Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh...

29
ORASI ILMIAH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN PERGURUAN TINGGI BERBASIS KARAKTER DI ERA DISRUPSI Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Prof. Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus. 1

Transcript of Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh...

Page 1: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

ORASI ILMIAH

PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN PERGURUAN TINGGI BERBASIS KARAKTER DI ERA DISRUPSI

Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan EkonomiFakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Prof. Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus.

Rabu, 19 Juni 2019Aula Latief Hendraningrat, Gd. Raden Dewi SartikaUniversitas Negeri Jakarta

1

Page 2: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

BismillahirohmanirohimAssalamualaikum warahmatullah Wabarakatuh.Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Yang saya hormati,

Menteri Riset, Teknologi dan PendidikanTinggiDirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan TinggiDirektur Karir dan Kompetensi Sumber Daya ManusiaRektor Universitas Negeri Jakarta dan Wakil Rektor I, II, III dan IVKetua, Sekretaris, dan Anggota Senat Universitas Negeri JakartaKetua, Sekretaris, dan Anggota Komisi Akademik Senat Universitas Negeri JakartaKetua dan Anggota Dewan Penyantun Universitas Negeri JakartaPara Guru Besar Universitas Negeri JakartaPara Pimpinan di tingkat Universitas, Fakultas, Program Pascasarjana dan LembagaKordinator Program Studi, Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa di Lingkungan Universitas Negeri JakartaPara Tamu Undangan, Sahabat, Handai Taulan, dan Segenap Anggota Keluarga yang berbahagia.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan keberkahan rizki dan karunia-Nya, saya diberikan kesempatan menyampaikan pidato pengukuhan guru besar pada sidang terbuka senat hari ini. Sholawat dan salam tercurah kepada junjungan Nabi Besar Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabatnya.

Dalam sidang terbuka senat yang mulia ini, perkenankan saya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) yang telah memberikan kepercayaan kepada saya, jabatan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Jakarta dengan Keputusan Menteri Nomor 46162/A2.3/KP/2018, terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2018. Semoga saya bisa mengemban amanah tersebut. Dengan ketulusan hati, perkenankan pula saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih kepada ibu/ bapak hadirin yang telah meluangkan waktunya untuk berkenan hadir dalam acara pengukuhan ini.

Terima kasih berikutnya, saya sampaikan dengan hormat kepada Plt. Rektor Universitas Negeri Jakarta Bapak Prof. Intan Ahmad, Ph.D, Plt. Wakil Rektor bidang Akademik sekaligus Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerjasama, Dr. Achmad Ridwan, M.Si, Wakil Rektor bidang Keuangan dan Umum – Dr. Komarudin Sahid, M.Pd. dan Prof. Dr. Sofyan Hanif, M.Pd selaku Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni, serta para Ketua Lembaga, para Dekan dan Direktur Pasca Sarjana yang telah memperkenankan pelaksanaan acara pengukuhan Guru Besar saya, pada hari ini, 19 Juni 2019, di Universitas Negeri Jakarta.

Terima kasih selanjutnya saya tujukan kepada para Wakil Dekan, Kordinator Program Studi, Ketua, Sekretaris dan seluruh Anggota Senat, para dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Semoga dorongan dan kontribusi ibu, bapak dan saudara yang telah diberikan kepada saya, menjadi catatan amal mulia ibu, bapak dan saudara sekalian di sisi Allah SWT. Amin.

Tidak lupa, terima kasih saya sampaikan kepada Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Universitas Negeri Jakarta yang telah memberikan kehormatan kepada saya untuk

2

Page 3: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

menyampaikan orasi ilmiah sebagai Guru Besar bidang ilmu Pendidikan Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta, di hadapan para hadirin sekalian. Pada hari yang bagi saya sekeluarga, sangat bersejarah dan membahagiakan ini, izinkan saya menyampaikan pidato pengukuhan yang berjudul: Pendidikan Kewirausahaan Perguruan Tinggi Berbasis Karakter di Era Disrupsi. Tema pidato ini saya angkat atas dasar kegelisahan intelektual sebagai seorang akademisi sekaligus praktisi kewirausahaan terhadap implementasi pendidikan kewirausahaan di tanah air.

Hadirin Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Jakarta yang saya muliakan,Revolusi industri 4.0 membawa perubahan besar dalam kehidupan masyakat. Revolusi

industri 4.0 merupakan kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis, yang mengubah cara hidup kerja manusia secara fundamental. Pada Sektor bisnis, misalnya kemajuan dalam daya komputasi, kecerdasan buatan, robotik, dan ilmu material dapat mempercepat pergeseran menuju produk yang lebih ramah lingkungan, lebih cepat, mudah dan murah (Schwab, 2016).

Kemajuan teknologi digital telah merubah tatatan bisnis baik sisi permintaan maupun penawaran. Dari sisi permintaan, kemajuan teknologi digital menawarkan kemudahan kepada konsumen dalam melakukan beragam aktivitas sehari-hari seperti berkomunikasi, membeli barang, memesan tiket, hingga bertransaksi hanya dengan menggunakan gawai. Dari sisi penawaran, akibat perubahan pola perilaku konsumen, mendorong produsen untuk mentransformasi proses produksi hingga distribusi menjadi berbasis digital. Kondisi ini melahirkan platform baru dalam dunia bisnis, semisal sharing economy, on demand economy, blockchain, digital market place dan e-commerce.

Platform bisnis baru ini melahirkan perusahaan-perusahaan digital sekelas Google, Amazon, Alibaba, Facebook, Twitter, YouTube, Uber, Airbnb, Salesforce, Snapchat, Instagram, WhatsApp, Spotify, WeChat, GoJek, Bukalapak, Traveloka, dan Tokopedia. Di era ekonomi digital, valuasi pasar perusahaan aplikasi digital ini mengalahkan perusahaan-perusahaan raksasa konvensional yang telah lama berdiri, semisal Toyota (1937) dan Boeing (1916). Pada tahun 2018, misalnya nilai kapitalisasi pasar Facebook yang didirikan tahun 2004, misalnya menembus angka Rp. 4000 triliun atau sepuluh kali lipat dibandingkan nilai pasar Toyota atau Boeing. Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan yang baru berdiri tahun 2010. Sementara valuasi maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang didirikan tahun 1949 hanya bernilai Rp 6 triliun (Yodhia, 2018). Investor masa kini lebih mempertimbangkan aset tak berwujud (intangible assets) seperti inovasi dan penguasaan teknologi dibandingkan aset berwujud (tangible assests) berupa gedung/ pabrik, tanah dan peralatan.

Skala dan luasnya inovasi teknologi merevolusi cara berbisnis. Organisasi bisnis saat ini menjadikan data sebagai mata uang baru. Perubahan tata kelola bisnis melahirkan wirausaha-wirausaha sukses berbasis teknologi digital di era disrupsi ini. Sosok-sosok seperti Steve Jobs, Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan Jack Ma adalah contoh wirausaha sukses di bidangnya, yang saat masih belia telah mulai menciptakan Apple, Microsoft, Facebook dan Alibaba. Indonesia pun telah memiliki sejumlah wirausaha digital, seperti: Andrew Darwis (Pendiri Kaskus), William Tanuwijaya (Pendiri Tokopedia), Nadiem Makarim (Pendiri GO-JEK), dan sebagainya.

