 2019).

Page 19: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

7

mereka dalam melestarikan bahasa ibu (bahasa asli Duano). Pada penelitian

ini diketahui bahwa orang tua tidak mengajarkan atau mendidik anak-anak

mereka melestarikan bahasa. Penelitian kedua ini juga berbeda dengan

masalah penelitian yang ingin saya bahas, karena dalam penelitian ini lebih

memaparkan mengenai penggunaan bahasa proto etnis Duano.

Ketiga, penelitian yang ditulis oleh Icwan Azhari dan kawan-kawan,

yang berjudul Perubahan Pola Pemukiman Orang Laut Suku Duano.15

Dalam

penelitian ini menelaah perubahan pemukiman orang laut di dua desa yakni

Tanjung Solok dan Kampung nelayan Provinsi Jambi. Perubahan terjadi dari

pemukiman di atas perahu di laut menjadi pemukiman rumahan di desa.

Penelitian ini juga berbeda permasalahan dari penelitian saya, karena

permasalahan yang dipaparkan oleh peneliti ialah mengenai perubahan

pemukinan orang laut Suku Duano.

15

Ichwan Azhari, DKK.”Perubahan Pola Pemukiman Orang Laut Suku Duan”. Jurnal

Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 2018, Vol. 10, hal 223.

Page 20: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

8

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Kebudayaan

Kebudayaan erat kaitannya dengan manusia, karena setiap manusia

memiliki kebudayaan, hanya saja budaya manusia yang satu berbeda dengan

budaya manusia yang lainnya. Kebudayaan menurut Edward Burnett Tylor

merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan

kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.16

Menurut koenjaraningrat, kebudayaan yang merupakan hasil karya,

karsa dan cipta manusia memiliki 7 unsur yaitu17

:

1. Bahasa

2. Sistem pengetahuan

3. Organisasi social

4. Sistem peralatan hidup dan teknologi

5. Sistem mata pencaharian hidup

6. Sistem religi

7. Kesenian

Menurut Koenjaraningrat ada tiga wujud kebudayaan, yaitu

sebagai berikut18

:

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai,

norma, peraturan dan sebagainya.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari aktivitas serta

tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

16

Beni Ahmad Saebani, Pengantar Antropologi (Bandung: Pustaka Setia. 2012), hal. 162. 17

Kontjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi , (Jakarta: PT Rineka Cipta. 1990), hal.

261. 18

Kontjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 1990), hal. 150.

Page 21: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

9

Dari penjelasan di atas maka posisi kebudayaan yang penulis teliti

termasuk kedalam unsur kebudayaan yakni sistem mata pencaharian. Dalam

hal ini sistem mata pencaharian masyarakat Suku Duano yaitu menangkap

ikan atau bekerja sebagai nelayan. Sistem mata pencaharian ini masih bersifat

tradisional karena mereka masih menggunakan alat-alat yang sederhana.

B. Sistem Mata Pencaharian

Salah satu unsur kebudayaan adalah sistem mata pencaharian. Mata

pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup

yang layak, dimana sistem mata pencaharian antara satu tempat dengan

tempat yang lain berbeda.

Dalam kamus besar bahasa indonesia, sistem diartikan sebagai :

a. Sekelompok bagian alat yang bekerja bersama-sama untuk

melakukan sesuatu urat saraf dalam tubuh-pemerintahan,

b. Sekelompok dari pendapatan, peristiwa, kepercayaan,yang disusun

dan diatur baik-baik-filsafat

c. Cara (metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu pengajaran

bahasa.19

Sedangkan mata pencaharian berarti, pekerjaan yang menjadi pokok

penghidupan (sumbu atau pokok), pekerjaan atau pencaharian utama yang

dikerjakan untuk biaya sehari-hari. Sistem mata pencaharian ada berbagai

macam yaitu: berburu, meramu, menangkap ikan, berternak, bercocok tanam

dan lainnya. Salah satu sistem mata pencaharian yang paling tua adalah

menangkap ikan (nelayan). Mata pencaharian ini dilakukan oleh manusia

purba yang kebetulan hidup di sekitar sungai, danau atau laut telah

menggunakan sumber alam yang penting itu untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Dalam mempelajari suatu masyarakat yang bermata pencaharian

sebagai nelayan, para antropologi juga menaruh perhatian hal serupa yaitu

19

Tim penyusun,Kamus Pusat Bahasa.(Jakarta: Pusat Bahasa. 2008), hal. 1362.

Page 22: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

10

sumber alam dan modal, tenaga kerja, teknologi produksi, dan konsumsi

distribusi dan pemasaran.20

Nelayan merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat yang

tinggal di daerah perairan atau pesisir yang hanya menggantungkan hidupnya

kepada alam, yang hasil tangkapan ditentukan oleh musim. Sama halnya

dengan Suku Duano. Hidup dan menetap di daerah pesisir Tanjung Solok

menjadikan masyarakat Suku Duano bekerja sebagai nelayan. Pekerjaan

sebagai nelayan tidak hanya dilakukan oleh laki-lakiakan tetapi juga

dilakukan oleh perempuan. Perempuan Suku Duano bekerja demi

menuntaskan kemiskinan yang mereka hadapi.

C. Gender ( Feminis)

Istilah gender pertama kali diperkenalkan oleh Robert Stoller, untuk

memisahkan pencirian manusia yang didasarkan pada definisi yang bersifat

sosial budaya dengan pendefinisian dari ciri-ciri fisik biologis. Oleh sebab itu,

gender dapat diartikan sebagai perbedaan peran, fungsi, status dan tanggung

jawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentuk sosial budaya,

yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi

berikutnya.21

Gender erat kaitannya dengan feminis karena dapat dikatakan bahwa

pembahasan gender adalah berbicara tentang kesetaraan kedudukan

perempuan dan laki-laki baik dalam sosial, politik, ekonomi dan lain

sebagainya. Dalam sosiologi, studi tentang perempuan telah dimasukkan di

bawah tema umum studi-studi mengenai keluarga, seks atau jenis kelamin.

pada awalnya perempuan dilihat hanya ada didalam bidang perkawinan dan

keluarga saja, dengan kata lain bersifat tradisional yaitu tempat kaum wanita

dirumah.22

20

Kontjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2009), hal. 275-

283. 21

Alifiulahtin Utamaningsih,Gender Dan Wanita Karir, (Malang: UB Press. 2017), hal

08. 22

Helen A, Moore,dan Jane C. Ollenburger, Sosiologi Wanita. (Jakarta: PT Rineka Cipta.

2002), hal. 01.

Page 23: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

11

Dalam hal perempuan yang bekerja, ada sebuah istilah yang disebut

dengan feminisasi kemiskinan ialah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan kegoyahan ekonomi tertentu bagi wanita yang secara

sendirian menyokong kehidupan mereka sendiri dan atau anak-anak mereka.

Perempuan yang bekerja juga bukan hanya ingin menyokong kehidupan

sendiri, akan tetapi juga disebabkan karena kemiskinan keluarga yang

menyebabkan perempuan juga harus bekerja membantu keluarga. 23

Jika dikaitkan dengan feminisme kemiskinan, perempuan Suku Duano

yang bekerja juga disebabkan karena ekonomi keluarga dimana pekerjaan

laki-laki yang hanya menjadi nelayan dengan penghasilan yang tidak

menentu, sehingga untuk mencukupi kebutuhan perempuan Suku Duano juga

harus ikut membantu. Selain membantu ekonomi keluarga, ada juga

perempuan Suku Duano yang menjadi tulang punggung keluarga.

D. Teori Perubahan

Setiap masyarakat yang hidup pasti mengalami perubahan. Perubahan

bagi orang-orang yang menelaahnya maupun yang mengalaminya, dapat

berupa perubahan yang menarik maupun tidak. Adapula perubahan-

perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun sangat luas dan perubahannya

cepat sekali dan ada pula perubahan-perubahan yang berjalan lambat. Namun,

suatu perubahan yang terjadi akan memodifikasi pola tingkah laku dalam

menghadapi lingkungan.24

Menurut Gillin dan Gillin, perubahan-perubahan sosial sebagai suatu

variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-

perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk,

ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru

dalam masyarakat. Secara singkat Samuel Koenig mengatakan bahwa

perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi-modifikasi yang terjadi

23

Helen A, Moore, dan Jane C. Ollenburger, Sosiologi Wanita, hal. 76. 24

Hari Purwanto, Kebudayan Dan Lingkungan.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2002), hal

139.

Page 24: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

12

dalam pola-pola kehidupan manusia yang terjadi karena sebab internal

maupun sebab ekternal. 25

Dari perubahan sosial ditemukan arah perubahan dalam masyarakat

(direction of change)ialah perubahan itu bergerak meninggalkan faktor yang

diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu

bergerak kepada sesuatu bentuk yang baru sama sekali, akan tetapi mungkin

pula bergerak ke arah suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang

lampau.26

Jika dikaitkan dengan teori perubahan sosial Gillin dan Gillin, maka

dapat dilihat bahwa perubahan sistem mata pencaharian perempuan Suku

Duano di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi yang terjadi saat

ini ialah karena adanya faktor dari geografis, yaitu keadaan laut yang tidak

lagi memungkinkan untuk perempuan Suku Duano menjadi nelayan.

Selanjutnya perubahan terjadi disebabkan dari faktor internal yaitu dari dalam

diri perempuan Suku Duano yang memilih untuk mengubah sistem mata

pencaharian dikarenakan sudah tidak lagi muda untuk melakukan pekerjaan

nelayan dan faktor ekternal yang disebabkan karena pengaruh dari

kebudayaan lain.

25

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. Hal. 261. 26

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. Hal. 297.

Page 25: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu penelitian yang

berusaha menjelaskan fakta-fakta yang ada di lapangan. Penelitian lapangan

merupakan penelitian kehidupan sosial masyarakat secara langsung. Faktor

permasalahannya dapat ditentukan berdasarkan teori maupun keperluan

praktis di lapangan yaitu penelitian dilaksanakan ditengah-tengah masyarakat.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian

deskriptif kualitatif.27

Pada penelitian ini penulis mendeskripsikan mengenai

perubahan sistem mata pencaharian Perempuan Suku Duano.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melaksanakan penelitian guna

memperoleh data penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan

Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi yang merupakan tempat

bermukimnya masyarakat Suku Duano. Alasan pemilihan lokasi ini adalah

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal penulis

menemukan masalah penelitian bahwa terjadi perubahan sistem mata

pencaharian perempuan Suku Duano. selain itu dari sekian banyak Suku

Duano yang menyebar, hanya di Kelurahan Tanjung Solok yang terjadi

perubahan sistem mata pencaharian pada perempuan.

C. Penentuan Sampel dan Informan

Sampel ialah sumber informasi data itu sendiri, dapat berupa

peristiwa, manusia, situasi dan sebagainya.28

Teknik pengambilan sampel

menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel ditetapkan secara

sengaja oleh peneliti sendiri.Sampel model purposive sampling merupakan

27

Suwardi Endaswara, Metode Teori Teknik Penelitian Kebudayaan. (Yogyakarta:

Pustaka Widyatama. 2006), hal 86. 28

Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Gadjah Mada

Universitas Press. 2006), hal. 206.

Page 26: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

14

sampel yang bertujuan. Pengambilan dilakukan dengan menyesuaikan

gagasan, asumsi, sasaran, tujuan, manfaat yang hendak dicapai oleh peneliti.29

Dalam menentukan informan peneliti membagi menjadi dua yaitu,

informan kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah seseorang yang

memiliki informasi lengkap terhadap permasalahan yang akan diteliti, dengan

pertimbangan bahwa orang tersebut memiliki pengalaman pribadi sesuai

dengan permasalahan yang diteliti.30

Adapun yang menjadi informan kunci

dari penelitian ini adalah Mak Ati selaku perempuan Suku Duano dan Bapak

Asri Tara selaku ketua adat Suku Duano. Sedangkan informan biasa adalah

Yuk Lena, Yuk Sinta, dan Bapak Lurah A. Rasyid, Yuk Gibuk, Yuk Cici,

Linda, dan Siti Fatimah.

D. Jenis dan Sumber Data

Data merupakan keterangan yang didapat untuk kepentingan

penelitian. Data berguna sebagai bahan penyusunan informasi dan penulisan

sebuah penelitian.

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh

peneliti dari sumber pertama.31

Sumber data utama dicatat melalui catatan

tertulis atau melalui perekaman video/audio, pengambilan foto dan

lainya.32

Dalam kata lain data primer merupakan data pokok yang diperoleh

dari wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti

yang berkaitan dengan Perubahan Sistem Mata Pencaharian Perempuan Suku

Duano di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi.

29

Suwardi Endaswara, Metode Teori Teknik Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta :

Pustaka Widyatama. 2006), hal. 115. 30

Suwardi Endaswara, Metode Teori Teknik Penelitian Kebudayaan, hal. 119. 31

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Fakultas Adab Dan

Humaniora(Jambi: Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. 2018), hal 43. 32

Lexy, J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013),

hal. 157.

Page 27: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

15

b. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh

pihak lain, yang biasanya dalam bertuk publikasi atau jurnal, dan sebaiknya

disebutkan secara rinci sumber datanya, jenis, jangka waktu jika

memungkinkan.33

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur

yang berhubungan dengan masalah penelitian. Menurut Lexy J Moleong, data

sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen atau dari bahan

perpustakaan yang berkaitan dengan masalah penelitian seperti buku,

majalah, sumber dari arsip dan lain sebagainya.34

Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah data yang

didapat dari jurnal, buku dan dokumen yang sama dan sesuai dengan tema

penelitian yang berjudul Perubahan Sistem Mata Pencaharian Suku Duano

Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi.

2. Sumber Data

Sumber data ialah sumber dimana data dapat diperoleh, sedangkan

sumber data dalam penelitian ini antara lain :

a. Informan, seperti : ketua adat yang mengetahui tentang Suku Duano,

perempuan Suku Duano yang pernah menjadi nelayan.

b. Dokumen yang didapat dari lapangan atau lokasi penelitian yaitu

seperti rekaman, foto dan video.

c. Buku, jurnal, skripsi, dan dokumen Kelurahan Tanjung Solok yang

berkaitan dengan penelitian.

33

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Fakultas Adab Dan

Humaniora(Jambi: Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. 2018), hal 45. 34

Lexy, J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hal. 157.

Page 28: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

16

E. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

ialah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sebagaimana dijelaskan

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah suatu penyelidikan secara sistematis menggunakan

kemampuan indera manusia. Pengamatan a powerfull tool indeed. Pengamatan

dilakukan pada saat terjadi aktivitas budaya dan wawancara secara

mendalam.35

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, penulis menggunakan

teknik observasi atau pengamatan yaitu peneliti melihat dan mengamati

aktivitas masyarakat Suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan

Kuala Jambi mulai dari kehidupan beragama, sosial masyarakat, sosial budaya,

hingga pada sistem mata pencaharian terlebih pada perempuan.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti ialah pengamatan yang tidak

berperan serta36

,yaitu peneliti berada di luar aktifitas. Dimana penulis hanya

mengamati aktivitas yang terjadi di lingkungan Masyarakat Suku Duano.

