ANTI CORRUPTION ACTION PLAN (AC AP) RENCANA …dms.winrip-ibrd.com/data/C1_BCENR/C1.11_Bantal... ·...
Transcript of ANTI CORRUPTION ACTION PLAN (AC AP) RENCANA …dms.winrip-ibrd.com/data/C1_BCENR/C1.11_Bantal... ·...
ANTI CORRUPTION ACTION PLAN (ACAP)RENCANA TINDAK ANTI KORUPSI (RTAK)
LAPORAN PEMANTAUAN TAHAP IOleh:
THIRD PARTY MONITORING (TPM)dari
UNIVERSITAS BENGKULU (UNIB)Paket : 11, Bantal – MukomukoProvinsi : Bengkulu
Laporan Pemantauan Tahap IPaket. 11: Bantal – Mukomuko
Third Party Monitoring (TPM)Universitas Bengkulu (UNIB) Bengkulu
Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP) i
DAFTAR ISI
BAGIAN Halaman
I LATAR BELAKANG 1
II TUJUAN DAN SASARAN 1
III PELAKSANAAN PEMANTAUAN LAPANGAN 2
IV SUMMARY HASIL PEMANTAUAN 3
V SARAN DAN REKOMENDASI 8
LAMPIRAN
1 Catatan Hasil Pemantauan dan Dokumentasi
2 Surat Keputusan Pembentukan TPM dari Ketua PMU
3 Copy Surat Perintah Tugas (SPT) dan Surat Perintah Perjalanan DinasDari Dekan Fakultas Teknik dan ditanda-tangani oleh unsur PPK
Laporan Pemantauan Tahap IPaket. 11: Bantal – Mukomuko
Third Party Monitoring (TPM)Universitas Bengkulu (UNIB) Bengkulu
Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP) 1
I. LATAR BELAKANG
Pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia telah menandatangani Naskah Perjanjian
Pinjaman (Loan Agreement) untuk Western Indonesia National Roads Improvement
Project (WINRIP), IBRD Loan No. 8043-ID senilai USD 250 juta pada tanggal 14
Desember 2011. Porsi Loan IBRD dan Government of Indonesia (GOI) adalah 70 :
30, atau total nilai proyek ini sebesar USD 350 juta. Pinjaman tersebut akan digunakan
untuk mendukung penguatan pembangunan berkelanjutan Sistem Jaringan Jalan
Nasional di koridor strategis di pantai Barat Pulau Sumatera yaitu untuk penanganan
konstruksi 21 paket jalan dan jembatan.
Sesuai dengan Schedule 2 Section IC Naskah Perjanjian Pinjaman atau Loan
Agreement tersebut di atas, dan Bab 11 Project Management Manual (PMM)
WINRIP, Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia menyepakati penerapan Anti-
Corruption Action Plan (ACAP) atau Rencana Tindak Anti Korupsi (RTAK) dalam
pelaksanaan proyek.
Penerapannya ACAP atau RTAK pada pelaksanaan WINRIP dikelompokkan menjadi
empat kegiatan pokok yaitu:
Pelibatan Wakil Pengamat dari Masyarakat (WPM)/ Community Representative
Observers (CROs) dalam mengamati Proses Pengadaan (Procurement).
Pelibatan Pemantau Pihak Ketiga/Third Party Monitoring (TPM) pada pemantauan
pelaksanaan tahap konstruksi.
Penyebarluasan informasi kepada publik/Public Disclosure.
Penanganan pengaduan dari masyarakat dan pengelolaanny / Complaint Handling
System (CHS).