Kewirausahaan menempati peran penting dalam merespon revolusi industri 4.0. Saat ini, kewirausahaan menjadi tren dunia, paling tidak dalam sepuluh tahun terakhir. Hal ini tercemin dari jejak digital kata “entrepreneurship” yang selalu di baris paling atas pada mesin pencari google. Jika kita search kata entrepreneurship di google, maka akan ditemukan hasil pencarian sebanyak 142 juta dokumen. Dan bila kita mencari kata yang sama di ranah kajian ilmiah (google cendekia/scholar), maka akan ditemukan sebanyak 1.580.000 hasil. Belajar

3

Page 4: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

kewirausahaan tidak lagi tersekat ruang kuliah karena google play store menyediakan setidaknya 200-an aplikasi pembelajaran kewirausahaan. Selain karena amat terkenal, ilustrasi saya di atas mengandung makna bahwa dengan kemajuan teknologi, belajar tentang kewirausahaan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun; tidak harus diperoleh pada lembaga pendidikan formal dan non formal.

Jika kita mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, rasio jumlah wirausaha di tanah air sekira 3,1% dari total penduduk. Pada tahun 2020 dihapkan meningkat menjadi 5%. Rasio tersebut itu masih rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia (5 %), China (10 %), Singapura (7 %), Jepang (11 %) maupun Amerika Serikat (12 %). Namun demikian kualitas ekosistem kewirausahaan di tanah air semakin baik. Survei yang dilakukan oleh Global Entrepreneurship Monitor (GEM) tahun 2018, mengilustrasikan kondisi kewirausahaan di Indonesia. Terkait indikator Total Early-stage Entrepreneurial Activity (TEA), misalnya skor TEA Indonesia (14%) jauh lebih tinggi jika dibandingkan Jepang, Taiwan, China dan India (Gambar 1).

Gambar 1. Skor Total Early-stage Entrepreneurial Activity (TEA)

Fakta lain, hasil survei GEM menunjukkan dua indikator lain; yaitu entrepreneurial education at school dan post-school stage pada entrepreneurial framework conditions menempatkan Indonesia di urutan ke-2 dan 3 dari 54 negara yang disurvei (Gambar 2). Luaran pendidikan kewirausahaan adalah para wirausaha yang akan berkontribusi dan berperan penting pada perekonomian nasional. Temuan GEM tersebut, sejalan dengan pandangan para peneliti yang menyakini bahwa pendidikan kewirausahaan berkontribusi terhadap minat berwirausaha seorang (Turker & Selçuk, 2009; Hussain, 2015; Küttim, Kallaste, Venesaar, & Kiis, 2014; Babatunde & Durowaiye, 2014; Dogan, 2015; Kurniawan, 2015; dan Wibowo, 2011). Meskipun demikian, terdapat peneliti (Lorz, 2011; Oosterbeek et al., 2010) membuktikan sebaliknya.

4

Page 5: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

Gambar 2. Potret Kondisi Kewirausahaan Indonesia

Hadirin Sidang Terbuka Senat yang saya hormati,Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi secara terstruktur dirintis dalam jumlah

terbatas oleh sekolah-sekolah bisnis di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an. Sekolah bisnis yang awalnya hanya menawarkan mata kuliah kewirausahaan, saat ini sudah mulai membuka program studi khusus kewirausahaan (Yu, et al., 2017). Pendidikan kewirausahaan membekali mahasiswa tentang pengetahuan berwirausaha dalam bentuk startup bisnis (Keogh dan Galloway, 2004). Neck and Greene (2011) mengamati bahwa pendidikan kewirausahaan berevolusi dari kurikulum berorientasi proses menjadi berorientasi metode. Huq dan Gilbert (2017) menemukan bahwa dengan design thinking, pedagogik kewirausahaan berkembang melalui inovasi berulang untuk meningkatkan kepuasan dan capaian pembelajaran mahasiswa dengan mengintegrasikan gagasan konstruktivisme, humor dan permainan peran, dan keadilan dan kesetaraan.

Perkembangan pendidikan kewirausahaan di negara-negara Eropa berjalan lambat. Wilson (2008) mengemukakan bahwa perbedaan antara pendidikan kewirausahaan di Amerika Serikat dan Eropa bermuasal dari perbedaan cara kewirausahaan didefinisikan. Temuannya menunjukkan universitas-universitas di Amerika memainkan peranan penting dalam ekosistem bisnis lokal, menghubungkan akademisi dan perusahaan untuk memperkuat jaringan kemitraan para wirausaha, pemodal ventura, dan praktisi bisnis. Kondisi ini tidak terjadi di sebagian besar universitas-uversitas Eropa, yang dibiayai pemerintah. Universitas cenderung lebih konservatif dan menolak pendekatan baru. Matlay dan Carey (2007) melakukan studi longitudinal dari tahun 1995 hingga tahun 2004 tentang pendidikan kewirausahaan di Inggris menemukan bahwa, antara 1995-1999, hanya 17 universitas yang menawarkan program sarjana dan 6 program pascasarjana bidang kajian pengembangan usaha kecil dan menengah. Pada akhir tahun 2004, angka-angka ini hanya tumbuh masing-masing menjadi 36 program sarjana dan 29 pasca sarjana.

Di wilayah Asia, Tsai dan Lin (2013) menekankan “community of practise” sebagai cara yang sesuai untuk mengajar kewirausahaan di pendidikan tinggi di Taiwan. Selanjutnya, Li et al. (2003) menemukan bahwa pendidikan kewirausahaan di Cina dimulai dengan pendirian pusat pelatihan bisnis pada awal 1990-an, diikuti pengembangan program kewirausahaan di universitas

5

Page 6: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

lokal. Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi China lebih fokus pada konteks pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM). Dana (2001) menyimpulkan bahwa model pendidikan dan pelatihan di perguruan tinggi Indonesia, India, Malaysia, Filipina, dan Singapura, harus disesuaikan dengan lingkungan dan budaya masing-masing negara agar tercapai kinerja maksimal dari program tersebut.

Di Indonesia sendiri, pendidikan kewirausahaan pada perguruan tinggi terbilang relatif baru dikenalkan tahun 1990-an. Jumlah perguruan tinggi di kota-kota besar yang menawarkan sedikitnya satu kelas dalam kewirausahaan meningkat setiap tahun. Sebagian besar Universitas masih parsial menempatkan mata kuliah Kewirausahaan. Penerapannya sebatas mata kuliah kewirausahaan pada program studi tertentu (misal: program studi ilmu ekonomi dan manajemen), karena pemahaman yang berkembang di perguruan tinggi di Indonesia masih bersifat pendekatan praktek (Erlangga, 2018). Dalam perkembangannya beberapa perguruan tinggi mulai mendirikan program studi kewirausahaan. SBM ITB, misalnya menjadi pionir pendirian program studi kewirausahaan tahun 2012, dan dikuti beberapa PTN/ PTS lainnya hingga saat ini. Tercatat sebanyak 20 perguruan tinggi telah tergabung dalam Aliansi Program Studi Kewirausahaan Indonesia (APSKI).

Pada tataran praksis dan berdasar pengalaman mengampu mata kuliah kewirausahaan selama 20 tahun, pengembangan pendidikan kewirausahaan menghadapi beragam tantangan sebagai berikut:

Pertama, tenaga pendidik baik guru maupun dosen tidak memiliki kompetensi dan pengalaman sebagai entrepreneur sehingga konsep yang diajarkan terlalu fokus pada bagaimana merintis dan mengelola usaha – aspek kognitif. Seharusnya mereka memberikan porsi yang lebih besar pada pembimbingan peserta didik untuk mampu menggali potensi diri sebagai wirausaha. Revolusi mental diperlukan untuk merubah mindset peserta didik dari mental pencari kerja (job seeker) menjadi wirausaha (job creator).