2. Wawancara

Wawancara merupakan wahana strategis pengambilan data yang

memerlukan kejelian dan teknik-teknik tertentu. Wawancara ini penulis

gunakan untuk memeperoleh data yang berhubungan perubahan sistem mata

pencaharian perempuan Suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok, Kecamatan

Kuala Jambi yang mana dalam hal ini penulis mewawancarai perempuan-

perempuan Suku Duano dari beberapa generasi. Dalam pengumpulan data ini,

penulis menggunakan bentuk wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak

terstruktur ialah wawancara dimana peneliti maupun subjek penelitian lebih

bebas mengemukakan pendapatnya tentang masalah yang diteliti. Peneliti juga

lebih bebas mengatur kata-kata, tidak tertekan, dan terkesan resmi, walau

35

Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Gadjah Mada

Universitas Press. 2006), hal. 208. 36

Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, hal. 208.

Page 29: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

17

demikian penulis juga tetap menyiapkan pertanyaan awal lalu ketika

wawancara dikembangkan seperlunya. 37

Dalam melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu menyiapkan

pedoman wawancara berupa pertanyaan yang akan diajukan oleh narasumber.

Pertanyaan yang dibuat hanya berupa garis besar permasalahan bukan

pertanyaan yang terkesan kaku akan tetapi berupa pertanyaan yang santai.

Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan alat bantu berupa alat

rekam atau HP. Bahasa yang digunakan saat melakukan wawancara, ialah

bahasa Melayu dengan tujuan mempermudah komunikasi antara narasumber

dalam mendapatkan informasi. Peneliti juga menentukan narasumber yang

akan diwawancarai diantaranya ketua Kelurahan Tanjung Solok bapak A.

Rasyid, ketua adat Suku Duano bapak Asri Tara, perempuan-perempuan suku

duano yang terdiri dari Mak Ati, Yuk Lena,Yuk Sinta, Yuk Cici dan Yuk

Gibuk, masyarakat Tanjung Solok, Linda dan Siti Fatimah.

Adapun langkah yang dilakukan dalam proses wawancara yaitu :

a. Penulis menentukan narasumber utama dalam penelitian.

b. Setelah itu penulis melanjutkan kepada informan selanjutnya untuk

diwawancarai untuk mendapatkan informasi yang utuh dan jelas.

c. Penulis tidak melakukan perjanjian waktu, hari tanggal dan tempat

dengan informan yang akan diwawancarai akan tetapi langsung

mendatangi rumah narasumber.

d. Proses wawancara dilakukan dengan terbuka tanpa adanya paksaan

atau tekanan antara kedua pihak.

e. Pertanyaan yang diajukan pewawancara tidak terstruktur, hanya

berupa pertanyaan yang bersifat umum.

f. Dalam proses wawancara peneliti menggunakan bahasa daerah, yaitu

bahasa Melayu.

g. Lamanya waktu wawancara tidak ditentukan.

37

Suwardi Endaswara, Metode Teori Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideology,

Epistemologi, dan Aplikasi. ( Jakarta: Pustaka Widyatama. 2006), hal. 166.

Page 30: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

18

h. Untuk mendokumentasikan hasil wawancara peneliti menggunakan

alat bantu HP sebagai perekam dan foto.

i. Pencatatan data wawancara menggunakan alat perekam dan catatan

pribadi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu,

dokumen biasanya berupa tulisan, gambar atau karya-karya dari

seseorang.38

Dokumentasi merupakan teknik terakhir yang digunakan dalam

pengumpulan data penelitian. Agar penelitian ini dapat digunakan dengan

baik, maka diperlukan alat atau instrumen seperti kamera atau alat perekam

yang berguna untuk mengambil gambar atau foto, video, dan informasi lain

yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dengan menggunakan alat

dokumentasi seperti kamera, alat rekam dan lainnya diharapkan dapat

mempermudah dalam pelaksanaan penelitian sehingga data-data yang telah

didapat bisa disimpan, dilihat dan didengar kembali untuk mempermudah

penulisan. Adapun alat yang digunakan mengambil dokumentasi yaitu

menggunakan HP.

F. Teknik Analisis Data

Setelah selesai melakukan penelitian, selanjutnya analisis data. Analisis

data merupakan kegiatan mengatur, mengurutkan dan mengelompokkan data

dengan memberikan model atau tanda hingga pada mengelompokkan data

tersebut. Semua data yang telah terkumpulkan dari observasi, wawancara, dan

dokumen di kumpulkan dalam analisis data.

Analisis data digunakan sebagai produksi data menjadi sesuatu yang

dapat dipahami dengan deskripsi yang logis dan sistematis, sehingga fokus

studi dapat dijawab dengan cermat dan teliti. Setelah melakukan penelitian,

maka data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel

38

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta. 2017), hal. 124.

Page 31: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

19

tertentu.Analisis data budaya merupakan hasil dari kajian observasi,

wawancara, dan dokumen yang terkumpul.39

Proses analisis dilakukan seperti pentahapan model penelitian etnografi,

sebagai berikut40

:

1. Analisis Domain

Analisis domain merupakan analisis pertama dalam penelitian

kebudayaan. Analisis domain merupakan analisis luar (surface analiysis) dan

bukan bersifat mendalam (indepth analysis). Analisis ini bertujuan untuk

memberikan gambaran secara holistikkeadaan suatu budaya selintas dari

informan.41

Analisis domain ini digunakan untuk menganalisis data yang di peroleh

dari tempat penelitian secara garis besar, yaitu mengenai perubahan sistem

mata pencaharian pada perempuan Suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok

Kecamatan Kuala Jambi hingga penulis dapat mengetahui data-data yang

didapat masuk ke ranah mana saja untuk menjawab dari fokus penelitian

penulis.

2. Analisis Taksonomi

Setelah melakukan analisis domain hingga menemukan kategori dari

situasi tertentu. Selanjutnya, domain yang dipilih ditetapkan sebagai fokus

penelitian, yang diperdalam melalui pengumpulan data di lapangan.

Pengumpulan data dilakukan secara terus menerus hingga data yang

terkumpul menjadi banyak. Analisis taksonomi menunjukkan sub bagian

simbol atau term dan bagaimana hubungannya ranah secara keseluruhan.42

39

Suwardi Endaswara, Metdode Penelitian Kebudayaan, (Yokyakarta: Gadjah Mada

University Press. 2006), hal. 215. 40

Suwardi Endaswara, Metode Teori Teknik Penelitian Kebudayaan.(Yogyakarta:

Pustaka Widyatama. 2006), hal 176. 41

Suwardi Endaswara, Metode Teori Teknik Penelitian Kebudayaan, hal 176. 42

Suwardi Endaswara, Metode Teori Teknik Penelitian Kebudayaan, hal 177.

Page 32: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

20

Pada tahap analisis taksonomi, penulis berusaha memahami domain

tertentu dari perubahan sistem mata pencaharian yang sedang diteliti. Masing-

masing domain dipahami dan dibagi menjadi bagian yang lebih rinci. Pada

tahap ini sub domain dari perubahan sistem mata pencaharian perempuan

Suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi dapat

diketahui mana saja data-data yang dapat diambil dan digunakan untuk

kebutuhan.

3. Analisis Komponensial

Dalam analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan dalam

domain bukan keserupaan dalam domain seperti pada analisis taksonomi

sebelumnya. Tetapi dalam analisis komponensial yang dicari adalah

perbedaan atau yang kontras. Lebih jelas bahwa analisis ini berupaya mencari

perbedaan dan pertentangan diantara analisis taksonomi. Pencarian perbedaan

ini ialah untuk mencari makna simbol.43

Pada tahap ini penulis tidak lagi mencari persamaan dari data-data

yang diperoleh. Akan tetapi, penulis mencari perbedaan dan pertentangan

yang terjadi pada tahap analisis taksonomi hingga pada akhirnya penulis

menemukan pengertian yang menyeluruh dan mendalam dari masalah yang

diteliti terkait dengan perubahan sistem mata pencaharian perempuan Suku

Duano.

4. Analisis Tema Budaya

Analisis tema budaya dilakukan dengan cara mencari tema konseptual

yang dipelajari oleh anggota masyarakat dan hubungan dengan observasi

awal. Konsep tema jauh berakar pada ide, dan tidak sekedar potongan tingkah

laku atau term, atau kebiasaan atau kumpulan potongan-potongan. Tema

budaya merupakan suatu yang kompleks. Tema budaya berfungsi sebagai

penghubung antara sub sistem dan tema budaya merupakan tingkat

generalisasi yang tinggi.44

43

Suwardi Endaswara, Metode Teori Teknik Penelitian Kebudayaan, hal 177. 44

Suwardi Endaswara, Metode Teori Teknik Penelitian Kebudayaan, hal 177.

Page 33: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

21

Analisis tema budaya sesungguhnya merupakan analisis untuk

mencari jalan keluar atau benang merah dari domain yang ada. Analisis tema

budaya ini digunakan peneliti untuk mencari jawaban atau hasil dari analisis

sebelumnya, sehingga dengan ditemukannya benang merah maka peneliti

dapat menyimpulkan dan menulis hasil dari penelitian yang terkait pada

perubahan sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano di Kelurahan

Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi.

G. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan

suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

perbandingan terhadap data itu.45

Uji keabsahan melalui triangulasi ini

dilakukan karena dalam penelitian kualitatif untuk menguji keabsahan

informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji tatistik.

Denzin dalam buku bimbingan skripsi, tesis dan artikel ilmiah telah

mengemukakan empat model triangulasi yaitu dengan penggunaan sumber,

metode, peneliti dan teori yang ganda atau berbeda. Dalam hal ini peneliti

memilih triangulasi sumber. Penelitian dengan sumber ini dapat

dilakukan dengan cara46

:

a) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.

b) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan

apa yang dikatakannya secara pribadi.

c) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi peneltian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti masyarakat biasa, orang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan pemerintah.

45

Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

2007), hal.330. 46

Mukhtar,Bimbingan Skripsi, Tesis dan artikel Ilmiah, (Jakarta:Gaung Persada Press.

2010), hal 116-129.

Page 34: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

22

e) Menbandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Berdasarkan teknik triangulasi tersebut diatas, maka dimaksud untuk

mengecek kebenaran data-data yang diperoleh dilapangan tentang

kebudayaan suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala

Jambi.

H. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pembuatan proposal, kemudian

dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi. Setelah

pengesahan judul dan riset, maka penulis mengadakan pengumpulan data,

verifikasi, dan analisis data dalam waktu yang berurutan. Hasilnya penulis

akan berkonsultasi kepada dosen pembimbing sebelum diajukan sidang

munaqasah nantinya. Hasil sidang munaqasah dilanjutkan dengan perbaikan

dan pengadaan laporan skripsi.

Page 35: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

23

Jadwal Penelitian

Jenis kegiatan Bulan

Kegiatan penelitian Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan judul X

Pengajuan dosen

pembimbing

X

Bimbingan proposal X X X X X

Seminar proposal X

Perbaikan proposal

seminar

X

Pengesahan judul dan

izin riset

X

Riset dan penelitian x x x x

Pengolahan data X

Bimbingan skripsi x x X

Page 36: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

24

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

1. Sejarah Tanjung Solok

Kelurahan Tanjung Solok merupakan salah satu kelurahan yang

terletak di daerah pesisir pantai timur. Kelurahan Tanjung Solok

merupakan bagian dari Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung

Jabung Timur. Sebelum menjadi Kelurahan Tanjung Solok pada awalnya

kelurahan ini merupakan bagian dari Kelurahan Kampung Laut. Setelah

adanya peraturan daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun

2004 yang membahas mengenai pembentukan kecamatan, akhirnya

Kelurahan Kampung Laut yang terketak di Kecamatan Kuala Jambi juga

ikut mengalami pemekaran. Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak A. Rasyid

selaku Lurah Tanjung Solok :

“ Kelurahan Tanjung Solok pada awalnya merupakan bagian dari

Kelurahan Kampung Laut. Kemudian, adanya, setelah adanya

peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur No 12 tahun

2004 yang membahas tentang pembentukan Kecamatan Muara

Sabak Barat, Kecamatan Kuala Jambi, Kecamatan Mendahara Ulu,

Kecamatan Gragai, Kecamatan Berbak serta penataan Desa dan

Kelurahan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, maka Kampung

laut yang saat ini saat ini yang terletak di Kecamatan Kuala Jambi

terpecah menjadi dua Kelurahan yaitu Kelurahan Kampung Laut

dan Kelurahan Tanjung Solok.47”

Sejarah kelurahan Tanjung Solok sama dengan Kelurahan

Kampung Laut karena merupakan satu daerah yang sama. Dimana awal

sebelum diadakannya pemekaran, Kelurahan Kampung Laut merupakan

daerah yang ditemukan oleh masyarakat Suku Duano yang saat itu

melakukan perjalanan melaut dari kepulauan Riau. Dikarenakan kehidupan

dari Suku Duano berpindah-pindah akhirnya sampai pada perairan

47

Wawancara Bapak A Rasyid Lurah Tanjung Solok pada (18 Februari 2020).

Page 37: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

25

Kampung laut hingga mendirikan pemukiman dan menetap. Penamaan

Kampung Laut sendiri dikarenakan daerah ini ditemukan oleh masyarakat

yang hidup di laut maka ketika masyarakat tersebut menetap dinamakan

Kampung Laut. Sebagaimana disampaikan oleh ketua adat Suku Duano :

“awalnye, sebab kenape kampung nih dikate kampung laut karena

yang temukannye ye orang dari Suku Duano yang orang banyak kate

Suku Laut. jadi pas tetue dulu sampai disini dan buat tempat untuk

tinggal, kampung nih belum ade name, cuman sebab di tinggali

same orang suku kami, orang-orang nih jadi nyebutnye kampung

laut”. 48

Terjemahannya :

“ awal kenapa dikatakan Kampung Laut ialah karena yang

menemukannya pertama kali adalah orang Suku Duano yang

sebagian besar orang katakan Suku Laut. Pada saat dahulu orang

tetua dari Suku Duano sampai di daerah ini, kampung ini belum

memiliki nama, hanya dikarenakan yang tinggal adalah Suku Duano

akhirnya masyarakat lain menamakannya menjadi Kampung Laut.”

Dari penjelasan ketua Suku Duano dan Bapak Lurah Tanjung Solok

di atas, dapat disimpulkan bahwa kelurahan Tanjung Solok dan Kelurahan

Kampung Laut memiliki sejarah yang sama karena merupakan satu bagian.

Hanya saja dikarenakan adanya surat keputusan daerah pada tahun 2004

tentang pembentukan kecamatan maka Kecamatan Kuala Jambi dibagi

menjadi dua yaitu Kelurahan Tanjung Solok dan Kelurahan Kampung

Laut.

2. Letak Geografis Kelurahan Tanjung Solok

Kelurahan Tanjung Solok merupakan salah satu Kelurahan yang ada

di Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan luas

wilayah 37,56 Km2. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Tanjung Solok

sebagai berikut49

:

48

Wawancara Ketua Suku Duano Bapak Asri Tara ( 18 Februari 2020). 49

Dokumentasi Kantor Lurah Tanjung Solok tahun 2014.

Page 38: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

26

a. Sebelah Utara : Cina Selatan

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Kampung Laut

c. Sebelah Barat : Desa Kuala Lagan

d. Sebelah Timur : Desa Alang-alang

Kelurahan Tanjung Solok merupakan daerah pesisir yang berada di

bagian hilir dari Sungai Batang Hari. Kelurahan Tanjung Solok merupakan

daerah dengan penduduk terbanyak yang bermukim di tepi laut, salah

satunya ialah masyarakat Suku Duano yang bermukim di tepi Sungai

Batang Hari dengan sistem mata pencaharian utama sebagai nelayan. Hal ini

dapat dilihat dari bentuk pemukiman penduduknya juga berada di tepi laut

dengan bentuk rumah panggung di atas permukaan air dengan tongkat yang

tinggi.