II. TUJUAN DAN SASARAN
Proyek Western Indonesia National Roads Improvement Project (WINRIP), diprogramkan
terdiri 21 paket, berlokasi di sepanjang pesisir pantai barat Sumatera pada empat Provinsi
(Lampung, Bengkulu, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara). Paket yang dipantau oleh Tim
TPM dari Fakultas Teknik Universitas Bengkulu adalah Paket 11 (Bantal – Mukomuko)
dengan informasi sebagai berikut:
Menguraikan secara ringkas tentang WINRIP dan Paket yang dipantau, dengan dilengkapi
informasi sbb:
Laporan Pemantauan Tahap IPaket. 11: Bantal – Mukomuko
Third Party Monitoring (TPM)Universitas Bengkulu (UNIB) Bengkulu
Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP) 2
1. Diskripsi Proyek yang dipantau:
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I
Provinsi Bengkulu (Zakaria, ST)
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 11 (Bantal – Mukomuko) dan Sekitarnya (Dicky
Erlangga, S.T.,M.Si)
2. Pelaksana Pekerjaan (Kontraktor)
Nama Kontraktor: PT. Hutama Karya, Tbk JO PT. Daya Manunggal Turangga
(DMT)
Alamat: Jl. Lintas Sumatera Bengkulu – Padang, Kecamatan Penarik, Kabupaten
Mukomuko
Nama General Superintendence: Muh. Ikhsan Harsono, ST
3. Konsultan Supervisi (Field Team DSC)
Nama Konsultan Supervisi: PT. Renardet S.A Joint Venture PT. Cipta Strada
Alamat: Jl. Tirtayasa II No 16 Kebayoran Baru Jakarta Selatan (12160)
Telepon: 0217398946 / 0217268753 (Fax = 0217245206)
Nama Site Supervision Engineer: Ir. Joko Wibowo (PT. Cipta Strada)
III. PELAKSANAAN PEMANTAU LAPANGAN
1. Tanggal dan Lokasi Pelakasanaan Pemantauan Tahap I
Nama Tim TPM:
No Nama TPM Tanggal Pemantauan
1 Dr. Muhammad Fauzi, S.T.,M.T., 28 Oktober – 31 Oktober 2015
2 Hesti Aulia Sari S.T., 4 - 7 November 2015
3 Hot Maria Angelina, S.T. 11 – 14 November 2015
Lokasi : Bantal – Mukomuko
Laporan Pemantauan Tahap IPaket. 11: Bantal – Mukomuko
Third Party Monitoring (TPM)Universitas Bengkulu (UNIB) Bengkulu
Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP) 3
2. Subjek yang dipantau
2.1. Aspek Manajemen Pelaksanaan Kontrak
2.2. Aspek Teknis /Jenis Pekerjaan yang dipantau
Pekerjaan Umum antara lain:
Base Camp dan kelengkapannya (AMP, Laboratorium, Batching Plan, Stone
Crusher, dll)
Ringkasan pekerjaan
Jadwal pelaksanaan
Pekerjaan Drainase
Pekerjaan Tanah (Galian dan Timbunan)
Pekerjaan Pelebaran Jalan dan Bahu Jalan
2.3. Aspek lingkungan dan sosial
IV. SUMMARY HASIL PEMANTAUAN
1. Pemantauan Aspek Manajemen:
Dari hasil kunjungan di lapangan, terpantau bahwa Time Schedule pelaksanaan pekerjaan
pada bulan Oktober 2015 direncanakan progress sebesar 20.01% sedangkan realisasinya
sebesar 17.23% dengan demikian ada deviasi sebesar -2.79%. Deviasi relative masih
kecil, tetapi perlu diwaspadai ke depannya, agar lebih dipertahankan atau bahkan
ditingkatkan agar progress sesuai dengan perencanaan. Dari hasil pengamatan TPM
sampai pada pertengahan November 2015 ada harapan bahwa hasil pekerjaan diprediksi
sesuai rencana.
Diharapkan Team Konsultan Supervisi (Field Team DSC) dapat mempertahankan
kesolidan diintern team, sehingga dapat mengarahkan pekerjaan pihak Kontraktor
(Penyedia Jasa) sesuai dengan desain dan spesifikasi dan memberikan jasa pengawasan
sesuai harapan pihak Pemberi Kerja (PPK).
Laporan Pemantauan Tahap IPaket. 11: Bantal – Mukomuko
Third Party Monitoring (TPM)Universitas Bengkulu (UNIB) Bengkulu
Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP) 4
2. Pemantauan Aspek Teknis:
2.1. Umum:
Dari pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan ada beberapa catatan tentang
kualitas teknis pekerjaan konstruksi sebagai berikut:
1. Rendahnya Kualitas Saluran Drainase Samping
2. Pemasangan Box-Culvert kurang memenuhi kualitas dan kurang kuat
3. Kualitas pasangan tembok penahan (Retaining wall) rendah dengan campuran
adukan kurang semen bahkan dibeberapa tempat sudah retak
4. Manajemen pengaturan Asphalt Mixing Plan kurang terkoordinasi dengan baik.
5. Pembuangan material sisa pekerjaan pad daerah bahu jalan
6. Masih kurangnya produksi Agregat
7. Kurangnya Tanda Peringatan sementara untuk lalu-lintas dan keselamatan
8. Adanya segregasi pada material klas B
9. Sering terlihat adanya perbedaan ketinggian bahu jalan dan drainase saluran
samping (saluran samping lebih tinngi dari pada bahu jalan)
10. Masih banyak lokasi yang belum dibangun saluran drainase samping.
11. Konstruksi drainase yang tidak memadai kualitas dan kuantitasnya
12. Tampak ada segregasi pada campuran aspal
13. Metode pekerjaan pelebaran kurang memadai
2.2. Pekerjaan Drainase
Sisa-sisa galian, bongkaran aspal dan kotoran lainnya menumpuk dan menutup
saluran drainase samping jalan yang mengakibatkan terhambatnya aliran air
sehingga menimbulkan genangan dan menggangu lingkungan.
Ada pekerjaan saluran box culvert yang kurang rapi, perancahnya terlihat kurang
meyakinkan dan tidak kuat (STA 14+300).
Pekerjaan drainase kurang diperhatikan pelaksanaanya kurang rapi pelaksanaanya,
dan ada saluran drainase yang alignment-nya terlalu menyudut serta kasar
mengakibat aliran air tidak lancar (misalnya pada STA 12+00, 14+00) serta di
beberapa tempat diprediksi akan tergerus longsoran dari tebing samping saluran.
Laporan Pemantauan Tahap IPaket. 11: Bantal – Mukomuko
Third Party Monitoring (TPM)Universitas Bengkulu (UNIB) Bengkulu
Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP) 5
Pada STA 48+350 dan sekitarnya sangat kurang lubang saluran air pada pasangan
batu retaining wall di samping bahu atau drainase samping (weep holes) sehingga
berpotensi terjadi longsoran akibat tekanan air tanah.
Pada STA 50 + 500 jarak sekitar 100 meter, sistem drainase kelihatan kurangnya
lubang pembuangan (discharge holes) ukuran lubang tidak cukup besar serta
interval antara lubang pembuangan tidak cukup. Ini mengarah terlalu jauh.
Pada STA 50+000 kelihatan saluran kotor banyak sampah sehingga aliran air
terhambat.
2.3. Pekerjaan Tanah (Galian dan Timbunan)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa ditemukan masih banyak spot-spot
yang belum dilakukan pekerjaan penggalian, atau penggalian dilakukan hanya pada
salah satu saja sedangkan sisi lainnya belum dilakukan penggalian.
Banyaknya Galian yang tergenang air, sehingga membahayakan pengguna jalan dan
menggangu masyarakat yang berada dilokasi tersebut.
Banyaknya galian yang cukup tinggi di pemukiman cukup ramai, dan galian
tersebut tidak diberi tanda rambu-rambu (papan Peringatan) atau pengamanan
sementara sehingga cukup membahayakan pengguna jalan, dan cukup menyulitkan
masayarakat untuk naik ke jalan dikarenakan tidak diberi jembatan darurat atau
timbunan.
Tingginya tumpukan material yang terdapat di galian, tepatnya berada di depan
rumah warga dan tidak segera di ratakan, sehingga menggangu kenyamanan
masyarakat untuk naik kebadan jalan
Dari hasil pengamatan Tim TPM, terdapat banyak timbunan material yang cukup
tinggi yang diletakkan di badan jalan dan belum dihamparkan, sehingga
mengganggu pengguna jalan yang melintas didaerah tersebut.
2.4. Pekerjaan Pelebaran Jalan dan Bahu Jalan
Di beberapa tempat seperti pada STA 9+300, 14+250, 16+850, dan tempat lainnya
material dari pemotongan lereng dihampar pada bahu jalan, sebaiknya dibuang pada
lokasi pembuangan akhir yang sudah disetujui dalam RKPPL.