Kedua, pendidikan kewirausahaan tidak diajarkan secara integratif dan tematik. Artinya, mata pelajaran/kuliah kewirausahaan diajarkan terpisah. Seharusnya filosofi dan nilai-nilai kewirausahaan diintegrasikan pada apapun mata pelajaran/ kuliah secara tematik sebagai bagian dari pendidikan karakter. Contoh sederhana, misalnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada jenjang awal pendidikan dasar, seyogianya lebih banyak memberikan contoh kalimat yang menanamkan nilai-nilai dan memotivasi peserta didik untuk menjadi manusia produktif, bukan sebaliknya.

Ketiga, pimpinan satuan pendidikan tidak selalu memberikan ruang gerak bagi suburnya benih-benih kewirausahaan. Mindset mereka sebagai birokrat sering kali menutup rapat potensi kreativitas dan inovasi warga belajar. Satuan pendidikan seharusnya menjadi hidden curriculum bagi pendidikan kewirausahaan. Manajemen satuan pendidikan berorientasi entrepreneurial merupakan satu dari sekian banyak komponen hidden curriculum yang akan menumbuhkan atmosfir kewirausahaan bagi warga belajar.

Keempat, pendidikan kewirausahaan saat ini belum mampu dijadikan landasan bagi penguatan ketrampilan hidup (life skills) bagi anak. Melek finansial, misalnya masih dipandang bukan sebagai ketrampilan hidup yang diperlukan sehingga tidak perlu diajarkan sejak usia dini. Orang tua atau pendidik seringkali menganggap tabu membicarakan segala sesuatu tentang uang kepada anak berusia dini. Cara pandang seperti ini harus diubah. Penting memberikan pemahaman bagaimana mengelola uang secara bijak sejak dini.

Kelima, pada jenjang perguruan tinggi masih minim jumlah perusahaan yang mau bermitra dengan lembaga pendidikan tinggi untuk mencetak wirausaha baru melalui pendirian inkubator bisnis. Hal ini tentu dapat dipahami karena pemerintah hingga saat belum memberikan insentif menarik bagi perusahaan, misalnya dalam bentuk keringanan pajak.

Keenam, pembelajaran kewirausahaan harus diperkaya dengan beragam metode pembelajaran disesuaikan tuntutan era disrupsi. Peserta didik kewirausahaan saat ini didominasi

6

Page 7: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

generasi milinial yang sangat tergantung pada teknologi digital. Oleh karenanya, metode pengajaran dan pembelajaran diarahkan untuk memperkuat literasi data, digital dan kemanusiaan secara bersamaan.

Beragam tantangan pendidikan kewirausahaan sebagaimana yang telah dipaparkan, menuntut para pengampu kepentingan mengembangkan model pendidikan kewirausahaan yang kontekstual. Pada kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan gagasan model pendidikan kewirausahaan berbasis karakter di perguruan tinggi dalam menhadapi era disrupsi. Pada bahasan berikutnya dipaparkan beragam model pendidikan kewirausahaan dan diakhiri dengan tawaran model pendidikan kewirausahaan berbasis karakter di Universitas Negeri Jakarta.

Hadirin sidang senat yang saya hormati,Pendidikan kewirausahaan di negara maju telah lama dikembangkan atas dasar penelitian

dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian untuk meningkatan efektifitas pembelajaran kewirausahaan. Berbeda dengan negara berkembang, pendidikan kewirausahaan diajarkan ke peserta didik secara pragmatis. Kepragmatisan tercermin dari rancangan pembelajaran kewirausahaan lebih menitik beratkan ranah kognitif - bagaimana merintis usaha. Porsi ranah kognitif mendominiasi tujuan pembelajaran dibandingkan pembangunan sikap dan mental wirausaha. Para pendidik lebih mengedepankan target capaian kemampuan siswa untuk menyusun rencana bisnis. Metode pembelajaran jauh dari sentuhan inovasi.

Pendidik kwirausahaan enggan memanfaatkan hasil penelitian lebih pada alasan tidak memiliki cukup waktu membaca literatur terbaru. Selain itu, harus diakui bahwa sebagian besar penelitian kajian kewirausahaan dimonopoli pendekatan kuantitatif, korelasi ataupun pengaruh dari beberapa variabel secara parsial, layaknya menata potongan-potongan puzzle. Pada saat yang sama, para pendidik tidak hirau dengan keharusan lembaga menciptakan atmosfir kewirausahan sebagai bagian dari institusionalisasi nilai-nilai kewirausahaan.

Para peneliti kewirausahaan di negara maju telah menemukan beragam model pendidikan kewirausahaan sesuai kondisi masing-masing negara. Berdasarkan kajian sejumlah literatur, ditemukan beragam model pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi berbasis riset. Gibb (1993) merumuskan model pendidikan kewirausahaan berbasis pengalaman (Gambar 3). Dengan model pembelajaran berbasis pengalaman, tugas seorang pendidik adalah membangun kemampuan peserta didiknya untuk merefleksikan pengalaman yang mereka peroleh dalam konteks yang lebih luas dan memberikan kesempatan pada mereka untuk membuat interpretasi dari teori yang mereka dapatkan. Pada akhirnya pengalaman tersebut akan mengarah pada tindakan yang mencerminkan perilaku berwirausaha.

Kewirausahaan merupakan serangkaian perilaku, keterampilan dan sikap yang ditunjukkan oleh seseorang. Melalui pendidikan kewirausahaan maka keterampilan dan sikap berwirausaha yang dimiliki oleh masing-masing individu selanjutnya diintegrasikan melalui proses sehingga membentuk perilaku. Oleh karena itu, proses pembelajaran dalam pendidikan kewirausahaan harus mampu mendorong peserta didik dalam membangun minat berwirausaha, mengidentifikasi dan menangkap peluang, memutuskan dan mewujudkan peluang ke dalam bentuk perilaku inisiatif.

7

Page 8: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

Gambar 3. Model Pendidikan Kewirausahaan menurut Gibb (1993)

Van Vuureen (1999) mengembangkan model pendidikan kewirausahaan (Entrepreneurial Education Model) berbasis kinerja (entrepreneurial performance) dengan formula E/P = [ aM (bE/S x cB/S)]. Model tersebut menjelaskan bahwa Entrepreneurial Performance merupakan fungsi dari motivasi, entrepreneurial skill dan business skill. Lebih lanjut masing-masing konstruk tersebut diartikan sebagai berikut: 1) Motivasi merupakan dorongan untuk meningkatkan kinerja khususnya berkaitan dengan motivasi berprestasi; 2) Keterampilan berwirausaha (entrepreneurial skill) meliputi kreativitas, inovasi, keberanian mengambil risiko dan mengidentifikasi peluang; dan 3) Business skill mencakup keterampilan dalam mengelola keuangan, pemasaran, kegiatan operasi, sumber daya manusia, hukum, komunikasi, manajemen dan keterampilan dalam menyusun rencana bisnis.

Menurut Linan (2004), pendidikan kewirausahaan dibedakan menjadi empat jenis. Pertama, pendidikan kesadaran berwirausaha (entrepreneurial awareness education) merupakan pendidikan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang kewirausahaan dan mempengaruhi sikap yang akan menimbulkan minat. Kedua, pendidikan yang bertujuan untuk mendorong seseorang agar mampu mendirikan sebuah bisnis (education for start-up). Program ini ditujukan bagi orang-orang yang memiliki ide bisnis dan memerlukan solusi untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana menjadi pekerja mandiri (self-employed). Kategori ketiga adalah education for entrepreneurial dynamism merupakan pendidikan yang diberikan kepada orang-orang yang telah menjalankan suatu bisnis namun ingin meningkatkan perilaku usahanya setelah melalui fase awal pendirian bisnis. Keempat, pendidikan lanjutan bagi wirausahawan (continuing education for entrepreneurs) menggambarkan sebuah program pembelajaran sepanjang masa yang dimaksudkan bagi wirausahawan yang berpengalaman.