Sedangkan Jarak Kelurahan Tanjung Solok dari pusat pemerintahan

Kabupaten dapat ditempuh sekitar ½ jam perjalanan baik menggunakan

kendaraan roda dua atau pun kendaraan roda empat. Singkatnya waktu

tempuh dari Kelurahan Tanjung Solok ke pusat kabupaten dikarenakan

kondisi akses jalan Kelurahan Tanjung Solok saat ini dapat dikatakan baik.

Seluruh jalan yang dulunya masih berbentuk jerambah50

kini telah

mengalami perbaikan menjadi beton hingga dapat menghubungkan

Kelurahan Tanjung Solok dengan daerah lain.

3. Keadaan Penduduk, Adat Istiadat dan Mata Pencaharian.

a. Penduduk

Kelurahan Tanjung Solok terdiri dari 4.544 jiwa penduduk yang

berasal dari berbagai suku bangsa. Penduduk Tanjung Solok berasal dari

berbagai pulau, baik dari Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.

Sebagian besar dari mereka bukanlah penduduk transmigrasi melainkan

50

Jerambah adalah istilah yang biasa digunakan oleh masyarakat Tanjung Solok untuk

menyebut jalanan yang terbuat dari susunan kayu yang di paku sejajar.

Page 39: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

27

perantau. Salah satu penduduk yang mendiami kelurahan Tanjung Solok

adalah penduduk asli yang dikenal dengan Suku Duano. 51

Suku Duano merupakan penduduk Kelurahan Tanjung Solok dan

bermukim di tepi Sungai Batang Hari. Diawal kedatangannya di Kuala

Jambi, suku laut atau yang lebih dikenal sebagai suku Duano merupakan

salah satu suku yang berasal dari Kepulauan Riau. Dikarenakan kehidupan

mereka yang sangat bergantung terhadap laut demi menafkahi keluarga, dan

posisi mereka juga berpindah- pindah dari satu daerah ke daerah yang lain

hingga pada perairan Kampung Laut yang sekarang dipecah menjadi dua

yaitu Kelurahan Kampung Laut dan Kelurahan Tanjung Solok yang

sekarang menjadi tempat bermukimnya suku Duano. Seperti yang

diungkapkan bapak Asri berikut ini:

“ suku kami tu dulunye berasal dari Riau sane, nenek moyang kami

tu kan memang lah orang nelayan, yang hidupnye tu pindah-pindah

dari satu tempat ke tempat laen. Nah, waktu nak njaring ikan dari

riau tu pegi lah orang tetue kami tu kelaut. Sebab lah jauh

perjalanan tu lah nak balek susah lagi. Mase tu tenampak pulak satu

daerah tu yang sekirenye cocok untuk dijadikan tempat tinggal, yang

sesuai nian dengan kerje nelayan. Make tu lah orang dulu tu milih

lah tempat nih untuk jadi tempat tinggal.”52

Terjemahannya :

“ Suku kami (Duano) dahulunya berasal dari Riau, nenek moyang

kami bekerja sebagai nelayan yang mempunyai kehidupan yang

berpindah- pindah dari daerah satu ke daerah yang lainnya. Saat

ingin mencari ikan dari Riau maka berangkatkan orang tua jaman

dahulu kelaut.Dikarenakan perjalanan telah jauh meninggalkan

tempat awal dan ketika pulangpun sudah tidak mungkin lagi.Saat

itu terlihatlah satu daerah yang dianggap cocok untuk dijadikan

tempat tinggal, dan sesuai dengan pekerjaan mereka.maka dari itu

masyarakat suku Duano memilih Tanjung Solok sekarang untuk

dijadikan tempat tinggal”.

Penyebaran suku ini bukan hanya di Kepulauan Riau dan Kuala

Jambi saja, akan tetapi juga terdapat di Kuala Tungkal Tanjung Jabung

51

Dokumen Kelurahan Tanjung Solok tahun 2014. 52

Hasil wawancara bapak Asri Tara selaku Ketua Adat Suku Duano (18 Februari 2020).

Page 40: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

28

Barat. Akan tetapi, Suku Duano yang ada di Riau dan Kuala Tungkal

masih memegang kental akan adat istiadat yang mereka miliki.

Sedangkan suku Duano di kelurahan Tanjung Solok telah lama

meninggalkan adat mereka. Seperti yang dijelaskan oleh ketua adat Suku

Duano :

“ bapak nih memang lah dikate sebagai ketue adat, cuman kalau

untuk masalah adat istiadat suku kami dan sejarah kami sampai sini

tu dak banyak yang dapat bapak jelaskan, sebab tu memang lah dak

dipakai lagi. Orang-orang tetue dulu tu juge lah dak ngajarkan lagi,

cume masalah name suku kami nil ah same sedikit asal kami yang

kami tau.Buku-buku atau catatan tentang suku Duano nih juge lah

dak tau dimane. Beda lah dengan suku Duano yang ade di Riau atau

di Kuala Tungkal, orang sane masih nyimpan lagi cerite tentang

datangnye nenek moyang nih. Lagian juge, orang kan lah maju

sekarang nih, ade pengajaran agama. Orang suku duano lah tau

pasal agama, jadi kalau adat dulu yang memang kami anggap dak

sesuai tu ye memang kami lepas lah.Jadi kini tu kami lah dak tau

adat istiadat kami.”53

Terjemahannya :

“ bapak memang ketua adat suku duano, akan tetapi untuk masalah

adat istiadat suku duano dan sejarah suku duano bisa sampai sini

(Kuala Jambi) tidak banyak yang dapat bapak jelaskan, karena

memang sudah tidak digunakan lagi. Orang-orang jaman dahulu juga

tidak mengajarkan lagi sehingga hanya sedikit yang kami pahami.

Buku-buku atau catatan yang menjelaskan tentang suku Duano juga

sudah tidak diketahui lagi ada dimana. Berbeda dengan suku Duano

yang terdapat di Riau maupun di Kuala Tungkal, mereka masih

menyimpan catatan dan cerita mengenai kedatangan nenek moyang

ke daerah sana.Kemudian juga, kehidupan sekarang yang dikatakan

maju da nada ajaran tentang agama.Orang-orang suku duano telah

paham mengenai agama, jadi adat istiadat dahulu yang memang

tidak sesuai dengan agama di tinggalkan.Sehingga kami tidak lagi

tau mengenai adat istiadat suku duano”.

Terlepas dari adat istiadat yang tidak lagi digunakan oleh masyarakat

suku Duano, teryata juga terjadi pada penggunaan bahasa. Ancaman

hilangnya bahasa Duano dan terleburnya Duano menjadi Melayu.Adapun

penyebab utama suku Duano tidak ingin menggunakan dan mengajarkan

53

Hasil wawancara Ketua Adat Suku Duano (18 Februari 2020).

Page 41: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

29

bahasa mereka ke anak cucunya ialah karena minder dan rendah diri. Bahasa

Duano dianggap tidak popular dan aneh bagi kalangan mayoritas yang

masyarakatnya berbahasa Melayu.Padahal, jika dilestarikan bahasa Duano

adalah bahasa yang unik. Meskipun dianggap hampir sama dengan bahasa

Melayu, kata-kata dalam bahasa Duano ada yang berbeda pelafalannya

dengan bahasa Melayu, dan ada pula yang berdiri sendiri. Kata meja

misalnya, dalam bahasa Duano disebut sebagai meju hanya pengucapan

yang berbeda. Sedangkan kata makan dalam bahasa duano disebut engkan.

Jumlah penduduk Suku Duano yang berada di Tanjung Solok ialah

sebanyak 60 Kepala keluarga yang terdiri dari 201 jiwa, dengan jumlah laki-

laki 106 jiwa dan perempuan 95 jiwa.54

Sehingga, jika digabung secara

keseluruhan, jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Solok ialah sebanyak

4.544 jiwa yang terdiri dari 2.336 jiwa laki-laki dan 2.208 jiwa perempuan

dengan kepala keluarga 988 kepala keluarga.

b. Adat Istiadat

Penduduk Kelurahan Tanjung Solok sangat bervariasi, karena terdiri

dari berbagai suku bangsa seperti Bugis, Batak, Jawa, Melayu, Banjar, dan

suku-suku lain yang membuat Kelurahan Tanjung Solok memiliki banyak

variasi adat istiadat. Adat istiadat di Kelurahan Tanjung Solok memiliki

perbedaan, karena setiap suku menggunakan adat istiadat mereka sendiri

seperti adat pernikahan, kematian, khitanan, dan adat lainnya.55

Dalam segi bahasa, penggunaan bahasa sehari-hari di Kelurahan

Tanjung Solok ialah bahasa melayu dengan vokal huruf E dibelakangnya

seperti : kemana-kemane, siapa-siape, mengapa- ngape, suka- suke, dan lain

sebagainya. Bahasa melayu di Kelurahan Tanjung Solok hampir memiliki

kemiripan dengan bahasa Malaysia. Bahasa melayu digunakan oleh

masyarakat Tanjung Solok untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan

54

Sumber Data Rt 08 Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi. 55

Dokumen Kelurahan Tanjung Solok tahun 2014.

Page 42: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

30

lain suku sedangkan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama

suku mereka masih menggunakan bahasa daerah sesuai dengan suku

masing-masing seperti suku Minang, Bugis, Banjar, dan Batak.56

Adat istiadat dari masyarakat Suku Duano di Kelurahan Tanjung

Solok lebih mengarah kepada adat istiadat masyarakat melayu karena

masyarakat Suku Duano tidak mengetahui banyak hal tentang adat istiadat

yang dipunya. Percampuran adat istiadat di Kelurahan Tanjung Solok hanya

pada hal-hal umum saja, seperti penyajian makan di acara pernikahan, tata

cara perkawinan, acara-acara keagamaan dan lainnya yang disesuaikan

dengan perkembangan zaman.

c. Mata Pencaharian

Pertumbuhan ekonomi masyarakat Kelurahan Tanjung Solok pada

umumnya mengalami pasang surut karena sebagian besar penduduknya

bermata pencaharian sebagai petani, nelayan dan pedagang. Jumlah

penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani sekitar 357 orang atau

36 % dari jumlah penduduk Tanjung Solok dengan jenis tamanan seperti

kelapa, kelapa sawit, dan pinang. Sedangkan untuk yang bekerja sebagai

nelayan sekitar 197 orang dengan persentasi 19,94 % dari jumlah penduduk,

selanjutnya yang bekerja sebagai pedagang sekitar 242 orang dengan

persentasi 24,5 % dari jumlah penduduk Tanjung Solok. Selain itu, mata

pencaharian dibidang lain juga ada seperti : pegawai negeri dengan jumlah

20 orang atau sekitar 2,02 %, peternak dengan jumlah 12 0rang atau sekitar

1,21%, wiraswasta dengan jumlah 125 orang atau sekitar 12,65 %, dan

buruh dengan jumlah 35 orang dengan persentasi sekitar 3, 54 % dari

seluruh jumlah penduduk Tanjung Solok.57

Dilihat dari sistem mata pencaharian masyarakat Tanjung Solok,

sistem mata pencaharian Masyarakat Suku Duano berada di urutan kedua

56

Hasil Observasi di Kelurahan Tanjung Solok ( 04 Desember 2019). 57

Dokumen Kelurahan Tanjung Solok tahun 2014.

Page 43: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

31

yaitu sebagai nelayan. Mayoritas penduduk Suku Duano adalah nelayan, hal

ini didukung dengan letak pemukiman mereka yang berada di pesisir

Tanjung Solok. Jumlah penduduk Suku Duano yang menjadi nelayan sekitar

40 orang atau sekitar 71,43 % dari jumlah keseluruhan masyarakat Suku

Duano. Pekerjaan mereka sebagai nelayan mengalami pasang surut karena

penghasilan yang diterima ditentukan oleh musim. Apabila laut telah

memasuki musim gelombang besar maka penghasilan merekapun akan

berkurang. Hal inilah yang menjadi alasan perempuan Suku Duano bekerja

yaitu untuk membantu perekonomian keluarga. Selain sebagai nelayan,

masyarakat Suku Duano ada juga yang bermata pencaharian dibidang

wiraswasta sekitar 12 orang atau sekitar 21,43 %, dan pedagang sekitar 3

orang atau 3% dari jumlah keseluruhan masyarakat Suku Duano. 58

Jadi dapat disimpulkan bahwa perekonomian utama masyarakat

Kelurahan Tanjung Solok ialah sebagai petani, sedangkan perekonomian

utama dari masyarakat Suku Duano adalah sebagai nelayan. Hal ini dapat

dilihat dari letak pemukiman masyarakat Suku Duano yang berada di pesisir

Tanjung Solok yang mempermudah mereka dalam melakukan aktifitas

melaut. Dilihat dari asal usul nenek moyang Suku Duano sendiri adalah

sebagai nelayan, menjadikan Suku Duano sangat bergantung pada laut.

4. Sarana dan Prasarana

a. Sarana Umum

Sarana dan prasarana di Kelurahan Tanjung Solok dapat dikatakan

lengkap karena segala sesuatu yang diperlukan tersedia dengan baik, seperti

sarana umum. Sarana umum yang ada di Kelurahan Tanjung Solok berupa

pasar tradisional dan kantor lurah. Pasar tradisional yang ada di Kelurahan

Tanjung Solok beroperasi hanya di hari kamis saja dan lokasinya tidak

terlalu jauh hingga dapat ditempuh sekitar 20 menit dari pemukiman warga.

Sarana pasar tradisional didirikan agar dapat memenuhi kebutuhan

58

Data RT 08 Kelurahan Tanjung Solok tahun 2014.

Page 44: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

32

penduduk Tanjung Solok akan kebutuhan pangan tapi dengan harga yang

relatif lebih murah.59

b. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang tersedia di Kelurahan Tanjung Solok adalah

puskesmas dan posyandu. Puskesmas di Kelurahan Tanjung Solok berada

tepat di depan Kantor Lurah Tanjung Solok yang beroperasi selama 24 jam.

puskesmas ini dilengkapi dengan peralatan medis yang lengkap untuk

pertolongan pertama dengan dua orang dokter dan beberapa perawat

penjaga. Sedangkan posyandu di Kelurahan Tanjung Solok didirikan

dibeberapa titik strategis yang mudah dijangkau masyarakat. Posyandu

sendiri biasanya dibuka setiap satu bulan sekali sebagai sarana untuk

imunisasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kelengkapan sarana dan prasarana

kesehatan di Kelurahan Tanjung Solok berguna untuk memberi kenyamanan

bagi seluruh masyarakat serta menjadi penolong pertama dalam hal

kesehatan yang mendasar tanpa harus pergi ke pusat kesehatan kabupaten. 60

5. Pendidikan dan Agama

a. Pendidikan

Pendidikan diKelurahan Tanjung Solok dapat dikatakan maju

karena segala sarana pendidikan terpenuhi dengan baik. Sarana dan

prasarana pendidikan di Kelurahan Tanjung Solok terdiri dari beberapa

jenjang pendidikan seperti taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah

menengah pertama dan sekolah menengah akhir. Tidak hanya itu, di

Kelurahan Tanjung Solok juga berdiri sarana pendidikan yang berbasis

Islam seperti madrasah ibtidaiyah yang beroperasi pada sore hari, masrasah

tsanawiyah, dan madrasah aliyah. Sarana dan prasarana pendidikan ini juga

59

Dokumen Kelurahan Tanjung Solok tahun 2014. 60

Dokumen Kelurahan Tanjung Solok tahun 2014.