Laporan Pemantauan Tahap IPaket. 11: Bantal – Mukomuko
Third Party Monitoring (TPM)Universitas Bengkulu (UNIB) Bengkulu
Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP) 6
Pekerjaan pelebaran jalan dan bahu jalan sangat mengganggu pemilik rumah yang
berada disekitar jalan. Akibat pekerjaan pelebaran jalan dan bahu jalan masyarakat
disekitar jalan tidak bisa mengeluarkan kendaraannya karena galian bahu jalan yang
dalam dan tidak tersedia jembatan penghubung di atas drainase dari halaman ke
badan jalan.
Pada STA 48+… terdapat kondisi dimana antara saluran drainase samping dengan
bahu jalan yang dicor beton, diisi dengan tanah. Hal ini akan mengakibatkan air
hujan masuk kebawah konstruksi jalan dan dalam waktu yang lama akan terjadi
erosi dan rongga sehingga melemahkan daya dukung pondasi jalan.
2.5. Pekerjaan Berbutir (Base A dan B)
Penghamparan Base A dan Base B dilapangan pada dalam satu layer yang sama
menyulitkan sehingga terdapat ada beberapa bagian yang tercampur.
Penghamparan base B ada indikasi terjadi segregasi karena blending proses tidak
menggunakan mesin blending hal ini akan sulit untuk mencapai tingkat kepadatan
sesuai spesifikasi.
Dari pengamatan dilapangan, pekerjaan penghamparan dan pemadatan Base A dan
Base B cukup lama baru dilakukan, sehingga material banyak tertumpuk dipinggir
jalan.
2.6. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Dari hasil pemantauan Tim TPM, masih banyak pekerja yang tidak menggunakan
seragam kerja dan alat pelindung diri (rompi, helm proyek, safety shoes / sepatu
boot, sarung tangan, dll, bahkan ada pekerja yang sama sekali tidak menggunakan
alat pelindung diri dan seragam kerja dan hanya memakai sandal saja sehingga
cukup membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Tidak melaksanakan manajemen pengaturan lalu lintas saat dilakukan pekerjaan.
2.7. Stone Crusher dan AMP
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Tim TPM, di lokasi Stone Crusher
terdapat peralatan yang letaknya tidak beraturan dan pada lokasi AMP terdapat
banyak genangan dan ceceran oli atau BBM tidak dilakukan penimbunan atau
disediakan saluran drainase.
Laporan Pemantauan Tahap IPaket. 11: Bantal – Mukomuko
Third Party Monitoring (TPM)Universitas Bengkulu (UNIB) Bengkulu
Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP) 7
Lokasi AMP (STA 26+300) tergenang air karena system drainase yang buruk
sehingga material asphalt/aggregate terkontaminasi limbah oli/BBM atau lumpur,
hal ini mengurangi kualitas aspal.
Secara visual material aggregate untuk aspal ataupun beton kelihatan kurang bagus
kualitasnya, kotor tercampur tanah atau debu, batu pecah tercampur kerikil batu
kali, atau tidak seragam.
3. Pemantauan Aspek Lingkungan dan Sosial
3.1. Aspek Lingkungan adalah:
Masyarakat mengeluhkan tentang galian tanah untuk pelebaran bahu jalan,
Penyedia jasa (kontraktor) tidak memberikan akses bagi masyarakat yang berada di
sekitar jalan untuk jalan keluar masuk mobil. Sehingga masyarakat merasa sangat
terganggu akibat hal tersebut.
Tidak adanya penyiraman pada lokasi yang padat penduduk, sehingga debu dari
material, dapat mengganggu kesehatan masyarakat yang berada dilokasi tersebut.
Material pekerjaan, diletakkan secara sembarangan, dan memakan badan jalan,
serta tidak diberi rambu peringatan, hal ini dapat mengganggu pengguna jalan.
3.2. Aspek Sosial:
Tidak adanya pengamanan pada pekerjaan penggalian dengan menggunakan alat
berat, sehingga dapat menimbulkan kecelakaan bagi kendaraan yang melintas.
Begitu juga pada pekerjaan penghamparan AC-BC (L), tidak adanya pengaturan
arus lalu lintas, sehingga pengguna jalan terlihat berebut untuk menggunakan jalan,
hal ini dapat membahayakan bagi pengguna jalan terutama untuk pengguna sepeda
motor.