Pretorius dan Ras (2007) mengembangkan model pendidikan kewirausahaan yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di negara berkembang, yaitu Afrika Selatan. Model yang dikembangkan tidak hanya menekankan pada isi dari pendidikan kewirausahaan namun juga konteks dimana proses pembelajaran tersebut dijalankan oleh fasilitator dengan pendekatan yang digunakannya. Model tersebut dikembangkan dengan menggunakan beberapa dimensi seperti yang tampak pada gambar 4 yaitu: 1) Tema sukses kewirausahaan; 2) Pengetahuan dan keterampilan bisnis; 3) Penggunaan rencana bisnis; 4) Pendekatan pembelajaran yang digunakan diantaranya adalah menentukan tujuan pembelajaran pemecahan masalah, diskusi, simulasi, evaluasi, studi kasus, kerja kelompok; dan 5) Fasilitator berperan dalam mengintegrasikan beberapa elemen di atas.

8

Page 9: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

Gambar 4. Model dan Konstruk Pembelajaran Kewirausahaan (Pretorius & Ras, 2007)

Model pendidikan kewirausahaan yang komprehensif dikembangkan oleh The Quality Assurance Agency for Higher Education (2012). Menurut model ini (gambar 5), pendidikan kewirausahaan harus mampu membekali peserta didik dengan keterampilan bisnis dan keterampilan kewirausahaan. Hal yang penting untuk dipikirkan adalah bagaimana melekatkan antara bisnis (entreprise) dan kewirausahaan (entrepreneurship) ke dalam kurikulum. Pendidikan bisnis (entreprise education) bertujuan untuk menghasilkan lulusan dengan pola pikir dan ketrampilan untuk tampil dengan ide-ide baru dalam menanggapi kebutuhan yang telah diidentifikasi dan kemampuan peserta didik untuk menerapkannya sebagai seorang karyawan di perusahaan.

Ketrampilan dalam menjalankan perusahaan (enterprising skill) tidak hanya meliputi mengusulkan ide-ide baru, mengidentifikasikan peluang, namun juga mencakup hal yang lebih luas yaitu penerapan kemampuan emosi, intelektual, sosial dan teknis. Oleh karena itu pendidikan bisnis juga diharapkan dapat membangun ketrampilan dan intuisi dalam pengambilan keputusan, kerjasama dalam tim, membangun jaringan, pemecahan masalah secara kreatif, inovatif, kemampuan berpikir strategik, dan kemampuan menyelesaikan tugas sesuai dengan target. Di sisi lain, kewirausahaan didefinisikan sebagai penerapan keterampilan menjalankan perusahaan secara spesifik dalam menciptakan dan menangkap peluang untuk mengembangkan organisasi menjadi lebih besar. Pendidikan kewirausahaan berfokus pada pengembangan dan penerapan pemikiran dan enterprising skill dalam hal pendirian bisnis baru, perkembangan dan pertumbuhan bisnis yang telah berjalan, atau menyusun organisasi usaha yang bersifat sosial.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa baik pendidikan bisnis maupun pendidikan kewirausahaan membekali mahasiswa dan lulusan untuk dapat mengembangkan kesadaran berbisnis, pola pikir berwirausaha, dan kemampuan berwirausaha secara keseluruhan ke dalam bidang yang lebih luas. Efektivitas berwirausaha dapat didefinisikan sebagai

9

Page 10: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

kemampuan seseorang untuk memiliki perilaku wirausaha dan kewirausahaan. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan dan peningkatan kesadaran, pemikiran dan kemampuan yang memungkinkan pembelajar untuk menjalankan peluang secara efektif dan mencapai hasil yang diinginkan. Gambar 5 menjelaskan tentang peran pembelajaran baik yang bersifat formal berdasarkan kurikulum maupun pembelajaran diluar kurikulum berupa kegiatan ekstra kurikuler dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan kesadaran berbisnis, pola pikir berwirausaha, kapabilitas dan menciptakan keefektifan secara keseluruhan.

Gambar 5. Mengembangkan Efektivitas Jiwa Berwirausaha (QAA, 2012)

Valerio, Parton and Robb (2014) membagi pendidikan kewirausahan ke dalam 2 jenis yaitu; program pendidikan dan pelatihan kewirausahaan (entrepreneurship education and training) seperti yang terlihat pada gambar 6. Keduanya memiliki tujuan untuk merangsang atau mendorong kewirausahaan, namun berbeda dalam hal berbagai tujuan atau luaran program itu sendiri. Program pendidikan kewirausahaan cenderung berfokus pada membangun pengetahuan tentang kewirausahaan dan keterampilan yang diperlukan untuk tujuan kewirausahaan. Sebaliknya, program pelatihan kewirausahaan (entrepreneurship training) berfokus pada membangun pengetahuan dan keterampilan yang secara ekplisit diperlukan dalam persiapan untuk memulai atau mengoperasikan sebuah perusahaan.

10

Page 11: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

Gambar 6. Desain Program Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan (Valerio, Parton & Robb (2014)

Hadirin yang saya muliakan,Mencermati kajian Lorz (2008), Dana (2001), dan beragam tantangan pengembangan

pendidikan kewirausahaan sebagaimana dipaparkan sebelumnya, Saya dibantu tim peneliti Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2016 mengembangkan model pendidikan kewirausahaan berbasis karakter yang sesuai dengan kondisi UNJ. Permasalahan yang ditemukan di lapangan menggambarkan bahwa pendidikan kewirausahaan yang diselenggarakan di kampus kita masih dirancang dalam bentuk mata kuliah Kewirausahaan. Mata kuliah Kewirausahaan pun untuk saat ini bukan lagi merupakan mata kuliah wajib pada masing-masing program studi. Selain itu, kurikulum pembelajaran kewirausahaan belum memiliki standar baku. Entrepreneurial university sebagai wujud ekosistem kewirausahaan bagi efektifitas pendidikan kewirausahaan belum tertata dengan baik.

Pendidikan kewirausahaan berbasis karakter (lihat gambar 7) bertujuan menyiapkan warga belajar menjadi wirausaha bergerak bidang bisnis, wirausaha sosial (sociopreneur), dan sumberdaya manusia organisasi yang memiliki spirit kewirausahaan (intrapreneur). Model ini dikembangkan sebagai sebuah turunan dari misi perguruan tinggi yang selanjutnya diinternalisasi ke dalam iklim akademik baik melalui kurikulum maupun di luar kurikulum. Pendidikan kewirausahaan yang dikemas melalui kurikulum berupa mata kuliah Kewirausahaan dengan bobot 3 SKS diwajibkan bagi seluruh mahasiswa. Poin penting yang perlu digarisbawahi pada mata kuliah ini adalah pemahaman tentang kewirausahaan, merintis usaha, mejadi wirausaha sosial dan menjadi intrapreneur dalam organisasi. Dengan learning outcome tersebut maka ranah pembelajaran yang ingin dicapai adalah ranah sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), keterampilan bisnis (business skill) dan ketrampilan sosial (social skills).