Page 45: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

33

didukung oleh tenaga pengajar yang berdomisili tidak jauh dari tempat

sekolah, sehingga dapat mempermudah dalam proses belajar mengajar.

Jumlah sarana dan prasarana di Kelurahan Tanjung Solok dari

beberapa jenjang yaitu : taman kanak-kanak berjumlah 4 buah, sekolah

dasar berjumlah 4 buah, sekolah menengah pertama 1 buah, sekolah

menengah akhir 1 buah, madrasah ibtidaiyyah 2 buah, madrasah tsanawiyah

1 buah dan madrasah aliyah 1 buah. Dari beberapa jumlah sarana

pendidikan di Kelurahan Tanjung Solok dapat kita temukan telah banyak

anak-anak dari masyarakat Suku Duano yang mengenyam pendidikan mulai

dari jenjang taman kanak-kanak hingga pada tingkat menengah atas. Jadi

dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan dipenuhi guna

untuk mempermudah anak- anak yang berada di Tanjung Solok menempuh

pendidikan tanpa harus keluar dari kelurahan. 61

b. Agama

Masyarakat Kelurahan Tanjung Solok mayoritas adalah pemeluk

agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk Tanjung Solok dari

hasil data penduduk pada tahun 2014 bahwa yang memeluk agama islam

sejumlah 4.501 orang, agama Krisren Khatolik sejumlah 15 orang, agama

Kristen Protestan sejumlah 24 orang, dan agama Budha sekitar 4 orang.

Namun, meskipun terdapat perbedaan dalam melaksanakan ajaran agama,

masyarakat Tanjung Solok tetap saling menghormati antara agama satu dan

yang lainnya.

Dalam kegiatan keagamaan khususnya agama Islam di Kelurahan

Tanjung Solok tergolong cukup baik, sehingga kegiatan keagamaan Islam

berjalan dengan baik dan lancar. Maka dari itu, sebagai penunjang bagi

kegiatan keagamaan di dalam penanaman ketakwaan kepada Tuhan yang

maha esa, maka didirikanlah beberapa jumlah rumah ibadah di Kelurahan

Tanjung Solok seperti masjid, mushola bagi umat Islam. Sedangkan bagi

61

Dokumen Kelurahan Tanjung Solok Tahun 2014.

Page 46: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

34

umat lainnya yang beragama di luar agama Islam, biasanya melakukan

ibadah di luar kelurahan seperti di kabupaten atau kota.62

Masyarakat Suku Duano sendiri merupakan masyarakat Kelurahan

Tanjung Solok yang memeluk agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari

bagaimana mereka menyeleksi ajaran agama dengan ajaran adat istiadat

mereka, dimana ketika ditemukannya ajaran adat yang tidak sesuai dengan

ajaran agama maka mereka akan meninggalkan ajaran adat tersebut. Seperti

yang disampaikan oleh ketua adat Suku Duano :

“bapak ni memang iye lah ketue adat, cumen ye kalau pasal adat tu

sekarang lah dak dipakai lagi. Orang kan lah maju sekarang nih,

ade pengajaran agama. Orang suku duano lah tau pasal agama, jadi

kalau adat dulu yang memang kami anggap dak sesuai dengan

ajaran agame islamtu ye memang kami lepas lah. Jadi kini tu kami

lah dak tau adat istiadat kami.”63

Terjemahannya :

“ saya ketua adat Suku Duano, tapi jika tentang adat istiadat

sekarang sudah tidak digunakan lagi. Pengetahuan telah maju,

kemudian ada pengajaran keagaaman. Masyarakat suku duano telah

memahami tentang agama sehingga adat istiadat terdahulu yang

tidak sesuai dengan ajaran islam ya kami lepas tidak digunakan

lagi”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat Suku Duano adalah

masyarakat yang memegang ajaran agama Islam dengan baik, karena setiap

ajaran adat yang tidak sesuai dengan Islam mereka tinggalkan dan

digantikan dengan ajaran Islam yang benar.

Dalam upaya meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan YME

masyarakat Kelurahan Tanjung Solok memanfaatkan sarana tersebut dengan

baik. Baik untuk sarana pengajian anak-anak, maupun pengajian-pengajian

berkala seperti Majelis Ta’lim, dan peringatan-peringatan hari besar Islam

62

Dokumen kelurahan tanjung solok tahun 2014. 63

Wawancara ketua adat suku duano kelurahan tanjung solok (18 februari 2020).

Page 47: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

35

(PHBI). Dalam membina kehidupan keagamaan di kelurahan Tanjung solok

diadakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dimasyarakat adalah:64

1) Anak-anak

Pembinaan kehidupan pada anak-anak di kelurahan Tanjung

Solok dalam bentuk pengajian-pengajian rutin (pengajian Al-

qur’an).Pengajian Al-qur’an ini dilaksanakan setiap habis magrib dan ada

juga siang setelah anak-anak pulang sekolah. Pengajian ini dilaksanakan di

rumah penduduk bersama guru ngaji.

2) Remaja

Kegiatan keagamaan bagi remaja yakni terhimpun dalam remaja

masjid untuk menambah wawasan keagamaan dan meningkatkan

ketaqwaan kepada Tuhan YME. Kemudian, bagi remaja yang memang

memiliki waktu yang sedikit luang, bisa mengikuti kegiatan-kegiatan

keagamaan yang di lakukan oleh pesantren di Kelurahan Tanjung Solok.

Kegiatan keagamaan di Pesantren ini umunya bersifat berbuka dan dibuka

untuk siapa saja remaja Tanjung Solok yang ingin belajar. Selain itu,

Kegiatan keagamaan dilakukan remaja juga dalam hal belajar al-qur’an di

masjid-masjid pada malam harinya.

3) Orang dewasa

Kegiatan keagamaan bagi orang dewasa di Kelurahan Tanjung

Solok ini bermacam-macam, untuk ibu-ibu diadakan pengajian rutin

yasinan setiap hari jum’at sore. Dan untuk pengajian rutin bagi laki-laki

dilaksankan setiap malam jum’at kegiatan ini dinamakan majelis zikir

yang diprakarsai oleh bapak lurah sendiri. Saat ini, kegiatan keagamaan

semakin meningkat dengan selalu diadakannnya tabligh akbar oleh ustad-

ustad di Kelurahan Tanjung Solok.

64

Dokumen kelurahan tanjung solok tahun 2014.

Page 48: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

36

B. Hasil dan Pembahasan

1. Sistem Mata Pencaharian Perempuan Suku Duano

Sistem mata pencaharian masyarakat ada yang masih bersifat

tradisional dan ada pula yang berubah mengikuti perkembangan zaman.

Salah satu sistem mata pencaharian yang masih tradisional ialah

menangkap ikan atau bekerja sebagai nelayan, yang biasanya dilakukan

oleh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah rawa, sungai, dan laut.

Hal ini sesuai dengan masyarakat Suku Duano yang bekerja sebagai

nelayan dikarenakan letak geografis Tanjung Solok yang merupakan

daerah pesisir. Selain itu, menjadi nelayan juga merupakan pekerjaan yang

diwariskan dari nenek moyang Suku Duano sehingga mereka telah

memiliki keahlian yang diwariskan secara turun-temurun. Selaras dengan

penuturan yang disampaikan oleh Bapak Asri Tara sebagai ketua adat

Suku Duano :

“kalau pasal kerje, masyarakat suku duano nih iye dari dulu

memang lah jadi nelayan, sebab ye kerje nih la hade dari dulu

jaman nenek moyang. Suku duano sampai ke Kampung Laut

nihkan ye sebab jadi nelayan juge, nah jadi kalau missal nak cari

kerje lain tu agak susah sebab kami nih mampunye tu cuman

kerje itu lah dak tau nak kerje lain make kalau dinampak kan

banyak orang kami nih jadi nelayan. Selain tu juge, tempat

tinggal nih juge layak untuk kite tu jadi nelayan sebabkan di tepi

laut. Senang nak pantau aer laut, senang nak pantau isi laut, jadi

ye mendukung lah tempatnye”.65

Terjemahannya :

“ jika masalah pekerjaan, masyarakat Suku Duano memang dari

dahulu bekerja sebagai nelayan, karena pekerjaan ini telah ada

sejak jaman nenek moyang. Suku Duano sampai ke Kampung

Laut juga dikarenakan menjadi nelayan sehingga jika untuk

mencari pekerjaan lain sedikit sulit karena kami (masyarakat

Suku Duano) mampunya hanya sebagai nelayan tidak tahu untuk

mencari pekerjaan lain. Maka dari itu jika dilihat banyak

masyarakat Suku Duano yang bekerja sebagai nelayan.Selain itu,

65

Hasil wawancara dengan Bapak Asri Tara selaku ketua adat Suku Duano (18 Februari

2020).

Page 49: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

37

tempat tinggal juga mendukung untuk menjadi nelayan karena

tempatnya ada ditepi laut. Sehingga mudah untuk memantau air

laut dan isi laut”.

Berdasarkan pengamatan, nelayan sebagai mata pencaharian

masyarakat Suku Duano dalam prosesnya ternyata mempunyai

keunikan. Keunikan yang ditemukan penulis ialah bahwa pekerjaan

sebagai nelayan bagi masyarakat Suku Duano ternyata tidak hanya

dilakukan oleh laki-laki saja, akan tetapi juga dilakukan oleh

perempuan. Perempuan Suku Duano telah didik untuk menjadi nelayan

sejak usia mereka masih sangat muda berkisar antara 18 atau bahkan 20

tahun dimana pada saat itu perempuan-perempuan Suku Duano telah

diajak oleh orang tua mereka untuk melaut. Pekerjaan nelayan yang

dilakukan oleh perempuan Suku Duano bukan pekerjaan nelayan yang

bersifat aktif, melainkan pekerjaan semi nelayan karena hanya

dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja seperti pada saat musim

sumbun yang biasa dilakukan setiap satu tahun atau dua tahun sekali,

dan musim kerang. Waktu yang diperlukan bagi perempuan nelayan

Suku Duano untuk melaut juga tidak lama yaitu hanya 5 atau 6 jam

saja. Meskipun sebagian besar dari perempuan Suku Duano bekerja

sebagai nelayan Kerang dan Sumbun, bukan berarti mereka tidak bisa

mencari ikan dengan cara menjaring. Seperti halnya Mak Ati, selain

menjadi nelayan sumbun dan kerang, dia juga biasa bekerja sebagai

nelayan yang mencari ikan dengan cara menjaring.

Berdasarkan uraian informasi diatas, pernyataan tersebut

dibenarkan oleh narasumber lain yang mengatakan bahwa sebagian

besar dari perempuan Suku Duano dahulunya bekerja sebagai nelayan.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Mak Ati selaku perempuan Suku

Duano yang pernah menjadi nelayan dengan menjaring ikan:66

66

Menjaring ikan merupakan kegiatan menangkap ikan dilaut dengan menggunakan alat

yang sederhana, seperti jaring atau jala.

Page 50: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

38

“ memang betol, betine- betine suku kami nih dulunye ade yang

kerje kelaut. Contohnye macam mak nih ha, dulu mak pernah

juge pegi njaring nyari ikan tu.mak jadi nelayan mulai dari umur

mak masih 18 tahun, Bukan selalu tapi, mak njaring ikan tu

sekali-kali je, bile bapak sakit mak lah yang pegi. Menjaring lah

mak tu bawak perahu surang-surang pegi ke laut tu, tapi bukan

mak je, dulu banyak juge betine yang pegi njaring ikan nih,

cuman beda sampan je”.67

terjemahannya:

“ benar, dahulunya perempuan suku kami (Duano) ada yang

bekerja ke laut. Contohnya saya sendiri, dulu saya pernah juga

mencari ikan di laut. Saya jadi nelayan itu mulai dari umur 18

tahun, akan tetapi kegiatan melaut tidak selalu dilakukan oleh

saya. Akan tetapi, saya ke laut hanya apabila bapak sakit maka

saya lah yang pergi. Saya pergi lah kelaut sendirian, tapi bukan

hanya saya banyak yang lain juga pergi kelaut hanya saja beda

perahu”.

Pernyataan Mak Ati selaku perempuan Suku Duano yang pernah

menjadi nelayan sama dengan yang disampaikan oleh Yuk Sinta dan Yuk

Lena. Akan tetapi, pernyataan yang disampaikan Sinta bukan berdasarkan

pengalaman pribadi tapi berdasarkan pengalaman keluarga, dimana dia

terlahir dari keluarga yang ibunya juga pernah menjadi nelayan. Hal ini

selaras dengan pernyataan Sinta selaku narasumber :

“ kalau ayuk dak pernah jadi nelayan, cuman kalau cerite dulu

perempuan Suku Duano ade yang pernah jadi nelayan nih

memang betol, sebab mak ayuk dulu pernah juge ngelaut. Tapi

sesekali je, pas musim sumbun kalau dak tu musim kerang kan itu

lebih mudah kerjenye untuk cewek lagian juge pas musim tu hasil

laut macam kerang dengan sumbun tu melimpah”.68

67

Wawancara narasumber Ibu Ati selaku perempuan Suku Duano yang pernah bekerja

sebagai nelayan (18 februari 2020). 68

Hasil wawancara narasumber Ayuk Sinta (18 februari 2020).

Page 51: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

39

Terjemahannya :

“ saya tidak pernah menjadi nelayan. Tapi mengenai cerita

tentang perempuan suku duano dahulu pernah jadi nelayan

memang benar karena ibu saya dulu pernah juga melaut.Tapi

hanya sekali-kali hanya saat musimnya saja seperti musim sumbut

kalau tidak musim kerang karena lebih mudah pekerjaannya

untuk perempuan selain itu, pada saat musimnya hasil laut seperti

kerang dan sumbun melimpah”.

Dari informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan

perempuan Suku Duano sebagian besar adalah nelayan karena pekerjaan

ini merupakan pekerjaan turun temurun dari nenek moyang Suku Duano.

Selain itu, pekerjaan nelayan banyak dilakukan oleh masyarakat Suku

Duano karena didukung oleh letak geografis dari Tanjung Solok yang

berada di tepi pesisir Sungai Batang Hari. Pekerjaan nelayan yang biasa

dilakukan perempuan Suku Duano ialah mencari kerang dan sumbun.69

a. Alasan perempuan Suku Duano menjadi nelayan

Mata pencaharian adalah salah satu hal yang menopang kebutuhan

ekonomi atau kebutuhan hidup keluarga. Dengan melakukan pekerjaan

yang dapat menghasilkan pendapatan, suatu keluarga dapat memenuhi

kebutuhan ekonomi mereka. Dalam menentukan pekerjaan yang akan

dikerjakan, setiap manusia memiliki pilihan dan alasan sendiri dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya, begitu pula dengan perempuan Suku

Duano di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi, mereka

memiliki alasan sendiri mengapa harus menjadi nelayan. Pekerjaan

sebagai nelayan merupakan pekerjaan yang telah ada sejak jaman nenek

moyang Suku Duano sehingga kemampuan menjadi nelayan demi

membantu ekonomi keluarga memang telah melekat di dalam diri Suku

69

Sumbun adalah makanan laut sejenis kerang yang berbentuk seperti bamboo dengan

panjang sekitar jari manis orang dewasa. Makanan ini biasanya hanya akan ada dalam waktu sekali

dalam setiap tahunnya di Beting Tanjung Solok.