Hasil pengamatan dilapangan, kontraktor tidak dapat memberikan data hasil
penerapan RKPPL seperti pengujian laboratorium terkait dengan lingkungan seperti
Uji Kebisingan, Uji Kualitas Udara, Uji Kualitas Air, dan TPM tidak mendapatkan
data yang jelas namun kontraktor berkata aspek tersebut pernah diuji.
Laporan Pemantauan Tahap IPaket. 11: Bantal – Mukomuko
Third Party Monitoring (TPM)Universitas Bengkulu (UNIB) Bengkulu
Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP) 8
Warga mengeluhkan tumpukan material dan galian pada pelebaran yang tinggi
elevasinya dan dalam waktu yang lama membuat masyarakat sekitar mengalami
kesulitan untuk akses keluar masuk dari rumah mereka.
Penyiraman lapangan masih kurang dilakukan karena tidak tersedia pada BOQ.
IV. SARAN DAN REKOMENDASI
Dari hasil pengamatan TPM terlihat bahwa letak peralatan dilokasi Stone Crusher untuk
kurang rapi dan terdapat genangan-genangan air pada lokasi AMP sebaiknya dilakukan
penimbunan dan membuat saluran pembuangan air, agar tidak mengganggu kualitas hasil
dan mobilisasi kegiatan.
Disarankan kepada pihak Konsultan Supervisi mengarahkan kontraktor agar melakukan
pekerjaan pada daerah yang sama sekali belum dilakukan pekerjaan tentu saja dengan
memepertimbangkan holding point, begitu juga bila ada masalah ganti rugi yang belum
diselesaikan, agar pihak yang berwenang (PPK) cepat menyelesaikannya sehingga
masyarakat mendukung pelaksanaan pekerjaan.
Sebaiknya Konsultan memerintahkan Kontraktor agar selalu menyediakan rambu dan
pengaman pada daerah yang sedang dikerjakan terutama pada daerah galian cukup tinggi
Sebaiknya galian dilakukan dengan panjang tertentu dan harus cepat dilakukan penimbunan
agar tidak terjadi genangan air yang mengganggu masyarakat disekitar lokasi tersebut
Pembersihan serta penyiraman lokasi yang ramai penduduk harus rutin dilaksanakan, agar
masyarakat tidak terkena dampak dari polusi debu material.
Kontraktor diharapkan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan menegur
pekerja yang tidak menggunakan seragam kerja secara lengkap serta menyediakan alat
pengaman diri dan kostum lapangan bagi pekerjanya guna meminimalisir angka
kecelakaan dalam kerja.
Sebaiknya Konsultan Supervisi dan Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi dan desain yang tersedia pada setiap item dari divisi pekerjaan, selain itu perlu
diperhatikan metode kerja dan kerapian hasil pekerjaan.
Laporan Pemantauan Tahap IPaket. 11: Bantal – Mukomuko
Third Party Monitoring (TPM)Universitas Bengkulu (UNIB) Bengkulu
Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP) 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
1. Catatan Hasil Pemantauan dan Dokumentasi.
2. Surat Keputusan Pembentukan TPM dari Ketua PMU.
3. Copy Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah Perjalan Dinas dari Dekan dan ditan-
datangani unsur PPK.
Laporan Pemantauan Tahap IPaket. 11: Bantal – Mukomuko
Third Party Monitoring (TPM)Universitas Bengkulu (UNIB) Bengkulu
Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)
DAFTAR LAMPIRAN
1 Catatan Hasil Pemantauan dan Dokumentasi
2 Surat Keputusan Pembentukan TPM dari Ketua PMU
3 Copy Surat Perintah Tugas (SPT) dan Surat Perintah PerjalananDinas Dari Dekan Fakultas Teknik dan ditanda-tangani olehunsur PPK
1
Lampiran 1
Catatan Hasil Pemantauan dan Dokumentasi
Nama Paket : 11 (Bantal – Mukomuko) Provinsi BengkuluHari/Tanggal: 28 Oktober – 14 November 2015
I. Tujuan Kegiatan:
1. Melakukkan pemantauan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan termasuk
pelaksanaan manajemen proyek (hubungan antara kontraktor dan konsultan
supervisi, hubungan kontraktor dengan masyarakat), pelaksanaan pekerjaan teknis,
dan mengetahui keluhan dari masyarakat selama berlangsungnya pekerjaan.