11

Page 12: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

Gambar 7. Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Karakter (Purwana dan Widiastuti, 2017)

Berdasarkan model ini, proses pembelajaran ditekankan pada ranah sikap (attitude) di antaranya untuk mengembangkan sikap kreatif, inovatif, dorongan untuk mengungguli orang lain, percaya diri, keberanian menghadapi risiko, komitmen, kepemimpinan dan kemampuan memecahkan masalah. Sikap ini dikembangkan melalui metode pembelajaran diskusi, symposium, brainstorming dan experimental/ Project. Selain dilakukan melalui pembelajaran di kelas, mahasiswa juga dibekali pengalaman melalui praktik yang bersifat wajib sebagai salah satu bentuk penilaian dalam proses pembelajaran pada mata kuliah Kewirausahaan. Praktik dalam mata kuliah Kewirausahaan diselenggarakan di laboratorium yang disediakan oleh fakultas masing-masing. Melalui praktik diharapkan mahasiswa dapat menerapkan keterampilan dalam mengelola bisnis, mampu menjadi agen perubahan sosial kemasyarakatan, dan menjadi warga organisasi berkarakter wirausaha.

Pada model pendidikan kewirausahaan berbasis karakter, tenaga pengajar sebagai pengampu mata kuliah juga harus memiliki karakter sebagai wirausaha. Oleh karena itu, pengampu mata kuliah ini harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki pengalaman mengajar kewirausahaan lebih dari 5 tahun, pernah mengikuti pelatihan kewirausahaan dan memiliki latar belakang sebagai praktisi wirausaha. Pengajar juga dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan dunia bisnis termutahir baik melalui seminar, workshop, konferensi dan hasil-hasil penelitian.

Sebagai sumber informasi, pembelajaran pada mata kuliah Kewirausahaan harus dilengkapi dengan sumber belajar berupa seminar, lokakarya dan pelatihan kewirausahaan serta membekali pengalaman melalui magang (internship). Magang dapat dilaksanakan di UMKM dan organisasi sosial. Magang diselenggarakan pada akhir pembelajaran dan diperlukan untuk meningkatkan keterampilan dalam mengelola bisnis dan atau usaha sosial. Mahasiswa diwajibkan mengikuti salah satu diantara pilihan sumber belajar tersebut, sebagai prasyarat untuk menentukan kelulusan pada mata kuliah ini.

12

Page 13: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

Kurikulum pendidikan kewirausahaan berbasis karakter tidak akan efektif tanpa diimbangi pembelajaran di luar kurikulum. Pendidikan kewirausahaan dalam konteks di luar kurikulum dilakukan dengan membangun atmosfer akademik dalam menumbuhkembangkan budaya kewirausahaan di lingkungan universitas maupun fakultas. Hal ini merupakan bagian dari pembentukan karakter wirausaha, khususnya yang ditujukan bagi mahasiswa. Tahapan pembentukan karakter wirausaha bagi mahasiswa dapat dirangkum dalam berbagai kegiatan yang bersifat adaptif dan kompetitif. Merespon tantangan revolusi industri 4.0, pendidikan kewirausahaan harus diarahkan untuk mampu meningkatan literasi data dan digital. Kedua literasi ini diperlukan agar mahasiswa mampu mengikuti perubahan dunia bisnis berbasis teknologi digital. Pada saat yang sama, universitas maupun fakultas menyelenggarakan kegiatan kompetisi di berbagai bidang. Kampus harus memfasilitasi penyelenggaraan ”Business/ Community Development Plan Competition” secara periodik. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Kewirausahaan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan beberapa keterampilan bisnis dan membentuk jiwa wirausaha sosial. Selama penyusunan rencana bisnis atau proyek sosial, mahasiswa mendapatkan bimbingan terkait dengan rencana bisnis/ proyek yang akan dijalankannya. Bimbingan dapat dilaksanakan dalam inkubator bisnis atau laboratorium kewirausahaan. Selanjutnya dosen akan melakukan seleksi terhadap rencana bisnis/ proyek yang disusun mahasiswa untuk diikutsertakan dalam kompetisi yang melibatkan lingkungan eksternal seperti instansi pemerintah, perusahaan swasta maupun lembaga keuangan.

Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah upaya pemberdayaan organisasi kemahasiswaan. Untuk menciptakan iklim berwirausaha yang kondusif, fakultas dan universitas merevitalisasi fungsi unit kegiatan mahasiswa dan menjalin kerjasama dengan pihak eksternal sebagai upaya menanamkan jiwa berwirausaha. Pelibatan organisasi kemahasiswaan dalam mengembangkan semangat kewirausahaan dapat pula dilaksanakan melalui pembentukan entrepreneur club.

Selain membangun atmosfir akademik berorientasi kewirausahaan, komitmen pimpinan universitas maupun fakultas terhadap upaya menciptakan entrepreneurial university harus ditingkatkan. Hal ini dapat diwujudkan melalui kebijakan-kebijakan dan program yang pro iklim kewirausahaan di universitas. Dengan memperhatikan beberapa aspek yang diadaptasi dari Clark (2004), kampus harus membangun; 1) Kepemimpinan yang kuat (steering core) pada semua aras organisasi, 2) Pengembangan jejaring kerjasama (expanded developmental pheripery) dengan beragam pengampu kepentingan, 3) Melakukan diversifikasi sumber pendanaan universitas (diversified funding base), 4) Penguatan bisnis inti berbasis akademik (stimulated academic heartland), dan 5) Internalisasi budaya kewirausahaan (integrated entrepreneurial culture). Jika kelima komponen entrepreneurial university dilaksanakan secara konsisten, maka eko-sistem kewirausahaan dapat direalisasikan secara nyata. Dengan demikian, pendidikan kewirausahaan yang diselenggarakan baik melalui kurikulum maupun kegiatan di luar kurikulum diharapkan tidak hanya meningkatkan intensi mahasiswa dalam berwirausaha, tetapi juga membangun karakter, serta membentuk perilaku berwirausaha lulusan.

Model ini telah diujicobakan meski dalam skala terbatas di Fakultas Ekonomi. Beberapa perbaikan model masih terus diupayakan terutama merespon tuntutan revolusi industri 4.0. Penugasan praktek kewirausahaan, misalnya mengalami pergeseran dari semula bersifat konvensional menjadi berbasis teknologi digital. Fakultas memfasilitas pembentukan entrepreneur club sebagai wahana belajar dan forum diskusi bagi dosen dan mahasiswa yang tertarik menjadi wirausaha digital. Dampak perubahan tersebut, hingga saat ini setidaknya tercatat 15 kelompok mahasiswa telah mendirikan beragam startup digital dengan berbagai tahapan pengembangan. Startup digital yang didirikan tidak saja berorientasi bisnis, namun juga sosial kemasyarakatan. Jumlah rintisan bisnis tersebut diharapkan meningkat menjadi 100 startup hingga akhir tahun 2019.

13

Page 14: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

Pertumbuhan startup digital di Fakultas Ekonomi diperkirakan akan semakin meningkat dimasa mendatang seiring kebijakan universitas mewajibkan mata kuliah big data dan coding bagi seluruh mahasiswa. Hal ini sebagai respon atas tuntutan penguatan literasi digital mahasiswa. Sebagai akademisi kewirausahaan, saya sangat mengapresiasi terobosan tersebut dan berharap kewirausahaan pun akan bernasib sama, menjadi mata kuliah wajib di kampus tercinta ini. Semoga [ ]

Bapak Rektor serta segenap civitas akademika Universitas Negeri Jakarta, dan undangan yang saya hormati,

Sebagai penutup pidato pengukuhan ini, perkenankan saya mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sekeluarga, dan perkenankanlah saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan dukungan sehingga saya dapat memperoleh jabatan Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universtas Negeri Jakarta. Ucapan terima kasih dan penghargaan secara tulus saya sampaikan kepada seluruh kolega dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa di lingkungan Fakultas Ekonomi Universtas Negeri Jakarta, khususnya yang telah memberikan sumbangan pemikiran sehingga pidato pengukuhan ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini, Terima kasih dan doa tulus, untuk mamih Hj. Euis Djuariah dan Almarhum papih H. Adjib Rusmana, yang selalu mendoakan putra-putrinya selamat di dunia dan akhirat di setiap selesai sholat fardhu dan sunah lainnya. Saya sangat yakin tanpa ridho mereka, jabatan akademis tertinggi ini mustahil saya raih. Saya tidak mampu membalas seluruh jasa-jasa mamih dan papih hingga saat ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan yang terbaik untuk mamih dan alamarhum papih. Amin. Doa yang sama juga saya panjatkan untuk bapak mertua, H. Mijono dan almarhumah Ibu mertua, Hj. Marlina.