Page 52: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

40

Duano baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, ada beberapa hal

yang membuat perempuan Suku Duano menjadi nelayan diantaranya:

tingkat pendidikan dari perempuan Suku Duano sebagian besar masih

rendah sehingga mereka tidak memiliki kemampuan lain untuk bekerja,

penghasilan suami yang tidak menentu karena menggantungkan hidup

hanya pada laut, teknologi yang digunakan sebagai nelayan masih sangat

sederhana. Hal ini Selaras dengan yang disampaikan oleh narasumber :

“ kalau ditanye ngape milih jadi nelayan, ye nak macam mane lah

lagi, kemampuan bisenye disitu, kalau sekolah tinggi ye mungkin

lah dapat cari kerje yang lain. cuman ye bisenye ngelaut je, sebab

dari kecik lagi sering ikut orang tue juge jadi sekitinye pahamlah.

Demi cukupkan kebutuhan keluarge, ye kerje je yang penting masih

halal”.70

Terjemahannya :

“ jika ditanya kenapa memilih menjadi nelayan, ya mau gimana

lagi kemampuan bisanya disitu, jika sekolah tinggi bisa jadi dapat

mencari pekerjaan yang lain, hanya saja ya bisanya menjadi

nelayan karena dari kecil juga sudah menjadi nelayan ikut orang

tua jadi sedikit mengertilah. Demi membantu kebutuhan keluarga

jadi kerjakan saja yang penting halal”.

Berdasarkan dari penyampaian narasumber, mengenai rendahnya

tingkat pendidikan yang dimiliki oleh perempuan Suku Duano memang

menjadi suatu alasan utama kenapa mereka memilih menjadi nelayan. Hal

ini dibenarkan oleh narasumber lain yaitu Yuk Lena :

“kalau nak kerje lain tu memang susah lah dek dulu sekolah dak de

tinggi jadi dak tau nak kerje ape, ayuk dulu biase ngikut orang tue

ke laut make sedikit tau pasal nyumbun nih. Lagian juge kalau tak

kerje ngarapkan duet laki cuman dak ade cukup lah untuk anak-

anak juge”. 71

70

Hasil wawancara narasumber Mak Ati selaku perempuan nelayan Suku Duano (18

Februari 2020). 71

Hasil wawancara narasumber Yuk Lena selaku perempuan Suku Duano ( 18 Februari

2020).

Page 53: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

41

Terjemahannya :

“jika ingin mencari pekerjaan lalin dulu susah, karena sekolah tidak

begitu tinggi jadi tidak tau mau kerja apa,saya dulu biasa ikut orang

tua ke laut maka dari itu sedikit tau mengenai nyumbun. Selain itu,

jika tidak kerja hanya mengharap uang suami tidak cukup untuk

anak-anak”.

Selaras dengan pernyataan di atas, Yuk Sinta juga berpendapat

yang serupa bahwa pekerjaan perempuan Suku Duano dulunya sebagai

nelayan ialah karena kurangnya pendidikan dan pekerjaan suami yang juga

hanya sebagai nelayan. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber:

“ iye, waktu kecik dulu tu banyak jumpe perempuan yang kerje jadi

nelayan. Kalau menurut ayuk sih biakpun dak pernah jadi nelayan,

ye sebab dak punye keahlian, terus tu karne yang laki-laki nihkan

juge kerjenye jadi nelayan duet dak seberape dapat sehari tu

kadang, anak nak makan. Keluarge ayuk dulu gitu lah make mak

kerje juge karne ye untuk bantu cukupkan tu lah, mak jadi nelayan

pun ye dak tau nak kerje lain, bisenye disitu cuman. Make tu lah

kini tu ayuk berusaha lah biak bise dapat kerje lain”.72

Terjemahannya :

“ iya, waktu kecil dulu banyak ketemu perempuan yang bekerja

jadi nelayan. Jika menurut saya walaupun tidak pernah jadi

nelayan, ya karena tidak memiliki keahlian, selain itu karena yang

laki-laki juga pekerjaannya sebagai nelayan uangnya tidak seberapa

dapat dalam sehari itu, dan anak ingin makan. Keluarga saya dulu

seperti itu, sehingga mak bekerja sebagai nelayan karena untuk

bantu mencukupi itu juga karena tidak memiliki pekerjaan lain,

bisanya hanya itu. Maka dari itu kini saya berusaha lah supaya bisa

dapat pekerjaan yang lain”.

Berdasarkan informasi narasumber dan Jika dilihat dari bagaimana

kehidupan keseharian dari perempuan Suku Duano dan bagaimana tingkat

pendidikan mereka, serta kehidupan masyarakat yang hanya bergantung

kepada laut, dapat disimpulkan bahwa demi memenuhi kebutuhan hidup

keluarga perempuan Suku Duano memilih untuk bekerja dan pekerjaan

yang memang telah mereka kuasai ialah sebagai nelayan.

72

Hasil wawancara narasumber Yuk Sinta selaku perempuan Suku Duano ( 24 Januari

2020).

Page 54: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

42

b. Cara perempuan Suku Duano bekerja sebagai nelayan

Pekerjaan sebagai nelayan dapat dikatakan sebagai pekerjaan

dengan tingkat resiko yang tinggi karena letaknya yang jauh dari

pemukiman penduduk. Selain itu pekerjaan sebagai nelayan juga

pekerjaan yang berat dimana setiap harinya seseorang harus selalu

berhadapan dengan laut yang memiliki tantangan tersendiri seperti

ombak besar atau bahkan badai. Akan tetapi, perempuan Suku Duano

memiliki cara tersendiri untuk menjadi nelayan tanpa menghadapi

resiko tersebut. Seperti cara yang dilakukan oleh Mak Ati yaitu dengan

menjaring ikan hanya di tepi pemukiman saja. Hal ini Selaras dengan

pernyataan :

“ ih jaring ikan dulu mak. Lah biase tapi dak jauh-jauh cuman

dekat sini- sini lah bentang jale. Banyak dulu tu ikan belanak

sehingge kalau bejaring dekat sini tu ade lah dapat sikit, biakpun

dak same dengan kalau kite pegi jauh macam yang laki-laki kan.

Tapi cukup lah, kalau dak dijual ye untuk makan”.73

Terjemahannya :

“ih mak dulu jaring ikan. Sudah biasa tapi tidak terlalu jauh hanya

dekan sini saya membentang jala. Dalu banyak ikan belanak

daerah sini sehingga jika menjaring dekat sini saja adalah dapat

sedikit, walaupun tidak sama dengan yang laki-laki menjaring

jauh. Tapi cukup lauh jika tidak dijual ya untuk dimakan”.

Selain menjaring ikan seperti yang dilakukan Mak Ati, sebagian

besar perempuan Suku Duano menjadi nelayan hanya pada musim

musim-musim tertentu, seperti musim sumbun dan musim kerang.

Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk berada di laut tidak terlalu

lama, hanya berkisar sekitar 5 jam saja. Dimulai dari air laut surut

sampai air laut pasang. Selaras dengan pernyataan narasumber :

“ kalau perempuan sini nak ke laut tu tunggu musim kerang kalau

dak sumbun, pasti banyak macam saye same kawan yang lain.

73

Hasil wawancara narasumber Mak Ati selaku perempuan Suku Duano ( 18 Februari

2020).

Page 55: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

43

alasan kenape kami ke lautnye tunggu musim ye sebab kalau pas

musim tu kan kerang same sumbun tu banyak jadi bise lah untuk

dapat duet yang banyak sikit. Terus tu juge kerjenye dak lame nian

dilaut, aer surut baleknya pas aer laut lah nak pasang. Paling

sekitar cuman 5 jam lah”.74

Terjemahannya :

“ Perempuan sini (Suku Duano) jika ingin ke laut tunggu musim

kerang dan musim sumbun, pasti banyak seperti saya dan kawan-

kawan lain. Alasan kenapa memilih ke laut tunggu musimnya saja

ya karena jika saat musim itu kerang dan sumbun akan banyak jadi

dapat penghasilanpun akan banyak. Selain itu, pekerjaannya juga

tidak lama di laut, berangkat saat air surut dan pulang saat air

pasang. Sekitar 5 jam saja”.

Kegiatan perempuan Suku Duano ke laut untuk mencari sumbun

dan kerang masih dilakukan dengan cara yang sederhana dan dengan alat

yang sederhana pula seperti pada saat mencari kerang, mereka

menggunakan papan tongkah75

sebagai alat agar bisa berjalan diatas

lumpur, dan saat mencari sumbun mereka menggunakan penyulok

sederhana76

. Seperti yang di sampaikan oleh narasumber :

“ye, kalau lah musemnye kerang same sumbun tu banyak yang ke

laut nak cari, biasenye satu perahu tu ramai lah. Alat same care

nyarinye pun senang je.Misal kalau nak cari kerang, kite gunekan

je penyedok, pakai papan tongkah untuk tahanan kite dari beting

yang becek tu sebab lumpur baru bawak ember sikok untuk narok

kerangnya. Lepas tu kalau nak cari sumbun juge senang je, kite

pakai je bambu kecik tu, campurkan dengan kapur lepas tu cari lah

yang belobang di beting tu pasti ade sumbun dalamnye. Kami pun

yang disini nih pegi cari kerang atau sumbun tu makenye senang

ye bebab dan terlalu lame waktunye, pegi pas aer surut dan balek

pas aer lah nak pasang”.77

74

Hasil wawancara dengan narasumber Ayuk Lena selaku perempuan Suku Duano (18

februari 2020). 75

Papan tongkah ialah sebuah alat yang digunakan oleh masyarakat Suku Duano dalam

mencari kerang.Tongkah terbuat dari sebilah papan datar dengan ukuran kurang lebih 40x 100 cm

yang biasanya digunakan di tempat yang becek. 76

Penyulok sederhana yang digunakan untuk mencari sumbun biasanya berupa bambu

kecil yang diraut sekitar 30 cm, kemudian dicampur dengan kapur lalu masukkan kedalam lubang

yang terdapat sumbunnya. 77

Hasil wawancara Yuk Lena selaku perempuan Suku Duano (18 februari 2020).

Page 56: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

44

Terjemahannya :

“ iya, jika sudah musimnya kerang dan sumbun banyak yang pergi

ke laut untuk mencari, dan biasanya satu perahu itu ramai. Alat dan

cara yang digunakan dalam mencari kerang dan sumbun mudah

saja. seperti saat ingin mencari kerang, kita menggunakan

penyodok, menggunakan papan tongkah untuk menjadi penahan

kita dari beting yang becek dikarenakan banyak lumpur kemudian

dengan membawa satu ember sebagai tempat kerang-kerang yang

akan dikumpulkan. Kemudian, jika ingin mencari sumbun juga

sangat mudah.Kita cukup menggunakan bambu kecil dicampur

dengan kapur setelah itu di cari lobang yang berisi sumbun, lalu

masukkan kapur menggunakan bambu.Kami juga para perempuan

senang pergi ke laut untuk mencari kerang dan sumbun

dikarenakan waktu yang digunakan tidak terlalu lama”.

Jadi berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh narasumber

yang menjelaskan bagaimana cara perempuan Suku Duano menjadi

nelayan, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan pekerjaan Suku Duano

awalnya ialah sebagai nelayan Sumbun dan Kerang sebelum akhirnya

mengalami perubahan pekerjaan yang dapat dilakukan sehari-hari.

c. Proses perubahan mata pencaharian perempuan Suku Duano

Setiap masyarakat mengalami perubahan. Perubahan tidak

berjalan secara tiba-tiba, namun mempunyai gejala atau tahapan-tahapan

sebelum mengalami perubahan. Demikian juga halnya dengan

perempuan Suku Duano yang mayoritas pekerjaannya adalah sebagai

semi nelayan. Pada awalnya pekerjaan ini mereka lakukan karena tidak

memiliki keahlian lain dalam hal memenuhi kebutuhan hidup. Akan

tetapi seiring berjalannya waktu, pekerjaan semi nelayan sudah tidak lagi

dijumpai pada perempuan Suku Duano karena perempuan-perempuan

muda Suku ini sudah tidak lagi minat untuk bekerja nelayan.

sebagaimana yang diungkapkan oleh Yuk cici yang saat ini bekerja

sebagai asisten rumah tangga :

“ mule dulu iye mak- mak banyak jadi nelayan, kalau lah musim

sumbun same kerang tu mulai lah banyak yang mencari kelaut,

tapi kini dak lagi. Berubah betahap, sampailah kini tu ayuk je lah

dak tau lagi mcam mane care nyari sumbun tu. Lah selepas

Page 57: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

45

sekolah nih cari kerje, dapat lah kerje dekat rumah orang jadi

tukang cuci, masak, jage buda”.

Terjemahan :

“ awalnya iya banyak ibu-ibu yang bekerja sebagai nelayan, jika

sudah musim sumbun sama kerang mulai ramai mencari kelaut,

tapi sekarang tidak lagi. Perubahan yang bertahap, sampai

sekarang ayuk saja tidak tau bagaimana mencari sumbun. Selesai

sekolah cari kerja, dapat pekerjaan di rumah orang menjadi

tukang cuci, masak, dan menjaga anak”.

Perubahan pekerjaan perempuan Suku Duano juga diungkapkan

oleh Yuk Gibuk, bahwa perubahan yang terjadi pada perempuan Suku

Duano tidak terjadi begitu cepat, akan tetapi bertahap hingga akhirnya

sudah menjadi suatu hal yang tidak lagi dikerjakan, seperti berikut ini :

“kalau ayuk yang ditanye pasal melaut nih tak paham, sebab lah

memang dak ade lagi. Kalau berubahnye tu betahap, dulu ramai

sebelum akhirnye yg tue lah dak pegi lagi lalu yang mude-mude

nih lah dak begitu ramai lagi pegi, mule menipis sikok-sikok je

yang nampak pegi sampai lah kini tu lah dak ade lagi”.

Terjemahan :

“ Jika ayuk yang ditanya masalah melaut tidak tau, karena

memang tidak ada lagi. Perubahannya itu dulu bertahap, dulu

ramai sebelum akhirnya yang tua-tua tidak lagi pergi melaut, dan

yang muda-muda tinggal sedikit lagi yang pergi mulai menipis

satu-satu yang berangkat hingga saat ini tidak lagi ditemukan”.

Dari pernyataan informan diatas, dijelaskan bahwa menjadi

nelayan merupakan pekerjaan yang awalnya dilakukan perempuan Suku

Duano untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga, dan

pekerjaan nelayan merupakan pekerjaan yang mereka kuasai hingga pada

akhirnya terjadi pergeseran mata pencaharian dimana perempuan Suku

Duano tidak lagi bekerja sebagai nelayan dengan beberapa pertimbangan

sebagai berikut : tahap pertama, generasi tua yang memiliki kemampuan

Page 58: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

46

yang baik sebagai nelayan kerang dan sumbun memilik untuk berubah.

Tahap kedua, minimnya kemampuan pada generasi selanjutnya dan

adanya pelatihan serta keikut sertaan Suku Duano belajar pada

masyarakat lain, sehingga memiliki kemampuan lain yang dapat

dikembangkan dan juga dapat membantu kebutuhan hidup. Akibatnya

mereka merubah mata pencaharian keyang lain.

2. Faktor Penyebab Perubahan Sistem Mata Pencaharian

Perempuan Suku Duano.