2. Menyiapkan/menyediakan dokumentasi hasil pemantauan (back up data) dan bukti-
bukti pertanggungjawaban yang diperlukan dalam untuk invoice reimbursement.
II. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan monitoring dilaksnakan oleh 3 (tiga) orang TPM, yang dilaksanakan pada
kurun waktu pada tanggal 28 Oktober – 14 November 2015, masing-masing empat hari
(jadwal seperti tercantum pada summary laporan) dengan agenda sebagai berikut:
1. Pada hari pertama berkoordinasi dengan PPK setempat terkait perkenalan tim TPM,
serta menjelaskan tugas dan fungsi TPM dan informasi/dokumen apa saja yang
dibutuhkan TPM dalam menjalankan tugasnya, serta berangkat menuju lokasi
proyek yaitu Bantal - Mukomuko.
2. Pada hari kedua dan ketiga, tim TPM melakukan tinjauan lapangan dari menyusuri
sepanjang lokasi dari Bantal sampai Mukomuko, berhenti di beberapa titik untuk
berdialog dengan masyarakat setempat untuk mencari tahu apakah ada keluhan yang
ingin disampaikan dan mendokumentasikan hasil pekerjaan kontraktor.
Tim TPM mengunjungi Basecamp milik Kontraktor untuk berdialog dengan
Kontraktor dan mengkonfirmasi beberapa temuan di lapangan. Tim juga berdiskusi
dengan Site Manager, PT Hutama Karya (Bapak Muh. Ikhsan, ST).
3. Pada hari keempat Tim TPM kembali pulang dengan menyusuri kembali lokasi
proyek dan berdialog dengan pekerja dari kontraktor, pengawas dari konsultan
supervisie dan dengan masyarakat bila ada hal-hal yang dianggap perlu.
Penyiapan/penyediaan document (back up data) bukti-bukti pertanggung-jawaban
yang diperlukan untuk invoice reimbursement keuangan.
2
Catatan Hasil Pemantauan oleh Tim TPM
1. Stone Crusher dan AMP
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Tim TPM, di lokasi Stone Crusher terdapatperalatan yang letaknya tidak beraturan, dan lokasi AMP terdapat banyak genangan air.
Sebaiknya peralatan dilokasi Stone Crusher dirapikan agar tidak mengganggu mobilisasi,dan pada lokasi AMP perlu dilakukan penimbunan dan diadakan saluran drainasepembuangan material tidak tercampur sisa minyak dan lmpur.
2. Saluran dan Drainase
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Tim TPM, terdapat beberapa titik yang samasekali belum dilakukan pekerjaan, baik itu galian, drainase, maupu pekerjaan lainnya.
Banyak plat decker ataupun buis beton gorong-gorong yang diletakkan begitu saja dantidak di rawat, sehingga dikhawatirkan dapat merusak material tersebut dan mengganggupengguna jalan
3
3. Galian
Dari pengamatan yang dilakukan Tim TPM ada beberapa galian yang cukup dalamdengan rambu peringatan dan pengaman ada yang rusak dan tidak diperbaiki.
Ada beberapa bagian titik pada galian yang terdapat genangan dan tidak segera dilakukanpenimbunan, sehingga cukup mengganggu masyarakat yang bermukim di sekitar lokasiproyek
4
4. Timbunan
Dari hasil pengamatan Tim TPM, terdapat material timbunan yang diletakkan di badanjalan, di titik pengamatan yang lain banyak timbunan material di bahu jalan yang cukuptinggi dan belum dihamparkan,sehingga mengganggu pengguna jalan yang melintasdidaerah tersebut.
5. Pasangan Penahan Tebing (Retaining Wall)
Dari hasil Pemantauan Tim TPM, kemiringan tebing terlalu curam hamper tegak lurusbelum/tidak dipasang penahan tebing turap atau tembok penahan (retaining wall) hal inberpotensi longsor.
5
6. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Sebagian besar lokasi pekerjaan tidak dipasang garis pengaman, banyak garispengaman yang rusak dan tidak segera diperbaiki dan diganti, sehingga dapatmembahayakan pengguna jalan
Sebagian pekerja tidak menggunakan seragam K3 pengaman diri secara lengkap.