Kepada istri tercinta, Amiarsih Indah Purwiati dan kedua putriku, Dea Farah Zakia dan Gina Fauziah Deswanti terima kasih atas pengertian, dukungan, moril dan materil, dan selalu memberikan semangat dan mengorbankan waktu kebersamaan bersama sehingga papah bisa meraih prestasi akademik tertinggi ini. Terimakasih kepada adik-adik saya Dewi dan suami, Susi dan suami, Budi dan istri, Joko dan istri atas do’a, pengertian, perhatian dan dukungan yang diberikan.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada figur-figur hebat yang telah berjasa bagi pengembangan karir akademik dan manajerial selama mengabdi di Universitas Negeri Jakarta. Dalam karir akademik, saya tidak akan pernah melupakan budi baik Almarhum Drs. Soenapto, pembimbing Skripsi, Dr. Quamrul Alam dan Dr. John Pacher sebagai supervisor tesis, dan tentu Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. dan Prof. Dr. Ma’ruf Akbar, M.Pd selaku promotor dan co-promotor disertasi. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dr. Patricia Elder, Vice President of Internastional Program dari the National Council on Economic Education (NCEE) – USA, yang telah memberikan kesempatan mempelajari beragam model pendidikan ekonomi yang diterapkan mulai dari St Petersburg, Rusia di belahan bumi utara hingga Paraguay dan Afrika Selatan di belahan bumi selatan sejak tahun 2004 hingga 2010. Pada periode tersebut, Lembaga non profit ini secara rutin mengundang saya sebagai pembicara pada NCEE Annual Conference yang diselenggarakan di beberapa negara bagian Amerika Serikat.

Saat yang sama saya bersyukur diberikan kesempatan belajar memperkaya kompetensi manajerial dari: Dra Nurahma Hajat, M.Si. yang dengan sikap keibuannya mengajarkan saya bagaimana memimpin fakultas dengan baik, Prof. Dr. Sutjipto yang telah menularkan keahliannya dalam manajemen pendidikan tinggi, Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. yang telah membekali saya dengan kemampuan membangun jejaring kemitraan nasional dan internasional, Prof. Dr. Djaali yang telah mengajarkan strategi efisiensi disetiap program dan kegiatan

14

Page 15: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

universitas, dan Prof. Intan Ahmad, PhD. yang telah menularkan kompetensi dan pengalamannya bagaimana menjadi academic leader di kampus. Saya berdoa dalam setiap sujud, semoga Allah SWT membalas jasa baik bapak dan ibu sekalian.

Pada kesempatan ini, ditengah krisis kelangkaan guru besar di kampus kita dan harapan merealisasikan universitas bereputasi Asia, saya mengajak sekaligus menyemangati dosen-dosen muda Universitas Negeri Jakarta untuk memacu adrenalin diiringi doa dalam ikhtiar meraih profesorship. Konsisten melakukan penelitian sesuai road map penelitian saudara, publikasi hasilnya di jurnal bereputasi, Insya Allah saudara pasti bisa meraih jabatan akademik tertinggi ini.

Kepada segenap hadirin yang saya hormati, yang dengan sabar mengikuti pidato pengukuhan ini, saya mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan saya. Semoga apa yang saya sampaikan ini ada manfaatnya, dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan barokah-Nya kepada kita semua, serta mengampuni dosa-dosa kita, dan kita senantiasa dalam perlindungan-Nya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Antariksa, Y. (2018). Kenapa Valuasi Gojek 12x Lebih tinggi Dibanding Garuda Indonesia? http://strategimanajemen.net/2018/12/31/kenapa-valuasi-gojek-12x-lebih-tinggi-dibanding-garuda-indonesia/

Babatunde, E. B., & Durowaiye, B. E. (2014). The impact of entrepreneurship education on entrepreneurial intentions among Nigerian undergraduates International Journal of Research in Humanities, Arts and Literature, 2(11), 15-26

Clark, B.R,. (2004). Building The Entrepreneur University. http://www.unesco.org/iau/iaunew42.html)

Dana, L.P. (2001). The education and training of entrepreneurs in Asia. Education+Training. Vol. 43 No. 8/9, pp. 405-416.

Dogan, E. (2015). The effect of entrepreneurship eduation on entrepreneurial intentions of university students in Turkey. Ekonometri ve İstatistik e-Dergisi (23), 79-93.

Erlangga, H. (2018) Spirit Pengembangan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi. Paradigma Polistaat, 1 (2)

Gibb, A. (2005). Towards The Entrepreneurial University, Entrepreneurship Education as A Lever For Change. National Council for Graduate Entrepreneurship. Policy Paper. NCGE: Birmingham.

Global Entrepreneurship Monitor (2019). 2018/2019 Global Report. Huq, A., & Gilbert, D. (2017). All the world’s a stage: transforming

entrepreneurship education through design thinking. Education + Training, Vol. 59No. 2, pp. 155-170.

Hussain, A. (2015). Impact of entrepreneurial education on entrepreneurial intentions of Pakistani students. Journal of Entrepreneurship and Business Innovation, 2(1), 43-53.

Keogh, W., & Galloway, L. (2004). Teaching enterprise in vocational disciplines:reflecting on positive experience. Management Decision, Vol. 42 No. 3/4, pp. 531-541.

Küttim, M., Kallaste, M., Venesaar, U., & Kiis, A. (2014). Entrepreneurship education at university level and students’ entrepreneurial intentions. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 110, 658-668.

Kyrö P. & Carrier C. (2005). Entrepreneurial Learning In Universities: Bridges Across Borders. In: Kyrö P. & Carrier C. (ed.) The Dynamics of Learning Entrepreneurship In a Cross-

15

Page 16: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

Cultural University Context, Entrepreneurship Education Series 2/2005. University of Tampere, Research Center for Vocational and Professional Education, Hämeenlinna. 14-43.

Linan, F. (2004). Intention-Based Models of Entrepreneurship Education. Picolla Impresa/Small Business, 3: 11-35.

Lorz, M. (2011). The Impact of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intention, Dissertation of the University of St. Gallen, School of Management, Economics, Law, Social Sciences and International Affairs.

Matlay, H., & Carey, C. (2007). Entrepreneurship education in the UK: alongitudinal perspective. Journal of Small Business and Enterprise Development, Vol. 14 No. 2, pp. 252-263.

Neck, H.M., & Greene, P.G. (2011). Entrepreneurship education: known worldsand new frontiers, Journal of Small Business Management, Vol 49 No. 1, pp. 55-70.

Oosterbeek, H., Van Praag, M., & Ijsselstein, A. (2010). The impact of entrepreneurship education on entrepreneurship skills and motivation. European Economic Review, 54(3), 442-454.