Pekerjaan sebagai nelayan merupakan pekerjaan yang telah ada

sejak zaman nenek moyang Suku Duano. Bahkan pekerjaan ini dilakukan

bukan hanya laki-laki tetapi juga dilakukan oleh perempuan. Akan tetapi

seiring berjalannya waktu, pekerjaan sebagai nelayan tidak lagi dilakukan

oleh perempuan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor :

a. Faktor Internal

Penyebab terjadinya suatu perubahan biasanya dikarenakan faktor

internal atau faktor dari diri sendiri. Alasan ini terjadi dikarenakan sesuatu

yang ada pada diri memaksa untuk berubah, misalnya dikarenakan faktor

usia atau karena keinginan untuk lebih baik. Seperti halnya perubahan

yang terjadi pada sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano.

Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang menyebabkan perempuan Suku

Duano tidak lagi menjadi nelayan ialah karena usia yang sudah tidak lagi

muda, hal ini dibenarkan oleh Mak Ati selaku narasumber :

“ mak kini tu lah dak lagi jadi nelayan, kalau dulu iye lah sebab

dulukan suami ngelaut juge, jadi dak terlalu lah mak kerje untuk

bantu, sekali-kali je mak ikut kalau memang musimkan enak

dapat juge duet banyak sikit. Cuman kalau sekarang nih dak mak

lah tue juge, mate lah dak jelas nampak, badan lah cepat penat

jadi susah nak kelaut lagi. Lagian suami lah dak kerje lagi kalau

mak kelaut dak ade yang urus suami anak-anak jadi mak milih

kerje yang sekarang je biak bise sekalian ngurus keluargekan”.78

78

Hasil wawancara perempuan Suku Duano Mak Ati (18 februari 2020).

Page 59: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

47

Terjemahannya :

“ Saya saat ini sudah tidak lagi menjadi nelayan, dulu memang

iya pernah karena suami juga melaut jadi tidak terlalu di porsir

untuk membantu bekerja hanya sesekali saja membantu jika

musimnya kan akan mendapatkan penghasilan yang banyak.

Hanya saja, jika saat ini tidak lagi karena memang sudah tua juga,

penglihatan sudah terganggu, badan sudah tidak kuat lagi, dan

suami juga tidak lagi bekerja jadi tidak ada yang mengurus anak-

anak dan suami jadi saya memilih pekerjaan yang sekarang saja

agar bisa sekaligus mengurus keluarga”.

Meskipun mendukung bahwa perubahan sistem mata pencaharian

berubah karena perempuan Suku Duano yang biasa menjadi nelayan sudah

tidak muda lagi, akan tetapi ada pendapat lain dari Yuk Lena yang

mengatakan bahwa perubahan sistem mata pencaharian juga disebabkan

karena keinginan dari diri seseorang itu sendiri, yang disebabkan oleh

rendahnya pendapatan yang didapat saat menjadi nelayan. Rendahnya

upah yang didapat oleh perempuan nelayan terkadang tidak dapat

ditentukan, sehingga terkadang mendapatkan hasil yang banyak namun

terkadang juga tidak mendapatkan hasil. Sebagaimana disampaikan oleh

narasumber :

“ oh iye, memang banyak yang pernah jadi nelayan orang tetue

dekat sini tu berenti karne dak sanggup lagi, umur lah tue,

macam mak ayuk dulu tu. bukan ape-ape lah dek, walaupun ayuk

nih jadi nelayannye cuman sekali-kali je tetap juge lah rase penat

badan, make tu lah bepikir juge dari pada jadi nelayan

mendingayuk cari kerje lain je yang mudah sikit kan, lame

nampak orang bedagang ade dapat hasil nak ayuk cobe lah

juge”.79

Terjemahannya :

“ oh benar, banyak yang pernah menjadi nelayan orang tua dahulu

dekat sini berhenti karena dak sanggup lagi, umur sudah tua

seperti ibu saya dulu. bukan karena apa, meskipun saya jadi

nelayan hanya sekali-kali saja, tetapi tetap juga lelahnya terasa,

maka dari itu saya berfikir dari pada saya bekerja sebagai nelayan,

lebih baik saya mencari pekerjaan lain yang lebih mudah.

79

Hasil wawancara narasumber Yuk Lena perempuan Suku Duano (18 februari 2020).

Page 60: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

48

Sehingga setelah lama melihat orang berdagang mendapatkan

hasil sayapun berfikir untuk mencoba bekerja sebagai pedagang”.

Pernyataan Mak Ati dan Yuk Lena di atas dibenarkan oleh Yuk

Sinta, menurutnya sebagai generasi perempuan Suku Duano yang hidup di

zaman modern pekerjaan sebagai nelayan memang harus diubah karena

sudah tidak sesuai, sehingga Yuk Sinta tidak ingin bekerja sebagai

nelayan. Hal ini selaras dengan pernyataan :

“ nak jadi nelayan tu untuk ape lagi kini tu, orang tetue yang lalu

lah yang pernah, itu pun lah dak lagi sebab lah tue. Selain tu juge

memang orangnye dak nak lagi nak jadi nelayan eh macam ayuk

dak nak memang dari dulu. Make kini mending lah kerje ayuk

yang sekarang. Kalau nak jadi nelayan tu memang tak pernah

nak teringin dari dulu lah sebab ye lah dak musemnye lagi”.80

Terjemahannya :

“ mau jadi nelayan sekarang untuk apa lagi, hanya orang tua

zaman dahulu lah yang pernah, itu juga sekarang sudah tidak lagi

karena sudah tua.Selain itu memang dikarenakan keinginan

sendiri yang tidak ingin lagi menjadi nelayan,ehseperti saya tidak

mau jadi nelayan dari dulu. Maka dari itu sekarang lebih baik

pekerjaan yang ini saja. Jika mau jadi nelayan memang tidak

pernah ingin dari dulu karena bukan musimnya lagi”.

Dari ungkapan informasi diatas, merupakan salah satu faktor

terjadinya perubahan mata pencaharian karena mereka ingin mendapatkan

upah yang lebih banyak lagi dari upah menjadi nelayan. faktor internal

yang lainnya ialah adanya upaya untuk memperbaiki taraf hidup yang

masih berada di bawah garis kemiskinan. Selain itu, mereka juga

mengatakan perubahan mata pencaharian juga mereka lakukan untuk

memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka, dengan harapan

terpenuhinya kebutuhan pendidikan anak-anak mereka dapat

meningkatkan kondisi ekonomi sehingga tidak akan sama dengan

kehidupan orang tua, dengan kata lain perbaikan taraf hidup generasi

muda.

80

Hasil wawancara Yuk Sinta selaku perempuan Suku Duano ( 24 Januari 2020).

Page 61: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

49

Dari beberapa uraian diatas, dapat dilihat beberapa faktor internal

yang menyebabkan adanya perubahan mata pencaharian pada masyarakat

ialah :

1. Keinginan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar

2. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup keluarga

3. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak

mereka.

b. Faktor Eksternal ( Pengaruh Dari Luar)

Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar sehingga

menyebabkan suatu perubahan. Seperti perubahan sistem mata

pencaharian pada perempuan Suku Duano disebabkan oleh perubahan

geografis yang berubah dikarenakan kondisi laut tempat perempuan

mencari kerang dan sumbun tidak lagi seperti dulu, karena mengalami

abrasi air laut. Jika biasanya dahulu perempuan Suku Duano mencari

kerang dan Sumbun di beting Tanjung Solok karena di sana pada

musimnya kerang akan berlimpah, sekarang tidak lagi karena jumlah

kerang di sana sudah semakin menipis dan keberadaan kerang-kerang

tersebutpun semakin dalam. Selaras dengan yang disampaikan oleh ketua

adat Suku Duano :

“ iye kalau dulu lagi banyak perempuan yang jadi nelayan, cuman

sekarang ye lah susah nak jumpe. Kalau pasal kenape lah dak lagi

tu menurut saye ye memang karne laut tu lah dak macam dulu,

kalau dulu senang je nak jumpe kerang same sumbun nih, ape lagi

kerang banyak dulu di beting seberang tu. Cuman karne ye banyak

kapal lewat, gelombang juge jadi beting tu lah makin minggir same

makin turun kebawah jadi susah tunggu aer surut nian baru lah

nampak. Make tu lah jarang kini tu kite nampak perempuan nih

kelaut. Lepas tu dulu ade juge cerite kalau orang Suku Duano nih

menu kerang raksasa dak dilepas die lagi kerang tu malah

dimakannye, nah itu lah jadinye kerang-kerang di beting tu abis

sebab kalau kepercayaan orang sini tu, kerang raksasa tu rajenye

gitu. Makenye kerang sekarang susah di cari sebab orang nih

langgar adat.”81

81

Hasil wawancara dari ketua adat Suku Duano (18 februari 2020).

Page 62: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

50

Terjemahannya :

“ iya dahulu itu banyak perempuan Suku Duano yang menjadi

nelayan, tapi sekarang sudah sulit untuk dijumpai. Jika masalah

kenapa tidak lagi menjadi nelayan itu menurut saya karena faktor

laut yang sudah tidak seperti dulu. Jika dahulu itu mudah saja jika

ingin menjumpai kerang dan sumbun, apalagi dahulu kerang dan

sumbun itu banyak di beting. Hanya saja dikarenakan kapal dan

gelombang, akhirnya beting tersebut semakin bergeser dan juga

menjadi semakin dalam jadi susah dan tunggu air surut sekali baru

dapat dilihat. Maka dari itu saat ini sulit untuk menemukan

perempuan Suku Duano ke laut. selain itu,dulu ada juga cerita jika

orang Suku Duano nih menemukan kerang raksasa tapi tidak

dilepas lagi kerang tersebut dan dimakanny. Maka dari itu kerang-

kerang di beting itu habis karena jika kepercayaan orang Suku

Duano, kerang raksasa itu adalah rajanya gitu. Maka kerang

sekarang susah dicari karena orang nih langgar ada”.

Sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Asri Tara

selaku ketua adat Suku Duano bahwa perubahan sistem mata pencaharian

disebabkan karena faktor geografis, dibenarkan oleh Yuk Lena selaku

narasumber. Sebagai seorang yang pernah menjadi nelayan yang mencari

sumbun dan kerang, Yuk Lena berpendapat bahwa perubahan sistem

mata pencaharian dikarenakan keadaan beting yang semakin mengikis,

sehingga kerang akan lebih sulit didapat. Maka dari itu banyak

perempuan Suku Duano yang memutuskan untuk tidak lagi mencari

kerang dan sumbun. Hal ini selaras dengan pernyataan narasumber :

“ eh kalau dulu mase ayuk kecik lagi senang dek nak cari kerang

same sumbun tu, ape lagi cari kerang. Kalau lah musim biasenye

kerang tu banyak, cuman kini tu lah susah nak cari. Kalau

sebabnye tu ye karne laut tu lah ayuk rase, sebabkan lah banyak

kapal besak lewat jadi tu lah makin ke tepi seberang betingnye,

lumpurnye makin sikit, biasekan kerang tu tinggalnye di lumpur.

Jadi sekarang beting tu cuman jadi tempat orang datang je lagi

senang-senang pas lebaran, kalau nak cari kerang nih harus

becedok dari atas pompong jadi susah lah”.82

82

Hasil wawancara perempuan Suku Duano Yuk Lena (18 februari 2020).

Page 63: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

51

Terjemahannya :

“dahulu waktu masa saya masih kecil mudah jika ingin mencari

kerang dan sumbut, terlebih lagi mencari kerang. Jika sudah

musimnya kerang banyak, tapi sekarang sudah susah

mendapatkannya. Jika penyebabnya kenapa berubah saya rasa ya

karena lautnya sudah berubah. Semakin banyaknya kapal besar

yang melintas, jadi beting tersebut semakin mengikis ke tepi,

lumpurnya makin habis karena biasanya kerang tinggal di lumpur.

Jadi sekarang beting itu hanya jadi tempat orang datang untuk

bersenang-senang saat lebaran saja, jika mau mencari kerang harus

mengeruk dari atas pompong jadi susah”.

Keadaan betting sumbun berdasarkan hasil pengamatan telah

terjadi perubahan, dimana pengikisan yang terjadi menyebabkan betting

tidak lagi seluas dahulu sehingga jika ingin pergi mencari Sumbun ataupun

kerang diperlukan keadaan air yang benar-benar surut, dan keadaan ini

membuat perempuan Suku Duano mengalami kesulitan dalam mencari

hasil laut. Pencarian kerang sendiri telah beralih ke cara yang lebih sulit

dan biasanya hanya dilakukan oleh para laki-laki saja karena dilakukan di

dasar laut.

Pendapat narasumber lain mengenai perubahan geografis

disampaikan oleh Mak Ati. Perubahan geografis terjadi bukan pada beting

sumbunnya, melainkan pada keadaan laut yang biasa di gunakan untuk

menjaring ikan. Jika dahulu banyak ditemukan nelayan yang menjaring

ikan disekitaran sungai saja, kini tidak lagi. Keadaan ini dikatakan Mak

Ati karena air laut di sekitar sungai sudah berubah sehingga para nelayan

yang ingin mencari ikan akan pergi ke laut yang lebih jauh. Hal ini selaras

dengan yang disampaikan Mak Ati :

“ kalau mak dulu kan jadi nelayan tu biasenye menjaring ikan, tapi

dak jauh dak dekat-dekat sini cuman. Kalau dekat sini tu dulu

banyak ikan, macam ikan belanak, semilang same ikan yang lain,

jadi ade lah dapat kalau pegi tu kan. Tapi sekarang susah nak

dapat ikan dekat sini sebab ikan tu lah pindah tempat mungkin,

mak rase lah jarang sudah ikan idop dekat sini, banyaknye tu dekat

laut lepas same tu lah. Mungkin karne ye air lautnye juge lah,

kalau dulukan dak macam nih warnanye biakpun keruh tetap lah

Page 64: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

52

ikan idop. Kini aer laut lah sering berubah rubah warnanye

kadang keruh kadang ijau, nak kalau ijau tu susah nak ade ikan.

Tu lah mak lah dak ke laut lagi sebab jauh kalau nak kesanenye

tu”.83

Terjemahannya :

“ jika saya dulu jadi nelayan biasanya menjaring ikan, tapi tidak

jauh hanya dekat-dekan sini saja. Sekitaran sini dahulunya banyak

ikan, seperti ikan belanak, semilang dan ikan lainnya. Tapi

sekarang susah untuk dapat ikan dekat sini karena sudah pindah

tempat sepertinya, saya rasa sih jarang ikan hidup dekat sini karena

ya air lautnya juga, jika dulu air tu tidak seperti ini warnanya

walaupun keruh ikan tetapi hidup. Tapi sekarang air laut sering

berubah warna menjadi hijau dan menjadi keruh, dan jika air keruh

ikan sulut hidup. Maka dari itu saya tidak lagi menjadi nelayan

karena jauh jika harus keluar”.

Pengaruh geografis biasanya merupakan pengaruh yang selalu

menjadi alasan kenapa terjadi suatu perubahan, sama halnya dengan

perempuan Suku Duano. Dikarenakan perubahan geografis laut maupun

beting akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan pekerjaan lain.

Faktor eksternal yang kedua ialah karena adanya pengaruh dari

kebudayaan lain yang ada di Kelurahan Tanjung Solok yang biasa

menghina perempuan Suku Duano yang melaut, sehingga menjadikan

perempuan Suku Duano menjadi malu dan merasa minder. Hal ini

dibenarkan oleh Mak Ati selaku narasumber :

“ ih kalau sebab lain ngape dak jadi nelayan lagi tu ye mak rase

juge sebab di ejeki orang-orang nih lah. Dulu-dulu lagi banyak

yang ngijek ih masa perempuan ke laut dak cocok nian, tapi kini

lah bebalek pulak, orang yang ngijek dulu tu kini orang tu pulak

yang jadi nelayan orang Suku Duano lah dak lagi dak, anak-anak

sekarang tu juge lah dak mau lagi, sebab tu lah Nampak budaye

orang perempuan dak ade yang ke laut jadi kami ngikut lah dak ke

laut juge, mulai lah cari kerje lain”.84

83

Hasil wawancara dari perempuan Suku Duano Mak Ati ( 18 februari 2020). 84

Hasil wawancara narasumber Mak Ati selaku perempuan Suku Duano (18 Februari

2020).