6
7. Aspek Sosial
Peletakan material konstruksi yang berserakan dan tidak di atur tata letaknya Tidak ada informasi kontak pengaduan pada papan proyek
Tidak adanya penyiraman pada lokasi yang padat penduduk, sehingga debu darimaterial, dapat mengganggu kesehatan masyarakat yang berada dilokasi tersebut.
MENGINGAT:1. Lo'8Il Agreement of WINRIP, Loan Number 8043-ID between Republic of Indonesia and
International Bank for Reconstruction Development (lBRD) World Bank, dated December 14,2011, Schedule 2 Section Ie "The Borrower (Government of Republic of indonesia) shallensure thai the Project is carried out tn accordance with the provisions of the Anti-CorruptionGuidelines and the Anti-Corruption Aciion Plan;
2. Loan Agreement WINRIP, Appendix, Definition 2, .The Borrower seuing forth the action to betaken Ami-Corruption Action Plan (ACAP) to promote good' governance and accountabilityincluded in Project Management Manual (P.MM) ":
3_ Loan Agreement WINRIP, Appendix; Definition 3 about Anti-Corruption Guidelines: "TheWorld Bank's Guidelines on Preventing and Combating Fraud and Corruption in ProjectsFinanced by IBRD Loans and IDA Credits and Grants, Dated October 15, 2006 and Revised inJanuary, 2011";
4. Project Implementation Plan (PIP) WINRIP Part 3.7 and Part 4, annex 10 and annex 11;5. Surat Kepntusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 419IKPTSIMI2010 tanggal 21 Juri 20]0
tentang Pembebasan dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan EseLon II.a di LingkunganKementerian Pekerjaan Umum;
6. Sura! Keputusan Menteri Pekerjaan Umnm Nomor 418/KPTS/M/2011 tanggal 23 Desember2011 tentang Pengangkatan Atasan/Atasan Langsung Kepala Satuan Kerja dan Pejabat IntiSatuan Kerja di LingkunganDirektorat Jenderal Bina Marga Kementeri an Pekerjaan Umum;
7. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 931KPTS1MI2013 tanggal 28 Februari 2013tentang Perubahan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nornor 4181KPTSJMl2011, Nomor419IKPTSIM(20] 1 dan Nornor 2S4/KPTS/M/2012;
8. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26JKPTSIM12014 tanggal 3 Februari 2014tentang Pengangkataa Pejabat Struktural Eselon ill dan TV di Lingkungan Direktorat JenderaJBina Marga;
9. Surat Keputusan Direktur Jenderal Billa Marga Nomor 08.a/KPTSfDb/2014 tanggal 27 Maret2014 tentang Penunjukan/Pengangkatan Pejabat/Pegawai Project Management Unit (PMU)Western lndonesiaNational Road Improvement Project (WINRIP);
10. Contract for Consulting Services for Technical Assistance for Core Team Consultants (CTC)WTNRlP No: 06-29/CTCIrAILN/8043J1112, tanggal 5 November 2012;
11. Peraturan Menteri Keuangan R1Nomor nIPMk02f2013 tentang Stander Biaya Masukan TahunAnggaran 2014;
12: Kerangka Acuan Kerja Pemantauan Pihak KetigalIhird Party Monitoring (TPM).
MENIMBANG:a. Bahwa pada kegiatan Pelaksanaan Program Western Indonesia National Roads Improvement
Project (WINRIP) Loan ffiRD No. 8043-ID, sesuai dengan Loan Agreement, terdapatkesepakatan -untuk memerangi kemungkinan adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)melalui komponen Rencana Tindak. Anti Korupsi atau Anti-Corruption Action Plan (ACAP)melalui peningkatan transparansi dan meningkatkan peran serta masyarakat
b. Bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu dibentuk Pemantau .Pihak. Ketiga/Third PartyMonitoring (TPM) sebagai Pemantau dalam proses pelaksanaan konstruksi,
c. Bahwa Tim TPM yang namanya tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini dipandang cakapdan memenuhi syarat untuk diserahi tugas tersebut.
d. Bahwa untuk maksud tersebut, perlu ditetapkan dengaa Surat Keputusan Direktur Bina Program,Direktorat Jenderal Bina Marga
SURATXEPUTUSANDIRJOCrURBINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL BINA ~GANOMOR; 0300 !~e·l{(~ts I~r f
TENTANGPEMBENTUKAN PEMANTAU PiHAK KETIGAlTHIRD PARTY MONITORING (TPM)
PADAPAKET 11 (BANTAL-MUKOMUKO) PROVlNSl BENGKULUPROGRAMW1NRIPLOANIBRD No. 8043-lD
TABUN ANGGARAN 2015
JI. Pattimura No. 20 I<ebayoran Baru-Jakarta 12110, Telp. (021) 7200281, 7398928, Fax. (021) 7201760
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL BJNA MARGADIREKTORAT BJNA PROGRAM
Tembusan disarnpaikan kepada Yth:1. Bapak Direktur Jenderal Bina Marga (sebagai laporan).2. Bapak.Direkrur Bina Pelaksanaan Wilayah I,Dirjen, Bina Marga3. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasionallii Palembang,4. Kasubdit Pembiayaan danKerjasarna Lnar Negeri. Dit, Bina Program.5. Kasuhdit Sistem Pengendalian Wilayah [Dit. Binlak I/Ketua Pelaksana Hanan PMU WINRIP.6. Kasatker Pembinaan Administrssi danP2PRLN, Dit. Bina Program7. Kasaiker Pelaksanaan Jalan Nasional (PIN) Wilayah I Provinsi Bengkulu,8. PPKOL9. PMU WINRIP.10.ere WINRlP.1L Tim TPM Faket 11.12.File.
D~UR BINA PROOR<\MI&ETUAPMU WIN.RlP
: JAKARTA: Of.- APRIL 2015
DITET APKAN Dr.PADA TANGGAL
Menetapkan:Pertama : Membentuk Tim TPM untuk Paket l l (Bantal- Mukomuko)Kedua : Rincian Tugas Tim TPM adalah;
Sebelum melaksanakan tugasnya, Tim TPM (Pemantau Utama dan PemanlauAnggota) telah rnengik..uti training pembekalan yang dilakukan oleh PMU dibantuoiehCTC WINRTP.Menyediakan waktunya untuk mengikuti kegiatan pefaksanaan konstruksi seJamamasa pelaksanaan proyek.Menghadin setiap rapat koordinasi sesuai dengan undangan dari Satker!PPK terkait
- Mengamati pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan tidak diperkenankan memberiperintah kepada PelaksanaLapangan,Mencatat dengan Unci dan. jelas apabila ada hal-hal yang menyimpang dari yangditetapkan dalam Dokurnen Teknis.
- Membuat iaporan hasil rapat dan Pemantauan kemudian menyampaikanrrya kepadaJl1ID denzan tembusan kepada Balai Besar Pelaksanaan Jalan NasionallSatkerTPPK
- tterkait,
Ketiga Segala biaya akibat dikeluarkannya Surat.Keputusan ini dibebankan kepada Contractfor Consulting Services for Technical Assistance for Core Team Consultants (CTCWINRIP) No: 06-20JCTCrrAlLN/8 043III 12, tanggal 5November 2012, sesuai denganHasil Evaluasi dan Negosiasi RAE dalam Perjanjian Kerja yang telah disetujui.
Keempat . Surat,Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan sampai dengan tanggal berakhimyamasa pelaksanaan kontrak, dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapatkekeliruan dalam Sura!Keputnsan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana rnestinya,
Memutuskan:
It-. HARRIS H. BATGBAR;\. M.Eng.ScNIP. 19570421 198501 1001
DlREKTUR BINA PROGR-<\MI, KETU.\_ PM{: WINRIP
NO PAKET lNSTITUSl PROVINSI NAMA I JABAI_AN11
UniversitasDr. Muhammad Fauzi, ST., MT . Pemantau Utama -
1 (BantaJ -Bengkulu
Bengkulu Hesti Aulia Sari, ST I Pemantau AnggotaMukomuko) Hot Maria Angelina, ST I Pemantau Anggota
DAFTAR NAMAPEMANTAU PlBAKKETIGAlTHIRD PARTY MONITORING (TPM)PADA PAKET 11 (BANTAL - :\11JKOMUKO) PROVINSI BENGKULU
ROGRAM WINRIPTA1:lUN ANGGARAN 2015
. Surat Keputusan Direkiur Bma Program_(JjQfJ(6p· {f !~TS !~rY07- Aprc" ( ~(C;
LampiranNomOITanggal