Pretorius, M., Nieman, G. & Van Vuuren, J. (2005). Critical Evaluation of Two Models for Entrepreneurship Education: An Improved Model Through Integration. International Journal of Education Management, 19(5): 413-427.

Pretorius, M., &, Ras, P. (2007). An Entrepreneurial Educational Model For The Namibian Higher Education System http://www.actacommercii.co.za/index.php/acta/article/viewFile/52/52.

Purwana, D. (2015). “Revolusi Kewirausahaan.” Koran Jakarta, Edisi Kamis, 1 Oktober.Purwana, D. & Wibowo, A. (2017). Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi: Strategi,

Sukses Membangun Karakter dan Kelola Usaha. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Purwana, D. & Widiastuti, U. (2017). Does Entrepreneurial University Support Entrepreneurship

Education, Asian Journal of Social Sciences and Management Studies Vol 4, No 2 (2017) Page: 70-75.

Schwab, K. (2017). The Fourth Industrial Revolution. Geneva: World Economic Forum.The Quality Assurance Agency (QAA) for Higher Education. (2012). Enterprise and

Entrepreneurship Education: Guidance for UK Education Provider. ISBN 978 1 84979 692 7. www.qaa.ac.uk. diunduh pada tanggal 22 Februari 2015.

Tsai, S. D. H. & Lin, S. Y. (2013). Teaching methods in entrepreneurship education:Remarks on paradigm situation. Journal of Entrepreneurship Research, Vol. 8 No. 2,pp. 1-18.

Turker, D., & Selçuk, S. S. (2009). Which factors affect entrepreneurial intention of university students? Journal of European Industrial Training, 33(2), 142-159.

Valerio, A., Parton, B,. & Robb, A. (2014). Entrepreneurship Education and Training Programs around the World: Direction For Success. The World Bank. Washington D.C. http://dx.doi.org/10.1596/978-1-4648-0202-7 diunduh pada tanggal 7 September 2016.

Wilson, K.E. (2008). Entrepreneurship education in Europe. Entrepreneurship andhigher education. European Foundation for Entrepreneurship Research, Chapter 5,pp1-20, OECD, Paris.

Wibowo, M. (2011). Educational entrepreneurship and entrepreneurial intention of vocational schcool graduates (in Bahasa Indonesia). Eksplanasi, 6(2), 109-122.

Yu, M.C., Goh, M., Kao, H.Y. & Wu, W.H. (2017) A Comparative Study of Entrepreneurship Education between Singapore and Taiwan, Management Decision, https://doi.org/10.1108/MD-06-2016-0415

16

Page 17: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

Daftar Riwayat Hidup

Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus lahir di Bandung, 7 Desember 1967. Merupakan putra pertama dari tiga bersaudara, pasangan H. Adjib Rusmana (alm) dan Ibu Hj. Euis Djuariah. Sebagai anak tertua dari tiga bersaudara, tidak pernah terbayang untuk bisa mengenyam pendidikan hingga ke jenjang doktoral, bahkan menjadi Guru Besar (Prof) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Apalagi, latar belakang Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus dari keluarga militer—Di mana tradisi yang lazim adalah mengikuti jejak orang tua untuk menjadi seorang prajurit.

Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus menamatkan jenjang pendidikan dasar di SDN Malaka 04 Pagi Jakarta (1980), SMPN 213 Jakarta (1983), SMAN 14 Jakarta (1986). Selepas menamatkan

jenjang pendidikan menengah, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus melanjutkan ke IKIP Jakarta Jurusan Pendidikan Dunia Usaha. Masuk IKIP Jakarta, awalnya bukan menjadi kebanggaan, karena cita-cita beliau mulanya bukan di dunia keguruan. Namun, seiring berjalan waktu, kuliah di IKIP Jakarta justru memupuk minat Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus terhadap dunia bisnis. Ketika kuliah ini pula, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus, sudah terlibat dan menekuni dunia bisnis. Bahkan, agar bisa menggali bagaimana sejatinya seorang wirausaha, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus sempat menjadi penjual koran. Sembari bergelut di dunia usaha, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus berhasi menamatkan jenjang Sarjana pada tahun 1991.

Selepas dari IKIP Jakarta, dalam rangka mendalami dunia bisnis, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus menempuh pendidikan lanjut Graduate Diploma in Management (1999) dan Master of Business (2000) di Department of Business Management, La Trobe University Australia. Setamat dari kampus bisnis ini, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus semakin intens menggeluti kajian kewirausahaan. Minat ini didasari keprihatinan minimnya jumlah wirausaha di tanah air yang hanya 0,18 % dari total penduduk Indonesia. Selama 2004-2008 aktif terlibat dalam perumusan konsep entrepreneurial university di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan membidani kelahiran inkubator bisnis di beberapa unit kerja dilingkungan UNJ dan program kewirausahaan mahasiswa (PMW).

Sekembalinya di tanah air, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus melanjutkan studi doktoral (2009-2015) di Program studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Di jenjang doktoral ini, aktifitas riset dan publikasi Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus lebih terfokus lagi dalam bidang pendidikan kewirausahaan. Selanjutnya pada tahun 20015, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus, berhasil mempertahankan Disertasinya di hadapan para penguji dan berhak menyandang gelar Doktor pada Prodi Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta.

Selain mengenyam pendidikan formal, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus juga mengikuti berbagai Training of Trainer (ToT) Pendidikan Ekonomi yang diselenggarakan the National Council on Economic Education (NCEE) USA di Washington DC, New York, Chicago, Arkansas, St Petersburg Rusia, Ukrainia, Afrika Selatan, dan Paraguay dari tahun 2008-2010.

Sejak tahun 1993, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus menekuni karir sebagai dosen PNS di Universitas Negeri Jakarta. Sebelum menjadi Guru Besar di FE-UNJ, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus mendapat amanah berbagai jabatan struktural, di antaranya: (1) Pembantu Dekan I

17

Page 18: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta (2009-2013); (2) Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta (2013-2016), dan (3) Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta (2016-sekarang). Selain itu, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus juga pernah menjabat Project Management Unit Universitas Negeri Jakarta – the Islamic Development Bank (IDB) tahun 2009-2013 dan saat ini membantu The Development and Upgrading of the State University of Jakarta (Phase 2) yang didanai the Saudi Fund for Development (SFD) 2019-2023 sebagai Senior Advisor for Academic Program. Disela kesibukannya memimpin fakultas, beliau tercatat aktif menjadi reviewer Lembaga Pengembangan Dana Pendidikan (LPDP) dan reviewer kajian akademis di Pusat Pendidikan dan Latihan Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia sejak tahun 2016.

Sebagai bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus aktif dalam kegiatan penelitian, di antaranya: (1) Efek Jender Terhadap Intensi Siswa SLTA Berwirausaha (PNBP FE, 2017); (2) Eksplorasi Big-Five Personality, Sikap, Pendidikan Kewirausahaan, dan Efikasi Diri (PNBP FE, 2017); (3) Pengembangan Model Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Karakter Di Universitas Negeri Jakarta Dalam Upaya Menciptakan Entrepereneurial University (Kemeristekdikti, 2016); (4) Entrepreneurial education, Entrepreneurial motivation, dan Shaporo-Kueger model untuk memprediksi intensi siswa SMK berwirausaha (PNBP FE, 2016); (5) Studi Meta Analisis Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap budaya perguruan tinggi di Indonesia (PNBP FE, 2015); (6) Analisa Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil dalam pembiayaan yang berbasis Syariah (PNBP FE, 2012); (7) Minat Berwirausaha setelah pensiun pada Dosen dan Karyawan di Lingkungan UNJ (PNBP FE, 2012), dan (8) Analisis Faktor-Faktor Dalam Kualitas Kehidupan Kerja (Quality Work Life) Di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta (PNBP FE, 2011).