Page 65: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

53

Terjemahannya :

“Ih, penyebab lain kenapa tidak lagi jadi nelayan saya rasa ya

karena selalu diledek orang-orang. Dulu-dulu banyak yang meledek

ih kenapa perempuan ke laut tidak cocok sekali, tapi sekarang

malah bertukar, orang yang meledek dulu kini jadi nelayan orang

Suku Duano tidak lagi, anak-anak juga sudah tidak ingin lagi

Karena ya melihat budaya orang perempuan tidak ada yang ke laut

jadi mengikut juga tidak ke laut lagi, dan mulai mencari pekerjaan

lain”.

Pernyataan Mak Ati mengenai rasa minder perempuan Suku Duano

terhadap perempuan lain hingga menyebabkan mereka tidak lagi menjadi

nelayan dibenarkan oleh Yuk Lena. Selaras dengan pernyataan :

“ bukan ape-ape nak jadi nelayan tu lah dak pantas rase ayuk.

Kalau dulu iye lah sebab memang dak ade pilihan lain. kalau kini

tu lah banyak yang bise dikerjekan. Lepas tu malu juge sudah

kalau nak jadi nelayan, orang-orang juge banyak yang ngejek.

Ngape nian lah betine turun kelaut. Jadi ayuk tu merase lah dak

juge, jadi mikir lah kini nak kerje lain je yang penting jajan anak

dapat”.85

Terjemahannya :

“bukan karena apa, saya rasa untuk menjadi nelayan itu sudah tidak

pantas lagi bagi perempuan. Jika dulu mungkin saja karena tidak

ada alasan lain. tapi sekarang sudah banyak yang bisa dikerjakan.

Selain itu, ada rasa malu jika harus menjadi nelayan, banyak orang

yang berkata tidak pantas, kenapa harus menjadi nelayan. Jadi saya

juga merasa minder, jadi berfikirlah untuk mencari pekerjaan lain

yang terpenting jajan anak terpenuhi”.

Rasa minder yang dirasakanoleh perempuan Suku Duano bukan

karena adanya ledekan atau cacian yang diberikan oleh masyarakat lain,

melainkan karena adanya kesenjangan yang dirasakan oleh mereka yang

menyebabkan akhirnya mereka merasa ingin sama dengan perempuan dari

Suku lainnya. Hal ini terlihat dari bagaimana mereka berupaya untuk

bersikap sama, berusaha bergaul dan mengubah kebiasaan mereka agar

sama dengan perempuan yang lainnya.

85

Hasil wawancara narasumber Yuk Lena selaku perempuan Suku Duano (24 januari

2020).

Page 66: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

54

Pandangan masyarakat lain terhadap perempuan Suku Duano

bukan suatu pandangan yang menghina ataupun yang lainnya. Hanya saja

ketika masyarakat lain melihat perempuan Suku Duano mereka lebih

mengkaitkan dengan pekerjaan mereka sebagai nelayan. hal ini selaras

dengan pernyataan narasumber siti fatimah yang memiliki tempat tinggal

disekitar Suku Duano :

“ kite yang tinggal dekat sini tu dak ade dak nak ngejek atau

maujak mane tau lauk e, anu mi bawang ko engkai labek atau

engkai pole tasi’e makkada bawang tau lisusi tau luek e. Ko lo

mujai de’ to pa’na padamukki tau. Nulle kapang masiri’i ko

engkani pole tasi’e tappa engka maneng makundrai madepe melo

meli balena, masiri’i pa’na ma’naju tasi’ mi kasi’na. Ko makkokoe

magaya manenni tau lauk e”.

Terjemahan :

“ kita yang tingga dekat sini tidak ada yang mau menghina atau

mengejek orang Suku Duano, mungkin saja jika ada lewat atau

datang dari laut orang sering bilang pulang sudah orang laut. Jika

mau menghina tidak ada karena kita sama-sama manusia. Bisa saja

mereka merasa malu jika mereka sudah tiba dari laut, dan datang

banyak perempuan mendekat untuk melihat hasil laut mereka,

mereka merasa malu karena hanya menggunakan baju kelaut saja.

Sekarang sudah bisa bergaya semua perempuan Suku Duano”

Tanggapan masyarakat lain terhadap Suku Duano sangat baik,

bahkan sebagian dari mereka ada yang berbaur menjadi teman dekat.

Seperti yang dikatakan oleh Linda :

“ biase bae same orang laut tu, kite same-same orang kampung laut

tinggal same-same jadi biase be lah. Kalau dulu nengok orang tu

jadi nelayan ye paling mikir untuk bantu keluarge, maklum lah

orang tu bukan macam orang-orang yang nelayan lain. macam

nelayan suku bugis nih kan biakpun kerje jadi nelayan tapi

pompong besak, modal banyak beda dengan orang tu jadi wajar je

kalau kerje juge ke laut yang perempuan, lagian orang tu biase juge

dak macam kite nih memang tak biase, bahkan dekat kami dengan

orang laut sering cerite-cerite”.

Terjemahan :

“ biasa aja sama orang laut tu, kita sama-sama orang kampung laut

tinggal sama-sama jadi biasa aja. Kalau dulu liat orang tu jadi

Page 67: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

55

nelayan ya paling mikir untuk bantu keluarga, maklum lah orang tu

tidak seperti orang-orang yang nelayan lain. seperti nelayan suku

bugis nih kan walaupun kerja jadi nelayan tapi pompong besar,

modal banyak beda dengan orang tu jadi wajar aja kalau kerja juga

ke laut yang perempuan, lagi pula orang tu biasa juge tidak seperti

kita nih memang tak biasa, bahkan dekat kami dengan orang laut

sering cerita-cerita”.

Dari beberapa informasi diatas, dapat dilihat beberapa faktor

eksternal yang menyebabkan adanya perubahan mata pencaharian pada

perempuan Suku Duano. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor geografis, dimana keadaan betting sumbun yang terkikis akibat

abrasi sehingga untuk mencari kerang dan sumbun sudah sangat sulit.

2. Faktor dari masyarakat lain, iaitu adanya rasa minder dari perempuan

Suku Duano terhadap perempuan dari suku lain dan masyarakat sekitar.

Berdasarkan beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya

perubahan sistem mata pencaharian pada perempuan Suku Duano yang

tidak lagi menjadi nelayan, mulai dari faktor internal sampai dengan faktor

eksternal, membuat perempuan Suku Duano beralih kepekerjaan lain.

Pekerjaan yang mereka lakukan saat ini merupakan pekerjaan yang

dianggap mudah untuk dilakukan perempuan seperti pekerjaan Mak Ati

yaitu menjadi tukang pijit. Hal ini selaras dengan penyampaian Mak Ati

sebagai narasumber :

“ mak dak lagi jadi nelayan, tapi fokus jadi tukang pijit same

dukun beranak je lagi. Kalau dulu jadi nelayan kan memang belum

pandai nian jadi tukang pijit nih, sekarang lah bise jadi mending

kerje ini je lah. Trus tu juge jadi tukang pijit nih dak penat sangat

macam ke laut. Meskipun kadang dapat sikit dari orang yang

penting rutin. Dak macam hasil laut kadang dak nentu. Terus tu

sekarang lah banyak juge langganan urut mak. Jadi ye mending

yang mudah be lah. Laki mak juge dak kerje lagi jadi ye untuk urus

keluarge sambil cari duet mam nih lah lagi carenye”.86

86

Hasil wawancara narasumber (18 februari 2020).

Page 68: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

56

Terjemahannya :

“ saya tidak lagi menjadi nelayan, tapi fokus jadi tukang pijat dan

dukun beranak saja. Jika dulu jadi nelayan karena belum terlalu

bisa untuk jadi tukang pijat, tapi sekarang sudah bisa ya lebih baik

kerja ini. Kemudian juga jadi tukang pijit ini kerjaannya tidak

membuat capek seperti jadi nelayan. Meskipun dapat hasil sedikit

yang penting rutin, karena langganan pijat juga sudah banyak.

Tidak seperti hasil laut yang tidak menentu. Jadi ya lebih milih

pekerjaan yang mudah lah. Suami juga tidak lagi nekerja jadi demi

membantu dan mengurus keluarga agar lebih mudah”.

Perubahan sistem mata pencaharian tidak hanya menjadi tukang pijit

seperti yang dilakukan Mak Ati. Banyak pekerjaan yang saat ini dilakukan

oleh perempuan Suku Duano diantaranya pekerjaan yang dilakukan oleh

Yuk Sinta dan Yuk Lena yaitu sebagai pedagang. Pendapat Yuk Lena

sendiri, mengapa mengubah sistem mata pencahariannya menjadi

pedagang karena pekerjaan menjadi nelayan merupakan pekerjaan yang

membuatnya lelah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yuk Ati selaku

narasumber :

“ayuk biakpun sesekali jadi nelayan, tapi rase penat juge dek. Sebab

nampak juge orang banyak yang kerje dagang nih, ye ayuk tes lah

juge. Cube-cube ternyate syukur lah dapat nak bantu suami jadi lah

untuk jajan anak. Kerjenye dak juge berat sangat duduk je nunggu

pembeli, bise juge sambil ngota dengan tetangge. Jadi ye dibanding

jadi nelayan yang cuman nurut musem mending ayuk bedagang

je”.87

Terjemahannya:

“saya biarpun menjadi nelayan hanya sekali- kali, tapi terasa juga

capeknya. Karena melihat banyak orang yang bekerja jadi pedagang,

ya saya coba juga untuk berdagang. Di coba ternyata syukur hasilnya

dapat untuk membantu suami memenuhi kebutuhan, untuk jajan

anak-anak. Pekerjaannya juga tidak terlalu berat hanya duduk saja

menunggu pembeli, bisa juga sambil cerita dengan tetangga. Jadi,

dibandingkan jadi nelayan lebih baik jadi pedagang saja”.

87

Wawancara narasumber (24 januari 2020).

Page 69: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

57

Meskipun memiliki mata pencaharian yang sama, akan tetapi cara

Yuk Sinta dalam berdagang berbeda dengan cara Yuk Lena. Jika pekerjaan

menjadi pedagang yang dilakukan Yuk Lena bersifat menunggu pembeli

dirumah saja seperti yang dilakukan oleh yang lainnya, ada inovasi lain

yang dilakukan oleh Yuk Sinta, yaitu menjajahi dagangan ke tiap-tiap

warga. Usaha ini dilakukan karena menurutnya melihat bagaimana

aktifitas orang-orang di Kelurahan Tanjung Solok yang lebih cendrung

membeli pada pedagang yang lewat saja, sehingga dia berusaha untuk

mencoba hal tersebut. Sebagaimana yang disampaikan oleh Yuk Sinta :

“kalau ayuk iye kerje, cuman tu dak macam yang lain, ayuk jajekan

dagangan ayuk keliling biak lakunye lebih cepat.sebabkan kite tau

lah kalau orang sini tu banyak lah lakinye yang jadi nelayan, balek

kerje sore dan pasti nunggu duetnye tu sore juge lah baru ade. Jadi

ayuk tu jajekan jualan siang, macam jual lauk masak nih kan,

sorenye baru ayuk tagih duetnye jadi orang lain tu dak susah lagi

nak cari”.88

Terjemahannya :

“ kalau saya iya bekerja, tapi tidak seperti yang lain. kerja saya ya

menjajakan jualan saya keliling biar lakunya lebih cepat. Karena

kita tau sendiri bahwa sebagian besar pekerjaan suami masyarakat

sini ialah menjadi nelayan, pulangnya diwaktu sore dan pasti

uangnya juga adanya sore hari. Jadi, saya menjajakan jualan saya

saat siang hari seperti lauk masak, kemudian sorenya baru saya

tagih uangnya jadi mereka tidak susah lagi mencari makan”.

Berdasarkan infromasi di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan

sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu faktor internal yang merupakan faktor dari

perempuan Suku Duano yang tidak lagi muda sehingga sulit untuk bekerja

sebagai nelayan, selain itu karena keinginan individu dari perempuan Suku

Duano untuk tidak lagi menjadi nelayan. Faktor yang kedua, faktor

eksternal atau faktor dari luar yang menyebabkan perempuan Suku Duano

merubah sistem mata pencaharian karena pengaruh geografis, dan adanya

88

Hasil wawancara perempuan Suku Duano Yuk Sinta (24 Januari 2020).

Page 70: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

58

pengaruh dari masyarakat lain, yaitu perempuan Suku Duano merasa malu

menjadi nelayan karena berbeda dengan perempuan dari suku lain. Dari

beberapa faktor tersebut didapatkan beberapa pekerjaan baru yang saat ini

dilakukan oleh masyarakat Suku Duano seperti menjadi tukang urut dan

pedagang.

3. Dampak dari Perubahan Sistem Mata Pencaharian Perempuan

Suku Duano Terhadap Ekonomi

Merubah sistem mata pencaharian merupakan suatu usaha yang

dilakukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. Seperti halnya

perubahan pada sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano di

Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi. Perubahan sistem

mata pencaharian tidak lain adalah untuk menciptakan suatu perubahan di

dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

Perubahan sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano yang

bertujuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga memang

berdampak positif. Dampak tersebut dirasakan oleh Mak Ati yang

merupakan tulang punggung dari keluarganya, sehingga dia berpendapat

bahwa perubahan mata pencaharian dari yang dulu menjadi nelayan

kemudian beralih menjadi tukang pijit membawa dampak yang baik

terhadap ekonomi keluarga, dimana pekerjaannya saat ini dianggap dapat

memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebagaimana yang disampaikan :

“ syukur alhamdulillah, kalau untuk mak dan keluarge, kerje mak

sekarang nih ade lah hasilnye yang nyate nampak gitu untuk

keluarge. Kebetulan mak juge cuman yang kerje lagi di rumah ni,

laki mak lah dak ade kerje. Jadi, kerje jadi tukang pijit nih ade

lah hasilnye kan. Dari pada ke laut hasil dak nentu kalau mijit

nih ade lah dapat sehari untuk makan, jajan, dan kebutuhan

lain”.89

89

Hasil wawancara narasumber Mak Ati (18 februari 2020).

Page 71: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

59

Terjemahannya :

“ syukur alhamdulillah, untuk saya dan keluarga, pekerjaan saya

sekarang ini ada hasil yang nyata untuk keluarga. Kemudian juga

dirumah ini hanya saya yang bekerja suami sudah tidak bekerja

lagi. Jadi, bekerja jadi tukang pijit ini ada lah hasilnya.

Dibandingkan menjadi nelayan yang hasilnya tidak menentu lebih

baik jadi tukang pijit ada sedikit hasil untuk makan, jajan, dan

kebutuhan lain”.

Dampak dari perubahan sistem mata pencaharian, juga dirasakan

oleh Lena salah satu perempuan suku Duano yang bekerja menjadi

pedagang. Berbeda dari narasumber sebelumnya yang merupakan tulang

punggung keluarga, Lena merupakan seorang istri yang membantu suami

memenuhi kebutuhan keluarga. Menurutnya, perubahan sistem mata

pencaharian berdampak positif karena dia memiliki banyak waktu untuk

keluarga, selain itu hasil dari pekerjaannya dapat membantu suami

memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan pendidikan anak.