Sebagai akademisi Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus sangat produktif menghasilkan karya ilmiah; baik berupa artikel jurnal nasional maupun internasional di antaranya: (1) Investigating the Effect of Motivation on Entrepreneurial Intention: Three Different Approaches (2018); (2) Antecedents of Secondary Students’ Entrepreneurial Motivation (2018); (3) Determinant Factors of Students’ Entrepreneurial Intention: A Comparative Study (2018); (4) Extending Shapero’s Model: Entrepreneurial Education Can Predict Entrepreneurial Intention of Vocational School Students? (2017); (5) Entrepreneurial Intention of Secondary and Tertiary Students: are They Different? (2017); (6) Entrepreneurship Education and Taking/Receiving and Giving (TRG) Motivation on Entrepreneurial Intention: Do Vocational Students Need an Entrepreneurial Motivation? (2017); (7) Mobile Money for Micro-Scale Business? The Role of Attitude, Perceived Credibility, Self-Efficacy, and Perceived Security (2017); (8) Does Entrepreneurial University Support Entrepreneurship Education? (2017); (9) Internal Determinants of Commercial Bank Profitability In Indonesia (2017); (10) Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Kinerja Guru SMK Swasta Di Jakarta Timur (2017); (11) Do Performance Appraisal, Compensation And Job Satisfaction Influence Employees’ loyalty Of Generation Y? (2017); (12) Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Di Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit (2017); (13) The Impact Of Leadership Style And Work Environment To Employee’s Job Satisfaction With Organizational Culture As Moderating Variable At Balai Kesehatan Penerbangan Jakarta (2017); (14) Hubungan Pola Asuh, Kurikulum Kewirausahaan dan Intensi Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta (2017); (15) Learning Environment, Self-Efficacy, And Attitude Impact Vocational Students’ Eentrepreneurial Intention? (2016); (16) The Effect of Transformational Leadership, Academic Culture and Organizational Health on Managerial Effectiveness: A Study of An Indonesian Public Higher Education Institution (2015); (17) Taking/receiving and giving (TRG): A comparison of two quantitative pilot studies on students’ entrepreneurial motivation in Indonesia (2015); (18) Money Illusion and the Middle-Lower Metropolis: Managing the Financial Phenomenon (2012), dan (19) In search of environmental-

18

Page 19: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

oriented campus: A lesson from managing higher education institutions (HEIs) strategically and profitably (2012).

Tidak hanya sebagai akademisi, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus, juga piawai dalam menuangkan ide/gagasan lewat tulisan, dan diterbitkan menjadi buku, di antaranya: (1) Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi: Strategi Sukses Membangun Karakter dan Kelola Usaha, diterbitkan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2017; (2) Perpajakan: Teori & Praktik, diterbitkan PT Raja Grafindo, 2017; (3) Pengantar Ilmu Organisasi, In Media, Bogor, 2017; (4) Lincah Menulis Artikel Ilmiah Populer & Jurnal (Teori & Praktik), diterbitkan PT Raja Grafindo, 2017; (5) Studi Kelayakan Bisnis, diterbitkan PT Raja Grafindo, 2016; (6) Menjadi Wirausaha Sukses, diterbitkan PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, dan (7) Wirausaha: Jalur Cepat Menuju Sukses, diterbitkan UNJ Press, 2008. Dari tujuh buah buku tersebut, empat buku telah memperoleh Haki yaitu Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi, Perpajakan: Teori & Praktik, Lincah Menulis Artikel Ilmiah Populer & Jurnal, dan Studi Kelayakan Bisnis.

Selain menerbitkan buku, lantaran ketertarikan terhadap bidang kajian pendidikan ekonomi khususnya kewirausahaan, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus juga rajin menulis artikel populer yang terbit diberbagai media masa nasional, di antaranya: (1) Desa Lumbung Wirausaha, Koran Sindo, 11 November 2015; (2) Etika Bisnis Dalam Pusaran Politik, Koran Sindo, 2 Desember 2015; (3) Etika Bisnis Versus Kabut Asap, Media Indonesia, 30 Oktober 2015; (4) “Greenpreneurship” Mendesak, Koran Jakarta, 26 November 2015; (5) Kemiskinan di Lumbung Energi, Media Indonesia, 24 November 2015; (6) Kemiskinan Versus Literasi Keuangan, Sinar Harapan, 22 Oktober 2015; (7) Memimpikan (Lagi) Kedaulatan Ekonomi, Media Indonesia, 16 Desember 2015; (8) Memperebutkan DKI-1, Koran Sindo, 25 Februari 2016; (9) Menangkal Investasi Bodong, Koran Sindo, 25 Juli 2016; (10) Menegakkan (Lagi) Kedaulatan Maritim, Koran Sindo, 19 Mei 2016; (11) Mengerek (Turun) Inflasi Ramadan, Media Indonesia, 24 Mei 2016; (12) Mengurai (Lagi) Benang Kusut Urbanisasi, Media Indonesia, 13 Juli 2016; (13) Merindukan Negara Berdaulat Pangan, Media Indonesia, 12 Februari 2016; (14) Menggeliatkan (Lagi) Ekonomi Kreatif, Koran Sindo, 12 Januari 2016; (15) Revitalisasi Koperasi Mendesak, Koran Sindo, 8 April 2016, dan (17) Revolusi Kewirausahaan, Koran Jakarta, 1 Oktober 2015.

Selain melakukan pengajaran dan penelitian, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus juga rutin menggelar pengabdian kepada masyarakat, di antaranya: (1) Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usah Mikro Kecil dan Menengah UMKM di Kelurahan Malaka Sari Duren Sawit, tahun 2017; (2) Workshop Pajak atas Penghasilan pada Usaha Kecil dan Menengah di Jakarta Timur, tahun 2017; (3) Pelatihan Berwirausaha Edit Video Shooting dan Event Organizer bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Purna di Sukabumi Jawa Barat, tahun 2016; (4) Pelatihan Penggunaan Informasi Akuntansi dalam E-Commerce Sebagai Media Pelaporan dan Pertanggung Jawaban, tahun 2013, dan (5) Pelatihan Desain Web Dalam Pengembangan Mading Online Siswa di Lingkungan Kabupaten Bogor, tahun 2012.

Tidak hanya sukses sebagai akademisi, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus, bersama istri tercinta, Amiarsih Indah Purwiati, juga sukses membina bahtera keluarga. Saat ini, Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus telah dianugerahi dua orang putri, di antaranya: (1) Dea Farah Zakia, alumnus S1 Ilmu Gizi UGM, yang mengikuti jejak ayahandanya menjadi abdi negara (PNS) pada Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, dan (2) Gina Fauziah Deswanti, alumnus S1 Teknologi Pangan Unpad, yang saat ini bekerja di BPJS Jakarta.

Atas jasa dan pengabdian Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus kepada negara, pada tahun 2016 Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, menganugerahkan Piagam Penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun. Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Alamat Kantor, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka Jakarta Timur (Jaktim), Kode Pos 13220.

19

Page 20: Antariksa, Y. (2018). K  · Web view2020. 11. 9. · Di Indonesia, valuasi Gojek dihargai oleh para investornya senilai Rp 75 triliun, sebuah angka yang fantastis untuk perusahaan

Phone: (021)4721340 Fax: (021) 4897047. Prof. Dr. Dedi Purwana ES, M.Bus dapat dihubungi melalui phone 087878509524, dan email: [email protected].

20