Seperti yang telah disampaikan :

“ kalau untuk ayuk ade lah dampaknye dek, terlebih tu ye kite

bise mencukupkan kebutuhan keluarge, macam hasil dari laki

ngelaut bise lah disimpan untuk kebutuhan rumah, bayar sekolah

anak same yang lainnye. Terus hasil dari ayuk ni bise lah cukup

untuk beli makan sehari-hari jajan anak juge jadi tetutup lah.

Dibanding dulu ayuk jadi nelayan, hasil dak nentu kadang

banyak kadang sikit jadi susah juge nak atur duetnye”.90

Terjemahannya :

“ jika menurut saya ada lah dampak positifnya, terlebih lagi saya

bisa membantu mencukupi kebutuhan keluarga. Seperti hasil dari

suami melaut bisa disimpan untuk kebutuhan rumah, bayar

sekolah anak, dan membayar kebutuhan yang lainnya. Kemudian,

hasil dari saya sendiri bisa digunakan untuk membeli bahan

makan, jajan anak, ya bisa lah untuk menutup keperluan keluarga.

Dibandingkan dulu sebagai nelayan, dengan hasil yang tidak

menentu sering banyak dan sering juga sedikit jadi lebih susah

untuk mengatur keuangan”.

90

Hasil wawancara perempuan Suku Duano Yuk Lena (24 januari 2020).

Page 72: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

60

Perubahan sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano tidak

hanya berdampak baik karena mampu memenuhi kebutuhan keluarga

dalam hal pangan saja. Menurut Yuk Sinta, dibanding menjadi nelayan,

pekerjaannya saat ini lebih dapat membantu kebutuhan karena dari hasil

pekerjaannya dapat membantu suami membeli rumah sehingga mereka

tidak perlu lagi menumpang dengan orang tua. Hal ini sesuai dengan

peryataan :

“ dampak untuk ayuk sendiri ye memang baik lah dek, dari hasil

jualan lauk masak macam gini je lah bise lah sikitnye untuk bantu

laki mencarikan, dari pada dirumah juge cuman diam je anak

masih kecil sekolah pulak. Dari hasil kerje nih juge bise lah

bantu-bantu laki cari duet untuk makan, beli barang yang

dibutuhkan, bantu bayar sekolah anak, dan alhamdulillah lah

dapat pulak bantu duet untuk beli rumah. Jadi dak lagi lah

numpang dengan orang tue. Asal tu kite ade niat be nak kerje

bantu laki, nanti ade lah hasilnye yang baek. Dak mungkin juge

kite kerje untuk keluarge hasilnye buruk kan. Jadi kalau ayuk tu

yang pasti positif lah”.91

Terjemahannya :

“ dampak bagi saya sendiri ya postif lah, dari hasil penjualan lauk

masak seperti ini, bisa lah untuk membantu suami memenuhi

kebutuhan, dibanding hanya tinggal dirumah tidak ada kerjaan,

anak masih kecil dan juge pergi sekolah. Dari hasil kerja ini bisa

lah membantu suami mencari uang untuk makan, beli barang-

barang kebutuhan, bantu bayar sekolah anak, dan alhamdulillah

bisa membantu uang untuk membeli rumah. Sehingga tidak lagi

menumpang pada orang tua. Selagi kita masih mau bekerja

membantu suami, nanti pasti ada hasilnya. Tidak mungkin juga jika

kita berusaha untuk keluarga hasilnya akan buruk. Menurut saya ya

positif lah “.

Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

utama dari perubahan sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano

ialah bergerak ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini terjadi

pada mata pencaharian perempuan Suku Duano yang membawa dampak

91

Hasil wawancara narasumber Yuk Sinta (24 januari 2020).

Page 73: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

61

positif terhadap perekonomian keluarga, meskipun tidak mengalami

peningkatan yang tinggi.

Page 74: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis

mendapatkan beberapa kesimpulan dalam penelitian yang berjudul perubahan

sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok

Kecamatan Kuala Jambi. Beberapa kesimpulan yang ada ialah :

a. Pekerjaan perempuan Suku Duano dahulu adalah sebagai nelayan

karena rendahnya pendidikan dan juga tuntutan ekonomi keluarga serta

letak geografis Tanjung Solok yang merupakan tempat pemukiman

Suku Duano berada di pesisir laut sehingga mendukung aktifitas

masyarakat menjadi nelayan.

b. Perubahan sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal yang

merupakan faktor dari perempuan Suku Duano yang tidak lagi muda

sehingga sulit untuk bekerja sebagai nelayan, selain itu karena

keinginan individu dari perempuan Suku Duano untuk tidak lagi

menjadi nelayan. Selanjutnya, faktor eksternal karena adanya pengaruh

geografis dimana keadaan beting dan laut yang dulunya menjadi

tempat bagi perempuan Suku Duano bekerja sebagai nelayan

mengalami perubahan dan adanya pengaruh dari kebudayaan lainyaitu

perempuan Suku Duano merasa malu menjadi nelayan karena merasa

berbeda dengan perempuan dari suku lain. Dari beberapa faktor

tersebut, akhirnya perempuan nelayan memilih pekerjaan lain seperti

menjadi tukang pijit, pedagang dan pekerjaan lain.

c. Perubahan sistem mata pencaharian perempuan Suku Duano

berdampak positif bagi perekonomian keluarga. Meskipun tidak

mengalami perubahan yang begitu besar, akan tetapi perubahan sistem

Page 75: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

63

mata pencaharian perempuan Suku Duano dapat membantu memenuhi

kebutuhan ekonomi.

B. Saran-saran

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, penulis membuat beberapa saran

yang akan disampaikan sebagai berikut :

a. Kepada masyarakat suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok

Kecamatan Kuala Jambi, agar dapat melestarikan sistem mata

pencaharian sebagai nelayan khususnya laki-laki dengan menggunakan

alat-alat yang sederhana untuk menjaga agar laut tetap baik. Kemudian

untuk yang perempuan semangat bekerja membantu perekonomian

keluarga, tingkatkan lagi kemampuan dan kreatifitas agar lebih maju dan

dapat menciptakan generasi suku Duano yang lebih baik.

b. Kepada pemerintah diharapkan memberikan perhatian lebih terhadap

para perempuan di Kelurahahn Tanjung Solok, khususnya Suku Duano,

dengan memberikan pelatihan-pelatihan khusus perempuan untuk

meningkatkan kemampuan bekerja mereka.

c. Kepada generasi muda suku Duano, tetap semangat meraih mimpi,

belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi.

d. Untuk perempuan-perempuan indonesia, bekerja keraslah, berkarya dan

berprestasilah. Perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki

maka berusahalah untuk lebih baik.

C. Penutup

Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT dan dengan kemurahannya jualah

maka skripsi ini dapat tersusun. Tidak lupa pula penulis mengucapkan

ribuan terimakasih atas segala bantuan dari berbagai pihak. Semoga Allah

menjadikannya sebaai amaljariyah Amin. Walaupun skripsi ini jauh dari

kesempurnaan, penulis sangatberharap semoga skripsi ini bermanfaat terutama

bagi penulis khususnya dan bagi pembacapada umumnya. Dengan demikian

atas segala kekurangan dan kekhilafan yangpenulislakukan disengaja atau

Page 76: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

64

tidak sengaja, penulis mohon maaf yangsebesarbesarnya. Semoga ilmu yang

penulis dapat, berguna di dunia dan di akhirat.Hanya kebenaran Allah lah yang

hak, semoga kita mendapat hidayah darinya.

Amiin yaa Rabbal „alamin.

Jambi, 15, Mei 2020

Penulis

Indar Desi Nurhasana

Page 77: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

65

DAFTAR PUSTAKA

Angraini, Juwita.2017.“Kontruksi Perempuan Dalam Budaya

Melayu”.Jurnal Anak Dan Gender. Desember 2017.Vol. 12. No 2.

Hal. 199-214. Palembang : Universitas Islam Negeri Raden Patah.

Azhari, Ichwan, DKK. 2018. “Perubahan Pola Pemukiman Orang Laut

Suku Duano”.Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Desember

2018.Vol 10. No 2. Hal 223-234. Medan : Universitas Negeri

Medan.

Badan Pustaka Statistika. 2018. “Kecamatan kuala Jambi dalam angka

2018”.Tanjung Jabung Timur: BPS Tanjung Jabung Timur.

Endaswara, Suwardi. 2006.Metode, Teori, Teknik Penelitian

Kebudayaan.Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

. 2006. Metode Penelitian Kebudayaan. Yokyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Hamdani, Haris. 2013.“ Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisional

(the factor of powerty causes traditional fisherman)”. Artikel

IlmiahUniversitas Negeri Jember. 2013. Hal.01-08.

Kasiono. 2018. ”Potensi Usaha Dan Pendidikan Kecakapan Hidup

Berbasis Budaya (Mata Pencaharian) Suku Anak Dalam”. Jurnal

Ilmiah Dikdaya.2018.Vol 1. No.1. Hal. 83-87. Jambi: Universitas

Batanghari.

Keesing, Roger M.1992. Antropologi Budaya( Suatu Perspektif

Kontenporer: Edisi 2).Jakarta: Erlangga.

Koenjaraningrat. 2002. Pengantar Antropologi: Pokok- Pokok

Etnografi.Jakarta: Rineka Cipta.

.1998. Metode-Metode Penelitian Masyarakat Yogyakarta: Gramedia.

. 2009, Pengantar Antropologi.Jakarta: PT Rineka Cipta.

. 1996. Pengantar Antropogi I. Jakarta; PT rineka cipta

Page 78: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

66

.1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Moleong, Lexy J. 2005.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Moore,Helen A, dan Jane C. Ollenburger. 2002.Sosiologi Wanita.Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Mukhtar.2010.Bimbingan Skripsi, Tesis dan artikel Ilmiah. Jakarta:Gaung

Persada Press.

Nuraini. 2014.Sistem Mata Pencaharian Suku Duanu Di Kelurahan

Tanjung Solok Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung

Timur.Skripsi.Universitas Islam Negeri Sultan Thaha

Saifuddin.Jambi.

Purwanto, Hari. 2002. Kebudayan Dan Lingkungan.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Rero, Dentiana. 2015.“Peran Tenaga Kerja Wanita Dalam Memenuhi

Kebutuhan Ekonomi Di Desa Ondoriwoy Kecamatan Pulau Ende

Kabupaten Ende”.Jurnal Saung Guru. Desember 2015.Vol.7.No.3.

Hal.139-202.

Rozelin, Diana dan Mailinar. 2019.Proto Language And Assimilation Of

Duano Ethnic At Sabak Regency. Penelitian.Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin.Jambi.

Rusni. 2015. “Geneologi Gendar Pada Perempuan Pembuat Ikan

Kering”.Jurnal Equilibrium. Mei 2015.Vol 3. No 1.Hal.95-105.

Saebani, Beni Ahmad. 2012.Pengantar Antropologi. Bandung: Pustaka

Setia.

Page 79: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

67

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Sugiono. 2017.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Tim penyusun. 2008.Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa.

Tim Penyusun. 2018. Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Fakultas

Adab Dan Humaniora.Jambi: Uin Sts Jambi.

Utamaningsih, Alifiulahtin. 2017. Gender Dan Wanita Karir. Malang: UB

Press.

Page 80: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

Judul Skripsi : “Perubahan Sistem Mata Pencaharian Perempuan Suku

Duano Di Kelurahan Tanjung Solok Kecamatan Kuala

Jambi”.

A. Observasi

1. Mengamati Rutinitas Masyarakat Suku Duano

2. Mengamati pekerjaan perempuan Suku Duano

B. Wawancara

a. Wawancara Kepala Kelurahan Tanjung Solok

1. Bagaimana sejarah Kelurahan Tanjung Solok ?

b. Wawancara Ketua Adat Suku Duano Di Kelurahan Tanjung Solok

1. Seperti apa sejarah dan asal usul dari Suku Duano ?

2. Seperti apa kehidupan dari Suku Duano dahulu ?

3. Apa pekerjaan perempuan Suku Duano dahulu ?

4. Apa yang menyebabkan perempuan Suku Duano bekerja sebagai

nelayan ?

5. Apa yang menyebabkan perempuan Suku Duano tidak lagi bekerja

sebagai nelayan ?

c. Wawancara Perempuan Suku Duano

1. Apa pekerjaan perempuan Suku Duano dahulu ?

2. Apa yang menjadi alasan mak/ ayuk memilih menjadi nelayan ?

3. Bagaimana cara mak/ayuk bekerja sebagai nelayan ?

4. Apa penyebab mak/ ayuk tidak lagi bekerja sebagai nelayan ?

5. Adakah dampak dari perubahan pekerjaan dari yang dulu sebagai

nelayan sekarang tidak ?

6. Apa dampak dari perubahan mata pencaharian ?

C. Dokumentasi

1. Foto-foto

2. Arsip Kelurahan

3. Arsip RT

Page 81: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

Daftar Informan

1. Nama : A. Rasyid

Pekerjaan : Lurah Tanjung Solok

2. Nama : Asri Tara

Pekerjaan : Ketua Adat Suku Duano

3. Nama : Mak Ati

Pekerjaan : tukang pijit/ IRT

Umur : 48 tahun

4. Nama : Yuk Lena

Pekerjaan : pedagang / IRT

5. Nama : Yuk Sinta

Pekerjaan : Pedagang / IRT

6. Nama : Yuk Cici

Pekerjaan : Asisten Rumah Tangga

7. Nama : Yuk Gibuk

Pekerjaan : Pedagang / IRT

8. Nama : Siti Fatimah

Pekerjaan : IRT

9. Nama : Linda

Pekerjaan : IRT

Page 82: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

LAMPIRAN

wawancara ketua adat Suku Duano

Sungai Batanghari di Kelurahan Tanjung Solok

Page 83: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

wawancara dengan Mak Ati

wawancara dengan Yuk Lena

Wawacara dengan Mak Ati

pemukiman Suku Duano di Kelurahan Tanjung Solok

Page 84: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

Lorong masuk ke pemukinan Suku Duano

kegiatan perdagangan yang dilakukan masyarakat Suku Duano

Page 85: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

kegiatan pijat yang dilakukan Mak Ati

betting sumbun Tanjung Solok/ Kampung Laut

Page 86: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

Keadaan betting ketika air pasang

Kegiatan mencari sumbun

Page 87: “PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN SUKU …repository.uinjambi.ac.id/3234/1/SKRIPSI INDAR REAL W.pdf · 2020. 6. 5. · Masa-masa sulit ini hingga terwujud cita-cita dan

CURRICULUM VITAE

Nama : Indar Desi Nurhasana

Tempat / Tanggal lahir : Kp. Laut, 14 Desember 1997

NIM :AS 160950

Fakultas : Adab dan Humaniora

Jurusan : Sejarah Peradaban Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Dahlur

Nama Ibu : Indo’ Hasnawati

Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara

Alamat Asal : JL. Batanghari, RT05, Kelurahan Tanjung Solok,

Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung

Jabung Timur. Provinsi Jambi

Alamat Sekarang : JL. Asparagus, blok Y, RT 05, Perum Mendalo

Asri, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten

Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Jenjang Pendidikan

Tahun 2004-2010 : SDN 03/X Tanjung Jabung Timur

Tahun 2010-2013 : SMPN7/X Tanjung Jabung Timur

Tahun 2013-2016 :SMAN9/X Tanjung Jabung Timur

Tahun 2016-2020 : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi